bab ii landasan teori, kerangka berpikir dan …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/bab ii skripsi...

21
9 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN A. Landasan Teoritis 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam berhubungan dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. 1 IPA adalah pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, Serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. 1 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2016), 3.

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

9

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

A. Landasan Teoritis

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata dalam bahasa

inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam berhubungan

dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA disebut sebagai

ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam.1

IPA adalah pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, Serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari.

1Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT. Indeks,

2016), 3.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

10

IPA merupakan ilmu yang terkontruksi secara personal dan sosial

berlandaskan pendekatan kontruktivisme. Pembelajaran IPA memerlukan

kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk melakukan inkuiri dan

mengontruksi sains seoptimal mungkin, sesuai dengan kapasitas mereka

masing-masing dengan memanfaatkan iklim kolaboratif di dalam kelas. 2

Proses belajar IPA menitik beratkan pada suatu proses penelitian.

Hal ini terjadi ketika belajar IPA mampu meningkatkan proses berpikir

peserta didik untuk memahami fenomena-fenomena alam.

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada

perkembangan selanjutnya. IPA juga diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan teori (deduktif), ada dua hal yang berkaitan yang tidak

terpisahkan dengan IPA, yaitu: IPA sebagai produk, pengetahuan IPA

yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah.

Ada tiga istilah yang terlibat dalam hal ini, yaitu: ilmu,

pengetahuan, dan alam. Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah,

pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan

metode ilmiah. Dua sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal,

2Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 21.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

11

logis atau dapat diterima akal sehat dan objektif. Artinya, sesuai dengan

objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengamatan.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia.

Dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia.

Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik,

sosial, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki

manusia. Pengetahuan alam berarti pengtahuan tentang alam semesta

beserta isinya.

Jadi IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

sebab akibat kejadian-kejadian yang ada di alam.

Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan

agar setiap siswa terutama yang ada di SD memiliki keperibadian yang

baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan

potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka perlu strategi atau metode

yang dapat menyampaikan materi IPA kepada siswa dengan tepat

sehingga siswa dapat memahami materi tidak hanya menghafal materi.

Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu

pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu ilmu

pengetahuan sebagai produk, proses dan sikap.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

12

Berikut dipaparkan klarifikasi dalam ilmu pengetahuan alam:

1. IPA Sebagai Produk

IPA sebagai produk diartikan sebagai suatu kumpulan hasil

penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep

yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis.

Bentuk IPA sebagai produk, antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum,

dan teori-teori IPA.

2. IPA sebagai Proses

IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami

pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan

konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan

teori yang akan digeneralisasikan oleh ilmuan. Adapun proses dalam

memahami IPA disebut dengan keterampilan proses sains (science

process skills) adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan

seperti: mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan

menyimpulkan.

3. IPA sebagai Sikap

IPA sebagai sikap merupakan sikap ilmiah yang harus

dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap

yang harus dimiliki oleh seseorang ilmuan dalam melakukan penelitian

dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya. Menurut Sulistyorini, ada

sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

13

pembelajaran sains, yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu

yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka,

mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri.3

2. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan

ragam competencis (kemampuan), skills (keterampilan), attitudes (sikap).

kemampaun, keterampilan, dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap

dan berkelanjutan, mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui proses

belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam

bentuk keterlibatan dalam pendidikan formal dan informal. kemampuan

belajar inilah yang membedakan dari mahluk lainnya.4

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup

manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan

kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.5

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.6

Hasil belajar siswa merupakan kemampuan yang diperoleh setelah

melalui proses kegiatan belajar. Cara yang dilaksanakan untuk dapat

3Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:

Prenamedia Grup, 2016), 167-169. 4Udin S. Winata Putra, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2007), 15. 5Wasti Soemanto, Pisikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 104.

6Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1999) 22.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

14

mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai sesuai dengan tujuan yang

dikehendaki adalah dengan menggunakan evaluasi pembelajaran.

Evaluasi merupakan prosespengolahan informasi untuk membuat

pertimbangan seberapa efektif suatu program pembelajaran diterapkan

pada siswa. Selain itu juga, evaluasi merupakan acuan yang timbal balik

dari siswa. Bahkan evaluasi dapat dijadikan cara mengukur tingkat

penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.7

Pada hakikatnya setiap siswa ingin berprestasi dalam belajarnya.

Namun untuk mencapai prestasi dalam belajar dituntut dorongan atau

semangat belajar yang sungguh-sungguh dan disiplin yang tinggi dalam

belajar. Disamping itu prestasi belajar seseorang akan dapat dicapai

melalui latihan dan sering mengulangi pelajaran, maka kecapaian dan

pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi semakin dikuasai dan

mendalam serta makin besar minat dan perhatiannya sehingga

memperbesar keinginan untuk mempelajarinya.

Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran. Menurut

pengertian di atas, prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa

7Ahmad Susanto, Teori Belajar& Pembelajaran di Sekolah Dasar, 5.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

15

dalam bentuk nilai. Nilai tersebut diberikan oleh guru setelah siswa

mengikuti serangkaian kegiatan belajar selama satu semester.8

Dalam pengertian yang lain prestasi belajar diartikan merupakan

proses perubahan tingkah laku atau penguasaan ilmu pengetahuan yang

dimiliki seseorang sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya.

Tujuan tersebut akan tercapai melalui interaksi antara siswa dan guru.

Oleh karena itu hasil belajar harus dapat dinyatakan dengan ungkapan

secara kuantitatif. Atas dasar itu perubahan hasil belajar akan selalu

berhubungan dengan penilaian dan evaluasi belajar yang dinyatakan

dengan angka-angka.

Menurut S. Nasution hasil belajar adalah suatu perubahan yang

terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai

pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan,

kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri

individu yang belajar.

Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar atau

prestasi belajar adalah tahap pencapaian aktual yang ditampilkan dalam

bentuk perilaku yang meliputi aspek kognitif, afektif maupun

pisikomotorik dan dapat dilihat dalam bentuk kebiasaan, sikap,

penghargaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

8Darwyan Syah, Supardi, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: DIADIT MEDIA,

2009) 42.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

16

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah

laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang

kognitif, afektif dan pisikomotorik.9

Adapun hasil belajar dapat diukur melalui tes. Hasil belajar

sebagaimana telah dijelaskan dalam pengertian hasil belajar diatas

melalui pemahaman konsep, keterampilan proses, dan sikap. Untuk lebih

jelasnya dipaparkan sebagai berikut:

a. Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman

menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,

menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada

siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa

yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa

hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.Untuk

mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru

dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan

dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun

tertulis. Dalam pembelajaran di SD umumnya tes diselengarakan

dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester,

maupun ulangan umum.

9Nana Sudjana, Penilaian hasil proses belajar mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1990), 3.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

17

b. Keterampilan Proses

Keterampilan proses adalah kemampuan yang mengarah kepada

kemampuan mental, fisik dan sosial. Menurut Indrawati, keterampilan

proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik

kognitif, afektif maupun pisikomotorik) yang dapat digunakan untuk

menemukan suatu konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan selanjutnya, ada

enam aspek keterampilan proses meliputi: observasi, klasifikasi,

pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan atau

interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen.

Keterampilan proses terdapat dua tingkatan yaitu: keterampilan proses

tingkat dasar(meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran,

prediksi dan inferensi), keterampilan proses terpadu (meliputi:

menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, memberi

hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan,

menyusun hipotesis, mementukan variabel secara oprasional,

merencanakan penyelidikan, dan melakukan eksperimen).

c. Sikap

Sikap tidak hanya merupakan aspek mental namun juga

mencakup pada respon fisik. Struktur sikap sendiri terbagi atas tiga

komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif,

dan pisikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan representasi apa

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

18

yang dipercayai oleh individu, dan komponen kognitif merupakan

aspek kecendrungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang

dimiliki seseorang.

Sikap menurut Sardiman, merupakan kecendrungan untuk

melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu

terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun

objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, prilaku, atau

tindakan seseorang dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa.

Sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep, maka

domain yang sangat berperan adalah domain kognitif.10

3. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar. Hal ini berarti model pembelajaran

memberikan kerangka dan arahan bagi guru untuk mengajar.11

10

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran,6-11 11

Aris Shoimin, 68 Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Ar-

Ruzz Media 2014), 23.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

19

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para

guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk

mencapai tujuan pendidikannya.12

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan

pengamalan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.13

Model pembelajaran learning cycle 5e yaitu suatu model

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Learning

cycle 5eperlu dikedepankan karena sesuai dengan teori belajar Piaget

(Renner dkk, 1988), teori belajar yang berbasis kontruktivisme. Piagat

menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek Kognitif

yang meliputi struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual adalah

organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk

memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam

merespons masalah yang dihadapi. Sementara fungsi merupakan proses

perkembangan intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi.

Ciri khas model pembelajaran learning cycle 5e adalah setiap

siswa secara individu belajar materi pembelajaran yang sudah

dipersiapkan guru, hasil belajar individual dibawa ke kelompok-

kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok dan semua anggota

12

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru,

(Jakarta: 2010) PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, 133. 13

Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 48.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

20

kelompok bertanggung jawab secara bersama-sama atas keseluruhan

jawaban.

Menurut Piaget (1989) model pembelajaran learning cycle pada

dasarnya memiliki lima fase yang di sebut (5e)

a. Engagement (undangan)

Bertujuan mempersiapkan pembelajaran agar terkondisikan

dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi

pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui

kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya.

b. Exploration (Eksplorasi)

Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-

kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji

prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide, melalui

kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.

c. Explanation (penjelasan)

Guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan

kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan

mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini

pembelajaran menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

21

d. Elaboration (pengembangan)

Siswa mengembangkan konsep dan keterampilan dalam situasi

baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem

solving.

e. Evaluation (evaluasi)

Pengajar menilai apakah pembelajaran sudah berlangsung baik

dengan jalan memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa

setelah menerima materi pelajaran

4. Kelebihan dan kekurangan Model Learning Cycle 5e

a. Kelebihan

1. Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran dilibatkan

secara aktif dalam proses pembelajaran.

2. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain

3. Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan

berguna, kreatif, bertanggung jawab, mengaktualisasikan dan

mengoptimalkan dirinya terdapat perubahan yang terjadi.

4. Pembelajaran menjadi lebih bermakna

b. Kekurangan

1. Evektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi

dan langkah-langkah pembelajaran.

2. Menurut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

22

3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan

terorganisasi

4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran.

5. Hubungan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e dengan Hasil

Belajar

Berdasarkan uraian di atas tentang model pembelajaran Learning

Cycle 5e dan hasil belajar siswa, dapat dipahami bahwa pemilihan model

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran sangat

mendukung keberhasilan proses kegiatan pembelajaran. Dalam Learning

Cycle 5e siswa dituntut untuk belajar dan inovatif serta dapat

memecahkan masalah pada setiap pembelajaran, dan diharapkan setiap

siswa mengungkapkan idenya serta bekerja sama satu dengan yang

lainnya sehingga mempermudah siswa untuk memahami materi yang

diajarkan oleh guru.

Learning Cycle 5e merupakan suatu model pembelajaranm yang

berpusat pada siswa. Ciri khas dari model pembelajaran ini adalah setiap

siswa secara individu belajar materi yang sudah dipersiapkan oleh guru,

kemudian, hasil belajar individual dibawa ke kelompok, kemudian

didiskusikan oleh anggota kelompoknya dan semua anggota kelompok

bertanggung jawab secara bersama-sama atas keseluruhan jawaban.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

23

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Terdahulu Zuli Utami

Pengaruh Learning Cycle 5e terhadap hasil belajar IPA siswa

Kelas IV SDN Sendagadi 1.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Learning

Cycle terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sendagadi 1.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

eksperimen. Populasi penelitian ini adalah 63 siswa kelas IV SDN

Sendagadi 1. Pengumpulan data dengan menggunakan tes. Data

dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji-t untuk

pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukan rata-

rataposttestkelompok eksperimen adalah 81,14 dan rata-rataposttest

kelompok kontrol adalah 69,23. Hasil analisis dengan menggunakan

Independen sample T-tes antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol diperoleh nilai t-hitung sebesar 4,687 dan nilai t-tabel sebesar

1,99962, serta taraf signifikasi sebesar 0,000. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar IPA siswa yang belajar menggunakan model

pembelajaran model pebelajaran Learning Cycle 5E lebih baik dari pada

hasil belajar IPA siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran

konvensional di kelas IV SDN Sendagadi 1 Melati.14

14

http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/view/936.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

24

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuli Utami yang

berjudul “ pengaruh learning cycle 5e terhadap hasil belajar IPA siswa

Kelas IV SDN Sendagadi. Terdapat perbedaan dalam penggunaan

pendekatan yaitu menggunakan kuasi eksperimen, untuk analisis

datanya menggunakan analisis deskriptif. Sedangkan peneliti

mengunakan pendekatan pre eksperimen, dan untuk analisis data,

peneliti menggunakan ststistik deskriptif.

2. Penelitan Terdahulu Asthira 2016

Pengaruh Learning Cycle 5E terhadap kemampuan Berfikir Kritis

IPA Siswa kelas V di SD Negri Purwakerthi dan SD Negri 1 Culik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

IPA antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran

Learning Cycle 5E di SD Negri 3 Purwakerthi dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran konvensional di SD Negri 1 Culik.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. populasi penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas V di Gugus III Kecamatan Abang tahun

pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 197 orang. Sampel penelitian ini

yaitu siswa kelas V SD No. 1 Culik yang berjumlah 30 orang dan siswa

kelas V SD No. 3 Purwakerthi yang berjumlah 33 orang. Data hasil

belajar pada mata pelajaran IPA siswa dikumpulkan dengan instrumen

tes berbentuk pilihan ganda. Data yang dikumpulkan dianalisis

menggunakan analisis statistik deskriftif dan statistik inferensial (uji-t).

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

25

Hasil penelitian ini menemukan bahwa hasil belajar dalam pembelajaran

IPA pada siswa kelompok kontrol dengan model pembelajaran

konvensional menunjukan skor cendrung sedang, dengan mean 15,25

dan hasil belajar pada siswa kelompok eksprimen dengan model

pembelajaran Learning Cycle 5E menunjukan skor cendrung tinggi,

dengan mean 21,42. terdapat pengaruh hasil belajar pada mata pelajaran

IPA yang signifikan antara kelompok eksprimen dengan model learning

cycle 5edan kelompok kontrol dengan model pembelajaran

konvensional, diketahui bahwa t-hitung › t-tabel (t-hitung = 8,00 › t-tabel

= 1,671). Dari perbedaan rata-rata hasil belajar menunjukan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle

5e berpengaruh terhadap hasil belajar IPA dibandingkan dengan model

pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV semester ganjil tahun

pelajaran 2014/2015 di SD Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten

Karangasem.

Berdasarkan Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Asthira

adalah menggunakan penerapan model learning cycle 5e terhadap

kemampuan berpikir kritis, sedangkan peneliti menggunakan model

yang sama namaun yang membedakan adalah hasil belajar.

C. Kerangka Berpikir

Hasil belajar IPA merupakan suatu hasil akhir yang diperoleh siswa

setelah melakukan proses belajar. Adapun ayat Al-Qur’an yang

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

26

berhubungan dengan penelitian ini yaitu tentang energi alternatif, salah satu

contohnya adalah air sebagai sumber energi alternatif terdapat dalam Q.S

Az-Zumar ayat 21

الم تزان الله اوشل مه السماءماءفسلكه يىبيع في الارض ثم يخزج به سرعا مختلفاالىوه ثم يهيج

يجعله حطما ان في ذ لك لذكزي لأولً ا مصفزا ثم فتزيه

لأ لبب

Artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah

menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air

dibumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang

bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya

kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran

bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Q.S. Az-Zumar : 21).

Penentuan hasil belajar dilakukan dengan menggunakan alat yang

disebut tes untuk meninjau sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam

penguasaan materi dalam tema yang telah diajarkan pada saat pembelajaran

berlangsung. Pengertian hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang

terjadi dalam kegiatan belajar baik dikelas, sekolah, maupun di luar

sekolah.

Guru didalam proses pembelajaran tidak dapat diartikan sebagai

seseorang yang mengetahui dan menguasai segala sumber ilmu

pengetahuan, yang kemudian diberikan kepada siswa secara sempurna,

tetapi guru itu sebagai fasilitator bagi siswa yang membimbing dan

mengarahkan bagaimana siswa seharusnya belajar, proses belajar tersebut

diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal berupa perubahan pola

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

27

dan perilaku siswa sesuai dengan yang diharapkan. Karena didalam belajar

itu adanya perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari

pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Sebagai harapan guru didalam melaksanakan tugasnya sebagai

pengajar yaitu hasil belajar siswa mengalami peningkatkan yang cukup

signifikan, dan siswa mengalami ketuntasan didalam belajar adalah harapan

yang sangat besar. Sehingga seorang guru dituntut untuk mampu memilih

model pembelajaran yang mampu membuat siswa mengalami secara

langsung pada objek pembelajaran, siswa dapat menemukan dan berpikir

sendiri. Sehingga mereka dapat menemukan makna dari hasil belajarnya

karena dengan makna tersebut mereka memiliki alasan untuk belajar.

Dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e dapat

menghasilkan suatu pembelajaran yang bermakna untuk meningkatkan

kemampuan siswa belajar sendiri tanpa tergantung kepada guru, sehingga

dapat meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif

dalam proses pembelajaran.

Maka dari pernyataan tersebut, penulis akan menerapkan model

pembelajaran Learning Cycle 5e terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV

tentang energi alternatif.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

28

Gambar 2.1 Bagan Proses Pembelajaran

D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah atau research question walaupun hal

ini tidak mutlak, hipotesis penelitian pada umumnya sama, banyaknya

dengan jumlah rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam rencana

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam

Pembelajarantanpame

nggunakan media

pembelajaran

Pembelajarandenganmeng

gunakan model

pembelajaranlearning

cycle 5e

Pembelajarankurang

menyenangkan

Pembelajaranlebihmeny

enangkan

Minatbelajarsiswameni

ngkat

Hasilbelajarlebihbaikdaris

ebelumnya

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/4194/4/BAB II Skripsi Halimah.pdf · LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTEIS PENELITIAN

29

penelitian. Yang penting adalah bahwa dengan dirumuskannya hipotesis

penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat dicakup dalam

penelitian yang hendak dilakukan. 15

H0: Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle

5e pada pembelajaran IPA materi energi alternatif tidak

mempengaruhi hasil belajar siswa Kelas IV SDN Padarincang 1.

Ha: Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning

cycle 5e pada pembelajaran IPA materi energi alternatif

mempengaruhi hasil belajar siswa Kelas IV SDN Padarincang 1

15

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) 42.