bab ii tinjauan pustaka a. pengetahuan 1. pengertian ...repository.ump.ac.id/839/4/fitria rahmawati...

40
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pernyataan ‘what’, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). 2. Tingkatan Pengetahuan Tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2003) yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah karena tingkatan ini hanya mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari selutruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Upload: vukhanh

Post on 03-Mar-2019

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar

menjawab pernyataan ‘what’, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan

sebagainya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, perasaan, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

2. Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan (Notoatmodjo, 2003) yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah

karena tingkatan ini hanya mengingat kembali (recall) terhadap suatu

spesifik dari selutruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

11

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan atau

menggunakan materi yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen–komponen, tetapi masih didalam satu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi – formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau suatu obyek berdasarkan kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria–kriteria yang telah

ada.

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

12

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dimiliki seseorang

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon

yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan akan berfikir sejauh

mana keuntungan yang akan mungkin mereka peroleh dari gagasan

tersebut.

b. Paparan Media Massa

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronika berbagai

informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih

sering terpapan media masa (televisi, radio, majalah, pamflet) akan

memperoleh informasi yang lebih hanya dibandingkan dengan orang

yang tidak pernah terpapar informasi media masa.

c. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan

status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga

dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan

akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.

d. Hubungan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling

berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat

berinteraksi secara batinnya akan lebih terpapar informasi. Sementara

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

13

faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai

komunikasi untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

e. Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dan

lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam

2 kelompok :

a. Cara Tradisional

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,

sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara

sistemik dan logis. Cara – cara penemuan pengetahuan pada periode ini

antara lain, meliputi :

1) Cara Coba–Salah (Trial and error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang

diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu

perkembangan berpikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih

sempurna.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan,

baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

14

ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, baik pemimpin

pemerintahan, tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada

prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan

pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi pada masa lalu.

4) Melalui jalan pikiran

Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak

langsung melalui pernyataan–pernyataan yang dikemukakan dan

dicari hubungannya sehingga dapat diambil kesimpulan.

b. Cara Modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini

lebih sistematis, logis dan murah.Cara ini disebut metode penelitian

ilmiah atau lebih popular (research methodology). Setelah diadakan

penggabungan antara proses berpikir deduktif–induktif maka lahirlah

suatu penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah.

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

15

5. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam tiga kategori, yaitu :

a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari

seluruh pernyataan.

b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari

seluruh pernyataan.

c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari

seluruh pernyataan.

B. Pola Pemberian Makan Balita

1. Pengertian Pola Makan

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran

mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh

seseorang dan merupakan ciri khas suatu keompok masyarakat tertentu.

Pemberian makanan balita adalah segala upaya dan cara ibu untuk

memberikan makanan pada anak balita dengan tujuan supaya kebutuhan

makan anak tercukupi, baik dalam jumlah maupun nilai gizinya (Karyadi,E.

dan Kolopaking, R., 2007).

Pola pemberian makanan balita dapat diartikan sebagai upaya dan cara

yang biasa dipraktekkan ibu untuk memberikan makanan kepada anak balita

mulai dari penyusunan menu, pengolahan, penyajian dan cara pemberiannya

kepada balita supaya kebutuhan makan anak tercukupi, baik dalam macam,

jumlah maupun nilai gizinya.

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

16

Pemberian makanan pada anak bertujuan untuk mencapai tumbuh

kembang anak secara optimal. Pemberian makanan yang baik dan benar

dapat menghasilkan gizi yang baik sehingga meningkatkan kemampuan

untuk mengembangkan seluruh potensi genetik yang ada secaraoptimal.

Menurut Judarwanto (2004) pemberian makanan pada anak mempunyai

tiga fungsi, yaitu:

a. Fungsi fisiologis yaitu memberikan nutrisi sesuai kebutuhan agar tercapai

tumbuh kembang yang optimal.

b. Fungsi psikologis, penting dalam pengembangan hubungan emosional

ibu dan anak sejak awal.

c. Fungsi sosial/edukasi yaitu melatih anak mengenal makanan,

keterampilan makan dan bersosialisasi dengan lingkungannya.

Pemberian makanan pada anak secara tidak langsung menjadi alat untuk

mendidik anak. Kebiasaan dan kesukaan anak terhadap makanan mulai

dibentuk sejak kecil. Jika anak diperkenalkan dengan berbagai jenis

makanan mulai usia dini, pola makan dan kebiasaan makan pada usia

selanjutnya adalah makanan beragam. Secara dini anak harus dibiasakan

makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang sebagai bekal

dikemudianhari.

Waktu makan yang teratur membuat anak berdisiplin tanpa paksaan dan

hidup teratur. Seperti halnya membiasakan anak makan dengan cara makan

yang benar tanpa harus disuapi, makan dengan duduk dalam satu meja sejak

dini, dan membiasakan mencuci tangan sebelum makan serta menggunakan

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

17

alat makan dengan benar dapat melatih anak untuk mengerti etika dan juga

mengajarkan anak hidup mandiri, serta mendidik anak hidup bersih

danteratur.

2. Tahapan Pemberian Menu Makan

a. Penyusunan Menu

Pemberian makan pada balita harus disesuaikan dengan usia dan

kebutuhannya. Pengaturan makan dan perencanaan menu harus selalu

dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan kebutuhan gizi, usia dan

keadaan kesehatannya. Pemberian makan yang teratur berarti

memberikan semua zat gizi yang diperlukan baik untuk energi maupun

untuk tumbuh kembang yang optimal. Jadi apapun makanan yang

diberikan, anak harus memperoleh semua zat yang sesuai dengan

kebutuhannya, agar tubuh bayi dapat tumbuh dan berkembang. Artinya,

selain tubuh bayi menjadi lebih besar, fungsi – fungsi organ tubuhnya

harus berkembang sejalan dengan bertambahnya usia bayi.

Oleh karena itu pengaturan makanan harus mencakup jenis makanan

yang diberikan, waktu usia makan mulai diberikan, besarnya porsi

makanan setiap kali makan dan frekuensi pemberian makan setiap

harinya. Mulai memasuki usia 1 tahun, orang tua perlu membuat jadwal

harian pola makan anak (food diary) agar anak terbiasa dengan pola

makan yang teratur.

Selain jadwal makan, mencatat jenis makanan, porsi serta jumlah yang

dikonsumsi anak dan jenis makanan apa saja yang disukai atau tidak

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

18

disukai anak, bahkan bila ada makanan yang menyebabkan alergi dapat

diketahui dari food diary ini (Karyadi,E. dan Kolopaking,R., 2007).

Diharapkan kebiasaan makan yang teratur, baik, dan sehat ini akan terus

melekat sepanjang hidup anak dan hal itu merupakan modal bagi

pemeliharaan gizi anak untuk usia selanjutnya.

Pengaturan jenis dan bahan makanan yang dikonsumsi juga harus

diatur dengan baik agar anak tidak cepat bosan dengan jenis makanan

tertentu. Makanan yang memenuhi menu gizi seimbang untuk anak bila

menu makanan terdiri atas kelompok bahan makanan sumber zat tenaga,

zat pembangun, zat pengatur serta makanan yang berasal dari susu

(Karyadi,E.dan Kolopaking,R.,2007). Dalam praktek, keanekaragaman

bahan makanan itu dapat diwujudkan dengan menerapkan pola susunan

hidangan ”empat sehat lima sempurna”, yaitu diterapkannya penggunaan

empat kelompok bahan makanan dalam menu makanan anak sehari-hari

yang diperkaya dengan segelas susu. Komposisi makanan anak mulai

usia tahun kedua dapat digambarkan dalam bentuk ”piramida komposisi

makanan”. Luas bidang pada masing –masing petak kelompok bahan

makanan pada piramida menggambarkan perbandingan banyaknya porsi

kelompok bahan makanan pada setiap kali pemberian makan. Nasi atau

sumber karbohidrat lain seperti kentang atau roti menempati bidang yang

paling luas pada dasar piramida.

Hal ini menunjukkan bahwa nasi atau penggantinya merupakan bahan

yang porsinya paling besar karena merupakan sumber energi. Sebaliknya,

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

19

lemak atau minyak dan gula ditempatkan pada puncak piramida.

Makanan yang mengandung lemak, minyak, dan makanan manis harus

dibatasi sesedikit mungkin karena kurang baik bagi anak.

Besar porsi makanan setiap kali makan harus sesuai. Agar kecukupan

gizi anak terpenuhi, maka bukan saja jenis bahan makanan yang

diberikan harus beragam, tetapi juga harus memperhatikan banyaknya

makanan yang dimakan atau besar porsi makanan setiap kali makan.

Porsi makan yang kurang akan menyebabkan anak kekurangan zat gizi.

Sebaliknya porsi makan yang berlebih juga akan menyebabkan anak

menjadi kelebihan gizi hingga menjadi kegemukan. Beberapa penelitian

menyimpulkan, mereka yang pada masa kanak-kanak dan remaja telah

mengalami kegemukan (overweight), lebih rentan terhadap penyakit

diabetes atau kencing manis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit

lainnya (Moehyi, 2008).

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

20

Tabel 2.1 Contoh Menu Anak Usia 1 – 3 Tahun

Waktu

u

Menu Bahan Makanan Ukuran Kalori

Bangun Tidur Susu 1 gelas Susu 150 ml 100

Jam 07.00 (sarapan) Bubur Ayam Beras 20 g 182

Sayur Kacang merah 20 g

Ayam giling 30 g

Tomat 1 buah

Bayam 20 g

Wortel 20 g

Bawang putih 1 siung

Ng Daun seledri ½ sdm

Garam ½ sdm

Air 150 ml

Jam 10.00

(makanan selingan)

Jus Alpukat Daging alpukat 50 g 196

Susu skim bubuk 1 sdm

Madu 50 g

Krim moka 10 g

Air matang 75 ml

Jam 12.00

(makan siang)

Nasi tim Beras 20 g 218

Sayur daging Daging sapi giling 25 g

Tahu 50 g

Tomat 25 g

Wortel 50 g

Mentega 1 sdt

Jam 16.00

(makanan selingan)

Jus papaya Pepaya 100 g 93

Jeruk Air jeruk 1 sdm

Gula pasir 1 sdt

Jam 18.00

(makan malam)

Nasi tim Beras 20 g 119

Brokoli Brokoli cacah halus 25 buah

Teri nasi 10 g

Kaldu ayam 250 ml

Minyak sayur 1 sdm

Sebelum tidur Susu 1 gelas Susu 150 ml 100

Total kalori 1008

Sumber : Karyadi, E. dan Kolopaking, R. (2007).

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

21

Tabel 2.2 Contoh Menu Anak Usia 3 – 5 Tahun

Waktu Menu Bahan Ukuran Kalori

Jam 06.00 Susu Susu sapi segar 150 ml 100

Jam 07.00

(sarapan)

Nasi uduk Nasi uduk 1 mangkuk 266

Dadar telur Telur I butir

Jam 10.00 Roti isi kacang 1 porsi 258

Jam 12.00

(makan siang)

Nasi Beras 150 gr 400

Ayam goreng Ayam 1 potong dada

Sayur bayam Bayam 50 gr

Jagung 30 gr

Tahu tepung Tahu 25 gr

Tepung 30 gr

Jam 16.00 Pisang segar I buah pisang 100 g 95

Jam 18.00

(makan

malam)

Nasi putih Nasi 150 g 432

150 g

Tumis jamur Jamur 30 g

Jagung muda 50 g

Nanas potong 30

Total Kalori 1551

Sumber : Karyadi, E. dan Kolopaking, R. (2007).

b. Pengolahan

Keamanan pangan untuk balita tidak cukup hanya menjaga kebersihan

tetapi juga perlu diperhatikan selama proses pengolahan. Proses

pengolahan pangan memberikan beberapa keuntungan, misalnya

memperbaiki nilai gizi dan daya cerna, memperbaiki cita rasa maupun

aroma, serta memperpanjang daya simpan (Auliana, 1999).

Bahan makanan yang akan diolah disamping kebersihannya juga

dalam penyiapan seperti dalam membuat potongan bahan

perlu diperhatikan. Hal ini karena proses mengunyah dan refleks menelan

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

22

balita belum sempurna sehingga anak sering tersedak.

Penggunaan bumbu dalam pengolahan juga perlu diperhatikan.

Menurut Uripi, V (2004) pemakaian bumbu yang merangsang perlu

dihindari karena dapat membahayakan saluran pencernaan dan pada

umumnya anak tidak menyukai makanan yang beraroma tajam.

Pengolahan makanan untuk balita adalah yang menghasilkan tekstur

lunak dengan kandungan air tinggi yaitu direbus, diungkep atau dikukus.

Untuk pengolahan dengan dipanggang atau digoreng yang tidak

menghasilkan tekstur keras dapat dikenalkan tetapi dalam jumlah yang

terbatas. Disamping itu dapat pula dilakukan pengolahan dengan cara

kombinasi misal direbus dahulu baru kemudian dipanggang atau

direbus/diungkep baru kemudian digoreng.

c. Penyajian

Penyajian makanan salah satu hal yang dapat dapat menggugah selera

makan anak. Penyajian makanan dapat dibuat menarik baik dari variasi

bentuk, warna dan rasa. Variasi bentuk makanan misalnya dapat dibuat

bola-bola, kotak, atau bentuk bunga. Penggunaan kombinasi bentuk,

warna dan rasa dari makanan yang disajikan tersebut dapat diterapkan

baik dari bahan yang berbeda maupun yang sama. Disamping

itujugadepatmenggunakanalatsajiataualatmakanyanglucusehingga selain

anak tergugah untuk makan, anak tertarik untuk dapat berlatih makan

sendiri.

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

23

d. Cara Pemberian Makanan untukAnak

Anak balita sudah dapat makan seperti anggota keluarga lainnya

dengan frekuensi yang sama yaitu pagi, siang dan malam serta 2 kali

makan selingan yaitu menjelang siang dan pada sore hari. Meski

demikian cara pemberiannya dengan porsi kecil, teratur dan jangan

dipaksa karena dapat menyebabkan anak menolak makanan.

Waktu makan dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk belajar bagi

anak balita, seperti menanamkan kebiasaan makan yang baik, belajar

keterampilan makan dan belajar mengenai makanan. Orang tua dapat

membuat waktu makan sebagai proses pembelajaran kebiasaan makan

yang baik seperti makan teratur pada jam yang sama setiap harinya,

makan di ruang makan sambil duduk bukan digendongan atau sambil

jalan-jalan.

Makan bersama keluarga dapat memberikan kesempatan bagi balita

untuk mengobservasi anggota keluarga yang lain dalam makan. Anak

dapat belajar cara menggunakan peralatan makan dan cara memakan

makanan tertentu. Anak usia ini mulai mengetahui cara makan sendiri

meskipun masih mengalami kesulitan untuk mengambil atau menyendok

makanan dengan demikian anak dilatih untuk dapat mengeksplorasi

keterampilan makan tanpa bantuan.Untuk menumbuhkan keterampilan

makan anak secara mandiri anak jangan dibiasakan untuk selalu disuapi

oleh orang tua atau pengasuhnya.

Acara makan bersama juga dapat mengajarkan balita mengenai

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

24

makanan. Secara umum anak lebih suka memakan makanan yang

dimakan orang tuanya. Seiring bertambahnya usia anak balita mulai

tertarik dengan makanan yang dimakan oleh teman-temannya. Dengan

demikian, orang tua sangat berperan dalam memberikan model atau

contoh bagi anak dengan memilih makanan yang sehat dan bergizi.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makan Balita

a. Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita

Pengetahuan gizi merupakan suatu proses belajar tentang pangan,

bagaimana tubuh menggunakan dan mengapa pangan diperlukan untuk

kesehatan. Pengetahuan pangan dan gizi orang tua terutama ibu

berpengaruh terhadap jenis pangan yang dikonsumsi sebagai refleksi dari

praktek dan perilaku yang berkaitan dengan gizi (Zulkarnaen,dkk.,2000).

Adanya pengetahuan gizi diharapkan seseorang dapat mengubah perilaku

yang kurang benar sehingga dapat memilih bahan makanan bergizi serta

menyusun menu seimbang sesuai dengan kebutuhan dan selera serta akan

mengetahui akibat apabila terjadi kurang gizi.

Pengetahuan tentang pangan dan gizi dapat diperoleh melalui berbagai

media baik cetak (majalah, tabloid) maupun elektronik (radio, televisi,

internet) disamping dari buku-buku. Selain itu juga bisa diperoleh

melalui pelayanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas.

Sumber informasi yang dapat menambah pengetahuan ibu di luar

pendidikan formal yang sering dipergunakan dan menarik sebagian besar

ibu rumah tangga di pedesaan, sehingga memungkinkan informasi

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

25

termasuk pengetahuan pangan, gizi dan kesehatan adalah media

elektronik diantaranya televise dan radio. Namun, menurut penelitian

Zulkarnaen,dkk (2000) untuk ibu-ibu rumah tangga di desa keberadaan

posyandu justru lebih banyak dimanfaatkan sebagai sumber informasi

pangan, gizi dan kesehatan. Hal ini karena disamping adanya kegiatan-

kegiatan penyuluhan (penyampaian pesan-pesan gizi), posyandu juga

merupakan tempat pertemuan ibu-ibu yang memiliki balita sehingga

sangat memungkinkan adanya pertukaran informasi dan pengalaman

dalam mengasuh balitanya.

b. Pendidikan

Menurut UU No.2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pada bab I pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pendidikan, pengajaran

dan latihan bagi peranannya di masa yang akandatang. Berkaitan dengan

jenjang atau tingkatan yang ada dalam pendidikan sekolah, sikap dan

kepribadian seseorang akan berubahsetelah memperoleh pendidikan

sesuai dengan jenjang pendidikan yang berbeda- beda.

Menurut Kusumawati, Yuli (2004) latar belakang pendidikan

seseorang berhubungan dengan tingkat pengetahuan. Tingkat pendidikan

itu sangat mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi gizi.

Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah akan lebih baik

mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan

sehingga sulit menerima informasi baru bidang gizi. Tingkat pendidikan

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

26

ikut menentukan atau mempengaruhi mudah tidaknya seseorang

menerima suatu pengetahuan, semakin tinggi pendidikan maka seseorang

akan lebih mudah menerima informasi-informasi gizi.

Pendidikan ibu disamping merupakan modal utama dalam menunjang

perekonomian rumah tangga juga berperan dalam pola penyusunan

makanan untuk rumah tangga. Wahidah (2005) menyatakan bahwa

tingkat pendidikan formal ibu rumah tangga berhubungan positif dengan

perbaikan pola konsumsi pangan keluarga dan pola pemberian makanan

pada bayi dan anak. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan akan

mempengaruhi konsumsi melalui pemilihan bahan pangan.

c. Pendapatan RumahTangga

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun

barang dari pihak lain maupun hasi sendiri dengan jalan dinilai dengan

uang atas dasar harga saat itu (Mulyono,dkk 1985). Berdasarkan data

dari Badan Pusat Statistik pendapatan per kapita masyarakat Indonesia

tahun 2007 naik 17% menjadi US$ 1.946 atau sekitar 17,9 juta rupiah per

tahun (kurs 9.200), berarti pendapatan per kapita rata – rata masyarakat

Indonesia per bulan sekitar 1,46 juta rupiah.

Struktur pendapatan rumah tangga di pedesaan bervariasi tergantung

pada keragaman sumber daya pertanian. Variasi itu tidak hanya

disebabkan oleh faktor potensi daerah, tetapi juga karakteristik rumah

tangga. Akses ke daerah perkotaan yang merupakan pusat kegiatan

ekonomi seringkali merupakan faktor dominan terhadap variasi struktur

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

27

pendapatan rumah tangga pedesaan. Secara garis besar ada dua sumber

pendapatan rumah tangga pedesaan yaitu sektor pertanian dan non-

pertanian. Struktur dan besarnya pendapatan dari sektor pertanian berasal

dari usaha tani/ternak dan berburuh tani. Sedangkan dari sektor

nonpertanian berasal dari usaha nonpertanian, profesional, buruh non

pertanian dan pekerjaan lainnya di sektor non pertanian.

Pada umumnya jika tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis

makanan cenderung untuk membaik juga. Akan tetapi mutu makanan

tidak selalu membaik jika diterapkan pada tanaman perdagangan.

Tanaman perdagangan menggantikan produksi pangan untuk rumah

tangga dan pendapatan yang diperoleh dari tanaman perdagangan itu atau

peningkatan pendapatan yang lain mungkin tidak digunakan untuk

membeli pangan atau bahan-bahan berkualitas gizi tinggi. Pendapatan

keluarga menurut Wahidah (2005) adalah jumlah semua hasil perolehan

yang didapat oleh anggota keluarga dalam bentuk uang sebagai hasil

pekerjaannya. Pendapatan keluarga mempunyai peran yang penting

terutama dalam memberikan pengaruh dalam taraf hidup keluarga.

Pengaruh di sini lebih diorientasikan pada kesejahteraan dan kesehatan,

dimana perbaikan pendapatan akan meningkatkan tingkat gizi

masyarakat. Pendapatan akan menentukan daya beli terhadap pangan dan

fasilitas lain (pendidikan, perumahan, kesehatan, dll) yang dapat

mempengaruhi status gizi.

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

28

d. Besar Keluarga

Wahidah (2005) menyatakan bahwa besar keluarga yaitu banyaknya

anggota suatu keluarga akan mempengaruhi pengeluaran rumah tangga.

Termasuk dalam hal ini akan mempengaruhi konsumsi pangan.

Sehingga jumlah anggota keluarga yang semakin besar akan

menyebabkan pendistribusian konsumsi pangan akan semakin tidak

merata tanpa diimbangi dengan meningkatnya pendapatan.

Menurut Zulkarnaen,dkk (2000) jumlah anggota rumah tangga yang

sedikit akan lebih mudah meningkatkan kesejahteraan, pemenuhan

pangan dan sandang serta upaya meningkatkan pendidikannya lebih

tinggi. Keluarga miskin dengan jumlah anak yang banyak akan lebih sulit

untuk memenuhi kebutuhan pangannya jika dibandingkan keluarga

dengan jumlah anak yang sedikit. Jika besar keluarga bertambah maka

pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orang tua tidak

menyadari bahwa anak-anak yang sangat muda memerlukan pangan

relatif lebih banyak dari pada anak yang lebih tua.

e. Kebiasaan Makan

Kebiasaan makan diartikan sebagai cara individu atau kelompok

individu memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap

pengaruh fisiologik, psikologik, sosial dan budaya (Suhardjo, 2003).

Mengembangkan kebiasaan makan, berarti mempelajari cara yang

berhubungan dengan konsumsi pangan dan menerima atau menolak

bentuk atau jenis pangan tertentu dimulai dari permulaan hidupnya dan

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

29

akan menjadi perilaku yang berakar diantara kelompok penduduk.

Kebiasaan makan adalah suatu gejala budaya dan sosial yang dapat

memberi gambaran perilaku dari nilai – nilai yang dianut oleh seseorang

atau suatu kelompok masyarakat. Pada masyarakat kota modern dimana

hampir semua orang menghabiskan waktu dari pagi sampai sore di

tempat kerja sudah tentu tidak banyak mempunyai waktu untuk memasak

makanan. Biasanya pada masyarakat seperti ini akan berkembang

kebiasaan makan di restoran cepat saji dimana nilai gizi yang terkandung

dalam makanan belum tentu sesuai dengan kebutuhan. Hal sebaliknya

terjadi pada masyarakat pedesaan dimana kebiasaan makan keluarga dari

makanan yang diolah dan dimasak sendiri.

Kebiasaan makan seseorang terbentuk dari proses belajar (learning

behavior). Apabila sejak dini orang tua tidak memperkenalkan atau

membiasakan makan dengan benar maka hal itu akan terbawa hingga

anak dewasa. Hal ini karena bersamaan dengan pangan yang disajikan

dan diterima baik langsung atau tidak langsung, anak-anak menerima

pula informasi yang berkembang menjadi perasaan, sikap dan tingkah

laku serta kebiasaan yang dapat mereka kaitkan dengan pangan.

4. Penilaian Pola Pemberian Makan

Menurut jurnal tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status

Gizi Anak Usia Prasekolah Di Taman Kanak-Kanak Nurul Huda

Kecamatan Indra Jaya Kabupaten Pidie Tahun 2012 oleh Junaidi penilaian

pola pemberian makan dapat dilakukan menggunakan rumus:

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

30

𝑁 = 𝑆𝑝

𝑆𝑚 × 100%

Keterangan:

N : nilai pola makan

Sp : skor yang didapat

Sm : skor maksimum

Persentase diinterpretasikan dengan nilai patokan:

a. Kategori baik = > 15 mean

b. Kategori kurang baik = 15 mean

C. Faktor Pendapatan

Merupakan jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga dalam satu bulan

yang dapat dikategorikan dalam penghasilan yang kurang, cukup maupun

berpenghasilan tinggi yang nantinya akan berpengaruh dalam memantau

tumbuh kembang. Atau menggunakan standar UMR (Upah Minimum

Regional) yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. UMR Kabupaten

Banyumas tahun 2016 sebesar Rp.1.350.000.Pengukuran pendapatan juga

dapat dilakukan berdasarkan persepsi individu berdasarkan pendapatannya

selama satu bulan dengan dinyatakan ke dalam persepsi kurang, cukup dan

tinggi menurut tingkat kecukupan kebutuhannya. (Badan Pusat Statistik, 2008).

1. Tingkat Pendapatan Keluarga

a. Data Ekonomi Keluarga

Data ekonomi keluarga meliputi:

1) Pekerjaan (pekerjaan utama, misalnya pekerjaan pertanian, dan

pekerjaan tambahan, misalnya pekerjaan musiman).

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

31

2) Pendapatan keluarga (gaji, upah, imbalan, industri rumah tangga,

pertanian pangan/non pangan, dan hutang).

3) Kekayaan yang terlihat seperti tanah, jumlah ternak, mobil, motor,

dan lain-lain).

4) Pengeluaran/anggaran (pengeluaran untuk makanan, pakaian,

listrik, pendidikan, minyak/bahan bakar, transportasi, rekreasi, dan

lain-lain).

5) Harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi musim.

(Supariasa, Bakri, & Fajar, 2012).

2. Sumber Pendapatan Keluarga

Pendapatan Keluarga adalah jumlah pendapatan tetap dan sampingan dari

kepala keluarga, ibu, dan anggota keluarga lain dalam 1 bulan dibagi jumlah

seluruh anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan

(Ernawati, 2006).

Sumber-sumber pendapatan keluarga didapatkan dari upah, gaji, imbalan,

industri rumah tangga, dan pertanian pangan/non pangan. Kekayaan berbeda

dengan Pendapatan, karena kekayaan menandakan kepemilikan saham asset,

sedangkan pendapatan merupakan aliran daya beli. Kekayaan mewakili

kapasitas yang lebih permanen dalam jangka panjang, sedangkan

pendapatan mewakili kapasitas dalam jangka pendek. Kekayaan dan

pendapatan berkorelasi positif, karena pendapatan yang disimpan dan / atau

diinvestasikan dapat menjadi kekayaan, dan kekayaan dapat menjadi sumber

penghasilan, keluarga dengan berpenghasilan lebih dapat menambah

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

32

kekayaan, dan keluarga dengan kekayaan lebih dapat memperoleh tambahan

pendapatan (Raffalovich, Monnat, & Tsao, 2009).

D. Status Gizi

Status gizi adalah gambaran keseimbangan antara asupan dan kebutuhan

gizi seseorang. Apabila asupan tersebut sesuai maka disebut status gizi baik,

jika asupan kurang disebut status gizi kurang dan selanjutnya asupan gizi lebih

(Indonesian Nutrition Network Forum, 2005).

Status gizi sangat penting untuk diketahui guna menentukan ada tidaknya

gangguan gizi. Gangguan gizi yang terjadi pada bayi dan balita mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan, baik pada masa balita maupun pada masa

berikutnya sehingga perlu mendapatkan perhatian karena balita adalah generasi

penerus bangsa. Penyebab gangguan gizi pada anak adalah tidak sesuainya

jumlah zat gizi yang di peroleh dengan kebutuhan tubuh, termasuk kurangnya

asupan gizi (lemak, protein dan karbohidrat), infeksi dan yang paling penting

karena kurangnya perhatian dari ibu maupun keluarga terdekat (Arty, 2009).

1. Klasifikasi Status Gizi

Klasifikasi status gizi balita telah disepakati oleh pakar gizi pada bulan

Mei tahun 2000 di semarang tentang standar baku nasional diIndonesia,

yaitu nilai indeks antropometri berat badan menurut umur, tinggi badan

menurut umur atau berat badan menurut tinggi badan dibandingkan dengan

nilai rujukan WHO-NCHS.

Indikator berat badan menurut umur mencerminkan keadaan gizi

sekarang, klasifikasi terdiri dari gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

33

buruk. Indikator tinggi badan menurut umur mencerminkan keadaan gizi

masa lalu, klasifikasi terdiri dari normal dan pendek. Indikator berat badan

menurut tinggi badan digunakan untuk menilai keadaan gizi secara lebih

khusus karena mencerminkan keadaan gizi masa lalu dan sekarang,

klasifikasi terdiri dari gemuk, normal, kurus, dan kurus sekali (Indonesia

Nutrition Network Forum, 2005).

Pemilihan dan penggunaan indikator sangat dipengaruhi oleh subjek

yang akan diukur dan ditimbang, ketersediaan alat dan kemampuan petugas.

Pengukuran tinggi badan pada kelompok balita sering mengalami kesulitan,

selain itu dalam pelaksanaannya dibutuhkan dua orang petugas yang

terlatih. Pelaksanaan pengukuran antropoetri terhadap balita diPosyandu

masih terbatas pada penimbangan berat badan menggunakan dacin dengan

pertimbangan lebih mudah dalam pelaksanaan dan lebih mudah dimengerti

oleh masyarakat umum (Indonesia Nutrition Network Forum, 2005).

2. Tujuan Pemantauan Status Gizi

Tujuan pemantauan status gizi adalah untuk memperoleh data atau

informasi status gizi seseorang, kelompok atau masyarakat sehingga dapat

diketahui status kesehatannya. Tujuan umum kegiatan pemantauan status

gizi adalah tersedianya informasi status gizi secara berkala dan terus-

menerus, guna evaluasi perkembangan status gizi, penetapan kerjasama dan

perencanaan jangka pendek (Supariasa, 2012). Pemantauan berguna untuk

mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan, sehingga intervensi akan lebih

cepat dilakukan sebelum kondisi menjadi lebih parah (Sedioetama, 2004).

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

34

3. Cara Pemantauan Status Gizi

Cara pemantauan dan penilaian status gizi dapat dilakukan secara

langsung maupun secara tidak langsung. Pada umumnya pemantauan status

gizi adalah dengan cara antropometri yaitu menilai ukuran tubuh.

Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat

gizi (Supariasa, 2002).

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan

mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh

manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,

lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit

(Supariasa, 2002).

Umur sangat penting dalam pemantauan status gizi. Hasil pengukuran

tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas yang akurat, menjadi tidak

berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Menurut

puslitbang gizi, batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh, dan

untuk anak umur 0 sampai 2 tahun digunakan bulan usia penuh (Supariasa,

2002).

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan

yang mendadak, misalnya terserang penyakit infeksi, menurutnya nafsu

makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Indeks berat

badan menurut umur menggambarkan status gizi saat ini. Ambang batas

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

35

baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur

adalah gizi baik bila berat badan berada > 80% dari median berat baku

rujukan WHO-NCHS (National Centre for Health Statistics), gizi kurang

61-80 persen dan gizi buruk ≤ 60 persen (Supariasa, 2002).

4. Status Gizi Baik

Cara mengetahui pertumbuhan berat badan anak balita dan usia sekolah

dapat menggunakan KMS, Selanjutnya, jabaran AKG menurut takaran

konsumsi makanan sehari, berdasarkan kelompok umur adalan sebagai

berikut:

Tabel 2.3 Anjuran jumlah porsi menurut kecukupan energi

kelompok umur 3-5 tahun

Golongan Umur Bahan Makanan Berat (gr) URT

3-5 tahun Nasi 300 2 ½ gelas

Daging 100 2 potong

Telur 50 1 butir

Tempe 50 2 potong

Kacang hijau 10 1 sdm

Buah 200 2 buah pisang

Sayuran 100 2 magkuk

Gula 25 2 ½ sdm

Minyak 10 1 sdm

Susu 400 2 gelas

Sumber : Pudjiaji (2003)

5. Penilaian Status Gizi

a. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, ditinjau dari

sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

36

berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

b. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah berat badan kilogram dibagi tinggi

badan kuadrat dalam meter. Indeks massa tubuh merupakan cara untuk

menggambarkan berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan.

c. Indeks Antropometri

Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.

Berapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu :

1) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan

gambaran massa tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri

yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana kesehatan baik

dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin,

maka BB berkembang mengikuti pertambahan umur. Mengingat

karakteristik berat badan yang labil, makan indeks BB/U lebih

menggambarkan status gizi seseorang saat ini.

2) Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan

tumbuh seiring dengan pertambahan umur.

3) Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.

Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

37

dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu.

Tabel 2.4 Gabungan Beberapa Indeks Antropometri

BB / TB BB / U TB / U Status gizi

Normal Rendah Rendah Baik, pernah kurang gizi

Normal Normal Rendah Baik

Normal Tinggi Tinggi Jangkung, baik

Rendah Rendah Tinggi Buruk

Rendah Rendah Normal Buruk / kurang

Rendah Normal Tinggi Kurang

Tinggi Tinggi Rendah Lebih, kemungkinan obes

Tinggi Rendah Rendah Lebih, pernah kurang gizi

Tinggi Tinggi Rendah Lebih, tetapi tidak obes

Sumber : Arisman, 2007

Bentuk indikator gabungan diatas dimaksudkan untuk

mempertajam dan memperjelas interprestasi status gizi agar

penanggulangannya dapat lebik baik dalam menentukan prioritas maupun

jenis perlakuan atau intervensi.

Tabel 2.5 Klasifikasi Menurut Standar WHO-NCHS

Indeks Status Gizi Ambang batas

BB / U Gizi lebih > 2,0 SD

Gizi baik - 2,0 SD / + 2 SD

Gizi kurang < - 2 SD

Gizi buruk < - 3,0 SD

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

38

Berdasarkan penilaian Z-skor adalah sebagai berikut :

a. BB/ U ( Berat bada menurut Umur berdasarkan Z-Score )

1) Gizi buruk ; <- 3 SD

2) Gizi kurang : -3 SD sampai -2 SD

3) Gizi baik : -2 SD sampai +2 S

4) Gizi lebih ; > +3 SD

b. TB/ U ( Tinggi badan menurut Umur berdasarkan Z-Score)

1) Normal : > -2 SD

2) Rendah : <-2 SD

Menurut Depkes RI (2005) Paremeter BB/TB berdasarkan Z-Score

diklasifikasikan menjadi :

1) Gizi Buruk (Sangat Kurus) ; <-3 SD

2) Gizi Kurang (Kurus) : -3SD sampai <-2SD

3) Gizi Baik (Normal) : -2 SD sampai +2SD

4) Gizi Lebih (Gemuk) : > +2 SD

Dampak kurang gizi pada anak dapat meningkatkan risiko

kematian, menghambat perkembangan kognitif, dan mempengaruhi

status kesehatan pada usia remaja dan dewasa (Almatsier, Soetardjo &

Soekatri, 2011).

c. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai

status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan

yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

39

dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan organ-

organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Tanda

klinik seperti pucat, kemungkinan defisiensi zat gizinya adalah kurang

zat besi, gusi berdarah kemungkinan kurang vitamin c, dan pembesaran

kelenjar tiroid kemungkinan kurang yodium.

d. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen

yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam

jaringan tubuh, antara lain: darah, urine, tinja, dan juga eberapa jaringan

tubuh seperti hati dan otot.

Penggunaan: Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa

kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.

e. Biofisik

Merupaan metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan

fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dan jaringan.

Penggunaan: Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti

kejadian buta senja endemic. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi

gelap.

6. Karakteristik dan Fungsi Gizi

a. Protein

Protein merupakan senyawa yang berasal dari nitrogen organik

yang sangat kompleks dengan asam amino sebagai unit penyusunnya.

Asam amino tersusun atas unsur karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

40

dan pada keadaan tertentu, unsur fosfor.

1) Fungsi Protein

Protein berperan sebagai penunjang pertumbuhan, pengatur

proses tubuh, dan energy. Sebagai penunjang pertumbuhan, protein

merupakan unsur utama matriks tulang dan gigi, kulit, kuku,

rambut, sel darah dan serum. Protein dalam pengaturan proses

tubuh menjalankan fungsi yang sangat khusus. Protein juga

merupakan sumber energi, ini dapat dipahami karena tiap gram

protein menghasilkan kurang lebih 4 kkal. (0,01 MJ).

2) Masalah Kelebihan dan Kekurangan Protein

Masalah yang diakibatkan oleh asupan protein berlebih

terjadi bila asupan protein lebih dari 20% total kalori selama masa

bayi. Kompensasi kelebihan protein yang diikuti oleh peningkatan

kebutuhan air dapat menimbulkan dehidrasi. Kurang gizi dan

infeksi saling berkaitan, membentuk sebuah lingkaran setan, anak

terkena infeksi kelhilangan nafsu makan sehingga asupan zat gizi

kurang dari kebutuhan dan menyebabkan peningkatan proses

metabolism. Kadar protein semakin berkurang, akibatnya

ketahanan tubuh menurun sehingga anak mudah terserang infeksi.

b. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa organic yang paling banyak

ditemukan dan melimpah diseluruh dunia. Karbohidrat dapat

diklasifikasikan sebagai monosakarida (gula simpleks), disakarida (gula

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

41

ganda), dan polisakarida (termasuk molekul gula simpleks).

1) Peran Karbohidrat

Karbohidrat diguaakan sebagai pemenuhan kebutuhan energi

oleh tubuh. Namun, ada beberapa karbohidrat digunakan juga

untuk sintesis sejumlah senyawa pengatur seperti karbohidrat

sebagai pengasil energi, aksi penadangan protein, pengatur

metabolisme lemak, dan berperan dakam system penernaan.

2) Sumber Karbohidrat

Pada masa bayi muda, lakosa merupakan karbohidrat yang

dihasilkan lebih banyak dari ASI dan susu sapi. Namun, seiring

pertambahan usia, pemenuhan kebutuhan karbohidrat pada bayi

perlu ditambahkan dari sumber lain, seperti biji-bijian, roti, dan

makanan lain misalnya kentang.

3) Masalah Kekurangan dan Kelebihan Karbohidrat

Kekurangan karbohidrat terjadi bila asupan karbohidrat rendah

atau dibawah kebutuhan tubuh. Bila karbohidrat tidak ada sama

sekali dari makanan yang dikonsumsi, segera munul gejala

dehidrasi, ketosis, kehilangan protein tubuh, kelelahan, dan

kehilangan energi. Asupan karbohidrat yang berlebihan

mengakibatkan penurunan asupan zat gizi esensial lain sehingga

timbul defisiensi gizi dan kelebihan berat badan.

c. Lemak

Lemak merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen. Namun

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

42

proporsi oksigen lebih rendah. Seara kimiawi, lemak makanan terdiri

atas ampuran trigliserida. Asam lemak dibedakkan menjadi asam lemak

jenuh merupakan asam lema yang stabil dan tidak mempunyai ikatan

ganda. Asam lemak tak jenuh memiliki lebih dari dua ikatan yang

bereaksi seara bertahap dengan udara. Reaksi ini menyebabkan tengik.

Asam lemak tak jenuh diperoleh dari asam oleat, asam linoleat dan

asam arakidonat.

Fungsi utama lemak adalah memberikan energi. Tiap gram lemak

setelah proses oksidasi menghasilkan kurang lebih 9 kalori. Lemak juga

berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K. Lemak memberikan

perasaan kenyang karena keepatan pengosongan dari lambung

berhubungan dengan kandungan lemak dalam makanan.

d. Vitamin

Vitamin merupakan bahan makanan organic. Dalam jumlah keil,

vitamin diperlukan untuk pertumbuhan normal dan kesehatan tubuh.

Jumlah vitamin yang dibutuhkan tubuh sehari-harinya relative keil

karena vitamin diperkirakan sebagai katalisator.

1) Maam-maam Vitamin dan Manfaatnya

a) Vitamin A adalah Vitamin larut dalam lemak pertama yang

ditemukan secara luas. Vitamin A dikenal juga dengan Nama

Retinol. Fungsi Vitamin A : Berperan dalam Penglihatan, dan

merupakan salah satu komponen penyusun pigmen mata. selain

itu fungsi vitamin A juga ikut berperan penting menjaga

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

43

kesehatan, kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan

dan sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit.

Sumber-sumber Vitamin A , Hewani : Hati, Kuning telur, susu,

mentega dan minyak ikan.Nabati : Karoten sumber karoten

adalah sayuran berwarna hijau, dan buah-buahan yang berwarna

kuning seperti Wortel, pisang dan pepaya.Penyakit Akibat

Kekurangan Vitamin Adapat mengakibatkan gangguan

penglihatan, rabun senja, katarak dan penurunan daya tahan

tubuh.

b) Vitamin BAda beberapa kelompok golongan Vitamin B (B

Komplek) dan secara umum manfaat vitamin B berperan penting

dalam metabolisme tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi

saat kita melakukan aktivitas. Peranan Vitamin B di dalam tubuh

sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi

metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi.

Selain itu beberapajenis-jenis vitamin B ini juga berperan dalam

pembentukan sel darah merah Sumber vitamin B berasal dari

susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.

c) Vitamin C nama lainnya yaitu asam askorbat. Banyak

sekali manfaat vitamin C bagi kesehatan tubuh kita. Diantara

yaitu berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang

merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi,

tulang, dan jaringan penyokong organ lain. Selain itu Vitamin C

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

44

merupakan antioksidan alami yang bisa menangkal berbagai

radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh kita sehingga

meminimalisir risiko terjadinya berbagai penyakit degenaratif,

seperti kanker Servik, kanker payudara dan berbagai jenis

penyakit degeneratif lain.Selain itu, vitamin c juga berperan

dalam menjaga kebugaran tubuh danmencegah penuaan diri,

sangat baik dan ber manfaat vitamin c untuk kecantikan

kulit bisa mencegah mencegah berbagai jenis penyakit dan

infeksi.

Sumber Vitamin C yaitu Jeruk banyak terdapat pada buah-

buahan seperti jeruk, tomat, semangka dansayur-

sayuran lainnya. Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan Gusi

berdarah dan nyeri pada persendian, kurangnya imunitas tubuh.

namun kelebihan konsumsi vitamin C berdampak buruk

terhadap ginjal dan gangguan saluran pencernaan.

d) Vitamin D adalah jenis vitamin yang paling mempengaruhi

bagian tulang. Sumber Vitamin D banyak di temukan pada jenis

makanan seperti ikan, telur, susu, dan keju. sel kulit akan

memproduksi Vitamin ini disaat terkena cahaya

matahari.Manfaat dan fungsi Vitamin D adalah mempengaruhi

pertumbuhan tulang, membantu metabolisme kalsium dan

mineral penting untuk tulang.

Kekurangan Vitamin D bisa menyebabkan pertumbuhan tubuh

dan kaki yang tidak normal, seperti betis kaki akan membentuk

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

45

huruf O dan X. selain itu kurangnya vitamin D menyebabkan

gigi mudah mengalami kerusakan, dan hilangnya unsur kalsium

dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang yang berakibat

rapuhnya kekuatan tulang.

e) Fungsi Vitamin E berperan sebagai anti oksidan alami dan untuk

menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari

mata, sel darah merah, hati dan jaringan kulit,. karena itu

Vitamin E bisa menghambat dan mencegah penuaan

dini.Sumber Vitamin E banyak terdapat pada ikan, ayam, kuning

telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan.

Kekurangan vitamin E menyebabkan gangguan kesehatan yang

fatal bagi tubuh seperti kemandulan dan keguguran, Konsumsi

vitamin E sangat penting untuk tubuh baik bagi pria maupun

wanita dan vitamin ini mempengaruhi kehamilan.

f) Salah satu Vitamin yang larut dalam Lemak, Fungsi Vitamin

K yaitu berperan dalam pembekuan darah dan berpengaruh

terhadap penutupan luka. Makanan Sumber Vitamin K seperti

Sayur-sayuran hijau, brokoli, kol, hati, kacang polong dan

buncis.Kekurangan Vitamin K akan berakibat pada kesulitan

pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita

Faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah potensi genetik-

heredo konstituinal (intrinsik) dan peran lingkungan (ekstrinsik). Gangguan

tumbuh kembang terjadi bila ada faktor genetik dan atau karena faktor

lingkungan yang tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar tumbuh

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

46

kembang anak. Peran lingkungan sangat penting untuk mencukupi

kebutuhan dasar tumbuh kembang anak yaitu kebutuhan bio-psikosial terdiri

dari kebutuhan biomedis/asuh (nutrisi, imunisasi, higiene, pengobatan,

pakaian, tempat tinggal, sanitasi lingkungan, dsb) dan kebutuhan

psikososial/asih dan asah (kasih sayang, penghargaan, komunikasi, stimulasi

bicara, gerak, sosial, moral, intelegensi dan lain-lain) sejak masa konsepsi

sampai akhir remaja.

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

47

E. Kerangka Teori

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.Dalam penelitian saya hanya meneliti tahu dan

memahami. Tahu yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, sedangkan memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi dengan benar. Menurut Zulkarnaen,dkk (2000)

faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemberian makan pada balita antara

lain pengetahuan ibu tentang gizi balita, pendidikan dan pendapatan keluarga.

Pengetahuan ibu tentang gizi balita sangat penting karena berpengaruh

terhadap jenis pangan yang dikonsumsi. Pendidikan juga modal utama dalam

menunjang perekonomian rumah tangga dan berperan dalam pola penyusunan

makanan untuk rumah tangga. Selain itu pendapatan juga berpengaruh

terhadap pola pemberian makan balita, karena jika tingkat pendapatan naik,

jumlah makanan cenderung membaik juga. Adapun faktor lain yaitu besar

keluarga dan kebiasaan makan, semakin besar jumlah anggota keluarga, maka

konsumsi pangan akan semakin tidak merata jika tidak diimbangi dengan

kenaikan pendapatan. Dan kebiasaan makan juga sangat berpengaruh, karena

dengan kebiasaan makan bersama akan membiasakan balita untuk makan

dengan benar.Sehingga untuk mencapai status gizi balita yang baik perlu

adanya kesinambungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan faktor-faktor

pola pemberian makan pada balita.

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

48

Gambar 2.3. Kerangka Teori menurut Notoatmodjo (2003), Zulkarnaen, dkk

(2000)

Pengetahuan :

1. Tahu

2. Memahami

3. Aplikasi

4. Analisis

5. Sintesis

6. Evaluasi

Faktor-faktor yang

mempengaruhi pola

pemberian makan:

1. Pengetahuan ibu

2. Pendidikan

3. Pendapatan keluarga

4. Besar keluarga

5. Kebiasaan makan

Status Gizi

Balita

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

49

F. Kerangka Konsep

Variabel Dependen Variabel Independent

Gambar 2.4. Kerangka Konsep Penelitian

G. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

“Ada Hubungan Antara Pengetahuan Ibu, Pola Pemberian Makan,

Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Pada Balita”

Pengetahuan Ibu

Pola Pemberian

Makan Balita

Pendapatan

Rumah Tangga

Status Gizi

Balita

Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016