bab ii tinjauan pustaka a. dukungan sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/bab ii_arum...

26
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosial 1. Pengertian Dukungan Sosial Dukungan sosial dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan mengetahui bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintainya (Saronson, dalam Dwi, 2009). Dukungan sosial adalah bantuan atau pertolongan yang diterima oleh seseorang sebagai bantuan atau pertolongan yang diterima oleh seseorang dari interaksinya dengan orang lain (Cohen dan Wills, dalam Dwi, 2009). Dukungan sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama (Siegel dalam Juairiani, 2006). Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Dukungan sosial adalah pemberian bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan sosial jugs dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang yang berarti, Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Upload: vodien

Post on 26-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Dukungan sosial dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang

bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat

dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan mengetahui bahwa orang

lain memperhatikan, menghargai, dan mencintainya (Saronson, dalam

Dwi, 2009).

Dukungan sosial adalah bantuan atau pertolongan yang diterima oleh

seseorang sebagai bantuan atau pertolongan yang diterima oleh seseorang

dari interaksinya dengan orang lain (Cohen dan Wills, dalam Dwi, 2009).

Dukungan sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai

dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan

bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama (Siegel dalam

Juairiani, 2006).

Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan

atau pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti

anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Dukungan sosial

adalah pemberian bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang

berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan sosial jugs

dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang yang berarti,

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

11

yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima, dan

menjaga individu (Johnson and Johnson, dalam Sulistiyani, 2003).

Berdasarkan teori-teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

dukungan sosial adalah bentuk pertolongan yang dapat berupa materi,

emosi, dan informasi yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti

seperti keluarga, sahabat, teman, saudara, rekan kerja atupun atasan atau

orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan. Bantuan atau

pertolongan ini diberikan dengan tujuan individu yang mengalami masalah

merasa diperhatikan, mendapat dukungan, dihargai dan dicintai.

2. Pentingnya Dukungan Sosial

Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peran

atau pengaruh serta bantuan yang diberikan oleh orang yang berarti seperti

anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja.

Dukungan sosial memiliki peranan penting untuk mencegah dari

ancaman kesehatan mental. Individu yang memiliki dukungan sosial yang

lebih kecil, lebih memungkinkan mengalami konsekuensi psikis yang

negatif (Saronson dkk; Hajar, 2007).

Keuntungan individu yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi

akan menjadi individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini

maupun masa yang akan datang, lebih terampil dalam memenuhi

kebutuhan psikologi dan memiliki sistem yang lebih tinggi, serta tingkat

kecemasan yang lebih rendah, mempertinggi interpersonal skill

(keterampilan interpersonal), memiliki kemampuan untuk mencapai apa

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

12

yang diinginkan dan lebih dapat membimbing individu untuk beradaptasi

dengan stress.

Dari berbagai penelitian dikemukakan bahwa orang yang memiliki

banyak ikatan sosial cenderung untuk memiliki usia yang lebih panjang.

Selain itu, juga relatif lebih tahan terhadap stress yang berhubungan

dengan penyakit daripada orang yang memiliki sedikit ikatan sosial

(Atkinson dalam Hajar, 2007).

Akan tetapi, selain berpengaruh positif bagi individu, dukungan

sosial dapat juga memberikan pengaruh negatif terhadap kondisi

psikologis. Faktor keintiman yang berlebihan dengan teman dan

penerimaan dukungan sosial yang lebih tinggi akan menyebabkan individu

mudah menerima informasi yang disampaikan oleh orang lain tanpa

menyeleksi informasi-informasi yang bermanfaat dan informasi yang

merugikan. Akibatnya ketika individu mendapatkan informasi yang kabur

(gosip) akan mengalami kecemasan dan stres hal ini sesusai dengan

pendapat Hofboll (Hajar, 2007).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

dukungan sosial dapat mencegah individu dari ancaman kesehatan mental

dan adanya dukungan sosial yang tinggi akan membuat individu lebih

optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini dan akan datang selain itu,

individu dengan ikatan sosial lebih banyak cenderung memiliki usia yang

lebih panjang.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

13

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial

Menurut Reis (Dwi, 2009) ada tiga faktor yang mempengaruhi penerimaan

dukungan sosial pada individu yaitu:

a. Keintiman

Dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman daripada

aspek-aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang

maka dukungan yang diperoleh akan semakin besar.

b. Harga Diri

Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain

merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan

menerima bantuan orang lain diartikan bahwa individu yang

bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.

c. Keterampilan Sosial

Individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan

sosial yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas

pula. Sedangkan, individu yang memiliki jaringan individu yang

kurang luas memiliki ketrampilan sosial rendah.

4. Aspek-Aspek Dukungan Sosial

House (Sulistiyani, 2003) berpendapat bahwa ada empat aspek dukungan

sosial yaitu:

a. Emosional

Aspek ini melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk percaya

pada orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

14

bahwa orang lain tersebut mampu memberikan cinta dan kasih sayang

kepadanya.

b. Instrumental

Aspek ini meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau

menolong orang lain sebagai contohnya adalah peralatan,

perlengkapan, dan sarana pendukung lain dan termasuk didalamnya

memberikan peluang waktu.

c. Informatif

Aspek ini berupa pemberian informasi untuk mengatasi masalah

pribadi. Aspek informatif ini terdiri dari pemberian nasehat,

pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh individu yang

bersangkutan.

d. Penilaian

Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan

balik, perbandingan sosial, dan afirmasi (persetujuan).

Menurut Barrera (Hajar, 2007) terdapat lima macam dukungan sosial

yaitu:

a. Bantuan Materi: dapat berupa pinjaman uang.

b. Bantuan Fisik: interaksi yang mendalam, mencakup pemberian kasih

sayang dan kesediaan untuk mendengarkan permasalahan.

c. Bimbingan: termasuk pengajarandan pemberian nasehat.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

15

d. Umpan Balik: pertolongan seseorang yang paham dengan masalahnya

sekaligus memberikan pilihan respon yang tepat untuk menyelesaikan

masalah.

e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk menghibur

seseorang.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek

dukungan sosial adalah aspek emosional, aspek instrumental, aspek

informatif, dan aspek penilaian. Dukungan sosial dapat diwujudkan

dengan bantuan materi, bantuan fisik, bimbingan, umpan balik, dan

partisipasi sosial.

5. Sumber-Sumber Dukungan Sosial

Hause dan Kahn (Sulistiyani, 2003) mengemukakan bahwa

dukungan sosial dapat dipenuhi dari teman atau persahabatan, keluarga,

dokter, psikolog, psikiater. Hal senada juga diungkapkan oleh Thorst

(Sulistiyani, 2003) bahwa dukungan sosial bersumber dari orang-orang

yang memiliki hubungan berarti bagi individu seperti keluarga, teman

dekat, pasangan hidup, rekan kerja, tetangga, dan saudara. Sedangkan

Nicholson dan Antil (Juairiani, 2006) dukungan sosial adalah dukungan

yang berasal dari keluarga dan teman dekat atau sahabat.

Sumber-sumber dukungan sosial yaitu (Hajar, 2007):

a) Suami

Menurut Wirawan (1991) hubungan perkawinan merupakan

hubungan akrab yang diikuti oleh minat yang sama, kepentingan

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

16

yang sama, saling membagi perasaan, saling mendukung, dan

menyelesaikan permaslahan bersama. Sedangkan, Santi (1985)

mengungkapkan hubungan dalam perkawinan akan menjadikan

suatu keharmonisan keluarga, yaitu kebahagiaan dalam hidup

karena cinta kasih suami istri yang didasari kerelaan dan keserasian

hidup bersama.

b) Keluarga

Menurut Heardman (1990) keluarga merupakan sumber dukungan

sosial karena dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang

saling mempercayai. Individu sebagai anggota keluarga akan

menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita,

tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan

bilamana individu sedang mengalami permasalahan.

c) Teman atau sahabat

Menurut Kail dan Neilsen teman dekat merupakan sumber

dukungan sosial karena dapat memberikan rasa senang dan

dukungan selama mengalami suatu permasalahan. Sedangkan

menurut Ahmadi (1991) bahwa persahabatan adalah hubungan

yang saling mendukung, saling memelihara, pemberian dalam

persahabatan dapat terwujud barang atau perhatian tanpa unsur

eksploitasi.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

17

6. Bentuk Dukungan Sosial

Sheridan dan Radmacher (Juairiani, 2006) membagi dukungan sosial ke

dalam beberapa bentuk, yaitu:

a) Instrumental Aid (Bantuan Instrumental)

Bantuan instrumental adalah merupakan tindakan atau materi yang

diberikan oleh orang lain yang memungkinkan pemenuhan tanggung

jawab yang dapat membantu untuk mengatur situasi yang menekan.

b) Social Emotion Aid (Bantuan Sosial Emosional)

Bantuan sosial emosional merupakan pernyataan tentang cinta,

perhatian, penghargaan, dan simpati sehingga individu dapat

mengatasi masalah dengan baik.

c) Information Aid (Bantuan Informasi)

Bantuan informasi adalah komunikasi tentang opini atau kenyataan

yang relevan tentang kesulitan-kesulitan pada saat ini, misalnya

nasehat dan informasi-informasi yang dapat menjadikan individu lebih

mampu untuk mengatasi sesuatu.

d) Keintiman

Dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman daripada

aspek-aspek lain dalam interaksi sosial, adanya keintiman dan

perimaan dukungan sosial yang baik, selama menjalani kehidupan

dapat membuat individu lebih berarti bagi lingkungan.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

18

e) Self Esteem

Individu yang mempunyai self esteem tinggi memandang orang lain

yang sama sehingga ancaman terhadap tindakan dengan individu yang

self esteem-nya tidak menyenangkan dan tidak sesuai dengan

harapannya.

f) Keterampilan Sosial

Individu yang bergaul akan memiliki keterampilan sosial tinggi

sehingga mereka mempunyai jaringan sosial yang luas, oleh karena itu

individu yang mempunyai kebiasaan yang mudah mendapat dukungan

sosial tinggi daripada individu yang rendah keterampilan sosialnya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dukungan

sosial adalah pemberian stimulus positif berupa dorongan, kepercayaan,

cinta kasih serta pemberian umpan balik untuk mengatasi permasalahan

yang ada. Dukungan sosial dapat diberikan oleh orang-orang terdekat dan

yang bisa dipercaya seperti suami, keluarga dan teman atau sahabat.

Aspek-aspek yang mempengaruhi dukungan sosial antara lain yakni aspek

emosional, aspek instrumental, aspek informatif, dan aspek penilaian.

Dukungan sosial dapat diwujudkan dengan bantuan materi, bantuan fisik,

bimbingan, umpan balik, dan partisipasi sosial.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

19

B. Kecemasan Masa Depan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan

keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau

persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart

and Sundeens, 1998 dalam Sawitri & Sudaryanto, 2008). Kecemasan

adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang

disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas

sistem syaraf otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang

sering ditemukan dan sering kali merupakan suatu emosi yang normal

(Kusuma W, 1997 dalam Sawitri & Sudaryanto, 2008).

Sedangkan dalam kamus psikologi kecemasan adalah perasaan

campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa masa

mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut (Chaplin, 1997,

dalam Marsal, 2008). Masa depan itu berkaitan erat dengan harapan,

tujuan, standar, rencana dan strategi pencapaian tujuan di masa mendatang.

Kecemasan menghadapi masa depan merupakan state anxiety. State

anxiety merupakan gejala kecemasan yang timbul bila individu dihadapkan

pada situasi tertentu dengan gejalanya akan mampak selama situasi

tersebut (Lazarus, 1991, dalam Marsal, 2008).

Orientasi masa depan merupakan salah satu perkembangan kognitif

yang terjadi pada masa remaja. Sebagai individu yang sedang mengalami

proses peralihan dari masa anak-anak mencapai kedewasaan, remaja

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

20

memiliki tugas-tugas yang mengarah pada persiapannya memenuhi

tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa. Oleh sebab itu remaja

mulai memikirkan tentang masa depan mereka secara sungguh-sungguh

(Hurlock, 1981, dalam Desminta, 2009). Orientasi masa depan merupakan

fenomena kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan

evaluasi tentang diri dimasa depan dalam interaksinya dengan lingkungan

(G. Trosmmsdorff, dalam Desminta, 2009). Menurut Nurmi (Mar’at 2005,

dalam Desminta) orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan,

tujuan standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa yang akan

datang.

2. Macam-macam Kecemasan

Freud mengemukakan adanya tiga macam kecemasan, yaitu:

a. Kecemasan realistis

Kecemasan atau ketakutan yang relistis atau takut terhadap bahaya-

bahaya dari luar.

b. Kecemasan neurotis

Kecemasan neurotis adalah kecemasan kalau-kalau instink-instink

tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan orang berbuat sesuatu yang

dapat dihukum.

c. Kecemasan moral atau perasaan berdosa

Orang yang das Ueber Ichnya berkembang baik cenderung untuk

merasa berdosa apabila ia telah melakukan atau bahkan berpikir untuk

melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma moral.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

21

3. Gejala Kecemasan

Nevid, dkk (2003, dalam Marsal 2008) membagi gejala kecemasan

tersebut berdasarkan tiga kategori, yaitu:

1. Gejala fisik

a. Kegelisahan, kegugupan

b. Pening atau pingsan

c. Sulit bernafas

d. Jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin

e. Merasa lemas atau mati rasa

f. Leher dan punggung terasa kaku

g. Sensitif atau mudah marah

2. Gejala behavioral

a. Prilaku menghindar

b. Prilaku melekat atau dependen

c. Prilaku terguncang

3. Gejala kognitif

a. Perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu

tang terjadi di masa depan

b. Merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya

sedikit atau tidak mendapat perhatian

c. Ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah

d. Berfikir bahwa semuanya tidak dapat dikendalikan

e. Khawatir tehadap hal-hal yang sepele

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

22

f. Berfikir tentang hal yang mengganggu secara berulang-ulang

g. Pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan

h. Tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran terganggu

i. Sulit berkonsentrasi atau memfokuskan fikiran.

4. Klasifikasi Tingkat Kecemasan

Ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang, berat dan panik

(Townsend, 1996 dalam Puspitasari, Zaenal & Sawitri).

1. Kecemasan ringan; Kecemasan ringan berhubungan dengan

ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang

menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan

ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan

kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan,

iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk

belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.

2. Kecemasan sedang; Memungkinkan seseorang untuk memusatkan

pada masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga

seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan

sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu

kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan

meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume

tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak

optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

23

terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah

tersinggung, tidak sabar,mudah lupa, marah dan menangis.

3. Kecemasan berat; Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.

Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan

pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir

tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan

untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang

muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea,

tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan

persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada

dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi,

perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.

4. Panik; Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror

karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak

mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan

gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi

pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak

dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit,

mengalami halusinasi dan delusi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan

masa depan adalah perasaan kegelisahan, ketidak tentuan, atau ketakutan

mengenai masa depan akibat dari penyebab tertentu. Gejala kecemasan

dapat dilihat dari adanya gejala fisik ( Kegelisahan atau kegugupan, pening

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

24

atau pingsan, sulit bernafas, jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin,

merasa lemas atau mati rasa, leher dan punggung terasa kaku, sensitif atau

mudah marah ). Gejala behavioral ( Prilaku menghindar, prilaku melekat

atau dependen, prilaku terguncang ). Gejala kognitif ( Perasaan terganggu

akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu tang terjadi di masa depan,

merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit

atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan ketidakmampuan untuk

mengatasi masalah, berfikir bahwa semuanya tidak dapat dikendalikan,

khawatir tehadap hal-hal yang sepele, berfikir tentang hal yang

mengganggu secara berulang-ulang, pikiran terasa bercampur aduk atau

kebingungan, tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran terganggu, sulit

berkonsentrasi atau memfokuskan fikiran).

C. Retardasi Mental

1. Pengertian Retardasi Mental

Retardasi mental adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang

mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata.

Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan

inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir

atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang

kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang

terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

25

sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental (W.F. Maramis dalam Hanifah,

2009).

Retardasi mental merupakan kelemahan yang terjadi pada fungsi

intelek. Kemampuan jiwa retardasi mental gagal berkembang secara wajar.

Mental, inteligensi, perasaan, dan kemauannya berada pada tingkat rendah,

sehingga yang bersangkutan mengalami hambatan dalam penyesuaian diri.

2. Karakteristik Retardasi Mental

a. Keterbatasan Inteligensi

Inteligensi merupakan fungsi yang kompleks yang dapat diartikan

sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan situasi-situasi

kehidupan baru, belajar dari pengalaman, berfikir abstrak, kreatif,

mengatasi kesulitan-kesulitan dan kemampuan merencanakan masa

depan. Anak retardasi mental memiliki kekurangan dalam semua hal

tersebut dan kemampuan belajarnya cenderung tanpa pengertian atau

cenderung belajar dengan membeo.

b. Keterbatsan Sosial

Disamping memiliki keterbatasan inteligensi, anak retardasi mental

juga memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri dalam

masyarakat, oleh karena itu mereka memerlukan bantuan. Anak

retardasi mental cenderung berteman dengan anak yang lebih muda

usianya, ketergantungan terhadap orang tua sangat besar, tidak

mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana, sehingga

harus selalu dibimbing dan diawasi.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

26

c. Keterbatasan Fungsi-Fungsi Mental Lainnya

Anak retardasi mental memerlukan waktu yang lebih lama untuk

menyelesaikan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya. Selain itu

anak retardasi mental memiliki keterbatasan dalam penguasaan

bahasa dan kurang mampu untuk mempertimbangkan sesuatu,

membedakan antara yang baik dan buruk, dan membedakanyang

benar dan yang salah.

3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Retardasi Mental

Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1

(W.F. Maramis, dalam Hanifah) faktor-faktor penyebab retardasi mental

adalah sebagai berikut:

a. Infeksi dan atau intoksinasi

Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada

perkembangan janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga

dengan terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak yang

pada akhirnya menimbulkan retardasi mental.

Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma,

dll. ke dalam tubuah ibu yang sedang mengandung. Begitu pula

halnya dengan intoksinasi, karena masuknya “racun” atau obat yang

semestinya dibutuhkan.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

27

b. Terjadinya rudapaksa dan atau sebab fisik lain

Rudapaksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi,

alat kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan

kelainan berupa retardasi mental.

Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat

mengalami tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam otak.

Mungkin juga karena terjadi kekurangan oksigen yang kemudian

menyebabkan terjadinya degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak

mengakibatkan retardasi mental.

c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi

Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan

metabolisme (misalnya gangguan metabolism karbohidrat dan

protein), gangguan pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam

kelompok ini. Gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama

sebelum anak berusia 4 tahun sangat mempengaruhi perkembangan

otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti itu

dapat diperbaiki dengan memberikan gizi yang mencukupi sebelum

anak berusia 6 tahun, sesudah itu biarpun anak tersebut dibanjiri

dengan makanan yang bergizi, inteligensi yang rendah tersebut

sangat sukar untuk ditingkatkan.

d. Penyakit otak yang nyata

Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa

reaksi sel-sel otak yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif,

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

28

radang, dst. Penyakit otak yang terjadi sejak lahir atau bayi dapat

menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan mental.

e. Penyakit atau pengaruh prenatal

Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan,

tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer

dan defek congenital yang tak diketahui sebabnya.

f. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun

bentuknya. Kelainan pada jumlah kromosom menyebabkan

sindroma down yang dulu sering disebut mongoloid.

g. Prematuritas

Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retardasi mental yang

berhubungan dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat

badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa kehamilan

kurang dari 38 minggu.

h. Akibat gangguan jiwa yang berat

Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa

yang berat pada masa kanak-kanak.

i. Deprivasi psikososial

Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya

kebutuhan psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat

menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

29

4. Klasifikasi Retardasi Mental

Untuk menentukan berat-ringannya retardasi mental, kriteria yang

dipakai adalah:

1. Intelligence Quotient (IQ)

2. Kemampuan anak untuk dididik dan dilatih

3. Kemampuan sosial dan bekerja (vokasional)

Berdasarkan kriteria tersebut kemudian dapat diklasifikasikan berat-

ringannya retardasi mental yang menurut GPPDGJ – 1 (W.F. Maramis,

2005) adalah :

1. Retardasi Mental Taraf Perbatasan (IQ = 68 – 85)

2. Retardasi Mental Ringan (IQ = 52 – 67)

3. Retardasi Mental Sedang (IQ = 36 – 51)

4. Retardasi Mental Berat (IQ = 20 – 35)

5. Retardasi Mental Sangat Berat (IQ = kurang dari 20)

Klasifikasi anak retardasi mental berdasarkan derajat

keterbelakangannya (Blake dalam desmnta, 2009):

Level keterbelakangan IQ

Stanford Binet Skala Weschler

Ringan 68-52 69-55

Sedang 51-36 54-40

Berat 32-90 39-25

Sangat berat > 19 > 24

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

30

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa retardasi mental

adalah anak yang memiliki kecerdasan jauh dibawah rata-rata dan ditandai

dengan keterbatsan inteligensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial.

Pada masa awal perkembangannya, hampir tidak ada perbedaan antara

anak-anak retardasi mental dengan anak yang memiliki kecerdasan rata-

rata. Akan tetapi semakin lama perbedaan pola perkembangan antara anak

retardasi mental dengan anak normal semakin terlihat jelas. Retardasi

mental dapat diklasifikasikan berdasarkan taraf inteligencinya, yaitu:

ringan (IQ 52-67), sedang (IQ 36-51), Berat (IQ 20-35) dan sangat berat

(IQ < 20). Penyebab anak RM bermacam-macam diantaranya adalah

penyakit otak, pengaruh prenatal, kelainan kromosom serta prematurisasi.

D. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Masa Depan

Anak Pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Retardasi Mental

Retardasi mental adalah kelainan ataua kelemahan jiwa dengan

inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir

atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang

secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang

terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau

sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental (W.F. Maramis dalam hanifah, 2009).

Merawat anak retardasi mental tentunya merupakan tugas yang

cukup berat, karena anak retardasi mental ini memerlukan perawatan yang

berbeda dengan anak pada umumnya. Dan terkadang sebagian dari mereka

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

31

memerlukan pertolongan seumur hidupnya, berdasarkan hal tersebut itulah

para orang tua sering mengkhawatirkan tentang kondisi atau masa depan anak

mereka dikemudian hari.

Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan

keprihatinan mengenai masa masa mendatang tanpa sebab khusus untuk

ketakutan tersebut (Chaplin, 1997, dalam Marsal 2008). Masa depan itu

berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana dan strategi

pencapaian tujuan di masa mendatang. Kecemasan menghadapi masa depan

merupaka state anxiety. State anxiety merupakan gejala kecemasan yang

timbul bila individu dihadapkan pada situasi tertentu dengan gejalanya akan

nampak selama situasi tersebut (Lazarus, 1991, dalam Marsal, 2008).

Kecemasan pada orang tua anak retardasi mental ini bila tidak di atasi akan

terus bertambah dan akan mengganggu keadaan psikis orang tua dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari termasuk di dalamnya mengasuh si buah

hati. Oleh karena itu untuk mengatasi keadaan tersebut di perlukan bantuan

atau pertolongan dari lingkungan sekitar untuk dapat mengatasi

permasalahan-permasalahan yang sedang di alami oleh orang tua anak

retardasi mental.

Menurut Siegel (dalam Juairiani, 2006) dukungan sosial adalah

informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki

harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi

dan kewajiban bersama.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

32

Dukungan sosial ini diberikan untuk membantu mengatasi

permasalahan yang ada, dukungan sosial yang diberikan berupa kepercayaan,

perasaan positif, perhatian, informasi, serta nasehat-nasehat yang membantu

orang tua untuk lebih kuat hati dalam menghadapi masalah yang ada. Dengan

adanya dukungan sosial, diharapkan akan mengurangi tingkat kecemasan

pada orang tua yang memiliki anak retardasi mental. Semakin tinggi tingkat

dukungan sosial, diharapkan akan meurunkan tingkat kecemasan.

E. Kerangka Pemikiran

Mendapatkan kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan

cenderung memunculkan kekecewaan tersendiri. Memiliki anak retardasi

mental adalah salah satu kenyataan yang tidak menyenangkan dalam hidup,

namun semua itu harus tetap diterima sebagai anugrah dari tuhan. Retardasi

mental dapat didefinisikan sebagai penurunan IQ secara keseluruhan di

bawah 70 dan dihubungkan dengan adanya defisit fungsional pada perilaku

adaptif seperti perilaku dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan sosial, dan

komunikasi. Sedangkan dukungan sosial adalah pemberian bantuan seperti

materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan

manusia. Serta kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan

kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak

menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal

dari dalam.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

33

Anak retardasi mental adalah anak yang memilik keterbatasan

intelek serta keterbatasan penyesuaian yang memiliki IQ dibawah rata-rata

dibandingkan dengan IQ normal sesuai dengan usia yang sesungguhnya.

Retardasi mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasanya

mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang

optimal.

Perasaan dan tingkah laku orang tua yang memiliki anak retardasi

mental berbeda-beda yaitu: melindungi anak secara berlebihan, perubahan

emosi yang tiba-tiba, penolakan, perasaan bersalah melahirkan anak

berkelainan, depresi, bingung dan malu serta tidak memiliki gambaran

mengenai masa depan anak retardasi mental, khawatir dengan kemandirian

dan kehidupan buah hati di masa mendatang bila si buah hati tidak tinggal

lagi bersama orang tua. Apalagi anak itu sendiri semakin hari akan bertambah

usianya menjadi dewasa dan di tuntut untuk bisa hidup dengan

kemandiriannya.

Perasaan tersebut cenderung mengganggu psikologis para orang tua

bila tidak segera diatasi dengan benar, hal tersebut tentunya juga akan

mengganggu aktivitas para orang tua dalam menjalani kehidupan, baik dalam

kehidupan sehari-hari maupun dalam merawat si buah hati. Pada saat-saat

seperti ini pemberian saran, petunjuk, keyakinan, cinta kasih sangat

membantu orang tua untuk dapat bangkit serta dapat berbesar hati dalam

menerima kondisi dan kenyataan yang ada. Dalam menghadapi keadaan

seperti ini tentunya orang tua memerlukan dukungan dari orang lain yang

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

34

dipercaya dapat membantu memberikan segala yang dibutuhkan dalam

menghadapi masalah yang dihadapi, baik dalam hal psikologis seperti

dorongan atau motivasi hingga bantuan dalam hal materi yang tentunya

sangat membantu bagi para orang tua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dalam gambar 1 berikut ini :

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Anak retardasi mental

1. keterbatasan inteligensi 2. keterbatasan sosial 3. keterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya.

Dukungan sosial (informasi, pemahaman, keyakinan,

cinta kasih, dorongan moril serta materi).

Kecemasan masa depan

Orang tua anak retardasi mental

1. Penolakan anak dalam masyarakat 2. Merasa dikucilkan 3. Malu dan bingung 4. Khawatir tentang kemandiriran anak

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosialrepository.ump.ac.id/6979/3/BAB II_ARUM RESTIANI_PSIKOLOGI'12.pdf · masalah. e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk

35

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan masa depan

anak pada orang tua yang memiliki anak retardasi mental di SLB C Yakut

Purwokerto.

Hubungan Antara Dukungan..., Arum Restiani, Fakultas Psikologi UMP, 2012