bab ii tinjauan pustaka a. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/bab ii.pdf21 bab ii tinjauan pustaka a....

38
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS) a. Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Pegawai Negeri Sipil dalam Pasal 1 huruf a Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian adalah mereka atau seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam jabatan negeri atau disertai tugas-tugas negeri lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan serta digaji menurut peraturan yang berlaku. 1 Untuk membuktikan dirinya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil, maka orang tersebut harus memiliki Surat Keputusan Kepegawaian, Surat Keputusan sendiri adalah surat yang dikeluarkan oleh instansi atau organisasi yang dimiliki oleh pimpinan yang tertinggi, yang berisi pernyataan memtuskan sesuatu hal ang berhubungan dengan peraturan organisasi yang bersangkutan. 2 Seiring dengan berjalannya waktu makna dan pengertian Pegawai Negeri Sipil juga ikut berubah dengan adanya Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur 1 Bara, Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS), http://tulisanterkini.com, diakses tanggal 25 November 2017 22.30 2 Cavin Martinus, Surat Keputusan (SK), http://www.smkdamosqu.com, diakses tanggal 25 November 2017 23.22

Upload: others

Post on 18-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS)

1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

a. Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan

Pegawai Negeri Sipil dalam Pasal 1 huruf a Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian adalah

mereka atau seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat yang

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,

diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam

jabatan negeri atau disertai tugas-tugas negeri lainnya yang ditetapkan

berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan serta digaji menurut

peraturan yang berlaku.1 Untuk membuktikan dirinya adalah seorang

Pegawai Negeri Sipil, maka orang tersebut harus memiliki Surat

Keputusan Kepegawaian, Surat Keputusan sendiri adalah surat yang

dikeluarkan oleh instansi atau organisasi yang dimiliki oleh pimpinan

yang tertinggi, yang berisi pernyataan memtuskan sesuatu hal ang

berhubungan dengan peraturan organisasi yang bersangkutan.2

Seiring dengan berjalannya waktu makna dan pengertian

Pegawai Negeri Sipil juga ikut berubah dengan adanya Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur

1 Bara, Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS), http://tulisanterkini.com, diakses tanggal

25 November 2017 22.30

2 Cavin Martinus, Surat Keputusan (SK), http://www.smkdamosqu.com, diakses tanggal 25

November 2017 23.22

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

22

Sipil Negara berdasarkan pasal 1 huruf a Aparatur Sipil Negara yang

selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil

dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada

instansi pemerintah. Kemudian pasal 1 huruf b Pegawai Aparatur Sipil

Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri

sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat

oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu

jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2. Jenis Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Pokok-pokok Kepegawaian, Pegawai Negeri Sipil terdiri dari 3 jenis,

yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS), Anggota Tentara Nasional Indonesia

(TNI) dan Anggota Kepolisian Negera Republik Indonesia (POLRI).3

3. Pengertian Tentara Nasional Indonesia (TNI)

a. Berdasarkan etimologis

Berdasarkan sejarah Tentara Nasional Indonesia atau yang

biasa disebut TNI dibentuk melalui perjuangan bangsa Indonesia

untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari

ancaman Belanda yang ingin kembali berkuasa menjajah Indonesia

melalui kekerasan senjata. TNI pada awalnya merupakan organisasi

yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian pada

3 Nenggol, Pegawai Negeri Sipil: Pengertian dan Kedudukan, http://nenggol.com, diakses

tanggal 25 November 2017 23.39

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

23

tanggal 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR),

dan selanjutnya diubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia

(TRI).

Pada masa mempertahankan kemerdekaan ini, banyak rakyat

Indonesia membentuk laskar-laskar perjuangan sendiri atau badan

perjuangan rakyat. Usaha pemerintah Indonesia untuk

menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan, sambil

bertempur dan berjuang untuk menegakkan kedaulatan dan

kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan

bersenjata yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan

perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden

Soekarno mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI)

secara resmi.4

Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada bulan Desember

1949, Indonesia berubah menjadi negara federasi dengan nama

Republik Indonesia Serikat (RIS). Sejalan dengan itu maka dibentuk

pula Angkatan Perang RIS (APRIS) yang merupakan gabungan

antara TNI dan KNIL. Pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS

dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negera kesatuan,

sehingga APRIS berganti nama menjadi Angkatan Perang Republik

Indonesia (APRI).5

4 Ibid

5 Ibid

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

24

Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan

perang dengan kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang

bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Penyatuan satu komando ini dilakukan dengan tujuan untuk

mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan

perannya dan menjauhkan pengaruh dari kelompok politik tertentu.6

Pada tahun 1998 terjadi perubahan situasi politik di Indonesia.

Perubahan tersebut berpengaruh juga terhadap keberadaan ABRI.

Pada tanggal 1 April 1999 TNI dan Polri secara resmi dipisah

menjadi institusi yang berdiri sendiri. Sebutan ABRI sebagai tentara

dikembalikan menjadi TNI, sehingga Panglima ABRI menjadi

Panglima TNI.7

Bahwa berdasarkan Peraturan pemerintah no 32 tahun 1997

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1990 Tentang

Administrasi Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

jenjang pangkat pada TNI AD adalah sebagai berikut:

1. Pangkat Kehormatan

2. Perwira Tinggi

3. Perwira Menengah

4. Perwira Pertama

5. Bintara Tinggi

6. Bintara

6 Ibid

7 Ibid

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

25

7. Tamtama Kepala

8. Tamtama

Pada kasus ini debitur berpangkat Kopral Kepala yang dimana

termasuk dalam pangkat Tamtama Kepala.8

B. Tinjauan tentang Kredit

1. Pengertian Kredit

a. Berdasarkan Etimologis

Kata kredit berasal dari bahasa Romawi yaitu credere yang

berarti kepercayaan akan kebenaran, dan apabila dihubungkan dengan

bank, maka terkandung pengertian bahwa pihak bank selaku kreditur

memberikan kepercayaan untuk meminjamkan sejumlah uang kepada

nasabah atau debitur, karena debitur dipercaya kemampuannya untuk

membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu yang ditentukan.9

Perjanjian kredit merupakan perjanjian pendahuluan (pactum de

contrahendo), sehingga perjanjian ini mendahului perjanjian hutang-

piutang (perjanjian pinjam-pengganti). Perjanjian kredit ini

merupakan perjanjian pokok serta bersifat konsensuil (pactade

contrahendo obligatoir) disertai adanya pemufakatan antara pemberi

dan penerima pinjaman mengenai hubungan hukum antara keduanya.

Perjanjian standar atau baku kredit dapat dibedakan menjadi 2

(dua) bagian, yaitu perjanjian induk (hoof contract) dan perjanjian

tambahan (hulp contract, algemeen voor warden). Perjanjian induk

8 Ibid

9 Gatot Supramono, 1996, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis,

Jakarta, Djambatan, hal 44

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

26

mengatur tentang hal-hal pokok dan perjanjian tambahan menguraikan

apa yang terdapat dalam perjanjian induk.10

b. Menurut para Ahli

Para ahli berpendapat mengenai kredit ialah sebagai berikut:

1) Drs. OP. Simorangkir

Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang)

dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu

yang akan datang. Kehidupan ekonomi modern adalah prestasi

uangm yang dengan demikian transaksi kredit menyangkut uang

sebagai alat kredit. Kredit berfungsi kooperatif antara si pemberi

kredit dan si penerima kredit atau antara kreditur dan debitur.

Mereka menarik keuntungan dan saling menanggung risiko.

Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen

kepercayaan, risiko dan pertukuran ekonomi di masa-masa

mendatang.11

10 Mariam Darus Badrulzaman, 1991, Perjanjian Kredit Bank, Bandung, Citra Aditya, hal

36

11 OP. Simorangkir, 1986, Etika Bisnis, Jakarta, Aksara Persada Press, hal 91

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

27

2) R. Subekti

Kredit berarti kepercayaan. Seorang nasabah yang mendapat

kredit dari bank memang adalah orang yang mendapatkan

kepercayaan dari bank.12

3) Muchdarsyah Sinungan

Kredit adalah uang bank yang dipinjamkan kepada nasabah

dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu di masa

mendatang disertai dengan suatu kontraprestasi berupa bunga.13

4) Mariam Darus Badrulzaman

Secara umum kredit diartikan sebagai “The ability to borrow

on the opinion conceived by the lender that we will be repaid”.14

c. Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan

Dalam pengertian yang lebih luas, kredit dapat diartikan sebagai

kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan

suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan

pada jangka waktu yang telah disepakati. Mengenai istilah kredit Pasal

1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan menjelaskan “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang

12 R. Subekti, 1991, Hukum Pembuktian, Jakarta, Pradnya Paramita, hal 1

13 Muchdarsyah Sinungan, 1993, Manajemen Dana Bank, Jakarta, Bumi Aksara, hal 212

14 Mariam Darus Badrulzaman, Op.Cit, hal 23

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

28

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga.”15

Berdasarkan pengertian kredit di atas, maka intisari pengertian

kredit menurut penulis adalah adanya unsur kepercayaan serta

pertimbangan untuk saling tolong-menolong. Selain itu, dilihat dari

pihak kreditur, unsur penting dalam kegiatan kredit sekarang ini

adalah untuk mengambil keuntungan dari modal dengan mengambil

kontraprestasi, sedangkan dipandang dari segi debitur, adanya bantuan

dari kreditur untuk menutupi kebutuhan berupa prestasi. Hanya saja

antara prestasi dan kontraprestasi terdapat suatu masa yang

memisahkannya dan kondisi semacam ini mengakibatkan adanya

risiko berupa ketidaktentuan, sehingga diperlukan suatu jaminan

dalam pemberian kredit tersebut.16

d. Dasar Hukum Terkait Pemberian Kredit

1) Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, semua perjanjian yang

dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi yang

membuatnya. Ketentuan pasal memiliki konsekuensi sebagai Undang-

Undang Bagi para Pihaknya. Sama halnya dengan kredit bank yang

diawali oleh satu perjanjian yang sering disebut dengan perjanjian

kredit dan umumnya dilakukan dalam bentuk tertulis sebagai dasar

15 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1992 tentang Perbankan

16 Ibid, hal 24-27

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

29

hukum bagi kedua belah pihak yang melakukan tindakan hukum

berupa perjanjian (kredit).

Adapun Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

Perbankan adalah undang-undang yang khusus mengatur tentang

perbankan.

Penjelasan Pasal 8 ayat (2) Undang-undang No. 10 tahun 1998

tentang Perbankan Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 Tentang Perbankan mengatur ketentuan pokok kepada bank

yang memberikan kredit kepada masyarakat atau nasabahnya.

Ketentuan ini merupakan pedoman perkreditan yang wajib dimiliki

dan diterapkan oleh bank dalam memberikan kredit yaitu:17

a) Pemberian kredit dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis.

b) Bank harus memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan

nasabah debitur yang antara lain diperoleh dari penilaian seksama

terhatap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha

nasabah debitur.

c) Kewajiban bank untuk menyusun dan menerapkan prosedur

pemberian kredit.

d) Kewajiban bank untuk memberikan informasi yang jelas mengenai

prosedur dan persyaratan kredit.

17 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

30

e) Larangan bank untuk memberikan kredit dengan persyaratan yang

berbeda kepada Nasabah Debitur dan atau pihak-pihak terafiliasi.

f) Penyelesaian sengketa.

2) Menurut Surat Edaran Direksi BRI NOSE: S.12-

DIR/ADK/05/2013 tanggal 29 Mei 2015 tentang Restrukturisasi

Kredit BRIGUNA

Pemberian Kredit oleh Bank BRI dalam hal Surat Keputusan

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS/TNI/POLRI) dijadikan

agunan diatur sendiri dengan nama kedit BRIGUNA yang terdapat

pada Surat Edaran Direksi BRI NOSE: S.12-DIR/ADK/05/2013

tanggal 29 Mei 2015 tentang Restrukturisasi Kredit BRIGUNA. Dasar

hukum ini dikhususkan hanya kepada pemilik Surat Keputusan

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS/TNI/POLRI) maka selain

kredit dengan agunan tersebut diatur dalam peraturan yang berbeda.18

C. Tinjauan 5C sebagai Prinsip pemberian Kredit

1. Prinsip pemberian Kredit

a. Pengertian 5C

Pada dasarnya, adanya prinsip 5C ini ada untuk dengan harapan

sebagai bahan referensi terutama bagi para analisis kredit perbankan.

Karena bank tentu tidak mau asal memberikan kredit mereka kepada

nasabah.

18 Surat Edaran Direksi BRI NOSE: S.12-DIR/ADK/05/2013 tanggal 29 Mei 2015 tentang

Restrukturisasi Kredit BRIGUNA

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

31

Nasabah yang memenuhi kriteria 5C adalah nasabah yang

sempurna untuk mendapatkan pembiayaan mereka. Bank menilai

calon nasabah yang mempunyai karakter kuat, yang memiliki

kemampuan mengembalikan uang, jaminan yang berharga, modal

yang kuat dan kondisi perekonomian yang aman. Nasabah yang

memilki kriteria seperti yang dijelaskan diatas adalah nasabah

potensial untuk diajak bekerja sama atau orang yang layak

mendapatkan penyaluran kredit. Singkatnya nasabah yang bisa

memenuhi prinsip 5C yang baik adalah manusia yang ideal.19

5C pada hakikatnya adalah akronim dari Character, Capacity,

Capital, Condition, Collateral. Berikut beberapa prinsip-prinsip

penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, yang

dijelaskan dengan:

a) Character

Yaitu sifat atau watak calon nasabah merupakan salah satu

pertimbangan yang penting dalam memutuskan pemberian kredit.

Bank sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon peminjam

termasuk orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu

memegang teguh janjinya, selalu berusaha, dan bersedia melunasi

utangnya pada waktu yang ditetapkan. Calon peminjam harus

mempunyai reputasi yang baik.20 Untuk memperoleh gambaran

19 Ibid

20 Rahmat Firdaus, Maya, Ariyanti, 2008, Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori,

Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya Lengkap dengan Analisis Kredit, Bandung, ALFABETA, hal

81

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

32

tentang karakter dari calon nasabah dapat dilakukan dengan cara

antara lain:21

1) Meneliti riwayat hidup calon nasabah;

2) Meneliti reputasi calon nasabah di lingkungan usahanya;

3) Meminta bank to bank information;

4) Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon

nasabah berada;

5) Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi dan

6) Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi

berfoya-foya.

b) Capacity

Pihak bank harus mengetahui kemampuan calon nasabah

dalam membayar kredit dihubungkan dengan kemampuannya

mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba sehingga pada

akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan

kredit yang disalurkan. Calon debitur dikatakan mampu membayar

fasilitas kreditnya kelak, apabila dalam laporan keuangan hasil

analisis dari penghasilan yang dikurangi pengeluaran bulanan

diketahui adanya kelebihan dari penghasilan calon debitur bagi

pembayaran. Jumlah tersebut adalah batas maksimal dalam

memiliki utang. Sementara batasan aman maksimal bank dalam

menilai layak atau tidaknya rasio kredit seseorang adalah kurang

21 Veithzal Rivai dan Andria Permata, 2006, Credit Management Handbook, Jakarta, PT.

Jaya Grafindo Persada, hal 290

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

33

dari 30% dari penghasilannya. Semakin besar rasio kreditnya maka

semakin kecil pengajuan kredit disetujui oleh bank.22

Untuk mengetahui sampai dimana capacity calon nasabah,

bank dapat memperolehnya dengan berbagai cara, misalnya

terhadap nasabah lama yang sudah dikenalnya, tentu tinggal

melihat dokumen-dokumen, berkas-berkas, arsip dan catatan yang

ada tentang pengalaman-pengalaman kredit yang telah dilakukan.

Sementara dalam menghadapi calon nasabah baru yaitu dengan

melihat riwayat hidup (biodata) termasuk pendidikan, kursus-

kursus dan latihan yang pernah diikuti dan pengalam kerja di

masalalu. Serta melihat pada pembukuan atau laporan keuangan

dari calon nasabah tersebut.23

c) Capital

Adalah jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh calon

nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu

semakin tinggi kesanggupan calon nasabah dalam menjalankan

usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan

kredit. Modal yang dimiliki calon debitur diukur dari laporan

keuangan calon debitur, laporan, laporan keuangan tersebut berisi

penghasilan debitur dikurangi biaya hidup perbulan. Penilaian atas

besarnya modal sendiri merupakan hal yang penting mengingat

22 Edi Putra Tje’aman, 1994, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Yogyakarta,

Liberty, hal 23

23 Farah Adiba, 2018, Analisis Yuridis Legal Risk Dalam Transaksi Pembiayaan pada PT.

BPRS, Fakultas Hukum, UMM, hal 34

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

34

kredit bank hanya sebagai tambahan pembiayaan dan bukan untuk

membiayai seluruh modal yang diperlukan. Modal sendiri juga

diperlukan bank sebagai alat kesanggupan dan tanggung jawab

nasabah dalam menjalankan usahanya.24 Capital ditentukan dari

besarnya modal pengusaha yang telah digunakan sebelum

pembiayaan, semakin besar modal ynag digunakan maka semakin

yakin pula bank dalam memberikan pembiayaan.25

d) Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang

bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi

jumlah kredit yang diberikan. Collateral tersebut harus dinilai oleh

bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban financial

nasabah terhadab bank. Penilaian terhadap jaminan ini, meliputi

jenis lokasi, bukti pemilikan, dan status hukumnya. Penilaian

terhadap Collateral ini dapat ditinjau dari dua segi sebagai berikut:

1) Segi ekonomis, yaitu ekonomis dari barang-barang yang akan

diagunkan

2) Segi yuridis, yaitu apakah jaminan tersebut memenuhi syarat-

syarat yuridis untuk dipakai sebagai jaminan. Agunan yang

dianggap paling aman adalah agunan setara uang tunai, yaitu

setoran jaminan giro, tabungan, atau deposito pada bank yang

24 Veithzal Rivai dan Andria Permata, Op.Cit, hal 290

25 Farah Adiba, Op.cit, hal 35

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

35

mempunyai pinjaman. Sedangkan agunan yang paling umum

diserahkan debitur adlah tanah dan bangunan.26

e) Condition of Economy

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi

sekarang dan masa yang akan datang sesuai sektor ekonomi

masing-masing. Apakah usaha dari calon nasabah tersebut bisa

bertahan apabila terkena dampak dari inflasi yang tidak dapat

dihindarkan oleh semua sektor ekonomi. Pengambilan keputusan

yang baik harus dilakukan secara cermat dalam melakukan

penilaian kredit seditail mungkin untuk mencegah hal-hal yang

tidak diinginkan. Untuk mendapat gambaran mengenai kondisi

ekonomi perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain:

1) Peraturan-peraturan pemerintah;

2) Situasi politik dan perekonomian dunia;

3) Keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran.27

D. Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit

1. Sebab Terjadinya Wanprestasi

Setiap perjanjian kredit tidak menutup kemungkinan adanya

wanprestasi (kredit macet) baik pembayaran kredit tersebut melalui pihak

ketiga atau tidak karena meskipun sumber pengembalian Briguna berasal

dari fixed income, namun dalam pemberian fasilitas Briguna tetap

26 Ferry N Idroes dan Sugiarto, 2006, Manajemen resiko perbankan: Dalam Konteks

Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal 98

27 Farah Adiba, Op.cit, hal 36

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

36

mengandung risiko tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran angsuran

debitur. Hal tersebut dapat disebabkan oleh:

a) Instansi/perusahaan tempat debitur bekerja (instansi/perusahaan

bermasalah, kinerja menurun, bangkrut/tutup, dll);

b) Karakter debitur yang bersangkutan;

c) Kendala non teknis dari Pemotong Gaji/Uang Pensiun yang Ditunjuk

(pemakaian angsuran BRIGUNA untuk kepentingan pribadi,

melarikan diri, dll).

d) Angsuran tidak tepat waktu;

e) Jumlah angsuran tidak sesuai dengan jumlah kewajiban;

f) Pemotong Gaji/Uang Pensiun sulit ditemui/sering menghindar;

g) Terdapat gejala konflik antara perusahaan dengan pegawai;

h) Adanya penurunan gaji/uang pensiun;

i) Adanya pengurangan hari/jam kerja;

j) Adanya PHK/program pensiun dipercepat, dll.

2. Akibat Hukum Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit

Bila seseorang dinyatakan wanprestasi maka ada beberapa akibat hukum yang

muncul yaitu:

a) Debitur diharuskan membayar ganti rugi.

Dasar hukumnya Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPer), berbunyi:

“Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya

suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah

dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika

sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

37

diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu

yang telah ditentukan.”28

b) Kreditur dapat minta pembatalan perjanjian melalui pengadilan.

Dasar hukumnya Pasal 1266 KUHPer, berbunyi:

“Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang

timbal balik, andaikata salah satu pihak tidak memenuhi

kewajibannya. Dalam hal demikian persetujuan tidak batal demi

hukum, tetapi pembatalan harus dimintakan kepada Pengadilan.

Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal

mengenai tidak dipenuhinya kewajiban dinyatakan di dalam

persetujuan. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan,

maka Hakim dengan melihat keadaan, atas permintaan tergugat,

leluasa memberikan suatu jangka waktu untuk memenuhi

kewajiban, tetapi jangka waktu itu tidak boleh lebih dan satu

bulan.”29

c) Kreditur dapat minta pemenuhan perjanjian, atau pemenuhan

perjanjian disertai ganti rugi dan pembatalan perjanjian dengan ganti

rugi.

Dasar hukumnya Pasal 1267 KUHPerdata, berbunyi:

“Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih;

memaksa pihak yang lain untuk memenuhi persetujuan, jika hal itu

masih dapat dilakukan, atau menuntut pembatalan persetujuan,

dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga.”30

E. Tinjauan Umum tentang Lembaga Jaminan

1. Pengertian Lembaga Jaminan

a. Berdasarkan etimologis

Istilah hukum jaminan merupakan terjemahan dari istilah

security of law, zekerheidsstelling, atau zekerheidsrechten. Jaminan

adalah segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitur,

28 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

29 Ibid

30 Ibid

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

38

baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk

perikatan-perikatan perorangan debitur itu.31

b. Menurut para Ahli

Menurut J. Satrio dalam bukunya Perkembangan Hukum

Jaminan di Indonesia, hukum jaminan diartikan sebagai: “Peraturan

hukum yang mengatur tentang jaminan-jaminan piutang seorang

kreditur terhadap seorang debitur”.32 Salim HS dalam bukunya

“Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia” juga mengartikan

hukum jaminan sebagai berikut: “Keseluruhan dari kaidah-kaidah

hukum yang mengatur hubungan hukum antara pemberi dan penerima

jaminan dalam kaitannya dengan pembebanan jaminan untuk

mendapatkan fasilitas kredit”.33

Berdasarkan kedua definisi mengenai hukum jaminan tersebut,

maka unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian hukum jaminan

adalah :

1) Adanya Kaidah Hukum

Kaidah hukum dalam bidang jaminan, dapat dibedakan menjadi 2

(dua) macam, yaitu kaidah hukum jaminan tertulis berupa

peraturan perundang-undangan, traktat dan yurisprudensi serta

31 Kitab Undang–Undang Hukum Perdata

32 J. Satrio, 2007, Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan, Jakarta, Citra Aditya Bakti,

hal 3

33 H. Salim HS, 2005, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada, hal 6

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

39

kaidah hukum jaminan tidak tertulis berupa kaidah hukum yang

tumbuh, hidup, dan berkembang dalam masyarakat.34

2) Adanya Pemberi dan Penerima Jaminan

Pemberi jaminan adalah orang-orang atau badan hukum yang

menyerahkan barang jaminan kepada penerima jaminan. Yang

bertindak sebagai pemberi jaminan adalah orang atau badan hukum

yang membutuhkan fasilitas kredit dan lazim disebut sebagai

debitur.

Sedangkan penerima jaminan adalah orang atau badan hukum yang

menerima barang jaminan dari pemberi jaminan dan yang bertindak

sebagai penerima jaminan ini adalah orang atau badan hukum atau

biasanya pihak bank yang sering disebut sebagai kreditur.35

3) Adanya Jaminan

Pada dasarnya, jaminan yang diserahkan kepda kreditur adalah

jaminan materiil dan imateriil. Jaminan materiil merupakan

jaminan yang berupa hak-hak kebendaan, seperti jaminan atas

benda bergerak dan benda tidak bergerak. Jaminan immaterril

merupakan jaminan perorangan.

4) Adanya Fasilitas Kredit

Pembebanan jaminan yang dilakukan oleh pemberi jaminan

bertujuan untuk mendapatkan fasilitas kredit dari bank atau

lembaga keuangan non bank.

34 Ibid

35 Ibid

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

40

Pemberian kredit merupakan pemberian uang berdasarkan

kepercayaan, dalam arti bank atau lembaga keuangan non bank

percaya bahwa debitur sanggup untuk mengembalikan pokok

pinjaman dan bunganya.36

c. Asas-Asas Hukum Jaminan

Menurut H. Salim HS, terdapat 5 (lima) asas-asas hukum

jaminan, yaitu:

1) Asas Publicitet, yaitu asas bahwa semua hak, baik hak tanggungan,

hak fidusia, dan hipotek harus didaftarkan. Pendaftaran ini

dimaksudkan supaya pihak ketiga dapat mengetahui bahwa benda

jaminan tersebut sedang dilakukan pembebanan jaminan.

Pendaftaran hak tanggungan di Kantor Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten atau Kota, pendaftaran fidusia dilakukan di Kantor

Pendaftaran Fidusia pada Kantor Departemen Kehakiman dan Hak

Asasi Manusia, sedangkan pendaftaran hipotek kapal laut

dilakukan di depan pejabat pendaftar dan pencatat balik nama,

yaitu syahbandar;

2) Asas Specialitet, yaitu bahwa hak tanggungan, hak fidusia, dan

hipotek hanya dapat dibebankan atas barang-barang yang sudah

terdaftar atas nama orang tertentu;

3) Asas Tak Dapat Dibagi-bagi, yaitu asas yang dapat dibaginya

hutang tidak dapat mengakibatkan dapat dibaginya hak

36 Rachmadi Usman, 2008, Hukum Jaminan Keperdataan, Jakarta, Sinar Grafika, hal 2

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

41

tanggungan, hak fidusia, hipotek, dan hak gadai walaupun telah

dilakukan pembayaran sebagian;

4) Asas Inbezittstelling, yaitu barang jaminan (gadai) berada pada

penerima gadai;

5) Asas Horizontal, yaitu bangunan dan tanah bukan merupakan satu

kesatuan.

Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan hak pakai, baik tanah

Negara maupun tanah hak milik. Bangunannya milik dari yang

bersangkutan atau pemberi tanggungan, tetapi tanahnya milik orang

lain, berdasarkan hak pakai.37

d. Objek Kajian Lembaga Jaminan

Objek kajian merupakan sasaran di dalam penyelidikan atau

pengkajian hukum jaminan. Objek tersebut dibagi menjadi 2 macam,

yaitu objek materiil dan objek forma. Objek materiil hukum jaminan

adalah manusia. Objek forma, yaitu sudut pandang tertentu terhadap

objek materiilnya. Jadi objek forma hukum jaminan adalah bagaimana

subjek hukum dapat membebankan jaminannya pada lembaga

perbankan atau lembaga keuangan nonbank. Ruang lingkup kajian

hukum jaminan meliputi jaminan umum dan jaminan khusus.

Jaminan khusus dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1) Jaminan perorangan

37 H. Salim HS, Op.cit, hal 9-10

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

42

Hak jaminan perorangan timbul dari perjanjian jaminan antara

kreditur (bank) dan pihak ketiga. Perjanjian jaminan perorangan

merupakan hak relatif, yaitu hak yang hanya dapat dipertahankan

terhadap orang tertentu yang terikat dalam perjanjian.38

2) Jaminan kebendaan

Jaminan kebendaan merupakan hak mutlak (absolut) atas suatu

benda tertentu yang menjadi objek jaminan suatu hutang, yang

suatu waktu dapat diuangkan bagi pelunasan hutang debitur apabila

terjadi kredit macet. Dengan mempunyai berbagai kelebihan, yaitu

sifat-sifat yang dimilikinya, antara lain sifat absolut dimana setiap

orang harus menghormati hak tersebut, sehingga dalam praktek

lebih disukai pihak kreditur daripada jaminan perorangan.39

Menurut sifatnya, jaminan kebendaan dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Jaminan dengan benda berwujud (materiil)

Benda berwujud dapat berupa benda/barang bergerak dan atau

benda/barang tidak bergerak. Yang termasuk dalam jaminan

benda bergerak meliputi: gadai dan fidusia, sedangkan jaminan

benda tidak bergerak meliputi: hak tanggungan, fidusia,

khususnya rumah susun, hipotek kapal laut dan pesawat udara.

b) Jaminan dengan benda tidak berwujud (imateriil)

38 Djuhaendah Hasan dan Salmidjas Salam, 2000, Aspek Hukum Hak Jaminan Perorangan

dan Kebendaan, Jakarta, hal 210

39 Ibid, hal 214

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

43

Benda/barang tidak berwujud yang lazim diterima oleh bank

sebagai jaminan kredit adalah berupa hak tagih debitur terhadap

pihak ketiga.40

e. Jenis Jaminan

Jenis jaminan ini dapat juga diartikan sebagai penggolongan

jaminan berdasar pembentuknya yaitu berdasarkan undang-undang

dan perjanjian, yakni :

1) Jaminan yang berasal dari Undang-Undang

Jaminan ini dapat dilihat dari pasal 1131 KUHPerdata, yang

menyatakan bahwa “Segala barang-barang bergerak dan tak

bergerak milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan

ada, menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan perorangan debitur

itu.” Dalam eksekusi benda jaminan berdasarkan pasal ini maka

yang perlu diperhatikan Kedudukan-kedudukan kreditur. Kreditur

konkuren (kreditur bersama) dijelaskan pada pasal 1132 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata, kreditur prevelege yang

dijelaskan pada pasal 1134, dan kreditur preferen pada pasal

1139.41

Dengan prinsip ini eksekusi atas jaminan hanya diperbolehkan

melalui proses pradilan.

2) Jaminan yang berasal dari perjanjian

40 Ibid, hal 214

41 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Op.Cit

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

44

Hipotik, gadai, fidusia, penanggungan (borgtocht), perjanjian

garansi, perutangan tanggung menanggung, dan masih banyak lagi

jenis-jenis ini. Karena dalam perkembangan hukum perjanjian

banyak jenis jaminan yang muncul sebagaimana kita ketahui bahwa

keberadaan perjanjian sebagai perumusan kehendak masing-masing

pihak dapat memunculkan jenis-jenis jaminan lain.42

f. Lembaga Jaminan

Jaminan (anggunan) pada perjanjian kredit atau pembiayaan di

bank melalui lembaga jaminan dapat dilakukan melalui gadai, hipotik,

hak tanggungan, dan fidusia. Adapun uraian mengenai masing-masing

bentuk lembaga jaminan adalah sebagai berikut:

a) Gadai

Definisi gadai secara umum diatur dalam Pasal 1150 Kitab

Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata), yaitu “Gadai

adalah suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang

bergerak yang bertumbuh maupun tidak bertumbuh yang diberikan

kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya untuk

menjamin suatu hutang, dan yang akan memberikan kewenangan

kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari barang tersebut

lebih dahulu daripada kreditur-kreditur lainnya terkecuali biaya

biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah

42 Ibid

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

45

dikeluarkan untuk memelihara benda itu, biaya-biaya mana yang

harus didahulukan.”43

Gadai merupakan lembaga jaminan yang digunakan untuk

mengikat jaminan utang yang berupa barang-barang bergerak

antara lain berupa barang-barang perhiasan (misalnya kalung emas

dan gelang emas), surat berharga dan surat yang mempunyai harga

(misalnya saham dan sertifikat deposito), mesin-mesin yang tidak

terpasang secara tetap di tanah atau bangunan (misalnya genset),

dan sebagainya. Lembaga jaminan yang disebut Gadai diatur oleh

ketentuan pasal 1150 sampai dengan pasal 1160 KUH Perdata.44

b) Hipotik

Hipotik dianut dari kata Hypotheca berasal dari bahasa latin

dan hypotheek dari bahasa Belanda yang mempunyai arti

“Pembebanan”. Hipotik diatur dalam KUH Perdata buku II Bab XII

pasal 1162 sampai dengan pasal 1232. Dengan berlakunya Undang-

undang No 5 tahun 1960 tentang Peraturan dasar pokok agrarian

(UUPA) yang dimulai berlaku sejak tanggal 24 September 1960

buku II KUH Perdata telah dicabut sepanjang mengenai bumi, air

serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, kecuali

ketentuan-ketentuan mengenai hipotik.45

43 Ibid

44 Fatma Sari, Lembaga Jaminan, https://fatmasari713.wordpress.com, diakses tanggal 22

April 2018 22.22

45 Fitri Lestari, Hukum Jaminan Hipotik, https://fitrilestariindonesia.wordpress.com,

diakses tanggal 22 April 2018 22.43

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

46

Pengertian hipotik tercantum dalam Pasal 1162 KUH

Perdata. Hipotik adalah: “Suatu hak kebendaan atas benda-benda

tak bergerak, untuk mengambil penggantian daripadanya bagi

pelunasan bagi suatu perikatan.”46

c) Fidusia

Mempunyai arti penyerahan hak milik atas dasar kepercayaan

sebagai jaminan. Timbulnya fidusia karena adanya inbezitstelling

dalam gadai kurang memenuhi kebutuhan masyarakat yang akan

mencari modal pinjaman, di mana benda jaminan tersebut masih

diperlukan dalam menjalankan usahanya.

Di dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

Jaminan Fidusia, obyek jaminan fidusia diberikan pengertian yang

luas, yaitu benda bergerak berwujud maupun yang tidak berwujud

dan benda bergerak yang tidak dapat dibebani dengan hak

tanggungan sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.

Sebelum Undang-Undang tentang jaminan fidusia ini

dibentuk, pada umumnya benda yang menjadi obyek jaminan

fidusia adalah benda bergerak yang terdiri atas benda dalam

persediaan (inventory), benda dagangan, piutang, peralatan mesin

dan kendaraan bermotor.47

46 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Op.Cit, pasal 1162

47 Rahmadi Halim, 2008, Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Surat

Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil, Semarang, Universitas Diponegoro Semarang, hal

29

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

47

d) Hak tanggungan

Hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang

berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut hak tanggungan

adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau

tidak berikut benda-benda lain yang merupakan kesatuan dengan

tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan

kedudukan yang utamakan kepada kreditor tertentu terhadap

kreditorkreditor yang lain. Dengan di undangkannya Undang-

Undang Hak Tanggungan (UUHT) maka ketentuan-ketentuan

tentang hak jaminan atas tanah, yang berlaku sebelumnya, terutama

ketentuan-ketentuan tentang eksekusi hipotik, sepanjang yang

sudah diatur dalam UUHT.48

F. Tinjauan Umum tentang Asuransi

1. Pengertian Asuransi

a. Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan

Asuransi dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2

Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian terdapat dalam Pasal 1 ayat

(1) yang menyebutkan “Asuransi atau Pertanggungan adalah

perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak

penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima

48 Ibid, hal 30

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

48

premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang

mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa

yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang

didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungkan.”

Pasal 246 Kitab Undang Undang Perniagaan atau Wetboek van

Koopenhandel, yang menentukan bahwa asuransi pada umumnya

adalah “suatu persetujuan dimana pihak yang menjamin berjanji

kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi

sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang

dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas akan

terjadi.” 49

2. Pengertian Asuransi pada pemberian kredit

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang

Usaha Perasuransian tidak menyebutkan asuransi kredit, mengenai

asuransi kredit disebutkan dalam Peraturan Menteri Keuangan

189/pmk.05/2010 pada pasal 1 ayat (2) bahwa: Asuransi Kredit adalah

lini usaha asuransi umum yang memberikan jaminan pemenuhan

49 Wirjono Prodjodikoro, 1986, Hukum Asuransi di Indonesia, Jakarta, PT Intermasa, hal 1

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

49

kewajiban finansial penerima kredit apabila penerima kredit tidak

mampu memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian kredit.50

G. Tinjauan Umum tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

1. Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

a. Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan

Pada tanggal 14 Januari 2014, pemerintah mengesahkan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

(selanjutnya disebut UU 5/2014). Ketentuan tersebut mencabut

berlakunya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian.51

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian

yang mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai

Pegawai Negeri Sipil.

b. Jenis-Jenis Pemberhentian Sebagai Pegawai Negeri Sipil

Salah satu hal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ini adalah masalah

pemberhentian dan pemberhentian sementara PNS. Hal tersebut diatur

dalam Bab 8 tentang Manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara), yaitu

50 Ibid

51 Ibid

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

50

Pasal 87 dan Pasal 88 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara.

Dalam Pasal 87 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara menyebutkan bahwa:

(1) PNS diberhentikan dengan hormat karena:

a. meninggal dunia;

b. atas permintaan sendiri;

c. mencapai batas usia pensiun;

d. perampingan organisasi atau kebijakan;

e. pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini; atau

f. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat

menjalankan tugas dan kewajiban.

(2) PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan

karena dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang

telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak

pidana dengan hukuman pidana penjara paling singkat 2 (dua)

tahun dan pidana yang dilakukan tidak berencana.

(3) PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri

karena melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.

(4) PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:

a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena

melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana

kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau

pidana umum;

c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau

d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak

pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan

pidana yang dilakukan dengan berencana.52

Sedangkan yang dimaksud dengan Pemberhentian sementara

pada pasal 88 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara yakni:

(1) PNS diberhentikan sementara, apabila:

52 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

51

a. diangkat menjadi pejabat negara;

b. diangkat menjadi komisioner atau anggota

c. lembaga nonstruktural; atau

d. ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.53

Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil terdiri atas

pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan

pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat sebagai

Pegawai Negeri Sipil menerima hak-hak Kepegawaiannya

berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku antara lain

hak atas pensiun. Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan tidak

dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, kehilangan hak-hak

Kepegawaiannya antara lain hak pensiun.54

c. Hak Pensiun

Hak-hak yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil yang

diberhentikan dengan hormat sesuai dengan Undang-Undang

Republik Indonesia 11 Tahun 1969 Tentang Pensiun Pegawai Dan

Pensiun Janda/Duda Pegawai.

Hak pensiun dalam Pasal 16 Undang-Undang Republik

Indonesia 11 Tahun 1969 Tentang Pensiun Pegawai Dan Pensiun

Janda/Duda Pegawai menyebutkan:

Hak atas pensiun Janda/duda.

(1) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai

meninggal dunia, maka isteri (istri-istri)-nya untuk pegawai

53 Ibid

54 Ibid

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

52

Negeri pria atau suaminya untuk Pegawai Negeri Wanita,

yang sebelumnya telah terdaftar-pada kantor Urusan

Pegawai, berhak menerima pensiun-janda atau pensiun-duda.

(2) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai

yang beristeri/bersuami meninggal dunia, sedangkan tidak

ada istri/suami yang terdaftar sebagai yang berhak menerima

pensiun-janda/duda, maka dengan menyimpang dari

ketentuan pada ayat (1) pasal ini, pensiun-janda/duda

diberikan kepada istri/suami yang ada pada waktu ia

meninggal dunia. Dalam hal Pegawai Negeri atau penerima

pensiun-pegawai pria termaksud diatas beristri lebih dari

seorang, maka pensiun-janda diberikan kepada istri yang ada

waktu itu paling lama dan tidak terputus-putus dinikahnya.55

Pada Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia 11 Tahun

1969 Tentang Pensiun Pegawai Dan Pensiun Janda/Duda Pegawai

Besarnya pensiun-janda/duda adalah:

(1) Besarnya pensiun-janda/duda sebulan adalah 36% (tiga puluh

enam persen) dari dasar-pensiun, dengan ketentuan bahwa

apabila terdapat lebih dari seorang istri yang berhak

menerima pensiun-janda, maka besarnya bagian pensiun-

janda untuk masing-masing istri, adalah 36% (tiga puluh

enam perseratus) dibagi rata antara istri-istri itu.

(2) Jumlah 36% (tiga puluh enam perseratus) dari dasar pensiun

termaksud ayat (1) pasal ini tidak boleh kurang dari 75%

(tujuh puluh lima perseratus) dari gaji-pokok terendah

menurut Peraturan Pemerintah tentang gaji dan pangkat

Pegawai Negeri yang berlaku bagi almarhum suami/istrinya.

(3) Apabila Pegawai Negeri tewas, maka besarya pensiun-

janda/duda adalah 72% (tujuh puluh dua perseratus) dari

dasar-pensiun, dengan ketentuan bahwa apabila terdapat lebih

dari seorang isteri yang berhak menerima pensiun-janda

maka besarnya bagian pensiun-janda untuk masing-masing

isteri adalah 72% (tujuh puluh dua perseratus) dibagi rata

antara isteri-isteri itu.

(4) Jumlah 72% (tujuh puluh dua perseratus) dari dasar pensiun

termaksud ayat (3) pasal ini tidak boleh kurang dari gaji-

pokok terendah menurut Peraturan Pemerintah tentang gaji

dan pangkat Pegawai Negeri yang berlaku bagi almarhum

suami/isterinya.56

55 Undang-Undang Republik Indonesia 11 Tahun 1969 Tentang Pensiun Pegawai Dan

Pensiun Janda/Duda Pegawai

56 Ibid

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

53

Lalu dalam Pasal 18 Undang-Undang Republik Indonesia 11

Tahun 1969 Tentang Pensiun Pegawai Dan Pensiun Janda/Duda

Pegawai yaitu:

(1) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai

meninggal dunia, sedangkan ia tidak mempunyai isteri/suami

lagi yang berhak untuk menerima pensiun-janda/duda atau

bagian pensiun-janda termaksud pasal 17 Undang-undang ini

maka:

a. pensiun-janda diberikan kepada anak/anak-anaknya,

apabila hanya terdapat satu golongan anak yang seayah-

seibu.

b. satu bagian pensiun-janda diberikan kepada masing-

masing golongan anak yang seayah-seibu.

c. pensiun-duda diberikan kepada anak (anak-anaknya).

(2) Apabila pegawai negeri pria atau penerima pensiun-pegawai

pria meninggal dunia, sedangkan ia mempunyai isteri (isteri-

isteri) yang berhak menerima pensiun janda bagian pensiun

janda di samping anak (anak-anak) dari isteri (isteri-isteri)

yang telah meninggal dunia atau telah cerai, maka bagian

pensiun-janda diberikan kepada masing-masing isteri dan

golongan anak (anak-anak) seayah-seibu termaksud.

(3) Kepada anak (anak-anak) yang ibu dan ayahnya

berkedudukan sebagai pegawai negeri dan kedua-duanya

meninggal dunia, diberikan satu pensiun-janda, bagian

pensiun-janda atau pensiun-duda atas dasar yang lebih

menguntungkan.

(4) Anak (anak-anak) yang berhak menerima pensiun-janda atau

bagian pensiun-janda menurut ketentuan-ketentuan ayat (1)

atau ayat (2) pasal ini, ialah anak (anak-anak) yang pada

waktu pegawai atau penerima pensiun-pegawai meninggal

dunia:

a. belum mencapai usia 25 tahun, atau

b. tidak mempunyai penghasilan sendiri, atau

c. belum nikah atau belum pernah nikah.57

57 Ibid

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

54

H. Tinjauan Umum tentang Penyelesaian Sengketa Perjanjian Kredit

1. Pengertian Penyelesaian Sengketa Perjanjian Kredit

Menurut Chomzah (2003:14), sengketa adalah pertentangan antara dua

pihak atau lebih yang berawal dari persepsi yang berbeda tentang suatu

kepentingan atau hak milik yang dapat menimbulkan akibat hukum bagi

keduanya.58

Menurut Amriani (2012:12), sengketa adalah suatu situasi dimana ada

pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain, yang kemudian pihak

tersebut menyampaikan ketidakpuasan ini kepada pihak kedua. Jika

situasi menunjukkan perbedaan pendapat, maka terjadi lah apa yang

dinamakan dengan sengketa.

Menurut Rahmadi (2011:1), konflik atau sengketa merupakan situasi dan

kondisi di mana orang-orang saling mengalami perselisihan yang bersifat

faktual maupun perselisihan-perselisihan yang ada pada persepsi mereka

saja.59

2. Jenis-jenis Penyelesaian Sengketa Perjanjian Kredit

Adapun jenis-jenis penyelesaian sengketa perjanjian kredit diantaranya

adalah:

a. Litigasi

Litigasi adalah penyelesaian sengketa atau perkara melalui jalur

pengadilan dan sebaliknya non litigasi adalah penyelesaian sengketa

atau perkara diluar pengadilan dengan cara penyelesaian sengketa

58 Muchlisin Riadi, Pengertian, Jenis, Penyebab dan Penyelesaian Sengketa,

https://www.kajianpustaka.com, diakses tanggal 28 Oktober 2019 20.16

59 Ibid

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

55

alternatif. Sengketa hukum yang akan diselesaikan melalui upaya

hukum (recht midellen) proses litigasi di pengadilan dalam rangka

mempertahankan suatu hak disebut perkara.60

b. Non-Litigasi

Alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesaian

sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para

pihak, yaitu penyelesaian diluar pengadilan dengan cara konsultasi,

negosiasi, konsiliasi, atau penilaian ahli. Terdapat dalam Pasal 1 Ayat

(10) Undang-Undang No 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase Dan

Alternatif Penyelesaian Sengketa.61

Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar

peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat

secara tertulis oleh pihak yang bersengketa.

Cara penyelesaian sengketa menurut dalam Pasal 6 Undang-

Undang No 30 Tahun 1999 Arbitrase dan Alternatif Penyelesain

Sengketa yaitu Sengketa atau beda pendapat perdata dapat

diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa

yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan

penyelesaian secara litigasi di pengadialan negeri.

Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif

penyelesaian sengketa diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh

para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan

60 Portal Hukum Indonesia, Litigasi dan Non Litigasi, https://suduthukum.com, diakses

tanggal 28 Oktober 2019 21.49

61 Ibid

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

56

hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis. Dalam hal

sengketa atau beda pendapat tidak dapat diselesaikan, maka atas

kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat

diselesaikan melalui bantuan seseorang atau lebih penasehat ahli

maupun melalui seorang mediator.62

Apabila para pihak tersebut dalam waktu paling lama 14 hari

dengan bantuan seseorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui

seorang mediator tidak berhasil mencapai kata sepakat, atau mediator

tidak berhasil mempertemukan kedua belah pihak, maka para pihak

dapat menghubungi sebuah lembaga arbitrase atau lembaga alternatif

penyelesaian sengketa untuk menunjuk seorang mediator. Setelah

penunjukan mediator oleh lembaga alternatif penyelesaian sengketa,

dala waktu paling lama 7 (tujuh) hari usaha mediasi harus dapat

dimulai.63

Usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat melaui mediator

dengan memegang teguh kerahasiaan, dalam waktu paling lama 30

(tigapuluh) hari harus tercapai kesepakatan dalam bentuk tertulis yang

ditandatangani oleh semua pihak yang terkait. Kesepakatan

penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final

dan mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta

62 Ibid

63 Ibid

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

57

wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30

(tiga puluh) hari sejak penandatanganan.64

Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat wajib

selesai dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari

sejak penandatanganan. Apabila usaha perdamaian tidak dapat

dicapai, maka para pihak berdasarkan kesepakatan tertulis secara

tertulis dapat mengajukan usaha penyelesaian melalui lembaga

arbitrase atau arbitrase ad-hoc.

Selain itu, perbedaan antara Litigasi dengan Non-Litigasi adalah:

a. Litigasi

1) Waktu penyelesaian perkara lama dan memakan biaya yang mahal

2) Prosedur, formal dan bersifat kaku;

3) Penyelesaian sengketa hukum melalui pengadilan berdasarkan pada

satu litigasi hukum;

4) Pengadilan akan menerbitkan hak dan menetapkan hubungan

hukum baru antara para pihak yang terlibat dalam sengketa hukum;

5) Setelah terbitnya hak dan menetapkan hubungan hukum baru antara

para pihak, berlaku dan mengikat para pihak dan masyarakat

umum;

6) Putusan pengadilan akan memberikan keadilan hukum, belum tentu

diterima adil oleh para pihak, sehingga bersifat “menang atau kalah

(Winner-Losser), sehingga keadilan yang diberikan pengadilan

64 Ibid

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. a.eprints.umm.ac.id/57068/3/BAB II.pdf21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

58

adalah keadilan simbolik sehingga timbul kekecewaan bagi yang

kalah, dan dapat berpotensi menimbulkan dendam (eigen

richting).65

b. Non-Litigasi

1) Waktu penyelesaian sengketa hukum dan biaya tergantung dari

para pihak yang melakukan upaya damai;

2) Penyelesaian sengketa hukum bersifat informal dan tidak

prosedural;

3) Para pihak secara langsung melakukan perundingan dalam rangka

upaya perdamaian, dengan metode negosiasi, mediasi, konsiliasi

dan fasilitasi;

4) Terbitnya hak berdasarkan kesepakatan antara para pihak;

5) Para pihak yang menyelesaikan sengketa hukum akan memberikan

putusan pengadilan yang bersifat win-win solution.66

65 Ibid

66 Ibid