bab ii tinjauan pustaka a. perilaku merokok 1. pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/eka...

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian perilaku merokok Dalam pengertian luas, perilaku ini mencakup segala sesuatu yang dilakukan atau dialami seseorang. Ide-ide, impian-impian, reaksi-reaksi kelenjar,lari, menggerakan sesuatu, semuanya itu adalah perilaku. Dengan kata lain, perilaku adalah sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme. Sedangkan menurut pengertian yang lebih sempit, perilaku hanya mencakup reaksi yang dapat diamati secara umum atau objektif (Chaplin, 2005). Hampir sama dengan definisi tersebut, Atkinson (tanpa tahun) menyatakan bahwa perilaku adalah aktifitas suatu organisme yang dapat di deteksi. Munculnya perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh stimulus yang diterima baik stimulus internal maupun stimulus eksternal. Manusia adalah makhluk yang sangat dinamis.Ada banyak perilaku manusia yang bisa diamati, diobservasi dan diprediksi.Salah satunya yaitu perilaku merokok.Seperti halnya perilaku lain, perilaku meroko pun muncul karena adanya faktor internal (faktor biologis dan dan faktor psikologis, seperti perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman sebaya). 12 Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Upload: lydiep

Post on 07-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku merokok

1. Pengertian perilaku merokok

Dalam pengertian luas, perilaku ini mencakup segala sesuatu yang

dilakukan atau dialami seseorang. Ide-ide, impian-impian, reaksi-reaksi

kelenjar,lari, menggerakan sesuatu, semuanya itu adalah perilaku. Dengan

kata lain, perilaku adalah sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban,

balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme. Sedangkan menurut

pengertian yang lebih sempit, perilaku hanya mencakup reaksi yang dapat

diamati secara umum atau objektif (Chaplin, 2005). Hampir sama dengan

definisi tersebut, Atkinson (tanpa tahun) menyatakan bahwa perilaku

adalah aktifitas suatu organisme yang dapat di deteksi. Munculnya

perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh stimulus yang diterima baik

stimulus internal maupun stimulus eksternal.

Manusia adalah makhluk yang sangat dinamis.Ada banyak perilaku

manusia yang bisa diamati, diobservasi dan diprediksi.Salah satunya yaitu

perilaku merokok.Seperti halnya perilaku lain, perilaku meroko pun

muncul karena adanya faktor internal (faktor biologis dan dan faktor

psikologis, seperti perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi stres)

dan faktor eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh

teman sebaya).

12

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

13

Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

aktifitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa

atau rokok. Perilaku merokok dapat juga didefinisikan sebagai aktifitas

subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur

melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam

kehidupan sehari-hari (Komalasari & Helmi, 2000). Sementara Leventhal

& Cleary (2000) menyatakan bahwa perilaku merokok terbentuk melalui

empat tahap yaitu: tahap Preparation, Initation, Becoming a Smoker, dan

Maintenance of Smoking.

Perilaku merokok adalah perilaku yang telah umum di

jumpai.Perilaku merokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta

kelompok umur yang berbeda, hai ini mungkin disebabkan karena rokok

mudah didapatkan dan dapat diperoleh dimana saja.(Poerwadarminta,

1995) mendefinisikan merokok sebagai menghisap rokok, sedangkan

rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah dan

kertas.

2. Tipe perilaku merokok

Mu’tadin (2002) membagi tipe merokok menjadi empat golongan

sebagai berikut :

a. Perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31

batang perhari dengan selang merokok lima menit setelah bangun tidur

di pagi hari.

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

14

b. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan sela waktu

merokok sekitar 6-30 menit setelah bangun tidur di pagi hari.

c. Perokok sedang menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang

waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.

d. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang

waktu 60 menit dari bangun pagi.

Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok.

Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok. Mu’tadin

menggolongkan tipe perilaku merokok menjadi :

a. Merokok di tempat-tempat umum atau ruang publik :

(1) Kelompok homogen ( sama-sama perokok). Secara bergerombol

mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih

menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di

area yang boleh merokok (smoking area).

(2) Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain

yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dan

lain-lain). Mereka yang berani merokok di tempat tersebut,

tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan

tidak mempunyai tata karma. Bertindak kurang terpuji dan kurang

sopan, serta secara tersamar mereka telah tega menyebar racun

kepada orang lain yang tidak bersalah.

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

15

b. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi :

(1) Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih

tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan

kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri dan penuh

dengan rasa gelisah yang mencekam.

(2) Di toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang

suka berfantasi.

Menurut Mu’tadin (2002) perilaku merokok ada 4 tipe berdasarkan

Management of affect theory. Keempat tipe tersebut adalah :

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.

Dengan merokok akan merasakan penambahan rasa positif.

Tipe perokok ini dibagi lagi menjadi 3 sub tipe yaitu:

(1) Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah

atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya

merokok setelah minum kopi atau makan.

(2) Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan

sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

(3) Pleasure of hanling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh

dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa.

Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa

dengan tembakau sedangkan untuk mengisapnya hanya dibutuhkan

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

16

waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-

lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum

menyalakan dengan api.

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif.

Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi

perasaan negatif. Misalnya, jika ia marah, cemas, gelisah, rokok

dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok jika

perasaan tidak enak terjadi sehingga terhindar dari perasaan yang

lebih tidak enak.

c. Perilaku merokok karena kecanduan psikologis (psychological

addiction).

Mereka yang sudah kecanduan, akan menambah dosis rokok

yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya

berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah untuk

memberi rokok, walau tengah malam sekalipun, karena khawatir

kalau rokok tidak tersedia setiap saat menginginkanya.

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk

mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah

menjadi kebiasaan rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini

merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

17

seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Menghidupkan api

rokok jika rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.

3. Pola perilaku merokok

Perilaku merokok dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu perokok

(smoker) dan bukan perokok (non smoker) (Molarius dkk, tanpa tahun).

a. Perokok (Smoker) adalah seseorang yang merokok produk tembakau

baik setiap hari maupun tidak setiap hari. Perokok dapat dibagi lagi

menjadi dua kategori :

b. Daily Smoker (perokok harian), adalah seseorang yang merokok

produk tembakau minimal satu batang setiap hari. Perokok yang

merokok setiap hari namun tidak merokok pada saat-saat tertentu

misalnya pada waktu puasa (ritual keagamaan) masih di klasifikasikan

sebagai perokok harian.

c. Occasionally Smoker (perokok kadang-kadang), adalah seseorang

yang merokok setiap hari namun tidak setiap hari. Occasionally

Smoker meliputi :

(1) Reducers (perokok yang mengurangi jumlah rokok), yaitu perokok

yang pernah merokok setiap hari namun sekarang tidak merokok

setiap hari.

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

18

(2) Continuing occasional, yaitu perokok yang tidak pernah merokok

setiap hari dan telah merokok 100 batang atau lebih rokok (atau

bahkan tembakau dalam jumlah setara), dan sekarang kadang-kadang

merokok.

(3) Eksperimenters, yaitu perokok yang telah merokok kurang dari 100

batang rokok (atau tembakau dalam jumlah setara), dan sekarang

kadang-kadang merokok.

d. Bukan perokok (non smoker) adalah seseorang pada saat penelitian

dilakukan, tidak merokok sama sekali. Bukan perokok dapat dibagi

menjadi tiga kategori :

(1) Ex-smoker (mantan perokok), adalah seseorang yang tidak pernah

merokok sama sekali.

(2) Never smoker (tidak pernah merokok), adalah seseorang yang tidak

merokok sama sekali ataqu pernah merokok dan kurang dari 100

batang rokok (atau tembakau dalam jumlah yang setara) namun

sekarang tidak merokok.

(3) Ex-occasional smoker (mantan perokok kadang-kadang), adalah

seseorang yang dahulu perokok kadang-kadang dan telah merokok

100 batang rokok atau lebih namun sekarang tidak merokok.

4. Penyebab perilaku merokok

Dalam membahas penyebab perilaku gangguan penyalaghunaan dan

ketergantungan zat termasuk perilaku merokok, harus dipahami bahwa

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

19

seorang individu menjadi tergantung pada zat umumnya melalui suatu

proses. Pertama, orang yang bersangkutan harus mempunyai sikap positif

terhadap zat tersebut, mulai menggunakanya secara teratur,

menggunakanya berlebihan, dan terakhir menyalahgunakannya atau

menjadi tergantung secara fisik padanya. Setelah menggunakannya secara

berlebihan dalam waktu lama, orang yang bersangkutan akan terikat oleh

proses-proses biologis toleransi dan putus zat( Davison dkk, 2006).

5. Tahap perilaku merokok

Pada dasarnya perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang

kompleks yang melibatkan beberapa tahap. Perilaku merokok pada remaja

umumnya melalui serangkaian tahapan yang ditantai oleh frekuensi dan

intensitas yang berbeda pada setiap tahapnya (Richardson dkk, 2002), dan

seringkali puncaknya adalah menjadi tergantung pada nikotin.

Leventhal dan Cleary (2000) mengatakan ada empat tahap dalam

perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu:

a. Tahap Prepatory

Seorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai

rokok dengan cara mendengar, melihat, atau hasil dari bacaan. Hal-hal

ini menimbulkan minat untuk merokok.

b. Tahap initiation

Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan

meneruskan atau tidak perilaku merokoknya.

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

20

c. Tahap becoming a smoker

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat

batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

d. Tahap maintenance a smoking

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara

pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk

memperoleh efek psikologis yang menyenangkan.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

Mu’tadin mengemukakan alasan mengapa remaja merokok, antaralain:

a. Pengaruh orang tua

Menurut Baer & Corado, ramaja perokok adalah anak-anak yang

berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak

begitu memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan remaja yang

berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal

dari keluarga konservatif akan sulit terlibat dengan rokok maupun obat-

obatan dibandingkan dengan keluarga permisi, dan paling kuat

pengaruhnya apabila orang tua sendiri menjadi figur yaitu perokok berat,

maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku

merokok lebih banyak di dapati dengan mereka yang tinggal dengan satu

orang tua ( single parent). Remaja berperilaku merokok apabila ibu

mereka merokok dari pada ayah yang merokok. Hal ini terlihat pada

remaja putri.

b. Pengaruh teman sebaya

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

21

Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku beresiko kesehatan pada

remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer sosializaton, dengan

arah pengaruh berasal kelompok sebaya, artinya ketika remaja

bergabung dengan kelompok sebayanya maka seorang remaja akan

dituntut untuk berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai dengan

norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tadin, 2002).

Remaja pada umumnya bergaul dengan sesama mereka, karakteristik

persahabatan remaja dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin dan

ras. Kesamaan dalam menggunakan obat-obatan, merokok sangat

berpengaruh kuat dalam pemilihan teman. (Yusuf, 2006).

c. Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau

ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat

kepribadian yang bersifat pada pengguna obat-obatan (termasuk

rokok) konformitas sosial. Pendapat ini di dukung Atkinson 1999

yang menyatakan bahwa orang yang memiliki skor tinggi pada

berbagai tes konformitas sosial lebih menjadi perokok dibandingkan

dengan mereka yang memiliki skor rendah.

d. Pengaruh iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan

bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat

remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku yang ada dalam

iklan tersebut.

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

22

7. Motif perilaku merokok

Laventhal & Cleary ( dalam Oscamp 1984) menyatakan motif seorang

perokok terbagi menjadi dua motif utama, yaitu :

1. Fakto psikologis

Pada umumnya faktor-faktor tersebut tentang ke dalam lima bagian

yaitu :

a. Kebiasaan

Perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan

tanpa adanya motif yang bersifat negatif maupun positif. Seseorang

merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu.

b. Reaksi emosi yang positif

Merokok digunakan untuk menghasilkan reaksi yang positif, misalnya

rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan rasa. Merokok juga dapat

menunjukan kejantanan (kebanggan diri) dan menunjukan

kedewasaan.

c. Reaksi untuk penurunan emosi

Merokok di gunakan untuk mengurangi rasa tegang, kecemasan biasa,

ataupun kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang

lain.

d. Alasan sosial

Merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok (umumnya

pada remaja dan anak-anak), identifikasi dengan perokok lain, dan

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

23

untuk menentukan image diri seseorang. Merokok juga dapat

disebabkan adanya paksaan dari temn-temanya.

e. Kecanduan atau ketagihan

Seseorang merokok mengaku karena telah mengalami kecanduan.

Kecanduan terjadi karena adanya nikotin yang terkandung di dalam

rokok. Semula hanya mencoba-coba rokok, tetapi akhirnya tidak dapat

menghentikan perilaku tersebut karena kebutuhan tubuh akan nikotin.

2. Faktor biologis

Faktor ini menekankan pada kandungan nikotin yang ada di dalam

rokok yang dapat mempengaruhi ketergantungan seseorang pada

rokok secara biologis.

8. Aspek-aspek dalam perilaku merokok (Aritonang 1997)

a. Fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari

Erikson (Komasari dan Helmi, 2000) mengatakan bahwa merokok

berkaitan masa mencari jati diri pada diri remaja. Silvans dan Tomkis

(Mu’tadin 2002) fungsi merokok ditunjukkan dengan perasaan yang

dialami si perokok, seperti perasaan yang positif maupun perasaan yang

negatif.

b. Intensitas merokok

Smet (1994) mengklasifikasikan perokok berdasarkan banyaknya

perokok yang dihisap, yaitu :

(1) Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam

sehari

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

24

(2) Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari

(3) Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari

c. Tempat merokok

Tipe perokok berdasarkan tempat ada dua (Mu’tadin 2002), yaitu :

(1) Merokok ditempat-tempat umum/ ruang publik

- Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol

mereka menikmati kebiasaanya. Umumnya mereka masoh

menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di

smoking area.

- Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain

yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll).

(2) Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi

- Kantor atau di kamar tidur pribadi. Perokok memilih tempat-

tempat seperti ini sebagai tempat merokok di golongkan kepeda

individu yang kurang menjaga kebersihan, penuh rasa gelisah

yang mencekam.

- Toilet. Perokok jenis ini dapat di golongkan sebagai orang yang

suka berfantasi.

d. Waktu merokok

Menurut Presty (Smet 1994) remaja yang merokok dipengaruhi

oleh keadaan yang di alaminya pada saat itu , misalnya saat berkumpul

dengan teman, cuaca yang dingin, setelah di marahi orang tua, dll.

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

25

e. Dampak perilaku merokok

Ogden (2000) membagi dampak perilaku merokok menjadi dua, yaitu :

(1) Dampak positif

Merokok dapat menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit

bagi kesehatan. Graham (dalam Ogden 20000) menyatakan bahwa

perokok menyebutkan dengan merokok dapat menghasilkan mood

positif dan dapat membantu individu menghadapi keadaan-keadaan

yang sulit. Smet (1994) menyebutkan keuntungan merokok

(terutama bagi perokok) yaitu mengurangi ketegangan, membantu

berkonsentrasi, dukungan sosial, dan menyenangkan.

(2) Dampak negatif

Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat

berpengaruh bagi kesehatan (Ogden 2000). Merokok bukanlah

penyebab suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit

sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian,

tetapi dapatmendorong munculnya jenis penyakit yang dapat

mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit yang dapat di

picu karena merokok dimulai dari penyakit di kepala sampai

penyakit di telapak kaki antara lain (Sitepoe, 2001) : penyakit

kardiovaskuler, neoplasma (kanker), saluran pernafasan,

peningkatan tekanan darah, memperpendek umur, penurunan

vertilitas (kesuburan), nafsu seksual, sakit mag, gondok, gangguan

pembuluh darah, penghambat pengeluaran air seni, ambliyopia

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

26

(penglihatan kabur), kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta

polusi udara dalam ruangan (sehingga terjadi iritasi mata, hidung,

dan tenggorokan).

B. Iklan rokok

1. Pengertian iklan rokok

Dalam Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia dinyatakan

bahwa:“Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang

disampaikan lewat suatu media dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal

serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat” (Niken, 2007).

Iklan diartikan sebagai berita pesanan untuk mendorong, membujuk

khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang dijual, dipasang

pada media massa seperti surat kabar, majalah atau ditempat-tempat

umum. Sedangkan istilah periklanan merujuk kepada pemahaman

keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan penyampaian pesan.

Dalam pengertian iklan perlu diingat adanya kata-kata yang berkaitan

dengan pesanan dan khalayak ramai. Iklan adalah suatu kegiatan yang

menyampaikan berita, tetapi berita yang disampaikan atas pesanan pihak

yang menginginkan agar produk atau jasa yang dijual dapat diterima dan

dibeli oleh konsumen.

Pengertian dari iklan rokok dalam PP RI No. 19 Pasal Tahun.2003

adalah kegiatan untuk memperkenalkan, memasyarakatkan atau

mempromosikan rokok dengan atau tanpa imbalan kepada masyarakat

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

27

dengan tujuan mempengaruhi konsumen agar menggunakan rokok yang

ditawarkan. Menurut Juniarti (dikutip oleh Mu’tadin 2002) melihat iklan di

media massa dan elektronik yang menampilkan gambar bahwa perokok

adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali

terpicu untuk mengikuti perilaku merokok seperti yang ada dalam iklan

tersebut.

Iklan merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi kepada

masyarakat terhadap suatu produk dan iklan memiliki fungsi untuk

menyampaikan informasi, membujuk, atau untuk mengingatkan

masyarakat terhadap produk rokok (Agung,2010).

Dengan melihat iklan yang ada di televisi dan media massa, remaja

mulai mengenal dan mencoba untuk merokok (Agung, 2010) karena

gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan

adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok sehingga terlihat seakan

orang yang merokok adalah orang yang sukses dan tangguh yang dapat

melalui rintangan apapun (Wawan & Dewi, 2010).

Iklan, promosi, ataupun sponsor merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh para produsen rokok untuk mempermudah produsen rokok dalam

mempengaruhi remaja dan anak-anak. Pengaruh iklan sangat

mempengaruhi dalam kehidupan remaja. Terkadang remaja yang menjadi

perokok pemula tersrbut akibat melihat iklan rokok di lingkungan mereka,

karena remaja belum mengerti benar mengenai bahaya yang di sebabkan

oleh perokok ataupun penyakit yang dapat timbul karena rokok, sehingga

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

28

orang tua dapat memberi pemahaman terhadap anak-anaknya tentang

merokok (Wawan & dewi, 2010).

Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang

sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu

khalayak, target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio,

koran, majalah, pengeksposan langsung, reklame luar ruang, atau

kendaraan umum (Monle lee, 2007).

Alat dalam komunikasi periklanan selain bahasa, terdapat alat

komunikasi lainnya yang sering dipergunakan yaitu gambar, warna, dan

bunyi. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang baik

verbal maupun ikon. Pada dasarnya lambang yang digunakan dalam iklan

terdiri dari dua jenis yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah

bahasa yang kita kenal, lambang non verbal adalah bentuk dan warna yang

disajikan yang tidak secara meniru rupa atas bentuk realitas. Ikon adalah

bentuk dan warna serupa atau mirip dengan keadaan sebenarnya, seperti

gambar benda, orang atau binatang (Sobur, 2003).

2. Fungsi iklan

Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana

beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan

organisasi yaitu:

a. Memberikan informasi (informing)

Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-

merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

29

merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Karena

merupakan suatu bentuk alat komunikasi yang efektif, berkemampuan

mrnjangkau khalayak luas dengan biaya perkontak relatif rendah,

periklanan memfasilitasi pengenalan (introduction) merek-merek baru

meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek yang telah

ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen

(TOMA-top of mind awareness) untuk merek-merek yang sudah ada

dalam kategori produk yang sudah matang.

b. Mempersuasi (Persuading)

Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk)

pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.

c. Mengingatkan (Reminding)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan

para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat

konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek

yang mungkin tidak akan dipilihnya, Periklanan lebih jauh di

demonstrasikan untuk mempengareuhi pengalihan merek (brand

swictching) dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhie ini

belum membeli suatu merek yang tersedia dan mengandung atribut-

atribut yang menguntungkan.

d. Memberikan nilai tambah (Adding value)

Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan

mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efekfit

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

30

menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, lebih gaya, lebih

bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing (Terence, 2003).

Devinto (dalam Ardianto, 2004) menyatakan bahwa fungsi

persuasi iklan dipengaruhi oleh efek pesan media massa sebagai saluran

yang paling efektif untuk mempengaruhi khalayak. Efek pesan dalam

Media (dalam Ardianto, 2004) adalah :

(1) Efek kognitif

(2) Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang

sifatnya informatif bagi dirinya. Media massa dapat membantu

khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan

mengembangkan ketrampilan kognitifnya.

(3) Efek Afektif

(4) Dalam efek afektif media massa bukan hanya sekedar memberitahu

khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan

merasakan intensitas rangsangan emosional pesan media massa.

(5) Efek Behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak

dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Menurut teori belajar

sosial dari Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang

diminatinya. Stimulus menjasi teladan untuk perilakunya. Media

massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap

komunikan.

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

31

C. Remaja

1. Pengertian remaja

Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa

latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai

kematangan. Masa remaja menurut Mappiare (1982), berlangsung antara

umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun, wanita 13 tahun sampai dengan

22 tahun, bagi pria rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua

bagian, yaitu usia 12 / 13 tahun sampai dengan 17/18 tahun sampai dengan

21 /22 tahun adalah remaja akhir. Pada usia ini umumnya anak

sedangduduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP) sampai menengah

atas (SMA) (Asrori, 2009).

Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan

manusia.Masa remaja sering digambarkan sebagai masa yang paling indah,

dan tidak terlupakan karena penuh dengan kegembiraan dan tantangan

(Soetjiningsih, 2004).Sedangkan menurut Willis (2010), masa remaja

adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap

serta rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, merokok,

kriminal, dan kejahatan seks.

Menurut Depkes RI (2005), masa remaja merupakan suatu proses tumbuh

kembang yang berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari

kanak-kanak ke dewasa muda. Masa remaja diartikan sebagai perubahan

emosi dan perubahan sosial pada masa remaja. Masa remaja menggambarkan

dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosi yang mendalam. Masa

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

32

remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak, masa yang penuh dengan

berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru termasuk

pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk

mengisi kehidupan mereka kelak (Nugraha & Windy, 1997).

Sesuai dengan perkembangan usia remaja menurut Monks (1999)

maka terdapat tiga tahap proses perkembangan yang dilalui remaja dalam

proses menuju kedewasaan, disertai dengan karakteristiknya, yaitu :

a. Remaja awal (12 – 15 tahun)

Pada tahap ini, remaja masih merasa heran terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang

menyertai perubahan-perubahan tersebut, Mereka mulai

mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis

dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan ini

ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan

menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang

dewasa.

b. Remaja Madya (15-18 tahun)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada

kecenderungan narsistik, yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan cara

lebih menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama

dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi

kebingungan karena masih ragu harus memilih yang mana, peka atau

peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis dan sebagainya.

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

33

c. Remaja akhir (18-21 tahun)

Tahap ini adalah masa mendekati kedewasaan yang ditandai

dengan pencapaian :

(1) Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

(2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang

lain dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.

(3) Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

(4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

(5) Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat

umum.

Sarwono (2001) menyatakan bahwa definisi remaja untuk masyarakat

indonesia adalah menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum

menikah dengan pertimbangan sebagai berikut :

(1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda

seksualsekunder mulai tampak (kriteria fisik).

(2) Di banyak masyaraakat indonesia usia 11 tahun sudah di anggap

akil bali, baik menurut agama ataupun adat, sehingga masyarakat

tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria

seksual).

(3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan

perkembangan jiwa seperti tercapainya isentitas diri (ego identity

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

34

menurut Erick Erikson), tercapainya fase genital dari

perkembangan psikoseksual (menurut Freud), dan tercapainya

puncak perkembangan kognitif (menurut Piaget) maupun moral

(menurut Kohlbreg).

(4) Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk

memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut

masih menggantungkan diri pada orang tua,

(5) Dalam definisi diatas, status perkawinan sangat menentukan karena

arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara

menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapapun di

anggap dan di perlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara

hukum maupun kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Karena itu

definisi remaja disini di batasi khusus untuk orang yang belum

menikah.

2. Ciri-ciri masa remaja

Menurut Havighurst dalam Hurlock (1999) ciri-ciri masa remaja

antara lain :

a. Masa remaja sebagai periode yang sangat penting

Remaja memiliki perkembangan fisik dan mental yang cepat dan

penting dimana semua perkembangan itu menimbulkan perlunya

penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

35

Masa remaja merupakan peralihan dari anak menjadi dewasa.

Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan

terdapat keraguan akan peran yang harus di lakukan. Remaja bukan lagi

seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Bila remaja berperilaku

seperti anak-anak, ia akan diajari untuk “bertindak sesuai umurnya”.

Apabila remaja berperilaku seperti orang dewasa, maka ia sering

dianggap belum pantas. Status remaja yang tidak jelas ini juga

menguntungkan karena memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya

hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai yang sesuai

bagi dirinya.

D. Teman sebaya

1. Pengertian teman sebaya

Sekelompok orang yang memiliki usia yang sama dengan kita, dan

memiliki kelompok sosial yang sama pula, misalnya teman sekolah

(Mu’tadin 2002). Teman sebaya juga diartikan sebagai kelompok orang

yang mempunyai latar belakang, usia, pendidikan, dan status sosial yang

sama, dan mereka biasanya dapat mempengaruhi perilaku dan keyakinan

masing-masing anggotanya. Dalam kelompok teman sebaya biasanya

mereka saling bercerita tentang kesenangan dan latar belakang

anggotanya. Asmani (2012) menambahkan selain tingkat usia yang sama,

teman sebaya juga memiliki tingkat kedewasaan yang sama. Jadi dapat

disimpulkan bahwa teman sebaya adalah sekelompok orang yang seumur,

berlatar belakang, berpendidikan, dan dalam status sosial yaang sama,

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

36

dimana dalam kelompok tersebut biasanya terjadi pertukaran informasi

yang mungkin saja dapat mempengaruhi perilaku dan keyakinan dari

anggota lainnya.

Memasuki masa remaja, individu mulai akan belajar hubungan timbal

balik yang akan didapatkan ketika mereka melakukan interaksi dengan

orang lain maupun dengan temanya sendiri. Selain itu mereka juga belajar

untuk mengobservasi dengan teliti mengenai minat dan pandangan

temannya, ini dilakukan agar remaja dengan mudah ketika ingin menyatu

atau beradaptasi dengan temannya (Piaget & Sullivan dalam Asmani

2012).

2. Bentuk-bentuk kelompok teman sebaya

Hurlock (2012) menyebutkan kelompok-kelompok sosial yang paling

sering terjadi pada masa remaja adalah :

a. Teman dekat

Biasanya remaja memiliki dua atau tiga teman dekat atau sahabat. Dan

pada umumnya teman mereka terdiri dari jenis kelamin dan usia yang

sama, mempunyai tujuan, keinginan, dan kemampuan yang sama. Teman

dekat ini dapat mempengaruhi satu sama lain dalam berbagai hal yang

terjadi dalam kehidupan remaja.

b. Kelompok kecil

Kelompok ini terdiri dari beberapa kelompok teman-teman dekat.

Pada awalnya kelompok ini terdiri dari satu kelompok jenis kelamin yang

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

37

sama, namun kemudian meliputi juga dari kedua jenis kelamin yang

berbeda.

c. Kelompok besar

Kelompok ini terdiri dari kelompok kecil dan kelompok teman dekat.

Kelompok ini berkrmbang dengan meningkatnya minat untuk bersenang-

senang dan menjalin hubungan. Karena besarnnya kelompok ini membuat

penyesuaian minat berkurang diantara anggota-anggotanya. Sehingga

timbul jarak sosial yang besar diantara mereka.

d. Kelompok yang terorganisir

Kelompok ini merupakan kelompok binaan orang dewasa. Biasanya

kelompok ini dibentuk oleh orang dewasa misalnya sekolah ataupun

organisasi masyarakat. Kelompok ini di bentuk dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai kelompok

besar.

e. Kelompok geng

Kelompok ini terbentuk karena remaja tidak termasuk dalam

kelompok atau kelompok besar dan merasa kurang puas dengan kelompok

yang terorganisasi akan mengikuti kelompok geng. Anggotanya biasanya

terdiri dari anak-anak sejenis yang minat utama mereka adalah untuk

menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku anti sosial.

f. Fungsi teman sebaya

Penelitian-penelitian yang dilakukan pada sejumlah remaja menunjukan

hubungan yang positif dengan teman sebaya menghasilkan penyesuaian

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

38

sosial yang positif juga (Santrock dalam Desmita, 2010). Pernyataan ini

diperkuat oleh hartup yang menemukan bahwa pengaruh teman sebaya

memberikan fungsi-fungsi sosial dan psikologis yang sangat penting bagi

remaja, Hightower juga menyatakan bahwa hubungan teman sebaya yang

harmonis selama masa remaja akan menghasilkan kesehatan mental yang

positif pada usia setengah baya (Desmita, 2012).

3. Fungsi teman sebaya

Kelly & Hansen (dalam Desmita, 2012) menyebutkan 6 fungsi dari

teman sebaya, yaitu :

a. Mengontrol implus-ipmlus negatif. Interaksi dengan teman sebaya

membuat remaja belajar bagaimana memecahkan masalah dengan

cara-cara lain dengan tidak meluapkan kemarahan langsung.

b. Mendapatkan dukungan emosional dan sosial serta menjadi lebih

mandiri. Kelompok teman sebaya memberikan dukungan untuk

mencoba peran dan tanggung jawab baru, hal ini membuat

berkurangnnya rasa ketergantungan mereka dengan keluarganya.

c. Meningkatkan ketrampilan-ketrampilan sosial, mengembangkan

kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan-

perasaan dengan cara yang lebih dewasa.

d. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku dan

sikap mereka dengan menjadi laki-laki dan perempuan muda.

e. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai. Dalam kelompok,

remaja mencoba untuk mengambil keputusan menurut diri mereka

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

39

sendiri. Mereka menilai sendiri nilai-nilai yang dimilikinya dan yang

dimiliki temannya, selanjutnya mereka akan memutuskan mana yang

benar menurut mereka. Hal ini dapat membantu remaja dalam

mengembangkan penalaran moral mereka.

f. Meningkatkan harga diri. Seorang remaja akan merasa nyaman dan

senang ketika dirinya menjadi orang yang disukai dalam

kelompoknya.

4. Peran teman sebaya

Remaja memiliki kebutuhan untuk diakui oleh teman atau

kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa bangga apabila

diterima dan sebaliknya akan merasa cemas apabila diremehkan oleh

teman sebayanya. Bagi remaja, pandangan teman terhadap dirinya

merupakan sesuatu yang penting.

Menurut Santrock (2007) mengatakan bahwa peran terpenting dari

teman sebaya adalah :

a. Sebagai sumber informasi mengenai dunia keluarga

b. Sumber kognitif, untuk pemecahan masalah dan perolehan

pengetahuan

c. Sumber emosional, untuk mengungkapkan ekspresi dan identitas diri.

Melalui interaksi dengan teman-teman sebaya, anak-anak dan

remaja mampu melakukan hubungan sosial. Maka dapat diketahui bahwa

teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai peranan.

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

40

Teman sebaya memberikan sebuah dunia tempat para remaja melakukan

sosialisasi dalam suasana yang mereka ciptakan sendiri (Santrock, 2007).

E. Kerangka teori

Gambar 1.1 Kerangka teori penelitian

(Mu’tadin, 2006)

F. Kerangka konsep

variabel bebas variabel terkait

Gambar 2.2

Kerangka konsep

Faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku

merokok :

1. Pengaruh orang

tua

2. Pengaruh teman

sebaya

3. Faktor

kepribadian

4. Pengaruh iklan

Perilaku merokok

pada remaja

Teman sebaya

Iklan rokok

Perilaku merokok

pada remaja

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku merokok 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/Eka Purwatiningsih BAB II.pdf · 13 Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

41

G. Hipotesis

Dari uraian hipotesis yang dapat di ajukan adalah terdapat hubungan antara

teman sebaya, iklan rokok dengan perilaku merokok di SMK YPT I

PURBALINGA

Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015