bab ii plagiarisme dan karya ilmiah a. plagiarisme 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/1254/8/12....
TRANSCRIPT
-
29
BAB II
PLAGIARISME DAN KARYA ILMIAH
A. Plagiarisme
1. Pengertian Plagiarisme
Dari sisi etimologis, kata plagiat berasal dari bahasa Inggris
plagiarism, sebelumnya plagiary. Kata Inggris ini diderivasi dari kata Latin,
plagiarius yang berarti penculik, penjiplak. Berdasarkan etimologi dan arti
kata, plagiat adalah tindakan mencuri (gagasan/karya intelektual) orang lain
dan mengklaim atau mengumumkannya sebagai miliknya.1 Dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010:
Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu
karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau
karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai.2
Hal ini berarti dalam membuat karya ilmiah untuk memperoleh nilai
dibutuhkan kejujuran dalam menyertakan pemilik asli sebuah karya. Karya
seseorang memiliki perlindungan hukum yaitu dalam Undang-undang No.
28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dalam pasal 40 disebutkan ciptaan yang
dilindungi meliputi ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan
1 R. Masri Sareb Putra, Kiat Menghindari Plagiat (Jakarta: Indeks, 2011), hlm. 11.
2 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Perguruan Tinggi. http://aturan.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&
id=344:pencegahan-dan-penggulangan-plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=7:peraturan-
menteri&Itemid=11 (Diakses tanggal 12 Desember 2015).
http://aturan.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&%20id=344:pencegahan-dan-penggulangan-plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=7:peraturan-menteri&Itemid=11http://aturan.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&%20id=344:pencegahan-dan-penggulangan-plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=7:peraturan-menteri&Itemid=11http://aturan.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&%20id=344:pencegahan-dan-penggulangan-plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=7:peraturan-menteri&Itemid=11
-
30
sastra.3 Jadi apabila seseorang melakukan pelangaran terhadap karya ilmiah
seseorang maka akan dikenai sanksi sesuai dengan undang-undang.
Menurut KBBI plagiat merupakan pengambilan karangan (pendapat)
orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri.4
Dalam dunia akademik, plagiat yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen atau
peneliti dianggap sebagai kecurangan akademik atau penipuan akademis.
Pelakunya dapat dikenakan sanksi akademik dalam berbagai bentuk, dari
yang ringan hingga dikeluarkan sebagai civitas akademika.5 Hal ini
menunjukkan bahwa tindakan plagiarisme sekecil apapun bentuknya tetap
dikenai sanksi karena merupakan tindakan penipuan akademis.
Definisi plagiarisme menurut beberapa ahli:
a. Belinda Rosalina (mengutip pendapat Alexander Lindsey) dalam buku
Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika karya Henry Soelistyo,
plagiarisme merupakan tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang
lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya tanpa
menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau
keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya.6
3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Pasal 40
Ayat 1.
4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2008), hlm. 1083.
5 R. Masri Sareb Putra, op.cit., hlm. 17.
6 Henry Soelistyo, Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika (Yogyakarta:
Kanisius, 2011), hlm. 17.
-
31
b. Menurut sastrawan Ajib Rosidi plagiat adalah pengumuman sebuah
karya pengetahuan atau seni oleh ilmuwan atau seniman kepada publik
atas semua atau sebagian besar karya orang lain tanpa menyebutkan
nama sang pengarang yang diambil karyanya.7
c. Menurut Asep Jihad, plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata,
kalimat, atau hasil penelitin orang lain dan menyajikannya seolah-olah
sebagai karya sendiri.8
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
plagiarisme merupakan suatu tindakan meniru atau menjiplak karya orang
lain (gagasan maupun idenya) tanpa menyebutkan sumbernya dan
mengakuinya sebagai karya sendiri. Sedangkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010 disebutkan
bahwa plagiat meliputi:
a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan
sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber
secara memadai; b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau
kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa
menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan
sumber secara memadai; c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori
tanpa menyatakan sumber secara memadai; d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari
sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan,
atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;
7 Ibid., hlm. 17.
8 Suyanto dan Asep Jihad, Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah (Yogyakarta: Multi
Solusindo, 2011), hlm. 134.
-
32
e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa
menyatakan sumber secara memadai.9
Para peneliti terdahulu seperti Davis, Fishbein, dan Bowers
sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Zalnur mengemukakan bahwa
tingginya angka tindakan plagiarisme yang terjadi di dunia akademik akhir-
akhir ini merupakan sebuah indikasi bahwa kaum intelektual seperti
mahasiswa, dosen, guru profesional tidak lagi menjunjung tinggi asas-asas
kejujuran dan etika dalam menghasilkan karya ilmiah sendiri. Dan tindakan
tersebut sudah keluar dari nilai-nilai akademik karena telah merusak etika
mencari kebenaran melalui ilmu.10
Etika dalam mencari ilmu harus
dijunjung tinggi. Karena untuk mencapai suatu kebenaran haruslah dilandasi
dengan kejujuran. Menjunjung tinggi kejujuran akan mengkokohkan hasil
dari kebenaran itu sendiri. Karena kejujuran merupakan salah satu elemen
dari etika akademik.
2. Tipe-tipe Plagiarisme
Dalam menulis karya ilmiah mengutip merupakan kegiatan yang tidak
dapat dihindari. Tindakan ini sangat dianjurkan karena perujukan dan
pengutipan akan membantu perkembangan ilmu.11
Dengan melakukan
9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, op. cit., hlm. 3.
10 Muhammad Zalnur. Plagiarisme Di Kalangan Mahasiswa Dalam Membuat Tugas-
Tugas Perkuliahan Pada Fakultas Tarbiyah Iain Imam Bonjol Padang.
http://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/attalim/article/view/6 (Diakses tanggal 15 Desember
2015).
11 Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana,
2007), hlm. 8.
http://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/attalim/article/view/6
-
33
pengutipan dan perujukan maka gagasan seseorang akan menjadi lebih luas.
Namun apabila seseorang sengaja tidak menyebutkan sumber rujukan
ataupun salah menyebutkan sumber rujukan dapat menyebabkan seseorang
terjerat tindakan plagiasi. Tindakan plagiasi atau plagiarisme ini dibedakan
menjadi 4 tipe, yaitu:
a. Plagiarisme ide
Plagiarisme tipe ini merupakan plagiarisme dimana seseorang menjiplak
ide orang lain dalam membuat sebuah karya. Tipe plagiarisme ini sulit
dibuktikan karena ide itu bersifat abstrak dan kemungkinan memiliki
persamaan dengan ide orang lain.12
Misalnya membuat karya dengan
menjiplak ide orang lain, hanya diubah sedikit namun intinya ide tetap
sama dengan yang dijiplak.
b. Plagiarisme kata demi kata
Tipe ini yaitu apabila mengutip karya orang lain kata demi kata tanpa
menyebutkan sumbernya sampai seluruh ide penulis aslinya benar-benar
terambil.13
Misalnya dengan mengambil beberapa kata/kalimat dari karya
seseorang lalu diletakkan pada karyanya sendiri pada bagian-bagian
tertentu sampai isinya sama dengan karya yang dijiplak.
c. Plagiarisme atas sumber
Plagiarisme tipe ini merupakan plagiarisme dimana seseorang tidak
menyebutkan secara lengkap sumber referensi yang dirujuk dalam
12
Henry Soelistyo, op.cit., hlm. 19.
13 Ibid., hlm. 20.
-
34
kutipan.14
Misalnya pada penulisan footnote tidak memadai (tidak
disertakan nama penulis) atau disisipi footnote dengan halaman yang
tidak sesuai.
d. Plagiarisme kepengarangan
Plagiarisme tipe ini yaitu apabila seseorang mengakui karya orang lain
sebagai karyanya sendiri. Tindakan ini dilakukan dengan kesadaran dan
kesengajaan untuk membohongi publik.15
Misalnya mengganti nama
karya orang lain menjadi nama nya sendiri untuk mendapatkan nilai.
Menurut R. Masri Sareb Putra plagiarisme terdiri dari beberapa
bentuk. Bentuk-bentuk plagiarisme tersebut antara lain:
a. Plagiat langsung
Plagiat jenis ini merupakan plagiat yang berat dimana seseorang
menyalin secara langsung sumber kata demi kata tanpa menunjukkan
bahwa itu merupakan kutipan dan sama sekali tidak menyebutkan
sumbernya.16
b. Plagiat karena kutipannya tidak jelas atau salah kutip
Plagiat jenis ini yaitu plagiat dimana tidak ditunjukkan sumber rujukan
secara jelas dimana awal dan akhirnya dalam suatu karya.17
Jadi dalam
hal ini si plagiat tidak membedakan bagian yang sebenarnya ia kutip.
14
Ibid.
15 Ibid.
16 R. Masri Sareb Putra, op.cit., hlm. 13.
17 Ibid., hlm. 14.
-
35
c. Plagiat mosaik
Plagiat jenis ini merupakan plagiat yang sering terjadi. Plagiat jenis ini
yaitu dimana penulis tidak menyebutkan sumber aslinya, penulis hanya
mengubah kata-kata dalam kutipannya. 18
Istilah ini seperti parafrasa
dimana dalam membuat parafrasa kalimat atau kutipan yang akan ditulis
diubah dengan kata-kata sendiri namun bedanya dalam pembuatan
parafrasa harus dicantumkan sumber aslinya dengan jelas.
Selanjutnya, berdasarkan klasifikasi dari Turnitin (organisasi yang
menghasilkan piranti lunak (software) dalam yang membantu penggunanya
untuk menuliskan gagasan tanpa melakukan plagiarisme) seperti yang
dikutip Ignatius Darma Juwono dalam buku Strategi Hindari Plagiarisme
tipe-tipe plagiarisme antara lain dapat dibedakan menjadi 10 macam:
a. Kloning
Kloning merupakan plagiarisme dimana penulis mengutip kata demi kata
seperti aslinya tanpa menyebutkan sumber rujukan dan mengakui
gagasan tersebut sebagai miliknya.19
Misalnya menjiplak beberapa kata
dan diletakkan pada bagian-bagian tertentu karyanya yang intinya sama
dengan karya yang dijiplak.
b. Ctrl-C
Ctrl-C adalah perintah singkat untuk menyalin teks yang telah dipilih.
Plagiat jenis ini merupakan bentuk plagiarisme yang memuat sebagian
18
Ibid.
19 Etty Indriati, Strategi Hindari Plagiarisme (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015),
hlm. 29.
-
36
besar teks asli dari sebuah sumber tanpa adanya perubahan atau
pemaknaan kembali.20
Jadi disini si plagiat hanya mengcopy sebagian
besar tulisan orang lain tanpa menambahkan gagasannya sendiri.
c. Tulisan Find-Replace
Tulisan find-replace adalah tulisan yang hanya mengubah kata kunci atau
mengganti dengan sinonim pada kata kunci yang ada dalam tulisan
rujukan sehingga esensi inti dari tulisan tetaplah sama.21
Find-replace ini
berati si plagiat hanya menggunakan kata lain dari karya yang ia jiplak
yang sebenarnya kata itu sama artinya dengan kata yang dimaksud dalam
karya tersebut.
d. Tulisan Remix
Remix merupakan pemaknaan kembali dari beberapa sumber yang
sebenarnya berbeda, tapi ditulis atau digabungkan sehingga seolah-olah
menjadi satu pendapat yang selaras dari satu sumber.22
Remix ini berarti
si plagiat menggabungkan dua pendapat yang berbeda dan ditulis
sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan.
e. Tulisan Daur Ulang (Recycle)
Recycle merupakan tindakan dimana seseorang menggunakan kembali
gagasan yang pernah ia gunakan sebelumnya dengan merubah sedikit
pada karya tersebut untuk kemudian dipublikasikan lagi tanpa
20
Ibid., hlm. 31.
21 Ibid., hlm. 32.
22 Ibid., hlm. 33.
-
37
menyebutkan bahwa sebenarnya gagasan ini sudah pernah ia gunakan
sebelumnya.23
Disini si plagiat mempublikasikan karyanya dua kali
dalam kesempatan yang berbeda dengan sedikit perubahan, namun
intinya tetap sama.
f. Tulisan Hybrid
Tulisan hybrid adalah tulisan yang menggabungkan beberapa sumber
rujukan, namun yang ditulis dalam kutipan hanya satu sumber.24
Jadi
disini si plagiat menyembunyikan sumber yang lain yang sebenarnya ia
kutip.
g. Tulisan Mashup
Tulisan mashup yaitu menggabungkan beberapa sumber tanpa
memperhatikan hubungan dan kesesuaian dari sumber-sumber yang
digunakan tersebut.25
Dalam mashup ini berarti secara tidak langsung si
plagiat asal-asalan menggabungkan berbagai sumber tanpa
memperhatikan isi atau maksud dari sumber yang digunakan.
h. Tulisan 404 Error
Kesalahan penulisan 404 error merupakan kesalahan dalam
menuliskan sumber rujukan yang dapat diakses di internet sehingga tidak
dapat diakses atau sumber tersebut memang sebenarnya tidak ada atau
23
Ibid., hlm. 35.
24 Ibid., hlm. 36.
25 Ibid., hlm. 38.
-
38
rekayasa sumber.26
404 error ini dapat pula sengaja dilakukan oleh si
plagiat untuk menyembunyikan alamat sumber yang sebenarnya.
i. Tulisan Agregator
Tulisan agregator dicirikan sebagai penulisan pendapat atau argumentasi
dengan mengutip sebuah sumber dengan teknik yang tepat, tetapi dalam
kutipan ini penulis hampir tidak menuangkan pemikirannya.27
Jadi disini
penulis hanya meletakkan kutipan-kutipan saja dengan tepat tanpa
ditambah dengan pemikirannya sendiri.
j. Tulisan Re-tweet
Kesalahan tipe re-tweet merupakan kesalahan dimana sebenarnya penulis
sudah menggunakan teknik penulisan kutipan, tapi penulisan tersebut
mirip dengan teks atau sesuai dengan kata-kata asli dari teks yang
dikutip.28
Re-tweet ini sama halnya dengan mengcopy persis dengan
aslinya dengan teknik penulisan yang tepat tanpa adanya argumentasi
dari penulis.
3. Tingkatan dalam Plagiarisme
Menurut IEEE seperti yang dikutip oleh Wayan Mustika, jenis
plagiarisme dibagi atas 5 tingkatan sebagai berikut:
a. Tingkat 1: Meng-copy paper keseluruhan atau sebagian besar (> 50%) dari suatu paper tunggal. Contoh: meng-copy lebih dari satu
26
Ibid., hlm. 40.
27 Ibid.
28 Ibid., hlm. 42.
-
39
karya sumber oleh pengarang yang terindikasi plagiat dengan total
persentase materi-materi yang diplagiat mencapai lebih dari 50%.
b. Tingkat 2: Meng-copy sebagian besar (antara 20% 50%) dari suatu paper tunggal. Contoh: mengkopi sebagian besar paper asli tanpa
referensi atau meng-copy dengan total persentase materi-materi
yang diplagiat antara 20% 50%.
c. Tingkat 3: Meng-copy elemen-elemen individu dari karya orang lain sampai 20% (contoh: paragraf, kalimat dan gambar) tanpa
memberikan pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap.
d. Tingkat 4: Memparafrase isi dari karya orang lain tanpa rujukan yang memadai terhadap sumbernya.
e. Tingkat 5: Mengambil teks sebagian besar karya orang lain dengan merujuk secara benar ke sumbernya, namun tanpa penyajian yang
jelas. Contoh: tanpa tanda kutip atau indent.29
Jadi menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)
tingkatan plagiat dibagi menjadi 5 tingkat mulai dari tingkat yang tinggi
sampai pada tingkat rendah. Namun demikian, rendah atau tinggginya
plagiat tetap saja hal itu merupakan tindakan pencurian dan melanggar hak
cipta orang lain. Dan pelakunya tetap dikenai sanksi seperti orang yang
sengaja melakukan plagiat.
4. Kiat dalam Menghindari Plagiarisme
Plagiarisme merupakan suatu tindakan yang harus dihindari oleh
masyarakat akademik. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No.17 tahun 2010 tentang pencegahan dan
penanggulangan plagiat di perguruan tinggi pada pasal 6 dan 7 terdapat
beberapa upaya dalam mencegah plagiat di perguruan tinggi, antara lain:
29
Wayan Mustika. Waspada Plagiarisme. http://esyslab.te.ugm.ac.id/waspada-
plagiarisme/ (Diakses tanggal 16 Desember 2015)
http://esyslab.te.ugm.ac.id/waspada-plagiarisme/http://esyslab.te.ugm.ac.id/waspada-plagiarisme/
-
40
a. Pimpinan perguruan tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan, yang antara lain berisi
kaidah pencegahan dan penanggulangan plagiat.
b. Pimpinan perguruan tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi,
dan seni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi.
c. Pimpinan perguruan tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan dan gaya selingkung
yang sesuai agar tercipta budaya anti plagiat.
d. Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri dengan surat pernyataan dari yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa
karya ilmiah tersebut tidak mengandung unsur plagiat.
e. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tingginya,
seperti portal Garuda atau portal lain yang ditetapkan oleh
Direktorat Pendidikan Tinggi.30
Dalam dunia akademik, terdapat ketentuan dimana seseorang harus
menghormati hak cipta atau gagasan orang lain. Gagasan dipandang sebagai
properti intelektual. Oleh karena itu, memberikan sumber rujukan sebagai
pengakuan atas gagasan atau karya orang lain sangat penting.31
Dengan
memberikan sumber rujukan yang jelas atas gagasan yang dikutip akan
menghindarkan dari tindakan plagiarisme. Menurut R. Masri Sareb Putra
untuk menghindari plagiat hendaknya seorang penulis harus memahami
terlebih dahulu tatacara pengutipan, kemudian menerapkan teknik mengutip
yang benar, melakukan parafrasa, dan atau meringkas gagasan atau wacana
dari karya orang lain.32
Teknik mengutip merupakan salah satu cara agar terhindar dari
plagiarisme. Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau pendapat dari
30
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, op. cit., hlm. 5-6.
31 Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., hlm. 133.
32 R. Masri sareb Putra, op. cit., hlm. 27.
-
41
gagasan seseorang baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah.33
Kutipan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kutipan langsung dan kutipan
tidak langsung.
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung merupakan kutipan yang sama dengan bentuk asli yang
dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung ini
tidak boleh lebih dari satu halaman.34
Jadi, dalam kutipan langsung ini
dibatasi banyaknya kata atau kalimat yang dikutip.
b. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang hanya mengambil isinya
saja, seperti ringkasan atau parafrasa. Kutipan isi atau parafrasa
merupakan kutipan yang hanya mengambil inti atau maksud dari kalimat-
kalimat yang ditulis dalam buku sumber.35
Kutipan ini dilakukan dengan
mengambil intinya saja (diringkas) kemudian ditulis dengan bahasa
penulis sendiri.
Selain tata cara pengutipan, teknik penulisan catatan kaki juga perlu
diperhatikan. Catatan kaki merupakan catatan pada bagian bawah halaman
teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan, pendapat atau keterangan
penulis mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks. Tata cara
33
Umum Budi karyanto, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press, 2012), hlm. 78.
34 Moh. Muslih, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press,
2015), hlm. 22.
35 Ibid., hlm. 24.
-
42
penulisan catatan kaki (footnote) yang digunakan di STAIN Pekalongan
secara garis besar yaitu nama pengarang/penulis (nama gelar tidak
dicantumkan) kemudian koma (jika nama pengarang tidak ada, diganti
dengan instansi penanggung jawab atau penerbit setelah judul buku tanpa
koma (jika tidak ada nomor jilid, nomor cetakan atau edisi buku) atau judul
buku (ditulis miring) koma (jika ada nomor jilid, nomor cetakan atau edisi
buku); nomor jilid buku (jika ada) tanpa koma; kemudian kurung buka;
nama kota tempat penerbit, titik dua; nama penerbit, koma; tahun terbit,
kurung tutup, koma; halaman yang dikutip atau yang berkaitan dengan teks
(halaman disingkat hlm), titik.36
Jadi memahami tata cara dalam penulisan karya ilmiah yang baik juga
sangat berpengaruh terhadap tindakan plagiarisme. Karena tanpa sengaja
salah dalam mencantumkan sumber rujukan juga dianggap sebagai
plagiarisme. Oleh karena itu perlu dipahami teknik-teknik dalam penulisan
karya ilmiah yang baik dan benar. Hal yang tak kalah penting yaitu dengan
memahami apa itu plagiasi, dengan pemahaman tersebut akan
menghindarkan dari tindakan plagiarisme. Selain itu, mebiasakan diri untuk
membaca buku juga dapat menghindarkan dari tindakan plagiarisme.
Dengan membaca buku wawasan menjadi luas, sehingga dapat menciptakan
gagasan atau ide tanpa melakukan plagiarisme. Namun, yang lebih penting
lagi untuk selalu menjaga budaya akademik dengan menanamkan nilai-nilai
kejujuran pada diri sendiri agar tindakan plagiasi dapat diminimalisir.
36
Ibid., hlm. 25.
-
43
5. Cara Mendeteksi Plagiarisme
Tugas penyusunan karya ilmiah dalam hal ini makalah, merupakan
tugas yang penting bagi penentuan nilai pada mata kuliah tertentu. Hal ini
akan membuat mahasiswa mengerjakan tugas tersebut dengan berbagai
macam cara. Apabila banyak tugas maka bukan tidak mungkin mahasiswa
akan melakukan plagiasi. Hal ini membuat dosen, yang notabene tidak
hanya menilai tugas satu makalah mahasiswa menjadi berkurang daya
ingatnya dikarenakan makalah yang harus dikoreksi banyak. Namun, ada
cara lain yang mudah untuk mendeteksi plagiarisme pada tugas mahasiswa,
yaitu:
a. Dengan menggunakan mesin atau alat
Perkembangan zaman yang semakin canggih membuat peneliti
menemukan alat-alat (software) untuk mengecek indikasi tindakan
plagiarisme, hal ini dapat menjadi alat yang mempermudah dosen dalam
mengoreksi tindakan plagiarisme yang dilakukan oleh mahasiswa.
Software-software tersebut antara lain:
1) Turnitin Program berbayar ini dikembangkan Universitas California,
Berkeley, melalui perusahaan Ipardigms. Aplikasi ini
mendukung 30 bahasa dan telah dipakai kurang lebih di 106
negara. Menurut catatan, aplikasi ini dapat menurunkan
penjiplakan hingga 82%.37
2) Wcopyfind Program ini dapat diperoleh secara gratis melalui situs internet
yang dibuat oleh Loubloomfield, Profesor Fisika Universitas
Virginia, Amerika Serikat. Aplikasi ini mencari kesamaan
kata/frasa sebuah artikel dengan database yang ada di komputer.
37
Henry Soelistyo, op. cit., hlm. 167.
-
44
Aplikasi ini tidak membandingkan langsung melalui internet dan
dapat dijalankan dengan sistem operasi windows serta linux.38
3) Viper Viper merupakan software pendeteksi plagiarisme. Viper bisa
diunduh secara gratis di situs resmi
mereka: http://www.scanmyessay.com/. Ukuran installer-nya
tidak terlalu besar, sekitar 3,5mb. Untuk bisa menggunakan
Viper, kita harus memiliki akun terlebih dahulu. Sebagaimana
pendaftaran akun email, pendaftaran akun Viper pun sangat
mudah. Aktivasi akun diperlukan, oleh karena itu dibutuhkan
akun email yang valid. Setelah akun terdaftar, langsung bisa
login menggunakan antarmuka yang ada di perangkat lunak ini.
Lalu dapat langsung untuk mengunggah sebuah file (Adobe file
atau Office file), yang nantinya akan diproses dan dicocokkan
dengan referensi yang ter-indeks di Viper. Untuk lama atau
tidaknya pengecekan sebuah paper tergantung pada koneksi
internet.39
4) Article Checker Aplikasi ini memanfaatkan fasilitas mesin pencari google dan
yahoo. Caranya dengan memasukkan teks yang akan dicek dan
salah satu mesin pencari akan melacak kesamaan naskah yang
telah ditentukan.40
b. Dengan analisis
Analisis merupakan cara sederhana dalam mendeteksi
plagiarisme. Cara ini dapat dengan mudah dilakukan dengan tanpa alat,
namun dalam menganalisis diperlukan ketelitian. Langkah-langkah untuk
mengidentifikasi tindakan plagiasi menurut Universitas Pendidikan
Indonesia yaitu:
38
Ibid.
39 Sunu Wibarama. Viper: Cara Mudah Mendeteksi Plagiarisme.
http://wibirama.staff.ugm.ac.id/2013/01/29/sunu-wibirama-viper-cara-mudah-mendeteksi-
plagiarisme/ (Diakses tanggal 2 Maret 2016)
40 Henry Soelistyo, loc. cit.
http://www.scanmyessay.com/http://wibirama.staff.ugm.ac.id/2013/01/29/sunu-wibirama-viper-cara-mudah-mendeteksi-plagiarisme/http://wibirama.staff.ugm.ac.id/2013/01/29/sunu-wibirama-viper-cara-mudah-mendeteksi-plagiarisme/
-
45
1) Ada perbedaan internal dalam isi teks, seperti dalam gaya penulisan, ejaan, tanda baca, penggunaan font, huruf besar,
cetak miring, bahasa, tata bahasa dan konstruksi kalimatnya.
2) Tugas yang diserahkan kualitasnya lebih baik atau bentuknya berbeda (misalnya ujaran bahasanya) dengan apa yang
biasanya mahasiswa yang bersangkutan hasilkan.
3) Terdapat ketidakkonsistenan internal dalam hal perujukan apakah diteks utama, pustaka acuan atau keduanya.
4) Adanya penghilangan sumber tertentu yang mestinya harus muncul.
5) Ada pernyataan yang tidak didukung oleh bagian teks lainnya. 6) Tugas yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang
ditugaskan, kualitasnya lebih rendah atau lebih bagus dari yang
diminta.
7) Perujukan yang tidak memadai atau tak sejalan dengan rincian yang muncul di dalam naskah.
41
Menurut Muthoin, apabila terdapat sumber yang berasal dari
internet dapat ditempuh dengan cara analisis sebagai berikut:
1) Telusuri alamat-alamat internet yang disebutkan dalam makalah.
2) Jika alamat internet tidak bisa diakses ada dua kemungkinan yang pertama pemakalah salah menuliskan alamat dan yang
kedua pemakalah sengaja menuliskan alamat yang tidak sesuai
untuk menyembunyikan sumber aslinya.
3) Jika alamat tidak bisa diakses, maka dilakukan dengan membandingkan antara makalah dengan sumber aslinya.
4) Jika ditemukan kejanggalan misalnya ada alamat internet yang tidak diakses atau perujukan tidak memadai karena antara isi
dengan sumber yang dirujuk tidak sesuai, maka dilakukan
dengan pencarian terhadap artikel-artikel yang mempunyai
bahasan yang sama dengan makalah
5) Agar penelusuran artikel dengan search engine lebih fokus terhadap artikel yang relevan dengan pembahasan, maka
diperlukan teknik filter dengan menggunakan simbol
matematika diantaranya tanda plus (+), tanda minus (-) dan
tanda petik.42
41
Universitas Pendidikan Indonesia. Upaya Pencegahan Plagiarisme http://a-
research.upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencegahan_plagiarisme.pdf (Diakses
pada 11 Maret 2016).
42 Muthoin, Internet dan Signifikansinya terhadap Karya Ilmiah Mahasiswa (STAIN
Pekalongan: Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), 2013), hlm. 14-15.
http://a-research.upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencegahan_plagiarisme.pdfhttp://a-research.upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencegahan_plagiarisme.pdf
-
46
Selain dengan analisis tadi, dari segi teknik penulisan juga
diperhatikan. Misalnya catatan kaki dan daftar pustaka. Dalam
menganalisis sangat diperlukan ketelitian.
6. Sanksi bagi Pelaku Plagiarisme
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No.17 tahun 2010 sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan tindakan
plagiasi sebagaimana telah diproses menurut prosedur akademik
diberlakukan secara berurutan mulai dari yang paling ringan sampai dengan
yang paling berat. Sanksi-sanksi tersebut terdiri atas:
a. Teguran b. Peringatan tertulis c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa d. Pembatalan nilai, satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh
mahasiswa
e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa g. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu
program pendidikan.43
7. Faktor-faktor yang Menyebabkan Tindakan Plagiarisme
Menurut Insley, seperti yang terdapat pada petunjuk teknis
pencegahan plagiat di perguruan tinggi di Universitas Pendidikan Indonesia,
ada beberapa alasan melakukan plagiat. Antara lain:
43
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, op. cit., hlm. 7-8.
-
47
a. Tidak memahami apa yang dimaksud dengan kutipan, parafrasa dan
tatacara mengutip secara benar serta tidak memahami perbedaan antara
parafrasa dan plagiat.
b. Menganggap dengan melakukan plagiat tugas dapat cepat terselesaikan.
c. Merasa yakin bahwa dosen tidak akan mendeteksi atau mengoreksi
tugasnya.
d. Tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk mencari sumber
yang relevan dengan tugas yang diberikan dan lemah dalam
pengelolaan waktu, menunda tugas sampai detik-detik terakhir sehingga
kepepet melakukan plagiat.44
B. Karya Ilmiah
1. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya yang disusun berdasarkan prosedur
ilmiah. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya ilmiah
merupakan karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah,
berdasarkan data dan fakta (observasi, eksperimen, kajian pustaka).45
Pengertian karya ilmiah menurut menurut para ahli:
a. Karya ilmiah menurut Imam Suyitno
Karya tulis yang disusun dan dikembangkan berdasarkan prosedur
ilmiah.46
44
Universitas Pendidikan Indonesia, op. cit., hlm. 2-3.
45 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., hlm. 629.
46 Imam Suyitno, Menulis Makalah dan Artikel (Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm. 1.
-
48
b. Menurut Dalman
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan,
deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan
secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta
didukung fakta, teori dan/atau bukti-bukti empirik.47
c. Menurut Ambary
Karya ilmiah merupakan karya yang mengungkapkan sebuah
pikiran hasil pengamatan, tinjauan, penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika
penulisan bersantun bahasa, yang isi maupun kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan.48
d. Karya ilmiah menurut Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi
Serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang
sistematis berdasar pada metode ilmiah untuk mendapatkan
jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul
sebelumnya.49
Sebagaimana beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa
karya ilmiah merupakan karya tulis yang mengungkapkan gagasan
berdasarkan hasil pengamatan, tinjauan ataupun penelitian yang disusun
berdasarkan prosedur ilmiah, disajikan secara sistematis dan objektif
berdasarkan fakta yang ada.
47
Dalman, Menulis Karya Ilmiah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 5.
48 Ibid., hlm. 45.
49 Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis Artikel & Karya Tulis Ilmiah
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 15.
-
49
2. Karakteristik Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang memiliki karakteristik
atau ciri-ciri sebagai berikut:
a. Empiris
Empiris ditunjukkan dengan informasi yang faktual, informasi atau
data yang dipaparkan dalam tulisan tersebut berasal informasi atau
data hasil pengamatan, kajian pustaka atau penelitian yang berarti
informasi atau data ini bukan hasil rekayasa.50
b. Objektif
Keobjektifan dilihat pada fakta dan data yang ditunjukkan berdasarkan
kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Selain itu, setiap
pernyataan atau simpulan yang ditunjukkan harus berdasarkan bukti-
bukti yang bisa dipertanggungjawabkan dan dapat diuji
kebenarannya.51
Dalam hal ini peneliti harus bersikap jujur terhadap
hal yang diteliti.
c. Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian,
peneliti harus mengesampingkan kepentingan pribadinya di saat
meneliti sehingga informasi yang diperoleh adalah data yang asli dan
50
Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.
51 Masnur Muslich, Bagaimana Menulis Skripsi? (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 6.
-
50
bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu, baik kepentingan pribadi
maupun kepentingan kelompok.52
d. Sistematis
Karya ilmiah harus disajikan dengan urutan yang logis dan teratur
yang ditunjukkan oleh adanya keteraturan, keterkaitan, dan
ketergantungan antar bagian dalam paparan karya tersebut.53
e. Logis
Logis maksudnya masuk akal, sesuai dengan logika. Artinya disini
berarti karya ilmiah tersebut bukan khayalan atau rekayasa namun
hasil pemikiran. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang
digunakan, baik pola nalar induktif atau deduktif.54
f. Analitis
Disini peneliti menganalisis setiap bagian data yang diperoleh ke
dalam bagian-bagian yang lebih pokok dan berusaha membeda-
bedakan pokok soalnya kedalam bagian yang lebih rinci.55
g. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap data atau informasi dalam karya ilmiah yang nantinya harus
faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau
ungkapan yang emosional hendaknya dihindarkan.56
Data atau
52
Ibid.
53 Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.
54 Masnur Muslich, op. cit., hlm. 6.
55 Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.
56 Masnur Muslich, op. cit., hlm. 6.
-
51
pernyataan dalam penelitian harus berupa fakta di lapangan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
h. Verifikatif
Semua data yang disajikan dalam karya ilmiah itu dapat diverifikasi,
artinya bahwa kebenaran informasi yang ditunjukkan dalam karya
tersebut dapat diuji.57
Disini peneliti harus menyampaikan apa yang
diperolehnya dengan kejujuran. Sehingga ketika data diverifikasi data
tersebut menunjukkan data yang sebenarnya.
3. Jenis-jenis Karya Ilmiah
Setiap karya ilmiah pada dasarnya semua itu sama, yaitu hasil dari
suatu kegiatan ilmiah. Perbedaan antara satu karya ilmiah dengan karya
ilmiah lain hanyalah pada materi, susunan serta panjang pendeknya karya
ilmiah tersebut.58
Ada berbagai macam jenis karya ilmiah, antara lain
sebagai berikut:
a. Makalah
Makalah merupakan karya ilmiah sederhana yang biasanya
disusun untuk melengkapi tugas-tugas mata kuliah tertentu atau
memberikan saran pemecahan tentang masalah secara ilmiah. Makalah
menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau
57
Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.
58 Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 23.
-
52
induktif dan menggunakan bahasa yang lugas dan jelas.59
Makalah
biasanya disusun dalam bentuk tugas individu ataupun kelompok
tergantung pada tugas yang diberikan.
b. Kertas kerja
Pada dasarnya kertas kerja sama halnya dengan makalah. Kertas
kerja merupakan karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Namun,
analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam
makalah. Kertas kerja ini ditulis misalnya untuk disajikan dalam suatu
seminar atau lokakarya.60
Kertas kerja ini jarang dibebankan kepada
mahasiswa.
c. Skripsi
Skripsi merupakan tugas bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar
sarjana. Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah yang mengemukakan
gagasan penulis yang berdasarkan pada pendapat orang lain yang
didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan
penelitian langsung maupun penelitian tidak langsung.61
Istilah skripsi
berasal dari kalimat deskripsi (description) yang berarti memberikan
gambaran tentang suatu masalah yang dibahas dengan memaparkan
data serta pustaka, untuk menghasilkan kesimpulan. Pembahasan dalam
59
Bambang Dwiloka dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah (Jakarta: Rineka
Cipta, 2012), hlm. 4.
60 Ibid.
61 Ibid.
-
53
skripsi harus dilakukan dengan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu
logis dan empiris. Artinya pembahasannya harus masuk akal dan
mendalam. Dan dapat dibuktikan dengan data yang diperoleh dari
penelitian lapangan.62
d. Tesis
Tesis merupakan tugas bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar
magister. Sama halnya dengan skripsi tesis ini merupakan salah satu
karya ilmiah, namun sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan
skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari
penelitian itu sendiri.63
Istilah tesis berasal dari kalimat sinthesa
(sinthation). Skripsi bertujuan mendeskripsikan ilmu, sedangkan tesis
bertujuan mensinthesakan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi
untuk memperluas khasanah ilmu yang didapatkan di bangku kuliah.64
e. Disertasi
Disertasi merupakan tugas karya tulis ilmiah bagi mahasiswa
untuk memperoleh gelar doktor yang mengemukakan suatu dalil yang
dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih
(valid) dengan analisis yang terinci.65
. Disertasi merupakan karya
ilmiah yang lebih lengkap dari skripsi maupun tesis dengan
62
Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 26.
63 Bambang Dwiloka dan Rati Riana, op. cit., hlm. 4.
64 Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 27.
65 Bambang Dwiloka dan Rati Riana, op. cit., hlm. 5.
-
54
menggunakan tiga sumber sekaligus yaitu data lapangan, penelitian
laboratorium, dan kajian pustaka. Dalam pengungkapan teori untuk
memecahkan permasalahan, disertasi wajib menyertakan dalil-dalil atau
teori-teori baru secara ilmiah yang diperolehnya, serta sanggahan-
sanggahan terhadap teori-teori lama dan sebagainya.66
Jadi desertasi ini
harus menemukan suatu temuan yang berupa teori baru yang dapat
memperluas khasanah pengetahuan.
f. Artikel Ilmiah
Di dalam buku Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan
Artikel ilmiah Program Pasca Sarjana UNSOED seperti yang dikutip
oleh Dalman disebutkan bahwa artikel ilmiah adalah karya tulis yang
dirancang untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah atau buku
kumpulan artikel ilmiah yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah. Artikel ilmiah ini dapat
berupa hasil penelitian maupun gagasan/pemikiran ilmiah (review).67
Dalam pembuatan artikel ini harus sesuai dengan pedoman yang ada,
karena artikel ini harus dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis baik
isi maupun sumbernya.
g. Artikel ilmiah populer
Artikel populer merupakan artikel ilmiah populer tidak terikat
secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Artikel ilmiah populer
66
Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 28.
67 Dalman, op. cit., hlm. 41.
-
55
ditulis bukan untuk keperluan akademik, tetapi biasanya dipublikasikan
di surat kabar atau majalah. Jadi, artike ilmiah populer ini bertujuan
untuk menjangkau pembaca khalayak. Artikel ini dibuat berdasarkan
berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan dari keduanya yang
dikemas dengan opini atau penulis.68
Artikel populer sama halnya
dengan artikel ilmiah namun artikel ini lebih fleksibel karena untuk
publikasi di majalah atau koran bukan untuk kepentingan akademik.
h. Resensi
Resensi merupakan karya tulis yang mengulas atau menilai
sebuah buku. Resensi biasanya dimuat dalam surat kabar atau majalah.
Tujuan dari resensi ialah untuk memberikan gambaran mengenai buku
serta pertimbangan dan penilaian secara objektif kepada masyarakat,
sehingga mereka mengetahui apakah buku tersebut layak dibaca atau
tidak.69
Untuk melakukan resensi ini seseorang harus membaca terlebih
dahulu buku yang akan ia ulas, sehingga dapat ia nilai dengan objektif.
i. Esai
Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis
tentang subjek tertentu yang dicoba untuk dinilainya. Jadi, yang
dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat penulisnya yang
bersifat subjektif.70
Dalam hal ini esai dibangun berdasarkan pemikiran
68
Ibid., hlm. 42.
69 Ibid., hlm. 43.
70 Ibid., hlm. 44
-
56
penulisnya sendiri, tanpa intervensi dari pemikiran orang lain karena hal
ini merupakan sebuah kritik.
j. Laporan
Laporan merupakan karangan yang berisi tentang rekaman
kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti atau
diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan. Dalam hal
ini, laporan dapat berupa laporan hasil penelitian dan hasil kegiatan.71
Laporan ini yang biasanya dibuat mahasiswa berdasarkan hasil kegiatan
misalnya hasil kegiatan kuliah kerja nyata (KKN), laporan praktik
pengalaman lapangan, dan sebagainya.
71
Ibid.