bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian...

15
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara kepada negara lain, termasuk diantara barang barang, asuransi, dan jasa jasa pada suatu tahun tertentu (Triyoso, 200). Menurut Punan (1992:2) “Ekspor adalah mengeluarkan barang dari dalam keluar daerah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan berlaku. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas mengenai ekspor, maka dapat disimpulkan bahwa inti dari ekspor adalah suatu kegiatan menjual barang ke luar negeri dengan tujuan mencari keuntungan bagi perusahaan atau individu.

Upload: vuquynh

Post on 02-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ekspor

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan

barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah

negara kepada negara lain, termasuk diantara barang – barang, asuransi, dan jasa –

jasa pada suatu tahun tertentu (Triyoso, 200).

Menurut Punan (1992:2) “Ekspor adalah mengeluarkan barang dari dalam

keluar daerah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan berlaku.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas mengenai ekspor, maka dapat

disimpulkan bahwa inti dari ekspor adalah suatu kegiatan menjual barang ke luar

negeri dengan tujuan mencari keuntungan bagi perusahaan atau individu.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

10

2.2 Prosedur Ekspor

Gambar 2.1 Bagan Prosedur ekspor

Sumber: djpen.kemendag.go.id

Dalam hal ini prosedur ekspor termasuk pengurusan dokumen-dokumen

ekspor, persiapan barang ekspor, dan hal pembiayaan (Amir, 2004). Berikut

adalah langkah-langkah untuk melengkapi prosedur ekspor:

a. Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi dengan

importir di luar negeri untuk menawarkan komoditas yang akan dijual

b. Pembuatan Kontrak Dagang, setelah importir setuju dengan semua

kondisi yang ditawarkan oleh eksportir, kontrak dagang segera dibuat.

c. Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C melalui bank

koresponden di negaranya dan mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa

yang ditunjuk eksportir di Indonesia.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

11

d. Mempersiapkan barang ekspor, dengan diterimanya L/C, eksportir

segera mempersiapkan barang yang dipesan importir.

e. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pendaftaran

dilakukan ke bank devisa dengan melampirkan keterangan sanggup

membayar apabila barang ekspornya terkena pajak ekspor.

f. Pemesanan ruang kapal, dilakukan eksportir ke Perusahaan. Pelayaran

Samudera atau perusahaan penerbangan.

g. Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh

eksportir sendiri melalui perusahaan jasa pengiriman barang.

h. Pemeriksaan Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan memeriksa barang-

barang yang akan di ekspor beserta dokumennya. Setelah itu ia akan

mendatangani pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB.

i. Pemuatan barang ke kapal. Setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea

Cukai, barang bisa dimuat ke kapal. Kemudian pihak pelayaran akan

memberikan B/L kepada Eksportir.

j. Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh dari

Kanwil Deperindag atau kantor Depperindag setempat.

k. Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa

mencairkan L/C ke bank dengan menyerahkan syarat B/L, faktur, packing

list, dan syarat lainnya.

l. Pengiriman barang ke importir.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

12

2.3 Dokumen Ekspor

Jenis-jenis dokumen yang diperlukan dalam melakukan ekspor antara lain:

a. Invoice

Invoice adalah dokumen nota/faktur penjualan barang

ekspor/impor. Diterbitkan oleh penjual/eksportir/pengirim barang. Di

dalam invoice ini wajib mencantumkan: nomor dan tanggal dokumen

invoice, nama pembeli/importir/penerima barang/consignee/applicant,

nama barang, harga per unit (dijual berdasarkan, pcs/kgm/cbm/dozen/

lainnya), harga total seluruh barang, cara penyerahan barang (FOB, CNF,

CIF/lainnya). Hal-hal diatas perlu ditulis didalam invoice, adapun

informasi lain dapat disertakan seperti: nama kapal/pesawat, nomor

container, tempat muat dan bongkar dan sebagainya. Invoice ini juga

digunakan sebagai dasar untuk menghitung pajak/pungutan negara.

b. Packing List

Packing list adalah merupakan dokumen packing/kemasan yang

menunjukkan jumlah, jenis serta berat dari barang ekspor/impor. Juga

merupakan penjelasan dari uraian barang yang disebut di dalam

commercial invoice. Diterbitkan oleh penjual/eksportir/pengirim barang.

Di dalam Packing List ini wajib mencantumkan: nomor dan tanggal

dokumen packing list, nama pembeli/importir/penerima barang/

consignee/applicant, nama barang, jumlah dan jenis pengemas, berat

bersih dan kotor dari barang barang tercantum. Hal-hal diatas perlu ditulis,

adapun informasi lain dapat disertakan seperti: nama kapal/ pesawat, no.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

13

container, tempat muat dan bongkar dan sebagainya. Packing list ini juga

digunakan sebagai dasar pemeriksaan barang oleh pihak-pihak terkait.

c. COO/ SKA

COO (Certificate of Origin) atau dalam bahasa Indonesia disebut

dengan Surat Keterangan Asal (SKA) merupakan suatu dokumen yang

berdasarkan kesepakatan dalam suatu perjanjian antar negara baik

perjanjian bilateral, regional maupun multilateral. Dokumen tersebut

fungsinya sebagai “surat keterangan” yang menyatakan bahwa barang

yang diekspor (atau diimpor) berasal dari suatu negara yang telah

membuat suatu kesepakatan (agreement) dengan negara tersebut. Biasanya

agreement tersebut berkaitan dengan skema Free Trade Area dalam

perdagangan internasional. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat kita

simpulkan bahwa Certificate Of Origin (COO) atau Surat Keterangan Asal

(SKA) merupakan dokumen yang dibuat oleh eksportir (seller) dan

disertakan pada saat mengirim / mengekspor barang ke suatu negara

tertentu dimana negara penerima barang tersebut telah menyepakati suatu

perjanjian untuk memberikan suatu kemudahan bagi barang dari negara

asal (origin) untuk memasuki negara tujuan tersebut, sebagai contoh

kemudahan berupa keringanan bea masuk atau dengan kata lain fasilitas

preferensi berupa pembebasan sebagian atau keseluruhan bea masuk impor

yang diberikan oleh negara tertentu. Selain itu SKA juga berfungsi sebagai

dokumen yang menerangkan bahwa barang ekspor tersebut benar-benar

berasal, dihasilkan atau diolah di negara asal yang disebutkan di dalamnya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

14

Jenis SKA dibagi menjadi 2 jenis yaitu SKA Preferensi dan SKA

Non-preferensi. Yang termasuk ke dalam SKA Preferensi yaitu:

1. General System of Preferences (GSP) (Form A)

2. ASEAN Free Trade Area (AFTA) (Form D “ATIGA”)

3. Asean China FTA (ACFTA) (Form E)

4. Asean Korea FTA (AKFTA) (Form AK)

5. Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)

(Form IJEPA)

6. Global System of Trade Preference Among Developing

Countries (GSTP) (Form GSTP)

7. ASEAN Australia New Zealand (AANZFTA) (Form AANZ)

8. ASEAN India FTA (AIFTA) (Form AI)

9. ASEAN Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP)

(Form AJ)

10. Form COA (SKA Preferensi untuk Tembakau di 4 IPSKA)

11. Form Handicraft Batik

12. Form Handicraft Goods

13. Industrial Craft Certification (ICC)

14. Indonesia Pakistan Preferential Trade Agreement (IPPTA)

(Form IP)

Sedangkan jenis SKA Non-Preferensial meliputi:

1. Form B (Ke Timur Tengah wajib dilampirkan)

2. Form TP (SKA Nonn Preferensi untuk TPT tujuan Uni Eropa)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

15

3. Form ICO (SKA Non Preferensi ekspor kopi di 15 IPSKA)

untuk ke semua negara

4. Form Annexxa 3 (Untuk ekspor ke Mexico)

d. L/C

Letter of credit (L/ C) adalah surat dari bank ditujukan kepada

eksportir yang menyatakan atas nama nasabah mereka (importir) akan

membayar atau mengaksep draft yang diterbitkan oleh eksportir, dengan

ketentuan semua syarat yang ditentukan dalam L/C telah dipenuhi. L/C

pada umumnya cenderung ditujukan untuk kepentingan eksportir dan

sebagai akibatnya eksportir akan mendesak importir agar menerbitkan L/C

guna kepentingannya sebelum pengapalan barang terjadi. L/C dapat

dikeluarkan oleh pedagang importir sendiri (merchant’s L/C) tetapi

mengingat resikonya maka sering dikehendaki L/C yang dikeluarkan oleh

bank (banker’s L/C). Dari sudut pandangan importir, L/C yang ia minta

untuk diterbitkan oleh sebuah bank tertentu adalah import credit (outward

credit) dan biasanya L/C tersebut dinamakan demikian oleh importir dan

bank penerbit L/C (opening/issuing bank). Sebaliknya dari sudut

pandangan advising bank yang meneruskan L/C tersebut kepada eksportir

atau melakukan pembayaran bertindak sebagai negotiating bank, L/C

tersebut dinamakan export credit (inward credit).

e. B/L

Bill of lading (B/L) adalah dokumen perjalanan atau pemuatan. B/L

dikeluarkan oleh pihak pengangkut baik pelayaran, penerbangan atau

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

16

lainnya atau agennya yang menunjukkan bahwa pengirim mengirimkan

barangnya dengan kesepakatan yang tertulis di dalam B/L tersebut. B/L ini

jika oleh pelayaran lazim disebut Bill of Lading (B/L) namun untuk

maskapai penerbangan disebut Airwaybill, atau bahkan ada sebutan lain

Ocean B/L, Marine B/L, Sea waybill. Apapun sebutan itu pada dasarnya

sama adalah dokumen pengangkut, dan semua itu adalah dalam kategori

B/L. Pendeknya B/L adalah bukti penyerahan/pengiriman barang dari

pengirim kepada pelayaran untuk mengirimkan barangnya sampai ke

tempat tujuan yang ditunjuk oleh si pengirim. Jadi B/L dapat berfungsi

sebagai: Dokumen penyerahan barang dari eksportir kepada pihak

ekspedisi; Dokumen kontrak perjalanan antara eksportir dengan

perusahaan ekspedisi; Dokumen kepemilikan barang yang tertera dalam

dokumen B/L. Dalam B/L wajib disebutkan: nomor dan tanggal B/L dan

ditandatangani yang mengeluarkan, nama pengirim, penerima barang,

pelabuhan muat, bongkar, nama sarana pengangkut, nama kapal atau

pesawat dan nomor perjalanannya, nama, jumlah dan jenis barangnya,

berat bersih atau kotor barang, model penyerahan barang, ongkos

perjalanan dibayar dimuka atau dibelakang.

f. Sales Contract

Sales contract adalah dokumen/surat persetujuan antara penjual

dan pembeli yang merupakan follow-up dari purchase order yang diminta

importir. Isinya mengenai syarat-syarat pembayaran barang yang akan

dijual, seperti harga, mutu, jumlah, cara pengangkutan, pembayaran

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

17

asuransi dan sebagainya. Kontrak ini merupakan dasar bagi pembeli untuk

mengisi aplikasi pembukaan L/C kepada Bank.

2.4 Jenis Barang – Barang Ekspor

Sebagaimana ditentukan dalam PERMENDAG Republik Indonesia

Nomor: 13/M-DAG/PER/3/2012 Tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor

bahwa jenis barang – barang ekspor diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu:

1. Jenis Barang yang diatur Tata Niaga Ekspornya

Jenis barang ini hanya diekspor oleh eksportir yang sudah terdaftar

saja. Eksportir terdaftar sendiri adalah suatu perusahaan atau

perorangan yang telah mendapatkan pengakuan dari Kementrian

Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan. Barang Diatur ekspornya ini meliputi:

a. Produk Perkebunan : Kopi digongsang/tidak digongsang

b. Produk Kehutanan : Produk dari rotan ataupun kayu

c. Produk Industri : Asetat Anhidrida, Asam Fenilasetat,

Efedrin, Aseton, Butanol

d. Produk Pertambangan : Intan, timah, emas

2. Jenis Barang yang diawasi Tata Niaga Ekspornya

Barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan oleh eksportir yang

telah mendapatkan persetujuan ekspor dari Kementerian Perdagangan

atau Pejabat yang ditunjuk. Barang yang diawasi ekspornya adalah

barang yang ekspornya hanya dilakukan oleh eksportir yang telah

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

18

mendapat persetujuan ekspor dari Menteri Perdagangan atau pejabat

yang ditunjuk (eksportir khusus).

Suatu barang diawasi ekspornya karena pertimbangan untuk

menjaga keseimbangan pasokan di dalam negeri agar tidak

mengganggu konsumsi dalam negeri. Barang Diawasi ekspornya ini

meliputi:

a. Produk Peternakan : Bibit sapi, sapi bukan bibit, kerbau, kulit

Buaya, wet blue, binatang liar dan tumbuhan

(appendix II cites)

b. Produk Perikanan : Ikan napoleon, wirasse, benih ikan bandeng

c. Produk Perkebunan : Inti kelapa sawit (palm kernel)

d. Produk Pertambangan : Gas, kokas/minyak petroleum, bijih logam

Mulia, perak, emas,

e. Produk industri : Sisa dan scrap dari besi, baja stainless,

tembaga, kuningan, alumunium, pupuk urea

3. Jenis Barang yang Dilarang Tata Niaga Ekspornya

Suatu barang yang dilarang ekspornya karena pertimbangan:

Menjaga kelestarian alam, tidak memenuhi standar mutu, menjamin

kebutuhan bahan baku bagi industri kecil atau pengrajin, peningkatan

nilai tambah, dan merupakan barang bernilai sejarah dan budaya.

Barang Dilarang ekspornya ini meliputi:

a. Produk Pertanian : Anak ikan dan ikan arwana, benih ikan

sidat, ikan hias botia, udang galah ukuran

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

19

8 cm dan udang panaedae

b. Produk Kehutanan : Kayu bulat, bahan baku serpih, bantalan

kereta api atau trem dari kayu dan kayu

gergajian

c. Produk Kelautan : Pasir laut

d. Produk Pertambangan : Bijih timah dan konsentratnya, abu dan

residu yang mengandung arsenik, logam

atau senyawanya dan lainnya, terutama yang

mengandung timah dan batu mulia.

4. Jenis Barang yang Bebas Ekspornya

Semua jenis barang yang tidak termasuk kedalam kelompok diatur,

diawasi, dan dilarang ekspornya dikategorikan sebagai barang bebas

ekspor.

2.5 Kopi

Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan

dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang

dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara

umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea

arabica). Kopi arabika mengandung sekitar 0.8-1.4 persen kafeina, sedangkan

kopi robusta 1.7-4% kafeina. Kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan dan

komoditas ekspor utama dari setengah negara berkembang di dunia. Pohon kopi

dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 10 meter. Tumbuhan kopi umumnya

ditanam dengan jarak antara pohon sekitar dua meter. Kopi arabika dan robusta

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

20

masing-masing memiliki kebutuhan lingkungan yang berbeda; kopi arabika

mengutamakan termperatur yang lebih dingin dan kopi robusta membutuhkan

temperatur yang lebih hangat. Seperti halnya tumbuhan berbuah lainnya, kopi

membutuhkan musim kering dan matahari yang cukup banyak ketika mulai

berbuah.

2.5.1 Proses Pembuatan Kopi

Untuk menjadi sebuah kopi yang siap diseduh, buah ceri kopi

melalui berbagai tahap mulai dari pemanenan biji ceri, kemudian diproses

untuk mengeluarkan biji kopi-nya melalui 3 cara yaitu dicuci (basah),

dikeringkan atau dijemur, dan semi cuci atau gabungan dari keduanya,

kemudian biji kopi disangrai, hingga akhirnya digiling untuk selanjutnya

diseduh.

2.6 Dasar kebijakan Ekspor Kopi di Indonesia

Komoditas kopi termasuk ke dalam komoditas yang diatur tata niaga

ekspornya sesuai PERMENDAG No. 13/2012: Ketentuan Umum Ekspor, karena:

1. Komitmen pemerintah Indonesia kepada International Coffee Agreement

(ICA).

2. Penerapan kuota ekspor kopi sebelum tahun 2001.

3. ICA2007: Komitmen Indonesia untuk menyampaikan statistik

perdagangan ekspor dan impor kopi secara rutin kepada Internasional

Coffee Organization (ICO) yang menjadi dasar penerapan kewajiban SKA

Form ICO.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

21

2.7 Ketentuan Ekspor Kopi di Indonesia

Tujuan ekspor kopi dari Indonesia menurut PERMENDAG No. 41/2009

jo. PERMENDAG No. 10/2011 yaitu untuk mendorong peningkatan daya saing

dan persaingan usaha yang sehat.

2.7.1 Kelompok Barang yang diatur

1. Biji Kopi (HS 0901): green bean dan roasted bean

2. Produk Kopi (HS 2102): kopi instan, ekstrak, essence, dll.

Tabel 2.1 Daftar Pos Tarif/HS Code Untuk Komoditas Kopi yang diatur Ekspornya

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

22

2.7.2 Instrumen Perizinan Ekspor Kopi di Indonesia

1. Eksportir Terdaftar

Eksportir Kopi Sementara (EKS) dan Eksportir Tetap Kopi (ETK)

• Dari Kementrian Perdagangan, diproses secara daring

melalui INATRADE.

• Syarat: Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar

Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),

dan rekomendasi dari Dinas Perdagangan Provinsi.

• EKS Berlaku selama 1 tahun, ETK berlaku secara

permanen selama melakukan kegiatan ekspor.

• EKS dapat ditingkatkan menjadi ETK setelah melakukan

ekspor >200-ton dalam 1 tahun.

• Eksportir terdaftar memiliki kewajiban untuk melakukan

ekspor kopi dalam jangka waktu 1 tahun disertai SPEK dan

SKA form ICO, dan wajib menyampaikan laporan realisasi

ekspor per 3 bulan

2. Persetujuan Ekspor

Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK)

• Dari 16 Instansi/Dinas Penerbit SPEK (Kepdirjen Daglu

No. 20/DAGLU/KEP/12/2013)

• Syarat: Terdaftar EKS atau ETK

• Berlaku untuk setiap pengiriman ekspor, selama 30 hari

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspormedia.unpad.ac.id/thesis/120403/2014/120403140001_2_1007.pdf · barang – barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

23

3. Surat Keterangan Asal

SKA/COO Form ICO

• Dari Instansi/Dinas Daerah Penerbit SKA (IPSKA)

• Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Indonesia pada

International Coffee Agreement (ICA) 2017, ICO

membutuhkan data produksi, konsumsi dan perdagangan

kopi dunia untuk memonitor tren perkembangan pasar kopi

Internasional terkini.

• Setiap pengiriman ekspor kopi wajib disertai dokumen

SKA Form ICO.