bab ii tinjauan pustaka a. pengetahuan 1. pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/tri hanggara yoga...

20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini melelui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba namun sebagian besar pengetahuan di peroleh melelui penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pada kenyataannya, perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012). Menurut penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2012), dikatakan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni: a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek). b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap subyek sudah mulai timbul. c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi. 13 Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Upload: tranduong

Post on 06-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini

melelui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba namun sebagian besar pengetahuan di peroleh

melelui penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pada

kenyataannya, perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dari

pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

Menurut penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2012),

dikatakan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini

sikap subyek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi.

13

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

d. Trial, dimana subyek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.

2. Cakupan Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif ada enam tingkatan yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagi suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut

secara benar.

c. Aplikasi (Aplicatiaon)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan

kata lain, sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

B. Perawat

Definisi perawat menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

38 tahun 2014 tentang keperawatan adalah “seseorang yang telah lulus

pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang

diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan”. Perawat merupakan profesi yang menolong pasien untuk

beradaptasi secara positif terhadap stress yang dialami. Salah satu peran

perawat menurut Supartini (2004) adalah sebagai pembina hubungan

terapeutik.

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional

yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan

pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014).

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan

pasien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan

kemandirian pasien dalam merawat dirinya (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 38 tahun 2014).

C. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara (UU

Republik Indonesia No 20 tahun 2003). Menurut Ki Hajar Dewantara,

pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,

agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat

mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Batas tuntas

pendidikan di Indonesia menurut Departemen pendidikan nasional

(Depdiknas) yaitu pendidikan 9 tahun atau sampai jenjang pendidikan SMA

(Suwarno, 2008). Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penting

yang dapat menggambarkan status sosial dan dapat menjadi modal dasar

untuk pengambilan keputusan dan bertindak. Semakin tinggi pendidikan

semakin mudah seseorang menerima informasi serta lebih tanggap terhadap

masalah yang dihadapi, sehingga dapat menentukan alternatif terbaik

terhadap suatu hal (Suhardjo dalam Apriliana, 2006).

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

Menurut Notoatmodjo dalam Apriliana (2006), faktor-faktor yang

mempengaruhi pendidikan seseorang dibedakan menjadi dua faktor,

meliputi:

1. Faktor intern: meliputi kecerdasan emosi, persepsi dan motivasi serta hal-

hal yang berfungsi untuk mengolah rangsang dari luar.

2. Faktor ekstern: mencakup lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik,

seperti manusia, sosial ekonomi, iklim, kebudayaan dan sebagainya.

Semakin baik faktor intern dan ekstern yang dimiliki seseorang tersebut

maka semakin baik tingkat pengetahuan orang tersebut.

Pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu kepada UU No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sesuai dengan isi UU

Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu Persatuan

Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia

(AIPNI), bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional

(Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui kelengkapan sebagai

suatu profesi.

Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup:

1. Pendidikan Vokasional yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan

jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang

diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.

2. Pendidikan Akademik yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca

sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu

pengetahuan tertentu.

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

3. Pendidikan Profesi yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang

mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan

persyaratan keahlian khusus.

Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan

diploma,sarjana,magister,spesialisdandoktor.

Jenjang pendidikan tinggi keperawatan Indonesia dan sebutan gelar:

1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat

sebutan Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep).

2. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya

mendapat sebutan Ners (Nurse),sebutan gelarnya (Ns).

3. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar

(M.Kep).

4. Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:

a. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)

b. Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)

c. Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)

d. Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)

e. Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)

5. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

D. Masa Kerja

Masa kerja biasanya dikaitkan dengan waktu mulai bekerja, dimana

pengalaman kerja juga ikut menentukan kinerja seseorang. Semakin lama

masa kerja maka kecakapan akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri

dengan pekerjaannya. Seseorang akan mencapai kepuasan tertentu bila sudah

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Semakin lama karyawan

bekerja mereka cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan mereka , hal ini

juga mempengaruhi motivasi seseorang untuk lebih mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan seseorang (Hasibuan, 2009).

Robbins (2001), mengataka ada hubungan positif antara senioritas dan

produktivitas kerja . Semakin lama seseorang bekerja maka produktivitasnya

semakin tinggi. Robbins (2001) juga berpendapat bahawa semakin lama masa

kerja seseorang akan semakin kecil kemungkinan orang tersebut berpindah

pekerjaan.

Tulus MA (1992), secara garis besar masa kerja dapat dikategoriakan

menjadi tiga, yaitu:

1. Masa kerja baru : 0-6 tahun

2. Masa kerja sedang : 7-10 tahun

3. Masa kerja lama : > 10 tahun

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

E. Komunikasi Terapeutik

1. Pengertian

Purwanto (2007) mendefinikan komunikasi terapeutik adalah

komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan, dan kegiatannya

dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

2. Manfaat Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik sangat bermanfaat dalam pelayanan

keperawatan. Adapun manfaat komunikasi terapeutik menurut Purwanto

(2007) adalah:

a. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dengan

pasien melalui hubungan perawat dengan pasien.

b. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan, dan mengkaji masalah serta

mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan. Sedangkan

tahap preventif, kegunaannya adalah mencegah adanya kegiatan yang

negatif terhadap pertahanan diri pasien.

3. Tujuan Komunikasi Terapeutik

Tujuan diterapkannya komunikasi terapeutik dalam pelayanan

keperawatan sehari-hari menurut Purwanto (2007) adalah :

a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan

dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi

yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.

b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang

efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan diri sendiri.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Suatu proses komunikasi atau proses berinteraksi dengan orang

lain dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor. Faktor-fakor tersebut menurut

Potter dan Perry (2005) antara lain:

a. Perkembangan

Perkembangan seseorang mempengaruhi cara berkomunikasi. Anak

dengan perkembangan yang baik akan berbeda kemampuan berbahasa

dan bicaranya dibanding dengan anak yang mengalami gangguan

perkembangan. Untuk dapat berkomunikasi secara efektif khususnya

pada anak-anak, perawat harus memahami pengaruh perkembangan

bahasa dan proses berpikir karena hal ini mempengaruhi cara anak

berkomunikasi sehingga proses interaksi dapat berjalan baik.

b. Persepsi

Adalah pandangan pribadi terhadap apa yang terjadi. Persepsi ini

dibentuk oleh harapan dan pengalaman.

c. Nilai

Adalah standar yang mempengaruhi perilaku dan interpretasi suatu

pesan. Nilai tersebut adalah apa yang dianggap penting oleh individu

dalam hidupnya dan pengaruh dari ekspresi pemikiran dan ide.

d. Latar Belakang Sosial Kultural

Budaya merupakan bentuk kondisi yang menunjukan diri seseorang

melalui tingkah lakunya. Bahasa, nilai, pembawaan dan gaya

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Perbedaan ini

dapat menghambat komunikasi.

e. Emosi

Emosi adalah perasaan subyektif seseorang terhadap suatu kejadian

atau peristiwa tertentu. Cara seseorang bersosialisasi atau berinteraksi

dengan orang lain dipengaruhi oleh emosi. Hal ini dapat

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima suatu pesan

dengan baik.

f. Gender

Perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi komunikasi. Pria dan

wanita mempunyai gaya komunikasi yang berbeda dan satu sama lain

saling mempengaruhi secara unik dalam proses komunikasi.

g. Peran dan Hubungan

Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antara orang

yang berkomunikasi atau seseorang berkomunikasi dalam tatanan

yang tepat menurut peran dan hubungan mereka. Komunikasi akan

menjadi lebih efektif apabila masing-masing pihak tetap waspada

terhadap peran mereka dalam berkomunikasi.

h. Lingkungan

Lingkungan akan berpengaruh terhadap komunikasi yang efektif.

Kebisingan dan kurangnya kebebasan seseorang dapat menyebabkan

ketidaknyamanan dalam berkomunikasi. Untuk itu ruang atau

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

lingkungan yang tenang, nyaman, bebas dari kebisingan dan gangguan

adalah yang terbaik untuk berkomunikasi.

i. Jarak

Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu seperti jarak

personal (20 cm sampai 120 cm) memberikan rasa aman bagi perawat

dan pasien dimana perawat duduk bersama pasien untuk

mendiskusikan perasaan, pemikiran maupun dalam melakukan

wawancara. Dalam interaksi sosial, orang secara sadar

mempertahankan jarak antara mereka.

5. Faktor-Faktor yang Menghambat Komunikasi Terapeutik

Dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain,

terkadang ditemui adanya hambatan-hambatan dalam proses komunikasi

tersebut. Menurut Purwanto (2007) faktor-faktor penghambat tersebut

antara lain:

a. Kemampuan pemahaman yang berbeda.

b. Pengamatan atau penafsiran yang berbeda karena pengalaman masa

lalu.

c. Komunikasi satu arah.

d. Kepentingan yang berbeda.

e. Memberi jaminan yang tidak mungkin.

f. Memberitahu apa yang harus dilakukan kepada pasien.

g. Membicarakan hal yang bersifat pribadi.

h. Memberi kritik terhadap perasaan pasien.

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

i. Menghentikan atau mengalihkan topik pembicaraan.

j. Terlalu banyak bicara yang seharusnya mendengar.

k. Memperlihatkan sikap jemu dan pesimis.

6. Sikap Perawat dalam Komunikasi Terapeutik

Keberhasilan komunikasi terapeutik dalam pelayanan

keperawatan dipengaruhi juga oleh sikap perwat dalam berkomunikasi

dengan pasien. Sikap perawat dalam berkomunikasi terapeutik menurut

Suliswati, et. al., (2005), antara lain:

a. Berhadapan

Berhadapan langsung dengan orang yang diajak komunikasi

mempunyai arti bahwa komunikator siap untuk berkomunukasi.

b. Mempertahankan kontak

Kontak mata menunjukan bahwa kita menghargai pasien dan

mengatakan keinginan untuk berkomunikasi.

c. Membungkuk kearah pasien

Sikap ini merupakan posisi yang menunjukan keinginan untuk

mengatakan atau mendengarkan sesuatu dari pasien.

d. Mempertahankan sikap terbuka

Tidak melipat kaki dan tangan menunjukan keterbukaan untuk

berkomunikasi dan siap membantu pasien.

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

e. Tetap relaks

Merupakan sikap yang menunjukan adanya keseimbangan antara

ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon kepada pasien

meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan.

7. Teknik Komunikasi Terapeutik

Persyaratan dasar agar komunikasi menjadi efektif adalah semua

komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi dan

penerima pesan serta komunikasi yang menciptakan saling pengertian

harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan saran, informasi

maupun masukan.

Menurut Potter dan Perry (2005) mengemukakan komunikasi

dengan:

a. Menunjukan Penerimaan

Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa

menunujukan keraguan atau ketidaksetujuan. Untuk itu, sebaiknya

perawat menghindari ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang

menunjukan ketidaksetujuan. Beberapa cara untuk menunjukan

penerimaan menurut Potter dan Perry (2005) yaitu:

1) Mendengarkan tanpa interupsi.

2) Memberikan respon verbal menunjukan pengertian atau

pemahaman.

3) Menghindari berdebat dengan pasien dan ekspresi keraguan atau

usaha untuk merubah pikiran pasien.

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

b. Diam (silence)

Dalam memberikan kesempatan kepada perawat dan pasien untuk

mengorganisir pikiranya. Dia memungkinkan pasien untuk

berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir pikiran, dan

memproses informasi terutama pada saat pasien harus mengambil

keputusan.

c. Memberikan Penghargaan

Memberi salam pada pasien dengan menyebut namanya, menunujukan

kesadaran tentang perubahan yang terjadi, menghargai pasien sebagai

manusia seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggungjawab atas

dirinya sendiri sebagai individu.

d. Humor

Humor merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kesehatan.

Menurut Wootsen (1993) yang dikutip oleh Potter dan Perry (2005),

dikatan bahwa tertawa membantu melepaskan ketegangan yang

berhubungan dengan stres dan rasa sakit, meningkatkan keefektifan

perawat dalam memberikan dukungan emosi pada pasien. Humor

memberikan pelepasan psikologis dan fisiologis serta mengurangi

kecemasan.

e. Sentuhan

Menurut Hudak dan Gallo (1997), sentuhan merupakan salah satu

teknik komunikasi dalam pelayanan keperawatan. Penggunaan

sentuhan ini memberikan pesan yang bervariasi antara lain: ketulusan,

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

keamanan, kenyamanan, dukungan, penerimaan, dan empati.

Sentuhan ini sangat menolong terutama saat pasien sedang mengalami

ketakutan, kecemasan dan depresi.

f. Assertive

Merupakan kemampuan dengan cara meyakinkan dan nyaman

mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai

hak orang lain.

8. Tahap-Tahap dalam Komunikasi Terapeutik

Hubungan terapeutik adalah hubungan kerja sama yang ditandai

dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman dalam

membina hubungan akrab yang terapeutik. Menurut Stuart dan Sundeen

(1998), ada empat tahap atau fase hubungan itu:

a. Tahap Pra-interaksi

Tahap Pra-interaksi merupakan tahap persiapan sebelum

perawat bertemu dengan pasien. Tugas perawat dalam tahap ini

adalah: mengnalisis kekuatan dan keterbatasan profesional diri,

membuat rencana pertemuan dengan pasien meliputi: menetukan

pengkajian yang diharapkan, menentukan metode atau batas yang

tepat dalam wawancara serta menentuka tempat dan waktu yang tepat.

b. Tahap Perkenalan/ Orientasi

Tahap orientasi merupakan tahap pertama kali perawat bertemu

dengan pasien. Pada tahap ini tugas perawat adalah: membina

hubungan saling percaya, penerimaan satu sama lain untuk mengatasi

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

kecemasan, menerapkan komunikasi terbuka, mengidentifikasi

masalah pasien, membentuk kesepakatan bersama pasien antara lain

nama perawat dan pasien, peran yang diharapkan dari perawat dan

pasien, menetapkan tujuan, harapan dan kerahasiaan.

c. Tahap Kerja

Tahapan kerja merupakan tahap dimulainya kegiatan atau

hubungan perawat pasien yang terkait erat dengan pelaksanaan

rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai tujuan

yang akan dicapai. Menurut Uripni, Sujianti, dan Indrawanti (2005),

tujuan tindakan keperawatan antara lain: meningkatkan pengertian dan

pengenalan pasien tentang dirinya, perasaan, pikiran, perilaku atau

yang sering disebut tujuan kognitf serta mengembangkan,

mempertahankan, meningkatkan kemampuan pasien secara mandiri

dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi atau yang sering disebut

tujuan afektif atau psikomotor. Tugas perawat dalam tahap ini adalah

menggali stressor yang relevan, meningkatkan pengembangan,

penghayatan dan penggunaan mekanisme koping yang konstruktif,

membahas dan mengatasi perilaku yang resisten.

d. Tahap Terminasi

Tahap terminasi merupakan tahap dimana akan dihentikannya

proses interaksi antara perawat dengan pasien. Menurut Uripin, dkk

(2005), tahap terminasi ini terdiri dari dua tahapan antara lain

terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan pasien untuk

sementara waktu. Tugas perawat pada terminasi sementara ini adalah

evaluasi hasil, tahap tindak lanjut dan membuat kontrak yang akan

datang.

Sedangkan terminasi akhir terjadi ketika pasien akan kembali

kerumah setelah dirawat di rumah sakit. Adapun tugas perawat pada

tahap ini adalah evaluasi hasil, tahapan tindak lanjut dan eksplorasi

perasaan. Menurut Stuart dan Sundeen (1998), tugas perawat pada

tahap terminasi antara lain: membina realita perpisahan, mengevaluasi

kegiatan kerja yang telah dilakukan, memungkinkan mengadakan

kontrak kembali untuk kegiatan selanjutnya, menggali timbal balik

perasaan penolakan, kehilangan, kesedihan, dan kemarahan serta

perilaku yang terkait, mengakhiri terminasi dengan cara yang baik.

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

F. Kerangka Teori

Berdasarkan landasan teori tentang komunikasi terpeutik yang

dikemukakan oleh Potter dan Perry (2005), Purwanto (2007), Stuart dan

Sudeen (1998), landasan teori tentang tingkat pendidikan dikemukakan oleh

UU Republik Indonesia No 20 tahun 2003, Suwarno (2008) dan landasan teori

tentang masa kerja dikemukakan oleh (Hasibuan, 2009), Robbins (2001), maka

dapat digambarkan suatu kerangka teori sebagai berikut:

1. Pengetahuan perawat tentang

komunikasi terpeutik

-Pendidikan

-Pelatihan komunikasi terapeutik

2. Tingkat pendidikan

3. Masa kerja

Gambar 1. Kerangka Teori

Kemampuan

komunikasi terapeutik

perawat

Faktor –faktor yang mempengaruhi komunikasi:

- Perkembangan - Gender

- Persepsi - Peran dan hubungan

- Nilai - Lingkungan

- Sosialkurtural - Jarak

- Emosi

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pendidikan

- Faktor intern

- Faktor ekstern

Pelayanan kesehatan

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

G.Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori tersebut, maka dapat digambarkan suatu

kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Variabel bebas Variabel terikat

Keterangan: Diteliti

Tidak Diteliti

Gambar 2. Kerangka Konsep

Pengetahuan komunikasi

terapeutik

Tingkat pendidikan

Masa kerja

Kemampuan komunikasi

terapeutik perawat

Faktor –faktor yang mempengaruhi komunikasi:

- Perkembangan - Peran dan hubungan

- Persepsi - Lingkungan

- Nilai - Jarak

- Sosialkurtural - Emosi

- Gender

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/3268/3/Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengetahuan 1. ... sosial

H. Hipotesis

Menurut Arikunto (2006), hipotesis adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

data yang terkumpul. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah: ada hubungan antara pengetahuan

komunikasi terpeutik, tingkat pendidikan dan masa kerja dengan kemampuan

komunikasi terapeutik perawat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan

terhadap pasien di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

Hubungan Antara Pengetahuan..., Tri Hanggara Yoga Pamungkas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015