bab ii landasan teori a. tinjauan pustaka · 12 2. senam lantai pada senam lantai gerakan dasarnya...

47
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Senam Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motor ability). Lewat berbagai kegiatan, siswa yang terlibat senam akan berkembang daya tahan otot, kekuatan, power, kelentukan, koordinasi, kelincahan, serta keseimbangan. Demikian pula dengan pola geraknya. Senam kependidikan mengembangkan pola gerak senam yang paling banyak mendasari keterampilan senam. Sejauh ini ada tujuan pola gerak yang sifatnya dominan dalam keterampilan senam antara lain : 1) pendaratan (landings), 2) posisi statis (static position), 3) gerak berpindah (locomotion), 4) ayunan (swings), 5) putaran (rotations), 6) lompatan (springs), 7) layangan dan ketinggian (flight and hight) Agus Mahendra ( 2001 : 21 ). Program senam dapat pula menyumbang pada pengayaan perbendaharaan gerak pada pesenamnya. Dasar dasar senam akan sangat baik dalam mengembangkan penelusuran ( alignment ) tubuh,penguasaan dan kesadaran tubuh secara umum, dan keterampilan senam. Kemampuan yang dikembangkan ketika mengikuti kegiatan senam bersifat fundamental terhadap gerak secara umum. Dalam kaitan senam dapat dianggap membantu siswa mempersiapkan diri agar berhasil pada cabang olahraga lainya. Menurut Gabbard, Leblacc Lowy yang dikutip Sukintaka (1992:11) mengatakan dasar-dasar fundamental ada tiga antara lain: 1) Lokomotor, 2) Nonlokomotor, dan 3) Manipulatif. Ketika jenis gerak saling berkaitan dan juga ketiga jenis gerak ini akan dilakukan baik secara tunggal, maupun secara gabungan, baik itu dilakukan dalam senam maupun gerak yang dilakukan mulai dari sederhana munuju gerak yang komplek. Cabang olahraga senam merupakan cabang olahraga yang berbeda dengan voli, sepak bola, bulu tangkis, yang merupakan bagian dari cabang olahraga permainan. Senam adalah cabang olahraga yang memiliki dominan (ranah) dengan batasan-batasan tertentu dan memiliki kaidah tersendiri, pada dasarnya semua senam cabang olahraga memerlukan gerakan-gerakan senam cabang olahraga, sehingga 9

Upload: doanduong

Post on 16-Aug-2019

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Senam

Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam

mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motor ability). Lewat

berbagai kegiatan, siswa yang terlibat senam akan berkembang daya tahan otot,

kekuatan, power, kelentukan, koordinasi, kelincahan, serta keseimbangan. Demikian

pula dengan pola geraknya. Senam kependidikan mengembangkan pola gerak

senam yang paling banyak mendasari keterampilan senam. Sejauh ini ada tujuan pola

gerak yang sifatnya dominan dalam keterampilan senam antara lain : 1) pendaratan

(landings), 2) posisi statis (static position), 3) gerak berpindah (locomotion), 4)

ayunan (swings), 5) putaran (rotations), 6) lompatan (springs), 7) layangan dan

ketinggian (flight and hight) Agus Mahendra ( 2001 : 21 ).

Program senam dapat pula menyumbang pada pengayaan perbendaharaan

gerak pada pesenamnya. Dasar – dasar senam akan sangat baik dalam

mengembangkan penelusuran ( alignment ) tubuh,penguasaan dan kesadaran tubuh

secara umum, dan keterampilan senam. Kemampuan yang dikembangkan ketika

mengikuti kegiatan senam bersifat fundamental terhadap gerak secara umum. Dalam

kaitan senam dapat dianggap membantu siswa mempersiapkan diri agar berhasil

pada cabang olahraga lainya.

Menurut Gabbard, Leblacc Lowy yang dikutip Sukintaka (1992:11)

mengatakan dasar-dasar fundamental ada tiga antara lain: 1) Lokomotor, 2)

Nonlokomotor, dan 3) Manipulatif. Ketika jenis gerak saling berkaitan dan juga

ketiga jenis gerak ini akan dilakukan baik secara tunggal, maupun secara gabungan,

baik itu dilakukan dalam senam maupun gerak yang dilakukan mulai dari sederhana

munuju gerak yang komplek.

Cabang olahraga senam merupakan cabang olahraga yang berbeda dengan

voli, sepak bola, bulu tangkis, yang merupakan bagian dari cabang olahraga

permainan. Senam adalah cabang olahraga yang memiliki dominan (ranah) dengan

batasan-batasan tertentu dan memiliki kaidah tersendiri, pada dasarnya semua senam

cabang olahraga memerlukan gerakan-gerakan senam cabang olahraga, sehingga

9

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

10

senam dapat disebut sebagai salah satu induk dari olahraga.Untuk memberi batasan

tentang senam sangatlah sulit. Oleh sebab itu, semua pengertian dan bidang yang

terkandung di dalamnya harus tercakup.Namun demikian, batasan dan ruang lingkup

senam harus ada agar arti katanya tidak meragukan. Sebagai parameter tentang ciri

dan kaidah senam adalah sebagai berikut: 1) Gerakan selalu dibuat atau diciptakan

dengan sengaja, 2) gerak yang dilakukan harus berguna untuk mencapai tujuan

tertentu (meningkatkan kelentukan, sikap, dan gerak / keindahan tubuh, menambah

ketrampilan, menigkatkan kesehatan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan

berencana, disusun dan sistematis (Imam Hidayat, 1979 :4). Berdasarkan cirri-ciri

tersebut, maka senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan

berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

pribadi secara harmonis.

Setiap orang yang melakukan aktivitas olahraga biasanya memulai dengan

gerakan-gerakan senam sebagai bagian awal kegiatan atau pemanasan. Aktivitas ini

bukanlah bagian dari olahraga tersebut, melainkan senam pembentukan atau

normalisasi yang bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi dan inti cabang

olahraga (Sukiyo dan Sumanto, 1992:10).

Menurut Priesminth dalam Sumanto (1992:12) senam adalah suatu bentuk

(seni) latihan yang bermakna atau bertujuan untuk memastikan (memantapkan)

dalam latihan. Sementara itu Halsey dan Johnson dalam Sumanto (1992 : 13)

menyebutkan bahwa senam adalah bentuk kegiatan jasmani untuk mengembangkan

kekuatan tubuh yang bermaksud untuk latihan. Berdasar pada beberapa pendapat

tersebut, maka senam dapat disimpulkan sebagai suatau gerakan yang diciptakan

dengan sengaja, disusun secara sistematis dengan tujuan untuk membentuk dan

mengembangkan pribadi serta untuk optimalisasi kebugaran dan membentuk tubuh

secara harmonis serta indah. Senam sebagai salah satu bentuk kegiatan latihan

jasmani mempunyai ruang lingkup dan batas – batas tersendiri. Hal ini menunjukkan

bahwa senam berbeda dengan cabang-cabang olahraga lainnya.

Selanjutnya untuk mendefinisikan senam tidaklah mudah, karena kekhususan

yang dikandungnya terdapat keluasan makna yang ingin dicakup sesuai dengan

perkembangan berbagai aliran dan jenis senam dewasa ini. Menurut Agus Mahendra

( 2000 : 9 ) mendefinisikan senam sebagai latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

11

dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis

dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan ketrampilan dan

menanamkan nilai-nilai keterampilan dan menanamkan nilai nilai mental spiritual.

Imam Hidayat, Piter Panggabean dan Imam Soeyoedi dalam Mahmudi Soleh

( 1992 : 8 ) berpendapat bahwa , senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan

diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk

dan mengembangkan pribadi secara harmonis. Sedangkan Mahmudi Soleh ( 1992 : 8

) berpendapat senam adalah suatu bentuk (seni) latihan tubuh yang bermaksud untuk

memastikan (memantapkan) dalam berlatih dibangun pola gerak yang lengkap mulai

dari gerak lokomotor, non lokomotor dan gerakan manipulatif. Diuraikan pula senam

adalah suatu latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani yang membutuhkan

kekuatan, keseimbangan, kelentukkan dan keterampilan yang dilaksanakan dengan

cara berirama ( art performance ).

Dari bebagai pendapat di atas, maka tidak dapat disangkalkan bahwa senam

adalah suatu kegiatan fisik yang sangat kaya dengan struktur gerakannya. Melalui

berbagai gerakan senam, maka murid-murid diklasifikasikan menjadi ketrampilan

sekaligus serial ( jika dibuat rangkaian gerakan ). Hal ini jelas bahwa peningkatan

program senam berarti meningkatkan penguasaan murid-murid terhadap dasar-dasar

elementer senam untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan yang lebih luas dan

tinggi, karena prinsip-prinsip latihan senam tersebut memberikan rangsangan pada

semua system organ tubuh seperti : aerobic, anaerobic, power, endurance, dan

cardiovascular termasuk berbagai bentuk motorik. Dalam arti bahwa pengembangan

motorik adalah prinsip kontinyuitas dan berlangsung sepanjang hidup sebagai proses

yang berkesinambungan.

Atas dasar ini maka guru pendidikan jasmani ,olahraga dan kesehatan harus

memahami berbagai struktur gerakan yang terdapat pada senam, agar tidak

menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran. Menurut Phil Yanuar Kiram (

1992 : 52 ) bahwa tanpa memahami tentang struktur dasar gerakan akan timbul

masalah antara lain : (a) Guru tidak akan dapat menentukan secara jelas pada bagian

manakah letak sebenarnya suatu kesalahan gerakan. (b) Berkaitan dengan hal di atas

,tentu guru tidak akan dapat memberikan koreksi gerakan dengan baik, karena tidak

mengetahui secara jelas dimana sebenarnya terjadi kesalahan tersebut.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

12

2. Senam Lantai

Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda,

kayang, handstand, handspring, salto, flic-flac, round off, dan neck kip. Untuk

menjadi pesenam yang baik diharapkan sejak awal para pesenam sudah memiliki

modal berupa kekuatan, kecepatan, keseimbangan, dan komponen kondisi fisik yang

lain ( Saleh, 1992 : 28 ).

Senam lantai atau senam ketangkasan merupakan bagian integral dari

cabang olahraga senam secara keseluruhan, yang biasa dilakukan dan dilombakan

oleh anak-anak dan orang dewasa yang terlatih. Untuk dapat melakukan senam

ketangkasan atau senam lantai diperlukan keterampilan gerak tinggi, koordinasi

gerakan yang matang, keberanian, percaya diri yang tinggi, keuletan, ketangkasan

dan kekuatan, maka dari itu untuk melakukan senam lantai atau senam ketangkasan

dilakukan latihan yang terencana dan sistimatis untuk dapat mencapai tujuan dari

pembelajaran khususnya, serta dapat menghasilkan atlet-atlet senam yang handal

umumnya. Menurut asal katanya senam itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

”Gymnos” serta ”Gymnastique” dari bahasa Perancis, Gymnos sendiri menurut arti

katanya adalah ”telanjang”. Menurut sejarahnya senam pada jaman dulunya memang

dilakukan dengan telanjang dan wanita tidak diperbolehkan melihat, senam

dilakukan dengan telanjang ini dimaksudkan untuk mendapatkan gerakan-gerakan

yang maksimal tanpa ada pakaian yang mengganggu.

Senam lantai atau senam ketangkasan merupakan aktivitas jasmani yang

efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-

gerakan senam lantai sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan. Gerakannya merangsang perkembangan komponen

kebugaran jasmani, seperti kekuatan dan daya otot, kelenturan juga keseimbangan

dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu senam juga berpotensi mengembangkan

keteraturan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan keterampilan

tertentu suatu cabang olahraga.

Konsep dasar senam lantai atau senam ketangkasan adalah suatu bentuk

gerakan-gerakan tubuh yang direncanakan dan disusun secara teratur dengan tujuan

untuk memperbaiki sikap dan bentuk badan, membina dan meningkatkan kesegaran

jasmani, serta membentuk dan mengembangkan keterampilan serta kepribadian yang

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

13

selaras. Dalam memahami definisi dan arti senam, kesulitan lainnya timbul manakala

kita ingin membagi senam ke dalam jenis-jenisnya. Untuk lebih memudahkan

penjenisan senam, alangkah baiknya kita ikuti pengelompokan senam yang dibuat

oleh FIG (Federation International de Gymnestique) yang di Indonesiakan menjadi

Federasi Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok

yaitu: 1) Senam artistik (artistic gymsnastics) 2) Senam ritmik sport(sportive

rytmic gymnastics) 3) Senam aerobic sport (sport aerobic )4) Senam akrobotik

(acrobatic gymbastics )5) Senam trampolin (trampolinning) 6) Senam umum

(general gymnastics)

Disiplin / nomor pada cabang olahraga senam yang sudah ada kepengurusannya di

Indonesia terdiri atas: 1) Artistik putra 2). Artistik putri 3). Rithmic 4) Sport

aerobic 5) General Gymnatic ( non kompetisi ).

Senam dapat dibedakan dari olahraga yang lainnya oleh seperangkat pola

gerak dominannya yang unik. Kesemua pola gerak dominannya itu adalah:

1) Pendaratan.(landing) 2) Posisi Statis (static position) 3) Gerak berpindah

tempat (lokomotor) 4) Ayunan (swings) 5) Putaran (rotation) 6) Tolakan (spring)

7) Layangan dan ketinggian (flight and hight)

1. Pendaratan

Pendaratan diartikan secara luas sebagai penghentian gerak yang terkontrol dari

tubuh yang sedang melayang turun. Pendaratan ini bisa dilakukan pada kedua kaki,

kedua tangan, pada bagian tubuh lain, misalnya punggung, atau gabungan dari

beberapa bagian di atas.

2. Posisi Statis

Statis berarti diam atau seimbang. Tubuh yang sedang dalam posisi diam adalah

tubuh yang sedang ada dalam posisi seimbang. Artinya, pada saat demikian, titik

pusat berat tubuh sedang tidak bergerak, dan tersebar merata pada dasar tumpuannya.

Dilihat dari jenis gerakannya, posisi statis bisa dibedakan menjadi beberapa posisi,

yaitu posisi bertumpu, posisi menggantung, dan posisi keseimbangan. Kesemua

posisi tersebut pada dasarnya dilandasi oleh penempatan titik pusat berat tubuh

dikaitkan dengan posisi tubuh secara keseluruhan pada dasar tumpuannya.

3. Gerak Berpindah ( Lokomotor )

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

14

Lokomotor dapat diartikan sebagai berulang-ulang memindahkan tubuh atau gerak

tubuh atau anggota tubuh yang menyebabkan tubuh berpindah tempat. Kedalam

gerak lokomotor ini bisa dimasukkan gerak-gerak seperti berjalan, berlari, melompat,

berjingkrak, berderap, merangkak, merayap, memanjat, atau gerak-gerak

keterampilan senam seperti berguling, baling-baling, handspring, dll.

4. Ayunan

Ayunan adalah suatu gerak melingkar (circular movement) yang berporos eksternal.

Dilihat dari jenisnya, ayunan bisa dilakukan dari posisi menggantung atau dari posisi

bertumpu.

5. Putaran

Putaran adalah gerak melingkar yang berporos internal. Dilihat dari jenisnya, maka

jenis putaran ditentukan oleh jenis porosnya, yang bisa dibedakan ke dalam tiga

macam poros, yaitu poros transversal, longitudinal, dan medial.

6. Tolakan

Tolakan dapat dilihat sebagai situasi ketika seseorang melontarkan dirinya ke udara.

Oleh karena itu jenis tolakan caranya orang itu memilih bagian tubuhnya sebagai alat

pelontar, apakah kaki, tangan, atau kombinasi keduanya.

7. Layangan dan Ketinggian

Layangan adalah peristiwa saat tubuh sedang berada di udara, terbebas dari kontak

dengan alat atau permukaan tanah. Sedangkan ketinggian adalah besarnya jarak

antara titik berat tubuh dengan permukaan tanah.

Proses pembelajaran senam lantai / senam ketangkasan.

1. Berguling/Roll

a. Berguling ke depan (Front Roll)

Berguling ke depan atau Forward Roll sering juga disebut dengan kop roll.

Sebelum dapat melakukan gerakan roll secara keseluruhan terlebih dahulu harus

diberikan latihan bagian perbagian yang mengarah pada gerakan secara

keseluruhan, sehingga siswa akhirnya dapat mempraktekkan dengan sempurna.

Berikut ini adalah tehnik memberikan latihan untuk melakukan roll depan:

1) Latihan menggulingkan badan dengan bulat

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

15

Pada tahap latihan ini diawali dengan posisi jongkok, kedua kaki

rapat, kedua tumit diangkat, kedua lutut ditekuk, badan dibulatkan, kedua

tangan memeluk lutut, dagu rapat pada dada. Gerakan selanjutnya adalah

gulingkan badan ke belakang, dengan cara menjatuhkan kedua tumit lebih

dulu ke matras / permadani, meyusur ke pinggul, pinggang, punggung, dan

berakhir pada pundak, kemudian cepat jongkok kembali. Pada waktu

berguling maupun jongkok kembali, badan tetap bulat, kedua tangan tetap

memeluk lutut, dan dagu tetap rapat ke dada.

Gambar 2.1 Latihan menggulingkan badan

2) Latihan mengangkat pinggul dan memindahkan berat badan

Seperti posisi latihan sebelumnya, untuk latihan ini posisi awal masih

sama yaitu jongkok, kedua kaki rapat, kedua tumit diangkat, kedua lutut

ditekuk. Kedua telapak tangan diletakkan pada matras, dengan kedua lengan

sejajar bahu, jaraknya kira-kira antara 30 – 40 cm dari ujung kaki. Pandangan

ke depan. Setelah itu dilanjutkan dengan meluruskan kedua lutut, angkat

pinggul ke atas hingga seluruh kaki lurus dan tumit terangkat. Kemudian,

pindahkan / dorongkan badan ke depan, hingga berat badan berada pada kedua

belah tangan, kepala mengikuti gerakan badan, mata melihat ujung kaki.

Pertahankan sikap ini selama 8 – 10 detik (antara 8 – 10 hitungan). Lakukan

latihan ini berulang-ulang, hingga kedua tangan benar-benar dapat menahan

berat badan. Apabila kedua tangan itu sudah benar-benar dapat menahan berat

badan, maka latihan dilanjutkan dengan membengkokkan kedua siku ke

samping.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

16

Gambar 2.2 Latihan mengangkat pinggul dan memindahkan berat badan

3) Latihan meletakkan pundak

Untuk latihan ini sama seperti latihan mengangkat pinggul, hanya kedua

kaki dibuka, kemudian angkat pinggul ke atas hingga kedua kaki lurus, dan

tumit terangkat. Setelah itu dorong badan ke depan, hingga berat badan berada

pada kedua tangan. Selanjutnya, bengkokkan siku ke samping, masukkan

kepala di antara dua tangan dan usahakan sampai pundak seluruhnya kena pada

matras, kemudian, kembali kesikap permulaan lagi. Lakukan latihan ini secara

berulang-ulang hingga dapat meletakkan pundak pada matras dengan lebih

lancar, dengan demikian kepala tidak akan kena pada matras. Bila badan

berguling, segera lipat kedua lutut, hingga badan berbentuk bulat.

Gambar 2.3 Latihan meletakkan pundak pada matras

4) Rangkaian gerakan berguling ke depan secara keseluruhan

Untuk melakukan gerakan berguling ke depan langkah pertama adalah

jongkok, kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua tumit diangkat, kedua telapak

tangan sejajar dengan bahu dan diletakkan pada matras di depan badan (30 –

40cm) dari ujung kaki, dengan posisi telapak tangan atau jari-jari terbuka, ini

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

17

dimaksudkan untuk meminimalisir atau mencegah cedera pada pergelangan

tangan, pandangan ke depan.

Gerakannya:

Angkat panggul ke atas hingga kedua kaki lurus, pandangan ke belakang,

dorong badan pelan-pelan ke depan, bersamaan dengan membongkokkan

kedua Siku kesamping, masukkan kepala diantara 2 tangan hingga pundak

seluruhnya kena pada matras. Pada saat seluruh pundak kena matras, badan

segera didorong ke depan dengan kedua lutut dilipat, dan kedua tangan segera

memeluk lutut.

Sikap akhir :

Jongkok, kedua kaki rapat, kedua tumit diangkat, kedua tangan lurus kedepan

serong ke atas sejajar bahu kemudian berdiri tegak.

Gambar 2.4 Rangkaian Gulingan ke depan

Cara memberikan pertolongan

Pada saat memberikan materi pembelajaran ini, tidak semua siswa mampu atau

dapat melakukan dengan benar, bahkan sering juga ada anak didik yang tidak mau

melakukan dengan alasan takut. Untuk menghindari atau menyakinkan pada siswa

berani dan mau mempraktekkan senam lantai adalah dengan diberikan

pertolongan. Disini fungsi seorang guru benar-benar diperlukan, maka dari itu

seorang guru harus mampu menguasai tehnik atau tindakan didaktis dengan baik,

sehingga anak berani mempraktekkan dan akhirnya dapat melakukan dengan

gerakan yang baik dan benar. Berikut adalah cara-cara memberikan pertolongan

untuk melakukan / mempraktekkan gerakan guling ke depan:

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

18

Sikap guru yang akan memberikan pertolongan

Berdiri pada salah satu lutut yaang terkuat (biasanya lutut kaki kanan),

kaki kiri ditempatkan sedemikian rupa dengan posisi lutut dibengkokkan,

sehingga keseimbangan dapat terjaga dengan baik. Telapak tangan kanan

diletakkan pada bagian pundak atau belakang leher anak yang akan melakukan

gerakan, sedangkan tangan kiri diletakkan pada paha atas bagian belakang.

Gerakannya, pada saat anak yang akan melakukan gerakan memasukkan

kepalanya diantara kedua tangannya, segera berikan bantuan dengan mendorong

lehernya ke arah matras, dan bersamaan dengan itu tangan kiri mendorong paha

ke depan, kemudian tangan kanan mengangkat pundak ke atas depan. Dengan

demikian badan anak yang berguling ke depan dan terangkat dan kepala tidak

kena matras.

b. Berguling ke belakang (Back Roll)

Sama halnya dengan berguling ke depan, berguling ke belakang juga

memerlukan latihan bagian perbagian. Berikut latihan untuk berguling ke

belakang.

(a) Latihan menarik kedua lutut dan mengangkat pinggul

Posisi awal yang harus dilakukan untuk latihan tahap ini adalah tidur terlentang,

kedua kaki rapat dan lurus ke belakang, kedua lengan di samping badan,

kemudian tekuk kedua lutut dan tarik ke dekat dada, hingga pinggul terangkat.

Kedua lengan tetap menahan di samping badan. Lakukan gerakan ini secara

berulang-ulang hingga lancar.

Gambar 2.5 Latihan menarik lutut dan mengangkat pinggul

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

19

(b) Latihan menarik kedua lutut, mengangkat pinggul-pinggang- punggung, dan

meletakkan kedua ujung kaki pada matras di belakang kepala.

Untuk posisi awal pada tahap latihan ini masih sama seperti di atas yaitu dengan

tidur telentang, gerakannya adalah tekuk kedua lutut dan tarik ke dekat dada,

hingga pinggul, pinggang, dan punggung terangkat. Kemudian, usahakan kedua

ujung kaki dikenakan pada matras di belakang kepala. Kedua lengan tetap

menahan di samping badan. Lakukan berulang-ulang hingga lancar.

Gambar 2.6 Latihan meletakkan kedua ujung kaki di belakang kepala.

Apabila latihan gerakkan menarik kedua lutut dan meletakkan kedua

ujung kaki telah dapat dilakukan dengan lancar, cepat, tepat, dan luwes, serta

dapat menjaga keseimbangannya, coba lakukan latihan berikut ini:

Posisi sama seperti pada kedua latihan di atas. Bersamaan dengan menekuk dan

menarik lutut, kedua telapak tangan dan siku dilipat / ditekuk dan diletakkan

pada matras di samping telinga. Jari-jari tangan menuju ke pundak dan ibu jari

tangan menuju ke telinga. Kemudian, segera letakkan kedua ujung kaki pada

matras di belakang kepala. Pada saat kedua ujung kaki kena pada matras di

belakang kepala, tekankan kedua tangan pada matras hingga lurus sambil

menarik pinggul ke belakang, dan lutut dibengkokkan. Dengan demikian, kepala

dan badan akan terangkat, dan secara tidak langsung kita sudah berguling ke

belakang. Kemudian diakhiri dengan posisi jongkok, kedua kaki rapat, kedua

tumit diangkat, kedua telapak tangan pada matras, kedua lengan lurus sejajar

bahu, dan pandangan ke depan.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

20

Gambar 2.7 Latihan berguling ke belakang dari sikap tidur

(c) Rangkaian gerakkan berguling ke belakang secara keseluruhan

Setelah melakukan latihan berguling ke belakang bagian perbagian, berikut

rangkaian gerakan berguling ke belakang secara utuh, diawali dari sikap

permulaan yaitu : jongkok, kedua kaki rapat, kedua tumit diangkat, kedua

telapak tangan dengan siku ditekuk berada di atas bahu di samping telinga dan

kedua telapak tangan menghadap ke atas, dagu dirapatkan ke dada.

Gerakannya,gulingkan badan ke belakang, yang dimulai dari menjatuhkan

kedua tumit ke matras, kemudian menyusur ke pinggul, pinggang, punggung,

dan pundak. Bersamaan dengan itu, kedua telapak tangan diletakkan pada matras

di samping telinga. Pada saat kedua ujung kaki pada matras di belakang kepala,

segera tekankan kedua tangan lurus ke matras, hingga badan dan kepala

terangkat ke atas.

Sikap akhir : Jongkok, kedua kaki rapat, kedua tumit diangkat kedua telapak

tangan pada matras, kedua lengan lurus, dan pandangan ke depan kemudian

jongkok, kedua tangan lurus ke depan serong ke atas, kemudian berdiri.

Gambar 2.8 Rangkaian gerakan guling ke belakang

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

21

Cara memberikan bantuan untuk berguling ke belakang.

Sama seperti berguling ke depan, berguling ke belakang juga sulit dilakukan

untuk anak yang tidak memiliki keterampilan gerak yang bagus, maka dari itu

diperlukan bantuan dari orang lain dalam hal ini seorang guru harus mampu

melakukan tehnik cara pemberian bantuan agar anak bisa melakukan dengan

baik dan benar.

Cara memberikan bantuan adalah sebagai berikut:

1) Sikap permulaan

Berdiri pada salah satu lutut yang terkuat ( lutut kanan ) kaki kiri dengan lutut

ditekuk ditempatkan di samping lutut kaki kananuntuk membantu kekuatan dan

keseimbangan.Tangan kiri diletakkan pada kaki dan tangan kanan diletakkan

pada pundak.

2) Gerakan/pelaksanaan

Tangan kiri mendorong kaki ke belakang, tangan kanan menahan pundak

agar kepala tidak mengenai matras. Pada waktu badan berguling tangan kiri

segera pindah ke pinggul untuk membantu mendorong.

c. Guling lenting / kip

Yang dimaksud dengan guling lenting atau kip adalah melakukan gerakan

badan melenting dengan sumbu gerakan pada pinggul / pinggang yang

dibantu dengan tolakan kedua tangan dan ayunan / lemparan kedua kaki.

Sama seperti berguling gerakan ini juga memerlukan beberapa latihan

sebagai berikut :

1. Latihan mengangkat kaki

Angkat kedua kaki lurus ke belakang kearah kepala hingga pinggul

terangkat

2. Latihan mengangkat kaki dan menempatkan telapak tangan di samping

telinga.

Bersamaan dengan mengangkat kedua kaki lurus ke atas belakang kearah

kepala, tempatkan kedua telapak tangan dengan siku ditekuk di samping

telinga dengan jari-jari menuju ke bahu dan ibu jari kearah telinga.

3. Latihan menendang kaki dan menggerakkan pinggul serta pinggang

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

22

Angkat kedua kaki ke atas belakang kearah kepala, hingga pinggul terangkat.

Kedua tangan lurus disamping badan. Pada saat pinggul mulai terangkat,

segera tending / lecutkan kedua kaki lurus ke atas depan, dengan diikuti

melentingkan pinggul / pinggang keatas depan atas diakhiri dengan mendarat

pada kedua kaki.

Gambar 2.9 Latihan kip

4. Rangkaian gerakan guling lenting / kip secara keseluruhan

Setelah melakukan latihan seperti diatas maka akan didapat rangkaian

gerakan yang utuh untuk guling lenting / kip sebagai berikut:

Gambar 2.10 Rangkaian gerakan guling lenting / Kip

d. Meroda

Meroda ( cart wheel ) sering disebut juga dengan baling-baling, karena

gerakannya seperti baling-baling atau roda yang sedang berputar.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

23

Untuk dapat melakukan gerakan meroda yang sempurna, maka diperlukan tahap

latihan sebagai berikut :

1. Latihan meletakkan tangan dan mengangkat kaki

Berdiri tegak kaki kiri di depan kedua lengan lurus ke atas. Sambil

membungkukkan badan ke depan, letakkan tangan kiri pada lantai, kaki

kanan diangkat lurus ke belakang, bersamaan dengan gerakan meletakkan

tangan kanan di samping tangan kiri, ayunkan kaki kanan lurus keatas disusul

dengan menolakkan dan mengayunkan kaki kiri lurus keatas. Apabila sikap

seperti ini dapat ditahan lebih lama akan terlihat seperti gerakan berdiri

dengan tangan ( hand stand ).

Gambar 2.11 Latihan meletakkan tangan dan mengangkat kaki

2. Latihan mengangkat tangan dan meletakkan kaki

Pada waktu berdiri dengan tangan, turunkan kaki kanan ke samping

kanan lurus dan tangan kiri diangkat ke atas, kemudian turunkan kaki kiri ke

samping kaki kanan dan tangan kanan diangkat ke atas. Dengan demikian

badan akan berdiri menyamping dengan kedua kaki terbuka dan kedua tangan

lurus ke atas serong ke samping.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

24

Gambar 2.12 Latihan meletakkan tangan dan meletakkan kaki

3. Rangkaian gerakan meroda secara keseluruhan.

Apabila latihan meroda dengan tahap-tahap sudah dikuasai, maka untuk

latihan berikutnya diawali dengan gerakan sebagai berikut :

Berdiri menyamping kedua kaki dibuka agak lebar, sambil membungkukkan

badan ke samping kiri, letakkan tangan kiri di samping kaki kiri, kaki kanan

mulai terangkat. Kemudian segera letakkan tangan kanan di samping tangan

kiri dan ayunkan kaki kanan dan diikuti dengan menolakkan kaki kiri pada

lantai ke atas. Hingga kedua kaki itu terbuka lurus melayang di udara.

Gerakan ini diakhiri dengan sikap semula yaitu berdiri menyamping dengan

kaki terbuka agak lebar.

Gambar 2.13 Teknik gerakan meroda dari sikap berdiri menyamping

Cara memberikan bantuan,

Gerakan meroda biasanya akan lebih mudah dilakukan bagi anak yang sudah

bisa melakukan gerakan hand stand, karena gerakan ini diperlukan kekuatan

yang mutlak pada kedua tangan, maka dari itu untuk membantu gerakan ini si

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

25

penolong cukup dengan memegang pada kedua sisi pinggulnya. Tehnik yang

dilakukan untuk memberikan bantuan adalah dengan berdiri di belakang anak

yang akan melakukan gerakan, pada waktu badan dan kaki terangkat ke atas

segera pegang kedua sisi pinggulnya sampai posisi badan akan jatuh ke samping.

Gambar 2.14 Cara memberikan bantuan pada gerakan meroda

“Pada hakikatnya penelitian merupakan perwujudan operasionalisasi dari

gaya ilmiah, yaitu usaha atau kegiatan memecahkan masalah berdasarkan

langkah-langkah berpikir rasional dan berpikir empiris. Berpikir rasional

diperlukan dalam mengkaji masalah dan merupakan hipotesis, sedangkan

berpikir empiris digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi,

mengkaji kebenaran hipotesis dan simpulan penelitian ( Sujana dan

Kusuma, 1992 : 3 ).

3. Belajar Senam Lantai

a. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu proses yamg kompleks dimana siswa menjalani

pengalaman edukatif berupa perubahan pola tingkah laku. Pengalaman

edukatif dan pola perubahan tingkah laku tersebut diorganisasi untuk

mencapai hasil belajar berdasarkan tujuan yang telah ditentukan atau

dirumuskan. Dalam hal ini, belajar dapart diartikan pula sebagai mengalami,

yang berarti menghayati sesuatu yang aktual, penghayatan yang akan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

26

menimbulkan respon tertentu dari pihak siswa. Penghayatan yang didata

dari belajar itu akan menghasilkan perubahan pada pematangan,

pendewasaan, pola tingkah laku, system nilai, perbendaharaan pengertian

konsep serta kekayaan informasi ( Surakhamd, 1979 ). Belajar menurut

Muhibbin Syah ( 2003 : 63 ) adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam menyelenggarakan setiap

jenis dan jenjang pendidikan. Dalam hal ini bahwa berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan itu bergantung pada proses belajar yang

dialami siswa baik di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga

sendiri.

Belajar menurut Gagne dan Briggs ( 1997 ) adalah seperangkat proses

kognitif yang mengubah sifat stimulasi dari lingkungan dari beberapa tahap

informasi yang diperlukan untuk memperoleh kemampuan yang baik.

Gagne ( 1985 ) lebih lanjut menyatakan pula bahwa , belajar adalah suatu

proses yang dapat menjadikan seseorang menjadi lebih cakap. Artinya

belajar dapat menentukan semua keterampilan pengetahuan , sikap dan nilai

yang di peroleh seseorang. Oleh karena belajar dapat menghasilkan

perubahan dalam berbagai macam tingkah laku seseorang yang berlainan

sifatnya , maka hal ini sering disebut juga dengan istilah kapasitas suatu

kemampuan. Belajar menurut Winkel ( 1987 ) , diartikan suatu artikan

sebagai aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan sehingga menghasilkan perubahan yang meliputi

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, serta nilai dan sikap, sedangkan

perubahan yang terjadi tersebut sifatnya relatif tetap dan berbekas. Belajar

dapat diartikan sebagai proses dimana perubahan tingkah laku dapat

terbentuk atau berubah melalui praktek atau latihan serta pengalaman yang

telah dilakukan sebelumnya ( Carry dan Kingsley seperti dikutip Snelbecker

1974 ).

Karakteristik belajar secara umum dapat diidentifikasi menjadi beberapa

bagian sebagai berikut ; 1) belajar adalah suatu aktifitas yang menghasilkan

perubahan kemampuan pada diri seseorang yang belajar, 2) perubahan

kemampuan tersebut meliputi kawasan kognitif, afektif dan psikomotor, 3)

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

27

perubahan kemampuan yang dapat diperoleh bersifat aktual atau potensial,

4) perubahan kemampuan yang dapat diperoleh tersebut berlaku dalam

waktu yang relatif lama, 5) perubahan kemampuan tersebut didapat karena

adanya usaha, yaitu melalui pengalaman atau latihan. Menurut Robb ( 1972

: 6 ) belajar mempunyai implikasi perubahan perilaku yang relatif

permanen. Perubahan perilaku ini direfleksikan dalam perubahan performa

atau penampilan. Menurut Charles Galloway dalam Sugiyanto ( 1998 :

26 ) belajar adalah perubahan kecenderungan tingkah laku yang relatif

permanen yang merupakan hasil dan berbuat berulang - ulang.Menurut

Gallahue (1998 : 17 ) belajar merupakan proses internal yang menghasilkan

perubahan yang konsisten dan perilaku yang muncul sebagai bukti peristiwa

belajar. Belajar itu sendiri merupakan hasil pengalaman, pendidikan, dan

latihan yang berinteraksi dengan proses biologi. Menurut Ormrod ( 2008 :

269 ) belajar atau pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan jangka

panjang dalam representasi atau asosiasi mental sebagai hasil pengalaman.

Ada tiga hal yang terjadi pada proses belajar, yaitu : (1) perubahan jangka

panjang, (2) melibatkan representasi atau asosiasi mental, (3) dihasilkan dari

pengalaman.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat dikatakan bahwa seseorang atau

siswa telah mengalami belajar ( learning ) apabila pada diri siswa tersebut

yang terjadi perubahan perilaku , dari tidak terampil menjadi terampil, dari

tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dan perubahan tersebut

tidak terjadi secara kebetulan. Disamping itu perubahan perilaku sebagai

hasil belajar yang tercermin dalam perubahan penampilan atau performa

yang sifatnya relatif permanen. Hasil belajar yang diperoleh siswa melalui

aktifitas belajar dapat dikategorikan ke dalam tiga domain, yaitu : domain

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Belajar gerak merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada

seseorang dan tujuanya untuk menguasai berbagai keterampilan gerak dan

mengembangkanya agar keterampilan gerak untuk mencapai sasaran

tertentu. Menurut Fiits dan Posner yang dikutip oleh Sugianto ( 1997 ) dapat

terjadi melalui tiga tahap yaitu; Tahap kognitif, tahap asosiatif dan tahap

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

28

otonom (otomatisasi). Sedangkan menurut Adam dalam Magill ( 1993 : 60 )

ada dua tahap yang dilalui yaitu tahap gerak verbal ( verbal motor stage )

dan tahap gerak ( motor stage )

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Tahap kognitif merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan.

Disebut tahap kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada

awal belajar adalah, siswa menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari,

sedangkan penguasaan gerakannya sendiri belum baik karena masih dalam

taraf mencoba gerakan. Pada tahap kognitif, proses belajar diawali dengan

aktif berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Pelajar berusaha mengetahui

dan memahami gerakan informasi yang diberikan kepadanya. Informasi bisa

bersifat verbal atau bersifat visual. Informasi verbal adalah informasi yang

berbentuk penjelasan dengan menggunakan kata. Disini indra pendengar

aktif berfungsi. Informasi visual adalah informasi yang dapat dilihat.

Informasi ini bisa berbentuk gerakan atau gambar gerakan. Disini indra

penglihat aktif berfungsi. Informasi yang ditangkap oleh indra kemudian

diproses adalah mekanisme perseptual. Mekanisme perseptual berfungsi

untuk menangkap makna informasi. Dari fungsi ini siswa bisa memperoleh

gambaran tentang gerakan yang dipelajari. Dalam mekanisme pengajaran

terjadi pengorganisasian respon untuk dikirim sebagai komando gerak

kesistem muscular untuk diwujudkan menjadi gerakan tubuh. Pada tahap

kognitif ini merupakan proses pemahaman tahap sesuatu yang akan

dilakukan. Pada tahap ini guru maupun dosen memberikan atau menjelaskan

konsep verbal dari belajar gerak yang akan diajarkan, serta tahap gerakan

yang akan dilakukan oleh siswa.

b) Tahap asosiatif disebut juga tahap menengah. Tahap ini ditandai dengan

penguasaan gerakan dimana siswa mampu melakukan gerakan dalam bentuk

rangkaian yang tidak tersendat pelaksanaanya. Dengan tetap memperhatikan

berulang-ulang pelaksanaan gerakan akan menjadi semakin efisien, lancar,

sesuai dengan keinginanya dan kesalahan gerakan semakin berkurang.

Untuk meningkatkan penguasaan dan kebenaran gerakan, siswa perlu tahu

kesalahan yang masih diperbuatnya. Bisa tahu kesalahan yang dibuatnya

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

29

melalui pemberitahuan orang lain yang mengamatinya, merasakan gerakan

yang dilakukan, atau melihat gambaran rekaman pelaksanaan gerakan. Dari

kesalahan gerakan yang dilakukan siswa perlu mengarahkan perhatianya

untuk membetulkan selama mempraktikkan berulang. Kemampuan untuk

mengenal kesalahan gerakan sangat diperlukan untuk peningkatan

penguasaan gerak. Untuk mengingatkan penguasaan gerak diperlukan

kesempatan yang leluasa untuk praktik berulang. Pada tahap asosiatif

dimana siswa memulai mempraktikkan konsep tentang gerakan yang telah

diterima dan dipahami kedalam kegiatannya, pada tahap ini sering juga

disebut tahap latihan.

c) Tahap otonom bisa dikatakan sebagai tahap akhir dalam siswa gerak. Tahap

ini ditandai dengan tingkat penguasan gerakan dimana siswa mampu

melakukan gerakan ketrampilan secara otomatis. Tahap ini dikatakan

sebagai tahap otonom karena siswa mampu melakukan gerakan ketrampilan

tanpa pengaruh gerakan yang lain walaupun pada saat melakukan. Hal ini

bisa terjadi karena gerakanya sendiri sudah bisa dilakukan secara otomatis.

Untuk mencapai tahap otonom diperlukan praktik berulang secara

teratur.Setelah dicapai tahap otonom kelancaran dan kebenaran gerakan

masih dapat ditingkatkan, namun peningkatanya tidak lagi secepat pada

tahap belajar sebelumnya.Pada tahap ini gerakan sudah menjadi

otomatis,untuk mengubah bentuk gerakan cukup sulit dan untuk

mengubahnya perlu ketekunan.Tahap otonom dari belajar gerak adalah

ditandai dengan makin ringanya dalam menyelesaikan suatu tugas atau

gerakan dan makin menurun stress serta kecemasan yang dialami siswa .

Pada tahap ini siswa telah mampu melaksanakan seluruh rencana serta tugas

yang dibebankan dengan hampir tidak menyadari apa yang sedang

dilakukan. Karena pada tahap ini , siswa telah mencapai tahapan rangkaian

gerakan yang sempurna dari hasil latihan yang telah dilakukan pada tahap

sebelumnya.Selain mengetahui hal tersebut diatas , menurut Gagne ( 1985 )

ada dua kondisi belajar yang harus diperhatikan oleh guru / dosen dalam

mengajar, agar hasil belajar ketrampilan yang telah ditetapkan dapat tercapai

hasil yang optimal, yaitu 1) kondisi internal dan 2) kondisi eksternal . Pada

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

30

kondisi internal ada dua faktor yang perlu diperhatikan yaitu : a) ingatan

kembali akan ketrampilan bagian, yaitu suatu ketrampilan motorik baru

yang tersusun dari ketrampilan bagian yang beberapa diantaranya telah

dipelajari sebelumnya, b) ingatan kembali akan hal yang sifatnya rutin dan

eklusif pada pelaksanaan ketrampilan motorik yang menyangkut adanya

pola ketrampilan yang sering kali berupa aktivitas. Pada kondisi eksternal

ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu : a) pemberian instruksi

secara verbal kepada siswa, b) memperlihatkan gambar, misalnya diagram

tentang prosedur yang harus dilakukan oleh siswa selama pembelajaran

berlangsung, c) memberikan demonstrasi secara langsung tentang

bagaimana melakukan suatu gerakan yang tepat, d) menugaskan kepada

siswa untuk melakukan praktek beberapa latihan yang harus dilakukan

secara berulang-ulang, dan e) memberikan balikan informative pada hasil

kerja siswa.Menurut Dal Monte ( 1975 : 96 ) kegiatan yang berdasarkan

keterampilan atau skill adalah kegiatan – kegiatan yang mementingkan

stimulasi system syaraf melalui tindakan motorik yang sangat teliti.

Menurut Magill ( 1993 : 7 ) keterampilan gerak menunjukkan sebuah

tindakan atau tugas yang memiliki tujuan yang menuntut gerakan yang

disadari atau dikehendaki dari tubuh atau anggota tubuh untuk mencapai

tujuan tersebut. Jadi ada beberapa karakteristik yang menunjukkan

keterampilan gerak yaitu : ada tujuan yang akan dicapai, gerakan

ditampilkan secara sadar atau dikehendaki, bukan gerakan refleks, ada

gerakan dari tubuh atau anggota tubuh untuk mencapai tujuan tindakan atau

tugas. Belajar gerak merupakan aspek belajar dimana gerakan merupakan

bagian yang utama ( Gallahue, 1998 : 17 ) . Menurut Sugiyanto (1998 : 268

) belajar gerak adalah belajar yang menekankan pada aktifitas gerak tubuh .

Pada proses belajar gerak aspek yang dominan terlibat adalah aspek fisik

dan psikomotor. Ini tidak berarti bahwa aspek yang lain seperti kognitif dan

afektif tidak terlibat sama sekali. Aspek kognitif tetap terlibat, namun

dengan intensitas yang lebih rendah dibandingkan aspek psikomotor.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar ketrampilan

motorik termasuk juga di sini belajar senam lantai adalah suatu proses

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

31

perubahan tingkah laku siswa, yang penampilanya menuntut kemampuan

untuk dapat merangkaikan sejumlah ketrampilan motorik bagian menjadi

keterampilan motorik secara keseluruhan yang dapat dikerjakan secara

lancar dan fleksibel, tanpa memikirkan lagi secara terperinci gerakan apa

dan mengapa hal itu dikerjakan. Dalam proses belajar ketrampilan motorik,

meskipun sangat dituntut kemampuan kerja seluruh otot tubuh, mulai dari

otot yang kasar sampai dengan otot yang paling halus, syaraf serta

persendian, namun demikian perlu diperhatikan pula kemampuan

pengamatan dan pendengaran melalui alat indra serta pengelolahan secara

kognitif yang melibatkan pengetahuan dan pemahaman. Menurut Robb

(1972 : 51 ) proses belajar keterampilan ( termasuk keterampilan gerak )

dibagi dalam tiga fase, yaitu : (1) fase kognitif, (2) fase fiksasi ,dan (3) fase

otonom.Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar gerak

dilakukan dalam tahapan-tahapan atau fase-fase , dan tidak hanya

melibatkan aspek psikomotor saja, namun juga aspek kognitif dan afektif.

Karena dalam belajar gerak melibatkan aspek kognitif , maka perlu juga

dipertimbangkan tahapan-tahapan perkembangan kognitif anak selaras

dengan pertambahan usia. Menurut teori Piaget ( Ormrod ,2008 : 43 )

tahapan-tahapan kognitif meliputi :

a. Tahap Sensorimotor, terjadi setelah kelahiran hingga usia sekitar 2 tahun

Pada tahap sensori ini, anak-anak berfokus pada apa yang mereka lakukan

dan lihat pada saat itu, anak-anak mulai bereksperimen dengan

lingkungannya melalui prinsip trial and error.

b. Tahap Praoperasional, berlangsung pada usia 2 tahun hingga usia sekitar 6

tahun atau 7 tahun. Pada awal tahap ini, keterampilan bahasa berkembang

dengan pesat, ditandai dengan penguasaan kosa kata yang meningkat.

Namun pada masa ini anak menunjukkan egosentrisme praoperasional

yaitu ketidakmampuan memandang situasi dari perspektif orang lain.

c. Tahap Operasional Konkrit, terjadi pada usia sekitar 6 atau 7 tahun hingga

usia 11 atau 12 tahun. Pada tahap ini proses - proses berpikir lebih logis dari

sebelumnya. Anak-anak pada masa ini sudah mampu melakukan penalaran

deduktif.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

32

d. Tahap Operasional Formal, berlangsung pada usia sekitar 11 atau 12 tahun

hingga dewasa. Anak-anak yang berada pada tahap operasional formal dapat

memikirkan dan membayangkan konsep-konsep yang tidak berhubungan

dengan realitas konkret. Menurut perspektif Piaget, kemampuan matematika

pada tahap ini cenderung meningkat. Soal-soal matematika yang cenderung

abstrak menjadi lebih mudah dipecahkan dari pada masa sebelumnya.Anak-

anak SMP berada pada interval usia 12 s.d 16 tahun. Berdasarkan teori

Piaget di atas , maka anak-anak SMP berada pada tahap perkembangan

kognitif “Operasional Formal”, artinya anak-anak sudah dapat menangkap

konsep-konsep dasar gerakan yang disampaikan secara verbal dan bersifat

relatif abstrak. Konsepsi gerakan fisik dalam beberapa cabang olahraga

seperti : senam, atletik, renang, ski dan lain sebagainya dapat ditangkap oleh

anak, walaupun konsepsi itu disampaikan melalui uraian secara verbal.

Namun demikian secara umum, konsepsi gerakan akan akan lebih cepat

ditangkap apabila disampaikan melalui gerakan konkrit, misalnya melalui

modeling, baik yang berupa demonstrasi atau peragaan langsung maupun

peragaan tidak langsung ( melalui media ).

Selain melalui tahapan - tahapan ,proses belajar gerak juga menuntut adanya

kondisi belajar yang baik. Yang dimaksud dengan kondisi belajar gerak

adalah suatu persyaratan yang diperlukan agar terjadi proses belajar gerak. (

Sugiyanto, 2007 : 95 ) Kondisi belajar gerak secara garis besar terdiri dari

kondisi internal dan eksternal. Menurut Sugiyanto ( 1998 : 325) kondisi

internal merupakan keadaan yang seharusnya ada pada diri si pelajar (

orang yang belajar gerak ), yang meliputi dua hal yaitu :

a. Pelajar harus mengingat bagian- bagian gerakan keterampilan.

b. Pelajar harus mengingat urutan-urutan rangkaian gerakan.

Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi eksternal dalam belajar gerak

adalah stimulus dari luar diri pelajar atau perlakuan yang dikenakan pada

diri pelajar agar proses belajar bisa terjadi. ( Sugiyanto, 2007 : 95 ) Kondisi

eksternal meliputi : (1) Pemberian penjelasan gerakan (2) Pemberian

contoh gerakan (3) Instruksi mempraktekkan gerakan (4) Pemberian umpan

balik.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

33

c. Hasil belajar Senam lantai

Keberhasilan seseorang dalam mengikuti suatu program pengajaran dapat

dilihat dari hasil belajarnya. Menurut Gagne ( 1985 ), dapat diartikan

sebagai kapasitas atau kemampuan yang dapat diperoleh dari proses belajar

yang dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu: 1) ketrampilan

intelektual , 2) informasi verbal, 3) strategi kognitif, 4) ketrampilan motorik,

dan 5) sikap. Menurut Bloom (1985), hasil belajar yang dapat dicapai oleh

siswa dapat dikelompokan menjadi tiga bidang, yaitu: 1) kognitif, 2)

afektif, dan 3) psikomotor. Demikian juga hasil belajar untuk senam lantai

meliputi ketiga bidang kemampuan, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hasil belajar pada bidang tersebut tentunya untuk senam lebih menekankan

pada bidang psikomotor dengan bobot yang lebih besar dibidang kognitif

dan sifat. Hal tersebut disebabkan dalam belajar senam lantai termasuk di

dalam belajar keterampilan psikomotor, sesuai dengan cirinya tentunya

lebih mementingkan aktualisasi diri ke dalam perbuatan nyata.

Hasil belajar dapat diartikan pula sebagai perolehan ( prestasi ) yang dapat

dicapai secara optimal oleh siswa setelah melakukan proses belajar. Karena

untuk memperoleh kemampuan baik itu dalam bentuk pengetahuan, sikap

maupun keterampilan.

Menurut Bronlund ( 1985 : 6 ) hasil belajar adalah kemampuan yang tepat

diperoleh seseorang dari hasil usaha yang dilakukan secara sadar untuk

mendapatkan perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, nilai

atau sikap, dan keterampilan gerak. Hasil belajar tersebut selanjutnya

merupakan kesanggupan untuk berbuat sesuatu yang sesuai dengan

pengetahuan, nilai atau sikap dan keterampilan gerak yang telah ia miliki.

Jadi makin baik hasil belajar yang dapat dicapai oleh seseorang, maka

makin tinggi pula tingkat kesanggupan untuk berbuat pada aktifitas yang

berikutnya.

Hasil belajar dalam bidang keterampilan gerak, menurut Cecco ( 1991 )

kadar kelestarianya dapat tercapai, apabila telah tercapai suatu tahapan

belajar gerak yang otomatis. Artinya penampilan yang dihasilnya dari

keterampilan gerak yang memadai berdasarkan pengalaman, latihan yang

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

34

berulang-ulang serta koordinasi gerak yang semakin baik. Keterampilan

gerak berinteraksi ( interaction skill ), hal ini berhubungan dengan masalah

kemampuan untuk mengontrol diri dan mempengarui orang lain.

c. Gaya Mengajar

Menurut Muska Mosston ( 1981 : 1 ) Gaya mengajar merupakan suatu

pengajaran yang bersifat universal, yang difokuskan kepada kegiatan pengajaran

sebagai tingkah laku manusia yang berdiri sendiri. Proses pengajaran diharapkan

bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan gagasan pribadi.

Dalam hal ini, guru harus bisa menciptakan jembatan yang dapat

menghubungkan siswa dengan materi pelajaran serta keharmonisan dari semua

pihak yang dilibatkan di dalam ketika mengajar , baik guru sendiri ,materi

pelajaran maupun siswa.

Spektrum dari gaya pengajaran yang harus dipilih merupakan salah satu

jembatan penghubung diantara mahasiswa dengan materi pengajaran. Spektrum

disini dimaksudkan sebagai konstruksi teoritis serta rancangan pelaksanaan dari

gaya pengajaran yang akan dipilih. Setiap gaya pengajaran mulai dari gaya

mengajar perintah (command style) yang mempunyai struktur khusus sesuai

dengan tujuan dari masing-masing kegiatan yang dilakukan.

Gaya pengajaran sangat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil baik

guru maupun siswa pada saat tertentu. Jenis keputusan yang diambil, baik guru

maupun siswa akan menentukan proses serta konsekuensi dari masing-masing

episode pengajaran tersebut. Pada akhirnya gaya mengajar akan memberikan

bantuan yang sangat besar terhadap pencapaian tujuan belajar serta kegiatan

belajar mengajar pada umumnya.

Menurut Muska Mosston ( 1981 : 4 ) Penemuan dari penyusunan desain

spektrum pengajaran selalu dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu :

1) Pokok permasalahan

Selama beberapa tahun terakhir ini telah banyaknya permasalahan program,

hasil penelitian serta bahan mengajar yang sudah terpaket. Beberapa

diantaranya mengajar ada yang sangat membantu, namun tidak sedikit pula

mengajar yang tidak bisa memberikan kontribusi sedikitpun. Namun demikian,

yang jelas ada dari mengajar tersebut adalah pertentangan antara satu sama

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

35

lainya. Setiap mengajar yang akan dikemukakan hanya cocok untuk

menyelesaikan permasalahan kecil dari pengajaran pendidikan jasmani.

Beberapa pertentangan yang terjadi antara lain, pengajaran mengenai

perorangan dengan pengajaran kelompok, pertandingan bola dengan gerakan

olahraga tanpa alat dan sebagainya. Seperti hal lainya, pola seperti ini akan bisa

menimbulkan gangguan serta ketidak seimbangan baik pada bidang

pendesainan program maupun dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan

jasmani. Setiap siswa pasti membutuhkan adanya pengalaman dan

pengembangan pada seluruh bidang. Hasil pengamatan telah dikuatkan dengan

adanya penemuan dan penyusunan desain dari spektrum. Spektrum selalu

didasarkan pada aspek yang tidak mengandung perbandingan.

2) Kegiatan mengajar dan belajar

Aspek pengamatan yang kedua ditunjukan pada adanya kesenjangan antara

kegiatan pengajaran dengan kegiatan belajar. Gaya belajar dari setiap siswa

cenderung berbeda satu sama lainya, sehingga banyak guru yang menemui

kesulitan dalam menemukan gaya pengajaran yang akan dipergunakan dalam

kegiatan belajar mengajar, terutama pada saat kegiatan belajar mengajar

dilakukan untuk mencapai sasaran belajar. Spektrum dari kegiatan ini adalah

struktur pengajaran yang bisa mengidentifikasikan gaya pengajaran khusus

tersebut. Spektrum ini mengidentifikasikan susunan dari gaya pengajaran

masing-masing serta keterkaitanya dengan gaya pengajaran lainya. Selain itu,

spektrum ini pun harus dapat mengidentifikasikan prosedur yang bisa

diterapkan pada bermacam-macam kegiatan serta implikasi dari masing-

masing gaya pengajaran lainya. Kesemuanya diharapkan untuk menumbuh

kembangkan siswa baik dalam aspek fisik, emosi, sosial maupun aspek

kognitifnya. Titik utamanya ditentukan pada teori bahwa apa yang dilakukan

dan dikatakan oleh guru akan mempengaruhi gaya belajar siswa. Dengan

demikian maka spektrum di atas akan bisa memberikan kemampuan atau

kepastian yang diperlakukan oleh setiap guru dalam pemilihan gaya pengajaran

yang akan dapat merangsang timbulnya gaya bahasa tertentu, spectrum ini pun

akan bisa membekali guru dengan pengetahuan mengenai langkah-langkah

untuk mencapai keberhasilan dalam pengajaran.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

36

3) Keistimewaan Tingkah laku serta Asas universalitas

Pendekatan yang sering dipergunakan dalam melaksanakan pengajaran

merupakan sesuatu yang istimewa, karena hal ini selalu berkaitan dengan

intuisi guru, spontanitas dan berkaitan dengan hal-hal yang aneh.

Keistimewaan seseorang berkaitan dengan hal-hal yang dimiliki seseorang

tersebut dan tidak dimiliki oleh yang lainya. Keistimewaan tidak bisa dijadikan

sebagai dasar pemahaman bagi fenomena pengajaran serta pengaruhnya

terhadap tingkah laku belajar karena beragamnya keistimewaan dari unsur-

unsur yang dilibatkannya, maka sangat dibutuhkan adanya teori struktur

pengajaran yang bersifat universal. Hal ini akan dapat dijadikan acuan untuk

memberi arahan mengenai pengajaran, menganalisa kegiatan pengajaran

dengan cara-cara yang rasional, seta memenuhi persyaratan kompetensi yang

dibutuhkan oleh guru.

Pada sisi lainya teori universal akan dapat memberi gambaran mengenai

cara pengidentifikasian keragaman peran yang diharapkan oleh kedua pihak, baik

guru maupun siswa.

Pengembangan dari suatu spektrum, didasarkan pada hal-hal berikut ini ; 1)

merumuskan aksioma bahwa pengajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari

serangkaian pembuatan keputusan. Pernyataan di atas menghasilkan konsep yang

sifatnya universalitas, karena pada dasarnya dalam setiap kegiatan pengajaran, pada

setiap waktu, semua guru akan terlibat kedalam pembuatan keputusan, 2) adalah

mengidentifikasi bermacam - macam kategori dari keputusan yang harus diambil

pada masing-masing episode kegiatan belajar mengajar. Termasuk dalam hal ini

antara lain perumusan tujuan, bahan pengajaran, kegiatan-kegiatan khusus bahan-

bahan pengorganisasian serta bentuk umpan balik yang akan diberikan oleh guru

kepada siswa.

Kategori dari keputusan-keputusan tersebut terangkum di dalam tiga tahap

kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:

1. Pre Impact adalah keputusan-keputusan yang harus dibuat pada saat terjadi

kontak pertama antara guru dan siswa.

2. Impact mencakup keputusan-keputusan yang harus dibuat pada saat dilakukanya

penampilan dari tugas yang diminta.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

37

3. Post Impact mencakup keputusan yang harus diambil pada tahap evaluasi serta

pemberian umpan balik kepada siswa.

Bila digabungkan, ternyata tiga tahap tersebut di atas akan membentuk anatomi dari

setiap gaya pengajaran. Anatomi tersebut akan menghasilkan konsep-konsep yang

mempunyai sifat universal karena ketiga tahap tersebut selalu ada pada setiap

episode pengajaran. Struktur dari gaya pengajaran seseorang serta tempatnya pada

spektrum ditentukan dengan pengidentifikasian mengenai siapa yang akan

membuat keputusan pada setiap tahap kegiatan. Jadi, masing – masing gaya

diidentifikasikan dengan distribusi dari keputusan – keputusan khusus yang akan

diambil oleh guru serta siswanya pada setiap episode pengajaran tertentu .

1. Gaya mengajar Resiprokal / Timbal- balik

Suatu gaya mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memberikan umpan balik kepada temannya sendiri. Dengan demikian,

tanggung jawab untuk memberikan umpan balik bergeser dari guru kepada

siswa. Pergeseran ini memungkinkan para siswa meningkatkan interaksi sosial

antara teman sebayanya.

Metode mengajar Resiprokal menurut Mosston ( 1994 : 65 ) adalah

“gaya mengajar yang menunjukkan hubungan sosial antar teman sebaya dan

kondisi untuk memberi umpan balik yang cepat“.

Gaya Resiprokal bertujuan : Siswa bekerja dengan pasangan dan memberikan

umpan balik kepada pasangan, yang berdasarkan kriteria yang telah dipersiapkan

oleh guru.

Hakikat : Siswa bekerja dengan pasangan , menerima umpan balik dengan

segera, mengikuti kriteria yang telah dirancang guru, dan mengembangkan

umpan balik dan keterampilan sosialnya.

Sasaran Gaya Resiprokal :

Berhubungan dengan tugas dan peranan siswa :

a. Tugas ( Pokok Bahasan ) terdiri dari :

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan berulang-ulang dengan

didampingi oleh seorang pengamat ( teman / pasangannya )

2. Siswa menerima umpan balik

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

38

3. Sebagai pengamat, siswa memperoleh pengetahuan mengenai penampilan

tugas dari pasangannya

b. Peranan Siswa adalah :

1. Memberi dan menerima umpan balik

2. Mengamati penampilan teman, membandingkan dan mempertentangkan

dengan kriteria yang ada, dan menyampaikan hasilnya kepada pelaku.

3. Menumbuhkan kesabaran dan toleransi terhadap teman.

Anatomi Gaya Resiprokal :

1. Saat Sebelum Pertemuan, guru sudah membuat kriteria yang akan dilaksanakan

oleh pelaku. Sebelum pelajaran dimulai, dipusatkan perhatian siswa dalam

pembagian kelompok yaitu menjadi dua kelompok kecil, dimana satu siswa

menjadi pelaku dan satu siswa menjadi pengamat. Guru hanya berperan khusus

dalam berkomunikasi dengan pengamat walaupun pada pelaksanaan kegiatan guru

mengamati pelaku maupun pengamat, sehingga hal ini akan memungkinkan

timbulnya rasa saling percaya antara pelaku dengan pengamat serta akan

menimbulkan pola kerjasama yang bagus dan kebersamaan.

2. Selama Pertemuan, keputusan ada pada pelaku , peran pelaku sama dengan metode

latihan yaitu melaksanakan perintah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

oleh guru dan hanya berkomunikasi dengan pengamat. Pelaku memperoleh umpan

balik penampilan dari pengamat secara langsung mengetahui kekurangan ataupun

kelemahan selama melaksanakan kegiatan tersebut. Pelaku harus berusaha

menerima umpan balik dari pengamat. Pada saat ini, peran guru hanya mengamati

pelaku dan pengamat.

3. Sesudah Pertemuan, keputusan ada pada pengamat. Pada saat ini pengamat

memberikan umpan balik secara langsung terhadap pelaku sesuai dengan kriteria

yang telah di buat oleh guru. Sebelum pelajaran berlangsung pengamat harus

sudah memahami kriteria yang ada, kemudian mengamati pelaku pada saat

kegiatan berlangsung, pengamat membandingkan dan mempertentangkan

penampilan pelaku dengan kriteria yang diberikan. Dalam hal ini, siswa sebagai

pengamat juga harus bersikap positif dalam memberikan umpan balik kepada

pelaku. Kegiatan berikutnya adalah pengamat menyimpulkan apakah penampilan

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

39

pelaku benar atau salah, dan menyampaikan hal-hal mengenai penampilan kepada

pelaku.

2. Setting pasca dampak ,bagi pengamat untuk memenuhi peran dalam setting pasca-

dampak, dia harus memenuhi beberapa langkah :

a. Menerima kriteria bagi penampilan yang benar dari guru. (hal ini biasanya

disediakan pada kartu kriteria).

b. Selidikilah tampilan the doer atau pelaku.

c. Bandingkan dan pertentangkan antara tampilan dan kriteria

d. Simpulkan apakah tampilan itu sudah benar.

e. Komunikasikan hasil-hasilnya pada pelaku. Feedback ini dapat ditawarkan

selama penampilan atau sesudah penyelesaian tugas hal itu tergantung pada

jenis tugas yang dilibatkan. Selama dikerjakan penampilan tugas tetap,

pembelajar dapat mendengar dan menerima feedback. Selama beberapa tugas

di dalam gerak, ini tidak mungkin, karena dalam kasus semacam itu, pengamat

harus menunggu sampai tugas-tugas itu diselesaikan.

f. Mulailah, jika perlu, komunikasi dengan guru.

g. Peran guru ialah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengamat dan

memulai komunikasi hanya dengan observer atau pengamat.

Implikasi Gaya Resiprokal atau Gaya C secara tersirat adalah:

1. guru menerima proses sosialisasi antara pengamat dan pelaku sebagai tujuan yang

dikehendaki dalam pendidikan.

2. guru menghargai kepentingan mengajar bagi pembelajar untuk memberikan feedback

yang akurat dan feedback yang obyektif satu sama lain.

3. guru mampu merubah kekuatan untuk memberikan feedback kepada pembelajar

selama berlangsungnya episode gaya C.

4. guru mempelajari perilaku baru yang membutuhkan pengulangan dari komunikasi

langsung dari orang yang menjalankan tugas (the doer).

5. guru memiliki kemauan untuk memperluas perilakunya jauh dari gaya A dan B dan

memberi waktu yang diperlukan untuk pembelajar untuk mempelajari peran baru

dalam membuat keputusan tambahan.

6. guru mempercayai siswa untuk membuat keputusan tambahan yang berubah pada

diri mereka.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

40

7. guru menerima realitas baru dimana dia bukan satu-satunya sumber informasi,

pencapaian dan feedback.

8. pembelajar dapat ikut serta dalam peran timbal balik / resiprokal dan membuat

keputusan tambahan.

9. pembelajar dapat meluaskan peran aktif mereka dalam proses belajar

10. pembelajar dapat memperhatikan dan menerima guru mereka dalam peran yang

berlainan dari yang secara intrinsik menjalankan gaya A dan B.

11. pembelajar dapat menggunakan waktu belajar (dengan menggunakan lembar

kriteria) dalam hubungan timbal balik tanpa adanya kehadiran guru secara tetap.

Perilaku verbal guru dengan pengamat dalam gaya resiprokal, teknik

berpasangan, ada beberapa cara yang digunakan untuk mengorganisir kelas dalam

pasangan - pasangan: (1) membuat barisan dalam kelas dan menghitungnya dua-dua,

(2) secara alfabet (3) guru memilih pasangan (4) siswa memilih satu sama lain (

seleksi sendiri ) (5) membuat pasangan karena tinggi badan (6). membuat pasangan

karena berat badan (7) carilah pasangan dengan orang yang ada di dekat anda (8) level

ketrampilan dan lain-lain.

Secara psikologis metode resiprokal ini berpengaruh kepada siswa yaitu dapat

menumbuhkan kesabaran dan toleransi terhadap teman serta dapat meningkatkan rasa

percaya terhadap kawan dan merasa bertanggung jawab kepada sesama siswa.

2. Gaya mengajar Komando / perintah

Pada setiap kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, selalu

ada dua pembuat keputusan yaitu : guru dan siswa. Gaya mengajar komando

ditandai dengan kondisi dimana pihak gurulah yang paling dominan dalam

membuat seluruh keputusan dalam penyusunan materi dari gaya mengajar

komando. Dengan demikian, maka peran siswa dalam pelaksanaan gaya mengajar

komando adalah mentaati semua perintah serta petunjuk yang diberikan oleh

gurunya.

Esensi dari gaya mengajar komando adalah hubungan langsung antara

stimulus yang disampaikan oleh guru dengan respon yang dihasilkan oleh siswa.

Perintah yang diberikan oleh guru harus dapat menjelaskan semua gerakan yang

harus dilakukan oleh setiap siswa.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

41

Setiap gerakan yang dilakukan oleh siswa selalu mengikuti contoh yang

diberikan oleh gurunya. Dengan demikian, maka segala keputusan yang berkaitan

dengan tempat pelaksanaan, postur tubuh siswa, penentuan saat memulai kegiatan,

irama dan kecepatan, serta jangka waktu dari setiap gerakan (intervalnya) harus

dilakukan oleh guru (Muska Mosston, 1981 :13).

Dalam pendidikan fisik, gaya mengajar komando dapat dilihat dalam

sekumpulan aktifitas. Sebagai contoh : 1) serangkaian gerakan yang dirancang

sebelumnya dalam suatu urutan tertentu, dan 2) posisi tubuh tertentu dirancang

gerakan khusus diikuti oleh setiap peserta dan semua harus dikoordinasikan oleh

ritme yang diberikan oleh guru. Semua gerakan dilakukan oleh siswa sebagai

respon terhadap stimuli khusus (tanda perintah ) yang diberikan oleh guru (Muska

Mosston, 1981:14 ). Perilaku dan hubungan antara guru dan siswa pada umumnya

sama dan merupakan hasil dari gaya mengajar komando.

Program suatu aktifitas fisik yang dilakukan oleh siswa yang mahir,

mempunyai pengaruh yang berarti pada penilai dan memiliki implikasi bagi siswa.

Kewajiban pengajaran dalam pandangan ini dibebankan pada aksi peragaan. Ketika

guru sedang memberikan penjelasan atau gambaran siswa harus menyimak.

Pengulangan model yang diperagakan merupakan suatu kebaikan umum dalam

proses pengajaran, hal ini menjaga siswa agar tetap dalam pengawasan.

Menurut Muska Mosston, ( 1981:16-17 ) bahwa suatu peragaan baik

memiliki keuntungan sebagai berikut : 1) demonstrasi akan dapat menciptakan

gambaran holistic dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa. 2) demonstrasi akan

mengarah kepada suatu tingkat keberhasilan tertentu. 3) mempengaruhi siswa untuk

dapat mengkoordinasikan gerakan secara lembut, lengkap, dan berhasil, 4) dapat

menciptakan suatu visualisasi mengenai bermacam kegiatan serta proses

perpanduan gerakan tertentu, 5) dapat memperlihatkan rangkaian atau bagian

gerakan yang harus dilakukan oleh siswa, 6) memperlihatkan dan menjelaskan

sesuai dengan contoh, 7) demonstrasi dapat menghemat waktu, sebuah peragaan

sederhana mampu menjelaskan keseluruhan materi secara cepat, 8) dapat

difokuskan pada ketepatan dari hasil penampilan gerakan yang sudah dilakukan

siswa, 9) dapat memberikan informasi kepada siswa mengenai bagaimanakah

standar dari guru terhadap ketepatan dan kesempurnaan dari gerakan yang

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

42

dilakukan, 10) dapat menguatkan siswa agar mereka selalu berada pada posisi yang

sempurna sesuai dengan wewenang yang dimilikinya, 11) dapat mengarahkan

perhatian siswa sehingga mereka dapat memperhatikan bagian penting yang

berkaitan dengan apa yang harus dilakukan oleh siswa dalam melakukan berbagai

gerakan sampai hal yang terperinci sekalipun, 12) dapat memperhatikan posisi awal

yang tepat pada beberapa jenis olahraga tertentu, 13) dapat menggambarkan

gerakan awal yang diinginkan sesuai dengan tujuanya, 14) dapat menciptakan suatu

perasaan kepuasan dan motivasi yang kuat bagi siswa, 15) dapat memunculkan

gerakan keindahan manusia, dan 16) dapat mempengaruhi persepsi siswa.

Pengaruh peragaan sebagian besar bersifat eksternal. Siswa merupakan

penerima pasif dari semua matriks stimuli dan pengaruh,dan yang dilakukan siswa

adalah menerima dan menyamai kinerja guru. Penerimaan dan peniruan merupakan

tujuan pengajaran, intinya terletak pada guru dan pada kinerjanya yang diulang oleh

siswa.

Dalam gaya mengajar komando sama seperti model mengajar deduktif.

Model deduktif adalah “Proses belajar siswa banyak diarahkan oleh guru. Peran

guru cenderung dominan untuk merencanakan” (Toho Cholik M, dan Rusli Lutan,

1997 : 80)

Menurut Muska Mosston (1981 : 19) gaya mengajar komando

mengandung arti bahwa : 1) materi sudah ditentukan, 2) peragaan gerakan yang

dilakukan oleh guru, 3) perintah guru harus ditaati dengan ketelitian yang tinggi, 4)

keputusan guru tidak dapat dipertahankan, 5) tidak terjadi penyimpangan dari

individu siswa terhadap contoh gerakan yang sudah diberikan gurunya, 6)

perbedaan individu kemampuan siswa tidak dapat dijadikan pertimbangan, 7) guru

tidak meminta dan menerima pilihan respon yang dikemukakan oleh siswanya, 8)

guru adalah ahli dibidang mata pelajaran yang akan dipelajarinya, 9) gaya

mengajar perintah akan tetap mempertahankan pengetahuan, pengalaman, serta

standar yang sudah dimiliki pada saat lalu.

Sasaran gaya mengajar perintah meliputi: 1) respon segera, 2) ketepatan

dan ketelitian respon, 3) emosi dari contoh / model, 4) pengawasan terhadap

penampilan, 5) pengawasan tehadap pelaku, 6) tingkat keamanan, 7) kesiapan dari

standar nilai yang akan dipergunakan, 8) tersedianya alternatif dan pilihan, efisiensi

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

43

dalam mempergunakan waktu, dan 9) keberhasilan nilai yang terbentuk dan tradisi

budaya yang sudah disepakati (Muska Mosston, 1981 : 19).

Dalam setiap proses belajar mengajar ada dua pembuat keputusan, yaitu

guru dan siswa. Gaya mengajar komando dicirikan oleh guru yang membentuk

semua keputusan dalam menyampaikan meteri. Ini berarti bahwa peranan guru

adalah membentuk semua keputusan dalam pre-impact ( sebelum pengaruh

) , impact ( pengaruh ), dan post-impact (pasca pengaruh), mengikuti, dan mentaati

( Muska Mosston, 1981 : 13 ).

Hakekat dari gaya mengajar komando adalah hubungan langsung

perintah dari guru ke siswa. Ada perintah yang dilakukan guru mendahului setiap

gerakan yang dihasilkan siswa. Setiap gerakan siswa dilakukan menurut perintah

yang dicocokan oleh guru. Karena itu, “semua keputusan tentang lokasi, postur

tubuh, waktu mulai langkah dan ritme, waktu berhenti, durasi dan interval, dibuat

oleh guru”. Muska Mosston ( 1981 : 13 )

d. Implementasi Gaya mengajar Resiprokal dalam Pembelajaran Senam lantai.

Dalam gaya mengajar resiprokal, tanggung jawab memberikan umpan

balik bergeser dari guru ke teman sebaya. Pergeseran peranan ini

memungkinkan peningkatan interaksi sosial antar teman sebaya dan

umpan balik langsung.

1. Anatomi Gaya Resiprokal

Di dalam perangkat keputusan sebelum pertemuan. Pengadaan umpan

balik langsung digeser kepada seorang pengamat .

Kelas diatur berpasangan dengan peranan-peranan khusus untuk setiap

partner.Salah satu dari pasangan adalah “pelaku” lainnya menjadi pengamat

.Guru memegang peranan khusus untuk berkomunikasi dengan

pengamat.Peranan pengamat adalah memberikan umpan balik kepada pelaku

dan berkomunikasi dengan guru. Guru mengamati tetapi hanya

berkomunikasidengan pengamat . Guru membuat semua keputusan sebelum

pertemuan. Pelaku membuat keputusan selama pertemuan,pengamat membuat

keputusan umpan balik sesudah pertemuan.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

44

2. Sasaran Gaya Resiprokal

Sasaran gaya resiprokal ini berhubungan dengan tugas dan peranan murid.

a.Tugas (pokok Bahasan)

Memberi kesempatan untuk latihan berulang kali dengan seorang pengamat.

Murid menerima umpan balik langsung, pebagai pengamat, murid memperoleh

pengetahuan mengenai penampilan tugas.

b. Peranan siswa

Memberi dan menerima umpan balik, mengamati penampilan teman

membandingkan dan mempertentangkan dengan kriteria yang ada,

menyampaikan hasilnya kepada pelaku, menumbuhkan kesabaran dan toleransi

terhadap kawan, memberikan umpan balik.

3. Pelaksanaan Gaya Resiprokal

a. Dalam gaya resiprokal ada tuntutan-tuntutan baru bagi guru dan pengamat.

Guru harus menggeser umpan balik kepada siswa ,pengamat harus belajar

bersikap positif dan memberi umpan balik.Pelaku harus belajar menerima

umpan balik dari teman sebaya ini memerlukan adanya rasa percaya.

b. Keputusan-keputusan

1) Sebelum pertemuan:

Guru menambahkan lembaran desain kriteria kepada pengamat untuk

dipakai dalam gaya ini.

2) Selama pertemuan:

a).Guru menjelaskan peranan-peranan baru dari pelaku dan

pengamat .

b).Perhatian bahwa pelaku berkomunikasi dengan pengamat dan

bukan dengan guru.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

45

c).Jelaskan bahwa peranan pengamat adalah untuk

menyampaikan umpan balik berdasarkan kriteria yang

terdapat dalam lembaran yang diberikan.

3) Sesudah pertemuan:

a).Menerima kriteria

b).Mengamati penampilan pelaku

c).Membandingkan dan mempertentangkan penampilan dengan kriteria yang

diberikan.

d).Menyimpulkan apakah mengenai penampilan benar atau salah.

e).Menyampaikan hal-hal mengenai penampilannya kepada pelaku.

4) Peranan guru adalah :

a. Menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pengamat.

b. Berkomunikasi dengan pengamat saja.

Ini memungkinkan timbulnya saling percaya antara pelaku dan

pengamat. Komunikasi guru dengan pelaku akan mengurangi

peranan pengamat.

5) Pada waktu tugas telah terlaksana, pelaku dan pengamat berganti

peranan.

6) Proses pemilihan partner dan pemantauan keberhasilan proses adalah

penting.

7) Guru bebas untuk mengamati banyak siswa selama pelajaran

berlangsung.

c. Pemilihan pokok bahasan:

1)Ini menentukan garis-garis pedoman untuk perilaku pengamat.

2)Lima bagian lembaran kriteria adalah:

a) Uraian khusus mengenai tugas ( termasuk pembagian tugas secara

berurutan ).

b) Hal-hal yang khusus yang harus dicari selama penampilan (

kesulitan yang potensial ).

c) Gambar atau sketsa untuk melukiskan tugas.

d) Contoh-contoh perilaku verbal untuk dipakai sebagai umpan balik.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

46

e) Mengingatkan peranan pengamat ( apabila siswa telah memahami gaya

ini, bagian ini bisa dihapuskan ).

4. Pertimbangan-pertimbangan khusus untuk Gaya Resiprokal

Interaksi antara guru dan pengamat:

a.Pengamat harus dianjurkan untuk berkomunikasi menurut kriteria yang

telah disusun.

b.Pastikan bahwa pengamat memberikan umpan balik yang akurat yang

berhubungan dengan criteria. 1)Seringkali pengamat terlalu kritis dan

harus belajar mengikuti criteria yang telah ditentukan.2)Guru perlu

menekankan tanggung jawab positif dari pengamat. 3)Guru perlu

membantu pelaku dan pengamat untuk berkomunikasi.

c.Pada akhir beberapa pelajaran pertama dengan menggunakan Gaya guru

harus meninjau kembali penampilan para pengamat menekankan

perubahan-perubahan yang perlu diadakan dalam perilaku mereka.

d.Teknik untuk mengatur kelas dalam pasangan-pasangan.

e. Dalam beberapa pelajaran pertama dengan menggunakan gaya ini

sasarannya akan memerlukan pemusatan perhatian pada penerimaan

siswa terhadap peranan pelaku dan pengamat.

f. Kelompok kecil yang terdiri dari dua orang juga dapat memakai gaya

ini. 1) Dalam kelompok-kelompok ini mungkin ada pencatat, pemberi

nilai atau pengawas. (2) Peranan pelaku dan pengamat tidak berubah,

tetapi setiap siswa dalam kelompok yang lebih besar menerima

peranan-peranan ini secara bergantian.(3)Kekurangan peralatan, ruang

atau jumlah siswa yang besar menyebabkan perlunya penggunaan lebih

dari dua siswa dalam kasus ini.

Dari urain kerangka dasar gaya mengajar resiprokal tersebut di atas maka

penulis simpulkan bahwa penerapan atau implementasi gaya mengajar resiprokal

yang diterapkan dalam pembelajaran senam lantai , dengan materi diantaranya

guling depan , guling belakang, guling lenting , dan meroda adalah sebagai berikut ,

murid diatur secara berpasangan, satu sebagai pelaku, dan yang lain sebagai

pengamat. Dalam melakukan pembelajaran gerakan senam lantai ini , antar

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

47

pasangan melakukan gerakan senam lantai tersebut di atas secara bertahap sesuai

dengan yang diajarkan oleh guru , yaitu yang diawali dengan tahapan- tahapan

gerakan bagian perbagian sampai dengan gerakan rangkain senam lantai secara

keseluruhan , dilakukan secara bergantian peran yaitu sebagai pelaku dan pengamat

dan masing –masing saling koreksi gerakan , jika ada kesulitan dalam pelaksanaan ,

guru hanya berkomunikasi dengan pengamat.

e. Implementasi Gaya mengajar Komando dalam Pembelajaran Senam lantai

1. Anatomi Gaya Komando

a. Dalam setiap anatomi gaya, Mosston meninjau dari tiga perangkat

keputusan: pra-pertemuan, selama pertemuan berlangsung, dan pasca

pertemuan. Keputusan yang dibuat guru dan yang akan diteruskan

kepada siswa .

b. Untuk gaya komando atau gaya perintah ini, semua keputusan diambil

oleh guru.

2. Sasaran Gaya Komando

a.Bagian ini akan merinci peranan guru, peranan siswa dan hasil yang

dicapai karena penggunaan gaya yang diuraikan.

b.Dengan menggunakan gaya komando, maka sasaran yang dicapai akan

melibatkan siswa yang akan mengikuti petunjuk-petunjuk guru,

dengan sasaran-sasaran sebagai berikut: respon langsung terhadap petunjuk

yang diberikan, penampilan yang sama / seragam , penampilan yang

disinkronkan , penyesuaian , mengikuti model yang telah ditentukan ,

mereproduksi model , ketepatan dan kecermatan respons , meneruskan

kegiatan dan tradisi kultural , mempertahankan tingkat estetika,

meningkatkan semangat kelompok , penggunaan waktu secara efisien ,

pengawasan keamanan.

3. Menyusun Pelajaran Gaya Komando

a.Semua keputusan pra-pertemuan dibuat oleh guru : pokok bahasan, tugas-

tugas , organisasi , dan lain-lain .

b.Semua keputusan selama pertemuan berlangsung dibuat oleh guru:

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

48

penjelasan peranan guru dan siswa, penyampaian pokok bahasan,

penjelasan prosedur organisasi , regu, kelompok , penempatan dalam

wilayah kegiatan .

Perintah yang harus diikuti : urutan kegiatan , peragaan , penjelasan,

pelaksanaan, penilaian

c. Keputusan pasca-pertemuan, Umpan balik kepada siswa, Sasarannya:

harus memberi banyak waktu untuk pelaksanaan tugas.

4. Implikasi Penggunaan Gaya Komando

a.Standar penampilan sudah mantap dan pada umumnya satu modeluntuk

satu tugas.

b.Pokok bahasan dipelajari secara meniru dan mengingat melalui penampilan.

c. Pokok bahasan dipilih-pilah menjadi bagian-bagian yang dapat ditiru.

d.Tidak ada perbedaan individual diharapkan menirukan model.

5.Unsur-unsur khas dalam pelajaran dengan gaya Komando

a.Semua keputusan dibuat oleh guru

b.Menuruti petunjuk dan melaksanakan tugas merupakan kegiatan utama

dari siswa.

c.Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi.

d.Dapat membuat siswa merasa terlibat dan termotivasi

e.Mengembangkan perilaku berdisiplin karena prosedur yang telah

ditetapkan.

6. Saluran-saluran pengembangan gaya Komando

a.Menurut Mosston, selama masa belajar-mengajar, setiap orang

memperoleh kesempatan untuk mengembangkan keterampilan

keterampilan fisik, sosial, emosional, dan kognitifnya.

b.Mosston berbicara tentang empat saluran perkembangan:

Saluran fisik meningkat dengan pesat selama menggunakan gaya

Komando, saluran sosial-terbatas, saluran emosional terbatas , saluran

kognitif terbatas .

Sesuai dengan kerangka dasar, gaya komando yang diuraikan diatas, penulis

menggaris bawahi bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran senam lantai dengan gaya

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

49

mengajar komando ini, semua peran yang dilakukan hanya tergantung pada perintah

guru, siswa hanya mengikuti apa yang menjadi perintah dari guru didalam

pembelajaran senam lantai , yang dimulai dari gerakan gerakan tahapan sampai

dengan rangkain gerakan senam lantai secara keseluruhan dan dilakukan secara

berulang – ulang. Semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa tergantung perintah

atau petunjuk dari guru dan siswa mengikuti, menirukan atau menyesuaikan dengan

tugas apa yang diberikan oleh guru.

Perbedaan prinsip Gaya mengajar Komando dan Resiprokal

Resiprokal Komando

1

2

3

4

5

Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk memberikan umpan

balik terhadap pasangannya

Dapat mengembangkan umpan

balik dan ketrampilan sosialnya.

Ada kesempatan memberikan

latihan berulang sehingga

memperoleh pengetahuan mengenai

penampilan tugas pasangannya

Mengamati, membandingkandan

mempertanggungjawabkan dengan

criteria yang ada dan

menyampaikan hasilnya kepada

pelaku.

Menumbuhkan

kesabaran,kepercayaan,dan

toleransi terhadap teman.

1

2

3

4

5

6

Ditandai dengan kondisi dimana

pihak guru yang paling dominan

pembuat keputusan dan siswa

mentaati perintah / petunjuk guru.

Gerakan siswa mengikuti contoh

guru, segala keputusan dilakukan

oleh guru,respon dilakukan sebagai

perintah guru.

Setiap pengajaran dibebankan pada

aksi peragaan,guru menjelaskan dan

siswa menyimak.

Gerakan pengulangan suatu

kebaikan dalam proses pengajaran.

Mengarahkan perhatian

penting,berkaitan dengan yang

harus dilakukan oleh siswa.

Menciptakan perasaan kepuasan,

motivasi, memunculkan gerakan

yang indah dapat mempengaruhi

persepsi siswa

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

50

1

2

3

Secara anatomi sebagai berikut :

Pra Pertemuan :

Sebelum pertemuan guru sudah

membuat criteria yang akan

dilakukan oleh pelaku, pembagian

kelompok, pelaku dan pengamat.

Selama pertemuan :

Pelaku melaksanakan perintah

sesuai kriteria guru dan hanya

berkomunikasi dengan pengamat.

Pelaku harus berusaha menerima

umpan balik dari pengamat.

Pasca / sesudah pertemuan :

Pengamat memberikan umpan balik

secara langsung kepada pelaku

sesuai kriteria guru.

Pengamat mengamati pelaku ,

membandingkan dan

mempertentangkan penampilan

dengan criteria yang diberikan.

Pengamat bersikap

positif,memberikan umpan balik

kepada pelaku,dan menyimpulkan

apakah penampilan benar atau salah

kepada pelaku.

1

2

3

Pra pertemuan :

Keputusan yang dibuat oleh

guru,akan diteruskan kepada siswa.

Selama pertemuan :

Semua materi keputusan diambil

oleh guru

Pasca / sesudah pertemuan :

Semua materi keputusan diambil

oleh guru.

Karena itu semua keputusan tentang

lokasi, postur tubuh, waktu, ritme,

waktu berhenti, durasi, materi,

peragaan, perintah, keputusan.

Kosekwensinya,tetap

mempertahankan pengetahuan,

pengalaman, serta standart yang

sudah dimiliki.

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

51

3. Kekuatan otot

a.Pengertian kekuatan.

Kemampuan kondisi fisik sangat memegang peran penting dihampir semua cabang

olahraga tertentu. Namun demikian setiap cabang olahraga selalu memiliki unsur

kondisi fisik dominan. Dominasi dari unsur kondisi fisik dalam setiap cabang olahraga

bergantung pada karakteristik dari cabang olahraga. Cabang olahraga yang dalam proses

gerakanya membutuhkan kemampuan untuk menahan dan mengangkat beban, maka

unsur kekuatan memegang peran yang dominan.

Dalam cabang olahraga senam, unsur kekuatan memegang peran penting.

Seseorang pesenam akan mampu melakukan berbagai elemen gerak senam dengan baik,

jika didukung oleh kekuatan otot yang baik. Dalam hal ini. Pate dkk, ( 1984 : 303 )

mengemukakan bahwa kekuatan otot dan ketahanan otot merupakan faktor yang sangat

menentukan pada cabang senam. Demikian halnya Bompa ( 1994 : 188 )

mengajukan agar lebih memfokuskan unsur kekuatan dalam program persiapan umum

dan kekuatan khusus / power pada persiapan khusus cabang olahraga senam.

Kekuatan merupakan suatu elemen dalam berbagai ciri penampilan. Kekuatan

dapat membantu meningkatkan komponen-komponen seperti kecepatan, keseimbangan

dan ketepatan. Kekuatan merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki siswa, karena

setiap kinerja dalam senam selalu memerlukan kekuatan. Dalam hal ini, Harsono ( 1988

: 177 ) menyatakan bahwa kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna

meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena: 1) Kekuatan

merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik, 2) Kekuatan memegang peranan

penting dalam melindungi atlet / orang dari kemungkinan cidera, 3) Kekuatan dapat

mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien. Meskipun banyak aktifitas

olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, fleksibilitas, kecepatan, daya ledak, dan

aktifisik lainnya, namun faktor tersebut tetap dikondisikan dengan faktor kekuatan agar

diperoleh hasil yang baik.

Menurut Pate ( 1984 : 12 ), kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk

mengubah keadaan gerak atau bentuk dari suatu benda.Gerakan mendorong atau

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

52

menarik dapat mengakibatkan suatu benda mulai bergerak, berhenti atau berubah arah,

tergantung pada sifat benda atau besarnya kekuatan, titik tumpuan dan arah kekuatan.

Kekuatan merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap

cabang olah raga . Untuk dapat mencapai penampilan prestasi yang optimal, maka

kekuatan harus dioptimalkan, maka kekuatan harus ditingkatkan sebagai landasan yang

mendasari dalam pembentukkan komponen biomotor lainnya. Sasaran pada latihan

kekuatan adalah untuk meningkatkan daya otot dalam mengatasi beban selama aktifitas

olahraga berlangsung. Oleh karena itu, latihan kekuatan merupakan salah satu unsur

biomotor dasar yang penting dalam mencetak olahragawan.

Manfaat dari latihan kekuatan bagi olahragawan , diantaranya untuk :

(1) Meningkatkan kekuatan otot dan jaringan, (2) mengurangi dan menghindari

terjadinya cedera pada olahragawan , (3) meningkatkan prestasi, (4) terapi dan

rehabilitasi terjadinya cedera pada otot, dan (5) membantu mempelajari atau

penguasaan tehnik. Melalui latihan kekuatan yang benar, maka beberapa komponen

biomotor yang lain juga akan terpengaruh dan meningkat, diantaranya adalah :

kecepatan, ketahanan otot, koordinasi, power yang eksplosif, kelentukan dan

ketangkasan.

Pengertian kekuatan secara umum adalah kemampuan otot atau sekelompok

otot untuk mengatasi beban atau tahanan. Pengertian secara fisiologi , kekuatan

adalah kemampuan neuromuskuler untuk mengatasi beban luar dan beban dalam.

Tingkat kekuatan olahragawan diantaranya dipengaruhi oleh keadaan : panjang

pendeknya otot, besar kecilnya otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu,

tingkat kelelahan , jenis otot merah atau otot putih, potensi otot, tehnik dan

kemampuan kontraksi otot.

Ada beberapa macam kekuatan yang perlu diketahui dalam mendukung upaya

pencapaian prestasi maksimal . Diantaranya menurut Bompa (1994 : 13) adalah (1)

kekuatan umum, (2) kekuatan khusus, (3) kekuatan maksimal, (4) kekuatan

ketahanan ( ketahanan otot ) , (5) kekuatan kecepatan ( kekuatan elastic atau power

), kekuatan absolute, (7) kekuatan relative, (8) kekuatan cadangan.

Kekuatan umum adalah kemampuan kontraksi seluruh system otot dalam

mengatasi tahanan atau beban. Kekuatan umum merupakan unsur dasar yang

melandasi seluruh program latihan kekuatan. Olahragawan yang tidak memiliki

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

53

kekuatan umum secara baik , akan mengalami keterbatasan dalam proses

peningkatan kemampuannya. Untuk itu kekuatan umum diperlukan oleh hampir

semua cabang olahraga.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan, bahwa kekuatan otot adalah

besarnya tenaga yang dapat dikeluarkan oleh seseorang, sedangkan tenaga yang

dimaksudkan adalah hasil dari konstraksi otot atau sekelompok otot.

b. Peran Kekuatan Otot dalam Hasil Belajar Senam lantai.

Peran kekuatan otot untuk hasil belajar rangkaian gerakan senam lantai,

adalah hasil dari beberapa bagian konstraksi otot dalam melakukan rangkaian

gerakan senam lantai,yang dalam penelitian ini yang diteliti antara lain : (1)

kekuatan otot lengan , adalah kemampuan otot atau sekelompok otot yang terdapat

pada lengan seseorang dalam mengerahkan tenaga secara maksimum pada saat

melakukan test dengan alat push and pull dynamometer, (2) kekuatan otot perut

adalah kemampuan otot atau sekelompok otot yang terdapat pada perut seseorang

dalam mengerahkan tenaga secara maksimum pada saat melakukan test dengan

baring duduk selama 60 detik, (3) kekuatan otot punggung adalah kekuatan otot

yang terdapat pada pada punggung seseorang untuk mengerahkan tenaga secara

maksimum pada saat melakukan test back and leg dynamometer,dan (4) kekuatan

otot tungkai adalah kemampuan otot atau sekelompok otot yang terdapat pada

tungkai seseorang dalam mengerahkan tenaga secara maksimum pada saat

melakukan test back and leg dynamometer

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dari Jacob Joppy Terry (2008) yang berjudul

“Pengembangan Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang melalui Metode

Kombinasi Kelentukan dan Umpan Balik Pengetahuan Hasil pada Murid Putra SMP

Pax Christi Manado”. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan

antara kelompok siswa yang memiliki kelentukan di atas rata-rata dengan siswa yang

memiliki kelentukan di bawah rata-rata dalam penguasaan gerakan senam lantai

guling belakang, namun tidak ada interaksi antara tingkat kelentukan dan jenis

umpan balik terhadap penguasaan gerakan senam lantai guling belakang.

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

54

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori, maka dapat disusun kerangka berfikir sebagai

berikut:

Perbandingan pengaruh antara gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar

komando terhadap hasil belajar senam lantai

Gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando keduanya

merupakan aspek yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, yang

berpengaruh terhadap kemampuan guru sehingga guru memahami dan menerapkan

gaya mengajar yang sesuai, khususnya senam lantai. Gaya mengajar resiprokal dan

gaya mengajar komando dipilih dan diterapkan sebagai upaya menciptakan kondisi

yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efisien dan efektif sehingga tujuan

pengajaran dapat tercapai.

Berdasarkan perbedaan dari kedua gaya mengajar tersebut, dapat diduga

bahwa terdapat perbedaan prinsip gaya mengajar yang berpengaruh terhadap hasil

belajar bagi siswa antara gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando.

Gaya mengajar resiprokal menggunakan kriteria dan memberikan umpan balik,

sedangkan gaya mengajar komando adalah ketergantungan respon siswa terhadap

perintah guru.

Perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki kekuatan otot baik dan siswa yang

memiliki kekuatan otot kurang baik terhadap hasil belajar senam lantai

Kekuatan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan otot

untuk menerima beban sewaktu bekerja jadi, kekuatan otot adalah kemampuan

sekelompok otot dalam mengatasi suatu beban.

Kekuatan otot merupakan salah satu bagian dari komponen dasar kondisi

fisik yang sangat dibutuhkan bagi siswa dan kekuatan otot merupakan faktor yang

sangat menentukan pada gerak senam lantai. Kekuatan otot yang baik,kekuatan

otot sedang dan kekuatan otot yang kurang baik diduga ada perbedaan pengaruh,

sampai sejauh mana perbedaan siswa yang memiliki kekuatan otot yang baik ,

kekuatan otot yang tergolong sedang dan kekuatan otot yang kurang baik terhadap

hasil belajar senam lantai.

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 12 2. Senam Lantai Pada senam lantai gerakan dasarnya meliputi rol depan, rol belakang, meroda, kayang, handstand, handspring, salto,

55

Gaya mengajar merupakan gaya yang ditempuh guru untuk menciptakan

situasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses

belajar siswa yang memuaskan. Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang

dilakukan antara guru dengan siswa dalam situasi pendidikan atau pengajaran untuk

mewujudkan tujuan yang diterapkan. Guru pasti memiliki kemampuan untuk

menggunakan berbagai gaya mengajar secara bervariasi. Dalam penelitian ini

mengkaji tentang interaksi gaya mengajar dan kekuatan otot terhadap hasil belajar

senam lantai.

D. Rumusan Hipotesis

Berpijak dari landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan

diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Untuk amatan pemahaman gerakan senam lantai

a. Ada perbedaan pengaruh antara gaya mengajar resiprokal dan gaya

mengajar komando terhadap hasil belajar senam lantai.

b. Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kekuatan otot

baik, kekuatan otot sedang dan siswa yang memiliki kekuatan otot

kurang baik.

c. Ada interaksi antara gaya mengajar dan kekuatan otot terhadap hasil

belajar senam lantai.

2. Untuk amatan keterampilan gerak senam lantai

a. Ada perbedaan pengaruh antara gaya mengajar resiprokal dan gaya

mengajar komando terhadap hasil belajar senam lantai.

b. Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kekuatan otot

baik, kekuatan otot sedang dan siswa yang memiliki kekuatan otot

kurang baik.

c. Ada interaksi antara gaya mengajar dan kekuatan otot terhadap hasil

belajar senam lantai.