bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian...

24
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashion Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana dan pakaian mungkin sudah sering mendengar kata tersebut. Baik itu desainer, Pemerhati, Praktisi, Pemasar busana dan pakaian bahkan bagi Masyarakat umum. Karena kata fashion sering disebutkan dan atau sering didengar dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kata fashion ini sudah sangat familiar pada semua kalangan masyarakat, Dan bagi suatu pribadi atau kelompok fashion bisa sangat dibutuhkan. Dari sedikit uraian diatas menunjukkan bahwa kata fashion bukan merupakan sesuatu yang asing lagi dikalangan Masyarakat. Lalu apa fashion itu?, Berikut adalah pengertian fashion kaitannya dengan busana dan pakaian. Fashion adalah kombinasi atau perpaduan dari gaya atau style dengan desain yang cenderung dipilih, Diterima, Digemari dan digunakan oleh mayoritas Masyarakat yang akan bisa memberi kenyamanan dan membuat lebih baik pada satu waktu tertentu. Dari pengertian atau definisi fashion diatas kalau diurai akan terdiri dari perpaduan beberapa kalimat sebagai berikut. 1. Fashion adalah kombinasi atau perpaduan dari gaya atau style dengan desain.

Upload: dolien

Post on 05-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fashion

Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana dan

pakaian mungkin sudah sering mendengar kata tersebut. Baik itu desainer,

Pemerhati, Praktisi, Pemasar busana dan pakaian bahkan bagi Masyarakat

umum. Karena kata fashion sering disebutkan dan atau sering didengar

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kata fashion ini

sudah sangat familiar pada semua kalangan masyarakat, Dan bagi suatu

pribadi atau kelompok fashion bisa sangat dibutuhkan.

Dari sedikit uraian diatas menunjukkan bahwa kata fashion bukan

merupakan sesuatu yang asing lagi dikalangan Masyarakat. Lalu apa

fashion itu?, Berikut adalah pengertian fashion kaitannya dengan busana

dan pakaian.

Fashion adalah kombinasi atau perpaduan dari gaya atau style dengan

desain yang cenderung dipilih, Diterima, Digemari dan digunakan oleh

mayoritas Masyarakat yang akan bisa memberi kenyamanan dan membuat

lebih baik pada satu waktu tertentu.

Dari pengertian atau definisi fashion diatas kalau diurai akan terdiri

dari perpaduan beberapa kalimat sebagai berikut.

1. Fashion adalah kombinasi atau perpaduan dari gaya atau style dengan

desain.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

10

2. Fashion adalah merupakan pilihan yang bisa diterima, Digemari, Dan

digunakan oleh mayoritas Masyarakat.

3. Fashion membuat rasa nyaman dan lebih baik pada satu waktu tertentu.

Berik utmasing-masing uraian dari penggalan kalimat diatas.

1. Fashion adalah kombinasi atau perpaduan dari gaya atau style

dengan desain.

Fashion adalah merupakan pilihan yang bisa diterima,

Digemari, Dan digunakan oleh mayoritas Masyarakat. Dari jilbab

instan diatas, Misal Jilbab instan dengan lengan dan ukuran

panjang yang menutup dada merupakan jilbab yang dipilih,

Diterima, Digemari dan digunakan oleh sebagian besar wanita

muslim.

2. Fashion membuat rasa nyaman dan lebih baik pada satu waktu

tertentu.

Dengan memilih dan memakai jilbab instan dengan lengan dan

ukuran panjang yang menutup dada, Wanita muslim akan merasa

nyaman dan lebih baik dalam masyarakat1.

Malcolm Barnard dalam bukunya Fashion sebagai komunikasi,

memulai pengertiannya mengenai fashion dengan mengacu pada Oxford

English Dictionary (OED). Menurut Malcolm: “Etimologi kata ini terkait

dengan bahasa latin, Factio, yang artinya membuat”. Karena itu, arti asli

1 http://goklatenjualango.blogspot.com/2013/01/definisi-atau-pengertian-dan-arti-kata-dari-fashion-dan-gaya-

busana-secara-umum.html

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

11

fashion adalah sesuatu kegiatan yang di lakukan seseorang, tidak seperti

dewasa ini yang memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan

seseorang.

Artian asli fashion pun mengacu pada pengungkapan bahwa butir butir

fashion dan pakaian adalah komoditas yang paling di fetish-kan (fetish

adalah jimat :KBBI edisi 3), yang diproduksi dan dikonsumsi masyarakat

kapitalis. Karena itu fashion dan pakaian merupakan cara yang paling

signifikan yang bisa di gunakan dalam mengonstruksi, mengalami dan

memahami relasi sosial dewasa ini. OED menyusun daftar Sembilan arti

berbeda dari kata fashion. Salah satunya, fashion bisa saja di definisikan

sebagai sesuatu seperti bentuk dan jenis tata cara atau cara bertindak

tertentu. Polhemus dan Procter menunjukan bahwa “dalam masyarakat

kontemporer barat, istilah fashion kerap di gunakan sebagai sinonim dari

istilah dandanan, gaya dan busana” (Malcolm Barnard, Fashion sebagai

komunikasi).

Penelusuran pada OED, dalam kata busana sebagai kata kerja

dirumuskan dalam arti, membusanai diri sendiri dengan “perhatian” pada

efeknya. Artinya lebih dari sekedar membusanai diri, tapi juga berdandan

dan termasuk juga mengenakan perhiasan. Jadi bisa di katakan meski

semua pakaian itu busana (fashion.red) tapi tidak semua dandanan itu

fashionable. Begitu pula halnya meski semua busana atau dandanan akan

menghadirkan gaya tertentu, tapi tak semua gaya itu akan menjadi fashion.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

12

Malcolm Barnard mengatakan bahwa,”ketika suatu gaya berlalu maka bisa

dikatakan ketinggalan jaman alias tidak fashion lagi”.

Fashion adalah salah satu cara bagi suatu kelompok untuk

mengidentifikasi dan membentuk dirinya sendiri sebagai suatu kelompok.

Begitu suatu masyarakat muncul, kemudian masyarakat kapitalis muncul,

fashion pun muncul. Dan fashion biasanya mengkomunikasikan atau

memiliki kekuatan yang di ketahui secara umum. Dari sini ada beberapa

hal yang bisa di pahami. Misalnya orang yang mengenakan potongan

rambut cepak, kacamata besar, jeans levi’s, baju polos atau bergaris dan

sepatu boot berhak tinggi Doctor Martin menunjukan orang itu adalah

anggota skinhead. Kata Malcolm,” dalam hal ini seorang individu awalnya

bukanlah skinhead tapi baju baju itulah yang membentuk dirinya sebagai

skinhead”.

Menurut Simmel dalam bukunya Fashion, dua kecenderungan sosial

yang penting dalam membentuk fashion. Dan bila salah satu

kecenderungan itu hilang maka fashion tak akan terbentuk.

Kecenderungan yang pertama adalah kebutuhan untuk menyatu dan yang

kedua adalah kebutuhan untuk terisolasi. Menurut Simmel: individu

haruslah memiliki hasrat untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih

besar, masyarakat dan individu juga harus memiliki hasrat menjadi sesuatu

yang terlepas dari bagian itu. Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial

dan individual pada saat yang sama, dan fashion serta pakaian merupakan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

13

cara bagi hal itu di negosiasikan. Dan saat kebutuhan untuk membedakan

dirinya atu kelompoknya dari yang lain lebih besar maka fashion akan

berkembang lebih cepat. Kebalikannya, “bila masyarakat kurang lebih

stabil maka fashion kurang memungkinkan untuk berubah2.

2.2 Pengertian Hukum

Menurut E. Utrecht3, Hukum adalah Himpunan petunjuk hidup yang

mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh

anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh karena pelanggaran terhadap

petunjuk hidup itu dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah

masyarakat itu.

Menurut Sunaryati Hartono, hukum itu tidak merupakan pribadi

sesorang, akan tetapi menyangkut dan mengatur berbagai aktifitas manusia

dalam hubungan dengan manusia lainnya, atau dengan perkataan lain,

hukum mengatur pelbagai aktifitas manusia di dalam hidup masyarakat.

Menurut E. Meyers4, hukum adalah semua aturan yang mengandung

pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam

masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam

melakukan tugasnya.

2http://duniailmu12.blogspot.com/2013/07/pengertian-fashion-menurut-ahli.html

3 Yulies Tiena, Masriani. 2009. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta. Sinar Grafika.hlm 6.

4 Ibid. Hlm.7

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

14

Menurut Immanual Kant, hukum adalah Keseluruhan syarat-syarat

yang dengan ini kehendak bebas dari orang lain , menuruti peraturan hukm

tentang kemerdekaan.

Menurut E. Utrecht, dalam bukunya Pengantar dalam hukum

indonesia:”Hukum adalah himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata

tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota

masyarakat yang bersangkutan, oleh karena pelanggaran terhadap petunjuk

hidup itu dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah masyarakat itu.”

Menurut Yulies Tiena Masriani,2004;6, Hukum merupakan peraturan-

peraturan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis, yang pada dasarnya

berlaku dan diakui orang sebagai peraturan yang harus ditaati dalam hidup

bermasyarakat.

Menurut Soebekti 2008;5, Hukum adalah gejala sosial, ia baru

berkembang di dalam kehidupan manusia bersama5.

2.3 Perlindungan Konsumen berdasarkan Undang-undang Nomor 8 tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen

Hukum tentu sangat terkait dengan kehidupan sosial masyarakat.

Hukum adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia didalam

pergaulan masyarakat. Hukum Publik adalah hukum yang mengatur

hubunngan antara negara dengan alat-alat atau perlengkapan negara atau

hubungan antara negara dengan warga negaranya6.

5 Ibid. hal. 5 6 M. Sadar, Cs. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Akademia. Jakarta Barat.hal.103

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

15

Hukum Privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang

yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan pada

kepentingan perorangan atau pribadi7.

Eksistensi Hukum adalah teori yang menerangkan tentang keberadaan

hukum dalam hukum nasional Indonesia. Hukum Konsumen adalah

keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan

dan masalah antara berbagai pihak satu sama berkaitan dengan barang atau

jasa konsumen, didalam pergaulan hidup8.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,

orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum

untuk memberi perlindungan kepada konsumen9.

Konsumen yang mendapat perlindungan menurut Undang-undang

perlindungan konsumen adalah konsumen akhir, yakni pemakai,

pengguna, pemanfaat barang dan/atau jasa yang digunakan untuk diri

sendiri, keluarga atau rumah tangganya, dan tidak untuk diperdagangkan

kembali. Maka pengertian konsumen dalam undang-undang nomor 8

tahun 1999 yang dimaksud adalah konsumen akhir.

7 Ibid. hal.106 8 Djaja Amalia. 2012. Hukum Perjanjian Khusus. Nuansa aulia. Bandung.

9 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

16

Dalam penjelasan Pasal 1 Angka 2 dikatakan, didalam kepustakaan

ekonomi dikenal istilah Konsumen Akhir dan Konsumen Antara.

- Konsumen Akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu

produk.

- Konsumen Antara adalah Konsumen yang menggunakan suatu produk

sebagai bagian dari proses suatu produk lainnya10

.

2.3.1 Tujuan Perlindungan Konsumen

Menurut Pasal 1 UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen, perlindungan konsumen adalah segala upaya yang

menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan

kepada konsumen. Tujuan Perlindungan Konsumen:

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian

konsumen untuk melindungi diri;

2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau

jasa;

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,

menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

17

4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung

unsur kepastian hukum, keterbukaan informasi serta akses untuk

memperoleh informasi;

5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha, sehingga tumbuh sikap

jujur dan bertanggungjawab dalam penyediaan barang dan/atau

jasa yang berkualitas.

Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada

konsumen. Pengertian konsumen sendiri adalah orang yang

mengkonsumsi barang atau jasa yang tersedia dimasyarakat baik

untuk digunakan sendiri ataupun oranglain dan tidak untuk

diperdagangkan.

Sesuai dengan pasal 3 Undang-undang Perlindungan

Konsumen bertujuan untuk, yaitu :

Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen

untuk melindungi diri

Mengangakat derajat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkan pemakaian barang atau jasa yang negatif

Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,

menentukan barang atau jasa dan menuntut hak-haknya sebagai

konsumen

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

18

Menciptakan sistem perlindungan yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi

Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

perlindungan ini sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha meningkatkan barang atau jasa

yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan jasa,

kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.

2.3.2 Pengertian konsumen dan perlindungan konsumen

a. Pengertian Konsumen

Istilah konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-

Amerika), atau consument/konsument (Belanda). Pengertian

tersebut secara harfiah diartikan sebagai ”orang atau perusahaan

yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu”

atau ”sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu

persediaan atau sejumlah barang”11

.

Amerika Serikat

mengemukakan pengertian ”konsumen” yang berasal dari

consumer berarti ”pemakai”, namun dapat juga diartikan lebih

luas lagi sebagai ”korban pemakaian produk yang cacat”, baik

korban tersebut pembeli, bukan pembeli tetapi pemakai, bahkan

korban yang bukan pemakai, karena perlindungan hukum dapat

11 M. Sadar, Cs. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Akademia. Jakarta Barat. Hal.7

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

19

dinikmati pula oleh korban yang bukan pemakai. Perancis

berdasarkan doktrin dan yurisprudensi yang berkembang

mengartikan konsumen sebagai ”the person who obtains goods

or services for personal or family purposes”. Dari definisi diatas

terkandung dua unsur, yaitu :

(1) konsumen hanya orang dan;

(2) barang atau jasa yang digunakan untuk keperluan pribadi

atau keluarganya. India juga mendefinisikan konsumen

dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen India yang

menyatakan ”konsumen adalah setiap orang (pembeli) atas

barang yang disepakati, menyangkut harga dan

pembayarannya, tetapi tidak termasuk mereka yang

mendapatkan barang untuk dijual kembali atau lain-lain

keperluan komersial. Ada beberapa batasan tentang

konsumen, yakni :

a. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang

atau jasa yang digunakan untuk tujuan tertentu;

b. Konsumen antara adalah setiap orang yang mendapatkan

barang dan/ atau jasa untuk digunakan dengan tujuan

membuat barang dan/ atau jasa lain untuk

diperdagangkan (tujuan komersil); bagi konsumen

antara, barang atau jasa itu adalah barang atau jasa

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

20

kapital yang berupa bahan baku, bahan penolong atau

komponen dari produk lain yang akan diproduksinya

(produsen). Konsumen antara ini mendapatkan barang

atau jasa di pasar industri atau pasar produsen.

c. Konsumen akhir adalah setiap orang yang mendapat dan

menggunakan barang dan/ atau jasa untuk tujuan

memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga dan/

atau rumah tangga dan tidak untuk diperdagangkan

kembali (non komersial).

Istilah konsumen juga dapat kita temukan dalam peraturan

perundang-undangan Indonesia. Secara yuridis formal pengertian

konsumen dimuat dalam Pasal 1 angka 2 UU No. 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen, ”konsumen adalah setiap orang

pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,

baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun

makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”12

. Dari

pengertian konsumen diatas, maka dapat kita kemukakan unsur-

unsur definisi konsumen :

a. Setiap orang

Subjek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang

yang berstatus sebagai pemakai barang dan/ atau jasa. Istilah

”orang” disini tidak dibedakan apakah orang individual yang

12 Pasal 1 angka 2 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

21

lazim disebut natuurlijke persoon atau termasuk juga badan

hukum (rechtspersoon). Oleh karena itu, yang paling tepat

adalah tidak membatasi pengertian konsumen sebatas pada

orang perseorangan, tetapi konsumen harus mencakup juga

badan usaha dengan makna lebih luas daripada badan hukum.

b. Pemakai

Kata ”pemakai” dalam bunyi Penjelasan Pasal 1 angka (2) UU

Perlindungan Konsumen diartikan sebagai konsumen akhir

(ultimate consumer).

c. Barang dan/ atau jasa

UU Perlindungan Konsumen mengartikan barang sebagai

sebagai benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak

maupun tidak bergerak, benda yang dapat dihabiskan maupun

yang tidak dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan,

dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.

Sementara itu, jasa diartikan sebagai setiap layanan yang

berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi

masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.

d. Yang tersedia dalam masyarakat

Barang/ jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sudah harus

tersedia di pasaran. Namun, di era perdagangan sekarang ini,

syarat mutlak itu tidak lagi dituntut oleh masyarakat konsumen.

Misalnya, perusahaan pengembang (developer) perumahan telah

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

22

biasa mengadakan transaksi konsumen tertentu seperti futures

trading dimana keberadaan barang yang diperjualbelikan bukan

sesuatu yang diutamakan.

e. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, makhluk

hidup lain.

Transaksi konsumen ditujukan untuk kepentingan diri sendiri,

keluarga, orang lain, dan makhluk hidup lain seperti hewan dan

tumbuhan.

f. Barang dan/ atau jasa itu tidak untuk diperdagangkan

Pengertian konsumen dalam UUPK ini dipertegas, yakni hanya

konsumen akhir yang menggunakan barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhannya, keluarganya, atau pada umumnya

untuk memenuhi kebutuhan rumah tanggana (keperluan non-

komersial).

Definisi ini sesuai dengan pengertian bahwa konsumen adalah

pengguna terakhir, tanpa melihat apakah si konsumen adalah pembeli

dari barang dan/ atau jasa tersebut. Hal ini juga sejalan dengan

pendapat dari pakar masalah konsumen di Belanda, Hondius yang

menyimpulkan, para ahli hukum pada umumnya sepakat mengartikan

konsumen sebagai pemakai produksi terakhir dari benda dan jasa

(pengertian konsumen dalam arti sempit).

2.4 Pengertian Perjanjian Dan Perikatan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

23

Perjanjian adalah suatu peristiwa ketika seseorang berjanji kepada

orang lain atau ketika orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu

hal.

Pengertian perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 1313

KUHPerdata, bahwa perjanjian atau persetujuan adalah suatu perbuatan

seorang atau lebih. Perjanjian juga dapat diartikan suatu peristiwa ketika

seorang berjanji kepada seorang lain, atau ketika 2 orang saling berjanji

untuk melaksanakan sesuatu.

Perjanjian terdiri dari tiga macam, yaitu perjanjian yang obligator,

perjanjian campuran, dan perjanjian yang non-obligator.

- Perjanjian obligator yaitu suatu perjanjian yang timbul karena

kesepakatan dari dua pihak atau lebih dengan tujuan timbulnya suatu

perikatan untuk kepentingan yang satu atas beban yang lain atau timbal

balik.

- Perjanjian campuran adalah perjanjian yang mengandung berbagai

unsur dari berbagai perjanjian.

- Sedangkan Perjanjian non obligator, yaitu perjanjian yang tidak

mengharuskan seseorang membayar atau menyerahkan sesuatu.

Menurut Pasal 1458 KUHPerdata, Perjanjian Sewa-menyewa adalah

suatu perjanjian dengan mana pihak yag satu mengikatkan dirinya untuk

memberikan kepada pihak lainnya, kenikmatan dari sesuatu barang,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

24

selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang

oleh pihak tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya13

.

Sedangkan Perjanjian Sewa-menyewa menurut Pasal 1548

KUHPerdata adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu menyanggupi

akan menyerahkan suatu benda untuk dipakai selama jangka waktu

tertentu, sedangkan pihak lainnya menyanggupi akan membayar harga

yang telah ditetapkan untuk pemakaian itu pada waktu-waktu yang

ditentukan.

Menurut Pasal 1541 KUHPerdata Perjanjian Tukar-menukar adalah

suatu persetujuan dimana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk

saling memberikan suatu barang secara timbal-balik, sebagai gantinya

suatu barang yang lain.

Setiap perjanjian maksudnya adalah untuk melaksanakan prestasi dan

perjanjian merupakan undang-undang bagi pembuatnya, artinya bahwa

siapapun yang mengadakan perjanjian maka ia harus melaksanakan isi dari

perjanjian tersebut. Dalam perjanjian ini timbul suatu hubungan hukum

antara dua orang tersebut/perikatan. Perjanjian ini sifatnya konkret.14

Perikatan adalah sebuah hukum antara dua orang/dua pihak yang

berdasar sebagaimana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari

pihak yang lain, pihak lainnya juga berkewajiban memenuhi tuntutan itu.

Dalam hal ini, orang yang berhak menuntut disebut kreditur/si berpiutang,

13 Soedaryo Soimin. 2010.KUHPer.Sinar Grafika.Jakarta. 14 Lukman Santoso. 2012. Hukum Perjanjian Kontrak. Cakrawala. Yogyakarta.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

25

sedangkan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan disebut debitur/si

berhutang.

Sementara itu menurut Mariam Darus Badrulzaman, menjelaskan

bahwa wujud dari tidak memenuhi perikatan itu ada 3 (tiga) macam, yaitu

debitur sama sekali tidak memenuhi prestasi, debitur terlambat memenuhi

prestasi, serta debitur keliru atau tidak pantas memenuhi prestasi15

.

Hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah menimbulkan

perikatan (perjanjian sebagai salah satu sumber perikatan lainnya yaitu

undang-undang). Di dalam ketentuan pasal 1545 KUHPerdata, jika dalam

suatu perjanjian pertukaran mengenai suatu barang yang sudah ditentukan,

sebelum dilakukan penyerahan antara kedua belah pihak, barang itu hapus

diluar kesalahan pemiliknya, maka perjanjian pertukaran dianggap dengan

sendirinya hapus dan pihak yang sudah menyerahkan barangnya berhak

meminta kembali barangnya itu.

1.5 Syarat Sahnya perjanjian.

Berdasarkan Pasal 1320, dimana terjadinya peretujuan yang sah, perlu di

penuhi empat syarat, antara lain :

1. Kesepakatan Mereka yang mengikat dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perkataan;

3. Suatu pokok persoalan tertentu;

4. Suatu sebab yang tidak terlarang16

.

15 Djaja Amalia. 2012. Hukum Perjanjian Khusus. Nuansa aulia. Bandung.

16 Soedaryo Soimin. 2010.KUHPer.Sinar Grafika.Jakarta.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

26

Sedangkan pada pasal 1321 menjelaskan bahwa, ” Tiada suatu

persetujuanpun mempunyai kekuatan jika diberikan karena kekhilafan atau

diperoleh dengan paksaan atau penipuan17

1.6 Pengertian Dunia Maya berdasarkan Undang-undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

Dunia Maya adalah suatu jaringan untuk saling bertukar pikiran (dunia

yang tidak nyata), atau transaksi untuk mendapatkan informasi dalam

penggunaan baru, dalam arti penggunaan baru untuk informasi internal, untuk

memperkuat hubungan, dan barangkali dapat menciptakan produk-produk

baru dari informasi tersebut18

.

E-commerce merupakan suatu transaksi komersial yang dilakukan penjual

dan pembeli atau dengan pihak lain dalam hubungan perjanjian yang sama

untuk mengirimkan sejumlah barang, pelayanan atau peralihan hak.

Menurut Riduan Syahrani perjanjian jual beli secara elektronik harus ada

keseimbangan keadaan antara penjual dan pembeli, dalam arti hak yang

dimiliki oleh penjual atau pembeli harus seimbang dengan kewajiban yang

harus dilakukan sehingga tercipta keadilan didalam pelaksanaan perjanjian

jual beli secara elektronik tersebut.

Menurut Pasal 20 ayat 1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi Dan Transaksi Elektronik, Kecuali ditentukan lain oleh para pihak,

Transaksi Elektronik terjadi pada saat penawaran transaksi yang dikirim

Pengirim telah diterima dan disetujui Penerima.

18 Adi Nugroho. 2006.E. Commerce “Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya. Informatika. Bandung.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

27

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi

Elektronik mengatur tentang definisi dari perdagangan secara elektronik

dalam pasal 1 butir (3) yaitu perdagangan secara elektronik adalah

perdagangan barang maupun jasa yang dilakukan melalui jaringan komputer

atau media elektronik lainnya19

.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik juga menjelaskan mengenai definisi dari kontrak elektronik dalam

pasal 1 butir (5) yaitu kontrak elektronik adalah dokumen elektronik yang

membuat transaksi dan atau perdagangan elektronik.

Adapun yang disebut Saham adalah merupakan suatu proses jual beli

saham melalui online, dimana uangnya seperti contoh pembelian saham

sebesar Rp. 10.000.000 nantinya akan menjadi 2x lipat dari harga saham

sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa jual

beli secara elektronik merupakan suatu serangkaian proses transaksi jual beli

baik barang maupun jasa yang dilakukan antara pihak penjual maupun

pembeli dengan menggunakan perjanjian yang dibuat secara elektronik

melalui internet dimana para pihak tidak bertemu secara langsung.

2.7 Pengertian Jual Beli

Menurut Solahuddin,2007;373, bahwa jual beli adalah suatu

persetujuan dengan nama pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk

19 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan Transaksi elektronika.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

28

menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga

yang dijanjikan20

.

Solahuddin,2007;374, Jual beli atas barang orang lain adalah batal dan

dapat memberikan dasar kepda pembeli untuk menuntut penggantian

biaya, kerugian dan bunga, jika ia tidak mengetahui bahwa barang itu

kepunyaan orang lain.

Saham adalah secara umum dan sederhana ialah “surat berharga yang

bisa diperjual belikan (Transaksi) oleh perorangan atau lembaga di pasar

tempat surat tersebut diperjualbelikan”.

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang

paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan

perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi

yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para

investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang

menarik.

dan Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal

seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan

terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut

memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan,

dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)21

.

2.8 Penemuan Hukum

20 Solahuddin, 2007. KUHPerdata,visimedia, jakarta. Hal 373 21 http://mohamadhanafie.blogspot.com/2011/05/beberapa-pengertian-saham-reksadana.html, 31/12/2013

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

29

UU No 5 Tahun 1999 hak dilindungi terhadap akibat negatif dari

persaingan curang, yaitu larangan praktek monopoli dan perbuatan tidak

sehat.

Pasal 7 UUPK Kewajiban pelaku usaha

1. Beritikat baik, Konsumen berhak mendapatkan tindakan yang beritikat

baik dari seorang pelaku usaha

2. Berlaku jujur terhadap konsumen, memberikan informasi jujur dan benar

3. Berkewajiban utuk tidak bersikap diskrimasi, pelaku usaha tidak boleh

membeda-bedakan konsumen, konsumen harus diperlakukan sama dari

seorang pelaku usaha.

4. Menjamin mutu, menjamin barang dan jasa

5. Memberi kesempatan untuk mencoba barang dan jasa

6. Memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada konsumen terhadap barang

dan jasa yang dia gunakan dan merugikannya.

7. Ganti rugi dalam bentuk pelanggaran perjanjian oleh pelaku usaha.

Prinsip/teori tentang kedudukan konsumen

1. Let the Bayer beware

Artinya Letakkanlah konsumen tersebut pada posisi yang seimbang,

maksudnya kedudukan antara konsumen dan pelaku usaha berada posisi

yang seimbang maka tidaklah perlu konsumen mendapatkan perlindungan

yang berlebihan.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

30

Hambatannya :

- Konsumen tidak mendapatkan akses informasi terhadap barang dan jasa

- Pengetahuan yang terbatas pada konsumen.

2. The Due care theory

Artinya bahwa dalam kedudukan konsumen dan pelaku usaha yang

harus berhati-hati adalah pengusaha. Dalam menawarkan barang dan

jasanya siapapun tidak dapat dipermasalahkan apabila konsumen

dirugikan. Konsumen harus membuktikan kecerobohan pelaku usaha

(Pasal 1865 BW).

3. The Privity of contrak

Artinya konsumen yang kan mendapat ganti rugi dari pelaku usaha

adalah konsumen yang berikan kontraktual dengan pelaku usaha.

Konsumen yang mendapatkan barang dengan cara adanya perjanjian.

Orang yang memiliki barang dengan tanpa perjanjian maka konsumen

tidak dapat menuntut ganti rugi kedudukan pelaku usaha setara dengan

konsumen. Kemauan pelaku usaha harus diikuti oleh konsumen. Misal

perjanjian standart yang diterapkan oleh pelaku usaha maka konsumen

tidak dapat melakukan tawar menawar karena yang dijanjikan hanya yang

besar saja sedangkan masalah kecil dikesampingkan.

4. Kontrak bukalah syarat untuk mendapatkan perlindungan konsumen

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

31

Artinya konsumen itu tetap dilindungi walau tanpa dalam hubungan

perjanjian itu ada syarat atau kontrak terlebih dahulu. Munculnya kontrak

ini karena adany transaksi yang bermacam-macam dalam dunia

perekonomian kecuali untuk jasa secara ringkas transaksi konsumen

sangat luas sekali22

.

2.9 Penyelesaian Sengketa

Upaya penyelesaian sengketa konsumen bahwa

mediator/konsiliator dalam proses menyelesaikan sengketa konsumen

diluar pengadilan seperti seorang 'dirigen' dalam suatu konser musik.

Memadukan berbagai jenis suara berbeda menjadi sebuah irama menuntut

kemampuan dan kepiawaian diri sang dirigen itu sendiri. Menjadi

mediator/konsiliator adalah juga seni, tanpa pamrih, fleksibel dan tanpa

taring kekuasaan/birokrasi.. Dengan kekuatan inilah kami sewaktu aktif di

YLKI telah meletakkan kerangka dasar tata cara dan prosedur ADR di

YLKI jauh sebelum BPSK itu ada. Dan Alhamdulillah sukses. Betapa

kasus kasus akibat krisis moneter, seperti properti. asuransi, perbankan,

kesehatan/medis dan bahkan berhadapan dengan Pertamina ic Bp. Iqbal

Hasan/eks. Manager LPG dalam kasus ledakan tabung LPG yg memakan

korban manusia dan harta dapat selesai secara baik. mediator/konsiliator

untuk mampu membangun/membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab

pelaku usaha agar sengketa konsumen dapat diselesaikan secara win-

win.Ironinya, bagaimana teman teman LSM yang duduk di BPSK menjadi

22 http://unjalu.blogspot.com/2011/03/hukum-perlindungan-konsumen.html, 1/1/2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fashioneprints.ung.ac.id/507/6/2013-2-74201-271409028-bab2-10012014060020.pdf · Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana

32

mediator/konsiliator, kalau toh selama di LSM belum pernah berhadapan

dan atau menyelesaikan sengketa konsumen secara ADR, bukan

korespondensi dengan pelaku usaha lalu dianggap selesai dan tuntas.

Teman teman wakil konsumen yang duduk di BPSK lah yang harus lebih

matang soal menyelesaikan sengketa konsumen dibanding wakil wakil

dari pelaku usaha dan pemerintah yang nota bene sebelumnya mereka

tidak mengerti apapun soal perlindungan konsumen dalam arti yang

sesungguhnya, apalagi untuk menyelesaikan sengketa konsumen.

ada beberapa prinsip yang musti harus dipenuhi dalam pengelolaan

lembaga penyelesaian sengketa konsumen: 1) Aksesibilitas yakni

bagaimana mengupayakan agar lembaga penyelesaian sengketa konsumen

dapat diakses seluas-luasnya oleh masyarakat. Prinsip ini meliputi elemen-

elemen seperti: biaya murah, prosedur yang sederhana dan mudah,

pembuktian yang fleksibel, bersifat komprehensif, mudah diakses

langsung, dan tersosialisasi serta tersedia di berbagai tempat; 2) Fairness

dalam arti keadilan lebih diutamakan daripada kepastian hukum sehingga

sebuah lembaga penyelesaian sengketa konsumen setidaknya harus

bersifat mandiri (independent) dan dapat dipertanggungjawabkan pada

masyarakat (public accountability); 3) Efektif, sehingga lembaga

penyelesaian sengketa harus dibatasi cakupan perkaranya (kompleksitas

dan nilai klaim) dan setiap perkara yang masuk harus diproses secepat

mungkin tanpa mengabaikan kualitas penanganan perkara23

.

23http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol20267/alternatif-penyelesaian-sengketa-konsumen-butuh-progresivitas, 31/12/2013