bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian dan fungsi pelabuhan

20
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan Pelabuhan memiliki definisi sebagai terminal kapal setelah melakukan pelayaran, tempat kegiatan menaik-turunkan penumpang, bongkar-muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, reparasi, pengadaan perbekalan, dan lainnya, (PT. (Pesero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Pontianak, 2012). Tujuan pelayanan publik tersebut adalah menyediakan barang dan jasa yang terbaik bagi masyarakat. Barang dan jasa yang terbaik adalah yang memenuhi apa yang dijanjikan atau apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan demikian pelayanan publik yang terbaik adalah yang memberikan kepuasan terhadap publik, kalau perlu melebihi harapan publik, (Perry, 1989: 625). Merujuk data World Economic Forum dalam 'The Global Competitiveness Report 2011-2012' disebutkan, bahwa kualitas infrastruktur pelabuhan Indonesia masih tergolong buruk, yakni Indonesia berada di peringkat 103 dunia. Peringkat tersebut apabila dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya, Indonesia masih jauh tertinggal. Negara Thailand berada di peringkat 47, Negara Malaysia berada di peringkat 15 dan Negara Singapura berada di peringkat 1 dunia atau dengan kata lain sebagai pelabuhan dengan kualitas infrastruktur terbaik di dunia. Rating pelabuhan Indonesia yang rendah tidak terlepas dari pelayanan bongkar muat barang yang tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terbukti dari biaya yang dikeluarkan oleh operator pelayaran yang tergolong mahal di pangsa pasar ASEAN dan bahkan dunia. Selain itu, pelabuhan yang baik adalah pelabuhan yang tidak mengenal waktu tunggu, sehingga kapal datang-bersandar-bongkar muat-meninggalkan pelabuhan menjadi sebuah urutan baku pada pelabuhan di beberapa negara maju termasuk di Singapura. Kondisi berbeda ditemukan di pelabuhan Indonesia dimana kapal harus menunggu lama di pelabuhan, sehingga berakibat pada meningkatnya biaya (cost). Berkaca dari peringkat tersebut, tentu kondisi pelabuhan Indonesia masih membutuhkan evaluasi dan peningkatan lebih lanjut untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

Pelabuhan memiliki definisi sebagai terminal kapal setelah melakukan

pelayaran, tempat kegiatan menaik-turunkan penumpang, bongkar-muat barang,

pengisian bahan bakar dan air tawar, reparasi, pengadaan perbekalan, dan lainnya,

(PT. (Pesero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Pontianak, 2012). Tujuan pelayanan

publik tersebut adalah menyediakan barang dan jasa yang terbaik bagi

masyarakat. Barang dan jasa yang terbaik adalah yang memenuhi apa yang

dijanjikan atau apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan demikian

pelayanan publik yang terbaik adalah yang memberikan kepuasan terhadap

publik, kalau perlu melebihi harapan publik, (Perry, 1989: 625).

Merujuk data World Economic Forum dalam 'The Global Competitiveness

Report 2011-2012' disebutkan, bahwa kualitas infrastruktur pelabuhan Indonesia

masih tergolong buruk, yakni Indonesia berada di peringkat 103 dunia. Peringkat

tersebut apabila dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya, Indonesia

masih jauh tertinggal. Negara Thailand berada di peringkat 47, Negara Malaysia

berada di peringkat 15 dan Negara Singapura berada di peringkat 1 dunia atau

dengan kata lain sebagai pelabuhan dengan kualitas infrastruktur terbaik di dunia.

Rating pelabuhan Indonesia yang rendah tidak terlepas dari pelayanan bongkar

muat barang yang tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terbukti dari biaya yang

dikeluarkan oleh operator pelayaran yang tergolong mahal di pangsa pasar

ASEAN dan bahkan dunia. Selain itu, pelabuhan yang baik adalah pelabuhan

yang tidak mengenal waktu tunggu, sehingga kapal datang-bersandar-bongkar

muat-meninggalkan pelabuhan menjadi sebuah urutan baku pada pelabuhan di

beberapa negara maju termasuk di Singapura. Kondisi berbeda ditemukan di

pelabuhan Indonesia dimana kapal harus menunggu lama di pelabuhan, sehingga

berakibat pada meningkatnya biaya (cost). Berkaca dari peringkat tersebut, tentu

kondisi pelabuhan Indonesia masih membutuhkan evaluasi dan peningkatan lebih

lanjut untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

6

2.2 Pihak–pihak dalam Kegiatan Pelayaran Niaga

Kegiatan pelayaran niaga timbul karena adanya kebutuhan untuk

mengangkut barang dagangan yang dihasilkan disuatu tempat dan akan dijual ke

tempat yang lain. Semboyan the flag follows the trade, bendera (kapal) mengikuti

perdagangan, sudah cukup berbicara tentang hubungan sebab akibat antara

kegiatan perniagaan dengan kegiatan pelayaran. Semboyan ini telah lama dikenal

dan sampai sekarang prinsip-prinsipnya masih dianut oleh pengusaha pelayaran

yang menjalankan udahanya berdasarkan pola pengusahaaan yang umum. Namun

demikian ada juga kalanya beberapa pihak berusaha membalikkan semboyan

tersebut menjadi shepping promotes the trade, atau: pelayaran menunjang atau

menggalakkan usaha perniagaan.

Sebagaimana telah diuraikan diatas, pelayaran melayani perniagaan;

karenanya pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam suatu kegiatan

pelayaran di samping pihak maskapai pelayaran, adalah mereka berniaga, yaitu si

pengirim barang (the shipper) dan si penerima barang (the consignee). Dalam

suatu pengiriman atau pengapalan barang dengan kapal laut terdapat tiga pihak

yang saling mempunyai hubungan hukum satu sama lain; mereka itu adalah:

1. Pengirim barang (shipper), yaitu orang atau badan hukum yang memilliki

muatan kapal (barang) untuk dikirim dari sebuah pelabuhan tertentu

(pelabuhan pemuatan) guna diangkut ke pelabuhan lainnya (pelabuhan

tujuan).

2. Pengangkut (carrier), yaitu perusahaan pelayaran yang melaksanakan

atau menyelenggarakan pengangkutan muatan dari pelabuhan pemuatan

ke pelabuhan tujuannya, atau ke pelabuhan antara.

3. Penerima barang (consignee), yaiotu orang atau badan hukum, kepada

siapa muatan dikapalkan.

Hak dan kewajiban ketiga pihak dalam pengapalan telah diatur oleh

perundang–undangan nasional yang dituangkan dalam berbagai undang-undang

dan peraturan pemerintah. Beberapa buah konvensi internasional telah di bentuk

guna mengatur masalah pelayaran khususnya pelayaran samudera, baik mengenai

segi teknis pelayarannya maupun segi penyelenggaraan pelayaran.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

7

Di antara konvensi-konvensi internasional yang mengatur masalah

keselamatan pelayaran dapat disebut: konvensi tentang keselamatan jiwa manusia

di lautan (convension on safety of life at sea, yang lebih dikenal dengan

singkatannya SOLAS).

Ada disamping ketiga pihak yang telah disebut diatas, dalam suatu kegiatan

pelayaran niaga terlibat juga kegiatan atau jasa pihak-pihak lain tetapi pihak-pihak

lain itu tidak saling mempunyai hubungan hukum karena mereka hanyalah

merupakan wakil (lastnemer) saja dari salah satu pihak tersebut. Oleh karena itu

kegiatan mereka, dalam hubungannya dengan pengapalan barang, dan juga dalam

kegiatan pelayaran pada umumnya, tidak diatur oleh undang-undang. Adapun

pihak-pihak yang dimaksud adalah:

a. Ekspeditur (perusahaan ekspedisi muatan laut atau forwarding agent)

Orang atau perusahaan yang menyelenggarakan usaha mengurus

berbagai macam dokumen yang diperlukan guna memasukkan dan

mengeluarkan barang dari kapal atau pelabuhan. Ekspeditur tidak bekerja

sendiri, melainkan menjadi wakil bagi pengirim atau penerima muatan kapal

laut. Dalam hal mengekspedisi muatan keluar (ekspor) tugas dan kewajiban

ekspeditur sudah selesai kalau barang sudah dimuat ke dalam kapal dan bill

of lading (B/L) sudah diambil olehnya untuk diserahkan kepada orang yang

memberinya kuasa untuk mengurus pemuatan (pengapalan) itu. Dalam hal

mengurus muatan impor dari palabuhan, pekerjaan ekspeditur dimulai

dengan pembuatan dokumen-dokumen impor berupa pemberitahuan impor

untuk dipakai (PIUD), sampai membayar bea masuk yang berkenaan serta

biaya dan pengeluaran lainnya sampai barang dapat dikeluarkan dari gudang

pabean untuk diserahkan kepada pemiliknya. Berhubung dengan jenis

pekerjaannya itu maka perusahaan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL)

biasanya mempunyai armada angkutan darat sendiri, agar pengangkutan

barang dari dan ke gudang pemilik barang di luar pelabuhan dapat

diselenggarakan dengan lebih mudah dan lebih murah. Perkembangan

selanjutnya dari usaha ekspedisi ini tumbuh berupa usaha freight forwarding

(FF) yang tidak hanya mengurus dokumentasi dan pengangkutan muatan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

8

sebelum dan sesudah pengapalannya, melainkan meliputi semua keperluan

pengapalan mulai dari sortasi barang (pemilah-milahan jenis barang sesuai

klasifikasi tarif bea dan uang tambang), packing (pengemasan barang dalam

kemasan yang sesuai bagi pengangkutan samudera), cargo documentation

(penyiapan dan pembuatan dokumen-dokumen pengapalan sampai kepada

perolehan izin ekspor kalau di perlukan).

b. Warehousing (usaha pergudangan)

Usaha penimbunan dan penyimpanan barang di dalam gudang atau

lapangan penumpukan pelabuhan, selama barang yang bersangkutan

menunggu pemuatan ke atas kapal, atau menunggu pembebasannya dari

pengawasan pabean. Perlu di ketahui bahwa dalam sebuah pelabuhan

lazimnya terdapat tiga macam gudang, yaitu: gudang pabean (disebut juga:

gudang lini I, gudang diepzee), gundang entreport (bonded warehouse), dan

gudang bebas. Dalam rangka kegiatan pengapalan muatan, gudang pabean

merupakan yang terpenting karena di gudang pabean inilah di simpan

barang yang baru saja dibongkar dari kapal, atau segera akan dimuat ke

kapal. Di sini intansi pabean perlu campur tangan, sebab barang yang

akan/baru dimuat/dibongkar dari/ke kapal itu harus menyelesaikan dahulu

formalitas pabeannya dan membayar bea-bea sebelum diizinkan keluar dari

gudang pabean.

c. Stevedoring

Usaha pemuatan dan pembongkaran barang-barang muatan kapal laut.

Perusahaan stevedoring dapat merupakan sebuah perusahaan yang berdiri

sendiri, sebagai sebuah PBM (perusahaan bongkar muat), atau dapat juga

merupakan anak perusahaan, atau bagian dari sebuah perusahaan pelayaran.

Seringkali juga perusahaan stevedoring ini bergabung dengan perusahaan

pengangkutan muatan kapal, yang di muat ke dan di bongkar dari kapal

yang bertambat atau berlabuh di luar dermaga. Seperti diketahui dermaga-

dermaga yang terdapat pada sebuah pelabuhan tidak selalu dapat memenuhi

memenuhi kebutuhan penyandaran kapal dan karena kapal, demi efisiensi

operasi, tidak dapat menunggu giliran penyandaran terlalu lama, akan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

9

melakukan kegiatan di perairan pelabuhan (kolam pelabuhan,rede,roads)

dan dari sana barang-barang yang telah dibongkar ke atas tongkang akan

diantarkan ke gudang. Begitu juga sebaliknya bagi barang yang akan di

muat di kolam pelabuhan. Sesuai ketenuan di dalam inpres 4/1985,

perusahaan stevedoring ini dinamakan “perusahaan bongkar muat” disingkat

PBM yang secara hukum merupakan perusahaan yang berdiri sendiri tetapi

di dalam praktek perusahaan PBM tersebut hampir semuanya didirikan oleh

perusahaan pelayaran. Lebih lanjut perlu dikemukakan bahwa bertambatnya

kapal di luar dermaga itu tidak selalu karena menunggu giliran penyandaran,

melainkan karena biaya yang sangat mahalkalau kapal harus bersandar di

dermaga dan melakukan kegiatan pemuatan atau pembongkar di situ. Di

pelabuhan eropa-eropa dan Amerika Serikat umumnya diadakan ketentuan

yang mewajibkan kapal yang bersandar di dermaga pelabuhan

menggunakan shore equipment (alat bongkar yang disediakan pelabuhan)

dan tidak di izinkan menggunakan alat bongkar muat sendiri. Sangat

tingginya biaya cargo handling di dermaga ini pulalah yang telah

melahirkan konsepsi pengapalan dengan menggunakan peti besar yang

dinamakan container (peti kemas). Peti atau kemasan biasa lainnya, di mana

barang yang akan dikapalkan dikemas secara bersama-sama dan dimasukan

ke dalam container untuk kemudian dimuat dan diangkut ke pelabuhan

tujuan. Di dalam container tidak jarang dimuat barang-barang yang di

kapalkan oleh beberapa pemilik yang berbeda. (FDC, Sudjatmiko. 1997)

2.3 Kegiatan Bongkar Muat

Kegiatan Bongkar Muat di dermaga adalah kegiatan membongkar barang-

barang impor dan atau barang-barang antar pulau/interinsuler dari atas kapal

dengan menggunakan Crane dan Sling kapal ke daratan terdekat di tepi kapal

yang lazim disebut dermaga, kemudian selanjutnya dari dermaga dengan

menggunakan lori, vorklift atau kereta dorong dimasukkan dan ditata ke dalam

gudang terdekat yang ditunjuk oleh Administrator Pelabuhan, sedangkan kegiatan

Muat adalah sebaliknya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

10

Barang-barang yang dibongkar dari dalam kapal diserahkan oleh Mualim I

kepada Petugas Seksi Pembongkaran (Bagian Operasi Terminal). Semua barang

yang telah dibongkar dari kapal berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab

Seksi Pembongkaran, yang bertindak atas nama Mualim I.(Radiks Purba 2,

1997:92).

Pengoperasian dan fungsi gudang di pelabuhan dijelaskan sebagai berikut:

“Gudang-gudang atau lapangan penumpukan untuk menampung penumpukan

barang-barang bongkaran (ex impor/antar pulau) dan barang-barang muatan

(untuk tujuan ekspor)” (Djoko Triyanto, 2005:22). Bilamana jika jarak gudang

agak jauh dari posisi tambat kapal (130 m) maka bisa digunakan truk-truk atau

kereta dorong untuk menuju ke gudang yang ditentukan, dan untuk itu dikenakan

biaya extra atau overbringen.

Cargodoring long distance adalah pekerjaan cargodoring yang jaraknya

(antara kapal dan gudang penimbunan) melebihi 130 meter. (Soegijatna

Tjakranegara, 1995:465). Bilamana gudang-gudang di Lini I sudah penuh dan

tidak memiliki space gudang lagi maka kegiatan bongkar muat bisa juga

dilakukan dengan membongkar muatan dari atas kapal dengan menggunakan

crane dan sling kapal kemudian menurunkan muatan tersebut langsung ke atas

bak truk yang sudah siap menunggu disamping kapal, sedangkan kegiatan muat

barang adalah sebaliknya.

Kegiatan bongkar muat langsung truk/tongkang (truck/lossing/loading atau

barge lossing/loading) adalah kegiatan membongkar dari kapal langsung ke

truk/tongkang di lambung kapal dan selanjutnya mengeluarkan dari tali/jala-jala

serta menyusun di truk/tongkang atau sebaliknya. (Soegijatna

Tjakranegara,1995:464). Kegiatan Bongkar Muat ada empat:

a. Kegiatan Stevedoring

Merupakan proses diturunkannya barang-barang muatan dari dek kapal

menuju ke pinggir pelabuhan (cade) dengan menggunakan alat-alat berat

bongkar muat, dan sebaliknya untuk barang ekspor dinaikkan dari tepi

dermaga/kade ke atas kapal.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

11

b. Kegiatan Cargodoring

Merupakan proses dibawanya barang-barang muatan kapal yang sudah

ada di pinggir pelabuhan (cade) menuju ke gudang penyimpanan

pelabuhan untuk disimpan/ ditimbun, dan sebaliknya untuk barang

ekspor dikeluarkan dari gudang dan dibawa ke kade/dermaga di pinggir

kapal untuk siap dimuat ke atas kapal.

c. Kegiatan Deliverydoring

Merupakan proses pengiriman barang-barang muatan kapal yang sudah

ada digudang penyimpanan pelabuhan menuju keluar lingkungan

pelabuhan untuk disimpan.

d. Kegiatan Receivedoring

Merupakan proses pengangkutan kembali barang yang ada di pabrik atau

perusahaan atau industri untuk dikirim kembali ke gudang penyimpanan

pelabuhan.

Sedangkan kegiatan bongkar muat barang dibedakan menjadi 2 kondisi:

a. Fiost

Merupakan kondisi dimana si importir menanggung seluruh biaya

pengangkutan yang terdiri dari stevedoring, cargodoring dan

deliverydoring. Kondisi Fiost: untuk barang-barang besar dan berat

sehingga membutuhkan alat-alat mekanis untuk mengangkut barang dari

dek kapal.

b. Linier

Merupakan kondisi dimana si importir hanya menanggung biaya

pengangkutan yang terdiri dari cargodoring dan deliverydoring. Kondisi

Linier: untuk barang-barang ringan sehingga tidak membutuhkan alat-

alat mekanis maka barang-barang ini tidak dikenakan biaya stevedoring.

2.4 Alat dalam Proses Bongkar Muat

Aktivitas penanganan muatan dalam membongkar muatan dari dalam kapal

ke lambung memerlukan alat. Bentuk dari barang yang di kapalkan sangat

bervariasi,dan di indonesia, alat yang sering digunakan adalah sling tali (rope

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

12

sling) atau sling kawat dan jala-jala tali atau kawat untuk beberapa muatan

khusus. Biaya peralatan tersebut dibebankan kepada pembeli barang yang

sekaligus mengapalkan barangnya, seperti pada pengapalan roda empat dan kapal

tunda, alat penanganan muatannya telah termasuk harga barang dan dilengkapi

dengan sertifikat aman untuk pengangkatan barang. Dalam bukunya yang berjudul

Penanganan Muatan Kapal, Hananto Soewedo (2015) menjelaskan bahwa ada tiga

belas alat yang diperlukan untuk kegiatan bongkar muat, antara lain:

a. Sling tali (rope sling)

Sling tali berfungsi mengangkat muatan dari darat ke atas kapal, terutama

muatan dalam karung sekaligus 10-12 karung karena kekuatan aman tali

1-2 ton.

b. Sling terpal

Sling terpal digunakan untuk mengangkut muatan kapal yang kecil-kecil.

c. Sling rantai

Sling ini berfungsi menaikan pipa-pipa ke atas kapal.

d. Jala-jala tali/kawat

Alat ini menaikan muatan kapal berbentuk peti yang tidak besar secara

sekaligus.

e. Sling muatan berat

Sling ini digunakan untuk menaikan muatan kapal dengan berat lebih

dari 5 ton.

f. Unitize sling (melekat pada muatan)

Alat ini mumpu mengangkat muatan yang sudah diletakkan permanen

pada muatan

g. Cengkeram pelat

Alat stevdoring ini digunakan untuk mengangkat pipa yang berukuran

besar ke dalam kapal.

h. Persling (melekat pada muatan)

Sling yang permanen diletakkan pada muatan.

i. Sling pipa

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

13

j. Sling mobil

Sling ini adalah alat bongkar muat khusus mobil.

k. Kubruk (sling ternak)

Alat untuk memuat ternak ke dalam kapal (alat untuk muat sapi,ternak

atau hewan)

l. Sling papan

Alat untuk memuat kapal yang dilandasi dengan papan.

m. Gancu muat

Alat ini dapat memuat barang-barang dalam karung, seperti kopi, beras,

dan lain lain.

2.5 Dokumen-dokumen dalam pengurusan bongkar muat.

Dokumen angkutan adalah bentuk dokumen maupun surat-surat yang

diperlukan sebagai persyarat untuk menjamin kelancaran dan keamanan

pengangkutan barang dan/atau penumpang dengan kapal laut. Pentingnya

dokumen-dokumen tersebut dalam pengangkutan di laut tidak dapat di sangkal

lagi. Berbagai dokumen yang ada dalam kapal harus dipersiapkan seluruhnya

sebelium kapal berangkat dari pelabuhan asal. (Hasim. Purba, 2005)

Ada beberapa dokumen penting dalam kegiatan pengangkutan barang di

laut,antara lain:

1. Manifest kapal.

2. Bill of lading/konosemen.

3. Certificate of insurance.

4. Cemmercial invoice.

5. Certificate of origine.

6. Packing list.

7. Certificate lainnya.

2.6 Gudang

Dalam dunia usaha, gudang adalah suatu ruangan tertutup, artinya tertutup

dengan dinding dan atap yang hanya dapat dimasuki melalui pintu, untuk

menyimpan atau menimbun barang-barang dagangan. Semetara itu, dalam dunia

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

14

perdagangan, gudang (werehouse) adalah sarana perdagangan yang sangat

diperlukan dan mempunyai peranan penting dalam lalu lintas barang. Gudang

tidak saja menjadi alat menampung hasil-hasil produksi sebelum dipasarkan,

tetapi merupakan tempat pemberhentian barang dalam peredarannya itu sendiri,

terutama dalam bidang perdagangan interin seluler dan internasional.

Fasilitas untuk menumpuk barang di pelabuhan, seperti gudang sangat

penting sebagai tempat tunggu barang sebelum kapal mengangkutnya. Gudang

berfungsi pula untuk mempersingkat waktu pengapalan barang karena barang

dapat terlebih dahulu diangkut kapal yang telah tiba tanpa harus menunggu

datangnya barang sejenis dari pabrik atau tempatnya diproduksi.

Dalam dunia perdagangan, gudang dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Gudang untuk diperlukan perdagangan antar-daerah/lokal biasanya

dimiliki oleh para pengusaha ditempatnya masing-masing(gudang

darat).

2. Gudang untuk menampung barang-barang yang akan dikapalkan atau

dibongkar dari kapal (gudang laut).

Gudang luar biasannya dimiliki oleh maskapai pelayaran (Gudang Lini I)

atau gudang veem (Gudang Lini II). Gudang Lini I berada di dalam kekuasaan

Pabean, dan dinamakan juga Gudang Douane. Barang-barang yang ada di dalam

gudang tersebut belum bebas dari pemeriksaan Pabean dan formalitas Pabeannya

masih harus dipenuhi. Gudang veem (Gudang Lini II) berada di luar garais bebas

yang menjadi tempat terbatasnya kekuasaan Kepabeanan, kecuali terdapat

aktifitas bongkar muat di tempat tersebut.

Untuk mengusahakan gudang, diperlukan izin usaha sesuai dengan

peraturan prosedur pengurusan izin dalam bidang yang bersangkutan. Bagi

pengusaha, gudang darat yaitu gudang untuk keperluan perdagangan lokal, izin

usahanya dapat diperoleh dari Departemen Perdangan (melalui Eselon

bawahannya yang berkenaan), sedangkan untuk gudang yang berlokasi di dalam

pelabuhan, izin usaha dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan c.q. Direktorat

Jendral Perhubungan Laut, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah

No.2 Tahun 1969.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

15

Dalam administrasi pengurusan barang, dikenal tujuh fungsi yang harus

dijalankan secara seimbang dan berdaya guna, yang meliputi:

1. Perencanaan dan penetuan kebutuhan (planning and requirement),

untuk menetapkan secara terprogam barang yag diperlukan dan yang

perlu disediakan.

2. Penganggaran (budgeting), untuk menetapkan kebutuhan dana dalam

pengadaan dana, biaya dana, dan lai-lain yang berkaitan.

3. Pengadaan (procurement), untuk menentukan langkah-langkah yang

harus diambil dalam mendapatkan barang, sumber barang tersebut, cara

pengadaannya, (impor, lokal, frekuensinya, dan lain-lain).

4. Penyimpanan dan penyaluran (storage and distribution), untuk

menetapkan apakah barang harus diendapkan dulu sebelum disalurkan,

bagaimana caranya, dan apa sarana penyalurannya serta permasalahan

lainya yang berkenaan.

5. Pemeliharaan (maintenance), apakah barang harus disimpan dalam

suhu tertentu, memerlukan pemanasan atau pendinginan, pembersihan,

dan tindakan perawatan serta pemeliharaan lainnya.

6. Penghapusan (disposal), tindakan-tindakan yang harus diambil terhadap

barang yang tidak terpakai, tidak dapat dipakai lagi, atau tidak boleh

dipakai karena dapat membahayakan kesehatan masyarakat, merusak

lingkungan atau bahaya gangguan lain. Sebagai contoh, barang yang

dikembalikan oleh agen di daerah karena tidak laku, padahal sudah

kadaluarsa, rusak selama peredaran atau rusak selama penimbunan di

gudang. Barang-barang seperti itu harus dibuang dengan cara dibakar,

dikubur, atau juga masih baik untuk diberikan sebagai makanan ternak

(namun tidak boleh dimakan manusia, berdasarkan penetapan dari ilmu

kesehatan). Dengan demikian, barang itru masih dapat “dibuang”, tetapi

menghasilkan uang, meskipun tindakan pengamanannya harus ketat

untuk menghindari barang itu terlempar ke pasar dan dimakan manusia,

yang berbahaya bagi kesehatannya, selain menimbulkan claim kepada

perusahaan yang dapat merusak citra perusahaan itu sendiri. Ada pula

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

16

kemungkinan lain untuk membuang barang sekaligus memperoleh

penghasilan yang memadai, dan tidak menimbulkan gangguan, seperti

barang bekas pembungkus (packing material) yang dibuang setelah

isinya diambil, bekas atau sisa produksi yang tidak berguna, tetapi

masih dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Sebagai contoh, sisa

guntingan tinplate pada pabrik kaleng, masih dapat digunakan untuk

membuat penutup botol,membuat lampu neon, penjepit kalender, dan

lain-lain.

7. Pengendalian (controlling), meliputi pengendalian barang yang

diproduksi, baik dari segi mutu, sediaan (stock control), atau arus

barang. Pengendalian yang baik berperan besar dalam mengefesienkan

biaya dari berbagai aspek.

Pergudangan adalah suatu “kegiatan pengurusan” yang meliputi tindakan-

tindakan berikut:

a. Menerima barang.

b. Menyimpan barang sesuai dengan persyarantannya.

c. Memelihara barang.

d. Memelihara kebersihan ruang tempat penyimpanan barang.

e. Mengeluarkan barang sesuai keperluan.

f. Mengurus administrasi pergudangan.

g. Mempertanggung jawabkan pengurus tersebut.

A. Lima hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengurusan

barang di dalam gudang adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pembukuan (administrasi) terhadap barang yang keluar

dan masuk gudang.

b. Melakukan penyimpanan barang secara teratur dan tertib.

c. Melakukan perawatan barang.

d. Merencanakan tempat yang memenuhi syarat untuk barang.

e. Mengadakan pencatatan barang dan menunjukannya kepada

pimpinan, setiap waktu diperlukan. (Hananto Soewedo.2015)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

17

2.7 Lapangan Penumpukan

Lapangan penumpukan adalah suatu tempat yang berada di luar dan terletak

di dekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang akan

dimuat ke kapal atau setelah dibongkar dari kapal. Lapangan penumpukan harus

diperkeras dengan struktur perkerasan tertentu sehingga dapat menerima beban

yang berat dari berat barang yang ditampungnya.

Lapangan penumpukan berfungsi untuk menyimpan barang-barang berat

dan besar serta mempunyai ketahanan terhadap panas matahari dan hujan. Barang-

barang yang disimpan di lapangan penumpukan berupa kendaraan berat, barang-

barang yang terbuat dari Baja seperti tiang listrik, plat baja, baja profil, baja beton,

dan sebagainya.

Suatu lapangan penumpukan harus memiliki syarat sebagai berikut:

a. Tersedianya tempat untuk areal penyortiran barang harus

dikembangkan setelah mempertimbangkan jenis dan jumlah barang

yang ditangani serta kondisi penanganannya.

b. Lay out harus aman bagi operasi kendaraan dan peralatan pengangkut

barang.

c. Areal penyortiran barang harus dikeraskan dengan bahan untuk lapisan

jalan/trotoar seperti beton semen atau beton aspal.

d. Areal penyortiran barang harus dilengkapi dengan fasilitas pembuangan

air.

e. Areal penyortiran barang dimana pengangkutan barang dilakukan pada

malam hari harus dilengkapi dengan penerangan yang memadai.

f. Pada areal penyortiran barang yang berbahaya bagi umum, harus ada

tanda/rambu larangan masuk untuk umum, dan areal harus dikelilingi

dengan pagar.

g. Pada areal penyortiran barang dimana barang dapat diterbangkan oleh

angin, maka harus dilengkapi dengan dinding pelindung.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

18

Struktur perkerasan lapangan penumpukan dapat berupa struktur perkerasan

kaku atau struktur perkerasan lentur dan masing-masing desain perkerasan

struktur dipengaruhi oleh:

a. Beban rencana.

b. Volume kendaraan/alat-alat berat.

c. Daya dukung tanah.

d. Material bahan perkerasan. (A. Edy Hidayat,dkk. 2009)

2.8 Gambaran Umum Obyek Penulisan

PT. Tirta Sapta Samodra menyediakan jasa penyewaan Tugboat dan Barge

untuk mengangkut angkutan curah kering, terutama batu bara termal, pasir dan

bahan tambang lainnya. Pelayaran armada kami melayani rute domestik dan

internasional dari Kalimantan ke berbagai pelabuhan di Jawa, Sulawesi,

Sumatra, Papua dan rute internasional seperti Vietnam, Kamboja, Singapura,

Filipina, Thailand, bahkan sampai ke timur tengah.

Sejarah perusahaan dimulai pada tahun 2000 ketika pendiri, Bapak Joko

Suwedio telah mengidentifikasi potensi pertumbuhan bisnis rental Tugboat di

Indonesia. Bapak Joko Suwedio memulai bisnisnya hanya dengan 1 set Tugboat

& Barge, dan ia berkomitmen untuk terlibat dalam transportasi laut angkutan

curah kering, dengan daerah perdagangan terutama di perairan Indonesia.

Pada bulan Maret 2002, sebuah perusahaan pelayaran yang disebut PT.

Tirta Sapta Samodra, didirikan ketika memiliki 2 set kapal tunda & Barges.

Dalam rangka mendukung pertumbuhan yang kuat dari perusahaan, pada bulan

Maret 2006 perusahaan menambah armadanya.

Sampai saat ini, PT. Tirta Sapta Samodra sendiri memiliki 24 kapal, terdiri

dari 12 armada Tagboat dan 12 Barges, semuanya berbendera Indonesia. Untuk

melayani kepentingan publik, serta kebutuhan klien kami, semua kapal kami

dipelihara sesuai dengan aturan masing-masing dan terdaftar di bawah anggota

dari Asosiasi Internasional Classification Societies dan / atau PT. Biro

Klasifikasi Indonesia.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

19

VISI:

Menjadi Perusahaan Pelayaran No. 1 di Indonesia pada tahun 2017.

MISI:

Menyediakan jasa pelayaran di Indonesia yang inovatif, kompetitif dan

handal, serta senantiasa memberikan pelayanan yang profesional kepada

pelanggan, sehingga memberikan keuntungan maksimal bagi stakeholder.

Nilai Inti Perusahaan:

1. Profesional

Senantiasa mengerjakan tugas dan kewajiban sesuai dengan keahlian dan

keterampilan yang dimiliki.

2. Efektif

Mencapai target kerja secara tepat waktu dan tepat sasaran dengan

memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki.

3. Disiplin

Mengikuti dan mentaati seluruh peraturan serta prosedur yang berlaku

dalam setiap kegiatan kerja yang dilakukan.

4. Upaya

Senantiasa berusaha dan bersemangat untuk berprestasi dan mencapai target

kerja.

5. Loyalitas

Memiliki dedikasi tinggi dalam membangun Perusahaan dan dalam

mencapai kesejahteraan bersama.

6. Inovatif

Membuat sesuatu yang baru dan berbeda, baik dalam tindakan maupun ide

di dalam setiap aktivitas pekerjaan demi memajukan Perusahaan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

20

Struktur Organisasi PT. Tirta Sapta Samodra

Gambar 2.1 Strukrur Organisasi PT. Tirta Sapta Samodra

Sumber: PT. Tirta Sapta Samodra

A. Direktur

Direktur adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Perseroan

terbatas (PT). Direktur dapat seseorang yang memiliki perusahaan tersebut atau

orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha untuk menjalankan dan

memimpin perseroan terbatas.

Di Indonesia pengaturan terhadap direktur terdapat dalam UU No. 40 Tahun

2007 Tentang Perseroan Terbatas dijabarkan fungsi, wewenang, dan tanggung

jawab direksi.

Seorang direktur atau dewan direksi dalam jumlah direktur dalam suatu

perusahaan (minimal satu), yang dapat dicalonkan sebagai direktur, dan cara

pemilihan direktur ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan. Pada umumnya

direktur memiliki tugas antara lain:

a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan

perusahaan

KOMISARIS

KUSDIHARJI SUYONO,SH

KA. OPERASI

ARDYAN TIRTA

DIREKTUR

JOKO SABDONO

KEUANGAN

HARTINI

KA. OPERASIONAL

ANDHIKA PUTRA S.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

21

b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala

bagian (manajer)

c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan

d. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja

perusahaan

Direktur bertanggung jawab atas kerugian PT yang disebabkan direktur

tidak menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT

anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40

Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Atas kerugian PT, direktur akan

dimintakan pertanggungjawabannya baik secara perdata maupun pidana.

Apabila kerugian PT disebabkan kerugian bisnis dan direktur telah

menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran

dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas, maka direktur tidak dapat dipersalahkan atas

kerugian perusahaan.

B. Kepala Operasional

Maju mundurnya sebuah PT, tergantung pada pimpinannya. Sejauh mana ia

bisa memanage bawahannya agar bisa saling bersinergi menuju hasil yang

optimal. Termasuk pula pimpinan cabang. Ia juga harus bisa mengatur dengan

baik orang-orang di cabang yang menjadi tanggung jawabnya.

Tugas :

a. Memimpin dan mengelola kegiatan usaha/bisnis perusahaan di cabang.

b. Mendapatkan market share sesuai target cabang yang ditetapkan (goal).

c. Mengelola AR dengan baik agar resiko bisnis dapat ditekan sekecil

mungkin.

d. Membangun nama baik kantor cabang dengan image yang positif.

e. Mengupayakan pertumbuhan dan perkembangan cabang dari waktu ke

waktu baik secara volume maupun kualitas.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

22

Tanggung Jawab :

a. Pelaksanaan operasional kantor cabang sesuai system dan prosedur.

b. Risk control/pengendali resiko.

c. Pertumbuhan dan perkembangan cabang.

d. Merealisasikan Profit yang ditargetkan ke masing2 cabang.

Fungsi Kepala Operasional

a. Leader (Pemimpin)

b. Manager (Pengelola)

c. Organizer (Pengatur)

d. Goal Achiever (Pencetak goal/target)

e. Tutor/Mentor (Pengajar/Pembimbing, Penasehat)

f. Problem Solver (Pencari solusi atas berbagai masalah)

g. Trainer/Coach (Pelatih)

h. Motivator (Pemberi semangat)

C. Kepala Keuangan

Kepala keuangan merupakan fungsi kerja di suatu perusahaan yang bertugas

merencanakan, menganggarkan, memeriksa, mengelola, dan menyimpan dana

yang dimiliki oleh perusahaan. Seorang kepala keuangan bertanggung jawab

penuh pada keuangan perusahaan dan mengambil keputasan penting dalam suatu

investasi dan pembelanjaan perusahaan. Sebagai jabatan penting dalam

perusahaan, seorang menajer harus mengetahui semua hal yang berkaitan dengan

keuangan. Karena manajer keuangan tidak jauh dari analisis keuangan,

perencaraan keuangan sampai keputusan investasi.

a. Manajer Keuangan bekerja sama dengan manajer lain, bertugas

merencanakan dan meramalkan beberapa aspek dalam perusahaan

termasuk perpencanaan umum keuangan perusahaan

b. Manajer keuangan bertugas mengambil keputusan penting investasi

dan berbagai pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan

keputusan tersebut

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

23

c. Manajer keuangan bertugas dalam menjalankan dan mengoperasikan

roda kehidupan perusahaan seefisien mungkin dengan menjalin kerja

sama dengan manajer lainnya

d. Manajer keuangan bertugas sebagai penghubung antara perusahaan

dengan pasar keuangan sehingga bisa mendapatkan dana dan

memperdagangkan surat berharga perusahaan

Secara ringkas dari empat tugas utama manager keuangan di atas dapat kita

simpulkan bahwa tugas utama manager keuangan berhubungan dengan keputusan

investasi dan pembiayaan perusahaan yang berpengaruh terhadap laju

pertumbuhan perusahaan.

Tanggung jawab Kepala Keuangan:

a. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi

b. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelanjaan

c. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan deviden

d. Merencanakan, mengatur dan mengontrol perencaaan, laporan dan

pembiayaan perusahaan

e. Merencanakan, mengatur dan mengontrol arus kas perusahaan

f. Merencanakan, mengatur dan mengontrol anggaran perusahaan

g. Merencanakan, mengatur dan mengontrol pengembangan sistem dan

prosedur keuangan perusahaan

h. Merencanakan, mengatur dan mengontrol analisis keuangan

i. Merencanakan, mengatur dan mengontrol untuk memaksimalkan nilai

perusahaan.

D. Manager Operasi

Tanggung jawab seorang manajer operasi terhitung sangatlah berat. Karena

disini sang manajer harus ikut andil dalam mengatur dan mengelola biaya dan

anggaran yang berhubungan dengan perusahaan yang harus dikeluarkan

seefisiensi dan seefektif mungkin dan tak hanya itu seorang manajer operasi pun

harus memikirkan untuk memenuhi harapan pelanggan atau klien dalam

pelayanan terbaik. Berikut adalah tanggung jawab manager operasi:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Pelabuhan

24

a. Mengelola dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi

perusahaan

b. Memangkas habis biaya-biaya operasi yang sama sekali tidak

menguntungkan perusahaan

c. Meneliti teknologi baru dan metode alternatif efisiensi

d. Mengawasi produksi barang atau penyediaan jasa

e. Mengawasi tata letak operasional , persediaan dan distribusi barang

f. Membuat atau merencanakan pengembangan operasi dalam jangka

pendek maupun panjang

g. Meningkatkan sistem operasi, proses dan kebijakan dalam

mendukung visi dan misi perusahaan

h. Melakukan pertemuan rutin dengan direktur eksekutif secara berkala

i. Melakukan pencairan cek untuk biaya agen

j. Mengatur anggaran dan mengelola biaya

k. Mengelola program jaminan kualitas