bab ii tinjauan pustaka · 2017. 7. 26. · dalam konteks penelitian ini, media yang digunakan oleh...

17
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Komunikasi Kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan communication berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”. Istilah communis banyak disebut sebagai asal kata komunikasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama(Mulyana, 2007:46). Pendapat lain para ahli, Rogers (Mulyana, 2007:69)mengatakan: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka” Dari pendapat Rogers tersebut komunikasi mempunyai tujuan lain selain menyampaikan pesan atau ide, yaitu untuk mengubah perilaku penerimanya atau orang lain yang menerima ide tersebut. Lasswell(Mulyana, 2007:69) menjelaskan: “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan pengaruh bagaimana?” Dari definisi Lasswell tersebut dapat diketahui unsur-unsur dalam komunikasi, yaitu : 1. Sumber (source), disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker). 2. Pesan. 3. Saluran atau media. 4. Penerima (receiver). 5. Efek

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Proses Komunikasi

    Kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan

    communication berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”. Istilah

    communis banyak disebut sebagai asal kata komunikasi. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu pikiran, suatu makna, atau suatu

    pesan dianut secara sama(Mulyana, 2007:46).

    Pendapat lain para ahli, Rogers (Mulyana, 2007:69)mengatakan:

    “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari

    sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk

    mengubah tingkah laku mereka”

    Dari pendapat Rogers tersebut komunikasi mempunyai tujuan lain selain

    menyampaikan pesan atau ide, yaitu untuk mengubah perilaku penerimanya atau

    orang lain yang menerima ide tersebut.

    Lasswell(Mulyana, 2007:69) menjelaskan:

    “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah

    dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says

    What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau

    Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa

    Dengan pengaruh bagaimana?”

    Dari definisi Lasswell tersebut dapat diketahui unsur-unsur dalam

    komunikasi, yaitu :

    1. Sumber (source), disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder),

    komunikator (communicator), pembicara (speaker).

    2. Pesan.

    3. Saluran atau media.

    4. Penerima (receiver).

    5. Efek

  • 8

    2.1.1 Komunikasi Verbal

    Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dalam

    pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan

    seperangkat kata yang telah disusun secara terstruktur sehingga

    menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.

    Pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan

    satu kata atau lebih, sedangkan bahasa adalah sistem kode verbal.

    Bahasa merupakan seperangkat simbol dengan aturan untuk

    mengkombinasikan simbol-simbol yang digunakan dan dipahami oleh

    sebuah komunitas, bahasa merupakan sarana untuk menyatakan

    pikiran dan maksud kita.

    Bahasa memiliki banyak fungsi, namun ada tiga fungsi yang

    erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif, yaitu:

    1. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.

    2. Untuk membina hubungan baik diantara manusia.

    3. Untuk menciptakan ikatan dalam kehidupan manusia

    (Hafied Cangara, 2007:99).

    2.1.2 Komunikasi Non Verbal

    Komunikasi non verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang

    menggunakan kode selain bahasa, misalnya ekspresi wajah, sentuhan,

    postur tubuh, gaya berjalan, penampilan, dan hal-hal lain yang bisa

    dikomunikasikan selain menggunakan bahasa. Kode non verbal biasa

    disebut sebagai bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language).

    Mark Knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode non

    verbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk:

    1. Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetition)

    2. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa

    diutarakan dengan kata-kata (subtitution)

    3. Menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya

    (identity)

  • 9

    4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan

    belum sempurna (Hafied Cangara, 2007:104).

    Komunikasi disebut efektif apabila penerima pesan

    menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana

    dimaksudkan oleh pengirim. Sumber utama kesalahpahaman dalam

    komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu pesan

    berbeda dari yang dimaksudkan pengirim. Cara mengirimkan pesan

    secara efektif adalah kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang

    kita kirimkan mudah dipahami. Sebagai pengirim kita harus memiliki

    kredibilitas di mata penerima. Kita harus berusaha mendapatkan

    umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan kita dalam diri

    penerima (Supratiknya, 1995:34).

    2.2 Komunikasi Interpersonal

    Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) merujuk pada

    komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang. Konteks interpersonal

    banyak membahas tentang bagaimana suatu hubungan dimulai, bagaimana

    mempertahankan suatu hubungan, dan keretakan suatu hubungan (Berger, 1979

    ;Dainton & Stafford, 2000).

    Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan

    penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai

    dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Devito,

    1997:231).

    Dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan,

    digunakan sebuah sarana atau media untuk menghantarkan pesan agar segera

    mendapatkan feedback dari komunikan.

    Dalam konteks penelitian ini, media yang digunakan oleh germo adalah

    strategi komunikasi yang dianggap memegang peranan penting dalam

    membangun sebuah hubungan. Karena melalui strategi komunikasi tersebut,

    pesan yang ingin disampaikan oleh germo diterima oleh “ayam kampus” yang

  • 10

    pada akhirnya akan menghasilkan feedback, sehingga dapat diketahui apakah

    hubungan mereka bertahan atau berakhir.

    2.3 Komunikasi Kelompok

    Komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan

    kelompok kecil, jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam

    komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasikan dan ditanggapi langsung oleh

    peserta lainnya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga

    komunikasi antar pribadi, karena kebanyakan teori komunikasi antar pribadi

    berlaku juga bagi komunikasi kelompok (Deddy Mulyana, 2007:82).

    Dalam penelitian ini, komunikasi interpersonal antara germo dan “ayam

    kampus” terdapat juga dalam kelompok. Karena germo melibatkan orang lain atau

    kelompok kecil dalam menjalankan beberapa strategi komunikasinya.

    2.4 Strategi Komunikasi

    Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh

    penentuan strategi komunikasi. Strategi dapat dikatakan sebagai taktik operasional

    untuk mencapai suatu tujuan.

    Strategi dapat difenisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para

    pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai

    penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai

    (Marrus, 2002:31). Pupuh F. dan M. Sobry Sutikno (2007:3) mengartikan strategi

    sebagai siasat, kiat, trik atau cara, sedangkan secara umum strategi adalah suatu

    garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

    Menurut Effendy (2008:29) menyatakan bahwa strategi komunikasi

    merupakan perpaduan dari perencanaan komunikasi (communication planning)

    dan komunikasi manajemen (communication management) untuk mencapai suatu

    tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat

    menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti

    kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung

    kondisi.

  • 11

    Middleton (Cangara, 2014:64) memberikan definisi, strategi komunikasi

    adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari

    komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang

    dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.

    Anwar Arifin (1984:10) menyatakan bahwa sesungguhnya suatu strategi

    adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan,

    guna mencapai tujuan. Sehingga merumuskan strategi komunikasi harus

    memperhitungkan situasi (ruang dan waktu) dan kondisi yang dihadapi dan yang

    akan mungkin dihadapi dimasa depan, guna mencapai efektivitas.

    Melalui strategi komunikasi tersebut diharapkan dapat dicapainya tujuan

    sentral dari strategi komunikasi tersebut. Peterson dan Burnett (Ruslan, 2008:31)

    mengemukakan tujuan sentral strategi komunikasi adalah sebagai berikut:

    a. Untuk memastikan terjadi suatu pengertian dalam

    berkomunikasi (to secure understanding).

    b. Bagaimana cara penerimaan itu dibina dengan baik (to

    establish acceptance).

    c. Penggiatan untuk memotivasinya (to motivate action).

    d. Bagaimana mecapai tujuan yang hendak dicapai oleh

    komunikator dari proses komunikasi tersebut (the goal which

    the communicator sought to achive).

    Strategi komunikasi kebanyakan digunakan oleh perusahaan atau instansi

    pemerintahan dalam hal menjual produk atau membangun citra diri. Dalam

    memasarkan produknya kepada khalayak, perusahaan menerapkan strategi

    pemasaran. Strategi pemasaran adalah suatu rencana permainan yang digunakan

    untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan (Kotler, 1997: 75). Public relations

    atau humas mempunyai startegi yang berbeda dengan strategi pemasaran dalam

    membangun citra perusahaan atau instansi pemerintahan. Mereka memerlukan

    beberapa strategi komunikasi dalam mewujudkan citra yang baik bagi perusahaan

    atau instansi tempat bernaungnya.

    Dari beberapa teori diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa strategi

    komunikasi merupakan cara-cara yang diambil oleh seorang komunikator dalam

  • 12

    menyampaikan pesan kepada komunikannya, agar segera mendapatkan feedback

    sesuai dengan tujuannya. Strategi komunikasi tidak dapat disamaratakan, karena

    setiap komunikator mempunyai cara-cara tersendiri dalam mengkomunikasikan

    pesannya.

    Dalam penelitian ini ditemukan bentuk strategi komunikasi digunakan

    oleh perorangan dalam membangun sebuah hubungan dengan rekan kerjanya,

    agar pekerjaannya bisa berjalan dengan baik dan lancar.

    Dalam penelitian yang dilakukan kepada germo “Luna”, ada beberapa

    strategi komunikasi yang di terapkan kepada “ayam kampus” yang berada

    dibawah naungannya agar tetap percaya kepadanya. Mengingat, “ayam kampus”

    adalah pekerjaan yang beresiko, sehingga faktor kepercayaan dari “ayam kampus”

    kepada germo sangat penting untuk memperlancar pekerjaan mereka.

    Dalam menyampaikan pesan kepada “ayam kampus”nya, Luna

    menggunakan beberapa strategi komunikasi dengan harapan pesan tersebut

    tersampaikan dan mendapatkan feedback sesuai dengan yang diharapkannya.

    Beberapa strategi komunikasi yang dilakukan dari hasil pra penelitian

    tersebut adalah strategi yang berkaitan dengan bisnis atau pekerjaan dan strategi

    yang tidak berkaitan atau diluar dari bisnis atau pekerjaan.

    Strategi komunikasi yang berkaitan dengan bisnis atau pekerjaan, antara

    lain manajemen terbuka, tips yang didapatkan merupakan hak penuh dari “ayam

    kampus”, menyeleksi pelanggan, memberikan perlindungan, serta hubungan

    pertemanan atau kekeluargaan dalam bekerja.

    Sedangkan strategi yang tidak berkaitan atau diluar dari bisnis atau

    pekerjaan, antara lain arisan dan hang out.

    2.5 Modal Sosial

    Modal sosial dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk

    bekerjasama demi mencapai tujuan-tujuan bersama di dalam berbagai kelompok

    dan organisasi (Coleman, 1999). Definisi lain dikemukakan oleh Burt (1992) yang

    mendifinisikan modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan

    asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang

  • 13

    sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi tetapi juga setiap

    eksistensisosial yang lain. Adapun Cox (1995) mendefnisikan modal sosial

    sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh

    jaringan norma-norma, dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan

    efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama.

    Cohen dan Prusak L. (2001) mengatakan bahwa modal sosial adalah setiap

    hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian

    (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat

    anggota kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan

    secara efisien dan efektif.

    Modal sosial dapat juga didefinisikan sebagai serangkain nilai dan norma

    informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat

    yang memungkinkan terjadinya kerjasama diantara mereka (Francis Fukuyama,

    2002: XII)

    Dalam kehidupan sehari-hari, modal sosial akan nampak dari suasana

    saling percaya yang terjadi antar perorangan dalam sebuah kelompok atau

    organisasi, maupun hubungan interpersonal.

    Tiga unsur utama dalam modal sosial, yaitu :

    1. Kepercayaan (Trust)

    Kepercayaan dapat mendorong seseorang untuk

    bekerjasama dengan dengan orang lain untuk memunculkan

    aktivitas maupun tindakan bersama yang produktif.

    Kepercayaan merupakan produk dari norma-norma sosial yang

    kooperation yang sangat penting yang kemudian memunculkan

    modal sosial. Fukuyama (2002) menyebutkan kepercayaan

    sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran,

    perilaku kooperatif yang muncul dalam sebuah komunitas

    yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama

    anggota komunitas-komunitas itu.

    Adanya kepercayaan yang tinggi akan melahirkan

    solidaritas kuat yang mampu membuat masing-masing individu

  • 14

    bersedia mengikuti aturan, sehingga ikut memperkuat rasa

    kebersamaan.

    Kepercayaan dalam hubungan kerja antara germo

    dengan “ayam kampus” sangat dibutuhkan. Karena dengan

    adanya kepercayaan ini akan terjalin sebuah hubungan

    kerjasama yang baik. Serta tidak ada kecurigaan antara “ayam

    kampus” kepada germo atau sebaliknya.

    2. Timbal Balik (Reciprocal)

    Timbal balik dapat dijumpai dalam bentuk memberi,

    saling menerima dan saling membantu yang dapat muncul dari

    interaksi sosial (Soetomo, 2006: 87). Interaksi yang semakin

    meluas akan menjadi semacam jaringan sosial yang lebih

    memungkinkan semakin meluasnya lingkup kepercayaan dan

    hubungan timbal balik.

    Timbal balik antara germo dengan “ayam kampus”

    berperan penting dalam pembentukan hubungan keduanya.

    Dengan saling menerima, terbuka, dan membantu satu dengan

    yang lain melalui interaksi sosial dapat menjadikan mereka

    lebih peka satusama lain, baik dalam hal pekerjaan maupun

    diluar dari pekerjaan.

    3. Jaringan Sosial

    Jaringan sosial yakni sekelompok orang yang

    dihubungkan oleh perasaan simpati dan kewajiban serta oleh

    norma pertukaran dan civic engagement. Jaringan ini bisa

    dibentuk karena berasal dari daerah yang sama, kesamaan

    kepercayaan politik atau agama, dan lainnya, jaringan sosial

    tersebut diorganisasikan menjadi sebuah institusi yang

    memberikan perlakuan khusus terhadap mereka yang dibentuk

    oleh jaringan untuk mendapatkan modal sosial dari jaringan

    tersebut (Pratikno dkk : 8).

  • 15

    Jaringan sosial yang terbentuk antara germo dengan

    “ayam kampus” karena adanya perasaan simpati dan kewajiban

    sebagai bagian dari pekerja prostitusi yang terselebung.

    2.6 Germo

    Istilah Mucikari sering disamakan dengan istilah germo. Di dalam buku

    KUHP terjemahan Soesilo (1980:187 dan 283), kedua pengertian itu dibedakan,

    dimana germo dijelaskan dalam pasal 296, sedangkan mucikari dijelaskan pasa

    pasal 506. Germo dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah Madam, namun

    istilah tersebut sering dicampuradukan dengan istilah Gangster, Bludger dan

    Rackterr (Winter, 1976:85).

    Soedjono (1977:45) menjelaskan secara lebih luas pengertian dari Germo.

    Germo atau Baktau yang sehari-hari banyak disebut dengan panggilan Mami, Ibu,

    Tante, dan sebagainya adalah orang yang mata pencahariannya baik sambilan atau

    sepenuhnya, mengadakan atau turut serta mengadakan, membiayai, menyewakan,

    membuka dan memimpin serta mengatur tempat untuk praktek prostitusi, yaitu

    dengan mempertemukan atau memungkinkan bertemunya pelacur dengan

    langganannya. Germo bisa perempuan bisa laki-laki, namun kebanyakan

    perempuan.

    Germo sering dikenal dengan istilah Mami, Tante, ataupun Ibu. Untuk

    disebut Germo menurut pasal 296 KUHP, ada sejumlah unsur yang harus

    dipenuhi, yaitu:

    1. Menyediakan tempat untuk memudahkan perbuatan cabul

    termasuk persetubuhan.

    2. Melakukan aktivitasnya sebagai mata pencaharian tetapnya.

    3. Mengambil sebagian penghasilan PSK yang diperolehnya dari

    melacur.

    Adamang (1971:59) menarik kesimpulan sebagai penjelasan mengenai

    germo dan tugas-tugasnya sebagai berikut:

    1. Orang yang mengasuh sejumlah PSK.

    2. Mengambil sebagian pembayaran laki-laki langganan PSK.

  • 16

    3. Memberikan layanan tertentu kepada PSK baik berupa penyediaan

    tempat, menghubungi tamu, maupun memberikan perlindungan

    tertentu.

    Hasil penelitian, germo adalah seseorang yang menaungi serta sebagai

    perantara pekerja seks dalam menjual jasa melayani kebutuhan seks kepada

    pelanggan. Dimana tugas germo adalah mencari pelanggan, melakukan negoisasi

    harga, dan mengantarkan pekerja seks pada saat dia mulai dan selesai bekerja.

    Dalam penelitian ini, germo biasa dipanggil dengan sebutan lain, yaitu mak’e atau

    makcik.

    2.7 Ayam Kampus

    Dalam dunia prostitusi juga dikenal istilah ayam kampus. Secara umum

    dapat diartikan sebagai pekerja seks komersial (PSK) dari kalangan mahasiswi

    (Tempo.Co, 2013).

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:105) ayam kampus berarti

    mahasiswi yang merangkap sebagai pelacur.

    Istilah ayam kampus memang kerap kali dikonotasikan dengan dunia

    prostitusi di lingkungan perguruan tinggi. Ayam kampus biasa diarahkan kepada

    mahasiswi yang nyambi “jualan”, tentu dengan imbalan uang (Merdeka. Com,

    2013).

    Hasil dari penelitian, “ayam kampus” adalah mahasiswi yang mempunyai

    pekerjaan lain sebagai pekerja seks. Dimana dalam melakukan pekerjaannya, dia

    bergabung dengan germo yang mencarikan pelanggan untuknya.

    2.8 Penelitian Terdahulu

    Peneliti telah mendapatkan beberapa penelitian yang relevan yakni

    penelitian terdahulu terkait dengan mucikari guna untuk melengkapi dan

    membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Di bawah ini ada beberapa

    penelitian terdahulu yang berkaitan dengan germo:

  • 17

    Tabel 2.1.

    Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan germo

    Nama Penulis/

    Almamater/

    Tahun

    Judul Skripsi Tujuan Hasil

    Cindytia Dwi

    Yuniar

    Jurusan

    Sejarah.

    Fakultas Ilmu

    Sosial,

    Universitas

    Negeri

    Malang

    Lokalisasi

    Pekerja Seks

    Komersial Di

    Desa

    Gedangsewu

    Kecamatan

    Pare

    (Analisis

    Pola Hidup

    Mucikari

    Terhadap

    Anak-

    Anaknya)

    Di lokalisasi tidak

    hanya terdapat PSK

    tetapi juga mucikari

    yang sudah

    berkeluarga dan

    mempunyai anak,

    yang mana dapat

    dijadikan

    pengetahuan

    tentang dunia

    prostitusi tentunya

    dalam konteks

    analisis pola hidup

    mucikari terhadap

    anak-anaknya yang

    nantinya dapat

    dijadikan pelajaran

    tentang kerasnya

    pola hidup mucikari

    dalam lokalisasi

    dan usaha mucikari

    untuk mendidik

    anak-anaknya agar

    menjadi lebih baik

    Pola hidup mucikari

    dengan anak-anaknya

    yang sudah terbiasa

    tinggal di lingkungan

    yang tidak sehat. Namun

    pada kenyataannya

    mucikari yang sudah

    terbiasa tinggal di

    lingkungan yang tidak

    sehat juga masih

    memperhatikan

    pendidikan anak-

    anaknya, untuk hal

    akademi anak-anak

    mucikari di lokalisasi

    Desa Gedangsewu sangat

    baik. Anak-anak

    mucikari mendapatkan

    pendidikan yang layak,

    bahkan banyak dari

    mereka yang sudah

    sukses dan sudah tidak

    tinggal di lokalisasi lagi.

    Mereka melanjutkan

    kehidupan yang lebih

  • 18

    baik lagi dan jauh dari

    lingkungan lokalisasi

    yang tidak sehat.

    Henderina

    AR/

    E51108254

    Jurusan

    Antropologi

    Fakultas Ilmu

    Sosial dan

    Ilmu Politik,

    Universitas

    Hasanudin

    Makasar/

    2012

    Wanita

    Pekerja Seks

    Komersial

    (Studi

    tentang

    Patron-

    Client Germo

    dengan PSK

    Di Desa

    Osango

    Kecamatan

    Mamasa

    Kabupaten

    Mamasa)

    mengetahui

    bagaimana sejarah

    Patron client antara

    germo dengan PSK,

    hubungan antara

    Germo dengan PSK

    dan bagaimana

    peran secara timbal

    balik antara Germo

    (patron) dengan

    PSK (client) di

    Desa Osango

    Kecamatan

    Mamasa Kabupaten

    Mamasa.

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa

    relasi Patron client

    antara germo dan PSK

    dilatar belakangi oleh

    adanya kebutuhan hidup

    yang membuat germo

    sebagai patron

    membutuhkan pekerja

    dan PSK pun

    membutuhkan pekerjaan.

    Hubungan diantaranya

    dimulai dengan

    hubungan tanpa

    perjanjian tertulis namun

    didasari oleh rasa saling

    percaya dari masing-

    masing pihak. Sebagai

    patron, germo memiliki

    peran terhadap PSK

    (client) baik pada saat

    bekerja maupun dalam

    kehidupan sehari-

    harinya, untuk

    mengarahkan,

    mengontrol, dan

    melindungi PSK.

  • 19

    Begitupun dengan PSK

    peran yaitu bekerja

    sesuai dengan perintah

    germo, melakukan

    kewajibannya sebagai

    pekerja, melayani dan

    menyenangkan

    pelanggan. Patron client

    antara germo dan PSK di

    Desa Osango Kecamatan

    Mamasa merupakan

    simbiosis mutualisme

    Amanah

    Rakhim

    Syahidah/

    B06209114

    201

    Program Studi

    Ilmu

    Komunikasi

    Fakultas

    Dakwah,

    Universitas

    Islam Negeri

    Sunan Ampel

    Surabaya

    Perilaku

    Komunikasi

    Mucikari

    Pelajar di

    Surabaya

    Ada persoalan yang

    hendak dikaji

    dalam skripsi ini,

    yaitu :

    (1) bagaimanakah

    proses komunikasi

    mucikari pelajar di

    Surabaya dengan

    pelacur, pelanggan,

    keluarga, dan teman

    sekolah

    (2) bagaimana pola

    komunikasi yang

    terjadi pada pelajar

    diSurabaya yang

    beraktifitas di

    Surabaya sebagai

    (1) Mucikari pelajar

    berbohong pada keluarga

    untuk kepentingan

    profesionalisme dalam

    bekerja, (2) Gratifikasi

    Tindakan Keamanan

    Mucikari Pelajar karena

    banyak sekali prostitusi

    yang dilakukannya yang

    nantinya berhadapan

    dengan aparat dan

    mereka akan

    mengambil sebuah

    tindakan yang mana

    tindakan tersebut akan

    meloloskan tindakannya

    dari aparat, (3) tindakan

    yang slindat-slindut

  • 20

    Mucikari Pelajar

    (sembunyi-sembunyi)

    yang dilakukan mucikari

    pelajar adalah sebuah

    tindakan untuk

    melancarkan

    pekerjaannya ketika ia

    dilingkup keluarga dan

    sosial masyarakat,(4)

    bergantung pada media

    seolah tak pernah lepas

    dari media karena

    komunikasi yang

    dilakukan mucikari

    pelajar satu arah dengan

    pelacur dan

    pelanggannya untuk

    mengantisipasi jarak jauh

    meraka yang tidak selalu

    berdekatan, (5) profil

    mucikari pelajar (cermin)

    kelas pelacur seperti

    tingkatan status social

    dikalangan mereka, (6)

    ciri khas bahasa

    menggunakan bahasa

    verbal

    menggunakan umpatan

    bahasa suroboyoan

    (jancok)dan non

  • 21

    verbalnya, bahasa

    tubuh,raut wajah dan

    sebagainya.

    Gilang Idham

    Ibrahi/

    KXO 040654

    Fakultas Ilmu

    Komunikasi,

    Universitas

    Padjajaran

    2010

    Pola

    Komunikasi

    Pada Praktik

    Prostitusi

    Terselubung

    Oleh Remaja

    Siswi SMU

    di Tarogong

    Kabupaten

    Garut Jawa

    Barat

    Tujuan dari

    penelitian ini

    adalah (1) Untuk

    mengetahui pola

    komunikasi

    Mucikari dan

    Remaja siswi SMU,

    (2) Untuk

    mengetahui pola

    komunikasi

    mucikari dan

    pelanggan, (3)

    Untuk mengetahui

    pola komunikasi

    remaja siswi SMU

    dan pelanggannya

    tanpa melalui

    perantara

    (mucikari).

    Kesimpulan dalam

    penelitian ini secara

    umum pola komunikasi

    diantara para pelaku

    praktik prostitusi

    terselubung yang

    melibatkan remaja siswi

    SMU di kota Garut ini

    dilakukan secara

    interpersonal dan

    mengutamakan relasi dari

    masing-masing pihak

    baik itu relasi mucikari,

    relasi siswi remaja SMU,

    dan juga diantara para

    pelanggannya masing-

    masing.

  • 22

    2.9 Kerangka Pikir

    Gambar 1.

    Proses komunikasi germo dengan “ayam kampus”

    Adanya proses komunikasi, yaitu komunikasi interpersonal dari germo

    kepada “ayam kampus”. Dimana germo menyampaikan pesan kepada “ayam

    kampus” melalui beberapa strategi.

    Dalam menyampaikan pesan yang dimaksud, germo menggunakan

    beberapa strategi komunikasi. Strategi yang digunakan antara lain:

    GERMO

    Komunikator

    AYAM

    KAMPUS

    Penerima

    MODAL SOSIAL

    STRATEGI

    KOMUNIKASI

    Berkaitan dengan

    bisnis/pekerjaan

    Tidak berkaitan

    dengan

    bisnis/pekerjaan

    PESAN

  • 23

    a. Stategi yang berkaitan dengan bisnis/pekerjaan. Yaitu strategi yang

    dijalankan oleh germo kepada “ayam kampus” yang terkait dalam

    hubungan pekerjaan dan dilakukan dalam jam kerja mereka atau

    mereka sedang bekerja. Antara lain:

    - Manajemen terbuka

    - Tips merupakan hak penuh “ayam kampus”

    - Menyeleksi pelanggan

    - Memberikan perlindungan

    - Hubungan kekeluargaan/pertemanan

    b. Strategi yang tidak terkait dengan bisnis/pekerjaan. Yaitu strategi yang

    dijalankan oleh germo kepada “ayam kampusnya” diluar dari

    pekerjaan atau jam kerja mereka.

    - Arisan

    - Hang out

    Germo menyampaikan pesan kepada “ayam kampus” melalui beberapa

    strategi. Dalam proses ini, “ayam kampus” memilih strategi apa yang cocok untuk

    dirinya. Karena belum tentu semua strategi yang dilakukan oleh germo, cocok dan

    bisa diterima dengan baik oleh “ayam kampus”. Sehingga akan terlihat seberapa

    jauh strategi tersebut bisa diterima oleh “ayam kampus”.

    Strategi yang dirasa cocok oleh “ayam kampus”, akan menghasilkan

    feedback berupa Modal Sosial. Modal sosial inilah yang akan memperlancar kerja

    germo dalam menjual “ayam kampus”nya.