bab ii tinjauan pustaka a. hasil penelitian...

16
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Pendapat dari Maya (2012) yang membahas masalah Wanita dalam ekonomi keluarga di desa Mlangi” skripsi tersebut menjelaskan peran wanita di Desa Mlangi tidak hanya melakukan peran domestik tetapi juga peran publik yang bertujuan membantu suami dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan ikut bertanggung jawab mensejahterakan keluarga. Dengan bekerjanya wanita (istri) mereka mendapatkan kebebasan finansial, mereka dapat hidup mandiri tanpa menggantungkan kebutuhannya pada suami. Ada beberapa hal yang menyebabkan wanita berperan dalam perekonomian keluarga yaitu karena adanya dukungan dari pihak suami karena gajinya tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga, faktor budaya yang mengharuskan mereka saling tolongmenolong, faktor sosial, faktor dimana wanita bersosialisasi agar dapat hidup sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat, dan yang terakhir faktor agama. Hasil penelitian Rachmawati (2013) yang berjudul “Peranan wanita dalam ekonomi keluarga petani di Desa Puro Kec Karangmalang, Kab Sragen” yaitu menjelaskan tentang wanita di desa Puro melakukanperan ganda, yaitudomestik danperan publik. Tujuan mereka ialah untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagai bentuk tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pandangan masyarakat

Upload: hahuong

Post on 31-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Pendapat dari Maya (2012) yang membahas masalah “Wanita dalam

ekonomi keluarga di desa Mlangi” skripsi tersebut menjelaskan peran wanita

di Desa Mlangi tidak hanya melakukan peran domestik tetapi juga peran

publik yang bertujuan membantu suami dalam memenuhi kebutuhan ekonomi

keluarga dan ikut bertanggung jawab mensejahterakan keluarga. Dengan

bekerjanya wanita (istri) mereka mendapatkan kebebasan finansial, mereka

dapat hidup mandiri tanpa menggantungkan kebutuhannya pada suami. Ada

beberapa hal yang menyebabkan wanita berperan dalam perekonomian

keluarga yaitu karena adanya dukungan dari pihak suami karena gajinya tidak

dapat mencukupi kebutuhan keluarga, faktor budaya yang mengharuskan

mereka saling tolongmenolong, faktor sosial, faktor dimana wanita

bersosialisasi agar dapat hidup sesuai dengan norma yang ada dalam

masyarakat, dan yang terakhir faktor agama.

Hasil penelitian Rachmawati (2013) yang berjudul “Peranan wanita

dalam ekonomi keluarga petani di Desa Puro Kec Karangmalang, Kab

Sragen” yaitu menjelaskan tentang wanita di desa Puro melakukanperan

ganda, yaitudomestik danperan publik. Tujuan mereka ialah untuk membantu

suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagai bentuk tanggung

jawab untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pandangan masyarakat

7

terhadap wanita bekerja sangat positif asalkan tidak menghilangkan kodrat

kewanitaannya sebagai seorang ibu yang melahirkan dan merawat anak-

anaknya.

Fatmasuri (2012) menjelaskan tentang (1)aktivitas ibu rumah tangga

yang mendukung kesejahteraan keluarga, (2) pengaruh ibu rumah tangga

dalam proses peran ganda. Penelitian ini dilakukan di desa Umpuldamar.

Metode penelitian ini adalah kualitatif yang merupakan studi kasus dan teknik

mengumpulkan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa ibu rumah tangga melakukan tugas

rumahtangga sehingga keluarga dapat tetap harmonis dan peran ganda ibu

rumah tangga tetap berjalan harmonis

meskipunmerekamenjalankankegiatanbisnis. Mereka dapat menggunakan

waktu luangdengan baik. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa ibu rumah

tangga memiliki aktualisasi di dalamdesa Umbuldamar. Mereka mendukungi

bu rumah tangga lain untuk meningkatkan keterampilan hidup dan

meningkatkan sosialisasi yang tinggi dengan caramengikuti organisasi sosial.

B. Tinjauan Pustaka

1. Home Industri

a. Pengertian Home Industri

Home industry adalah suatu industri yang dikerjakan di rumah dan

berskala kecil. Menurut kamus kecil bahasa Indonesia pengertian home

adalah rumah, sedangkan industry adalah perusahaan yang memproduksi

barang-barang (Trisno Yuwono, 1994:208). Dalam suatu industri kecil

8

pasti terdapat beberapa aspek yang dibutuhkan untuk bisa mendukung

berjalanya suatu industri tersebut, diantaranya: modal, bahan baku, tenaga

kerja, pemasaran, serta konsumen.

Istilah Home industry atau usaha di rumah adalah tempat tinggal

yang merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga

perdagangan. Semula pelaku home industry yang memiliki desain ini

adalah kalangan enterpreneur dan profesional, yang sekarang mulai

meluas pada kalangan umum, untuk memiliki lokasi yang strategis untuk

tempat berkembangnya usaha jenis rumahan ini tidak terlepas dari

berkembangnya virus enterpreneur/kewirausahaan yang berperan

membuka pola pikir ke depan masyarakat bahwa rumah bukan hanya

sebagai tempat tinggal namun dapat digunakan juga sebagai tempat

mencari penghasilan. (Alkim,2005:3) Menurut Kuncoro, Industri Kecil

dan Rumah Tangga (IKRT) memiliki peranan yang cukup besar dalam

sector manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serapnya

terhadap tenaga kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai tambah

(Jamiko,2004:62) Menurut Masyhuri (2008), setidaknya ada empat hal

yang bisa memberikan kesenangan di samping profit dengan menjalankan

bisnis rumahan, antara lain:

a. Dengan membuka kegiatan usaha di rumah, akan memiliki banyak

waktu luang dan bebeas untuk membicarakan persoalan seputar bisnis

dengan keluarga. Merasa hidup nikmat karena antara urusan keluarga

dan urusan bisnis tidak dapat jarak pemisah yang cukup berarti.

9

Namun, yang perlu diingat adalah bahwa keadaan keluarga tetap tidak

dapat ditukar dengan capaian materi yang tinggi. Meskipun termasuk

seorang yang kaya raya secara finansial, namun apabila kehidupan

keluarga tidaklah harmonis, maka hal itu tentunya dapat memberikan

dampak negatif bagi usaha yang dijalankan.

b. Membangun home industryjuga dapat menjadikan bisa mengatur

tenaga seefektif mungkin. Bisnis rumahan ibaratnya tidak semata-

mata menjadi kegiatan bisnis, namun sekaligus menjadi ruang

rekreatif. Di samping itu, bisa melakukan pekerjaan kapan saja, Itulah

sebabnya bisnis dirumah lebih menguntungkan dibandingkan bisnis di

luar karena dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

c. Sebelumnya pernahkah berpikir untuk mendapatkan penghasilan yang

tidak terbatas? dan hal itu hanya bisa dilakukan jika anda benar-benar

telah mewujudkan kegiatan bisnis dirumah. Namun, jangan berpikir

bahwa yang dimaksud dengan penghasilan tetap adalah terbatas pada

uang dan materi lainnya.

d. Akan menjadi lebih kreatif dan dewasa dalam menghadapi hidup.

Tantangan yang bertubi-tubi datang itu akan membuat lebih dewasa

menghadapi sekian banyak persoalan hidup yang terus mengikuti

dibelakang.

2. Karakteristik Home Industry

Menurut Pohan Farida (2012:9) Karakteristik ciri-ciri usaha kecil meliputi

beberapa karakteristik antara lain:

10

a. Dikelolah oleh pemiliknya

b. Usaha dilakukan dirumah

c. Produksi dan pemasaran dilakukan di rumah pemilik usaha

d. Modal terbatas

e. Jumlah tenaga kerja terbatas

f. Berbasis keluarga atau rumahan tangga

g. Lemah dalam pembukuan

h. Sangat diperlukan manajemen pemilik

3. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia

a. Definisi UMKM

Menurut Pramiyanti (2008:5) definisi UMKM yang pertama adalah

tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan

operasi.Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap

sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga

kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. Kedua, rendahnya akses industri

kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka cenderung

menggantungkan pembebanan usahanya dari modal sendiri atau sumber lain

seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir. Ketiga,

sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum memilik status badan

hukum

Dari pernyataan mengenai definisi UMKM diatas maka secara garis

besar dapat ditarik satu benang merah yang serupa mengenai UMKM.

Pertama, dilihat dari sisi kekayaan bersih tidak kurang dari Rp 10 Milyar.

11

Kedua, UMKM merupakan suatu unit bisnis yang permodalannya juga lebih

banyak mengandalkan dari struktur modal pribadi atau pada tingkatan yang

lebih maju telah menggunakan bantuan yang berasal dari kredit usaha kecil.

Ketiga, pada umumnya UMKM belum memiliki status badan hukum.

Keempat, golongan usaha yang cenderung sederhana.

b. Jenis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Jenis usaha kecil dan menengah dikategorikan berdasarkan jenis

produk atau jasa yang dihasilkan, maupun aktivitas yang dilakukan oleh suatu

usaha kecil, serta mengacu pada kriteria UMKM menurut KADIN, juga

kriteria dari Bank Indonesia (BI), yaitu:

1. Usaha perdagangan

Terdiri dari keagenan yaitu: agen koran dan majalah, sepatu, pakaian dan

lain-lain. Pengecer yaitu: minyak, sembako, buah-buahan. Ekspor atau

impor: berbagai produk lokal dan internasional. Sektor informal:

pengumpulan barang bekas, kaki lima dan lain-lain.

2. Usaha pertanian

Terdiri dari pertanian pangan maupun perkebunan: bibit dan peralatan

pertanian, buah-buahan dan lain-lain. Perikanan darat atau laut: tambak

udang, pembuatan krupuk ikan dan produk lain dari hasil perikanan dan

laut. Peternakan dan usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan

department. Pertanian: produsen telur ayam, susu sapi, dan lain-lain

produk hasil peternakan.

3. Usaha Industri

12

Terdiri dari industri logam atau kimia: pengrajin logam, kulit, keramik,

fiberglass, marmer dan lain-lain. Industri makanan atau minuman:

makanan tradisional, minuman ringan, catering, produk lainnya.

Pertambangan: galian. Aneka industri kecil: pengarajin perhiasan, ukiran

batu dan lain-lain. Konveksi: produsen garment, batik, tenun-ikat, dan

lain-lain.

4. Usaha Jasa

Terdiri dari konsultan: hukum, pajak, manajemen. Perencana: perencana

teknis, perencana sistem. Perbengkelan: bengkel mobil, elektronik, jam.

Transportasi: travel, taksi, angkutan umum. Restoran: rumah makan,

coffee shop, cafetarian, dan lain-lain.

5. Usaha Jasa konstruksi

Terdiri dari kontraktor bangunan, jalan, kelistrikan, jembatan, pengairan

dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan teknis konstruksi bangunan.

4. Pendapatan

Menurut Nasution (2002), pada hakikatnya pendapatan dipengaruhi

oleh modal kerja, jam kerja, pengalaman, jenis barang dagangan (produk) dan

banyak faktor lainnya. Pada umumya masyarakat selalu mencari tingkat

pendapatan yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, akan

tetapi dibatasi oleh beberapa faktor tersebut.

Boediono (2002:33) menyatakan bahwa salah satu unsur yang

mempengaruhi pendapatan adalah faktor produksi yang variabel di dalamnya

adalah modal. Nasution (2002) berpendapat bahwa salah satu faktor

13

determinan pendapatan adalah rutinitas yaitu kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus, dalam hal ini pengalaman dalam berusaha.

Pada umumnya pendapatan yang diterima oleh pedagang kaki lima

berasal dari usaha sendiri yang dikenal dengan mandiri tidak tergantung pada

usaha orang lain dalam artian tidak bekerja pada sektor formal. Walaupun

tidak bekerja pada sektor formal pedagang kaki lima mampu mempertahankan

kelangsungan hidup usahanya, bahkan pada saat krisis sekalipun dia masih

survival. Pedagang kaki lima memiliki tekat dan ketekunan yang kuat dalam

berusaha walaupun tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Dengan

demikian pendapatan pedagang kali lima adalah merupakan hasil dari

pengelolaan sumber daya yang dimiliki pemilik PKL untuk mendukung

aktivitas yang dilakukan.

5. Konsep Biaya, Penerimaan dan Keuntungan

a. Analisis Biaya

Biaya tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya

merupakan masukan atau input dikalikan dengan harga. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua

beban yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam menghasilkan suatu jenis

barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen.

Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output,

perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi

juga harus mempertimbangkan harga dari input tersebut yang merupakan

biaya produksi dari output. Produksi menunjukan pada jumlah input yang

14

dipakai dalam jumlah fisik output yang dihasilkan, sedangkan biaya produksi

menunjuk pada biaya perolehan input tersebut. Biaya produksi sangat penting

peranannya bagi perusahaan dalam menentukan jumlah output, sehingga

pemahaman tentang konsep dan definisi biaya produksi adalah bagaimana

biaya bervariasi dengan perubahan output dan bagaimana biaya produksi

diestimasi secara empiris harus benar-benar dipahami.

Menurut Sudono Sukirno (2003) biaya produksi digolongkan menjadi

biaya tetap/Fixed Cost (FC), biaya variabel/Variable Cost (VC) dan total

biaya/Total Cost (TC).

1. Biaya Tetap

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli faktor-faktor

produksi yang tidak habis dipergunakan dalam sekali proses produksi,

misalnya sewa tanah dan modal (depresiasi dan bunga). Menurut Sukirno

(2003), biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input)

yang tidak dapat diubah jumlahnya. Sedangkan atas dasar hubungannya

dengan produksi yang dihasilkan, biaya tetap diartikan sebagai biaya yang

dikeluarkan untuk pembayaran faktor produksi yang besarnya tidak

dipengaruhi oleh besarnya produksi yang dihasilkan. Yang termasuk biaya

tetap adalah biaya pajak bumi dan bangunan, biaya sewa tanah dan

gudang, biaya penyusutan mesin dan gedung, biaya pembayaran kembali

pinjaman, dan biaya tenaga administrasi.

Gambar 2.1. Kurva Total Fixed Cost

Cost

15

TFC

Q

Biaya tetap dapat dirumuskan sebagai berikut:

n

TFC = ∑ FC

i=1

Keterangan:

TFC = Total Biaya tetap

FC = Biaya Tetap

N = Jumlah Input

2. Biaya Variabel

Adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan

perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Makin besar kuantitas

produksi makin besar pula jumlah biaya variable. Yang termasuk dalam

biaya variable adalah biaya input lancar yaitu bibit, pupuk, pestisida, biaya

tanaga kerja baik tenaga kerja buruh maupun tenaga kerja yang berasal dari

rumah tangga petani, dan lain-lain.

Gambar 2.2 Kurva Total Variable Cost

Cost

TVC

TR

16

Q

Biaya variabel dapat dirumuskan sebagai berikut:

n

TVC = ∑ VC

i=1

Keterangan:

TVC = Total biaya variabel (Rp)

FC = Biaya variable dari setiap unit (Rp)

N = Banyaknya input

3. Biaya Total

Biaya total/Total Cost (TC) merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi

yang dikeluarkan. Biaya total diperoleh dari penjumlahan antara biaya tetap

dan biaya variabel.

Gambar 2.3 Kurva Total Cost

Cost TC

TR

TVC

TFC

17

Q

Sumber: Sukirno (2003)

Biaya total dapat dirumuskan sebagai TC = TVC + TFC

Dimana:

TC = Biaya total

TVC = Biaya variabel total

TFC = Biaya tetap total

b. Analisis Penerimaan dan Keuntungan

Penerimaan usahatani merupakan keseluruhan penerimaan yang

diterima petani dari hasil pertanian (Soekartawi, 1995). Adapun menurut

Boediono (1991), penerimaan adalah penerimaan total produsen dari hasil

penjualan outputnya.Penerimaan bisa juga diartikan sebagai jumlah seluruh

penerimaan perusahaan dari hasil penjualan sejumlah produk (barang yang

dihasilkan).

Menurut Mankiw (2000), pendapatan total adalah seluruh

penghasilan yang diterima oleh sebuah perusahaan dari penjualan barang

atau jasanya. Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang

besarnya penerimaan dan keuntungan suatu usaha.

a. Analisis Penerimaan

Penerimaan adalah hasil kali antara harga jual dengan total

produksi. Sehingga cara untuk menghitung penerimaan total dapat

dilakukan dengan mengalikan jumlah produk dengan harga jual produk per

18

unit. Perhitungan penerimaan secara matematis dapat ditulis sebagai

berikut:

TR = P x Q

Keterangan:

TR = Penerimaan Total

P = Harga

Q = Jumlah produk yang dihasilkan

Penerimaan dalam proses produksi pertanian dipengaruhi oleh variabel

jumlah produksi (Q) yang dihasilkan serta tingkat harga komoditi (P) yang

berlaku. Total penerimaan (TR) meningkat seiring dengan meningkatnya

hasil produksi secara bersama diikuti dengan peningkatan harga komoditas

tersebut (Boediono, 1991).

b. Analisis Keuntungan

Keuntungan dapat didefinisikan sebagai hasil penerimaan yang

dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama produksi.Semakin

tinggi keuntungan yang diperoleh maka dapat dilakukan bahwa perusahaan

tersebut berkembang dengan baik karena pada prinsipnya tujuan

perusahaan secara umum adalah mencari keuntungan yang maksimal

dengan pengorbanan yang serendah-rendahnya. Menurut Mankiw (2000),

keuntungan dapat didefinisikan sebagai pendapatan total dikurangi biaya

total.

Pendapatan bersih (keuntungan) adalah selisih antara total

penerimaan (TR) dan total biaya (TC). Keuntungan juga merupakan

19

insentif bagi perusahaan untuk melakukan proses produksi. Keuntungan

inilah yang mengarahkan perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya

ke proses produksi tertentu. Perusahaan bertujuan untuk memaksimumkan

keuntungan dengan kendala yang dihadapi (Sunaryo, 2001).

Keuntungan adalah kompensasi antara resiko yang ditanggung

perusahaan.Semakin besar laba yang diperoleh maka semakin besar pula

resiko yang diterima perusahaan.Perusahaan dikatakan memperoleh laba

jika nilai π positif (π > 0) dimana TR > TC.Laba maksimum tercapai bila

nilai π mencapai maksimum (Raharja dan Manurung, 1999).

6. Peran Gander di Bidang Ekonomi

Dalam suatu hasil penelitian ditemukan suatu kenyataan bahwa

budaya, tipe agreekosistem, dan status sosial ekonomi rumah tangga

berpengaruh terhadap kontribusi pada kegiatan produksi pertanian

(Hastuti, et al, 1998). Selain itu masih banyak situasi yang menemnpatkan

wanita pada posisi pertukaran yang relatif lemah baik ditinjau dari

ekotivitas ekonomi, sosial maupun kekuasaan baik dilingkungan keluarga

maupun masyarakat luas (Sjaifudin, 1992). Menemukan kenyataan bahwa

gender perempuan mengalami marginalisasi dalam 3 dimensi, yaitu:

a. Perempuan ditemukan bekerja pada lapisan terbawah dari semua

subsektor, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh gender, dan

menampilkan pekerjaan yang tidak terampil dan dibayar murah.

b. Baik perempuan pengusaha maupun buruh keduanya kurang akses

terhadap sumber daya dibandingkan dengan laki-laki.

20

c. Perenpuan keterlibatan disektor non pertanian tidak dalam kategori

yang homogen.

Indeks pergunan manusia skala internasional dan nasional dilihat

dari 3 aspek yaitu:

a. Pendidikan

Dibidang pendidikan kaum perempuan masih tertinggal dibandingkan

dengan laki-laki kondisi ini antara lain disebabkan adanya pandangan

dalam masyarakat yang mengutamakan dan mendahulukan laki-laki

untuk mendapatkan pendidikan dari pada perempuan.

b. Kesehatan

Menurut gender statistik dan indikator 2000 (BPs) kemajuan dalam

bidang kesehatan ditunjukkan dengan menurunnya angka kematian

bayi (dari 49 bayi/ kelahiran pada tahun 1998 menjadi 36 pada tahun

2000).

c. Ekonomi

Di bidang ekonomi secara umum partisipasi perempuan masih rendah,

kemampuan perempuan memperolah peluang kerja dan berusaha

masih rendah, demikian juga dengan akses terhadap sumber daya

ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat partisipasi angkatan

kerja (TPAK) yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan

laki-laki yaitu 45% (2002) sedangkan laki-laki 75,34% (BPS, 2003)

7. Hipotesis Penelitian

21

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu faktor modal, bahan baku, dan

pengalaman berpengaruh terhadap upaya peningkatan pendapatan

wanitapengrajin “caping” di Desa UmbulDamarKecamatanBinangun

Kabupaten Blitar