bab ii tinjauan pustaka a. konsep dasar masa nifas 1

35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Masa Nifas 1. Definisimasanifas Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 40hari (Fitri, 2017). Waktu mulai tertentu setelah melahirkan seorang anak, dalam bahasa latin disebut puerperium. Secara etimologi, puer berarti bayi dan parous adalah melahirkan (Dewi dan sunarsih, 2011). Jadi puerperium adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasa di sebut juga dengan masa pulih kembali, dengan maksud keadaan pulihnya alat reproduksi seperti sebelum hamil. Di kutip dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, asuhan masa nifas adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang di lakukan bidan pada masa nifas sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas yang dapat dibandingankan dengan keadaan pada masa hamil atau pun sebelum hamil. 5 - - www.lib.umtas.ac.id Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - -

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Masa Nifas

1. Definisimasanifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti semula

sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 40hari (Fitri,

2017). Waktu mulai tertentu setelah melahirkan seorang anak, dalam

bahasa latin disebut puerperium. Secara etimologi, puer berarti bayi dan

parous adalah melahirkan (Dewi dan sunarsih, 2011). Jadi puerperium

adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasa di sebut juga dengan masa

pulih kembali, dengan maksud keadaan pulihnya alat reproduksi seperti

sebelum hamil. Di kutip dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,

asuhan masa nifas adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan

yang di lakukan bidan pada masa nifas sesuai dengan wewenang dan

ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas yang

dapat dibandingankan dengan keadaan pada masa hamil atau pun sebelum

hamil.

5

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

6

2. Tujuanasuhanmasanifas

a. Mendeteksi adanya pendarahan masa nifas.

Pendarahan postpartum adalah kehilangan darah sebanyak 500

ml atau lebih dari traktus genitalia setelah melahirkan. Pendarahan ini

menyebabkan perubahan tanda vital (pasien mengeluh lemah, limbung,

berkeringan dingin, menggigil, tekanan darah sistolik, < 90 mmHg,

nadi > 100x/ menit, kadar Hb <8gr%) (Prawiroharjo, 2005).

Pendeteksian adanya perdarahan masa nifas dan infeksi ini

mempunyai porsi besar. Alasan mengapa asuhan masa nifas harus di

laksanakan mengingat bahwa perdarahan dan infeksi menjadi faktor

penyebab tingginya AKI. Oleh karena itu, penolong persalinan

sebaiknya tetap waspada, sekurang – kurangnya satu jam postpartum

untuk mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi persalianan.

b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi

Penolong persalinan wajib menjaga kesehatan ibu dan bayi

baik kesehatan fisik maupun psikologis. Kesehatan fisik yang di

maksud adalah pemulihan kesehatan umum ibu dengan jalan. Berikut

ini adalah cara tepat menjaga ibu dan bayi.

1) Penyediaan Makanan yang Memenuhi kebutuhan Gizi ibu

Bersalin.

a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari karena ibu dalam

masa menyusui.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

7

b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan karbohidrat,

protein, lemak, mineral dan vitamin yang cukup.

Beberapa zat gizi, baik zat gizi makro maupun mikro berperan

penting dalam pemulihan luka pada ibu bersalin. Penurunan

cadangan protein dalam tubuh pada kasus gizi kurang atau buruk

menyebabakan penurunan fungsi sel T. Terjadinya penurunan

aktivitas fagositik danpenurunan level antibodi dapat memicu

terjadinya infeksi. Kekurangan protein juga dapat menyebabkan

kegagalan sintetis kolagen dan penurunan kekuatan kulit.

(Rahmawati, 2015).

c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.

Air juga berperan dalam mendukung terjadinya prolifelasi sel.

Dihidrasi menyebabkan pengerasan epidermis yang akan

memperlama penyembuhan luka pada ibu bersalin (Brawen dan

Philips, 2010).

2) Menghilangkan Terjadinya Anemia

Anemia merupakan suatu penyakit berkurangnya

kandungan hemoglobin (Hb) dalam darah (kurang dari 10,5

menurut WHO) secara fisiologis kehamilan akan menyebabkan

anemia ini. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa pada kehamilan

minggu ke 10 hingga ke 32, volume plasma darah meningkat

hingga 50% dari sebelum hamil sehingga darah menjadi bersifat

encer.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

8

Peningkatan volume darah dibutuhkan untuk membangun

rahim dan organ tubuh yang bekerja lebih keras saat hamil serta

untuk membangun jaringan payudara dan gusi ibu. Oleh karena itu,

dibutuhkan banyak zat besi (Fe) untuk menghasilkan sel darah

merah (Hb) agar pengenceran tidak mengganggu fungsi darah

sebagai pengakut oksigen dan nutrisi keseluruh tubuh.

3) Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan keberhasilan

dan sterilisasi.

4) Pergerakan otot yang cukup, agar tunas otot menjadi lebih baik,

peredaran darah lebih lancar dengan demikian otot akan

mengadakan metabolisme lebih cepat.

Kesehatan psikologis atau emosi tak kalah penting untuk diberikan

kepada seorang ibu baru. Menghadapi peran baru sebagai seorang ibu

dalam keadaan masih merasakan sakit pada tubuhnya pasca melahirkan

terkadang membuat ibu baru merasa ciut nyali. Awal peran sebagai

seorang ibu terkadang mereka mengalami permasalahan dalam

menyusui.

Bidan harus bersabar dalam mendampingi ibu menemukan momen

terbaiknya dalam menyusui bayinya. Walaupun sebagai petugas

kesehatan, bidan merasakan lelah yang luar biasa, tetapi dukungan yang

ikhlasakan sangat berarti dan berpengaruh pada psikologis seseorang

pasien. Dalam hal ini ibu menyusui yang notabene adalah seorang

pasien dengan peran baru yang masih butuh untuk dipadu. Sudah

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

9

menjadi tugas bidan untuk mendukung dan memperkuat keyakinan

perannya dalam situasi keluarga. Hal ini dimaksudkan agar ibu dapat

melaksanakan perawatan sampai massa nifas selesai, dapat memelihara

bayi bayi dengan baik, agar pertumbuhan, dan perkembangan bayi

nprmal.

c. Menjaga kebersihan diri

Perawatan kebersihan pada daerah kelamin bagi ibu bersalin secara

normal lebih kompleks dari pada ibu bersalin secara operasi karena

pada umumnya ibu bersalin normal akan mempunyai luka episiotomi

pada daerah perineum. Bidan mengajarkan kepada ibu bersalin

bagaimana membersihakan daerah kelamin dengan sabun dan air.

Bidan mengjarkan dari depan ke belakang selanjutnya, membersihkan

daerah sekitar anus. Sarankan kepada ibu untuk mencuci tangan

menggunakan sabun sebelum dn sesudah membersihkan darah

kelaminya.

Bagi ibu melahirkan yang mempunyai luka episiotomi, sarankan

untuk tidak menyentuh luka ( Hall dkk, 2012)

d. Melaksanakan screeaning secarakomprehensif .

Tujuan dilakukan screening adalah untuk mendeteksi masalah

apabila ada, kemudian mengobati dan merujuk apabila terjadi

komplikasi pada ibu maupun bayinya. Pada keadaan ini bidan bertugas

melakukan pengawasan kala IV persalinan yang meliputi pemeriksaan

plasenta, pengawasan Tinggi Fundus Uteri (TFU), pengawasan tanda-

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

10

tanda vital (TTV), pengawasan konsentrasi rahim, dan pengawsan

keadaan umum ibu. Apabila ditemukan permasalahan, maka harus

segera melakukan tindakan sesuai dengan standar pelayanan

penatalaksanaan masa nifas.

e. Memberikan pendidikan laktasi dan perawatan payudara.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat disampaikan kepada ibu

bersalin untuk menyiapkan diri sebagai seorang ibu yang menyusui.

1) Menjaga agar payudara tetap bersih dan kering.

2) Menggunakan bra yang menyokong payudara atau bisa

menggunakan bra menyusui agar nyaman melaksanakan peran

sebagai ibu menyusui.

3) Menjelaskan dan mengajari tentang teknik menyusui dan pelekatan

yang benar.

4) Apabila terdapat permasalahan puting susu yang lecet, sarankan

untuk mengoleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitrar

puting susu setiap kali selesai menyusui

5) Kosongkan payudara dengan kompa ASI apabila bengkak dan

terjadi dan terjadi bendungan ASI. Urut payudara dari arah pangkal

menuju puting, kemudian keluarkan ASI sebagian dari bagian

depan payudara, sehingga puting menjajdi lunak atau pakai batuan

pompa. Susukan bayi setiap 2-3 jam. Pompa lagi ketika ASI tidak

langsung dihisap anak.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

11

6) Memberikan semangat kepada ibu untuk tetap menyusui walaupun

masih merasakan rasa sakit setelah persalinan.

f. Pendidikan tentang peningkatan pengembangan hubungan yang baik

antara ibu dan anak.

g. Konseling keluarga Berencana.

1) Pasangan harus menunggu idealnya sekurang-kurangnya 2 tahun

sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan dapat menentukan

sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakn

keluarganya.

2) Wanita akan mengalami ovulasi sebelum mendapatkan lagi

haidnya setelah persalinan, sehingga pengguna KB dibutuhkan

sebelum haid pertama untukmencegah kehamilan baru. Umumnya,

metode KB dapat dmulai 2minggu setelah persalinan.

3) Sebelum menggunakan KB sebaiknya bidan menjelaskan

efektivitas, efek samping,untung rugi, serta kapan metode tersebut

dapat digunakan.

4) Jika ibu dan suami telah memilih metode KB tertentu, maka dalam

2 minggu ibu dianjurkan untuk kembali. Hal ini untuk melihat

apakah metode KB yang telah diterapkan tersebut bekerja dengan

baik.

h. Mempercepat involusi alat kandungan.

i. Melancarkqn fungsi gastrointestinal atau perkehamilan.

j. Melancarkan pengeluaran lochea.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

12

k. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat

fungsi hati dan pengeluaran sisa metabilisme.

3. TahapanMasaNifas

a. Tahapan Nifas

1) Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial,yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih

kembali dan sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna

berminggu-minggu,berbulan-bulan atau tahunan.

b. Keadaan keadaan yang di rasakan ibu bersalin

1) Rasakram atau kejang di bagian bawah perutakibat kontraksi atau

penciutan rahim (Involusi)

Intesitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna

segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap

penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Kontraksi rahim

ini penting unuk mengembalikan rahim ke ukuran semula, seperti

sebelum hamil dan juga untuk menjepit pembulu darah yang

terbuka di area tempat plasenta lepas. Jika konraksi rahim lemah

(kurang), pembuluh darah tersebut akan tetap terbuka terjadi

perdarahan berlebihan. Luka bekas perlekapan plasenta

memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh total.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

13

Beberapa wanita merasa nyerinya cukup berkurang dengan

mengubah posisi tubuh menjadi telungkup dengan meletakkan

bantal atau gulungan selimut di bawah abdomen. Kompresi kuterus

yang konstan pada posisi ini dapat mengurangi kram. Kejang atau

kram perut semakin kentara saat ibu menyusui bayinya karna tubuh

melepaskan hormon oksitosin yang merangsang kontraksi.

Menyusui bermangfaat dalam proset kembalinya rahim pada

ukuran semula. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar

hipofisis posterior untuk memperkuat dan mengatur kontraksi

uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu proses

hemostatis.

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Lokhea

Lokhea waktu Warna Ciri-ciri

Rubra

(kruenta)

1-3 hari Merah

kehitaman

Terdiri dari darah segar,

jaringan sisa-sisa plasenta,

dinding rahim, lemak baik,

lanugo (rambut bayi) dan sisa

mekonium. Lokhea rubra yang

menetap pada awal perode

postpartum menunjukan

adanya perdarahan postpartum

sekunder yang mungkin

disebabkan tinggalnya sisa

atau selaput plasenta.

Sanguino

lenta

4-7 hari Merah

kecoklatan

dan

berlendir

Sisa darah bercampur lendir.

Serosa 7-14

hari

Kuning

kecoklatan

Lebih sedikit darah dan lebih

banyak seru, juga terdiri dari

leukosit dan robekan atau

laserasi plasenta. Lokhea

serosa dan alba yang berlanjut

bisa menandakan adanya

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

14

endometris, terutama jika

disertai demam, rasa sakit atau

nyeri tekanan pada abdomen.

alba >14

hari

berlang

sung 2-

6

postpart

um

putih Mengandung leukosit sel

desidua dan sel epitel, selaput

lendir serviks, dan serabut

jaringan yang mati.

Lokhea

pururent

a

Terjadi infeksi keluar cairan

seperti nanah berbau busuk

Lokheast

atis

Lokhea tidak lancar keluarnya.

Selama 1 sampai 2 jam pertama postpartum intensitas

kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi teratur. Hal itu

penting sekali menjaga dan mempertahankan kontraksi uterus

padamasa ini. Suntikan oksitosin biasanya di berikan secara

intravena atau intramuskular segera setelah kepala bayi lahir.

Pemberi ASI segera setelah bayi lahir. Akan merangsang

perlepasan oksitosin karena isapan bayi pada payudara. Hormon

kehamilan mulai menurun segera setelah plasenta keluar. Turunnya

prolaktin dan menstimulasi air susu.

2) Keluarnya Sisa-Sisa Darah Dari Vagina ( lokhea)

3) Pengeluaran lokhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya,

seperti pada tabel berikut.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

15

4) Payudara Membesar Karena Terjadinya Pembentukan ASI

Payudara akan semakin keras dan nyeri apabila tidak di

hisap bayi. Fase itu adalah saat-saat bagi bidan untuk mendorong

ibu bersalin untuk belajar menyusi bayinya dengan benar karena

pada umumnya. Ibu yang baru pertama kali mengalami masa

persalinan masi belum tahu bagaimana caranya menyusui dengan

benar sehingga akan menyebabkan maslah yang berhubungan

dengan payudara.

Ibu terkadang juga akan mengeluh putingnya terasa perih

saat awal-awal mulai menyusui. Hal tersebut di sebabkan karna ibu

belum terbiasa menyusui bayi. Padahal menyusui bayi akan

membuat puting lunak, sehingga nantinya akan menjadi suatu

bentuk kenyaman bagi ibu ketika menyusui.

5) Kesulitan Buang Air kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB).

a) Ibu Bersalin akan sulit, nyeri dan panas saat buang air kecil

kurang lebih1-2 hari. Penyebabnya, trauma kandung kemih dan

nyeri serta pembengkakan (edema) pada perineum yang

mengakibat kejang pada saluran kencing.

b) Kesulitan BAB disebabkan oleh usus bawah akibat persalinan

sehingga untuk sementara usus tidak berfungsi dengan baik.

Faktor psikologis juga turut mempengaruhi. Ibu bersalin

umumnya takut BAB karena khawatir perineum robek

semakin besar lagi.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

16

6) Gangguan Otot

Gangguan otot terjadi padaarea betis, dada, perut, panggul,

dan bokong. Biasanya, dapat dipicu oleh proses persalinan yang

lama. Ibu dapat istirahat dengan cukup setelah bersalin agar segar

pulih dan dapat menjalankan kewajiban untuk menyusui bayi

dengan segera.

7) Perlukaan jalan lahir (Lecet atau Jahitan).

a) Persalianan normal

Melalui persalinan normal rasa nyeri, tidak enak atau kebal di

daerah perineum dan akan bertamabah nyeri apabila bersin atau

batuk. Nyeri tersebut di sebabkan oleh trauma perineum setelah

di lewati bayi. Bila di lakuakan episiotomi dan di jahit akan

bertambah lagi rasa nyerinya. Teknik pengurangan nyeri

perineum padanifas dapat dilakukan sebagai berikut (Varney

dkk, 2008):

(1) Kompres kantong es bermanfaat untuk mengurangi

pembengkakan dan membuat perineum nyaman pada

periode segera setelah melahirkan. Es harus di kompreskan

pada laserasi derajat tiga atau empat, dan jika ada edema

perineum, menggunakan kompres dingin selama 30menit

dapat memaksimalkan hasil yang dicapai.

(2) tetapi tetap basah, lipat sekali, dan letakkan di atas

perineum .

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

17

(3) Latihan kegel bertujuan menghilangkan ke tidak nyamanan

dan nyeri ketika duduk atau hendak berbaring dan bangun

di tempat tidur. Latihan ini akan meningkatkan sirkulasi ke

area perineum, sehingga meningkatan penyembuhan.

Latihan ini juga dapat mengembalikan otot panggul

tindakan ini juga dapat mengembalikan tonus otot panggul,

tindakan ini merupakan salah satu tindakan yang paling

bermangffat dan sering kali menghasilkan akibat yang

dramatis dalam mempasilitasi kemudahan pergerakan dan

membuat wanita lebih nyaman pada wanita yang mendapat

episiotomi latiahan kegel ini dapat memberi efek

berlawanan sehingga dapat meng akibatkan nyeri.

(4) Konstipasi masalah biasanya dapat di kurangi dengan

mengkonsumsi makanan tinggi serat dan tambahan asupan

cairan. Penggunaan laksatif pada wanita yang mengalami

laserasi derajat 3 atau 4 dapat membantu mencegah wanita

mengejan.

(5) Hemoroid di sebabkan adanya penekanan uterus terhadap

vena di dalam anus dan rektum selama kehamilan dan saat

proses persalian. Padaibu yang sudah mengalami hemorid

sebelum kehamilan, penekan tersebut akan memperparah

hemoroid.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

18

4. Proses Adaptasipsikologis

Tabel 2.2 3 tahap penyusunan psikologi ibu dalam masa postpartum

Nama fase Waktu Ciri-ciri

Fase

taking in

Setelah

melahirkan

sampai

hari ke-2

1. Perasaan ibu berfokus pada dirinya.

2. Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang

lain

3. Perhatian ibu bertujuan pada kekhawatiran

perubahan tubuhnya

4. Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman

waktu melahirkan

5. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk

mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi

normal.

6. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga

membutuhkan peningkatan nutrisi.

7. Kurangnya nafsu makan menandakan proses

pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung

normal.

8. Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan

ibu pada fase ini adalah sebagai berikut:

a. Kekecewaan karena tidak mendapatkan

apa yang diinginkan tentang

bayinya.misalnya, jenis kelamin tertentu,

warna kulit, dan sebagainya.

b. Ketidaknyamanan sebagai akibat dari

perubahan fisik yang dialami ibu.

Misalnya, rasa muls akibat dari kontraksi

rahim, payudara bengkak, akibat luka

jahitan, dan sebagainya.

c. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui

bayinya.

d. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu

tentang cara merawat bayinya dan

cenderung melihat saja tanpa membantu.

Ibu akan merasa tidak nyaman karena

sebenarnya hal tersebut bukan hanya

tanggung jawab ibu saja, tetapi tanggung

jawab bersama.

Fase

Taking Hol

Hari k-3

sampai 10

1. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan

merawat bayi, muncul perasaan sedih (baby

blues)

2. Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang

tua dan meningkatkan tanggung jawab akan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

19

bayinya.

3. Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan

fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan

tubuh.

4. Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan

merawat bayi seperti menggendong, menyusui,

memandikan, dan mengganti popok.

5. Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan

dan kritik pribadi.

6. Kemungkinan ibu mengalami

depresi postpartum karena merasa tidak

mampu membesarkan bayinya.

7. Wanita pada masa ini sangat sensitif akan

ketiakmampuannya, cepat tersinggung dan

cenderung menganggap pemberitahuan bidan

sebagai teguran. Dianjurkan untuk berhati-hati

dalam berkomunikasi dengan wanita ini dan

perlu memberi support.

Fase

Letting Go

Hari ke-10

sampai

akhir masa

nifas

1. Ibu merasa percaya diri unuk mercaya diri dan

bayinya. Setelah ibu pulang ke rumah dan

dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian

keluarga.

2. Ibu sudah megambil tanggung jawab dalam

merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi.

Fase penyesuaian psikologi ibu dalam masa postpartum sebagaimana

dijelaskan diatas. Fase itu meliputi beberapa keadaan tergantung situasi dan

kondisi yang diialami oleh masing-masing pribadi ibu. Dibawah ini adalah

gangguan psikologis yang dialami oleh ibu pasca melahirkan.

5. Postpartum Blues (baby blues)

Postpartum blues dikenal juga dengan kemurungan masa nifas.

Keadaan ini umumnya sering menggeluti pada ibu baruyang pertama kali

melahirkan. Biasanya disebabkan leh perubhan–perubahan yang terjadi

dengan sifat yang berberda ssecara drastis antara perubahan satu dengan

perubahan yang lain. Baik perubahan yang terjadi ketika masa kehamilan,

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

20

persalinana, sampai pada cara hidupnya sesudah bayinya lahir. Postpartum

blues adalah bentuk depresi yang paling ringan, biasanya timbl antara hari ke-

2 sampai ke-14.

1. Faktor-faktor penyebab postpartum blues:

a. Faktor hormonal, yaitu perubahan hormonal pada pertengahan masa

postpartum. Perubahannya terjadi pada kadar estrogen, progesteron.

Prolaktin, serta estriol yang terlalu rerlalu redah. Kadar estrogen turun

secara tajam setelah melahirkan dan estrogen memiliki efek supresi

aktivitas enzim non-adrenalin maupun serotin yang berperan dalam

suasana hati dan kejadian depresi.

b. Faktor demografik, yaitu faktor penyebab yang berhubungan

dengan umur dan paritas. Biasanya umur ibu yang terlalu muda

saat melahirkan cenderung memiliki kemungkinan lebih besar

terkena kondsi ini karena merek mmikirkan tentang tnggung jawab

sebagai ibu untuk menguru anak. Tinakan itu merupakan sebuah

bentuk ketiksiapan terhadap prubahan peran yang terjadi pada mereka.

c. Pengalaman dalam proses kehamiln dan persalinan. Biasanya,

kesulitan-keulitn yang dilami ibu selma kehamilan, dan persalinan

akan memperburuk kondisi ibu pasca melahirkan

d. Latar belakang psikologis ibu yang bersangkutan. Tingkat pendidikan,

status perkawinan, kondisi ekonomi, status sosial serta kedekatan

dengan keluarga suami dapat menjadi salah satu pemicu gangguan

psikologis ini. Dukungan yang diberikan dari lingkungan. Misalnya,

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

21

suami, orang tua, dan keluarga akan menjadi obat yang ampuh bagi

ibu.

e. Aktivitas fisik berhubungan dengan aktivitas mengasuh bayi, mnyusui

ataupun menggantikan popok yang biasanya terjadi dimalam hari

dimana hal tersebut menjadi hal yang baru bagi ibu bersalin.

Ditambah lagi degan ketidaknyaanan fisik, seperti rasa sakit akibat

luka jahit atau bengkak pada payudara yang dialamisehingga

menimbulkan perasaan emosi pada wanita pasca melahirkan. Fisik

yang sudah lelah dan kondisi psikis yang kaget dengan perubahn-

perubahan tersebut dapat menjadi salah satu pemicu gangguan

psikologis ini.

f. Faktor umur dana jumlah anak.

Pada sebagian ibu yang memiliki anak dengan jarak usia yang terlalu

dekat dapat memicu terjadinya gangguan psikologis ini. Hal tersebut

berkaitan dengan kebutuhan dasar anak sebelumnya yang masih

memerlukan perhatian daari orang tua ditambah dengan kelahiran

anak berikutnya yang akan menyita perhatian lebih besar dari orang

tua.

g. Stress yang dialami oleh wanita itu. Misalnya, belum bisa menyusui

bayinya atau rasa bosan terhadap rutinitas barunya

h. Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam sehingga takut berlebihan

akan kehilangan bayinya.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

22

i. Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahahan-perubahan yang

terjai.

2. Gejala-gejala terjadinya postpartum blues:

a. Reaksi: depresi/sedih/disforia

b. Sering menangis

c. Mudah tersinggung dan pelupa

d. Cemas

e. Labilitas perasaan

f. Cenderung menyalahkan diri sendiri

g. Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan

h. Kelelahan

i. Mudah sedih

j. Cepat marah

k. Mood mudah berubah cepatmenjadi sedih dan cepat juga menjadi

gembira

l. Perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasangnnya, serta bayinya.

m. Perasaan bersalah.

3. Langkah-langkah mengatasi postpartum blues:

a. Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi msa

nifas

b. Komunikasikan segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan.

c. Selalumembicarakan rasa cemas yang dialami

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

23

d. Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang dialami dan berusaha

melkukan peran barunya sebagai seorang ibu dengan baik

e. Cukup istirahat

f. Menghindari perubahan hidup yang drastis

g. Berolahraga ringan

h. Berikan dukungan dari semua keluarga, suami atau saudara

i. Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang profesional agar

dapat memfasilitasi faktor resiko lainnya selama masa nifas dna

membantu dalam melakukan upaya pengawasan.

6. Penurunan Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Penurunan tinggi fundus uteri merupakan salah satu tanda dari

involusi uterus. Involusi uterus adalah kembalinya uterus kepada keadaan

sebelum hamil, baik dalam bentuk maupun posisi. Involusi adalah

perubahan retrogresif pada uterus yang menyebabkan berkurangnya

ukuran uterus. Selama proses involusi, uterus menipis dan mengeluarkan

lochea yang diganti dengan endometrium baru. Involusi uterus

melibatkan pengguguran desidua serta penglupasan situs plasenta,

sebagaimana diperlihatkan dengan pengurangan dalam ukuran dan berat

serta oleh warna dan banyaknya lochea (Bahiyatun, 2009).

Pada hari pertama TFU diatas simpisis pubis atau sekitar 12-14 cm.

Hal ini terus berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm setiap harinya,

sehingga pada hari ketujuh TFU sekitar 5 cm dan pada hari kesepuluh TFU

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

24

tidak teraba di simpisis pubis. Ukuran uterus pada masa nifas akan

mengecil seperti sebelum hamil (Wulandari dan Handayani, 2011).

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011), proses involusi uterus adalah

sebagai berikut :

a. Iskemia miometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus-menerus dari uterus

setelah mengeluarkan plasenta membuat uterus relatif anemia dan

menyebabkan serat otot atrofi.

b. Autolisis

Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di

dalam uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang

telah sempat mengendur hingga panjangnya sampai 10 kali dari

semula dan lebar lima kali dari semula selama kehamilan atau dapat

juga dikatakan sebagai perusakan secara langsung jaringan hipertrofi

yang berlebihan karena penurunan hormone estrogen dan progesteron.

c. Efek oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin

sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan

berkurangnya suplai darah ke uterus.

Pengukuran tinggi fundus uteri dapat dilakukan dengan menggunakan

meteran kertas atau pelvimeter. Hal yang harus diperhatikan pada saat

melakukan pengukuran tinggi fundus uteri adalah apakah kandung

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

25

kemih dalam keadaan kosong atau tidak dan bagaimana keadaan

uterus, apakah uterus dalam keadaan kontraksi atau rileks.

Pemeriksaan uterus meliputi:

a. Penentuan lokasi uterus

Dilakukan dengan mencatat apakah fundus berada di atas atau di bawah

umbilikus dan apakah fundus berada di garis tengah abdomen atau

bergeser ke salah satu sisi.

b. Penentuan ukuran uterus

Dilakukan melalui palpasi dan mengukur tinggi fundus uteri pada

puncak fundus dengan jumlah lebar jari dari umbilikus atas atau bawah.

c. Penentuan konsistensi uterus

Ada 2 ciri konsistensi uterus yaitu uterus keras teraba sekeras batu dan

uterus lunak dapat dilakukan, terasa mengeras dibawah jari-jari ketika

tangan melakukan massase pada uterus.

Bila uterus mengalami atau terjadi kegagalan dalam involusi

tersebut disebut subinvolusi. Subinvolusi sering disebabkan infeksi dan

tertinggalnya sisa plasenta dalam uterus sehingga proses involusi uterus

tidak berjalan dengan normal atau terlambat, bila subinvolusi uterus tidak

tertangani dengan baik, akan mengakibatkan perdarahan yang berlanjut

atau post partum haemorrhage. Ciri-ciri subinvolusi atau proses involusi

yang abnormal diantaranya tidak secara progesif dalam pengambilan

ukuran uterus. Uterus teraba lunak dan kontraksi buruk, sakit pada

punggung atau nyeri pada pelvik yang konsisten, perdarahan pervaginam

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

26

abnormal seperti perdarahan segar, lochea rubra banyak, peristen, dan

berbau busuk.

Proses involusi dapat terjadi secara cepat atau lambat, Menurut

Walyani dan Purwoastuti (2015) dan Kautsar (2011), faktor-faktor yang

mempengaruhi proses involusi uterus antara lain:

a. Mobilisasi dini

Mobilisasi dini ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan

membimbing ibu nifas bangun dari tempat tidurnya dan membimbing

ibu secepat mungkin untuk berjalan.

b. Status gizi

Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi sesorang yang sesuai dengan

jenis kelamin dan usia. Status gizi yang baik pada ibu nifas dengan

status gizi baik akan mampu menghindari serangan kuman sehingga

tidak terjadi infeksi dan mempercepat proses involusi uterus.

c. Senam nifas

Apabila otot rahim di rangsang dengan latihan dan gerakan senam maka

kontaraksi uterus semakin baik sehingga mempengaruhi proses

pengecilan uterus.

d. Menyusui

Pada proses menyusui ada refleks let down dari hisapan bayi

merangsang hipofisis posterior mengeluarkan hormon oksitosin yang

oleh darah hormon ini diangkat menuju uterus dan membantu uterus

berkontraksi sehingga proses involusi uterus terjadi.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

27

e. Usia

Ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi oleh proses penuaan

dimana mengalami perubahan metabolisme yaitu terjadi peningkatan

jumlah lemak, penurunan otot, penurunan penyerapan lemak, protein,

dan karbohidrat dan hal ini akan menghambat involusi uterus.

f. Paritas (jumlah anak)

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu. Ibu yang paritasnya

tinggi proses involusinya menjadi lebih lambat, karena makin sering

hamil uterus akan sering mengalami regangan.

7. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri

Pada saat hamil beberapa otot mengalami penguluran, terutama

otot rahim dan perut. Setelah melahirkan, rahim tidak secara cepat kembali

ke seperti semula, tetapi melewati proses untuk mengembalikan ke kondisi

semula diperlukan suatu senam, yang dikenal dengan senam nifas (Huliana

dalam Sukaryati dan Maryunani, 2011).

Senam nifas merupakan serangkaian gerakan tubuh yang dilakukan

oleh ibu setelah melahirkan yang bertujuan untuk memulihkan dan

mempertahankan kekuatan otot yang berhubungan dengan kehamilan dan

persalinan. Latihan pada otot dasar panggul akan merangsang serat-serat

saraf pada otot uterus yaitu serat saraf simpatis dan parasimpatis yang

menuju ganglion cervicale dari frankenhauser yang terletak di pangkal

ligamentum sacro uterinum. Rangsangan yang terjadi pada ganglion ini

akan menambah kekuatan kontraksi uterus. Dengan adanya kontraksi dan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

28

retraksi dari uterus yang kuat dan terus menerus dari latihan otot-otot

tersebut maka akan menambah kekuatan uterus dalam proses involusi

sehingga penurunan tinggi fundus uteri berlangsung lebih cepat dari pada

yang tidak senam. Selain itu latihan otot perut akan menyebabkan ligamen

dan fasia yang menyokong uterus akan mengencang. Ligamentum

rotundum yang kendor akan kembali sehingga letak uterus yang

sebelumnya retrofleksi akan kembali pada posisi normal yaitu menjadi

antefleksi (Polden, 2007). Hal ini didukung oleh penelitian Kuswati (2014)

yaitu dengan adanya kontraksi uterus yang kuat dan terus menerus, akan

lebih membantu kerja uterus dalam mengompresi pembuluh darah dan

proses hemostatis. Proses ini akan membantu menurunkan tinggi fundus

uteri.

Hal ini karena salah satu manfaat senam nifas adalah mempercepat

involusi uterus yang dapat diukur dari penurunan tinggi fundus uteri

(Sukaryati dan Maryunani, 2011).

B. Asuhan Kebidanan Masa Nifas

1. Pengertian senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu postpartum setelah keadaan

tubuhnya pulih kembali. Semua wanita akan sembuh dari persalinannya

dengan waktu yang berbeda beda. Senam nifas ini bertujuan untuk

mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi serta

memulihkan dan menguatkan otot otot punggung, otot dasar panggul dan

otot perut sekitar rahim.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

29

Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin

setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama

kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti

semula (Sukaryati dan Maryunani, 2011).

Menurut Widianti dan Proverawati (2010), senam nifas adalah

latihan jasmaniyang dilakukan oleh ibu-ibu setelah melahirkan, dimana

fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk

mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi,

memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot-ototsetelah kehamilan,

terutama pada otot-otot bagian punggung, dasar panggul dan perut.

2. Tujuan senam nifas

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), tujuan dilakukannya

senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah:

a. Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu

b. Mempercepat proses involusi uterus dan pemulihan fungsi alat

kandungan

c. Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul,

perut dan perineum terutama otot yang berkaitan selama kehamilan

dan persalinan

d. Memperlancar pengeluaran lochea

e. Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan

f. Merelaksasi otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan

persalinan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

30

g. Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya

emboli, trombosia, dan lain-lain.

3. Manfaat senam nifas

Manfaat senam nifas secara umum menurut Sukaryati dan

Maryunani (2011), adalah sebagai berikut:

a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang

mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian

tersebut ke bentuk normal

b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar

diakibatkan kehamilan dan persalinan, serta mencegah pelemahan dan

peregangan lebih lanjut

c. Menghasilkan manfaat psikologis yaitu menambah kemampuan

menghadapi stres dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca

persalinan

4. Kontra indikasi senam nifas

Ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan tidak

diperbolehkan untuk melakukan senam nifas dan ibu yang keadaan

umumnya tidak baik misalnya hipertensi, pascakejang dan demam

(Wulandari dan Handayani, 2011). Demikian juga ibu yang menderita

anemia dan ibu yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan paru-paru

seharusnya tidak melakukan senam nifas (Widianti dan Proverawati,

2010).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

31

5. Waktu dilakukan senam nifas

Senam ini dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada

komplikasi obstetrik atau penyulit masa nifas (misalnya hipertensi,

pascakejang, demam). Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24

jam setelah melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur setiap hari.

Dengan melakukan senam nifas sesegera mungkin, hasil yang didapat

diharapkan dapat optimal dengan melakukan secara bertahap (Marmi,

2012).

6. Kerugian bila tidak melakukan senam nifas

Kerugian bila tidak melakukan senam nifas menurut Sukaryati dan

Maryunani (2011), antara lain :

a. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak

dapat dikeluarkan

b. Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko

perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan

c. Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah)

d. Timbul varises

7. Pelaksanaan Senam Nifas

Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya bidan mengajarkan

kepada ibu untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dapat

dilakukan dengan melakukan latihan pernapasan dengan cara menggerak-

gerakkan kaki dan tangan secara santai. Hal ini bertujuan untuk

menghindari kejang otot selama melakukan gerakan senam nifas. Senam

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

32

nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan,

kemudian dilakukan secara teratur setiap hari (Widianti dan Proverawati,

2010).

Ada berbagai versi gerakan senam nifas, meskipun demikian

tujuan dan manfaatnya sama, berikut ini merupakan metode senam yang

dapat dilakukan mulai hari pertama sampai dengan hari keenam setelah

melahirkan menurut Sukaryati dan Maryunani (2011) yaitu:

a. Hari pertama

Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan di atas perut di

bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung tahan

hingga hitungan ke-5 atau ke-8 dan kemudian keluarkan melalui

mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan

paru-paru. Lakukan dalam waktu 5-10 kali hitungan

b. Hari kedua

Berbaring terlentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka

keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan renggangkan lengan kanan.

Pada waktu yang bersamaan rilekskan kaki kiri dan renggangkan kaki

kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.

Lakukan 5-10 kali gerakan.

c. Hari ketiga

Sikap tubuh terlentang tapi kedua kaki agak dibengkokan sehingga

kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan tahan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

33

hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu turunkan pantat ke posisi semula

dan ulangi gerakan hingga 5-10 kali.

d. Hari keempat

Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk ±45º kemudian

salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ±45º

dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. Lakukan gerakan tersebut 5-

10 kali.

e. Hari kelima

Sikap tubuh masih terlentang kemudian salah satu kaki ditekuk ±45º

kemudian angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki

yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan

secara bergantian dengan kaki dan tangan yang lain. Lakukan hingga

5-10 kali.

f. Hari keenam

Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk

sudut ±90º lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain. Lakukan

5-10 kali

8. Gerakan pada Senam Nifas

a. Berbaring dengan lutut ditekuk. Letakan tangan diatas perut dibawah

area iga-iga. Tarik nafas dalam dan lambat melalui hidung kemudian

dihembuskan melalui mulut secara perlahan, kencangkan dinding

abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

34

b. Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka

keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan.

Pada waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki

kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.

c. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit

diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan

kemudian rileks.

d. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut

ditekuk.Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai

tulangpunggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3

detik kemudian rileks.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

35

e. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat

kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rileks kan

dengan perlahan.

f. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar

lutut kiri.

g. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki

diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati

badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan

kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

36

h. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan

meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak

pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari jari kaki

seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama setengah

menit.

i. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam

dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

j. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah

seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.

k. Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana

lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

37

tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki

sampai batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10

setiap hari.

l. Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah

kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-

kkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan

melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama

setengah menit.

m. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping

badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat.

Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-

lahan dalam gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali

selama setengah menit.

9. Persiapan senam nifas

Sebelum melakukan senam nifas ada hal-hal yang perlu dipersiapkan yaitu

sebagai berikut:

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

38

a. Memakai baju yang nyaman untuk berolahraga

b. Persiapkan minum, sebaiknya air putih

c. Bisa dilakukan di matras atau tempat tidur

d. Ibu yang melakukan senam nifas di rumah sebaiknya mengecek denyut

nadinya dengan memegang pergelangan tangan dan merasakan adanya

denyut nadi kemudian hitung selama satu menit penuh. Frekuensi nadi

yang normal adalah 60-90 kali per menit.

e. Boleh diiringi dengan musik yang menyenangkan.

f. Petunjuk untuk bidan atau tenaga kesehatan yang mendampingi ibu

untuk melakukan senam nifas: perhatikan keadaan umum ibu dan

keluhan-keluhan yang dirasakan, pastikan tidak ada kontra indikasi

dan periksa tanda vital secara lengkap untuk memastikan pulihnya

kondisi ibu yaitu tekanan darah, suhu pernafasan, dan nadi. Perhatikan

pula kondisi ibu selama senam. Tidak perlu memaksakan ibu jika

tampak berat dan kelelahan. Anjurkan untuk minum air putih jika

diperlukan.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

39

C. Kajian jurnal

No Judul jurnal Metode Hasil

1 Pengaruh senam nifas

terhadap tinggifundus

uterus pada ibu nifas

Metode penelitian ini

merupakan quasi eksperimen

dengan rancangan two group

posttest. Dengan pengambilan

sempel mengunakan

purposive sampling. Sampel

pada penelitian ini 30

responden yang dibagi

menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok intervensi dan

kelompok kontrol.

Hasil asuhan menunjukan p- value

(0. 000)< α (0,05) hal ini

menunjukan bahwa ada pengaruh

yang bermakna pada proses

involusi uterus antara ibu yang

melakukan senam nifas dan yang

tidak melakukan senam nifas.

2. The Influence of

Parturition Gymnastics

towards

the Lowering of Fundal

Height on Post Partum

Mother at Community

Health Center in South

Tangerang Indonesia

This was experimental study

with Post Control Only

Control Group Design.

Parturition gymnastics was

given to intervention group

but the control group was not

treated with parturition

gymnastics, then fundal

height was measured on the

12 hour postpartum and 6

day.

From the research results, there was

a difference fundal height on 12

hours

and 6 days postpartum who did

gymnastics parturition compared to

those who did not do gymnastics

parturition P = 0.074 and 0.013.

There was a relationship between

gymnastics parturition with fundal

height postpartum r = 0.0369.

3. Proses involusi uterus

pada ibu yang

melaksanakan senam

nifas dan yang tidak

melaksanakan seam

nifas di bidan praktek

mandiri

Metode penelitian ini adalah

penelitian analitik kasus

control dengan desain

penelitian crosssectional.

Sujek dalam penelitian adalah

ibu opostpartum normal yang

diberi asuhan senam nifas dan

yang tidak diberikan senam

nifas

Hasil penelitian diperoleh bahwa

perbedaan TFU pada 6 jam

postpartum pada kelompok yang

melakukan dan yang tidak

melakukan di dapatkan rata-rata

lebih tinggi (14,45) pada kelompok

yang melakukan senam nifas

degan yang tidak melakukan senam

nifas.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--