bab ii tinjauan pustaka a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/53869/3/bab ii fix.pdf · dengan...
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Latif dalam penelitiannya mendiskripsikan tentang kepemimpinan kepala
sekolah, upaya-upaya dalam meningkatkan SDM, serta problem yang muncul
dalam peningkatan SDM dan solusi mengatasinya. Hasil dari penelitian ini, pertama
kepemimpinan kepala sekolah di SD Muhammadiyah Terpadu Masaran dikatakan
baik karena memenuhi tipe kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi
diantaranya demokratis, otoriter, dan laisses faire. Kemudian yang kedua upaya
kepala sekolah dalam meningkatkan SDM diantaranya, mengikut sertakan guru
pada KKG, mengadakan workshop, pelatihan tekonologi informasi, pembinaan
kedisiplinan, pemberian motivasi. Selanjutnya, terakhir tentang problem
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM serta upaya
mengatasinya yaitu belum kompaknya koordinasi karena persoalan umur antara
kepala sekolah dengan guru, kurang mempunyai hubungan yang baik antara
sekolah dengan masyarakat13.
Sumarno dalam tesisnya mendiskripsikan tentang job description tenaga
pendidik, upaya peningkatan kompetensi SDM, dan pengendalian SDM Sekolah
Dasar Unggulan. Hasil penelitian yang dilakukan diantaranya : 1) Job description
13 Muhammad Nur Latif, “Upaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) di Sekolah Dasar Muhammadiyah Terpadu Masaran” (Skripsi
Sarjana Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta 2016).
11
manajemen sumber daya manusia Sekolah Dasar Unggulan di SD Muhammadiyah
Program Khusus Nogosari Kabupaten Boyolali antara lain: Kepala Sekolah sebagai
Pendidik (Educator), manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan
motivator; 2) Upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia Sekolah Dasar
Unggulan di SD Muhammadiyah Program Khusus Nogosari, mayoritas guru
mempunyai standar kompetensi sosial yang cukup baik. Hal ini terbukti dari guru
selalu melakukan interaksi yang efektif baik sesama guru, peserta didik maupun
dengan pihak luar; 3) Pengendalian SDM Sekolah Dasar Unggulan di SD
Muhammadiyah Program Khusus Nogosari Kabupaten Boyolali, baik dari pihak
sekolah, pihak pengelola/yayasan Muhammadiyah maupun Dinas Pendidikan
guna dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensi guru guru sekolah dasar
unggulan khususnya yang ada di SDMuhammadiyah Program Khusus Nogosari
Kabupaten Boyolali, diantaranya dimulai dari tahap rekruitmen calon tenaga
pendidik yang berkualitas, melakukan pembinaan secarapersonal kepada guru
yang mengalami kesulitan ketika dalam proses pembelajaran14.
Ahmadi dalam tesisnya mendiskripsikan tentang manajemen perencanaan,
pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan sistem penilaian kinerja tenaga
pendidik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) manajemen perencanaan
Tenaga Pendidik di SMK Muhammadiyah Kartasura adalah dengan menentukan
kebutuhan guru dilaksanakan berdasarkan atas hasil analisis data, informasi dan
prediksi masa yang akan datang, berupa tabel analisis kebutuhan tenaga pendidik
14 Sumarno, “Manajemen Sumber Daya Manusia Sekolah Dasar Unggulan di Daerah
Pedesaan Kabupaten Boyolali (Studi Kasus di SD Muhammadiyah Program Khusus Nogosari)”
(Tesis Magister Administrasi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta 2017).
12
dengan memperhitungkan rasio jumlah tenaga pendidik dengan jumlah jam mata
pelajaran yang tersedia dan langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan
tenaga pendidik adalah a) membuat tugas pokok, wewenang, dan tanggung
jawabnya, b) menganalisis tugas, wewenang, dan tanggung jawab, c) menentukan
jumlah tenaga pendidik yang dibutuhkan, d) mencari tenaga pendidik yang tepat,
2) manajemen pengadaan SDM tenaga pendidik di SMK Muhammadiyah Kartasura
meliputi: rekrutmen, seleksi, penempatan secara langsung, 3) manajemen
pengembangan tenaga pendidik di SMK Muhammadiyah Kartasura dilakukan
melalui dua bentuk pelatihan, yaitu pelatihan diselenggarakan di dalam lingkungan
sekolah sendiri (in house training) dan pelatihan di luar lembaga/ instansi, 4)
manajemen kompensasi tenaga pendidik di SMK Muhammadiyah Kartasura,
meliputi: kompensasi langsung (Finansial), kompensasi tidak langsung (Non
Finansial), dan penghargaan bagi SDM tenaga pendidik yang dapat membimbing
siswa sampai siswa mendapatkan peringkat yang bersifat berjenjang yaitu dari
tingkat kabupaten hingga Nasional semakin tinggi jenjangnya maka semakin besar
bentuk kompensasinya, 5) manajemen penilaian kinerja SDM tenaga pendidik di
SMK Muhammadiyah dilakukan berdasarkan beberapa sub pokok, meliputi:
kehadiran (40 %), MSG (Kehadiran Apel Pagi) (15 %), kegiatankegiatan sekolah
(rapat, pengajian, kepanitiaan dan workshop/ seminar) (15 %), administrasi (tugas,
wewenang, dan tanggung jawab) (20 %), dan angket siswa (10 %)15.
15 Ahmadi, “Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan di SMK Muhammadiyah Kartasura” (Tesis Magister Pendidikan Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta 2014).
13
Heni dalam penelitian ahli madya kesehatan nya mendiskripsikan tentang
analisis kebutuhan SDM menggunakan metode analisis beban kerja kesehatan
(ABK Kes) serta menghitung kebutuhan tenaga kerja pada bagian rekam medis.
Hasil penelitian ini menunjukkan kualifikasi pendidikan petugas rekam medis di
Puskesmas Temon I Kulon Progo yaitu 1 orang D3 Rekam Medis dan 2 orang
SLTA. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan SDM SIK (rekam medis) di
Puskesmas Temon I Kulon Progo yaitu ada 7 orang . dan untuk bagian rekam medis
masuk ke SIK. Perhitungan kebutuhan SDMK di Bagian SIK (rekam medis)
menggunakan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes) petugas
sebanyak 7 orang di Puskesmas kulon Progo terdapat 3 orang sehingga masih
membutuhkan tambahan 4 orang lagi16.
Efi dalam tesisnya mendiskripsikan tentang upaya mempertahankan dan
mengembangkan kemampuan profesional SDM pendidik dan tenaga kependidikan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan SDM pendidik dan
tenaga kependidikan di Madrasah Aliyah Negeri( MAN) Sumpiuh Banyumas dan
Madrasah Aliyah Negeri( MAN) Kroya Cilacap dilakukan dengan beberapa
langkah antara lain, menyusun program/perencanaan pengembangan, penentuan
kebutuhan, penentuan sasaran, penetapan program, identifikasi pelaksanaan
program, pelaksanaan program dan penilaian pelaksanaan program. Metode
pengembangan sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan di
Madrasah Aliyah Negeri( MAN) Sumpiuh Banyumas dengan On The Job Training
16 Heni Handayani, “Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Rekam Medis
Berdasarkan Analisis Beban Kerja Kesehatan di Puskesmas Temon1 Kulon Progo” (D3 Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani, Yogyakarta 2018).
14
terdiri dari rotasi jabatan, pelatihan, bimbingan/ penyuluhan, latihan instruktur
pekerjaan, demonstrasi, serta penugasan sementara, sedangkan Off The Job
Training terdiri dari kursus, pendidikan, workshop, seminar, MGMP, study
banding. Metode Pengembangan sumber daya manusia pendidik dan tenaga
kependidikan di Madrasah Aliyah Negeri( MAN) Kroya Cilacap dengan pelatihan,
pengelolaan kinerja guru, pengembangan karir, peningkatan kesejahteraan, MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran), pendidikan dan pelatihan (Diklat), seminar,
supervisi dan studi lanjut17.
Anisa dalam penelitiannya mendiskripsikan tentang penerapan
pengelolaan SDM di LP2KIS Yogyakarta, penelitian ini menggunakan teori dari
buku yang ditulis oleh T. Hani Handoko. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan pengelolaan SDM di LP2KIS Yogyakarta : perencanaan SDM disiapkan
untuk menyiapkan anggota yang loyal dan komitmen terhadap LP2KIS. Penarikan
dan seleksi di LP2KIS menjadi satu kesatuan, dalam penarikan terdapat LP2KIS
Success Training (LST) ,dalam LST calon anggota diberikan pembekalan tentang
pengetahuan dasar seputar LP2KIS, penanaman jiwa lokal, komitmen, dan totalitas
pada LP2KIS, maksud lain dari LST agar anggota mau memimpin dan mau untuk
dipimpin. Tahapan seleksi selain calon anggota dites, calon anggota juga diberikan
tantangan yang harus dilaksanakan di tempat pada tes mental. Sedangkan pada
Micro Training (MTT) calon anggota langsung di uji menjadi seorang
17 Efi Rufaiqoh Muhaimin, “Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidik dan Tenaga
Kependidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumpiuh Banyumas dan Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Kroya Cilacap” (Tesis Magister Pendidikan Islam IAIN Purwokerto, Purwokerto 2017).
15
trainer/pemateri yang kemudian dinilai secara tertulis dan dikritik oleh tim penilai
terkait penampilan, pembawaan dan penguasaan materi yang dibawakan18.
Najmatun dalam penelitiannya mendiskripsikan tentang proses
pengembangan SDM, tantangan pengembangan SDM, dan implementasi
pengembangan SDM dalam meningkatkan keunggulan kompetitif yang dilakukan
oleh PP Hidayatullah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) proses
pengembangan SDM terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dimana
dalam pelaksanaannya menggunakan strategi pengkaderan, strategi pengembangan
kompetensi professional dan strategi pengembangan karir, ketiga strategi ini
ditempuh untuk menghasilkan SDM yang sesuai dengan standar SDM yang telah
ditetapkan oleh PP Hidayatullah, (2) tantangan pengembangan SDM ada dua yaitu,
tantangan internal dan tantangan eksternal, (3) implikasi strategi pengembangan
SDM antara lain memiliki SDM yang unggul dan kompetitif, memiliki perencanaan
pengembangan SDM, dapat menganalisis kebutuhan pengembangan SDM, dan
meningkatnya daya saing lembaga19.
Dari beberapa penelitian di atas, terdapat persamaan dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama membahas sumber daya
manusia (SDM) dalam pengelolaan suatu organisasi yang akan dilaksanakan untuk
mencapai suatu keberhasilan. Skripsi pertama memfokuskan pada upaya
18 Anisa Rizqianti, “Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Koperasi Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga(LP2KIS) Yogyakarta” (Skripsi Sarjana
Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2016). 19 Najmatun Nahdah, “Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam
Meningkatkan Keunggulan Kompetitif” (Tesis Magister Manajemen Pendidikan Islam, UIN
Malang 2017).
16
peningkatan SDM sesuai gaya kepemimpinan kepala sekolah. Tesis kedua
memfokuskan pada manajemen SDM yang meliputi job description, dan upaya
peningkatan dan pengendalian SDM. Tesis ketiga memfokuskan pada manajemen
perencanaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan sistem penilaian kinerja
tenaga pendidik. Penelitian keempat jenjang D3 kesehatan memfokuskan analisis
kebutuhan SDM pada beban kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
rekam medis. Tesis kelima memfokuskan pada perbedaan metode pengembangan
SDM antara 2 sekolah MAN dalam meningkatkan seta mempertahankan SDM yang
ada. Tesis keenam memfokuskan pada penerapan pengelolaan SDM. Kemudian
tesis yang ketujuh memfokuskan pada proses pengembangan SDM, tantangan
dalam pengembangan SDM, dan implikasi strategi dalam pengembangan SDM.
Sedangkan penelitian ini akan memfokuskan pada pengelolaan SDM yang meliputi
tujuan, perencanaan, implementasi serta evaluasi dalam pengembangan SDM di
lembaga pendidikan.
B. Kerangka Teoritis Penelitian
1. Manajemen
Manajemen adalah proses pendayagunaan seluruh sumber daya yang
dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses
dimaksud melibatkan organisasi, arahan, koordinasi, dan evaluasi orang-orang
guna mencapai tujuan yang ditetapkan20.
20 Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia-Membangun Tim Kerja
yang Solid untuk meningkatkan Kinerja (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2017), hal. 7.
17
Menurut Malayu SP. Hasibuan menyatakan manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Berbeda
dengan Hasibuan, menurut George Terry dan Leslie W. Rue memberi definisi
tentang manajemen sebagai suatu proses atau kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang-orang, organisasional atau maksud-
maksud yang nyata. Jika dicermati definisi manajemen secara terminologi,
maka manajemen adalah upaya mengatur, dan mengarahkan berbagai sumber
daya, mencakup manusia (man), uang (money), barang (material), mesin
(machine), metode (methode) dan pasar (market).
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah semua kegiatan yang memanfaatkan manusia dan sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan sesuai dengan rencana21.
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengertian sumber daya manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990) adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses
produksi. Seperti diketahui, potensi sumber daya manusia berbeda-beda pada
tiap individu dan untuk dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia
yang berbeda-beda tersebut, dibutuhkan suatu sistem manajemen yang lazim
disebut manajemen sumber daya manusia.
21 Elfrianto, “Manajemen Pelatihan Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu
Lulusan, “Jurnal EduTech, Vol. 2 No. 2 ( September, 2016), hal.47.
18
Pengertian Sumber daya manusia secara umum dibagi menjadi dua, yaitu
sumber daya manusia yang dipandang secara makro dan sumber daya manusia
yang dipandang secara mikro. Sumber daya manusia dalam pandangan makro
adalah jumlah penduduk di usia produktif yang ada di sebuah negara.
Sedangkan sumber daya manusia dalam pandangan mikro lebih kecil
cangkupannya yaitu hanya pada individu yang bekerja pada sebuah institusi.
Menurut Veithzal Rivai menyebut sumber daya manusia sebagai salah satu
unsur masukan (input) yang nantinya akan diubah menjadi keluaran (output)
berupa barang atau jasa untuk mencapai tujuan perusahaan. Selanjutnya ia
mengatakan, sebagai input, sumber daya manusia tidak dapat menjadi unsur
tunggal, melainkan harus dikombinasikan dengan unsur lain seperti, bahan,
mesin, modal, metode dan teknologi. Berpedoman pada uraian di atas, maka
sumber daya manusia dapat disebut sebagai potensi manusia yang dapat
dikembangkan baik dengan cara pelatihan maupun pengembangan yang
tujuannya untuk meningkatkan kemampuan sesuai dengan kebutuhan
institusi/perusahaan/lembaga maupun sekolah atau perguruan22.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Manajemen sumber daya mausia adalah suatu proses menangani berbagai
masalah pada ruang lingkup pegawai,buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya
untuk menunjang aktivitas organisasi demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian yang biasanya mengurusi SDM adalah Departemen Sumber
22 Ibid, hal.51
19
Daya Manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau Human Resource
Department.
Berdasarkan pemahaman manajemen SDM yang dikemukakan di atas,
dapat disimpulkan bahwa manajemen SDM adalah pengelolaan sumber daya
manusia sebagai sumber daya atau aset yang utama. Fungsi manajemen SDM
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian dan
pengawasan. Sementara, fungsi operasional SDM adalah analisis dan desain
pekerjaan, perencanaan SDM, seleksi, penempatan, pelatihan, pemotivasian,
kompensasi, pengembangan, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan23.
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan SDM merupakan salah satu fungsi dari manajemen SDM.
Malayu Hasibuan mendefinisikan bahwa pengembangan merupakan usaha
untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral
karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan
dan latihan. Pengembangan SDM atau human resources development (HRD)
secara makro merupakan proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia
dalam rangka mencapai suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan
manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa. Kemudian,
secara mikro dalam arti di lingkungan suatu unit kerja (departemen atau
lembaga-lembaga yang lain), maka SDM yang dimaksud adalah tenaga kerja,
pegawai, atau karyawan. Dengan kata lain, pengembangan SDM adalah suatu
23 Ibid, hal.8-9
20
proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau
karyawan untuk mencapai suatu hasil yang optimal24.
Program pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu:
1)Pengembangan secara informal; yaitu pendidik atas keinginan dan
usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan
mempelajari buku- buku literatur yang ada hubungannya dengan
pekerjaan atau jabatannya. Pengembangan secara informal
menunjukkan bahwa pendidik tersebut berkeinginan keras untuk maju
dengan cara meningkatkan kemampuan kerja. Hal ini bermanfaat bagi
lembaga pendidikan karena prestasi kerja pendidik semakin besar,
disamping efisien dan produktivitasnya semakin baik.
2) Pengembangan secara formal, yaitu pendidik di tugaskan Madrasah
untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang dilakukan di
Madrasah maupun yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan atau
pelatihan. Pengembangan secara formal dilakukan Madrasah karena
tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa mendatang, yang sifatnya non
karir atau peningkatan karir seseorang karyawan25.
Pelatihan dan pengembangan di dalam Islam dijelaskan bahwa Islam
sangat mendorong untuk melakukan pelatihan (training) terhadap para
pegawai/karyawan dengan tujuan mengembangkan kompetensi dan
24 Soekidjo Notoatmidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta : Rineka Cipta,
1998), hal.2-3. 25 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta : PT Rosda Karya,
2000), hal. 73.
21
profesionalitas dalam mengemban tanggung jawab dan tugasnya. Rasulullah
Saw, selalu memberikan pelatihan terhadap orang yang mengurusi persoalan
kaum muslimin dan dibekali dengan nasihat dan petunjuk-petunjuknya26.
Menurut Rival dan Sagala, pengembangan SDM jangka panjang sebagai
pembeda dari kegiatan pelatihan untuk pekerjaan tertentu telah menjadi
perhatian dari pengembangan SDM. Melalui kegiatan pengembangan pegawai
yang ada, pengembangan SDM berusaha mengurangi ketergantungan
organisasi terhadap pengangkatan pegawai baru. Promosi dan transfer
memperlihatkan kepada pegawai bahwa mereka mempunyai karier, tidak
sekedar kerja.
Untuk mencapai harapan seperti itu, pengembangan SDM merupakan cara
yang paling efektif. Dengan demikian terdapat lima hal yang perlu diperhatikan
untuk pengembangan SDM yaitu (1) keusangan pegawai atau tidak lagi
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk bekerja dengan
baik, (2) diversifikasi tenaga kerja dosmetik dan internasional, (3) perubahan
teknologi,(4) pengembangan aturan dan tindakan tegas, (5) turnover-nya
pekerja.
1. Keusangan Pegawai
Pada dasarnya, keusangan akan terjadi ketika pegawai tidak lagi
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk bekerja
dengan baik. Dalam situasi seperti ini, biasanya pimpinan organisasi ragu
26 Arif Nur Cahyo, “Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Pendidikan Dalam
Meningkatkan Daya Saing SDIT AR-Rahmah, Pacitan,” Jurnal Muslim Heritage, Vol.1, No.2
(November 2016-April 2017), hal. 276.
22
untuk mengambil tindakan tegas dan mengeluarkan pegawai yang
dianggap sudah using dengan berbagai pertimbangan sosial mengingat
pegawai yang sudah lama bekerja pada organisasi tersebut. Oleh sebab itu,
para pegawai yang telah dianggap using tersebut seharusnya ditempatkan
pada bagian yang tidak terlalu berpengaruh karena keusangan tersebut,
misalnya ditempatkan di bagian arsip.
2. Diversifikasi Tenaga Kerja Dosmetik dan Internasional
Perbedaan tingkat pendidikan di antara para pegawai menuntut
organisasi untuk menyediakan pendidikan tambahanterutama dalam hal
membaca, menulis,aritmatika, dan berbagai bahasa pada beberapa
organisasi. Untuk lebih menguasai materi pelatihan terkadang dibutuhkan
menerjemahkan ke dalam dua atau tiga bahasa yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan pegawai. Dalam hal ini, bagian pengembangan SDM
diharapkan akan lebih proaktif memperluas programnya untuk
memasukkan pelatihan yang berbeda-beda.
3. Perubahan Teknologi
Berbagai perubahan yang dialami memperoleh dampak besar dalam
kegiatan pelatihan dan pengembangan, meningkatkan kebutuhan untuk
menerima persyaratan yang terus menerus berkembang dari para manajer,
professional dan para tenaga teknik. Apabila organisasi lengah dalam hal
ini maka sekalipun memimpin pasar bisa jadi dalam waktu yang relative
singkat akan tertinggal jauh dari para pesaingnya.
4. Pengembangan Aturan dan Tindakan Tegas
23
Kegiatan dalam pelatihan dan pengembangan harus di laksanakan
tanpa melanggar hak-hak kelompok yang dilindungi. Misalnya,
pengembangan SDM harus menunjukkan bahwa pelatihan tersebut
berhubungan dengan keberhasilan pekerjaan. Program pelatihan dan
pengembangan itu sendiri dapat menjadi diskriminasi jika ternyata tidak
berhubungan dengan keberhasilan kerja.
5. Turn over-nya Pekerja
Turn over sebagai keinginan pegawai untuk berhenti dari suatu
organisasi dengan berbagai alasan yang dikemukakan, dan umumnya
pindah ke organisasi lain akan menciptakan tantangan baru bagi
pengembangan SDM. Mengingat masalah turn over ini susah
diperkirakan, aktivitas pengembangan SDM harus dapat dengan cepat
mendeteksi gejalanya dan melakukan upaya pencegahannya. hasil
penelitian membuktikan bahwa banyak manajer eksekutif organisasi
menghabiskan masa kerjanya hanya pada satu organisasi, tetapi angka
mobilitas lebih tinggi terjadi pada manajer muda yang lebih dinamis dan
suka tantangan27.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pengembangan
SDM harus dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Hal ini
dimaksudkan bahwa pengembangan sumber daya manusia harus dilakukan
secara terus menerus dan disesuaikan dengan perkembangan lingkungan
organisasi baik secara eksternal maupun lingkungan internal organisasi menuju
27 Ibid, hal.209-212.
24
perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan pengembangan sumber
daya manusia, maka lembaga pendidikan akan lebih efisien dan efektif.
5. Perencanaan pengembangan SDM
Perencanaan SDM yang baik akan menjadi kunci sukses pencapaian
sasaran dan tujuan lembaga pendidikan sebagai sebuah organisasi. Manfaat
dilakukannya perencaaan adalah dapat mereduksi dan mengantisipasi hambatan
yang mungkin timbul di masa mendatang. Menurut Usman konsep perencanaan
dalam kegiatan manajemen meliputi : (1) adanya serangkaian kegiatan-kegiatan
yang sudah ditetapkan sebelumnya; (2) ada proses yang harus dilalui; (3)
mencapai tujuan tertentu; (4) berhubungan dengan masa depan dan waktu
tertentu28.
1. Perencanaan dalam Tinjauan Islam
Perencanaan sebagai proses umum yang dilakukan di setiap aktifitas
manusia yang bertujuan pada kebaikan yaitu optimalisasi sumber daya
yang dimiliki, sehingga dapat tercapai apa yang menjadi tujuan dari
individu atau organisasi. SDM dalam konsep Islam seringkali disebut
sumber daya Islam (SDI). Islam selalu menyuruh umatnya memikirkan
apa yang akan mereka kerjakan. Dalam menjalankan beban kerja yang
diamanahkan seorang tenaga kerja hendaknya memenuhi dengan
tanggung jawab. Pentingnya menempatkan orang yang tepat, yaitu
kualifikasi yang dimiliki tenaga kerja sesuai dengan keahlian yang
28 Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta : Bumi
Aksara, 2006), hal. 49.
25
dibutuhkan sebuah posisi menyebabkan pemenuhan tugas dapat berjalan
efektif efisien dan menghasilkan apa yang menjadi tujuan, sebaliknya
akan mendapatkan hasil yang tidak sesuai bahkan kehancuran. Beberapa
aspek dalam perencanaan yaitu, hasil yang ingin dicapai, orang yang akan
melakukan, waktu dan skala prioritas, serta kapital.Kemampuan dan skill
individu yang dimiliki ikut mempengaruhi berjalan sukses atau tidaknya
sebuah perencanaan. Seorang pemimpin atau pengelola harus mampu
membuat sebuah perencanaan sebaik mungkin dengan mengoptimalkan
kemampuannya serta menempatkan sumber daya insani yang tepat dalam
aktualisasi perencanaan.
2. Konsep Perencanaan Pendidik
Sumber daya manusia di lingkungan pendidikan terbagi menjadi
tenaga edukatif atau tenaga pendidik dan tenaga administratif atau tenaga
kependidikan, sehingga perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini
hanya melingkupi perencanaan tenaga pendidik. Menurut Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga pendidikan adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Manajemen tenaga pendidik mengarah pada upaya membangun
pendidikan yang berkualitas, membentuk SDM yang tidak hanya
produktif dan kreatif akan tetapi juga handal dan berprestasi. Pada intinya
26
perencanaan SDM secara spesifik meliputi kegiatan peramalan
(forecasting) kebutuhan SDM di lembaga pendidikan. Dapat disimpulkan
bahwa perencanaan tenaga pendidik meliputi kegiatan analisis serta
perkiraan melakukan proyeksi atas kebutuhan tenaga pendidik.
Melakukan analisis SDM lembaga pendidikan juga terkait dengan
pendaftaran peserta didik baru. Hal ini dikarenakan lembaga pendidikan/
sekolah merupakan organisasi pelayanan di bidang pengajaran, maka
prediksi atau memproyeksi pendaftaran siswa baru merupakan aspek
penting dalam perencanaan sumber daya manusia. Lembaga pendidikan/
sekolah berusaha memperkirakan seberapa besar peningkatan atau
penurunan jumlah siswa yang diterima sehingga tidak terjadi kelas yang
penuh sesak akan tetapi kekurangan tenaga pengajar. Sebuah solusi
apabila terdapat pengajar dengan keahlian tertentu berlebihan jumlahnya
sedangkan keahlian yang lain kurang di lingkungan sekolah maka tenaga
yang lebih dipekerjakan pada bidang yang kurang atau bidang studi
tersebut diajarkan secara tim.
Pada kegiatan peramalan SDM tenaga pendidik meliputi kebutuhan
(demand) dan ketersediaan (supply) tenaga tersebut dalam lembaga
pendidikan. Teacher demand atau kebutuhan tenaga pendidik (guru)
merupakan tuntutan pemakai jasa tenaga pendidik akan kebutuhan
memberikan pelayanan pendidikan terhadap peserta didik pada lembaga
pendidikan. Kebutuhan akan tenaga pendidik untuk memberikan
pelayanan di bidang pendidikan harus memenuhi persyaratan tertentu agar
27
terjaminnya kesesuaian antara layanan yang diberikan dan harapan
pengguna layanan pendidikan. Teacher supply atau ketersediaan tenaga
pendidik (guru) adalah upaya profesional suatu lembaga pendidikan
penghasil tenaga pendidik untuk memenuhi tuntutan akan tenaga guru dari
lembaga pemakai jasa guru. Profesionalitas dalam upaya pemenuhan
tuntutan akan tenaga pendidik akan menghasilkan keluaran yang sesuai
dengan tuntutan di lapangan atau dunia kerja.
Terdapat unsur-unsur penting yang perlu diperhatikan pada teacher
demand diantaranya yaitu bidang tenaga pendidik, jenis dan jenjang
pendidikan yang membutuhkan tenaga pendidik, kualifikasi tenaga
pendidik, tugas beban kerja tenaga pendidik, dan sistem kompensasi
tenaga pendidik atas pelayanan yang diberikan. Kemudian, pada teacher
supply terdapat unsur-unsur esensial yang perlu diperhatikan diantaranya
kualifikasi yang dimiliki tenaga pendidik dan peningkatan kualifikasi
yang dibutuhkan, kecukupan tenaga pendidik, jenis program yang sesuai
untuk pemenuhan persyaratan kualitatif tenaga pendidik yang diperlukan,
jumlah tenaga pendidik, serta pembinaan sikap profesional tenaga
pendidik.
Penting bagi seorang perencana SDM melakukan analisis terhadap
kebutuhan dan ketersediaan SDM lembaga pendidikan yang dilakukan
mendalam, sebab kedua komponen tersebut dapat diungkap berbagai
faktor dinamis yang mampu mempengaruhi demand dan supply SDM
lembaga pendidikan.
28
Kurikulum yang dimiliki sekolah haruslah bersifat dinamis dan terus
tumbuh sehingga berpengaruh terhadap kompetensi tenaga pendidik yang
dibutuhkan. Aspek kuantitatif demand SDM juga dipengaruhi
pertumbuhan pendaftaran, beban mengajar tenaga pendidik, serta beban
studi peserta didik. Oleh karena itu karakteristik proses pendidikan
menyebabkan demand SDM menjadi lebih dinamis. Supply SDM juga
dipengaruhi faktor yang terus berubah dan berkembang. Dikarenakan
tenaga pendidik (guru) merupakan sebuah konsep yang terbuka, program
pendidikan untuk guru terus berkembang, tidak selalu merujuk pada
karakteristik demand di lembaga pendidikan, melainkan merujuk juga
pada pertumbuhan masyarakat luas. Sehingga perkembangan ilmu dan
teknologi menuntut perubahan kurikulum pendidikan guru agar senantiasa
konsisten.
Dalam melakukan proyeksi kebutuhan tenaga pendidik (guru) pada
lembaga pendidikan dapat melakukan penghitungan dengan
menggunakan data dasar yang meliputi: jumlah pendaftar (calon peserta
didik), jumlah jam per minggu untuk seluruh mata pelajaran atau mata
pelajaran tertentu, besaran kelas yang dianggap efektif untuk menerima
suatu mata pelajaran tertentu, beban mengajar tenaga pendidik per
minggu, jumlah tenaga pendidik yang ada, jumlah tenaga pendidik yang
akan masuk masa pensiun, berhenti atau karena sesuatu hal akan
meninggalkan jabatan sebagai tenaga pendidik, serta jenis dan jenjang
sekolah yang memerlukan jasa tenga pendidik. Penghitungan dapat
29
menggunakan berbagai data diatas dengan akurasi proyeksi didasarkan
pada akurasi data dan tingkat analisis yang baik.
Setelah melakukan perhitungan dan mendapatkan kebutuhan total
tenaga pendidik, dilanjutkan dengan melakukan perhitungan teacher
shortage atau mengkalkulasi kekurangan tenaga pendidik (guru). Berikut
adalah langkahnya: (1) Mengumpulkan data jumlah tenaga pendidik yang
didasarkan pada klasifikasi jenis kelamin, durasi atau lama bertugas
sebagai tenaga pendidik, usia, kualifikasi atau ijazah tertinggi yang
diperoleh, beban mengajar dan spesialisasi bidang yang digeluti. Data
tersebut penting untuk menentukan kekurangan tenaga pendidik dalam
artian belum memenuhi pendidik yang full timedanfully
qualified;(2)Melakukan identifikasi jumlah tenaga pendidik yang akan
memasuki masa pensiun pada tahun dalam periode perencanaan; (3)
Melakukan identifikasi jumlah tenaga pendidik yang karena sesuatu hal
akan meninggalkan tempat bertugas sekarang, dikarenakan pindah tugas,
melanjutkan studi, kondisi kesehatan dan sebagainya; (4) Melakukan
analisis dan identifikasi kualifikasi tenaga pendidik yang dimiliki lembaga
pendidikan yang belum baik kualitasnya;(5)Melakukan analisis dan
identifikasi jumlah tenaga pendidik yang belum memiliki beban mengajar
penuh, misalnya guru part time atau honorer; (6) Melakukan
pengembangan standar atau rambu-rambu sehingga tercipta suatu sistem
pada lembaga pendidikan yang berguna untuk menentukan kekurangan
tenga pendidik. Sistem tersebut dapat meliputi setidaknya hal-hal berikut:
30
kebijakan yang berlaku atas besaran kelas, kemungkinan perubahan beban
megajar tenaga pendidik, kemungkinan perubahan beban studi peserta
didik, kemungkinan adanya pengembangan SDM melalui program studi
lanjutan bagi tenaga pendidik yang belum baik kualitasnya .Apabila
tenaga pendidik (guru) yang dimiliki, setelah dikurangi dengan berbagai
kelompok guru yang karena berbagai alasan tidak dapat bertugas lagi pada
lembaga pendidikan, lebih besar dari kebutuhan total guru, maka
terjadilah apa yang disebut dengan surplus atau kelebihan tenaga pendidik
(guru). Kelebihan tenaga pendidik (guru) diantaranya dapat diatasi dengan
menerapkan sistem tim untuk mata pelajaran tertentu29.
6. Pengorganisasian pengembangan SDM
Pengorganisasian adalah usaha mengintegrasikan sumber daya manusia
dan non manusia yang diperlukan ke dalam satu kesatuan untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana telah direncanakan dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu. Pengorganisasian adalah keseluruhan
proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas serta wewenang
dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang
dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh30. Pengorganisasian
adalah tindak lanjut untuk menjalankan rencana. Setelah rencana disusun
selanjutnya pengelompokkan kegiatan yang akan dilaksanakan.
29 Endah Winarti, “Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia Lembaga Pendidikan,
“Jurnal Tarbiyatuna, Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni, 2018), hal. 10-23.
30 Sondang P Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal.
81.
31
Pengelompokkan berarti juga mengelompokkan, membagikan serta
menyusun tanggung jawab dan tugas-tugas bagi setiap bagian yang
mempunyai tanggung jawab tertentu31.
Aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi
dan pembagian kerja. Departementalisasi adalah pengelompokkan kegiatan
kerja organisasi agar kegiatan sejenis saling berhubungan yang dapat
dikerjakan bersama. Hal tersebut akan tampak pada struktur formal suatu
organisasi yang ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi. Kemudian maksud
dari pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu
pada organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan berbagai macam
kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif.
Menurut Winardi bahwa ada lima macam langkah pokok proses
pengorganisasian. Adapun langkah-langkah yang dimaksud sebagai berikut:
1. Melaksanakan refleksi tentang rencana dan sasaran
2. Menetapkan tugas-tugas pokok
3. Membagi tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas bagian
4. Mengalokasi sumber daya dan petunjuk untuk tugas-tugas bagian
tersebut
31 Stephen P. Robbins, dkk, Manajemen (Jakarta : PT . Prenhallindo, 1995), hal.282.
32
5. Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang
diimplementasi32.
7. Pelaksanaan pengembangan SDM
1. Rekrutmen SDM
Rekrutmen diartikan sebagai proses penarikan sejumlah calon yang
berpotensi untuk diseleksi menjadi pegawai. Dapat dikatakan juga sebagai
upaya pencarian sejumlah calon pegawai yang memenuhi syarat dalam
jumlah tertentu sehingga dapat menyeleksi orang yang paling tepat untuk
mengisi lowongan kerja yang ada.
Rekrutmen menjadi salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
manajemen SDM sebab sebagai awal dari kegiatan yang dilakukan
organisasi madrasah untuk mendapatkan pegawai yang tepat mengisi
jabatan yang kosong. Hal ini menjadi sangat penting khususnya ketika
supply SDM terbatas, dimana hanya sedikit jumlah pegawai yang tersedia
sedangkan banyak lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah yang
membutuhkan tenaga kerja tersebut 33.
Berdasarkan pengertian di atas, terdapat langkah-langkah yang harus
diperhatikan dalam merekrut tenaga kerja untuk madrasah, diantaranya
sebagai berikut : 1) penentuan jabatan yang kosong; 2) penentuan
persyaratan jabatan; dan 3) penentuan sumber dan metode rekrutmen.
32 Winardi, hal 24 33 Efi Rufaiqoh, “Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidik dan Tenaga Kependidikan
di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumpiuh Banyumas dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kroya
Cilacap…., hal. 24-26
33
yaitu kegiatan yang sangat penting bagi madrasah sebab hasil yang
didapat dari perekrutan tidak menjamin bahwa seluruh calon yang direkrut
sesuai dengan harapan organisasi.
2. Seleksi SDM
Fungsi pada tahap ini adalah menyaring pelamar dengan tepat mungkin
sehingga organisasi dapt menerima orang yang tepat. Proses ini seperti
rekrutmen yaitu kegiatan yang sangat penting bagi madrasah sebab hasil
yang didapat dari perekrutan tidak menjamin bahwa seluruh calon yang
direkrut sesuai dengan harapan organisasi madrasah.
Di samping itu, seleksi juga tidak hanya berarti memilih pegawai yang
tepat dilihat dari sudut pandang organisasi madrasah, tetapi juga dari sudut
pegawai yang memilih organisasi madrasah yang sesuai dengan keinginan
dan harapannya. Hal ini penting sebab unjuk kerja seseorang tidak hanya
dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki, tetapi juga oleh sikapnya
terhadap organisasi madrasah, dalam pengertian keyakinannya bahwa
madrasah yang dimasuki akan dapat mewujudkan harapannya yang
mengakibatkan dia senang bekerja di madrasah tersebut.
Menurut Hariandja terdapat sejumlah alat dan metode yang digunakan
dalam praktek seleksi madrasah diantaranya: 1). Penerimaan pendahuluan
(preliminary reception); 2). Ujian penerimaan (employment test); 3).
Wawancara; dan 4). Penjelasan pekerjaan secara realistis (realistic job
preview).
3. Orientasi dan Penempatan
34
Orientasi pada dasarnya merupakan usaha dalam membantu pegawai baru
untuk mengenali dan memahami tugas-tugas mereka, kondisi organisasi,
kebijakan organisasi, rekan kerja, nilai-nilai, keyakinan, dan nilai-nilai.
Bagi organisasi madrasah, program orientasi merupakan suatu cara yang
penting untuk membantu pegawai baru memenuhi tujuan-tujuan pribadi
dan organisasi, sehingga pertemuan pertama harus dilakukan dengan baik,
memberi kesempatan belajar tentang keseluruhan bidang, kegiatan
madrasah serta bimbingann pada pegawai baru yang akan meningkatkan
kepuasan dan produktivitas mereka.
Setelah dilakukan orientasi maka yang harus dilakukan oleh manajemen
SDM di madrasah adalah melaksanakan penempatan. Penempatan ini
merupakan proses penugasan yang baru dan berbeda. Penugasan ini dapat
berupa penugasan pertama pada pegawai yang baru direkrut, yang melalui
promosi, pengalihan (transfer) dan penurunan jabatan atau bahkan
pemutusan hubungan kerja bagi pegawai madrasah yang telah bekerja.
4. Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan bagi organisasi semisal madrasah
merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai madrasah. Tetapi,
dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan.
Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dan tugas-tugas organisasi madrasah yang lebih
spesifik pada saat ini, sedangkan pengembangan lebih ditekankan pada
35
peningkatan pengetahuan pegawai madrasah untuk melakukan pekerjaan
dan tugas-tugas organisasi pada masa yang akan datang, yang dilakukan
melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk
mengubah perilaku kerja pegawai.
Menurut Hariandja mengingat pentingnya pelatihan dan pengembangan,
maka seorang pimpinan madrasah harus dapat mengembangkan program
pelatihan dan pengembangan yang efektif. Proses yang harus dilakukan
madrasah dalam upaya mengembangkan program pelatihan dan
pengembangan yang efektif adalah sebagai berikut: 1). Analisis
kebutuhan (need analysis); 2). Penentuan tujuan dan materi pelatihan; 3).
Penentuan metode pelatihan; dan 4). Evaluasi pelatihan.
5. Pengelolaan dan Perencanaan Karier
Pengelolaan dan perencanaan karir adalah keseluruhan usaha yang
dilakukan oleh organisasi dan pegawai untuk mencapai tujuan karir
pegawai yang diharapkan dapat memuaskan individu pegawai,
menyiapkan pegawai akan tugas-tugas yang lebih berat, dan
meningkatkan kompetensi pegawai sekaligus meningkatkan kompetensi
organisasi dalam menghadapi persaingan.
Keterlibatan organisasi madrasah dalam pengelolaan dan perencanaan
karir pegawai menjadi keharusan karena pengelolaan dan perencanaan
karir merupakan usaha pengembangan SDM, sehingga keterlibatan
organisasi madrasah dapat dilakukan dalam bentuk umum dan khusus
36
Lebih umum biasanya melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan kepegawaian
seperti orientasi, memberikan pekerjaan yang menantang, melakukan
pratinjauan jabatan yang realistis dalam perekrutan, penilaian kinerja yang
berorientasi karier bukan jangka pendek, menciptakan sistem promosi
yang efektif dan lain-lain. Menurut Hariandja keterlibatan madrasah
dalam bentuk khusus meliputi : 1) Pendidikan karier, yakni upaya untuk
merangsang, memotivasi dan menyadarkan pegawai akan karier yang
dapat dicapai dalam organisasi dan membantu mereka untuk
merencanakannya. Pendidikan karier ini dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk seperti lokakarya, seminar, atau jenis pertemuan lainnya. 2)
Memberikan informasi mengenai karier, yakni informasi yang dibutuhkan
seperti uraian jabatan, persyaratan jabatan dan standar kinerja, sehingga
mereka dapat merumuskan rencana karier yang masuk akal bagi mereka
melalui jalur karir yang ada di madrasah dan paling tepat untuk ditermpuh,
jenis-jenis pekerjaan yang memiliki dasar keahlian yang sama dan
langkah-langkah untuk dapat menaikinya atau mendudukinya. 3)
bimbingan karier, yakni upaya untuk menentukan jalur karier yang paling
tepat bagi seseorang, yang dilakukan melalui penyadaran akan minat dan
kemampuan untuk memilih jalur karier yang paling tepat, yang dapat
dilakukan melalui tes-tes bakat yang dikaitkan dengan kemungkinan jalur
karier yang paling efektif
6. Kompensasi
37
Kompensasi adalah faktor penting untuk mempertahankan pegawai,
karena suka atau tidak, disadari atau tidak kompensasi adalah faktor
penting dalam kehidupan yang dapat meningkatkan motivasi.
Dengan demikian, beberapa langkah yang harus dilakukan organisasi
madrasah dalam menentukan kompensasi, terutama kompensasi langsung
dalam bentuk gaji adalah: 1) Analisis jabatan/tugas; 2) Evaluasi
jabatan/tugas; 3) Melakukan survei gaji; dan 4). Menentukan tingkat
gaji34.
8. Evaluasi pengembangan SDM
Untuk mengetahui kinerja setiap pegawai, sebaiknya pertemuan
evaluasi kinerja dilakukan dengan melibatkan manajer dengan pegawai
yang bersangkutan. Proses evaluasi antara manajer dan pegawai bekerja
sama dalam menilai sampai sejauh mana pegawai telah mencapai sasaran
yang telah disepakati dan bekerja sama untuk mengatasi berbagai kesulitan
yang ditemui.
Proses evaluasi kinerja memberikan delapan hal, yaitu:
1.Umpan balik yang bersifat formal, teratur, dan tercatat kepada
pegawai
2.Dokumentasi untuk arsip personalia yang mungkin dapat
dipergunakan kenaikan pangkat
34 Wahyudin Noor, “Mengintegrasikan Manajemen Sumber Daya Manusia di Madrasah,”
Jurnal Tarbawi, Vol. 3, No. 02 (November, 2017), hal. 161-166.
38
3.Kesempatan untuk mengidentifikasi bagaimana kinerja dapat
ditingkatkan
4.Kesempatan untuk mengenali apa yang merupakan kekuatan dan
keberhasilan.
5. Batu loncatan bagi perencanaan kinerja untuk tahun selanjutnya.
6. Informasi tentang bagaimana pegawai dapat berkembang lebih jauh.
7.Kesempatan bagi seorang manajer untuk mengidentifikasi cara
tambahan untuk membantu pegawai di masa depan
8.Kesempatan untuk mengidentifikasi proses dan prosedur yang tidak
efektif serta terlalu mahal35.
35 Ibid, hal. 512