bab ii tinjauan pustaka 2.1 film sebagai media … ii.pdfmise-en-scene merupakan semua yang...

39
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media Komunikasi Massa Proses komunikasi massa merupakan perpindahan lambang- lambang yang mengandung arti atau makna dengan melalui saluran (channel), biasanya dikenal dengan media cetak ( press), media audiktif (radio), media visual (gambar, lukisan) atau media audio visual (televisi dan film). Media digunakan sebagai alat atau saluran untuk menjangkau massa dalam besaran yang tak terbatas. Proses komunikasi massa merupakan proses untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang besar dengan memanfaatkan teknologi media massa. (Winarni, 2003). Menurut Bittner dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar komunikasi massa, komunikasi massa yaitu pesan yang disampaikan menggunakan media massa pada khalayak dalam jumlah besar (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people) (Ardianto, 2007). Selanjutnya, menurut Deddy Mulyana pengerftian komunikasi massa ialah komunikasi yang memakai media massa yang dikelola oleh suatu lembaga, baik cetak (koran, majalah) maupun elektronik seperti radio dan televisi dengan biaya yang cukup tinggi yang menargetkan banyak orang, tersebar dibanyak tempat, anonym dan heterogeny. Pesan yang disampaikan bersifat umum, disebarkan secara serentak dan cepat (Mulyana, 2007). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

Upload: others

Post on 07-Jun-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Film sebagai Media Komunikasi Massa

Proses komunikasi massa merupakan perpindahan lambang-

lambang yang mengandung arti atau makna dengan melalui saluran

(channel), biasanya dikenal dengan media cetak (press), media audiktif

(radio), media visual (gambar, lukisan) atau media audio visual (televisi dan

film). Media digunakan sebagai alat atau saluran untuk menjangkau massa

dalam besaran yang tak terbatas. Proses komunikasi massa merupakan

proses untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang besar dengan

memanfaatkan teknologi media massa. (Winarni, 2003).

Menurut Bittner dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar

komunikasi massa, komunikasi massa yaitu pesan yang disampaikan

menggunakan media massa pada khalayak dalam jumlah besar (mass

communication is messages communicated through a mass medium to a

large number of people) (Ardianto, 2007). Selanjutnya, menurut Deddy

Mulyana pengerftian komunikasi massa ialah komunikasi yang memakai

media massa yang dikelola oleh suatu lembaga, baik cetak (koran, majalah)

maupun elektronik seperti radio dan televisi dengan biaya yang cukup tinggi

yang menargetkan banyak orang, tersebar dibanyak tempat, anonym dan

heterogeny. Pesan yang disampaikan bersifat umum, disebarkan secara

serentak dan cepat (Mulyana, 2007). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

13

komunikasi massa ialah sebuah proses penyebaran pesan kepada khalayak

dalam jumlah besar. Film mengandung unsur pendukung yaitu komunikator

dan pesan sehingga dapat dianggap sebagai bagian dari media komunikasi

massa.

Menurut Nurudin, media massa merupakan salah satu alat

komunikasi yang dpaat dengan cepat menyebarkan berita ke berbagai

khalayak dlaam waktu yang bersamaan. Dibandingkan jenis komunikasi

lainnya, keunggulan media massa adlaah dapat mengatasi kendala ruang

dan waktu. Bahkan media massa dapat dengan seketika pada waktu yang

tak terbatas mampu menyebarkan pesan. (Nurudin, 2011). Selain itu,

Cangara mengatakan media massa merupakan sarana penyampaian pesan

dari komunikator kepada komunikan atau khalayak melalui penggunaan alat

komunikasi mekanis (seperti surat kabar, film, radio dan televisi) (Cangara,

2008). Menurut Cangara, media massa mempunya karakteristik sebagai

berikut:

a. Bersifat melembaga, dimana pengumpulan, pengelolaan sampai

pada penyajian informasi di kelola oleh pihak media yang terdiri

dari banyak orang.

b. Bersifat satu arah, yaitu komunikasi yang berlangsung tidak

memungkinkan adanya percakapan antara pengirim dan

penerima. Dan misalnya itu terjadi, maka biasanya akan

memrlukan waktu.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

14

c. Meluas dan serempak, yaitu informasi yang disampaikan

diterima oleh khalayak dalam jumlah besar dan pada saat yang

bersamaan.

d. Menggunakan peralatan teknis atau mekanis (seperti radio,

televisi, surat kabar, dan sebagainya).

e. Bersifat terbuka, artinya pesan tersebut dapat diterima oleh

siapapun dalam kelompok etnis manapun.

Film pada dasarnya merupakan bagian dari media massa, karena

dalam film terdapat unsur pendukung yaitu komunikator, pesan serta media

komunikasi massa. Dari sudut pandang komunikasi massa, film dipahami

sebagai salah satu jenis pesan yang disampaikan dalam komunikasi yang

memahami esensi, fungsi dan juga efeknya (Irwanto, 1999). Menurut

Effendy dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Ardianto, 2007),

fungsi media massa bagi masyarakat yaitu:

a. Fungsi Informasi

Media massa sebagai penyebar berbagai informasi yang

dibutuhkan khalayak sesuai dengan kepentingannya.

b. Fungsi Pendidikan

Media massa mengedukasi dengan cara menanamkan nilai-nilai,

etika dan aturan melalui informasi yang disampaikan kepada

pemirsa atau pembaca.

c. Fungsi Memengaruhi

Media massa dapat memengaruhi khalayak dengan pesan–pesan

dalam menyampaikan informasi sehingga khalayak tanpa sadar

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

15

melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan oleh media

tersebut.

Film sebagai perantara penyampaian informasi memiliki pesan

tersendiri yang ingin disampaikan kepada penontonnya. Dalam film cara

menyampaikan pesan adalah dengan cara bertutur, bercerita melalui tokoh

yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan. Jika sebuah film dapat

menyapaikan pesan yang berkesan, maka film tersebut dianggap mampu

berkomunikasi dengan baik. Apabila pesan dalam film tersebut berhasil

tersampaikan maka akan berdampak pula pada penontonnya. Perubahan

sifat, sikap, maupun pemikiran dari penonton merupakan efek atau dampak

yang dihasilkan (McQuail, 2011).

Ringkasnya film selaku media komunikasi massa bisa membentuk

suatu pemikiran tertentu diantara penontonnya. Hal tersebut membuat film

menjadi objek yang potensial buat dikaji, karena mengandung unsur

komunikasi massa yang sarat muatan pesan, baik yang tersirat (terlihat)

ataupun tersurat (tak terlihat secara langsung).

Film menggambarkan sesuatu fenomena yang tidak senantiasa

bergantung pada kehidupan nyata masyarakat, sebab dalam film terdapat

cerita yang memang adalah sebuah realita kehidupan nyata suatu

masyarakat, tetapi terdapat pula yang hanya merupakan khayalan dari si

pembuat film. Sehingga pada kesimpulannya, perlu ditambahkan

pembelajaran dalam pemanfaatan film, sebab film lebih leluasa dalam

memenuhi kebutuhan sajian yang berisikan kekerasan, kriminalitas, apalagi

pornografi sekalipun.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

16

2.2 Film Sebagai Refleksi Realitas Sosial

Ikatan antara film serta masyarakat senantiasa dimengerti secara

linier. Maksudnya, film senantiasa pengaruhi serta membentuk pola piker

masyarakat berlandaskan message (muatan pesan) dibaliknya, tanpa sempat

berlaku kebalikannya. Kritik yang timbul terhadap sudut pandang ini

didasarkan oleh alasan yang menyatakan bahwa film merupakan potret dari

suatu masyarakat dimana film tersebut diproduksi. Film senantiasa

merekam kenyataan yang berkembang serta tumbuh dalam kehidupan

masyarakat, yang lalu akan diproyeksikan ke atas screen atau layar [

(Irwanto, 1999), dalam (Sobur, Semiotika Komunikasi, 2003)]

Film juga dapat diartikan sebagai bentuk penggambaran penggalan

kehidupan sosial. Salah satu cuplikan kehidupan yang sering muncul dalam

film ialah fenomena kehidupan di masyarakat. Bentuk representasi ini

terkadang mendukung, menolak, mengkritik, atau tetap netral.

Dalam film, komunikasi akan jauh lebih mudah. Ide sebuah film

dapat bersumber dari alam semesta lalu menghasilkan pemikiran dan sebuah

realitas, kemudian menjadi suatu karya yang bersifat objektif. Dalam

banyak studi mengenai dampak film terhadap masyarakat, hubungan antara

film dan masyarakat senantiasa dipahami sebagai hubungan linier. Artinya,

film senantiasa mempengaruhi serta membentuk masyarakat berlandaskan

pada message (muatan pesan di baliknya, tanpa melakukan tindakan

sebaliknya. Film senantiasa merekam kenyataan yang berkembang serta

tumbuh dalam kehidupan masyarakat, yang lalu akan diproyeksikan ke atas

screen atau layar. Dalam situasi ini film menjadi suatu realitas di dalam

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

17

masyarakat, namun selanjutnya oleh sutradara ataupun produser diberi

sedikit perubahan dalam sebuah film, agar film tersebut terlihat lebih

menarik untuk penonton, dengan begitu film tak hanya menjadi refleksi

masyarakat. Makna film yang merepresentasikan realitas masyarakat,

berbeda dengan makna film yang mencerminkan realitas. Sebagai cerminan

realitas, film hanya ‘mentransfer’ realitas ke atas layar tanpa merubah

realitas itu. Sedangkan, sebagai representasi reaIitas, film membentuk serta

‘menghadirkan kembali’ realitas sesuai dengan norma budaya, konvensi,

dan ideologi kebudayaan tersebut.

Film Her karya Spike Jonze merupakan refleksi sosial dari

perkembangan teknologi informasi serta komunikasi. Yang dimana,

manusia pada kehidupannya di era serba digital seperti sekarang ini sangat

jarang berkomunikasi secara langsung melainkan lebih banyak

menghabiskan waktu untuk melakukan komunikasi melalui telepon pintar

yang ada digenggaman tangan mereka.

2.3 Ruang Lingkup Film

2.3.1 Pengertian Film

Dalam peraturan.go.id (2014), Undang-Undang repubIik

Indonesia nomor 33 tahun 2009 tentang perfilman, pada bab I pasal

1 disebutkan bahwa fiIm adalah karya seni budaya yang merupakan

pranata sosiaI dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan

kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat

dipertunjukan (peraturan.go.id diakses pada 04-08-2020 pukul

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

18

20.52 WIB). Film adalah karya seni yang dihasilkan dari kreativitas

orang–orang yang ikut andil dalam proses pembuatan film. Film

adalah karya seni memiliki konten kreatif. Film dapat menciptakan

realitas fiksi sebagai perbanding realitas. Film adalah realitas fiktif

dengan rasa keindahan, refleksi atau hiburan (Sumarno, 1996).

Dalam arti sempit, film menampilkan gambar pada layer

besar. Sementara, dalam arti luas, film juga dapt mencakup program

acara TV. Film dengan fitur visual dan dukungan audio yang unik,

sangat efektif sebagai sarana hiburan, maupun sebagai sarana

edukasi dan penyuluhan. Film dapat dimainkan berulang kali

ditempat dan penonton yang berbeda. Film mengekalkan sesuatu

yang sudah dilakukan oleh umat manusia sejak dulu, yaitu

menceritakan kisah kisah hidup. Film memiliki kemampuan dalam

meniru realitas kehidupan sedekat mungkin dibandingkan dengan

media lain (Cangara, 2008).

Dalam pembuatan film, ide cerita lahir dari seorang penulis

skenario. Screenwriters bekerja secara mandiri, mempromosikan ide

cerita kepada agen yang menawarkan naskah kIien kepada studio

dan produser. Produser adalah orang yang akan membantu mencari

dana dalam pembuatan film. Setelah pendanaan untuk cerita sudah

tersedia, kemudian tugas sutradara untuk mengatur apa yang

diperlukan dalam pembuatan naskah menjadi sebuah film. Sutradara

bekerja dengan produser dalam pemilihan aktor yang nantinya akan

memainkan peran dalam film. Kemudian membentuk tim produksi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

19

yang mencakup orang-orang yang terlibat dalam proses syuting.

Setelah semua beres, bagian pemasaran menyusun rencana untuk

mengiklankan dan juga mempromosikan film kepada publik (Biagi,

2010).

2.3.2 Fungsi dan Peran Film

Dalam buku yang berjudul Teori Komunikasi Massa,

McQuail menjelaskan film adalah media komunikasi massa yang

mempunyai beberapa fungsi serta peran dalam masyarakat sebagai

berikut: (McQuail, Mass Communication Theory (Teori

Komunikasi Massa), 1987)

1. Film menjadi salah satu sumber pengetahuan yang dapat

memberikan informasi tentang peristiwa dan kondisi

masyarakat di seluruh dunia.

2. Film menjadi sarana sosialisasi serta pewarisan nilai,

norma, serta warisan budaya. Film berpotensi

menyebarkan nilai-nilai kepada penontonnya.

3. Film terkadang berperan sebagai sarana untuk

pengembangan kebudayaan, yang tidak hanya dalam

pengertian pengembangan namun pada bentuk seni dan

simboI tetapi dalam pengertian pengemasan tata cara,

mode, gaya hidup dan norma-norma.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

20

2.3.3 Unsur-unsur Pembentuk Film

Menurut Himawan Prastita, film secara umum dibagi

menjadi dua unsur pembentuk yakni, unsur naratif dan semantik.

Kedua elemen ini saling berinteraksi serta berhubungan satu sama

Iain dalam pembuatan sebuah film (Pratista, 2008).

Unsur naratif ialah materi yang berhubungan dengan aspek

tema atau cerita dalam film yang nantinya akan diolah, seperti

penokohan, apa permasalahan yang dibawa, konflik, serta lokasi dan

waktu. Sedangkan, unsur sinematik ialah cara dalam mengolah yang

biasa disebut dengan aspek teknis pada produksi film. Pertama yakni

mise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen

utama yang ditampiIkan pada depan kamera.

EIemen tersebut diantaranya latar, pencahayaan, kostum dan

riasan, acting serta pergerakan pemain. Kedua adaIah sinematografi,

yaitu bagaimana kamera ketika mengambil obyek pada film. Ketiga

adaIah transisi dari sebuah shot ke shot yang lainya. Kemudian yang

keempat ialah suara (sound), yakni segala sesuatu dalam film yang

memiliki hubungan pada indra pendengaran. Semua elemen film ini

saling terkait, saling melengkapi, dan berkelanjutan untuk

membentuk elemen film yang lengkap dan menyeluruh. Film,

seperti karya lainnya, memiliki struktur fisik. Struktur tersebut sebai

berikut:

1. Shot

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

21

Shot adalah proses perekaman gambar mulai dari kamera

diaktifkan (on) hingga dihentikan (off), atau biasa disebut juga

dengan satu kali take (pengambilan gambar).

2. Scene (adegan)

Scene adalah Sebagian kecil dari keseluruhan cerita yang

menunjukkan Tindakan terus menerus yang dibatasi oleh ruang,

waktu, isi cerita, tema, peran, atau motif. Sederhananya, inidapat

diartikan sebagai kumpulan dari beberapa shot.

3. Sequence

Sequence merupakan fragmen besar yang menunjukkan

rangkaian lengkap peristiwa. Satu sequence terdiri dari beberapa

scene yang saling terkait.

2.4 Manusia dan Cinta Kasih

Kata cinta sudah tidak asing di telinga manusia. Dalam

kehidupan sehari-hari kita sering bertemu dengan kata cinta.

Munjkin di rumah, di sekolah, di bioskop, di kampus, bahkan juga

di kolong jembatan, kata itu diucapkan oleh semua orang, baik yang

tua atau muda, yang kaya, maupun yang miskin. Tahapan jatuh cinta

pastinya merupakan tahapan terindah dalam hidup seorang manusia.

Berdasarkan apa yang terjadi, orang-orang saat ini harus mengakui

bahwa mereka membutuhkan cinta. Fenomena ini benar terjadi serta

dialami oleh para penghuni bumi yang dikenal sebagai manusia.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

22

Manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup seorang

diri, setiap orang membutuhkan kehadiran orang lain dalam

hidupnya. Jika dia menghabiskan hidupnya tanpa cinta, dia akan

merasakan kehampaan (Dagun, 1990). Untuk memenuhi

kebutuhannya manusia berupaya mencari serta menjalin hubungan

bersama orang lain.

Sejak pertama Adam diciptakan, cinta sudah ada, maka

Tuhan menciptakan Hawa sebagai pasangan hidup Adam.

Kebutuhan seseorang akan kehadiran teman untuk berbagi perasaan

adalah kodrat manusia. Cinta adalah perasaan psikologis, perasaan

batin, serta dorongan emosional yang menjadikan hati kekasih

tertarik pada orang yang dikasihinya.

Abraham Maslow mengungkapkan teori cinta lainnya dalam

teori hierarki kebutuhan Maslow. Maslow membagi kebutuhan

dasar menjadi lima tingkatan, yaitu kebutuhan dasar yang lebih

diutamakan daripada kebutuhan lainnya. Salah satunya yakni kasih

sayang yang Maslow tempatkan diurutan ketiga setelah kebutuhan

fisiologis, serta rasa aman. Jika tingkat permintaan sebelumnya

terpenuhi dan dipenuhi, individu akan pindah ke tingkat permintaan

berikutnya. Jika kebutuhan fisik dan kebutuhan kan rasa aman

terpenuhi, maka kebutuhan akan cinta, kasih syaang dan rasa

memiliki pribadi akan muncul. Kebutuhan ini dibarengi dengan

kebutuhan ornag lain, sehingga dapat dianggap dan diterima sebagai

anggota komunitas sosialnya, seperti kawan, kekasih, angota

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

23

keluarga, dan sebagainya. Menurut Maslow, cinta meliputi suatu

hubungan yang sehat serta penuh kasih dan saying yang mesra

antara dua individu yang disertai rasa saling percaya. Cinta

merupakan kegiatan menerima dan juga memberi, atau dapat

dikatakan mencintai dan saling percaya (Hidayat, 2011).

2.5 Ruang Lingkup Cinta

2.5.1 Pengertian Cinta

Nevid & Rathus mengartikan cinta adalah emosi yang kuat

serta positif, melibatkan rasa kasih sayang serta keinginan untuk

bersama atau membantu orang lain. Lebih lanjut Maslow

menjelaskan bahwa emosi tersebut sangat penting untuk kehidupan

manusia. Karena cinta adalah kebutuhan yang penting untuk

manusia, maka bila tidak ada cinta maka perkembangan manusia

menjadi terhambat (Nevid, Spencer, & Greene, 2005).

Cinta lahir dari semangat, kasih sayang serta kegembiraan.

Cinta yang hakiki akan bisa dimengerti melalui sebuah

pengorbanan. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan

bahwasannya cinta adalah perwujudan afeksi yang kuat terhadap

manusia lain sehingga menimbuIkan keinginan untuk dapat bersama

serta menyejahterakan (Ahmadi, 2002).

Menurut Libowitz, cinta adalah perasaan positif yang kita

rasakan untuk seseorang yang mana itu adalah perasaan positif

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

24

terkuat yang pernah kita aIami. Dalam jenis cinta apapun, komponen

perhatian kepada orang yang dicintai menjadi sangat penting. Tanpa

perhatian yang tulus, apa yang menjadi cinta tersebut hanya menjadi

hasrat saja. Selain komponen perhatian, komponen rasa hormat tak

kalah diperlukan juga. Rasa hormat tersebut akan menjadikan

seseorang menghargai identitas dan integritas seseorang yang

mereka cintai (Wortman, 1992).

2.5.2 Komponen Cinta

Sternberg mengusulkan sebuah model yang disebut teori

segitiga cinta (triangular theory of love) untuk memahami cinta

secara mendalam. Teori milik Sternberg tersebut mengatakan bahwa

cinta memiliki tiga bentuk utama: keintiman, gairah dan komitmen

(Santrock, 2002).

Sternberg menunjukkan bahwa dalam teori segitiga cinta,

cinta dapat diartikan seperti sebuah segitiga yang setiap sudutnya

adalah komponen cinta. Ketiga komponen tersebut adalah keintiman

(atas segitiga), gairah (kiri segitiga), dan komitmen (kanan segitiga).

Komponen segitiga cinta Sternberg dapat dibuat sebagai berikut:

(Sternberg, A triangular love theory of love. Psychological review.

Vol 93 no. 2, 1986)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

25

Gambar 2.1 Komponen-komponen segitiga cinta Stenberg

a. Keintiman (Intimacy)

Keintiman mengacu pada perasaan ingin menjaga hubungan

intim dengan kerabat dan selalu berhubungan. Pada bagian ini,

orang ingin selalu memperhatikan orang yang mereka cintai.

Penting untuk menjaga komunikasi yang intim dan dekat dengan

pasangan. Bagian ini sangat penting dalam cinta romantic, cinta

untuk anak-anak dan cinta untuk teman baik.

Menurut Stenberg (1988), keintiman merupakan komponen

emosi yang didalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan dan

keinginan untuk membina. Ciri-cirinya yakni adanya perasaan

keakraban dengan seseorang, senang mengobrol dalam waktu

tak sebentar, merasakan kerinduan jika lama tak berjumpa serta

adanya keinginan untuk sama-sama bergandengan tangan

maupun berpelukan hubungan (Sternberg, The psychology of

love, 1988).

Komponen keintiman menurut Stenberg memiliki sepuluh

elemen sebagai berikut:

1) Keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang

dicintai.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

26

2) Merasakan kebahagiaan bersama orang yang dicintai.

3) Memberikan penghargaan tertinggi unutk orang yang

tersayang

4) Selalu ada untuk orang yang dicintai saat dibutuhkan.

5) Saling pengertian satu sama lain.

6) SaIing berbagi hak miIik dengan orang yang dicintai.

7) Mendapat dukungan emosinal dari pasangan.

8) Memberi dukungan emosinal pada pasangan

9) Berkomunikasi dengan intim kepada pasangan.

10) Menghargai pasangan.

Elemen di atas adalah beberapa perasaan yang mungkin

ditemui dalam keintiman. Untuk merasakan pengalaman yang intim,

tidak harus merasakan semua unsur di atas, sebaliknya, hasil

penelitian menunjukkan bahwa jika seseorang merasakan perasaan

yang sangat penting di atas, ia akan merasakan keintiman, perasaan

setiap orang berbeda-beda. Biasanya, pengalaman-pengalaman ini

tidak dirasakan secara terpisah, tetapi secara keseluruhan.

b. Gairah (Passion)

Sternberg (dalam Sears, 2009) menunjukkan bahwa gairah

adalah kekuatan pendorong emosi yang kuat dalam suatu

hubungan. Dalam hubungan romantis, ketertarikan fisik dan

seksual mungkin menjadi masalah utama. Namun, motivasi lain

mungkin terlibat, seperti memberi dan menerima perhatian dan

kebutuhan harga diri (Taylor, Letitia, & David, 2009).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

27

Namun jika dicermati lebih dalam mendalam, gairah juga

bisa diekspresikan melalui kontak fisik, membelai rambut,

berpegangan tangan, merangkul, memeluk, mencium maupun

berhubungan seks. Gairah merupakan sisi dari cinta yang

memerlukan pembuktian fisik. Sentuhan pada jari jemari dan

tatapan mata, memancarkan aroma wewangian, berpenampilan

menarik, memeluk bahu dan pinggang pasangan dapat

memunculkan gairah (Yudisia, 2013).

Kebanyakan orang mengira bahwa gairah hanyalah hal-hal

yang berkaitan dengan seksual. Namun, tiap keterbangkitan

psikofisiologis bisa dikatakan merupakan pengalaman penuh

gairah. Contohnya, seseorang dengan kebutuhan kasih sayang

yang tinggi bisa jadi mengalami gairah dengan orang yang juga

memberikan kasih sayang tersebut.

c. Komitmen (Commitment)

Komitmen adalah keputusan seseorang bahwa dia mencintai

orang lain dan akan menjaga dan mempertahankan cinta tersebut

walau badai menghadang. Komponen komitmen meliputi dua

aspek, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Aspek jangka

pendek ialah keputusan untuk mencintai orang lain. Sedangkan,

aspek jangka panjang ialah keputusan untuk mempertahankan

hubungan cinta tersebut (Sternberg, 2009).

Contoh dari komponen komitmen ialah adanya kemauan dan

tekad untuk menjaga hubungan bahkan dalam situasi yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

28

dipenuhi dengan kesulitan maupun pengorbanan (Yudisia,

2013). Komponen komitmen adalah komponen cinta, yang dapat

menjaga hubungan saat sedang naik turun. Bagian ini sangat

penting untuk melewati masa-masa sulit dan kembali ke masa-

masa indah (Akrom, 2008). Tak sama seperti keintiman dan juga

gairah, komitmen perlahan akan meningkat di awal hubungan.

Seiring berjaIannya waktu, ketika pasangan memiIiki tujuan

jangka panjang, maka komitmen juga akan terus tumbun

(Sternberg, 2009).

Bagian komitmen melibatkan keintiman dan gairah. Bagi

kebanyakan orang, komitmen berasal dari kombinasi keintiman

dan gairah. Namun, partisipasi dan antusiasme yang intim juga

bisa berasal dari komitmen, seperti pasangan. Dalam hubungan

ini individu akan menemukan bahwa keintiman dan gairah yang

mereka rasakan berasal dari komitmen terhadap hubungan yang

terjalin. Jadi cinta bisa dimulai dari komitmen (Sternberg, 2009).

Ketiga komponen cinta tersebut mempunyai karakteristik yang

berbeda. Lihat tabel dibawah ini untuk mengetahui detailnaya:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

29

Tabel 2.1 Karakteristik Komponen Cinta

Peran ketiga komponen ini bergantung pada hubungan yang

berlangsung, jangka panjang atau kah jangka pendek. Dalam

hubungan jangka pendek, terutama cinta romantis, gairah

(passion) memainkan peran yang besar sedangkan keintiman

(intimacy) perannya menengah dan komitmen (commitment)

memainkan peran yang paling keciI. Disisi lain, dalam hubungan

jangka panjang, keintiman dan komitmen justru memainkan

peran sangat besar, sedangkan gairah perannya menengah saja

dan mungkin akan menurun seiring berjalannya waktu.

2.5.3 Bentuk-bentuk Cinta

Dari ketiga komponen di atas, berdasarkan ada atau tidaknya

masing-masing komponen, Stenberg mengidentifikasi tujuh bentuk

cinta sebagai berikut:

1. Liking

Suatu bentuk cinta yang didalamnya Cuma terdapat komponen

keintiman tanpa gairah serta komitmen. Perasaan yang

dihasilkan ditandia dengan pertemananan. Tanpa adanya gairah

dan komitmen dalam jangka Panjang, orang tersebut akan

merasa dekat, saling terkait dan merasa nyaman kepada orang

yang disukai. Ada ikatan dengan orang yang disukai tersebut,

namun tidak ada gairah yang muncul dan kemauan untuk hidup

bersama dengan ornag tersebut. Persahabatan tersebut

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

30

kemungkinan dapat memunculkan gariah dan komitmen, namun

kebanyakan persahabatan terbatas pada peasaan suka.

2. Infatuated Love

Suatu bentuk cinta yang hanya ada nafsu tanpa ada komitmen

dan keintiman. Cinta pada pandangan pertama (biasa disebut

tergila-gila atau infatuasi), atau ketertarikan fisik yang biasanya

mudah pudar. Ini biasanya terjadi karena ada perasaan

terangsang tanpa ada keintiman ataupun komitmen. Bentuk cinta

ini bisa muncul dengan cepat dan juga hilang secara cepat.

3. Empty love

Sutau bentuk cinta yang hanya ada komitmen tanpa gairahdan

keintiman. Ini biasanya terdapatt pada pasangan yang sudah

lama menikah (misalnya pasangan lansia). Ini merupakan bentuk

cinta y hubang mana hubunungan tersebut menjadi jenuh.

4. Romantic Love

Suatu bentuk cinta dimana hanya ada keintiman dan gairah yang

begitu kuat tanpa kehadiran komitmen. Biasa dijumpai pada

orang yang berpacaran. Dalam bentuk cinta ini, pasangan tak

hanya menarik satu sama lain secara fisik, namun juga memiliki

keterikatan emosiaonal diantara keduanya.

5. Companionate Love

Suatu hubungan dalam jangka waktu panjang tanpa melibatkan

gairah, hanya ada keintiman dan komitmen. Hubungan ini biasa

terdapat pada hubungan pertemanan jangka panjang yang

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

31

berkomitmea dan hubungan pernikahan yang sudah pudar

keterkarikan fisiknya.

6. Fatuos Love

Suatu bentuk cinta yang mengandung gairah dan komitmen,

tetapi tidak ada keiintiman. Sering terdapat pada hubungan

pasutri yang sudah kehiIangan keintimannya. Bentuk cinta ini

terjadi Ketika pasangan berkomitmen satu sama lain berasarkan

Hasrat mereka tanpa keintiman satu sama lain. Bila gairah yang

dimunculakn terjadi dengan cepat dan tidak ada lagi keintiman,

maka hubungan yang dilandasi cinta ini tak mampu bertahan

lama.

7. Consummate Love

Suatu bentuk cinta yang semua elemennya memliki proporsi

keintiman, gairah dan komitmen yang sama. Bentuk cinta

tersebut adalah bentuk yang ideal oleh karenanya orang ingin

berusaha untuk memilikinya.

8. Non Love

Ini adalah bentuk hubungan dimana tidak satupun dari tiga

komponen cinta trsebut muncul. Benutk ini terjadi dlaam

hubungan sederhana, dimana semua yang terjadi adlah interaksi

yang tidak sengaja, tanpa cinta atau rasa suka.

Tabel dibawah ini menjelaskan bentuk-bentuk cinta tersebut:

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

32

Tabel 2.2 Bentuk-bentuk Cinta Stenberg

2.5.4 Seni dalam Mencintai

Dalam bukunya yang berjudul The Art of Loving, Erich

Fromm mengatakan bahwa ada empat instrumen yaitu yang terdiri

dari care, responsibility, respect, knowledge. Keempat instriumen

tersebut muncul semua pada pribadi yang mencintai dalam porsi

yang seimbang (Fromm, 2005). Keempat unsur tersebut akan

dijelaskan speerti dibawah ini:

1) Care (perhatian); Perhatian merupakan kepedulian

kepada kehidupan dan juga pertumbuhan seseorang

yang kita kasihi.

2) Responsibility (tanggung jawab); Tindakan sukarela

yang memungkinkan kita unutk siap bereaksi

terhadap keberadaan seseorang yang kita cintai.

Tanggung jawab menunjukkan bagaimana kita

berpartisipasi pada kehidupan orang yang kita kasihi

dan cintai.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

33

3) Respect (hormat); menerima orang lain sebagaimana

menerima dirinya sendiri dan menyadari keunikan

orang lain sebagai sesuatu yang khas pada diirinya.

Ini menekankan pada cara bagaimana untuk

menerima dan menghargai orang yang kita cintai

sebagaimana ia.

4) Knowledge (pengetahuan); pengetahuan adlaah salah

satu aspek cinta yang tidak hanya terdapat

dipermukaan namun menmbus hingga ke dalam inti.

Misalnya, kita mengetahui bahwa orang tersebut

sedang marah, sekalipun dia tak menunjukkannya

langsung; namun kita bisa memahami lebih dari itu.

2.6 Cinta dan Teknologi di Era Digital

Orang biasanya menggambarkan teknologi sebagai dampak

terpenting bagi masyarakat. Dunia Barat penuh dengan contoh bagaimana

teknologi mempengaruhi kehidupan. Dalam bukunya "Understanding

Media" (1964, 2002), McLuhan tertarik menulis tentang dampak sosial dari

bentuk-bentuk utama komunikasi yang menggunakan teknologi media.

McLuhan percaya bahwa manusia memiliki hubungan simbiosis dengan

teknologi yang menggunakan media (West & Turner, 2008, pp. 138-139).

Dengan perkembagan teknologi yang semakin terus maju

nampaknya urusan soal cinta mulai sedikit terkikis dalam diri masyarakat

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

34

modern. Masayarakat modern lebih memilih untuk fokus dengan ponsel

pintar yang ada digenggamannya dibandingkan dengan cinta.

"Cinta adalah bahan utama bagi umat manusia untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya." Kalimat ini dapat dijelaskan

dengan pemikiran teori hierarki kebutuhan manusia Abraham Maslow.

Abraham Maslow mengajukan teori piramida tentang kebutuhan dasar

manusia. Menurut Maslow, manusia memiliki dorongan untuk memuaskan:

makan, minum, istirahat dan kebutuhan fisik dan psikologis lainnya,

kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk

dicintai, dicintai, dan memberi dan menerima cinta; Kebutuhan akan

kualitas, dan kebutuhan untuk realisasi diri. Kelima hal tersebut diatur dan

dilaksanakan secara berurutan dan tidak dapat diganti. Setiap tahapan harus

diselesaikan terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Teori ini dengan jelas menunjukkan bahwa cinta adalah garis lurus, yang

mutlak diperlukan oleh setiap orang.

Jika cinta merupakan hal yang sakral di zaman dahulu, maka cinta

telah mengalami pergumulan yang sangat besar, sebagaimana harus

melewati jurang maut yang terjal. Seiring perkembangan teknologi yang

terjadi, maka cinta pun berkembang. Teknologi memudahkan manusia

untuk menemukan, menyentuh dan memiliki cinta. Teknologi dapat

menghilangkan kekhawatiran yang ada. Dalam pandangannya, teknologi

sangat penting untuk menunjang cinta kita di zaman sekarang ini.

Misalnya hubungan jarak atau LDR (Long Distance Relationsip).

Dulu, LDR menjadi momok bagi kebanyakan orang karena mereka hanya

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

35

sesekali bertemu, dan cara mereka berkomunikasi lewat surat biasanya

sangat lama untuk sampai di tujuan. Kalaupun ada telepon umum, mereka

tetap harus antre, dan terkadang antrean tersebut sangat panjang. Kemudian

seiring perkembangan teknologi membuat hal seperti itu lebih mudah untuk

diatasi. Sekarang, teknologi sangat berguna untuk mempertemukan orang-

orang yang berjauhan. Dengan perkembangan teknologi hubungan jarak

jauh tidak akan menjadi masalah.

Selain itu, dengan bantuan teknologi, rasa cinta yang dulu melekat

pada teman-teman sekolah atau universitas kini bisa terjadi di mana saja.

Teknologi memberi kita berbagai pilihan. Kita bisa mendapatkan cinta dari

luar negeri atau melalui aplikasi seperti Tinder atau Tantan. Hubungan

menjadi semakin lebar dan luas, dan orang-orang memiliki lebih banyak

pandangan tentang cinta. Perlu ditekankan bahwa cinta tidak hanya

melibatkan romansa antara dua orang yang slaing cinta, tetapi juga romansa

antara keluarga, teman, dan kerabat. Bahkan dalam penciptaan dan

pengembangan teknologi itu sendiri, para peneliti melakukannya karena

cinta. Cinta macam apa? Cinta dengan tujuan mulia adalah untuk memberi

manfaat bagi umat manusia. Karena itu, dari segi teknis, cinta mutlak

diperlukan.

Namun, tentunya semuanya memiliki dampak positif dan negatif.

Ibarat pedang bermata dua, teknologi ini selain bisa menyerang cinta dan

bisa membantu cinta. Penggunaan teknologi secara berlebihan bisa

menjauhkan yang dekat. Obsesi terhadap gadget dalam kehidupan sehari-

hari dapat berdampak negatif pada penggunaan teknologi. Menurut data dari

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

36

Pew Research Center, 42% orang yang berusia antara 18 dan 29 tahun dan

memiliki hubungan serius mereka merasa terganggu keintimannya saat

mereka bersama Ketika ada gawai digenggamannya.

Dalam hal memenuhi kebutuhan manusia, cinta adalah kebutuhan

setiap orang, dan teknologi adalah alat yang menghubungkan kebutuhan

akan cinta ini. Pada posri yang tepat, teknologi dapat memberi kita

dukungan komprehensif untuk memenuhi kebutuhan cinta kita, seperti

memberi kita pilihan yang jauh dan luas. Di sisi lain, teknologi juga bisa

menyerang cinta kita, seperti memberi jarak dengan orang yang kita cintai

(Jasmine, 2019).

2.7 Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Menurut Oxford Dictionary (1995), teknologi informasi merupakan

ilmu yang mempelajari atau menggunakan perangkat elektronik (khususnya

komputer) untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan

informasi apa pun, termasuk kata, angka, dan gambar. Secara lebih umum,

Lucas (2000) mengemukakan bahwa teknologi informasi merupakan segala

bentuk teknologi yang digunakan untuk memproses dan mengirimkan

informasi dalam bentuk elektronik [Kadir, 2003:28 dalam (Bungin, 2013)].

Dikatakan oleh Onong Uchyana bahwa komunikasi merupakan

suatu proses komunikasi, yang hakikatnya suatu proses dimana seseorang

(komunikator) menyampaikan pikiran atau perasaannya kepada orang lain

(komunikaton). Pikiran bisa berupa pikiran, informasi, pendapat, dll. Yang

dihasilkan oleh pikirannya. Perasaan dapat berupa keyakinan, kepastian,

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

37

keraguan, kekhawatiran, amarah, keberanian, kegembiraan, dan lain

sebagainya yang dihasilkan dari hati (Effendy, 2002).

Oleh karena itu, ruang lingkup komunikasi menyangkut masalah-

masalah yang berkaitan dengan substansi interaksi sosial masyarakat dalam

masyarakat, termasuk konten interaksi (komunikasi) secara langsung

maupun menggunakan media komunikasi.

Everett M. Rogers (1986) mengatakan dalam bukunya

Communication Technology: The New Media in Society, bahwa dalam

hubungan komunikasi dalam masyarakat, dikenaI empat era komunikasi,

yaitu: era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, era media

komunikasi interaktif. Sementarra pada era terakhir media komunikasi

interaktif dikenal dengan media komputer, teks video, dan teleteks,

telekonferens, TV kabel, dan lain sebagainya (Bungin, 2013).

Sejak lama, manusia telah mengembangkan teknologi yang

sederhana. Namun, dari waktu ke waktu, mereka mengembangkan

teknologi yang berdampak besar bagi kehidupan manusia. Teknologi baru

saat ini. Bagi manusia pada 200 tahun yang lalu, teknologi baru mengacu

pada proses pencetakan, sedangkan saat ini, teknologi baru mengacu pada

komputer, sateIit, pesawat terbang atau teknoIogi komunikasi Iainnya.

[Heslin, 2006 dalam (Martono, 2014)].

Teknologi menjanjikan banyak hal bagi umat manusia. Janji

kecepatan, janji kenyamanan, janji produktivitas. Teknologi telah

memenuhi semua janji tersebut, namun di sisi lain, teknologi juga

menimbulkan berbagai ancaman bagi umat manusia (Martono, 2014).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

38

2.8 Semiotika dalam Film

Untuk mengungkapkan makna cinta dalam hubungan antara

manusia dan komputer dalam fiIm Her, maka penulis menggunakan anaIisis

semiotika. Semiotika adaIah iImu yang mengkaji tentang tanda (sign) dalam

kehidupan manusia. Dengan sebutan lain, segala sesuatu dalam kehidupan

manusia bisa dianggap sebagai tanda. Benny H. Hoed dalam bukunya

“Semiotik dan Dinamika SosiaI Budaya”, menyatakan bahwa semiotika

merupakan iImu yang mengkaji tanda daIam kehidupan manusia. Semua

tanda yang ada di kehidupan manusia memiIiki makna atau arti, dengan kata

Iain iImu semiotika adaIah iImu yang mempeIajari tentang makna yang ada

daIam sebuah tanda (Hoed, 2008).

Menurut Saussure, semiologi adalah “sesuatu yang mengkaji tanda-

tanda dalam kehidupan masyarakat” yang demikian menjadi bagian dari

disipIin psikologi sosial. Bertujuan untuk menunjukkan bagaimana

terbentuknya tanda-tanda beserta kaidah-kaidah yang mengaturnya.

Sementara istilah semiotika, yang dimuncuIkan pada akhir abad 19 oIeh

fiIsuf aIiran pragmatik Amerika Charles Sander Peirce, merujuk kepada

“doktrin formaI tentang tanda-tanda”. (Sobur, Semiotika Komunikasi,

2003).

Semiotika adalah metode penelitian atau analisis ilmiah yang dapat

memeriksa adegan, gambar, teks, dan simbol dalam adegan menjadi konten

yang dapat ditafsirkan. Sementara itu, kata "semiotika" sendiri berasal dari

bahasa Yunani, semeion berarti "lambang" dan semeion artinya "penafsir

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

39

lambang". Semiotika berasal dari studi klasik dan akademis tentang logika,

retorika, dan etika (Kurniawan, 2001).

2.8.1 Semiotika Roland Barthes

Pada 1956, Roland Barthes membaca “Saussure: Cours de

Linguistique generale” dan melihat kemungkinan menerapkan

semiotika ke bidang lain. Bertentangan dengan Saussure, dia

percaya bahwa linguistik adalah bagian dari semiologi. Sebaliknya,

menurutnya semiotika merupakan bagian dari ilmu linguistik,

karena simbol dalam bidang lain dapat dikatakan sebagai bahasa,

yang mengungkapkan gagasan (makna, makna), merupakan unsur-

unsur yang dibentuk oleh tanda, dan terkandung dalam struktur.

Barthes memakai konsep sintagmatik & paradigmatic untuk

dapat menjelaskan fenomena budaya, seperti sistem berpakaian,

menu makan, bangunan, lukisan, film, ikIan, serta karya sastra.

Barthes mengatakan bahwa itu semua sebagai suatu bahasa yang

memiIiki sistem reIasi dan oposisi. Beberapa gagasan Barthes

menjadi warisannya untuk kalangan intelektual yakni: (1) konsep

konotasi sebagai kunci semiotik daIam menganaIisa budaya; dan (2)

konsep mitos berupa hasiI penerapan konotasi daIam berbagai

bidang di kehidupan sehari.

Barthes mengemukakan konsep konotasi & denotasi yang

menjadi kunci dari anaIisisnya. Yang terpenting yang dituntut

Barthes dalam penelitian semitoik yaitu peran pembaca (reader).

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

40

Berdasarkan sifat asli yang meIekat pada tanda membutuhkan

keaktifan pembaca supaya bisa berfungsi (Sobur, 2006).

1. Denotasi

Denotasi pada sebuah tanda mengacu kepada hal material yang

dengan kata lain bisa dapat terindra oIeh panca indra manusia.

Oleh sebab itu, harus “dikenali” terlebih dahuIu supaya bisa

dipersepsikan kembaIi.

2. Konotasi

Konotasi menunjukkan interaksi yang berlangsung saat tanda

bertemu dengan perasaaan maupun emosi penggunanya serta

nilai kulturalnya. Faktor penting dari konotasi ialah penanda

daIam tatanan pertama. (Rahmadya, 2017)

Makna simbolik tidak perlu mengkomunikasikan tujuan.

Prioritasnya adalah memahami aspek-aspek tanda sehingga proses

kognitif penerima tanda lebih diperhatikan daripada proses

komunikasi. Semiotika dalam film biasanya membawa banyak

tanda. Film bercerita dengan caranya sendiri yang unik, yaitu

medianya, cerita yang dibuat dengan kamera, penampilan di

proyektor atau layar dan makna pesan yang disampaikan.

Dalam film “Her” terdapat beberapa aspek khusus yang

memudahkan penulis untuk melakukan penelitian yakni aspek

komunikasi serta semiotika. Dari dua aspek tersebut, ada beberapa

bagian kecil lebih mudah diamati dengan mendalam.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

41

Aspek komunikasii yang penulis pilih terdiri atas cara

berkomunikasi antar tokoh dalam alur cerita. Sementara aspek

semotika meliputi tanda-tanda serta makna pada setiap adegan

yangg merepresentasikan bentuk makna cinta di daIamnya.

Kedua aspek ini (komunikasi dan semiotika) ialah aspek

yang memiliki unsur makna cinta, simbol-simbol, baik yang tersurat

ataupun yang tersirat yang bisa diamati serta menjadi acuan penuIis

daIam meIakukan interpretasii semiotika.

PeneIitian ini mmemakai pendekatan semiotik milik Roland

Barthes. Model semiotika Roland Barthes tak hanya tertarik melalui

cara kompIeks pembentukan kalimat dan cara bentuk kalimat

menentukan makna namun juga pada kenyataan bahwa kaIimat yang

sama dapat menyampaikan makna yang berbeda kepada orang-

ranag dalam situasi yang berbeda. Roland Barthes mengedepankaan

interaksi diantara teks dengan pengaIaman personaI & kultural

penggunanya.

Ide ini dikenal sedagai tatanan pertandaan (order of

significations). Pada tatanan pertandaan ini terdapat tujuh tatanan,

namun penulis hanya berfokus pada dua pertandaan yakni denotasi

& konotasi diantara tokoh yang ditandai oleh bahasa lisan serta

aspek semiotika didalam film. Dari model ini Barthes menjelaskan

bahwa signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara

penanda dan petanda di dalam sebuah tanda terhadap realitas

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

42

eksternal. Inilah yang oleh Barthes disebut ekstensi, yang

merupakan makna paling jelas dari simbol tersebut.

Konotasi merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk

menggambarkan arti tahap kedua. Ini menuunjukkan adanya

interaksi yang terjadi tatkala tanda bertemu bersama perasaan dan

emosi embaca dan niIai-nilai budaya. Dari penjelasan di atas, dapat

disusun kerangka konseptual seperti berikut:

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep

2.9 Definisi Konseptual

Agar tak salah dalam menjelaskan konsep yang akan digunakan,

maka perIu menggunakan batasan pengertian daIam kerangka peneIitian

yakni:

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

43

a. Cinta adalah bentuk ketertarikan antara pria dan wanita. Cinta

mempunyai tiga komponen utama yakni keintiman, gairah serta

komitmen.

b. Film merupakan hasil dari media massa yang berisi reprentasi

ide-ide dalam sebuah karya. DaIam peneIitian ini fiIm “Her”

sebagai saIah satu bentuk karya fiksi cerita yang diproduksi bagi

penikmat fiIm.

c. Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda serta

proses tanda, daIam peneIitian ini semiotika digunakan sebagai

metode untuk menemukan hasiI peneIitian.

2.10 Tinjauan Penelitian Terdahulu

MeIihat berdasarkan berbagai peneIitian yang teIah diIakukan

mengenai berbagai kajian yang berkaitan dengan IImu Komunikasi,

peneIitian mengenai pemaknaan menggunakan anaIisis semiotika bukan

menjadi haI yang baru Iagi. Agar terhindar dari kesamaan, peneIiti perIu

mengkaji beberapa peneIitian terdahuIu yang juga mengkaji haI yang paIing

berdekatan dengan apa yang akan dikaji peneIiti seperti peneIitian mengenai

makna pesan sebuah fiIm menggunakan anaIisis semiotika. Berikut adaIah

peneIitian terdahuIu yang ditemukan peneIiti:

Nama

Peneliti

Judul Metod

e

Penelit

ian

Kesimpul

an

Persam

aan

Perbeda

an

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

44

Helsima

Raharja

(120412030

1) - Ilmu

Komunikasi

– Universitas

Telkom

Bandung

Representa

si

Masyarakat

Modern

dalam Film

Her

(Analisis

Semiotika

John Fiske

dalam Film

Her)

Deskri

ptif

kualitat

if

Meskipun

film Her

merupaka

n film

fiksi yang

dibalut

dengan

drama

kisah cinta

tak lazim

hubungan

antara

manusia

dan

teknologi,

terdapat

ideologi

individual

isme

dimana

masyaraka

t modern

lebih

mementin

gkan

kebebasan

personal

mereka

dan

adanya

jarak

interaksi

Sama-

sama

menggu

nakan

film Her

sebagai

subjek

penelitia

n

Perbeda

annya

terletak

pada

permasal

ahan

penelitia

n yang

peneliti

lakukan.

Perbeda

an

lainnya

terletak

pada

model

analisis

yang

digunak

an

peneliti

yaitu

model

analisis

semiotik

a John

Fiske

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

45

komunika

si

langsung

dengan

orang lain.

SYAFFIRA

H NOOR

KOROMPO

T

(E31113521)

- Ilmu

Komunikasi

– Universitas

Hasanuddin

Makassar

REPRESE

NTASI

SEKSISM

E DALAM

FILM HER

Deskri

ptif

kualitat

if

Dalam

menggam

barkan

seksisme,

film ini

mengguna

kan

beberapa

bentuk

penanda

yaitu

audio dan

visual

serta

pengguna

an simbol-

simbol

dan

bahasa

metafora

dalam

menggam

barkan

seksisme

pada film

Her.

Selanjutny

Sama-

sama

menggu

nakan

film Her

sebagai

subjek

penelitia

n dan

model

analisis

semiotik

a Roland

Barthes

sebagai

metode

analisis

penelitia

n

Perbeda

annya

terletak

pada

permasal

ahan

penelitia

n yang

peneliti

lakukan.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

46

a, bentuk

seksisme

dalam film

ini

ditampilka

n

menyerup

ai pola

kehidupan

sehari.

Perlawana

n pada

patriarki

dalam film

‘Marlina

Si

Pembunuh

Dalam

Empat

Babak’

terlihat

dari level

realitas

yang

dikodekan

melalui

kode

sosial

yang

diantarany

a terdiri

dari cara

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

47

berbicara,

ekspresi,

dan

perilaku.

Kemudian

pada level

representa

si yang

dimunculk

an melalui

kode

konvensio

nal yang

11

menonjolk

an strata

sosial

dalam

masyaraka

t

menengah

ke atas.

Penelitian

ini juga

mengungk

apkan jika

materialis

me dan

feminisme

merupaka

n ideologi

yang

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

48

ditemukan

dalam

iklan ini.

hari.

Mulai dari

pembentu

kan

stereotip

masyaraka

t melalui

karakter

perempua

n yang

bermain di

film

tersebut

serta

adegan-

adegan

pendukun

g lainnya.

Tia Larasati

(201510040

311071) –

Ilmu

Komunikasi

– Universitas

Muhammadi

yah Malang

Hubungan

Asmara

Remaja

dalam Film

Romantic-

Suspense

(Analisis

Semiotika

pada Film

"Posesif"

Interpr

etatif

kualitat

if

Hubungan

cinta

remaja

yang

muncul

dalam film

ini dapat

disebut

sebagai

pacaran

yang

Sama-

sama

menggu

nakan

model

analisis

semiotik

a Roland

Barthes

sebagai

metode

Perbeda

annya

terletak

pada

permasal

ahan

penelitia

n yang

peneliti

lakukan.

Perbeda

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

49

karya

Edwin)

modern.

Maka dari

itu dapat

ditarik

kesimpula

n berupa

adanya

perubahan

nilai dan

budaya di

kehidupan

sehari-hari

remaja

dalam

sebuah

hubungan

cinta yang

kini

menunjuk

kan

bebasanya

pergaulan

dengan

tidak

adanya

batasan

ruang

pribadi

antar satu

lain yang

secara

tidak

analisis

penelitia

n

an

lainnya

juga

terletak

pada

film

yang

digunak

an

peneliti

sebagai

subjek

penelitia

n

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film sebagai Media … II.pdfmise-en-scene merupakan semua yang berhubungan dengan eIemen utama yang ditampiIkan pada depan kamera. EIemen tersebut diantaranya

50

langsung

juga

dipengaru

hi karena

kurangnya

pengawas

an dari

orang tua

dalam

memperha

tikan

pergaulan

anak

zaman

sekarang

dan

rendahnya

pengetahu

an orang

tua

tentang

pentingny

a

penanama

n nilai dan

budaya

sejak dari

rumah.

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu