bab ii landasan teori - uksw · 2016. 4. 7. · komunikasi melalui lambang berupa teks lirik lagu...

19
9 BAB II LANDASAN TEORI Teori adalah generalisasi yang dapat di gunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik (Sugiyono 2005:41). Karena itu, dalam bab ini penulis akan menjelaskan secara sitematis fenomena yang menjadi persoalan penelitian dengan merujuk kepada teori yang pernah dikemukakan oleh berbagai ahli terkait komunikasi, strategi, komunikasi politik dan strategi komunikasi politik. 2.1 Komunikasi Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbil verbal maupun non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari sumber (komunikator), Dalam sebuah lagu, musik digubah sebagai duplikasi irama teks (Danesi, 2004:243). Musik dalam hal ini lirik lagu dan gambar terjadi pertukaran ide, gagasan antara pencipta lagu dengan audiens sebagai penikmat musik. Pencipta lagu menyampaikan isi pikiran dibenaknya berupa video klip agar audiens mampu menerima pesan didalamnya. Disinilah terjadi proses komunikasi melalui lambang berupa teks lirik lagu dan gambar (visual) antara pencipta dan audiens, sebagaimana pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli. Berikut adalah beberapa definisi komunikasi menurut para ahli, antara lain Bernard Berelson dan Gary A. Steiner yang mengatakan, “komunikasi sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya”.

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori adalah generalisasi yang dapat di gunakan untuk menjelaskan

    berbagai fenomena secara sistematik (Sugiyono 2005:41). Karena itu, dalam bab

    ini penulis akan menjelaskan secara sitematis fenomena yang menjadi persoalan

    penelitian dengan merujuk kepada teori yang pernah dikemukakan oleh berbagai

    ahli terkait komunikasi, strategi, komunikasi politik dan strategi komunikasi

    politik.

    2.1 Komunikasi

    Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada

    penerima. Pesan merupakan seperangkat simbil verbal maupun non verbal

    yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari sumber

    (komunikator), Dalam sebuah lagu, musik digubah sebagai duplikasi irama

    teks (Danesi, 2004:243). Musik dalam hal ini lirik lagu dan gambar terjadi

    pertukaran ide, gagasan antara pencipta lagu dengan audiens sebagai penikmat

    musik. Pencipta lagu menyampaikan isi pikiran dibenaknya berupa video klip

    agar audiens mampu menerima pesan didalamnya. Disinilah terjadi proses

    komunikasi melalui lambang berupa teks lirik lagu dan gambar (visual) antara

    pencipta dan audiens, sebagaimana pengertian komunikasi yang dikemukakan

    oleh para ahli.

    Berikut adalah beberapa definisi komunikasi menurut para ahli,

    antara lain Bernard Berelson dan Gary A. Steiner yang mengatakan,

    “komunikasi sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan

    sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure,

    grafik, dan sebagainya”.

  • 10

    Raymond S. Ross mengatakan, “komunikasi adalah proses

    menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar

    membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang

    serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.

    Menurut pendapat Harold Laswell, ”komunikasi adalah gambaran

    mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa

    efeknya”. Sedangkan menurut Gerald R. Miller, “Komunikasi terjadi saat satu

    sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk

    mempengaruhi perilaku mereka”.

    Berdasarkan pemahaman yang ada, maka dengan kata lain,

    komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang

    lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara

    lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).

    2.2 Strategi

    Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan

    oleh penentuan strategi. Namun sebelum melihat ke arah yang lebih jauh, ada

    baiknya kita mengerti apa sebenarnya strategi itu.

    Menurut Onong Uchjana Effendi (1981:84) dalam buku berjudul

    “Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa :

    “.... strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan

    komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications

    management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut

    strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya

    secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach)

    bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”.

  • 11

    Sedangkan menurut Arifin (1984:10) dalam buku Strategi

    Komunikasi menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi adalah

    keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan,

    guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti

    memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan

    yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas.

    Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara

    memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri

    khalayak dengan mudah dan cepat.

    Dalam hal strategi dalam bidang apa pun tentu harus didukung

    dengan teori. Begitu juga pada dalam sebuah strategi harus didukung dengan

    teori yang merupakan pengetahuan mendasar pengalaman yang sudah diuji

    kebenarannya. Karena teori merupakan suatu statement (pernyataan) atau

    suatu konklusi dari beberapa statement yang menghubungkan

    (mengkorelasikan) suatu statement yang satu dengan statement lainnya. Dari

    sekian banyak teori komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, untuk

    strategi komunikasi yang memadai adalah teori dari seorang ilmuan politik

    dari Amerika Serikat yang bernama Harold D. Lasswell yang menyatakan

    bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi atau cara

    untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak komunikasi ialah

    menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With

    What Effect ? (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan

    efek bagaimana)” (Varma, 1995:285) sama halnya dengan strategi politik,

    hanya saja dalam komunikasi politik, strategi komunikasi yang dipakai ialah

    untuk kepentingan politik, baik langkah-langkah yang dipakai maupun tokoh

    atau obyek yang dituju.

    Strategi lain terdapat dalam buku “Ilmu, Teori, dan Filsafat

    Komunikasi” (Efendi, 1993:256) yaitu Source-Message-Channel-Receiver

    Theory. S-M-C-R merupakan singkatan dari Source (sumber) - Message

    (pesan) - Channel (saluran/media) - Receiver (penerima/komunikan). Pada

  • 12

    rumus S - M - C - R, khusus mengenai C (channel) yang berarti saluran atau

    media, menurut Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan

    sekunder. Saluran primer adalah media yang merupakan lambang, misalnya

    bahasa, gambar atau warna yang digunakan dalam komunikasi tatap muka

    (face to face communication), sedangkan saluran primer adalah media

    berwujud, baik media massa misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun

    media non masa, misalnya surat, telepon atau poster.

    2.3 Komunikasi Politik

    Secara definitif, ada beberapa pendapat sarjana politik,

    diantaranya Nimmo (2000:8) mengartikan politik sebagai kegiatan orang

    secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka di dalam kondisi konflik

    sosial. Dalam berbagai hal orang berbeda satu sama lain – jasmani, bakat,

    emosi, kebutuhan, cita-cita, inisiatif , perilaku, dan sebagainya. Lebih lanjut

    Nimmo menjelaskan, kadang-kadang perbedaan ini merangsang argumen,

    perselisihan, dan percekcokan. Jika mereka menganggap perselisihan itu

    serius, perhatian mereka dengan memperkenalkan masalah yang bertentangan

    itu, dan selesaikan; inilah kegiatan politik. Bagi Lasswell (dalam Varma,

    1995:258), ilmu politik adalah ilmu tentang kekuasaan.

    Komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan-

    pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan,

    pemerintahan dan kebijakan pemerintah. Komunikasi politik juga bisa

    dipahami sebagai komunikasi antara yang memerintah dan yang diperintah

    (Dan Nimmo, 1982:25). Apabila definisi komunikasi dan definisi politik itu

    kita kaitkan dengan komunikasi politik, maka akan terdapat suatu rumusan

    sebagai berikut: Komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan

    kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang

    dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya

    melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik

    (Astrid, S. Soesanto, 1980:2).

    http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-komunikasi-pemasaran.html

  • 13

    Dilihat dari aktivitas sebagai komunikator politik, mereka

    senantiasa tampil dalam dua hal: (1) Mereka sangat mempengaruhi keputusan

    orang lain, artinya mereka meyakinkan orang lain dalam cara berpikir, (2)

    Mereka meneruskan informasi politik dari mass-media kepada masyarakat

    umum, dengan istilah lain disebut “komunikasi dua tahap.” Artinya pemuka

    pendapat memperoleh informasi dari mass-media (radio, TV, film, media

    cetak) lalu mereka meneruskan informasi tersebut kepada penduduk yang

    kurang aktif. Selain melihat dari aktivitas sebagai komunikator politik,

    pentingnya studi tentang video klip ini juga perlu melihat wacana tersebut

    dikemas menggunakan saluran apa dan dari arus yang bagaimana yang

    dipakai berdasarkan pandangan studi komunikasi politik. Oleh sebab itu,

    penting untuk mengetahui juga ciri-ciri studi komunikasi politik.

    Adapun ciri-ciri studi komunikasi politik antara lain:

    (1) Ciri pertama komunikasi politik, dalam arti luas mengandung

    pengertian bahwa proses komunikasi tersebut dapat berlangsung di

    setiap lapisan masyarakat melalui saluran apa saja yang dapat

    dipergunakan dan tersedia (tatap muka maupun menggunakan sarana

    media massa). Oleh karena itu para ilmuwan politik menganggap media

    massa (surat kabar, radio, TV, film, dll) sebagai salah satu saluran

    melalui mana kegiatan komunikasi politik dijalankan. Saluran tata

    muka dianggap sama pentingnya dengan saluran media massa . Hal ini

    terlihat dari konsep Almond dengan kawan-kawannya tentang

    komunikasi sebagaimana telah disinggung terdahulu,

    (2) Ciri yang kedua dari studi komunikasi politik adalah pentingnya

    pandangan yang mengatakan bahwa arus komunikasi politik adalah

    arus dua arah: ke bawah, yaitu dari penguasa politik/pemerintah kepada

    rakyat; dan ke atas, yaitu dari rakyat kepada penguasa

    politik/pemerintah (top-down atau down-top). Ciri studi komunikasi

    politik versi ilmu politik semakin penting artinya, karena penekanan

  • 14

    yang diberikan kepada peranan media massa, yang tidak hanya dari atas

    kebawah saja melainkan juga dari bawah keatas.

    2.4 Strategi Komunikasi Politik

    Dalam konteks pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur

    Daerah Khusus Ibukota Jakarta tahun 2012, komunikasi politik sebagai salah

    satu strategi pemenangan partai politik itu adalah yang biasa kita sebut

    sebagai strategi komunikasi poitik. Adapun beberapa implementasi

    komunikasi politik yang dapat dijadikan acuan sebagai salah satu strategi

    pemenangan partai politik atau bagian-bagian dalam strategi komunkasi

    politik adalah:

    1. Bergerak dan membangun komunikasi politik di semua level

    Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, bahwa komunikasi

    dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan/level, dari individu, kelompok,

    organisasi hingga komunikasi massa. Strategi komunikasi yang

    dilakukan di semua level dan lini untuk membangun opini publik sebagai

    salah satu cara pemenangan partai politik.

    Dalam pengertiannya, “Opini adalah tanggapan aktif terhadap

    rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang

    diturunkan dari dan turut membentuk citra”. Atau secara sederhana, opini

    ialah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai, dan

    diharapkan seseorang dari obyek-obyek dan situasi tertentu.” Tindakan

    tersebut bisa berupa pemberian suara, pernyataan verbal, dokumen

    tertulis, atau bahkan diam. Singkatnya, tindakan apapun yang bermakna

    adalah ungkapan opini.

    Setiap opini merefleksikan organisasi yang kompleks yang

    terdiri atas tiga komponen : kepercayaan, nilai dan pengharapan. Proses

    opini adalah hubungan atau kaitan antara (1) kepercayaan, nilai dan usul

    (harapan) yang dikemukakan oleh perseorangan di depan umum dengan

    (2) kebijakan yang dibuat oleh pejabat terpilih dalam mengatur perbuatan

  • 15

    sosial dalam situasi konflik, yaitu dalam politik.

    Menurut Dan Nimmo, opini publik adalah abstraksi dari

    khalayak komunikasi politik. Mereka menjadi khalayak komunikasi

    politik segera setelah mereka “mengkristal” menjadi opini publik.

    Dalam konteks pemilu Gubernur dan Wagub (DKI) Jakarta

    tahun 2012, kemunculan Jokowi-Ahok dengan kemeja kotak-kotaknya,

    Fauzi Bowo dengan kumisnya, Faisal Basri dengan konsep

    independennya, semua hal tersebut adalah suatu bentuk strategi yang

    direpresentasikan dengan sebuah simbol untuk kemudian dapat menarik

    perhatian atau awareness dan membentuk opini publik masyarakat

    Jakarta. Strategi kampanye yang digunakan oleh Jokowi-Basuki dalam

    menarik menarik perhatian dan membentuk opini antara lain adalah

    penggunaan kemeja kotak-kotak tersebut.

    2. Penggunaan media massa modern dan media komunikasi lokal

    Menurut Gabriel Almond, semua bentuk interaksi manusia

    melibatkan komunikasi. Media massa seperti televisi, radio, surat kabar

    dan majalah ikut mempengaruhi struktur komunikasi dalam masyarakat.

    Dalam pembangunan opini publik, media massa merupakan salah satu

    media yang sangat strategis. Sedangkan menurut Mcquail media paling

    baik digunakan secara terencana untuk menimbulkan perubahan dengan

    menerapkannya dalam program yang berskala besar (Mcquail, 1991:97).

    Di negara-negara berkembang seperti di Indonesia, media massa

    merupakan media yang dapat menjangkau secara luas ke seluruh pelosok

    dan penjuru masyarakat tanpa orang atau tokoh harus hadir di tengah-

    tengah masyarakat. Melalui media massa pembangunan opini publik

    dapat dilakukan tanpa harus tokoh poltik hadir di masyarakat.

    Saluran komunikasi adalah alat atau sarana yang memudahkan

    penyampaian pesan. Dalam hal ini ada tiga tipe utama saluran

    komunikasi politik, yaitu: saluran massa, interpersonal dan organisasi.

  • 16

    Saluran massa

    Ada dua bentuk saluran massa, yaitu (1) komunikasi tatap muka,

    contoh: seorang kandiat politik berbicara di dalam rapat umum,

    dan (2) bentuk kedua terjadi jika ada perantara yang ditempatkan

    di antara komunikator dan khalayak. Dalam bentuk ini media,

    teknologi, sarana dan alat komunikasi lainnya turut menyertainya.

    Misalnya pidato presiden melalui televisi. Kedua bentuk saluran

    komuikasi tsb. diatas merupakan tipe utama saluran yang

    menekankan komunikasi satu orang kepada orang banyak. Tipe

    ini oleh Dan Nimmo dinamakan komunikasi massa.

    Interpersonal

    Tipe saluran berikutnya adalah saluran komunikasi interpersonal

    atau antar personal, yaitu merupakan bentuk hubungan seseorang

    kepada seseorang orang lain. Saluran ini pun bisa berbentuk tatap

    muka maupun berperantara misalnya menggunakan telepon.

    Misalnya dalam kampanye Pemilu seseorang kandidat memasang

    Hotline telepon yang memungkinkan pendukungnya bisa

    berbicara secara pribadi.

    Organisasi

    Akhirnya, saluran lewat manusia perangkat ketiga dalam

    komunikasi politik, yaitu komunikasi organisasi yang

    menggabungkan kedua tipe saluran di atas (massa dan

    interpersonal) yaitu organisasi. Contoh komunikasi politik melalui

    organisasi ini misalnya melalui sidang, kongres, edaran

    memorandum, dll.

    Di samping mengunakan media massa, dapat juga menggunakan

    media pertemuan langsung dengan masyarakat. Pertemuan langsung ini

    dapat dikemas dengan bentuk pertemuan lokal, sehingga jenis

    pertemuannya sangat bervariasi sesuai dengan kondisi lokal dimana

  • 17

    pertemuan itu berlangsung. Sejalan dengan pendekatan lokal ini, bahasa

    komunikasi yang dibangun juga dengan menggunakan term-term low

    contex. Artinya bahasa komunikasi yang digunakan cenderung dengan

    bahasa-bahasa yang sederhana, tidak dengan bahasa tinggi atau yang

    ilmiah, menggunakan istilah-istilah.

    Dalam strategi yang digunakan oleh Jokowi, selain

    penggunaan kemeja kotak-kotak ia lebih merakyat dan menjadikan media

    massa yang menjadi alat kampanye terselubung, dia makan diwarteg agar

    terlihat dekat dengan rakyat, berdialog dengan warga sekitar dan

    tentunya menjadi perhatian media massa, gaya bicaranya pun santai,

    terlihat seperti dekat dengan warga. Jokowi memakai strategi

    kampanyenya pada saat waktu beliau menjadi Cagub Solo. Sasaran

    kampanye utama Jokowi memang masyarakat kelas menengah kebawah,

    maka dari itu Jokowi berkampanye turun langsung ke kampung dan

    menelusuri gang demi gang karena ia tahu betul pada saat kegiatan ini

    berlangsung akan di muat dimedia, dan masyarakat dari berbagai lapisan

    bisa melihat Jokowi dari berita, online maupun media. Dalam penelitian

    ini, strategi komunikasi politik video klip termasuk dalam kategori ini

    karena mengguanakan media yang dikemas menggunakan video klip dan

    kemudian di unggah kedalam media sosial youtube.

    3. Politik Pencitraan

    Menurut Schuller inti politik sukses adalah membangun

    kepercayaan publik. Kandidat perlu dikenal dulu baru mereka percaya.

    Pencitraan tokoh merupakan pintu bagi masyarakat untuk memilih

    kandidat di pemilihan lokal. Pencitraan merupakan gambaran yang

    dimiliki oleh orang banyak tentang diri, pribadi, atau organisasi atau

    produk (Djafat H. Asegaff, 1998:43).

    Political image yang dapat diusung oleh partai politik adalah

    membangun image kepada masyarakat bahwa partai politik tersebut

    merupakan partai yang sederhana, bersahabat, bersahaja, dan diterima

  • 18

    oleh semua kalangan. Pencitraan ini dapat dimunculkan melalui

    pemasangan baliho, spanduk dan lain sebagainya.

    Menurut Robert Norton kita berkomunikasi pada dua level

    yakni penyampaian informasi dan gaya dalam menyampaikan pesan.

    Komentar yang diberikan baik secara serius maupun bercanda akan

    diinterpretasikan penerima menjadi gaya berkomunikasi di pembicara.

    Gaya pesan ini akan terjadi berulang-ulang. Dari gaya berkomunikasi

    inilah orang akan menilai bagimana tipe partai tersebut.

    Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, bisa dipastikan

    Jokowi menggunakan bahasa yang ringan dan mudah di fahami oleh

    semua masyarakat. Kampanye Jokowi sendiri dia jual program pastinya,

    bukan janji – janji, dan sangat menarik. Jokowi-Ahok juga mengumbar

    prestasi yang pernah mereka capai. Jokowi sendiri sangat inovatif, dia

    selalu membuat hal – hal yang berbeda untuk menarik simpati rakyat

    dengan isu perubahannya, sehingga diakui oleh para timses bahwa

    membentuk citra dari seorang Jokowi memang tidak sulit karena beliau

    sendiri tampil apa adanya.

    2.5 Analisis Wacana Kritis

    Dalam studi ini, teks merupakan sebuah wacana. Norman

    Fairclough (1995) menggambarkan teks sebagai mempresentasikan berbagai

    pandangan dan kepentingan produsernya: „teks-teks media merupakan versi

    realitas yang tergantung pada posisi dan kepentingan sosial serta tujuannya‟.

    Teks inilah yang nantinya akan menjadi bahan analisis mendasar dari

    penelitian ini dan akan dianalisis.

    Teori Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Theory)

    Menurut Douglas dalam Mulyana (2000:3), istilah wacana berasal

    dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak, yang artinya berkata, berucap. Kata

    tersebut kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi

    wacana. Kridalaksana dalam Yoce (2009:69) membahas bahwa wacana

  • 19

    adalah satuan bahasa terlengkap dalam hirearki gramatikal tertinggi dan

    merupakan satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar.Wacana

    direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, seperti novel, cerpen, atau

    prosa dan puisi, seri ensiklopedi dan lain-lain serta paragraph, kalimat,

    frase, dan kata yang membawa amanat lengkap.Jadi, wacana adalah unit

    linguistik yang lebih besar dari kalimat atau klausa.

    Lukmana, Aziz dan Kosasih (2006:12) mengatakan bahwa

    analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis) mempunyai ciri yang

    berbeda dari analisis wacana yang bersifat “non-kritis”, yang cenderung

    hanya mendeskripsikan struktur dari sebuah wacana. Analisis wacana kritis

    (Critical Discourse Analysis) bertindak lebih jauh, diantaranya dengan

    menggali alasan mengapa sebuah wacana memiliki struktur tertentu, yang

    pada akhirnya akan berujung pada analisis hubungan sosial antara pihak-

    pihak yang tercakup dalam wacana tersebut.

    Analisis wacana kritis menyediakan teori dan metode yang bisa

    digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan

    antara wacana dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain-domain

    sosial yang berbeda (Jorgensen dan Philips, 2007: 114). Tujuan analisis

    wacana kritis adalah menjelaskan dimensi linguistik kewacanaan fenomena

    sosial dan kultural dan proses perubahan dalam modernitas terkini

    (Jorgensen dan Philips, 2007: 116).

    Dari sekian banyak model analisis wacana, model Teun Van Dijk

    adalah salah satu model yang familiar dan sering dipakai untuk

    mengkolaborasikan elemen-elemen wacana sehingga bisa diaplikasikan.

    Model Van Dijk adalah model yang sedikit banyak mengadopsi dari

    pendekatan lapangan “Psikologi Sosial” yaitu sebagai ”Kognisi sosial”.

    Pendekatan yang dilakukan adalah untuk menjelaskan struktur dan

    terbentuknya proses suatu teks. Eriyanto (2001:221) Menurut Van Dijk,

    penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisa atas teks

    semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga

    diamati.

  • 20

    Alex Sobur (2006:73) Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas

    berbagai struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung,

    menurutnya dibagi menjadi ke dalam tiga tingkatan :

    1. Struktur Makro, ini merupakan makna global/umum dari suatu teks

    yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema

    wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu

    peristiwa.

    2. Superstruktur, adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan

    elemen wacana disusun dalam teks secara utuh.

    3. Struktur Mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

    menganalisis kata, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan

    sebagainya.

    Keseluruhan teks dapat dianalisa dengan menggunakan elemen-

    elemen diatas, semua elemen merupakan satu kesatuan yang saling

    berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Apabila digambarkan maka

    struktur teks adalah sebagai berikut:

    Bagan Struktur Teks

    Struktur Makro

    Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema

    yang diangkat oleh suatu teks.

    Superstruktur

    Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan

    kesimpulan.

    Struktur Mikro

    Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata,

    kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.

    Gambar 2.1: Bagan struktur teks dari Analisis Van Dijk (Sumber, Eriyanto (2001: 227)

    Karakteristik Analisis Wacana Kritis

    Menurut Teun A. Van Dijk (1997:1-37) dalam Eriyanto (2008) ada

    beberapa karakteristik penting analisis wacana kristis, yaitu :

  • 21

    1. Tindakan. Prinsip pertama, dipahami sebagai sebuah tindakan (action).

    Wacana bukan ditempatkan dalam ruang tertutup dan internal tetapi

    sebagai bentuk interaksi dengan orang lain. Karena itu, wacana harus

    dipandang sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi,

    mendebat, membujuk, menyangga, mereaksi dan sebagainya. Kedua,

    wacana dipahami sebagai sesuatu yang diskspresikan secara sadar,

    terkontrol, bukan sesuatu di luar kendali atau diekspresikan di luar

    kesadaran.

    2. Konteks. Konteks disini seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi.

    Wacana dipandang, diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu

    konteks tertentu. Menurut Guy Cook (Eriyanto, 2001:8-9), analisis

    wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi, siapa yang

    mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis khalayak

    situasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe dari

    perkembangan komunikasi; hubungan untuk setiap masing-masing

    pihak. Guy Cook juga menyebutkan ada tiga hal sentral dalam

    pengertian wacana, yakni teks, konteks, dan wacana. Teks, adalah

    semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar

    kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik,

    gambar, efek suara, citra dan sebagainya. Konteks, memasukan semua

    situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian

    bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi dimana teks tersebut

    diproduksi, fungsi yang dimaksudkan dan sebagainya. Wacana, disini

    dimaknai sebagai teks dan konteks secara bersama-sama. Ada beberapa

    konteks yang penting karena berpengaruh terhadap produksi wacana.

    Pertama, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi wacana.

    Jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnis, agama, dalam

    banyak hal relevan dalam menggambarkan wacana. Kedua, setting

    sosial tertentu seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar

    atau lingkungan fisik.

  • 22

    3. Historis. Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah

    dengan menempatkan wacana itu di dalam konteks historis tertentu.

    Pada waktu melakukan analisis perlu tinjauan untuk mengerti mengapa

    wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu, mengapa

    bahasa yang dipakai seperti itu dan sebagainya.

    4. Kekuasaan. Setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks, percakapan

    dan atau apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar,

    dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep

    kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana dengan

    masyarakat. Kekuasaan itu dalam hubungannya dengan wacana,

    penting untuk melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Bentuk kontrol

    ini dapat berupa kontrol konteks atau struktur wacana.

    5. Ideologi. Ideologi merupakan konsep yang sentral dalam analisis

    wacana yang bersifat kritis. Ideologi dibangun oleh kelompok dominan

    dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegetimasi dominasi mereka.

    Salah satu strategi utamanya adalah dengan membuat kepada khalayak

    bahwa dominasi itu bisa diterima secara taken for granted (Eriyanto,

    2008-18). Seperti dijelaskan oleh Van Dijk sebagai “kesadaran palsu”,

    bagaimana kelompok dominan memanipulasi ideologi kepada

    kelompok yang tidak dominan melalui kampanye disinformasi, melalui

    kontrol media dan sebagainya.

    Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk

    Teks bukan sesuatu yang datang dari langit, bukan juga suatu

    ruang hampa yang mandiri. Akan tetapi, teks dibentuk dalam suatu praktik

    diskursus, suatu praktik wacana. Kalau ada teks memarjirnalkan wanita,

    bukan bearti teks tersebut suatu ruang hampa, bukan pula sesuatu yang

    datang dari langit. Teks itu hadir dan bagian dari representasi yang

    menggambarkan masyarakat patriarkal. Di sini ada dua bagian: teks yang

    mikro yang merepresentasikan program televagelism bagi anak-anak muda,

    dan elemen besar yang berupa struktur sosial kekristenan di Indonesia.

  • 23

    Van Dijk membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen

    dasar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro

    dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial. Menurut Van Dijk,

    penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas

    struktur teks karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau

    menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar

    makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi1 dan

    konteks sosial. Wacana oleh van Tjik digambarkan mempunyai tiga dimensi

    atau bangunan yaitu, teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Inti analisis

    Van Dijk adalah menggabungkan ketiga wacana tersebut ke dalam satu

    kesatuan analisis.

    Model Analisis Van Dijk

    Gambar 2.2: Model dari Analisis Van Dijk (Sumber, Eriyanto (2001: 225)

    Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah struktur dari teks. Van

    Dijk memanfaatkan dan mengambil analisis linguistik tentang kosakata,

    kalimat, paragraph untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks. Kognisi

    sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks

    diproduksi oleh individu/kelompok pembuat teks. Cara memandang atau

    melihat suatu realitas sosial itu yang melahirkan teks tertentu. Sedangkan

    konteks sosial melihat bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh dengan

    struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas

    1Eriyanto dalam buku Analisis Wacana Teun A. Van Dijk, kognisi sosial didasarkan pada

    anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang peristiwa. Analisis

    kognisi menyediakan gambaran yang kompleks tidak hanya pada teks tetapi juga representasi dan

    strategi yang digunakan dalam memproduksi suatu teks.

    Konteks

    Konteks

    Kognisi sosial

    Kognisi Sosial

    Teks

  • 24

    suatu wacana. Analisis Van Dijk menghubungkan analisis tekstual kearah

    analisis yang kompherensif bagaimana teks diproduksi, baik dalam

    hubungannya dengan individu dan masyarakat (Eriyanto, 2001:225).

    2.6 Hasil Penelitian Sebelumnya

    Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya

    No Judul Penelitian Metode Yang

    Digunakan

    Hasil Penelitian

    1. ANALISIS

    TERHADAP

    RETORIKA

    POLITIK PARA

    KANDIDAT

    PILGUB DKI

    JAKARTA

    DEKADE 2014

    (Studi Kasus

    Terhadap Fauzi

    Bowo dan Jokowi

    dalam PILGUB DKI

    Jakarta Putaran Ke -

    II)

    Oleh : Khairunnisa

    M. Ilyas Ali Herdina

    Rosidi

    Retorika

    Politik

    Foke termasuk tipe orator

    kategori Noble Selves, yaitu rang

    yang menganggap dirinya paling

    benar, mengklaim lebih hebat dan

    sulit untuk dikritik. Tipe retorika

    Fauzi Bowo masuk dalam kategori

    ekstemporer, sedangkan Jokowi

    masuk dalam tipe orator yang

    retorically sensitive dan kategori

    Impromptu. Foke lebih unggul

    dalam retorika, terlebih dalam

    forum dan teori tetapi masyarakat

    memilih lebih melihat figur, siapa

    yang lebih mereka kenal.

    2. MAKNA IKON

    VIDEO KLIP

    (Analisis Semiotika

    Video Klip Armada

    Racun “Amerika”

    Versi 1)

    Analaisis

    Semiotika

    Charles

    Sanders Pierce

    (Trikotomi

    Pierce)

    Ideologi yang dimiliki oleh

    Armada Racun adalah refleksi dan

    kebebasan, sedangkan makna tanda

    dalam video klip “Amerika” versi 1

    berkaitan erat dengan imaji

    perempuan, kawula muda, gaya

    hidup, politik identitas dan

  • 25

    Oleh : Yusup

    Bangkit Sanjaya

    (362007074)

    komoditas pendidikan. Dalam

    video klip tersebut Armada Racun

    mengkomunikasikan pesan, bahwa

    fenomena kapitalis dan globalisasi

    telah menjangkau seluruh

    kehidupan masyarakat.

    3. ANALISIS

    WACANA

    PEMBERITAAN

    FINAL PIALA

    SUZUKI AFF 2010

    DI MEDIA

    INDONESIA

    Oleh : Dita Amelia

    NIM: 107051102726

    Analisis

    Wacana Kritis

    Teun A. Van

    Dijk

    Berita yang disajikan

    merupakan kategori berita olahraga

    yang cenderung ada beberapa kata

    yang menjadi ciri khas bahasa

    berita olahraga. Pemberitaan

    tersebut dikonstruksi dengan

    menggunakan bahasa yang menarik

    dan persuasif sehingga membentuk

    wacana yang dapat

    menggambarkan kondisi

    pertandingan. Wartawan MI

    menulis berita itu seolah-olah

    masyarakat Indonesia mendukung

    agar menimbulkan rasa percaya

    diri para pemain timnas indonesia,

    terlebih saat timnas Indonesia

    mengalami kekalahan dalam leg

    pertama dan kedua yang

    menghasilkan kekalahan pada akhir

    pertandingan.

    4. REPRESENTASI

    MAKNA PESAN

    NILAI-NILAI

    MOTIVASI

    Analisis

    Semiotika

    Ferdinand De

    Saussure

    Dari 7 lagu dalam album

    For All karya Bondan Prakoso &

    Fade 2 Black yang telah dianalisis

    berdasarkan teori semiotik dari

  • 26

    DALAM ALBUM

    “FOR ALL” (Studi

    Analisis Semiotika

    Nilai-Nilai Motivasi

    dalam Lirik-Lirik

    Lagu pada album

    “For All” karya

    Bondan Prakosos &

    Fade 2 Black)

    Oleh : Arsidipta F.

    Lingga

    Saussure, terdapat 3 unsur yaitu

    penanda (signifier), petanda

    (signified) dan signifikasi. Proses

    ini menghubungkan antara lirik

    lagu dengan dunia eksternal yang

    sesungguhnya. Berdasarkan

    analisis, album ini memiliki makna

    yang saling berkaitan mengandung

    pesan motivasi. Motivasi disini

    dapat diartikan sebagai tujuan jiwa

    yang mendorong individu untuk

    melakukan aktivitas-aktivitas

    tertentu dan untuk tujuan-tujuan

    tertentu terhadap situasi

    disekitarnya dalam konteks

    kehidupan untuk mendorong dan

    menyemangati individu dalam

    melakukan sesuatu demi

    tercapainya suatu tujuan hidup

    yang lebih baik.

    5. STRATEGI

    KOMUNIKASI

    POLITIK VIDEO

    KLIP

    Oleh:Yesika

    P.D.P.H

    Analisis

    Wacana Kritis

    Teun A. Van

    Dijk

    Akan menganilsis isi pesan

    yang disampaikan oleh rakyat

    dalam kemasan video klip dengan

    judul “Jokowi dan Basuki” What

    Makes You Beaitiful One Direction

    [Parodi], karya CameoProject ini

    merupakan pesan yang dikemas

    oleh yang dalam penelitian ini

    merupakan pendukung dari

    Jokowi-Basuki rakyat dan

  • 27

    diunggah ke dalam salah satu situs

    jejaring sosial yaitu youtube

    menjelang pemilihan umum

    Gubernur dan Wakil Gubernur

    DKI Jakarta 2012.

    2.7 Kerangka Pemikiran

    Keterbalikan

    Analisis Wacana Kritis

    Gambar 2.3

    Kerangka Pemikiran

    KEMENANGAN JOKOWI-BASUKI

    (isu-isu kebijakan)

    STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK

    VIDEO KLIP “JOKOWI DAN

    BASUKI”

    TEUN A. VAN DIJK :

    TEKS

    KOGNISI SOSIAL

    KONTEKS SOSIAL