bab ii pasien safety revisi i

19
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Keselamatan pasien ( patient safety ) Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang dimaksud dengan keselamatan pasien ( patient safety ) adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada pasien secara aman termasuk didalamnya pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Sementara itu, Depkes ( 2008) mendefinisikan keselamatan pasien sebagai suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. 2.2 Tujuan Keselamatan Pasien Tujuan dari pasien safety antara lain : a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;

Upload: syerli-lidya

Post on 18-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pasien safety

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Definisi Keselamatan pasien ( patient safety )Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang dimaksud dengan keselamatan pasien ( patient safety ) adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada pasien secara aman termasuk didalamnya pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Sementara itu, Depkes ( 2008) mendefinisikan keselamatan pasien sebagai suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.2.2Tujuan Keselamatan PasienTujuan dari pasien safety antara lain :a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RSb. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;c. Menurunnya KTD ( kejadian tidak diharapkan ) di RSd. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD.2.3Beberapa istilah yang terkait dengan pasien safetya. Keselamatan pasien (patient safety)b. Kejadian tidak diharapkan (adverse event)c. KTD yang tidak dapat dicegah (unpreventable adverse event)d. Kejadian nyaris cedera (KNC) (Near miss)e. Kesalahan medis (medical error)f. Insiden keselamatan pasien (Patient safety incident)g. Pelaporan insiden keselamatan pasien rumahsakith. Analisis akra masalah (root cause analyisis)i. Manajemen risiko (riks management)

2.4Elemen Keselamatan pasiena. Kesalahan obatb. Penggunaan restraintc. Infeksi Nosokomiald. Operasie. Luka akibat tertekanf. Pemberian darah / infusg. Resistensi kumanh. Program imunisasii. terjatuhj. pencatatan dan pelaporan

2.5Akar Permasalahan keselamatan pasien :a. masalah komunikasib. aliran informasi yang inadekuatc. Isu terkait pasiend. kesalahan teknise. Kebijakan dan prosedur yang kurang adekuat

2.6Pelaksanaan Keselamatan PasienProses pelaksanaan Patient Safety meliputi :a. Sembilan solusi keselamatan pasien di rumah sakit, yaitu :1) Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip 2) Pastikan identifikasi pasien3) Komunikasi secara benar saat serah terima pasien4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar5) Kendalikan cairan elektrolit pekat6) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan7) Hindari salah kateter dan salah sambung slang8) Gunakan alat injeksi sekali pakai9) Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.

b. Tujuh Standar Keselamatan Pasien1) Hak pasienStandarnya adalah :Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).Kriterianya adalah :a) Harus ada dokter penanggung jawab pelayananb) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayananc) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas dan benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD2) Mendidik pasien dan keluargaStandarnya adalah :RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.Kriterianya adalah :Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien & keluarga dapat:a) Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujurb) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawabc) Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengertid) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanane) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RSf) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasag) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati3) Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayananStandarnya adalah :RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.Kriterianya adalah :a) koordinasi pelayanan secara menyeluruhb) koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber dayac) koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasid) komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan4) Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasienStandarnya adalah :RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yg ada, memonitor & mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, & melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta KP.Kriterianya adalah :a) Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik, sesuai dengan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit.b) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerjac) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensifd) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasienStandarnya adalah :a) Pimpinan dorong & jamin implementasi progr KP melalui penerapan 7 Langkah Menuju KP RS .b) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko KP & program mengurangi KTD.c) Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit & individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang KPd) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat utk mengukur, mengkaji, & meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP.e) Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinyadalam meningkatkan kinerja RS & KP. Kriterianya adalah :a) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.b) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program meminimalkan insiden,c) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasid) Tersedia prosedur cepat-tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.e) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden,f) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insideng) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayananh) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkani) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien6) Mendidik staf tentang keselamatan pasienStandarnya adalah :a) RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.b) RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.Kriterianya adalah :a) memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasienb) mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.c) menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.Standarnya adalah :a) RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP untuk memenuhi kebutuhan informasi internal & eksternal.b) Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.Kriterianya adalah :a) disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.b) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada2.7Universal & Isolated Patient SafetyUniversal Patient safety adalah kewaspadaan keselamatan pasien yang dianjurkan pada darah dan semua cairan tubuh serta eskresi untuk mencegah penyebaran bakteri seperti penyebaran patogen melalui darah. Sementara itu, Isolated patient safety adalah sistem keamanan pasien yang biasa digunakan untuk menempatkan pasien yang mempunyai penyakit yang mudah menyebar pada orang lain meskipun hanya dengan tersentuh, misalnya seperti AIDS dan SARS. Beberapa bentuk kewaspadaan keselamatan pasien yang universal antara lain :a) Kewaspadaan paling utama yakni cuci tanganb) Hati- hati terhadap objek tajam.gunakan sarung tangan untuk menutup jarum bersih sekalipunc) Untuk mencegah cedera tusukan, tempatkan spoit , jarum, pisau bedah dan benda tajam dalam wadah tertentud) Lindungi diri dari paparan darah atau cairan laine) Gunakan desinfektan untuk mendekontaminasi permukaan kerja bila ada tetesan darah atau cairan lain.f) Jangan merawat pasien bila anda sedang mengalami lesi kulit.Sedangkan bentuk-bentuk isolated patient safety antara lain :a) Jangan menghindari pasien yang terisolasi , tetapi rawat seperti pasien lainb) Siapkan ruangan dengan menyingkirkan peralatan yang tidak perluc) Alat makan pasien yang diisolasikan harus dicuci terpisah dan memiliki toilet terpisah.d) Tempatkan benda yang terkontaminasi dalam wadah atau kanting berlapis plastic. Beri label sebagai barang infeksius. Bersihkan ruangan dengan cairan desinfektan. Gunakan alat pembersih sendiri untuk ruangan ini.e) Setelah kontak dengan pasien , lepaskan sarung tangan anda dan cuci tangan dengan larutan antiseptic atau sabun dan air.f) Beri pendidikan tentang cara menjaga kingkungan, cara membuang sampah.dan beri kesempatan pasien untuk bertanya.g) Untuk penyakit TBC harus mendapat ventilasi cukup untuk ruangannya. Pintu ke koridor harus senantiasa ditutup utuk mengurangi penyebaran infeksi melalui udarah) Jangan mengeringkan ruangan atau mengibas linen tempat tidur dan pakaian kotor dalam ruanagan.i) Gunakan masker wajah dan pakain pelindung untuk mengurangi resiko penyebaran virus pada diri sendiri mauopaun orang lain.j) Untuk pasien lepraajarkan tenik perlindungan diri seperti sepatu untuk menlindungi kaki yang tidak sensitive, menggunakan sarung tangan.k) Ajarkan pasien mencuci tangan dan menggunakan vaseline dengan teratur untuk mencegah pecah- pecah kulit dan ajarkan rentang gerakl) Untuk pasien HIV/AIDS dengan menhindari paparan langsung dengan darah, cairan tubuh dan cedera tusukan jarumm) Gunakan alat sekali pakai dan buang pada wadah yang telah ditentukann) Gunakan sarung tangan tebal untuk menbersihkan alat yang digunakan.o) Pisahkan linen dan pakain dengan pakaina dan linen lainnya.p) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, cuci tangan bisa rutin dan sering2.8Patient Safety dalam Tinjauan HukumKetentuan mengenai keselamatan pasien diatur dalam UU Kesehatan No. 36 tahun 2009. Beberapa pasal yang berkaitan dengan keselamatan pasien dalam UU Kesehatan tersebut adalah :a) Pasal 5 ayat 2, menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.b) Pasal 19, menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.c) Pasal 24 ayat 1, menyatakan bahwa tenaga kesehatan harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.d) Pasal 53 ayat 3, menyatakan pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasien.e) Pasal 54 ayat 1, menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan non diskriminatif.Selain ituu, tanggung jawab hukum keselamatan pasien diatur dalam Pasal 58 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009. Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut :a) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.b) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.2.9Aplikasi Patient SafetyPelayanan keperawatan yang baik adalah pelayanan keperawatan yang memperhatikan keselamatan pasien. Setiap tindakan keperawatan yang dilakukan beserta dengan peralatan dan lingkungan sekitar sudah seharusnya dikondisikan secara sempurna untuk menunjang keselamatan pasien. Oleh karena itu, diperlukan p43dfgengkajian terhadap keselamatan pasien. Pengkajian tersebut meliputi pengkajian dalam bidang struktur, lingkungan, proses, orang, budaya, serta peralatan dan teknologinya. Mengacu kepada enam bidang tersebut, maka aplikasi keselamatan pasien dapat dilakukan pada tempat dan dengan standar aplikasi sebagai berikut.a. Kamar OperasiKamar operasi adalah suatu unit khusus di dalam rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut. Secara umum, lingkungan kamar operasi terdiri dari tiga area, yaitu :1) Area bebas terbatas (unrestricted area)Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar operasi.2) Area semi ketat (semi restricted area)Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khususkamar operasi yang terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi.3) Area ketat atau terbatas (restricted area).Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan melaksanakan prosedur aseptik. Selain itu, petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yang berupa topi, masker, baju dan celana operasi.Pelaksanaan atau aplikasi patient safety dalam kamar operasi dapat berupa hal sebagai berikut :1) Semua peralatan yang ada di dalam kamar operasi harus beroda dan mudah dibersihkan.2) Untuk alat elektrik, petunjuk penggunaaanya harus menempel pada alat tersebut agar mudah dibaca.3) Sistem pelistrikan harus aman dan dilengkapi dengan elektroda untuk memusatkan arus listrik mencegah bahaya gas anestesi.4) Air yang tersedia dalam kamar operasi harus bersih, yaitu air yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung kuman pathogen, tidak mengandung zat kimia, dan tidak mengandung zat beracun.5) Setiap petugas medis yang akan melakukan tindakan operasi wajib mengenakan pakaian khusus operasi.6) Petugas medis wajib melaksanakan prosedur aspetik, salah satu contohnya adalah mencuci tangan.b. Unit Gawat Darurat (UGD)Unit Gawat Darurat (UGD) adalah suatu unit di dalam rumah sakityang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakitdancedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya.Sifat pasien yang mendapatkan perawatan di UGD adalah sebagai berikut :1) Perlu mendapatkan pertolongan segera, cepat, tepat, dan aman2) Mempunyai masalah patologis, psikologis, lingkungan, dan keluarga3) Perlu mendapatkan informasi secara cepat dan tepatAplikasi keselamatan pasien dalam unit gawat darurat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :1) Fasilitas yang terdapat dalam UGD terlah tersedia dengan lengkap.2) Peralatan medis yang terdapat pada UGD adalah alat yang steril.3) Menggunakan alat injeksi sekali pakai.4) Petugas medis harus menerapkan komunikasi antar petugas dengan baik saat melakukan serah terima pasien sehingga tidak terjadi kesalahan saat melakukan tindakan kepada pasien.5) Petugas medis harus mampu mengatasi pasien secara cepat dan tepat.6) Petugas medis harus memiliki kognitif yang baik dalam menangani pasien.7) Petugas medis wajib melaksanakan prosedur aseptik mencegah infeksi nosokomial.c. Intensif Care Unit (ICU)Intensive Care Unit (ICU) atau Unit Perawatan Intensif (UPI) adalah tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit yang menangani pasien-pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi penyakit lain. Intensive Care Unit (ICU) merupakan cabang ilmu kedokteran yang memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support pada pasien-pasien sakit kritis yang membutuhkan monitoring intensif.Pasien yang perlu mendapatkan perawatan di ruang ICU adalah pasien yang dalam keadaan terancam jiwanya sewaktu-waktu karena kegagalan atau disfungsi satu atau multiple organ atau sistem dan masih ada kemungkinan dapat disembuhkan kembali melalui perawatan, pemantauan dan pengobatan intensif. Pasien yang memperoleh perawatan di ruang ICU berbeda dengan pasien yang memperoleh perawatan di ruang rawat inap biasa. Pasien yang dirawat di ruang ICU mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap perawat dan dokter. Pasien yang berada di ruang ICU adalah pasien yang berada dalam keadaan kritis atau kehilangan kesadaran atau mengalami kelumpuhan sehingga segala sesuatu yang terjadi dalam diri pasien hanya dapat diketahui melalui monitoring yang baik dan teratur.Berdasarkan penjelasan diatas, maka aplikasi keselamatan pasien dalam ICU dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:1) Fasilitas dalam ruang ICU tersedia lengkap sehingga monitoring terhadap kondisi pasien dapat berjalan dengan baik.2) Tenanga medis harus berhati-hati saat hendak melakukan pemasangan kateter dan slang atau tube sehingga tida terjadi kesalahan.3) Menggunakan alat injeksi sekali pakai.4) Peralatan medis yang tersedia harus dalam kondisi steril.5) Petugas medis wajib melakukan prosedur aseptik.6) Tenaga kesehatan harus menerapkan komunikasi yang baik antar petugas sehingga tidak terjadi kesalahan saat serah terima pasien dilakukan.7) Tenaga kesehatan harus mampu melaksanakan prosedur pengelolaan pasien secara tepat dan aman.