bab ii tinjauan pustaka a. hasil penelitian terdahulurepository.ump.ac.id/8506/3/kharisma ayu bab...
TRANSCRIPT
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Putri, et al., (2017)
dengan judul AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IRITASI AKUT
DERMAL SEDIAAN SABUN CAIR WAJAH ANTI JERAWAT
EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya L.). Tujuan penelitian
ini yaitu untuk mengetahui formulasi yang paling efektif terhadap bakteri
penyebab jerawat yaitu P.acnes dan S.epidermis dan untuk mengetahui
keamanan produk sabun cair wajah ekstrak biji papaya pada efek iritasi kulit.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk uji aktivitas antibakteri
menggunakan metode difusi agar sumuran dan untuk uji keamanannya
melalui uji iritasi akut dermal. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
berdasarkan data hasil diameter zona hambat P.acnes dan S.epidermis
menggunakan One Way ANOVA menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji
papaya memiliki aktivitas antibakteri dan untuk uji keamanan produk sabun
cair wajah ekstrak etanol biji papaya dinyatakan aman tanpa menyebabkan
efek iritasi pada kulit karna hasil dari pengamatan pada seluruh formula yaitu
0. Persamaan dalam penelitian ini yaitu untuk metode uji keamanannya
mengacu pada prosedur baku yaitu peraturan KaBPOM RI nomor 7 tahun
2014. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu untuk penelitian terdahulu
memformulasi ekstrak etanol biji papaya menjadi sabun cair wajah dan
perbedaan lainnya untuk sediaan uji yang akan digunakan pada penelitian ini
yaitu dalam bentuk sediaan body lotion, sedangkan pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Putri, et al., (2017) menggunakan sediaan sabun cair wajah.
Penelitian lain dilakukan oleh Lilly, et al., (2018) yang berjudul
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK LOTION ANTIOKSIDAN
EKSTRAK METANOL KULIT BIJI PINANG (Areca catechu L.). Tujuan
penelitian ini yaitu untuk membuat sediaan lotion dari ekstrak kulit biji
pinang, untuk mengetahui aktivitas sediaan lotion ekstrak kulit biji pinang
terhadap penangkapan radikal bebas pada DPPH dan untuk mengetahui sifat
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
4
fisik sediaan lotion ekstrak kulit biji pinang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini untuk membuktikan bahwa ekstrak metanol kulit biji pinang
memiliki aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan penetapan nilai IC50 ekstrak
metanol kulit biji pinang memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas
sebesar 6, 11 ppm dan setelah diformulasi dalam bentuk sediaan lotion
dengan konsentrasi 1, 2 dan 3 gram aktivitasnya menjadi 17, 80 ppm; 7, 68
ppm dan 7, 13 ppm. Hasil sifat fisik sediaan lotion esktrak metanol kulit biji
pinang memiliki sifat fisik yang baik dari aspek organoleptis, pH, daya lekat,
daya sebar, viskositas, dan homogenitas. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu
untuk penelitian terdahulu membahas tentang uji aktivitas antioksidan dan uji
sifat fisik sediaan lotion ekstrak metanol kulit biji pinang, sedangkan
penelitian ini membahas tentang uji keamanan sediaan body lotion ekstrak
kulit biji pinang melalui uji iritasi akut dermal.
B. Landasan Teori
1. Tinjauan Umum Biji Pinang (Areca catechu L.)
a. Klasifikasi
Gambar 2.1Pinang (Areca catechu L.) Desa Petuguran,
Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara
Kedudukan tanaman pinang dan taksonomi tumbuhan adalah
sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
5
Sub divisi : Angiospermae (berbiji terbuka)
Kelas : Monocotyledoneae (berkeping satu)
Bangsa : Arecales
Suku : Arecaceae (palem-paleman)
Marga : Areca
Spesies : Areca catechu L.
Nama umum :Pinang/Jambe (Syamsuhidayat and Hutapea,
1991;Backer and Van Den Brink, 1965).
b. Deskripsi tumbuhan
Pinang (Areca catechu L.) merupakan tumbuhan famili
Arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan batang tegak
lurus bergaris tengah 15 cm. Buahnya berkecambah setelah 1,5 bulan
dan 4 bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun kecil yang
belum terbuka. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan
berbuah pada umur 5-8 tahun tergantung keadaan tanah. Tanaman
ini berbunga pada awal dan akhir musim hujan dan memiliki masa
hidup 25-30 tahun. Biji buah berwarna kecoklatan sampai coklat
kemerahan, agak berlekuk-lekuk dengan warna yang lebih muda.
Pada bidang irisan biji tampak perisperm berwarna coklat tua dengan
lipatan tidak beraturan menembus endosperm yang berwarna agak
keputihan (Depkes RI, 1989).
c. Kandungan kimia dan manfaat
Menurut Wang et al., (1996) menyatakan bahwa biji buah
pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2),
arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin
terkondensasi, tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam
galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta
garam. Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang
mengandung proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang
termasuk dalam golongan flavonoid. Proantosianidin mempunyai
efek antioksidan, antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, anti-
inflamasi, anti-alergi, dan vasodilatasi (Fine, 2000).
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
6
2. Uraian Hewan Uji Kelinci Albino (Orytolagus cuniculus)
Gambar 2.2 Kelinci Albino (Oryctolagus cuniculus), Lembang,
Bandung, Jawa Barat
a. Klasifikasi
Menurut Festing (1979), uraian hewan uji mulai dari
klasifikasi hewan uji kelinci, karakteristik hewan uji kelinci dan
morfologi hewan uji kelinci dapat diuraikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Lagorhapha
Familia : Leporidae
Genus : Oryctolagus
Spesies : Oryctolagus cuniculus
b. Karakteristik
Lama hidup : 8 tahun
Suhu tubuh normal : 39,5oC
Volume darah : 5-66%
Masa tumbuh : 38,5 hari
Masa pubertas : 4 bulan
Masa beranak : 5 kali dalam setahun
Masa hamil : 28-36 hari
Jumlah sekali lahir : 5-6 ekor
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
7
Frekuensi kelahiran : 3-4 kali/tahun
Bobot badan dewasa :
1) Jantan : 2-5 kg
2) Betina : 4-6,5 kg
3) Bobot lahir : 30-100 g
c. Morfologi
Kelinci albino (Orytolagus cuniculus) berpunggung
melengkung dan berekor pendek, kepalanya pendek dengan daun
telinga yang tegak keatas akan tetapi ada beberapa jenis kelinci yang
terkulai kebawah. Kelinci memiliki bibir yang bagian atasnya
terbelahan bergabung hingga hidung, beberapa misa atau kumis
panjang yang keras atau tepat dihidung. Disekitar mata terdapat
beberapa helai bulu mata yang panjang. Telinga kelinci yang besar
dan banyak terdapat saluran darah, kaki belakang kelinci lebih
panjang dan kuat dibanding dengan kaki depannya yang berjari dan
berkuku empat, kelinci merupakan hewan pelonoat.
Gigi kelinci tergolong unik, gigi akan terus tumbuh
sepanjang usianya. Apabila pertumbuhan gigi semakin panjang,
untuk membatasi pertumbuhan gigi, diusahakan makan yang keras
seperti jagung yang kering dan sepotong kayu sebagai saran untuk
mengasah gigi dan kukunya.
Sebagai hewan herbivora, kelinci menyukai makanan berupa
rumput-rumputan dan daun yang segar dengan gigi tergolong unik
yang akan terus tumbuh sepanjang usianya.
3. Kulit
Kulit merupakan lapisan yang menutupi dan melindungi seluruh
tubuh dari berbagai macam gangguan dari luar tubuh yang menyebabkan
hilangnya kelembaban sehingga kulit menjadi kering. Kulit kering
mempunyai karakter kasar dan keras, tidak fleksibel dan pecah-pecah
akibat kekurangan air distratum corneum dan kelembaban yang rendah,
sedangkan kulit normal memiliki tekstur kulit lembut, lembab berembun,
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
8
segar, halus, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan (Mitsui,
1997).
Gambar 2.3 Struktur Kulit (Mescher AL, 2010)
Kulit manusia memiliki luas rata-rata lebih kurang 2 m2
dengan
berat sebesar 10 kg dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak. Luas
kulit orang dewasa sekitar 1,5 m2
dengan berat kira-kira 15% berat badan
(Wasitaatmadja, 1997). Kulit terbagi atas 2 lapisan utama, yaitu
epidermis (kulit ari) sebagai lapisan paling luar dan dermis (korium, kutis
kulit jangat), dibawah dermis terdapat sub kutis atau jaringan lemak
bawah kulit.
a. Epidermis
Lapisan kulit yang paling luar disebut epidermis. Pada bagian
tubuh epidermis memiliki ketebalan yang berbeda, paling tebal
berukuran 1 mm, misalnya pada telapak kaki dan telapak tangan dan
paling tipis berukuran 0,1 mm terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi
dan perut. Sel epidermis juga disebut keratinosit. Epidermis dibagi
menjadi 5 lapisan, yaitu :
1) Stratum corneum (lapisan tanduk)
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling atas dan
terdiri atas beberapa lapis sel pipih, mati, tidak memiliki inti,
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
9
tidak mengalami metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin
(protein yang tidak larut dalam air) dan sangat resisten terhadap
bahan kimia. Secara alami, sel-sel yang mati dipermukaan kulit
akan melepaskan diri untuk beregenerasi. Permukaan lapisan ini
dilapisi oleh lapisan pelindung lembab tipis bersifat asam
disebut mantel asam kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
2) Stratum lucidum (lapisan jernih)
Lapisan ini disebut juga lapisan barier yang letaknya
tepat di bawah stratum corneum. Lapisan ini merupakan lapisan
tipis, jernih, mengandung elaidin dan sangat tampak jelas pada
telapak tangan dan telapak kaki. Antara stratum lucidum dan
stratum corneum terdapat lapisan keratin tipis disebut rein’s
barrier yang tidak dapat ditembus (Tranggono dan Latifah,
2007).
3) Stratum granulosum (lapisan berbutir-butir)
Lapisan ini tersusun atas sel-sel keratinosit berbentuk
poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut. Dalam butir
keratohyalin tersebut terdapat bahan logam, khususnya tembaga,
sebagai katalisator proses pertandukan kulit. Stratum
granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng dengan
sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti sel didalamnya.
Mukosa biasanya tidak memiliki lapisan ini. Stratum
granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki
(Wasitaatmadja, 1997).
4) Stratum spinosum (lapisan malphigi)
Lapisan ini memiliki sel berbentuk kubus dan seperti
berduri, berinti besar dan berbentuk oval. Setiap sel berisi
filamen kecil terdiri atas serabut protein. Cairan limfa ditemukan
mengitari sel-sel dalam lapisan ini (Tranggono dan Latifah,
2007).
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
10
5) Stratum germinativum (lapisan basal atau membran basalis)
Lapisan ini merupakan lapisan terbawah epidermis,
didalamnya terdapat sel-sel melanisoit, yaitu sel yang tidak
mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk
pigmen melanin dan melalui dendrit-dendrit diberikan kepada
sel-sel keratinosit. Satu sel melanin untuk sekitar 36 sel
keratinosit dan disebut melanin epidermal (Tranggono dan
Latifah, 2007).
b. Dermis
Bagian ini terdiri dari serabut kolagen dan elastin yang
berada dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari
gelatin mukopolisakarida. Serabut kolagen mencapai 72% dari
keseluruhan berat kulit manusia tanpa lemak. Pada dermis terdapat
aneksa kulit, seperti folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat,
saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung
pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang
terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (subkutis/hipodermis)
(Tranggono dan Latifah, 2007).
Menurut Mitsui (1997), kulit mempunyai fungsi biologik sendiri
yaitu :
a. Proteksi
Serabut elastis pada dermis serta jaringan lemak subkutan
berfungsi mencegah trauma mekanik langsung terhadap tubuh
bagian dalam. Lapisan tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar
air dengan mencegah masuknya air dari luar tubuh dan mencegah
penguapan air, serta sebagai barier terhadap racun dari luar. Mantel
asam kulit dapat mencegah pertumbuhan bakteri di kulit.
b. Termoregulasi
Temperatur tubuh diatur dengan mekanisme dilatasi dan
kontrisksi pembuluh kapiler dan melalui respirasi. Saat temperatur
badan menurun terjadi vasokonstriksi, sedangkan saat temperatur
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
11
meningkat terjadi vasodilatasi sehingga penguapan menjadi lebih
banyak dan mengakibatkan tubuh terasa dingin.
c. Persepsi sensoris
Kulit bertanggung jawab sebagai indera terhadap adanya
rangsangan dari luar. Rangsangan tersebut kemudian diterima oleh
reseptor-reseptor dan diteruskan ke sistem saraf pusat yang
selanjutnya diinterpretasikan oleh korteks serebri. Reseptor-reseptor
yang bertanggung jawab terhadap adanya rangsangan tersebut,
antara lain Meissner sebagai reseptor raba, Pacini sebagai reseptor
tekanan, Ruffini dan Krauss sebagai reseptor suhu dan Nervus dan
Plate sebagai reseptor nyeri.
d. Absorbsi
Absorbsi melalui kulit terdiri dari 2 jalur yaitu melalui kulit
epidermis dan melalui kelenjar sebasea. Penetrasi yang mungkin ke
dalam kulit yaitu melalui antara sel-sel stratum corneum, dinding-
dinding saluran folikel rambut, kelenjar keringat,kelenjar sebasea
dan menembus sel-sel stratum corneum. Bahan-bahan yang mudah
larut dalam lemak akan lebih mudah diabsorbsi dibandingkan air
ataupun bahan yang dapat larut dalam air.
Secara alamiah kulit dapat melindungi diri dari berbagai
faktor yang menyebabkan kulit menjadi kering yaitu dengan adanya
Natural Moisturizing Factor (NMF) yang merupakan tabir lemak
pada lapisan stratum corneum atau disebut mantel asam. Pada
kondisi tertentu NMF tersebut tidak mencukupi, maka dibutuhkan
perlindungan tambahan non alamiah yaitu dengan memberikan
kosmetika pelembab kulit (Wasitaatmadja, 1997).
Kontak antara kosmetika dengan kulit menyebabkan
kosmetika terserap oleh kulit dan masuk ke bagian yang lebih dalam
dari kulit. Jumlah kosmetika yang terserap kulit dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu lingkungan hidup pemakai kosmetika, keadaan
kosmetika yang dipakai dan kondisi kulit pemakai. Kekeringan dan
sifat kurang lentur pada lapisan stratum corneum dapat diperbaiki
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
12
jika kandungan air dinaikkan lebih dari kondisi normal (sekitar
10%).
Pemakaian lotion kosmetik dapat memperbaiki kulit kering
karena meninggalkan lapisan yang rapat pada kulit, permeabilitas
terhadap air rendah, mensuplaitas terhadap air rendah, mensuplai
komponen hidrofilik sehingga mampu menahan dehidrasi air dari
kulit dengan demikian kulit menjadi lembut. Emulsi losion
merupakan bentuk emulsi yang baik untuk menghasilkan lapisan
yang lembut pada kulit dan mampu mengurangi evaporasi (Sondari,
2007).
Absorpsi kosmetika melalui kulit terjadi karena kulit
mempunyai celah anatomis yang dapat menjadi jalan masuk zat-zat
yang melekat diatasnya. Celah tersebut adalah celah antar sel
epidermis, celah folikel rambut dan celah antar sel saluran kelenjar
keringat. Produk kosmetika yang memiliki pH sangat asam atau
sangat basa dapat menyebabkan kulit teriritasi (Wasitaatmadja,
1997).
Levin dan Maibach (2007) menyatakan bahwa mantel asam
merupakan lapisan yang halus pada permukaan kulit dengan pH
sedikit asam yang terdiri dari asam laktat dan asam amino yang
berasal dari keringat, asam lemak bebas yang berasal dari kelenjar
sebaseus dan sebum serta asam amino dan asam karbosiklik
pyrolidine yang berasal dari proses cornification pada kulit (Levin
dan Maibach, 2007).
Fungsi lapisan ini antara lain menyokong pembentukan
lemak epidermis yang menjaga pertahanan kulit dari gangguan luar,
memberikan perlindungan terhadap serangan mikroorganisme dan
memberikan perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat alkali
(alkali neutralizing capacity atau skin buffering capacity).
Gangguan atau kerusakan lapisan ini akan mengakibatkan kulit
kehilangan keasamannya, lebih mudah rusak dan teriritasi serta
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
13
terjadi penyakit-penyakit kulit. Kadar pH yang terlalu asam atau
basa dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan mengalami iritasi.
Bawab dan Friberg (2004) mengemukakan bahwa lapisan
mantel terdiri dari zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan dalam
melawan kuman dan bakteri, salah satunya garam yang berasal dari
kelenjar keringat. Garam yang terdapat pada mantel asam
menyebabkan kondisi yang hiperosmosis sehingga dapat
memusnahkan bakteri karena konsentrasi garam yang tinggi
menyebabkan air dari dalam bakteri tertarik dan bakteri mengalami
dehidrasi. Skin care cosmetics berperan dalam menjaga fungsi dan
mekanisme perlindungan kulit agar berjalan dengan baik. Pada
dasarnya skin care cosmetics dapat melindungi kulit dari efek
kekeringan, radiasi ultraviolet dan oksidasi sehingga kulit tetap indah
dan sehat (Mitsui, 1997).
4. Body Lotion
Body lotion merupakan sediaan kosmetik yang mengandung air
lebih banyak. Sediaan ini memiliki sifat sebagai sumber pelembab bagi
kulit, memberi lapisan minyak yang sama seperti sebum, menjadikan
tangan dan badan terasa lembut, tetapi tidak berminyak dan mudah
dioleskan. Hand and body lotion merupakan sebutan umum yang ada
dipasaran (Sularto, et al, 1995).
Body lotion termasuk dalam golongan pelembab kulit yang terdiri
dari minyak nabati, hewani, maupun sintesis. Body lotion berfungsi untuk
melembutkan dan melenturkan kulit yang kasar dan kering. Body lotion
didefinisikan sebagai campuran antara dua fase yang tidak saling campur
dan distabilkan oleh emulgator, berbentuk cairan yang dapat dituang bila
ditempatkan pada suhu ruang (Lachman, et al., 1994).
Body lotion dimaksudkan untuk penggunaan pada kulit sebagai
pelindung untuk obat karena sifat dari bahan-bahannya. Kecairan dari
sediaan ini memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat menyerap
pada permukaan kulit yang luas. Sediaan ini segera kering pada kulit
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
14
setelah pemakaian dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat
pada permukaan kulit. Fase terdispersi pada body lotion cenderung
memisah dari pembawanya bila didiamkan. Pada saat body lotion akan
digunakan harus dikocok kuat-kuat terlebih dahulu supaya bahan-bahan
yang terpisah akan terdispersi kembali (Ansel, 1989).
Sediaan body lotion tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat
pengemulsi dan humektan. Komponen zat berlemak diperoleh dari lemak
maupun minyak dari tanaman, hewan maupun minyak mineral seperti
minyak zaitun, minyak jojoba, minyak parafin, lilin lebah dan
sebagainya. Zat pengemulsi umumnya berupa surfaktan anionik, kationik
maupun nonionik. Humektan bahan pengikat air dari udara, antara lain
gliserol, sorbitol, propilen glikol dan polialkohol (Jellineck, 1970).
Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab,
pengemulsi, bahan pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi, dan
pengawet (Setyaningsih, et al., 2007).
Pada metode pembuatan body lotion, fase minyak dan fase air
yang terpisah disatukan dengan pemanasan dan pengadukan. Fase
minyak mengandung komponen bahan yang larut minyak. Fase air
mengandung komponen bahan yang larut air yang dipanaskan pada suhu
yang sama dengan fase minyak kemudian disatukan (Rieger, 2000).
Pencampuran antara fase minyak dan air dilakukan pada suhu 70-75oC.
Proses emulsifikasi pada pembuatan body lotion adalah pada suhu 70oC
(Mitsui, 1997).
Emulsi merupakan penyatuan dari zat-zat yang mempunyai sifat
bertolak belakang. Zat-zat tersebut mempunyai sifat kelarutan yang
berbeda, yaitu sebagian larut dalam air dan sebagian larut dalam minyak.
Penyatuaannya dimungkinkan dengan menambahkan suatu zat yang
memiliki gugus polar maupun non polar secara bersamaan dalam satu
molekulnya. Zat tersebut dinamakan emulsifier (Suryani et al., 2000).
Pada pembuatan emulsi akan terjadi kontak antara dua cairan
yang tidak bercampur karena berbeda kelarutannya dan pada saat tersebut
terdapat kekuatan yang menyebabkan masing-masing cairan menahan
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
15
pecahnya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Kekuatan ini disebut
tegangan antarmuka. Zat-zat yang dapat meningkatkan penurunan
tahanan tersebut akan merangsang suatu cairan untuk menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil. Penggunaan zat-zat ini sebagai zat pengemulsi
dan zat penstabil menghasilkan penurunan tegangan antarmuka dari
kedua cairan yang tidak saling bercampur, mengurangi gaya tolak antara
cairan-cairan tersebut dan mengurangi gaya tarik menarik antarmolekul
dari masing-masing cairan (Ansel, 1989).
Evaluasi sediaan body lotion meliputi uji organoleptis, uji pH (pH
body lotion berdasarkan SNI 16-4399-1996 yaitu 4,5-8 dan pH skin body
lotion komersial yaitu berkisar 7,25-8,45), uji daya lekat, uji daya sebar
(daya sebar sediaan topikal yang berkisar 5-7 cm). Semakin luas daya
sebar suatu body lotion maka dengan cepat melepaskan efek terapi
dikulit), uji viskositas (viskositas body lotion berdasarkan SNI 16-4399-
1996 yaitu beradadalam kisaran nilai viskositas 2000-50000 cp dan
kisaran nilai viskositas skin body lotion komersial yaitu 1700-7200 cp),
dan uji homogenitas.
5. Antioksidan
Antioksidan alami merupakan senyawa fitokimia berupa zat alami
yang terdapat dalam tanaman yang dapat memberikan cita rasa, aroma
dan warna yang khas pada tanaman tersebut. Secara kimia, senyawa
antioksidan merupakan senyawa pendonor elektron. Secara biologis,
antioksidan merupakan senyawa yang dapat menangkal atau merendam
proses radikal bebas. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu
elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga senyawa
yang bersifat oksidan tersebut dapat dihambat (Yenrina dan Sayuti,
2015).
Senyawa fenolik mempunyai berbagai efek biologis seperti
aktivitas antioksidan melalui mekanisme sebagai pereduksi, penangkal
radikal bebas, pengkelat logam, perendam terbentuknya singlet oksigen
serta pendonor elektron. Flavonoid merupakan salah satu dari kelompok
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
16
senyawa fenolik yang biasanya ditemukan dalam buah-buahan maupun
sayur-sayuran. Menurut Suryanto (2012) menyatakan bahwa biji buah
pinang mengandung senyawa-senyawa fenolik dan mempunyai aktifitas
sebagai penangkal radikal bebas. Beberapa tahun belakangan ini, telah
dibuktikan bahwa flavonoid memiliki potensi yang besar dalam melawan
penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas (Yenrina dan Sayuti, 2015).
Manfaat antioksidan sangatlah penting yaitu untuk
mempertahankan mutu produk pangan, kesehatan serta kecantikan.
Dalam bidang kesehatan dan kecantikan, antioksidan berfungsi untuk
mencegah penyakit kanker dan tumor, penyempitan pembuluh darah,
penuaan dini, dan penyakit degeneratif lainnya. Dibidang industri
pangan, antioksidan dapat digunakan untuk mencegah proses terjadinya
oksidasi yang dapat menyebabkan kerusakan, seperti ketengikan,
perubahan warna dan aroma serta kekeruhan fisik pada produk pangan
lainnya (Tamat et al., 2007).
Resiko terkena penyakit degeneratif seperti kardiovaskular,
kanker, aterosklerosis, osteoporosis dan lain-lain, bisa dicegah dengan
mengkonsumsi senyawa antioksidan secukup mungkin. Konsumsi
makanan yang mengandung antioksidan yang dapat meningkatkan status
imunologi dan mencegah timbulnya penyakit degeneratif akibat penuaan
dini (Yenrina dan Sayuti, 2015).
6. Uji Iritasi Akut Dermal
Uji iritasi akut dermal adalah suatu uji pada hewan berupa kelinci
albino untuk mendeteksi efek toksik yang muncul setelah pemaparan
sediaan uji pada kulit selama 3 menit sampai 4 jam. Prinsip uji iritasi
akut dermal adalah pemaparan sediaan uji dalam dosis tunggal pada kulit
hewan uji dengan area kulit yang tidak diberi perlakuan berfungsi
sebagai kontrol. Derajat iritasi dinilai pada interval waktu tertentu yaitu
pada jam ke 1, 24, 48, dan 72 setelah pemaparan sediaan uji. Tujuan uji
iritasi akut dermal adalah untuk menentukan adanya efek iritasi pada
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018
17
kulit, serta untuk menilai dan mengevaluasi karakteristik suatu zat
apabila terpapar pada kulit (BPOM, 2014).
Uji ini dilakukan terhadap hewan uji untuk melihat adanya reaksi
biokimia, fisiologik dan patologik pada manusia terhadap sediaan uji.
Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memberi informasi mengenai
derajat bahaya sediaan uji tersebut bila terjadi paparan terhadap manusia,
sehingga dapat ditentukan dosis penggunaanya demi keamanan manusia
(BPOM, 2014).
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.4Kerangka Konsep
D. Hipotesis
1. Ekstrak kulit biji pinang dan sediaan body lotion ekstrak kulit biji pinang
tidak menyebabkan iritasi akut dermal.
Body lotion kulit biji pinang (Areca catechu L.)
Memiliki aktivitas antioksidan karena mengandung
senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid dan triterpenoid.
Evaluasi efek iritasi akut dermal berdasarkan skor dan indeks iritasi akut dermal
Ekstrak kulit biji pinang dan body lotion ekstrak kulit biji pinang memiliki potensi dalam
memperbaiki sel tubuh yang rusak akibat radikal bebas dan aman tanpa menimbulkan efek
iritasi pada kulit.
Uji Iritasi Akut..., Kharisma Ayu Purbarini, Fak. Farmasi UMP 2018