bab ii tinjauan pustaka 2.1 kulit - sinta.unud.ac.id ii.pdf · antioksidan adalah substansi kecil...

16
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasi organ lainnya dari lingkungan hidup manusia. Kulit memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Tranggono dan Latifah, 2007). Secara struktural, kulit terdiri dari dua lapisan utama. Lapisan pertama merupakan lapisan yang tipis, terdiri dari suatu epitel disebut epidermis. Epidermis melekat pada lapisan dalam, tebal dan merupakan bagian dari jaringan ikat yang disebut dermis. Di bawah dermis adalah lapisan subkutan. Lapisan ini juga disebut dengan hipodermis, terdiri dari jaringan areolar dan adiposa. Lapisan subkutan selanjutnya menempel pada jaringan dan organ dibawahnya (Osunderu, 2008). Lapisan epidermis terbagi dari bagian terluar hingga ke dalam menjadi 5 lapisan, yakni:

Upload: lekhue

Post on 14-Aug-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit

Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasi organ lainnya dari

lingkungan hidup manusia. Kulit memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari

berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi

melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara

terus-menerus (keratinasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan

pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen

melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai

peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar

(Tranggono dan Latifah, 2007).

Secara struktural, kulit terdiri dari dua lapisan utama. Lapisan pertama

merupakan lapisan yang tipis, terdiri dari suatu epitel disebut epidermis.

Epidermis melekat pada lapisan dalam, tebal dan merupakan bagian dari jaringan

ikat yang disebut dermis. Di bawah dermis adalah lapisan subkutan. Lapisan ini

juga disebut dengan hipodermis, terdiri dari jaringan areolar dan adiposa. Lapisan

subkutan selanjutnya menempel pada jaringan dan organ dibawahnya (Osunderu,

2008).

Lapisan epidermis terbagi dari bagian terluar hingga ke dalam menjadi 5

lapisan, yakni:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

7

1. Lapisan Tanduk (Stratum Corneum), terdiri atas beberapa lapis sel

yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses

metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.

Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, jenis protein yang

tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-bahan

kimia. Permukaan stratum corneum dilapisi oleh suatu lapisan

pelindung lembab tipis yang bersifat asam, disebut mantel asam

kulit.

2. Lapisan Jernih (Stratum Lucidum), terletak tepat dibawah stratum

corneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung

eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.

3. Lapisan berbutir-butir (Stratum Granulosum), tersusun oleh sel-sel

keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti

mengkerut.

4. Lapisan Malphigi (Stratum Spinosum atau Malphigi Layer)

memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya

besar dan oval. Setiap sel berisi filament-filamen kecil yang terdiri

atas serabut protein.

5. Lapisan Basal (Stratum Germinativum atau Membran Basalis),

adalah lapisan terbawah epidermis. Di dalam stratum

germinativum juga terdapat sel-sel melanosit yaitu sel-sel yang

tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

8

pigmen melanin dan memberikannya kepada sel-sel keratinosit

melalui dendrit-dendritnya.

(Tranggono dan Latifah, 2007).

Lapisan dermis tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan,

terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin yang berada di dalam

substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida.

Serabut kolagen dapat mencapai 72% dari keseluruhan berat kulit manusia bebas

lemak. Di dalam dermis terdapat juga folikel rambut, papila rambut, kelenjar

keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh

darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang tedapat pada lapisan

lemak bawah kulit (subkutis/hipodermis) (Tranggono dan Latifah, 2007).

Lapisan subkutan atau hipodermis terdapat di antara dermis dan jaringan serta

organ di bawahnya. Lapisan ini terdiri dari sebagian besar jaringan adiposa dan

merupakan tempat penyimpanan lemak tubuh. Lapisan ini juga memiliki fungsi

sebagai pengikat kulit dengan permukaan di bawahnya, menyerap guncangan dari

benturan kulit, dan menyediakan penyekatan suhu (Pack, 2007).

Gambar 2.1. Struktur Kulit Manusia (Pack, 2007).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

9

2.2 Sinar UV

Sinar matahari terdiri dari spektrum radiasi elektromagnetik yang terbagi

menjadi tiga bagian yaitu, sinar ultraviolet (45%), sinar tampak (5%), dan sinar

inframerah (50%). Panjang gelombang sinar UV berada antara 100nm – 400nm.

Radiasi UV dibagi menjadi 3 kategori tergantung pada panjang gelombangnya

yaitu gelombang panjang (UVA), gelombang medium (UVB), dan gelombang

pendek (UV-B) (Svobodova et al., 2006).

Sinar UV-A dengan spektrum 315-400 nm, adalah jenis radiasi yang lemah,

seribu kali lebih lemah daripada UV-B namun 100 kali lebih banyak mencapai

permukaan bumi, sekitar 90-95% dari total radiasi sinar matahari yang berhasil

sampai ke permukaan bumi. Radiasi UV-A diserap sebagian besar pada lapisan

epidermis, tetapi 20-30% mencapai dermis kulit manusia. Radiasi UV-A juga

bertanggung jawab atas timbulnya tumor kulit baik yang jinak maupun kanker

(Svobodova et al., 2006).

Sinar UV-B dengan spektrum 280-315 nm, paling banyak menembus

atmosfer bumi. Walaupun hanya 5% dari total radiasi sinar matahari, tetapi

bertanggungjawab atas sebagian besar photodamage pada kulit. Sinar UV-B dapat

memicu kerusakan DNA, stres oksidatif, penuaan dini kulit dan berbagai efek

terhadap sistem imun, serta memiliki efek penting terhadap timbulnya tumor kulit.

Sinar UVB dapat menginduksi terjadinya perubahan pada lapisan epidermis, yang

merupakan tempat dimana sebagian besar sinar UVB diserap. Sinar UVB dapat

merusak DNA dalam keratinosit dan melanosit. Sel-sel yang terkena dampak dari

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

10

sinar UVB akan muncul sebagai sel kulit yang terbakar (sunburn) yang terlihat 8

sampai 12 jam setelah paparan (Svobodova et al., 2006; Ivic, 2008).

Sinar UV-C dengan spektrum 100-280 nm, adalah radiasi yang paling banyak

diserap di lapisan ozon atmosfer bumi dan normalnya tidak mencapai permukaan

bumi. Sinar UV-C memiliki potensi yang sangat besar dalam menyebabkan

terjadinya kerusakan biologis dengan waktu yang sangat singkat. Panjang

gelombang ini memiliki energi yang sangat hebat dan bersifat sangat mutagenik

(Svobodova et al., 2006).

Paparan sinar UV digambarkan ke dalam unit joule per area kulit dalam

sentimeter (J/cm2). Intensitas atau dosis sinar UV paling kecil yang dibutuhkan

untuk menyebabkan eritema pada kulit yang terlihat secara makroskopik 24 jam

setelah paparan disebut dengan dosis eritema minimal (DEM). DEM

menunjukkan jumah minimal energi sinar UV yang dibutuhkan untuk

menimbulkan kemerahan ketika kulit terpapar sinar UV. Dosis atau waktu

paparan yang dibutuhkan untuk memperoleh nilai DEM pada setiap individu

berbeda-beda yang disebabkan oleh perbedaan genetik (Mitsui 1997; Utami,

2009).

2.3 Efek Sinar UV

Sinar UV dapat memberikan efek yang menguntungkan yaitu dapat mencegah

atau mengobati gangguan pada tulang dengan cara mengaktifkan vitamin D3 (7-

dehidrotokoferol) yang terdapat pada epidermis. Sinar UV juga dapat

diaplikasikan dalam kombinasi dengan obat dalam terapi penyakit kulit yaitu

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

11

psoriasis dan vitiligo. Namun, paparan sinar UV juga dapat menyebabkan

timbulnya efek akut dan efek kronis yang merugikan khususnya pada kulit

(Svobodova et al., 2006).

Efek akut yang terjadi dalam jangka pendek pada kulit antara lain, reaksi

sunburn sebagai efek yang paling umum terjadi akibat pajanan sinar matahari

yang berlebih. Perubahan yang terjadi bergantung pada jumlah radiasi, tingkat dan

kualitas melanin dan ketebalan stratum korneum. Eritema atau memerahnya kulit

adalah aspek visual dari respon sunburn yang terjadi 2-4 jam setelah irradiasi,

puncaknya pada 14-20 jam, secara normal terjadi selama 72 jam. Sunburn yang

parah biasanya diikuti dengan peningkatan ketebalan epidermis dan deskuamasi

sel epidermis yang mati. Eritema juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan,

seperti panas, angin, dan kelembaban (Clydesdale et al., 2001; Anies, 2009).

Respon awal kulit terhadap radiasi UV adalah munculnya eritema yang

disebabkan oleh terjadinya vasodilatasi pembuluh darah kulit akibat interaksi

antara ROS dengan sel mast. Eritema yang disebabkan oleh radiasi sinar UV dapat

terjadi akibat pembentukan ROS melalui mekanisme fotosensitisasi, dimana sinar

UV diserap oleh sensitizer yang tereksitasi sehingga terbentuk suatu spesies

oksigen reaktif atau yang dikenal dengan ROS. ROS dapat berinteraksi dengan

makromolekul seluler seperti DNA, protein, asam lemak dan sakarida yang

menyebabkan terjadinya kerusakan oksidatif. ROS yang berinteraksi dengan sel

mast akan melepaskan mediator-mediator yang dapat menginduksi terjadinya

vasodilatasi pembuluh darah, seperti histamin, sehingga menyebabkan timbulnya

eritema (Clydesdale et al., 2001; Svobodova et al., 2006; Utami, 2009).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

12

Ketika kulit terkena sinar matahari, radiasi UV diserap oleh molekul kulit

yang dapat menghasilkan suatu senyawa berbahaya yang disebut dengan Reactive

Oxygen Species (ROS), yang kemudian dapat menyebabkan kerusakan oksidatif

untuk komponen seluler seperti dinding sel, membran lipid, mitokondria dan

DNA. Paparan sinar UV pada kulit manusia dengan dosis 2 DEM (2 kali dosis

UVA/UVB) dapat menyebabkan peningkatan pembentukan ROS dalam waktu 15

menit. Dalam rentang waktu yang sama, Activator Protein-1 (AP-1) yang

menyebabkan peningkatan kerusakan kolagen, menjadi meningkat dan tetap tinggi

selama setidaknya 24 jam setelah radiasi UV. Radiasi UV menyebabkan

pembentukan ROS dan induksi AP-1 yang menyebabkan peningkatan produksi

Matriks Metalloproteinase (MMP) sehingga terjadi peningkatan kerusakan

kolagen. Selain itu, radiasi UV menyebabkan penurunan ekspresi Tumor Growth

Factor-β (TGF-β). Penurunan ekspresi TGF-β merupakan penyebab penurunan

produksi kolagen yang merupakan landasan terjadiya photoaging (Helfrich et al.,

2008).

Photoaging menggambarkan suatu efek kronis dari paparan sinar ultraviolet

pada kulit. Tanda-tanda klinis photoaging seperti kulit kering, kulit menebal dan

kasar, kerutan lebih dalam dan nyata, bercak pigmentasi tidak teratur, pelebaran

pembuluh darah (telangiektasi) hingga timbulnya tumor jinak, prakanker maupun

kanker kulit (Jusuf, 2005; Helfrich et al., 2008).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

13

2.4 Antioksidan

Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas

dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau meminimalkan reaksi oksidatif

dalam sel akibat reaksi dari radikal bebas (Priyadarsini, 2005).

Radikal bebas merupakan atom atau gugus atom yang memiliki satu atau

lebih elektron tidak berpasangan pada lapisan terluarnya. Hal ini mengakibatkan

radikal bebas bersifat sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan protein, lipida,

karbohidrat dan DNA. Radikal bebas akan mengambil elektron dari molekul stabil

terdekat sehingga mengakibatkan reaksi berantai pembentukan radikal bebas

(Hartanto, 2012).

Berdasarkan sumbernya, antioksidan dapat digolongkan menjadi dua

kelompok yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan alami

merupakan antioksidan yang diperoleh dari hasil ekstraksi bahan alami (Hartanto,

2012). Senyawa antioksidan alami tumbuhan disebut juga phytoantioxidants

(Pouillot et al., 2011). Contoh antioksidan alami adalah vitamin C, vitamin E, dan

β-karoten. Sedangkan antioksidan sintetik merupakan antioksidan yang diperoleh

dari hasil sintesa reaksi kimia. Contoh antioksidan sintetik adalah BHA, BHT, dan

TBHQ (Santoso, 2005).

Terdapat dua cara untuk memperoleh antioksidan yakni dari luar tubuh

(eksogen) dan antioksidan dari dalam tubuh (endogen). Antioksidan eksogen

dapat diperoleh dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung

vitamin C dan E, β-karoten maupun antioksidan sintetik seperti BHA, BHT dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

14

TBHQ. Sedangkan contoh antioksidan endogen adalah enzim superoksida

dismutase (SOD), glutation peroksidase dan katalase (Hartanto, 2012).

Mekanisme kerja senyawa antioksidan adalah mengkelat ion logam,

menghilangkan oksigen radikal, memecah reaksi rantai inisiasi, menyerap energi

oksigen singlet, mencegah pembentukan radikal, menghilangkan dan atau

mengurangi jumlah oksigen (Hartanto, 2012). Antioksidan dapat menghambat

produksi ROS dengan mengurangi jumlah oksidan di dalam dan sekitar sel-sel,

mencegah ROS mencapai target biologis, membatasi penyebaran oksidan seperti

yang terjadi pada peroksidasi lipid, dan menggagalkan stress oksidatif sehingga

dapat digunakan dalam mencegah fenomena penuaan (Pouillot et al., 2011).

2.5 Manggis (Garcinia mangostana L.)

2.5.1 Klasifikasi tanaman

Klasifikasi tanaman manggis menurut Hutapea (1994) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Guttiferanales

Family : Clusiaceae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

15

Gambar 2.2. (A) Pohon Manggis; (B) Buah Manggis (Hadriyono, 2011)

2.5.2 Nama daerah

Manggis memiliki nama daerah diantaranya Manggoita (Aceh), Manggista

(Batak), Manggih (Minangkabau), Manggus (Lampung), Manggu (Sunda), Kirasa

(Makasar), dan Manggis (Bali) (Pitojo dan Hesti, 2007).

2.5.3 Deskripsi buah manggis

Manggis merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia. Manggis

menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan atau bisa disebut sebagai pangan

fungsional (functional food). Di beberapa negara manggis terutama kulitnya sudah

bisa dijadikan sebagai obat dan bahan terapi (Permana, 2012).

Tanaman manggis merupakan tanaman tahunan yang masa hidupnya dapat

mencapai puluhan tahun, berbentuk pohon dengan bagian bawah lebar dan bagian

ujung menyempit, tinggi pohon 6 hingga 20 meter. Batang berkayu, bulat, tegak,

percabangan simpodial, berwarna hijau. Akarnya tunggang berwarna putih

kecoklatan. Bunga tunggal, berkelamin dua, benang sari berwarna kuning.

Mahkota bunga terdri dari 4 kelopak daun. Kelopak bunga melengkung kuat,

tumpul, berdaging tebal, berwarna hijau kuning dengan tepi merah. Kepala putik

(A) (B)

(B) (A)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

16

berjari-jari 4-8 cm, putik berwarna putih kekuningan. Daun tunggal, lonjong,

ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, percabangan menyirip, panjang 20-25

cm, lebar 6-9 cm, tangkai silindris, berwarna hijau. Buah buni, bulat, diameter 6-8

cm, kulit buah berdinding tebal lebih dari 9 mm, pada waktu muda kulit buah

berwarna hijau namun setelah tua berubah menjadi merah tua sampai ungu

kehitaman. Daging buah berwarna putih dan mengandung banyak air. Biji bulat

dengan diameter 2 cm, dalam 1 buah terdapat 5-7 biji berwarna coklat (Hutapea,

1994; Pitojo dan Hesti, 2007).

Simplisia kulit buah manggis berupa potongan padat, agak keras, bentuk

seperempat bola atau setengah bola dengan garis tengah 4-6 cm, tebal 3-6 mm,

permukaan luar agak kasar, agak mengkilat, warna kecoklatan sampai coklat

kehitaman sedangkan permukaan dalam licin, berwarna coklat, dan terdapat sisa

sekat yang membagi buah menjadi 4 bagian atau lebih, bekas patahan tidak rata,

tidak berbau dengan rasa pahit. Secara mikroskopik yang menjadi fragmen

penanda adalah sel batu, parenkim endokarp, parenkim eksokarp, periderm dan

parenkim mesokarp (DepKes RI, 2010).

2.5.4 Kandungan kimia kulit buah manggis

Praptiwi (2010), menyatakan kandungan kimia yang terdapat pada kulit buah

manggis terdiri dari flavonoid, saponin, tanin, steroid/triterpenoid, kuinon,

natrium, kalium, magnesium, kalsium, besi, zink dan tembaga. Kulit buah

manggis mengandung xanton yang sangat tinggi yaitu mencapai 123,97 mg/100

mL (Yatman, 2012). Menurut penelitian Yoshwana (2103), ekstrak etanol 95%

kulit buah manggis mengandung xanton. Xanton dalam kulit buah manggis

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

17

memiliki beberapa turunan seperti α-mangostin, β-mangostin, γ-mangostin,

gartanine, garcinone E, dan 8-deoxygartanine (Chaverri et al., 2008).

Gambar 2.3. Struktur Senyawa Xanton (Miryanti et al., 2011)

2.5.5 Aktivitas farmakologi

Kulit buah manggis mengandung antioksidan kompleks dengan kadar yang

tinggi, terutama senyawa fenolik seperti xanton. Xanton yang di isolasi dari kulit

buah manggis menunjukkan aktivitas antioksidan, antitumor, antialergi,

antiinflamasi, antibakteri, antifungal dan antiviral (Lim, 2012). Penelitian

Mardawati et al., (2009), menunjukkan bahwa semua fraksi pelarut dari ekstrak

kulit manggis memiliki aktivitas antioksidan yang besar dengan nilai Inhibition

Concentration 50% (IC50) kurang dari 50, dimana ekstrak metanol nilai IC50

sebesar 8,00 mg/L, ekstrak etanol 9,26 mg/L dan ekstrak etil asetat sebesar 29,48

mg/L. Ekstrak air kulit buah manggis mempunyai aktivitas antioksidan dengan

nilai IC50

adalah 5,94 mg/mL (Palakowong et al., 2010). Pemberian antioksidan

topikal pada kulit menurut Yaar dan Gilcherst (2007), mampu mencegah

kerusakan kulit yang disebabkan oleh stres oksidatif dengan berkurangnya

akumulasi peroksida pada kulit.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

18

Senyawa xanton yang memiliki efek antioksidan dibutuhkan dalam suatu

formulasi sediaan farmasi, terapi, kosmetik yang ditujukan untuk memberikan

perlindungan yang efektif dari efek jangka pendek, jangka panjang dan stress

oksidatif yang disebabkan oleh sinar UV (Moffet and Shah, 2006). Susanti et al.

(2012), telah melakukan uji efek perlindungan senyawa xanton dalam ekstrak

kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap sinar UV yang dilakukan

secara in vitro dengan teknik spektroskopi UV yang diukur pada rentang panjang

gelombang sinar UV (200-400 nm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

senyawa xanton yang terdapat dalam kulit buah manggis (Garcinia mangostana

L.) dapat menyerap sinar UV, dimana xanton memiliki panjang gelombang

maksimum 305-330 nm yang merupakan rentang panjang gelombang sinar UV.

2.6 Masker Wajah Gel Peel off Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia

mangostana L.)

Masker adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah. Jenis

kosmetika ini berfungsi menjaga kesehatan kulit diantaranya membersihkan,

menjaga kelembaban, perlindungan dari bahaya UV, antioksidan, memutihkan,

mencegah penuaan kulit, mencegah kerutan, mencegah pengenduran dan jerawat

pada kulit. Masker dioleskan pada kulit wajah dalam bentuk lapisan yang relatif

tebal dan dihapuskan beberapa waktu kemudian, biasanya 15-30 menit (Mitsui,

1997; Shai et al., 2009).

Masker wajah berdasarkan cara membersihkan dari permukaan kulit dapat

dibedakan menjadi :

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

19

a. Masker yang dilepaskan dengan dibilas.

b. Masker yang dilepaskan dengan dikelupas (Masker Peel Off).

Tipe masker wajah yang dilepaskan dengan dikelupas (Masker Peel Off)

berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tiga yakni gel, pasta dan powder

(serbuk). Masker wajah peel off dengan bentuk gel merupakan masker wajah yang

transparan atau semi transparan yang menyebar dengan baik serta membentuk

lapisan pada kulit yang mudah diangkat setelah dikeringkan. Setelah lapisan film

tersebut dikelupas maka kulit akan terasa lembab, lembut dan terasa bersih

(Mistsui, 1997; Shai et al., 2009).

Gambar 2.4. Cara Menggunakan Masker GelPeel Off (Shai et al., 2009)

Keterangan: (A) Sepotong kain kasa yang dibasahi dengan air ditempatkan pada

wajah; (B) Masker gel peel off dioleskan di atas kasa; (C) Setelah

waktu pengaplikasian selesai masker diangkat dengan cara dikelupas.

Masker gel peel off terbuat dari bahan polimer seperti polivinil alkohol dan

bahan seperti lateks dan senyawa karet alam. Masker setelah dioleskan akan

mengering pada kulit, mengeras dan membentuk lapisan tipis, fleksibel dan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

20

transparan. Masker tidak perlu dibilas hanya dikelupas. Masker wajah gel peel off

memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan bentuk sediaan masker lain

seperti pasta dan serbuk diantaranya dapat menimbulkan efek dingin akibat

lambatnya penguapan air pada kulit, tidak menghambat fungsi fisiologis kulit

khususnya respiratio sensibilis karena tidak membentuk lapisan lilin yang

melapisi permukaan kulit secara kedap serta tidak menyumbat pori-pori kulit,

memungkinkan pemakaian pada bagian tubuh yang berambut, daya sebar dan

daya lekat baik, serta mampu melepaskan zat aktif dengan baik (Lieberman dan

Bunker, 1989; Voigt, 1994; Shai et al., 2009).

Sukmawati (2013) memanfaatkan efek antioksidan pada kulit buah manggis

menjadi sediaan masker gel peel off dengan memvariasikan bahan masker yakni

PVA (10-16%), HPMC (2-4%) dan propilen glikol (2-15%). Variasi ini kemudian

dievaluasi sifat fisika dan kimianya, dan diperoleh hasil bahwa konsentrasi PVA,

HPMC dan propilen glikol secara signifikan mempengaruhi viskositas dan daya

sebar sediaan (p<0,05), sedangkan variasi konsentrasi propilen glikol secara

signifikan mempengaruhi waktu mengering dari sediaan (p<0,05).

Pada pengujian aktivitas antioksidan masker gel peel off yang dilakukan oleh

Utami (2014), menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan masker gel peel off

ekstrak kulit buah manggis berbeda secara signifikan dengan standar vitamin C.

Aktivitas antioksidan masker gel peel off kulit buah manggis memiliki aktivitas

antioksidan yang lebih kuat daripada standar vitamin C dengan nilai IC50 masker

gel peel off ekstrak kulit buah manggis sebesar 17,90±0,06 g/mL dan nilai IC50

vitamin C sebesar 20,58±0,11 g/mL. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan α-

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit - sinta.unud.ac.id II.pdf · Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau

21

mangostin yang merupakan senyawa aktif dalam kulit buah manggis turunan

xanton yang bersifat sebagai penangkal radikal bebas (antioksidan).

Laras (2014), telah melakukan pengujian iritasi dari makser gel peel off

ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai antioksidan pada 6

sukarelawan uji dengan metode human 4-hour patch test dengan lama

pengamatan selama 72 jam. Hasil pengujian menyatakan bahwa masker gel peel

off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) tidak menimbulkan

iritasi pada sukarelawan uji. Hal ini disebabkan oleh masker gel peel off ekstrak

kulit buah manggis yang merupakan campuran antara basis dengan ekstrak

dimana campuran basis dengan ekstrak tidak menghasilkan senyawa baru yang

dapat menginduksi munculnya reaksi iritasi.