bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori 1. pernikahan dinirepository.ump.ac.id/3868/4/umiiroh eka...

40
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dini a. Pengertian Menurut Dariyo (2003) menikah merupakan hubungan yang bersifat suci/sakral antara pasangan dari seorang pria dan seorang wanita yang telah menginjak atau di anggap telah memiliki umur cukup dewasa dan hubungan tersebut telah di akui secara sah dalam hukum dan secara agama. Menurutnya, kesiapan mental untuk menikah mengandung pengertian kondisi psikologis emosional untuk siap menanggung berbagai resiko yang timbul selama hidup dalam pernikahan, misalnya pembiayaan ekonomi keluarga, memelihara dan mendidik anak-anak, dan membiayai kesehatan keluarga. Undang-Undang Perkawinan nomor 1 tahun 1974 yang meyebutkan pasangan siap secara fisik maupun psikososial dalam membentuk rumah tangga dan menjadi orang tua yaitu usia minimal 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk laki-laki. Selain itu berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan seorang anak di anggap dewasa bila mencapai umur 20 tahun (Hukumonline, 2012). Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Upload: dinhtram

Post on 11-Nov-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pernikahan Dini

a. Pengertian

Menurut Dariyo (2003) menikah merupakan hubungan yang

bersifat suci/sakral antara pasangan dari seorang pria dan seorang

wanita yang telah menginjak atau di anggap telah memiliki umur

cukup dewasa dan hubungan tersebut telah di akui secara sah dalam

hukum dan secara agama. Menurutnya, kesiapan mental untuk

menikah mengandung pengertian kondisi psikologis emosional untuk

siap menanggung berbagai resiko yang timbul selama hidup dalam

pernikahan, misalnya pembiayaan ekonomi keluarga, memelihara dan

mendidik anak-anak, dan membiayai kesehatan keluarga.

Undang-Undang Perkawinan nomor 1 tahun 1974 yang

meyebutkan pasangan siap secara fisik maupun psikososial dalam

membentuk rumah tangga dan menjadi orang tua yaitu usia minimal

16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk laki-laki. Selain itu

berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan

seorang anak di anggap dewasa bila mencapai umur 20 tahun

(Hukumonline, 2012).

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

Pernikahan yang ideal untuk perempuan adalah 21–25 tahun

sementara laki-laki 25–28 tahun. Karena di usia itu organ reproduksi

perempuan secara psikologis sudah berkembang dengan baik dan kuat

serta siap untuk melahirkan keturunan secara fisik pun mulai matang.

Sementara laki-laki pada usia itu kondisi psikis dan fisiknya sangat

kuat, hingga mampu menopang kehidupan keluarga untuk melindungi

baik secara psikis emosional, ekonomi dan sosial. Melakukan

pernikahan tanpa kesiapan dan pertimbangan yang matang dari satu

sisi dapat mengindikasikan sikap tidak affresiatif terhadap makna

nikah dan bahkan lebih jauh bisa merupakan pelecehan terhadap

kesakralan sebuah pernikahan. Sebagian masyarakat yang

melangsungkan perkawinan usia muda ini dipengaruhi karena adanya

beberapa faktor-faktor yang mendorong mereka untuk melangsungkan

perkawinan usia muda atau di bawah umur (Mohammad, 2005).

Teori Benokraitis dalam Ekasari (2013) yang menyatakan

bahwa bertambahnya usia seseorang menyebabkan emosinya akan

semakin terkontrol dan matang, sehingga diharapkan dengan

bertambahnya usia seseorang dapat mengatasi perubahan normatif

yang terjadi dalam kehidupan diantaranya adalah adanya perubahan

peran sebagai orang tua. Semakin muda usia ibu maka semakin tinggi

resiko terjadinya gangguan karena tidak bisa menerima perubahan

peran sebagai orang tua. Pada fase dependen-mandiri, kemampuan ibu

untuk menguasi tugas-tugas sebagai orang tua merupakan hal yang

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

penting. Bila ibu sulit menyesuaikan diri, secara psikologis ibu akan

merasakan perasaan mudah tersinggung, jenuh, menyesal, kecewa,

menarik diri, menangis, dan kehilangan perhatian terhadap sekeliling

(Ekasari, 2013).

Mewujudkan perkawinan yang bahagia hidup lahir batin, maka

diperlukan persiapan yang matang baik persiapan moral maupun

materiil. Islam memberikan ancara-ancara dengan kemampuan, yakni

kemampuan dalam segala hal baik kemampuan memberi nafkah lahir

batin kepada istri dan anaknya maupun kemampuan mengendalikan

gejolak emosi yang menguasai dirinya. Pernikahan diusia muda atau

dini dimana setiap orang belum matang mental maupun fisik, sering

menimbulkan masalah di belakang hari bahkan tidak sedikit

berantakan di tengah jalan (Muhdholot, 1995).

Sabda Rasulullah memberikan petunjuk, bahwa baik pria

maupun wanita apabila belum mampu, dianjurkan untuk menunda

perkawinan sampai mempunyai kemampuan mental fisik, terutama

bagi calon istri yang akan menghadapi kehamilan dan kelahiran.

Faktor usia ibu yang hamil akan berpengaruh besar terhadap kualitas

janin dan perkembangan anak selanjutnya. Resiko penderitaan yang

mengandung bahaya ini harus selalu diperhatikan dan selanjutnya

dihindarkan agar tidak merusak keturunan atau generasi berikutnya

(Malehah, 2010).

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

b. Ciri perkembangan remaja saat menikah

Remaja yang menikah baik itu remaja putra maupun remaja

putri akan mengalami masa remaja yang diperpendek, sehingga ciri

dan tugas perkembangan mereka juga ikut diperpendek dan masuk

pada masa dewasa (Monks, 2001).

1) Remaja yang telah menikah akan mengalami suatu periode

peralihan yang cukup signifikan. Peralihan yang terjadi adalah

beralih dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dimana remaja

harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan

dan harus mempelajari pola dan sikap baru terutama dalam

pernikahan.

2) Remaja yang telah menikah akan mengalami periode perubahan,

yaitu meliputi perubahan fisik, emosional, perubahan pola dan

minat, perubahan nilai-nilai yang berlaku, dan sikap ambivalen

terhadap setiap perubahan.

3) Remaja yang telah menikah, mereka di haruskan masuk pada masa

dewasa, tidak lagi pada ambang masa dewasa. Masa remaja mereka

menjadi di perpendek dan mereka harus meninggalkan stereotip

belasan tahun dan menjadi dewasa.

c. Dampak pernikahan dini

Perubahan peilaku remaja yang makin dapat menerima

hubungan seksual pranikah sebagai cerminan fungsi rekreasi, ketika

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

hubungan seksual telah menghasilkan janin dapat mempemgaruhi

psikologis dan fisik (Manuaba, 2008).

1) Dampak Psikologis

Pada usia pernikahan dini yang terjadi di bawah usia 20

tahun dalam keadaan belum matangnya mental seseorang remaja

akan mempengaruhi penerimaan kehamilannya, dimana alat

reproduksi remaja yang belum siap menerima kehamilan, merasa

tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa

diri, terkadang perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari

keluarga, teman atau lingkungan masyarakat (Sarwono, 2006).

Sejatinya, anak beusia di bawah umur belum paham benar

mengenai hubungan seks dan apa tujuannya. Mereka hanya

melakukan apa yang di haruskan pasangan terhadapnya tanpa

memikirkan hal yang melatarbelakanginya melakukan itu.

Demkian anak akan merasakan penyesalan mendalam dalam

hidupnya (Sarwono, 2006).

Akibatnya, remaja sering murung dan tidak bersemangat.

Bahkan remaja akan merasakan minder untuk bergaul dengan

anak-anak seusianya mengingat setatusnya sebagai istri. Hal ini

biasa disebut depesi berat atau neoritis depresi akibat pernikahan

dini. Dimana terdapat dua jenis depresi kepribadian yaitu pribadi

introvert dan ekstrovert (Manuaba, 2008).

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

Pada pribadi introvert (tertutup) akan membuat remaja

menarik diri dari pergaulan. Remaja menjadi pendiam, tidak mau

bergaul, bahkan menjadi seorang yang schizofrenia atau dalam

bahasa awam yang di kenal orang adalah gila. Sedang depresi berat

pada pribadi ekstrovert (terbuka) sejak kecil, remaja terdorong

melakukan hal-hal aneh untuk melampiaskan amarahnya, seperti

perang piring, anak dicekik dan sebagainya. Psikologis kedua

bentuk depresi sama-sama berbahaya khususnya dalam kasus

pernikahan dini tersebut (Manuaba, 2008).

Pada sisi lain, pernikahan dini juga berdampak negatif pada

keharmonisan keluarga. Hal ini disebabkan oleh kondisi psikologis

yang belum matang, sehingga cenderung labil dan emosional. Pada

usia yang belum matang ini biasanya remaja masih kurang mampu

untuk bersosialisasi dan adaptasi, dikarenakan ego remaja yang

masih tinggi serta belum matangnya sisi kedewasaan untuk

berkeluarga sehingga banyak ditemukannya kasus perceraian yang

merupakan dampak dari mudanya usia untuk menikah (Sarwono,

2006).

2) Dampak Fisik

Fisik atau dalam bahasa Inggris “Body”’ adalah sebuah kata

yang berarti badan/benda dan dapat terlihat oleh mata juga

terdefinisi oleh pikiran. Kata fisik biasanya digunakan untuk suatu

benda/badan yang terlihat oleh mata.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

Dampak fisik dalam pernikahan dini memang sangatlah

besar baik dalam melakukan hubungan seksual ataupun dalam

persalinan. Perkawinan dini yang berlanjut menjadi kehamilan

sangat berdampak negatif pada status kesehatan reproduksinya.

Proses kehamilan yang dapat terjadi anemia yang berdampak berat

badan bayi lahir rendah, intra uteri fetal death, premature, abortus

berulang, perdarahan, untuk proses bersalin terkadang belum

matangnya alat reproduksi membuat keadaan panggul masih

sempit dan sebagainya untuk itu perlu pemantauan dan

pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap (Manuaba, 2008).

Selain itu dampak pernikahan dini apabila dilihat dari sisi

fisik dan biologis, juga ditemukan berbagai efek negatif yang bisa

dikatakan berbahaya seperti banyaknya seorang ibu yang

menderita anemia selagi hamil dan melahirkan, sehingga

menyebabkan tingginya angka kematian ibu dan bayi akibat

pernikahan dini (Manuaba, 2008).

Secara medis usia bagus untuk hamil yaitu pada usia 21-35

tahun, maka bila usia kurang meski secara fisik telah menstruasi

dan bisa di buahi, namun bukan berarti siap untuk hamil dan

melahirkan serta memiliki kematangan mental, yakni berpikir dan

dapat menanggulangi resiko-resiko yang akan terjadi pada saat

kehamilan dan persalinan. Seperti misalnya terlambat memutuskan

mencari pertolongan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

persalinan karena minimnya informasi sehingga terlambat

mendapat perawatan yang semestinya (Manuaba, 2008).

Menurut Manuaba (2008), dampak fisik dari pernikahan

diusia muda dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

a) Dampak bagi ibu

(1) Intra uterin fetal death

Intra uterin fetal death atau kematian janin dalam

kandungan adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda

kehidupan janin dalam kandungan. Keadaan ini sering di

jumpai pada kehamilan di bawah 20 minggu dan sesudah

20 minggu, yaitu ditandai kematian janin bila ibu tidak

merasakan gerakan janin, biasanya berakhir dengan

abortus.

(2) Premature

Persalinan prematur adalah suatu proses kelahiran bayi

sebelum usia kehamilan 37 minggu atau sebelum 3 minggu

dari waktu perkiraan persalinan. Resiko terjadinya

kehamilan premature, antara lain:

(a) Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun

(b) Wanita dengan gizi yang kurang atau anemia

(c) Lemahnya servik

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

(3) Perdarahan

Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan

karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses

involusi.

(4) Kematian ibu

Kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh perdarahan

dan infeksi.

b) Dampak bagi bayi

(1) Kemungkinan janin lahir belum cukup usia kehamilan atau

kurang dari 37 minggu, pada umur kehamilan tersebut

pertumbuhan janin belum sempurna.

(2) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu, bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan

hal ini dipengaruhi oleh umur ibu saat hamil kurang dari 20

tahun dan ibu kurang gizi (Manuaba, 2008).

2. Kesiapan Psikologis

Kesiapan psikologis adalah tingkat perkembangan kematangan atau

kedewasaan individu, sehingga akan menguntungkan yang bersangkutan

untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006).

Kesiapan menikah merupakan hal yang sangat penting, agar tugas-

tugas perkembangan dalam pernikahan dapat terpenuhi (Dewi 2006).

Menurut Rapaport (1963) diacu dalam Duvall dan Miller (1985),

seseorang dinyatakan siap untuk menikah apabila memenuhi kriteria:

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

a. Memiliki kemampuan mengendalikan perasaan diri sendiri.

b. Memiliki kemampuan untuk berhubungan baik dengan orang banyak.

c. Bersedia dan mampu menjadi pasangan istimewa dalam hubungan

seksual.

d. Bersedia untuk membina hubungan seksual yang intim.

e. Memiliki kelambutan dan kasih sayang kepada orang lain.

f. Sensitif terhadap kebutuhan dan perkembangan orang lain.

g. Dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran, perasaan dan

harapan.

h. Bersedia berbagi rencana dengan orang lain.

i. Bersedia menerima keterbatasan orang lain.

j. Realistik terhadap karakteristik orang lain.

k. Memiliki kapasitas yang baik dalam menghadapi masalah-masalah

yang berhubungan dengan ekonomi.

l. Bersedia menjadi suami atau istri yang bertanggung jawab.

Aspek kesiapan yang dikemukakan oleh Blood (1978) membagi

kesiapan menikah menjadi dua bagian yaitu kesiapan pribadi (personal)

dan kesiapan situasi (ciscumstantial). Aspek-aspek tersebut adalah :

a. Kesiapan pribadi (personal)

1) Kematangan Emosi

Konsep penting dalam kesiapan pribadi adalah kematangan

emosi. Konsep kematangan emosi adalah konsep normatif dalam

psikologi perkembangan yang berarti bahwa seorang individu telah

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

menjadi seorang yang dewasa. Individu yang telah matang secara

emosi maka sudah dapat dikatakan dewasa. Orang dewasa adalah

orang yang telah mengembangkan kemampuannya untuk

membangun dan memelihara hubungan pribadi. Kematangan

melibatkan dua kemampuan yaitu kemampuan untuk memberi dan

menerima. Kematangan orang dewasa dapat dilihat dalam hal

empati (kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain),

tanggung jawab, dan stabilitas. Orang dewasa yang memutuskan

untuk menikah berarti telah sanggup untuk membangun suatu

tanggung jawab dan memasuki suatu komitmen. Komitmen jangka

panjang merupakan salah satu bentuk tanggun jawab dalam suatu

pernikahan, yang dikaitkan dengan stabilitas kematangan.

Anak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai

kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak “meledakkan”

emosinya dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan

tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan

cara-cara yang lebih dapat diterima. Petunjuk kematangan emosi

yang lain adalah bahwa individu menilai situasi secara kritis terlebih

dulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa

berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak

matang. Remaja yang emosinya matang memberikan reaksi

emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi atau

suasana hati ke suasana hati yang lain. Adapun cara yang dapat

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

dilakukan adalah latihan fisik yang berat, bermain atau bekerja,

tertawa atau menangis (Hurlock, 1999).

2) Kesiapan Usia

Kesiapan usia sama halnya melihat berapakah usia yang

cukup untuk menikah. Pada dasarnya usia dikaitkan dengan

kedewasaan atau kematangan, karena proses untuk menjadi individu

yang matang atau dewasa membutuhkan waktu sampai individu

tersebut menjadi dewasa secara emosi atau pribadi. Individu yang

telah dewasa dari segi usia tentunya akan memutuskan untuk

menikah. Kematangan individu merupakan faktor keberhasilan

dalam perkawinan. Usia bukan satu-satunya penentu untuk

keberhasilan atau kegagalan dalam suatu pernikahan (Duvall 1971).

3) Kematangan sosial

Kematangan sosial dapat dilihat dari:

a) Pengalaman berkencan (enough dating), merupakan salah satu

sumber kematangan sosial. Pengalaman berkencan yang dilihat

dengan adanya keinginan untuk mengabaikan lawan jenis yang

tidak di kenal secara dekat, namun membuat komitmen dalam

membangun hubungan hanya dengan seseorang yang khusus

yang telah di kenal. Saat seseorang merasakan ketidakamanan

selama berkencan, maka seseorang tersebut telah siap untuk

menikah, sehingga dalam proses berkencannya akan merasa

lebih aman.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

b) Pengalaman hidup sendiri (enough single life), selain seseorang

telah cukup melakukan kencan, seseorang juga memerlukan

waktu untuk hidup mandiri sementara waktu tanpa harus

bergantung kepada orang tua. Seorang individu, khususnya

wanita merasa perlu untuk membuktikan pada diri mereka

sendiri, orang tua, dan pasangan bahwa mereka mampu untuk

mengambil keputusan dan mengatur takdirnya sendiri.

Salah satu tugas perkembanganmas remaja yang tersulit

adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus

menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang

sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan

orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk

mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus

membuat banyak penyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit

adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok

sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial

yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai

baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru

dalam seleksi pemimpin (Hurlock, 1999).

4) Kesiapan Model Peran

Banyak orang belajar bagaimana menjadi suami dan istri

yang baik. Dalam prosesnya seseorang belajar menjadi suami atau

istri yang baik dengan melihat dari figur ayah dan ibu mereka.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

Orang tua yang memiliki figur suami dan istri yang baik dapat

mempengaruhi kesiapan menikah anak-anak mereka. Setiap

pasangan perlu mengetahui apa saja peran mereka setelah menikah.

Peran yang ditampilkan harus sesuai dengan tugas-tugas mereka

sebagai suami ataupun istri.

b. Kesiapan Situasi

1) Kesiapan Sumber finansial

Kesiapan finansial tergantung dari nilai-nilai yang dimiliki

masing-masing pasangan. Pasangan yang menikah di usia muda

yang masih memiliki penghasilan yang rendah, maka sedikit banyak

masih memerlukan bantuan materi dari orang tua. Pasangan seperti

ini dikatakan belum mampu mandiri sepenuhnya dalam mengurus

rumah tangga yang memungkinkan akan menghadapi masalah yang

lebih besar nantinya.

2) Kesiapan Sumber Waktu

Masing-masing pasangan perlu mempersiapkan rencana-

rencana untuk pernikahan, bulan madu, dan tahun-tahun pertama

pernikahan. Persiapan rencana yang tergesa-tergesa akan mengarah

pada persiapan pernikahan yang buruk dan memberi dampak yang

buruk pada awal-awal pernikahan.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

3. Perkembangan

a. Pengertian

Perkembangan (development) adalah bertambahnya

kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil

dari proses pematangan. Disini menyangkut danya proses diferensiasi

dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang

berkmbang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memeuhi

fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya

(Soetjiningsih, 1998).

Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang

mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, sehingga

penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi

psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis

(Purwanti, 2000).

Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami

individu atau organisme menujuu ke tingkat kedewasaannya atau

kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis,

progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah)

maupun psikis (rohaniah) (Mansur, 2011).

Perkembangan adalah suatu proses pematangan majemuk

yang berhubungan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

termasuk perubahan sosial dan emosi. Proses perkembangan

berhubungan dengan aspek nonfisik seperti kecerdasan, tingkah laku

dan lain-lain (Suryana, 1996)

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi

tubuh dari yang sederhana ke yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Dalam perkembangan terdapat proses pematangan sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang

sehingga masing-masing dapat melakukan fungsinya. Perkembangan

berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu, seperti

perkembangan emosi, intelektual, kemampuan motorik halus, motorik

kasar, bahasa, dan personal sosial sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya (Adriana, 2011).

b. Ciri-ciri Perkembangan

Menurut Mansur (2011) ciri-ciri perkembangan secara umum yaitu :

1) Terjadi perubahan dalam :

a) Aspek fisik

Perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh

lainnya.

b) Aspek psikis

Semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya

kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan

imajinasi kreatifnya.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

2) Terjadi perubahan dalam proporsi :

a) Aspek fisik

Proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase

perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh anak

mendekati proporsi tubuh usia dewasa.

b) Aspek psikis

Perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas, dengan

perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya

sendiri lalu perlahan-lahan beralih kepada orang lain

(kelompok teman sebaya).

3) Lenyapnya tanda-tanda yang lama :

a) Tanda-tanda fisik

Lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanak-kanak) yang

terletak pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah

otak, rambut-rambut halus, dan gigi susu.

b) Tanda-tanda psikis

Lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-gerik

kanak-kanak (seperti merangkak), dan perilaku impulsif

(dorongan untuk bertindak sebelum berpikir).

4) Diperolehnya tanda-tanda yang baru :

a) Tanda-tanda fisik

Pergantian gigi dan karakteristik seks pada usia remaja, baik

primer (menstruasi pada anak perempuan, dan “mimpi basah”

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

pada anak laki-laki), maupun sekunder (perubahan pada

anggota tubuh: pinggul dan buah dada pada wanita serta

kumis, jakun, suara pada anak pria)

b) Tanda-tanda psikis

Seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang

berhubungan dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai

moral, dan keyakinan beragama.

c. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Menurut Soetjiningsih (1998) secara umum terdapat dua faktor

utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:

1) Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai

hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi

genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi,

dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai

dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas

jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya

pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah

berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin,

suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu

hendaknya dapat berinteraksi degan lingkungan secara positif

sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan

pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

genetik ini. Sedangkan di negara yang sedang berkembang,

gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik,

juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh

kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat

menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita.

Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan

oleh kelainan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner,

dan lain-lain.

2) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan

tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup

baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan

yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini

merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang

mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai

akhir hayatnya.

Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:

a) Faktor lingkungan pranatal

Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap

tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir,

antara lain adalah:

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

(1) Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan

maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering

menghasilkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.

Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan

pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi

baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.

Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan

hidup dilingkungan miskin maka akan mengalami kurang

gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan

menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi

badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran

setan yang akan berulang dari generasi ke generasi selama

kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.

(2) Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat

menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.

Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat

mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis

kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

(3) Toksin/zat kimia

Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka

terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti

thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat anti kanker,

dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan.

Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok

berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi

berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi

mental.

Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya

karena makan ikan yang terkontaminasi merkuri dapat

menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di

Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata.

(4) Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada

pertumbuhan janin, adalah somatotropin, hormon plasenta,

hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan

aktivitas mirip insulin (Insulin-like growth factors/IGFs).

Somatotropin (growth hormone) disekresi oleh

kelenjar hipofisi janin sekitar minggu ke-9. Produksinya

terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya

menetap sampai lahir. Perannya belum jelas pada

pertumbuhan janin.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

Hormon plasenta (human placental lactogen =

hormon chorionic somatromammotropie), disekresi oleh

plasenta di pihak ibu dan tidak dapat masuk ke janin.

Kegunaannya mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta.

Hormon-hormon tiroid seperti TRH (Thyroid

Releasing Hormon), TSH (Thyroid Stimulating Hormo),

T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-

12. Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi pada minggu

ke-13. Kadar hormon ini makin meningkat sampai minggu

ke-24, lalu konstan. Perannya belum jelas, tetapi jika

terdapat defisiensi hormon tersebut, dapat terjadi

gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat yang

dapat mengakibatkan retardasi mental.

Insulin mulai diproduksii oleh janin pada minggu

ke-11, lalu meningkat sampai bulan ke-6 dan kemudian

konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui

pengaturan keseimbangan glukosa darah, sintesis protein

janin, dan pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah

minggu ke-30. Sedangkan fungsi IGFs pada janin belum

diketahui dengan jelas.

Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang

hamil dan tidak mendapat pengobatan pada trimester 1

kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari 35

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, PKU

(phenylketonuria), dan lain-lain.

(5) Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18

minggu dapat menyebabkan kematian janiin, kerusakan

otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. Misalnya

pada peristiwa di Hiroshima, Nagasaki dan Chernobyl.

Sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki, dapat

mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya.

(6) Infeksi

Infeksi intrauterin yang sring menyebabkan cacat

bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis, Rubella,

Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan infeksi

lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin

adalah varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV,

polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus

influensa, dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia

pada ibu hamil dapat merusak janin.

(7) Stres

Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat

mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat

bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

(8) Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering

menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau

lahir mati.

(9) Anoksia embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan

pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan berat badan

lahir rendah.

b) Faktor lingkungan post natal

Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi,

dari suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik

dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.

Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu dalam

kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa

rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya

tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan

berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang

permanen. Risiko palsi serebralis lebih besar pada BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah) yang disertai asfiksia berat,

hiperbilirubinemi yang disertai kern ikterus, IRDS (Idiophatic

Respiratory Distress Syndrome, asidosis metabolik, dan

meningitis/ensefalitis.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi:

(1) Lingkungan biologis

(a) Ras/suku bangsa

Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/suku

bangsa. Bangsa kulit putih/ras Eropa mempunyai

pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa

Asia.

(b) Jenis kelamin

Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit

dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui

secara pasti mengapa demikian.

(c) Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh

karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah

terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita

merupakan dasar pembentukan kepribadian anak.

Sehingga diperlukan perhatian khusus.

(d) Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam

tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak

berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi

anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food security)

keluarga. Ketahanan makanan keluarga mencakup

pada ketersediaan makanan dan pembagian yang adil

makanan dalam keluarga, dimana acapkali

kepentingan budaya bertabrakan dengan kepentingan

biologis anggota-anggota keluarga. Satu aspek yang

penting yang perlu ditambahkan adalah keamanan

pangan (food safety) yang mencakup pembebasan

makanan dari berbagai “racun” fisika, kimia dan

biologis, yang kian mengancam kesehatan manusia.

(e) Perawatan kesehatan

Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja

kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan

menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan

menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena

itu pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan

dianjurkan untuk dilakukan secara komprehensif, yang

mencakup aspek-aspek promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

(f) Kepekaan terhadap penyakit

Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan

anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering

menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapat

imunisasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali, Hepatitis-B 3

kali, dan campak.

(g) Penyakit kronis

Anak yang menderita penyakit menahun akan

terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya,

disamping itu anak juga mengalami stres yang

berkepanjangan akibat dari penyakitnya.

(h) Fungsi metabolisme

Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang

mendasar dalam proses metabolisme pada berbagai

umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrien harus

didasarkan atas perhitungan yang tepat atau setidak-

tidaknya setidak-tidaknya memadai

(i) Hormon

Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap

tumbuh kembanga antara lain adalah: “growth

hormon”, tiroid, hormon seks, insulin, IGFs (Insulin-

like growth factors), dan hormon yang dihasilkan

kelenjar adrenal.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

(2) Faktor fisik

(a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah

Musim kemarau yang panjang/adanya bencana alam

lainnya, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak

antara lain sebagai akibat gagalnya panen, sehingga

banyak anak yang kurang gizi. Demikian pula gondok

endemik banyak ditemukan pada daerah pegunungan,

dimana air tanahnya kurang mengandung yodium.

(b) Sanitasi

Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup

dominan dalam penyediaan lingkungan yang

mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.

Kebersihan, baik kebersihan perorangan

maupun lingkungan memegang peranan penting dalam

timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang

kurang, maka anak akan sering sakit, misalnya diare,

kecacingan, tifus abdominalis, hepatitis, malaria,

demam berdarah, dan sebagainya. Demikian pula

dengan polusi udara baik yang berasal dari pabrik,

asap kendaraan atau asap rokok, dapat berpengaruh

terhadap tingginya angka kejadian ISPA (Infeksi

Saluran Pernafasan Akut). Kalau anak sering

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

menderita sakit, maka tumbuh kembangnya pasti

terganggu.

(c) Keadaan rumah: strukttur bangunan, ventilasi, cahaya

dan kepadatan hunian.

Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi

bangunan yang tidak membahayakan penghuninya,

serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan

penghuninya.

(d) Radiasi

Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya

radiasi yang tinggi.

(3) Faktor psikososial

(a) Stimulasi

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh

kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang

terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang

dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak

mendapat stimulasi.

(b) Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan

memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar,

misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-

buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

(c) Ganjaran ataupun hukuman yang wajar

Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita

memberi ganjaran, misalnyapujian, ciuman, belaian,

tepuk tangan dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan

menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk

mengulangi tingkah lakunya.

Sedangkan menghukum dengan cara-cara yang

wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan.

Yang penting hukuman harus diberikan secara

obyektif, disertai pengertian dan maksud dari

hukuman tersebut, bukan hukuman untuk

melampiaskan kebencian dan kejengkelan terhadap

anak. Sehingga anak tahu mana yang baik dan yang

tidak baik, akibatnya akan menimbulkan rasa percaya

diri pada anak yang penting untuk perkembangan

kepribadian anak kelak kemudian hari.

(d) Kelompok sebaya

Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak

memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang

tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa

anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, aspek

lingkungan teman sebaya menjadi sangat penting

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

dengan makin meningkatnya kasus-kasus

penyalahgunaan obat-obat dan narkoba.

(e) Stres

Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh

kembangnya, misalnya anak akan menarik diri,

terlambat bicara, nafsu makan menurun, dan

sebagainya.

(f) Sekolah

Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang

ini, diharapkan setiap anak mendapat kesempatan

duduk di bangku sekolah minimal 9 tahun. Sehingga

dengan mendapat pendidikan yang baik, maka

diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak

tersebut. Yang masih menjadi masalah sosial saat ini

adalah masih banyaknya anak-anak yang terpaksa

meninggalkan bangku sekolah karena harus membantu

mencari nafkah untuk keluarganya.

(g) Cinta dan kasih sayang

Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai

dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan

perlakuan yang adil dari orang tuanya. Agar kelak

kemudian hari menjadi anak yang tidak sombong dan

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

bisa memberikan kasih sayangnya pula kepada

sesamanya.

Sebaliknya kasih sayang yang diberikan secara

berlebihan yang menjurus kearah memanjakan, akan

menghambat bahkan mematikan perkembangan

kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi

manja, kurang mandiri, pemboros, sombong dan

kurang bisa menerima kenyataan.

(h) Kualitas interaksi anak-orang tua

Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua,

akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak

akan terbuka kepada orang tuanya, sehingga

komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan

dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan

dan kepercayaan antara orang tua dan anak. Interaksi

tidak ditentukan oleh seberapa lama kita bersama

anak. Tetapi lebih ditentukan oleh kualitas dari

interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap

kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk

memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa

saling menyayangi.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

(4) Faktor keluarga dan adat istiadat

(a) Pekerjaan/pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang

tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat

menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer

maupun yang sekunder.

(b) Pendidikan ayah/ibu

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor

yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena

dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat

menerima segala informasi dari luar terutama tentang

cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga

kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.

(c) Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang

keadaan sosial ekonominya cukup, akan

mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih

sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak

anak terlalu dekat. Sedangkan pada keluarga dengan

keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak

yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya

kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan

primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

tidak terpenuhi. Oleh karena itu Keluarga Berencana

tetap diperlukan.

(d) Jenis kelamin dalam keluarga

Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status

yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga

angka kematian bayi dan malnutrisi masih tinggi pada

wanita. Demikian pula dengan pendidikan, masih

banyak ditemukan wanita yang buta huruf.

(e) Stabilitas rumah tangga

Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga

mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh

kembang anak akan berbeda pada keluarga yang

harmonis, dibandingkan dengan mereka yang kurang

harmonis.

(f) Kepribadian ayah/ibu

Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu

pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak,

bila dibandingkan dengan mereka yang

kepribadiannya tertutup.

(g) Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu

Adat-istiadat yang berlaku di tiap daerah akan

berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

Misalnya di Bali karena seringnya upacara

agama yang diadakan oleh suatu keluarga, dimana

harus disediakan berbagai makanan dan buah-buahan,

maka sangat jarang terdapat anak yang gizi buruk

karena makanan maupun buah-buahan tersebut akan

dimakan bersama setelah selesai upacara.

Demiikian pula dengan norma-norrma maupun

tabu-tabu yang berlaku di masyarakat, berpengaruh

pula terhadap tumbuh kembang anak.

(h) Agama

Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-

anak sedini, karena dengan memahami agama akan

menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan

kebajikan.

(i) Urbanisasi

Salah satu dampak dar urbanisasi adalah kemiskinan

dengan segala permasalahannya.

(j) Kehidupan politik dalam masyarakat yang

mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran,

dan lain-lain.

d. Tahap perkembangan sesuai usia

Meadow dan Newell (2005) menyebutkan tahap-tahap

perkembangan sesuai usia yang meliputi empat bidang

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

perkembbangan yaitu postur dan pergerakan, penglihatan dan

manipulasi, pendengaran dan kemampuan bicara, serta perilaku sosial.

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan (Meadow dan Newell, 2005)

Usia

Tahap-Tahap Perkembangan

Postur dan Pergerakan

Penglihatan dan Manipulasi

Pendengaran dan Kemampuan

Bicara Perilaku Sosial

12 bulan

a. Berjalan mengelilingi perabotan dengan melangkah di sisi perabotan.

b. Merangkak dengan keempat tugkai.

c. Berjalan dengan tangan dituntun.

a. Jari telunjuk mendekati objek kecil kemudian mengambilnya dengan genggaman menjepit.

b. Menjatuhkan mainan dengan sengaja kemudian mengamatinya.

a. Mengoceh tanpa terputus

b. Beberapa kata c. Memahami

beberapa perintah sederhana.

a. Bekerjasama saat berpakaian, misalya berpegangan pada lengan.

b. Melambaikan tangan.

18 bulan

a. Berjalan sendiri dan mengambil sebuah mainan dari lantai tanpa terjatuh.

a. Membangun menara dengan tiga kubus.

b. Menulis tak beraturan.

a. Menggunakan banyak kata.

b. Menyebutkan nama beberapa orang.

c. Sesekali menggunakan dua kata bersambung.

a. Minum dengan gelas dengan dua tangan.

b. Menuntut perhatian terus menerus.

2 tahun

a. Berlari. b. Naik turun tangga

dengan dua kaki tiap anak tangga.

a. Membangun menara dengan enam kubus.

a. Menyambung beberapa kata menjadi frase sederhana untuk menyatakan sebuah ide.

a. Menggunakan sendok.

b. Menyatakan kebutuhan toilet

c. Mengompol di siang hari berkurang.

3 tahun

a. Naik tangga dengan satu kaki tiap anak tangga.

b. Berdiri dengan satu kaki selama beberapa saat

a. Membangun menara dengan sembilan kubus

b. Meniru gambar O.

a. Berbicara dalam satu kalimat.

b. Menyebutkan nama lengkapnya.

a. Makan dengan sendok dan garpu.

b. Dapat melepas pakaian tanpa bantuan.

c. Berhenti mengompol malam hari.

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

4. Anak Usia Toddler (1-3 Tahun)

a. Pengertian

Freud dalam Hidayat (2005) anak usia toddler yaitu usia 1-3

tahun yang berada pada fase anal adalah pada pengeluaran tinja, anak

akan menunjukkan keakuannya dan sangat egoistik, mulai mempelajari

struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang dilaksanakan anak adalah

latihan kebersihan. Masalah yang dapat diperoleh pada tahap adalah

bersifat obsesif atau ganguan pikiran, pandangan sempit, intrivet dan

dapat bersikap ekstrofet implusif yaitu dorongan membuka diri, tidak

rapi, kurang pengendalian diri.

Erikson dalam Hidayat (2005) anak usia toddler adalah anak

berbeda pada fase mandiri dan malu atau ragu-ragu. Hal ini terlihat

dengan berkembangnya kemampuan anak yaitu dengan belajar untuk

makan atau berpakaian sendiri. Apabila anak tidak mendukung upaya

anak untuk belajar mandiri, maka hal ini dapat menimbulkan rasa malu

atau ragu-ragu akan kemampuannya.

Menurut Wong (1999) toddler merupakan periode waktu antara

usia 12 sampai 36 bulan. Keberhasilan menguasai tugas-tugas

perkembangan pada toddler membutuhkan dasar yang kuat selama

masa pertumbuhan dan memerlukan bimbingan dari orang lain.

Menurut Soetjiningsih (1998) tugas perkembangan pada usia 18

sampai 24 bulan meliputi menunjuk mata dan hidungnya, mulai belajar

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

mengontrol buang air besar dan kecil dan menaruh minat kepada apa

yang diajarkan oleh orang-orang yang lebih besar.

Toddler diharapkan pada penguasaan beberapa tugas penting

khususnya meliputi deferensiasi diri dari orang lain, terutama ibunya,

toleransi terhadap perpisahan dengan orang tua, kemampuan untuk

menunda pencapaian kepusan, pengontrolan fungsi tubuh, penguasaan

perilaku yang dapat diterima secara sosial, komunikasi memiliki

makna verbal, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dengan

cara yang tidak terlalu egosentris. Apabila kebutuhan untuk

membentuk dasar kepercayaan telah terpuaskan mereka siap

meninggalkan ketergantungan menjadi memiliki kontrol, mandiri, dan

otonomi (Wong, 2008).

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

B. Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Modifikasi Blood (1978), Hurlock (1999), dan Duvall (1971)

C. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Kesiapan psikologis ibu yang menikah usia

dini

Perkembangan Anak Usia toddler

(1-3 tahun)

Perkembangan Anak : 1. Motorik Kasar 2. Bahasa 3. Sosial 4. Motorik Halus

Kesiapan situasi a. Kesiapan sumber

finansial b. Kesiapan sumber

waktu

Kesiapan Fisik

Kesiapan pribadi (personal) a. Kematangan

emosi b. Kesiapan usia c. Kematangan

sosial d. Kesiapan model

peran

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pernikahan Dinirepository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh Eka Narwanti BAB II.pdf · untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin 2006). Kesiapan menikah

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep dan pengertian tersebut di atas, penulis

merumuskan hipotesis penelitian ini dalam bentuk hipotesis statistik (Ho dan

Ha) sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh kesiapan psikologis ibu yang menikah usia dini

terhadap perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun).

Ha : Ada pengaruh kesiapan psikologis ibu yang menikah usia dini terhadap

perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun).

Pengaruh Kesiapan Psikologis..., Umiiroh Eka Narwanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014