bab ii landasan teori a. pendidikan dasar di indonesia...

17
BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini diperlukan sebuah kajian mengenai landasan teori yang akan menjadi acuan dalam penelitian. A. Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah Pendidikan dasar di Indonesia diawali dengan dikeluarkannya PP Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar selama 6 tahun. Pendidikan dasar di Indonesia diselenggarakan oleh dua satuan pendidikan yaitu Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Dalam PP No 47 Tahun 2008 (2008:4), Sekolah dasar yang selanjunya disebut SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disebut MI adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam di dalam pembinaan menteri agama pada jenjang pendidikan dasar. SD maupun MI memiliki komponen utama yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yaitu guru dan sarana prasarana. Sarana prasarana yang memadai akan lebih sempurna dengan kehadiran guru yang professional dalam pembelajaran di kelas. 8

Upload: duongdien

Post on 07-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam penelitian ini diperlukan sebuah kajian mengenai landasan teori

yang akan menjadi acuan dalam penelitian.

A. Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah

Pendidikan dasar di Indonesia diawali dengan dikeluarkannya PP

Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar selama 6 tahun. Pendidikan

dasar di Indonesia diselenggarakan oleh dua satuan pendidikan yaitu Sekolah

Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Dalam PP No 47 Tahun 2008 (2008:4), Sekolah

dasar yang selanjunya disebut SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan

dasar. Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disebut MI adalah salah satu

bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum

dengan kekhasan agama islam di dalam pembinaan menteri agama pada jenjang

pendidikan dasar.

SD maupun MI memiliki komponen utama yang sama dalam

melaksanakan proses pendidikan yaitu guru dan sarana prasarana. Sarana

prasarana yang memadai akan lebih sempurna dengan kehadiran guru yang

professional dalam pembelajaran di kelas.

8

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

B. Guru Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah

1. Pengertian Guru

Guru memiliki peran penting dalam pendidikan di sekolah dan

memegang kunci dalam pelaksanaan pendidikan. Guru merupakan pengganti

orang tua siswa di sekolah. UU Guru dan Dosen UU RI No. 14 Th. 2005

(2009:3) mengartikan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah .

Profesi guru SD / MI tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.

Guru SD / MI membutuhkan minat, bakat, dan panggilan jiwa. Guru SD / MI

haruslah mempunyai komitmen kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

tidak hanya sekedar mengajar memberikan pengetahuan.

Guru SD / MI sebagai profesi yang professional harus memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik. Hal ini terkait

dengan ciri – ciri profesi. Moore dalam Martinis Yamin (2007:14)

mengidentifikasikan profesi menurut ciri – ciri berikut:

a Seorang profesional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan

pekerjaannya

b Ia terikat oleh panggilan hidup, dan dalan hal ini memperlakukan

pekerjaannya sebagai perangkat norma kepatuhan dan perilaku

c Ia anggota profesional yang formal

9

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

d Ia menguasai pengetahuan yang berguna dan ketrampilan atas dasar

latihan spealisasi atau pendidikan yang sangat khusus

e Ia terikat dengan syarat – syarat kompetensi, kesadaran prestasi, dan

pengabdian.

f Ia memperoleh otonomi berdasarkan spealisasi teknis yang tinggi sekali.

2. Kualifikasi Akademik

Undang – Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005

mengartikan Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan

akademik yang harus dimilki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis,

jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16

Tahun 2007, semua Guru SD / MI di Indonesia harus memilki kualifikasi

akademik Sarjana (S1) atau Diploma empat (D-IV) dalam bidang

pendidikan SD / MI (S1 / D-IV PGSD / PGMI) atau psikologi.

Persyaratan minimal kualifikasi akademik diatas bertujuan agar guru

SD/MI memiliki pengetahuan dan ketrampilan keguruan.

3. Kompetensi Guru SD / MI

Guru Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah berfungsi meningkatkan

martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran. Penjelasan UU RI No.14

tahun 2005 pasal 44 yang dimaksud dengan guru sebagai agen pembelajaran (

learning agen ) adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator,

10

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta

didik.

Untuk melaksanakan semua tugas dan perannya guru dituntut untuk

menjadi profesional. Guru yang profesional harus memilki penguasan terhadap

standar kompetensi guru. Penjelasan pasal 10 UU Guru dan Dosen Nomor 14

Tahun 2005 dan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 menjabarkan tentang

empat kompetensi utama guru dan kompetensi khusus untuk guru kelas SD/MI

yaitu :

1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran.

Kompetensi pedagogik guru kelas SD/MI yaitu:

1.1 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

sosial, kultural, emosional, dan intelektual

• Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang

berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral,

spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.

• Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekolah dasar dalam

lima mata pelajaran SD/MI.

• Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar

dalam lima mata pelajaran SD/MI.

• Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam

lima mata pelajaran SD/MI

1.2Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik.

• Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI.

• Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik

pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam lima mata

pelajaran SD/MI.

11

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

• Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya di kelas-

kelas awal SD/MI.

• Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran /

bidang pengembangan yang diampu.

• Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

• Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI.

• Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai

tujuan lima mata pelajaran SD/MI

• Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang terkait dengan

pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

• Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan

pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik usia SD/MI.

• Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian

1.4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

• Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.

• Mengembangkan komponen - komponen rancangan pembelajaran.

• Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di

dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.

• Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium,

dan di lapangan.

• Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta

didik dan lima mata pelajaran SD/MI untuk mencapai tujuan

pembelajaran secara utuh.

• Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI

sesuai dengan situasi yang berkembang

1.5Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran

12

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

1.6Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

• Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran Menggunakan informasi

hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar.

• Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan

potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya

1.7 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

didik.

• Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan

santun, baik secara lisan maupun tulisan.

• Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun

secara siklikal dari : penyiapan kondisi psikologis peserta didik,

memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta

didik untuk merespons,respons peserta didik, reaksi guru terhadap

respons peserta didik, dan seterusnya.

1.8 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

• Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.

• Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk

dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran

SD/MI.

• Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

• Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar.

• Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.

13

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

• Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai

tujuan. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

1.9 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran

• Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan

ketuntasan belajar.

• Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang

program remedial dan pengayaan.

• Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku

kepentingan.

• Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

1.10 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas belajar

• Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai

tujuan. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. Melakukan refleksi

terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

• Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima

mata pelajaran SD/MI.

• Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI

2. Kompetensi kepribadian menyangkut sikap perilaku dan akhlak yang

dimilki guru. Guru haruslah dapat menjadi teladan yang baik terutama

bagi siswa. Kompetesi kepribadian Guru Kelas SD / MI :

2.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut,

suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

14

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

2.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma

sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional

Indonesia yang beragam

2.3 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.

2.4 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.

2.5 Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota

masyarakat di sekitarnya. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap

dan stabil.

2.6 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa

Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

2.7 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

2.8 Bekerja mandiri secara profesional Memahami kode etik profesi guru.

2.9 Menerapkan kode etik profesi guru.

2.10 Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

3. Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi

dengan siswa, orangtua maupun rekan kerja sesama guru dan

masyarakat. Kompetensi sosial guru kelas SD/MI yaitu:

• Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan

lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.

• Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat,

orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama,

suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.

• Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya

secara santun, empatik dan efektif.

15

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

• Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara

santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan

peserta didik.

• Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program

pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta

didikBeradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka

meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa

daerah setempat.

• Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah

Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas

ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan.

• Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas

profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi professional yaitu kemampuan guru dalam menguasai

materi pelajaran yang diajarkan ke siswa. Kompetensi professional

guru kelas SD/MI untuk lima mata pelajaran yaitu:

4.1 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu

a) Bahasa Indonesia

• Memahami hakikat bahasa dan pemerolehan bahasa. Memahami

kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia.

• Menguasai dasar-dasar dan kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

• Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis)

• Memahami teori dan genre sastra Indonesia.

• Mampu mengapresiasi karya sastra Indonesia, secara reseptif dan

produktif

16

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

b) Matematika

• Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan

keduanya dalam konteks materi aritmatika, aljabar, geometri,

trigonometri, pengukuran, statistika, dan logika matematika.

• Mampu menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal untuk

menyelesaikan masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata.

• Mampu menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan

keterkaitan keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta.

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

• Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, dan piranti

lunak komputer.

c) IPA

• Mampu melakukan observasi gejala alam baik secara langsung

maupun tidak langsung.

• Memanfaatkan konsep-konsep dan hukumhukum ilmu pengetahuan

alam dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari.

• Memahami struktur ilmu pengetahuan alam, termasuk hubungan

fungsional antarkonsep, yang berhubungan dengan mata pelajaran

IPA.

d) IPS

• Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan,

nilai, dan keterampilan IPS.

• Mengembangkan materi, struktur, dan konsep keilmuan IPS.

• Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan prinsip-prinsip pokok ilmu-

ilmu sosial dalam konteks kebhinnekaan masyarakat Indonesia dan

dinamika kehidupan global.

17

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

• Memahami fenomena interaksi perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, kehidupan agama, dan perkembangan masyarakat

serta saling ketergantungan global

e) PKn

• Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan,

sikap, nilai, dan perilaku yang mendukung kegiatan pembelajaran

PKn.

• Menguasai konsep dan prinsip kepribadian nasional dan demokrasi

konstitusional Indonesia, semangat kebangsaan dan cinta tanah air

serta bela negara.

• Menguasai konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan HAM, serta

penegakan hukum secara adil dan benar.

• Menguasai konsep, prinsip, nilai, moral, dan norma kewarganegaraan

Indonesia yang demokratis dalam konteks kewargaan negara dan

dunia

4.2Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajarab/bidang pengembangan yang diampu

• Memahami standar kompetensi lima mata pelajaran SD/MI.

• Memahami kompetensi dasar lima mata pelajaran SD/MI.

• Memahami tujuan pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.

4.3 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

• Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

• Mengolah materi lima mata pelajaran SD/MI secara integratif dan

kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

4.4 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi

dan mengemabangkan diri

18

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

• Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi.

• Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri

4. Sertifikat Pendidik

Pasal 1 UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005

mengartikan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagi pengakuan

yang diberikan kepada guru dan dosen sebagi tenaga profesional.

Sertifikat pendidik diberikan kepada setiap guru yang telah

memenuhi persyaratan oleh perguruan tinggi yang mempunyai program

pengadaan tenaga kependidikan.

C. Guru SD / MI dalam Pembelajaran di Kelas

Tugas guru secara rinci dalam Endang Poerwanti dan Nur Widodo (

2000:7) adalah:

1. Menularkan berbagai pengetahuan, dan kebudayaan kepada anak (

bersifat kognitif)

2. Melatih ketrampilan – ketrampilan phisik yang bermanfaat dalam

kehidupan anak ( psikomotorik )

3. Menanamkan nilai dan keyakinan serta kedisiplinan dan berbagai hal

yang meyangkut afektif.

19

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

Guru SD / MI memikul ketiga tugas diatas tampaknya pada tahun

2000 mulai mengedepankan pendekatan pembelajaran di kelas yang dikenal

dengan istilah PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan. Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

dapat dilakukan jika dalam pembelajaran di kelas Guru SD / MI dapat

memberikan perhatian terhadap perbedaan individual yang ada dalam diri anak.

Menurut Martinis Yamin (2007:14) dalam proses pembelajaran yang dihadapi

adalah anak manusia yang bersifat unik, kata unik dalam hal ini mengandung

berbagai pengertian yaitu

1. Yang pertama unik dapat dimaknai bahwa tidak ada manusia yang sama

2. Yang kedua istilah unik juga mengandung pengertian bahwa kondisi

manusia itu sendiri bersifat tidak menetap

3. Yang ketiga perlu pula dipahami bahwa setiap tahapan perkembangan

manusia yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan

perkembangan yang lain

4. Keempat yang perlu mendapat perhatian adalah adanya kenyataan bahwa

dalam batas – batas tertentu manusia punya kemampuan untuk

memanipulasi perilakunya.

Pelaksanaan PAKEM di kelas juga dipengaruhi oleh kondisi kelas itu

sendiri. Kelas dengan jumlah siswa yang sedikit akan lebih mempermudah

pelaksaan PAKEM. Jumlah siswa yang sedikit memungkinkan interaksi guru

dengan setiap murid dan interaksi antar siswa tercipta dengan baik. Tetapi jika

jumlah siswa terlalu sedikit, cenderung tidak efisien. Kelas dengan jumlah siswa

20

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

yang banyak cenderung mengurangi interaksi antar siswa dan interaksi siswa

dengan guru. Guru cenderung melakukan pengajaran dengan metode yang

tradhisional untuk menguasai kelas seperti ceramah. Metode Ceramah di depan

kelas yang selama ini digunakan kebayakan menggunakan komunikasi searah

dari guru ke siswa yang menjadikan siswa kurang aktif.

Pembelajaran di kelas yang merupakan inti dari pelaksanaan

pendidikan dasar sejatinya adalah pelayanan dari guru ke siswa. Pemerintah

menentukan standar pelayanan pendidikan dasar melalui Keputusan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010. Adapun standar pelayanan minimal

pendidikan yang berkaitan dengan siswa dan guru sekolah dasar adalah sebagai

berikut3

1) Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang

2) Di setiap SD/MI tersedia seorang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah, staf kependidikan lainnya

3) Disetiap SD/MI terdapat satu orang guru untuk 32 peserta didik dan 6 orang guru untuk tiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 orang guru setiap satuan pendidikan

4) Disetiap SD/MI tersedia 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik.

3 27 Indikator SPM Pendidikan Dasar, http://www.majalah-komunitas.blogspot.com/2010/08/21-indikator-spm-pendidikan-dasar.html

21

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

D. Kebutuhan Guru SD / MI

Pasal 24 UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005,mewajibkan

pemerintah untuk memenuhi kebutuhan guru. Pemenuhan kebutuhan guru

harus merata untuk menjamin keberlangsungan satuan pendidikan yang

meliputi tiga hal yaitu :

1. Dalam jumlah

2. Kualifikasi akademik

3. Kompetensi

Made Pidarta (2005 : 88) mengartikan kebutuhan itu merupakan

kesenjangan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana itu seharusnya.

Kebutuhan akan tenaga guru / teacher demand menurut Gaffar (1987 : 77)

adalah tuntutan pemakai jasa professional guru untuk memberikan pelayanan

terhadap anak didik pada lembaga pendidikan pemakai jasa guru itu.

Perhitungan Kebutuhan Guru SD dalam Keputusan menteri

Pendidikan Nasional Nomor 053/U/2001, didasarkan pada jumlah

kelas/rombongan belajar dengan rumus :

Jumlah guru sekolah dasar = jumlah rombongan belajar + 1 orang

kepala sekolah + 1 orang guru penjaskes + 1 orang guru agama.

Kebutuhan guru SD Menurut Husaini, Usman (2006 : 98) ada lima

jenis yaitu 1) kepala sekolah, 2) guru kelas, 3) guru pendidikan jasmani dan

kesehatan, 4) guru bimbingan dan penyuluhan.

Kebutuhan guru kelas SD sama dengan jumlah kelas. Jika guru kelas

I merangkap kelas II , maka dihitung dengan :

KGK = JKt – JKIIt – JG

22

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

Husaini, Usaman ( 2006 )

Keterangan :

KGK = Kebutuhan Guru Kelas

JKt = Jumlah Kelas pada tahun t

JKIIt = Jumlah kelas II pada tahun t

JG = Jumlah Guru seluruhnya

Kebutuhan guru pendidikan jasmani dan kesehatan, dan guru agama untuk SD sama

dengan jumlah sekolah

E. Penelitian Terdahulu

Berkaitan dengan Kebutuhan guru SD/MI Kecamatan Sidomukti

Kota Salatiga Tahun 2010 dan proyeksi kebutuhan jumlah guru SD/MI

Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga 2011 – 2018 maupun ditempat lainnya,

penulis mengambil penelitian yang berhubungan dengan proyeksi kebutuhan

guru.

Susinofyanti (2008) membahas proyeksi kebutuhan guru sekolah

dasar negeri di Kecamatan Karangploso Kota Malang Propinsi Jawa Timur pada

tahun ajaran 2008 / 2009 sampai dengan 2014 / 2015 dalam kaitannya dengan

pembelajaran di kelas. Masalah penelitiannya yaitu kurangnya jumlah guru,

pemerataan dan kesejahteraan yang belum terjamin. Tujuan dari penelitian

Susinofyanti (2008) adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan guru SDN di

Kecamatan Karangploso dalam kurun waktu enam tahun ke depan.

Hasil penelitian Susinofyanti (2008) didapatkan bahwa proyeksi

jumlah kenaikan murid sekolah dasar Tahun ajaran 2008/2009 – 2012/2015

sebesar 5,85% atau sebanyak 403 murid per tahun sedangkan proyeksi guru

Tahun Ajaran 2008/2009 – 2014/2015 sebesar 12,61% atau sebanyak lima guru

23

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan dasar di Indonesia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/424/3/T1_162006046_BAB II.pdf · mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

per tahun dan proyeksi jumlah guru tahun ajaran 2008/2009 – 2014/2015 sebesar

1929 guru

F. Kerangka Dasar Penelitian

Pada penelitian ini, Kebutuhan guru SD/MI Kecamatan Sidomukti

Kota Salatiga tahun 2010 yaitu jumlah guru yang dibutuhkan oleh SD/MI

Kecamatan Sidomukti pada tahun 2010 yang memiliki ijazah sarjana (S-1) atau

diploma empat ( D-IV) untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta

didik ( siswa ).

Kebutuhan jumlah Guru SD / MI Kecamatan sidomukti Kota Salatiga

pada tahun 2010 adalah jumlah guru SD/MI pada tahun 2010 dibandingkan

dengan jumlah guru SD/MI yang seharusnya menurut rasio guru per murid

setiap SD/MI Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010.

Dalam penelitian ini untuk menghitung kebutuhan jumlah Guru SD /

MI Kecamatan sidomukti Kota Salatiga pada tahun 2010, kepala sekolah

diasumsikan bukan termasuk guru. Penghitungan jumlah guru dilakukan secara

keseluruhan dan tidak membedakan status kepegawaian.

Kualifikasi Akademik Guru SD / MI

Jumlah Guru SD / MI

Kebutuhan Guru SD / MI Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2010

24