bab ii tinjauan pustaka a. pengertian hak dan kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/bab ii.pdf ·...

41
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajiban 1. Pengertian Hak a. Pengertian Hak Secara Umum Hak memiliki artian secara umum. Pengertian hak secara umum adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir. 1 Sehingga dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia sejak lahir dan harus didapatkan atau terpenuhi untuk setiap orang yang memiliki hak tersebut. Hal ini dapat digunakan untuk meninjau makna hak yang dimiliki oleh setiap manusia terlebih terkait hak kebebasan berpendapat di muka umum sebagai warga negara Indonesia dan batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum. b. Pengertian Hak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak memiliki pengertian tentang suatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan, untuk berbuat sesuatu (karena telah 1 Widy Wardhana, Pengertian Hak Dan Keawjiban Warga Negara, http://academia.edu, diakses tanggal 12 Mei 2020

Upload: others

Post on 20-Mar-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hak Dan Kewajiban

1. Pengertian Hak

a. Pengertian Hak Secara Umum

Hak memiliki artian secara umum. Pengertian hak secara

umum adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang

yang telah ada sejak lahir.1

Sehingga dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang

dimiliki oleh manusia sejak lahir dan harus didapatkan atau terpenuhi

untuk setiap orang yang memiliki hak tersebut. Hal ini dapat

digunakan untuk meninjau makna hak yang dimiliki oleh setiap

manusia terlebih terkait hak kebebasan berpendapat di muka umum

sebagai warga negara Indonesia dan batasan hak kebebasan

berpendapat di muka umum.

b. Pengertian Hak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak memiliki

pengertian tentang suatu hal yang benar, milik, kepunyaan,

kewenangan, kekuasaan, untuk berbuat sesuatu (karena telah

1 Widy Wardhana, Pengertian Hak Dan Keawjiban Warga Negara, http://academia.edu, diakses

tanggal 12 Mei 2020

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

20

ditentukan oleh undang-undang dan aturan), kekuasaan yang benar atas

sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.2

Dapat disimpulkan bahwa hak adalah suatu hal yang dimiliki

dan dipunyai oleh seseorang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan untuk menuntut suatu hal yang memang harus

didapatkannya. Tinjauan tersebut digunakan untuk mengetahui dan

memahami hak kebebasan berpendapat di muka umum sebagai warga

negara Indonesia yang harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan serta relevansinya dengan makna dan batasan hak

kebebasan berpendapat di muka umum.

c. Pengertian Hak Menurut Para Ahli

Pengertian hak juga telah dipaparkan atau dijelaskan oleh

beberapa pendapat ahli. Menurut Srijanti “hak merupakan unsur

normatif yang berfungsi pedoman berperilaku, melindungi kebebasan,

serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat

dan martabatnya.”3

Sedangkan pengertian hak menurut Notonegoro “hak

merupakan kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang

semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat

dilakukan oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat

dituntut secara paksa olehnya.”4

Berdasarkan kutipan pendapat para ahli, dapat diartikan bahwa

hak adalah suatu hal yang dimiliki oleh manusia untuk menjaga

kesejahteraannya dan menerima atau melakukan suatu hal yang

semestinya untuk dirinya sendiri. Sehingga dapat dikaitkan dengan hak

2 Ibid, hlm. 19 3 Artikel Pendidikan, Pengertian Hak Dan Kewajiban Menurut Para Ahli,

http://artikependidikan.id, diakses tanggal 12 Mei 2020 4 ibid

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

21

setiap manusia dalam menyatakan pendapat serta pikirannya di muka

umum sebagai warga negara. Penjabaran tersebut digunakan untuk

meninjau makna dan batasan warga negara Indonesia dalam hak

kebebasan berpendapat di muka umum.

2. Pengertian Kewajiban

a. Pengertian Kewajiban Secara Umum

Kewajiban memiliki pengertian secara umum. Pengertian

secara umum dari kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap

sebagai suatu keharusan untuk dilaksanakan oleh individu sebagai

anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk

didapat.5

Berdasarkan pengertian secara umum, maka kewajiban

merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh

setiap individu sehingga pantas untuk memperoleh suatu hak.

Sehingga dapat dikaitkan dengan kewajiban dan hak warga negara

dalam menyatakan pendapatnya di muka umum. Jadi tidak semata-

mata hanya menyampaikan pendapat di muka umum, namun juga

memperhatikan kewajiban yang ada. Berdasarkan tinjauan tersebut

maka sangat relevan untuk mengetahui dan memahami kewajiban dan

hak warga negara Indonesia yang termasuk batasan dalam menyatakan

pendapat di muka umum.

5 Ibid, hlm. 19

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

22

b. Pengertian Kewajiban Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kewajiban

adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang

harus dilaksanakan).6

Dapat diartikan bahwa kewajiban adalah segala sesuatu yang

wajib dipenuhi sehingga dapat memperoleh hak setelahnya. Hal ini

sangat relevan dengan kewajiban dan hak warga negara dalam

menyatakan pendapatnya di muka umum sehingga dapat digunakan

untuk meninjau makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di

muka umum.

c. Pengertian Kewajiban Menurut Pendapat Ahli

Terdapat penjabaran atau penjelasan menurut pendapat ahli

terkait makna atau artian dari kewajiban. Menurut Notonegoro

“kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya

dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu dan tidak dapat digantikan

oleh pihak lain, yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh

yang berkepentingan.”7

Berdasarkan kutipan pendapat ahli tersebut, kewajiban

merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh setiap individu sebagai

warga negara agar mendapatkan hak yang memang sepantasnya

diperoleh sebagai warga negara. Sehingga sangat relevan dengan hak

kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum, karena selain

memiliki hak menyatakan pendapat sudah seharusnya setiap warga

negara menjalankan kewajibannya dalam berpendapat dengan baik

6 Ibid, hlm. 19 7 Ibid, hlm. 20

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

23

guna menjaga persatuan bangsa dan tidak saling menimbulkan

perpecahan antar sesama. Penjelasan tersebut digunakan untuk

meninjau makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di muka

umum.

B. Pengakuan Dan Pengaturan Hak Dan Kewajiban Dalam Sistem

Hukum Indonesia

1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

Dalam sistem hukum di Indonesia telah diakui dan diatur

terkait hak dan kewajiban. Kedua hal tersebut ada di dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memuat

pasal mengenai hak dan kewajiban, diantaranya adalah :

a. Pasal 26 ayat (1) : “yang menjadi warga negara adalah orang-orang

bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang

disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.”

b. Pasal 26 ayat (2) : “syarat-syarat mengenai kewarganegaraan

ditetapkan dengan undang-undang.”

c. Pasal 27 ayat (1) : “bahwa segala warga negara bersamaan

kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung

hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

d. Pasal 27 ayat (2) : “bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”

e. Pasal 28 : “bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul,

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan sebagainya ditetapkan dengan

undang-undang.”

f. Pasal 30 ayat (1) : “bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk

ikut serta dalam pembelaan negara”

g. Pasal 30 ayat (2) : “pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-

undang.”8

8 PPKN, Hak Dan Kewajiban Warga Negara, http://ppkn.co.id, diakses tanggal 12 Mei 2020

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bahwasanya

hak dan kewajiban warga negara Indonesia telah diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan

ketentuannya masing-masing. Seperti syarat-syarat kewarganegaraan

yang menentukan bahwasanya hanya warga negara Indonesia yang

dapat mempreoleh hak serta kewajibannya dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara di Indonesia. Hak warga negara Indonesia untuk

kesejahteraan melalui pekerjaan dan kehidupan yang layak, serta hak

warga yang paling utama dalam paham demokrasi yaitu hak untuk

menyatakan pendapat dan pikirannya. Serta kewajiban warga negara

untuk mentaati peraturan hukum dan menjaga persatuan bangsa.

Berdasarkan tinjauan tersebut dapat digunakan untuk

membantu Penulis mengetahui dan memahami hak dan kewajiban

warga negara Indonesia yang salah satunya adalah hak dalam

menyatakan pendapat di muka umum serta dapat direlevansikan

dengan makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum

sebagai warga negara Indonesia.

2. Macam-Macam Hak dan Kewajiban

Pengakuan dan pengaturan hak warga negara Indonesia yang

telah diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 salah satu diantaranya adalah memuat macam-macam hak

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

25

dan kewajiban tersebut. Setiap warga Indonesia memiliki hak dan

kewajban yang sama, diantaranya adalah :

a. Hak Warga Negara Indonesia

1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga

negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan” (Pasal 27 ayat 2).

2) Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan : “setiap orang

berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya.”(Pasal 28A).

3) “Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan

melalui perkawinan yang sah” (Pasal 28B ayat 1).

4) Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas

kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang”.

5) “Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan

kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan

kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia.” (Pasal 28C

ayat 1)

6) “Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya

secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan

negaranya.” (Pasal 28C ayat 2).

7) “Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum

yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.” (Pasal 28D

ayat 1).

8) “Hak untuk mempunyai hak milik pribadi. Hak untuk hidup, hak

untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak

beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai

pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar

hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak

dapat dikurangi dalam keadaan apapun.” (Pasal 28I ayat 1).9

Berdasarkan macam-macam uraian hak yang tercantum dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

tersebut, dapat diartikan bahwasanya hak setiap warga negara

Indonesia telah diatur dalam ketentuan peraturan pemerintah dan setiap

warga negara Indonesia memiliki hak untuk mensejahterakan hidupnya

9 Ibid, hlm. 01

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

26

dalam kehidupan setiap individu maupun kehidupan berbangsa dan

bernegara dalam beberapa aspek hingga mencapai kesejahteraan

tersebut. Serta hak untuk mendapatkan perlindungan hukum yang adil.

Dan yang paling utama hak kemerdekaan setiap individu dalam

beberapa hal, salah satunya menyampaikan pikirannya yang termasuk

dalam hak asasi manusia.

Hal ini berkaitan dengan hak kebebasan berpendapat di muka

umum, karena dalam peraturan perundang-undangan tersebut telah

mencakup juga mengenai hak untuk berekspresi, terlebih Indonesia

adalah negara demokrasi. Sehingga dapat digunakan untuk meninjau

makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum.

b. Kewajiban Warga Negara Indonesia

1) Wajib mentaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

berbunyi : “segala warga negara bersamaan kedudukannya di

dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan

pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menyatakan : “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta

dalam upaya pembelaan negara.”

3) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1

mengatakan : “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia

orang lain.”

4) Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-

undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak

dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan

yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk

menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan

orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban

umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

27

5) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara

berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan

negara.”10

Berdasarkan macam-macam kewajiban yang tercantum dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dapat

dijelaskan bahwa kewajiban setiap warga negara Indonesia telah diatur

oleh peraturan perundang-undangan sehingga bersifat mengikat dan

wajib untuk dipenuhi. Sehingga sebagai warga negara Indonesia sudah

seharusnya menjalankan kewajibannya untuk ikut serta menjaga

pertahanan dan keamanan negara dan menjaga perdamaian antar

sesama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu

kewajiban warga negara mentaati peraturan yang ada dan kewajiban

warga negara dalam menghargai dan menghormati hak asasi orang lain

melalui pembatasan atas kebebasan dalam berperilaku agar tidak

sewenang-wenang.

Dalam hal ini dapat dikaitkan dengan hak kebebasan

berpendapat di muka umum sehingga menyampaikan suatu pendapat

dan pemikiran dapat dilakukan dengan bebas dan bertanggung jawab

sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa menyebabkan perpecahan

dalam kehidupan bermasyarakat. Karena hal ini termasuk dalam

kewajiban untuk menjaga persatuan tanah air. Hal ini dapat digunakan

10 Ibid, hlm. 25

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

28

untuk meninjau makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di

muka umum.

C. Ruang Lingkup Hukum Pidana

1. Pengertian Tindak Pidana Dan Unsur Tindak Pidana

a. Pengertian Tindak Pidana

Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana.

Tindak pidana adalah perbuatan manusia yang dirumuskan dalam undang-

undang, melawan hukum, yang patut dipidana dan dilakukan dengan

kesalahan.11 Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak

melakukan sesuatu yang memiliki unsur kesalahan sebagai perbuatan yang

dilarang dan diancam dengan pidana, di mana penjatuhan pidana terhadap

pelaku adalah demi terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya

kepentingan umum.12

Maka dapat diartikan bahwasanya tindak pidana adalah suatu

perbuatan manusia yang memiliki unsur kesalahan untuk melakukan suatu

perbuatan yang telah dirumuskan oleh undang-undang dan melawan

hukum sehingga harus dijatuhi pidana atau hukuman maupun sanksi

terhadap pelakunya supaya dapat menjamin ketertiban dan kepentingan

umum. Hal ini sangat berkaitan dengan batasan dalam mengemukakan

pendapat di muka umum hingga dapat menyebabkan tindak pidana ujaran

11 Andi Hamzah. 2001. Bunga Rampal Hukum Pidana Dan Acara Pidana. Ghalia Indonesia.

Jakarta. hlm. 22 12 P.A.F. Lamintang. 1996. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. PT. Citra Adityta Bakti.

Bandung. hlm. 16

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

29

kebencian. Sehingga ditinjau dari penjelasan di atas Penulis dapat

mengetahui dan memahami mengenai makna dan batasan hak kebebasan

berpendapat di muka umum dalam perspektif tindak pidana ujaran

kebencian.

b. Pengertian Unsur Tindak Pidana

Unsur tindak pidana adalah suatu hal atau syarat-syarat terjadinya

tindak pidana sehingga suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai tindak

pidana apabila memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang telah ditentukan.

Berikut disebutkan yang termasuk dalam unsur-unsur tindak

pidana adalah :

1) Kelakuan dan akibat (perbuatan).

2) Hal ikhwal atau keadaan yang menyertai perbuatan.

3) Keadaan tambahan yang memberatkan pidana.

4) Unsur melawan hukum yang objektif.

5) Unsur melawan hukum yang subyektif.13

Berdasarkan unsur-unsur tindak pidana di atas, suatu perbuatan

dapat dinyatakan sebagai tindak pidana apabila memenuhi suatu syarat-

syarat terjadinya tindak pidana atau yang biasa disebut dengan unsur-unsur

tindak pidana ini. Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai tindak pidana

apabila terdapat unsur subyektif, yaitu unsur-unsur yang ada pada pelaku

seperti perbuatan yang dilakukannya dan juga niat yang sudah dimiliki

13 opcit, hlm. 28

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

30

oleh pelaku. Selain itu juga terdapat unsur obyektif, yaitu unsur-unsur

yang berhubungan dengan keadaan dimana pelaku melakukan perbuatan

pidana tersebut.

Sangat erat hubungannya dengan hak bependapat di muka umum

yang dimana unsur-unsur dalam menyatakan pendapat di luar batasannya

dapat termasuk dalam tindak pidana ujaran kebencian, sehingga dapat

digunakan untuk meninjau makna dan batasan hak kebebasan berpendapat

di muka umum.

2. Tinjauan Tentang Kesalahan Dan Pertanggung Jawaban Pidana

a. Pengertian Kesalahan

Kesalahan merupakan keadaan jiwa dari si pelaku tindak pidana

dan hubungan batin antara si pelaku tindak pidana dan perbuatannya.

Asas kesalahan biasa disebut dengan (asas culpabilitas). Kesalahan

tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu kesengajaan (opzet) dan kelalaian

(culpa). Sesuai dengan teori hukum pidana Indonesia, kesengajaan

terdiri dari tiga macam, yaitu sebagai berikut :

1) Kesengajaan yang bersifat tujuan

Bahwa dengan kesengajaan yang bersifat tujuan, si pelaku

dapat dipertanggungjawabkan dan mudah dapat dimengerti oleh

khalayak ramai.

2) Kesengajaan secara keinsyafan kepastian

Kesengajaan ini ada apabila si pelaku dengan perbuatannya

tidak bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi dasar dari

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

31

delik, tetapi ia tahu benar bahwa akibat itu pasti akan mengikuti

perbuatan itu.

3) Kesengajaan secara keinsyafan kemungkinan

Kesengajaan ini yang terang-terang tidak disertai bayangan

suatu kepastian akan terjadi akibat yang bersangkutan, melainkan

hanya dibayangkan suatu kemungkinan belaka akan akibat itu.

Kelalaian (culpa) terletak antara sengaja dan kebetulan,

bagaimanapun juga culpa dipandang lebih ringan dibanding

dengan sengaja, oleh karena itu delik culpa merupakan delik semu

(quasideliet) sehingga diadakan pengurangan pidana.14

Secara garis besar kesalahan terdiri dari dua jenis, yaitu

kesengajaan (opzet) dan kelalaian (culpa). Kesalahan yang

termasuk dalam suatu kesengajaan (opzet) akan menyebabkan

pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan

aturan hukum yang berlaku dan memperoleh hukuman atau sanksi

pidana yang telah ditentukan karena posisi pelaku yang mengerti

terjadinya suatu perbuatan yang akan menimbulkan akibat.

Sedangkan kesalahan yang termasuk dalam kelalaian (culpa)

dianggap lebih ringan karena perbuatan dianggap akibat antara

sengaja dan kebetulan, maka dapat terjadi pengurangan pidana.

14 Moeljatno. 1993. Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Dalam Hukum Pidana. Bina

Aksara. Jakarta. hlm. 46

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

32

Penjabaran tersebut digunakan untuk mengetahui dan

memahami kesalahan yang terdapat dalam hak kebebasan

mengemukakan pendapat di muka umum. Karena hal ini sangat

berkaitan dengan kesalahan yang diantaranya kesengajaan ataupun

kelalaian yang diperbuat seseorang dalam menyatakan pendapat di

muka umum sehingga melawan hukum dan menjadi sebuah tindak

pidana ujaran kebencian.

b. Pengertian Pertanggungjawaban Pidana

Pertanggungjawaban pidana mengandung asas kesalahan (asas

culpabilitas), yang didasarkan pada keseimbangan monodualistik bahwa

asas kesalahan yang didasarkan pada nilai keadilan harus disejajarkan

berpasangan dengan asas legalitas yang didasarkan pada nilai kepastian.

Pertanggungjawaban pidana diterapkan dengan pemidanaan, yang

bertujuan untuk untuk mencegah dilakukannya tindak pidana dengan

menegakkan norma hukum demi pengayoman masyarakat,

menyelesaikan konflik yang ditimbulkan tindak pidana, memulihkan

keseimbangan, mendatangkan rasa damai dalam masyarakat,

memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga

menjadi orang baik dan membebaskan rasa bersalah pada terpidana.15

Pertanggungjawaban pidana (criminal responsibility) adalah

suatu mekanisme untuk menentukan apakah seseorang terdakwa atau

15 Nawawi Arief, Barda. 2001. Masalah Penegakan Hukum Dan Kebijakan Penanggulangan

Kejahatan.PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. hlm. 23

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

33

tersangka dipertanggungjawabkan atas suatu tindakan pidana yang

terjadi atau tidak. Menurut hukum pidana dan peraturan perundangan-

undangan pidana di Indonesia yang dianggap sebagai subjek hukum

pidana adalah perseorangan yang memiliki kriteria cakap hukum.

Sehingga ketentuan tersebut tidak dapat dijadikan landasan

pertanggungjawaban pidana oleh korporasi (perusahaan). Untuk dapat

dipidananya si pelaku, disyaratkan bahwa tindak pidana yang

dilakukannya itu memenuhi unsur-unsur yang telah ditentukan dalam

undang-undang.16

Sehingga dapat diartikan bahwa pertanggungjawaban pidana

adalah setiap orang yang melakukan tindak pidana maka orang tersebut

harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan kesalahan

yang diperbuat atau sesuai dengan perbuatannya yang melawan hukum

sebagaiamana telah diatur di dalam undang-undang. Jadi, setiap orang

yang melakukan perbuatan pidana akan mempertanggungjawabkan

perbuatannya tersebut karena ia mempunyai kesalahan yang dilihat dari

segi masyarakat atau orang yang bersangkutan menunjukkan

pandangannya mengenai kesalahan yang telah diperbuat pelaku tindak

pidana. Hal ini bertujuan untuk mengakkan norma dan peraturan yang

ada di masyarakat sehingga terbentuk ketertiban sosial.

16 Moeljatno. 1993. Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Dalam Hukum Pidana. Bina

Aksara. Jakarta. hlm. 49

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

34

Hal ini sangat penting digunakan untuk mengetahui dan

memahami pertanggungjawaban pidana terkait hak menyatakan

pendapat di muka umum yang tidak sesuai dengan aturan perundang-

undangan. Sehingga dapat digunakan untuk meninjau makna dan

batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum.

3. Tinjauan Tentang Pemidanaan

Pemidanaan adalah proses penetapan sanksi atau proses

pemberian sanksi kepadan pekau pelaku tindak pidana dalam hukum

pidana.

a. Teori-teori Pemidanaan

Berikut teori-teori pemidanaan menurut para ahli :

1) Teori Absolut atau Pembalasan (Vergeldings Theorien)

Menurut teori ini pidana dijatuhkan semata-mata karena orang

telah melakukan kejahatan atau tindak pidana. Teori ini diperkenalkan

oleh Kent dan Hegel.17

Berdasarkan teori di atas, menjelaskan bahwa pidana

merupakan tuntutan, di mana seseorang yang melakukan kejahatan

atau pelanggaran akan dihukum dan hukuman tersebut merupakan

suatu keharusan yang dapat membentuk atau merubah sifat menjadi

lebih baik lagi.

17 P.A.F. Lamintang. 1998. Hukum Penitensier Indonesia. Armico. Bandung. hlm. 69

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

35

Ditinjau dari penjelasan teori pemidanaan di atas maka dapat

digunakan untuk mengetahui dan memahami pemidanaan dalam tindak

pidana ujaran kebencian. Karena hal tersebut sangat relevan dengan

hak seseorang dalam menyatakan pendapat di muka umum yang tidak

sesuai dengan batasannya dan melanggar tindak pidana ujaran

kebencian.

2) Teori Relatif atau Tujuan (Doel Theorien)

Teori relatif atau teori tujuan, berpokok pangkal pada dasar

bahwa pidana adalah alat untuk menegakkan tata tertib (hukum) dalam

masyarakat.18

Teori dia atas memiliki arti bahwa tujuan pemidanaan sebagai

sarana untuk pencegahan. Pencegahan khusus yang ditujukan kepada

pelaku maupun pencegahan umum untuk masyarakat. Sehingga

berdasarkan teori tersebut maka tujuan pemidanaan adalah untuk

melindungi atau mencegah masyarakat untuk tidak melakukan tindak

pidana. Tujuan untuk menimbulkan rasa takut atau jera untuk

melakukan kejahatan. Tujuan untuk mengubah sifat buruk pelaku

dengan cara pembinaan dan pengawasan.

Sehingga sangat relevan untuk meninjau batasan dalam

menyatakan pendapat di muka umum agar masyarakat dan pelaku

pidana jera dan untuk lebih berhati-hati dalam berekspresi agar tidak

18 Ibid, hlm. 34

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

36

melakukan perbuatan melawan hukum yang termasuk dalam tindak

pidana ujaran kebencian.

3) Teori Gabungan atau Modern (Vereningings Theorien)

Teori gabungan atau teori modern memandang bahwa tujuan

pemidanaan bersifat plural, karena menggabungkan antara prinsip-

prinsip relatif (tujuan) dan absolut (pembalasan) sebagai satu kesatuan.

Teori ini diperkenalkan oleh Prins, Van Hammel, Van List.19

Hal ini dapat diartikan bahwa tujuan pemidanaan yaitu selain

memberikan hukuman juga diperlukan untuk memberikan pemidanaan

dan pendidikan yang nantinya dapat membentuk perbaikan-perbaikan

dalam diri pelaku yang melakukan kejahatan. Ditinjau dari penjelasan

tersebut maka teori pemidanaan tersebut dapat memberikan

pengetahuan dan juga perubahan dalam pelaku tindak pidana ujaran

kebencian. Karena tindak pidana ujaran kebencian sangat relevan

dengan pengetahuan seseorang mengenai makna dan batasan dalam

menyampaikan pendapat di muka umum.

b. Tujuan Pemidanaan

Pemidanaan juga memiliki tujuan dalam pelaksanaannya.

Tujuan pemidanaan telah dijelaskan atau dipaparkan menurut beberapa

pendapat para ahli.

19 Djoko Prakoso. 2000. Surat Dakwaan, Tuntutan Pidana Dan Eksaminasi Perkara Di Dalam

Proses Pidana. Liberty. Yogyakarta. hlm. 47

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

37

Menurut Wirjono Prodjodikoro, tujuan pidana yaitu “untuk

menakut-nakuti orang jangan sampai melakukan kejahatan baik secara

menakut-nakuti orang banyak (generals preventif) maupun menakut-

nakuti orang tertentu yang sudah melakukan kejahatan agar

dikemudian hari tidak melakukan kejahatan lagi (speciale preventif);

dan untuk mendidik atau memperbaiki orang-orang yang melakukan

kejahatan agar menjadi orang-orang yang baik tabiatnya sehingga

bermanfaat bagi masyarakat.”20

Kutipan pendapat ahli di atas memberikan arti bahwa tujuan

pemidanaan adalah untuk melakukan pencegahan dengan cara

menakut-nakuti masyarakat secara umum atau tertentu agar tidak

melakukan kejahatan dan juga memberikan efek jera bagi pelaku agar

tidak berbuat kejahatan dan mengulangi kejahatannya lagi di kemudian

hari. Selain itu untuk pembelajaran dan juga perubahan bagi pelaku

agar dapat bersikap baik kelak di kehidupan bermasyarakat.

Dari penjabaran di atas dapat digunakan untuk meninjau makna

dan batasan hak mengemukakan pendapat di muka umum dengan bebas

dan bertanggungjawab agar tidak melanggar hukum, khususnya terkait

tindak pidana ujaran kebencian agar masyarakat dan pelaku tindak

pidana ujaran kebencian merasa jera dan akan berhati-hati dalam

menyatakan pendapatnya.

Menurut P.A.F. Lamintang, tiga pokok tujuan pemidanaan

yaitu, “untuk memperbaiki pribadi dari penjahat itu sendiri; untuk

membuat orang menjadi jera dalam melakukan kejahatan-kejahatan;

dan untuk membuat penjahat-penjahat tertentu menjadi tidak mampu

20 Wirjono Prodjodikoro. 1981. Hukum Acara Pidana Di Indonesia. Sumur Bandung. Bandung.

hlm. 16

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

38

untuk melakukan kejahatan-kejahatan yang lain, yakni penjahat yang

dengan cara-cara yang lain sudah tidak dapat diperbaiki lagi.”21

Dari kutipan pendapat ahli di atas, maka dapat diketahui dan

dipahami bahwa tujuan pemidanaan dapat dijadikan sebagai sarana

perlindungan untuk masyarakat, rehabilitasi dan juga sosialisasi untuk

menghilangkan rasa bersalah dalam segi psikologis bagi yang

bersangkutan dan membentuk efek jera bagi pelaku agar tidak

melakukan kejahatan lagi. Maka Penulis dapat menjadikan tinjauan

tersebut untuk mengetahui dan memahami tujuan pemidanaan terkait

hak kebebasan berpendapat di muka umum terhadap pelaku agar

mengetahui makna dan batasannya terlebih relevansinya dalam tindak

pidana ujaran kebencian.

c. Bentuk-bentuk Pemidanaan Atau Sanksi Pidana

Hukum pidana Indonesia mengenal jenis-jenis bentuk

pemidanaan atau sanksi pidana yang telah diatur dalam Pasal 10

KUHP, yaitu :

1) Pidana Pokok

a) Pidana mati

Pidana mati dilakukan sesuai dengan persetujuan Presiden.

Sebagai mana yang ditentukan dalam pasal 11 KUHP yaitu :

“pidana mati dijalankan oleh algojo di tempat gantungan pada

leher terpidana kemudian menjatuhkan papan tempat terpidana

berdiri’.

21 Ibid, hlm. 34

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

39

b) Pidana penjara

Pidana penjara ini terdapat 2 variasi, yaitu pidana penjara

sementara minimal satu hari dan maksimal pidana penjara seumur

hidup. Pidana penjara sendiri adalah pidana yang membatasi ruang

gerak pelaku tindak pidana sehingga pelaku akan kehilangan

kebebasan kemerdekaan. Sehingga pidana penjara inimal dilakukan

satu tahun dan maksimal seumur hidup.

c) Pidana kurungan

Pidana kurungan ini hampir sama dengan pidana penjara,

namun perbedaannya minimal 1 hari dan maksimal 1 tahun. Pidana

ini juga membatasi ruang gerak pelaku tindak pidana sehingga

terjadi perampasan kemerdekaan. Pidana ini dilakukan dengan

mengurung terpidana di dalam lembaga kemasyarakatan dan

jangka waktunya lebih ringan dibandingkan dengan pidana penjara.

d) Pidana denda

Pidana denda adalah kewajiban seorang terpidana dijatuhi

denda oleh keputusan Hakim atau Pengadilan untuk membayarkan

sejumlah uang tertentu karena telah melakukan suatu perbuatan

pidana.

2) Pidana Tambahan

a) Pencabutan hak-hak tertentu

Bentuk pidana ini adalah pencabutan suatu hak dalam

jabatan atau status yang berlaku sejak pada hari dimana putusan

Hakim dapat dijalankan.

b) Perampasan barang-barang tertentu

Pidana yang merampas barang-barang tertentu yang

merupakan jenis pidana harta kekayaan seperti pidana denda.

c) Pengumuman putusan hakim

Pidana tambahan pengumuman putusan hakim ini

dimaksudkan terutama untuk pencegahan agar masyarakat

terhindar dari kelihaian busuk atau kesembronoan seorang pelaku.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

40

Adapun mengenai kualifikasi urut-urutan dari bentuk-bentuk

sanksi pidana tersebut adalah didasarkan pada berat ringannya pidana

yang diaturnya, yang terberat adalah yang disebutkan terlebih

dahulu.22

Hal ini menjelaskan bahwa bentuk-bentuk pemidanaan atau

sanksi pidana yang ada di Indonesia telah diatur di dalam peraturan

perundang-undangan yaitu KUHP. Dan terdapat 2 jenis sanksi pidana

yaitu pidana pokok dan pidana tambahan. Penulis menyimpulkan

bahwa pidana pokok sendiri adalah sanksi pidana utama yang akan

selalu dijatuhkan kepada para pelaku tindak pidana sesuai dengan

kualifikasi berat ringannya tindak pidana yang dilakukan. Sedangkan

pidana tambahan adalah pidana yang ditambahkan terhadap pidana-

pidana pokok dan dapat dijatuhkan ataupun tidak kepada pelaku

pidana. Tetapi dalam beberapa peraturan perundang-undangan pidana

tambahan sendiri menjadi suatu keharusan.

Tinjauan di atas berkaitan dengan hukuman atau sanksi untuk

meninjau tindak pidana ujaran kebencian apabila yang dilakukannya

adalah terkait dengan pelanggaran dalam menyatakan pendapat di

muka umum. Hal ini sangat relevan terkait makna dan batas hak

kebebasan berpendapat di muka umum dalam perspektif tindak pidana

ujaran kebencian.

22 Tolib Setiady. 2010. Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia. Alfabeta. Bandung. hlm. 77

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

41

D. Tinjauan Tentang Tindak Pidana Ujaran Kebencian

1. Macam-macam Tindak Pidana Ujaran Kebencian

Berdasarkan Surat Edaran Kapolri Nomor SE/06/X/2016 tentang

Ujaran Kebencian (Hate Speech) disebutkan tentang ujaran kebencian

dapat berupa tindak pidana yang diatur dalam KUHP dan ketentuan-

ketentuan pidana lainnya di luar KUHP, yang berbentuk :

a. Penghinaan

Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) dalam penjelasan Pasal 310 KUHP,

menerangkan bahwa menghina adalah menyerang kehormatan dan nama

baik seseorang. Yang diserang ini biasanya merasa malu. 23

b. Pencemaran nama baik

Pencemaran nama baik dalam KUHP dikenal sebagai tindakan

mencemarkan nama baik atau kehormatan seseorang melalui cara

menyatakan susuatu baik lisan maupun tulisan.24

c. Penistaan

Menurut Pasal 310 ayat (1) KUHP “penistaan adalah suatu

perbuatan yang dilakukan dengan cara menuduh seseorang ataupun

kelompok telah melakukan perbuatan tertentu dengan maksud agar

tuduhan itu diketahui orang banyak.”25

d. Perbuatan tidak menyenangkan

Dalam KUHP perbuatan tidak menyenangkan diatur dalam Pasal

335 ayat (1) yang menyatakan bahwa “barangsiapa secara segaja melawan

hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau

membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan suatu perbuatan lain

maupun perlakuan yang tak menyenangkan atau memakai ancaman

23 R. Soesilo. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar Lengkap PAsal Demi

Pasal. Politea. Bogor. hlm. 225 24 Gusti Ayu Made Gita Permatasari dan Komang Pradnyana Sudibya. 2016. Tinjauan Yuridis

Mengenai Pengaturan Dan Pertanggungjawaban Tindak Pidana Terhadap Tindak Pidana Ujaran

Kebencian Di Media Sosial. Fakultas Hukum. Universitas Udayana. Bali 25 ibid

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

42

kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan tak menyenangkan,

baik terhadap orang lain itu sendiri maupun orang lain.”26

e. Memprovokasi

Menurut KBBI artinya adalah suatu perbuatan yang dilakukan

untuk membangkitkan kemarahan dengan cara menghasut, memancing

amarah, kejengkelan, dan membuat orang yang terhasut mempunyai

pikiran tidak baik dan emosi.27

f. Menghasut

Menurut R. Soesilo menghasut adalah mendorong, mengajak,

membangkitkan atau membakar semangat orang supaya berbuat sesuatu.28

Pidana yang mengatur tentang menghasut ada dalam Pasal 160 KUHP.

g. Menyebarkan berita bohong (hoax)

Menurut R. Soesilo menyebarkan berita bohong yaitu menyiarkan

berita atau kabar dimana ternyata kabar yang disiarkan ini adalah kabar

bohong.29

Tindakan-tindakan yang disebut diatas memiliki dampak terjadinya

penghilangan nyawa, kekerasan, diskriminasi, atau konflik sosial.30

Berdasarkan macam-macam tindak pidana ujaran kebencian yang

sudah dijelaskan di atas, maka Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

kualifikasi macam-macam tindak pidana ujaran kebencian sesungguhnya

telah tercantum dalam KUHP ataupun di luar KUHP yang tindakan-

tindakan tersebut dapat menimbulkan konflik sosial, diskriminasi,

kekerasan, atau bahkan penghilangan nyawa yang akhirnya memicu

26 Opcit, hlm. 41 27 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian Provokasi, http://kbbi.web.id/provokasi&ei, diakses

tanggal 03 Juni 2020 28 R. Soesilo. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar Lengkap Pasal Demi

Pasal. Politea. Bogor. hlm. 136 29 R. Soesilo. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar Lengkap Pasal Demi

Pasal. Politea. Bogor. hlm. 269 30 Opcit, hlm. 41

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

43

terpecah belahnya antar sesama. Sehingga apabila dikaitkan dengan hak

kebebasan berpendapat di muka umum maka tindakan tersebut merupakan

salah satu perwujudan dalam pelaksanaan hak kebebasan berpendapat di

muka umum. Karena tidak sedikit hak kebebasan berpendapat di muka

umum dalam pelaksanaannya justru dalam berpendapat mengandung kata-

kata yang menyebabkan penghinaan atau penistaan terhadap suatu hal.

Pencemaran nama baik, provokasi atau menghasut yang pada intinya

dalam penyampaian pendapat dilakukan di luar batasannya.

Sehingga secara garis besar tinjauan macam-macam tindak pidana

ujaran kebencian tersebut dapat digunakan untuk mengetahui dan

memahami makna dan batasan dalam hak kebebasan berpendapat di muka

umum, karena beberapa pendapat yang melanggar batasannya dapat

termasuk dalam tindak pidana ujaran kebencian dan hal ini sangat relevan

terkait hak kebebasan berpendapat di muka umum.

2. Dasar Hukum Yang Mengatur Tindak Pidana Ujaran Kebencian

Dalam Sistem Hukum Indonesia

Di Indonesia sendiri terdapat peraturan yang mengatur mengenai

larangan ujaran kebencian, yakni :

a. Pasal 156 KUHP yang menyatakan :

(1) “Barang siapa di muka umum menyatakan permusuhan, kebencian,

atau meremehkan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat

Indonesia, diancam dengan pidana penjara maksimum empat (4) tahun

atau pidana denda paling banyak empat juta lima ratus ribu rupiah (Rp.

4.500.000).”

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

44

(2) “Yang diartikan dengan golongan untuk pasal ini dan pasal berikutnya

ialah tiap bagian penduduk Indonesia yang berbeda dengan bagian atau

beberapa bagian lainnya karena suku-bangsa (ras), adat istiadat, agama,

daerah asal, keturunan, kebangsaan (nasionalitas), atau kedudukan

menurut hukum tata negara.”

c. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2018 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Indormasi dan

Transaksi Elektronik.

Pasal 28 ayat (2) yang menyatakan : “Setiap orang dengan sengaja dan

tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan

rasa kebencian dan permusuhan individu dan atau kelompok

masyarakat berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antar golongan

(SARA).”

Kualifikasi pasal ini adalah tindakan penyebaran kebencian dengan

menggunakan fasilitas internet atau media elektronik lainnya.31

Sehingga tindak pidana ujaran kebencian telah diatur dalam KUHP

yang telah dipaparkan macam-macam tindak pidana yang memenuhi

kualifikasi tindak pidana ujaran kebencian. Selain itu juga diatur dalam

UU ITE sehingga tindak pidana ujaran kebencian yang menggunakan

fasilitas internet dan media elektronik lainnya dapat dikualifikasikan dan

dikenakan pasal tersebut.

Kedua peraturan perundang-undangan tersebut dapat digunakan

untuk mengetahui dan memahami hak kebebasan berpendapat di muka

umum. Hal ini berkaitan dengan makna dan batasan dalam hak

31 Ibid, hlm. 08

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

45

menyatakan pendapat di muka umum secara langsung melalui tulisan atau

lisan maupun melalui media internet dan elektronik.

3. Aspek-Aspek Ujaran Kebencian

Ujaran kebencian yang bertujuan untuk menghasut dan menyulut

kebencian terhadap individu atau kelompok masyarakat dibedakan dari

beberapa aspek menurut peraturan perundang-undangan hukum pidana di

Indonesia, yaitu sebagai berikut :

a. Suku

Mengusahakan dukungan umum, dengan cara menghasut untuk

melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan sehingga terjadi

konflik sosial antar suku.

b. Agama

Menghina atas dasar agama, berupa hasutan untuk melakukan

kekerasan, diskriminasi atau permusuhan.

c. Aliran Keagamaan

Mengusahakan dukungan umum untuk melakukan penafsiran

tentang sesuatu agama yang ada di Indonesia dengan maksud untuk

menghasut melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan.

d. Kepercayaan

Menyulutkan kebencian berupa pernyataan permusuhan kepada

kepercayaan orang lain sehingga timbul diskriminasi antar masyarakat.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

46

e. Ras

Menunjukkan kebencian kepada orang lain karena memperlakukan,

pembedaan berdasarkan pada ras yang mengakibatkan pengurangan

pengakuan atau pelaksanaan hak asasi manusia.

f. Antar Golongan

Penyebarluasan kebencian antar golongan penduduk dengan

maksud menghasut orang agar melakukan kekerasan, diskriminasi atau

permusuhan.

g. Warna Kulit

Menunjukkan kebencian kepada orang lain karena perbedaan

warna kulit yang mengakibatkan pengurangan pengakuan atau

pelaksanaan hak asasi manusia.

h. Etnis

Menunjukkan kebencian kepada orang lain karena memperlakukan,

pembedaan, pemilihan berdasarkan etnis yang mengakibatkan

pengurangan pengakuan atau pelaksanaan hak asasi manusia.

i. Gender

Segala bentuk pembedaan, pengucilan yang mempunyai pengaruh

atau tujuan untuk mengurangi pengakuan, penggunaan hak asasi manusia

yang didasarkan pada jenis kelamin.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

47

j. Kaum Difabel

Menunjukkan kebencian kepada kaum difabel, sehingga ada

pembatas, hambatan, kesulitan atau pengurangan hak penyandang kaum

difabel.

k. Orientasi Seksual

Menyulutkan kebencian kepada orang lain yang memiliki orientasi

gender sehingga terjadi diskriminasi terhadap kaum tersebut.32

Berdasarkan penjelasan mengenai aspek-aspek ujaran kebencian

tersebut, secara garis besar tindak pidana ujaran kebencian dilakukan

dengan menyerang individu atau kelompok dalam masyarakat untuk

menyebarkan rasa benci dan permusuhan sehingga menimbulkan

diskriminasi dan konflik sosial serta kekerasan. Hal ini berarti bahwa hak

menyatakan pendapat telah melewati batasnya sehingga tinjauan tersebut

berkaitan untuk mengetahui dan memahami makna dan batasan yang

sesungguhnya dalam berpendapat di muka umum agar tidak menimbulkan

perpecahan dan termasuk ke dalam tindak pidana ujaran kebencian.

4. Sarana Untuk Melakukan Ujaran Kebencian

Dalam perbuatan tindak pidana ujaran kebencian seorang individu

atau kelompok dapat melakukan perbuatan tersebut melalui berbagai

media atau sarana, antara lain :

32 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. 2015. Buku Penanganan Ujaran Kebencian (Hate

Speech). Jakarta. hlm. 13

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

48

a. Kampanye, Baik Berupa Orasi Maupun Tulisan

Menyatakan pikiran di depan umum, baik melalui tulisan atau lisan

dengan menghasut orang untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau

permusuhan.

b. Spanduk atau Banner

Mempertunjukkan tulisan yang disertai dengan gambar atau

informasi di muka umum yang mengandung pernyataan kebencian atau

penghinaan dengan maksud untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau

permusuhan.

c. Jejaring Media Sosial

Ujaran kebencian dapat dilakukan di media cetak atau elektronik,

yaitu :

1) Menyebarkan dan membuat aksesnya informasi yang memliki

muatan penghinaan dan pencemaran nama baik serta menghasut

dan memprovokasi.

2) Menyebarkan berita bohong untuk menimbulkan rasa benci atau

permusuhan antar individu atau kelompok berdasarkan suku,

agama, ras, dan antar golongan.

d. Penyampaian Pendapat Di Muka Umum

Menyatakan pikiran di depan umum, dengan menghasut orang

untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

49

e. Ceramah Keagamaan

Ceramah yang menghasut agar memusuhi, mendiskriminasi atau

melakukan kekerasan atas dasar agama dengan menyalahgunakan kitab

suci.

f. Media Massa Cetak atau Elektronik

Menyebarkan dan membuat dapat diaksesnya informasi elektronik

atau dokumen elektronik yang memiliki muatan pernyataan permusuhan,

kebencian atau penghinaan.

g. Pamflet

Menpertunjukkan tulisan yang disertai dengan gambar di muka

umum yang mengandung pernyataan kebencian atau penghinaan dengan

maksud untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka ditinjau dari hak kebebasan

berpendapat di muka umum, seseorang dapat menyatakan pendapatnya

melalui media massa elektronik atau secara langsung. Sehingga banyak

sekali metode yang dapat dilakukan seseorang dalam menyatakan

pendapatnya di muka umum. Selain itu hak kebebasan berpendapat juga

dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Hal ini sangat relevan untuk

meninjau makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

50

5. Unsur-Unsur Ujaran Kebencian

Dalam Surat Edaran Kapolri Nomor : SE/06/X/2015 tentang

Ujaran Kebencian memang tidak dijabarkan dengan jelas pengertian

ujaran kebencian, namun terdapat unsur-unsur eksplisit atau syarat-syarat

yang harus dipenuhi sehingga perbuatan tersebut termasuk dalam tindak

pidana ujaran kebencian. Berikut unsur-unsur ujaran kebencian :

a. Segala tindakan dan usaha baik langsung maupun tidak langsung.

b. Didasarkan pada kebencian atas dasar suku, agama, aliran keagamaan,

kepercayaan, ras, antar golongan, warna kulit, etnis, gender, kaum

difabel, dan orientasi seksual.

c. Yang merupakan hasutan terhadap individu maupun kelompok agar

terjadi diskriminasi, kekerasan atau permusuhan.

d. Yang dilakukan melalui berbagai sarana.33

Terkait penjelasan unsur-unsur ujaran kebencian di atas maka

secara garis besar suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai tindak pidana

ujaran kebencian apabila perbuatan tersebut dapat menyebabkan rasa

benci, permusuhan dan perpecahan antar sesama. Hal ini dapat dikaitkan

dengan meninjau hak kebebasan berpendapat di muka umum yang di mana

menyatakan pendapat dapat menimbulkan perbuatan atau memenuhi

unsur-unsur yang telah dijelaskan di atas, terlebih makna dan batasan

menyatakan pendapat di muka umum yang sangat mempengaruhi

33 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. 2015. Buku Penanganan Ujaran Kebencian (Hate

Speech). Jakarta. hlm. 9

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

51

perbuatan tersebut dapat dikatakan memenuhi terkait unsur-unsur tindak

pidana ujaran kebencian.

E. Tinjauan Tentang Kejahatan Internet

1. Pengertian Kejahatan

Pengertian kejahatan telah dipaparkan atau dijelaskan oleh

pendapat ahli. Menurut R. Soesilo, pengertian kejahatan dibedakan

menjadi dua sudut pandang, yaitu : “a. sudut pandang yuridis, pengertian

kejahatan adalah suatu perbuatan tingkah laku yang bertentangan dengan

undang-undang; dan b. sudut pandang sosiologis, pengertian kejahatan

adalah perbuatan tingkah laku yang merugikan si penderita, juga sangat

merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman

dan ketertiban.”34

Maka suatu kejahatan memiliki arti perbuatan yang melanggar

peraturan perundang-undangan serta bertentangan dengan peraturan

ataupun norma-norma yang berlaku di masyarakat sehingga

mengakibatkan suatu kerugian untuk pelaku, penderita, dan juga

lingkungan masyarakat. Sehingga penjelasan di atas bertujuan untuk

meninjau kejahatan yang menyebabkan tindak pidana ujaran kebencian.

Selain itu, relevan dengan hak menyatakan pendapat di muka umum yang

dapat berubah menjadi kejahatan apabila dilaksanakan tidak sesuai

peraturan dan melewati batasannya sehingga dapat menimbulkan

kebencian antar sesama.

34 R. Soesilo. 1985. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar Lengkap Pasal Demi

Pasal. Politea. Bogor. hlm. 200

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

52

2. Pengertian Kejahatan Internet

Kejahatan internet atau yang sering didengar dengan istilah cyber

crime merupakan salah satu bentuk baru dari kejahatan masa kini yang

mendapat perhatian luas di dunia internasional. Cyber crime merupakan

salah satu sisi buruk dari kemajuan teknologi yang memiliki dampak

negatif bagi seluruh kehidupan modern masa kini. Definisi dan aturan

terkait cyber crime sendiri telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor

11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik.35

Dari penjelasan tersebut kejahatan internet adalah suatu perbuatan

yang melanggar peraturan atau melawan hukum yang dilakukan di dunia

maya atau internet sehingga penyebarannya dapat sangat meluas,

mengingat bahwa internet dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan

dimanapun. Hal ini dapat digunakan untuk meninjau hak kebebasan

berpendapat di media internet atau elektronik terlebih makna dan

batasannya. Sehingga relevan dengan melihat kondisi zaman sekarang

yang sangat maju di bidang teknologi dan informasi.

3. Media Sosial

Pengertian secara umum terkait media sosial adalah media internet

yang mendukung interaksi sosial menggunakan teknologi berbasis web

yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Contoh media

sosial pada zaman sekarang adalah facebook, twitter, instagram, dan masih

banyak sekali dan terus bertambah seiring berkembangnya zaman. Saat

35 Barda Nawawi Arif. 2006. Tindak Pidana Mayantara. Rajawali Pers. Jakarta. hlm. 02

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

53

teknologi internet dan mobile phone semakin maju maka media sosial akan

tumbuh dengan pesat. Kecanggihan media sosial dan internet dapat

menimbulkan dampak negatif atau positif dalam penggunaannya.36

Selanjutnya dapat diartikan bahwa media sosial adalah media

internet dengan menggunakan teknologi melalui web atau aplikasi-aplikasi

media sosial yang banyak bermunculan di masa sekarang yang

memudahkan komunikasi dan dialog antara satu dengan yang lain. Hal

tersebut relevan dengan Indonesia sebagai negara demokrasi yang dapat

menggunakan media sosial sebagai wadah untuk menyatakan pendapat

dan menyampaikan pikirannya secara bebas dan luas di muka umum.

Maka dapat digunakan untuk meninjau makna dan batasan hak kebebasan

mengemukakan pendapat di muka umum melalui media internet atau

secara langsung.

F. Tinjauan Umum Tentang Hak Kebebasan Berpendapat Di Muka

Umum

1. Pengertian Hak Kebebasan Berpendapat Di Muka Umum Atas Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998

Pengertian mengemukakan pendapat di muka umum adalah

mengemukakan sebuah gagasan atau pikiran secara luas di muka umum.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, seseorang yang

36 PT. KOMUNIKASI. Pengertian Media Sosial, http://komunikasi.google.co.id, diakses tanggal

04 Juni 2020

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

54

menyatakan pendapatnya dijamin secara konstitusional. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan adanya peraturan perundang-undangan terkait Hak

Kebebasan Berpendapat Di Muka Umum Atas Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 1998. Menyampaikan pendapat merupakan

salah satu hak asasi manusia yang ada dalam Pasal 28 Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan :

“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-

Undang”.37

Sehingga kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum

berarti salah satu cara untuk hidup berdemokrasi dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara di Indonesia yang dilaksanakan dengan bebas

dan bertanggung jawab berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan telah dijamin oleh konstitusional. Maka penjelesan tersebut

bertujuan untuk meninjau makna dan batasan hak kebebasan berpendapat

di muka umum setiap warga Indonesia.

2. Pengertian Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Dalam Pasal 1 Ayat

(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998

“Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah adalah hak setiap

warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan

sebagainya secara bebas dan bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan”.38

37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 38 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Menyampaikan Pendapat Di

Muka Umum

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

55

Secara garis besar, bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat

di muka umum adalah salah satu cara untuk menyampaikan pikiran dan

pendapat serta aspirasi dan argumen sebagai warga negara secara lisan

maupun tertulis secara luas di muka umum. Penjelasan tersebut dapat

digunakan untuk mengetahui dan memahami makna dan batasan hak

kebebasan berpendapat di muka umum yang seharusnya telah terjamin

oleh negara pemenuhannya apabila dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

3. Ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998

Belum Menjamin Kemerdekaan Berpendapat

Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 1998 tentang Kebebasan Mengemukakan Pendapat Di Muka

Umum, negara belum menjamin secara sepenuhnya.39 Agar terjaminnya

hak-hak sipol, aparatur negara tidak perlu ikut campur yang berlebihan

atau dengan kata lain harus bertindak pasif. Karena hal ini diperlukan

untuk memastikan agar hak-hak ini terjamin dan terselenggara dengan

baik.40

Dengan demikian hal tersebut menjelaskan bahwa hak menyatakan

pendapat di muka umum belum terjamin dengan baik. Seharusnya negara

harus memastikan bahwa hak ini dapat terjamin dan berjalan dengan baik

dengan cara tidak terlalu membatasi atau campur tangan langsung apabila

39 Ibid, hlm. 54 40 Konvenan Hak Sipil Politik 1996

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

56

warga negara menyampaikan pendapatnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Maka sangat berkaitan dengan hak menyatakan

pendapat di muka umum oleh warga negara yang terkadang mendapat

pembatasan berlebihan sehingga hak kebebasan berpendapat di muka

umum menimbulkan pelanggaran dan malah keluar dari batasannya dalam

perspektif tindak pidana ujaran kebencian.

4. Tinjauan Umum Tentang Kebebasan Berekspresi

a. Pengertian Kebebasan Berekspresi

Negara yang demokrasi menganjurkan kepada warganya untuk

menilai kinerja pemerintahannya. Warga negara dapat menyebarluaskan

informasi dan pendapatnya kemudian mendiskusikannya dengan yang lain.

Kebebasan berekspresi kemudian menjadi bentuk untuk melawan

penguasa yang melarangnya atau menghambat pelaksanaan untuk

mendapatkan hak tersebut.41

Kebebasan berkespresi dan mengeluarkan pendapat adalah prinsip

universal di dalam negara demokratis yang biasa diwujudkan sebagai

kebebasan berpendapat. Kebebasan berkespresi hanya bisa menjadi pilar

yang efektif bagi demokrasi dan hak asasi manusia jika dilakukan dengan

terbuka. Bahkan pelanggaran terhadap hak kebebasan berkekspresi

seringkali terjadi dengan pelanggaran lainnya, seperti pelanggaran

terhadap hak atas kebebasan berserikat dan berkumpul dan pelangaran atas

hak menyampaikan pendapat di muka umum. Sedangkan hak akan

41 Jimly Asshiddique. 2006. Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik, dan Mahkamah

Konstitusi. Konstitusi Press. Jakarta. hlm. 21

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

57

kebebasan berpendapat sendiri merupakan hak yang paling penting

diantara hak-hak lainnya.42

Dapat diartikan bahwa kebebasan berkespresi yang sangat penting

adalah salah satunya mengeluarkan pendapat di muka umum yang

dianggap penting dalam penyelenggaan demokrasi sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Maka kebebasan berkespresi akan sangat baik

apabila dilakukan di depan publik dengan cara terbuka. Selain itu

kebebasan mengemukakan pendapat adalah unsur terpenting sebuah

negara demokrasi. Karena demokrasi timbul dengan adanya perbedaan

pendapat yang dapat membuka pertukaran pemikiran, diskusi yang sehat,

perdebatan yang berkualitas dan tidak menimbulkan perpecahan.

Ditinjau dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui dan

dipahami hak akan mengemukakan pendapat di muka umum adalah hak

kebebasan berkespresi yang harus dilakukan sesuai peraturan perundang-

undangan. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat ditinjau hak dan

batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum dalam perspektif

tindak pidana ujaran kebencian.

5. Kebebasan Berekspresi Dalam Jaminan Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-

mata karena ia manusia dan berdasarkan martabatnya sebagai manusia.

Dengan kata lain hak-hak itu melekat pada diri manusia. Salah satu hak

asasi manusia adalah hak kebebasan berekspresi yang sering ditunjuk

42 T.M. Scanlon. Jr. 1978. Freedom of Expression and Categories of Expression. Law Review.

University Pittsburg. hlm. 9

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

58

untuk mewakili hak-hak sipil dan politik. Hak akan kebebasan berekspresi

salah satunya hak berpendapat yang membawa segala konsekuensi di

dalamnya, termasuk larangan untuk mengurangi atau membatasi hak

tersebut. Hak kebebasan berpendapat sangat terkait erat dengan hak

seseorang untuk berserikat, berkumpul, memeluk agamnya masing-masing

sesuai dengan kepercayaannya.43

Negara harus menghormati dan melindungi hak atas kebebasan

berpendapat tanpa mengurangi sedikitpun. Maka kebebasan ini dijamin

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 tentang

Kebebasan Mengemukakan Pendapat Di Muka Umum. Sebab dalam

kehidupan bernegara sebuah argumen menunjukkan adanya pandangan

yang sangat lumrah terjadi, guna memperbaiki dan koreksi sesuatu yang

kurang benar. Dengan adanya jaminan yang cukup kuat terhadap

kemerdekaan berpendapat memastikan gagasan yang dibutuhkan dalam

memajukan kesejahteraan masyarakat.44

Sehingga dapat diartikan bahwa hak kebebasan berpendapat di

muka umum harus dilaksanakan dan dijamin sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku tanpa melawan hukum yang ada karena

hak tersebut merupakan hak asasi manusia yang harus dijamin

pelaksanaannya oleh negara dan pemerintah. Hal tersebut dapat digunakan

43 Albert Hasibuan. 2008. Politik Hak Asasi Manusia dan UUD 1945”. Law Review Fakultas

Hukum Universitas Pelita Harapan. hlm. 11 44 Todung Mulya Lubis. 1993. Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Masyarakat Dunia. Yayasan Obor

Indonesia. Jakarta. hlm. 16

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hak Dan Kewajibaneprints.umm.ac.id/67152/3/BAB II.pdf · 2020. 9. 29. · 1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

59

untuk mensejahterakan kehidupan berbangsa dan bernegara antara warga

negara dan pemerintahannya dalam pemerintahan yang demokrasi.

Terlebih hak asasi manusia juga telah diatur dalam pasal 1 ayat (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia.

Maka hal ini sangat penting digunakan untuk mengetahui dan

memahami makna kebebasan berkspresi terutama kebebasan dalam

mengeluarkan pikiran dan pendapatnya di muka umum dan batasan hak

kebebasan berpendapat di muka umum karena hak kebebasan berpendapat

di muka umum harus dilaksanakan sesuai peraturan dan tidak melanggar

hukum demi terciptanya ketertiban. Selain itu hak kebebasan berpendapat

di muka umum sangat erat dengan hak asasi manusia setiap individu.