bab ii pkl

9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Instansi 2.1.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang Melalui informasi yang diperoleh dari dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang tahun 2013, Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang terletak di Jln. Guru-guru Komplek Perkantoran Pemda Kabupaten Empat Lawang Km. 3,5 Lintas Sumatera Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan merupakan aset dari Pemerintah Kabupaten Empat Lawang. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kesehatan dibantu oleh puskesmas, Labkesda, Akper maupun Depot Farmasi dan Alat-alat Kesehatan. Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok yaitu membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan melaksanakan fungsi sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan; 4

Upload: melindadwianggraeni

Post on 14-Apr-2016

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II pkl

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Instansi2.1.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Empat

LawangMelalui informasi yang diperoleh dari dokumen Rencana

Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang tahun 2013, Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang terletak di Jln. Guru-guru Komplek Perkantoran Pemda Kabupaten Empat Lawang Km. 3,5 Lintas Sumatera Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan merupakan aset dari Pemerintah Kabupaten Empat Lawang. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kesehatan dibantu oleh puskesmas, Labkesda, Akper maupun Depot Farmasi dan Alat-alat Kesehatan.

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok yaitu membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan melaksanakan fungsi sebagai berikut :a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang kesehatan;c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan;d. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi dan urusan rumah

tangga Dinas;e. Pelaksanaan koordinasi dengan lembaga pemerintah/swasta yang

berkaitan dengan lingkup tugas di bidang kesehatan; danf. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh bupati.

4

Page 2: BAB II pkl

2.1.2 Struktur OrganisasiSetiap organisasi pemerintahan memiliki struktur organisasi

yang tujuannya untuk lebih memfokuskan tujuan umum dari suatu organisasi, begitu juga pada Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang memiliki struktur organisasi sebagai berikut:a. Kepala Dinasb. Sekretaris, terbagi atas :

1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Kepegawaian3. Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Pelayanan Kesehatan, terbagi atas :1. Seksi Kesehatan Dasar2. Seksi Kesehatan Rujukan3. Seksi Kesehatan Khusus

d. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, terbagi atas :1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit2. Seksi Pengamatan Wabah dan Penyakit3. Seksi Kesehatan Lingkungan

e. Bidang Program dan Pengembangan SDM, terbagi atas :1. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan2. Seksi Diklat, Registrasi dan Akreditasi3. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

f.Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, terbagi atas :1. Seksi Jaminan Kesehatan2. Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan3. Seksi Farmasi

g. Bagian-bagian umum yang membantu Dinas Kesehatan :1. Puskesmas2. Gudang

5

Page 3: BAB II pkl

Gambar 2.1 Badan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang

Sumber : Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang 2013

2.2 Tinjauan Statistika2.2.1 Analisis Deskriptif

Statistika yang membicarakan diskripsi data dinamakan Statistika Deskriptif. Analisis Deskriptif adalah untuk menyederhanakan dan menata data untuk memperoleh gambaran secara keseluruhan dari peubah atau karakteristik yang dipelakari atau diamati.

Pemakaian statistika deskriptif sangat terbatas sekali. Dalam penelitian, apakah melalui survey atau percobaan, umumnya bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan dari populasi yang diselidiki. Jadi, tidak hanya sekedar membuat gambaran saja (Yitnosumarto,1990).

2.2.2 Analisis ClusterDilihat dari pengertiannya, cluster diartikan sebagai kelompok.

Pada dasarnya analisis cluster akan menghasilkan sejumlah kluster 6

Page 4: BAB II pkl

(kelompok). Pemahaman analisis ini adalah sejumlah data tertentu sebenarnya mempuyai kemiripan di anatara anggotanya, karena itu analisis cluster dimungkinkan untuk mengelompokkan angota-anggota yang mempunyai karakteristik yang serupa tersebut ke dalam satu atau lebih cluster. (Santoso, 2010)

Pada hakekatnya analisis cluster adalah teknik algoritma bukan inferensi statistik. Oleh sebab itu persyaratan distribusi data normal ataupun hubungan linier antar variabel tidak menjadi syarat dalam analisis cluster. Pada analisis cluster ini persyaratan yang harus dipenuhi data yang digunakan tidak berkorelasi, sebaiknya tidak menggunakan variabel independen yang mengalami multikolinieritas. (Gudono, 2012)

2.2.3 Uji KorelasiKoefisien korelasi merupakan salah satu metode yang dapat

digunakan untuk mengetahui kebebasan atau ketidak bebasan antara dua peubah (Walpole, 1995). Koefisien korelasi dari x1, x2, …, xp

yang dinotasikan dengan ρ (untuk sampel r) menunjukkan tingkat keeratan hubungan antar peubah ke-i dengan peubah k, dimana i,k = 1, 2, …, p.

Hubungan dua peubah bersifat positif artinya apabila nilai suatu peubah naik maka akan meningkatkan nilai peubahyang lain, dan sebaliknya apabila nilai suatu peubah turun, maka akan menurunkan nilai peubah lainnya.

Korelasi pearson digunakan untuk mengetahui hubungan linier antar peubah yang berskala interval atau rasio. Pada contoh berukuran n, koefisien korelasi ini dirumuskan sebagai:

r =

dimana :n : banyaknya objek pengamatanr : koefisien korelasi antara dua peubah X dan Y(Walpole, 1995)

7

Page 5: BAB II pkl

2.2.4 MultikolinieritasApabila suatu data terdapat multikolinieritas maka pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen akan rendah walaupun nilai F model secara keseluruhan kelihatan tinggi. Maka akibat yang ditimbulkan adalah H0 pengujian koefisian akan gagal menolah H0 walaupun peranan variable tersebut penting.

Untuk menguji adanya multikolineritas yaitu dengan menghitung variance inflation factor (VIF) dan VIF dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :1. Buat model regresi di mana salah satu variable independen

diperlakukan sebagai fungsi variabel independen lainnya dan hitung coefficient of determination modelnya.

2. Hitung nilai R modelnya untuk variabel-variabel independen lainnya.

3. Dihitung dengan rumus VIFj = 1/(1-Rj2). Apabila nilai VIF di atas 10 maka dianggap adanya multikolinieritas.

(Gudono, 2012)

2.3 Permasalahan dan Ide Pemecahan Masalah2.3.1 Permasalahan

Pada Praktik Kerja Lapang (PKL) yang bertempat di Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang ini permasalahannya adalah pemerataan kesehatan yang ada di Kabupaten Empat Lawang. Pemerataan ini didasari oleh pengelompokan kecamatan berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010. Dengan adanya pengelompokan berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010 yang berkaitan dengan ibu hamil dan bayi diharapkan mampu memberikan suatu informasi yang bisa memberikan wawasan mengenai perencanaan pembangunan dan pemerataan kesehatan baik untuk pemerintah Kabupaten Empat Lawang maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang agar dapat memberikan kualitas kesehatan yang baik untuk masyarakat Kabupaten Empat Lawang.

2.3.2 Ide Pemecahan Masalah Berdasarkan pada permasalahan yang ada, 9 kecamatan di

Kabupaten Empat Lawang ingin dikelompokkan berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010. Pengelompokkan 9 kecamatan

8

Page 6: BAB II pkl

berdasarkan 6 peubah dilakukan dengan cara mengelompokkan kecamatan yang memiliki karakteristik sejenis dan didasari pada arsip “Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang 2014”. Analisis yang digunakan pada laporan ini adalah Analisis Cluster. Proses analisis dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel 2007, Minitab 14, dan SPSS 17.

2.4 Tinjauan Non Statistika2.4.1 Definisi Indikator Indonesia Sehat 2010

Penetapan Indikator Indonesia Sehat 2010 diawali dengan perumusan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2002. Sementara penyusunan rancangan Indikator Indonesia Sehat 2010 sedang berlangsung, Departemen Kesehatan diminta oleh Departemen Dalam Negeri untuk merevisi Keputusan Menteri Kesehatan untuk Daerah Kabupaten/Kota. Maka, penetapan Indikator Indonesia Sehat 2010 dan penyusunan Standar Pelayanan Minimal itu pun disinergikan.

Indikator Indonesia Sehat 2010 dikelompokkan ke dalam : Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator

mortalitas, indikator-indikator morbiditas, dan indikator-indikator status gizi

Indikator Hasil Antara, terdiri atas indikator-indikator keadaan lingkungan, indikator-indikator perilaku hidup masyarakat, serta indikator-indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan.

Indikator Proses dan Masukan, terdiri atas indikator-indikator pelayanan kesehatan, indikator-indikator sumber daya kesehatan, indikator-indikator manajemen kesehatan, dan indikator kontribusi sektor-sektor terkait.

(Depkes,2003)

9