bab ii landasan teori ii.1. laporan keuangan arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-2-00055-ak...

23
7 Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan II.1.1. Arti dan Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat diartikan sebagai catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam periode akuntansi tertentu yang menggambarkan kinerja perusahaan. Menurut Munawir (2004 : 2) Laporan Keuangan adalah merupakan “hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan posisi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan data ataupun aktivitas perusahaan tersebut.” Proses Akuntansi tersebut mencakup pengumpulan serta pengolahan berbagai data keuangan perusahaan, yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi-transaksi yang bersifat keuangan sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan, yang mampu memberikan gambaran yang layak tentang posisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode, yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Sedangkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun kinerja suatu perusahaan antara lain : para pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, para kreditur, bank, para investor, pemerintah, serta karyawan perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (2007:3), laporan keuangan bertujuan untuk : (1) menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

Upload: trankhanh

Post on 10-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

7  

Bab II

Landasan Teori

II.1. Laporan Keuangan

II.1.1. Arti dan Pentingnya Laporan Keuangan

Laporan keuangan dapat diartikan sebagai catatan informasi keuangan suatu perusahaan

dalam periode akuntansi tertentu yang menggambarkan kinerja perusahaan.

Menurut Munawir (2004 : 2) Laporan Keuangan adalah merupakan “hasil akhir dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan posisi

keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan data ataupun

aktivitas perusahaan tersebut.”

Proses Akuntansi tersebut mencakup pengumpulan serta pengolahan berbagai data

keuangan perusahaan, yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan, dan

pengikhtisaran transaksi-transaksi yang bersifat keuangan sedemikian rupa sehingga hanya

informasi yang relevan dan saling berhubungan, yang mampu memberikan gambaran yang

layak tentang posisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode, yang disajikan dalam

bentuk laporan keuangan. Sedangkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi

keuangan maupun kinerja suatu perusahaan antara lain : para pemilik perusahaan,

manajemen perusahaan, para kreditur, bank, para investor, pemerintah, serta karyawan

perusahaan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (2007:3), laporan keuangan bertujuan

untuk : (1) menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

Page 2: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

8  

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna

dalam pengambilan keputusan ekonomi, (2) menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.

Sedangkan menurut Helfert (2003), hal-hal yang ingin diketahui oleh pengguna laporan

keuangan antara lain:

1) Apakah sumber daya perusahaan telah digunakan secara efektif

2) Apakah keuntungan perusahaan telah mencapai target

3) Apakah keputusan investasi telah dilakukan secara tepat.

Informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

sangat diperlukan oleh pengguna laporan keuangan untuk melakukan evaluasi atas

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan serta untuk menilai perubahan

potensial sumber daya ekonomi perusahaan dimasa depan. Sehingga pengguna laporan

keuangan dapat memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara

kas dan efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada

pengguna tentang kondisi perusahaan serta sebagai alat pertanggung jawaban manajemen

mengenai penggunaan sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepada mereka.

Namun untuk tujuan analisis yang lebih mendalam, tidak cukup hanya didasarkan pada

laporan keuangan saja, melainkan juga harus memperhatikan keterangan-keterangan lain

yang tercantum dalam laporan tahunan perusahaan, seperti : kondisi dan faktor ekonomi yang

mempengaruhi, luasnya produksi, kebijaksanaan perusahaan dan sebagainya (Jumingan,

Page 3: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

9  

2006). Karena laporan keuangan tidak dapat menyediakan semua informasi yang mungkin

dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena laporan keuangan

memiliki keterbatasan-keterbatasan.

Menurut Munawir (2004 :9) keterbatasan laporan keuangan antara lain :

1. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan interim, yaitu laporan yang dibuat

antara waktu tertentu yang bersifat sementara, dan bukan merupakan laporan yang final.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam satuan moneter yang kelihatannya bersifat

pasti dan tepat, namun sebenarnya penyusunannya dilakukan dengan standar nilai yang

mungkin berbeda atau berbeda-beda. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going

concern sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai historis atau harga perolehannya.

Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku yang

belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai jualnya.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai

rupiah di masa lalu, dimana daya beli uang akan semakin menurun dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah

belum tentu menunjukkan unit yang dijual semakin besar.

4. Laporan keuangan tidak mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi

atau keadaan keuangan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan

uang

Page 4: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

10  

II.1.2. Unsur-unsur Laporan Keuangan

Dalam Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, laporan keuangan yang lengkap terdiri

dari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas,

serta Catatan Atas Laporan Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007).

Menurut Helfert (2003), neraca merupakan laporan yang menggambarkan kategori dan

jumlah aset, kewajiban serta modal perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan Munawir

(2004) menggambarkan Neraca sebagai laporan yang sistematis tentang aset, kewajiban serta

modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, sehingga tujuan neraca adalah untuk

menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu.

Munawir (2004) membagi neraca menjadi tiga bagian utama yaitu aset, kewajiban dan

ekuitas.

(1) Aset, merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan diperoleh

perusahaan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007). Aset mencakup kekayaan perusahaan, baik

berwujud maupun tidak berwujud, biaya dibayar di muka, serta penerimaan di masa yang

akan datang (piutang). Aset terdiri dari aset lancar dan aset tidak lancar.

(a) Aset lancar adalah uang tunai serta aset lainnya yang dengan mudah dicairkan atau

ditukarkan menjadi uang tunai, seperti piutang usaha, piutang wesel, investasi jangka

pendek, serta biaya dibayar di muka. Suatu aset akan dikategorikan sebagai aset

lancar jika diperkirakan akan dipergunakan atau dijual dalam jangka waktu siklus

operasi normal perusahaan, yaitu dalam waktu kurang dari 12 bulan dari tanggal

neraca.

Page 5: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

11  

(b) Aset tidak lancar adalah aset yang memiliki umur kegunaan jangka panjang dan tidak

akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan. Contohnya antara lain :

Investasi Jangka Panjang (saham, obligasi, dan aset tetap yang tidak digunakan untuk

kepentingan operasional perusahaan), Aset tetap (tanah, bangunan, kendaraan,

inventaris, mesin), aset tidak berwujud (hak cipta, goodwill), serta beban yang

ditangguhkan.

(2) Kewajiban, merupakan utang perusahaan di masa kini terhadap pihak lain yang timbul

dari peristiwa di masa lalu, yang penyelesaiannya akan mengakibatkan arus keluar dari

sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Sedangkan Munawir

(2004) mendefinisikan kewajiban sebagai sumber dana atau modal perusahaan yang

berasal dari pihak lain. Kewajiban dapat dibedakan menjadi Kewajiban lancar

(Kewajiban jangka pendek) dan Kewajiban jangka panjang.

(a) Kewajiban lancar yaitu utang perusahaan yang pelunasannya akan dilakukan dalam

jangka waktu satu tahun setelah tanggal neraca (contohnya : hutang dagang, hutang

pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang akan segera jatuh

tempo, serta penghasilan diterima dimuka).

(b) Sedangkan Kewajiban jangka panjang merupakan utang perusahaan yang waktu

jatuh temponya lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca, seperti : hutang obligasi,

hutang hipotik, serta pinjaman jangka panjang yang lain.

(3) Ekuitas merupakan hak residual pemilik perusahaan atas aset perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban. Yang termasuk dalam kategori ekuitas antara lain saham

biasa, saham preferen, ataupun setoran dari pemilik.

Page 6: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

12  

Laporan Perhitungan Laba-rugi merupakan laporan sistematis tentang penghasilan, biaya,

laba-rugi yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu, yang menggambarkan

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang digunakan untuk mencapai

hasil tersebut. Menurut Helfert (2003), laporan ini mencerminkan pengaruh keputusan

operasi manajemen terhadap kinerja perusahaan. Dalam laporan laba-rugi, terdapat bagian

yang menunjukkan :

(1) Penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan diikuti dengan harga pokok dari

usaha tersebut.

(2) Biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi dan

umum.

(3) Hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-

biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan.

Laporan Perubahan Ekuitas menunjukkan sumber dan perubahan yang terjadi pada

ekuitas perusahaan selama satu periode akuntansi. Perubahan yang terjadi diakibatkan oleh

adanya pengambilan pribadi, diperolehnya laba, dideritanya kerugian atau adanya setoran

pribadi.

Laporan perubahan ekuitas berisi antara lain :

• Modal awal yaitu modal awal tahun.

• Tambahan investasi pemilik, yaitu setoran modal dari pemilik selama satu periode

akuntansi.

• Laba atau rugi adalah hasil bersih perusahaan selama satu periode akuntansi.

Page 7: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

13  

• Pengambilan pribadi adalah pengambilan uang untuk keperluan pribadi pemilik

perusahaan selama satu periode akuntansi.

• Modal akhir adalah modal yang terdapat pada akhir tahun.

Laporan Arus Kas menyajikan informasi arus kas selama periode tertentu dan

diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan ini diperlukan

untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-

kewajibannya.

1. Arus Kas yang berasal dari aktivitas operasi, merupakan indikator yang menentukan

apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi

pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan

melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari

aktivitas ini terutama diperoleh dari transaksi dan peristiwa lain yang merupakan sumber

utama pendapatan perusahaan yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih,

seperti : (a) penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa, (b) penerimaan kas dari

royalti, komisi, dan pendapatan lain , (c) pembayaran kepada pemasok barang dan jasa,

atau (d) pembayaran gaji atau upah kepada pegawai.

2. Arus Kas yang berasal dari aktivitas investasi, mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas yang berhubungan dengan pendapatan atau arus kas di masa depan.

Beberapa contoh arus kas dari aktivitas ini antara lain : (a) pembayaran kas untuk

membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, (b) penerimaan kas

dari penjualan tanah, bangunan, atau peralatan, atau (c) perolehan saham atau instrumen

keuangan perusahaan lain.

Page 8: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

14  

3. Arus Kas yang berasal dari aktivitas pendanaan, berguna untuk memprediksi klaim

terhadap arus kas di masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh

arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah : (a) penerimaan kas dari emisi

saham atau instrumen modal lainnya, (b) pembayaran kas kepada para pemegang saham

untuk menarik atau menebus saham perusahaan, (c) penerimaan kas dari emisi obligasi,

pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya, (d) pelunasan pinjaman, (e) pembayaran

kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan

sewa pembiayaan (financial lease).

Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif yang menggambarkan

perubahan-perubahan yang terjadi yang tidak dapat dijelaskan di keempat laporan lainnya.

Antara lain mengungkapkan :

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang

dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

2. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK ataupun informasi tambahan yang tidak

disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas serta laporan perubahan ekuitas,

namun diperlukan dalam penyajian laporan keuangan secara wajar.

Page 9: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

15  

II.2. Analisa Laporan Keuangan

II.2.1. Arti dan Pentingnya Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses untuk mempelajari serta

menginterpretasikan laporan keuangan, sehingga dapat diperoleh pengertian dan pemahaman

yang dapat dimanfaatkan oleh penggunanya.

Analisa laporan keuangan menjadi penting karena, meskipun laporan keuangan

merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi

keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan, seperti yang

disebutkan oleh Higgins (2000) : “Accounting translates a company’s diverse activities into a

set of objective numbers that provide information about firm’s performance, problems, and

prospects. Finance involves the interpretation of these accounting numbers for assessing

performance and planning future actions”

Munawir (2004) menambahkan bahwa data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi

pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode

atau lebih, dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat

mendukung keputusan yang akan diambil.

Selain itu, Wild (2004) juga menyebutkan bahwa analisis laporan keuangan dapat

mengurangi penggunaan firasat, perkiraan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan bisnis,

ketidakpastian dalam analisis bisnis dapat dikurangi. Bagi pihak manajemen, analisa laporan

keuangan penting untuk dapat mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi dan

pengembangan karier. Bagi pemegang saham, analisa laporan keuangan penting untuk

mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan dan kenyamanan investasi. Bagi kreditor analisa

laporan keuangan digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi

Page 10: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

16  

hutang serta bunganya. Bagi pemerintah analisa laporan keuangan digunakan demi

kepentingan pajak serta persetujuan untuk go publik.

II.2.2. Prosedur Analisa Laporan Keuangan

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis laporan keuangan menurut

Prastowo dan Juliaty (2002 : 53) antara lain :

1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan, yaitu mencakup pemahaman

tentang bidang usaha perusahaan dan kebijakan akuntansi yan dianut dan diterapkan

perusahaan.

2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan, yaitu mencakup

informasi mengenai trend (kecenderungan) industri dimana perusahaan beroperasi;

perubahan teknologi; perubahan selera konsumen; perubahan faktor-faktor ekonomi

seperti perubahan pendapatan perkapita, tingkat bunga, inflasi dan pajak; dan perubahan

yang terjadi di dalam perusahaan, seperti perubahan posisi manajemen kunci.

3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan, untuk memastikan bahwa laporan

keuangan telah cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai

dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

4. Menganalisis laporan keuangan, dengan berbagai metode dan tehnik analisis yang ada

dan mengintepretasikan hasil analisis tersebut.

Page 11: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

17  

II.2.3. Metode dan Tehnik Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan dapat dibedakan menjadi analisa cross section dan analisa time

series. Analisa cross section membandingkan rasio keuangan perusahaan yang berbeda

dalam jangka waktu yang sama. Sedangkan analisa time series membandingkan kinerja

perusahaan yang sama melalui rasio keuangan dari suatu periode ke periode lainnya.

Menurut Prastowo dan Juliaty (2002) secara umum metode analisis laporan keuangan

dapat diklasifikasi menjadi :

1. Metode analisis horizontal, yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara

membandingkan laporan keuangan perusahaan untuk beberapa periode, sehingga dapat

diketahui perkembangan dan kecenderungannya.

2. Metode analisis vertikal, yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara

membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan periode

tertentu. Karena pos yang dibandingkan berada pada laporan keuangan yang sama, maka

disebut metode vertikal.

Sedangkan menurut Munawir (2004) Tehnik analisa laporan keuangan yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan antara lain :

1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, yaitu metode analisa dengan membandingkan

laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan : (a) Data absolut

atau jumlah dalam rupiah, (b) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, (c)

Kenaikan atau penurunan dalam presentase atau (d) Persentase total

Page 12: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

18  

2. Trend keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam presentase (trend precentage

analysis), yaitu metode analisa dengan mengukur kecenderungan kondisi keuangan

perusahaan.

3. Laporan dengan presentase per komponen atau common size statement, yaitu suatu

metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva

terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi

pembiayaan yang terjadi jika dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4. Analisa Sumber dan penggunaan modal kerja, yaitu suatu analisa untuk mengetahui

sumber-sumber penggunaan modal kerja dan penggunaannya serta sebab-sebab

perubahan modal kerja dalam periode tertentu.

5. Analisa Sumber dan penggunaan kas, yaitu suatu analisa untuk mengetahui sumber-

sumber penggunaan kas dan penggunaannya serta sebab-sebab perubahan jumlah kas

dalam periode tertentu.

6. Analisa Rasio, yaitu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu

dalam laporan keuangan.

7. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), yaitu suatu analisis untuk

mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode

yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk

periode tersebut.

8. Analisis break even, yaitu suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang baru

harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian,

Page 13: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

19  

tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break-event ini juga akan

diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

Munawir (2004) menggambarkan Analisa Ratio sebagai hubungan atau perbandingan

antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa

berupa ratio ini akan dapat memberi gambaran tentang posisi keuangan suatu perusahaan.

Rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :

1) Rasio Likuiditas, yang merupakan cara untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek. Perusahaan yang mampu untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih disebut perusahaan yang

‘likuid’, dan sebaliknya perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya pada saat ditagih disebut perusahaan yang ‘illikuid’. Rasio

Likuiditas antara lain mencakup Current Ratio, Quick Ratio, Acid Test Ratio, serta

Working capital to total assets ratio

2) Rasio Aktivitas, yang mengukur seberapa cepat perusahaan menghasilkan

pendapatan serta sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber

dayanya, yaitu antara lain Total assets turnover, Receivable turnover, Periode

Pengumpulan Piutang, Inventory Turn Over, Average Days in Inventory, Working

capital Turnover.

3) Rasio Leverage, yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai

oleh hutang, yaitu antara lain Debt to Equity Ratio, Debt to Total Asset Ratio,

Long-term debt to equity ratio, Tangible assets debt coverage, Time Interest

Earned Ratio.

Page 14: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

20  

4) Rasio Profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari

modalnya selama periode tertentu. Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan

kesuksesan dan kemampuan menggunakan modal kerjanya secara efektif. Rasio

Profitabilitas antara lain mencakup : Gross Profit Margin, Operating Profit Margin,

Operating ratio, Net Profit Margin, Earning power of total investment, Net earning

power ratio, Rate of return for the owners

II.2.3.1. Rasio Likuiditas

Rasio ini mengukur kemempuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka

pendeknya. Rasio-rasio yang sering digunakan menurut Munawir (2004) antara lain :

1. Current Ratio

Current Asset

= ----------------------------- X 100%

Current Liabilities

Current Ratio digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka

pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek

dapat dipenuhi oleh aset lancar yang diperkirakan dapat dijadikan uang tunai dalam periode

yang sama dengan jatuh tempo hutang.

2. Quick Ratio

Current Asset - Inventory

= ----------------------------------- X 100%

Current Liabilities

Page 15: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

21  

Quick Ratio menunjukkan kemampuan aset lancar yang paling likuid untuk menjamin

kewajiban lancar

II.2.3.2. Rasio Aktivitas

Rasio ini menggambarkan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber

daya yang ada. Rasio-rasio aktivitas yang sering digunakan antara lain :

1. Inventory Turnover Ratio

Sales

= ------------------

Inventory

Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.

Rasio ini digunakan untuk menilai efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa

baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.

2. Fixed Asset Turnover

Sales

= ----------------------

Net Fixed Assets

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam dalam aset tetap, seperti

bangunan dan kendaraan, dalam menghasilkan penjualan.

3. Total Asset Turnover

Sales

= ----------------------

Total Assets

Page 16: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

22  

Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka

menghasilkan penjualan. Jika perputarannya lambat, menunjukkan bahwa aktiva yang

dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menghasilkan laba

II.2.3.3. Rasio Leverage

Rasio ini menggambarkan hubungan antara kewajiban perusahaan terhadap modal

maupun aset. Rasio-rasio leverage yang sering digunakan antara lain :

1. Debt to Total Asset Ratio

Total Debt

= ------------------- x 100%

Total Assets

Rasio ini memperlihatkan perbandingan antara total kewajiban yang dimiliki dengan total

aset yang dimiliki. Semakin tinggi presentasinya, cenderung semakin besar resiko

keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham.

2. Debt to Equity Ratio

Total Debt

= -------------------- x 100%

Total Equity

Rasio ini memperlihatkan perbandingan antara total kewajiban yang dimiliki dengan total

ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri

perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya

Page 17: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

23  

II.2.3.4. Rasio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin

Gross Profit

= ------------------------- x 100%

Sales

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan

menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasional lainnya. Dengan informasi ini, manajemen

dapat melakukan pengendalian terhadap pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya

operasional lainnya.

2. Operating Profit Margin

Operating Profit

= ------------------------- x 100%

Sales

Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dan mengukur seberapa banyak

keuntungan bisa dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

3. Net Profit Margin

Net Income

= ------------------------- x 100%

Sales

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan

Page 18: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

24  

4. Return on Investment

EBIT

= ------------------------- x 100%

Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba

sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aset.

II.3. Kinerja Perusahaan

II.3.1. Konsep Kinerja

Kinerja perusahaan menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya dan

tujuan pemilik perusahaan serta penyetor modal. Kinerja merupakan suatu konsep dasar yang

bersifat umum yang sulit untuk diungkapkan secara eksplisit. Namun kinerja dapat diartikan

sebagai hasil yang dicapai oleh suatu perusahaan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Kinerja dapat diukur berdasarkan indikator yang dapat berasal dari dalam organisasi

(internal data, seperti data-data keuangan, laporan penjualan, dan data internal lain) ataupun

dari luar organisasi (eksternal data, seperti popularitas produk, harga saham, ataupun nama

baik perusahaan). Namun secara umum, kinerja perusahaan dapat diindikasikan baik apabila

dalam perusahaan terjadi peningkatan yang wajar dalam keuntungan, serta perputaran

penjualan, serta adanya kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007)

dikatakan bahwa :

Page 19: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

25  

“penghasilan bersih (laba) sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai

dasar bagi pengukuran kinerja seperti dalam imbal hasil investasi (return on investment) atau

laba per saham (earnings per share)”

Menurut Helfert (2003), keberhasilan operasi, kinerja, dan kelangsungan hidup

perusahaan dalam jangka panjang dapat dihasilkan dari banyak keputusan individual yang

dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, setiap keputusan yang diambil

akan menyebabkan suatu dampak ekonomi dan keuangan yang dapat berupa dampak yang

lebih baik ataupun lebih buruk. Karenanya dalam menilai kinerja perusahaan perlu

memperhatikan efek keuangan dan efek ekonomi kumulatif dari keputusan-keputusan itu.

II.3.2. Metode Analisa Kinerja

Terdapat berbagai metode untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Menurut Munawir

(2004), kinerja suatu perusahaan dapat diukur melalui analisa laporan keuangan yang

meliputi antara lain : (1) Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, (2) Analisa trend

keuangan perusahaan, (3) Laporan dengan presentase per komponen atau common size

statement, (4) Analisa Sumber dan penggunaan modal kerja, (5) Analisa Sumber dan

penggunaan kas, dan (6) Analisa Rasio.

Selain itu, kinerja perusahaan juga dapat dilihat melalui nilai pasar ekuitas perusahaan.

Seperti disebutkan oleh Brealey (2001) : “The book value of the company’s equity is equal to

the total amount that the company has raised from it’s shreholder or retained and reinvested

on their behalf. If the company has successful performance, the market value of the equity

will be higher than the book value.”

Page 20: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

26  

Sedangkan menurut Weston, Shastri dan Copeland (2004), terdapat tiga rasio untuk

menilai kinerja perusahaan, yaitu :

1. Rasio-rasio profitabilitas, yang mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil

pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio yang digunakan antara

lain : Operating Profit Margin, Return on asset, Profit margin on sales, dan Return on

equity.

2. Rasio-rasio pertumbuhan, yang mengukur sebaik apa perusahaan mempertahankan posisi

ekonomisnya dalam industri.

3. Rasio-rasio penilaian, yaitu ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu

perusahaan karena mencerminkan pengaruh gabungan dari rasio hasil pengembalian dan

resiko. Rasio yang digunakan antara lain : Price to earnings ratio dan Market to book

ratio.

Namun, tehnik analisis yang digunakan haruslah sesuai dengan tujuan spesifik analisis

dan kepentingan pengguna laporan keuangan. Pemilik perusahaan akan lebih menginginkan

analisa terhadap profitabilitas, disposisi laba, trend keuangan serta kinerja pasar. Sedangkan

kreditor akan lebih memperhatikan analisa likuiditas, leverage keuangan, dan jasa hutang.

Sehingga rasio-rasio tersebut bukan merupakan sebuah kriteria atau jawaban yang mutlak,

karena setiap hasil yang diperoleh bersifat relatif dan kondisi perusahaan yang satu akan

sangat berbeda dengan kondisi perusahaan yang lain.

Page 21: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

27  

II.3.3. Hubungan antara Kinerja Perusahaan dengan Analisa Laporan Keuangan

Ketika para pemilik kepentingan (stakeholders) ingin mengetahui kinerja suatu

perusahaan, mereka akan menggunakan laporan keuangan sebagai alat untuk mengukur

kondisi keuangan perusahaan. Seperti yang disebutkan oleh Helfert (2003 : 107): “When we

wish to assess the performance of a business, we’re looking for ways to measure the financial

and economic consequences of past management decisions that shaped investments,

operations, and financiang over time.”

Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari

laporan keuangan tersebut dapat diketahui keadaan finansial dan hasil-hasil yang telah

dicapai perusahaan selama periode tertentu, yaitu dengan melakukan analisis atau interpretasi

terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan ini dapat menunjukkan kondisi

keuangan dari hasil-hasil operasi perusahaan dengan melihat hubungan dari berbagai pos

pada laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui prestasi dan kelemahan

yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan

perusahaan dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa :

1) Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yaitu dengan cara melakukan

analisis atau interpretasi terhadap laporan keuangan.

2) Kinerja perusahaan merupakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan, untuk membantu mereka dalam proses

pengambilan keputusan

Page 22: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

28  

3) Hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kondisi keuangan di masa

yang akan datang dan membantu proses pengambilan keputusan.

II.4. Pengaruh Fluktuasi Valuta Asing dan Harga Bahan Bakar Minyak terhadap

Kinerja Perusahaan dalam Laporan Keuangan

Dalam perusahaan terdapat dua jenis perdagangan, yaitu perdagangan lokal (dlaam negri)

serta perdagangan internasional, yang dapat dibedakan menjadi ekspor dan impor. Ekspor

adalah penjualan barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu negara ke negara lain.

Sedangkan impor adalah pembelian barang atau jasa dari negara lain. Di Indonesia, naik

turunnya nilai perdagangan, baik lokal maupun internasional sangat dipengaruhi oleh situasi

dan kondisi dalam negeri. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah daya beli

masyarakat, nilai suku bunga, inflasi dan situasi keamanan yang terkait dengan situasi politik.

Ruli Satya Dharma (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh Fluktuasi Dolar

Amerika Serikat terhadap Total Impor Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan kurs dolar

AS berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap total impor Indonesia. Ketika

kurs valuta asing meningkat, biaya impor dan penjualan ekspor perusahaan juga akan

meningkat. Dan sebaliknya ketika kurs valuta asing mengalami penurunan, biaya impor dan

penjualan ekspor perusahaan juga akan menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

fluktuasi kurs valuta asing akan mempengaruhi penjualan serta keuntungan perusahaan di

tahun berjalan, dan mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan, karena secara umum,

kinerja perusahaan dapat diindikasikan baik apabila dalam perusahaan terjadi peningkatan

yang wajar dalam keuntungan, serta perputaran penjualan.

Page 23: Bab II Landasan Teori II.1. Laporan Keuangan Arti dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00055-AK Bab 2.pdfdari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Ekuitas,

 

29  

Demikian pula fluktuasi harga bahan minyak. Kenaikan harga bahan minyak

menyebabkan peningkatan biaya produksi dan operasional lainnya yang harus dikeluarkan

oleh perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini didukung oleh

penelitian Agus Hermawan, Dian Yuwono dan Abdul Choliq (2005) yang meneliti hubungan

antara kenaikan harga BBM terhadap kinerja usaha ayam broiler. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM memicu naiknya biaya produksi usaha dan

menurunkan keuntungan finansial peternak. Hasil penelitian ini juga didukung oleh

penelitian Amirudin Syam, Dewi Sahara dan Dahya (2007) yang menunjukkan bahwa

kenaikan harga BBM berdampak terhadap perubahan kinerja pada semua aspek ekonomi,

terutama sektor pertanian.