bab ii (tinggal flowchart)
TRANSCRIPT
7/21/2019 BAB II (Tinggal Flowchart)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinggal-flowchart 1/5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Koligatif Larutan
Sifat larutan mempunyai hubungan erat dengan konsentrasi dari tiap
komponennya. Sifat-sifat larutan seperti rasa, warna, pH, dan kekentalan bergantung
pada jenis dan konsentrasi zat terlarut. Selain itu terdapat sifat fisika yang penting
lainnya dari larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi zat terlarut yang disebut
sifat koligatif.
Sifat koligatif adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada banyaknya
partikel zat terlarut, dan bukan pada jenisnya. Larutan-larutan yang mengandung
jumlah partikel terlarut sama akan memperlihatkan sifat koligatif yang sama,
meskipun jenis zat terlarutnya berbeda-beda.
Pengaruh jenis zat terlarut kecil sekali peranannya, selama zat itu tergolong non
elektrolit tak atsiri tak mudah menguap!, suatu zat yang tak membentuk ion dan tak
mempunyai tekanan uap yang nerarti. "ontoh zat-zat seperti ini adalah urea, gula,
etilen glikol dan gliserin. Pengukuran dari sifat-sifat koligatif dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi larutan, berat molekul zat terlarut atau sifat-sifat koligatif
lainnya #azid, $%%&!.
2.2 PenurunanTekanan Uap
'arena () * ) + ($ untuk larutan yang terdiri dari atas dua komponen, maka
hukum aoult dapat ditulis ulang sebagai
∆P) * P) + * + * -
adi, perubahan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat
terlarut. anda negati/e menyiratkan penurunan tekanan uap0 ekanan uap selalu
lebih rendah di atas larutan encer dibandingkan di atas perlarut lainnya 12toby,
dkk., $%%)!.
7/21/2019 BAB II (Tinggal Flowchart)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinggal-flowchart 2/5
2.3 Tekanan Osotik
Sifat koligatif terutama penting dalam biologi sel, sebab perannya yang penting
dalam transfor meolekul melalui membrane sel. 3embran seperti ini disebut
seiperea!le, yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan molekul
besar seperti protein dan karbohidrat. 3embran semipermeable misalnya selofan
biasa! dapat digunkan untuk memisahkan molekul pelarut kecil dari molekul zat
terlarut yang besar 12toby, dkk., $%%)!.
2." Penurunan Titik Beku
4ejala penurunan titik beku analog dengan dengan peningkatan kenaikan titik
didih, ika zat terlarut ditambahkan ke dalam larutan, tekanan uap pelarut turun dan
titik beku, yaitu suhu ketika kristal pertama pelarut murni muncul. Selisih
∆f * f 5 - f dengan demikian bertanda negatif, dan penurunan titik beku dapat
diamati 12toby, dkk., $%%)!.
2.# Kenaikan Titik $i%i&
Penguapan cairan terjadi karena beberapa molekul memiliki energi kinetik yang
cukup untuk keluar dari permukaan cairan melawan tekanan dari atmosfer sekitar.
ika cairan dipanaskan, suhu pada akhirnya akan mencapai di mana sejumlah besar
molekul memiliki energi yang cukup untuk mendorong kembali atmosfer. 6nergi
yang bebas dari cairan akan menjadi sama dengan energi pada uap. Sebagai hasilnya,
gelembung uap akan terbentuk melalui fase cair. ekanan dari dalam gelembung
setidaknya sama dengan tekanan atmosfer ditambah tekanan yang sangat kecil
karena berat cairan di atas gelembung. Proses penguapan di dalam cairan inidinamakan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan
eksternal di atas permukaan cairan dinamakan titik didih cairan 7illard dan
4oldberg, )89:!.
itik didih dari suatu cairan adalah temperatur di mana tekanan uap cairan sama
dengan tekanan atmosfer yang berlaku. 1leh karena itu, perubahan pada tekanan uap
cairan akan menyebabkan perubahan yang sesuai pada titik didih. ekanan uap
larutan yang mengandung zat terlarut non/olatil lebih rendah dari tekanan uap
7/21/2019 BAB II (Tinggal Flowchart)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinggal-flowchart 3/5
pelarut murni. Hal ini berarti lebih banyak panas yang dibutuhkan untuk
meningkatkan tekanan uap larutan untuk sama dengan tekanan atmosfer. 7engan
demikian, titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni Holt, dkk.,
$%%8!.
'onstanta molal titik didih ' b! adalah kenaikan titik didih pelarut dalam )
molal larutan yang memiliki zat terlarut yang non/olatil dan nonelektrolit. 'enaikan
titik didih dari ) molal larutan yang zat terlarutnya nonelektrolit dalam air telah
ditemukan dengan eksperimen yaitu %,&)o". 7engan demikian, konstanta molal titik
didih air adalah %,&)o";m. <ntuk pelarut yang berbeda, kenaikan titik didih dari )
molal larutan memiliki nilai yang berbeda juga Holt, dkk., $%%8!.
'enaikan titik didih = b! adalah perbedaan antara titik didih pelarut murni dan
larutan nonelektrolit dari pelarutnya dan hal tersebut secara langsung sebanding
dengan konsentrasi molal dari larutannya. 'enaikan titik didih dapat dirumuskan
sebagai berikut.
= b * ' b . m Holt, dkk., $%%8!
7i mana ' b dinyatakan dalam o";m, m dinyatakan dalam mol zat terlarut;kg
pelarut dan =b dinyatakan dalam o" .
Hasil eksperimen oult menunjukan bahwa 'enaikan titik didih larutan akan
semakin besar apabila konsentrasi molal! dari zat terlarut semakin besar. itik didih
larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan
penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil dibandingkan
titik beku pelarutnya.
Hal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat pelarut.
'enaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel;mol
terlarut khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya.ekanan uap suatu cairan bergantung pada banyaknya molekul di permukaan
yang memiliki cukup energi kinetik untuk lolos dari tarikan molekul-molekul
tetangganya. ika dalam cairan itu dilarutkan suatu zat, maka kini yang menempati
permukaan bukan hanya molekul pelarut, tetapi juga molekul zat terlarut. 'arena
molekul pelarut di permukaan makin sedikit, maka laju penguapan akan berkurang.
7engan pekataan lain, tekanan uap cairan itu turun. 3akin banyak zat terlarut, makin
besar pula penurunan tekanan uap Holt, dkk., $%%8!.
7/21/2019 BAB II (Tinggal Flowchart)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinggal-flowchart 4/5
2.' Aplikasi %ala In%ustri (Per!aikan $esain Proses Penulingan )in*ak Akar
+angi,
3inyak akar wangi adalah salah satu komoditas ekspor non migas >ndonesia.
Selama sekitar &% tahun sejak awal abad yang lalu >ndonesia merupakan
produsen;eksportir akar wangi terbesar dunia dan saat ini berada pada posisi ketiga
setelah Haiti dan ?ohn. 3inyak akar wangi vetiver oil ! dihasilkan melalui proses
penyulingan destilasi! akar wangi Vetiveria zizanioides! yang dilakukan oleh petani
dan industri kecil-menengah di daerah 4arut, awa ?arat
Hingga saat ini proses produksi minyak akar wangi >ndonesia menghadapi
masalah yang sangat serius mengingat mutunya yang rendah aroma dan
keseragarnan!, mutu rendemen yang belum optimal ) - $@!, dan waktu penyulingan
yang lama )$ - )A jam!. endahnya mutu dan rendemen minyak akar wangi
disebabkan oleh kondisi penyulingan yang diterapkan tidak tepat, akan tetapi
terpaksa ditempuh mengingat rnahalnya harga bahan bakar minyak sejak kenaikan
harga pada tahun )88:.
Penyelesaian masalah yang dihadapi industri penyulingan minyak akar wangi
di 4arut dapat dicapai jika ditemukan ino/asi teknologi berupa disain proses destilasi
yang menjamin tercapainya mutu produk yang diinginkan sekaligus tingkat efisiensi
energi, waktu penyulingan yang layak, serta rendemen yang lebih tinggi. Pendekatan
yang digunakan pada riset ini untuk menjawab tantangan ino/asi teknologi tersebut
adalah merancang proses destilasi yang didasarkan pada perbedaan titik didih
komponen-komponen minyak akar wangi dan pada kesetimbangan fasa air dan fasa
uap minyak akar wangi. >mplikasi dari pendekatan ini addah proses destilasi dengan
peningkatan tekanan operasi lcetel suling! $ - B bar dan laju alir uap air steam /low
rate! ) + $ liter;jam;kg bahan! secara bertahap sesuai dengan tahapan penguapan
komponen-komponen minyak akar wangi tersebut.
Penyulingan minyak akar wangi dengan menggunakan sistem direct steam
distillation penyulingan dengan sumber uap air dari boiler! menghasilkan rendemen
rata-rata lebih besar dari yang dilakukan oleh para penyuling minyak akar wangi di
garut yaitu Cnencapai B.$@. Daktu penyulingan pun lebih singkat yaitu hanya 8 jam.
7/21/2019 BAB II (Tinggal Flowchart)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinggal-flowchart 5/5
Eroma mninyak akar wangi yang dihasilkan tidak berbau gosong, dan berbeda
dengan >ninyak akar wangi yang dihasilkan penyuling rakyat di 4arut.
Peningkatan produksi dan harga jual minyak akar wangi >ndonesia diyakini
akan langsung berdanpak pada peningkatan lapangan kerja sekaligus kesejahteraan
bagi mnasyarakat petani clan pengrajin industry penyulingan akar wangi di 4arut,
awa ?arat utuarima, dkk., $%%:!