bab ii tinjauan pustaka a. penelitian...
TRANSCRIPT
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan referensi yang akan dijadikan peneliti sebagai acuan dalam
pembuatan hipotesis. Berikut ini penelitian sebelumnya yang memiliki
keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu terkait
dengan pelatihan karyawan, kompensasi dan produktivitas kerja karyawan.
Beberapa penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai landasan
penelitian adalah penelitian yang dilakukan oleh:
1. Budiartha, dkk. (2015) tentang “Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja
terhadap Produktivitas Kerja Karyawan” yang menunjukkan bahwa hasil
penelitian pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap
produktivitas kerja karyawan, pelatihan berpengaruh positif terhadap
motivasi kerja kerja karyawan, pelatihan berpengaruh positif terhadap
produktivitas kerja karyawan dan motivasi kerja berpengaruh positif
terhadap produktivitas kerja karyawan.
2. Hakim (2011) tentang “Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai ” yang menunjukan bahwa kompensasi dan
motivasi berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai,
kompensasi berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai
dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja
pegawai.
3. Baharuddin, dkk (2014) tentang “ Pengaruh Pelatihan, Kompensasi dan
Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan.” Hasil dari penelitian
13
tersebut menunjukkan bahwa pelatihan, kompensasi dan disiplin kerja
secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap prestasi
kerja karyawan.
Table 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Terdahulu Keterangan
1.
Judul Penelitian Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja
terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.
(Budiartha, dkk , 2015)
Tujuan Penelitian
1. Pelatihan dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada UD Gasandry.
2. Pelatihan terhadap motivasi kerja karyawan pada UD Gasandry
3. Pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada UD Gasandry
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif kausal. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner pencatatan dokumen, kemudian akan dianalisis dengan menggunakan analisis jalur. penelitian ini termasuk penelitian populasi.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dari pelatihan dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan, pelatihan terhadap motivasi kerja karyawan, pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan, dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada UD Gasandry.
2.
Judul Penelitian Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai. (Hakim, 2011)
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap produktivitas kerja pegawai
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai
3. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap produktivitas kerja
Metode Penelitian Analisis yang digunakan adalah validitas, uji reliabilitas dengan teknik split half, dan pengujian hipotesis (uji F dan uji t).
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini, kompensasi dan motivasi berpengaruh terhadap produktivitas dengan nilai determinasi sebesar 31,1 %. Sisanya sebesar 68,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
14
No. Penelitian Terdahulu Keterangan
3.
Judul Penelitian
Pengaruh Pelatihan, Kompensasi dan Disiplin
Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawa .
(Baharuddin, dkk, 2014)
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh variabel pelatihan, kompensasi dan disiplin kerja secara simultan terhadap prestasi kerja karyawan pada kantor PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Malang.
2. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh variabel pelatihan, kompensasi dan disiplin kerja secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan pada kantor PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Malang.
Metode Penelitian
Metode analisis dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan menggunakan Analisis Linear Berganda, dan Uji Hipotesis (Uji F dan Uji t).
Hasil Penelitian
Pelatihan, kompensasi dan disiplin kerja secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan. Seluruh variabel bebas memiliki pengaruh dengan arah positif dan kontribusi terbesar bersumber dari pelatihan.
Berdasarkan tabel data diatas dapat diketahui bahwa penelitian terdahulu
dengan penelitian sekarang terdapat persamaan dan perbedaan, persamaan
penelitian sama-sama membahas yang berkaitan dengan pengaruhnya terhadap
produktivitas kerja karyawan, penelitian Budiarta (2015) persamaan penelitian ini
dengan penelitian sekarang sama-sama membahas pengaruh variabel pelatihan
terhadap produktivitas kerja, tetapi ada variable lain yaitu motivasi. Pada
penelitian Hakim (2011) sama-sama membahas kompetensi terhadap
produktivitas kerja tetapi ada variabel lain yaitu motivasi.
15
Sedangkan perbedaannya pada penelitian sekarang dengan penelitian
terdahulu yaitu adanya pada penelitian terdahulu terdapat variabel lain yang
mempengaruhi produktivitas kerja serta perbedannya lainnya ada pada obyek
yang diteliti pada penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang tidak sama.
Pada penelitian Baharuddin, dkk (2014) sama-sama membahas pengaruh variabel
pelatihan dan kompensasi bedanya dua variabel tersebut mempengaruhi prestasi
kerja karyawan dan ada penambahan satu variabel bebas lagi yaitu disiplin kerja
dan obyek penelitian juga berbeda.
B. Landasan Teori
1. Produktivitas Kerja
a. Pengertian Produktivitas
Yuniarsih (2013:156) mengemukakan bahwa produktivitas kerja
dapat diartikan sebagai hasil kongkrit (produk) yang dihasilkan oleh
individu atau kelompok, selama satuan waktu tertentu dalam suatu
proses kerja.
Pengertian produktivitas menurut Tohardi (2002:448),
mengemukakan bahwa produktivitas kerja merupakan sikap mental.
Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah
ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan
lebih baik dari pada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari pada
hari ini.
Menurut Sutrisno (2012:100), mengemukakan bahwa produktivitas
adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta
16
tenaga kerja per satuan waktu. Peran serta tenaga kerja disini adalah
penggunaan sumber daya serta efisien dan efektif.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Karyawan
Yuniarsih (2013:159) mengelompokkan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas dalam dua kelompok yaitu :
1. Faktor Internal
a. Individu: komitmen, loyalitas, motivasi, etos kerja, disiplin,
latar belakang, keterampilan, kemampuan, kepribadian
(personality)
b. Organisasi: visi, misi, tujuan, sistem dan praktik
manajemen, sumber daya (kualitas dan kuantitasnya), ICT,
kepemimpinan, komunikasi, struktur dan desain budaya
kerja
2. Faktor Eksternal
Kultur lingkungan, Kebijakan pemerintah, Pengaruh politis,
Dampak globalisasi, umpan balik masyarakat, kemitraan,
Dukungan stakeholders
c. Pengukuran Produktivitas Kerja
Menurut Yuniarsih (2013:162) produktivitas dapat diukur dengan
produktivitas fisik. Secara fisik produktivitas diukur secara kuantitatif
seperti banyaknya keluaran (kuantitas), berat maupun panjang
(kualitas) dan lamanya waktu.
17
Menurut Simamora (2004: 612) faktor-faktor yang digunakan
dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas
kerja dan ketepatan waktu.
1. Kuantitas kerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan
dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau
ditetapkan oleh perusahan.
2. Kualitas kerja merupakan suatu standar hasil yang berkaitan
dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan
dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan
standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan
pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi
dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi
karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu
sampai menjadi output.
2. Pelatihan
a. Pengertian Pelatihan
Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan
perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan
produktivitas karyawan. Pelatihan karyawan menurut Flippo dalam
Mangkunegara (2007:43), merupakan suatu usaha peningkatan
knowledge dan skills seorang karyawan untuk menerapkan aktivitas
18
kerja tertentu. Dengan pelatihan perusahaan memperoleh masukan
yang baik menghadapi tantangan-tantangan manajemen yang terus
berkembang dengan memiliki karyawan yang dapat memenuhi
penyelesaian masalah-masalah yang ada.
Menurut Sofyandi (2008:113) pelatihan adalah suatu program
yang diharapkan dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada
seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan
tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman
terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi.
Menurut Andrew dalam Mangkunegara (2007:44) pelatihan
adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan
prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan
operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk
tujuan tertentu.
b. Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Menurut Mangkunegara (2007:45) tujuan pelatihan dan
pengembangan antara lain :
1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology.
2. Meningkatkan produktivitas kerja.
3. Meningkatkan kualitas kerja.
4. Meningkatkan ketetapan peningkatan sumber daya manusia.
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.
6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara
maksimal.
19
7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
8. Menghindari kerusakan.
9. Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai.
Secara umum pelatihan bertujuan mempersiapkan dan membina
tenaga kerja, baik struktural maupun fungsional, yang memiliki
kemampuan dalam profesinya, kemampuan melaksanakan loyalitas,
kemampuan melaksanakan dedikasi dan kemampuan berdisiplin yang
baik. Jadi tujuan dan manfaat pelatihan harus ditentukan sebelum
melaksanakan program pelatihan agar produktivitas kerja karyawan
meningkat dan memperkecil pemborosan biaya baik untuk kerusakan
mesin ataupun kecelakaan kerja, serta meningkatkan pelayanan yang
lebih baik dari pegawai kepada nasabah perusahaan, karena pemberian
pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting bagi
rekanan-rekanan perusahaan bersangkutan.
c. Jenis-jenis Pelatihan
Terdapat banyak jenis pelatihan yang dapat dilaksanakan oleh
perusahaan bagi para pegawainya. Sebelum program pelatihan
dilaksanakan perlu diperhatikan beberapa faktor seperti perbedaan
setia individu, hubungan dengan jenis pekerjaan, motivasi pegawai,
seleksi peserta dan instruktur serta pemilihan jenis pelatihan yang
sesuai dengan pekerjaan yang dibutuhkan.
Menurut Simamora (2001:239) berikut jenis-jenis pelatihan yang
terdapat didalam organisasi:
1. Pelatihan keahlian.
20
2. Pelatihan ulang.
3. Pelatihan lintas fungsional.
4. Pelatihan tim.
5. Pelatihan kreativitas
d. Prinsip-Prinsip Pelatihan
Menurut Gehee dalam Mangkunegara (2007:44) prinsip-prinsip
pelatihan adalah sebagai berikut :
1. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan
tahapan-tahapan.
2. Tahapan-tahapan tersebut harus sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
3. Penatar harus mampu memotovasi dan menyeberangkan respon
yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran.
4. Adanya penguat (reinforencement) guna membangkitkan
respons yang positif dari peserta.
5. Menggunakan konsep shapping (pembentukkan) perilaku.
Sesuai dengan prinsip-prinsip pelatihan diatas maka program
pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan haruslah sesuai dengan
yang disyaratkan oleh pekerjaannya, yang bersifat searah, sistematis
dan sesuai dengan kebutuhan karyawan sehingga dapat menumbuhkan
motivasi dan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan
pengetahuan dari para pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.
Dengan kata lain program pelatihan yang dilaksanakan oleh
perusahaan haruslah dapat meningkatkan kinerja pegawai. Paling
21
penting adalah setiap perusahaan tidak boleh membedakan pegawai
satu dengan yang lainnya, karena pada hakikatnya setiap individu
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.
e. Pengukuran Pelatihan
Menurut Rae dalam Sofyandi (2008:119-120) pelatihan yang
efektif yang diberikan perusahaan kepada karyawannya dapat diukur
melalui:
1. Materi pelatihan yaitu apakah materi program pelatihan relevan
dan sejalan dengan kebutuhan pelatihan, dan apakah pelatihan
tersebut up to date.
2. Metode pelatihan yaitu apakah metode pelatihan yang diberikan
sesuai untuk subyek itu dan apakah metode pelatihan terebut sesuai
dengan gaya belajar peserta pelatihan.
3. Instruktur yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan
keterampilan penyampaian yang mendorong orang untuk belajar.
4. Lama waktu pelatihan yaitu berapa lama waktu pemberian materi
pokok yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo
penyampaian materi tersebut.
5. Fasilitas yaitu apakah tempat penyelenggaraan pelatihan dan
fasilitas pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur, apakah
relevan dengan jenis pelatihan.
22
3. Kompensasi
a. Pengertian Kompensasi
Pemberian kompensasi sangat penting karena merupakan
dorongan seorang menjadi karyawan selain itu kompensasi
memiliki pengaruh yang besar terhadap semangat dan kegairahan
kerja para karyawan. Dengan demikian, maka setiap perusahaan
harus dapat menetapkan kompensasi yang tetap sehingga dapat
menopang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisian.
Masalah kompensasi bukanlah masalah yang kompleks
sehingga setiap perusahaan hendaknya mempunyai suatu pedoman
bagaimana menetapkan kompensasi yang tepat dan adil.
Menetapan kompensasi minimum ini sangatlah penting, sebab bila
penetapan kompensasi di bawah minimum maka dapat
menyulitkan perusahaan. Misalnya, perusahaan tersebut akan di
anggap melanggar hukum, tidak beretika, dan melanggar hak asasi
manusia.
Menurut Panggabean (2004:75) Kompensasi adalah semua
jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan uang yang
diberikan kepada pegawai secara layak dan adil atas jasa mereka
dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kadarisman (2012:1)
kompensasi adalah apa yang seorang karyawan/pegawai/pekerja
terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikannya.
Kompensasi menurut Simamora dalam Supriyanto dan
Masyhuri (2010:85) kompensasi meliputi kembalian-kembalian
23
finansial dan jasa dan tunjangan-tunjangan yang diterima oleh para
karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. Kompensasi
merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti
kontribusi mereka kepada organisasi.
b. Jenis-Jenis Kompensasi
Menurut Panggabean (2004:76) kompensasi dikelompokkan
menjadi dua kelompok, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi
bukan finansial.
1. Kompensasi Finansial
Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi langsung dan
kompensasi tidak langsung.
a. Kompensasi Langsung
1. Gaji
Gaji menurut panggabean (2004:77) adalah imbalan
finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur,
seperti tahunan, caturwulan, bulanan atau mingguan.
Menurut Riva’I (2005:379) mengemukakan bahwa gaji
adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima
karyawan atau pegawai sebagai konsekuensi dari statusnya
sebagai seorang pegawai yang memberikan konstribusi
dalam mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.
2. Insentif/bonus
Pengetian insentif menurut Panggabean (2004:77)
merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada
24
karyawan karena kinerjanya melebihi standart yang
ditentukan, dengan mengansumsikan bahwa uang dapat
digunakan untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat
lagi, maka mereka yang produktif lebih menyukai gajinya
dibayarkan berdasarkan hasil kerja. Menurut Simamora
dalam Kadarisman (2012:182) kompensasi insentif adalah
program-program kompensasi yang mengaitkan bayaran
dengan produktifitas
b. Kompensasi Tidak Langsung
Menurut Panggabean (2004:77) merupakan kompensasi
tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan para karyawannya. Contohnya
asuransi kesehatan, asuransi jiwa, tunjangan hari tua, dan
tunjangan hari raya.
Menurut Dessler dalam Supryanto dan Masyhuri
(2010:91) kompensasi tidak langsung yaitu semua
pembayaran keuangan tidak langsung yang diterima
seseorang untuk melanjutkan pekerjaan dengan perusahaan.
Contohnya tunjangan keuangan, tunjangan hari raya,
kesejahteraan tenaga kerja dan pelayanan kesehatan.
2. Kompensasi non Finansial
Pengertian kompensasi non finansial Menurut Riva’i (2004:
360) kompensasi non finsansial adalah bentuk kompensasi
25
yang diberikan kepada karyawan selain dalam bentuk uang.
Menurut Simamora (2006: 540) bahwa kompensasi non
finansial terdiri atas kepuasan yang diperoleh seseorang dari
pekerjaan itu sendiri dan lingkungan psikologis dan fisik
dimana orang itu bekerja.
c. Tujuan Kompensasi
Tujuan kompensasi pada tiap-tiap perusahaan berbeda, hal ini
tentunya tergantung pada kepentingan perusahaan. Tujuan kompensasi
dapat dikatakan sebagai salah satu motivasi atau perangsang yang
diberikan oleh perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja
karyawan. Tujuan kompensasi menurut Hasibuan ( 2002 : 121 ) antara
lain :
1. Ikatan Kerja Sama
2. Kepuasan Kerja.
3. Pengadaan Efektif.
4. Motivasi.
5. Stabilitas Karyawan.
6. Disiplin
7. Pengaruh Serikat Buruh.
8. Pengaruh Pemerintah.
d. Sistem Kompensasi
Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah :
26
1. Sistem waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan
berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan.
2. Sistem hasil
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi atau upah ditetapkan
atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong,
meter, liter, dan kilogram.
3. Sistem borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan
besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama
mengerjakan.
4. Hubungan antar variabel
a. Hubungan pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan
Pelatihan yang efektif dan efisien bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. Menurut Simanjuntak dalam Supryanto
dan Masyhuri (2010:101) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja yaitu kualitas dan kemampuan fisik
karywan anatara lain tingkat pendidikan, motivasi kerja, etos kerja dan
pelatihan.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mangkunegara (2006:52)
yang menyatakan bahwa tujuan pelatihan antara lain meningkatkan
produktivitas kerja, meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology serta
meningkatkan perkembangan pribadi karyawan. Pendapat tersebut
dibuktikan dengan hasil penelitian Apriliyantini dkk (2016) yang
27
menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh positif terhadap
produktivitas kerja karyawan.
b. Hubungan kompensasi dengan produktivitas kerja karywan
Kompensasi yang sesuai dengan beban kerja karyawan baik dari
segi gaji, bonus/ insentif, tunjangan hari raya, dan asuransi jiwa dapat
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Menurut Supriyanto dan
Masyhuri (2010:105) produktivitas kerja karyawan sering kali sangat
tergantung pada tingkat insentif yang diberikan oleh perusahaan,
karena dengan pemberian insentif yang lebih tinggi atau besar pekerja
mampu meningkatkan produktivitas kerjanya agar bekerja lebih giat
dan lebih keras lagi.
Jadi dapatlah disimpulkan bahwa pemberian insentif sebagai
pendorong dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan, dimana
para pekerja akan bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai
standar produksi yang ditetapkan oleh perusahaan sehingga
produktivitas kerja karyawan meningkat dan tujuan perusahaan
tercapai. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian Sari (2015)
menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap
produktivitas kerja karyawan.
c. Hubungan pelatihan dan kompensasi terhadap produktivitas
kerja karyawan
Hasil dari penelitian Alhamda (2014) menjelaskan bahwa pelatihan
dan kompensasi berpenaruh signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan.
28
C. Kerangka Pikir
Adapun teori-teori yang mendasari dalam perangkaian kerangka pikir
yakni:
1. Produktivitas kerja karyawan
Menurut Simamora (2004: 612), faktor-faktor yang digunakan dalam
pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan
ketepatan waktu.
a. Kuantitas kerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh
karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada
atau ditetapkan oleh perusahan.
b. Kualitas kerja merupakan suatu standar hasil yang berkaitan
dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan
dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan
standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
c. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas
diselesaikanpada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut
koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi
karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu
sampai menjadi output.
2. Pelatihan
Menurut Rae dalam Sofyandi (2008:119) Pelatihan yang efektif harus
diberikan perusahaan kepada karyawannya untuk bisa meningkatakan
29
kinerja dan produktifitas karyawannya. Adapun indikator-indikator yang
digunakan sebagai landasan kerangka pikir sebagai berikut:
a. Materi pelatihan, yaitu apakah materi program pelatihan relevan dan
sejalan dengan kebutuhan pelatihan.
b. Metode pelatihan, apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai
dengan subjek itu dan apakah metode pelatihan tersebut sesuai
dengan gaya belajar peserta pelatihan.
c. Instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan
ketrampilan penyampaian yang mendorong orang untuk belajar.
d. Lama waktu, yaitu berama lama waktu pemberian materi pokok
yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi
tersebut.
e. Fasilitas pelatihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan dan alat-
alat pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur dan apakah relevan
dengan jenis pelatihan.
3. Kompensasi
Menurut Mondy dan Noe dalam Panggabean (2004:77), kompensasi
keuangan langsung terdiri dari gaji dan insentif/bonus. Sedangakan
kompensasi keuangan tidak langsung dapat berupa berbagai macam
fasilitas dan tunjangan.
a. Gaji adalah imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan
secara teratur, seperti tahunan, caturwulan, bulanan atau mingguan.
b. Insentif/bonus merupakan imbalan langsung yang dibayarkan
kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standart yang
30
ditentukan, dengan mengansumsikan bahwa uang dapat digunakan
untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka
yang produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan
hasil kerja.
c. Kompensasi Tidak Langsung
Kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan para karyawannya. Contohnya asuransi kesehatan,
asuransi jiwa, tunjangan hari tua, dan tunjangan hari raya.
Mangkunegara (2006:52) menyatakan bahwa tujuan pelatihan antara
lain meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan penghayatan jiwa
dan ideology serta meningkatkan perkembangan pribadi karyawan.
Menurut Supriyanto dan Masyhuri (2010:105) produktivitas kerja
karyawan sering kali sangat tergantung pada tingkat insentif yang
diberikan oleh perusahaan, karena dengan pemberian insentif yang lebih
tinggi atau besar pekerja mampu meningkatkan produktivitas kerjanya
agar bekerja lebih giat dan lebih keras lagi.
Selanjutnya menurut penelitian dari Alhamda (2014) menjelaskan
bahwa pelatihan dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan. Karyawan yang mendapatkan pelatihan
dengan baik dan mendapatkan kompensasi dari perusahaan sesuaidengan
harapannya akan dapat menggunakan utilisasi SDM yang dimiliki
secara optimal dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kontribusi
individu dan pencapaian visi, misi serta tujuan organisasi.
31
Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan diatas maka, untuk
menguji adanya pengaruh pelatihan dan kompensasi terhadap
produktivitas kerja, secara sitematis dapat digambarkan hubungan dari
ketiga variabel dalam suatu kerangka pikir.
Gambar 2.1
Hubungan pelaksanaan pelatihan, pemberian kompensasi
dan tingkat produktivitas kerja
Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat dijelasakan bahwa
pelatihan yang diberikan kepada karyawan adalah upaya untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Pelatihan karyawan dapat
terlaksanakan dengan maksimal jika unsur-unsur di dalamnya juga bisa
terpenuhi, antara lain materi pelatihan, metode pelatihan, instruktur, lama
waktu pelatihan dan fasilitas yang tersedia pada saat pelatihan, selain itu
Pelaksanaan Pelatihan (X1) 1. Materi pelatihan (X1.1) 2. Metode pelatihan (X1.2) 3. Instruktur (X1.3) 4. Lama waktu (X1.4) 5. Fasilitas (X1.5)
Pemberian Kompensasi (X2) 1. Gaji (X2.1) 2. Bonus/insentif (X2.2) 3. Asuransi jiwa (X2.3) 4. Tunjangan hari raya
(X2.4)
Tingkat Produktivitas kerja (Y) 1. Kuantitas (Y1) 2. Kualitas (Y2) 3. Ketepatan waktu
(Y3)
32
kompensasi yang diterima karyawan juga dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan baik gaji, bonus/insentif, maupun tunjangan,
dan lain sebagainya. Karyawan yang mendapat pelatihan yang tepat serta
puas dengan kompensasi yang sesuai dengan kerja karyawan maka dapat
meningkatkan poduktivitas kerja karyawan baik kuantitas, kualitas, dan
ketepatan waktu yang ditetapkan unit usaha.
D. Hipotesis
Menurut Sugiono (2015:96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Berdasarkan rumusan penelitian ini dan landasan penelitian terdahulu maka,
peneliti mengemukakan hipotesis atau kesimpulan sementara seperti dibawah
ini:
H1 : Diduga pelatihan dan kompensasi berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan.
H2 : Diduga pelatihan lebih kuat berpengaruh terhadap produktivitas
kerja karyawan dibandingkan dengan kompensasi.