bab ii tinjauan pustaka a. pengertian bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/bab ii.pdf ·...

38
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayi Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. (Marmi dan Rahardjo, 2015). Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut- serabut syarat dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan saling mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan imosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Marmi dan Rahardjo, 2015). B. Pertumbuhan 1. Pengertian Pertumbuhan Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak tidak hanya bertambah secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur

Upload: others

Post on 27-Jul-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bayi

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun

tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode

perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi

adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. (Marmi dan Rahardjo,

2015).

Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan

perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-

serabut syarat dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak

yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini

akan saling mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar

berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita, perkembangan

kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan

imosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan

perkembangan berikutnya (Marmi dan Rahardjo, 2015).

B. Pertumbuhan

1. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu

bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.

Anak tidak hanya bertambah secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

7

organ-organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil dari pertumbuhan otak adalah

anak mempunyai kapasitas lebih besar untuk belajar, mengingat, dan

menggunakan akalnya. Jadi anak tumbuh baik secara fisik maupun mental.

Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),

ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan tannda-tanda seks sekunder

(Seotjiningsih dan Gde, 2013).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat di ukur dengan satuan panjang dan berat. (Mulati,

Erna. 2016).

2. Cara Penilaian Pertumbuhan

a. Pengukuran antropometrik

Alat yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva

pertumbuhan (growth chart), yang dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat,

papan pengukur, stadiometer, dan pita pengukur.

Langkah – langkah manajemen tumbuh kembang anak :

1) Pengukuran Anthropometri (Berat, Tinggi. Lingkar Kepala, Lingkar Dada,

Lingkar Lengan, dan Tebal kulit)

2) Penggunaan kurva pertumbuhan anak (KMS, NCHS)

3) Pelinaian dan Analisa status gizi dan pertumbuhan anak

4) Penilaian perkembangan anak, dan maturitas

5) Intervensi (Preventif, Promotif, Kuratif, dan Rehabilitatif)

(Kemenkes RI, 2016).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

8

3. Cara Memantau Pertumbuhan Bayi dengan KMS

KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan

murah, yang dapat di guakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.

KMS balita berisi catatan penting tetang pertumbuhan, perkembangan anak,

imunisasi, penaggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan

anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian

makanan anak dan rujuk ke Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesan-pesan

penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.

Pertumbuhan merupakan parameter kesehatan gizi yang cukup peka untuk

dipergunakan dalam menilai kesehatan anak bayi dan balita. Dalam pertumbuhan

anak itu menuju ke arah bawah, dan tidak banyak yang keluar dari jalur hijau ke

arah atas. Jadi kurva pertumbuhan yang baik kesehatannya akan terus terdapat di

dalam jalur hijau.

Dibawah jalur hijau terdapat jalur yang diberi warna kuning. Ini

menunjukan daerah KKP ringan, jadi anak mulai memperlihatkan gangguan

pertumbuhan ringan, yang menggambarkan pula adanya gangguan kesehatan.

Anak perlu dikonsultasikan kepada seorang dokter untuk diperiksa dan diperbaiki

makanannya atau memerlukan perbaikan kesehatan. Bila keadaan anak lebih

buruk lagi, garis kurva pertumbuhan anak akan lebih menurun lagi masuk ke

daerah bawah garis merah, yang meupakan batas bawah dari jalur kuning. Daerah

di bawah garis merah ini menunjukan KKP berat. Di sini anak sudah jelas

menderita gizi kurang dan tergangguan kesehatannya. (Jauhar, Ahmad. 2015)

Pertumbuhan balita dapat di ketahui apabila setiap bulan di timbang, hasil

penimbangan di catat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

9

penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini di hubungkan dengan

sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik

pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik,

mengikuti pertumbuhan sesuai dengan umurnya.

a. Balita yang naik berat badannya bila :

Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna atau garis

pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna di atasnya.

b. Balita yang tidak naik berat badannya bila :

Garis pertumbuhannya turun, atau garis pertumbuhannya mendatar, atau pita

pertumbuhannya naik tapi pindah kepita warna di bawahnya.

c. Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita

mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga

harus langsung dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit

d. Berat badan balita 3 bulan berturut–turut tidak naik artinya balita mengalami

gangguan pertumbuhan, sehingga harus dirujuk ke Puskesmas/Rumah sakit.

e. Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

f. Balita sehat jika berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna

atau pindah ke pita warna diatasnya.

Berat badan yang tercantum pada KMS hanya menggambarkan pola

pertumbuhan berat badan balita bukan berat badan per umur. Berat badan di

bawah Garis Merah (BGM) bukan menunjukkan keadaan gizi buruk tetapi

sebagai peringatan untuk konfismasi dan tindak lanjut, tetapi perlu di ingat

tidak berlaku pada anak dengan berat badan awalnya memang sudah di bawah

garis merah. Naik-turunnya berat badan balita selalu mengikuti pita warna

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

10

pada KMS. KMS hanya di fungsikan untuk pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan balita serta promosinya, bukan utnuk penilaian status gizi.

Hasil penimbangan balita di Posyandu hanya dapat di manfaatkan atau di

gunakan untuk :

a. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan individu balita dengan

melihat berat badan yang di timbang (D) apakah naik (N), turun (T) atau

BGM.

b. Perkiraan perkembangan dan pertumbuhan balita di masyarakat yaitu

dengan melihat presentase balita yang Naik Berat Badannya di banding

dengan keseluruhan balita yang di timbang (%N/D), termasuk juga

presentase balita yang BGM banding dengan keseluruhan balita yang di

timbang (%BGM/D).

c. Perkiraan perkembangan keadaan gizi balita di masyarakat.

d. Pembinaan kegiatan posyandu dengan menilai cakupan program dan

partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

a. Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki

faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

11

b. Keluarga.

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk atau kurus.

c. Umur.

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja.

d. Jenis kelamin.

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada

laki laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-

laki akan lebih cepat.

e. Genetik.

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak

yang akan menjadi ciri khasnya.

Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang

anak seperti kerdil.

2. Faktor luar (ekstemal).

a. Faktor Prenatal

1) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

2) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital

seperti club foot.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

12

3) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Amlnopterin, Thalldomid dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

4) Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,

hiperplasia adrenal.

5) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas

anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.

6) Infeksi

lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan

kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikros efali, retardasi mental

dan kelainanjantung kongenital.

7) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah

merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah

janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya

mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kem icterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

13

8) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

9) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental

pada ibu hamil dan lain-lain.

b. Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

c. Faktor Pasca Persalinan

1) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

2) Penyakit kronis/ kelainan kongenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan

jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.

3) Lingkungan fisis dan kimia.

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup

yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,

paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

4) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak

dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

14

akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.

5) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

6) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat

pertumbuhan anak.

7) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

8) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,

keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

9) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang

terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi

hormon pertumbuhan.

(Kemenkes RI, 2016).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

15

D. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan

1. Gangguan Pertumbuhan Fisik

Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan diatas

normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan

menggunakan KMS dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola

pertumbuhan anak. Menurut soetjiningsih (2003) bila grafik berat badan anak

lebih dari 120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal.

Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah normal kemungkinan anak

mengalami gizi kurang, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal.

(Marmi dan Rahardjo, 2015).

2. Gangguan bicara dan bahasa

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.

Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan

pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis,

emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan

gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.

3. Cerebral palsy

Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,

yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada

susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.

4. Sindrom Down

Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari

fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

16

jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak

yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang

berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan

keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri

sendiri.

5. Perawakan pendek

Short stuture atau perawakan pendek merupakan suatu terminologi

mengenai tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva

pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena

variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena

kelainan endokrin.

6. Gangguan Autisme

Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejanya

muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek

perkembangan sehingga gangguan tersebut sangan luas dan berat, yang

mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan

pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan prilaku.

7. Retardasi mental

Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ

< 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi

terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

17

8. Gangguan pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk

memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitasi. (Kemenkes

RI, 2016).

E. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan

Deteksi dini penyimpanggan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui/

menentukan satus gizi kurang /buruk Dan mikro/macrosefal.

Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan di lakukan di semua tingkat

pelayanan. Adapun pelaksanaan dan alat yang di gunakan adalah sebagai berikut.

1. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)

Tujuan pengukuran BB/TB adalah menentukan status gizii anak

normal,kurus,kurus sekali atau gemuk Jadwal pengukuran bb/ tb di sesuaikan

dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dan penilaian

BB/TB di lakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

Cara pengukuran berat badan/tinggi badan sesuai tabel sebagai berikut:

Tabel 1

Cara pengukuran berat badan /tinggi badan

No Cara pengukuran

1 Menggunakan timbangan bayi

a. Timbangan bayi di gunakan untuk menimbang anak sampai umur 2

tahun atau selama anak masih bisa berbaring /duduk tenang `

b. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang

c. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka o

d. Bayi sebaiknya telanjang tanpa topi,kaos kaki sarung tangan

e. Baringkan bayi dengan hati=hati di atas timbangan .

f. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

g. Baca angka yang di tunjukan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan

h. Bila bayi terus menerus bergerak,perhatikan gerakan jarum,baca

tengah-tengah gerakan jarum ke kanan dan ke kiri

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

18

2 Menggunakan timbangan injak

a. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah

bergerak.

b. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka O.

c. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai

alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.

d. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.

e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

f. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan.

Sumber : Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksana Stimulasi Intervensi

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Tabel 2

Cara pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)

No Cara pengukuran

1 Cara mengukur dengan posisi berbaring:

a. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

b. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

c. Kepala bayi menempel pada pembatas angka O.

d. Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel

e. pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

f. Petugas 2: tangan kiri menekan lutu bayi agar lurus, tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki

Petugas 2: membaca angka di tepi di luar pengukur

2 Gara mengukur dengan posisi berdiri

a. Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

b. Berdiri tegak menghadap kedepan.

c. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

d. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

e. Baca angka pada batas tersebut.

Sumber : Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksana Stimulasi Intervensi

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Penggunaan Tabel BB/TB

1) Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara diatas.

2) Lihat kolom Tinggi/Panjang Badan anak yang sesuai dengan hasilpengukuran.

3) Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan(kanan) sesuai

jenis kelamin anak, cari angka berat badan yangterdekat dengan berat badan

anak.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

19

4) Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untukmengetahui

angka Standar Deviasi (SD).

5) Untuk menentukan bagaimana dengan status gizi anak tersebut, menggunakan

grafik WHO 2006 dan terdapat pada buku KIA revisi 2015.

Gambar 1

Pengukuran panjang badan (< 2 tahun)

Gambar 2

Pengukuran panjang badan (> 2 tahun)

Sumber : Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksana Stimulasi Intervensi

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

20

2. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)

a. Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui

lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal.

b. Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Umur 0–11 bulan, pengukuran

dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12–72

bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian

lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

c. Cara mengukur lingkaran kepala

d. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis

mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,

tarik agak kencang.

e. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.

f. Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.

g. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan

jenis kelamin anak.

h. Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran

sekarang.

1) Interpretasi

a) Apabila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam ”jalur

hijau”, lingkaran kepala anak normal.

b) Apabila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar ”jalur hijau”,

lingkaran kepala anak tidak normal.

c) Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

21

d) Apabila berada di atas ”jalur hijau” dan mikrosefal apabila berada

di bawah ”jalur hijau”.

2) Intervensi

Apabila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk ke

rumah sakit.

Gambar 3. Cara Pengukuran Lingkar Kepala

Sumber: Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksana Stimulasi Intervensi Deteksi

Dini Tumbuh Kembang Anak

F. Kebutuhan Gizi Pada Bayi

Untuk menanggulangi masalah pemenuhan kebutuhan gizi bayi pada

kondisi masyarakat seperti sekarang ini, diperlukan alternatif pemecahan masalah

agar terpenuhi kebutuhan gizi bagi bayi. Pemberian makanan tambahan sebagai

makanan pendamping ASI harus disesuaikan dengan umur bayi karena itu

alternatif pemenuhan gizi bayi pun disesuaikan dengan umur bayi.

1. Gizi Bayi Usia 0 – 4 bulan

Dalam usia bayi 0-4 bulan, makanan yang paling tepat untuk bayi adalah

air susu ibu atau ASI, karena memang komposisi zat gizi yang ada pada ASI

paling tepat untuk bayi pada usia ini. Para ibu yang bekerja dan merasa kesulitan

untuk memberikan ASI kepada bayinya, dapat memompa air susunya sebelum

berangkat bekerja untuk kemudian diberikan kepada bayi dengan menggunakan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

22

sendok. Minuman yang terbuat dari susu hewan terutama susu sapi, dapat

diberikan kepada bayi sebagai pelengkap atau pengganti ASI dalam kondisi-

kondisi seperti telah disebutkan di atas

Tabel 3

Perbandingan kadar gizi dalam ASI dengan susu sapi murni.

Macam Zat Gizi Kadar Zat Gizi dalam Setiap 100 ml

ASI Susu Sapi (Murni)

Protein

Lemak

Laktosa

Kalori

Kapur

Besi

Vitamin A

Vitamin B1

Vitamin C

1,2 gr

3,8 gr

7,0 gr

75 gr

30 mg

0,15 mg

53 Kl

0,11 mg

4,3 mg

3,3 gr

3,8 gr

4,8 gr

66 Kal

123mg

0,10 mg

34 Kl

-

1,8 mg

Sumber : Sjahmien Moehji, B. Sc dalam Pemeliharaan Gizi Bayi dan

Balita, 1988.

Harus tetap diingat bahwa ASI adalah sumber makanan bayi yang paling

tepat untuk bayi. Tubuh ibu akan memproduksi ASI paling banyak pada malam

hari dan pagi hari karena itu, ibu sebaiknya tidak menghentikan menyusui pada

waktu-waktu tersebut. Pada kondisi ekonomi seperti saat ini, alternatif lain

sebagai pengganti AST dan susu formula perlu dikembanglan, seperti susu

kedelai. Susu kedelai memang memiliki kelebihan, yaitu baik diberikan kepada

bayi yang alergi sukrosa, namun kelemahannya adalah rasanya tidak seenak susu

formula. Pada saat ini Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi (Puslitbang Gizi)

Bogor, sedang mengembangkan susu kedelai supaya rasanya lebih enak dan

gizinya dapat sesuai dengan kebutuhan. Di samping susu kedelai sebagai

pengganti susu formula yang harganya mahal, perlu kembali ke kebiasaan nenek

moyang kita sejak zaman dahulu, yakni 'air tajin', meskipun kandungan gizinya

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

23

kurang memadai bagi kebutuhan bayi. Sedangkan pemberian air tajin yang

biasanya diberikan oleh orang tua kepada anaknya sejak zaman dahulu perlu

dikembangkan sehingga memenuhi kebutuhan gizi bagi anak. Apabila hal ini

berhasil, maka merupakan alternatif lain untuk mengantikan susu formula.

Tabel 4

Kebutuhan Protein

Golongan

Umur (bln)

Berat Badan

(kg)

Tinggi

Badan (cm) Energi (kkal) Protein (g)

0-6 5,5 60 560 12

7-12 8,5 71 800 15

13-36 12 90 1250 23

37-47 15 100 1500 28

48-72 18 110 1750 32

(Merryana & Bambang,2016)

Tabel 5

Kecukupan Gizi

No Kelompok Umur BB (kg) TB (cm) Protein (g)

Anak

1. 0-6 bulan 6,0 60 10

2. 7-11 bulan 8,5 71 15

3. 1-3 tahun 12,0 90 25

4. 4-6 tahun 17,0 110 45

(Merryana & Bambang,2016)

2. Gizi Bayi Usia 5 – 8 bulan

Pada usia 3 bulan akan menjadi dua kali lipat daripada brrat badan pada

waktu lahir. Jadi, bayi akan memerlukan makanan lebih banyak. Biasanya sampai

usia 4 bulan ASI masih dapat memenuhi kebutuhan bayi akan zat gizi. Jika pada

usia satu bulan pertama produksi ASI mencapai sekitar 500 mili liter per hari,

memasuki bulan kedua dan ketiga produksi ASI dapat naik sampai sekitar 650

mili liter per hari. Penelitian yang dilakukan oleh Blankhart di Bogor (1962)

menunjukkan produksi ASI rata-rata per hari adalah 320-690 mili liter pada waktu

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

24

bayi berusia antara 2-5 bulan. Waktu bayi berusia antara 8-12 bulan, produksi ASI

berkisar antara 190-460 mili liter. Suatu penelitian di Madura oleh Sri Karjati

antara tahun 1981-1984 menunjukkan bahwa produksi ASI pada waktu bayi

berusia 1-4 bulan adalah sekitar 600-700 mili liter. Memasuki usia 5 bulan

produksi ASI turun menjadí sekitar 600 mi liliter. Apabila tiap 100 ml ASI

memberikan 75 kalori, berarti dari ASl bayi hanzya akan memperoleh 450 kalori,

sedangkan jumlah kebutuhan adalah sekitar 750 kalori. Jadi masih kurang sebesar

300 kalori, dan kekurangan ini dapat dipenuhi dari makanan tambahan lain

(Sjahmien, 1988). Jenis makanan pendampin ASI yang dapat diberikan mulai bayi

berusia lebih dari 4 bulan adalah makanan bentuk setengah padat yang dapat

berupa :

a. Buah-buahan yang di haluskan atau dalam bentuk sari buah seperti pisang,

pepaya, jeruk dan tomat.

b. Bubur tepung beras atau bubur campur dari beras

Tabel 6

contoh makanan tambahan bagi bayi usia 5-8 bulan yang

diberikan untuk 3 kali makan

Bubur Tepung

Tepung susu25 gram Kalori = 163,25 kal

Air 200ml Protein = 6,83 gr

Tepung beras 10 gr

Bubur Campur dari Bahan makanan mentah

Beras

Tempe 1 kotak korek api Kalori = 33, 74 kal

Sayuran yang sudah di cincan halus Protein = 1,187 gr – 2 gr

Minyak kelapa ½ sdm

Bubur campur yang sudah di masak

Nasi panas 4 sdm

Tempe/tahu yang sudah di rebus 1 potong Kalori = 53,23 kal

Sayuran hijau 1 genggam Protein = 0,99 gr

Minyak kelapa ½ sdm

Sumber : Sjahmien Moehji, B. Sc dalam Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita,

1988. (Notoatmodjo, Soekidjo. 2011)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

25

Tabel 7

Takaran Konsumsi Makanan Sehari

Kel. Umur Bentuk makanan Frekuensi Makanan

0-4 bulan ASI Ekslusif Sesering mungkin

4-6 bulan Makanan lumat 2x sehari

2 sendok makan setiap kali

makan

6-12 bulan Makanan lembek 3x sehari

Plus 2x makanan selingan

1-3 tahun Makanan keluarga

1 – 11/2 piring nasi/pengganti

2 – 3 potong lauk hewani

1 – 2 potong lauk nabati 1/2 mangkuk sayur

2 – 3 potong buah-buah

1 gelas susu

3x sehari

Sumber: (Depkes RI dalam andriani wirjatmadi, 2012;2019)

G. BANK ASI

Bank ASI amat diperlukan, mengingat betapa pentingnya pembentukan

bank ASI sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan penggunaan ASI san

kesehatan bayi-bayi yang baru lahir, terutama di rumah sakit besar. Salah satu

keberhasilan menyusui adalah memiliki persediaan ASI atau bank ASI, sehingga

bayi dapat terus minum ASI walaupun ibunya bekerja.

1. Memerah dan Menyimpan ASI

Setidaknya sebulan sebelum masuk kerja, mulailah memerah ASI dengan

tangan. Cara memerah ASI adalah sebagai berikut.

a. Perah areola (bagian gelap sekitar puting) dengan ibu jari, telunjuk, dan jari

tengah.

b. Selanjutnya, tekan areola dengan ritme persis seperti ritme bayi yang

menghisap.

c. Arahkan aliran ASI ke gelas bersih.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

26

d. Tuliskan tanggal pemerahan pada kantong plastik gula dengan spidol

permanen.

e. Masukan ASI ke dalam kantong plastik, ikat, dan simpan dalam freezer.

2. Dua Minggu Sebelum Bekerja

Mulailah berlatih memberikan ASI perahan dengan sendok. Saat kembai

bekerja, usahakan memerah dari kedua belah payudara minimal 4 jam sekali

sebanyak 3 kali selama jam kerja. Simpan ASI perahan dengan plastik di dalam

freezer kantor atau termos es.

3. Pola Penyusuan Ibu Bekerja

Malam hari susui bayi sesering mungkin dan selama mungkin. Jika bayi

sudah memasuki usia enam bulan, berikan makanan pendamping semipadat pada

saat iu bekerja, dan hentikan makanan/minuman apa pun pada pukul 17.00.

Berikut ini adalah jadwal penyusunan pemberian ASI pada ibu yang bekerja.

a. Pukul 06.00 susui bayi sekenyang-kenyangnya.

b. Pukul 07.00 ibu berangkat kerja.

c. Pukul 08.00-17.00 bayi diberi ASI perahan di rumah.

d. Ibu memerah ASI pada pukul 10.00, 14.00, dan 16.00.

e. Tepat pukul 17.00 ibu meninggalkan kantor.

Catatan:

Hentikan pemberian ASI perahan kepada bayi tepat pukul 17.00, hingga saat ibu

datang, bayi segera dapat menghisap ASI dari ibu. Pada malam hari susui bayi

sesering mungkin dan selama mungkin.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

27

4. Mencairkan ASI Beku

Berikut ini adalah cara untuk mencairkan ASI yang beku.

a. Siapkan air hangat suam kuku di dalam rantang atau panci kecil.

b. Taruhlah plastik berisi ASI beku dalam air hangat tersebut. ASI akan

mencair dalam waktu kurang sari 5 menit.

Catatan:

a. Jangan biasakan memberikan susu formula, sebab ia akan kenyang dan

kurang mengisap ASI. Jika isapan berkurang, otomatis produksi ASI

menurun.

b. Jangan gunakan dot, agar bayi tidak bingung puting. Akibatnya bayi akan

menolak payudara ibu.

c. Jangan khawatir jika bayi yang diberi ASI tidah buang air setiap hari.

Sebab hampir seluruh bagian ASI bermanfaat dan tidak banyak yang harus

dibuang.

5. Penyimpanan ASI

ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat

berikut ini.

a. Di udara bebas/terbuka : 6-8 jam.

b. Di lemari es(4°C) : 24 jam.

c. Di lemari pendingin/beku (-18°C) : 6 bulan.

(Saleha.2009)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

28

H. Status Gizi

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia adalah perbaikan status gizi, terutama gizi balita. Status gizi balita dapat

diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel

umur, BB dan TB ini disajikan dalam bentuk 3 indikator antropometri yaitu berat

badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan

menurut tinggi badan (BB/TB).

Indikator BB/U dapat memberikan indikasi masalah gizi secara umum.

Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis

ataupun akut, karena berat badan berkorelasi secara positif dengan umur dan

tinggi badan. Berat badan yang rendah dapat disebabkan karena tinggi badan yang

pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit (akut).

Cara untuk mengetahui BB/U adalah dengan melakukan penimbangan

rutin pada balita, sehingga diketahui status gizi balita melalui KMS apakah gizi

kurang, gizi baik atau gizi lebih. BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan

berat badan menurut umur berada di bawah garis merah pada KMS.

Anak usia 6-23 bulan merupakan salah satu kelompok umur yang sangat

rawan terhadap masalah gangguan status gizi yang disebabkan oleh rendahnya

konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan

penyakit tertentu. KEP adalah suatu bentuk masalah gizi yang desebabkan oleh

berbagai factor utama makanan yang tidak memenuhi kebutuhan anak akan energi

dan protein serta infeksi, yang berdampak pada penurunan status gizi anak dari

gizi baik menjadi gizi kurang atau buruk (Soekirman, 2000). Kelompok umur

balita (0-5 Tahun) biasanya digunakan sebagai indikator adanya masalah KEP di

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

29

masyarakat dan untuk menentukan berapa proporsi anak KEP di suatu masyarakat

diperlukan baku rujukan yang digunakan sebagai patokan.

I. Penilaian Status Gizi

Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi

dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode penilaian

status gizi yaitu : penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium atau

biokimia dan klinis (Gibson,2005). Di antara beberapa metode tersebut,

pengukuran antrometri adalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan

(Soekirman, 2000).

Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu

pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan lingkar lengan atas (LILA).

Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB, LILA sesuai dengan umur adalah

paling sering digunakan untuk survey sedangkan untuk perorangan, keluarga,

pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah yang paling dikenal

(Soekirman, 2000).

1. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan perubahan yang

mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan

atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah

parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana

keadaan sehat baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi

terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

30

Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan

perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari

keadaan normal. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks

BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current nutritional

status).

2. Tinggi badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan

pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan

pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif

kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek.

Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu

yang relatif lama. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka indeks ini

menggambarkan status gizi masa lalu yang lebih erat kaitannya dengan status

sosial ekonomi.

3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan

Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam

keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan

tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB adalah merupakan indeks

yang independen terhadap umur (Supariasa, et al., 2001).

Penilaian Status Gizi secara tidak langsung salah satunya adalah

menggunakan survei konsumsi makanan. Survey konsumsi makanan merupakan

metode penilaian status gizi dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.

Berdasarkan data yang diperoleh, pengukuran konsumsi makanan menghasilkan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

31

dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode yang

bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi

konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang

kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan

tersebut. Metode-metode pengukuran konsumsi makanan bersifat kualitatif antara

lain: frekuensi makanan (food frequency), dietary history, telepon, pendaftaran

makanan (food list). Metode yang bersifat kuantitatif dimaksudkan untuk

mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi

zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Makanan (DKBM) atau Daftar

Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah-Masak (DKMM) dan

Daftar Penyerapan Minyak. Metode-metode untuk pengukuran konsumsi secara

kuantitatif antara lain: metode recall 24 jam, perkiraan makanan (estimated food

records), penimbangan makanan (food weighing), metode food account, metode

inventaris (inventory method), dan pencatatan (household food records)

(Supariasa, et al., 2001).

Menurut SK Nomor 920/Menkes/SK/VIII/2002 penentuan gizi status gizi

tidak lagi menggunakan persen terhadap median, melainkan nilai Z-score pada

baku WHO-NCHS. Secara umum klasifikasi status gizi balita yang digunakan

secara resmi adalah seperti Tabel berikut :

Tabel 8

Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita)

INDEKS STATUS GIZI AMBANG BATAS ***)

Berat Badan menurut

Umur (BB/U)

Gizi Lebih > +2 SD

Gizi Baik >= -2 SD sampai +2 SD

Gizi Kurang < -2 SD sampai >= -3 SD

Gizi Buruk < -3 SD

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

32

Tinggi Badan menurut

Umur (TB/U)

Normal > = -2 SD

Pendek < -2 SD

Berat Badan menurut

Tinggi Badan (BB/TB)

Gemuk > +2 SD

Normal >= -2 SD sampai +2 SD

Kurus (wasted) < -2 SD sampai >= -3 SD

Kurus sekali < -3 SD

*) Sumber : SK Menkes 920/Menkes/SK/VIII/2002

**) SD = Standar deviasi

(Marmi dan Rahardjo, 2015)

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

33

Tabel 9

Standar Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Anak perempuan umur 0-60 bulan

-3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD

Bulan Berat Badan (Kg)

0 2,0 2,4 2,8 3,2 3,7 4,2 4,8

1 2,7 3,2 3,6 4,2 4,8 5,5 6,2

2 3,4 3,9 4,5 5,1 5,8 6,6 7,5

3 4,0 4,5 5,2 5,8 6,6 7,5 8,5

4 4,4 5,0 5,7 6,4 7,3 8,2 9,3

5 4,8 5,4 6,1 6,9 7,8 8,8 10,0

6 5,1 5,7 6,5 7,3 8,2 9,3 10,6

7 5,3 6,0 6,8 7,6 8,6 9,8 11,1

8 5,6 6,3 7,0 7,9 9,0 10,2 11,6

9 5,8 6,5 7,3 8,2 9,3 10,5 12,0

10 5,9 6,7 7,5 8,5 9,6 10,9 12,4

11 6,1 6,9 7,7 8,7 9,9 11,22 12,8

12 6,3 7,0 7,9 8,9 10,1 11,5 13,1

13 6,4 7,2 8,1 9,2 10,4 11,8 13,5

14 6,6 7,4 8,3 9,4 10,6 12,1 13,8

15 6,7 7.6 8,5 9,6 10,9 12,4 14,1

16 6,9 7,7 8,7 9,8 11,1 12,6 14,5

17 7,0 7,9 8,9 10,0 11,4 12,9 14,8

18 7,2 8,1 9,1 10,2 11,6 13,2 15,1

19 7,3 8,2 9,2 10,4 11,8 13,5 15,4

20 7,5 8,4 9,4 10,6 12,1 13,7 15,7

21 7,6 8,6 9,6 10,9 12,3 14,0 16,0

22 7,8 8,7 9,8 11,1 12,5 14,3 16,4

23 7,9 8,9 10,0 11,3 12,8 14,6 16,7

24 8,1 9,0 10,2 11,5 13,0 14,8 17,0

25 8,2 9,2 10,3 11,7 13,3 15,1 17,3

26 8,4 9,4 10,5 11,9 13,5 15,4 17,7

27 8,5 9,5 10,7 12,1 13,7 15,7 18,0

28 8,6 9,7 10,9 12,3 14,0 16,0 18,3

29 8,8 9,8 11,1 12,5 14,2 16,2 18,7

30 8,9 10,0 11,2 12,7 14,4 16,5 19,0

31 9,0 10,1 11,4 12,9 14,7 16,8 19,3

32 9,1 10,3 11,6 13,1 14,9 17,1 19,6

33 9,3 10,4 11,7 13,3 15,1 17,3 20,0

34 9,4 10,5 11,9 13,5 15,4 17,6 20,3

35 9,5 10,7 12,0 13,7 15,6 17,9 20,6

36 9,6 10,8 12,2 13,9 15,8 18,1 20,9

37 9,7 10,9 12,4 14,0 16,0 18,4 21,3

38 9,8 11,1 12,5 14,2 16,3 18,7 21,6

39 9,9 11,2 12,7 14,4 16,5 19,0 22,0

40 10,1 11,3 12,8 14,6 16,7 19,2 22,3

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

34

41 10,2 11,5 13,0 14,8 16,9 19,5 22,7

42 10,3 11,6 13,1 15,0 17,2 19,8 23,0

43 10,4 11,7 13,3 15,2 17,4 20,1 23,4

44 10,5 11,8 13,4 15,3 17,6 20,4 23,7

45 10,6 12,0 13,6 15,5 17,8 20,7 24,1

46 10,7 12,1 13,7 15,9 18,1 20,9 24,5

47 10,8 12,2 13,9 16,1 18,3 21,2 24,8

48 10,9 12,3 14,0 16,3 18,5 21,5 25,2

49 11,0 12,4 14,2 16,4 18,8 21,8 25,5

50 11,1 12,6 14,3 16,6 19,0 22,1 25,9

51 11,2 12,7 14,5 16,8 19,2 22,4 26,3

52 11,3 12,8 14,6 17,0 19,4 22,6 26,6

53 11,4 12,9 14,8 17,2 19,7 22,9 27,0

54 11,5 13,0 14,9 17,3 19,9 23,2 27,4

55 11,6 13,2 15,1 17,5 20,1 23,5 27,7

56 11,7 13,3 15,2 17,7 20,3 23,8 28,1

57 11,8 13,4 15,3 17,9 20,6 24,1 28,5

58 11,9 13,5 15,5 18,0 20,8 24,4 28,8

59 12,0 13,6 15,6 18,2 21,0 24,6 29,2

60 12,1 13,7 15,8 17,3 21,2 24,9 29,5

Sumber : SK Menkes 1995/MENKES/SK/XII/2010

J. Gizi Kurang

1. Pengertian Gizi Kurang

Gizi kurang merupakan keadaan tidak sehat (patologi) yang timbul karena

tidak cukup makan atau konsumsi energi dan protein kurang selama jangka waktu

tertentu. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang

mencukupi tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi yang dapat

menyebabkan kematian. Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara

kualitas dan kuantitas menyebabkan gangguan pada proses-proses tubuh seperti

gangguan pertumbuhan, gangguan produksi kerja, dan gangguan struktur dan

fungsi otak. (Cakrawati & Mustika, 2014)

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

35

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Kurang

a. Faktor penyebab langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.

Timbulnya gizi kurang tidak hanya karena asupan makanan yang kurang, tetapi

juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit,

pada akhirnya akan menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak

memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan

mudah terserang penyakit

b. Faktor Penyebab Tidak Langsung

1) Ketahanan Pangan Keluarga yang kurang memadai

Ketahanan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik

dalam jumlah maupun mutu gizinya. Ketahanan pangan keluarga terkait dengan

ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau

sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga serta pengetahuan tentang gizi

dan kesehatan.

2) Pola Asuh Anak Kurang Memadai

Penelitian yang dilakukan Made et al. (2004) menunjukkan adanya hasil

uji statistik yang bermakna antara pola asuh dengan status gizi yang artinya

semakin baik pola asuh semakin baik status gizi. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Bibi (2001) dalam Made et al. (2004) bahwa dengan adanya

pola asuh yang baik utamanya asuhan gizi maka status gizi akan semakin baik.

Pola asuh yang kurang baik berhubungan dengan pola pemberian ASI dan MP-

ASI yang kurang baik serta prioritas gizi yang salah dalam keluarga

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

36

Dalam penelitian Suryono dan Supardi (2004) disebutkan bahwa jika tidak

diberi ASI eksklusif akan terjadi 2,86 kali kemungkinan balita mengalami KEP

dan hal tersebut bermakna secara statistik. Menurut Azwar (2000), masih banyak

ibu yang tidak memberikan kolostrum pada bayinya. Selain itu, pemberian ASI

terhenti karena ibu kembali bekerja. Di daerah kota dan semi perkotaan ada

kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini

pada ibu-ibu yang bekerja (Soekirman, 2001 dalam Rasni, 2009). Disebutkan pula

adanya mitos ataupun kepercayaan/adat-istiadat masyarakat tertentu yang tidak

benar dalam pemberian makanan sebelum ASI, yaitu pemberian air kelapa, air

tajin, air teh, madu dan pisang. Makanan yang diberikan pada bayi baru lahir

sebelum ASI keluar sangat berbahaya bagi kesehatan bayi dan mengganggu

keberhasilan menyusui (Azwar, 2000).

a) Pola pemberian MP-ASI yang kurang baik

Azwar (2000) mengungkapkan pemberian MP-ASI yang kurang baik

meliputi:

(1) Pemberian MP-ASI yang terlalu dini atau terlambat, dimana pemberian MP-

ASI sebelum bayi berumur 4 bulan dapat menurunkan konsumsi ASI dan

gangguan pencernaan/diare dan jika pemberian MPASI terlambat (bayi sudah

lewat usia 6 bulan) dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak;

(2) Pemberian MP-ASI pada periode umur 4-24 bulan sering tidak tepat dan tidak

cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Frekuensi pemberian MP-ASI

dalam sehari yang kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi;

(3) Pemberian MP-ASI sebelum ASI pada usia 4-6 bulan, dimana pada periode

ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

37

Memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk

mengkonsumsi ASI berkurang yang berakibat menurunnya produksi ASI, hal

ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi.

b) Prioritas gizi yang salah dalam keluarga

Prioritas gizi yang salah pada keluarga, dimana banyak keluarga yang

memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga yang lebih besar (seperti ayah

atau kakak tertua) dibandingkan anak (terutama yang berusia di bawah dua tahun)

sehingga apabila makan bersama-sama maka anak yang berusia balita akan kalah

(Rasni, 2009).

3) Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kurang Memadai

Ketidakterjangkauan pelayanan kesehatan (karena jauh dan atau tidak

mampu membayar), kurangnya pendidikan dan pengetahuan merupakan kendala

masyarakat dan keluarga memanfaatkan secara baik pelayanan kesehatan yang

tersedia. Hal ini dapat berdampak juga pada status gizi anak. Pelayanan kesehatan

adalah akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap upaya pencegahan

penyakit dan pemeliharaan kesehatan seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan

pertolongan persalinan, penimbangan anak, penyuluhan kesehatan dan gizi, serta

sarana kesehatan yang baik seperti posyantu, puskesmas, praktek bidan atau

dokter, rumah sakit dan persediaan air bersih. Menurut penelitian Husaini (1996)

dalam Made et al. (2004) yang mengemukakan bahwa dalam upaya memperbaiki

status gizi anak, dilakukan upaya pencegahan penyakit menyangkut perawatan

dasar terhadap anak yaitu dengan pemberian imunisasi secara lengkap, pemberian

vitamin A secara berkala (mengikuti bulan pemberian vitamin A) dan upaya

perbaikan sanitasi terhadap anak, ibu dan lingkungan. (Alamsyah, Dedi. 2013).

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

38

Adapun Faktor lain yang mempengaruhi Gizi Kurang adalah sebagai

berikut:

a) Akses terhadap pangan rendah

b) Makanan ibu hamil kurang kalori dan protein

c) Bayi baru lahir tidak diberi kolostrum

d) Bayi sudah diberi MP ASI sebelum usia 4/6 bulan

e) Pemberian makanan padat pada bayi terlalu lambat

f) Anak di bawah umur < 2 tahun, kurang diberi makanan atau densitas energy

kurang

g) Makanan tidak mempunyai zat gizi mikro yang cukup

h) Penanganan diare yang tidak benar

i) Makanan kotor / terkontaminasi

j) Kemiskinan

k) Kurangnya pendidikan dan keterampilan

l) Krisis ekonomi

(Alamsyah, Dedi. 2013).

3. Gejala dan Dampak Gizi Kurang

Gizi kurang akut biasanya mudah untuk dilakukan pendeteksian, adapun

gejala – gejala yang biasa dikenal apabila bayi dan balita mengalami gizi kurang

adalah sebagai berikut :

a. Berat badan anak akan kurus dan kurang

b. Tinggi badan yang tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan

c. Anak akan tumbuh dengan lambat

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

39

Apabila anak mempunyai gejala-gejala seperti di atas maka akan berakibat

pada perkembanagan otak dan psikologi anak, pertumbuhan anak dan rentan

terkena penyakit infeksi lainnya. (Alamsyah, Dedi. 2013). Dampak lain gizi

kurang yaitu pertumbuhan tubuh, struktur dan fungsi otak serta tingkat

kecerdasan balita terganggu.(Cakrawati & Mustika, 2014).

4. Penanggulangan Masalah Gizi Kurang

Penanggulangan gizi kurang perlu dilakukan secara terpaduantar

departemen dan kelompok profesi, melalui upaya-upaya peningkatan pengadaan

pangan, penganekaragaman produksi dan konsumsi pangan, peningkatan status

sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta peningkatan

teknologi hasil pertanian dan teknologi pangan. Semua upaya ini bertujuan untuk

memperoleh pola komsumsi pangan masyarakat yang beraneka-ragam, dan

seimbang dalam mutu gizi.

Upaya penanggulangan masalah gizi kurang yang dilakukan secara

terpadu antara lain: (1) upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama

melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan; (2) peningkatan usaha

perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang di arahkan pada pemberdayaan keluarga

untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga; (3) peningkatan

pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat Posyandu, hingga

Puskesmas dan Rumah Sakit; (4) peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi

melalui sistem Kewaspadaan Pangan dan gizi masyarakat; (5) peningkatan

komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi masyarakat; (6)

oeningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan

yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas; (7) intervensi langsung

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

40

kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan (PMT), distribusi vitamin

A dosis tinggi, tablet dan sirop besi serta kapsul minyak beriodium; (8)

peningkatan kesehatan lingkungan; (9) upaya fortifikasi bahan pangan dengan

vitamin A, iodium dan zat besi; (10) upaya pengawasan makanan dan minuman;

dan (11) upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.(Almatzier, Sunita.

2010)

Melalui intruksi Presiden No 8 tahun 1999 telah dicanangkan Gerakan

Nasional Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi, yang di arahkan pada: (1)

pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan Pangan tingat rumah

tangga; (2) pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan cakupan, kualitas

pencegahan dan penanggulangan masalah pangan dan gizi masyarakat; (3)

pemantapan kerja sama lintas sektor dalam pemantauan dan penanggulangan

masalah gizi melalui SKPG; dan (4) peningkatan cakuoan dan mutu pelayanan

kesehatan (Azwar, A. 2000 dalam Sunita Almatsier. 2010)

5. Program Penanggulangan Gizi Kurang

Ada 9 (sembilan) program pokok penanggulangan gizi adalah sebagai

berikut :

a. Mainstream gizi pada kebijakan dan program pembangunan

b. Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi

c. Melindungi konsumen dengan meningkatkan kualitas dan keamanan pangan

d. Mencegah dan menanggulangi penyakit infeksi

e. Mempromosikan ASI Eksklusif

f. Memperhatikan golongan rentan

g. Mencegah dan menanggulangi kekurangan gizi mikro

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

41

h. Mempromosikan pola hidup sehat

i. Surveilands gizi.

(Alamsyah, Dedi. 2013)

K. Pijat Bayi

Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Pijat bayi dapat diartikan

sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat bayi sudah

dikenal sejak berabad-abad yang lalu, pada berbagai bangsa dan kebudayaan,

dengan berbagai bentuk terapi dan tujuan. Pijat bayi merupakan pengungkapan

rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan kulit yang

berdampak luar biasa (Maharani, 2009).

Ada beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme dasar pijat

bayi, antara lain pengeluaran beta endorphin, aktifitas nervus vagus, dan produksi

serotonin.

1. Beta Endorphin Memengaruhi Mekanisme Pertumbuhan

Pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun

1989, schanberg dari Duke University Medical School melakukan penelitian

bahwa terdapat hubungan antara taktil dengan enzim ODC (Ornithine

decarboxylase), suatu enzim yang peka terhadap sel dan jaringan. Rangsangan

taktil akan menurunkan pengeluaran neurochemical beta-endhorphine yang akan

meningkatkan pembentukan hormon pertumbuhan karena naiknya jumlah dan

aktifitas ODC jaringan.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

42

a. Pijat Bayi ––> Vasodilatasi pembuluh darah ––> asupan nutrisi tersebar baik

keseluruh tubuh dan zat penyebab tubuh pegal (Asam Laktat) bisa di angkut

dan daur ulang.

b. Pijat bayi ––> Merangsang sel-sel untuk mengeluarkan endorphine (morfin

endogen: Zat yang membuat badan terasa lebih segar dan nyaman)

c. Pijat bayi ––> Merangsang Homunculus Cerebri ––> meningkatkan proses

pertumbuhan otak

2. Aktivitas Nervus Vagus Mempengaruhi Penyerapan Makanan dan

Meningkatkan Volume ASI

Penelitian Field dan Scahnberg (1986) menunjukan pada bayi yang di pijat

mengalami peningkatan tonus vernus vagus (saraf otak ke-10) yang akan

menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insunlin. Dengan

demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa

berat badan bayi yang di pijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak di

pijat. Hal tersebut juga menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering

menyusu pada ibu.

3. Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh.

Pemijatan akan meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin, yaitu

meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin).

Proses ini akan menyebabkan terjadinya kadar hormon adrenalin (hormon stress).

Penurunan kadar hormon stress ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama

IgM dan IgG.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bayirepository.poltekkes-tjk.ac.id/959/8/BAB II.pdf · Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

43

4. Merubah Gelombang Otak

Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelab, meningkatkan kesiagaan

(alertness), dan konsentrasi. Ini karena pijatan akan mengubah gelombang otak,

yaitu dengan menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta

serta tetha. Perubahan gelombang otak ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan

EEG (Electro encephalogram). (Griya Sehat Indonesia, Pelatihan Baby Spa

Treatment)