bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian beton ii.pdf · 2.1 pengertian beton beton merupakan...

27
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (dan kadang-kadang bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia) pada perbandingan tertentu. Bahan penyusun beton meliputi air, semen, agregat kasar dan agregat halus dan bahan tambah dimana setiap bahan penyusun mempunyai fungsi dan pengaruh yang berbeda-beda. Sifat yang penting pada beton adalah kuat tekan, bila kuat tekan tinggi maka sifat-sifat yang lain pada umumnya juga baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton terdiri dari kualitas bahan penyusun, nilai faktor air semen, gradasi agregat, ukuran maksimum agregat, cara pengerjaan (pencampuran, pengangkutan, pemadatan, dan perawatan) serta umur beton (Tjokrodimulyo, 1996). 2.2 Penyusun Beton Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar dengan pasta semen (kadang-kadang juga ditambahn (admixture), campuran tersebut apabila dituangkan ke dalam cetakan kemudian didiamkan akan menjadi keras seperti batuan. Proses pengerasan terjadi karena adanya reaksi kimiawi antara air dengan semen yang berlangsung terus dari waktu ke waktu, hal ini menyebabkan kekerasan beton terus bertambah sejalan dengan waktu. Beton juga dapat dipandang sebagai batuan buatan dimana adanya rongga pada partikel yang besar (agregat halus akan diisi oleh pasta (campuran air dan semen) yang juga berfungsi sebagai bahan perekat sehingga penyusun dapat menyatu menjadi massa yang padat. Berikut beberapa penjelasan dari campuran beton yang digunakan: 1. Semen Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan.

Upload: hoangdien

Post on 30-Jan-2018

285 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Beton

Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (dan

kadang-kadang bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia

tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia) pada perbandingan tertentu.

Bahan penyusun beton meliputi air, semen, agregat kasar dan agregat halus dan

bahan tambah dimana setiap bahan penyusun mempunyai fungsi dan pengaruh yang

berbeda-beda. Sifat yang penting pada beton adalah kuat tekan, bila kuat tekan

tinggi maka sifat-sifat yang lain pada umumnya juga baik. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kuat tekan beton terdiri dari kualitas bahan penyusun, nilai faktor air

semen, gradasi agregat, ukuran maksimum agregat, cara pengerjaan (pencampuran,

pengangkutan, pemadatan, dan perawatan) serta umur beton (Tjokrodimulyo, 1996).

2.2 Penyusun Beton

Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar dengan

pasta semen (kadang-kadang juga ditambahn (admixture), campuran tersebut apabila

dituangkan ke dalam cetakan kemudian didiamkan akan menjadi keras seperti

batuan. Proses pengerasan terjadi karena adanya reaksi kimiawi antara air dengan

semen yang berlangsung terus dari waktu ke waktu, hal ini menyebabkan kekerasan

beton terus bertambah sejalan dengan waktu. Beton juga dapat dipandang sebagai

batuan buatan dimana adanya rongga pada partikel yang besar (agregat halus akan

diisi oleh pasta (campuran air dan semen) yang juga berfungsi sebagai bahan perekat

sehingga penyusun dapat menyatu menjadi massa yang padat.

Berikut beberapa penjelasan dari campuran beton yang digunakan:

1. Semen

Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara

menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium

yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

6

2. Air

Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting namun harganya

paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk

bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dan

dipadatkan. Untuk bereaksi dengan semen, air yang diperlukan hanya

25% berat semen saja, namun kenyataannya nilai faktor air semen yang

dipakai sulit kurang dari 0,35. Kadar air dalam beton tidak boleh terlalu

banyak karena mengakibatkan kekuatan beton akan rendah seta betonnya

porous (berlubang-lubang).

3. Agregat

Agregat dapat didefinisikan yaitu butiran mineral yang berfungsi sebagai

bahan pengisi dalam campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat aduk

dan beton dapat juga didefinisikan sebagai bahan yang dipakai sebagai

pengisi atau pengkurus, dipakai bersama dengan bahan perekat, dan

bahan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu yang disebut

adukan beton

4. Bahan tambah

Bahan tambah ialah bahan selain unsur pokok (air, semen, dan agregat)

yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera, atau selama

pengadukan beton. Tujuannya ialah untuk mengubah satu atau lebih sifat-

sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras.

Bahan kimia tambahan (chemical admixture) adalah bahan kimia (berupa

bubuk atau cairan) yang dicampurkan pada adukan beton selama

pengadukan dalam jumlah tertentu untuk mengubah beberapa sifatnya.

2.3 Pengecoran Beton

Pengecoran beton pada balok dan pelat lantai dapat dilaksanakan setelah

struktur kolom selesai dikerjakan. Dilanjutkan dengan pemasangan perancah dan

bekisting, terakhir dilanjutkan dengan penulangan balok dan pelat lantai. Setelah

semua tahapan pekerjaan selesai, baru dilanjutkan dengan pengecoran beton.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

7

2.3.1 Proses Pengecoran Beton

Proses pengecoran beton dimulai saat beton plastis dituangkan ke dalam

cetakan baik menggunakan bucket (dibantu dengan alat berat) maupun melalui pipa,

beton yang sudah dituang ke area pengecoran kemudian dikonsolidasikan dan

diratakan. Konsolidasi dilakukan bertujuan untuk mengurangi rongga dalam beton,

dapat dilakukan secara manual dengan cara menusuk menggunakan besi batang atau

sekop, dan dapat dilakukan dengan alat penggetar (vibrator). Setelah proses

konsolidasi maka permukaan beton diratakan dan dibiarkan mengering. Pada saat

beton mengering, suhu dan kelembaban pada permukaan beton harus dijaga untuk

menghindari retak dengan cara memberi penutup yang basah langsung di atas beton

atau menyemprotkan air di permukaan beton.

2.3.2 Beton Ready Mix (Beton Siap Pakai)

Beton ready mix menurut Nilson, dkk. (2008) dalam Nastiti (2004) adalah

beton yang dibuat atau pencampuran bahan materialnya di lokasi perusahaan

batching plan, kemudian beton ready mix diangkut menggunakan truk pengangkut ke

lokasi proyek yang memesan beton ready mix dalam bentuk beton segar.

Penerapan beton ready mix pada konstruksi bangunan sangat menguntungkan

jika dibandingkan dengan beton yang diproduksi sendiri, terutama jika dipergunakan

pada konstruksi pracetak. Keuntungan ini didapat dari waktu yang seharusnya

dipergunakan untuk proses pembuatan beton dapat dihilangkan sehingga pekerjaan

hanya dibutuhkan saat proses pengecoran beton selain itu mutu beton yang

diharapkan dapat terpenuhi.

Beton ready mix dapat disiapkan dengan beberapa jalan, yaitu (Peurifoy et

al., 1996):

1. Central-mixed concrete, dimana beton dicampur sepenuhnya di dalam suatu

mixer dan diangkut ke proyek dengan menggunakan truk molen.

2. Shrink-mixed concrete, dimana setengah pencampuran beton dilakukan di

dalam suatu mixer kemudian beton dicampur sepenuhnya di dalam truk

mixer, pencampuran ini biasanya dilakukan dalam perjalanan ke lokasi

proyek.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

8

3. Truck-mixed concrete, dimana beton dicampur sepenuhnya di dalam truk

mixer, dengan 70 sampai 100 putaran pada suatu kecepatan yang cukup untuk

mencampur beton. Beton jenis ini pada umumnya disebut “transit mixer

concrete” karena dicampur dalam perjalanan.

Truk mixer merupakan alat yang digunakan untuk membawa campuran beton

basah dari pabrik pembuatan ready mix (batching plan) ke lokasi proyek dengan

sistem bak yang terus berputar dengan kecepatan yang sudah diatur sedemikian rupa

supaya campuran beton selama dalam perjalanan tidak berkurang kualitasnya.

Truk mixer dibuat dalam berbagai ukuran dengan kapasitas mulai 3,0 m3 sampai 7,0

m3. Drum berputar dengan tenaga penggerak yang bersumber dari kendaraan yang

bersangkutan.

Beton ready mix dapat dipesan dengan beberapa cara, yaitu (Peurifoy et al.,

1996):

1. Recipe batch, yaitu pembeli bertanggung jawab dalam menentukan proporsi

campuran beton, termasuk menetapkan isi semen, jumlah maksimum air yang

diijikan, dan campuran bahan kimia yang dibutuhkan. Pembeli juga boleh

menetapkan jumlah dan jenis dari agregat kasar dan agregat halus. Dalam hal

ini pembeli bertanggung jawab penuh terhadap kekuatan dan ketahanan

campuran.

Gambar 2.1 Truk MixerSumber: Wikipedia.org (2015)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

9

2. Performance batch, yaitu pembeli menetapkan kebutuhan dari kekuatan

beton, dan pabrik bertanggung jawab penuh dalam menentukan proporsi

campuran.

3. Part performance and part recipe, yaitu pembeli menetapkan isi semen

minimum, campuran yang diperlukan, kekuatan yang dibutuhkan dan

membiarkan pabrik menentukan proporsi campuran beton.

Kebanyakan pembeli menggunakan pendekatan yang ketiga, yaitu part performance

and part recipe, dengan memperhatikan ketahanan minimum sambil memberi

kesempatan kepada penyalur beton ready mix untuk menyediakan campuran yang

paling ekonomis.

Keuntungan pemakaian beton ready mix dapat dilihat dari segi:

1. Mutu

Mutu beton yang terjamin karena beton ready mix diproduksi di pabrik beton

ready mix di bawah pengawasan ahli dan menggunakan mesin – mesin yang

bekerja secara otomatis dalam melakukan penakaran material beton sesuai

dengan mutu yang dibutuhkan oleh konsumen, sehingga dapat memberikan

jaminan ketepatan mutu beton yang diinginkan.

2. Waktu

Waktu untuk memproses material beton menjadi lebih cepat dibandingkan

dengan cara konvensional, sehingga pekerjaan akan cepat selesai.

3. Lahan

Beton ready mix sangan cocok dan praktis diterapkan di daerah atau lokasi

proyek yang lahannya terbatas atau lahannya tidak cukup luas untuk

penimbunan material pembuat beton.

Selain memiliki keuntungan, beton ready mix juga memiliki kelemahan seperti:

1. Apabila terjadi kesalahan dalam perhitungan volume pengecoran yang

dibutuhkan terutama apabila terjadi kelebihan campuran beton maka resiko

ini ditanggung oleh pihak konsumen.

2. Jika terjadi masalah yang menyangkut penyediaan campuran ke lokasi

proyek, misalnya terjadi kemacetan lalu lintas sepanjang perjalanan menuju

lokasi proyek atau kerusakan pada mesin truck mixer, hal ini dapat

menghambat campuran beton ke lokasi pengecoran.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

10

Sebelum melakukan pengecoran dengan menggunakan beton ready mix pada

beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan concrete

mixer truck (truk molen pengangkut beton ready mix) di lapangan adalah:

Perlu adanya koordinasi antara pengawas lapangan dengan site manager

khususnya mengenai perhitungan volume beton yang diperlukan pada saat

pengecoran. Hal ini sangat penting dilakukan agar volume beton yang

dipesan sesuai dengan yang direncanakan.

Pengaturan keluar masuknya truk mixer ke lokasi proyek agar berjalan lancar.

Jarak lokasi pengecoran dengan lokasi perusahaan beton ready mix berada

serta waktu tempuh yang diperlukan truk mixer dari perusahaan beton ready

mix untuk sampai ke lokasi pengecoran. Hal ini sangat penting untuk

diketahui agar perusahaan beton ready mix dapat memperkirakan waktu

siklus satu truk mixer yang akan dikirim ke lokasi pengecoran.

2.4 Alat Berat Pengecoran

Adanya pengaruh perkembangan teknologi yang semakin maju dan

memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan industri konstruksi. Suatu

konstruksi menggunakan bantuan peralatan tersebut dalam hal proses pengecoran

beton. Penggunaan peralatan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.

2.4.1 Pemilihan Peralatan

Menurut Rostiyanti (2008), pemilihan peralatan untuk suatu proyek harus

sesuai dengan kondisi lapangan, agar dapat berproduksi seoptimal dan seefisien

mungkin. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :

1. Spesifikasi alat disesuaikan dengan jenis pekerjaannya, seperti

pemindahan tanah, penggalian, produksi agregat, penempatan beton

2. Syarat – syarat kerja serta rencana kerja yang tertulis dalam kontrak

3. Kondisi lapangan, seperti keadaan tanah, keterbatasan lahan

4. Letak daerah/ lokasi, meliputi keadaan cuaca, temperature, angin,

ketinggian, sumber daya

5. Jadwal rencana pelaksanaan yang digunakan

6. Keberadaan alat untuk dikombinasikan dengan alat yang lain

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

11

7. Pergerakan dari peralatan, meliputi mobilisasi dan demobilisasi

8. Kemampuan satu alat untuk mengerjakan bermacam-macam pekerjaan

Peralatan yang dipakai dalam pengecoran beton harus memberikan

kemudahan dalam pelakanaannya, dan juga tidak merugikan bagi beton itu sendiri,

misalnya pengecoran yang tidak sempurna sehingga dapat mengurangi mutu beton.

Perlu diketahui bahwa pemilihan peralatan untuk dipakai pada pengangkutan bahan

cor beton dari mixer ke bidang yang hendak di cor, memerlukan tiga pertimbangan

yakni (Rochmanhadi, 1992):

1. Jarak antara mixer dan bidang pengecoran

2. Volume pengecoran

3. Metode yang dipakai dalam pencampuran beton dan cara pengecoran

beton

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran ini adalah masalah

transportasi dari tempat pengadukan ke tempat yang hendak dicor, apalagi tempat

yang akan dicor terletak jauh atau berada di lantai dua,tiga dan seterusnya. Jadi dapat

diperhitungkan berapa banyak pekerja dan alat angkut beton yang diperlukan untuk

mempercepat pelaksanaan pengecoran, karena ada batas waktu sehubungan dengan

waktu ikat beton.

2.4.2 Sumber Peralatan

Dalam pelaksanaan pembangunannya, suatu proyek dapat memperoleh

peralatan dengan jalan menyewa maupun membeli. Pada kondisi tertentu, pembelian

peralatan dapat menguntungkan secara finansial, sedangkan pada kondisi yang lain

dapat lebih ekonomis dan efisien untuk menyewanya. Terdapat tiga alternative dalam

kepemilikan alat berat yaitu (Rostiyanti, 2008):

1. Membeli alat berat

Perusahaan konstruksi dapat membeli alat berat sebagai asset perusahaan.

Keuntungan dari pembelian ini adalah biaya pemakaian per jam yang

sangat kecil jika alat tersebut dipergunakan secara optimal.

2. Menyewa-membeli (leasing) alat berat

Pengadaan alat juga dapat berasaldari perusahaan leasing alat berat.

Sewa-beli alat umumnya dilakukan jika pemakaian alat tersebut

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

12

berlangsung dalam jangka waktu lama. Sewa-beli yang dimaksud adalah

pengadaan alat dengan pembayaran pada perusahaan leasing dalam

jangka waktu lama dan di akhir masa sewa-beli tersebut alat menjadi

milik pihak penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih tinggi daripada

memiliki alat tersebut, namun terhindar dari resiko investasi alat yang

besar diawal.

3. Menyewa alat berat

Perusahaan konstruksi juga dapat mengadakan alat berat dari perusahaan

penyewaan. Alat berat yang disewa umumnya dalam jangka waktu yang

tidak lama. Biaya pemakaian alat berat sewa adalah yang tertinggi, tetapi

tidak akan berlangsung lama karena penyewaan dilakukan pada waktu

yang singkat. Metode ini dapat membuat perusahaan konstruksi terbebas

dari biaya investasi alat yang cukup besar.

2.4.3 Jenis Peralatan

Peralatan pengecoran yang digunakan dalam pelaksanaan pengecoran

konstruksi gedung bertingkat dilapangan yaitu tower crane dan concrete pump.

Masing-masing memiliki spesifikasi, produktifitas dan teknis pengecoran yang

berbeda-beda.

2.4.3.1 Tower Crane

Tower crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkat

material secara vertical dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak

terbatas (Rostiyanti, 2008). Disebut tower karena memiliki rangka vertical dengan

bentuk standart dan ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari

tower crane adalah adalah mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan

oleh proyek baik dalam arah vertical maupun horizontal. Tower crane dapat

dijadikan sebagai alat bantu dalam proses pengecoran beton, yaitu mendistribusikan

beton yang ditampung dalam bucket ke area pengecoran.

Tower crane juga memiliki beberapa jenis, yang dapat disesuaikan dengan

keadaan lokasi proyek. Namun biaya pengadaan tower crane yang mahal

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

13

mengharuskan perencana untuk merencanakan waktu penggunaan tower crane ini

secara maksimal dan optimal agar tidak terjadi pemborosan biaya pekerjaan.

Gambar 2.2 Tower CraneSumber : Dokumentasi proyek (2015)

Jenis-jenis tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri yaitu

(Rostiyanti, 2008) :

1. Free Standing Crane

Crane yang berdiri bebas (free standing crane) berdiri di atas pondasi

yang khusus dipersiapkan untuk alat tersebut. Jika crane harus mencapai

ketinggian yang besar maka kadang-kadang digunakan pondasi dalam

seperti tiang pancang.

2. Rail Mounted Crane

Penggunaan rel pada rail mounted crane mempermudah alat untuk

bergerak sepanjang rel tersebut. Tetapi supaya tetap seimbang gerakan

crane tidak dapat terlalu cepat. Kelemahan dari crane tipe ini adalah

harga rel yang cukup mahal, rel harus diletakkan pada permukaan yang

datar sehingga tiang tidak terjadi miring. Keuntungannya adalah adanya

rel yang membuat jangkauan crane menjadi lebih besar.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

14

3. Climbing Tower Crane

Crane diletakkan didalam struktur bangunan yaitu pada core atau inti

bangunan. Crane ini bergerak naik bersamaan dengan struktur naik.

Pengangkatan crane dimungkinkan dengan adanya dongkrak hidrolis atau

hydraulic jacks.

4. Tied In Crane

Crane tipe ini mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100

meter. Jika diperlukan crane dengan ketinggian lebih dari 100 meter,

maka crane harus ditambatkan atau dijangkar pada struktur bangunan.

Fungsinya untuk menahan gaya horizontal.

Gambar 2.3 Jenis-jenis Tower CraneSumber : Rostiyanti (2008)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

15

Tipe-tipe tower crane memiliki bagian-bagian yang mempunyai fungsi sama

yaitu :

Gambar 2.4 Bagian-bagian Tower CraneSumber : Rostiyanti (2008)

Keterangan:

a. Base

Merupakan tempat kedudukan tower crane berfungsi menahan gaya aksial

dan gaya tarik di balok beton/tiang pancang.

b. Base Section

Bagian/segmen paling dasar dari badan tower crane yang langsung

dipasang/dijangkar ke pondasi

c. Mast Section

Bagian dari tower crane yang berupa segmen kerangka yang dipasang

untuk menambah ketinggian tower crane

d. Climbing Frame

Bagian dari tower crane yang berfungsi sebagai penyangga saat

penambahan mast

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

16

e. Support Seat

Merupakan kedudukan/tumpuan yang menumpu slewing ring dalam

mekanisme putar, terdiri dari bagian atas (upper) dan bagian bawah

(lower)

f. Cat Head

Puncak tower crane yang berfungsi sebagai tumpuan kabel penahan dan

counter jib

g. Jib

Lengan pengangkut beban dengan panjang bermacam-macam tergantung

kebutuhan

h. Counter Jib

Lengan penyeimbang terhadap momen lattie jib

i. Counter Weight

Blok beton yang merupakan pemberat, yang dipasang pada ujung counter

jib

j. Cabin set

Ruang operator pengendali tower crane

k. Trolley

Alat untuk membawa hook sehingga dapat bergerak secara horizontal

sepanjang lattice jib

l. Hook

Alat pengait beban yang terpasang pada trolley

Untuk memindahkan beton dengan tower crane menuju ke tempat

pengecoran, dipergunakanlah concrete bucket yang dikaitkan pada hook atau kait

pada tower crane. Concrete bucket adalah alat yang digunakan untuk membawa atau

menampung campuran beton dari truck mixer yang kemudian didistribusikan ke

lokasi pengecoran baik oleh tower crane. Kapasitas concrete bucket yang digunakan

diantaranya adalah 0,5 – 0,8 m3.

Mekanisme kerja tower crane terdiri dari :

1. Hoising Mechanism (mekanisme angkat)

Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat beban. Gerakan ini adalah

gerakan naik/turun beban yang telah dipasang pada kait diangkat atau

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

17

diturunkan dengan menggunakan drum/hook, dalam hal ini putaran drum

disesuaikan dengan drum/hook yang sudah direncanakan. Hook

digerakkan oleh motor listrik dan gerakan drum/hook dihentikan dengan

rem sehingga beban tidak akan naik/turun setelah posisi yang ditentukan

sesuai dengan yang direncanakan.

2. Slewing Mechanism (mekanisme putar)

Mekanisme ini digunakan untuk memutar jib dan counter jib sehingga

dapat mencapai radius yang diinginkan.

3. Trolley Traveling Mechanism (mekanisme jalan trolley)

Mekanisme ini digunakan untuk menjalankan trolley maju dan mundur

sepanjang jib

4. Traveling Mechanism (mekanisme jalan)

Mekanisme ini digunakan untuk menjalankan bogie (kereta) untuk

traveling tower crane

Pada pelakasanaan pengecoran dengan menggunakan tower crane

melibatkan proses, antara lain :

1. Mobilisasi

Proses pemindahan/pengangkutan komponen-komponen tower crane dari

pool ke lokasi proyek

2. Erection

Proses merakit komponen dasar dari tower crane

3. Operasional

4. Dismalting

Proses pembongkaran/pelepasan komponen tower crane sehingga dapat

dilakukan demobilisasi

5. Demobilisasi

Proses pemindahan/pengangkatan komponen-komponen tower crane dari

lokasi proyek ke pool.

Pemilihan tower crane sebagai alat untuk pengecoran harus direncanakan

sebelum proyek dimulai. Hal tersebut disebabkan karena pengoperasian crane harus

diletakkan di suatu tempat yang tetap selama proyek berlangsung, sehinngga crane

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

18

harus mampu memenuhi kebutuhan akan pemindahan metarial dari suatu tempat ke

tempat berikutnya sesuai daya jangkau yang ditetapkan.

2.4.3.2 Concrete Pump

Concrete pump merupakan alat untuk menuangkan beton basah dari truck

mixer ke tempat yang ditentukan. Concrete pump digunakan pada saat pengecoran

balok, kolom, plat. Concrete pump banyak digunakan dalam pengecoran karena :

1. Concrete pump dalam pelaksanaannya lebih halus dan lebih cepat

dibandingkan metode lain

2. Concrete pump dilengkapi dengan pipa delivery, sehingga sangat flexible

untuk menempatkan beton segar dilokasi yang tidak dapat dijangkau oleh

alat lain.

Berdasarkan jenis pompanya terdapat tiga macam concrete pump, yaitu:

1. Piston pump

Menggunakan langkah piston untuk menghisap beton basah dari corong

penerima (langkah hisap) dan mengeluarkannya melalui katup

pengeluaran (langkah buang) ke pipa delivery.

2. Pneumatic Pump

Menggunakan udara yang dimampatkan untuk menghisap beton dan

mengeluarkan dari pembuluh tekan ke pipa delivery.

3. Squezze – pressure Pump

Menggunakan roda penggiling (roller) untuk menghisap beton basah.

Menampatkannya dan mengeluarkannya ke pipa delivery.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

19

Gambar 2.5 Concrete PumpSumber : Dokumentasi Proyek (2015)

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penggunaan concrete pump

sebagai alat untuk pengecoran adalah :

1. Terdapat ruang yang cukup untuk penyangga (outrigger).

2. Terletak pada permukaan tanah yang horizontal dan solid/padat.

3. Terletak di posisi yang meminimumkan geraknya.

4. Terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh truck mixer

Pengecoran dengan menggunakan concrete pump tergantung dari faktor-

faktor yang mempengaruhi kapasitas alat tersebut, yaitu :

1. Jenis concrete pump

Masing-masing pabrik pembuatannya mengeluarkan kapasitas cor yang

berbeda-beda.

2. Panjang pipa

Semakin panjang pipa kapasitas cornya semakin kecil.

3. Diameter pipa

Semakin besar diameter pipa maka semakin kecil kapasitas cornya.

4. Nilai slump

Semakin besar nilai slump maka kapasitas cornya semakin besar.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

20

2.5 Produktifitas Peralatan

Produktifitas adalah perbandingan antar hasil yang dicapai (output) dengan

seluruh sumber daya yang digunakan (input). Produktifitas alat teragantung pada

kapasitas dan waktu siklus alat. Rumus dasar untuk mencari produktifitas alat adalah

(Rostiyanti, 2008)

Produktifitas =CT

kapasitas(2.1)

atau

Produktifitas =durasi

pekerjaanvolume(2.2)

Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas

alat dihitung dalam produksi/jam sehingga perlu adanya perubahan dari menit ke

jam. Jika faktor efisiensi alat dimasukan maka rumus diatas menjadi :

Produktifitas = kapasitas xCT

60x efisensi (2.3)

Keterangan :

Produktifitas alat dihitung dalam m3/jam

Kapasitas = kapasitas bucket untuk menampung beton dalam m3

60 = umumnya waktu alat ditetapkan dalam menit sedangkan

produktivitas dalam produksi/jam

CT = cyclus time/waktu siklus (menit)

Efisiensi = waktu efektif alat bekerja dalam satu jam (menit/jam)

Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan berulang. Pekerjaan utama dalam kegiatan tersebut adalah memuat,

memindahkan, membongkar muatan dan kembali lagi ke kegiatan awal. Semua

kegiatan tersebut dilakukan oleh satu alat atau beberapa alat. Waktu yang diperlukan

dalam siklus kegiatan tersebut disebut siklus atau cycle time (CT). Waktu siklus atau

cycle time (CT) dirumuskan sebagai berikut (Rostiyanti, 2008) :

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

21

CT = LT + HT + DT + RT + ST (2.4)

Keterangan :

1. Waktu muat atau loading time (LT), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh suatu

alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai kapasitas alat angkut

2. Waktu angkut atau haulding time (HT), yaitu waktu yang diperlukan suatu

alat untuk bergerak dari tempat pemuatan ke tempat pembongkaran material.

3. Waktu pembongkaran atau dumping time (DT), yaitu waktu yang diperlukan

untuk pembongkaran material di tempat yang ditentukan.

4. Waktu kembali atau return time (RT), yaitu waktu yang diperlukan alat untuk

kembali ke tempat pemuatan

5. Waktu tunggu atau spotting time (ST), yaitu alat menunggu sampai alat diisi

kembali

Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas alat yaitu efisiensi alat. Efisiensi

alat tersebut bekerja tergantung dari beberapa hal yaitu :

1. Kemampuan operator pemakai alat

2. Pemilihan dan pemeliharaan alat

3. Perencanaan dan pengaturan letak alat

4. Topografi dan volume pekerjaan

5. Kondisi cuaca

6. Metode pelaksanaan alat

Dalam kenyataan di lapangan sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerja

alat, tetapi dengan dasar pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisiensi yang

mendekati kenyataan seperti pada tabel 2.1 (Rochmanhadi, 1985).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

22

Tabel 2.1 Efisiensi Kerja

Kondisi

Operasi Alat

Pemeliharaan Mesin

Baik

SekaliBaik Sedang Buruk

Buruk

Sekali

Baik Sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63

Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60

Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54

Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45

Buruk Sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32

Sumber: Rochmanhadi 1985

2.6 Analisis Biaya dan Waktu Pelaksanaan

Pada dasarnya setiap pembangunan tidak terlepas dari kecermatan seorang

pelaksana untuk merancang suatu metode kerja yang efesien. Metode kerja yang

sangat efesien sangat berpengaruh pada biaya yang diperlukan untuk melakukan

pekerjaan tersebut. Selain metode yang digunakan juga harus diperhatikan, karena

akan berpengaruh terhadap biaya dam waktu pelaksanaan.

Menurut Soedradjat (1994), dalam menentukan harga satuan analisis

didasarkan pada 5 komponen biaya, yaitu biaya bahan/material, tenaga kerja,

peralatan, biaya tak terduga (overhead), dan keuntungan (profit).

1. Biaya Material

Untuk menaksir biaya material biasanya dibuat suatu daftar bahan yang

menjelaskan mengenai banyaknya, ukuran, beratnmya dan ukuran-ukuran

yang diperlukan. Harga bahan yang dipakai merupakan harga bahan di

tempat pekerjaan jadi harga ini sudah termasuk biaya angkutan, biaya

menaikkan dan biaya menurunkan.

2. Upah Tenaga Kerja

Produktifitas tenaga kerja adalah kemampuan tenaga kerja untuk

menyelesaikan suatu unit produksi dalam satuan waktu tertentu. Dalam

suatu proyek konstruksi dengan diketahuinya beberapa variabel seperti

volume pekerjaan, durasi, produktivitas, maka jumlah tenaga kerja yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

23

dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu jenis pekerjaan dapat ditentukan,

sehingga biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja dapat dihitung

3. Biaya Peralatan

Suatu peralatan yang diperlukan untuk suatu jenis pekerjaan konstruksi,

haruslah termasuk didalamnya bangunan-bangunan sementara, mesin-

mesin dan alat-alat tangan. Peralatan ini bisa merupakan peralatan milik

sendiri maupun sewa dari pihak lain. Perhitungan analisis biaya peralatan

dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu biaya kepemilikan alat dan biaya

pengoperasian alat. Jika peralatan yang digunakan merupakan sewa dari

pihak lain, maka faktor biaya yang harus diperhitungkan adalah biaya

sewa dan pajak yang harus diperhitungkan adalah biaya sewa dan pajak

yang harus ditanggung penyewa.

4. Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga dimaksudkan untuk mengurangi resiko-resiko yang

terjadi akibat suatu hal diluar perkiraan dan perencanaan, misalnya

kenaikan harga bahan, upah, sewa alat dan sebagainya. Jumlah biaya tak

terduga dapat ditentukan secara langsung dengan membandingkan jumlah

biaya total

5. Keuntungan

Keuntungan biasanya dinyatakan dengan prosentase dan jumlah biaya

total. Jumlah prosentase yang diambil berkisar antara 8% sampai 15%

tergantung dan besarnya resiko pekerjaan, tingkat kesulitan yang akan

dihadapi dalam menyelesaikan perejaan tersebut, dan cara pembayaran

dari pemberi pekerjaan.

Titik optimal dan optimum merupakan kondisi terbaik dari suata variabel

yang menghasilkan laba maksimum (Taylor,2001). Dalam pelaksanaan proyek ada

dua variabel yang berkaitan yaitu biaya dan waktu. Biaya dan waktu dapat dikatakan

dalam kondisi optimum yaitu biaya minimum dari setiap pelaksanaan pekerjaan dan

waktu tercepat yang dapat dilakukan dalam penyelesaian pekerjaan tersebut,

sehingga dapat menghasilkan laba atau keuntungan maksimum.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

24

2.7 Regresi dan Korelasi

Regresi dan korelasi digunakan untuk mempelajari pola dan mengukur

statistik antara dua atau lebih variabel, jika digunakan hanya dua variabel disebut

regresi dan korelasi sederhana dan jika digunakan lebih dari dua variabel disebut

regresi dan korelasi berganda (Wirawan, 2012). Menurut Dajan (2008) analisis

regresi adalah analisis yang dapat mengubah suatu data menjadi suatu fungsi.

Dengan analisis ini bisa mengubah data-data survey atau eksperimen di lapangan

menjadi suatu fungsi matematik. Data tersebut terdiri dari 2 kelompok dan dapat

diperoleh dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasi atau

pengukuran sebanyak n sebagai (Xi, Yi) dimana i = 1,2,…,n.

Penggunaan analisis regresi diterapkan hampir disemua bidang ilmu, untuk

menaksir atau meramalkan nilai satu variabel lain yang nilainya telah diketahui, dan

kedua variabel tersebut memiliki hubungan fungsional atau sebab akibat satu dengan

lainnya. Contoh yang dapat menggambarkan hal tersebut misalnya luas tanah dan

bangunan mempengaruhi besarnya pajak yang harus dibayarkan. Dalam bahasa

matematisnya luas tanah dan bangunan disebut variabel bebas (variabel yang

mempengaruhi) dan umumnya disimbolkan dengan X. Sedangkan besarnya pajak

disebut variabel terikat (variabel yang dipengaruhi), atau variabel yang nilainya

ditentukan oleh variabel X, dan umumnya disimbolkan dengan Y (Wirawan, 2012).

Hubungan fungsional (sebab-akibat) antara variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y) dalam bentuk fungsi dinyatakan sebagai Y = f(x), yang artinya nilai

variabel Y tergantung dari atau dipengaruhi oleh nilai variabel X. Sifat hubungan

antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y), dapat positif, negative atau

tidak ada hubungan. Hubungan positif yang juga disebut hubungan searah, artinya

bila nilai X naik maka nilai Y juga naik atau sebaliknya bila nilai X turun maka nilai

Y juga turun. Hubungan negatif disebut juga hubungan berlawanan arah, artinya bila

nilai X naik maka nilai Y akan turun atau sebaliknya bila nilai X turun maka nilai Y

akan naik. Tidak ada hubungan, artinya bila nilai X berubah (naik/turun), maka nilai

Y tidak akan berubah (tetap). Bila ketiga jenis sifat hubungan antara dua variabel

tersebut dinyatakan dalam garfik, maka garafiknya seperti Gambar 2.5

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

25

Tiga tujuan utama dari analisis regresi (1) untuk memperoleh suatu

persamaan garis yang menunjukan persamaan hubungan antara dua variabel. (2)

Untuk mengetahui besarnya pengaruh perubahan tiap unit varibel bebas terhadap

perubahan variabel terikatnya. Pengaruh perubahan tiap unit variabel bebas

ditunjukan oleh nilai koefisien regersinya. (3) Untuk menaksir nilai variabel terikat

(Y) berdasarkan variabel (X) yang nilainya telah diketahui.

2.7.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Secara umum persamaan garis regersi linier sederhana dinyatakan sebagai

berikut : (Wirawan, 2012)

Y = a + bX (2.5)

Rumus persamaan regresi tersebut diperoleh dengan menggunakan Metode Kuadrat

Terkecil (Least Squares Method). Apabila diberikan serangkaian data sampel (Xi, Yi)

dengan I = 1,2,3,……n, maka nilai dengan (peramalan) kuadrat terkecil bagi

parameter dalam persamaan garis regresi dinyatakan sebagai berikut :

bXaY (2.6)

Metode kuadrat terkecil akan memberikan jumlah kuadrat deviasi vertikal

(tegak) dari titik-titik observasi ke garis regresi tersebut sekecil mungkin, atau

dengan kata lain metode kuadrat terkecil memberikan Σ (Yi – Ŷ)2 = Σ (ei)2 yang

Y

X0

Y

X0

Y

X0

a. Hubungan positif b. Hubungan negatif c. Tidak ada hubungan

Gambar 2.6 Tiga grafik yang menyatakan hubungan variabel X dan Y

Sumber: Wirawan (2012)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

26

terkecil. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Mengenai kriteria kuadrat

terkecil.

Agar jumlah kuadrat simpangan vertikal ke garis regresi yaitu Σ ( Yi – Y )2

sekecil mungkin, maka Σ ( Yi – Y )2 = Σ (ei)2 diminimumkan terhadap a dan b. untuk

menentukan nilai a dan b diberikan dengan rumus berikut :

22 X)(Xn

YX-XYnb (2.7)

n

XbYa (2.8)

Keterangan :

Ŷ = Taksiran nilai Y

X = Variabel bebas (data pengamatan)

Y = Variabel terikat (data pengamatan)

a = Konstanta atau titik potong dengan sumbu Y, bila X = 0

X0

Y

a

ei

(Xi , Yi)

(Ŷ= a + bX)

Gambar 2.7 Kriteria Kuadrat Terkecil

Sumber : Wirawan (2012)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

27

b = Arah garis regresi, yang menyatakan perubahan nilai Y akibat perubahan 1unit X

n = banyaknya pasangan data obeservasi/pengukuran

Nilai koefisien regresi bisa bertanda positif atau negatif, hal tersebut

menyatakan arah hubungan atau pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat

Y. Interpretasi terhadap nilai koefisien regresi (b) adalah sebagai berikut :

- b = A ( b bertanda positif), artinya bila nilai variabel bebas X

naik/bertambah 1 unit, maka nilai variabel Y naik/bertambah sebesar 1

unit. Sebaliknya bila nilai variabel bebas X turun/berkurang 1 unit, maka

nilai variabel Y turun/berkurang sebesar 1 unit.

- b = -A (b bertanda negatif), artinya bila nilai variabel bebas X

naik/bertambah 1 unit, maka nilai variabel Y akan turun/berkurang

sebesar 1 unit. Sebaliknya bila nilai variabel bebas X turun/berkurang 1

unit, maka niali variabel Y akan naik/bertambah sebesar 1 unit.

2.7.2 Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan (kuat-

lemahnya) hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y, tanpa

melihat bentuk hubungannya, apakah linier atau tan-linier. Kuat-lemahnya hubungan

antara dua variabel dilihat dari koefisien korelasinya. Koefisien korelasi linier (r)

adalah ukuran hubungan linier antara dua variabel/peubah acak X dan Y untuk

mengukur sejauh mana titik-titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus regresi.

Sedangkan koefisien determinasi ( r2 ) merupakan alat untuk mengukur ketepatan

garis regresi terhadap sebaran datanya. Rumusan untuk koefisien korelasi ada dua

yaitu :

1. Koefisien korelasi melalui regresi

Analisis korelasi biasanya dilakukan secara bersamaan dengan analisis

regresi. Jika analisis korelasi dilakukan secara bersamaan dengan analisis

regresi, maka koefisien korelasi merupakan akar dari koefisien

determinasi, yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

2rr (2.9)

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

28

22

2

YnYi

YnYiXibYiar (2.10)

2. Koefisien korelasi tanpa analisis regresi

Untuk mengetahui kuat-lemahnya hubungan antara dua variabel tanpa

berkeinginan untuk mengadakan penafsiran, dapat langsung dihitung

dengan beberapa cara. Salah satu cara yang digunakan diantaranya adalah

metode Karl Pearson atau produk Moment. Menurut metode ini, koefisien

korelasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

2222 YiYin.XiXin

YiXiXiYinr (2.11)

Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui

kuat-lemahnya tingkat atau derajat hubungan antara variabel X dan Y,

pedoman yang dapat digunakan tercantum pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien

Besar KoefisienKorelasi ( r )

(positif/negatif)Interpretasi

0,00 - 0,20

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yangsangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itudiabaikan (dianggap tidak ada korelasi anatarvariabel X dan Y)

0,20 - 0,40Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yanglemah atau rendah

0,40 - 0,70Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yangsedang atau cukup

0,70 - 0,90Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuatatau tinggi

0,90 - 1,00Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yangsangat kuat atau sangat tinggi

Sumber : Wirawan (2012)

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

29

Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui

arah hubungan atau pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y

yang dinyatakan sebagai berikut :

- Nilai koefisien regresi (b) juga berpengaruh terhadap nilai

koefisien korelasi, yaitu jika b positif maka r positif sedangkan

jika b negatif maka r negatif.

- Bila (r) bernilai positif menunjukan arah variabel yang searah,

yaitu jika variabel bebas X naik/bertambah, maka nilai variabel Y

juga naik/bertambah. Sebaliknya bila nilai variabel bebas X

turun/berkurang, maka nilai variabel Y juga turun/berkurang.

- Bila (r) bernilai negatif menunjukan arah variabel yang

berlawanan, yaitu jika variabel bebas X naik/bertambah, maka

nilai variabel Y akan turun/berkurang. Sebaliknya bila nilai

variabel bebas X turun/berkurang, maka nilai variabel Y akan

naik/bertambah.

2.8 Titik Impas (Break Even Point/BEP)

Break Even Point (BEP) memiliki pengertian yang sama dengan kata-kata

titik impas, tidak rugi-tidak untung atau seimbang (Soehardi, 1995). Menurut

Nugraha (1985) dalam Nastiti (2004), break event point adalah suatu keadaan

tertentu (titik), dimana keadaan netral, tidak untung dan tidak rugi atau keadaan

dimana suatu alternatif tidak lebih baik ataupun tidak lebih jelek dari alternatif yang

lainnya. Sebaliknya dikatakan bahwa di atas atau di bawah titik tersebut, keadaan

adalah jelek atau baik, alternatif A lebih baik dari alternatif B, dan sebagainya.

Penggunaan analisis BEP dapat digunakan untuk mengetahui titik impas, dari

pengecoran beton ready mix pada balok dan pelat lantai gedung mengunakan

peralatan yang satu dengan yang lainnya. Dalam analisis BEP ini, dicari perpotongan

dari persamaan garis regresi dari masing-masing peralatan pengecoran. Perpotongan

dari persamaan garis yang dapat digunakan adalah metode eliminasi, yaitu dengan

cara mengalikan dengan sebuah angka sehingga ada variabel yang mempunyai

koefisien yang sama. Misalkan terdapat dua buah persamaan garis yaitu 2x + 5y = 6

dan 3x - 7y = 5, maka penyelesaian titik potongnya yaitu:

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

30

Masing-masing persamaan dikalikan dengan 3 (persamaan I) dan 2 (persamaan II)

untuk mengeliminasi nilai x (untuk mendapatkan nilai y) menjadi :

2x + 5y = 6 (x 3) 6x + 15y = 18

3x - 7y = 5 (x 2) 6x − 14y = 10

0 + 29y = 8

y = 0,276

Kemudian subtitusi nilai y yang didapat kedalam rumus pertama atau ke dua (untuk

mendapatkan nilai x)

2x + 5y = 6 2x + 5(0,276) = 6

2x = 6 – 1,38

x = 4,62/2 = 2,31

Sehingga titik potongnya berada di koordinat (x = 2,31 ; y = 0,276)

Gambaran penggunaan analisis perpotongan dua buah persamaan garis break

even point pada persamaan di atas untuk mengetahui titik impas antara peralatan

pengecoran yang satu dengan yang lainnya dapat dilihat pada tabel 2.3 dan gambar

2.10.

Tabel 2.3 Contoh Data Perpotongan Dua Buah Persamaan Garis

x Y1 Y2-5 -19 -11-4 -14.7 -8-3 -10.4 -5-2 -6.1 -2-1 -1.8 10 2.5 41 6.8 72 11.1 103 15.4 134 19.7 165 24 19

Sumber : Nastiti (2004)

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton II.pdf · 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (d an kadang-kadang bahan tambah yang

31

Gambar 2.8 Titik Potong Dua Persamaan GarisSumber: Nastiti (2004)