bab ii metode perancangan - abstrak.uns.ac.id · rupa yang sederhana, yaitu berupa garis, bidang,...
TRANSCRIPT
13
BAB II
METODE PERANCANGAN
A. Analisis Permasalahan
Perancangan tekstil merupakan proses kreatif untuk memenuhi kebutuhan
dibidang desain yang mencakup beberapa aspek mulai dari aspek estetik, bahan,
proses dan fungsi. Analisis permasalahan berguna untuk memudahkan dalam
pemecahan masalah utama. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini
adalah bagaimana merancang motif Geometri agar sesuai untuk batik.
Visual motif geometri pada batik yang beredar dipasaran, umumnya
merupakan pengolahan komposisi bidang motif yang sama dari berbagai arah
dengan bentuk teratur, contohnya motif Kawung, Parang Kusuma, dan limar
(Solo). Sedangkan pada motif batik ini pengolahan visual memfokuskan pada
karakter dari visual geometri itu sendiri. Permasalahan pertama adalah
memunculkan wujud dan karakter dari bidang-bidang geometri sebagai motif
pada batik. Motif geometri sendiri terdiri dari bentuk bentuk dasar dalam ilmu
ukur. Bentuk-bentuk tersebut antara lain berupa garis, bidang, gempal atau bentuk
bervolume dan titik. Karakter visual pada motif geometri berhubungan dengan
pengolahan berbagai macam unsur-unsur rupa, dan diketahui bahwasannya
disetiap unsur rupa menghasilkan berbagai karakter visual yang berbeda.
Selain memahami karakter dari motif geometri, juga harus mempelajari
karakter dari remaja itu sendiri, karena dalam perancangan ini sasaran produk
yang akan dibuat diperuntukkan untuk kalangan remaja pria khususnya usia 16-20
tahun. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu bisa bebas
14
mengekspresikan dari, masa seorang remaja mulai menyukai lawan jenis dan
masa untuk bisa mulai diterima oleh lingkungan baru atau komunitas pertemanan.
Hal-hal itulah mendorong remaja melakukan banyak aktifitas yang menuntut
mereka untuk tampil maksimal. Karakter remaja yang ceria, bebas, ekspresif dan
dinamis, menyukai hal-hal yang bersifat praktis/simple, lucu, dan menarik.
Permasalahan kedua adalah Bagaimana visualisasi bentuk dan warna dari
karakter Geometri agar sesuai dengan karakter remaja putra. Teknik batik tulis
dipilih untuk memvisualisasikan motif. Pengulangan motif pada teknik batik tulis
tidak akan pernah sama baik bentuk maupun ukuran goresan malamnya, namun
menghasilkan goresan yang lebih luwes dibanding batik dengan teknik lain.
Penggambaran karakter tidak hanya pada bentuknya, namun juga dalam segi
warnanya. Teknik pewarnaan merupakan satu hal pokok yang menunjang
keberhasilan untuk memunculkan warna-warna. Dengan bantuan pemilihan warna
yang tepat maka akan dihasilkan motif yang menarik. Penggunaan teknik dan
warna batik juga disesuaikan dengan pemilihan bahan yang digunakan. Bahan
yang dipilih adalah bahan katun primisima. Bahan katun primisima dipilih karena
bahan ini sesuai dengan karakter dari remaja. Bahan juga berperan penting dalam
proses menjadikan produk sesuai dengan rancangan.
B. Strategi Pemecahan Masalah
Penciptaan karya motif dengan sumber ide Motif Geometri melalui teknik
batik tulis yang diaplikasikan pada kain katun primisima. Teknik penciptaan karya
ini memiliki masalah utama pada perancangan motif, teknik dan warna yang
15
digunakan. Perlu dilakukan strategi dan langkah-langkah untuk memecahkan
permasalahan tersebut, antara lain:
1. Pemahaman tentang motif Geometri beserta karakter-karakternya
sebagai sumber ide dan visualisasi karya sejenis untuk komparasi produk.
2. Mencari data-data mengenai tren yang sedang berkembang
dipasaran dan mengumpulkan data dari berbagai bentuk dari unsur-unsur geometri
maupun hasil visual dari desainer-desainer baik didalam maupun diluar negeri, hal
ini dimaksudkan supaya mendalami masalah yang terkait dengan perancanagan.
3. Mencari data-data mengenai remaja putra, hal ini dikarenakan
sasaran dari perancangan produk adalah remaja putra.
4. Memahami warna-warna, agar dapat menentukan warna yang
sesuai dengan remaja khususnya putra.
5. Upaya memahami beberapa tekhnik batik (aspek-aspek yang
berhubungan dengan teknik produksi) untuk menentukan penggarapan batik tulis
pada perancangan motif dengan memunculkan karakter Geometri untuk
mendapatkan karakteristik yang sesuai dengan perancangannya.
6. Menentukan jenis kain yang akan digunakan dalam penciptaan
karya, dengan mempertimbangkan kenyamanan serta fungsinya sebagai
pendukung karya. Mencari data-data mengenai karakteristik dari kain katun untuk
disesuaikan dengan sasaran dari perancangan produk.
7. Menentukan teknik pewarnaan agar dapat menghasilkan warna
yang sesuai dengan desain visual batik.
8. Melakukan studi bentuk pada perancangan dengan berbagai variasi
sesuai dengan ide gagasan motif.
16
9. Membuat desain dan alternatif desain beserta konsepnya.
10. Perwujutan produk, Hal ini dilakukan untuk mewujudkan desain
yang dipilih menjadi suatu produk sesuai dengan konsep serta arahan awal dari
produk yang sedang dirancang.
11. Evaluasi karya, karya yang dibuat akan dievaluasi untuk
mengetahui tingkat keberhasilan ataupun tingkat kegagalan dari karya yang
dibuat.
C. Pengumpulan Data
1. Studi Visual
Mencari gambaran awal mengenai produk perancangan, penulis
melakukan pengumpulan data visual berupa bentuk visual dari bidang-bidang
geometri. Karakter visual geometri memang tersusun atas beberapa unsur-unsur
rupa yang sederhana, yaitu berupa garis, bidang, gempal atau bentuk bervolume
dan titik.Visual yang dihasilkan dari unsur-unsur geometri secara keseluruhan
membentuk sebuah visual menarik. Pengambilan bentuk berupa unsur-unsur rupa
dari bidang geometri yang terkesan tegas sangat kontras dengan penggunaan
teknik batik tulis yang berkarakter luwes. Data ini penting untuk mengetahui
bagaimana karakteristik dari bidang geometri serta mengetahui perkembangan
industri dan minat masyarakat terutama remaja putra terhadap produk yang
berkaitan dengan visual geometri.
a. Karakter Visual Garis
Garis merupakan komponen utama pembentuk ruang dan merupakan
element dasar dalam seni rupa. Garis mempunyai dua peran, berupa garis nyata
17
pembentuk nilai dan garis semu yang memberi efek keindahan. Garis sendiri
dibagi menjadi empat macam
1) Garis lurus
Garis lurus terdiri dari garis horizontal, diagonal, dan vertikal.
Karakter dari goresan yang dihasilkan garis lurus menimbulkan
efek ketegasan, kaku, dan terlihat kokoh. Pada karakter garis lurus
juga menghasilkan karakter dinamis.
No Aspek Variasi Tampilan Kesan Fisik
1 Jenis - Lurus kaku, keras, tajam.
- Lengkung
Lembut, empuk,
halus.
- Berombak
Dinamis mengalun,
bergerak,
menyenangkan.
- Zigzag
Kaku, tegang, panas,
menakutkan.
2 Ketebala
n - Tebal
Menambah berat,
kasar, tegas.
- Tipis Halus, ringan, ragu.
3 Kontinyu
itas - Tak
terputus Lancar, konsisten,
tidak ragu.
- Terputus
Tersendat, ragu,
kurang berani.
- Titik Ritmis, ragu.
4 Arah - Vertikal
Tinggi, menyempit.
- Horizontal Melebar, pendek,
tenang.
- Diagonal
Dinamis, tidak stabil,
oleng.
18
5 Ekspresif
Spontan, berani, segar.
Tabel 1. Garis
Sumber: hikmat 78 (http://hikmat78.wordpress.com)
2) Garis lengkung
Garis lengkung dibagi menjadi garis lengkung kubah, garis
lengkung busur, dan garis lengkung mengapung. Garis yang
memberikan efek keluwesan dan dinamis.
3) Garis majemuk
Garis ini terdiri dari garis garis zig zag, garis berombak /S. Garis
majemuk merupakan gabungan dari dua garis yang disatukan.
Untuk garis zig zag sendiri merupakan gabungan dari garis lurus,
sedangkan untuk garis berombak merupakan gabungan dari garis
lengkung. Garis ini memberikan karakter tajam, keras.
4) Garis gabungan
Garis yang dihasilkan dari gabungan garis lurus, lengkung dan
majemuk. Garis gabungan ini akan memberikan efek berbeda pada
setiap gabungan.
b. Karakter visual bidang
Bidang merupakan bentuk yang menempati ruang. Bidang geometri
sendiri merupakan bidang yang bisa diukur. Bidang-bidang ini antara lain
lingkaran, segitiga, segiempat, segilima, segienam, dan sebagainya. Susunan dari
bidang-bidang yang dikomposisikan tersebut menghasilkan efek atau kesan yang
berbeda.
19
Gambar 1. Visual Bidang
Sumber: rumus-matematika(http://rumus-matematika.com)
c. Bentuk bervolume atau gempal
Susunan garis yang menghasilkan bentuk berdimensi yaitu panjang lebar
dan tebal. Apabila gempal dikomposisikan dan dipadukan akan menghasilkan
efek berbeda pada setiap komposisinya. Antara satu dan yang lain mempunyai
karakter berbeda namun akan menghasilkan visual yang menarik.
Gambar 2. Visual Gempal
Sumber:faktailmiah(http://www.faktailmiah.com)
d. Titik
Titik dihasilkan dari hasil sentuhan tanpa pergeseran. Susunan dari
berbagai titik akan menghasilkan visual yang berbeda. Titik menghasilkan efek
berbeda, hal ini dipengaruhi oleh alat yang digunakan atau alat penyentuhnya.
e. Produk Motif Geometri
Motif dengan karakter visual geometri banyak digunakan dalam produk
tekstil, karena karakter visual geometri dapatmenghasilkan bentuk-bentuk yang
beraneka ragam. Penerapan karakter visual geometri pada kain batik banyak
20
diwujudkan untuk teksil pria hal ini dikarenakan pria lebih tertarik dengan
karakter tersebut. Visual geometri yang terkesan tegas, sederhana dan tidak
banyak menggunakan warna digemari oleh pria. Motif dari visual geometrinya
pun terlihat lebih sederhana dari pada motif yang difungsikan untuk wanita.
Berikut beberapa contoh motif batik yang ada di pasaran.
Gambar 3. Motif Geometri Putrakarya Batik Danar Hadi
Foto:Dewi Retno Wati, 2016
Gambar 4. Motif Geometri Putrakarya Batik Danar Hadi
Foto: Dewi Retno Wati, 2016
21
Gambar 5. Motif batik Kontemporer Putrakarya Morinda Batik
Foto: Dewi Retno Wati, 2016
Gambar 6. Motif batik Kontemporer Putrakarya Morinda Batik
Foto: Dewi Retno Wati, 2016
Desainer luar negri berusaha membuat fashion menjadi salah satu yang
menarik perhatian. Selain penggunaanya dalam untuk pakaian pria, motif
geometri juga dieksplore pada pakaian wanita. Seperti pada acara Milan catwalk
collections yang menampilkan berbagai koleksi dari berbagai designer
ternamapada tahun 2014, menampilkan berbagai macam pakaian musim dingin/
musim gugur. Dari jaket, gaun, blus, celana dll. Motif geometri terlihat unik,
22
visual motif yang dihasilkan terlihat lebih modern. Visual geometri yang
dihasilkan dalam pakaian ini memberikan efek maskulin pada penggunaannya.
Gambar 7.Visual GeometriKarya Talbot Runhof
Sumber:top6trends(http://top6trends.com)
Gambar 8.Visual GeometriKarya Caroline Herrera dan Clover Cany
Sumber:top6trends(http://top6trends.com)
23
Milan catwalk collections juga menampilkan berbagai koleksi pakaian
untuk pria dari berbagai designer ternama pada tahun 2014, untuk pakaian musim
dingin/musimgugur. Berikut contohnya:
Gambar 9.Visual GeometriKarya Vivienne Westwood
Sumber:top6trends(http://top6trends.com)
Gambar 10.Visual GeometriKarya Basso Brooke
Sumber:top6trends(http://top6trends.com)
24
Studi visual tentang unsur-unsur geometri dan produk-produk yang
menggunakan karakter geometri tersebut bertujuan untuk dijadikan pertimbangan
dalam pemilihan karakter yang akan digunakan dalam produk batik. Karakter-
karakter tersebut dipilih dan akan dipadukan agar sesuai apabila dijadikan produk
batik.
2. Studi Proses Produksi
Studi Proses Produksi perlu dilakukan untuk dapat mengetahui dengan
jelas bagimana sebuah produk tersebut dibuat, maka dilakukan studi proses
produksi ke perusahaan yang membuat batik yaitu batik Danar Hadi yang berada
di Pabelan Kartasura, batik Puspa Kencana yang beralamat di jl. Sidoluhur No.75
Laweyan Solo, batik Merak Manis Laweyan Solo, Morinda batik di jl. Kusmanto
No.100 Pokoh Baru Karanganyar dan rumah produksi Batik Pandono di Laweyan.
Hasil yang didapatkan dari studi proses produksi adalah pengetahuan
tentang teknik yang digunakan pada perancangan batik, baik batik tulis maupun
catik cap. Dari awal mula pembuatan desain sampai menjadi sebuah produk jadi,
sekaligus dapatmemberikan gambaran berkaitan dengan produk yang dibuat,
yaituproduk-produk kain dengan menggunakan motif geometri yang digunakan
kedalam sebuah kain katun dengan menggunakan teknik batik tulis. Batik tulis
merupakan teknik yang paling awal pada pembuatan batik.
Proses pembuatan motif menggunakan teknik batik tulis inilah yang paling
lama dibanding dengan proses lain, hal ini dikarenakan pembuatan corak
dilakukan secara manual dengan alat bantu berupa canting, motifpun berpengaruh
dalam menentukan cepat lambatnya proses batik tersebut. Dalam hal pewarnaan
25
beberapa tempat produksi tersebut menggunakan pewarna alam dan pewarna
kimia (pewarna sintetis) seperti pewarna Remazol, Indigosol dan Naphtol. Berikut
hasil observasi yang telah di lakukan di beberapa pengrajin:
a. Observasi di Danar Hadi yang berada di Pabelan Kartasura. Di Batik
Danar Hadi teknik batik yang digunakan adalah teknik batik tulis, teknik batk cap,
dan teknik batik tulis yang dikombinasi dengan batik cap. Mereka menggunakan
pewarna remasol, naftol dan terkadang memproduksi batik dengan pewarna alam.
Umumnya motif yang diproduksi kebanyakan lebih kearah batik kontemporer.
Untuk motif yang mengarah ke bentuk geometri kebanyakan diproduksi untuk
konsumen pria.
b. Observasi batik Puspa Kencana yang beralamat di jl. Sidoluhur No.75
Laweyan Solo. Pada batik Puspa Kencana ini teknik yang digunakan antara lain
teknik batik tulis dengan menggunakan canting, teknik cap, teknik batik tulis
dipadukan dengan teknik cap,dan ada juga teknik kombinasi yaitu dengan
menggunakan canting dan kuas sehingga terdapat sapuan-sapuan motif yang
dihasilkan dari kuas tersebut. Pewarnaan pada batiknya menggunakan zat warna
remasol dan napthol, sedangkan untuk pewarna alam, mereka hanya membuat
sesuai pesanan. Motif yang diproduksi mengarah ke batik tradisional, batik
kontemporer, maupun batik kombinasi. Produk yang banyak disukai oleh
konsumen pria di puspa kencan umumnya mengarah ke batik kombinasi dengan
motif geometri dengan aksen sapuan-sapuan kuas yang mempercantik motif
tersebut dan motif batiknya mengarah ke batik kontemporer.
c. Observasi batik Merak Manis Laweyan Solo. Di Batik Merak Manisini
memproduksi kain batik dengan beberapa teknik batik antara lain teknik batik
26
tulis dengan menggunakan teknik canting, teknik batik cap, serta batik lukis
dengan kuas. Zat warna yang digunakan adalah zat warna remasol dan naftol.
Batik Merak Manis terus memproduksi motif baru, selama 3 bulan sekali mereka
membuat motif baru. Motif batik yang diproduksi kebanyakan mengarah ke arah
batik kontemporer, Warna-warna yang dipilih terlihat lebih berani dari tempat
produksi batik lainnya. Kebanyakan konsumen pria ditempat ini menyukai batik
yang bermotif geometri.
d. Observasi Morinda batik di jl. Kusmanto No.100 Pokoh Baru
Karanganyar. Di tempat Morinda batik mereka hanya memproduksi batik tulis
dengan menggunakan pewarna alam. Motif yang diproduksi mengarah ke batik
kontemporer. Mereka juga memproduksi batik untuk hiasan dinding. Sasaran dari
produksi batik mereka umumnya untuk semua kalangan baik wanita maupun
peria.
e. Observasi Rumah Produksi Batik Pandono di Laweyan. Di rumah
produksi Pandono mereka hanya memproduksi batik tulis dan batik Lukis dengan
menggunakan pewarna sintetis. Batik lukis dibuat menggunakan canting dan alat
bantu kuas, sehingga menghasilkan sapuan-sapuan motif yang dihasilkan dari
kuas tersebut. Pewarnaan pada batiknya menggunakan zat warna remasol dan
napthol.Motif yang diproduksi merupakan motif batik yang mengarah ke motif
batik kontemporer. Rumah produksi ini umumnya didominasi oleh konsumen
pria, karena produksi batik yang dihasilkan mengarah ke konsumen pria.
f. Observasi juga dilakukan di beberapa tempat perbelanjaan di Solo antara
lain BTC, PGS,danpasar Klewer. Dari hasil observasi tersebut dapat dijelaskan
bahwa batik tulis telah berkembang motif serta pewarnaannya, sehingga tidak
27
hanya menampilkan batik tradisi saja namun batik modern telah banyak
dipasarkan mengikuti trend yang ada.
3. Wawancara
Hasil wawancara dengan Bapak Hery, bahwasanya motif memegang
peranan penting dalam perkembangan batik, karena batik tidak bisa lepas dari
motif itu sendiri. Motif batik yang diminati konsumen untuk saat ini cenderung
mengarah ke batik kontemporer. Motif batik kontemporer dilihat dari segi warna
maupun visual motifnya lebih beraneka ragam, hal inilah yang menarik minat
konsumen. Mengingat saat ini batik sudah banyak di minati oleh berbagai
kalangan. Berkembangnya desain motif pada batik dipengaruhi oleh selera
konsumen, terlebih lagi dengan berkembangnya pola kehidupan konsumtif
masyarakat akibat dari masuknya arus globalisasi.Perkembangan motif dan fesyen
batik mempengaruhi meluasnya pasar batik. Sasaran produk fashion yang dulunya
didominasi oleh wanita kini mulai merambah juga ke pasar pria. Di pasaran
sekarang masih jarang ditemukan motif batik yang dirancang khusus untuk
memenuhi kebutuhan pria. Peluang inilah yang dilihat oleh sebagian produsen,
karena kecenderungan yang ada selama ini pasar pria belum tergarap dengan
baik(wawancara dengan Bapak Hery, selaku staff pemasaran di rumah produksi
batik Merak Manis pada tanggal 17 september 2015).
Seperti halnya pendapat dari Tutik dan Rini, beliau mengatakan bahwa
motif batik yang mereka kerjakan dipengaruhi oleh selera konsumen. Beliau
mengatakan bahwa untuk kebanyakan motif batik yang difungsikan untuk
konsumen pria cenderung lebih menekannkan untuk produksi motif geometri, hal
28
ini dikarenakan konsumen pria lebih tertarik terhadap motif tersebut. Beliau juga
mengatakan bahwasanya motif-motif yang mereka buat dipengaruhi oleh tren
yang berkembang dimasyarakat pada saat itu, hal ini dikarenakan agar motif batik
yang mereka buat dapat mengikuti perkembangan zaman (wawancaradengan
Tutik, staff bagian sample dan Rini, staff bagian seleksi di rumah produksi batik
Danar Hadi pada tanggal 13November 2015).
Kesimpulan yang diperoleh dari wawancara adalah mengenai tanggapan
masyarakat dan konsumen terhadap motif geometri sendiri adalah bahwasannya
motif Geometri termasuk motif yang saat ini sedang digemari. Motif Geometri
banyak digemari oleh pria. Pria menyukai motif Geometri tersebut dikarenakan
motif geometri terlihat sederhana, menarik, terkesan tegas yang diperoleh dari
permainan garisnya, dan visual yang dihasilkan lebih berfariatif. Motif geometri
yang dimaksud adalah motif geometri yang mengarah ke batik kontemporer.
Sedangkan dilihat dari segi warnanya konsumen pria lebih memilih batik yang
tidak menggunakan banyak warna, mereka tidak menyukai batik yang terlalu
banyak menggunakan warna. Batik yang dipilih oleh konsumen pria umumnya
maksimal hanya menggunakan 4 warna.
4. Perkiraan Kebutuhan
Fesyen untuk pria mempunyai peluang pasar yang cukup besar bila
dibanding wanita. Mengingat selama ini para produsen fesyen lebih banyak
mengarahkan produk-produknya untuk pasar wanita saja, sehingga menimbulkan
ketimpangan antara pasar wanita dengan pria. Hal ini menunjukkan bahwa pasar
fesyen untuk pria menyimpan potensi yang sangat besar untuk digarap lebih
29
lanjut.Banyak kalangan priayang juga mulai dituntut untuk memperhatikan
penampilan mereka, baik karena profesi (public figure:artis, presenter berita,
penyanyi, komedian)maupun lingkungan (sekolah, komunitas, kerja). Hal ini tidak
hanya terbatas pada pria-pria dewasa, namun juga pada remaja pria.
Berdasarkan permasalahan diatas muncul ide pembuatan motif batik untuk
remaja putra.Remaja dipilih karena selera remaja yang cenderung berubah-ubah
dan mudah terpengaruh oleh lingkungan menjadi sasaran dalam pembuatan
produk. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak H.A.Sulaiman, beliau berpendapat
bahwa remaja merupakan masa dimana seseorang mencari jati diri dan
mengekspresikan diri. Berpakaian menjadi media untuk mengekspresikan diri
agar dapat diterima di lingkungan tertentu, pada umumnya saat berpakaian remaja
sering mengikuti tren yang berkembang di lingkungan, terkadang mereka juga
meniru cara berpakaian idola mereka(wawancara dengan Bapak H.A.Sulaiman
selaku pemilik dari rumah produksi batik Puspa Kencana Laweyan, pada tanggal
17 september 2015).
Batik modern khususnya untuk remaja dapat menjadi sasaran yang
menguntungkan, melihat bahwa geliat kehidupan remaja sekarang yang sangat
dinamis dan tidak dapat lepas dari gaya hidup modern, dengan mengambil gaya
hidup mereka yang modern dan terkini inilah peluang untuk menciptakan motif
batik modern remaja dengan tema batik Geometri dapat dikembangkan menjadi
alternatif desain batik kontemporer yang sesuai dengan mereka, karena baju batik
menjadi salah satu fashion wajib yang tidak dapat dipisahkan dalam masyarakat
Indonesia.
30
5. Uji Coba
Kegiatan uji coba dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang
perancangan motif batik dengan memanfaatkan ide motif Geometri. Melalui
desain, teknik, bahan, dan pewarnaan yang digunakan. Hal tersebut dilakukan
untuk mengetahui dan menemukan teknik, bahan, dan pewarnaan yang tepat
untuk penggarapan dalam perwujudan pada produk perancangan motif
batik.Percobaan yang dilakukan pada pembuatan desain motif ditujukan untuk
mendukung teknik yang akan digunakan.
Penggunaan teknik dan pembuatan motif pada bahan yang tepat dapat
mendukung terciptanya desain motif yang sesuai dengan perancangan, kedua-
duanya harus saling mendukung untuk memperoleh hasil yang baik. Percobaan
teknik dilakukan dengan menggunakan teknik batik tulis sesuai dengan
perancangan batik ini. Selain itu juga dapat meminimalisir kegagalan dalam
proses produksi sebagai pijakan awal suatu perancangan.
Uji coba dilakukan untuk mencari karakter dari unsur-unsur geometri, baik
garis, bidang, gempal atau bentuk bervolume maupun titik. Dari hasil uji coba
ditemukan beberapa karakter Geometri yang akan diolah menjadi motif batik. Uji
coba juga dilakukan untuk mengetahui karakteristik pewarna yang akan
digunakan dalam proses perancangan desain. Berikut merupakan hasil uji coba
tersebut:
31
No Zat
Warna
Teknik Hasil Keterangan
1 Remasol Colet
- Material yang
digunakan katun
Primisima.
- Teknik Pewarnaan
yang digunakan
untuk motif dengan
teknik colet :
Warna Merah
(Remasol Red 3b),
Kuning (Remasol
Golden Yellow),
dan Merah hati
(Remasol Red 5b).
Analisis: hasil cantingan dengan visual geometri pada motif diatas tidak bisa
sama 100% dengan hasil visual desain dikarenakan desain menggunakan
komputer sedangkan batik dibuat manual dengan menggunakan alat bantu
canting, besar kecil goresan pada motifnya pun berbeda antara motif satu dengan
yang lain. Namun untuk membuat garis cantingan lurus ini lebih mudah daripada
membuat cantingan dengan motif lengkung atau bulat. Sedangkan untuk warna
pada batiknya hampir sama dengan desain. Teknik yang digunakan
menggunakan teknik colet, dan untuk bacgroundnya menggunakan teknik celup.
Untuk percobaan kali ini pada warna pada bacgroundnya tidak rata karena
pencelupannya dilakukan kurang maksimal.
32
2 Remasol Celup
- Material yang
digunakan katun
Primisima.
- Teknik
Pewarnaanyang
digunakan untuk
motif dengan teknik
celup :
Warna Biru
(Remasol Blue
RSP), dan warna
ungu (Remasol Red
5b) karena
sebelumnya sudah
dicelup warna biru.
Analisis:hasil cantingan dengan visual geometri pada motif diatas tidak bisa
sama 100% dengan hasil visual desain dikarenakan desain menggunakan
komputer sedangkan batik dibuat manual dengan menggunakan alat bantu
canting, besar kecil goresan pada motifnya pun berbeda antara motif satu dengan
yang lain. Untuk cantingan lengkung atau lingkaran tersebut lebih susah dari
pada membuat cantingan dengan motif lurus. Sedangkan untuk warna pada
batiknya hampir sama dengan desain. Teknik yang digunakan menggunakan
teknik tutup celup. Teknik cucup celup umumnya maksimal pencelupan
dilakukan 3 kali, apabila lebih dari itu maka dipastikan motif mengalami
kegagalan. Hal ini dikarenakan malam pada motif mengalami pengikisan
ataupun retak-retak yang diakibatkan oleh waterglass.
33
3 Remasol Colet
dan
celup
- Material yang
digunakan katun
Primisima.
- Teknik
Pewarnaanyang
digunakan untuk
motif dengan teknik
colet : Warna hijau
(remasol Blue RSP+
Remasol Yellow
FG), warna kuning
(Remasol Yellow
FG ), dan warna
Coklat (Remasol
Brown+ Remasol
Blue RSP+ Remasol
Yellow FG).
- Warna yang
digunakan untuk
motif dengan teknik
celup: Warna coklat
(Remasol Brown+
Remasol Yellow
FG).
Analisis:hasil cantingan dengan visual geometri pada motif diatas tidak bisa
sama 100% dengan hasil visual desain dikarenakan desain menggunakan
komputer sedangkan batik dibuat manual dengan menggunakan alat bantu
canting, besar kecil goresan pada motifnya pun berbeda antara motif satu dengan
yang lain. garis lengkung pada motif lebih susah dicanting daripada garis lurus.
Sedangkan untuk warna pada batiknya pada ujicoba kali ini mengalami
34
penurunan warna 10% hal ini dikarenakan terlalu banyak air yang digunakan
sebagai pelarut warna. Teknik yang digunakan menggunakan teknik colet, dan
untuk bacgroundnya menggunakan teknik celup. Percobaan kali ini pada warna
pada bacgroundnya tidak rata karena pencelupannya dilakukan kurang maksimal.
4 Remasol Colet
dan
celup
- Material yang
dipakai Katun
Primisima.
- Teknik
Pewarnaanyang
digunakan untuk
teknik celup pada
dasar kain: warna
kuning (Remasol
Yellow FG)
- Warna yang
digunakan untuk
motif dengan teknik
colet :Warna Merah
(Remasol Red 5b)
- Warna yang
digunakan untuk
teknik celup tahap
2: warna hijau
(Remasol Blue
RSP) karena
sebelumnya sudah
diwarna dengan
warna kuning.
35
Tabel 3. Tabel Uji Teknik
Foto: Dewi Retno Wati, 2016
6. Gagasan Awal Perancangan
Awal perancangan suatu karya diperlukan gagasan untuk membatasi suatu
masalah yang akan dibahas dalam konsep perancangan, guna mempermudah
proses perancangan karya. Gagasan awal perancangan tugas akhir ini adalah
merancang motif dengan sumber ide motif Geometri. Ide visual Geometri sendiri
dipilih karena visual geometri akan lebih banyak memberikan kemungkinan baru
di dalam penciptaannya dengan bentuk-bentuk yang beraneka ragam. Motif
Geometri yang akan diolah dan dipadukan menjadi motif batik antara lain garis
lurus, garis lengkung, garis zig-zag, triangle/segitiga, circle/lingkaran,
square/bujur sangkar dengan pengolahan dan komposisi yang berbeda.
Teknik batik tulis dipilih dalam perancangan ini, Pemilihan teknik batik
tulis pada perancangan ini dikarenakan, teknik tersebut tetap memiliki keunikan
tersendiri ditengah perkembangan teknik cap dan printing. Kaitannya dengan
aspek estetis adalah dibandingkan dengan teknik batik yang lain, goresan-goresan
yang dihasilkan oleh batik tulis terlihat lebih ekspresif sehingga tidak akan ada
Analisis:hasil cantingan dengan visual geometri pada motif diatas tidak bisa
sama 100% dengan hasil visual desain dikarenakan desain menggunakan
komputer sedangkan batik dibuat manual dengan menggunakan alat bantu
canting, besar kecil goresan pada motifnya pun berbeda antara motif satu dengan
yang lain. Namun untuk membuat garis cantingan lurus ini lebih mudah dari
pada membuat cantingan dengan motif lengkung atau bulat. Sedangkan untuk
warna pada batiknya hampir sama dengan desain. Teknik yang digunakan
menggunakan teknik colet pada warna merah, dan untuk bacgroundnya
menggunakan teknik celup.
36
goresan yang sama dalam setiap pengulangannya. Zat warna yang digunakan
dalam perancangan adalah zat warna sintetis (zat warna kimia) yaitu zat warna
reaktif (Remazol). Pemilihan pewarna remazol lebih dikarena warna cerah mudah
dijangkau selain itu harganya cukup ekonomis sehingga bisa menekan biaya
produksi. Warna-warna yang dipilih adalah warna-warna cerah hal ini
dimaksudkan agar dapat memberikan kesan ceria dan menarik. Sedangkan
material kain yang digunakan adalah kain katun primisima. Kain katun dipilih
karena kain mudah perwatannya, kuat, halus, ringan, nyaman, dan hidroskopis hal
ini sesuai dengan karakter remaja yang menjadi sasaran dari perancangan produk.