bab ii landasan teori, kerangka berpikir dan …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/bab ii skripsi...
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN
A. Landasan Teoritis
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata dalam bahasa
inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam berhubungan
dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA disebut sebagai
ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam.1
IPA adalah pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, Serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari.
1Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT. Indeks,
2016), 3.
10
IPA merupakan ilmu yang terkontruksi secara personal dan sosial
berlandaskan pendekatan kontruktivisme. Pembelajaran IPA memerlukan
kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk melakukan inkuiri dan
mengontruksi sains seoptimal mungkin, sesuai dengan kapasitas mereka
masing-masing dengan memanfaatkan iklim kolaboratif di dalam kelas. 2
Proses belajar IPA menitik beratkan pada suatu proses penelitian.
Hal ini terjadi ketika belajar IPA mampu meningkatkan proses berpikir
peserta didik untuk memahami fenomena-fenomena alam.
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya. IPA juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif), ada dua hal yang berkaitan yang tidak
terpisahkan dengan IPA, yaitu: IPA sebagai produk, pengetahuan IPA
yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah.
Ada tiga istilah yang terlibat dalam hal ini, yaitu: ilmu,
pengetahuan, dan alam. Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah,
pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan
metode ilmiah. Dua sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal,
2Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 21.
11
logis atau dapat diterima akal sehat dan objektif. Artinya, sesuai dengan
objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengamatan.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia.
Dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia.
Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik,
sosial, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki
manusia. Pengetahuan alam berarti pengtahuan tentang alam semesta
beserta isinya.
Jadi IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
sebab akibat kejadian-kejadian yang ada di alam.
Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan
agar setiap siswa terutama yang ada di SD memiliki keperibadian yang
baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan
potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka perlu strategi atau metode
yang dapat menyampaikan materi IPA kepada siswa dengan tepat
sehingga siswa dapat memahami materi tidak hanya menghafal materi.
Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu ilmu
pengetahuan sebagai produk, proses dan sikap.
12
Berikut dipaparkan klarifikasi dalam ilmu pengetahuan alam:
1. IPA Sebagai Produk
IPA sebagai produk diartikan sebagai suatu kumpulan hasil
penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep
yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis.
Bentuk IPA sebagai produk, antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum,
dan teori-teori IPA.
2. IPA sebagai Proses
IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami
pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan
konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan
teori yang akan digeneralisasikan oleh ilmuan. Adapun proses dalam
memahami IPA disebut dengan keterampilan proses sains (science
process skills) adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan
seperti: mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan
menyimpulkan.
3. IPA sebagai Sikap
IPA sebagai sikap merupakan sikap ilmiah yang harus
dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap
yang harus dimiliki oleh seseorang ilmuan dalam melakukan penelitian
dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya. Menurut Sulistyorini, ada
sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam
13
pembelajaran sains, yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu
yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka,
mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri.3
2. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
ragam competencis (kemampuan), skills (keterampilan), attitudes (sikap).
kemampaun, keterampilan, dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap
dan berkelanjutan, mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui proses
belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam
bentuk keterlibatan dalam pendidikan formal dan informal. kemampuan
belajar inilah yang membedakan dari mahluk lainnya.4
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup
manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.5
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.6
Hasil belajar siswa merupakan kemampuan yang diperoleh setelah
melalui proses kegiatan belajar. Cara yang dilaksanakan untuk dapat
3Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenamedia Grup, 2016), 167-169. 4Udin S. Winata Putra, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), 15. 5Wasti Soemanto, Pisikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 104.
6Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999) 22.
14
mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki adalah dengan menggunakan evaluasi pembelajaran.
Evaluasi merupakan prosespengolahan informasi untuk membuat
pertimbangan seberapa efektif suatu program pembelajaran diterapkan
pada siswa. Selain itu juga, evaluasi merupakan acuan yang timbal balik
dari siswa. Bahkan evaluasi dapat dijadikan cara mengukur tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.7
Pada hakikatnya setiap siswa ingin berprestasi dalam belajarnya.
Namun untuk mencapai prestasi dalam belajar dituntut dorongan atau
semangat belajar yang sungguh-sungguh dan disiplin yang tinggi dalam
belajar. Disamping itu prestasi belajar seseorang akan dapat dicapai
melalui latihan dan sering mengulangi pelajaran, maka kecapaian dan
pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi semakin dikuasai dan
mendalam serta makin besar minat dan perhatiannya sehingga
memperbesar keinginan untuk mempelajarinya.
Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran. Menurut
pengertian di atas, prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa
7Ahmad Susanto, Teori Belajar& Pembelajaran di Sekolah Dasar, 5.
15
dalam bentuk nilai. Nilai tersebut diberikan oleh guru setelah siswa
mengikuti serangkaian kegiatan belajar selama satu semester.8
Dalam pengertian yang lain prestasi belajar diartikan merupakan
proses perubahan tingkah laku atau penguasaan ilmu pengetahuan yang
dimiliki seseorang sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya.
Tujuan tersebut akan tercapai melalui interaksi antara siswa dan guru.
Oleh karena itu hasil belajar harus dapat dinyatakan dengan ungkapan
secara kuantitatif. Atas dasar itu perubahan hasil belajar akan selalu
berhubungan dengan penilaian dan evaluasi belajar yang dinyatakan
dengan angka-angka.
Menurut S. Nasution hasil belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai
pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan,
kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri
individu yang belajar.
Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar atau
prestasi belajar adalah tahap pencapaian aktual yang ditampilkan dalam
bentuk perilaku yang meliputi aspek kognitif, afektif maupun
pisikomotorik dan dapat dilihat dalam bentuk kebiasaan, sikap,
penghargaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
8Darwyan Syah, Supardi, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: DIADIT MEDIA,
2009) 42.
16
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang
kognitif, afektif dan pisikomotorik.9
Adapun hasil belajar dapat diukur melalui tes. Hasil belajar
sebagaimana telah dijelaskan dalam pengertian hasil belajar diatas
melalui pemahaman konsep, keterampilan proses, dan sikap. Untuk lebih
jelasnya dipaparkan sebagai berikut:
a. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman
menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa
yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa
hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.Untuk
mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru
dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan
dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun
tertulis. Dalam pembelajaran di SD umumnya tes diselengarakan
dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester,
maupun ulangan umum.
9Nana Sudjana, Penilaian hasil proses belajar mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1990), 3.
17
b. Keterampilan Proses
Keterampilan proses adalah kemampuan yang mengarah kepada
kemampuan mental, fisik dan sosial. Menurut Indrawati, keterampilan
proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik
kognitif, afektif maupun pisikomotorik) yang dapat digunakan untuk
menemukan suatu konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan selanjutnya, ada
enam aspek keterampilan proses meliputi: observasi, klasifikasi,
pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan atau
interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen.
Keterampilan proses terdapat dua tingkatan yaitu: keterampilan proses
tingkat dasar(meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran,
prediksi dan inferensi), keterampilan proses terpadu (meliputi:
menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, memberi
hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan,
menyusun hipotesis, mementukan variabel secara oprasional,
merencanakan penyelidikan, dan melakukan eksperimen).
c. Sikap
Sikap tidak hanya merupakan aspek mental namun juga
mencakup pada respon fisik. Struktur sikap sendiri terbagi atas tiga
komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif,
dan pisikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan representasi apa
18
yang dipercayai oleh individu, dan komponen kognitif merupakan
aspek kecendrungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang
dimiliki seseorang.
Sikap menurut Sardiman, merupakan kecendrungan untuk
melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu
terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun
objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, prilaku, atau
tindakan seseorang dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa.
Sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep, maka
domain yang sangat berperan adalah domain kognitif.10
3. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar. Hal ini berarti model pembelajaran
memberikan kerangka dan arahan bagi guru untuk mengajar.11
10
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran,6-11 11
Aris Shoimin, 68 Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Ar-
Ruzz Media 2014), 23.
19
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para
guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk
mencapai tujuan pendidikannya.12
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan
pengamalan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.13
Model pembelajaran learning cycle 5e yaitu suatu model
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Learning
cycle 5eperlu dikedepankan karena sesuai dengan teori belajar Piaget
(Renner dkk, 1988), teori belajar yang berbasis kontruktivisme. Piagat
menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek Kognitif
yang meliputi struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual adalah
organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk
memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam
merespons masalah yang dihadapi. Sementara fungsi merupakan proses
perkembangan intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi.
Ciri khas model pembelajaran learning cycle 5e adalah setiap
siswa secara individu belajar materi pembelajaran yang sudah
dipersiapkan guru, hasil belajar individual dibawa ke kelompok-
kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok dan semua anggota
12
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru,
(Jakarta: 2010) PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, 133. 13
Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 48.
20
kelompok bertanggung jawab secara bersama-sama atas keseluruhan
jawaban.
Menurut Piaget (1989) model pembelajaran learning cycle pada
dasarnya memiliki lima fase yang di sebut (5e)
a. Engagement (undangan)
Bertujuan mempersiapkan pembelajaran agar terkondisikan
dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi
pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya.
b. Exploration (Eksplorasi)
Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-
kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji
prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide, melalui
kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.
c. Explanation (penjelasan)
Guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan
kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan
mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini
pembelajaran menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari.
21
d. Elaboration (pengembangan)
Siswa mengembangkan konsep dan keterampilan dalam situasi
baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem
solving.
e. Evaluation (evaluasi)
Pengajar menilai apakah pembelajaran sudah berlangsung baik
dengan jalan memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa
setelah menerima materi pelajaran
4. Kelebihan dan kekurangan Model Learning Cycle 5e
a. Kelebihan
1. Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran.
2. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain
3. Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan
berguna, kreatif, bertanggung jawab, mengaktualisasikan dan
mengoptimalkan dirinya terdapat perubahan yang terjadi.
4. Pembelajaran menjadi lebih bermakna
b. Kekurangan
1. Evektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi
dan langkah-langkah pembelajaran.
2. Menurut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran
22
3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan
terorganisasi
4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun
rencana dan melaksanakan pembelajaran.
5. Hubungan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e dengan Hasil
Belajar
Berdasarkan uraian di atas tentang model pembelajaran Learning
Cycle 5e dan hasil belajar siswa, dapat dipahami bahwa pemilihan model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran sangat
mendukung keberhasilan proses kegiatan pembelajaran. Dalam Learning
Cycle 5e siswa dituntut untuk belajar dan inovatif serta dapat
memecahkan masalah pada setiap pembelajaran, dan diharapkan setiap
siswa mengungkapkan idenya serta bekerja sama satu dengan yang
lainnya sehingga mempermudah siswa untuk memahami materi yang
diajarkan oleh guru.
Learning Cycle 5e merupakan suatu model pembelajaranm yang
berpusat pada siswa. Ciri khas dari model pembelajaran ini adalah setiap
siswa secara individu belajar materi yang sudah dipersiapkan oleh guru,
kemudian, hasil belajar individual dibawa ke kelompok, kemudian
didiskusikan oleh anggota kelompoknya dan semua anggota kelompok
bertanggung jawab secara bersama-sama atas keseluruhan jawaban.
23
B. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Terdahulu Zuli Utami
Pengaruh Learning Cycle 5e terhadap hasil belajar IPA siswa
Kelas IV SDN Sendagadi 1.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Learning
Cycle terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sendagadi 1.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi
eksperimen. Populasi penelitian ini adalah 63 siswa kelas IV SDN
Sendagadi 1. Pengumpulan data dengan menggunakan tes. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji-t untuk
pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukan rata-
rataposttestkelompok eksperimen adalah 81,14 dan rata-rataposttest
kelompok kontrol adalah 69,23. Hasil analisis dengan menggunakan
Independen sample T-tes antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol diperoleh nilai t-hitung sebesar 4,687 dan nilai t-tabel sebesar
1,99962, serta taraf signifikasi sebesar 0,000. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar IPA siswa yang belajar menggunakan model
pembelajaran model pebelajaran Learning Cycle 5E lebih baik dari pada
hasil belajar IPA siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran
konvensional di kelas IV SDN Sendagadi 1 Melati.14
14
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/view/936.
24
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuli Utami yang
berjudul “ pengaruh learning cycle 5e terhadap hasil belajar IPA siswa
Kelas IV SDN Sendagadi. Terdapat perbedaan dalam penggunaan
pendekatan yaitu menggunakan kuasi eksperimen, untuk analisis
datanya menggunakan analisis deskriptif. Sedangkan peneliti
mengunakan pendekatan pre eksperimen, dan untuk analisis data,
peneliti menggunakan ststistik deskriptif.
2. Penelitan Terdahulu Asthira 2016
Pengaruh Learning Cycle 5E terhadap kemampuan Berfikir Kritis
IPA Siswa kelas V di SD Negri Purwakerthi dan SD Negri 1 Culik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
IPA antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle 5E di SD Negri 3 Purwakerthi dengan siswa yang
menggunakan model pembelajaran konvensional di SD Negri 1 Culik.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V di Gugus III Kecamatan Abang tahun
pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 197 orang. Sampel penelitian ini
yaitu siswa kelas V SD No. 1 Culik yang berjumlah 30 orang dan siswa
kelas V SD No. 3 Purwakerthi yang berjumlah 33 orang. Data hasil
belajar pada mata pelajaran IPA siswa dikumpulkan dengan instrumen
tes berbentuk pilihan ganda. Data yang dikumpulkan dianalisis
menggunakan analisis statistik deskriftif dan statistik inferensial (uji-t).
25
Hasil penelitian ini menemukan bahwa hasil belajar dalam pembelajaran
IPA pada siswa kelompok kontrol dengan model pembelajaran
konvensional menunjukan skor cendrung sedang, dengan mean 15,25
dan hasil belajar pada siswa kelompok eksprimen dengan model
pembelajaran Learning Cycle 5E menunjukan skor cendrung tinggi,
dengan mean 21,42. terdapat pengaruh hasil belajar pada mata pelajaran
IPA yang signifikan antara kelompok eksprimen dengan model learning
cycle 5edan kelompok kontrol dengan model pembelajaran
konvensional, diketahui bahwa t-hitung › t-tabel (t-hitung = 8,00 › t-tabel
= 1,671). Dari perbedaan rata-rata hasil belajar menunjukan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle
5e berpengaruh terhadap hasil belajar IPA dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV semester ganjil tahun
pelajaran 2014/2015 di SD Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten
Karangasem.
Berdasarkan Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Asthira
adalah menggunakan penerapan model learning cycle 5e terhadap
kemampuan berpikir kritis, sedangkan peneliti menggunakan model
yang sama namaun yang membedakan adalah hasil belajar.
C. Kerangka Berpikir
Hasil belajar IPA merupakan suatu hasil akhir yang diperoleh siswa
setelah melakukan proses belajar. Adapun ayat Al-Qur’an yang
26
berhubungan dengan penelitian ini yaitu tentang energi alternatif, salah satu
contohnya adalah air sebagai sumber energi alternatif terdapat dalam Q.S
Az-Zumar ayat 21
الم تزان الله اوشل مه السماءماءفسلكه يىبيع في الارض ثم يخزج به سرعا مختلفاالىوه ثم يهيج
يجعله حطما ان في ذ لك لذكزي لأولً ا مصفزا ثم فتزيه
لأ لبب
Artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah
menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air
dibumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang
bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Q.S. Az-Zumar : 21).
Penentuan hasil belajar dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut tes untuk meninjau sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam
penguasaan materi dalam tema yang telah diajarkan pada saat pembelajaran
berlangsung. Pengertian hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang
terjadi dalam kegiatan belajar baik dikelas, sekolah, maupun di luar
sekolah.
Guru didalam proses pembelajaran tidak dapat diartikan sebagai
seseorang yang mengetahui dan menguasai segala sumber ilmu
pengetahuan, yang kemudian diberikan kepada siswa secara sempurna,
tetapi guru itu sebagai fasilitator bagi siswa yang membimbing dan
mengarahkan bagaimana siswa seharusnya belajar, proses belajar tersebut
diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal berupa perubahan pola
27
dan perilaku siswa sesuai dengan yang diharapkan. Karena didalam belajar
itu adanya perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari
pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Sebagai harapan guru didalam melaksanakan tugasnya sebagai
pengajar yaitu hasil belajar siswa mengalami peningkatkan yang cukup
signifikan, dan siswa mengalami ketuntasan didalam belajar adalah harapan
yang sangat besar. Sehingga seorang guru dituntut untuk mampu memilih
model pembelajaran yang mampu membuat siswa mengalami secara
langsung pada objek pembelajaran, siswa dapat menemukan dan berpikir
sendiri. Sehingga mereka dapat menemukan makna dari hasil belajarnya
karena dengan makna tersebut mereka memiliki alasan untuk belajar.
Dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e dapat
menghasilkan suatu pembelajaran yang bermakna untuk meningkatkan
kemampuan siswa belajar sendiri tanpa tergantung kepada guru, sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran.
Maka dari pernyataan tersebut, penulis akan menerapkan model
pembelajaran Learning Cycle 5e terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV
tentang energi alternatif.
28
Gambar 2.1 Bagan Proses Pembelajaran
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah atau research question walaupun hal
ini tidak mutlak, hipotesis penelitian pada umumnya sama, banyaknya
dengan jumlah rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam rencana
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam
Pembelajarantanpame
nggunakan media
pembelajaran
Pembelajarandenganmeng
gunakan model
pembelajaranlearning
cycle 5e
Pembelajarankurang
menyenangkan
Pembelajaranlebihmeny
enangkan
Minatbelajarsiswameni
ngkat
Hasilbelajarlebihbaikdaris
ebelumnya
29
penelitian. Yang penting adalah bahwa dengan dirumuskannya hipotesis
penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat dicakup dalam
penelitian yang hendak dilakukan. 15
H0: Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle
5e pada pembelajaran IPA materi energi alternatif tidak
mempengaruhi hasil belajar siswa Kelas IV SDN Padarincang 1.
Ha: Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning
cycle 5e pada pembelajaran IPA materi energi alternatif
mempengaruhi hasil belajar siswa Kelas IV SDN Padarincang 1
15
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) 42.