bab ii tinjauan pustaka a. penelitian...

23
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini penulis memaparkan lima penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang Analisis Pengaruh Investasi dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur. Dalam penelitian Ayunia Priyanti (2013), Jurnal Ekonomi Universitas Negeri Surabaya dengan judul “Pengaruh Ekspor, Impor dan Nilai Tukar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2002-2012” data diolah dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), kemudian hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ekspor berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan impor dan nilai tukar berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam penelitian Rustiono (2008) Tesis Universitas Diponegoro dengan judul “Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah”. Penelitian ini di latar belakangi oleh kondisi tingkat PDRB Provinsi Jawa Tengah yang angat jauh tertinggal dengan Provinsi lain di Pulau Jawa dalam kurun waktu 1985- 2006. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh angkatan kerja, PMA, PMDN dan belanja pemerintah terhadap PDRB Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data tahunan (annual) dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda (OLS). Hasil analisis yang ditunjukkan pada penelitian

Upload: hoangdan

Post on 11-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memaparkan lima penelitian terdahulu yang

relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang Analisis Pengaruh

Investasi dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur.

Dalam penelitian Ayunia Priyanti (2013), Jurnal Ekonomi Universitas

Negeri Surabaya dengan judul “Pengaruh Ekspor, Impor dan Nilai Tukar

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2002-2012” data diolah

dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), kemudian hasil

analisis dapat disimpulkan bahwa ekspor berpengaruh signifikan dan positif

terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan impor dan nilai tukar berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Dalam penelitian Rustiono (2008) Tesis Universitas Diponegoro dengan

judul “Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah”. Penelitian ini di

latar belakangi oleh kondisi tingkat PDRB Provinsi Jawa Tengah yang angat

jauh tertinggal dengan Provinsi lain di Pulau Jawa dalam kurun waktu 1985-

2006. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh angkatan

kerja, PMA, PMDN dan belanja pemerintah terhadap PDRB Jawa Tengah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data tahunan

(annual) dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier berganda (OLS). Hasil analisis yang ditunjukkan pada penelitian

9

ini bahwa secara parsial dan simultan variabel independen angkatan kerja,

belanja pemerintah, PMA dan PMDN memberikan dampak positif dan

signifikan terhadap PDRB Jawa Tengah.

Dalam penelitian Reza Lainatul Rizky dkk (2016) Jurnal Ekonomi

Pembangunan Vol. 8 dengan judul “Pengaruh Penanaman Modal Asing,

Penanaman Modal Dalam Negeri dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi di Indonesia”. Penelitian ini menggunakan metode OLS,

dimana hasil penelitian menunjukkan penanaman modal asing (PMA),

penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan belanja modal berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 33 Provinsi di Indonesia.

Dalam penelitian Jamzani Sodik & Didi Nuryadin (2005) Jurnal Ekonomi

Pembangunan Vol. 10 dengan judul “Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Regional (Studi Kasus Pada 26 Provinsi di Indonesia Pra dan Pasca Otonom)”.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak investasi terhadap pertumbuhan

ekonomi regional (26 Provinsi) dengan membagi kurun waktu analisis sebelum

dan sesudah otonomi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel

penanaman modal asing (PMA) berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

regional, sedangkan variabel penanaman modal dalam negeri (PMDN) tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional.

Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan

peneliti terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian lain diantaranya

mengadopsi metode analisis data dan variabel-variabel yang digunakan dari

penelitian terdahulu dari Ayunia (2013) yang berjudul pengaruh ekspor, impor

10

dam nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan Jamzani (2005)

yang berjudul investasi dan ekonomi regional (studi kasus Pada 26 Provinsi di

Indonesia Pra dan Pasca Otonom). Hasil pada penelitian terdahulu oleh Ayunia,

variabel ekspor yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan

ekonomi, sedangkan impor dan nilai tukar berpengaruh signifikan tetapi negatif

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sementara hasil penelitian yang

dilakukan Jamzani menyatakan variabel penanaman modal asing (PMA)

berpengaruh secara signifikan sedangkan penanaman modal dalam negeri

(PMDN) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

regional.

B. Landasan Teori

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran peningkatan suatu negara

dalam menyediakan barang-barang ekonomi kepada masyarakat. Dimana

pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari tingkat PDRB atau pendapatan

nasional riil yang telah dicapai (Sukirno, 2004). Pertumbuhan ekonomi

dikatakan tumbuh bila terjadi peningkatan dari tahun lalu menuju perubahan

menjadi lebih baik, dimana meningkatnya pertumbuhan ekonomi disebut dengan

laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran

kenaikan dari total output per kapita dalam jangka waktu tertentu. Laju

pertumbuhan ekonomi dirumuskan sebagai berikut:

11

𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 𝐺 = 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 − 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1𝑥 100%

Dimana:

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 = PDRB tahun sekarang

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1 = PDRB tahun lalu

Arti dari pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi sangat

berbeda. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perkembangan yang terjadi

dalam perekonomian dalam waktu tertentu sehingga menimbulkan penambahan

pada barang dan jasa yang diproduksi dan peningkatan kemakmuran. Sukirno

(2004) berpendapat bahwa terjadinya peningkatan barang dan jasa disebabkan

oleh adanya faktor-faktor produksi yang dari tahun ke tahun selalu mengalami

penambahan dalam bentuk jumlah barang, kualitas barang, investasi yang akan

menambah barang modal, tingkat perkembangan teknologi dan jumlah tenaga

kerja yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Rustiono (2013); Sukirno

(2004) juga mengutarakan bahwa pertumbuhan ekonomi juga dapat dihitung

dari Product Domestic Bruto (PDB) atau Product national Bruto (PNB)

terhadap struktur perekonomian. PNB merupakan faktor-faktor produksi yang

dimiliki oleh warga dalam negeri di dalam negeri, sementara PDB merupakan

faktor-faktor produksi dalam negeri yang dimiliki oleh warga negara asli dan

asing di dalam negeri. Dari pengertian tersebut kedua-duanya merupakan ukuran

kemampuan negara dalam menghasilkan barang dan jasa di tahun tertentu

(Sukirno, 2008:17).

12

Boediono (2000) mengutarakan bahwa pertumbuhan ekonomi

mempunyai hubungan dengan output perkapita, sehingga pertumbuhan ekonomi

mencakup tiga aspek diantaranya proses, output perkapita dan jangka panjang.

Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan secara umum merupakan

suatu tanda keberhasilan dalan pencapaian pembangunan ekonomi. Sukirno

(2008:17) mengatakan bahwa terdapat beberapa indikator dalam keberhasilan

perekonomian diantaranya adalah:

Pendapatan nasional merupakan total nilai secara keseluruhan akan barang

dan jasa dalam waktu tertentu.

Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran tingkat pertumbuhan ekonomi

pada tahun tertentu dengan cara PNB tahun sekarang dikurangi dengan PNB

tahun lalu kemudian dibagi dengan PNB tahun lalu kemudian dikali 100

persen.

Pendapatan per kapita

Jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah pengangguran

Tingkat perubahan harga dan inflasi

Posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran

Kestabilan nilai mata uang domestik

Terdapat tiga metode perhitungan untuk mencari pendapatan nasional

diantaranya (Sukirno, 2008:18):

Pendekatan pengeluaran dengan menjumlahkan nilai total pengeluaran atau

belanja barang dan jasa yang dibeli.

13

Pendekatan produksi dengan menjumlahkan nilai total produksi barang dan

jasa yang diwujudkan dari berbagai sektor perekonomian.

Pendekatan pendapatan dengan menjumlahkan total pendapatan yang

diterima dari faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menciptakan

pendapatan nasional.

a. Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan NeoKlasik

Teori Klasik berpandangan bahwa titik keseimbangan ekonomi dapat

dicapai tanpa adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian.

Salah satu pelopor kaum Klasik adalah Adam Smith, dimana Smith mengatakan

pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh faktor produksi. Terdapat

beberapa faktor produksi yang dapat menentukan pertumbuhan ekonomi

diantaranya jumlah tenaga kerja, stok modal, sumber daya alam dan tingkt

teknologi yang digunakan dalam produksi (Jhingan, 2012:110-111). Dimana

pemahaman Klasik memfokuskan pada pentingnya adanya pertumbuhan

penduduk dalam pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk akan

meningkatkan jumlah tenaga kerja yang meningkatkan output yang dihasilkan

dan peningkatan pendapatan per kapita. Namun, bila pertumbuhan penduduk

melebihi kapasitas maka akan terjadi penurunan produksi sehingga pendapatan

per kapita menurun, sedangkan Smith lebih menekankan pada stok modal, hal

ini dikarenakan stok modal merupakan tabungan yang di investasikan yang akan

meningkatkan persediaan produksi. Maka dari itu teori pertumbuhan Smith di

asumsikan dalam persamaan sebagai berikut:

14

ΔY = f (ΔK, ΔL, ΔT) ................................................................................... (2.1)

Keterangan:

ΔY = Tingkat pertumbuhan ekonomi

ΔK = Tingkat stok modal

ΔL = Tingkat jumlah tenaga kerja

ΔT = Tingkat teknologi

Teori pertumbuhan Klasik secara keseluruhan hampir sama dengan teori

pertumbuhan Neoklasik yang di formulasikan oleh Solow. Menurut teori

Neoklasik, pertumbuhan ekonomi regional dipengaruhi oleh tiga komponen

yaitu stok kapital, tenaga kerja dan kemajuan teknologi. Stok kapital dapat

terjadi ketika adanya investasi, dimana investasi sangat penting dalam

pertumbuhan ekonomi karena semakin besar tingkat investasi maka

pertumbuhan ekonomi akan tumbuh semakin cepat (Todaro, 2006).

Meningkatnya pertumbuhan penduduk secara langsung akan meningkatnya

jumlah tenaga kerja, dimana meningkatnya jumlah tenaga kerja akan membawa

dampak positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena akan

meningkatkan output produksi, sedangkan menurut para ekonom faktor

perkembangan teknologi mampu menunjang pertubuhan ekonomi karena

semakin meningkatnya kecanggihan teknologi akan mendorong langsung

pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan.

Maier dan Trippl (2009) mengatakan bahwa teori Smith sesuai dengan

teori pertumbuhan neoclassical dimana model neoklasik dalam pertumbuhan

15

ekonomi regional standar asumsi dasarnya adalah kapital dan tenaga kerja,

kemudian teori neoklasik ini dikembangkan oleh Cobb-Douglas dengan fungsi

asumsi bahwa

𝑌𝑡 = 𝐴𝑒𝜆𝑡𝐾𝛼𝐿1−𝛼.........................................................................................(2.2)

Dimana:

𝑌𝑡 = Pertumbuhan ekonomi

Ae = Teknologi

K = Akumulasi kapital atau stok modal

L = Tenaga kerja

Sementara itu, terdapat pemahaman lain mengenai teori pertumbuhan

ekonomi dimana infrastruktur mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

dalam kurun waktu jangka panjang. Infrastruktur merupakan salah satu

kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan dengan membiayai dan

menyediakan pelayanan publik (Brocker dan Rietveld, 2009;159) dengan fungsi

asumsi sebagai:

𝑌𝑡 = 𝑓 (𝐿𝑡, 𝐾𝑡, 𝐺𝑡) ....................................................................................... (2.3)

Dimana:

𝑌𝑡 = Pertumbuhan ekonomi

𝐿𝑡 = Tenaga kerja

𝐾𝑡 = Kapital swasta (investasi swasta)

16

𝐺𝑡 = Kapital publik (pengeluaran publik)

Hanya saja teori pertumbuhan Neoklasik ini lebih berasumsi pada tenaga

kerja dan stok kapital sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi,

sedangkan sisanya merupakan ukuran pertumbuhan dan tidak melekat di dalam

model sehingga tidak terdapat hubungannya. Oleh sebab itu, timbul teori baru

yaitu teori pertumbuhan baru (new growth theory).

b. Pendekatan Keynes

Keynes menerangkan bahwa terdapat beberapa faktor penentu

keberhasilan perekonomian dimana keberhasilan tersebut dapat diukur dalam

pengeluaran agregat. Pengeluaran agregat dapat diartikan sebagai pembelanjaan

atas barang dan jasa yang merupakan faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi.

Hal ini menjadi bukti bahwa Keynes lebih berpandang pada aspek permintaan

yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2008:37-39). Dimana

terdapat beberapa komponen dari pengeluaran agregat (permintaan agregat)

dalam perekonomian modern. Komponen-komponen tersebut dibedakan

menjadi empat bagian diantaranya:

1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga diartikan sebagai pengeluaran yang

dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli semua kebutuhannya.

Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga akan di gunakan untuk membeli

barang dan jasa yang dibutuhkan dinamakan dengan konsumsi.

2) Investasi (Saving) juga dikenal sebagai akumulasi modal yang diartikan

sebagai bentuk pengeluaran untuk membeli barang modal yang akan

menaikan produksi di masa depan dan perolehan keuntungan.

17

3) Pengeluaran publik (investasi pemerintah) diartikan sebagai pembelian

barang-barang yang digunakan untuk kepentingan publik dengan

menyediakan berbagai macam fasilitas-fasilitas umum seperti rumah sakit,

sekolah, terminal, dan tempat-tempat umum lainnya.

4) Ekspor Neto, hakikatnya nilai ekspor neto diperoleh dari pengurangan total

ekspor dengan total impor. Ekspor merupakan penjualan dari barang dan jasa

yang diproduksi dari luar negeri ke dalam negeri. Oleh sebab itu impor tidak

termasuk dari pendapatan nasional.

c. Teori Harrod-Domar

Teori Harrod-Domar merupakan penjelasan dari pemahaman Keynes

yang kemudian dikembangkan lagi oleh Harrod dan Domar. Dimana teori ini

lebih menekankan pada masalah pertumbuhan ekonomi dan syarat apa saja yang

wajib dilakukan agar mencapai pertumbuhan yang tinggi. Perbedaan antara teori

Harrod-Domar dengan Keynes adalah Harrod-Domar dapat dilihat dalam waktu

jangka panjang sedangkan Keynes hanya dalam jangka pendek. Harrod-Domar

juga menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui

penambahan pengeluaran agregat secara berkesinambungan dan syarat yang

harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan harus

mampu menaikan tingkat investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor – impor

secara terus menerus (Sukirno, 2008:436-437).

Widodo (2006:156) mengatakan model pertumbuhan Harrod-Domar

berasumsi bahwa terdapat hubungan secara langsung antara investasi dengan

output. Hubungan antara stok kapital dengan output tersebut dikenal dengan

18

Capital Output Ratio (COR), jadi semakin tinggi COR menandakan

perekonomian di daerah tersebut tidak efisien yang disebabkan untuk memenuhi

output dengan jumlah tertentu dibutuhkan investasi yang cukup besar. Dimana

COR di asumsikan dalam persamaan sebagai berikut:

𝐾 =𝑘

𝑦 ........................................................................................................... (2.4)

K di simbolkan sebagai COR, K merupakan total stok kapital dan Y

adalah total output yang dihasilkan. Selain COR, Harrod-Domar juga

menetapkan konsep ICOR (Incremental Capital Output Ratio) yang

menjelaskan mengenai hubungan antara ukuran tambahan investasi dengan nilai

tambah output. Konsep ICOR dapat didefinisikan sebagai hubungna antara

modal yang telah disimpan dan pendapatan yang diperoleh dari investasi tersebut

setia tahun. Fungsi dari ICOR adalah untuk menguji konsistensi antar

pertumbuhan ekonomi dengan nilai tambah modal dari investasi yang telah

digunakan untuk menentukan laju pertumbuhan ekonomi. Dimana ICOR

dirumuskan sebagai berikut:

𝐼𝐶𝑂𝑅∆𝐾

∆𝑌=

𝐼

∆𝑌.................................................................................................(2.5)

Keterangan:

K = Stok kapital

Y = Output (PDB atau PDRB)

I = Investasi

19

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Ukuran pertumbuhan ekonomi wilayah umumnya dihitung dari tingkat

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan pendapatan yang

diterima oleh daerah dari total pengeluaran barang dan jasa yang telah

diproduksi (Mankiw, 2006). Perhitungan PDRB dapat diukur dengan tiga

pendekatan, diantaranya:

a. Pendekatan produksi, PDRB merupakan total nilai barang dan jasa yang

telah di produksi oleh berbagai perusahaan.

b. Pendekatan pendapatan, PDRB merupakan total pendapatan yang diterima

dari faktor-faktor produksi meliputi gaji, sewa dan keuntungan.

c. Pendekatan pengeluaran, PDRB merupakan total keseluruhan dari sisi

permintaan seperti konsumsi rumah tangga, pembentukan modal,

pengeluaran pemerintah dan ekspor neto.

Untuk mengukur pertumbuhan yang digunakan adalah nilai riil atau

harga konstan dengan tujuan tidak menyangkutpautkan inflasi dengan harga dan

jasa yang di produksi sehingga PDRB tidak dapat mengukur tingkat sosial dan

lingkungan seperti kerja bakti, pengasuhan anak, pengurusan rumah, penurunan

lingkungan yang terjadi dan lain-lain.

3. Investasi

Investasi dapat dikatakan sebagai penanaman modal atau pembentukan

modal atau stok modal yang merupakan salah satu komponen yang mampu

menentukan tingkat pengeluaran agregat. Investasi memiliki beberapa

pengertian diantaranya investasi merupakan salah satu indikator penting untuk

20

menggerakkan perekonomian dan mempercepat pertumbuhan (Hasibuan, 1990),

Ada pula yang mengatakan investasi sebagai pengeluaran masyarakat untuk

berkonsumsi barang-barang yang akan digunakan dalam proses produksi dan

memperoleh sebuah keuntungan di masa datang (Jogiyanto, 2008). Dengan

pengertian lain bahwa Sukirno (2008) investasi merupakan penanaman modal

yang dilakukan oleh pengusaha untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan-perlengkapan produksi. Investasi dilakukan supaya dapat

menambah jumlah barang dan jasa produksi dalam memproduksi dalam

perekonomian dan adanya keuntungan di masa datang. Ada juga istilah lain yang

mengatakan investasi merupakan pemupukan modal atau akumulasi modal.

Sedangkan dalam pandangan Keynes, investasi merupakan salah satu indikator

yang dapat menentukan tingkat pengeluaran agregat (Sukirno, 2008;121).

Dalam dunia nyata, nilai investasi dicatat setiap tahun dimana catatan tersebut

meliputi:

a. Pembelian barang modal seperti mesin-mesin dan berbagai peralatan

produksi.

b. Pengeluaran untuk mendirikan tempat tinggal, kantor, industri dan

bangunan lainnya.

c. Pertambahan stok pada barang-barang yang belum laku terjual, bahan

mentah dan barang yang belum selesai diproduksi.

Investasi menurut Samuelson, P.A & Nordhaus, W.D (2001:137-138)

mempunyai dua fungsi dalam perekonomian secara makro, yakni sebagai

komponen pembelajaran dalam jumlah besar sebagai akumulasi modal untuk

21

meningkatkan persediaan peralatan, output potensial dan laju pertumbuhan

ekonomi dalam jangka panjang. Banyak para ekonom mengatakan investasi

sebagai kunci utama dalam pertumbuhan ekonomi (Jhingan, 2012:337-338).

Adanya investasi akan membawa dampak positif bagi negara ataupun daerah.

Hal ini dikarenakan investasi akan menciptakan pertambahan output nasional,

pendapatan dan penyerapan tenaga kerja yang akan menciptakan pertumbuhan

ekonomi yang tinggi.

Investasi dapat dilakukan oleh pemerintah, perusahaan swasta dan rumah

tangga (Karlita, 2013). Investasi yang dilakukan oleh pemerintah umumnya

berupa bentuk penyediaan barang-barang publik. Investasi yang dilakukan oleh

perusahaan umumnya untuk memperoleh profit yang tinggi. Besar kecilnya

perolehan investasi akan mempengaruhi penyediaan kesempatan kerja. Jadi,

semakin besar perolehan investasi akan meningkatkan persediaan lapangan kerja

baru yang akan mengakibatkan tingkat kesempatan kerja bertambah dan

penyerapan tenaga kerja ikut bertambah.

Pada umumnya (Rutiono, 2008; Asiyan, 2013) investasi yang dilakukan

oleh swasta dibagi menjadi dua macam jenis sumbernya diantaranya penanaman

modal yang dilakukan oleh perusahaan asing yang dikenal dengan PMA dan

perusahaan dalam negeri yang dikenal dengan PMDN (Dhyne & Guerin, 2012).

Penanaman Modal Asing (PMA) mempunyai peran penting dalam mendorong

perekonomian serta dapat mengembangkan sumber daya manusia selain itu,

penanaman modal asing juga dapat merangsang kinerja ekspor. Menurut (Tang

et al, 2008), investasi asing dapat menggantikan peran investasi domestik dalam

22

waktu jangka panjang. Berbeda dengan pendapat (Tawiri , 2010) yang

mengatakan, Penanaman Modal Dalam Negeri juga termasuk salah satu

pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kebutuhan investasi sangat penting

guna melaksanakan pembangunan ekonomi dan mengatasi segala kesulitan

dalam memenuhi kebutuhan modal (Kurniawan, 2005).

Mankiw (2006) mengungkapkan bahwa perolehan investasi tergantung

pada besar tingkat bunga. Jadi, besar kecil ukuran tingkat suku bunga akan

mempengaruhi besar perolehan investasi. Tingkat bunga yang dimaksudkan

adalah tingkat bunga riil dimana tingkat bunga riil dapat mengukur besar

pinjaman sehingga dapat menentukan perolehan investasi. Maka dari itu, ketika

tingkat suku bunga menurun, maka proyek investasi akan menghasilkan

keuntungan yang besar sehingga jumlah barang-barang investasi yang diminta

akan naik, begitu juga sebaliknya (Wati, 2008).

Terdapat beberapa faktor utama yang dapat menentukan tingkat

perolehan investasi diantaranya tingkat ramalan keuntungan yang diperoleh,

suku bunga, ramalan mengenai kondisi perekonomian di masa depan, kemajuan

tingkat teknologi, tingkat pendapatan nasional dan keuntungan yang diperoleh

di perusahaan-perusahaan (Sukirno, 2008:122). Suatu kegiatan investasi

dikatakan memperoleh keuntungan apabila nilai pendapatan di masa depan lebih

besar dari pada nilai pendapatan sekarang dari modal yang di investasikan.

4. Ekspor

23

Ekspor dapat diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang

buatan dalam negeri ke luar wilayah atau negara lain (Sukirno, 2008:203).

Pengiriman barang ke luar negara akan meningkatkan pengeluaran agregat yang

diakibatkan dari kegiatan ekspor barang dan jasa yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan nasional, dimana ekspor dalam pandangan Keynes

merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat yang meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Menurut Mankiw (2006); Priadi (2000) Ekspor

merupakan salah satu indikator dalam perdagangan luar negeri yang dapat

memberikan devisa dan meningkatkan pendapatan nasional yang akan

mendorong pertumbuhan ekonomi, sedangkan impor menimbulkan efek

sebaliknya.

Ekspor dapat terjadi ketika terdapat komoditas yang tidak diproduksi di

negara lain dan dibutuhkan di negara lain atau ekspor dapat terjadi ketika negara

tersebut mampu memproduksi komoditas yang dapat bersaing di pasar

internasional (Irham dan Yogi, 2003). Ekspor juga dapat dilakukan ketika suatu

negara dapat memproduksi barang yang mempunyai keistimewaan sendiri, maka

ekspor akan meningkat. Terdapat berbagai faktor penentu yang dapat

menentukan ekspor, diantaranya:

a. Kemampuan dari negara untuk menghasilkan barang-barang yang dapat

bersaing dalam pasar internasional.

b. Kemampuan negara dalam memproduksi barang yang tidak dapat

diproduksi diluar negeri.

24

Kurva ekspor bergambar garis lurus dan horizontal. Hal ini dikarenakan

setiap terjadi perubahan pertumbuhan ekonomi di suatu negara tidak dapat

mempengaruhi ekspor, namun setiap penambahan ekspor akan secara langsung

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Terdapat fungsi ekspor yang akan

digambarkan sebagai berikut.

X X

Xo X1

X0

Y X2

Fungsi Ekspor Perubahan Ekspor

Gambar 2.1. Fungsi ekspor dan perubahan ekspor ( Sukirno, 2008:206)

Berdasarkan gambar 2.1 fungsi ekspor ini menunjukkan ekspor adalah

pengeluaran otonomi yaitu tingkat ekspor tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan

ekonomi melainkan ekspor yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan

ekonomi. Pada gambar 2.1 terjadi perubahan ekspor yang ditunjukkan adanya

pergeseran. Terdapat berbagai faktor penentu yang mengakibatkan pergeseran

itu terjadi diantaranya perubahan cita rasa, tingkat teknologi, jumlah permintaan

dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keadaan tersebut (Sukirno,

2008:206-207).

25

Karlita (2013) mengatakan tidak ada negara yang tidak mempunyai

hubungan dengan negara lain dan setiap negara pasti melakukan perdagangan

baik dalam negeri maupun luar negeri. Bentuk perdagangan luar negeri seperti

kegiatan ekspor dan impor. Ekspor merupakan pengeluaran yang memiliki

dampak positif bagi perekonomian karena ekspor mengeluarkan barang an jasa

yang produksi dalam negeri ke luar negeri. Terdapat beberapa keuntungan yang

dieroleh jika melakukan perdagangan luar negeri (Sukirno, 2004), diantaranya:

a. Dapat membeli barang yang tidak diproduksi dalam negeri.

b. Dapat menjual barang yang diproduksi dalam negeri keluar negeri.

c. Dapat memperluas skala pasar.

d. Dapat meningkatkan tingkat produktivitas.

5. Hubungan Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi

Negara-negara yang sedang berkembang menurut Dhyne & Guerin

(2012) seperti Indonesia sangat diperlukan adanya aliran investasi baik investasi

dalam negeri (PMDN) maupun dari investasi asing (PMA). Pentingnya investasi

di setiap negara karena investasi mampu menjadi sumber pendorong utama

dalam pertumbuhan ekonomi di era globalisasi. Pemerintah saat ini telah

membuat kebijakan untuk menarik investasi masuk di negaranya, setelah aliran

investasi telah berhasil masuk ke negara maka pertumbuhan ekonomi negara

akan tercapai dengan pesat. Dimana dari kedua investasi tersebut baik PMDN

dan PMA sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan ekonomi. Aliran investasi

asing umumnya digunakan sebagai pelengkap atas kekurangan dari investasi

dalam negeri serta mampu membantu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

26

Hal ini diungkapkan sama oleh Tang et al (2008); Sadiq (2013) bahwa

penanaman modal asing mempunyai peran penting dalam perekonomian dan

pengembangan sumber daya manusia (tenaga kerja), selain itu modal asing juga

dapat merangsang ekspor.

6. Hubungan Ekspor dengan Pertumbuhan Ekonomi

Sukirno (2004) mengatakan ekspor memiliki dampak positif terhadap

perekonomian negara karena ekspor merupakan sumber pendapatan negara dari

penjualan dan pengiriman barang keluar wilayah atau negara lain. Dalam

penelitian Karlita (2013) menyebutkan bahwa ekspor memiliki peran dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi. Apabila ekspor meningkat makan akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah, hal ini dikarenakan adanya

multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi. Multiplier effect akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi seiring dengan peningkatan investasi di

daerah tersebut.

Secara teoritis, ekspor dapat meningkatkan pengeluaran agregat

permintaan dan penawaran serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun teori tersebut terdapat permasalahan dalam kelangkaan, ketimpangan

antara permintaan dan penawaran yang tidak seimbang karena permintaan

cenderung lebih besar dari penawaran. Jika hal ini terjadi di suatu negara, maka

impor merupakan jalan salah satunya untuk mengatasinya dan sebaliknya jika

terjadi kelebihan maka solusinya melakukan ekspor (Irham dan Yogi, 2003).

Nilai impor lebih baik lebih kecil dari nilai ekspor agar terjadi surplus

perdagangan yang akan meningkatkan GNP jika, nilai impor yang lebih b=besar

27

dari nilai ekspor akan terjadi defisit yang akan mengakibatkan penurunan GNP.

Neraca defisit dapat diatasi dengan melakukan devaluasi pada mata uang dan

protekionisme. Solusi ini dapat dilakukan di negara yang memiliki kelebihan

nilai mata uangnya dengan cara mengembalikan nilai mata uangnya kembali

seperti semula sehingga neraca defisit dapat diturunkan, kunci keberhasilan

dalam melakukan devaluasi pada mata uang adalah dengan menyesuaikan dari

harga nominal yang telah mengalami perubahan menjadi harga nominal yang

sesuai dengan nilai tukar riil. Solusi kedua untuk mengatasi neraca defisit dengan

melakukan proteksionisme melalui penetapan tarif harga, kuota dan bentuk

hambatan lain yang mampu menahan produk impor masuk kedalam negeri

(Hakim, 2012). Namun, hasil dari solusi ini dapat berujung pada kenaikan harga

barang dalam negeri sehingga dapat menurunkan tingkat konsumsi dan standar

hidup masyarakat. Dengan demikian kinerja nilai ekspor sangat berperan aktif

dalam pertumbuhan ekonomi.

C. Kerangka Konseptual

Permasalahan ekonomi regional yang selalu terjadi di setiap daerah yaitu

tingkat pertumbuhan ekonominya, dimana tingkat keberhasilan suatu daerah

dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya (Sukirno, 2004). Terdapat tiga teori

pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu diantaranya

teori Klasik dan pendekatan Keynes.

Teori pertumbuhan Klasik ini kemudian dikembangkan oleh Cobb-

Douglass, dimana ia mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat

dipengaruhi oleh faktor produksi diantaranya stok modal, tenaga kerja dan

28

teknologi. Stok modal terjadi ketika adanya investasi, dimana investasi

merupakan kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Peningkatan kerja

akan membawa efek positif dalam pertumbuhan ekonomi, sementara teknologi

sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2006). Sementara menurut

pendekatan Keynesian, tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari

determinasi pendapatan nasional diantaranya konsumsi rumah tangga, investasi,

pengeluaran pemerintah dan ekspor (Karlita, 2013).

Menurut pemahaman Keynesian, investasi; pengeluaran publik dan

ekspor dapat meningkatkan permintaan agregat (pengeluaran agregat) yang akan

meningkatkan pada pertumbuhan ekonomi. Dimana investasi dapat diartikan

sebagai pengeluaran untuk membeli barang-barang publik diartikan sebagai

pengeluaran pemerintah dalam bentuk pembelian barang-barang publik dan

fasilitas-fasilitas umum dan ekspor diartikan sebagai penjualan barang dan jasa

yang diproduksi dalam negeri keluar negeri (Sukirno, 2008:37-38). Oleh sebab

itu investasi, pengeluaran publik dan ekspor merupakan komponen dari

pendapatan nasional.

Berdasarkan variabel-variabel tersebut yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis

Ordinary Least Square (OLS) untuk menjawab rumusan permasalahan

penelitian dengan melihat pengaruh investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor

terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur.

29

Gambar 2.2. Sistematika Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Hipotesis adalah perkiraan sementara pada hasil penelitian dan pedoman

yang telah disusun berdasarkan teori-teori yang terkait dimana suatu hipotesis

selalu dihubungkan dengan dua variabel atau lebih. Hipotesis dalam penelitian

Permasalahan Ekonomi Regional: 1. Tingkat pertumbuhan ekonomi 2. Faktor-faktor yang mempengaruhinya

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Klasik Pendekatan Keynes

Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Determinasi Pendapatan Nasional

Variabel 1. Investasi 2. Tenga Kerja 3. Teknologi

Variabel 1. Konsumsi 2. Investasi 3. Pengeluaran

Pemerintah 4. Ekspor Bersih

Analisis Pengaruh Investasi dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur

30

ini adalah diduga variabel investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.