bab ii tinjauan dtw taman bali raja - sinta.unud.ac.id. bab ii.pdf · preservasi dan konservasi di...

24
8 BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA Pada bab ini akan diuraikan mengenai karakteristik, potensi dan permasalahan, dan studi kelayakan atas permasalahan yang akan digunakan untuk menentukan literatur terkait pada bab berikutnya. 2.1 Kondisi Fisik DTW Taman Bali Raja Kondisi fisik DTW Taman Bali Raja menguraikan mengenai lokasi dan letak geografis DTW Taman Bali Raja dan eksisting kawasan DTW Taman Bali Raja. Berikut uraian kondisi fisik DTW Taman Bali Raja: 2.1.1 Lokasi DTW Taman Bali Raja DTW Taman Bali Raja terletak di Desa Tamanbali yang merupakan salah satu desa dari 9 desa di wilayah Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli yang terletak 4 km kearah selatan dari kota Kecamatan Bangli. Untuk mencapai DTW Taman Bali Raja di Desa Tamanbali dari Kota Bangli ke arah selatan dengan menempuh jarak 5 km dan dari ibu kota propinsi dapat ditempuh melalui jalan utama Gianyar Bangli yang berjarak 35 km . DTW

Upload: others

Post on 08-Sep-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

8

BAB II

TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai karakteristik, potensi dan

permasalahan, dan studi kelayakan atas permasalahan yang akan digunakan untuk

menentukan literatur terkait pada bab berikutnya.

2.1 Kondisi Fisik DTW Taman Bali Raja

Kondisi fisik DTW Taman Bali Raja menguraikan mengenai lokasi dan

letak geografis DTW Taman Bali Raja dan eksisting kawasan DTW Taman Bali

Raja. Berikut uraian kondisi fisik DTW Taman Bali Raja:

2.1.1 Lokasi DTW Taman Bali Raja

DTW Taman Bali Raja terletak di Desa Tamanbali yang merupakan

salah satu desa dari 9 desa di wilayah Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli

yang terletak 4 km kearah selatan dari kota Kecamatan Bangli. Untuk

mencapai DTW Taman Bali Raja di Desa Tamanbali dari Kota Bangli ke arah

selatan dengan menempuh jarak 5 km dan dari ibu kota propinsi dapat

ditempuh melalui jalan utama Gianyar –Bangli yang berjarak 35 km . DTW

Page 2: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

9

Taman Bali Raja terletak di Dusun Sidawa Desa Tamanbali, Kecamatan

Bangli, Kabupaten Bangli, lihat Gambar 2.1 sampai dengan Gambar 2.3

Gambar 2.1 Peta Pulau Bali

Sumber : www.googlemaps.com

diakses 07/10/2015,

pukul 01.17

Gambar 2.2 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten

Bangli Sumber : RTRW Bangli,2013

Gambar 2.3 Lokasi DTW Taman Bali Raja

Sumber : Hasil Observasi,2015

Page 3: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

10

Pencapaian DTW Taman Bali Raja dari pusat Desa Tamanbali dapat

melalui jalan setapak kearah barat yang jaraknya kurang lebih 500 meter.

Selain itu dapat ditempuh ke arah barat melalui jalan aspal sebelum memasuki

Dusun Sidawa belok ke arah selatan dengan jarak kurang lebih 300 meter.

Batas – batas dari Kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja adalah disebelah

utara adalah Pura Subak Masceti, disebelah timur adalah pemukiman,

disebelah selatan adalah area persawahan, disebelah barat adalah area

persawahan

2.1.2 Eksisting Kawasan DTW Taman Bali Raja

Kondisi eksisting pada kawasan DTW Taman Bali Raja dapat menjadi

gambaran umum bagaimana kondisi dari DTW Taman Bali Raja sebelum

diadakan penataan, sehingga dapat dianalisis potensi dan permasalahan dari

Taman Bali Raja setelah meninjau kondisi eksisting dari DTW Taman Bali

Raja. Berikut uraian kondisi eksisting DTW Taman Bali Raja:

A. Tata Guna Lahan

Tata guna lahan pada DTW Taman Bali Raja terbagi menjadi dua fungsi

yaitu fungsi sakral yang terdapat Pura Taman Narmada Bali Raja dan fungsi

propan yang terdapat pada DTW Taman Bali Raja. Area sekitar DTW Taman

Bali Raja merupakan area persawahan milik Desa dan perkebunan milik

masyarakat sekitar, lihat Gambar 2.4.

Page 4: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

11

Area pinggir Jalan Sidawa

Gambar 2.4 Tata Guna Lahan di DTW Taman Bali

Raja Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Tangga menuju pura

Pedestrian di tengah sawah menuju pura

Area timur dari pura

Area selatan dari pura

Area jalan di selatan pura

Jalan menuju pura

KETERANGAN :

: Fungsi Sakral

: Fungsi Propan

Page 5: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

12

Fungsi sakral pada DTW Taman Bali Raja merupakan fungsi dari seluruh

kegiatan keagamaan berupa Piodalan pada Pura Taman Narmada Bali Raja.

Struktur Pura Taman Narmada Bali Raja tidak berbeda dengan pembagian area

pura secara umum di Bali yaitu terdiri atas Tri Mandala yaitu Utama Mandala,

Madya Mandala, dan Nista Mandala, Pura Taman Narmada Bali Raja juga

memiliki pembagian area pura berupa Tri Mandala yaitu Utama Mandala atau

Jeroan, Madya Mandala atau Jaba Tengah dan Nista Mandala atau Jaba Sisi

dari pura. Fungsi propan merupakan kegiatan yang mencakup pariwisata pada

DTW Taman Bali Raja.

1) Kondisi Pura sebelum Renovasi

Pura Taman Narmada Bali Raja direnovasi pada tahun 2006. Renovasi

pada Pura berupa bentuk dari pelinggih dan beberapa perubahan dimensi dari

pelinggih dan penggunaan material yang baru yaitu batu padas hitam. Penataan

hardscape pada Utama Mandala dan Madya Mandala pura juga dilakukan

dengan pemasangan berupa paving. Layout Pura Taman Narmada Bali Raja

dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan kondisi pura sebelum renovasi dapat dilihat

pada Gambar 2.6

Gambar 2.5 : Layout renovasi Pura Taman Narmada Bali Raja

Sumber: Panitia Renovasi Pura, 2006

Page 6: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

13

2) Kondisi Pura setelah Renovasi

Kondisi Pura Taman Narmada Bali Raja setelah di renovasi dapat

dijelaskan dengan struktur dari pura, lihat lampiran 1

B. Tata Bangunan

Bangunan yang terdapat di DTW Taman Bali Raja hanyalah kawasan

Pura Taman Narmada Bali Raja. Bangunan pelinggih yang ada di Pura Taman

Narmada Bali Raja tersebar di area Utama Mandala, dan Madya Mandala.

Pelinggih yang terdapat di area Utama Mandala adalah Piyasan, Pelinggih

Dasar, Gedong Penyineban, Pelinggih Taksu Agung, Pelinggih Padmasana,

Pelinggih Gedong, Pelinggih Meru Tumpang Telu, Bale Paselang, Bale

Paruman, Bale Pawedan, dan Pelinggih Papanggungan. Pelinggih yang

terdapat di area Madya Mandala adalah Apit Lawang, Pelinggih Lebuh,

Pelinggih Pulo, Bale Gong, Bale Kul-kul.

Gambar 2.6 : Kondisi Pura Taman Narmada Bali Raja sebelum renovasi

Sumber: Panitia Renovasi Pura, 2006

Page 7: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

14

Konsep yang digunakan pada bangunan pelinggih adalah konsep Tri

Angga berupa kepala, badan, dan kaki sesuai dengan Arsitektur Tradisional

Bali. Ketinggian dari setiap bangunan pelinggih pun berbeda-beda sesuai

dengan jenis pelinggihnya. Penggunaan bahan bangunan pada setiap pelinggih

di Pura Taman Narmada Bali Raja menggunakan bahan yang sama,

diantaranya bahan penutup atap berupa ijuk pada bangunan Gedong, Bale dan

Piyasan, pada meru Tumpang Telu berbahan dari batu, lihat Gambar 2.7.

C. Sirkulasi dan Parkir

Sirkulasi dari jalan menuju ke area Pura Taman Narmada Bali Raja dan

area Taman Bali Raja belum termasuk kedalam kriteria ideal dari sirkulasi hal

ini dikarenakan jalan yang ada tidak mendukung seluruh aktifitas sirkulasi

kendaraan Pengempon pada saat upacara Piodalan dilaksanakan sehingga

kepadatan pada jalur sirkulasi pun tidak terkendalikan.

Di kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja penyediaan parkir masih

belum tersedia baik dari parkir kendaraan roda dua maupun kendaraan roda

empat, lihat Gambar 2.8. Sehingga pada saat upacara Piodalan dilaksanakan

Pengempon dan Pengempon pura memarkirkan kendaraan di pinggir jalan

sehingga hal ini berdampak pada kepadatan sirkulasi di jalan raya sehingga

kemacetan dan ketidak teraturan parkir pun terjadi. Selain itu Pengempon yang

Gambar 2.7 Pelinggih Lebuh di area Madya Mandala

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Page 8: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

15

tidak mendapatkan parkir akan memasuki area pura dari arah selatan sehingga

diharuskan memarkirkan kendaraannya jauh dari pura dan melewati

persawahan untuk akses menuju Pura Taman Narmada Bali Raja.

D. Ruang Terbuka

Ruang Terbuka di Kawasan Pura Taman Narmada mencakup seluruh

unsur landscape yang ada di area Taman Bali Raja. Pada area Utama Mandala

dan Madya Mandala ruang terbuka berupa landscape sudah tertata dengan baik

seperti penataan vegetasi berupa pohon jepun dan perkerasan berupa paving.

Dan pada area Nista Mandala yaitu Taman Bali Raja belum tertata dengan

baik. Taman Bali Raja di dominasi oleh semak belukar, di taman ini juga

terdapat pohon-pohon seperti pohon kamboja, pohon cempaka, pohon

mengkudu, pohon pisang, pohon puring, lihat Gambar 2.9. Di area taman ini

juga masih terlihat meja dan kursi taman yang kondisinya sudah tidak bagus

lagi, hal ini dikarenakan tidak terawatnya kursi taman yang ada, lihat Gambar

2.10.

Gambar 2.8 Area parkir sepeda motor pada saat piodalan Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015

Gambar 2.9 Pohon Kamboja dan puring di area pura

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.10 Kondisi kursi taman

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Page 9: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

16

E. Jalur Pejalan Kaki

Dikawasan Pura Taman Narmada dan di area Taman Bali Raja jalur

pejalan kaki sudah disiapkan jika memasuki area pura dari arah utara, jalur

pejalan kaki ini berada diantara hamparan persawahan. Namun jika mengakses

pura dari arah selatan jalur pejalan kaki masih belum tersedia, sehingga

Pengempon mengakses jalan setapak yang dilalui kendaraan pada area selatan

pura dan area persawahan, lihat Gambar 2.11 dan Gambar 2.12.

F. Aktifitas Pendukung

Aktifitas pendukung di kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja tidak

bersifat permanen. Aktifitas pendukung hanya ada pada saat upacara Piodalan

dilaksanakan seperti pedagang asongan dari penduduk sekitar yang membuka

barang dagangannya untuk dijual kepada Pengempon disekitar area Nista

Mandala pura. Namun dipinggir jalan Sidawa terdapat sebuah warung, lihat

Gambar 2.13.

Gambar 2.11 Jalan setapak menuju pura

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.12 Tangga menuju pura

Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015

Gambar 2.13 Pedagang pada saat piodalan

Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015

Page 10: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

17

G. Penandaan

Penandaan yang ada di area Taman Bali Raja tidak begitu banyak,

penandaan hanya terdapat di candi bentar menuju Utama Mandala Pura

Taman Narmada Bali Raja yang berfungsi sebagai penunjuk untuk arah masuk

dan keluar dari dan menuju Utama Mandala berupa tulisan Ngeranjing dan

Medal. Selain itu penandaan juga terdapat pada pinggir jalan yang

menunjukkan area pura dan tapal batas Dusun Sidawa, lihat Gambar 2.14 dan

Gambar 2.15.

H. Preservasi dan Konservasi

Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman

Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon yang dipercayai sakral dan

tidak dapat dipindahkan, selain itu area Utama Mandala dan Madya Mandala

merupakan preservasi dikarenakan sangat sakral dan suci keberadaannya

sehingga harus tetap dilestarikan dan dijaga, lihat Gambar 2.16 dan Gambar

2.17.

Gambar 2.14 Penanda area pura

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.16 Pohon beringin sebagai konservasi

dan preservasi

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.15 Penanda berupa tapal batas Dusun Sidawa

dan rambu jalan tikungan

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.17 Pura Taman Narmada Bali Raja sebagai

konservasi dan preservasi

Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015

Page 11: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

18

I. Utilitas

Sistem utilitas yang telah tersedia di Kawasan Pura berupa utilitas seperti

penerangan dan air. Penerangan pada area menuju pura menggunakan lampu

jalan dan di area pura sudah tersedia penerangan diantaranya di area Utama

Mandala dan Mandya Mandala dan pinggir kolam sudah terdapat penerangan.

Selain itu saluran untuk penyediaan air bersih berupa kran pun sudah tersedia,

lihat Gambar 2.18 dan Gambar 2.19.

2.1.3 Objek Wisata Sekitar DTW Taman Bali Raja

Data jumlah kunjungan wisata dibeberapa objek wisata yang melewati

jalur kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja, nantinya dapat sebagai acuan

dan studi banding dalam penentuan kapasitas dengan presentase, jumlah dari

pengunjung kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja yang akan

mengunjungi Taman Bali Raja. Berikut statistik pengunjung objek wisata

dibeberapa objek wisata yang melewati jalur kawasan daya tarik wisata Taman

Bali Raja, Tabel 2.1

Gambar 2.18 Penerangan di area pura

Sumber : Survey Lapangan,

08/10/2015

Gambar 2.19 Penyediaaan air bersih

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Page 12: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

19

Tabel 2.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Objek-objek Wisata di Bali Tahun 2012-2014

Kabupaten Gianyar Objek 2012 2013 2014

WN WM JML WN WM JML WN WM JML

Goa

Gajah

62.739 190.002 252.741 52.559 200.896 253.455 43.920 242.498 286.418

Bukit

Jati

7.652 - 7.652 - - - - - -

Alam

Sidan

- 255 255 - 295 295 - 631 631

Taman

Nusa

- - - - - - 48.127 1.887 50.014

Kabupaten Bangli

Objek 2012 2013 2014

WN WM JML WN WM JML WN WM JML Pura

Kehen

- 12.669 - - 10.373 10.373 16.563 16.563

Panglipur

an

14.069 18.599 32.668 20.471 21.342 41.813 39.005 25.687 64.692

P3GB - 29.300 29.300 - 37.122 37.122 49.818 49.818

Desa

Trunyan

8.497 5.935 14.432 10.408 6.066 16.546 10.977 4.207 15.184

Penelokan

Batur

179.030 279.154 458.184 191.419 318.564 509.983 150.331 349.993 500.324

Penulisan 62 837 899 61 739 800 95 931 1026

Sumber : Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali, 2014

Berikut perkiraan jalur menuju objek wisata yang melewati kawasan daya tarik

wisata Taman Bali Raja, lihat Gambar 2.20

Gambar 2.20 Jalur menuju objek wisata

Sumber : www.googlemaps.com diakses

10/11/2015, pukul 21.00

Page 13: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

20

2.2 Kondisi Non Fisik

Kondisi non fisik akan diuraikan menjadi kondisi non fisik Desa Tamanbali

dan kondisi non fisik DTW Taman Bali Raja. Berikut uraian kondisi non fisik:

2.2.1 Kondisi Non Fisik Desa Tamanbali

Kondisi non fisik Desa Tamanbali akan menguraikan Desa Tamanbali

dari jumlah penduduk dan pekerjaan penduduk, berikut uraian kondisi fisik

Desa Tamanbali:

a. Jumlah Penduduk

Jumlah seluruh penduduk di Desa Tamanbali Bangli di seluruh dusun

berjumlah 7550 jiwa, lihat Tabel 2.2:

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Desa Tamanbali

NO DUSUN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Dadia 302 298 600

2 Gaga 363 362 725

3 Guliang Kangin 488 485 973

4 Jelekungkang 500 495 995

5 Kuning 120 123 243

6 Pande 259 245 504

7 Sidawa 565 614 1179

8 Siladan 644 664 1308

9 Teruna 223 274 497

10 Umanyar 269 257 526

JUMLAH 3733 3817 7550

Sumber : Humas Desa Tamanbali , diakses 06-10-2015

Jumlah penduduk Desa Tamanbali setiap banjar dapat menjadi sumber

data dalam penentuan kapasitas dari Pengempon Pura Taman Narmada Bali

Raja. Pengempon dari Pura Taman Narmada Bali Raja meliputi Banjar Adat

Dadia dengan jumlah 87 Kepala Keluarga. Pengempon yang datang merupakan

warih Maha Gotra Tirta Harum dan seluruh masyarakat Desa Pakraman

Tamanbali.

b. Pekerjaan Penduduk

Berikut pekerjaan penduduk Desa Tamanbali, lihat Gambar 2.21:

Page 14: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

21

Dari statistik Desa Tamanbali berdasarkan pekerjaan penduduk pada

Gambar 2.4, maka dapat dikaitkan dari jenis pekerjaan apa saja yang nantinya

dapat sebagai kegiatan pendukung pada kawasan daya tarik wisata Taman Bali

Raja, sehingga penduduk sekitar DTW mendapat dampak positif dari adanya

DTW Taman Bali Raja inikarena dapat membuka lapangan pekerjaan bagi

penduduk yang belum atau tidak bekerja, pedagang, dan pekerjaan lainnya.

2.2.2 Kondisi Non Fisik DTW Taman Bali Raja

Kondisi non fisik DTW Taman Bali Raja menguraikan mengenai upacara

keagamaan pada Pura Taman Narmada Bali Raja dan Pengelolaan Pura Taman

Narmada Bali Raja yang merupakan daya tarik yang ada, sehingga dapat

menjadi gambaran dari suasana Pura Taman Narmada Bali Raja pada saat

Piodalan berlangsung.

a. Upacara Keagamaan

Upacara Piodalan pada Pura Taman Narmada Bali Raja tidak hanya

saja dilaksanakan setiap enam bulan sekali tetapi setiap hari besar keagamaan

juga dilaksanakan Piodalan diantaranya :

1. Upacara Piodalan

Piodalan dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu pada Sukra Wage

Wuku Landep. Pemedek yang datang untuk melakukan persembahyangan tidak

saja dari pengempon pura namun dari seluruh keturunan dari Ksatria

Tamanbali di seluruh Bali. Pelaksanaan Piodalan berlangsung selama 3 hari.

Gambar 2.21 Pekerjaan Penduduk Desa Tamanbali

Sumber : http://www.tamanbali.desa.id/web/c_statistik_pekerjaan , diakses 06-10-2015

Page 15: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

22

Pada saat Piodalan pertunjukan berupa tari-tarian pun dilaksanakan seperti

Tari Rejang, dan Tari Pendet.

2. Upacara Hari Besar

Selain pada saat Piodalan yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali,

pada saat perayaan hari besar seperti Galungan dan Kuningan banyak pemedek

yang melakukan persembahyangan di Pura Taman Narmada Bali Raja baik dari

Pemedek Desa Tamanbali maupun Pemedek dari kawitan Tirtha Harum.

b. Pengelola Pura

Menurut wawancara yang dilakukan dengan Pemangku Dewa Aji

Mangku Taman pada 08 Oktober 2015, Pura Taman Narmada Bali Raja belum

memiliki struktur organisasi kepengurusan yang tertulis, namun jika dilihat dari

saat piodalan dapat diuraikan sebagai berikut, lihat gambar 2.22

Pada saat upacara Piodalan dilaksanakan, penyangra piodalan Pura

Taman Narmada Bali Raja sudah mempersiapkan seluruh rentetan dalam

menyambut Piodalan yang jatuh setiap Sukra Wage Landep. Penyangra

piodalan telah mempersiapkan segala jenis upakara yang diperlukan, dengan

sistem gotong royong (ngayah) yang dilaksanakan di area Pura Taman

Narmada Bali Raja. Pemedek yang datang dari seluruh bali setiap harinya pada

saat Piodalan dilaksanakan berjumlah ribuan orang, sehingga pada saat

Piodalan pasti selalu ramai dan mengantri untuk melakukan persembahyangan,

melihat area Utama Mandala dan Madya Mandala dari pura tidak terlalu luas.

Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja

Penyangra piodalan :

1. Desa Pakraman Guliang Kangin

2. Desa Pakraman Tamanbali

Pemedek :

Ksatria Tamanbali Maha Gotra Tirta Harum

Gambar 2.22 Struktur Organisasi Pura Taman Narmada Bali Raja

Sumber : Wawancara Dewa Aji Mangku Taman, 08/10/2015

Page 16: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

23

2.3 Sejarah Pura Taman Narmada Bali Raja

Informasi dari berdirinya Pura Taman Narmada Bali Raja dan sejarah

Ksatria Tamanbali diperoleh dari Babad Satria Tamanbali dan didukung dari hasil

wawancara dengan pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja yaitu Dewa Aji

Mangku Taman pada Kamis, 08 Oktober 2015. Asal mula didirikannya Pura

Taman Narmada Bali Raja ini diceritakan bahwa Sanghyang Subali memiliki

ikatan darah dengan Sanghyang Aji Rembat. Sanghyang Aji Rembat berpesraman

di Kentel Gumi, Sanghyang Subali ini bertempat tinggal di Gunung Agung atau

Gunung Tohlangkir, Sanghyang Sekar Angsana bertempat tinggal di Gelgel. Ida

Mas Kuning bertempat di Pucak Tuluk Biu Gunung Abang, Kintamani. Begitu

juga dengan saudara-saudara yang lainnya memiliki tempat tinggal di lokasi yang

berbeda.

Sanghyang Subali sekembalinya dari Gunung Agung merasa lelah dan

kehausan karena menempuh perjalanan jauh. Sesampainya di Sungai Melangit

Sanghyang Subali menancapkan tongkat yang dibawa beliau di sebuah batu besar

di tebing sungai. Setelah beliau menancapkan tongkat tersebut keluarlah air dari

batu besar tersebut yang berbau harum yang keharumannya tercium hingga ke

Tegalwangi dan seorang gadis cantik yang bernama Dewi Njung Asti, karena

keharuman dari air tersebut kemudian air itu diberi nama Tirta Harum. Dewi

Njung Asti ditugaskan untuk menjaga air yang berbau wangi tersebut. Tidak saja

tercium didaratan, keharuman dari Tirtha Harum pun tercium hingga ke Wisnu

Loka, sehingga Hyang Wisnu mencium keharuman air tersebut. Lalu Hyang

Wisnu memutuskan untuk turun ke dunia dan mandi disana. Pada saat Hyang

Wisnu mandi beliau melihat Dewi Njung Asti. Dewi Njung Asti melihat air mani

Hyang Wisnu dan memakannya dan akhirnya Dewi Njung Asti hamil. Pada saat

Dewi Njung Asti hamil Hyang Wisnu menemui Dewi Njung Asti dan bertanya

mengenai asal usul dari dirinya. Lalu Dewi Njung Asti diajak ke Wisnu Loka.

Sanghyang Aji Rembat memiliki putra Sira Dukuh Suladri. Ida Mas Kuning

memiliki dua orang putra yaitu Ida Tapadhana dan Ida Nagapuspa. Sanghyang

Sekar Angsana berputrikan Ni Dewi Ayu Mas. Pada saat itu Sanghyang Subali

emmohon kepada Hyang Wisnu untuk diberikan putra, dan permohonannya pun

terkabul. Hyang Wisnu memberikan Sanghyang Subali seorang putra yang

Page 17: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

24

merupakan putra dari Dewi Njung Asti dengan Hyang Wisnu yaitu Sang Gangga

Tirta. Sang Gangga Tirta dibawa oleh Sanghyang Subali ke Tirta Harum.

Sesampainya di Tirta Harum Sang Gangga Tirta dirawat oleh Sanghyang Aji

Rembat dan Sanghyang Subali kembali ke Tolangkir. Nama Sang Gangga Tirta

lalu diganti menjadi Sang Anom. Sang Anom tumbuh menjadi remaja putra yang

rupawan dan pindah ke Rewataka Singasara (Jero Puri).

Hubunganpun terjalin antara Sang Anom dengan Ni Dewi Ayu Mas,

dikarenakan Ni Dewi Ayu Mas terus tinggal di Tamanbali, dikarenakan Ni Dewi

Ayu Mas sakit jika tinggal di Gelgel. Ni Dewi Ayu Mas pun hamil anak dari Sang

Anom. Sanghyang Sekar Angsana amat marah mendengar berita tersebut dan

memerintahkan prajurit untuk membunuh Sanghyang Aji Rembat dan Sang Anom

di Tamanbali. Sang Anom tertangkap dan dibawa ke Gelgel. Sesampainya di

Gelgel, Sanghyang Sekar Angsana memerintahkan untuk menangkap Sanghyang

Aji Rembat. Sanghyang Subali turun dari Tolangkir menuju Gelgel dan

menceritakan asal usul dari Sang Anom kepada Sanghyang Sekar Angsana dan

meminta agar Sang Anom memperistri Dewi Ayu Mas.Sanghyang Sekar Angsana

sangat menyayangi Sang Anom dan membuatkan Sang Anom Puri disebelah utara

pasar Gelgel yang bernama Puri Denpasar atau Puri Kilian. Namun karena merasa

tidak nyaman Sang Anom dan Dewi Ayu Mas kembali ke Tamanbali.

Sang Anom meninggalkan Dewi Ayu Mas pada saat hamil untuk bertapa,

dengan pesan jika kelak anaknya lahir di beri nama I Dewa Garba Jata. Pada saat I

Dewa Garba Jata lahir beliau mempertanyakan keberadaan ayahnya kepada Dewi

Ayu Mas. Dewi Ayu Mas menceritakan ciri-ciri khas dari Sang Anom. Dari Jero

Puri I Dewa Garba Jata berjalan ke barat dengan keadaan menangis di sebuah

pohon cempaka. Sanghyang Aji Rembat menyematkan cempaka yang terjatuh di

telinga I Dewa Garba Jata, tangis I Dewa Garba Jata pun terhenti sehingga dia

berpesan jika nanti dibangun Pelinggih ditempat itu diberi nama Pura Tingaling.

Perjalanan pun dilanjutkan ke barat karena kelelahan I Dewa Garba Jata

beristirahat (mesanekan) dan tempat itu diberinama Senetan atau Pura Senetan.

Perjalanan dilanjutkan kembali ke selatan menuju sebuah bukit karena I Dewa

Garba Jata masih kecil maka beliau naik ke batu besar dan bukit itu diberi nama

Batu Madeg atau Pura Batu Madeg. Perjalanan dilanjutkan ke utara menuju Alas

Page 18: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

25

Dawa yang sekarang disebut Sidawa sampai diutara beliau menjumpai tanah yang

menyerupai sebuah bukit, dilihatnya tanah tersebut bergerak naik sedikit demi

sedikit, karena I Dewa Garba Jata terus memperhatikan tanah tersebut pun

berhenti bergerak sehingga diberi nama Bukit Buwung. Dari atas Bukit Buwung I

Dewa Garba Jata melihat asap di selatan dan kemudian beliau kembali ke selatan

dan bertemulah I Dewa Garba Jata dengan ayahnya di Pura Taman di Pelinggih

Pulo. Dari pelinggih inilah I Dewa Garba Jata melihat kepulan asap, sehingga

pelinggih ini diberi nama Pelinggih Pulo.

Sang Anom lalu memberi pesan kepada I Dewa Garba Jata untuk kembali

pulang dan menjaga ibunya, maka I Dewa Garba Jata kembali pulang ke Jero Puri

dan menceritakan semuanya kepada ibunya. Sang Anom Bagus memiliki

kesaktian yang luar biasa maka kemudian Sang Anom Bagus mendirikan

Kerajaan Tamanbali. Dalam amsa pemerintahannya inilah kemudian Sang Anom

mendirikan suatu tempat pemujaan yakni Pura Kawitan Mahagotra Tirta Harum

dan juga Taman Narmada Bali Raja (Dwijendra, 2010).

Berdasarkan wawancara dengan Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja

pada 08 Oktober 2015, pada tahun 1970 muncul seekor ular berkepala tiga dari

tengah taman, pengelingsir Maha Gotra Tirta Harum meyakini hal tersebut

merupakan petunjuk dari leluhur untuk tetap memperhatikan Pura Taman

Narmada Bali Raja, sehingga pada tahun 1972 Pura Taman Narmada

dikembangkan dan dilengkapi dengan natar yang difungsikan untuk tempat

persembahyangan yang tepat berada di sebelah timur Pelinggih Pulo. Pada tahun

1974 Karya Agung pertama kali dilaksanakan di Pura Taman Narmada Bali Raja.

Dan pada tahun 2006 pemugaran terhadap pelinggih dilakukan melihat kondisi

Pelinggih pura yang telah rusak, dan ditambahkan bale gong serta penataan layout

pada area pura , sehingga sirkulasi yang nyaman pun tercipta saat Piodalan

dilaksanakan.

2.4 Potensi dan Permasalahan Kawasan DTW Taman Bali Raja

Potensi dan permasalahan di Kawasan DTW Taman Bali Raja dapat ditinjau

dari aspek fisik dan non fisik diantaranya :

Page 19: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

26

A. Tata Guna Lahan

1. Potensi

DTW Taman Bali Raja memiliki potensi tata guna lahan dengan

pengelompokan berupa aktifitas, fungsi dan karakter dari lahan. Fungsi yang

mendukung aktifitas pada DTW Taman Bali Raja, seperti fungsi komersial, fungsi

rekreasi, fungsi service. Dengan adanya pengelompokan dari setiap aktifitas,

fungsi, dan karakter lahan akan memudahkan penataan dan perencanaan baik

secara makro ataupun mikro. Lahan yang ada akan disesuaikan dengan

pengelompokan sesuai aktifitas, fungsi dan karakter lahan, lihat Gambar 2.23

2. Permasalahan

Tidak adanya pengelompokan sesuai aktifitas, fungsi, dan karakter lahan

sehingga potensi lahan yang ada pada DTW Taman Bali Raja belum secara

optimal.

B. Tata Bangunan

1. Potensi

Penggunaan material dari batu padas hitam yang mendominasi pada

pelinggih-pelinggih di area pura, dengan ukiran Arsitektur Tradisional Bali, lihat

Gambar 2.24.

Gambar 2.23 Potensi lahan kosong disesuaikan dengan pengelompokan

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Page 20: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

27

2. Permasalahan

Bale Pesandekan sebagai bangunan pendukung yang terdapat di Nista

Mandala tidak selaras dalam penggunaan material seperti pelinggih-pelinggih

utama yang ada di area Utama Mandala dan Madya Mandala, lihat Gambar 2.25.

C. Sirkulasi dan Parkir

1. Potensi

Komponen sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan bermotor, street furniture)

dapat dipisahkan sehingga sirkulasi dan parkir akan menjadi efisien. Sirkulasi

untuk civitas kegiatan sakral dan kegiatan propan dapat dipisahkan. Penggunaan

Gambar 2.24 Penggunaan material batu padas dan ukiran

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.25 Bale Pesandekan yang belum menggunakan batu padas dan ukiran

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Page 21: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

28

jenis parkir dapat berupa parkir di luar jalan (off street parking) yang dalam

bentuk parkir terbuka, lihat Gambar 2.26

2. Permasalahan

Komponen sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan bermotor, street furniture)

masih menjadi satu sehingga efisiensi dalam sirkulasi tidak tercipta, parkir masih

pada badan jalan (on street parkir)

D. Ruang Terbuka

1. Potensi

Ruang terbuka pada DTW Taman Bali Raja menurut penggolongan ruang

terbuka menurut kegiatannya dapat dijadikan sebagai ruang terbuka aktif, karena

kegiatan didalamnya terkesan mengundang, sehingga akan dijadikan sebagai

tempat bermain, tempat rekreasi dan bersantai, lihat Gambar 2.27

Gambar 2.26 Lahan kosong untuk parkir

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.27 Ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Page 22: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

29

2. Permasalahan

Belum dimanfaatkannya ruang terbuka yang ada pada Taman Bali Raja dari

aspek aktifitas yang pernah ada, sehingga fungsi yang ada tidak menjadi optimal,

lihat Gambar 2.28.

E. Jalur Pejalan Kaki

1. Potensi

Jalur pejalan kaki pada DTW Taman Bali Raja dapat menggunakan tipe

jalur pejalan kaki yaitu jalur pedestrian penuh yang dirancang sepenuhnya untuk

pejalan kaki tanpa adanya kendaraan yang melintas, yang nantinya dirancang di

dalam kawasan taman. Jalur semi pedestrian pada area parkir dengan kecepatan

kendaraan 10 km/jam, lihat gambar 2.29

Gambar 2.28 pemanfaatan yang belum optimal pada ruang terbuka hijau

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Gambar 2.29 Jalur pedestrian penuh pinggir area persawahan

Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015

Page 23: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

30

2. Permasalahan

Tidak adanya keseimbangan antara penggunaan jalur pejalan kaki dengan

jalur kendaraan, masyarakat sekitar yang mengakses persawahan melalui DTW

Taman Bali Raja mengendarai kendaraannya pada jelur pejalan kaki sehingga

elemen yang digunakan pada jalur pejalan kaki tersebut mengalami kerusakan dan

kesan menarik dan nyaman pun tidak ada, lihat Gambar 2.30

F. Aktifitas Pendukung

1. Potensi

Aktifitas pendukung perlu diadakan di kawasan Pura Taman Narmada Bali

Raja,dan untuk menunjang kegiatan komersial di DTW Taman Bali Raja

nantinya, sehingga pada saat Piodalan Pengempon ,Pemedek dan pengunjung

dapat memanfaatkan semua aktifitas pendukung berupa fasilitas komersial yang

ada seperti warung, restoran, art shop. Aktifitas pendukung ini nantinya akan

dekat dengan jalur pejalan kaki dan ruang terbuka.

2. Permasalahan

Belum adanya aktifitas pendukung di kawasan pura seperti toilet, warung,

bale bengong. Sehingga pengadaan aktifitas pendukung tersebut nantinya akan

sangat bermanfaat bagi Pemedek Pura, Pengempon, dan pengunjung DTW Taman

Bali Raja.

Gambar 2.30 Kondisi jalur pejalan kaki yang sering dilalui kendaraan

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015

Page 24: BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon

31

G. Penandaan

1. Potensi

Penandaan pada DTW Taman Bali Raja sesuai kriteria perancangan sistem

petanda, penampilan petanda memiliki elemen dekoratif, penyajian lebih dari satu

bahasa, penempatan petanda pada dinding bangunan yang telah ada ataupun

dengan sendirinya.

2. Permasalahan

Petanda yang penempatannya tidak sesuai dengan faktor lingkungan sekitar

dan visual yang terkesan kurang, sehingga tidak terlihat dengan jelas penadaan

yang telah ada, lihat Gambar 2.31

Gambar 2.31Kondisi penandaan tapal batas Dusun Sidawa

Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015