bab ii sekilas tentang kabupaten sukoharjo...
TRANSCRIPT
10
BAB II
SEKILAS TENTANG KABUPATEN SUKOHARJO DAN PROFIL OBYEK
WISATA BATU SERIBU
A. Geografis dan Sejarah Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo berada di Propinsi Jawa Tengah dengan luas
wilayah secara keseluruhan adalah 444.666 Ha, terbagi menjadi 12
wilayah kecamatan, berbatasan langsung dengan kota Surakarta dan
Kabupaten Karanganyar disebelah selatan, Kabupaten Boyolali dan Klaten
disebelah barat dan Kabupaten Karanganyar disebelah timur. Motto
Kabupaten Sukoharjo adalah Maju, Aman, Konstitusional, Mantap,
Unggul, Rapi. Saat ini Kabupaten Sukoharjo dipimpin oleh Bupati
Wardoyo Wijaya.
Menurut sejarah pada masa pendudukan Jepang, wilayah
karesidenan Surakarta merupakan Daerah Istimewa yang dikenal dengan
Solo Ko (Kasunanan) dan Mangkunegaran Ko (Mangkunegaran). Wilayah
Mangkunegaran meliputi Karanganyar, Wonogiri dan sebagian Kota Solo.
Sedangkan wilayah Kasunanan meliputi Sragen, Boyolali dan Kutha
Surakarta. Sukoharjo pada waktu itu hanya merupakan daerah kecil
dengan pimpinan daerah tertinggi adalah Wedono, sama seperti Bekonang
dan Kartasura, Kawedanan Sukoharjo menjadi satu wilayah Kabupaten
Kutha Surakarta dibawah kepemimpinan Kasunanan.
11
Pada tanggal 27 Mei 1946 Kabupaten Karanganyar secara De
Facto menyatakan diri lepas dari pemerintahan Mangkunegaran.
Kemudian diikuti oleh Kabupaten Boyolali dan Sragen. Kabupaten Kutha
Surakarta kemudian diputuskan pindah ke Sukoharjo bersamaan dengan
munculnya gerakan Swapraja dan berbagai dukungan untuk membentuk
pemerintah Kota Surakarta, akhirnya dengan suatu tekad itu mereka
menyatakan berdirinya Pemerintah Kota Surakarta yang lepas dari
Kasunanan pada tanggal 16 Juni 1946. Kemudian disusul keluarnya
Penetapan Pemeritah Nomor : 16/SD tgl 15 Juli 1946, menyebutkan
lingkungan Karesidenan Surakarta dibentuk oleh suatu daerah baru yang
dikepalai oleh Wali Kota. Maka secara formal Pemerintah Kasunanan dan
Mangkunegaran dianggap sudah tidak ada lagi.
Keadaan itu kemudian mengilhami para pemimpin pada masa itu
untuk membentuk Kabupaten baru di luar kota Surakarta, agar ketiga
Kawedanan (Sukoharjo, Bekonang dan Kartasura) dapat dibina dalam satu
naungan pemerintah Kabupaten. Kemudian secara spontan KNI Daerah
Surakarta menunjuk KRMT Soewarno Honggopati Tjitrohoepojo untuk
menjadi Bupati. Atas dasar itu serta pertimbangan analisa logis dan
kronologis yang dikaitkan dengan landasan yuridis, maka pada hari Senin
Pon 15 Juli 1946 saat ditetapkan Penetapan Pemerintah nomor 16/SD
tersebut ditetapkan sebagai hari lahir Kabupaten Sukoharjo. Penetapan ini
dikukuhkan dengan Perda Kabupaten Dati II Sukoharjo No. 17 tahun 1986
tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo, yang disahkan dengan SK
12
Gubernur KDH Tingkat I Jateng tanggal 15 Desember 1986 No.
188.3/480/1986 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Dati II Sukoharjo No. 3 Tahun 1987 Seri D No.2 tanggal 9 Januari 1987.
Potensi pariwisata Kabupaten Sukoharjo sangat beragam dan
menarik untuk dinikmati, seperti Umbul Pacinan Batu Seribu, Dam Colo,
Waduk Mulur,Wisata Ziarah Makam Balakan, Makam Bumi Arum
Taruwongso, Makam Banyubiru, Wisata Budaya Kraton Kartasura, Kraton
Pajang, Pasanggrahan Langenharjo, Wisata kerajinan souvenir Tatah
Sungging, Kaca Grafir, Gitar, Keris , mengunjungi Desa Wisata Wirun
sentra kerajinan Gamelan, kerajinan Batik, kerajinan tekstil terbesar
Sritex. Serta wisata kuliner makanan khas Nasi Liwet, Tengkleng, Jenang
Krasikan, Tempe Klatak serta menyaksikan kesenian Kebo Kinul dan Tari
Mundhong. Adapula wisata modern yaitu Pandawa Water World di Solo
Baru. Dan mengunjungi kawasan bisnis modern di Solo Baru yang
menyajikan berbagai tempat perbelanjaan modern seperti Mall, pusat
perbelanjaan grosir yang tengah dibangun yaitu Hartono Trade Center dan
juga akomodasi berbintang seperti Hotel Best Western , Fave Hotel dll.
Serta restaurant-restaurant berkonsep modern seperti Double Dekker. Dan
masih banyak tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi dan
dinikmati oleh wisatawan.
13
B. POTENSI WISATA KABUPATEN SUKOHARJO
Seperti yang sudah dibahas diatas, Sukoharjo memiliki cukup
banyak destinasi wisata yang layak dikunjungi. Ada beberapa destinasi
wisata alam, situs sejarah, wisata religi, wisata buatan, pusat kerajinan dan
souvenir, kesenian maupun kawasan perbelanjaan kota modern. Berikut
adalah kawasan wisata yang ada di Sukoharjo.
1. Wisata Alam
a. Batu Seribu
Obyek wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan kecamatan Bulu
merupakan wisata alam yang indah dan menyegarkan. Suasana alam
yang teduh penuh dengan pepohonan menjadi daya tarik wisata ini,
terdapat 3 kolam renang dengan air yang jernih dari mata air alami
yaitu Umbul Pacinan. Air keluar alami dari sela batu-batu dan
pepohonan. Selain itu terdapat juga beberapa fasilitas seperti taman
bermain anak, panggung gembira, arena jajah alam, out bound dan
bumi perkemahan. Di area perbukitan terdapat gardu pandang yang
dapat digunakan untuk melihat daerah sekitar dari ketinggian. Setiap
tahun juga diadakan event Padusan dalam rangka menyambut
datangnya bulan Ramadan. Di Batu Seribu sendiri ada pula Sendang
Ki Truno Lele yang dikeramatkan oleh warga setempat sejak dulu.
Suasana di Sendang ini cukup teduh. Dibelakang Sendang ini terdapat
pancuran yang jernih dan menyegarkan. Terdapat juga Bangsal
Petilasan Ki Truno Lele, yang disebelahnya terdapat batu besar yang
14
dipercaya digunakan oleh Pangeran Samber Nyawa untuk menyusun
strategi pada abad ke-20 pada masa penjajahan Belanda.
Gambar 1. Pintu Gerbang Batu Seribu
Sumber: dokumentasi pribadi
2. Wisata Situs Sejarah
a. Kraton Kartasura
Banyak peninggalan (petilasan) yang membuktikan keberadaan
Kraton Kartasura sebelum pindah ke Surakarta. Antara lain alun-alun,
kolam Segaran yang sekarang menjadi lapangan, Gedong obat.
Tembok berlubang akibat Geger Pacinan, Sumur Madusaka yang
digunakan untuk memandikan pusaka-pusaka kerajaan, Makam Bray
Sedah Mirah, Tembok Benteng dari batu bata setebal 2-3 meter dan
Masjid yang dibangun Sunan Paku Buwono II.
15
Gambar 2. Tampak samping Kraton Kartasura
Sumber : Wikipedia.com
3. Wisata Religi
a. Makam Ki Ageng Balak
Ki Ageng Balak diyakini oleh masyarakat adalah salah satu
keturunan dari kerajaan Majapahit yang dikenal sebagai Raden Sujono.
Saat itu Raden Sujono adalah sosok yang pilih tanding. Setiap bulan
Sura di hari minggu diselenggarakan Upacara Ritual Pulung Langse.
Makam Ki Ageng Balakan berada di Dusun Mertan kecamatan
Bendosari. Akan sangat ramai dikunjungi peziarah pada jumat, apalagi
pada malam jumat kliwon. Peziarah akan dipandu oleh 5 juru kunci
dari mulai menyiapkan sesaji, penyampaian hajat, pemanjatan doa
didalam makam, atau berendam di Pasucen. Upacara Pulung Langse
diadakan setiap akhir bulan Sura yaitu upacara penggantian Langse
16
atau kelambu penutup nisan Kiai Balak kedatangan ribuan peziarah
dari berbagai daerah untuk mengikuti acara ritual pergantian kelambu
makam Ki Ageng Balak, mulai dari pengambilan kelambu, pensucian
sampai kirab. Acara ritual tahunan diawali dengan malam tirakatan
pada malam sebelumnya, acara diawali dengan kenduri dan kembul
bujana nasi tumpeng dengan lauk pauk ayam ingkung. Meski acara
kirab sudah selesai ternyata pengunjung belum beranjak dari sekitar
makam. Pasalnya mereka belum mau pulang kalau belum membawa
sobekan kain kelambu Kiai Balak yang diyakini bisa menjadi jimat.
Gambar 3. Makam Kiai Balak
Sumber: dokumentasi pribadi
4. Sentra Kerajinan Tangan
a. Kerajinan Gamelan
Kerajinan Gamelan terletak di Desa Wirun kecamatan Mojolaban.
Sekitar 5 Km arah timur dari kota Solo. Desa ini dikenal sebagai
17
sentra kerajinan Gamelan bahkan sudah sampai luar negeri. Ada
puluhan sanggar pengrajin gamelan di Desa Wirun.
Gambar 4. Kerajinan gamelan
Sumber: dokumentasi pribadi
b. Kerajinan Batik
Sukoharjo merupakan salah satu penghasil batik tulis, batik cap
atau batik kuas. Penghasil batik yang terbesar adalah Batik Keris di
Cemani Kecamatan Grogol yang sudah berdiri sejak tahun 1947.
Pendirinya adalah Almarhum Kasom Tjokrosaputro. Batik Keris terus
mengalami perkembangan yang pesat dari tahun 1970 hingga
sekarang. Selain itu para pengerajin batik juga tersebar di Kecamatan
Tawangsari, Mojolaban, Baki, Grogol dan Polokarto. Batik
diandalkan sebagai salah satu ciri khas daerah. Salah satunya batik
tulis yang berpeluang besar yakni Batik Tulis Kedung Gudel. Perajin
18
Batik jenis ini terkonsentrasi di Desa Pojok dan Tangkisan kecamatan
Tawangsari. Ada juga Batik Sarung Goyor yang sangat terkenal.
Gambar 5. Kerajinan Batik
Sumber: dokumentasi pribadi
c. Kerajinan Gitar
Sentra industri gitar berada di Desa Ngrombo dan Mancasan
Kecamatan Baki. Wisatawan dapat menyaksikan proses pembuatan
gitar dari awal hingga akhir. Hampir semua penduduk desa menekuni
kerajinan pembuatan gitar ini.
19
Gambar 6. Kerajinan gitar
Sumber: dokumentasi pribadi
d. Meubel Kayu
Kerajinan meubel dan furniture merupakan kerajinan yang
berbahan kayu. Kerajinan yang membutuhkan tenaga yang terampil
ini banyak tersebar di kecamatan Sukoharjo, Mojolaban dan Grogol.
jenis kayu yang banyak digunakan adalah jenis kayu jati dan mahoni.
Produksi yang dihasilkan merupakan peralatan keluarga dan seni
antara lain mebel antik kursi tamu, kusen yang telah dipasarkan
keluar daerah bahkan keluar negeri seperti diekspor ke Spanyol,
Australia, USA, Taiwan, Yunani, Kanada, Perancis dan Selandia Baru
20
Gambar 7. Kerajinan mebel kayu
Sumber: Wikipedia.com
5. Wisata Buatan Modern dan Pusat Bisnis Modern Solobaru
a. Pandawa Water World
Berlokasi di Solo Baru, Pandawa Water World bukan kolam
renang biasa. Melainkan adalah kolam renang yang lebih bersifat
petualangan. Pengunjung obyek wisata ini bukan hanya turis domestik
tetapi juga banyak turis mancanegara. Memasuki obyek wisata, mata
pengunjung akan disuguhkan dengan langsung menatap dunia
pewayangan dalam ukuran raksasa. Patung Pandawa Lima yang
dibangun untuk mempertindah pemandangan dibuat dalam ukuran
besar.
21
Gambar 8. Pandawa Solo Baru
Sumber: telusuriindonesia.com
b. The Park Mall dan Hartono Lifestyle Mall
The Park Mall adalah salah satu pusat perbelanjaan modern di Solo
Baru. The Park Mall juga menjadi pusat perbelanjaan modern terbesar
di Solo. Di The Park Mall terdapat berbagai macam outlet-outlet
belanja yang bergengsi. Serta area makan atau restaurant yang
berkelas. Sedangkan Hartono Mall merupakan Mall terbesar kedua di
Sukoharjo. Letaknya berada persis di samping The Park Mall.
Hartono Mall juga menyajikan berbagai outlet belanja modern yang
tidak ada di The Park Mall. Dan yang paling menarik di Hartono Mall
disediakan area bermain Go Cart yang merupakan satu-satu nya di
Kota Solo.
22
Gambar 9. The Park Mall Solo Baru
Sumber: solobaru.com
c. Hotel Berbintang
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo tengah gencar menjadikan Solo
Baru menjadi kawasan kota modern. Selain pusat perbelanjaan,
restaurant juga dibangun hotel-hotel berbintang. Salah satunya adalah
Hotel Best Western Premier, merupakan salah satu hotel terbesar di
Sukoharjo dengan rating Hotel Bintang lima. Menyediakan berbagai
fasilitas mewah yang akan memanjakan setiap tamu. Para tamu akan
dibuat terkesan saat menginap, salah satunya adalah letak yang sangat
strategis karena letaknya yang berada persis disamping The Park
Mall.
23
Gambar 10. Hotel Best Western
Sumber: solobaru.com
6. Kesenian Tradisi
a. Tari Kebo Kinul
Kebokinul adalah salah satu kesenian rakyat yang hidup dan
berkembang di wilayah Sukoharjo. Tarian ini diangkat dari legenda
atau cerita rakyat turun-temurun tentang kesuburan. Kebokinul
digambarkan sebagai sosok yang buruk rupa sebagai penunggu padi
yang sering menggerakkan hama tanaman seperti wereng, dan sundap
yang biasa menyerang tanaman padi, dan palawija. Sebagai bentuk
protes terhadap petani yang kurang sedekah dan bersyukur atas hasil
bumi yang diraih, tidak menjaga dan merawat alam. Ulah Kebokinul
tersebut membuat panik dan tidak berdaya, karena terancam gagal
panen. Akhirnya para petani menyadari kelalaian seraya memohon
kepada Tuhan agar terlepas dari wabah yang melanda. Akhirnya para
24
petani dan Kebokinul saling menjaga satu sama lain, saling
menghargai, membangun semangat berbagi dengan sesama demi
kesuburan dan kemakmuran bumi Sukoharjo Makmur.
Gambar 11. Tari Kebo Kinul
sumber: Dokumentasi Dinas POPK Sukoharjo
7. Wisata Kuliner
a. Jenang Krasikan
Komunitas industri jenang krasikan ada di Desa Tangkisan,
Kecamatan Tawangsari. Jenang dodol juga merupakan makanan yang
berbahan dasar ketan dan berasa manis. Produksinya masih
menggunakan cara tradisional.
25
Gambar 13. Jenang Krasikan
Sumber: dokumentasi Dinas POPK Sukoharjo
b. Gempol Pleret
Gempol pleret merupakan makanan khas yang berbahan dasar
tepung beras yang dibentuk bulat. Disajikan dengan santan dan gula
aren. Gempol Pleret banyak dijumpai di Desa Wirun, Mojolaban
Gambar 14. Gempol Pleret
Sumber: dokumentasi pribadi
26
c. Tengkleng
Tengkleng adalah makanan khas Sukoharjo yang berbahan dasar
kaki dan kepala kambing muda yang diolah khusus sehingga
memiliki cita rasa yang khas dan special. Pembuatannya banyak
dijumpai di Desa Cemani, Grogol.
Gambar 15. Tengkleng
Sumber: dokumentasi pribadi
C. PROFIL OBYEK WISATA BATU SERIBU
1. Tujuan Didirikan Obyek Wisata Batu Seribu
Obyek Wisata Batu Seribu yang dibuka tahun 1993 itu sudah mulai
dikenal banyak orang. Tujuan utama didirikan obyek ini adalah untuk
menarik wisatawan agar mau berkunjung ke Obyek Wisata Batu
Seribu. Dengan begitu masyarakat dapat lebih mengenal Kabupaten
Sukoharjo dengan potensi alamnya yaitu Batu Seribu. Dan hal ini
secara otomatis dapat menjadi pemasukan asli daerah dari segi
27
pariwisata. Apalagi jika pengembangan ini dilakukan dengan sistem
terpadu. Menurut wawancara pada Kabid Pariwisata Dinas POPK Sri
Joko Indarto mengatakan, pihaknya bertekad melakukan
pengembangan wisata yang menawarkan keindahan alam diujung Kota
Makmur itu. "Hanya kami tidak bisa bergerak sendiri perlu
berkoordinasi dengan dinas lain. Yang paling realistis kita bersama
investor untuk pengembangannya". Dikota Makmur sudah ada
berbagai jenis tempat wisata. Namun pemerintah berharap Batu Seribu
bisa dijadikan tempat wisata terpadu dan ini masih dirancang secara
serius oleh pihak Dinas POPK Kabupaten Sukoharjo. (Wawancara
dengan Sri Joko Indarto, tgl 1 April 2015)
Sumber: dokumentasi pribadi
2. Cerita Rakyat Obyek Wisata Batu Seribu
Menurut sejarah terciptanya Obyek Wisata Batu Seribu, berawal
dari satu sumber mata air yang berada di Pegunungan Batu Seribu
28
yang tidak pernah kering meskipun pada musim kemarau. Namun
menurut salah seorang warga asli Desa Gentan yang sudah lebih dari
10 tahun tinggal di Desa Gentan, Ibu Cipto (55 thn), beliau bercerita
tentang asal usul Batu Seribu yang banyak dipercayai oleh masyarakat
sekitar secara turun-temurun. Cerita ini dimulai dari adanya wisik atau
bisikan gaib ditelinga Nyi Lanjar yang sedang resah mencari
suaminya. Sampai ia nekat untuk memasuki hutan belantara. Di situlah
ia mendengar suara lembut suaminya, Ki Gathok. Suara itu makin
lama makin jelas, menunjukkan kerinduan sang suami untuk berjumpa
lagi dengan Nyi Lanjar. Ki Gathok memang tidak sengaja menghilang.
Saat di hutan berjalan untuk mencari kayu bakar, dia menemukan
sebutir telur di tepi jalan dan dimakan oleh Ki Gathok. Namun baru
setengah dia habiskan, seluruh badannya menjadi terasa panas. Ia
berlari kesana kemari mencari air. Tanpa disadari tangan Ki Gathok
mencabuti rumput yang ada di sekelilingnya. Sungguh ajaib, dari
bekas cabutan rumput itu keluar air yang semakin lama semakin besar.
Dan akhirnya membentuk genangan air yang dalam dan besar. Ia pun
mencoba untuk menghindar agar tidak tenggelam. Namun panas tubuh
yang tak juga hilang membuat Ki Gathok menceburkan diri
kegenangan air itu dan akhirnya menghilang. Suami yang tak kunjung
pulang tentu saja meresahkan hati Nyi Lanjar. Sampai akhirnya ia
bertekad bulat untuk mencari suaminya ke hutan belantara. Di hutan
belantara itulah, ia mendengar suara lembut suaminya. Ditengah
29
perjalanan ia menemukan sisa dari telur yang dimakan suaminya dan
menyantapnya sampai habis. Sama seperti sang suami sekujur
tubuhnya terasa panas dan memaksanya untuk mencari sumber air.
Ketika menemukan genangan air tanpa pikir panjang Nyi Lanjar
menceburkan diri ke genangan air tersebut. Namun justru di dalam
genangan air tersebut mereka kembali bertemu. Janji sehidup semati
telah tercapai. Kisah inilah yang diungkapkan masyarakat Sukoharjo
sebagai kesetiaan antara pasangan. Genangan air itulah yang sampai
sekarang dikenal oleh masyarakat dengan Umbul Pacinan yang berasal
dari kata Pacing. "Sebetulnya itu bukan pacinan, tetapi Pacing. Pacing
adalah rumput-rumput yang suka tumbuh di bawah pohon-pohon
besar". Ungkap Ny.Cipto. Hingga kini masyarakat meyakini air yang
keluar dari sumber mata air itu membawa kedamaian dan ketentraman
di dalam rumah tangga. Bedanya, kini orang-orang yang berendam
disitu tidak akan lagi tenggelam, karena di sana sudah dipenuhi oleh
bebatuan besar. Dan semenjak itulah, masyarakat mengenal dengan
nama Batu Seribu. Kemudian banyak orang yang berdatangan ke
sumber mata air tersebut untuk berekreasi. Pada awalnya sumber mata
air itu hanya dikunjungi pada hari-hari tertentu seperti lebaran.
Kemudian oleh Pemerintah Daerah Sukoharjo, Batu Seribu dinilai
memiliki sumber potensi alam yang baik, seperti kondisi pegunungan
yang berbatu-batu dan berbukit-bukit, maka Batu Seribu
dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Sukoharjo menjadi hutan
30
buatan yaitu hutan jati buatan, sehingga menghasilkan pemandangan
yang indah dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi Obyek
Wisata. Maka pada tahun 1982 Batu Seribu dikembangkan menjadi
Obyek Wisata oleh Presiden Soeharto, tetapi hal itu gagal terealiasikan
karena lengsernya Presiden Soeharto lengser pada tahun 1998.
Kemudian pada tahun 1993 Obyek Wisata Batu Seribu baru dapat
dioperasikan.
3. Kepengurusan Obyek Wisata Batu Seribu
Kepengurusan Obyek Wisata Batu Seribu sepenuhnya di bawah
naungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Khususnya oleh Dinas
Pariwisata Kabupaten Sukoharjo. Berikut adalah nama-nama pengurus
Obyek Wisata Batu Seribu
31
SUSUNAN PENGURUS OBYEK WISATA BATU SERIBU
Keterangan : 1. PNS : Pegawai Negeri Sipil
2. THL : Tenaga Harian Lepas
No Nama NIP Jabatan Ket
1 SUHARTI 19740504 200701 2 012 PNS
2 SUWARDI 19711204 200901 1 004 PNS
3
AGUS
PURNOMO
- THL
4
RENO SETIA
BUDI
- THL
5
DODIK TRI
ANGGONO,
SH
- THL
6
WIJI
SETIAWAN
- THL
7
SULONO
BUDI Y.
THL