bab ii pt. aneka gas industri cabang medan a. sejarah
TRANSCRIPT
BAB II
PT. ANEKA GAS INDUSTRI CABANG MEDAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Aneka Gas Industri merupakan salah satu bentuk badan usaha
bermodal asing yang bergerak dalam bidang usaha memproduksi dan
mendistribusikan berbagai gas-gas industri meliputi Oksigen (O2), Nitrogen (N2),
Argon (Ar), Asetilen (C2H2), Hidrogen (H2), Karbondioksida (CO2), Nitrous
Oksida (N2O), dan lain-lain.
Pendirian PT. Aneka Gas Industri, pada awalnya bermula dari dua
perusahaan Belanda yang bernama NV. WA. Hoek’s Machine en Zuurstaf Fabriek
(NV. WA Hoek’s) dan NV. Javasche Koelzuur (NV. Jako). NV. WA Hoek’s
adalah perusahaan zat asam yang pabrik pertamanya di Indonesia didirikan di
Tanjung Priok, Jakarta pada tahun 1916, disusul kemudian pabrik yang kedua
dibangun di Surabaya pada tahun 1920, dan pabrik ketiga di Bandung yang
dibangun pada tahun 1939. Sedangkan NV. Jako merupakan perusahaan zat asam
yang mendirikan pabriknya di Bandung pada tahun 1924.
Setelah beberapa kali mengalami pengambilalihan kekuasaan, maka pada
tahun 1958 perusahaan ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan
diserahkan kepada BAPPIT (Badan Pengelola Perusahaan-Perusahaan Industri
dan Tambang). Secara operasional manajemen keduanya dibuat terpisah dan nama
perusahaan diganti menjadi BAPPIT Pusat Zat Asam dan Mesin Zat Asam, yang
mengelola perusahaan eks NV. WA. Hoek’s Machine en Zuurstaf Fabriek dan
BAPPIT Pusat Asam Arang, yang mengelola eks NV. Javasche Koelzuur.
Berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, maka
melalui Peraturan Pemerintah No. 134 tahun 1961 dan No. 127 tahun 1961,
BAPPIT Pusat Zat Asam (PN Zatas) dan BAPPIT Pusat Zat Asam Arang diubah
menjadi PN Zat Asam Arang (PN Asam Arang). Sejak itu koordinasi operasional
kedua Pn diserahkan kepada Badan Pimpinan Umum (BPU) Industri Kimia,
Departemen Perindustrian Dasar/Pertambangan.
Pada tahun 1966 PN Zatas mengadakan perluasan dengan menambah
pabrik baru di kota Medan, Semarang dan Ujung Pandang. Kemudian
penggabungan PN Zatas dan PN Asam Arang terjadi melalui Peraturan
Pemerintah No. 11 tahun 1971 menjadi sebuah perusahaan Persero yang diberi
nama PT. Aneka Gas Indistri, dibawah Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar,
Departemen Perindustrian, yang merupakan Badan Usaha Milik Negara.
Adanya keinginan untuk melakukan Go-Internasional yang dilakukan pada
tahun 1993. Rencana tersebut mendapat sambutan dari beberapa perusahaan
multinasional yang melakukan negosiasi untuk bekerja sama. Diantara perusahaan
tersebut yakni Iwantani International Corp. sebuah perusahaan Jepang yang
melakukan penawaran kerja sama pada tahun 1994. Pada tahun itu juga Messer
Grieshem GmbH dan PT. Tira Austenite mulai menjajaki kemungkinan kerjasama
dengan Pemerintah. Kerjasama tersebut terealisir dengan ditandatanganinya suatu
perjanjian pembelian saham dan perjanjian antar pemegang saham pada tanggal
13 Februari 1996.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penggerak Dana Investasi/Ketua
Badan Koordinasi Penanam Modal No. 25 V/PMA/1996, tanggal 25 Maret 1996
memberikan persetujuan perubahan status menjadi Penanam Modal Asing.
Susunan Pemegang Saham pada perusahaan ini adalah sebagai berikut :
• Pemerintah Indonesia 12500 saham (50%)
• Messer Grieshem GmbH saham (30%)
• PT. Tira Austenite saham (20%)
Selanjutnya terhitung mulai tanggal 1 Januari 1998, Pemerintah Indonesia
menjual keseluruhan sahamnya kepada Messer Grieshem GmbH sehingga status
PT. Aneka Gas Industri resmi berubah menjadi perusahaan Penanaman Modal
Asing (PMA).
Adapun visi dan misi perusahaan ini adalah sebagai berikut :
Keberadaan PT. Aneka Gas Industri bertujuan untuk melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional terutama di bidang gas-gas industri serta industri kimia lainnya.
Dibalik tujuannya PT. Aneka Gas Industri mempunyai misi sebagai
berikut :
• Sebagai unit usaha
• Sebagai agen pembangunan
• Sebagai stabilisator
Sebagai unit usaha, maka dalam geraknya PT. Aneka Gas Industri harus
mampu berperan sebagai perusahaan pada umumnya, dengan demikian harus
dikelola secara profesional agar senantiasa berkemampuan :
• Mendapatkan keuntungan yang layak dan wajar
• Mempertahankan kelangsungan hidup
• Menyesuaikan dan mengembangkan diri sebagai tuntutan bisnis.
Sebagai agen pembangunan, maka aktivitas PT. Aneka Gas Industri
diarahkan untuk memberikan sumbangan nyata pada pertumbuhan ekonomi
nasional maupun regional. Sebagai stabilisator, maka PT. Aneka Gas Industri
senantiasa berusaha menjaga kestabilan suplai dan harga gas produksi di pasaran
sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi secara tepat jumlah, tepat harga,
tepat waktu, dan tepat mutu.
B. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan salah satu sarana bagi perusahaan dalam mencapai
tujuannya, yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perusahaan. Untuk
mengkoordinasikan semua kegiatan perusahaan maka perlu ada suatu struktur
organisasi yang baik.
PT. Aneka Gas Industri dipimpin oleh seorang Direktur utama yang
selanjutnya dipimpin oleh lima Manajer dan tiga Direktur sebagai bawahannya,
yaitu :
1. Manajer Sumber Daya Manusia
2. Manajer Pengembangan Bisnis
3. Manajer Keselamatan Nasional
4. Manajer Manajemen Asset
5. Manajer Komunikasi Kerja Sama
6. Direktur Teknik
7. Direktur Pemasaran
8. Direktur Keuangan
PT. Aneka Gas Industri mempunyai beberapa cabang dan masing-masing
cabang dipimpin oleh seorang Manajer Pemasaran Wilayah. Manajer pemasaran
Wilayah bertanggung jawab kepada Direktur Pemasaran Pusat.
Adapun Manajer Produksi, Distribusi, dan Teknik Wilayah berdiri sendiri
dan bertanggung jawab kepada Direktur Teknik Pusat. Walaupun letak kantor
pemasaran dan pabrik untuk lokasi produksi terletak pada lokasi yang sama.
Sumber : PT. Aneka Gas Industri Cabang Medan
Technical Director
Manager Sales Region
Manager Prodistek
SPV
Production
SPV
Maintenance
Operator Technical
Administration and Storement
SPV
Distribution
Fungsi, tugas pokok, dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam
fungsi produksi adalah sebagai berikut :
1. Manajer Produksi, Distribusi, dan Teknik Wilayah (Prodistek)
Fungsi :
1. Membantu Direktur Teknik dalam hal pelaksanaan produksi, maintenance,
dan distribusi dalam rangka memenuhi kebutuhan Wilayah Pemasaran dan
Distrik Manajer Penjualan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan
target yang telah ditetapkan di lingkungan Wilayah Pemasaran.
2. Memimpin kegiatan operasional dalam hal menjamin ketersediaan produk
serta membimbing dan mengkoordinir seluruh kegiatan prodistek dan
mengawasi pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh stafnya.
3. Bekerja sama dengan Manajer Produksi, Distribusi, dan Teknik Wilayah
lainnya dalam hal memenuhi kebutuhan produksi untuk kepentingan
pelanggan PT. Aneka Gas Industri di Wilayah Pemasaran setempat.
Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah :
a. Mengkoordinasikan kegiatan produksi, distribusi, teknik, dan
pemeliharaan.
b. Mengorganisasikan kegiatan pengendalian mutu terpadu.
c. Mengendalikan semua biaya produksi, distribusi, teknik, dan
pemeliharaan.
d. Membina dan mengembangkan karyawan pada unit prodistek.
e. Bertanggung jawab atas kelancaran dan pengawasan operasional pabrik
sehingga terpenuhinya permintaan Wilayah Pemasaran.
2. Supervisor Produksi (SPV Produksi)
Fungsi :
1. Membantu dan bertanggung jawab kepada Manajer Prodistek dalam hal
kelancaran produksi.
2. Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan produksi untuk memenuhi
kebutuhan pemasaran.
3. Menjaga suasana kerja sama yang sebaik-baiknya sehingga menimbulkan
etos kerja yang tinggi.
Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah :
a. Memimpin fungsi produksi serta memberikan bimbingan, mengkoordinasi,
dan mengawasi pelaksanaan tugas bidang produksi.
b. Membuat rencana produksi serta mengatur dan mengawasi pelaksanaan
dalam usaha memenuhi kebutuhan penjualan yang bekerja sama dengan
Supervisor Distribusi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai
dengan arget yang ditetapkan.
c. Mengatur dan mengawasi proses pengisian storage tank sesuai dengan
hasil laporan harian operator produksi sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Membuat laporan hasil produksi secara periodic melalui Manajer
Prodistek kepada Direktur Teknik berikut penjelasan hasil produksi
kepada Supervisor Produksi sesuai standar pelaporan yang ditetapkan.
e. Membantu dan mengatasi bersama stafnya apabila terjadi kerusakan pada
mesin produksi yang bekerja sama dengan Supervisor Maintenance.
f. Melakukan penelitian atas hasil produksi
g. Mengatur dan melaksanakan penggunaan peralatan dan uang didalam
fungsinya dengan efisien dan terawatt baik.
h. Memeriksa pengaduan dari pelanggan dalam masalah kemurnian hasil
produksi yang bekerja sama dengan Supervisor Quality Control.
i. Menyusun sample dan mengadakan pengawasan tentang mutu hasil
produksi.
j. Mengadakan check up dan kalibrasi peralatan yang ada.
k. Membuat catatan untuk bahan rekomendasi terhadap Quality Assurance
hasil produksi untuk kepentingan pihak lain melalui Manajer Prodistek.
l. Selalu menjaga rambu-rambu instruksi kerja K3 (safety) untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja.
3. Supervisor Maintenance
Fungsi :
1. Membantu dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer Prodistek dalam
hal terjaminnya maintenance alat-alat mesin sehingga tidak terganggu
kelancaran produksi.
2. Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan maintenance mesin-mesin
produksi serta sarana pemasaran lainnya (gedung emplasment dan
perkantoran)
3. Melakukan kerja sama dengan bidang pemasaran melalui Manajer Prodistek
khususnya dalam penanganan proyek-proyek yang mengandung aspek teknik.
Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah :
a. Memimpin fungsi teknik pemeliharaan serta mengkoordinir dan
mengawasi pelaksanaan tugas maintenance sesuai rencana yang telah
ditetapkan agar menjamin kelancaran produksi.
b. Membuat rencana maintenance peralatan mesin produksi, sarana
pemasaran, dan lain-lain serta pekerjaan-pekerjaan proyek dan instalasi
tangki serta pemasangan tangki beserta instalasinya sesuai ketentuan dan
prosedur yang berlaku.
c. Melakukan pemeriksaan rutin terhadap peralatan butir b serta melakukan
pengetesan setelah diperbaiki.
d. Membantu dan mengatasi terjadinya kerusakan bersama-sama dengan
stafnya untuk melakukan perbaikan peralatan butir b.
e. Melakukan verifikasi atas pergantian spare parts atas perbaikan peralatan
butir b tersebut diatas sesuai ketentuan yang berlaku kepada Manajer
Prodistek.
f. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan maintenance umum yang
menjadi aktiva tetap perusahaan.
g. Mengatur dan melaksanakan pengawasan penggunaan peralatan dan uang
yang menjadi tanggung jawab fungsinya dengan efisien dan terawatt baik.
h. Selalu mengupayakan metode kerja yang baik dan efisien dengan
memperhatikan rambu-rambu instruksi kerja K3 (safety).
i. Memberikan laporan secara periodik kepada Manajer Prodistek sesuai
dengan pelaksanaan tugas di lingkungannya.
4. Supervisor Distribusi
Fungsi :
1. Membantu dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer Prodistek dalam
hal merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kelancaran
distribusi kepada pelanggan sehingga tercapai target dan tujuan perusahaan
dapat terlaksana.
2. Merencanakan kebutuhan sarana distribusi yang diperlukan, baik jangka
pendek atau jangka panjang meliputi tangki liquid atau botol baja dan
kendaraan armada serta mengalokasikan peralatan dan fasilitas distribusi.
Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah :
a. Mengatur dan mengawasi kegiatan pendistribusian bulk/botol serta
melakukan pencatatan dan pelaporan kepada Manajer Prodistek.
b. Memberikan penerangan yang baik kepada pelanggan tentang penggunaan
tangki atau botol yang efektif, efisien, dan aman menurut ketentuan yang
berlaku.
c. Melaksanakan penyusunan rencana anggaran distribusi produksi bulk
sesuai prosedur yang berlaku.
d. Selalu menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan produsen lain
apabila persediaan hasil produksi sendiri tidak ada (pabrik mengalami
kerusakan) yang menjadi barang dagangan.
e. Mengatur permintaan dan penggunaan uang, barang, perabotan, dan
peralatan di lingkungan distribusi agar lebih efisien dan terawatt baik.
f. Memberikan laporan secara periodik dan insidentil kepada Manajer
Prodistek.
g. Dalam melaksanakan tugas harus mencari metode kerja yang lebih baik
dan menjaga serta memperhatikan rambu-rambu instruksi kerja K3
(safety).
h. Menjaga suasana kerja sama baik intern maupun ekstern serta para
pelanggan untuk meningkatkan gairah dan etos kerja yang tinggi.
5. Operator Technical Administration & Storement
Fungsi :
1. Membantu dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer Prodistek dalam
hal pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan administrasi teknik dan teknik
serta gudang.
2. Melakukan tertib administrasi di bidang prodistek yang meliputi biaya, surat
menyurat, dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan asset di bawah
pengawasan prodistek serta tertib administrasi, baik asset produksi maupun
persediaan barang di gudang.
3. Mengkoordinasikan laporan-laporan unit kerja di bagian prodistek.
4. Mencatat semua barang-barang yang dikeluarkan dari gudang.
Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah :
a. Menyimpan dan menyusun pembuatan laporan prodistek bagian produksi
dan teknik. Distribusi berdasarkan data yang ada baik yang diperlukan
oleh intern region maupun Kantor Pusat menurut prosedur yang telah
ditetapkan.
b. Mencatat dan menyimpan semua arsip-arsip dokumentasi brosur-brosur
yang menjadi kepentingan bidang Produstik Region.
c. Membuat penjelasan permintaan/pengeluaran uang yang dikeluarkan oleh
unit kerja Prodistek dan mengarsipkannya sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Membantu pekerjaan-pekerjaan administrasi yang diperlukan untuk
kelancaran Prodistek.
e. Melakukan pemeriksaan dan penelitian atas penerimaan barang agar sesuai
dengan spesifikasi dan kualitas menurut prosedur yang berlaku.
C. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi,
dan akuntansi yang mempunyai arti tersendiri, apabila ketiga kata tersebut
digabungkan akan mempunyai satu rumusan atas definisi yang baru. Berikut ini
dijelaskan arti ketiga kata tersebut menurut beberapa pengertian.
Sistem
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang
saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
hampir selalu terdiri dari beberapa sub sistem kecil, yang masing-masing
melakukan fungsi khusus yang penting untuk dan mendukung bagi sistem yang
lebih besar, tempat mereka berada. (Marshall B. Romney, 2006 : 2)
Dari definisi tersebut dapat dilihat lebih rinci mengenai pengertian umum
suatu sistem sebagai berikut :
1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
2. Unsur-unsur merupakan bagian yang terpadu system yang bersangkutan
3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar
Informasi
Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan
arti. (Marshall B. Romney, 2006 : 11)
Arti lain dari informasi adalah data yang berasal dari fakta yang tercatat
dan selanjutnya dilakukan pengolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna atau
bermanfaat bagi penggunanya.
Dengan kata lain, informasi adalah suatu data, fakta, pengamatan, persepsi
atau suatu yang lain yang siap olah untuk menambah pengetahuan dan apabila
dihubungkan dengan data maka informasi-informasi tersebut adalah merupakan
output dari suatu proses pengolahan data. Dengan mengamati lebih cermat
mekanisme sistem informasi, kita akan melihat adanya 5 tugas atau fungsi
informasi yaitu :
1. Pengumpulan data
2. Pemrosesan data
3. Manajemen data
4. Pengendalian dan pengamatan data
5. Pengadaan informasi
Sistem informasi sangat berkaitan erat dengan akuntansi, secara definisi
Akuntansi adalah suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan
pelaporan data keuangan yang sudah diolah dan digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Akuntansi
Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang
penting, sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya
perusahaan secara efisien, akuntansi dapat juga didefinisikan sebagai proses
pengidentifikasi, pengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka
yang menggunakan informasi tersebut. (Soemarso, 2005 : 7)
Dengan demikian apabila ketiga kata tersebut dihubungkan maka akan
menghasilkan definisi yang baru.
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Moscove adalah :
Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen yang mengumpulkan,
mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa, mengkomunikasikan informasi
akuntansi finansial dan decision making yang relevan kepada pihak luar
perusahaan maupun pihak intern perusahaan. (Hall, 2001 : 18)
Informasi akuntansi juga dipergunakan untuk mengetahui apakah kegiatan
yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana dan tujuan perusahaan. System
informasi sering kali dinyatakan berdasarkan sumber dayanya. Menurut Will
Kinson adalah sebagai berikut :
1. Sistem informasi yang didominasi oleh sumber daya manusia dikenal
sebagai sistem informasi manual.
2. Sistem informasi yang mengutamakan peralatan dikenal dengan sistem
informasi yang menggunakan komputer serta peralatan pendukungnya
disebut sistem informasi yang berdasarkan komputer.
PT. Aneka Gas Industri Cabang Medan sebagai objek penelitian dalam
menerapkan sistem akuntansinya menggunakan sistem komputer yang disebut
EDP (Electronic Data Processing). Sebagaimana diketahui data-data yang
dikumpulkan dibagian akuntansi diproses lebih lanjut untuk menghasilkan laporan
keuangan tersebut, dikirimkan ke tiap manajemen sebagai informasi mengenai
perusahaan untuk ditindak lanjuti oleh pihak manajemen perusahaan.
Dengan adanya komputer sebagai pengolah data, kebutuhan manajemen
dapat terpenuhi sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Ada beberapa tahap yang
dilakukan dalam pemrosesan akuntansi, yaitu :
1. Menjurnal
2. Memindahkan ke buku besar
3. Menyiapkan Neraca saldo
4. Membuat dan memindahkan jurnal penyesuaian
5. Menyiapkan neraca saldo yang telah disesuaikan
6. Menyiapkan laporan keuangan
Informasi akuntansi haruslah dikelola dengan baik, cepat, akurat dan
terpadu dalam kegiatan yang dilakukan dalam pengambilan keputusan. Hal ini
dapat terlaksana dengan bantuan komputer sehingga data-data dapat tersimpan
dengan baik dan dapat diakses bila suatu waktu dibutuhkan dan dapat dilakukan
analisa yang tepat. Jadi, sistem informasi akuntansi yang disusun itu harus dapat
memenuhi prinsip cepat, yaitu sistem informasi yang dapat menyediakan
informasi yang dibutuhkan tepat pada waktunya dan dengan kualitas yang sesuai
sehingga keputusan yang diambil perusahaan tidak salah.
D. Tipe-tipe Keputusan
Keputusan-keputusan dibuat untuk memecahkan masalah, manajemen
mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan
untuk menghindari atau mengurangi dari dampak negatif yang ditimbulkan.
Jenis-jenis keputusan ada tiga, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur (Structured decision)
Keputusan ini bersifat berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan baik
hingga dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah
dalam suatu organisasi.
2. Keputusan Semi Terstruktur (Semistructured decision)
Keputusan yang ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap
untuk mengambil keputusan, dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian
serta pertimbangan subjektif sebagai pelengkap analisis data yang formal.
3. Keputusan Tidak Terstruktur (Unstructured decision)
Keputusan yang bukan merupakan keputusan yang berulang-ulang dan rutin.
(Marshall B. Romney, 2006 : 12)
Menurut Simon keputusan berada pada satu rangkaian terprogram pada
satu ujung lainnya. Keputusan terprogram merupakan suatu prosedur yang pasti
dibuat untuk menangani sehingga keputusan tersebut tidak diberlakukan sebagai
suatu yang baru tiap kali terjadi.
Ketiga jenis keputusan tersebut biasa dilakukan manajer tingkat
menengah, manajemen tingkat menengah dibagian organisasi kebanyakan
memusatkan perhatiannya kepada keputusan-keputusan terstruktur.
Berdasarkan pengaruhnya, terdapat bermacam-macam jenis ruang lingkup
keputusan, yaitu :
1. Pengendalian Operasional
Berurusan dengan kinerja yang efektif dan efisien atas tugas tertentu.
Keputusan yang berhubungan dengan manajemen persediaan dan pemberian
kredit adalah contoh-contoh aktivitas pengendalian operasional.
2. Pengendalian Manajemen
Berurusan dengan pemakaian yang efektif dan efisien atas sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Penganggaran dan
pengembangan praktek sumber daya manusia adalah contoh dari
pengendalian manajemen.
3. Perencanaan Strategis
Berurusan dengan penetapan tujuan organisasi dan kebijakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Menetapkan kebijakan keuangan dan akuntansi adalah contoh
dari perencanaan strategis. (Marshall B. Romney, 2006 : 13)
Tipe-tipe keputusan pada setiap tingkat manajemen perusahaan
mengambarkan perencanaan dan pengendalian terhadap jalan usahanya.
Manajemen pada setiap tingkatan, baik manajemen puncak, manajemen
menengah maupun manajemen lini harus mampu menunjukkan kesesuaian antara
perencanaan yang telah ditetapkan dengan hasil yang telah mereka capai melalui
mekanisme pengendalian yang baik.
PT. ANEKA GAS INDUSTRI CABANG MEDAN, mengutamakan
kreativitas, kemampuan personilnya dalam melakukan aktivitas sehingga
keputusan terhadap karyawan yang lebih banyak mendapat perhatian manajemen.
Salah satu bentuk perhatian manajemen, karyawan diberikan motivasi untuk
melaksanakan tugas agar bekerja lebih baik, namun dalam menetapkan keputusan
melibatkan karyawan secara garis besar merupakan kegiatan operasional kinerja
perusahaan sehari-hari.
E. Proses Pengambilan Keputusan
Keputusan merupakan tanggapan manajemen terhadap permasalahan.
Keputusan adalah proses yang ditempuh manajemen untuk mencapai keadaan
yang diinginkan. Dalam mengambil keputusan manajemen membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.
Proses pengambilan keputusan untuk menghasilkan keputusan yang
memiliki nilai dan kualitas mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah
Jika masalah tidak diidentifikasi dengan tepat, apapun keputusan yang dibuat
tidak akan menuju kearah pemecahan masalah.
2. Membuat alternatif
Setelah masalah didefinisikan dibuat alternatif yang layak terhadap masalah
dan berbagai konsekwensi yang mungkin terjadi atas setiap alternatif dan
sebaiknya dipertimbangkan oleh pihak internal dan eksternal organisasi untuk
menghasilkan informasi yang bisa digunakan dalam membuat alternatif.
3. Penilaian alternatif
Alternatif-alternatif harus ditandai dan dibandingkan dengan melihat hasil
mana yang paling menguntungkan, ini menjelaskan bagaimana pentingnya
sasaran dan tujuan, karena dalam penilaian sebuah alternatif, pengambilan
keputusan sebaiknya dituntun oleh sasaran daan tujuan yang dibuat
sebelumnya. Hubungan alternatif dan hasil didasarkan pada tiga kondisi,
yaitu:
a. Pasti
Pengambilan keputusan memiliki pengetahuan atas akibat dari setiap
alternatif.
b. Beresiko
Pengambilan keputusan memiliki beberapa perkiraan kemungkinan akibat
dari setiap alternatif.
c. Tidak pasti
Pengambilan keputusan secara mutlak tidak memiliki pengetahuan atas
kemungkinan hasil dari setiap alternatif.
4. Pemikiran alternatif
Untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
memecahkan sebuah masalah sebuah perusahaan tidak berakhir pada tujuan
itu sendiri, tetapi hanya suatu cara mancapai tujuan yang mengambil alternatif
yang diharapkan menghasilkan pencapaian tujuan.
5. Implementasi keputusan
Sebuah keputusan harus diimplementasikan secara efektif untuk mencapai
tujuan, implementasi keputusan melibatkan orang dalam, sebagian besar
situasi keunggulan atas kelemahan sebuah keputusan dapat dilihat pada
perilaku orang yang dipengaruhi keputusan tersebut.
6. Pengendalian
Manajemen yang efektif melakukan pengukuran hasil secara periodik untuk
menilai kinerja. Jika hasil-hasil yang sesungguhnya tidak sesuai dengan hasil
yang direncanakan sesuai dengan keputusan oleh manajemen.
Berikut ini adalah tahapan pemecahan masalah dalam proses pengambilan
keputusan, yaitu :
Pertama, identifikasi masalah. Lalu, pengambil keputusan harus memilih
suatu metode untuk memecahkan masalah. Kemudian, pengambil keputusan harus
mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan
tersebut, dan selanjutnya menginterpretasikan model tersebut, serta mengevaluasi
sisi positif dari tiap alternatif yang ada. Akhirnya, pengambil keputusan memilih
dan melaksanakan solusi yang dipilihnya. (Marshall B. Romney, 2006 : 6)
Tahapan ini berhubungan langsung dengan langkah-langkah dari
pendekatan. Sistem kegiatan intelijen berhubungan dengan sistem untuk bergerak
dan tingkat sistem ke subsistem untuk bergerak secara berurutan. Kegiatan
merancangnya berhubungan dengan langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi berbagai alternatif serta kegiatan. Kegiatan memilihnya berkaitan
dengan langkah untuk menerapkan solusi dan membuat tindak lanjut. Tahap-tahap
ini merupakan suatu interprestasi lain pendekatan sistem. Para manajer mengikuti
pola ini secara khusus atau umum ketika mereka memecahkan masalah yang
dihadapinya.
F. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan
Oleh Manajemen
Setiap perusahaan pasti membutuhkan informasi, terutam informasi
akuntansi yang dapat menjelaskan kegiatan dari suatu perusahaan. Untuk
menghasilkan informasi PT. Aneka Gas Industri cabang Medan menerapkan
sistem informasi akuntansi. Informasi tersebut bermanfaat untuk mengetahui
sebatas mana target yang ingin dicapai dan dibandingkan dengan kenyataan yang
diperoleh. Sebagaimana telah diketahui bahwa sebelum melakukan kegiatan
perusahaan, perusahaan terlebih dahulu menyusun anggaran yang saling
berkorelasi satu sama lainnya. Jika terjadi penyimpangan yang mencolok dari
realisasinya, kemungkinan ada pengaruh pihak intern maupun ekstern perusahaan.
Penyimpangan tersebut merupakan masalah bagi manajemen, dan mengharuskan
pihak manajemen dalam hal ini pimpinan untuk mengambil suatu keputusan.
Perbedaan ini lebih jelas kelihatan setelah dihasilkan informasi berupa laporan-
laporan dari sistem informasi akuntansinya. Walaupun pimpinan perusahaan yang
menganalisa dan membuat keputusan dari laporan tersebut dan memberikan
kebijakan-kebijakan, namun setiap kepala bagian memiliki wewenang-wewenang
dalam proses pengambilan keputusan untuk pengaturan manajemen perusahaan
yang sifatnya otonom tapi tidak terlepas pantauan pimpinan perusahaan.
Perusahaan dalam menghasilkan informasi, diperoleh dari laporan
keuangan yang disusun oleh bagian bendahara/administrasi. Laporan ini disusun
berdasarkan data yang diperoleh dari setiap bagian, yang kemudian diolah dan
hasilnya, yaitu berupa laporan keuangan yang merupakan informasi-informasi
yang disalurkan kepada pihak manajemen yang membutuhkan.
Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui berapa penjualan,
persediaan, dan berapa biaya yang dikeluarkan dari masing-masing bagian. Jika
dilihat dari penjualan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Penjualan
menurun apa penyebabnya, apakah terjadi karena kesalahan karyawan, harganya
terlalu besar ataupun kurangnya pemasaran, kemungkinan setiap bagian dapat
memberikan masukan dalam pengambilan keputusan. Mengenai persediaan
perusahaan, adanya beban biaya yang akan dibayarkan kepada pihak bank, apabila
persediaannya terlalu besar, hal ini harus diantisipasi oleh manajemen perusahaan
agar tidak terjadi kerugian.
Disoroti dari biaya yang dikeluarkan, seperti biaya telepon, AC, listrik,
biaya iklan dan lain-lain sebagainya harus diperhitungkan seminimal mungkin dan
tidak terjadi pemborosan. Manajemen perusahaan, dalam hal ini direktur
perusahaan mengadakan pengecekan terhadap biaya-biaya tersebut dengan cara
melihat rekening telepon. Pada rekening telepon dapat diketahui karyawan yang
menelepon keluar bukan untuk kepentingan perusahaan melainkan untuk
kepentingan pribadi karyawan. Selanjutnya biaya listrik, AC, diusahakan untuk
digunakan dengan seminimalnya dengan mematikannya jika tidak digunakan.
Informasi-informasi tersebut dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan dalam
mengambil keputusan. Peranan Sistem Informasi Akuntansi semakin penting
untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya serta membantu
perusahaan untuk mampu bersaing dan meningkatkan kredibilitas perusahaan.