bab ii landasan teori · rumah tangga para pelayan di toko serba ada, toko pakaian, toko special,...
TRANSCRIPT
7
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Prosedur
Kata prosedur biasanya diidentifikasikan sebagai rangkaian aktivitas,
tugastugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan
proses-proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan
suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur
biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.
Menurut Cole yang diterjemahkan oleh Badriwan (2003) menerangkan
bahwa :
Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan-pekerjaan
kerani(clerical) biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian
atau lebih disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam
transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. (Wijaya & Irawan,
2018)
Menurut Mulyadi (2013:5) menyatakan bahwa: "Prosedur adalah suatu
urutan kegiatan krelikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departement atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang".
Sedangkan menurut Ardiyose (2013:734) menyatakan bahwa :
Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan
yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang
ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat
terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara beragam”.
8
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan yang
dimaksud dengan prosedur adalah suatu tatacara kerja atau kegiatan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap
yang telah ditentukan yang menghasilkan suatu tujuan tertentu.
2.2. Pengertian Administrasi
administrasi berasal dari kata Yunani “Ad” dan “ministrate” yang berarti
pengabdian atau service atau pelayanan. Secara naluriah, manusia ingin selalu
bersama dalam suatu kelompok, hal ini retasa atau tanpak dalam usaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang tidak dapat dilaksanakan secara individual.
Kebutuhan yang menimbulkan tujuan bersama tersebut, menghendaki suatu
kerjasama dari kelompok manusia sebelum melakukan tindakan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan pemikiran pemikiran terlebih
dahulu agar proses pencapaian tujuan itu dapat dijalankan sesuai dengan yang
telas ditetapkan. Pendapat lain bahwa kata administrasi diambil dari kata “ad” dan
“ministro”. Ad mempunyai arti “kepada” dan “ministro” berarti “melayani”.
Dengan demikian, diartikan sebagai pelayanan atau pengabdian terhadap subjek
tertentu. Selain itu, kata administrate berasal dari bahasa Belanda, yang artinya
lebih sempit dan terbatas pada aktivitas ketata usahaan, yaitu kegiatan penyusunan
dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis, yang berfungsi
mencatat hal-hal yang terjadi dalam organisasi sebagai bahan laporan bagi
pimpinan, didalamnya merupakan kegiatan kegiatan tulis menulis, mengirim, dan
menyimpan keterangan dan dikaitkan pula dengan aktivitas administrasi
perkantoran yang hanya merupakan salah satu bidang dari aktivitas administrasi
yang sebenarny (Siswandi, 2017:1).
9
Menurut Simon dan Anthoillah dalam Siswandi (2017:1) menjelaskan
bahwa “administrasi adalah suatu kegiatan atau kelompok yang mengadakan
kerjasama untuk menyelesaikan tujuan bersama”.
Menurut Robert Britel E.D, Lester dalam Siswandi (2017:1)
mengemukakan bahwa “The most comprehensive definition views management
as an integrating process by wich authorized individual create, maintain, an
operate an organization in tehe selection an accomplishment of it’s aims”.
Definisi paling komperhensif memandang manajemen sebagai proses
integrasi dimana individu mempunyai kewenangan menciptakan, memelihara,
sebuah organisasi beroprasi dalam pemilihan suatu prestasi dari tujuan tujuannya.
Menurut S.P, Siagian dalam siswandi (2017:2) mendefinisikan bahwa
“administrasi sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia
atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu dari penguasaan, pengelolaan,
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”.
Pentingnya upaya pemikiran dan gagasan untuk membangun administrasi
yang sesuai dengan tuntutan perusahaan, bukanlah suatu yang baru untuk
lingkungan perkembangan perusahaan. Bagaimanapun, menuntut dan memacu
upaya pemikiran dan gagasan yang lebih mendasar. Administrasi dan penggunan
administrasi sehingga hasil yang diperoleh bukan hanya bermanfaat bagi
pengelola administrasi, tetapi juga untuk pimpinan organisasi tersebut sebagai
bahan untuk mengadakan perbaikan organisasi.
Sedangkan administrasi menurut Umam, Khaerul dalam Siswandi (2017:2)
mengatakan bahwa :
10
Ilmu administrasi merupakan hasil pemikiran penalaran manusia yang
disusun bedasarkan dengan rasionalitas dan sistematika yang
mengungkapkan kejelasan tentang objek formal, yaitu pemikiran untuk
menciptakan keteraturan dari berbagai aksi dan reaksi yang dilakoni oleh
manusia dan objek material, yaitu manusia yang melakukan aktivitas
administrasi dalam bentuk kerjasama menuju terwujudnya tujuab tertentu.
Menurut Rahmat dalam siswandi (2017:2) menyebutkan bahwa,
“administrasi adalah jenis pekerjaan yang memanfaatkan aktivitas manusia dalam
pola kerjasama sebagai upaya mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan
efisien”.
Bedasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi
dalam arti luas mengandung tiga unsur pokok yaitu kelompok manusia,
kerjasama, tujuan tertentu, dengan demikian administrasi dalam arti luas yaitu
keseluruhan proses kerjasama dalam setiap usaha dari dua orang atau lebih.
2.3. Pengertian Penjualan
Menurut Swastha, Basu (2017:8) Penjualan adalah ilmu dan seni
mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain
agar bersedia membeli barang/jasa yang ditawarkannya.
Menurut Stewart, Grant (2017:1) menerrangkan bahwa :
manajemen penjualan merupakan suatu pekerjaan yang sulit, karena ini
adalah salah satu dari beberapa hubungan dalam dunia usaha yang
mempunyai ciri khas manajer jarang sekali bertemu dengan staf. Pekerjaan
ini biasanya bukan merupakan tatap muka. Bidang ini sering menimbulkan
permasalahan dalam hal motivasi dan moril (semangat juang dalam
kelompok penjualan).
Pengertian tentang istilah penjualan yang dianggap sama dengan istilah
pemasaran. Misalnya, seorang wiraniaga atau manajer penjualan membicarakan
pemasaran, tetapi sebenarnya masalah yang dibicarakan adalah penjualan. Kedua
11
istilah tersebut mempunyai ruang lingkup yang berbeda. Pemasaran meliputi
kegiatan yang luas, sedangkan penjualan hanyalah merupakan satu kegiatan saja
di dalam pemasaran. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai
tujuan organisasi, dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa proses pemasaran itu
dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, tidak dimulai pada saat
produksi selesai, juga tidak berakhir dengan penjualan. Semua keputusan yang
diambil di bidang pemasaran harus ditujukan untuk menentukan produk dan
pasarnya, harganya, serta promosinya. Pengusaha harus dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usaha nya berjalan dengan baik,
atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaannya.
Jaminan yang lebih baik atas barang dan jasa dapat dilakukan sesudah penjulan.
Jadi, jelas bahwa penjualan itu merupakan suatu kegiatan didalam pemasaran.
Pengertian penjualan ini cukup luas (Swastha, Basu 2017:8).
Transaksi penjualan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli dapat dilihat
sebagai proses pertukaran pada gambar sebagai berikut:
Sumber : Swastha, Basu (2017:8).
Gambar II.1 : Proses Pertukaran
PENJUAL PEMBELI
Barang / Jasa
Uang
12
Semakin pandai seseorang untuk menjual akan semakin cepat pula mencapi
sukses dalam melaksanakan tugas tugasnya, sehingga tujuan yang diinginkan akan
segera terlaksana. Dalam segala bidang dan tingkatan, taktik penjualan harus
digunakan agar pelayanan yang diberikan kepada orang lain dapat memberikan
kepuasan. Dengan kepuasan ini diharapkan mereka dapat menjadi langganan atau
sahabat yang baik, dalam melakukan penjualannya, penjual dituntut untuk
memiliki bakat seni serta keahlian untuk mempengaruhi orang lain. Bakat inilah
yang sering tidak dimiliki oleh setiap orang. Tidaklah mudah untuk mengarahkan
kemauan calon pembeli dengan cara mengemukakan berbagai alasan serta
pendapatnya (Swastha, Basu 2017:9).
Pengertian lain tentang penjualan yang dikemukakan oleh wiliam G.
Nickels dalam Swastha, Basu (2017:10) yang menyebutnya dalam istilah
penjualan tatap muka (personal selling).
Penjualan tatap muka adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka
yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak
lain.
Penjualan tatap muka merupakan komunikasi orang secara individual yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan seluruh usaha pemasaran pada umumnya,
yaitu meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan jangka
panjang. Dalam hal ini, perusahaan memerlukan tenaga tenaga penjualan atau
wiraniaga untuk melakukannya. Tugas tugas yang mereka lakukan cukup luwes
karena secara langsung dapat mengetahui keinginan, motivasi dan perilaku
13
konsumen dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen sehingga mereka
langsung dapat mengadakan penyesuaian seperlunya.
2.3.1. Jenis Jenis Penjualan
Menurut Swastha, Basu (2017:8), Tugas tugas wiraniaga sering
digolongkan menurut jenis hubungan pembeli yang terlibat dalam penjualan.
Dalam hal ini, jenis jenis penjualan dikelompokkan menjadi:
1. Trade Seliing (Penjualan)
Trade selling dapat terjadi bila produsen dan besar mempersilahkan pengecer
untuk berusaha memperbaiki distributor produk produk mereka. Hal ini
melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan
produk baru. Jadi titik beratnya adalah pada “penjualan melalui” penyalur dari
pada “penjualan ke” pembeli akhir.
2. Missionary Selling (Penjualan Misionaris)
Dalam missionary selling, penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong
pembeli untuk membeli barang barang dari penyalur perusahaan. Di sini,
wiraniaga lebih cenderung pada “penjualan untuk” penyalur. Jadi, wiraniaga
sendiri tidak menjual secara langsung produk yang ditawarkan, misalnya
penawaran obat kepada dokter.
3. Technical Selling (Teknis Penjualan)
Technical Selling berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran
dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasa nya. Dalam hal ini, tugas
14
utama wiraniaga adalah mengidentifikasikan dan menganalisis masalah masalah
yang dihadapi pembeli, serta menunjukan bagaimana produk atau jasa yang
ditawarkandapat mengatasi masalah tersebut.
4. New Business Selling (Penjualan Bisnis Baru)
New Business Seliing berusaha membuka transaksi baru dengan merubah salon
pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan
asuransi.
5. Responsive Selling (Respon Penjualan)
Setiap tenaga penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli. Dua jenis penjualan utama disini adalah route driving dan
retailing. Pada pengebudi yang mengantarkan susu, roti, gas untuk keperluan
rumah tangga para pelayan di toko serba ada, toko pakaian, toko special,
merupakan contoh dari jenis penjualan ini. Jenis penjualan seperti ini tidak akan
menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang baik dan
hubungan yang menyenangkan dapat menjurus kepada pembelian ulang.
2.3.2 Tahap Tahap Penjualan
Menurut Swastha, Basu (2017:12), Salah satu aspek yang ada dalam
penjualan adalah penjualan dengan bertemu muka seperti yang dibahas
sebelumnya, dalam hal ini tahap tahap uang perlu ditempuh oleh pihak penjual
meliputi, persiapan sebelum penjualan, menentukan lokasi pembeli potensial,
pendekatan pendahuluan, pelaksanaan penjualan dan pelayanan purna jual. Skema
dari tahap tahap tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
15
Sumber : Swastha, Basu (2017:12),
Gambar II.2 : Tahap Tahap Penjualan
1. persiapan sebelum penjualan
Tahap pertama dalam penjualan tatap muka adalah mengadakan persiapan
persiapan sebelum melakukan penjualan. Kegiatan yang dilakukan adalah
mempersiapkan tenaga penjualan dengan memberikan perngertian tentang barang
yang dilaukakan. Selain itu, mereka juga lebih dulu harus mengetahui
kemungkinan tentang motivasi dan perilaku dalam segmen pasar yang dituju.
2. penentuan lokasi pembeli potensial
Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun sekarang, penjual
dapat menentukan karakteristik calon pembeli atau pembeli potensialnya.
Penentuan calon pembeli beserta karakteristiknya dapat dilakukan dengan
segmentasi pasar. Karakteristik calon pembeli adalah faktor lokasi yang menjadi
Persia
pan
Penentu
an
Lokasi
Pembeli
Penentu
an
Calon
Pembeli
Penjualan
Kegiata
n Purna
Jual
Perhatian
Minat
Keinginan
Tindakan
16
sasaran kunjungan bagi wiraniaga. Oleh karena itu, pada tahap kedua ini
ditentukan lokasi dari segmen pasar yang menjadi sasaranya. Dari lokasi ini
dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang orang atau perusahaan yang secara
logis melrupakan pembeli potensial dari produk yang ditawarkan. Dari konsumen
yang ada dapat pula ditentukan konsumen manakah yang sudah menggunakan
produk produk saingan.
3. pendekatan pendahuluan
Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari semua masalah
tentang individu atau perusahaan yang dapat diharapkan sebagai pembelinya.
Selain itu, perlu juga mengetahui tentang produk atau merk apa yang sedang
mereka gunakan dan bagaimana reaksinya. Berbagai macam informasi perlu
dikumpulkan untuk mendukung penawaran produknya kepada pembeli, misalnya
tentang kebiasaan membeli, kesukaan dan sebagainya. Semua kegiatan ini
dilakukan sebagi pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.
4. melakukan penjualan
Penjualan dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian calon
konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui daya tarik atau minat mereka.
Jika minat mereka dapat diikuti dengan munculnya keinginan untuk membeli,
maka penjual tinggal merealisir penjualan produknya. Pada saat ini penjualan
dilakukan.
17
5. pelayanan purna jual
Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan dari pembeli
telah dipenuhi, tetapi masih perlu dilanjutkan dengan memberikan pelayanan atau
servis kepada mereka. Biasanya keiatan ini dilakukan untuk penjualan barang
narang industry seperti instalasi atau barang konsumsi tahan lama seperti almari
es, televise, dan sebagainya bebrapa pelayanan yang diberikan oleh penjual
susydah penjualan dilakukan antara lain berupa:
a. Pemberian garansi
b. Pemberian jasa reparasi
c. Latihan trnaga trnaga operasional dan cara penggunaanya
d. Penghantaran barang kerumah
Dalam tahap terakhir ini penjual harus dengan berusaha mengatasi
berbagai macam keluhan atau tanggapan yang kurang baik dari pembeli.
Pelayanan lain yang juga perlu diberikan susudah penjualan adalah memberikan
jaminan kepada pembeli bahwa keputusan yang diambilnya tepat, barang yang
dibelinya betul betul bermanfaat dan hasil kerja produk tersebut memuaskan.
2.3.3. Faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan
Menurut Swastha, Basu (2017:129) dalam praktek, kegiatan penjualan itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor faktor tersebut adalah:
1. kondisi dan Kemampuan penjual
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang
dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak
18
pertama dan pembeli sebagai [ihak kedua. Penjual harus dapat meyakinkan
kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang
diharapkan. Penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat
berkaitan, yakni:
a. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan
b. Harga produk
c. Syarat penjualan, seperti pembayaran, penghantaran, pelayanan purna
jual, garansi dan sebagainya.
Masalah masalah tersebut biasanya menjadi pusat perhatian pembeli sebelum
melakukan pembelian. Selain itu, manajer perlu memperhatikan jumlah serta sifat
sifat tenaga penjualan yang akan dipakai. Dengan tenaga penjualan yang baik
dapatlah dihindari timbulnya kemungkinan rasa kecewa pada para pembeli dalam
pembeliannya. Adapun sifat sifat yang dimiliki oleh seorang penjual yang baik
antara lain: sopan, pandai bergaul, pandai berbicara, mempunyai kepribadian yang
menarik, sehat jasmani, jujur, mengetahui cara cara penjualan dan sebagainya.
2. Kondisi Pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam
penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor
faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah:
a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industry, pasar penjual,
pasar pemerintah atau pasar internasional
b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
c. Daya Belinya
19
d. Frekuensi pembeliannya
e. Keinginan dan kebutuhannya
3. Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang yang
dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli atau apabila lokasi pembeli
jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus
memperkenalkan dulu atau membawa barangnya ke tempat pembeli. Untuk
melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti:
alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun diluar
perusahaan, usaha promosi dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan
apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
4. kondisi organisasi perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian
tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang orang tertentu/ahli dibidang
penjualan, lain hal nya dengan perusahaan kecil dimana masalah penjualan
ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi fungsi lain. Hal ini
disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sedikt, sistem organisasinya
lebih sederhana, masalah masalah yang dihadapi serta sarana yang dimilikinya
juga tidak sekompleks perusahaan besar, masalah penjualan ini ditangani
sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikan kepada orang lain.
20
5. Faktor Lain
Faktor faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah,
sering mempengaruhi penjualan, namun untuk melaksanakannya, diperlukan
sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat,
kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan, Sedangkan bagi perusahaan kecil
yang mempunyai modal relative kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan.
Ada pengusaha yang berpegang pada prinsip bahwa “paling penting membuat
barang yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan
pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama, sebelum pembelian
dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan
memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara promosi lainnya.
2.4 Sistem Pembayaran
Adapun sistem sistem pembayaran penjualan barang yang terdapat pada
PT Bina Kasih Abadi menggunakan dua sistem, yaitu pembayaran secara Tunai
dan sistem secara Kredit.
1. Penjualan Tunai
Penjualan tunai adalah penjualan barang secara tunai dicatat sebagai debit
pada akun kas dan kredit pada akun penjualan. Praktik biasanya penjualan secara
tunai dicatat dalam buku penerimaan kas.
Menurut jurnal Chairiyah, C. (2014:23) menjelaskan bahwa :
Penjualan secara tunai itu berarti menjual barang dengan ketentuan uang
langsung dibayarkan secara cash atau lunas, sedangkan penjualan secara
kredit itu berarti menjual barang dengan memberi uang muka dahulu atau
tidak menggunakan uang muka sama sekali dan sisa pembayaran akan
21
dibayar berangsur-angsur sampai dengan waktu yang ditentukan.
(Chairiyah, 2014)
Menurut Mulyadi (2013:455) mengatakan bahwa, “Penjualan tunai
dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli.”
Berikut siklus penjualan tunai adalah sebagai berikut:
Sumber: Mulyadi (2013:455)
Gambar II.3 : Siklus Penjualan Tunai
Untuk penjualan tunai suatu siklus yang berulang terjadi dari kas ke
persediaan yang dibeli untuk dijual kembali dan kas kembali ke kas.
Aktivitas penjualan tunai biasanya banyak dijumpai dalam perusahaan
perdagangan retail. Tahapan penjualan tunai diawali dengan proses pembuatan
faktur penjualan oleh bagian penjualan. Dalam sebuah perusahaan yang sudah
memiliki sistem komputerisasi bagian penjualan sudah memiliki informasi
persedian barang dan harganya dari database persediaan yang di inputkan oleh
bagian persediaan/gudang yang terhubung kebagian penjualan. Laporan yang
22
dihasilkan dari penjualan tunai adalah laporan hasil penjualan per periode, statistik
penjualan, jumlah persediaan yang dikeluarkan dan berbagai laporan yang
lainnya.
Dari definisi diatas dapat disintesiskan bahwa penjualan tunai adalah
penjualan yang dimana uang diterima langsung dari pembeli dan barang
diserahkan kepada pembeli.
2. Penjualan Kredit
Menurut Astiko dalam Abdurrahman, Hasan (2014:63), menerangkan
bahwa :
pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari
arti kata “kredit” yang berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti
kepercayaan akan kebenaran dalam praktek sehari hari. Pengertian kredit
adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau
mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan
dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati. (Abdurahman &
Riswaya, 2014)
Menurut mulyadi dalam riswaya, asep ririh (2013:109), penjualan kredit
adalah penjualan yang dilaksanakan perusahaan dengan cara mengirimkan harga
sesuai order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu
perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. (Riswaya, 2013)
Menurut Mulyadi (2013:201) menyatakan bahwa, “Penjualan kredit
dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan
order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan
mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut”.
23
Pengertian Penjualan Kredit menurut Samryn, L.M. (2014:250) adalah
“Penjualan kredit adalah penjualan yang direalisasikan dengan timbulnya tagihan
atau piutang kepada pihak pembeli".
Menurut pengertian diatas dapat disintesiskan bahwa penjualan kredit
adalah suatu transaksi antara perusahaan dengan pembeli, mengirimkan barang
sesuai dengan order serta perusahaan mempunyai tagihan sesuai jangka waktu
tertentu yang mengakibatkan timbulnya suatu piutang dan kas aktiva.
Sumber: Samryn, L.M. (2014:250)
Gambar II.4: Siklus Penjualan Kredit
Pada penjualan kredit siklus yang berulang terjadi dari kas ke persediaan
lalu ke piutang dan kembali ke kas.
Dari definisi diatas dapat disintesiskan bahwa penjualan kredit adalah
penjualan yang dilakukan oleh perusahaan mengirimkan barang sesuai dengan
pesanan customer dan melakukan pembayaran menggunakan tempo atau timbul
nya hutang.
24
2.4.1. Fungsi – Fungsi yang Terlibat Pada Prosedur Penjualan
Ada beberapa fungsi yang memegang peranan penting di dalam prosedur
penjualan kredit, fungsi tersebut menurut Mulyadi (2013:211) adalah sebagai
berikut :
1. Fungsi Penjual
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli,
mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum
ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman),
meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang
mana barang akan dikirim dan mengisi surat order pengiriman
2. Fungsi Kredit
Fungsi ini berfungsi untuk memenuhi pesanan pembelian yang syaratnya
kredit dan memberikan otorisasi yang tercantum dalam surat perintah
pengiriman
3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan
barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang kefungsi
pengiriman
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini untuk mengirim barang-barang pada pembeli. Pengiriman ini hanya
boleh dilakukan apabila ada surat perintah pengiriman yang sah. Selain itu ini
juga berfungsi mengrim kembali barang-barang kepada penjual dalam
transaksi retur penjualan
25
5. Fungsi Billing
Fungsi ini membuat dan mengirim faktur penjualan kepada pelanggan serta
menyiapkan copy faktur bagi kepentigan pencatatan penjualan oleh bagian
piutang, bagian kartu persediaan, bagian biaya, bagian jurnal, bagian buku
besar dan laporan, menghitung biaya kirim penjualan dan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), dan memeriksa kebenaran penulisan dan penghitungan-
penghitungan dalam faktur
6. Fungsi Piutang
Fungsi ini untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit
dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur
7. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur
penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur penjualan bagi
kepentingan pencatatan transaksi penjualan
8. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meyerahkan barang atas dasar order
pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan, serta menjamin bahwa
ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa otorisasi dari yang berwenang