bab ii silsilah dan sejarah berdirinya tarikat ... tarikat syattariyah, tarikat sammaniyah, tarikat...

65
Universitas Indonesia BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT NAQSYABANDIYAH HAQQANI Tarikat Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarikat besar yang sudah ada di Indonesia selain dari Tarikat Qadiriyah, Tarikat Saziliyah, Tarikat Khalwatiyah, Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, dan Tarikat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah atau disingkat dengan TQN, dan sebagainya. Tarikat Naqsyabandiyah merupakan tarikat yang didirikan oleh seorang pemuka tasawuf terkenal, Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi. Beliau dilahirkan pada tahun 717 H di sebuah desa bernama Qashrul ‘Arifan, kurang lebih 4 mil dari Bukhara, Sovyet, Rusia, tempat lahir Imam Bukhari. Syekh Bahauddin Naqsyabandi wafat pada tahun 791 H (1391 M), dengan meninggalkan Tarikat Naqsyabandiyah yang tersebar luas di benua Asia dan Afrika. 1 Nama “Naqsyabandiyah” menurut Syekh Najmuddin Amir al-Kurdi dalam kitabnya Tanwīrul Qulub berasal dari dua buah kata bahasa Arab, “naqsy” dan band”. Kata “naqsy” artinya ukiran atau gambar yang dicap pada sebatang lilin atau benda lainnya, sedangkan kata band” artinya bendera atau layar besar. Jadi, kata “Naqsyabandi” maksudnya adalah ukiran atau gambar yang terlukis pada suatu benda, melekat, tidak dapat terpisah lagi, seperti tertera pada sebuah bendera atau spanduk besar. Dikatakan demikian, karena Syekh Bahauddin Naqsyabandi semasa hidupnya senantiasa berzikir mengingat Allah Swt., sepanjang waktu. Oleh karena sering berzikir itulah, seolah-olah di hatinya telah terukir lafaz “Allah” dan sudah melekat ketat dalam kalbunya. 2 Perkembangan Tarikat Naqsyabandiyah di Indonesia boleh dikatakan sangat pesat. Masuknya Tarikat Naqsyabandiyah ke Indonesia, berawal dari para pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Makkah. Syekh Yusuf Makassari (1626-1699) dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan Tarikat Naqsyabandiyah di 1 Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandiyah, Jakarta: Al-Husna Zikra, 1999, hal. 23. 2 Ibid, hal. 7. Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Upload: duongkhanh

Post on 06-Feb-2018

261 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

BAB II

SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT NAQSYABANDIYAH

HAQQANI

Tarikat Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarikat besar yang sudah ada di

Indonesia selain dari Tarikat Qadiriyah, Tarikat Saziliyah, Tarikat Khalwatiyah,

Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, dan Tarikat Qadiriyah

wa Naqsyabandiyah atau disingkat dengan TQN, dan sebagainya. Tarikat

Naqsyabandiyah merupakan tarikat yang didirikan oleh seorang pemuka tasawuf

terkenal, Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al-Bukhari

Naqsyabandi. Beliau dilahirkan pada tahun 717 H di sebuah desa bernama Qashrul

‘Arifan, kurang lebih 4 mil dari Bukhara, Sovyet, Rusia, tempat lahir Imam Bukhari.

Syekh Bahauddin Naqsyabandi wafat pada tahun 791 H (1391 M), dengan

meninggalkan Tarikat Naqsyabandiyah yang tersebar luas di benua Asia dan Afrika.1

Nama “Naqsyabandiyah” menurut Syekh Najmuddin Amir al-Kurdi dalam

kitabnya Tanwīrul Qulub berasal dari dua buah kata bahasa Arab, “naqsy” dan

“band”. Kata “naqsy” artinya ukiran atau gambar yang dicap pada sebatang lilin atau

benda lainnya, sedangkan kata band” artinya bendera atau layar besar. Jadi, kata

“Naqsyabandi” maksudnya adalah ukiran atau gambar yang terlukis pada suatu

benda, melekat, tidak dapat terpisah lagi, seperti tertera pada sebuah bendera atau

spanduk besar. Dikatakan demikian, karena Syekh Bahauddin Naqsyabandi semasa

hidupnya senantiasa berzikir mengingat Allah Swt., sepanjang waktu. Oleh karena

sering berzikir itulah, seolah-olah di hatinya telah terukir lafaz “Allah” dan sudah

melekat ketat dalam kalbunya.2

Perkembangan Tarikat Naqsyabandiyah di Indonesia boleh dikatakan sangat

pesat. Masuknya Tarikat Naqsyabandiyah ke Indonesia, berawal dari para pelajar

Indonesia yang menuntut ilmu di Makkah. Syekh Yusuf Makassari (1626-1699)

dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan Tarikat Naqsyabandiyah di

1 Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandiyah, Jakarta: Al-Husna Zikra, 1999, hal. 23.

2 Ibid, hal. 7.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 2: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

19

Nusantara.3 Setiap tarikat harus memiliki silsilah atau garis keguruan yang sampai

kepada Nabi Muhammad Saw. Tarikat Naqsyabandiyah, merupakan salah satu tarikat

mukhtabar, yaitu tarikat yang diakui dan patut dihormati karena garis keguruannya

sampai kepada Nabi Muhammad Saw. Berikut ini adalah bagan dari silsilah guru-

guru Naqsyabandiyah mengikuti garis Nabi Muhammad Saw. sampai kepada Syekh

Bahauddin Naqsyabandi:

Muhammad Saw.

Abu Bakar as-Shiddiq

Salman al-Farisi

Qāsim bin Muhammad bin A bi Bakar as-Shiddiq

Ja’far as-Shiddiq

Abu Yazid Thaifur al-Bistami

Abu al-Hasan al-Kharaqani

Abu ‘Ali al-Farmadzi

Abu Ya’qub Yusuf al-Hamadani

Abd. al-Khaliq al-Ghujdawani

‘Arif al-Riwgari

Mahmud Anjir Faghnawi

3 Sri Mulyati, et.al, Mengenal dan Memahami Tarikat-Tarikat Muktabarah di Indonesia, Jakarta:

Prenada Media, 2005, hal. 95.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 3: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

20

‘Azizan ‘Ali al-Ramitani

Muhammad Baba al-Sammasi

Amir Sayyid Kulal al-Bukhari

Muhammad Bahauddin Naqsyabandi.4

Dari bagan tersebut di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Tarikat

Naqsyabandiyah merupakan tarikat yang sudah ada sejak masa Abu Bakar as-Shiddiq

dan dilihat dari garis keguruannya masih berhubungan dengan Nabi Muhammad

Saw., kemudian turun-temurun sampai ke kepemimpinan Muhammad Bahauddin

Naqsyabandi.

Nama dalam suatu tarikat biasanya selalu dihubungkan dengan nama pendiri

atau nama dari mursyidnya, seperti yang dapat kita lihat pada Tarikat

Naqsyabandiyah yang berasal dari nama tokoh pendirinya yang kemudian setelah

meninggal, kedudukannya tersebut digantikan oleh murid-muridnya secara turun

temurun. Dengan bergantinya mursyid, maka nama tarikat tersebut juga mengalami

perubahan sesuai dengan nama tokoh pimpinan (mursyid) yang memimpin pada

tarikat tersebut. Seperti halnya yang akan penulis bahas dalam bab ini, yaitu Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani yang namanya diambil dari nama mursyidnya, yaitu Syekh

Nazim Adil al-Haqqani.

4 Ibid, hal. 114.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 4: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

21

2.2 Sejarah Berdirinya Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani

Pada dasarnya Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani berasal dari Tarikat

Naqsyabandiyah yang sudah ada sejak masa Abu Bakar as-Shiddiq5. Abu Bakar as-

Shiddiq merupakan sahabat Rasulullah Saw. yang paling setia. Ke mana pun

Rasulullah Saw. pergi, beliau selalu menemani, seperti halnya ketika Rasulullah Saw.

hijrah dari kota Makkah ke Madinah. Jadi, tidak mengherankan apabila Rasulullah

Saw. sangat menyayangi sahabatnya tersebut.

Ketika Rasulullah Saw. sedang menderita sakit keras, Abu Bakar as-Shiddiq

sudah ditunjuk oleh Rasulullah Saw. untuk menggantikan kedudukan Rasulullah

Saw. kelak sebagai khalifah pertama dalam Islam, apabila nanti Rasulullah Saw.

wafat. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan pula bahwa Abu Bakar as-Shiddiq

merupakan orang kedua dalam Islam setelah Rasulullah Saw. Rahasia spiritual dalam

Tarikat Naqsyabandiyah diturunkan oleh Nabi Muhammad Saw. kepada khalifah Abu

Bakar as-Shiddiq di dalam sebuah gua yang dikenal dengan nama gua Tsur. Pada

peristiwa itu, ketika berada di dalam gua, Nabi Muhammad Saw. pernah berkata

kepada Abu Bakar:

Tidak perlu untuk berhenti di gua ini, tapi suatu peristiwa penting terjadi di sini. Cahaya akar

pohon spiritual yang akan menyebar ke seluruh umat, yaitu Cahaya yang datang langsung dari

hadirat ilahi, akan muncul dari sini. Allah Swt. telah memerintahkanku untuk

menyalurkannya ke dalam hatimu dan ke seluruh pengikut Naqsyabandi Sufi.6

Akan tetapi, ketika itu tarīqah (jalan) ini belum disebut dengan nama “Tarikat

Naqsyabandiyah”, melainkan lebih dikenal dengan sebutan “Anak-anak Abu Bakar

as-Shiddiq” atau disebut juga dengan istilah as-Shiddīqiyah.7 Dalam hal transmisi

spiritual, Abu Bakar as-Shiddiq merupakan orang pertama yang memberi instruksi

5 Nama sebenarnya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta’im. Beliau

diberi gelar ‘Atiq, artinya yang paling sholeh dan dibebaskan dari api neraka, dan diberi kunyah Abu

Bakar, sedangkan gelar as-Shiddiq juga diberikan oleh Rasulullah karena beliau merupakan orang

kepercayaan Nabi Saw. lihat. Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad XX,

hal. 142. 6 Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, Silsilah Rantai Emas 1,Vol. 1, terj. Arief Hamdani, et al.,

Jakarta: Rabbani Sufi Institute of Indonesia, hal. 19. 7 Ibid.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 5: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

22

dalam metode membaca kalimat Lā ilāha illa Allāh yang keramat untuk memurnikan

hati dengan cara berzikir, dan sampai sekarang metode zikir tersebut masih dilakukan

dalam amalan-amalan Tarikat Naqsyabandiyah.8 Abu Bakar juga merupakan orang

pertama yang berani menghibahkan seluruh hartanya di jalan Allah Swt., demi

kelancaran dalam perjuangan Islam. Sejak Abu Bakar dibaiat dalam Tarikat

Naqsyabandiyah oleh Nabi Muhammad Saw., maka berdirilah Tarikat

Naqsyabandiyah yang keberadaannya masih tetap ada hingga sekarang ini.

Mengenai sejarah berdirinya Tarikat Naqsyabandiyah, dalam buku karya

Martin van Bruinessen yang berjudul Tarikat Naqsyabandiyah di Indonesia,

menyebutkan bahwa Abdul Khaliq al-Ghujdawani seringkali dianggap sebagai

pendiri pertama Tarikat Naqsyabandiyah. Dialah yang merumuskan delapan asas

latihan spiritual yang masih dianggap sebagai paling mendasar dalam Tarikat

Naqsyabandiyah ini. Delapan asas tersebut terdapat dalam tarikat pada abad ke-13

dan abad ke-14. Rincian mengenai asas-asas Naqsyabandiyah tersebut, banyak ditulis

di berbagai sumber, salah satu di antaranya dipaparkan oleh Ian Richard Netton,

adalah sebagai berikut: husy dar dam (keadaan sadar ketika bernapas), nazar bar

qadam (memperhatikan langkah), safar dan watan (perjalanan di kampung

halamannya). Maksudnya adalah intropeksi diri, berusaha untuk mengenal dan

merubah kualitas diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Khalwat dar anjuman (sepi

dalam keramaian), yard kard (mengingat atau menyebut), bāzgasht (memperbarui),

nigah dasyt (waspada), dan yāddāst (mengingat kembali).9

Asas-asas Tarikat Naqsyabandiyah tersebut berbahasa Persia, dan selama

berabad-abad tulisan tentang tarikat ini masih terus ditulis dalam bahasa Persia.

Abdul Khaliq al-Ghujdawani dan guru-guru setelahnya, yang semuanya tinggal di

Asia Tengah, secara kolektif terkenal dengan sebutan “khawajagan” yang berarti

‘para tuan guru’. Terkadang Yusuf al-Hamadani pun termasuk di antara khawajagan.

Pada periode khawajagan inilah Naqsyabandiyah memperoleh bentuk yang jelas

8Ibid, hal 38.

9 Ian Richard Netton, Sufi Ritual: The Parallel Universe, British: Curzon Press, 2000, hal. 77 et Seq.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 6: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

23

sebagai sebuah tarikat. Proses ini dianggap selesai dengan kegiatan yang dilakukan

Bahauddin Naqsyabandi.10

Nama Tarikat Naqsyabandiyah telah mengalami perubahan ketika silsilah

rantai emas Tarikat Naqsyabandiyah diwariskan kepada mursyid selanjutnya. Tarikat

Naqsyabandiyah pada masa Abu Bakar as-Shiddiq sampai masa Bayazid al-Bistami

dinamakan “as-Shiddīqiyah” atau disebut juga “Anak-anak Abu Bakar”. Dari masa

Bayazid sampai masa Sayyidina Abdul Khaliq al-Ghujdawani dinamakan “at-

Tayfuriyyah”. Dari masa Sayyidina Abdul Khaliq al-Ghujdawani sampai masa Syekh

Bahauddin Naqsyabandi dinamakan “Khawajaganiyah”. Dari masa Syekh Bahauddin

Naqsyabandi sampai masanya Sayyidina Ubaidullah al-Ahrar dan Sayyidina Ahmad

Faruqi, dinamakan “Naqsyabandiyah”. Sejak masa Sayyidina Ahmad al-Faruqi

sampai masa Syekh Khalid al-Baghdadi dinamakan “Naqsyabandi-Mujadiddiyah”.

Pada masa Sayyidina Khalid al-Baghdadi hingga masa Sayyidina Syekh Isma’il

Syirwani dinamakan “Naqsyabandiyah-Khalidiyyah”. Sejak masa Sayyidina Isma’il

Syirwani sampai masa Sayyidina Syekh ‘Abdullah ad-Daghestani dinamakan

“Naqsyabandiyah Daghestani”.11

Sekarang pada masa Syekh Nazim Adil al-Haqqani,

nama tarikat ini berubah menjadi “Naqsyabandiyah Haqqani”. Dengan ini, dari masa

kepemimpinan Syekh Nazim-lah kemudian muncul nama Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani yang diambil dari nama belakang Syekh Nazim Adil al-Haqqani. Perubahan

tersebut dilakukan setelah rahasia silsilah Tarikat Naqsyabandiyah diwariskan

kepadanya (Syekh Nazim).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani merupakan tarikat lanjutan dari para ulama sufi terdahulu sejak masa Abu

Bakar as-Shiddiq yang masih berhubungan dengan Nabi Muhammad Saw., hingga

sampai pada masa kepemimpinan Syekh Nazim Adil al-Haqqani. Hanya nama

tarikatnya yang sedikit berubah dengan menambahkan nama belakang mursyidnya

yang membimbing yang diletakkan di akhir nama tarikat tersebut. Perubahan nama

tarikat tersebut tidak hanya terjadi pada Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani, melainkan

10

Martin van Bruinessen, Tarikat Naqsyabandiyah di Indonesia, Bandung: Mizan, 1995, hal. 52. 11

Abdullah Mubarak, “Meditasi Sufistik pada Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani” (Skripsi Sarjana,

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia), Depok, 2008, hal. 20.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 7: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

24

terjadi juga pada tarikat-tarikat besar lainnya, seperti yang kita ketahui bahwa Tarikat

Qadiriyah yang namanya berasal dari Syekh Abdul Qadir Jailani, Tarikat Maulawiyah

berasal dari nama Maulana Jalaluddin Rumi, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Awal masuknya Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani ke Indonesia, nama tarikat

ini baru dikenal oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia. Meskipun demikian,

dalam dakwah dan pendekatannya kepada masyarakat melalui bidang seni musik dan

seni tari, yaitu tari Sema (whirling dervishes), Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani telah

berhasil menarik perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia hingga tidak sedikit

yang ingin bergabung dan dibaiat masuk ke dalam tarikat ini.

2.2.1 Silsilah Rantai Emas Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani

Garis keguruan dalam suatu tarikat memiliki peranan yang sangat

penting. Garis keguruan tersebut disebut dengan istilah “silsilah”. Martin van

Bruinessen dalam bukunya yang berjudul Tarikat Naqsyabandiyah di-

Indonesia, mengungkapkan bahwa “silsilah” merupakan hubungan nama-

nama yang sangat panjang atau disebut juga dengan istilah garis keguruan,

yang satu bertali dengan yang lain, biasanya tertulis rapi dalam bahasa Arab di

atas sepotong kertas, yang diserahkan kepada murid tarikat, sesudah ia

melakukan latihan dan amalan-amalan. Hal tersebut dianggap penting, sebab

bantuan kerohanian (tarikat) yang diambil dari guru-gurunya itu harus benar

dan silsilahnya tersebut harus berhubungan sampai Nabi Muhammad Saw.

Jika tidak, maka tarikat tersebut dianggap terputus dan bukan merupakan

warisan dari Nabi Muhammad Saw.12 Di samping itu, bersambungnya silsilah

tersebut merupakan indikator bahwa tarikat tersebut dianggap mukhtabar

(yang patut dihormati).13

12

Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarikat, Solo: Ramadani, 1995, hal. 97. 13

Mulyati, et al., op. cit., hal. 27.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 8: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

25

Berdasarkan dari silsilah yang ada, rangkaian antara guru dan murid

pada suatu tarikat tidak selamanya saling mengenal dan berasal dari murid

langsung dari guru pendahulunya. Seperti yang kita lihat pada bagan silsilah

di bawah ini bahwa terdapat dua rangkaian yang berurutan antara guru dan

murid, ada yang tidak saling mengenal satu sama lain, dikarenakan beberapa

hal, di antaranya mereka tidak hidup dalam satu zaman, atau mereka hidup di

zaman yang sama, tetapi mereka tidak pernah bertemu selama hidupnya. Oleh

karena itulah, mereka dikenal dengan istilah barzakhi atau uwaisy14

. Adapun

ilmu yang didapat oleh gurunya tersebut dipercaya diperolehnya melalui

pertemuan di alam ruhani, yakni bukan pertemuan di alam sebenarnya.

Silsilah Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani dimulai dari Abu Bakar as-

Shiddiq hingga sampai kepada Syekh Nazim Adil al-Haqqani. Sebelumnya,

penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

keguruannya dari Nabi Muhammad Saw. sampai kepada Syekh Bahauddin

Naqsyabandi. Pada pembahasan kali ini, penulis akan memaparkan silsilah

Tarikat Naqsyabandiyah yang hubungannya dimulai dari Nabi Muhammad

Saw., hingga sampai kepada Syekh Nazim Adil al-Haqqani dengan nama

tarikatnya, Naqsyabandiyah Haqqani. Jumlah keseluruhan mursyid pada

Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani sebanyak empat puluh mursyid. Rangkaian

guru dan murid tersebut kemudian dikenal dengan sebutan “Silsilah Rantai

Emas Naqsyabandiyah Haqqani”. Silsilah tersebut dapat digambarkan dalam

bentuk bagan sebagai berikut:

14

Barzakhi, karena pembaiatan ternyata berasal dari alam barzah, alam antara, yaitu tempat

bersemayamnya ruh orang yang meninggal sebelum datangnya hari kebangkitan. Istilah Uwaisy

berasal dari nama Uwais al-Qarani, seorang Yaman yang sezaman dengan Nabi Muhammad Saw.,

yang tidak pernah berjumpa dengan Nabi Saw. ketika beliau masih hidup, tetapi dipercaya telah

diislamkan oleh ruh Rasulullah Saw. setelah beliau wafat. lihat Bruinessen, Tarikat Naqsyabandiyah

di Indonesia, hal. 49.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 9: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

26

Muhammad Saw.

Abu Bakar as-Shiddiq

Salman al-Farisi

Qāsim bin Muhammad bin Abi Bakar as-Shiddiq

Ja’far as-Shiddiq

barzakhi

Abu Yazid Thaifur al-Bistami

barzakhi

Abu al-Hasan al-Kharaqani

Abu ‘Ali al-Farmadzi

Abu Ya’qub Yusuf al-Hamadani

barzakhi

Abdul al-Khaliq al-Ghujdawani

‘Arif al-Riwgari

Mahmud Anjir Faghnawi

‘Azizan ‘Ali al-Ramitani

barzakhi

Muhammad Baba al-Sammasi

Amir Sayyid Kulal al-Bukhari

Muhammad Bahauddin Naqsyabandi

Ala’uddin al-Bukari al-‘Attar

Yaqub al-Charkhi

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 10: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

27

Ubaidullah al-Ahrar

Muhammad az-Zahid

Darwisy Muhammad

Muhammad Khwaja al-Amkanaki

Muhammad al-Baqi bi-l-Lah

Ahmad al-Faruqi asy-Shirhindi

Muhammad al-Ma’sum

Muhammad Syaifuddin al-Faruqi al-Mujaddidi

As-Sayyid Nur Muhammad al-Badawani

Syamsuddin Habib Allah

Abdullah ad-Dahlawi

Khalid al-Baghdadi

Ismail Muhammad asy-Syirwani

Khas Muhammad asy-Syirwani

Muhammad Effendi al-Yaraghi

Jamaluddin al-Ghumuqi al-Husayni

Abu Ahmad as-Sughuri

Abu Muhammad al-Madani

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 11: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

28

Syarafuddin ad-Daghestani

Abdullah al-Fa’iz ad-Daghestani

Muhammad Nazim Adil al-Haqqani.15

Berdasarkan bagan di atas, terdapat beberapa hubungan yang bersifat barzakhi

yang dapat dibedakan berdasarkan angka tahun wafatnya para syekh waliullah

tersebut. Dilihat dari silsilah gurunya, Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani

bukanlah tarikat sembarangan, sebab tarikat tersebut memiliki silsilah guru

atau mursyid yang jelas dan masih ada hubungannya dengan Nabi

Muhammad Saw16

.

Selama perjalanan spiritualnya, Nabi Muhammad Saw. didampingi

oleh sahabatnya yang selalu setia menemaninya, yaitu Abu Bakar as-Shiddiq.

Nabi Muhammad Saw. mempercayai Abu Bakar as-Shiddiq untuk memegang

tarikat ini, hingga akhirnya Abu Bakar as-Shiddiq dibaiat dalam Tarikat

Naqsyabandiyah. Setelah dibaiat, Abu Bakar as-Shiddiq lalu memanggil dan

mengumpulkan seluruh syekh dan wali Naqsyabandiyah atas perintah Nabi

Muhammad Saw. Syekh pada Tarikat Naqsyabandiyah tersebut merupakan

orang-orang pilihan yang kelak akan menggantikan kedudukan Abu Bakar as-

Shiddiq. Para syekh Tarikat Naqsyabandiyah dipertemukan dan dibaiat

(inisiasi) secara spiritual, yakni di alam ruh. Inilah yang disebut dengan istilah

barzakhi, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.

Silsilah atau garis keguruan pada Tarikat Naqsyabandiyah sepeninggal

Abu Bakar as-Shiddiq, dipegang oleh mursyid urutan ketiga, yaitu Salman al-

Farisi. Beliau berasal dari keluarga Zoroastrian. Perjalanan spiritual yang

dialami oleh Salman al-Farisi cukup panjang. Sebelum menganut agama

15

Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, op. cit., hal. 116. 16

Berdasarkan silsilah keluarganya, Nabi Muhammad Saw. merupakan keturunan Nabi Ibrahim as.

Nama aslinya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hashim. Beliau dilahirkan

pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal / 570 H, yang saat itu dikenal dengan tahun Gajah. lihat

Hamdani, Silsilah Rantai Emas-1, Vol. 1, hal. 10.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 12: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

29

Islam, beliau sempat masuk ke dalam agama Nasrani. Ketika Salman al-Farisi

bertemu dengan Rasulullah Saw., ia kemudian menganut agama Islam.

Salman al-Farisi sering mengikuti Nabi Muhammad Saw. dalam berbagai

peperangan, seperti halnya pada saat perang Badar, perang Uhud, dan perang-

perang lainnya.

Salman al-Farisi juga memainkan peran dalam suatu perang yang

bernama perang Khandaq. Dalam perang tersebut, beliau memberikan saran

kepada Rasulullah Saw. untuk membuat parit di sekeliling kota Madinah.

Rahasia Tarikat Naqsyabandiyah ini berada di bawah bimbingan Salman al-

Farisi sampai beliau wafat dan kemudian rahasia tersebut ia turunkan kepada

cucu laki-laki dari Abu Bakar as-Shiddiq yang bernama Qāsim bin

Muhammad bin Abu Bakar as-Shiddiq. Beliau merupakan salah satu dari

tujuh ahli hukum terkenal di kota Madinah. Dilihat dari silsilah keluarganya,

ibunya merupakan puteri dari seorang raja Persia yang terakhir yang bernama

Yazdagir dan ia juga sekaligus keturunan dari Abu Bakar as-Shiddiq. Dalam

usianya yang ke-70 tahun, Qāsim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Shiddiq

meninggal dunia.17

Setelah kematian Qāsim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Shiddiq,

rahasia Tarikat Naqsyabandiyah kemudian ia wariskan kepada Ja’far as-

Shiddiq (w. 148/765) yang juga merupakan masih keturunan Khalifah Abu

Bakar as-Shiddiq. Kemudian di bawah Jafar as-Shiddiq ada Abu Yazid al-

Bistami. Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Taifur bin ‘Isa al-Bustami. Ia

lahir di Bistam, Persia, pada tahun 874 M dan meninggal dalam usia 73

tahun.18

Banyak ulama Muslim pada masanya dan setelah itu mengatakan

bahwa Bayazid al-Bistami adalah orang pertama yang menyebarkan realitas

kenihilan (fanā’), dan diikuti oleh baqā’. Bahkan ulama yang paling disiplin,

Ibn Taymiyya yang hidup diabad ke-7, mengagumi Bayazid karena hal ini dan

17

Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, op. cit., hal. 51. 18

Abuddin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf: Dirasah Islamiyah IV, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2001, hal. 174.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 13: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

30

menganggapnya sebagai salah satu gurunya. Mengenai hal ini, Ibn Taymiyya

berpendapat bahwa ada dua kategori ke-fanā’-an, satu ditujukan untuk yang

sempurna yaitu Nabi Muhammad Saw. dan para wali Naqsyabandiyah. Satu

kategori lagi ditujukan untuk para pencari cinta di antara para wali dan orang

shaleh. Menurutnya, Bayazid al-Bistami berasal dari kategori yang pertama

yang mengalami fanā’, yang artinya penolakan utuh semua hal kecuali

Tuhan.19

Dengan tercapainya fanā’ dan baqā’, maka sampailah Abu Yazid

kepada al-Ittihad. Dalam tingkatan seorang sufi merasa bahwa dirinya telah

menyatu dengan Tuhan dan yang disadari adalah wujud Tuhan.20

Abu Yazid diperkirakan belum pernah bertemu dengan guru-guru

sebelumnya, terutama guru-gurunya yang hidup di Irak. Sementara beliau

sendiri hidup di Khuzistan (Iran) bagian Timur Laut dan belum pernah pergi

ke Irak tempat guru-guru sebelumnya tinggal. Kedudukan Abu Yazid dalam

silsilah rantai emas Tarikat Naqsyabandiyah kemudian dilanjutkan oleh

khalifahnya yang bernama Abu Hasan al-Harqani. Beliau berasal dari daerah

yang sama dengan Abu Yazid al-Bistami. Beliau juga termasuk salah satu

mursyid dari silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang bersifat barzakhi. Diduga

ilmu tasawuf yang dianut oleh Abu Hasan al-Harqani memiliki kesamaan

dengan ilmu tasawuf yang dianut oleh Abu Yazid. Dalam hal ini, Abu Hasan

al-Harqani menganggap bahwa dirinya sebagai pewaris spiritual dari Abu

Yazid, dan Naqsyabandi yang belakangan percaya bahwa ia telah menerima

pelajaran secara barzakhi dari pendahulunya. Abu Ali Farmadi juga

merupakan guru dari Ahmad al-Ghazali. Selain itu, ia juga memiliki murid

yang bernama Abu Ya’qub Yusuf al-Hamadani21

. Silsilah barzakhi tersebut

19

Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, op. cit., hal. 61. 20

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 2002, hal. 83. 21

Yusuf al-Hamadani dilahirkan di Hamadan (Iran Barat). Awalnya ia menuntut ilmu di bidang ilmu

Fiqh Syai’I di kota Baghdad. Namun, tidak lama kemudian ia meninggalkan bidang ilmu tersebut

dan mengabdikan dirinya sepenuhnya dalam bidang tasawuf. Dengan demikian, tidak heran jika ia

menghabiskan seluruh waktunya bersama guru-guru di Hamadan dan Asia Tengah. Dua orang Sufi

yang kemudian mengakuinya sebagai guru mereka, yakni Abdul al-Khaliq al-Ghujdawani dan

Ahmad Yesevi, cikal bakal berdirinya Tarikat Yeseviyah dan Tarikat Bektasiyah di Turki. lihat

Bruinessen, Tarikat Naqsyabandiyah di Indonesia, hal. 51.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 14: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

31

bersambung kepada Abdul Khaliq al-Ghujdawani dan terus bersambung

sampai kepada Syekh Bahauddin Naqsyabandi.22

Syekh Bahauddin mempelajari rahasia Tarikat Naqsyabandiyah

melalui guru pertamanya yang bernama Syekh Muhammad Baba al-Sammasi.

Selain itu, ia juga memiliki guru spiritual lainnya dari tarikat ini yaitu Syekh

Sayyid Amir Kulal al-Bukhari. Setelah Bahauddin wafat, silsilah tarikat ini

kemudian dilanjutkan oleh salah satu murid Syekh Bahauddin Naqsyabandi,

yaitu Alauddin Atthar. Beliau dikenal sebagai buah dari pohon pengetahuan

ilahi, kehidupan dari pengetahuan spiritual penghapus kegelapan, pemandu

para bangsawan dan orang-orang kebanyakan, pemandu terbaik yang

menerangi jalan menuju kehadirat ilahi. Atthar diangkat oleh Syekh

Bahauddin Naqsyabandi menjadi menantunya dengan menikahi puteri dari

Syekh Bahauddin Naqsyabandi.23 Setelah Atthar meninggal dunia, silsilah

rantai emas Naqsyabandiyah ini ia wariskan kepada salah satu dari sekian

banyak khalifahnya yang bernama Syekh Ya’qub Charqi.

Syekh Ya’qub al-Charqi dilahirkan di kota Jarkh, sebuah wilayah di

luar kota besar bernama Garnin yang terletak di antara dua buah kota yaitu

Kandahar dan Kabul, di Transoxiana.24

Syekh Ya’qub Charqi memiliki murid

yang bernama Ubaidullah al-Ahrar. Setelah Ubaidullah al-Ahrar, silsilah guru

rantai emas selanjutnya diturunkan kepada Darwisy Muhammad. Kemudian

dilanjutkan lagi oleh puteranya yang bernama Muhammad Khwaja al-

Amkanaki. Sesuai dengan namanya, beliau dilahirkan di desa yang bernama

Amkana, yakni sebuah desa yang terletak di kota Bukhara. Setelah wafat,

rahasia tarikat ini ia wariskan kepada Syekh Muayyiduddin Muhammad al-

Baqi Billah. Beliau masuk ke dalam Tarikat Naqsyabandiyah dan dibaiat

dalam tarikat ini oleh Syekh Muhammad Khwaja al-Amkanaki.

22

Ibid. 23

Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, Silsilah Rantai Emas-2, Vol.2, terj. Arief Hamdani, et al.,

Jakarta: Rabbany Sufi Institute of Indonesia, hal. 56. 24

Ibid, hal. 66.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 15: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

32

Muhammad Baqi-Billah kemudian mewarisi silsilah tarikat ini kepada

Ahmad Faruqi asy-Shirhindi, yakni salah seorang syekh dari Tarikat

Naqsyabandiyah yang berasal dari daerah yang bernama Shirhindi atau

Lahore, sekarang Pakistan. Beliau adalah syekh empat jalan sufi:

Naqsyabandiyah, Qadiriyah, Qhistiyah, dan Suhrawardi. Kemudian beliau

lebih memilih Naqsyabandiyah karena beliau berkata bahwa Naqsyabandiyah

adalah “ibu dari semua jalan sufi”. Beliau meninggal pada tanggal 17 Safar

1034 H / 1624 M, pada usia 63 tahun.25

Setelah itu, Ahmad Faruqi asy-

Shirhindi memberikan rahasia Tarikat Naqsyabandiyah ini kepada Syekh

Muhammad Ma’sum. Silsilah tarikat ini terus berlanjut hingga sampai kepada

Syekh Abdullah Faiz ad-Daghestani, kemudian ia turunkan lagi kepada

generasi penerusnya, yaitu Syekh Nazim Adil al-Haqqani dengan

menambahkan nama belakang di akhir nama tarikatnya menjadi Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani.26

Perjalanan spiritual yang ditempuh oleh Syekh

Nazim Adil al-Haqqani akan diulas secara khusus pada pembahasan

berikutnya.

2.2.2 Sejarah Masuknya Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani Ke Indonesia

Tarikat Naqsyabandiyah adalah sebuah tarikat yang mempunyai

dampak dan pengaruh yang sangat besar kepada masyarakat muslim di

berbagai wilayah yang berbeda-beda. Tarikat ini pertama kali berdiri di Asia

Tengah kemudian meluas ke Turki, Suriah, Afganistan, dan India. Secara

organisasi, aspek penting dari tarikat ini adalah afiliasi spiritualnya dengan

khalifah pertama Abu Bakar as-Shiddiq. Bahauddin Naqsyabandi sebagai

25

Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, Silsilah Rantai Emas-3, Vol.3, terj. Yayasan Haqqani

Indonesia; Yayasan Rabbani Sufi Institute of Indonesia, Jakarta: Rabbani Sufi Institute of Indonesia,

hal. 37. 26

Mengenai riwayat hidup para Syekh Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani secara lengkap, lihat Silsilah

Rantai Emas Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani, Vol.1 sampai dengan Vol.4.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 16: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

33

tokoh pendiri tarikat ini, dalam menyebarkan tarikatnya melalui tiga orang

muridnya yang bernama Ya’qub Charqi, Alauddin Atthar, dan Muhammad

Parsa. 27 Kemudian masing-masing dari tiga orang murid Syekh Bahauddin

tersebut memiliki beberapa orang murid lagi, begitu seterusnya.

Salah satu diantara murid-muridnya tersebut, yang paling menonjol

adalah Ubaidullah al-Ahrar. Beliau tidak lain adalah murid dari Ya’qub

Charqi. Hal yang membedakan dari Ubaidullah Ahrar dengan para Syekh

Naqsyabandi sebelumnya adalah pola yang digunakan Ubaidullah ketika

menyebarkan ajaran Tarikat Naqsyabandiyah, yaitu melalui pendekatan

politik dan menjalin hubungan baik dengan kalangan penguasa. Kemudian

setelah itu, muncul cabang-cabang dari Tarikat Naqsyabandiyah.28

Pola penyebaran yang digunakan oleh Ubaidullah Ahrar tersebut

kemudian diikuti oleh Syekh Tarikat Naqsyabandi pada generasi selanjutnya.

Dengan cara demikian, Ubaidullah Ahrar mampu memperoleh daerah

kekuasaan yang cukup luas, termasuk kedatangannya hingga sampai ke

Indonesia saat ini. Hanya saja, masuknya Tarikat Naqsyabandiyah ke

Indonesia bukan dibawakan langsung oleh Ubaidullah Ahrar secara langsung.

Tentunya hal tersebut dilakukan lagi oleh syekh Tarikat Naqsyabandiyah pada

generasi selanjutnya.

Kehadiran Tarikat Naqsyabandiyah di Indonesia sudah ada sejak dua

abad sebelum Belanda mengenalnya untuk pertama kali—kendatipun bentuk

tarikat tersebut mungkin berbeda.29

Akan tetapi, hal tersebut tidak diketahui

dengan pasti sebenarnya siapa yang pertama kali membawa dan

memperkenalkan ajaran Tarikat Naqsyabandiyah ke Indonesia. Berdasarkan

sumber yang diperoleh penulis, dikatakan bahwa masuknya Tarikat

Naqsyabandiyah ke Indonesia diperkenalkan oleh Syekh Yusuf Makassar

(1626-1699). Dikatakan demikian, karena sewaktu hidup ia merupakan orang

27

Mulyati, et al., op. cit., hal. 91 et Seq. 28

Ibid. 29

Bruinessen, op. cit., hal. 34.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 17: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

34

pertama yang menulis tentang Tarikat Naqsyabandiyah.30

Maka dari itu,

beliau dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan Tarikat

Naqsyabandiyah ke Nusantara.

Berdasarkan silsilah keluarganya, Syekh Yusuf Makassar memiliki

ikatan darah dengan keluarga raja, yakni sebuah kerajaan kecil yang berada di

daerah Sulawesi Selatan yang bernama Kerajaan Islam Gowa. Syekh

Makassar dilahirkan di Makassar pada tahun 1626 M. Pada tahun 1644 dalam

usianya yang relatif masih sangat muda ia pergi ke Yaman31

dan diteruskan ke

Mekkah lalu Madinah untuk menuntut ilmu dan naik haji.32

Sepulangnya dari

negara Arab, Syekh Yusuf Makassar pulang ke Indonesia. Tujuan

kepulangannya ke Indonesia saat itu, bukan menuju ke kota kelahirannya.

Melainkan ia pergi ke wilayah Jawa Barat, tepatnya di kota Banten. Di kota

tersebut, ia menikahi seorang puteri Sultan Agung Tirtayasa yang berkuasa di

wilayah Banten saat itu.

Kehadiran Syekh Yusuf di Banten sangat berpengaruh sekali terhadap

perkembangan wilayah tersebut, terutama di bidang pendidikan. Dengan

usahanya yang keras, Syekh Yusuf mampu mengangkat nama baik Banten

sebagai pusat pendidikan Islam. Sehingga banyak para pelajar dari berbagai

wilayah di Indonesia berbondong-bondong ke kota itu untuk menuntut ilmu di

sana. Sejak saat itulah Syekh Yusuf memperoleh kepercayaan yang lebih dari

Sultan Banten dan kemudian menjadi salah satu penguasa wilayah tersebut.

Syekh Yusuf memimpin ribuan pasukan yang saat itu tengah berjuang

melawan penjajahan Belanda. Akan tetapi, kekuatan yang dimilikinya, tidak

30

Kebanyakan risalah-risalah dan surat-surat yang secara pasti ditulis oleh Syekh Yusuf ditulis dalam

bahasa Arab; beberapa karyanya sendiri dan beberapa lainnya yang didasarkan pada ajaran-

ajarannya juga dijumpai dalam bahasa Bugis. lihat Martin van Bruinessen, hal 36. 31

Setibanya di Yaman, beliau mempelajari Tarikat Naqsyabandiyah lewat seorang syekh Arab terkenal

yang bernama Muhammad ‘Abdl al-Baqi. Belakangan di Madinah beliau juga belajar Tarikat

Naqsyabandiyah kepada tokoh terkenal lainnya, Ibrahim al-Kurani, tetapi ia menyebut gurunya yang

satu ini hanya sebagai seorang Syekh Tarikat Syattariyah. Yusuf belajar kepada berbagai guru lain di

Makkah dan Madinah, dan mengadakan perjalanan hingga Damaskus. Di sini ia dibaiat masuk ke

dalam Tarikat Khalwatiyah. Seluruhnya, ia menghabiskan usia selama seperempat abad di negeri

Arab, dan menurut pengakuannya, ia telah mempelajari berbagai macam tarikat yang lain. lihat,

Bruinessen, hal. 34. 32

Sri Mulyati, et al., op. cit., hal. 96.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 18: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

35

sebanding dengan jumlah pasukan Belanda saat itu, hingga akhirnya Syekh

Yusuf berhasil ditawan oleh penjajah Belanda hingga ia wafat. Setelah Syekh

Yusuf wafat, Tarikat Naqsyabandiyah makin berkembang hingga ke berbagai

wilayah di Nusantara. Di Indonesia sendiri terdapat banyak macam-macam

tarikat besar, beberapa di antaranya adalah Tarikat Qadiriyah wa

Naqsyabandiyah yang didirikan oleh Syekh Ahmad Khatib Sambas, Tarikat

Qadiriyah yang didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani, Tarikat

Naqsyabandiyah yang kita ketahui telah didirikan oleh Syekh Bahauddin

Naqsyabandi yang memiliki cabang-cabang lagi yang berkembang di penjuru

tanah air.

Berawal dari Tarikat Naqsyabandiyah yang selanjutnya turun temurun

dari satu mursyid ke mursyid berikutnya dengan nama tarikat yang berbeda-

beda yang disesuaikan dengan nama mursyid yang memimpin saat itu.

Silsilah guru Tarikat Naqsyabandiyah sekarang, sampai kepada

kepemimpinan Syekh Nazim Adil al-Haqqani dengan nama tarikatnya yaitu

Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani yang saat ini mulai dikenal oleh sebagian

besar masyarakat Indonesia dengan ciri khasnya yang dimiliki, yaitu zikir

dengan menggunakan musik dan juga terdapat tari Sema di dalamnya. Di

samping Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani, juga masih banyak lagi tarikat-

tarikat besar lainnya yang ada di Indonesia dengan metode dakwah dan zikir

yang berbeda-beda.

Kedatangan Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani ke Indonesia dibawa

dan diperkenalkan oleh Maulana Syekh Muhammad Hisham Kabbani ar-

Rabbani. Syekh Muhammad Hisham Kabbani adalah seorang ulama dan

syekh sufi yang berasal dari Lebanon. Berdasarkan dari silsilah keluarganya,

beliau masih keturunan Rasulullah Saw. Syekh Hisham tidak lain merupakan

khalifah (wakil), sekaligus menantu Syekh Nazim Adil al-Haqqani. Sejak usia

15 tahun, beliau telah menemani Syekh Abdullah ad-Daghestani dan Syekh

Muhammad Nazim Adil al-Haqqani, syekh agung Tarikat Naqsybandiyah.

Pada tahun 1991, Syekh Hisham diperintahkan oleh Syekh Nazim al-Haqqani

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 19: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

36

untuk pindah ke Amerika dan mendirikan Yayasan Tarikat Naqsyabandiyah di

sana. Sejak saat itu, beliau telah membuka 13 pusat sufi di Kanada dan

Amerika Serikat.33

Maulana Syekh Hisham memperkenalkan Tarikat Naqsyabandiyah ke

Indonesia bermula ketika masyarakat Indonesia mengikuti kajian yang

diadakan oleh Tarikat Naqsyabandiyah di Amerika Serikat. Sejak saat itulah,

muncul keinginan Maulana Syekh Hisham untuk menyebarkan Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani ke Indonesia dan ingin membuka hubungan baik

dengan Indonesia di bidang spiritual Islam, yakni dengan mendirikan

beberapa zawiyah Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani di Indonesia. Kemudian

pada tanggal 5 April 1997, Syekh Hisham berkunjung ke Indonesia dan

kemudian mendirikan zawiyah Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani yang saat ini

sudah tersebar di penjuru tanah air Indonesia. Berdasarkan penuturan Presiden

Haqqani Indonesia, zawiyah Naqsyabandiyah Haqqani yang tersebar di

Jakarta sebanyak sepuluh zawiyah. Selain di Jakarta juga tersebar di wilayah

Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Papua, pulau Sumatra, pulau

Bali, dan masih banyak lagi.34

Selain itu, Syekh Hisham juga mendirikan Yayasan Haqqani Sufi

Institute of Indonesia di Jakarta. Kemudian pada tahun 2004, Syekh Hisham

datang lagi ke Indonesia untuk mendirikan yayasan yang kedua, yaitu

Yayasan Rabbani Sufi Institut Indonesia. Sampai saat ini, Syekh Hisham

memiliki ribuan murid Naqsyabandiyah Haqqani di beberapa wilayah

Indonesia, yang semuanya terwadah dalam suatu keluarga besar Jamaah

33 Dikutip dari website resmi Yayasan Haqqani Sufi Indonesia atas anjuran Arief Hamdani (Presiden

Haqqani Sufi Institut Indonesia), tentang “Maulana Syekh Hisham Kabbani al-Haqqani ar-Rabbani

q.s”., <http://www. naqsybandi.web.id/tentang/syekh-hisham>, diakses pada tanggal 23 Mei 2009,

pukul 17:09 wib. 34

Penjelasan Arief Hamdani tentang “Sejarah Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani”, melalui email:

[email protected]., yang diakses pada tanggal 25 Mei 2009, pukul 18:44 wib.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 20: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

37

Tarikat Naqsyabandi al-Haqqaniyah yang dalam keorganisasiannya dikelola

oleh Yayasan Haqqani Indonesia.35

2.3 Perjalanan Spiritual Mursyid Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani

Syekh Nazim Adil al-Haqqani merupakan seorang mursyid keempat puluh

dari silsilah Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani. Beliau dilahirkan di Larnaka, Ciprus,

pada hari ahad, tanggal 21 April 1922 atau 26 Sya’ban 1340 H. Beliau berasal dari

keluarga terhormat dan merupakan mursyid urutan keempat puluh dari Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani. Dari sisi ayahnya, beliau adalah keturunan Syekh Abdul

Qadir Jailani36

, sedangkan dari pihak ibu, beliau merupakan keturunan dari Maulana37

Jalaluddin Rumi yang juga merupakan keturunan Hasan dan Husein ra, cucu dari

Nabi Muhammad Saw., sekaligus sebagai pendiri Tarikat Maulawiyah.38

Syekh Nazim mempelajari dan mengenal ilmu spiritual dari kakeknya sendiri

yang ia peroleh sejak ia masih kecil. Ia mempelajari ilmu spiritual pada malam hari,

siang harinya beliau menuntut ilmu umum di sekolahnya. Selama menuntut ilmu,

Syekh Nazim mampu meraih prestasi yang sangat tinggi. Prestasinya tersebut ia

peroleh bukan di bidang spiritualitas saja, melainkan juga di sekolah dan di perguruan

35

Dikutip dari website resmi Yayasan Haqqani Sufi Indonesia atas anjuran Arief Hamdani (Presiden

Haqqani Sufi Institut Indonesia), tentang “Maulana Syekh Hisham Kabbani al-Haqqani ar-Rabbani

q.s”., <http://www. naqsybandi.web.id/tentang/syekh-hisham>, diakses pada tanggal 23 Mei 2009,

pukul 17:20 wib. 36

Syekh Abdul Qadir Jailani adalah pendiri Tarikat Qadiriyah. Beliau dilahirkan di desa Naif kota

Gilan tahun 470 H /1077 M., yaitu wilayah yang terletak 150 km Timur Laut Baghdad. Syekh Abdul

Qadir meninggal di Baghdad pada tahun 561 H/1166 M. beliau merupakan wali besar yang

menduduki tingkat kewalian yang tinggi. Nama lengkap dan silsilahnya sampai ke Nabi Muhammad

Saw. Lihat Mulyati, et al., Mengenal dan Memahami Tarikat-Tarikat Muktabarah di Indonesia, hal.

26 et Seq. 37

Maulana dalam bahasa Arab berarti “tuan kami”. Lafal Turki Mevlana (Baca: Mewlana) yang

memiliki arti “guru kami”. Kata tersebut merupakan nama penghormatan yang diberikan kepada

guru sufi dan juga digunakan sebagai nama Tarikat yang didirikan Jalaluddin Rumi, yakni Tarikat

Maulawiyah. 38

Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, Silsilah Rantai Emas-4, Vol.4, terj. Arief Hamdani, et al.,

Jakarta: Rabbany Sufi Institute of Indonesia, hal. 88.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 21: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

38

tinggi tempat ia menimba ilmu hingga memperoleh nilai yang sangat tinggi di

bidangnya.

Ketika tinggal di Turki, Syekh Nazim bertemu dengan guru spiritual

pertamanya yang bernama Syekh Sulaiman Arzurumi39

, yang merupakan syekh dari

Tarikat Naqsyabandiyah yang meninggal pada tahun 1368 H / 1948 M.40 Melalui

beliaulah, Syekh Nazim memperoleh pengetahuan lebih disamping ilmu tentang

Tarikat Maulawiyah dan Tarikat Qadiriyah yang ia peroleh dari kakeknya, Syekh

Abdul Qadir Jailani.

Setelah beberapa lama tinggal bersama dan menuntut ilmu dari Syekh

Sulaeman dan Syekh Jamaluddin al-Lasuni, Syekh Nazim kemudian diutusnya pergi

ke Damaskus untuk berguru dengan Syekh Abdullah ad-Daghestani, yang tidak lain

adalah guru spiritual Syekh Sulaeman Azurumi sendiri. Dalam pencariannya tersebut,

Syekh Nazim tidak diberikan alamat yang jelas mengenai tempat di mana Syekh

Abdullah tinggal. Akan tetapi, Syekh Nazim tidak langsung menuju ke Damaskus,

sebab kota Damaskus saat itu berada di bawah kekuasaan Perancis dan sedang

menanti serangan dari pihak Inggris.

Oleh karena keadaan di wilayah Damaskus saat itu kurang mendukung,

akhirnya Syekh Nazim memutuskan untuk pergi ke kota Homs, sebuah kota di mana

terdapat makam salah satu sahabat nabi yang bernama Khalid bin Walid ra. Di kota

ini syekh Nazim mengikuti pelajaran yang diberikan oleh Syekh Abdul Jalil Murad

dan Syekh Said as-Suba’i. Mereka tidak lain adalah seorang Syekh Tarikat

Naqsyabandiyah. Setelah setahun lamanya beliau tinggal di kota Homs, beliau

melanjutkan perjalanannya ke Damaskus melalui Tripolli (Lebanon), kemudian

menuju Beirut, baru setelah itu masuk ke wilayah Damaskus dengan melalui jalur

yang lebih aman agar tidak terkena serangan dari pihak Perancis maupun Inggris.

Setelah sekian banyak mengalami berbagai macam halangan dan rintangan yang ia

39

Syekh Sulaeman Arzurumi adalah salah satu dari 313 awliya’ Tarikat Naqsyabandiyah yang

mewakili 313 utusan. lihat Silsilah Rantai Emas Naqsyabandiyah Haqqani, Vol. 1-4. 40

Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, op. cit., hal. 90.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 22: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

39

hadapi, akhirnya Syekh Nazim tiba juga di Damaskus pada hari Jumat tahun 1365 H /

1945 M awal tahun Hijriyah.41

Kemudian Syekh Nazim mencari tempat kediaman Syekh Abdullah ad-

Daghestani yang tinggal di wilayah Hay al-Maidan, dekat dengan makam Bilal al-

Habashi dan banyak keturunan dari keluarga Nabi Muhammad Saw. Sebuah daerah

kuno yang penuh dengan monumen-monumen bersejarah.42

Setelah sekian lama

mencari, akhirnya Syekh Nazim berhasil menemukan kediaman guru spiritualnya

tersebut dan kemudian tinggal bersamanya. Syekh Abdullah ad-Daghestani

menyambut hangat atas kedatangan Syekh Nazim ke kediamannya itu. Tentunya hal

tersebut membuat perasaan Syekh Nazim merasa sangat senang dan bahagia, apalagi

bisa tinggal bersama dengan orang yang sangat dikasihinya. Syekh Nazim diberi

sebuah kamar untuk melepaskan segala keletihannya.

Ketika hari menjelang pagi, Syekh Nazim dibangunkan dari tidurnya oleh

Syekh Abdullah untuk menunaikan shalat malam, sekaligus shalat subuh. Seusai

melaksanakan shalat, Syekh Nazim segera dibaiat oleh gurunya tersebut masuk ke

dalam Tarikat Naqsyabandiyah. Ketika tengah membaiat, dikatakan bahwa kedua

mata Syekh Abdullah berubah-ubah warnanya. Awalnya berwarna kuning, kemudian

menjadi berubah menjadi merah, kemudian menjadi putih, lalu berubah lagi menjadi

hijau, dan terakhir menjadi hitam.

Dari perubahan warna-warna tersebut mengartikan bahwa pada perubahan

warna pertama, yakni kuning. Warna tersebut menunjukkan maqam hati atau qalb.

Beliau mengalirkan segala jenis pengetahuan eksternal yang dibutuhkan untuk

melaksanakan kebutuhan manusia sehari-hari. Perubahan kedua adalah maqam sirr

(rahasia). Pada tahap selanjutnya adalah tingkatan sirr as-sirr yang hanya diizinkan

bagi para Syekh Naqsyabandiyah dengan imamnya Abu Bakar as-Shiddiq ra. Saat itu

mata Syekh Abdullah telah berubah menjadi berwarna putih. Maqām keempat yaitu

pengetahuan spiritual tersembunyi (khafa), di mana saat itu mata syekh berubah

menjadi warna hijau. Terakhir adalah tahap akhfa, maqām yang paling rahasia di

41

Ibid, hal. 92. 42

Ibid.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 23: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

40

mana tidak ada sesuatu apapun yang terlihat di sana. Mata beliau berubah menjadi

hitam. Di sinilah beliau mengantar Syekh Nazim menuju kehadirat Allah Swt.,

kemudian mengembalikannya lagi pada eksistensinya semula.43

Setelah Syekh Abdullah merasa cukup dengan ilmu yang ia berikan kepada

Syekh Nazim, ia pun memerintahkan Syekh Nazim untuk kembali ke Ciprus, yakni

sebuah kota yang telah lama ditinggalkan oleh Syekh Nazim. Syekh Nazim kemudian

segera pulang ke Ciprus mengikuti segala hal yang telah diperintahkan oleh guru

spiritualnya tersebut, meskipun pada saat itu perasaan Syekh Nazim sangat berat

untuk meninggalkan gurunya yang amat sangat ia cintai. Setibanya di Ciprus, Syekh

Nazim kembali mengajarkan agama Islam serta menyebarkan ajaran Naqsyabandiyah

yang telah ia peroleh dari syekhnya tersebut. Akan tetapi, dakwahnya saat itu tidak

berjalan dengan mulus. Hal ini disebabkan karena saat itu pemerintahan Turki

bersifat sekular, yakni melarang segala sesuatu yang berhubungan dengan agama.

Peraturan pemerintah Turki saat itu melarang segala bentuk kegiatan yang dilakukan

oleh para sufi, termasuk melarang umat Islam untuk tidak mengumandangkan azan di

masjid-masjid seperti biasanya.

Hal tersebut tentunya tidak membuat Syekh Nazim takut, melainkan beliau

terus melakukan azan di masjid. Tindakannya tersebut membuat pemerintah Turki

geram hingga memasukkannya ke dalam sel tahanan. Pelarangan dikumandangkan

azan tidak bertahan lama, ketika Adnan Menderes memenangkan pemilu di Turki dan

menjadi penguasa di sana. Langkah pertamanya ketika terpilih menjadi penguasa

Turki saat itu adalah membuka seluruh masjid-masjid dan mengizinkan azan

dikumandangkan dalam bahasa Arab.44

Setelah memperoleh kebebasan dan dukungan dari pemerintah Turki, Syekh

Nazim kemudian melakukan perjalanan hingga keluar wilayah Siprus, bahkan sampai

ke negara-negara Arab lainnya untuk menyebarkan ajaran-ajaran Tarikat

Naqsyabandiyah. oleh sebab itulah Syekh Nazim mulai dikenal dan memiliki banyak

murid, baik di Amerika, Asia, maupun di wilayah Eropa. Ketika Syekh Nazim

43

Ibid, hal. 94 et Seq. 44

Ibid, hal. 97.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 24: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

41

kembali lagi ke Damaskus, beliau menikahi salah satu murid Syekh Abdullah ad-

Daghestani yang bernama Hajjah Aminah Adil hingga kemudian Syekh Nazim

memiliki dua orang puteri dan dua orang putera.45

Tidak lama kemudian, Syekh Nazim mendapat perintah lagi dari Syekh

Abdullah ad-Daghestani. Dalam perintahnya kali ini, Syekh Nazim dimintanya untuk

mengunjungi makam kakek Syekh Nazim yang terdapat di Baghdad, yaitu Syekh

Abdul Qadir Jailani. Tanpa banyak bicara, Syekh Nazim langsung melaksanakan

perintah Syekhnya itu. Setelah sampai di makam sang kakek, beliau dibaiat masuk

dalam Tarikat Qadiriyah oleh Syekh Abdul Qadir Jailani tepat di depan makam

Syekh Abdul Qadir. Pembaiatan tersebut dilakukan secara barzakhi. Dalam hal ini,

Syekh Nazim berkata:

Aku melihat Nabi Muhammad Saw. beserta 124.000 nabi-nabi lain, 124.000 sahabat-

sahabatnya, 7007 awliya’-awliya’ Naqsyabandi, 313 awliya’ Qutub dan Ghawts. Semuanya

memberi selamat kepadaku. Mereka mengalirkan dalam hatiku ilmu spiritual mereka. Aku

mewarisi dari mereka rahasia-rahasia Tarikat Naqsyabandi dan empat puluh tarikat-tarikat

lainnya.46

Syekh Nazim memiliki karisma yang sangat tinggi hingga mampu menarik

perhatian berbagai golongan masyarakat di sekitarnya menaruh hormat kepadanya,

bahkan tidak sedikit dari mereka yang meminta untuk dibaat masuk dalam Tarikat

Naqsyabandiyah dan menjadi pengikut tarikat ini. Selain dari Tarikat

Naqsyabandiyah, Syekh Nazim juga mewarisi dari empat puluh macam tarikat besar,

beberapa di antaranya adalah Maulawiyah yang diturunkan dari kakeknya Jalaluddin

Rumi, Tarikat Qadiriyah berasal dari Abdul Qadir Jailani, dan sebagainya.

Keterikatan beliau dalam beberapa tarikat yang berbeda bukanlah sutau hal yang

dianggap tabu.

Azyumardi Azra, menyatakan bahwa para syekh dan murid-murid sufi tidak

harus setia pada satu tarikat saja; mereka bisa menjadi pemimpin dan murid dari

sejumlah tarikat. Lebih jauh lagi, mereka dapat berhubungan bukan hanya dengan

45

Ibid, hal. 99. 46

Ibid, hal. 112.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 25: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

42

tarikat-tarikat tertentu yang berasal dari atau yang kebanyakan berkembang di satu

wilayah tertentu dunia Islam, tetapi juga dengan tarikat yang datang dari wilayah-

wilayah lain.47 Maka dari itu, bukanlah suatu hal yang mustahil jika banyak kalangan

yang jatuh hati padanya. Cintanya menyebar hingga ke seluruh penjuru negeri,

termasuk para pengikut Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani Indonesia yang juga

senantiasa mencintai dan menyayanginya.

2.4 Zikir Tarikat Naqsyabandiyah

Seperti tarikat-tarikat yang lain, tarikat Naqsyabandiyah pun mempunyai

sejumlah tata cara peribadatan, teknik spiritual, dan ritual tersendiri.48

Salah satunya

adalah zikir Tarikat Naqsyabandiyah yang memiliki ciri khas tersendiri dalam

praktiknya dari zikir yang dilakukan oleh tarikat-tarikat lainnya. Zikir merupakan

salah satu metode atau cara untuk mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, Allah Swt.

Nabi Muhammad Saw. dan para imam wali Naqsyabandiyah telah mengajarkan

amalan-amalan zikir dan doa kepada kita disertai dengan penjelasan tentang pahala-

pahala dalam pengamalannya. Sesungguhnya zikir merupakan salah satu jenis ibadah

yang mengantarkan kepada kesempurnaan jiwa dan qurb (kedekatan) kepada Allah

Swt.49 Allah Swt. berfirman dalam Surat Qaaf ayat 16, yang berbunyi:

ô‰ s)s9 uρ $ uΖ ø)n= yz z≈|¡ΣM} $# ÞΟn= ÷ètΡ uρ $ tΒ â¨ Èθó™ uθè? ϵÎ/ …çµÝ¡ø�tΡ ( ß øtwΥ uρ Ü>t� ø% r& ϵø‹ s9 Î) ôÏΒ È≅ö7 ym ωƒÍ‘ uθø9 $# ∩⊇∉∪

Artinya: “Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa

yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat

lehernya”. QS 50:16

47

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII,

Bandung: Mizan, 2004, hal. 145. 48

Bruinessen, op. cit., hal. 76. 49

Ibrahim Amini, Risalah Tasawuf: “Kitab Suci” para Pesuluk, Jakarta: Islamic Centre Jakarta, 2002,

hal. 242.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 26: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

43

Umat Islam percaya bahwa dengan zikir, hati manusia akan terasa tenang

karena hanya mengingat Allah Swt. semata serta menghilangkan segala macam

pikiran selain Allah Swt., hati manusia akan dipenuhi akan cinta pada Allah Swt.

Perintah zikir ini sebagaimana yang telah dikatakan oleh Allah Swt. dalam ayat

Quran, yang berbunyi:

Ì� ä.øŒ $# uρ zΝó™$# y7În/ u‘ ö≅ −G u; s?uρ ϵø‹ s9 Î) Wξ‹ ÏFö; s? ∩∇∪

Artinya: “Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh

ketekunan”. QS 73 : 1

Zikir, ingat Allah, merupakan praktik sekaligus merupakan keadaan eksoteris.

Sebagai keadaan eksoteris, zikir mengandung paradoks: sekalipun zikir berarti

“ingat”, tetapi pengalaman puncak yang dituju praktik zikir merupakan pengalaman

lupa segalanya kecuali Allah Swt. dengan segenap perhatian tercurah dengan

menyebut asma-Nya, segalanya hilang dalam orbit persepsi dan imajinasi. Seluruh

perhatian sang sufi tercurah kepada suatu ketiadaan yang meliputi segalanya.50

Di samping itu semua, sang dzākir (orang yang melakukan zikir) harus juga

membebaskan hatinya dari segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya kebingungan

batin, seperti marah, lapar, keserakahan, atau kesedihan macam apa pun. Dengan kata

lain, sang dzākir haruslah menafikkan egonya sendiri, dan sebaliknya menegaskan

wujud Allah Swt., serta mengucapkan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan, “Ya

Allah! Engkaulah tujuanku dan keridhaan-Mu sajalah yang kucari”.51

Setiap tarikat di dunia memiliki metode tersendiri dalam zikirnya, kekhasan

zikir dijelaskan secara teoritis di zaman kemudian. Sha’rani, yang dengan baik

menafsirkan tasawuf di Timur Tengah dalam abad ke-17, menguraikan tentang tujuh

jenis zikir, yakni: zikir al-lisan dengan lidah, zikir an-nafs yang tidak terdengar, tetapi

terdiri dari gerak dan rasa di dalam; zikir al-qalb dengan hati, apabila hati

merenungkan keindahan dan keagungan Tuhan di dalam dirinya; zikir ar-ruh, bila

50

Svara Sviri, Cita Rasa Mistis: Demikian Kaum Sufi Berbicara, terj. Ilyas Hasan, Bandung: Pustaka

Hidayah, 2006, hal. 159. 51

Mir Valiuddin, Zikir dan Kontemplasi dalam Tasawuf, Bandung: Pustaka Hidayah, 1996, hal. 137

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 27: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

44

pelaku mistik yang bersemadi mengamati cahaya sifat-sifat; zikir as-sirr dalam inti

hati, apabila rahasia inti hati terungkap; zikir al-khafiy, zikir rahasia, artinya

penglihatan cahaya keindahan daripada kesatuan sejati; dan akhirnya zikir akhfa al-

khafiy, rahasia segala rahasia, yaitu penglihatan realitas kebenaran mutlak (haqq al-

yaqin).52

Dalam Tarikat Naqsyabandiyah sendiri terdapat dua macam zikir, yakni zikir

zahr (zikir keras) dan zikir khafi (zikir lembut) atau dikenal juga dengan zikir diam

yang dilakukan tanpa suara. Disebutkan dalam kitab al-Bahyat as-Saniyya, bahwa

dari masa Mahmud al-Faghnawi hingga masa Sayyid Amir al-Kulal mereka terbiasa

melakukan zikir zahr pada saat berkumpul dan sebaliknya, melakukan zikir khafi

ketika mereka sedang menyendiri. Akan tetapi, ketika Syekh Bahauddin Naqsyabandi

menerima rahasia Tarikat Naqsyabandiyah, beliau melakukannya zikir hanya dengan

cara diam atau zikir khafi.53

Mulyadhi Kartanegara dalam bukunya yang berjudul Menyelami Lubuk

Tasawuf, memaparkan bahwa zikir diam atau zikir khafi didasarkan pada irama

pernapasan: Menghirup dan membuang nafas dengan mata dan bibir tertutup, sambil

mengucapkan lafaz tahlil (lâ ilâha illâ Allâh), pezikir mengeluarkan nafas dengan

memusatkan pada kata lâ ilâha, untuk mengusir semua godaan lahiriyah. Kemudian

menghirup nafas sambil berkosentrasi pada illâ Allâh, untuk menegaskan bahwa

semuanya adalah Allah Swt. (Tuhan).

Pada dasarnya, zikir diam ini memiliki sejarah tersendiri, yakni pada saat

Rasulullah Saw. dan Abu Bakar as-Shiddiq sedang bersembunyi di dalam gua Tsur

ketika mereka melakukan hijrah dari kota Mekkah ke Madinah. Ketika itu, Abu

Bakar melakukan zikir dengan tidak bersuara atau diam. Hal tersebut dilakukan agar

keberadaan mereka tidak diketahui oleh musuh. Zikir dengan cara diam juga

dilakukan oleh Syekh Bahauddin Naqshabandi. Beliau menyukai ini, karena beliau

menganggap bahwa zikir khafi lebih kuat. Praktik zikir dengan tanpa suara ini sesuai

dengan yang terdapat dalam Quran Surat al-A’raaf ayat 115, yang berbunyi:

52

Schimmel, op. cit., hal. 221. 53

Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, op.cit., hal. 22.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 28: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

45

� ä.øŒ $# uρ š� −/§‘ ’Îû š� Å¡ø�tΡ %Yæ •�|Øn@ Zπx�‹ Åz uρ tβρߊ uρ Ì�ôγyfø9 $# zÏΒ ÉΑöθs)ø9 $# Íiρ߉ äóø9 $$ Î/ ÉΑ$|¹ Fψ $#uρ Ÿωuρ ä3 s? zÏiΒ t, Î# Ï�≈ tóø9 $# ∩⊄⊃∈∪

Artinya: “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan

rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan

janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. QS 7:115

Mengenai teknik zikir ini, Yusuf al-Hamadani memiliki sedikit perbedaan

dalam melakukan praktik zikirnya dengan cara menggabungkan zikir diam dan zikir

keras: yang dari Abdul al-Khaliq al-Ghujdawani zikir diam, tetapi Amir Kulal

kembali melakukan zikir keras. Dalam Naqsyabandiyah, pelajaran yang diberikan

oleh Abdul al-Khaliq al-Ghujdawani kepada Bahauddin Naqsyabandi secara pasti

menjadikan zikir diam sebagai norma dalam Tarikat Naqsyabandiyah.

Lebih lanjut, Bahauddin Naqsyabandi menambahkan delapan asas yang

dirumuskan oleh Abdul al-Khaliq dengan tiga asas yang berasal dari dia sendiri,

yakni wuquf-i-zamani ‘memeriksa penggunaan waktu seseorang’, wuquf-i-‘adadi

‘memeriksa hitungan zikir seseorang’, dan wuquf-i-qalbi ‘menjaga hati tetap

terkontrol’.54 Dengan ini, maka teknik-teknik mistik dasar yang membedakan Tarikat

Naqsyabandiyah dengan tarikat lainnya dikukuhkan. Praktik zikir pada Tarikat

Naqsyabandiyah ada yang dilakukan sendiri-sendiri dan juga ada yang dilakukan

secara berjamaah yang dipimpin oleh seorang syekh.

54

Bruinessen, op. cit, hal. 78.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 29: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

BAB III

BIOGRAFI JALALUDDIN RUMI DAN SEJARAH LAHIRNYA

TARI MISTIS SEMA

Jalaluddin Rumi, merupakan tokoh besar sufi dan penyair mistis Islam yang

pengaruhnya sangat kuat tidak hanya di belahan Timur, melainkan juga di Barat.

Semasa hidupnya, ia telah berhasil menghasilkan beberapa macam karya puisi,

sebagian besar dari puisinya tersebut berdasarkan pengalaman yang ia rasakan

semasa hidupnya. Rumi mengajarkan konsep “Cinta Ilahiah”, yakni cinta terhadap

Tuhan, kepada sesama manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda lainnya yang

merupakan ciptaan Tuhan tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya,

sehingga kemudian hari Rumi menjadi orang yang dicintai oleh pengikutnya, dan

juga dikasihi oleh orang-orang yang hidup di zamannya hingga akhir hayat Rumi.

Konsep cinta tersebut diilhaminya dalam bentuk tarian mistis yang dikenal

dengan nama “Sema” yang dilembagakan oleh Tarikat Maulawiyah pada saat itu.

Sema merupakan tarian mistis Rumi yang saat ini sudah berkembang ke berbagai

negara di dunia. Bukan hanya itu, tarian mistis ini sudah menjadi salah satu

kebudayaan di Turki. Tari Sema merupakan simbol kesedihan Rumi atas hilangnya

Syamsi Tabriz (Syams)1. Gerakan dalam Sema sangat unik, karena para penari

bergerak dengan cara berputar. Tarian mistis Sema saat ini sudah diperkenalkan ke

seluruh masyarakat Indonesia oleh Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani Indonesia.

1 Tokoh Syams merupakan salah seorang figur misterius dan penuh teka-teki dalam tasawuf.

Kedekatannya dengan Jalaluddin Rumi yang sangat erat, bukan tanpa alasan jika Sultan Walad

mempersamakan dirinya (Syams) dan Rumi bagaikan Nabi Khidr as dan Nabi Musa as (Walad-

Namah, 41). Publikasi terhadap karya Syams belakangan ini, Maqālāt, menyingkirkan spekulasi

yang menyatakan bahwa dirinya adalah semacam tokoh dari dunia gaib, bukan seorang manusia.

lihat Seyyed Hossein Nasr, Ensiklopedi Tematis Spiritual Islam: Manifestasi, hal. 143.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 30: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

47

3.1.1 Biografi Jalaluddin Rumi

Rumi menyandang nama lengkap Jalaluddin Muhammad bin

Muhammad al-Balkhi al-Qunuwi.2 Beliau dilahirkan di Balkh

3, sekarang

Afghanistan, pada tanggal 30 September 1207 M.4 Menurut silsilah, ayah

Rumi bernasab sampai kepada Abu Bakar Shidiq ra. Dari silsilah ibunya,

Rumi masih keturunan Ali bin Abi Thalib. Ayahnya bernama Jalaluddin

Baha’uddin Muhammad bin Husein, biasa dipanggil dengan nama Baha’

Walad, adalah seorang ulama besar bermazhab Hanafi yang memiliki

kharisma tinggi.

Baha’ Walad, merupakan ahli teolog, ahli fikih, sekaligus seorang

guru sufi besar dengan kecenderungan mistis, yang menempuh jalan rohani

sebagaimana Ahmad Ghazzali, saudara Muhammad Ghazzali (seorang sufi

terkenal) dan ‘Ayn al Qudhat Hamadani. Sebagai seorang ahli fikih sekaligus

sufi, Baha’ Walad memiliki pengetahuan eksoterik, yang berkaitan dengan

hukum Islam (syariah), maupun pengetahuan esoterik, yang berkaitan dengan

tarikat (tasawuf).5

Mengenai ilmu syariah, Baha’ Walad, mengajarkan tentang tata cara

menunaikan serta menerapkan kewajiban-kewajiban agama, seperti salat,

puasa, zakat, dan amalan lainnya. Melalui ilmu tarikat, Baha’ Walad,

2 Dikutip dari ceramah Sulthanul Awliya Mawlana Syekh Nazim Adil al-Haqqani dan Maulana Syekh

Muhammad Hisham Kabbani ar-Rabbani, Sema Rumi: Adab Whirling Dervishes, terj. Arief L.

Hamdhani, et al., Jakarta: Haqqani Sufi Institute of Indonesia. 3 Pada saat itu Balkh merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Khawarazan. Zaman dahulu, Balkh

merupakan salah satu pusat kajian, praktik, dan tempat dimana kecintaan pada mistisme Islam

tumbuh dengan pesat. Balkh, pada tahun-tahun awal abad ke-13, di samping menjadi pusat

pembelajaran yang maju, juga merupakan pusat perdagangan. Tetapi keadaan politik memaksa

terjadinya penyerbuan besar-besaran tentara Mongol dari Asia Dalam. Tepat pada tahun 1220 kota

Balkh diserbu, digasak, dan dimusnahkan hingga runtuh oleh kaum Mongol. Dikutip dari buku yang

berjudul Yang Mengenal Dirinya Yang Mengenal Tuhannya: Aforisme-Aforisme Sufistik Jalaluddin

Rumi, hal 9 et Seq, buku ini merupakan terjemahan dan suntingan dari buku edisi bahasa Arabnya

berjudul Fihi ma Fihi, yang diterbitkan oleh Majelis Press di Teheran tahun 1952 M. untuk pilihan

dan terjemahan lain, lihat kepustakaan. 4 Mojdeh Bayat dan Muhammad Ali Jamnia, Negeri Sufi, terj. M.S. Nasrullah, Jakarta: Lentera, 2007,

hal. 139. 5 William C. Chittick, Jalan Cinta Sang Sufi: Ajaran-ajaran Spiritual Jalaluddin Rumi, Yogyakarta:

Qalam, 2001, hal.1.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 31: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

48

mengajarkan tentang bagaimana cara meraih kesempurnaan rohani sehingga

dapat mencapai tahap penyucian diri (tazkiyatun nafs). Banyak kalangan di

kota Balkh yang merasa tertarik dan kagum atas ilmu dan karisma tinggi yang

dimiliki oleh Baha’ Walad, maka tidak heran jika akhirnya Baha’ Walad

diberi gelar “Sulthanul Ulama” (Raja para Ulama). Gelar tersebut diberikan

oleh penguasa Kerajaan Khawarajan pada saat itu.

Di samping itu, tidak sedikit pula dari golongan tertentu yang tidak

menyukai keberadaan Baha’ Walad dan keluarganya di kota tersebut (Balkh).

Hal ini disebabkan karena mereka merasa iri terhadap segala hal yang dimiliki

Baha’ Walad, bahkan dari rasa iri tersebut menimbulkan berbagai fitnah dan

tindakan lainnya yang sangat merugikan Baha’ Walad dan keluarganya. Hal

ini dirasakan sendiri oleh Baha’ Walad, sehingga ia memutuskan untuk

membawa keluarganya keluar dari kota Balkh. Ketika itu usia Rumi baru

menginjak lima tahun.

Tidak lama setelah mereka keluar dari kota tersebut, tepatnya pada

tahun 1220 M, ada suatu peristiwa yang tidak disangka-sangka terjadi bahwa

kota Balkh diserbu dan dihancurkan oleh Mongol secara besar-besaran.6 Akan

tetapi, peristiwa besar tersebut sudah tidak mempengaruhi kehidupan Baha’

Walad dan keluarganya lagi, sebab pada saat itu Baha’ Walad beserta

keluarganya sudah pergi meninggalkan Balkh dan sejak saat itu tempat tinggal

mereka menjadi nomaden, berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain,

bahkan dari satu negara ke negara lain.

Kota pertama yang dikunjungi oleh keluarga Bahauddin adalah

Nisapur, di sebelah barat kota Balkh. Di kota inilah Baha’ Walad bertemu

dengan salah seorang kerabat dekatnya yang bernama Fariruddin Attar7.

6 Jalaluddin Rumi, Yang Mengenal Dirinya Yang Mengenal Tuhannya: Aforisme-Aforisme Sufistik

Jalaluddin Rumi, terj. Anwar Khalid, Bandung: Pustaka Hidayah, 2006, hal. 10. 7 Fariruddin Attar adalah seorang ulama sekaligus tokoh sufi besar yang terkenal. Attar dilahirkan di

Nishapur dan diperkirakan wafat di sana pada tahun 1220, pada usia tua. Penyebab kematiannya

tersebut tidaklah diketahui dengan pasti, apakah ia memang dibunuh oleh orang-orang Mongol yang

sedang menyerbu atau tidak. Sajak-sajak Attar, terutama Manthiq at-Thayr, menjadi patokan karya

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 32: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

49

Pandangan pertama Fariruddin Attar ketika bertemu dengan Rumi kecil,

beliau melihat ada sesuatu yang berbeda dalam diri Rumi. Hati kecil Attar

mengatakan bahwa kelak Rumi akan menjadi tokoh sufi besar. Selama

kedatangannya di kediaman Attar, Rumi diberi hadiah sebuah buku karya

mistis Attar yang berjudul Ilahiname, sambil berkata kepada Baha’ Walad,

“Puteramu akan mengobarkan api dalam dunia para kekasih Allah”.8

Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada tahun 1219 M. Setelah itu, mereka

mengembara dan berpindah-pindah lagi dari satu negara ke negara yang lain.

Dalam pengembaraannya tersebut, mereka melewati Baghdad

kemudian melanjutkan perjalanan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.

Selesai melaksanakan haji, mereka melanjutkan perjalanannya lagi hingga

sampai ke Suriah (Damaskus). Kota ini bukanlah kota terakhir yang mereka

singgahi, karena tidak lama mereka tinggal di sana, mereka kemudian

mengembara lagi hingga akhirnya tiba di kota Anatolia Tengah dan menetap

di kota Laranda (saat ini Turki). Ada beberapa peristiwa yang menjadi

kenangan Rumi ketika menetap di kota Laranda. Suatu peristiwa yang

membuat Rumi sangat bahagia, yaitu Rumi mengakhiri masa lajangnya

dengan menikahi seorang gadis muda yang berasal dari Samarkand, yakni

puteri dari Lala Syarifuddin as Samarkandi yang bernama Jauhar Khatun. Di

samping kebahagiaannya itu, Rumi juga diselubungi rasa duka atas

meninggalnya sang bunda tercinta. Tidak lama setelah itu, istri Rumi

melahirkan seorang putera yang diberi nama Sultan Walad. Nama tersebut

diambil dari nama belakang ayah Rumi, Baha’ Walad.

Turki ketika itu dikenal dengan nama Rum. Dari nama itulah

kemudian Rumi menggunakan nama “Rum (Rumi)” sebagai nom de plume9-

nya. Saat itu, Konya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Saljuk yang sedang

sastra sufi yang menjadi sumber ilham bagi generasi-generasi mistis dan para penyair. lihat

Schimmel, Dimensi Mistik dalam Islam, hal. 385-387. 8 Chittick, op. cit., hal. 140.

9 Nom de Plume adalah nama samaran dalam menulis sebuah karya. lihat Jamnia, Negeri Sufi, hal. 7

Untuk terjemahan lain, lihat kepustakaan.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 33: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

50

berkembang pesat. Raja yang berkuasa saat itu bernama Sultan Alauddin

Kayqubad. Kedatangan Baha’ Walad ke wilayah Konya, guna memenuhi

undangan dari Sultan Alauddin yang meminta Baha’ Walad untuk tinggal dan

menetap di Konya. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1228. Kedatangan

Baha’ Walad beserta keluarganya di Konya disambut hangat oleh sultan. Di

kota ini, Baha’ Walad mengisi waktunya dengan mengajar, seperti yang biasa

ia lakukan ketika tinggal di kota Balkh. Kegiatan Baha’ Walad tersebut,

menarik perhatian guru sultan yang bernama Sadruddin Goharts, sehingga

beliau mendirikan madrasah untuk Baha’ Walad. Madrasah tersebut diberi

nama Madarsa’i Khudavaudgor.10

Selama mengajar di madrasah tersebut, Baha’ Walad mengamalkan

semua ilmu yang ia kuasai kepada murid-muridnya. Kegiatan ini berlangsung

hingga akhir hayatnya pada tahun 1231 M. Setelah kematian Baha’ Walad,

kedudukannya digantikan oleh puteranya, Rumi. Ketika itu Rumi berusia dua

puluh empat tahun. Sejak ayah wafat, Rumi di bawah bimbingan Sayyid

Burhanuddin Muhaqqiq at-Tirmizi, yang tidak lain adalah murid Baha’

Walad. Sebenarnya, tujuan utama kedatangan Burhanuddin Muhaqqiq ke

Konya ingin bertemu dengan gurunya yang tidak lain adalah ayah Rumi, yaitu

Baha’ Walad.

Akan tetapi, tujuan Burhanuddin tersebut tidak terpenuhi, karena ia

mendengar berita yang menyatakan bahwa gurunya tersebut telah meninggal

dunia. Berita duka tersebut tentunya membuat Burhanuddin merasa

kehilangan, sehingga hatinya terpanggil untuk mendidik Rumi, sekaligus

sebagai balas jasa Burhanuddin atas kebaikkan Baha’ Walad terhadap dirinya.

Selama di bawah bimbingan Burhanuddin, Rumi diperkenalkan tentang

rahasia mistis yang lebih dalam. Burhanuddin mengajak Rumi pergi menuju

Aleppo, Damaskus, guna memperoleh ilmu tasawuf secara formal. Mengenai

hal ini, seorang tokoh tasawuf terkemuka, Whilliam Chittick, mengungkapkan

10

Meison Amir Siregar, Rumi: Cinta dan Tasawuf, Magelang: Tamboer Press, 2000, hal. 27.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 34: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

51

bahwa Rumi telah mencapai maqām11

tertinggi dalam ilmu tasawuf serta

menyadari visi Allah yang diungkapkannya dalam setiap bait-bait syairnya.

Di Aleppo, Rumi diperkenalkan dengan beberapa tokoh besar sufi

yang sangat berpengaruh saat itu, salah satu di antaranya adalah Ibn Arabi12

.

Rumi berada di bawah pengawasan dan bimbingan Burhanuddin Tirmizi

sampai Burhanuddin wafat di Kaysari pada tahun 1240 M. Kepribadian Rumi

mengalami perubahan yang sangat drastis ketika ia bertemu dengan seseorang

yang dikatakan sangat misterius, dia adalah Syamsi Tabriz. Pertemuan

tersebut terjadi pada tahun 1244 M. Tidak seorang pun mengetahui asal-usul

dan latar belakang kehidupan Syams. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah

suatu permasalahan besar bagi Rumi untuk bersahabat baik dengan Syams.

Kehadiran Syamsi Tabriz sangat mempengaruhi kehidupan Jalaluddin

Rumi. Akan tetapi, persahabatan mereka tersebut telah mengalami banyak

halangan dan rintangan. Berkali-kali Syams mencoba untuk pergi jauh dari

kehidupan Rumi untuk selama-lamanya. Di sisi lain, kepergian Syams sangat

menyayat hati Rumi karena Rumi sangat mencintai sahabatnya itu, hingga

beliau merasa mabuk cinta yang kemudian diungkapkannya dalam bentuk

tarian mistis.

Suatu hari tidak seperti biasanya, suasana kota Konya menjadi ramai

sekali. Ribuan orang berbondong-bondong menjenguk dan mendoakan demi

kesembuhan Rumi, yang pada waktu itu sedang menderita sakit keras.

Sahabat Rumi yang bernama Syadruddin, turut menjenguk dan mendoakan,

seraya berkata, “Semoga Allah memberi ketenangan kepadamu dan

11

Maqām adalah suatu taraf yang berlangsung terus, yang dicapai oleh seseorang dengan usahanya

sendiri. Maqāmāt yakni “persinggahan-persinggahan” yang digambarkan berbagai taraf yang diraih

santri dalam ketekunannya dibidang moral dan pertapaan. lihat Schimmel, Dimensi Mistik dalam

Islam, hal 125. 12

Ibn Arabi (560-638 H/1165-1240 M) mungkin merupakan penulis karya-karya tasawuf yang paling

berpengaruh dalam sejarah Islam. Dalam dunia Arab, dirinya dikenal sebagai Ibn al-Arabi, dengan

menggunakan partikel tertentu al- (menandai ism ma’rifah). Nama panjangnya adalah Abu ‘Abd

Allah Muhammad ibn al-Arabi al-Tha’I al-Hātimi. Dirinya dijuluki Muhyi al-Din, “Sang

Pembangkit Agama”, dan al-Syaikh al-Akbar, “Sang Guru Tertinggi”, walaupun ia tidak mendirikan

tarikat, pengaruhnya atas para sufi begitu meluas dengan cepat, melalui murid-murid terdekatnya

yang mengulas ajaran-ajaran dengan terminology intelektual maupun filosofis. lihat Seyyed Hossein

Nasr, Ensiklopedi Tematis Spiritual Islam: Manifestasi, hal. 64.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 35: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

52

kesembuhan dan tidak ada yang bisa mencelakakanmu, apabila tabir antara

kekasih dan kekasih telah terangkat”.13

Rumi sempat menjawab doa yang

diucapkan oleh sahabatnya tersebut dengan menyatakan bahwa kematian itu

akan menjadi manis dan akan bermakna baik apabila engkau (Sadruddin)

beriman.

Pada tanggal 5 Jumadil Akhir tahun 672 H, tepatnya pada tanggal 17

Desember 1273 M., Rumi dipanggil oleh Sang Maha Pencipta diusianya yang

ke-68 tahun.14

Rumi meninggalkan semua orang yang dicintai dan yang

mencintainya untuk selama-lamanya. Kepergian Rumi membawa kesedihan

bagi banyak kalangan. Bukan hanya orang-orang muslim, melainkan juga

orang-orang nonmuslim pun turut merasakan duka yang sangat dalam. Hal ini

disebabkan karena Rumi tidak pernah pilih kasih dalam menilai dan bergaul

dengan orang dari golongan manapun, bahkan beliau mengajarkan tentang

makna cinta yang sebenarnya kepada semua orang. Jasad Rumi

diberangkatkan pagi hari dan sampai di pemakaman sore harinya dan baru

dikebumikan pada malam harinya. Hal ini disebabkan karena banyak yang

ingin ikut memikul keranda jenazahnya.

Meskipun Rumi telah wafat, namun keagungan serta kebesarannya

masih terus dikenang sampai saat ini. Seperti halnya di Konya, Turki, setiap

tanggal 17 Desember Tarikat Maulawiyah memperingati wafatnya Rumi

dengan mengadakan pertunjukkan seni tari mistis Sema. Begitu juga di

Indonesia, untuk mengenang Rumi, Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani setiap

tahunnya juga menyelenggarakan upacara ritual tari Sema di tempat yang

berbeda-beda. Malam peringatan wafatnya Rumi tersebut dalam bahasa Turki

dikenal dengan istilah “Seb-i Arus”, yang artinya adalah “Malam Penyatuan”.

13

Abul Hasan An-Nadwi, Jalaluddin Rumi Sufi Penyair Terbesar, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993,

hal. 8. 14

Ibid, hal. 8 et Seq.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 36: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

53

3.1.2 Buah Karya Jalaluddin Rumi

Selama hidupnya, Rumi mampu menghasilkan karya sastra yang

jumlahnya sangat besar. Karya Rumi yang berbentuk puisi jumlahnya

mencapai lebih dari 30.000 bait; dalam Masnawi terdapat 25.000 bait; dan

Ruba’iyyat atau syair empat baris, yang kira-kira 1.600 barisnya adalah asli.

Dalam syairnya yang berjudul Diwan-i Syams-i Tabriz terdiri dari kurang

lebih 3.230 gazal.15

Puisi yang berjudul Diwan-i Syams-I Tabriz ini ditulis

Rumi tiga puluh tahun lamanya, dimulai ketika Rumi kehilangan Syams

sampai akhir hayat Rumi. Dalam menulis karyanya tersebut, Rumi banyak

menyisipkan nama penyair dan nama teman-temannya sebagai nom de plume-

nya, salah satunya adalah nama Syamsi Tabriz yang tidak lain adalah sahabat

spiritual Rumi.

Berbeda dengan Masnawi, puisi Rumi dalam syair Diwan merupakan

bentuk kesedihan Rumi karena telah kehilangan kekasihnya, Syams, serta

mengisyaratkan adanya kemabukan cinta atas kekasihnya tersebut yang

diterapkannya melalui tarian berputar hingga akhirnya mencapai ekstase.

Sebagian kecil puisi Rumi dalam Diwan-i juga terdapat ungkapan pujian

terhadap tokoh-tokoh tertentu, seperti Shalahuddin Zarqub dan Husamuddin

al-Chelebi. Salahuddin Zarqub adalah seorang pandai besi sekaligus seorang

syekh sufi. Beliau merupakan teman lama Rumi ketika mereka masih menjadi

murid dari guru yang sama yang bernama Burhanuddin Muhaqqiq at-

Tirmidzi.

Rumi sangat menghormati teman lamanya itu dan kemudian

Salahuddin pun menjadi sahabat terdekat Rumi setelah kematian Syams.

Kemudian Rumi menikahkan puteranya, Sultan Walad, dengan puteri

Salahuddin demi mempererat hubungan persahabatan di antara mereka.

Persahabatan mereka terjalin sampai Salahuddin Zarkub meninggal karena

15

Reynold A. Nicholson, Jalaluddin Rumi: Ajaran dan Pengalaman Sufi, Jakarta: Pustaka Firdaus,

2000, hal. xv.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 37: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

54

menderita sakit yang berkepanjangan. Rumi merasa sedih dan merasa

kehilangan, hingga ia mengungkapkan kesedihannya tersebut melalui sajak-

sajaknya (Rumi) yang berjudul Diwan-i-Syams-i-Tabriz. Berikut adalah

kutipan salah satu sajak Rumi dalam Diwani yang dikutip penulis dalam buku

karya Annemarie Schimel yang berjudul Akulah Angin Engkaulah Api: Hidup

dan Karya Jalaluddin Rumi:

Sayap-sayap Jibril dan Malaikat menjadi biru:

Demi kau, orang-orang suci

dan para Rasul telah menangis (D 2364)

Setelah ditinggalkan Salahuddin, Rumi mencari seseorang yang

sejalan dengannya, sehingga Rumi dapat memperoleh motivasi dan inspirasi

dari sahabatnya tersebut dalam menyusun karyanya (Rumi). Akhirnya, Rumi

menemukan karakter seorang sahabat yang ia inginkan dalam diri

Husamuddin Chelebi, yang tidak lain adalah murid Rumi sendiri. Rumi

memperoleh banyak ilham dan berbagai ide dari Husamuddin dalam

menyusun karyanya yang berjudul Masnawi. Salahuddin-lah yang membantu

Rumi dalam menuliskan setiap syair yang keluar dari mulut Rumi secara

spontan. Salahuddin dan Husamuddin Chelebi merupakan dua orang yang

sangat berpengaruh dalam kehidupan Rumi setelah kematian Syamsi Tabriz.

Bagi Rumi, mereka adalah pantulan-pantulan kekuatan Cahaya Ilahi. Maka

dari itu, tidak mengherankan jika Rumi memberikan gelar kepada

Husamuddin Chelebi sebagai “Cahaya Matahari”.

Husamuddin banyak memberikan inspirasi dan masukan serta saran

kepada Rumi supaya Rumi menuliskan syair-syairnya (Masnawi),

sebagaimana Sana’i dan Attar. Pendapat Husamuddin tersebut berdasarkan

pada penglihatannya (Husamuddin), yang sebagian besar murid-murid Rumi

suka membaca puisi karya Sana’i dan Attar. Rumi pun menuruti saran murid

kesayangannya tersebut dan langsung mengambil secarik kertas dari

sorbannya. Setiap untaian syair yang keluar dari mulut Rumi secara spontan,

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 38: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

55

dicatat oleh Husamuddin dengan baik. Setelah selesai ditulis, Husamuddin

membacakannya kembali di hadapan Rumi. Hal ini dilakukan supaya tidak

ada kekeliruan dalam penulisan karya tersebut, jika ada kesalahan dan

kekurangan dalam penulisan, Rumi dapat langsung membenarkan serta

menambahkannya. Kebiasaan ini dimulai antara tahun 1260 M sampai 1261

M, bahkan terus berlanjut sampai Rumi wafat.16

Karya Rumi yang berjudul

Masnawi disebut juga dengan istilah Quran berbahasa Persia.17

Dikatakan

demikian, karena di dalam Masnawi, terdapat ayat Quran dan Hadis yang

kemudian dijadikan sebagai buku wajib yang harus dipelajari dan dipahami

oleh seluruh pengikut Tarikat Maulawiyah.

Kedekatan Rumi dengan Salahuddin terus berlanjut sampai akhir hayat

Rumi. Setelah Rumi wafat, Husamuddin menggantikan kedudukan Rumi

dalam mengembangkan Tarikat Maulawiyah, sampai ia wafat. Setelah itu,

barulah putera Rumi, Sultan Walad, menggantikan kedudukan Salahuddin

dalam memimpin tarikat yang didirikan ayahnya tersebut. Di tangan Sultan

Walad, Tarikat Maulawiyah makin berkembang dengan baik dan ia juga

mengabadikan tari mistis Sema dalam tarikatnya. Dengan demikian, tari Sema

dan Tarikat Maulawiyah yang didirikan oleh Rumi, makin berkembang dan

menyebar ke seluruh Anatolia, bahkan Sema yang diajarkan oleh Rumi juga

telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia yang saat ini digunakan

di zawiyah-zawiyah Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani.

16

Abdul Munir Mulkhan, Jalaluddin Rumi Kearifan Cinta: Renungan Sufistik Sehari-hari Kutipan

Fihi ma Fihi, terj. bahasa Inggris A.J Berry, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2001, hal. 190 et Seq. 17

Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik dalam Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, hal. 400.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 39: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

56

3.2 Sejarah Lahirnya Tari Mistis Sema

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tari Sema muncul

atas dasar kerinduan Maulana Jalaluddin Rumi terhadap guru spiritualnya yang

bernama Syamsi Tabriz, yang latar belakang keluarga dan riwayat hidupnya tidak

diketahui secara pasti dari mana ia berasal. Jadi, tidak mengherankan jika kebanyakan

orang di masanya menganggap bahwa sosok Syamsuddin sangat misterius. Hal

tersebut tidak menjadi suatu penghalang bagi Rumi untuk berguru dan menjadikan

Syams sebagai “kekasih” spiritual Rumi. Dikatakan “kekasih” karena hubungan

mereka sangat erat, sampai-sampai ke mana pun Rumi pergi, Syams selalu

mengikutinya, begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan sumber yang diperoleh penulis, ada banyak dugaan dan pendapat

yang berbeda-beda mengenai riwayat hidup Syams. Sebagian menyebutkan bahwa

nama asli Syamsuddin adalah Muhammad bin Ali bin Malik Daad,18

dan kemudian

Rumi memberikan gelar kepadanya dengan sebutan “Syamsuddin” yang berarti

“Matahari Agama” Tabrizi, dilahirkan di kota Tabriz di Persia pada tahun 1148 M.19

Rumi memberi gelar “Syamsuddin” karena bagi Rumi, Syams adalah sumber

kehidupan baginya. Seperti yang kita ketahui bahwa Matahari—yang disimbolkan

untuk Syams—merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk ciptaan Tuhan di

bumi, begitu juga dengan peranan Syams dalam kehidupan Rumi. Ungkapan ini ini

digambarkan oleh Rumi dalam karyanya yang berjudul Diwan-i-Syamsi Tabriz,

sebagai berikut:

Seperti awan yang bergerak di belakang Matahari

Semua hati menyertaimu,

O, Matahari Tabriz! (D 310)20

Menurut riwayat, Syams memiliki kepribadian yang sangat aneh semasa

kecilnya dulu. Karakter dan tingkah laku Syams tidak sewajarnya seperti yang

18

An-Nadwi, op. cit., hal 3. 19

Jamnia, et al., op. cit., hal. 144. 20

Schimmel, op.cit., hal. 399.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 40: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

57

dimiliki oleh anak-anak kecil pada umumnya. Ia sering kali murung dan lebih suka

untuk menghabiskan waktunya sendirian tanpa seorang teman di sisinya. Dikatakan

demikian, karena Syams merasa bahwa teman-temannya tidak satu pemikiran

dengannya, tidak ada satupun dari teman-teman seusianya dapat mengerti dan

memahami keinginannya. Oleh karena itu, ia ingin mencari orang yang tepat, yang

mau memahaminya dan dapat dijadikannya sebagai teman hidup.

Syams sangat merindukan kehadiran seorang kekasih dalam hidupnya untuk

bisa membantunya menanggalkan sifat ego yang ada di dalam dirinya, namun sangat

disayangkan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat memahami maksud yang

tersirat dalam ungkapan Syams tersebut. Ketika itu, Syams merasa sangat “haus”

akan Cinta Tuhan, sampai-sampai ia tidak nafsu makan dan juga tidak dapat tidur

dengan nyenyak. Syams menyebut keadaan ini sebagai masa cinta sejati, yakni suatu

keadaan di mana kerinduannya kepada Tuhan membuatnya lupa akan segala-galanya,

termasuk kebutuhan fisiknya.

Kemudian Syams memutuskan untuk mengembara dari satu negeri ke negeri

lainnya, mencari seseorang yang ia harapkan selama hidupnya. Berbulan-bulan,

bahkan bertahun-tahun lamanya Syams berkelana seorang diri mencari seseorang

yang tahu tentang cara untuk mencapai kebenaran ilahi. Rumi kemudian memberikan

gelar “Colender” yang artinya “sufi pengembara” pada Syams. Suatu ketika, Syams

bertemu dengan seorang syekh sufi di Baghdad. Karena kagum dengan ketinggian

ilmu yang dimiliki Syams, maka syekh sufi tersebut meminta Syams untuk

mengangkatnya menjadi murid Syams. Akan tetapi, Syams menolaknya, karena

menganggap orang tersebut tidak akan sanggup berguru dengan Syams. Setelah itu

Syams melanjutkan perjalanannya lagi.

Dengan pakaiannya yang lusuh bagaikan seorang gelandangan, Syams

bertemu dengan Rumi ketika Rumi berusia 37 tahun. Mereka bertemu pada bulan

November 1244.21

Saat itu Rumi di tengah perjalannya menuju madrasah tempat

Rumi mengajar, dengan mengendarai kuda bersama dengan murid-muridnya. Tanpa

diduga, tiba-tiba Syams muncul dan langsung melemparkan sebuah pertanyaan yang

21

John Baldock, The Essence of Rumi, London: Eagle Editions, 2006, hal. 37.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 41: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

58

sangat mengejutkan Rumi. Syams bertanya: “Siapakah yang paling hebat, Bayazid al-

Bistami atau Rasulullah Saw.?”. Sungguh tidak dapat disangka, pertanyaan Syams

tersebut langsung menyentuh hati Rumi. Rumi pun tidak kuasa menjawab pertanyaan

tersebut, hingga membuatnya (Rumi) terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Ketika sadar, Rumi sudah berada di sisi Syams. Saat itulah mereka mulai

merasa dekat dan memutuskan untuk berkhalwat, mengasingkan diri dari keramaian

di sebuah kamar selama berbulan-bulan. Rumi merasa bahwa dirinya tidak berarti

apa-apa dibandingkan dengan Syams, meskipun sebenarnya ilmu yang dimiliki Rumi

sudah mencapai tingkat tinggi. Kerendahan hati Rumi ini, ia ungkapkan dalam

kalimat, “Aku hanyalah debu dari telapak kaki Nabi Muhammad Saw.”.22

Pada pandangan pertama ketika bertemu Syams, Rumi melihat ada kobaran

api cinta dalam diri Syams. Oleh karena itu, Rumi merasa jatuh cinta dengan Syams.

Peristiwa ini menyebabkan putera dan seluruh murid Rumi merasa cemburu dan iri

terhadap Syams. Kehadiran Syams membuat Rumi meninggalkan semua aktivitasnya,

termasuk mengajar. Murid-murid Rumi merasa hubungan mereka dengan Rumi

menjadi semakin jauh. Alasan inilah yang membuat murid-murid Rumi merasa geram

dan merasa terganggu akan kehadiran Syams di antara mereka, sehingga mereka

berunding dan memutuskan untuk memisahkan Rumi dari Syams.

Pada bulan Februari 1246, mereka mengusir Syams untuk pergi sejauh

mungkin dari kehidupan Rumi. Atas perintah tersebut, Syams pergi menuju

Damaskus. Kepergian Syams tersebut membuat Rumi gelisah, hingga akhirnya Rumi

memerintahkan putera sulungnya, Sultan Walad, untuk mencari Syams. Ketika Sultan

Walad mengetahui keberadaan Syams, ia pun langsung menyusul Syams dan

membawanya kembali ke Konya. Setelah Rumi mengetahui kepergian Syams karena

ulah dari murid-muridnya sendiri, Rumi menjadi sangat marah atas perlakuan murid-

muridnya yang dianggapnya telah berbuat kasar terhadap guru spiritualnya tersebut.

Hal tersebut dilakukan atas dasar cinta yang Rumi rasakan terhadap Syams yang

sangat besar, sehingga Rumi tidak sanggup untuk pisah dari Syams, begitu juga

22 Wawancara Penulis dengan Presiden Haqqani Sufi Insitute of Indonesia, Arief Hamdani, pada hari

Kamis, (tanggal 20 Februari 2009), di Rumi Café, Jakarta Selatan.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 42: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

59

sebaliknya. Rasa cinta mereka tidak dapat terlihat, siapa yang sebagai kekasih dan

siapa pula yang menjadi terkasih.

Setelah Sultan Walad berhasil membujuk Syams, akhirnya pada bulan Mei

1247, Syams kembali lagi ke Konya.23

Akan tetapi, kembalinya Syams ke Konya kali

ini tidak bertahan lama. Hal ini bukan yang pertama kalinya Syams mencoba untuk

pergi jauh dari kehidupan Rumi karena perlakuan orang-orang yang tidak

mengharapkan kehadirannya. Berkali-kali Syams pergi keluar dari Konya, dengan

alasan demi perkembangan spiritual Rumi. Kepergian Syams yang pertama, ia

curahkan dalam tulisannya yang berjudul Maqālāt.

Suatu malam, di bulan Desember tahun 1247 ketika Syams sedang bersama

Rumi di dalam rumah, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dan berkata bahwa ada

seorang sufi yang datang dari jauh ingin bertemu dengan Syams. Kemudian Syams

pun keluar ruangan dan mengikutinya. Setelah itu, Syams tidak muncul-muncul lagi.

Berbagai sumber telah menyebutkan bahwa hilangnya Syams karena telah dibunuh

oleh Putera kedua Rumi, Ala’uddin, beserta kawan-kawannya yang merupakan

murid-murid Rumi. Pembunuhan berencana tersebut disebabkan karena mereka tidak

menginginkan kehadiran Syams di dalam kehidupan Rumi.

Setelah sekian lama Rumi menunggu kepulangan Syams. Namun, Syams

tidak kunjung datang menemui Rumi. Rumi pun mencari-cari Syams di mana-mana,

tetapi usahanya tersebut tidak membuahkan hasil. Kesedihan Rumi atas hilangnya

Syams direfleksikan24

Rumi dalam bentuk tarian berputar sambil melontarkan bait-

bait puisi mistis cinta. Sebenarnya tari Sema sebelumnya sudah dilakukan oleh Abu

Bakar as-Shiddiq. Namun, saat itu Sema tidak dikenal seperti halnya pada masa

Rumi. Keadaan Rumi ketika kehilangan Syams digambarkan oleh putera sulung

Rumi, Sultan Walad, dalam bentuk syair berikut ini:

23

Baldock, op. cit., hal. 39. 24

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, 1995, refleksi adalah gerakan, pantulan di luar

kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar. Untuk

terjemahan lainnya, lihat kepustakaan.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 43: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

60

“Tidak pernah sejenak pun dia berhenti mendengarkan

musik (sama’) dan menari;

Tidak pernah dia melepaskan lelah baik siang maupun malam.

Setelah menjadi seorang mufti: dia menjadi penyair;

Setelah menjadi seorang pertapa: ia menjadi mabuk oleh Cinta.

Bukanlah anggur biasa: jiwa yang terang hanya meneguk anggur cahaya”.25

Dari ungkapan putera sulung Rumi tersebut, terbukti bahwa tidak henti-

hentinya Rumi menari dan berputar-putar sambil mengungkapkan luapan isi hatinya

dalam bentuk puisi yang bersifat mistis. Tarian berputar ini dikenal dengan nama

Sema dan di Barat dikenal dengan sebutan “the whirling dervishes”, yang berarti

“darwis yang berputar”. Kata Sema itu sendiri muncul karena tarian ini dilakukan

dengan diiringi alunan musik. Sedangkan istilah “the whirling dervishes” muncul

karena gerakan yang terdapat dalam tari Sema, berputar-putar seperti halnya

permainan gasing. Tarian tersebut tiba-tiba saja muncul ketika Rumi mendengar

dentingan suara besi tempat sahabatnya, Salahuddin Zarqub, bekerja. Setiap

dentingan besi tersebut seolah-olah Rumi mendengar nama Allah! Allah! Allah!

sebagai akibatnya, Rumi menari berputar-putar hingga mencapai keadaan ekstase.

Sema atau tarian berputar juga merupakan salah satu bentuk ungkapan cinta

Rumi yang begitu besar terhadap Syams. Di samping itu, melalui gerakan berputar

dalam tari Sema, Rumi ingin menyebarkan cinta terhadap Tuhan kepada manusia

yang ada di muka bumi ini. Hal ini disebabkan karena Rumi tidak pernah berhenti

mencintai Tuhan. Dengan demikian, Rumi mengajak pengikutnya, bahkan umat

Islam di dunia menari dan berputar dengan hanya mengingat Allah Swt. semata

dalam hatinya. Istilah “mengingat” dalam bahasa Arab disebut dengan istilah “zikir”.

Dengan kata lain, tari mistis Sema merupakan salah satu metode zikir untuk selalu

mengingat Tuhan dengan menghilangkan segala macam pikiran kecuali Allah Swt.

Tari Sema sampai saat ini masih digunakan oleh beberapa tarikat yang ada di dunia,

seperti tarikat Qhisty di India, Maulawiyah di Turki, dan juga Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani yang mengadakan praktik tari Sema ketika mereka tengah

berzikir dan kemudian ditutup dengan pembacaan doa yang semua itu terangkum

25

Nicholson, op. cit, hal. xiii.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 44: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

61

dalam praktik zikir khātam khawajagan. Dapat dikatakan pula bahwa tari Sema

merupakan salah satu metode zikir yang diterapkan Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani

dengan diiringi alat musik rebana dan rebab, seperti halnya alat musik marawis.

Bedanya, musik pada tari Sema selalu diawali dengan meniupkan seruling khas Turki

yang dikenal dengan nama Ney.

Mengenai alat musik yang digunakan ketika tari Sema berlangsung, masing-

masing memiliki kisah tersendiri. Beberapa diantaranya adalah rebab dan seruling

Ney. Kisah Rebab diceritakan oleh Arief Hamdani, selaku Presiden Direktur Haqqani

Sufi Institut of Indonesia. Ada seorang gadis yang sangat mengagumi Rumi, hingga

suatu ketika ia senantiasa memainkan rebabnya, meskipun sewaktu ayahnya masih

hidup telah melarangnya untuk tidak memainkan alat musik tersebut. Walaupun

demikian, gadis tersebut tetap terus memainkannya. Rumi mendengarkannya dengan

perasaan penuh cinta. Oleh karena itulah, dalam musik tari Sema terdapat alat musik

rebab. Dikatakan pula bahwa pada saat itu keadaan tanahnya sangat gersang. Namun,

ketika Rumi menari, mawar-mawar pun berkembang karena cinta. Oleh sebab itulah,

cinta dilambangkan dengan bunga mawar. Simbol mawar ini juga dapat dilihat ketika

para darwis (penari Sema) hendak merentangkan kedua tangannya seolah-olah

menggambarkan bunga mawar yang sedang bermekaran.

3.2.1 Sejarah Masuknya Tari Mistis Sema Ke Indonesia

Seperti yang sudah disinggung pada pembahasan sebelumnya bahwa

tari Sema diciptakan Rumi sebagai ungkapan rasa rindunya terhadap

kekasihnya, Syamsi Tabriz. Awalnya, tarian berputar Sema hanya digunakan

oleh satu-satunya tarikat yang dikenal dengan nama Tarikat Maulawiyah atau

Jalaliyah. Tarikat tersebut didirikan oleh Jalaluddin Rumi yang sampai saat ini

pusatnya berada di Konya, Turki. Rumi merupakan syekh pertama pada

Tarikat Mevlevi (baca: Mewlewi). Beliau mengembangkan Tarikat

Maulawiyah bersama dengan sahabatnya yang bernama Husamuddin. Dalam

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 45: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

62

tarikat tersebut, ditandai dengan adanya tari Sema sebagai ungkapan cinta

manusia terhadap Tuhan Sang Maha Pencipta alam raya.

Pada abad ke-17 Tarikat Mevlevi atau Tarikat Maulawiyah saat itu di

bawah kekuasaan serta dikendalikan oleh Kerajaan Utsmaniyah.26

Meskipun

demikian, Tarikat Maulawiyah tetap diizinkan untuk mempraktikkan tari

Sema tersebut hingga menyebar ke berbagai daerah dan memperkenalkannya

ke masyarakat luas. Keadaan ini membuat tarikat yang satu ini mencapai

kejayaannya dan menjadi tarikat yang paling berpengaruh hingga terkenal di

dunia Barat. Sebagai hasilnya, praktik tari Sema menarik perhatian banyak

kalangan, sehingga tidak sedikit yang ingin menjadi anggota tarikat yang

didirikan oleh Rumi tersebut.

Di samping masa kejayaannya, Tarikat Maulawiyah juga mengalami

masa-masa sulit dalam melaksanakan segala praktik keagamaannya,

khususnya pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk27

. Selama masa

jabatannya, beliau melarang keras atas segala kegiatan yang dilakukan oleh

para pengikut sufi, termasuk kegiatan praktik Sema yang diterapkan oleh

Tarikat Maulawiyah. Peraturan ini dibuat karena Attaturk ingin mengadakan

modernisasi secara besar-besaran di Turki. Bagi Attaturk, sufi dan segala

praktik zikir dan kegiatan lainnya merupakan suatu hal yang dapat

menghambat dan menjadi ancaman bagi proses modernisasi di Turki. Pada

tahun 1925, Republik Turki yang baru berdiri secara resmi menutup semua

pondokan sufi dan semua kegiatan yang berhubungan dengan tarikat.28

Pada

26

Dikutip dari ceramah Sulthanul Awliya Mawlana Syekh Nazim Adil al-Haqqani dan Maulana Syekh

Muhammad Hisham Kabbani ar-Rabbani, Sema Rumi: Adab Whirling Dervishes (terj. Arief L.

Hamdhani, et al.), Jakarta: Haqqani Sufi Institute of Indonesia, hal. 19. 27

Mustafa Kemal Attaturk diberi gelar sebagai “Bapak Bangsa Turki” (1342-1357/1923-1938 M),

dahulunya adalah seorang perwira dalam pasukan Utsmaniyah. Lalu dia bergabung ke dalam

organisasi Turki Muda. Namanya mulai bersinar pada tahun 1334 H/1915 M ketika berhasil

mengusir serangan sekutu di Dardanil. Pada tahun 1338 H/1919 M dia mendirikan partai nasionalis

Turki yang mengganti kedudukan Organisasi Persatuan dan Pembangunan. Pada tahun 1342 H/1923

M khilafah Islamiyah dihapus, lalu Turki berganti menjadi Republik Sekuler. Mustafa Kemal

menjadi presiden dengan model kepemimpinan diktator. lihat al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman

Nabi Adam hingga Abad XX, hal. 372 et Seq. 28

Julian Baldick, Islam Mistik; Pengantar Anda ke Dunia Tasawuf, terj. Satrio Wahono, Jakarta:

Serambi Ilmu Semesta, 2002, hal. 210

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 46: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

63

tahun 1953 atas kesepakatan pemerintahan Turki, akhirnya Tarikat

Maulawiyah diizinkan kembali mengadakan tari mistis Sema pada peringatan

wafatnya Rumi pada tanggal 17 Desember di Konya.29

Setelah menjalani berbagai macam halangan dan rintangan, akhirnya

pemerintahan Turki saat itu memberikan kebijakan kepada Tarikat

Maulawiyah untuk memperkenalkan tari Sema ke negara-negara di luar Turki,

termasuk di Indonesia yang saat ini diterapkan oleh Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani. Perizinan kembali atas segala bentuk dakwah dan penyebaran Islam

di Turki dilakukan ketika penguasa Turki saat itu digantikan oleh Adnan

Menderes.30 Dalam penguasaannya di Turki saat itu, beliau mengizinkan para

sufi untuk terus melanjutkan serta menyebarkan ajaran-ajarannya ke seluruh

wilayah Turki, bahkan sampai ke luar wilayah Turki. Tentunya kesempatan

tersebut tidak disia-siakan oleh para pengikut tarikat, terutama Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani dan Tarikat Maulawiyah yang saat itu mulai

membuka praktik Sema seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya.

Sema berasal dari bahasa Arab, “Samā’”, yang artinya “mendengar”

atau jika diterapkan dalam definisi lebih luas adalah bergerak dengan suka cita

sambil mendengarkan nada-nada musik sambil menari berputar-putar sesuai

dengan arah putaran alam semesta. Rumi mengatakan bahwa ada sebuah

rahasia tersembunyi dalam musik dan Sema, di mana musik merupakan

gerbang menuju keabadian dan Sema adalah seperti elektron yang

mengelilingi intinya bertawaf menuju Sang Maha Pencipta.31

Dengan kata

lain, musik dapat menaikkan semangat peserta ketika melakukan zikir.

Dengan demikian, ego yang ada dalam diri kita akan lebih mudah untuk

dihancurkan. Dengan hancurnya ego tersebut, maka kita akan berputar menuju

cinta ilahiah dengan mudah. Perputaran dalam Sema, layaknya perputaran

alam raya yang di dalamnya terdapat kekuatan cinta.

29

Schimmel, op. cit., hal. 235. 30

Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, Silsilah Rantai Emas-4, Vol.4, terj. Arief Hamdani, et al.,

Jakarta: Rabbany Sufi Institute of Indonesia, hal. 97. 31

Syekh Nazim al-Haqqani dan Syekh Hisham., op. cit., hal. 17.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 47: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

64

Tari mistis Sema diperkenalkan di Indonesia oleh Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani. Adapun kedatangan Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani dan Sema ke Indonesia dibawa dan diperkenalkan oleh Syekh

Muhammad Hisyam Kabbani al-Rabbani yang berasal dari Libanon, beliau

adalah murid dari mursyid tarikat ini. Presiden Direktur Haqqani Sufi Institute

Indonesia, Arief Hamdani, mengungkapkan bahwa Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani menggunakan tari Sema dikarenakan mursyid Syekh Hisyam, yaitu

Syekh Nazim Adil al-Haqqani, memegang tujuh tarikat dan beberapa dari

tarikat-tarikat tersebut menggunakan tari Sema seperti yang telah diterapkan

oleh Tarikat Maulawiyah di Turki. Adapun tarikat-tarikat yang diikuti oleh

Syekh Nazim di antaranya adalah Tarikat Naqsyabandiyah, Syadzaliyyah,

Rifa’iyah, Tijanniyah, Maulawiyah, Chistiyah, dan Qadiriyah. Dengan

memegang tujuh tarikat tersebut, Syekh Nazim mempelajari serta menerapkan

segala amalan yang diajarkan oleh mursyidnya. Maka dari itu, tidak heran

apabila pada Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani juga terdapat tari Sema di

dalamnya, seperti yang terdapat pada Tarikat Maulawiyah di Turki. Syekh

Nazim memerintahkan Syekh Hisham untuk menerapkan Sema dalam

zikirnya, karena beliau sangat mengagumi dan mencintai Maulana Jalaluddin

Rumi. Di Indonesia, tari mistis ini baru digunakan oleh Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani.

Zikir dengan diiringi musik dan tari-tarian di Indonesia baru

digunakan oleh Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani. Awal masuknya Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani ke Indonesia pada tahun 1997, tarikat ini belum

menggunakan musik dan tari Sema dalam zikirnya. Kemudian pada tahun

2003, atas prakarsa Syekh Hisham, Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani mulai

mengembangkan tarikatnya di bidang seni, yakni seni tari Sema dan seni

musik yang dipraktikkan di zawiyah-zawiyah Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani ketika mereka melaksanakan zikir. Kemudian pada tahun 2005, tari

Sema mulai resmi digunakan dalam zikir Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 48: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

65

Pertunjukkan pertama tari Sema ketika itu, diadakan di Taman Ismail Marzuki

(TIM) pada bulan Oktober 2005 dengan dihadiri oleh Cak Nun.32

Inspirasi penerapan tari Sema dalam Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani

ini diawali ketika Syekh Hisham memberikan pelajaran mengenai tari Sema

yang diajarkan oleh Rumi kepada pengikut-pengikutnya. Setelah Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani menerapkan Sema pada zikirnya, banyak orang-

orang dari berbagai kalangan ikut serta dalam zikir Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani. Adapun Tujuan dari praktik tari Sema itu sendiri adalah untuk

memperkuat zikir dan mengobarkan api yang membakar segala sesuatu

kecuali kekasih.33 Karena zikir merupakan cara yang paling ampuh untuk

membakar sifat dasar manusia yang negatif.

Dalam praktiknya, sebagian besar orang yang menarikan Sema adalah

beragama Islam. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan apabila ada

masyarakat umum atau penganut agama lain di luar Islam (nonmuslim) ingin

bergabung dalam praktik Sema. Dengan kata lain bahwa tari Sema terbuka

untuk umum. Hal ini dikarenakan dakwah melalui praktik tari Sema dilakukan

atas dasar cinta, yakni cinta yang dianugerahkan Tuhan lalu disebarkan

kepada umat manusia di muka bumi ini tanpa membedakan ras, agama, umur,

dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rumi

kepada para pengikutnya. Maka dari itulah Syekh Nazim memerintahkan

kepada para pengikutnya untuk menggunakan tari Sema pada Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani, salah satu tujuannya adalah agar dapat menaikkan

semangat ketika ketika berzikir. Zikir dengan diiringi musik dan tarian akan

lebih mudah untuk menghancurkan ego dalam diri manusia. Menurut Syekh

Hisyam, “Tidak ada gerakan, maka tidak ada cinta”.34

32

Data ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Arief Hamdani di Rumi Café, pada

hari Kamis (20 Februari 2009), pukul 14.00-17.30 wib. 33

William C. Chittick, Tasawuf di Mata Kaum Sufi, Bandung: Mizan, 2002, hal. 159. 34

Dikutip dari hasil wawancara Penulis dengan Presiden Haqqani Sufi Institute of Indonesia, Arief

Hamdani, di Rumi Café, Jakarta Selatan, pada hari Kamis, tanggal 20 Februari 2009 (pukul: 14.00-

17.30).

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 49: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

66

Dewasa ini bukan hanya di Indonesia, sebelumnya tari Sema juga

sudah menyebar ke berbagai kota di Eropa, Amerika, dan Asia di bawah

bimbingan Syekh Hisyam Kabbani ar-Rabbani dan di Turki sendiri langsung

di bawah pengawasan mursyid Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani, yaitu Syekh

Nazim Adil al-Haqqani. Perkembangan serta penyebaran Sema di Indonesia

masih terus dilakukan oleh Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani di berbagai

tempat, dari mulai lembaga pendidikan sampai tempat hiburan seperti di café,

Mal, acara pesta, dan acara resmi lainnya. Bukan hanya itu, sufi dan tari Sema

juga dipopulerkan melalui berbagai macam media, baik melalui Televisi,

majalah-majalah, surat kabar, internet, dan media elektronik lainnya. Hal ini

dilakukan agar dakwah mereka dengan menerapkan Sema yang diajarkan oleh

Rumi dapat diterima dan disukai oleh berbagai golongan masyarakat.

3.2.2 Praktik Tari Mistis Sema

Konser spiritual tari mistis Sema diiringi musik yang bertemakan

kecintaan terhadap Tuhan. Alat musik yang dimaksud terdiri dari rebana, Ney,

dan rebab. Bagi darwis (penari Sema), musik merupakan bahasa rahasia bagi

tanda-tanda Allah Swt. yang bisa didengarkan. Dengan mendengarkannya,

jiwa mengingat sumber asalnya pada hari Alastu, ketika kedekatan kepada

Allah menjadi tanah airnya.35

Di samping musik juga terdapat lantunan

shalawat Nabi Saw. yang dikenal dengan nama Naat-i-Sherif 36

, biasanya

shalawat tersebut diucapkan dalam bahasa Turki.

Pemain musik dan pembaca shalawat disebut mutrip, posisi mutrip

ketika berada di atas panggung berada di bagian depan dari tempat prosesi

35

Chittick, op. cit., hal. 159. 36

Naat dalam musik Mawlawi, disusun oleh Buhuriz Mustafa’ Itri (1640-1712), tetapi puisinya adalah

puisi Rumi, lihat karya Mulyadi Kertanegara, tentang Tarikat Maulawiyah yang ditulis dalam buku

yang berjudul Mengenal dan Memahami Tarikat-Tarikat Muktabarah di Indonesia, disusun oleh Sri

Mulyati, et al., hal. 343.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 50: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

67

Sema. Adapun jumlah penari Sema tidak harus ditentukan ganjil atau genap,

sedangkan jumlah pemain musik biasanya sebanyak sebelas orang dan

delapan penyanyi. Peranan penyanyi (mutrip) dalam tari Sema bagaikan

seorang imam dalam sembahyang: semua mengikutinya.37

Dikatakan

demikian, karena cepat atau lambatnya gerakan dalam tarian tersebut

tergantung dari alunan lagu dan irama musik yang dimainkan. Apabila mereka

(mutrip) memainkan iramanya dengan perlahan-lahan, maka gerakan tarian

tersebut akan turut perlahan-lahan pula. Begitu juga sebaliknya, jika iramanya

cepat, maka putarannya juga akan lebih cepat dari sebelumnya.

Posisi para mutrip harus sudah ada di atas panggung Sema sebelum

para darwis (penari) dan syekh hadir. Para penari Sema, ketika sedang ber-

whirling (menarikan Sema), diharuskan dalam keadaan suci dengan cara

berwudhu, kemudian melaksanakan dua rakaat shalat syukru dan tawas ul atau

menyatukan hati dengan para guru rantai emas pada Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani yang berjumlah empat puluh orang. Setelah itu murāqabah, yakni

penyatuan serta menjalin koneksi dengan para guru atau syekh, baru setelah

itu melaksanakan adab-adab Sema. Tari mistis Sema oleh Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani, biasanya dilakukan dalam zikir yang dikenal

dengan nama zikir khātam khawajagan.

Dalam zikir khātam khawajagan terdapat zikir “Huu”38, yang

merupakan zikir untuk ruh, zikir haqq untuk nafs, dan zikir “Hayy” untuk

fisik badan. Setelah tahapan zikir tersebut selesai dilaksanakan, kemudian

masuk dalam zikir Lā ilā ha illallāh. Setelah itu, para darwis meminta izin

kepada syekhnya untuk melaksanakan Sema. Di Turki, Sema masih dilakukan

oleh Tarikat Maulawiyah. Saat ini, seni tari Sema sudah menjadi salah satu

37

Chittick, op. cit., hal. 505. 38

Zikir “Huu” merupakan kata ganti dari Allah. berdasarkan yang terdapat dalam Ayat Kursi, yakni:

Allahu la ilaha illa HU Al-Hayy al-Qayyum (QS 2:255). Yang artinya adalah: Allah! Tiada Tuhan

kecuali Dia Yang Maha Hidup, Yang Maha Mandiri. lihat Zikir Mengingat Allah Zikir Hati

Naqsyabandi, hal. 47.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 51: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

68

bagian dari kebudayaan Turki. Selain di Turki, Sema juga terdapat di India

yang dilakukan oleh Tarikat Qhisti.

Selama berputar, darwis dalam keadaan berzikir dengan hanya

mengingat dan menyebut asma Allah Swt. dalam hatinya seperti denyutan

detak jantung. Putaran dalam tari Sema merupakan tiruan dari alam raya yang

mengungkapkan bahwa kondisi yang ada di alam raya ini dalam keadaan

berputar. Keadaan ini didasarkan pada perputaran proton, neutron, dan

elektron dalam atom yang merupakan partikel terkecil yang menyusun semua

makhluk hidup dan benda yang ada di alam raya ini, seperti yang dapat kita

lihat dalam kehidupan kita, tidak henti-hentinya Matahari berputar mengitari

planetnya.39

Perputaran tersebut terlihat mirip, seperti halnya gerakan berputar

yang terdapat dalam tari mistis Sema.

Setiap atom menari di darat dan di udara

Sadarilah baik-baik, seperti kita,

Ia berputar tanpa henti di sana

Setiap atom, entah sedih atau bahagia

Putaran Matahari adalah ekstase

yang tidak terperikan darinya.40

Perputaran dalam tari Sema juga dapat dikaitkan dengan kehidupan

manusia yang terus berputar setiap waktu, yang menunjukkan bahwa mulanya

manusia berasal dari tanah, kemudian menjalani masa-masa kehidupannya di

dunia, hingga kembali lagi ke tanah. Ringkasnya, lahir, hidup, dan mati.41

Perputaran tersebut merupakan bukti akan keberadaan Tuhan yang telah

menciptakan alam semesta dan seluruh benda dan makhluk hidup yang

senantiasa bertasbih kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan yang terdapat dalam

ayat Quran berikut ini:

39

Talat Sait Halman dan Metin yang dikutip dari buku yang berjudul: Mengenal dan Memahami

Tarikat-Tarikat Muktabarah di Indonesia, Sri Mulyati, et al., Jakarta: Kencana, 2005, hal. 339. 40

Ibid. 41

Syekh Nazim al-Haqqani dan Syekh Hisham Kabbani, op. cit., hal. 33.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 52: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

69

ßx Îm7|¡ ç„ ¬! $tΒ ’Îû ÏN≡uθ≈yϑ ¡¡9 $# $ tΒ uρ ’Îû ÇÚö‘ F{$# ( ã&s! à7ù=ßϑø9 $# ã&s! uρ ߉ ôϑ ysø9 $# ( uθèδuρ 4’n? tã Èe≅ ä. &ó x« í�ƒÏ‰ s% ∩⊇∪

Artinya: “Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di

bumi; hanya Allah-lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua puji-

pujian; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. QS 64:1

Semasa hidupnya, Rumi sering melakukan tari Sema sambil

mengungkapkan puisi-puisi mistis berisikan tentang cinta terhadap Tuhan,

yang keluar dari bibirnya secara spontan. Gerakan-gerakan Sema yang

dilakukan oleh para darwis saat ini masih tetap sama seperti yang telah

dilakukan oleh Rumi semasa hidupnya. Hanya saja, saat ini konsep

pengajaran adab Sema di tiap-tiap negara yang diajarkan oleh masing-masing

gurunya berbeda-beda. Sebagian ada yang melakukan adab-adab Sema secara

lengkap, hingga sampai kepada salam keempat. Namun, ada juga yang hanya

sampai salam ketiga. Ada juga yang melakukan salamnya hanya sesama

darwis, saling menunduk, dan ada juga yang hanya kepada syekhnya. Di sisi

lain, ada juga yang hanya menggunakan sampai tiga adab salam dan tata cara

salam yang dilakukan juga terkadang ada yang berbeda. Meskipun demikian,

tujuan mereka dalam menarikan tari mistis Sema ini tetap sama, yaitu menuju

cinta ilahi.

Sema biasanya dilakukan oleh para pengikut Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani selama zikir berlangsung, yang diadakan di zawiyah-nya.

Berdasarkan pengamatan penulis ketika mengikuti zikir di zawiyah Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani yang terletak di wilayah Kebayoran Baru, peserta

zikir laki-laki berada di tempat yang terpisah dari peserta zikir perempuan. Di

ruang zikir laki-laki, biasanya tari Sema dilakukan secara spontan ketika zikir

dimulai. Sementara di ruang perempuan, biasanya mereka melakukan tari

Sema ketika Hadhrah42 berlangsung. Hadhrah dilakukan dengan cara berdiri

42

Berdasarkan penuturan Arief Hamdani (Presiden Haqqani Sufi Institue of Indonesia), ketika

diwawancara oleh penulis di Rumi Café, beliau menyatakan bahwa arti kata hadhrah ialah hadir.

Praktik Hadhrah dilakukan setelah upacara ritual zikir khātam selesai dilaksanakan.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 53: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

70

yang diikuti dengan gerakan tubuh, seperti melompat serta menggerakan

tangan sambil menyerukan kata “al-Hayyu” yang artinya Yang Maha Hidup.

Ketika itulah, darwis perempuan mulai berputar-putar di tengah lingkaran.

Setelah selesai, upacara ritual ini ditutup dengan pembacaan doa yang

ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw., para syekh Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani, serta umat muslim di dunia.

Praktik zikir Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani yang disertai dengan

alunan musik dan tari Sema dilakukan di zawiyah Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani dengan waktu dan tempat yang berbeda. Seperti halnya praktik tari

Sema yang diselenggarakan di zawiyah Haqqani-Rabbani Whirling Dervishes

of Indonesia atau disebut juga dengan nama Rumi Café, waktunya berbeda

dengan praktik zikir yang diselengarakan di zawiyah Tarikat Naqsyabandiyah

Haqqani yang terletak di Cinere. Praktik zikir dan Sema di zawiyah Rumi

Café, Jakarta, dilakukan secara rutin setiap senin malam seusai menunaikan

shalat Isya. Sebaliknya, praktik zikir dan Sema di zawiyah Cinere dilakukan

setiap hari Rabu malam. Perbedaan waktu praktik zikir tersebut, bukanlah

suatu hal yang dipermasalahkan.

3.2.3 Adab-Adab Sema

Prosesi Sema menggambarkan perjalanan spiritual manusia dengan

menggunakan akal dan cinta dalam menggapai “kesempurnaan”. Bermula

melangkah menuju kebenaran, didukung dengan menumbuhkan cinta,

mengesampingkan ego, menemukan kebenaran, dan akhirnya sampai pada

“kesempurnaan”, kemudian kembali dari perjalanan spiritual ini sebagai

manusia yang telah mencapai kematangan dan lebih sempurna serta memiliki

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 54: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

71

cinta, siap untuk melayani seluruh makhluk dan ciptaan Tuhan lainnya dengan

penuh cinta tanpa membedakan suku, status sosial, maupun bangsa.43

Dalam Sema terdiri dari beberapa adab, masing-masing dari adab-adab

tersebut mengandung makna tersendiri. Begitu juga dengan seragam yang

digunakan saat ber-whirling. Ketika ber-whirling, masing-masing darwis

mengenakan gaun putih panjang yang bagian bawahnya lebar mirip dengan

rok, pakaian wanita. Gaun putih tersebut dikenal dengan nama Tennure yang

merupakan simbol kain kafan. Ketika memakai, Tennure harus ditarik ke atas

sampai sebatas telinga, setelah itu bagian pinggangnya mula-mula diikat

dengan tali putih, lalu Tennure diturunkan. Baru setelah itu diikat lagi dengan

sabuk berwarna hitam yang memisahkan dari nafs ke qalb. Tennure

merupakan kain kafan yang melepaskan tabir ego dari jubah hitam yang

menyelimuti spiritualitasnya dalam mencapai kebenaran. Sebelum memakai

Tennure, para darwis memakai baju kokoh terlebih dahulu.

Setelah memakai Tennure, kemudian dilapisi lagi dengan jubah hitam.

Jubah hitam tersebut disebut dengan istilah Hirka (lafal Turki: “Herka”), yang

merupakan simbol dari kegelapan di alam kubur. Ketika memakai Hirka,

hanya syekh yang boleh memasukkan tangannya ke dalam Hirka. Sementara

seluruh darwis tangannya tidak boleh dimasukkan ke dalamnya. Hal ini

dihindarkan supaya tangan darwis tidak terlihat keluar dari jubah tersebut, dan

ketika menari Hirka wajib dilepaskan. Adab ini menunjukkan proses

kelahiran kembali menuju kebenaran, karena ego yang terdapat dalam diri

manusia telah terlepas dari raganya. Selain Hirka dan Tennure, para darwis

juga mengenakan topi berwarna merah atau abu-abu dengan bentuk

memanjang ke atas yang diberi nama Sikke, topi ini melambangkan batu nisan

bagi egonya. Seluruh pakaian tersebut merupakan simbol dan memiliki makna

“mati sebelum mati”. Artinya, kita mengalami kematian di saat kita masih

hidup. Oleh sebab itu, kita harus mengenal diri kita terlebih dahulu. Apabila

43

Syekh Nazim al-Haqqani dan Syekh Hisham Kabbani, op. cit., hal. 59.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 55: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

72

kita sudah mengenal diri kita, maka kita akan mengenal dan bertemu dengan

Tuhan.

Di antara adab-adab Sema, ada satu adab yang paling penting ketika

prosesi Sema berlangsung. Adab yang dimaksud adalah para darwis tidak

boleh membelakangi syekh, karena hal ini dianggap sangat tidak sopan. Di

dalam ruang Sema terdapat suatu garis yang bernama Hati Istifa’. Hati Istifa’

ini merupakan garis terdekat menuju Ka’bah, garis tersebut hanya boleh

dilalui oleh syekh. Selain syekh, tidak ada seorang pun yang diperkenankan

melewati garis tersebut, kecuali dengan cara membungkukkan badan dengan

posisi tangan menyilang di depan. Dengan kata lain, setiap darwis yang

melewati garis tersebut harus membungkukkan badan, seperti halnya ketika

mereka melakukan rukuk saat shalat. Adab ini dilakukan sebagai salah satu

bentuk rasa hormat darwis kepada mursyid.

Ketika panggung Sema masih dalam keadaan kosong, yakni sebelum

para penari Sema dan pemain musik masuk ke dalam ruang Sema, ada

seorang darwis yang masuk ke panggung Sema lebih awal untuk

mempersiapkan segala yang dibutuhkan selama upacara ritual tari mistis Sema

berlangsung. Ketika itu, ia ditugasi membawa karpet berwarna merah yang

terbuat dari bulu domba. Karpet tersebut dikenal dengan nama “Postaki”, atau

biasa disingkat dengan istilah “Pos”. Postaki merepresentasikan tajalli44

atau

manifestasi. Karpet merah tersebut menggambarkan tentang keindahan

Matahari dan langit senja sewaktu Rumi wafat. Karpet merah inilah yang

kemudian dijadikan sebagai alas untuk tempat duduk syekh. Darwis yang

membawa alas tersebut juga tetap tidak boleh menginjak garis lintas syekh.

Setelah pembawa alas tadi, urutan kedua yang masuk ke ruang Sema

adalah mutrip yang kemudian menempati posisinya masing-masing. Pada

44

Tajalli, berarti Allah menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada makhluk-Nya. Penyingkapan diri

Tuhan tidak pernah berulang secara sama dan tidak pernah pula berakhir. Penyingkapan diri Tuhan

itu berupa cahaya bathiniyah yang merasuk ke hati. Tajalli merupakan tanda-tanda yang Allah

tanamkan di dalam diri manusia supaya ia dapat disaksikan. Setiap tajalli melimpahkan cahaya demi

cahaya sehingga seorang yang menerimanya bakal tenggelam dalam keabadian. lihat Amstrong,

Kunci memasuki Dunia Tasawuf, hal. 66.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 56: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

73

urutan ketiga, barulah para penari Sema berbaris dan satu persatu masuk

ruang Sema berikut seorang Sema-Zen45

. Syekh masuk paling akhir dan

memberi hormat kepada para darwis. Setelah itu, para darwis membalas

hormat kepada syekh. Penghormatan darwis dilakukan setelah syekh memberi

hormat terlebih dahulu kepada mereka.

Dalam Sema, syekh diibaratkan bagaikan Matahari, sedangkan Sema

Zembasi (Sema-Zen) diibaratkan bagaikan rembulan. Artinya, Matahari

memberikan inspirasi kepada rembulan dan menjadi pantulan rembulan dan

tugas rembulan dalam Sema adalah mengatur setiap putaran Sema yang

dilakukan oleh setiap darwis. Setelah mereka (para darwis, syekh, dan Sema-

Zen) duduk, para darwis menepuk lantai sebanyak satu kali diikuti dengan

mengucapkan “Huu”, sebagai tanda ketika hari kiamat nanti manusia akan

dibangunkan kembali di Padang Mahsyar.

Mutrip mulai melantunkan pujian Naat-i-Sherif, yakni senandung

shalawat dalam bahasa Turki. Naat merupakan nyanyian religius yang berisi

tentang puji-pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw. Berikut

adalah terjemahan dari Naat-i-Sherif menurut Ira Friedlander yang dikutip

oleh Mulyadhi Kartanegara dalam buku yang berjudul Mengenal Tarikat-

Tarikat Muktabarah di Indonesia. Berikut adalah salinan dari terjemahan

Naat-i-Sherif:

Oh tuan kami, wali Tuhan,

Engkau adalah kekasih Tuhan,

Nabi sang Pencipta tiada tandingan

Engkau adalah wujud murni

Yang telah dipilih di antara makhluk-makhluk Tuhan.

Oh sahabat dan sultanku,

Engkau adalah kekasih sang Abadi

Wujud dalam semesta yang amat tinggi

Engkau yang terpilih di antara nabi-nabi dan cahaya mata kami

45

Semazen atau dikenal juga dengan istilah Sema-Zembasi adalah sebutan untuk seorang darwis yang

tugasnya sebagai pengatur jarak para penari Sema agar tidak saling bertabrakkan antara satu penari

dengan penari yang lain, ketika tarian mistis Sema sedang berlangsung.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 57: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

74

Oh Tuhan, wali Tuhan!

Oh sahabatku dan sultan,

Utusan Tuhan,

Engkau tahu betapa lemah dan tidak berdayanya umatmu.

Engkau adalah pembimbing orang-orang tidak berdaya dan rendah

dalam

semangat,

Wali Tuhan, sultan kami,

Engkau adalah pinus di taman para nabi

Engkau adalah musim semi di dunia ats

Syamsi Tabriz telah memuji kebesaran nabi

Engkau adalah yang telah dibersihkan, yang terpilih, tegar, dan

agung

Oh engkau penawar hati

Wali ilahi!

Selama shalawat Naat-i-Sherif dilantunkan, posisi para darwis dan

syekh dalam keadaan duduk di tempat masing-masing. Setelah senandung

shalawat Naat-i-Sherif selesai dikumandangkan, seruling Ney mulai ditiupkan

selama beberapa menit. Suara Ney melambangkan bahwa ruh telah ditiupkan

kepada seluruh makhluk hidup yang ada di alam semesta ini. Setelah itu,

terdengar suara gendang ditabuhkan yang merupakan tanda perintah Tuhan

terhadap makhluknya. “Jadilah, maka terjadilah” yang merupakan terjemahan

dari kata “Kun Fayakun”.

Seruling Ney telah selesai ditiupkan, para darwis langsung bersujud

secara serentak, lalu segera berdiri. Syekh berdiri di atas Postaki. Kemudian

mereka saling memberi salam dengan cara menundukkan badan. Para darwis

memulai tariannya dengan lingkaran atau putaran perlahan sebanyak tiga kali.

Upacara ini disebut dengan nama “Sultan Walad Dauri” yang dambil dari

nama putera pertama Rumi, yakni Sultan Walad.46 Mereka berjalan selangkah

demi selangkah melingkari sang Samahane47

yang dipimpin oleh syekh,

sambil memberi salam ketika melintasi garis Hati Istifa’. Adab ini bermakna

46

John P. Brown. The Dervishes or Oriental Spiritualism. London: Oxford University Press. Hal. 252. 47

Samahane merupakan ruang upacara tari mistis Sema. Lihat Mulyati, et al., Mengenal dan

Memahami Tarikat-Tarikat Muktabarah di Indonesia, hal. 344.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 58: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

75

bahwa mereka saling menyampaikan suatu “rahasia” antara satu dengan yang

lainnya.

Gerakan melingkar dalam Sema terdiri dari tiga tahapan yang

membawa manusia menuju Tuhannya. Gerakan melingkar pertama

merupakan simbol dari penciptaan Matahari, bulan, bintang, dan seluruh

galaksi. Gerakan melingkar kedua merupakan simbol dari penciptaan flora

atau dunia tanaman, kemudian gerakan melingkar ketiga merupakan simbol

penciptaan fauna.48

Pada putaran ketiga ini, syekh duduk di atas karpet merah,

sementara para darwis melepaskan jubah hitamnya. Hal ini seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, bahwa dengan melepaskan jubah hitam berarti mereka

telah melepaskan dunia dan ego dalam dirinya. Setelah syekh memberi restu,

prosesi tari mistis Sema-pun dimulai. Kemudian para darwis segera

melepaskan jubah hitamnya, lalu posisi tangan mereka dalam keadaan

menyilang di dada. Hal ini merupakan simbol Keesaan Tuhan.

Satu persatu para darwis membungkukkan badan kepada syekh sambil

mencium tangan syekh, sementara syekh mencium Sikke darwis. Hal ini

dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Perputaran dalam Sema selalu

dimulai dari kanan ke kiri, hal ini menggambarkan darwis memeluk umat

manusia dan seluruh ciptaan Tuhan dengan segenap kasih sayang dan cinta.

Saat berputar, kaki kiri dijadikan sebagai tumpuannya. Perlahan-lahan kedua

tangannya diangkat ke atas dan dilepaskan di sisi pipi. Proses ini

menggambarkan bunga mawar yang sedang bermekaran. Setelah itu, posisi

kedua tangan terbentang dengan tangan kanan terbuka ke atas yang berarti

menerima hidayah dari Tuhan, lalu disebarkan kepada seluruh manusia

melalui tangan kiri yang mengarah ke bawah. Proses ini menggambarkan

kedekatan dan penyatuan terhadap Tuhan.

Pada dasarnya prosesi Sema terdiri dari empat salam, tetapi terkadang

dilakukan hanya sampai salam ketiga. Salam pertama para darwis mengitari

seluruh dunia, sehingga melahirkan kesadaran manusia tentang keberadaan

48

Syekh Nazim al-Haqqani dan Syekh Hisham, op. cit., hal. 27.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 59: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

76

Tuhan sebagai Sang Pencipta. Dengan demikian, manusia akan

menyampaikan kebenaran ilahiah. Salam kedua dalam Sema menggambarkan

kelemahan manusia setelah menyaksikan kebesaran dan keagungan Tuhan.

Salam ketiga merupakan bentuk transformasi kelemahan menjadi

mabuk cinta yang sangat mendalam. Pada tahap ini, seluruh keberadaan atau

eksistensi mereka melebur di dalam kesatuan ilahi. Inilah yang disebut dengan

keadaan ekstase. Perlu diketahui bahwa keadaan darwis saat itu dalam

keadaan sadar serta mengenali keberadaannya. Setelah salam ketiga selesai,

salam keempat dimulai. Akan tetapi, salam ini terkadang tidak dilakukan.

Melainkan, para darwis hanya melakukan sampai adab salam ketiga.

Salam keempat merupakan adab lengkap Sema, yakni adab terakhir

dalam prosesi tari mistis Sema. Pada adab ini, syekh masuk ke tengah

lingkaran para darwis dengan menyusuri garis Hati Istifa’, hingga sampai ke

titik pusat lingkaran. Ketika sampai di tengah lingkaran, syekh berputar secara

perlahan-lahan sambil membentangkan jubah hitamnya. Putaran yang

dilakukan oleh syekh bertujuan untuk mengumpulkan cahaya. Hal ini

menunjukkan bahwa syekh membuka hatinya kepada seluruh umat manusia di

dunia. Mengenai tata cara penghormatan pada adab salam kedua sampai

dengan adab salam keempat dalam Sema, sedikit berbeda dibandingkan

dengan adab salam pertama. Pada adab kedua sampai keempat, cara

penghormatan para darwis kepada syekh hanya dengan cara membungkukkan

badan tanpa mencium tangan syekh, lalu darwis langsung berputar. Hal ini

dilakukan lebih cepat dari yang pertama, karena mereka dalam keadaan

melakukan Sema.

Menurut Arief Hamdani, ada banyak pendapat mengenai makna yang

tersirat dalam adab salam pertama sampai keempat. Beberapa di antaranya ada

yang mengatakan bahwa salam pertama merupakan syariah, salam kedua

adalah tarikat atau jalan, salam ketiga adalah hakikat, dan salam keempat

adalah makrifat. Terkadang para darwis melakukan susunan adab tersebut

dengan mendahului makrifat terlebih dahulu, baru setelah itu hakikat atau

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 60: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

77

sebaliknya. Ada juga yang berpendapat bahwa salam pertama

menggambarkan penciptaan alam semesta, salam kedua adalah penciptaan

dunia tumbuh-tumbuhan. Salam ketiga adalah penciptaan dunia hewan, dan

kemudian keempat adalah penciptaan manusia.49

Salam keempat dalam adab Sema merupakan salam terakhir dari

upacara ritual tari mistis Sema. Tari mistis Sema ini ditutup dengan

pembacaan ayat suci Quran Surat al-Baqarah ayat 115.50

Adapun ayat dan

terjemahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

¬! uρ ä−Ì� ô±pRùQ $# Ü>Ì� øópRùQ $# uρ 4 $ yϑuΖ÷ƒ r' sù (#θ—9 uθè? §Ν sVsù çµô_uρ «! $# 4 �χ Î) ©! $# ììÅ™≡ uρ ÒΟŠÎ= tæ ∩⊇⊇∈∪

Artinya: “Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke

manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah51. Sesungguhnya

Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui”. QS 1: 115

Setelah selesai membacakan ayat suci, kemudian diakhiri dengan

pembacaan doa yang dipimpin oleh syekh. Doa ini ditujukan untuk arwah

para Nabi Allah, syekh Naqsyabandiyah, dan juga untuk umat Islam di

seluruh dunia. Ketika semua adab selesai dilaksanakan, para darwis

meninggalkan ruang Sema satu persatu tanpa membelakangi garis Hati Istifa’,

yakni dengan cara membungkukkan badan dan tidak boleh membalikkan

badan sampai ia keluar dari garis tersebut. Adab ini dilakukan disebabkan

karena syekh merupakan perwakilan dari Maulana Jalaluddin Rumi. Adab ini

dilakukan sama seperti ketika mereka memasuki ruang Sema.

49

Dikutip dari hasil wawancara Penulis dengan Presiden Haqqani Sufi Institute of Indonesia, Arief

Hamdani, di Rumi Café, Jakarta. Pada hari Kamis, tanggal 20 Februari 2009 (pukul: 14.00-17.30

wib.). 50

Syekh Nazim al-Haqqani dan Syekh Hisham Kabbani., op. cit., hal. 35. 51

“Di situlah wajah Allah”, maksudnya: kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana

saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan Allah.

Dikutip dari penjelasan dalam tafsir Quran Surat al-Baqarah ayat 115.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 61: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

78

3.3 Zikir Khātam Khawajagan

Pada bab sebelumnya penulis sempat menyinggung sedikit mengenai zikir

khātam khawajagan. Namun, dalam bab ini, penulis ingin menjelaskan lagi mengenai

praktik zikir khātam yang rutin dilakukan di zawiyah-zawiyah Tarikat

Naqsyabandiyah setiap seminggu sekali, terutama di zawiyah Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani. Menurut Presiden Haqqani Sufi Institut Indonesia, Arief

Hamdani, mengungkapkan bahwa zikir khātam sama dengan zikir Naqsyabandiyah.

Adapun istilah khātam itu sendiri artinya penutup atau akhir. Dikatakan

penutup, karena zikir ini dilaksanakan setelah praktik zikir sebelumnya telah selesai

dilakukan, dan tentunya setelah itu diakhiri dengan pembacaan doa. Istilah

khawajagan berasal dari bahasa Persia yang merupakan bentuk jamak dari kata

khawajah (bentuk tunggal) yang berarti seorang syekh, sedangkan istilah khawajagan

(bentuk jamak) artinya adalah syekh-syekh. Jadi, zikir khātam khawajagan

merupakan serangkaian zikir, ayat, shalawat, dan doa yang menutup setiap zikir

berjamaah yang dipimpin oleh seorang syekh. Zikir khātam dianggap sebagai tiang

ketiga Tarikat Naqsyabandiyah, setelah zikir ism al-dzat dan zikir nafiy wa isbat.52

Zikir ism al-dzat, artinya mengingat nama yang hakiki dengan mengucapkan nama

Allah Swt. secara berulang-ulang dalam hati, sedangkan zikir nafiy wa isbat artinya

adalah mengingat keesaan Tuhan.53 Sebelum praktik zikir khātam khawajagan

dimulai, seluruh jamaah yang mengikuti zikir ini diharuskan dalam keadaan suci

dengan cara berwudhu terlebih dahulu.

Menurut sumber tertulis, menyatakan bahwa Allah Swt. mengajarkan rahasia

zikir khātam khawajagan kepada Abdul Khaliq al-Ghujdawani, salah satu syekh

Naqsyabandiyah yang pertama kali memimpin zikir khātam pada tarikat ini. Nabi

Saw. memberitahu Abu Bakar, yang kemudian memberitahunya lagi kepada seluruh

52

Martin van Bruinessen, Tarikat Naqsyabandiyah di Indonesia, Bandung: Mizan, 1995, hal. 85. 53

Sri Mulyati et.al, Mengenal dan Memahami Tarikat-Tarikat Muktabarah di Indonesia, Jakarta:

Prenada Media, 2005, hal. 106.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 62: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

79

wali Naqsyabandiyah bahwa Abdul Khaliq al-Ghujdawani adalah pemimpin dari

khātam khawajagan.54

Pada dasarnya, zikir ini dipercaya berasal dari Abu Bakar as-Shiddiq. Zikir

khātam ini memiliki kisah tersendiri, yakni pada saat Abu Bakar as-Shiddiq

menerima rahasia zikir Tarikat Naqsyabandiyah, beliau memanggil para syekh

Naqsyabandiyah yang akan melanjutkan kedudukan Abu Bakar kelak apabila beliau

wafat. Peristiwa tersebut terjadi di alam ruh. Kemudian turunlah ajaran-ajaran zikir

yang diwariskan kepada Abdul Khaliq al-Ghujdawani, yang kemudian zikir tersebut

lebih dikenal dengan nama zikir khātam khawajagan.

Sampai saat ini, zikir khātam khawajagan merupakan praktik zikir yang biasa

dilakukan di zawiyah-zawiyah Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani setiap seminggu

sekali menjelang Matahari terbenam. Dalam praktiknya, posisi para peserta zikir

khātam khawajagan dalam keadaan duduk melingkar dengan dipimpin oleh seorang

syekh. Berdasarkan pengalaman penulis selama mengikuti zikir khātam, zikir ini

dilakukan di dalam ruangan tertutup dengan cahaya lampu yang tidak begitu terang.

Hal ini dilakukan agar perhatian dan pikiran para pengikut zikir selalu fokus dengan

bacaan zikirnya.

Berdasarkan jenisnya, zikir khātam khawajagan dibagi ke dalam dua macam,

yakni zikir khawajagan panjang dan pendek. Panjang-pendeknya zikir khātam,

tergantung dari bacaan yang dipakai lengkap atau dipersingkat. Diperkirakan bahwa

zikir khātam panjang akan memakan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu,

susunan zikir ini biasanya dipersingkat dengan melakukan bagian-bagian yang

dianggap penting yang tidak boleh dilewati, salah satunya adalah doa. Inilah yang

kemudian disebut dengan khātam pendek.

Zikir khātam pada Tarikat Naqsyabandiyah Haqqani diadakan dengan diikuti

hadhrah (salawat Nabi Saw.) dan tari Sema, serta tidak luput dari iringan musik.

54

Ibid, hal. 20.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 63: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

80

Dalam pelaksanaan zikir khātam, menurut Syekh Najmuddin Amin Kurdi terdiri dari

beberapa adab,55

yakni:

1. Suci dari hadas dan najis.

2. Di ruang khusus dan tertutup serta sunyi dari keramaian.

3. Khusyuk dan hadir hati kepada Allah Swt., seolah-olah dalam mengabdikan

diri kepada-Nya, para peserta zikir melihat-Nya. Jika tidak melihat-Nya, maka

Dia melihat kita (para peserta zikir).

4. Peserta yang hadir harus dengan seizin syekh.

5. Pintu dalam keadaan tertutup, dilakukan agar hatinya lebih tenang. Dengan

demikian, melaksanakan zikirnya juga akan bisa lebih khusyuk.

6. Memejamkan pelupuk mata dari permulaan hingga selesai.

7. Berusaha sungguh-sungguh melenyapkan lintasan dan getaran dalam hati,

sehingga tidak sampai lalai dari mengingat Allah Swt.

8. Duduk dengan posisi kebalikan dari duduk tawarruk dalam shalat. Dengan

posisi duduk seperti ini diyakini lebih merendahkan diri.

Di samping adab, dalam kitab Tanwirul Qulub juga disebutkan bahwa dalam

zikir khātam juga terdiri dari sepuluh rukun (perkara).56

Adab dalam rukun zikir

khātam ini disusun oleh Abdul Khaliq al-Ghujdawani. Berikut adalah rukun-rukun

dari zikir khātam yang dikutip penulis dari buku terbitan Haqqani Sufi Institute of

Indonesia yang berjudul Dzikir Mengingat Allah Zikir Hati Naqsyabandi: The

Teaching of Sufi Master Mawlana Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, di antaranya

adalah sebagai berikut:

55

Mengenai adab-adab lengkap zikir ditulis Amin Kurdi dalam kitab Tanwirul Qulub, dan juga

dikutip oleh Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandiyah, Jakarta: Al-Husna Zikra, 1999, hal. 102.,

dikutip pula oleh Wiwi Siti Sajaroh dalam buku yang berjudul Mengenal dan Memahami Tarikat

Muktabarah di Indonesia, hal. 110., lihat juga Martin van Bruinessen dalam bukunya yang berjudul

Tarikat Naqsyabandiyah di Indonesia. 56

Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandiyah, Jakarta: Al-Husna Zikra, 1999, hal. 103.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 64: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

81

1. Hal pertama yang dilakukan pada saat zikir ini dimulai adalah diawali dengan

niat57

yang tujuannya tidak lain adalah untuk memperoleh keridhaan dari

Allah Swt. selama zikir khātam khawajagan berlangsung.

2. Setelah niat, membaca syahadat sebanyak tiga kali.

3. Membaca istighfar sebanyak 70 kali.

4. Rabithatusy-Syarīfah, yakni menghubungkan qalb jamaah dengan qalb syekh,

kemudian dari syekh ke Rasulullah Saw., dan melalui Rasulullah Saw.

dihubungkan lagi hingga sampai kepada kehadirat ilahi.

5. Membaca surat al-Fatihah sebanyak tujuh kali.

6. Membaca shalawat (shalawatusy-Syarīfah) sebanyak 100 kali.

7. Membaca surat Alam Nasrah sebanyak 79 kali.

8. Membaca surat al-Ikhlas dan basmalah sebanyak 1001 kali.

9. Membaca al-Fatihah sebanyak tujuh kali.

10. Syekh kemudian kembali meminta jamaah untuk membaca shalawat Nabi

Saw. sebanyak 100 kali.

11. Syekh atau seseorang yang ditunjuk olehnya kemudian membaca surat Yusuf

ayat 101, yang berbunyi:

* Éb>u‘ ô‰ s% Í_ tF÷!s?#u zÏΒ Å7ù= ßϑø9 $# Í_tF ôϑ̄=tã uρ ÏΒ È≅ƒÍρù' s? Ï]ƒ ÏŠ%tnF{$# 4 t� ÏÛ$sù ÏN≡uθ≈ yϑ¡¡9 $# ÇÚö‘ F{$# uρ |MΡ r&

Çc’Í<uρ ’Îû $ u‹÷Ρ ‘‰9$# Íοt�Åz Fψ $# uρ ( Í_ ©ùuθs? $ VϑÎ= ó¡ãΒ Í_ ø)Åsø9 r&uρ tÅsÎ=≈¢Á9 $$Î/ ∩⊇⊃⊇∪

Artinya: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau Telah menganugerahkan

kepadaku sebahagian kerajaan dan Telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir

mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia

dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku

dengan orang-orang yang saleh”. QS 12: 101

57

Penjelasan Imam Khwaja Muhammad Bahauddin Naqsyabandi tentang makna niat (Niyyah): huruf

‘Nun’ merepresentasikan Nur (Cahaya Allah Swt.). Huruf ‘Ya’ merepresentasikan Yad Allah

(tangan Allah atau kekuasaan atau pertolongan Allah). sedangkan huruf ‘Ha’ merepresentasikan

hidayah atau pencerahan.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009

Page 65: BAB II SILSILAH DAN SEJARAH BERDIRINYA TARIKAT ... Tarikat Syattariyah, Tarikat Sammaniyah, Tarikat Tijaniyah, ... penulis sudah menjabarkan silsilah Tarikat Naqsyabandiyah yang garis

Universitas Indonesia

82

Syekh kemudian membaca dedikasi (Ihda’), yaitu mempersembahkan bacaan

yang telah dibaca kepada Nabi Muhammad Saw. dan seluruh syekh di Tarikat

Naqsyabandiyah Haqqani. Bacaan pada zikir khātam khawajagan pendek hampir

sama dengan khātam panjang. Kecuali jika mempunyai beberapa perbedaan dalam

mengulangi bacaan zikir, di antaranya yaitu:

1. Membaca al-Fatihah sebanyak tujuh kali.

2. Membaca shalawat sebanyak 10 kali.

3. Membaca surat Alam Nasrah sebanyak tujuh kali.

4. Membaca al-Ikhlas sebanyak 11 kali.

5. Membaca al-Fatihah sebanyak tujuh kali.

6. Kemudian membaca shalawat sebanyak tujuh kali.

Bagian khātam berikutnya identik dengan khātam panjang, dimulai dari ketika syekh

menunjuk seseorang untuk membaca al-Quran surat Yusuf ayat 101.58

58

Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbany. Dzikir Mengingat Allah Dzikir Hati Naqsyabandi: The

Teaching of Sufi Master Maulana Syekh Hisham Kabbani ar-Rabbani, terj. Arief L. Hamdani, et al.,

Jakarta: Haqqani Sufi Institute of Indonesia, hal. 115 et Seq.

Refelksi Jalaluddin..., Chiriyah, FIB UI, 2009