bab ii tinjauan pustaka 2.1 hasil penelitian terdahulu 1 ...eprints.perbanas.ac.id/6288/5/bab...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dian Agustia dan Ade Palupi (2016)
Penelitian ini meneliti tentang praktik akuntansi kreatif pada koperasi
di jawa timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan statistik
deskriptif untuk memperoleh informasi bagaimana praktik akuntansi kreatif pada
koperasi di Jawa Timur. Untuk memperoleh informasi tersebut, penerepan praktik
akuntansi kreatif dihitung menggunakan rumusan discretionary accrual sebagai
proksi dari praktik akuntansi kreatif dengan modified joned model. Koperasi
mempunyai karateristik yaitu anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus
pengguna jasa koperasi. Laporan keuangan wajib disajikan sebagai alat
pertanggungjawaban oleh pengurus kepada angggota koperasi pada Rapat
Anggota Tahunan. Informasi yang sangat penting di dalam laporan keuangan
adalah laba. Pada badan usaha koperasi dikenal dengan Sisa Hasil Usaha (SHU).
Praktik akuntansi kreatif merupakan aktivitas yang dilakukan unit usaha untuk
melaporkan hasil yang diinginkan dengan memanfaatkan teknik dan kebijakan
akuntansi sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu. Dengan analisis statistik
deskriptip, koperasi skala provinsi di Jawa Timur periode tahun 2012-2014
menerapkan praktik akuntansi kreatif dengan meningkatkan laba atau menurunkan
laba. Pengurus koperasi atau manajer koperasi menaikkan SHU jika terjadi
penurunan SHU dari yang sesungguhnya, yang cukup besar, dan sebaliknya,
9
pengurus koperasi menurunkan SHU jika terjadi kenaikan SHU dari yang
sesungguhnya yang cukup besar. Koperasi melakukan praktik akuntansi kreatif
yang dominan adalah perataan laba. Tujuannya adalah untuk mengurangi fluktuasi
SHU yang dilaporkan sehingga koperasi terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi.
Hasil studi ini mendukung yang menyebutkan perilaku pengurus selaku
manajemen koperasi dipandang sebagai perilaku oportunistik manajer dalam
memaksimalkan kontrak kompensasi, kontrak hutang dan biaya politik. Populasi
dalam penelitian ini adalah koperasi serba usaha dan koperasi simpan pinjam
skala provinsi Jawa Timur tahun 2012-2014. Berdasarkan data dari dinas koperasi
dan UMKM provinsi Jawa Timur sampai 2014, koperasi skala provinsi Jawa
Timur yang aktif tahun 2014 sebanyak 508 koperasi. Metode pengambilan sampel
adalah purposive random sampling, yang memenuhi kriteria sampel adalah 31
koperasi serba usaha dan koperasi simpan pinjam skala provinsi Jawa Timur.
Hasil penelitian ini adalah sebagian koperasi melakukan praktik akuntansi kreatif
dengan pola income creasing atau income decreasing dan ada juga sebagian
koperasi melakukan praktik akuntansi kreatif dengan motivasi pajak dan motivasi
SHU.
Persamaan
Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah meneliti tentang
praktik akuntansi kreatif.
2. Variabel dependen yang digunakan adalah praktik akuntansi kreatif.
10
Perbedaan
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pada penelitian terdahulu menggunkan subyek penelitian pada koperasi di
Jawa Timur, sedangkan penelitian sekarang menggunkan subyek penelitian
pada mahasiswa akuntansi STIE Perbanas Surabaya.
2. Penelitian terdahulu juga menggunakan metode pengumpulan sampel dengan
purposive random sampling dan penelitian sekarang menggunakan metode
pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi.
3. Metode penelitian yang digunakan penelitian terdahulu adalah metode
kualitatif dengan statistik deskriptif, sedangkan penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
2. Charles, Gregory dan Walter (2015)
Penelitian ini meneliti tentang praktik yang mempengaruhi akuntansi
kreatif antara perusahaan yang terdaftar di Nairobi Securities Exchange (NSE).
Penelitian ini adalah untuk menilai praktek mempengaruhi akuntansi kreatif antara
terdaftar di Nairobi Securities Exchange (NSE) di Kenya. Penelitian ini
didasarkan pada teori-teori yang ada, lebih pada teori akuntansi positif, yang
digunakan untuk mengidentifikasi praktek-praktek ini. Metode sampling
sistematik diterapkan dalam memilih sampel untuk penelitian. Desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain survey cross sectional yang
dinilai data untuk tahun 2014. Data diperoleh melalui pemberian kuesioner dan
wawancara untuk sampel manajer, akuntan dan auditor internal perusahaan publik
11
yang terdaftar di NSE. Sebuah sampel dari tiga puluh sembilan dari populasi
target enam puluh empat perusahaan publik diekstraksi dari situs Nairobi
Securities Exchange. Analysis of Variance (ANOVA) digunakan untuk
menentukan apakah ada signifikansi statistik antara nilai-nilai diamati dan
diharapkan. analisis regresi bersama-sama dengan Pearson coefficient of
correlation, digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan
pengaruh yang signifikan tingkat akuntansi kreatif di antara perusahaan yang
terdaftar di NSE untuk praktek-praktek seperti kompensasi manajemen, kewajiban
kontrak, manajemen pajak, kinerja harga saham dan transaksi insider.
Persamaan
Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah meneliti tentang
praktik akuntansi kreatif.
2. Metode pengumpulan data pada penelitian terdahulu adalah dengan
menggunakan wawancara (pada sampel manajer, akuntan dan auditor internal
perusahaan) dan pada penelitian ini menggunkan metode pengumpulan data
dengan wawancara pada mahasiswa akuntansi.
3. Variabel dependen yang digunakan adalah praktik akuntansi kreatif.
Perbedaan
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
12
1. Penelitian terdahulu menggunkan subyek penelitian pada perusahaan,
sedangkan penelitian ini menggunkan subyek penelitian pada mahasiswa
akuntansi STIE Perbanas Surabaya.
2. Variabel independen yang digunakan penelitian terdahulu adalah managers
compensation, tax management dan contractual obligations.
3. Penelitian terdahulu juga menggunakan metode pengumpulan data dengan
kuesioner dan penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan
wawancara dan dokumentasi.
4. Penelitian terdahulu menggunkan desain penelitian campuran yang
merupakan kombinasi dari desain deskriptif, desain kausal dan desain survei
cross-sectional.
5. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif.
6. Subyek penelitian pada penelitian terdahulu adalah perusahaan yang terdaftar
di Nairobi Securities Exchange (NSE) di Kenya dan subyek penelitian pada
penelitian ini adalah mahasiswa sarjana akuntansi semester delapan STIE
Perbanas Surabaya.
3. Siswi Wulandari (2015)
Penelitian ini meneliti tentang kode etik dalam tingkah laku berbisnis
di perusahaan yang merupakan implementasi salah satu prinsip Good Corporate
Governance. Kode etik tersebut menuntut karyawan dan pimpinan perusahaan
untuk melakukan praktek-praktek etika bisnis yang terbaik di dalam semua hal
yang dilaksanakan atas nama perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan yang ada di Indonesia dan sampel dari penelitian ini adalah karyawan
13
dan pimpinan perusahaan. Penelitian ini menggunakan penelitian preskriptif
analitis, yaitu memberikan gambaran atau merumuskan masalah sesuai dengan
keadaan atau fakta-fakta yang ada dan berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelesaian masalah penerapan prinsip Good Corporate Governance di
Indonesia sebagai salah satu bagian dari etika bisnis. Hasil dari penelitian ini
adalah pelaksanaan etika bisnis dan Good Corporate Governance yang efektif
pada perusahaan di Indonesia adalah dengan melaksanakan pedoman praktis yang
diatur dalam Good Corporate Governance, serta hal yang tidak kalah penting
adalah peran serta dari negara dan masyarakat dalam partisipasi pelaksanaan
Good Corporate Governance. Lingkungan yang konsdusif dapat mendorong
pelaksanaan Good Corporate Governance yang efektif dan lebih baik.
Persamaan
Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu dengan penelitian ini terdapat persamaan pada
penelitiannya yaitu meneliti tentang etika.
2. Variabel dependen yang digunakan adalah praktik akuntansi kreatif.
Perbedaan
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu menggunkan subyek penelitian pada perusahaan,
sedangkan penelitian ini menggunkan subyek penelitian pada mahasiswa
akuntansi STIE Perbanas Surabaya.
14
2. Variabel independen yang digunakan penelitian terdahulu adalah perusahaan,
etika bisnis dan good corporate governance.
3. Penelitian terdahulu menggunakan penelitian preskriptif analitis, sedangkan
penelitian ini menggunkan penelitian kualitatif bersifat deskriptif.
4. Mahesh Singh Rajput (2014)
Penelitian ini meneliti tentang praktik akuntansi kreatif yang terjadi di
india. Di pasar yang sangat kompetitif, menjadi sangat penting dan perlu bagi
setiap bisnis untuk menemukan cara baru dan inovatif dalam menjalankan bisnis
dan salah satu cara baru adalah akuntansi kreatif. Tampak jelas bahwa dalam
akuntansi kreatif pada umumnya dipandang sebagai praktik yang curang dan tidak
diinginkan. Pada bagian ini kita menganalisis beberapa langkah-langkah yang
dapat membantu untuk mengurangi ruang lingkup untuk praktik akuntansi kreatif,
mengidentifikasi, mana yang berlaku dalam perkembangan terakhir di
International Accounting Standards (IASs). IASs akan menjadi standar untuk
semua perusahaan yang terdaftar di Eropa. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah enam puluh dua perusahaan.
Persamaan
Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahalu dan penelitian ini sama-sama meneliti tentang praktik
akuntansi kreatif.
2. Variabel dependen yang digunakan adalah praktik akuntansi kreatif.
15
Perbedaan
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu menggunakan subyek penelitian pada perusahaan,
sedangkan penelitian ini menggunkan subyek penelitian pada mahasiswa
akuntansi STIE Perbanas Surabaya.
2. Penelitian terdahulu juga menggunakan metode pengumpulan data dengan
kuesioner dan penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan
wawancara dan dokumentasi.
3. Variabel independen yang digunakan penelitian terdahulu adalah accounting
ethics, earnings management, dan financial reporting.
5. Moh. Lutfi Saiful Arif, Robiatul Aulia dan Nurul Herawati (2014)
Penelitian ini meneliti tentang persepsi mahasiswa akuntansi tentang
praktik creative accounting ditinjau dari teori etika bisnis. Objek penelitian ini
adalah mahasiswa akuntansi fakultas ekonomi universitas trunujoyo madura.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah bahwa creative accounting tidak dapat diterima dari
teori etika deontologi, teori utilitarianisme dan teori egoisme etis. Mahasiswa juga
menganggap bahwa creative accounting adalah perbuatan yang tidak etis.
Persamaan
Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
16
1. Penelitian terdahulu dan penelitian ini menggunkan metode pengumpulan
data yang sama yakni wawancara dan dokumentasi.
2. Metode penelitian yang digunakan penelitian terdahulu dan penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif deskriptif.
3. Variabel dependen yang digunakan adalah praktik akuntansi kreatif.
Perbedaan
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu menggunakan subyek penelitian pada mahasiswa
akuntansi fakultas ekonomi universitas trunujoyo madura, sedangkan
penelitian ini subyek penelitiannya adalah mahasiswa sarjana akuntansi STIE
Perbanas Surabaya.
2. Variabel independen pada penelitian terdahulu yang berbeda dengan
penelitian ini adalah etika bisnis.
6. Made Pasek Swi Shantanu, Ni Kadek Sinarwati dan Anantawikrama
Tungga Atmaja (2014)
Penelitian ini meneliti tentang kelemahan-kelemahan sistem pelaporan
dalam segi etika dan professional masih sering terjadi di Indonesia karena kasus
seperti ini masih sering terjadi di perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia
yang hampir mengalami kepailitan akibat kurangnnya etika dan sikap
professional akuntan dalam membuat laporan keuangan. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1
dan Program Diploma 3 di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Dan
17
pengumpulan sampel dilakukan dengan pengambilan secara acak dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. (Arisetyawan, 2010: 32). Dengan kriteria
(1) Mahasiswa jurusan akuntansi program S1, merupakan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Program S1 di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja yang telah
mengambil mata kuliah auditing satu dan etika bisnis dan profesi. Alasan
memilih mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah auditing 1 dan etika bisnis
dan profesi, karena materi tersebut telah mengenalkan dan menjelaskan mengenai
etika dan profesi; (2) Mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3,
merupakan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Diploma 3 di Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja yang telah mengambil mata kuliah auditing. Alasan memilih
mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah auditing satu karena materi tersebut
telah mengenalkan dan menjelaskan mengenai etika dan profesi. Alat uji dan
pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu kuesioner. Dari hasil
hipotesis dalam penelitian ini, hasil penelitian menyatakan adanya perbedaan
persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan.
Penelitian ini menunjukkan mahasiswa jurusan akuntansi program S1 memiliki
pandangan yang lebih baik terhadap etika penyusunan laporan keuangan
(53,061), dibandingkan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3
terhadap etika penyusunan laporan keuangan (45, 364). Hasil dari pengujian ini
juga memperlihatkan nilai signifikansi sebesar 0,032 < 0,05 maka diterima yang
berarti ada perbedaan signifikan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika
penyusunan laporan keuangan.
18
Persamaan
Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu dan penelitian ini terdapat persamaan yaitu
memfokuskan meneliti pada etika penyusunan pelaporan keuangan.
2. Variabel dependen yang digunakan adalah praktik akuntansi kreatif.
Perbedaan
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu dan penelitian ini terdapat perbedaan yaitu pada metode
pengumpulan data.
2. Penelitian terdahulu metode pengumpulan datanya menggunakan kuesioner,
sedangkan penelitian ini menggunkan metode pengumpulan datanya
wawancara dan dokumentasi.
3. Penelitian terdahulu menggunakan subyek penelitian pada mahasiswa
akuntansi fakultas ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,
sedangkan penelitian ini subyek penelitiannya adalah mahasiswa sarjana
akuntansi STIE Perbanas Surabaya.
4. Variabel independen pada penelitian terdahulu yang berbeda dengan
penelitian ini adalah etika bisnis.
5. Teknik analisis data yang digunakan penelitian terdahulu yaitu uji validitas,
uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis dengan menggunkan uji non
19
parametrik, sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif bersifat deskriptif.
7. Tumpal Malik (2013)
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh penerapan tata kelola
perusahaan, metode akrual dan manajemen laba. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh secara signifikan tata kelola
perusahaan melalui kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris
independen, komite audit, umur perusahaan. Metode akrual melalui total accrual,
nondiscreationary accrual, discreationary accrual. Manajemen laba melalui
manipulasi arus kas, manipulasi HPP terhadap kinerja keuangan perusahaan
property, real estate dan develover di BEI periode tahun 2008-2012. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan property, real
estate dan develover yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012. Populasi
yang memenuhi syarat dalam penelitian ini sebanyak tiga puluh lima populasi dan
seratus tujuh puluh lima data sekunder times series untuk melihat konsistensi
pengaruhi masing-masing variable independen terhadap variable dependen.
Sampel penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan (annual report) dan
informasi tata kelola perusahaan selama periode penelitian. Hasli penelitian ini
adalah penerapan tata kelola perusahaan terbukti mempengaruhi kinerja keuangan
secara simultan sedangkan secara parsial yang berpengaruh signifikan adalah
kepemilikan institusional sebesar 22,6%, kepemilikan manajemen 56,0%,
Komisaris Independen 4,3%, dan Umur Perusahaan 24,9%. Sedangkan komite
audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Perlakuan metode
20
akrual terbukti mempengaruhi kinerja keuangan secara simultan sedangkan secara
parsial yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan adalah
discretionary accruals 82,9%. Sedangkan yang tidak berpengaruh signifikan
adalah total accruals dan nondiscretionary accruals. Praktik manajemen laba
terbukti mempengaruhi kinerja keuangan secara simultan sedangkan secara parsial
yang berpengaruh signifikan adalah manipulasi HPP sebesar 45,5% dan
manipulasi beban operasional sebesar 40,1%. Sedangkan yang tidak berpengaruh
signifikan adalah manipulasi arus kas.
Persamaan
Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu tentang praktik manajemen laba dan penelitian ini
meneliti tentang praktik akuntansi kreatif. Akuntansi kreatif dan manajemen
laba sama-sama mempengaruhi angka pada laporan keuangan.
2. Variabel dependen yang digunakan adalah praktik akuntansi kreatif.
Perbedaan
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu penelitiannya dianalisis dengan statistik SPSS V.20,
kemudian dilakukan pengujian model dan terakhir pengujian hipotesis.
2. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan wawacara dan
dokumentasi kemudian menganalisis hasil wawancara dan mengambil
kesimpulan dari hasil wawancara.
21
3. Penelitian terdahulu menggunkan subyek penelitian pada perusahaan,
sedangkan penelitian ini menggunkan subyek penelitian pada mahasiswa
sarjana akuntansi semester delapan STIE Perbanas Surabaya.
4. Variabel independen pada penelitian terdahulu yang berbeda dengan
penelitian ini adalah good corporate governance dan financial performance.
8. Hotman Tohir Pohan (2012)
Penelitian ini bersifat deskriptik yaitu untuk mengetahui persepsi
mahasiswa tentang nilai nilai etika yang dianut manajer dan pimpinan pada
perusahan terbuka dalam penyajian pelaporan keuangan yang bertanggung jawab,
dan akan menguji hipotesis perbedaan antara mahasiswa akuntansi yang
mempelajari etika dengan mahasiswa jurusan manajemen yang mempelajari etika
dan penelitian ini adalah penelitian empiris yang mencari bukti atas data yang
terkumpul dan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang
akan memperbandingkan dan menjelaskan objek yang diteliti. Objek penelitian
yaitu mahasiswa akuntansi fakultas ekonomi jurusan akuntansi dan mahasiswa
jurusan manajemen di universitas trisakti. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini adalah perbedaan persepsi
mahasiswa/i yang telah belajar etika profesi/bisnis dengan mahasiswa/i yang
belum belajar etika profesi/bisnis. Secara satu persatu terdapat perbedaan persepsi
mengenai pernyataan KEj2 yaitu Akuntan Internal menahan diri dan tidak terlibat
dalam segala aktivitas yang dapat menghambat kemampuan. Secara total tidak ada
perbedaan persepsi antara mahasiswa/i yang telah belajar etika profesi/bisnis
dengan mahasiswa dan mahasiswi yang belum belajar etika profesi/bisnis
22
mengenai nilai-nilai etika profesi/bisnis dan tidak ada perbedaan persepsi antara
mahasiswa yang belajar etika profesi/bisnis dengan mahasiswa yang belum belajar
etika profesi dan bisnis terhadap tanggung jawab manajemen dalam penyajian
laporan keuangan, artinya mereka tetap optimis dan mempunyai idealisme tinggi
bahwa laporan keuangan tetap menjadi alat untuk menilai kinerja manajemen dan
percaya akan kejujuran dan reliabilitas laporan keuangan yang disajikan.
Persamaan
Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang terdapat persamaan yaitu
memfokuskan meneliti pada etika penyusunan pelaporan keuangan.
2. Variabel dependen yang digunakan adalah praktik akuntansni kreatif.
Perbedaan
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang terdapat perbedaan yaitu pada
metode pengumpulan data.
2. Penelitian terdahulu metode pengumpulan datanya menggunakan kuesioner,
sedangkan penelitian ini menggunkan metode pengumpulan datanya
wawancara dan dokumentasi.
3. Penelitian terdahulu menggunakan subyek penelitian pada mahasiswa
akuntansi fakultas ekonomi universitas trisakti, sedangkan penelitian ini
23
subyek penelitiannya adalah mahasiswa sarjana akuntansi semester delapan
STIE Perbanas Surabaya.
9. Atik Emilia Sula dan Prasetyono (2012)
Penelitian ini meneliti tentang prinsip keagenan sebagai upaya untuk
pendelegasian fungsi dan tugas dari pemilik atau pemegang saham sebagai
prinsipal dan pihak manjemen sebagai agen memungkinkan timbulnya praktik-
praktik creative accounting sebagai akibat dari konflik kepentingan tersebut.
Objek penelitian ini adalah perusahaan di Indonesia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa masih banyak perusahaan yang melakukan praktik akuntansi
kreatif untuk menghindari pajak dan pemerintah melalui IAI telah membuat
standar setter untuk meminimalisasi praktik akuntansi kreatif. Beberapa regulasi
yang dapat diterapkan untuk mereduksi penyalahgunaan praktik creative
accounting dan earnings management antara lain:
a. Menetapkan jangka waktu penggunaan metode akuntansi atau
menetapkan aturan mengenai kondisi-kondisi apa saja yang
membolehkan perusahaan mengganti penggunaan metode akuntansi.
b. Menetapkan standar penentuan nilai residu dan umur ekonomis dalam
metode penyusutan aset tetap berdasarkan nilai perolehan aset.
c. Diarahkan untuk melakukan estimasi piutang tak tertagih dengan
menggunakan metode persentase penjualan, dalam hal estimasi piutang
tak tertagih.
24
d. Penetapan standar yang jelas mengenai klasifikasi akun, sub akun,
karakter akun, serta batasan klasifikasi akun yang berkaitan dengan
transaksi bisnis berkaitan dengan teknik reklasifikasi akun.
e. Penetapan nilai wajar dan materialitas perusahaan dalam proses audit.
f. Adanya sanksi tegas bagi yang melanggar.
Persamaan
Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang sama-sama meneliti tentang
creative accounting.
2. Variabel dependen yang digunakan adalah praktik akuntansi kreatif.
Perbedaan
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu menggunakan populasi perusahaan, sedangkan penelitian
ini menggunakan populasi mahasiswa sarjana akuntansi STIE Perbanas
Surabaya.
2. Variabel independen yang digunakan adalah regulation draft dan standarisasi
nilai wajar.
3. Penelitian terdahulu metode pengumpulan datanya menggunakan kuesioner,
sedangkan penelitian ini menggunkan metode pengumpulan datanya
wawancara dan dokumentasi.
25
10. Akenbor dan Ibanichuka (2012)
Penelitian ini merupakan penelitian empiris praktik akuntansi kreatif
dalam industri perbankan di Nigeria. Untuk mencapai tujuan penelitian ini
pertanyaan penelitian yang diajukan, hipotetis, dirumuskan dan tinjauan terkait
literatur. Metode pengumpulan data yang diperlukan untuk penelitian ini yaitu
metode survey desain dan kuesioner. Populasi penelitian ini terdiri dari dua puluh
lima manajer dan dua puluh lima akuntan yang diambil dari dua puluh lima
direkapitalisasi bank yang saat ini beroperasi di Federal Capital Territory (FCT).
Data yang dihasilkan untuk penelitian ini dianalisis melalui nilai rata-rata
sementara hipotesis menyatakan secara statistic diuji dengan Z-test dan Analysis
of Vatiance (ANOVA). Hasil analisis penelitian ini jelas mengungkapkan bahwa
praktik akuntansi kreatif berdampak negatif terhadap pengguna informasi
akuntansi. Temuan ini mengungkapkan bahwa alasan utama melakukan praktek
akuntansi kreatif dalam industri perbankan di Nigeria adalah untuk meningkatkan
nilai pasar saham.
Persamaan
Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu dan penelitian ini sama-sama meneliti tentang praktik
akuntansi kreatif. Variabel dependen yang digunakan adalah praktik akuntansi
kreatif.
2. Variabel independen yang digunakan adalah financial reporting.
26
Perbedaan
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian terdahulu menggunakan populasi industri perbankan, sedangkan
peneltian ini menggunakan populasi mahasisawa sarjana akuntansi STIE
Perbanas Surabaya.
2. Penelitian terdahulu metode pengumpulan datanya menggunakan kuesioner,
sedangkan penelitian sekarang menggunkan metode pengumpulan datanya
wawancara dan dokumentasi.
3. Variabel independen yang digunakan adalah bank distress.
27
Tabel 2.1
Tabel Matriks Dari Penelitian Terdahulu
No Penelaah
Variabel Independent
Men
aikkan
Lab
a
Men
uru
nkan
Lab
a
Per
ataa
n L
aba
Man
ager
s
Com
pen
sati
o
n
Tax
Man
agem
ent
Contr
actu
al
Obli
gat
ions
Per
usa
haa
n
Eti
ka
Bis
nis
Good
Corp
ora
te
Gover
nan
ce
Acc
ounti
ng
Eth
ics
Ear
nin
gs
Man
agem
ent
Fin
anci
al
Rep
ort
ing
P
erse
psi
Mah
asis
wa
Akunta
nsi
Eti
ka
Fin
anci
al
Per
form
ance
Eth
ical
Val
ues
R
egula
tion
Dra
ft
Sta
ndar
isas
i
Nil
ai W
ajar
Ban
k D
istr
ess
1 Dian Agustia dan Ade
Palupi (2016) + + +
2 Charles, Gregory dan
Walter (2015)
3 Siswi Wulandari (2015)
4 Mahesh Singh Rajput
(2014)
5 Moh. Lutfi Saiful Arif,
Robiatul Aulia dan
Nurul Herawati (2014)
6
Made Pasek Swi
Shantanu, Ni Kadek
Sinarwati dan
Anantawikrama Tungga
Atmaja (2014)
+ + +
7 Tumpal Malik (2013)
8 Hotman Tohir Pohan
(2012) + +
9 Atik Emilia Sula dan
Prasetyono (2012)
10 Akenbor dan Ibanichuka
(2012)
28
Variable dependen : Praktik akuntansi kreatif
Biru : Berpengaruh signifikan
Biru (+) : Berpengaruh positif signifikan
Merah : Tidak berpengaruh signifikan
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Creative Accounting
Akuntansi kreatif adalah suatu kegiatan mempengaruhi angka-angka
dalam laporan keuangan untuk menghasilkan suatu laporan keuangan yang
diinginkan dan untuk suatu keperluan atau kepentingan tertentu. Akuntansi kreatif
termasuk juga penjualan aset dengan dasar biaya rendah (low cost basis),
pengiriman produk dalam jumlah yang luar biasa ketika mendekati akhir tahun
dan kegagalan menuliskan persediaan yang telah mengalami penurunan nilai.
Banyak yang mengatakan bahwa creative accounting sebuah kegiatan
memanipulasi laporan keuangan di perusahaan guna menyajikan sebuah laporan
keuangan sesuai keinginan. Namun tidak semua akuntansi kreatif itu adalah
sebuah kecurangan. Misalnya, penyerderhanaan beberapa bentuk laporan atau
penggabungan sebuah biaya menjadi satu dalam biaya lain-lain karena dianggap
jarang timbul. Creative accounting terdiri dari dua kata yaitu “creative” yang
artinya kebolehan seseorang menciptakan ide baru yang efektif, dan kata
“accounting” itu artinya pembukuan tentang financial events yang senantiasa
berusaha untuk setia kepada kondisi keuangan yang sebenarnya (faithful
representation of financial events). Creative accounting adalah sebuah proses
dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan
akuntansi dan sebagainya dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan
29
keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Sedangkan, (Stolowy dan Breton,
2000) menyebut creative accounting merupakan bagian dari accounting
manipulation yang terdiri dari earning management, income smoothing dan
creative accounting itu sendiri.
Sehingga arti dari creative accounting yaitu akar dari sejumlah skandal
akuntansi dan banyak usulan untuk memanipulasi akuntansi. Biasanya berpusat
pada analisis diperbarui modal dan faktor produksi yang benar akan
mencerminkan bagaimana nilai tambah. Akuntansi kreatif dan manajemen laba
merupakan eufemisme mengacu pada praktik akuntansi yang mungkin mengikuti
surat aturan praktik akuntansi standar, tapi jelas menyimpang dari peraturan
tersebut.
2.2.2 Tujuan Creative Accounting
Tujuan beberapa pihak melakukan creative accounting bermacam-
macam, di antaranya adalah untuk pelarian pajak, menipu bank demi
mendapatkan pinjaman baru, mencapai target yang ditentukan oleh analisis pasar,
mengecoh pemegang saham untuk menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil
mencapai hasil yang cemerlang dan ada pula tujuan lain seperti menyembunyikan
kinerja buruk perusahaan (Stolowy dan Breton, 2000). Motivasi materialisme
merupakan suatu dorongan besar manajemen dan akuntan-akuntan melakukan
creative accounting. Banyak perusahaan yang terjebak masalah creative
accounting mempunyai sistem executive stock option plan bagi eksekutif-
eksekutif yang mencapai target yang ditetapkan. Secara umum, para eksekutif
biasanya lebih mengenal perusahaan tempat mereka bekerja dibandingkan
30
karyawan-karyawan di bawah mereka, sehingga para eksekutif ini dapat dengan
mudah memanipulasi data-data dalam laporan keuangan (financial statement)
dengan motivasi memperkaya diri mereka sendiri.
2.2.3 Jenis – jenis Creative Accounting
Ada empat macam creative accounting yang sering ditemukan saat ini,
yaitu: Aggressive accounting, Earnings management, Income smoothing, dan
Fraudulent financial reporting (Stolowy dan Breton, 2000), yaitu :
a. Aggressive accounting (akuntansi agresif) adalah pemilihan dan penerapan
prinsip akuntansi yang bertujuan agar laba tahun berjalan lebih tinggi dan
terlepas dari apakah praktik tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Earnings management (manajemen laba) merupakan mempengaruhi laba
secara aktif untuk suatu target yang sudah ditentukan sebelumnya. Misalnya
manajemen, untuk suatu proyeksi yang sudah dibuat oleh analis atau untuk
mendapatkan suatu angka yang konsisten dengan smoother, more sustainable
earnings stream. Manajemen laba akan membuat laba tidak sesuai dengan
realitas ekonomi yang ada, ini menjelaskan bahwa kualitas laba yang
dilaporkan dalam laporan keuangan menjadi rendah, karena keinginan
manajemen untuk memperlihatkan sedemikian rupa laba yang baik atau untuk
menutupi realitas yang ada. Manfaat manajemen laba tergantung dari tujuan
digunakannya apakah untuk mencapai hubungan kontrak tepat guna (efficient
contracting) atau untuk tujuan menggunakan kesempatan (opportunistic)
(Scott, 2003:385). Apabila manajemen laba digunakan untuk tujuan efficient
31
contracting, maka dapat dikatakan manajemen laba adalah sesuatu hal yang
baik. Sebaliknya, apabila digunakan untuk tujuan opportunistic maka
manajemen laba dapat dikatakan buruk.
c. Income smoothing (perataan laba) adalah suatu bentuk earnings management
yang didesain untuk menghilangkan aliran laba yang fluktuatif, termasuk cara-
cara untuk mereduksi dan menyimpan laba pada saat kinerja keuangan sedang
membaik agar laba tersebut bisa dimanfaatkan pada saat kinerja keuangan
sedang menurun. Perataan laba mempunyai tujuan untuk mengurangi
variabilitas atas laba yang dilaporkan guna mengurangi resiko pasar atas saham
perusahaan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga pasar perusahaan.
d. Fraudulent financial reporting (pelaporan keuangan palsu) adalah kekeliruan
penyajian yang disengaja atau penyembunyian atas suatu angka atau
pengungkapan di dalam laporan keuangan yang bertujuan untuk memperdayai
pengguna laporan keuangan melalui pendekatan administratif, perdata dan
kriminal. Tipe Fraudulent financial reporting inilah yang paling cenderung
dipergunakan untuk tujuan ilegal.
2.2.4 Penyebab dan pola Creative Accounting
Creative accounting merupakan bagian dari accounting manipulation
yang terdiri dari earning management, income smoothing dan creative accounting
itu sendiri (Stolowy dan Breton, 2000). Dalam pemahaman mengenai creative
accounting ini bukan berarti akuntan yang memanfaatkan pemahaman akuntansi
tersebut, tetapi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dan kekuatan untuk
menggunakan creative accounting tersebut, seperti manajer, akuntan, pemerintah,
32
asosiasi industri dan tenaga akuntan akan merasa terintimidasi dimana pimpinan
perusahaan ingin membuat sebuah laporan keuanagan yang sama sekali
bertentangan dengan kaidah akuntansi. Hal yang menyebabkan terjadinya creative
accounting adalah karena adanya kebijakan dari perusahaan yang menyebabkan
banyak pihak manjemen yang melakukan manipulasi data untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih khususnya manajer perusahaan. Manajer dalam bereaksi
terhadap pelaporan keuangan menurut (Watt dan Zimmerman, 1986) digolongkan
menjadi tiga buah hipotesis, yaitu :
a. Bonus plan hyphotesis
Perilaku dari seorang manager sering kali di pengaruhi dengan pola
bonus atas laba yang dihasilkan. Tindakan yang memicu para manager untuk
melakukan creative accounting, seringkali dipengaruhi oleh pembagian besaran
bonus yang tergantung dengan laba yang akan dihasilkan.
b. Debt-covenant hyphotesis
Merupakan sebuah praktek akuntansi mengenai bagaimana manager
menyikapi perjanjian hutang. Sikap yang diambil oleh manager terjadi adanya
pelanggaran atas perjanjian hutang yang jatuh tempo akan berupaya
menghindarinya dengan memilih kebijakan-kebijakan akuntansi yang
menguntungkan dirinya.
c. Political cost hyphotesis
Sebuah tindakan yang bertujuan untuk menampilkan laba perusahaan
lebih rendah lewat proses akuntansi. Tindakan ini dipengaruhi jika laba
meningkat, maka para karyawan akan melihat kenaikan laba tersebut sebagai
33
acuan untuk menigkatkan kesejahteraan melalui kenaikan gaji. Pemerintah pun
melihat pola kenaikan ini sebagai objek pajak yang akan ditagih.
Berbagai macam pola yang dilakukan dalam rangka creative
accounting menurut (Scott, 1997) sebagai berikut:
1. Taking Bath
Pola ini dapat terjadi selama ada tekanan organisasional pada saat pergantian
manajemen baru yaitu dengan mengakui adanya kegagalan atau defisit
dikarenakan manajemen lama dan manajemen baru ingin menghindari
kegagalan tersebut. Teknik ini juga dapat mengakui adanya biaya-biaya pada
periode mendatang dan kerugian periode berjalan ketika keadaan buruk yang
tidak menguntungkan dan yang tidak bisa dihindari pada periode berjalan.
Konsekuensinya, manajemen melakukan pembersihan diri dengan
membebankan perkiraan biaya mendatang dan melakukan clear the decks.
Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi dari yang seharusnya.
2. Income minimization
Cara Income minimization mirip dengan taking bath, tetapi Income
minimization kurang ekstrem. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas
perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian
oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political-cost). Kebijakan yang
diambil dapat berupa write-off atas barang modal dan aktiva tak berwujud,
pembebanan biaya iklan, biaya riset dan pengembangan. Metode successfull-
efforts untuk perusahaan minyak bumi dan sebagainya. Penghapusan tersebut
dilakukan bila dengan teknik yang lain masih menunjukkan hasil operasi
34
yang kelihatan masih menarik minat pihak-pihak yang berkepentingan.
Tujuan dari penghapusan ini adalah untuk mencapai suatu tingkat return on
assets yang dikehendaki.
3. Income maximization
Maksimalisasi laba yang dimaksudkan untuk memperoleh bonus yang lebih
besar, dimana laba yang dilaporkan tetap dibawah batas atas yang ditetapkan.
4. Income smoothing
Perataan laba merupakan cara yang paling populer dan sering dilakukan.
Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk mengurangi volatilitas laba
bersih. Perusahaan mungkin juga meratakan laba bersihnya untuk pelaporan
eksternal dengan maksud sebagai penyampaian informasi internal perusahaan
kepada pasar dalam meramalkan pertumbuhan laba jangka panjang
perusahaan.
5. Timing revenue and expense recognition
Teknik ini dapat dilakukan dengan membuat kebijakan tertentu yang
berkenaan dengan saat atau timing suatu transaksi seperti adanya pengakuan
yang prematur atas penjualan.
6. Alasan seseorang melakukan creative accounting
Setidaknya ada empat alasan mengapa para praktisi akuntansi melakukan
creative accounting adalah :
a. Perlakuan akuntansi yang bervariasi
Perlakuan akuntansi yang bervariasi bersumber dari fleksibilitas
pelaporan keuangan karena standar akuntansi mengijinkan melakukan
35
itu. Berdasarkan standar, perusahaan dapat memilih dan menerapkan
beberapa model pengukuran secara fleksibel. Sebagai akibatnya,
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama mungkin
menyajikan laporan yang berbeda. Demikian juga dengan transaksi
keuangan dan kondisi ekonomi yang ada tidak selalu sama sehingga bisa
digunakan model pengukuran yang berbeda, bahkan untuk perusahaan
sejenis sekalipun. Beberapa contoh fleksibilitas ini yaitu penentuan biaya
persediaan (FIFO & Average), pengakuan pendapatan (tunai, cicilan atau
tingkat penyelesaian), model pengukuran aset (tersedianya dua metode
pengukuran yaitu metode biaya dan metode revaluasi dan tersedianya
beragam macam metode penyusutan aset), uji penurunan nilai (standar
memberikan pilihan untuk menilai penurunan nilai) dan estimasi provisi
(tergantung pada pertimbangan manajemen).
b. Penerapan prinsip akuntansi yang agresif
Terkadang perusahaan menerapkan PSAK secara agresif agar kinerja
laporan keuangannya terlihat lebih menarik dan bagus, bukan
menggunakan PSAK yang fleksibel untuk menyajikan laporan keuangan
yang wajar. Beberapa prakteknya yaitu over estimasi dalam biaya
restrukturisasi perusahaan, memainkan tingkat persentase penyelesaian
pekerjaan dan menangguhkan biaya proyek dan menghapus utang usaha.
c. Manajemen laba
Untuk alasan manajemen laba, entitas berusaha menampilkan laba yang
konsisten atau stabil di setiap periode palaporan. Manajemen laba bisa
36
dilakukan dengan menunda, mempercepat pendapatan dan beban
tergantung pada kondisinya saat itu.
d. Pelaporan keuangan yang menyimpang
e. Perusahaan seringakali menyajikan laporan keuangan yang menyimpang
yang disebabkan oleh beberapa alasanyaitu tingginya target yang
diberikan pemegang saham, kebijakan ketat yang diatur regulator, dan
lain-lain. Untuk alasan pelaporan keuangan yang menyimpang banyak
manajemen perusahaan akhirnya melakukan tindakan yang melanggar
aturan hukum.
7. Cara mendeteksi dan mencegah terjadinya creative accounting
Creative accounting memiliki dampak yang kurang baik untuk perusahaan
baik itu pemilik perusahaan tersebut maupun investor yang ingin
menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. Ada beberapa metode yang
bisa untuk mengetahui adanya creative accounting dan cara mencegahnya.
Kecurangan pelaporan keuangan di suatu perusahaan merupakan hal yang
akan berpengaruh besar terhadap semua pihak yang mendasarkan
keputusannya atas informasi dalam laporan keuangan (financial statement)
tersebut. Oleh karena itu, akuntan publik harus bisa mencegah dan
mendeteksi lebih dini agar tidak terjadi fraud. Untuk mengetahui adanya
fraud, biasanya ditunjukkan oleh timbulnya gejala-gejala (symptoms) berupa
red flag (fraud indicators), misalnya perilaku tidak etis manajemen.red flag
ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan (fraud) yang terjadi.
37
Hasil penelitian (Wilopo, 2006) membuktikan serta mendukung
hipotesis yang menyatakan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan
kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan
kefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen,
serta menghilangkan asimetri informasi. Hasil penelitian (Wilopo, 2006) tersebut
juga menunjukkan bahwa dalam upaya menghilangkan perilaku tidak etis
manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan usaha yang
menyeluruh, tidak secara partial. Menurut (Wilopo, 2006), upaya menghilangkan
perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi, antara
lain :
a. Mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum
b. Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian.
c. Pelaksanaan good governance.
d. Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan, yang diwujudkan dengan
mengembangkan sikap komitmen terhadap perusahaan, negara dan
masyarakat.
2.3 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian merupakan alur yang menggambarkan proses
berpikir yang dituangkan dalam bentuk hubungan antar variabel yang diteliti dan
cara pengukurannya serta hasil penelitian yang diharapkan. Kerangka penelitian
untuk penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
38
PRAKTIK AKUNTANSI
KREATIF
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
PERSEPSI MAHASISWA
AKUNTANSI
MAHASISWA
SARJANA AKUNTANSI
ETIS TIDAK ETIS