bab ii (landasan teori)
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 METEOROLOGI MARITIM
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keadaan atmosfer
(cuaca), gejala fisis dan dinamisnya serta fenomena–fenomena yang berkaitan
dengan cuaca. Meteorologi mempelajari atmosfer dari permukaan sampai dengan
ketinggian troposfer, karena pada level ini merupakan batas dari gejala/fenomena
cuaca. Sedangkan meteorologi maritim yakni cabang ilmu dari meteorologi yang
mempelajari dan membahas keadaan cuaca dan iklim bumi di atas laut untuk
kepentingan kegiatan laut, khususnya keselamatan pelayaran untuk keperluan
pelayanan informasi maritim. Salah satu kegiatan meteorologi maritim adalah
melakukan pengamatan dan pengukuran pasang surut air laut.
2.2 PASANG SURUT AIR LAUT
2.2.1 Definisi Pasang Surut Air Laut
Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai
naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda
angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan
menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu fenomena
pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan
oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda
astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa
lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda benda angkasa yaitu
rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran
bumi mengelilingi matahari. Gerakan tersebut berlangsung dengan teratur
6
mengikuti suatu garis edar dan periode yang tertentu. Pengaruh dari benda
angkasa yang lainnya sangat kecil dan tidak perlu diperhitungkan. Pasang surut
juga diartikan sebagai naik turunnya permukaan laut secara berkala akibat
adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap
massa air di bumi. Selain itu, pasang surut laut merupakan suatu fenomena
pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan
oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda
astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan.
Gambar 2.1 Pengaruh Pasang Surut Yang Disebabkan Gaya Tarik
Menarik Antara Matahari Bumi Dan Bulan
2.2.2 Teori Pasang Surut
a) Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory)
Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton
(1642-1727). Teori ini menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif. Teori
terjadi pada bumi ideal yang seluruh permukaannya ditutupi oleh air dan
pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini menyatakan bahwa naik-
turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut
(King, 1966). Untuk memahami gaya pembangkit passng surut dilakukan
dengan memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu,
7
sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari. Pada teori kesetimbangan bumi
diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang sama dan naik
turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP
(Tide Generating Force) yaitu Resultan gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal,
teori ini berkaitan dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan,
dan matahari. Gaya pembangkit pasut ini akan menimbulkan air tinggi pada
dua lokasi dan air rendah pada dua lokasi (Gross, 1987).
b) Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang
homogen masih diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang
konstan, tetapi gaya-gaya tarik periodik dapat membangkitkan gelombang
dengan periode sesuai dengan konstitue-konstituennya. Gelombang pasut yang
terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi
bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh
Laplace (1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga sifat-
sifat pasut dapat diketahui secara kuantitatif. Menurut teori dinamis, gaya
pembangkit pasut menghasilkan gelombang pasut (tide wive) yang periodenya
sebanding dengan gaya pembangkit pasut. Karena terbentuknya gelombang,
maka terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut
Defant (1958), faktor-faktor tersebut adalah :
Kedalaman perairan dan luas perairan
Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis)
Gesekan dasar rotasi bumi menyebabkan semua benda yang
bergerak di permukaan bumi akan berubah arah (Coriolis Effect). Di belahan
bumi utara benda membelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan
benda membelok ke kiri. Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi semakin
meningkat sejalan dengan garis lintang dan mencapai maksimum pada kedua
kutub. Besarnya juga bervariasi tergantung pada kecepatan pergerakan benda
tersebut.
8
Menurut Mac Millan (1966) berkaitan dengan dengan fenomeana pasut,
gaya Coriolis mempengaruhi arus pasut. Faktor gesekan dasar dapat
mengurangi tunggang pasut dan menyebabkan keterlambatan fase (Phase lag)
serta mengakibatkan persamaan gelombang pasut menjadi non linier semakin
dangkal perairan maka semaikin besar pengaruh gesekannya.
2.2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Pasang Surut
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan
teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap
matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis
adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan
gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar selat,
bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang
surut yang berlainan (Wyrtki, 1961). Pasang surut laut merupakan hasil dari
gaya gravitasi dan efek sentrifugal.
a) Gaya Gravitasi
Gambar 2.2 Gaya Tarik Gravitasi Bumi Oleh Bulan
Menurut Newton : Pasut adalah gerakan naik turunnya air laut terutama
akibat pengaruh adanya gaya tarik menarik antara satu massa bumi dan massa
benda-benda angkasa, khususnya bulan dan matahari. Selanjutnya Newton
menyebutkan bahwa besarnya gaya tarik menarik antara dua titik massa
berbanding langsung dengan massanya dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya.
9
Fg=GMe. Mm
r2 (2.1)
Dimana :
Fg = Gaya tarik graviasi oleh bulan
G = Konstanta gravitasi universal
Me = Massa bumi
Mm = Massa bulan
r = Jarak titik ke pusat bulan
b) Gaya Sentrifugal
Gambar 2.3 Gaya Sentrifugal Bumi Terhadap Bulan
Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Bumi –
bulan membentuk suatu sistem tunggal yagn berevolusi mengitari pusat
massa bersama (barycenter)dengan periode 27,3 hari. Gerakan bumi
mengelilingi barycenter mengakibatkan semua titik di dalam dan di
permukaan bumi bergerak mengikuti alur melingkar dengan jari – jari yang
sama yaitu re (jarak pusat bumi – barycenter).
Fc=M e . ω2 . re (2.2)
Dimana :
10
Fc = gaya centrifugal
ω = kecepatan sudut revolusi bumi-bulan mengelilingi barycenter
Me = Massa bumi
re = jarak pusat bumi - barycenter
2.2.4 Efek Matahari dan Bulan Terhadap Pembentukan Pasut
Bila posisi matahari-bumi-bulan berada pada suatu garis satu garis lurus
(deklinasi 0º atau 360º), terjadi pada fase bulan baru dan bulan purnama maka
pasut akibat gaya tarik bulan dan matahari saling memperkuat. Pada kondisi ini
tinggi pasutnya maksimum dan disebut pasang purnama (Spring Tide).
Gambar 2.4 Pasut Purnama (Spring Tide), Posisi Bulan Bumi Dan Matahari
Berada Dalam Satu Garis Lurus
Sedang bila posisi matahari-bumi-bulan berada dalam satu garis tegak
lurus yaitu pada perempat pertama (First Quarter) dan perempat terakhir atau
ketiga (Third/Last Quarter), maka pasut akibat gaya tarik bulan akan dikurangi
pasut akibat gaya tarik matahari. Pada kondisi ini tinggi pasutnya minimum dan
disebut pasang perbani (Neap Tide).
11
Gambar 2.5 Pasut Perbani (Neap Tide), Posisi Bulan Bumi Dan Matahari
Berada Dalam Satu Garis Tegak Lurus
Dalam satu bulan terdapat 2 kali pasang purnama dan 2 kali pasang
perbani dengan periode 15 hari. Jadi untuk menganalisis pasut suatu lokasi perlu
data pasut paling sedikit 15 hari agar didapat kondisi purnama dan perbani.
Adanya kontribusi matahari-bumi akan menghasilkan fenomena pasut
yang mirip dengan fenomena yang diakibatkan oleh bumi-bulan. Perbedaannya
terletak pada Gaya Pembangkit Pasut yang disebabkan oleh matahari hanya
separuh kekuatan yang disebabkan oleh bulan (Pariwono, 1989). Hal ini
disebabkan oleh jarak bumi-bulan yang jauh lebih dekat dibanding dengan jarak
matahari-bumi, walaupun massa matahari lebih besar dari massa bulan.
Olah karena posisi bulan dan matahari terhadap bumi berubah-ubah, maka
resultan gaya pasut yang dihasilkan dari gaya tarik kedua benda angkasa tersebut
tidak sesederhana yang diperkirakan. Tetapi karena rotasi bumi, revolusi bumi
terhadap matahari dan revolusi bulan terhadap bumi sangat teratur, maka resultan
GPP yang rumit tadi dapat diuraikan sebagai hasil gabungan sejumlah komponen
harmonik pasut. Komponen harmonik ini dapat dibagi menjadi tiga komponen,
yaitu tengah harian, harian dan periode panjang.
12
2.2.5 Tipe Pasang Surut
Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut
atmosfer (atmospheric tide), pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut
bumi padat (tide of the solid earth). Ada juga tiga tipe dasar pasang surut yang
didasarkan pada periode dan keteraturannya, yaitu pasang surut harian (diurnal),
tengah harian (semi diurnal) dan campuran (mixed tides). Dalam sebulan, variasi
harian dari rentang pasang surut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan.
Rentang pasang surut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai
samudera.
pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu:
1) Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut
dalam satu hari, periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Contoh : di
selat Karimata.
Gambar 2.6 Diurnal Tide
2) Pasang surut harian ganda (semidiurnal tide)
Merupakan pasut yang dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua
kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut terjadi
secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12
13
jam 24 menit. Pasang surut ini terdapat di Selat Malaka sampai Laut
Andaman.
Gambar 2.7 Semidiurnal Tide
3) Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing
diurnal)
Merupakan pasut yang dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu
kali air surut tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda
Gambar 2.8 Mixed Tide Prevailing Diurnal
4) Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing
semidiurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.
14
Gambar 2.9 Mixed Tide Prevailing Semidiurnal
2.3 GELOMBANG DAN SENSOR ULTRASONIK
2.3.1 Gelombang Ultrasonik
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki
frekuensi mulai 20 kHz hingga sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang digunakan
dalam gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada medium yang dilalui,
mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas, cair hingga padat. Jika gelombang
ultrasonik berjalan melalui sebuah medium, Secara matematis besarnya jarak
dapat dihitung sebagai berikut:
s= v . t2
(2.3)
dimana s adalah jarak dalam satuan meter, v adalah kecepatan suara
yaitu 344 m/detik dan t adalah waktu tempuh dalam satuan detik. Ketika
gelombang ultrasonik menumbuk suatu penghalang maka sebagian gelombang
tersebut akan dipantulkan sebagian diserap dan sebagian yang lain akan
diteruskan. Proses ini ditunjukkan pada gambar berikut :
15
Gambar 2.10 : Perambatan Gelombang Bunyi Pada Sebuah Medium
2.3.2 Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang mengubah besaran fisis
(bunyi) menjadi besaran listrik. Pada sensor ini gelombang ultrasonik
dibangkitkan melalui sebuah benda yang disebut piezoelektrik. Piezoelektrik ini
akan menghasilkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40 kHz ketika
sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Sensor ultrasonik secara umum
digunakan untuk suatu pengungkapan tak sentuh yang beragam seperti aplikasi
pengukuran jarak. Alat ini secara umum memancarakan gelombang suara
ultrasonik menuju suatu target yang memantulkan balik gelombang kearah
sensor. Kemudian sistem mengukur waktu yang diperlukan untuk pemancaran
gelombang sampai kembali kesensor dan menghitung jarak target dengan
menggunakan kecepatan suara dalam medium. Secara umum Prinsip kerja dari
sensor ultrasonik dapat ditunjukkan dalam gambar dibawah ini :
Gambar 2.11 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik
16
Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut :
a) Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi
diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda
adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar
ultrasonik.
b) Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai
sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s.
Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali
oleh bagian penerima Ultrasonik.
c) Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal
tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya. Jarak dihitung
berdasarkan rumus :
s=340. t2
(2.4)
dimana S adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan bidang pantul, dan t
adalah selisih waktu antara pemancaran gelombang ultrasonik sampai
diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik.
Rangkaian penyusun sensor ultrasonik ini terdiri dari transmitter, reiceiver,
dan komparator. Selain itu, gelombang ultrasonik dibangkitkan oleh sebuah kristal
tipis bersifat piezoelektrik. Bagian-bagian dari sensor ultrasonik adalah sebagai
berikut:
1) Piezoelektrik
Peralatan piezoelektrik secara langsung mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Tegangan input yang digunakan menyebabkan bagian
keramik meregang dan memancarkan gelombang ultrasonik. Tipe operasi
transmisi elemen piezoelektrik sekitar frekuensi 32 kHz. Efisiensi lebih
baik, jika frekuensi osilator diatur pada frekuensi resonansi piezoelektrik
dengan sensitifitas dan efisiensi paling baik. Jika rangkaian pengukur
beroperasi pada mode pulsa elemen piezoelektrik yang sama dapat
digunakan sebagai transmitter dan reiceiver. Frekuensi yang ditimbulkan
17
tergantung pada osilatornya yang disesuiakan frekuensi kerja dari masing-
masing transduser. Karena kelebihannya inilah maka tranduser piezoelektrik
lebih sesuai digunakan untuk sensor ultrasonik.
2) Transmitter
Gambar 2.12 Rangkaian Transmitter Ultrasonik
Transmitter adalah sebuah bagian yang berfungsi sebagai pemancar
gelombang ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 kHz yang dibangkitkan
dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus di buat
sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilator dilanjutkan menuju
penguat sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh komponen RLC / kristal
tergantung dari desain osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan
memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke piezoelektrik dan
terjadi reaksi mekanik sehingga bergetar dan memancarkan gelombang yang
sesuai dengan besar frekuensi pada osilator. Prinsip kerja dari rangkaian
pemancar gelombang ultrasonik tersebut adalah sebagai berikut :
18
a) Sinyal 40 kHz dibangkitkan melalui mikrokontroler.
b) Sinyal tersebut dilewatkan pada sebuah resistor sebesar 3kOhm untuk
pengaman ketika sinyal tersebut membias maju rangkaian dioda dan
transistor.
c) Kemudian sinyal tersebut dimasukkan ke rangkaian penguat arus yang
merupakan kombinasi dari 2 buah dioda dan 2 buah transistor.
d) Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (+5V) maka arus akan
melewati dioda D1 (D1 on), kemudian arus tersebut akan membias
transistor T1, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T1 akan
besar sesuai dari penguatan dari transistor.
e) Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (0V) maka arus akan
melewati dioda D2 (D2 on), kemudian arus tersebut akan membias
transistor T2, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T2 akan
besar sesuai dari penguatan dari transistor.
f) Resistor R4 dan R6 berfungsi untuk membagi tengangan menjadi 2,5 V.
Sehingga pemancar ultrasonik akan menerima tegangan bolak – balik
dengan Vpeak-peak adalah 5V (+2,5 V s.d -2,5 V).
3) Receiver
Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan
piezoelektrik, yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang
berasal dari transmitter yang dikenakan pada permukaan suatu benda atau
gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter. Oleh karena
bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang reversible, elemen keramik akan
membangkitkan tegangan listrik pada saat gelombang datang dengan
frekuensi yang resonan dan akan menggetarkan bahan piezoelektrik
tersebut.
Penerima Ultrasonik ini akan menerima sinyal ultrasonik yang
dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan karakteristik frekuensi yang
sesuai. Sinyal yang diterima tersebut akan melalui proses filterisasi
frekuensi dengan menggunakan rangkaian band pass filter (penyaring
19
pelewat pita), dengan nilai frekuensi yang dilewatkan telah ditentukan.
Kemudian sinyal keluarannya akan dikuatkan dan dilewatkan ke rangkaian
komparator (pembanding) dengan tegangan referensi ditentukan
berdasarkan tegangan keluaran penguat pada saat jarak antara sensor
kendaraan mini dengan sekat/dinding pembatas mencapai jarak minimum
untuk berbelok arah. Dapat dianggap keluaran komparator pada kondisi ini
adalah high (logika‘1’) sedangkan jarak yang lebih jauh adalah
low (logika’0’). Logika-logika biner ini kemudian diteruskan ke rangkaian
pengendali (mikrokontroler).
Gambar 2.13 Rangkaian Receiver Gelombang Ultrasonik
Prinsip kerja dari rangkaian pemancar gelombang ultrasonik tersebut adalah
sebagai berikut :
a) Pertama – tama sinyal yang diterima akan dikuatkan terlebih dahulu
oleh rangkaian transistor penguat Q2.
b) Kemudian sinyal tersebut akan di filter menggunakan High pass filter
pada frekuensi > 40kHz oleh rangkaian transistor Q1.
c) Setelah sinyal tersebut dikuatkan dan di filter, kemudian sinyal tersebut
akan disearahkan oleh rangkaian dioda D1 dan D2.
d) Kemudian sinyal tersebut melalui rangkaian filter low pass filter pada
frekuensi < 40kHz melalui rangkaian filter C4 dan R4.
e) Setelah itu sinyal akan melalui komparator Op-Amp pada U3.
20
f) Jadi ketika ada sinyal ultrasonik yang masuk ke rangkaian, maka pada
komparator akan mengeluarkan logika rendah (0V) yang kemudian akan
diproses oleh mikrokontroler untuk menghitung jaraknya.
2.3.3 Sensor Ultrasonik SEN136B5B
Gambar 2.14 Sensor Ultrasonik SEN136B5B
SEN136B5B adalah device atau modul yang berfungsi untuk mengukur
jarak dengan cara memancarkan sinyal ultrasonic buatan seedstudio. Dengan
dimensi yang cukup kecil yaitu 43x20x15 mm, serta harganya yang sangat
terjangkau. sensor ini dapat mengukur jarak antara 3 cm sampai 400 cm.
Keluarannya berupa pulsa yang lebarnya merepresentasikan jarak.
Gambar 2.15 Pin-Pin Pada Sensor Ultrasonik SEN136B5B
21
Pada dasarnya, SEN136B5B terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal
40KHz, sebuah speaker ultrasonik dan sebuah mikropon ultrasonik. Speaker
ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi sinyal sementara mikropon
ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan sinyalnya. Pada modul
SEN136B5B terdapat 3 pin yang digunakan untuk jalur power supply (+5V),
ground dan signal. Pin signal dapat langsung dihubungkan dengan mikrokontroler
tanpa tambahan komponen apapun.
2.4 MIKROKONTROLER
2.4.1 Definisi Mikrokontroler
Perkembangan lebih lanjut dari teknologi IC adalah mikrokontroler,
dimana teknologi ini menggabungkan memori I/O dan prossesor dalam satu chip
tunggal berupa silikon yang bersifat dapat diprogram (programmable).
Mikrokontroler adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor dan
memori program (ROM) serta memori serbaguna (RAM), bahkan ada beberapa
jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, TLL, EEPROM dalam satu
kemasan.
Ada perbedaan yang cukup penting antara Mikroprosesor dan
Mikrokontroler. Jika Mikroprosesor merupakan CPU (Central Processing
Unit) tanpa memori dan I/O pendukung dari sebuah komputer, maka
Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU, Memori, I/O tertentu dan unit
pendukung, misalnya Analog to Digital Converter(ADC) yang sudah terintegrasi
di dalam mikrokontroler tersebut. Dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi
mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah mengandung
beberapa periferal yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port
22
serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital
dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau
kompleks.
Mikrokontroler dimanfaatkan sebagai otak dari sistem kontrol dan banyak
digunakan dalam industri karena keunggulannya, antara lain :
a) Ukuran fisik yang relatif kecil.
b) Kecepatan pengoperasiannya tinggi.
c) Keandalan dalam mempermudah otomatisasi peralatan.
d) Kemampuan dan fleksibilitasnya lebih baik.
Dengan keunggulan tersebut menyebabkan mikrokontroler dapat
diaplikasikan secara luas untuk pemrograman dalam suatu sistem pengontrolan.
2.4.2 Arduino Board
Arduino Uno R3
Gambar 2.16 Arduino Tampak Depan Gambar 2.17 Arduino Tampak Samping
Berasal dari bahasa italia ardui = sulit dan no = tidak. Arduino adalah
platform prototyping berbasis open-source elektronik yang mudah digunakan
(fleksibel) baik dari perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunaknya
(software) Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR ATmega328. Arduino
mempunyai input yang dapat menerima dari berbagai sensor dan outputnya
sebagai pengendali seperti lampu, motor, dan aktuator lainnya. Arduino board
23
mikrokontroler diprogram menggunakan bahasa pemrograman Arduino
(berdasarkan Wiring) berbasis bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan
pustaka-pustaka (libraries) dan dalam lingkup pengembang berdasarkan
Processing. Arduino dapat bekerja mandiri atau dapat juga berkomunikasi
dengan perangkat keras yang lain seperti komputer. Berikut adalah beberapa
kelebihan dari Arduino :
Hardware dan Softwarenya Open Source
Dari sini kita bisa membuat tiruan board yang kompatibel dengan board
Arduino tanpa harus membeli board asli buatan Itali dan kita juga tidak
akan dianggap membajak selama kita tidak menggunakan trade
mark “Arduino”.
Fasilitas chip yang cukup lengkap
Arduino menggunakan chip AVR ATmega 168/328 yang memiliki
fasilitas PWM, komunikasi serial, ADC, timer, interupt, SPI dan I2C.
Dengan fasilitas chip yang demikian, Arduino bisa digabungkan dengan
modul atau alat lain walaupun protokol yang digunakan berbeda-beda.
Proses Upload tidak memerlukan chip programmer
Chip pada Arduino sudah dilengkapi dengan bootloader yang akan
menangani proses upload dari komputer. Dengan begitu kita tidak
memerlukan chip programmer kecuali untuk menanamkan bootloader
pada chip yang masih blank.
Ukuran board kecil
Ukuran board Arduino yang kecil ini mudah di bawah kemana-mana atau
dimasukan ke dalam saku atau tas yang kecil.
Koneksi menggunakan Port USB
24
Ini akan memudahkan kita jika menghubungkan Arduino ke PC atau
laptop yang tidak memiliki port serial/paralel.
Bahasa pemrograman yang mudah
Bahasa pemrograman Arduino adalah bahasa C yang sudah dipermudah
menggunakan fungsi-fungsi yang sederhana sehingga dapat dipelajari
dengan mudah.
Library gratis
Library-library ini dapat di download gratis di website Arduino.
Pengembangan aplikasi lebih mudah
Pengembangan aplikasi ini menjadi lebih mudah karena didukung oleh
bahasa yang mudah dipelajari serta adanya library dasar yang lengkap.
Komunitas open source yang saling mendukung
Pengembangan hardware dan software Arduino didukung oleh komunitas
pencinta elektronika dan pemrograman di seluruh dunia. Tidak usah malu
untuk bergabung (terkhusus bagi pemula), karena dalam komunitas ini kita
akan saling berbagi dan membantu satu sama lain.
Spesifikasi Arduino Uno
Microcontroller ATmega328
Operasi dengan daya 5V Voltage
Input Tegangan (disarankan) 7-12V
Input Tegangan (batas) 6-20V
Digital I / O Pins 14 (dimana 6 memberikan output PWM)
Analog Input Pin 6
DC Lancar per I / O Pin 40 mA
Saat 3.3V Pin 50 mA DC
Flash Memory 32 KB (ATmega328) yang 0,5 KB digunakan oleh
bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328)
25
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed 16 MHz
Gambar 2.18 Skematik Rangkaian Arduino Uno Rev 3
Port-port yang biasanya menggunakan nama PORTA, PORTB dan seterusnya
diganti dengan pin 1, 2, 3 dan seterusnya, lihat contoh program berikut ini..
/* Contoh program Arduino */int ledPin = 13; // LED dipasang pada pin 13void setup() // dijalankan pada saat mulai{ pinMode(ledPin, OUTPUT); // set pin sebagai output}void loop() // dijalankan terus menerus{ digitalWrite(ledPin, HIGH); // nyalakan LED delay(1000); // tunggu satu detik digitalWrite(ledPin, LOW); // matikan LED delay(1000); // tunggu satu detik}
26
Komponen Arduino
Gambar 2.19 Komponen Arduino
a) Daya
Arduino uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan
catu daya eksternal (otomatis). Eksternal (non-USB) daya dapat berasal
baik dari AC-ke adaptor-DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan
dengan menancapkan plug jack pusat-positif ukuran 2.1mm konektor
POWER. Ujung kepala dari baterai dapat dimasukkan kedalam Gnd dan
Vin pin header dari konektor POWER.
Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk board Uno adalah7
sampai dengan 12 volt, jika diberi daya kurang dari 7 volt kemungkinan
pin 5v Uno dapat beroperasi tetapi tidak stabil kemudian jikadiberi daya
lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak board
Uno. Pin listrik adalah sebagai berikut:
VIN. Tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu
menggunakan sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 volt
koneksi USB atau sumber daya lainnya).
27
5V. Catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen
lainnya.
3V. Sebuah pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator on-board.
GND. Ground pin.
b) Memori
ATmega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk
bootloader), 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca
dan ditulis dengan EEPROM library).
Gambar 2.20 Diagram Pin ATMega 328P dan Fungsinya Pada Board Arduino
c) Input dan Output
Masing-masing dari 14 pin digital di Uno dapat digunakan sebagai
input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (),
dan digitalRead (), beroperasi dengan daya 5 volt. Setiap pin dapat
memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan memiliki internal pull-
up resistor (secara default terputus) dari 20-50 kOhms. Selain itu, beberapa
pin memiliki fungsi khusus:
28
Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan
mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin yang
berkaitan dengan chip Serial ATmega8U2 USB-to-TTL.
Eksternal interrupts: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu
interrupt pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun,
atau perubahan nilai.
PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan
fungsi analogWrite ().
SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung
komunikasi SPI menggunakan SPI library.
LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin
bernilai nilai HIGH, LED on, ketika pin bernilai LOW, LED off.
Uno memiliki 6 masukan analog, berlabel A0 sampai dengan A5,
yang masing-masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai
yang berbeda). Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:
I2C: A4 (SDA) dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi
menggunakan perpustakaan Wire.
Aref. Tegangan referensi (0 sampai 5V saja) untuk input analog.
Digunakan dengan fungsi analogReference ().
Reset. Bawa baris ini LOW untuk me-reset mikrokontroler.
d) Komunikasi
Arduino uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi
dengan komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. ATmega328
menyediakan UART TTL (5V) untuk komunikasi serial, yang tersedia di
pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah ATmega8U2 sebagai saluran
komunikasi serial melalui USB dan sebagai port virtual com untuk
perangkat lunak pada komputer. Firmware ’8 U2 menggunakan driver
USB standar COM, dan tidak ada driver eksternal yang diperlukan.
Namun, pada Windows diperlukan, sebuah file inf. Perangkat lunak
Arduino terdapat monitor serial yang memungkinkan digunakan
29
memonitor data tekstual sederhana yang akan dikirim ke atau dari board
Arduino. LED RX dan TX di papan tulis akan berkedip ketika data
sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dengan koneksi USB ke
komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1).
ATmega328 juga mendukung I2C (TWI) dan komunikasi SPI.
e) Pemrograman
Arduino memiliki bahasa pemrograman tersendiri yaitu bahasa
arduino, merupakan pengembangan dari bahasa C yang disederhanakan
dan dipermudah dengan libraries. Untuk mengcompile dan mengupload
program ke board arduino dapat menggunakan software Arduino IDE
(Integrated Development Environment).
Gambar 2.21 Tampilan Software Arduino IDE
30
2.4.3 Arsitektur AVR ATMega 328P
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor) merupakan
mikrokontroler berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8
bit, sehingga semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bit words) dan
sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock.
AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor) merupakan chip mikrokontroler
yang diproduksi oleh Atmel, yang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 4
kelas :
1) ATtiny
2) ATmega
3) AT90Sxx
4) AT86RFxx
Perbedaan yang terdapat pada masing-masing kelas adalah kapasitas
memori, periferal, dan fungsinya. Dalam hal arsitektur maupun instruksinya,
hampir tidak ada perbedaan sama sekali. Dalam hal ini ATmega328P dapat
beroperasi pada kecepatan maksimal 20 MHz serta memiliki 6 pilihan mode sleep
untuk menghemat penggunaan daya listrik. Memiliki kapasitas SRAM 2 KB,
EEPROM 1 KB, Flash Memory 32 KB. Dengan fasilitas yang lengkap tersebut
menjadikan ATmega328P sebagai mikrokontroler yang berdaya guna.
Gambar 2.22 Diagram Pin Mikrokontroler Avr Atmega 328p Tipe PDIP
31
Vcc Masukan tegangan catu daya
GND Ground
Port A (PA7..PA0)
Port A berfungsi sebagai masukan analog ke
ADC internal pada mikrokontroler
ATMega16, selain itu juga berfungsi sebagai
port I/O dwi-arah 8-bit, jika ADC-nya tidak
digunakan. Masing-masing pin menyediakan
resistor pull-up internal yang bisa diaktifkan
untuk masing-masing bit.
Port B (PB7..PB0)
Port B berfungsi sebagai sebagai port I/O dwi-
arah 8-bit.Masing-masing pin menyediakan
resistor pull-up internal yang bisa diaktifkan
untuk masing-masing bit.
Port C (PC7..PC0)
Port C berfungsi sebagai sebagai port I/O dwi-
arah 8-bit.Masing-masing pin menyediakan
resistor pull-up internal yang bisa diaktifkan
untuk masing-masing bit.
Port D (PD7..PD0)
Port D berfungsi sebagai sebagai port I/O dwi-
arah 8-bit.Masing-masing pin menyediakan
resistor pull-up internal yang bisa diaktifkan
untuk masing-masing bit.
RESET
Masukan Reset. Level rendah pada pin ini
selama lebih dari lama waktu minimum yang
ditentukan akan menyebabkan reset, walaupun
clock tidak dijalankan.
XTAL1 Masukan ke penguat osilator terbalik
(inverting) dan masukan ke rangkaian clock
32
internal.
XTAL2 Luaran dari penguat osilator terbalik
AVCC
Merupakan masukan tegangan catu daya untuk
Port A sebagaiADC, biasanya dihubungkan ke
Vcc, walaupun ADC-nya tidakdigunakan. Jika
ADC digunakan sebaiknya dihubungkan ke
Vccmelalui tapis lolos-bawah (low-pass filter).
AREF Merupakan tegangan referensi untuk ADC
2.5 LCD (LIQUID CRISTAL DISPLAY)
Lcd adalah suatu layar, bagian dari modul peraga yang menampilkan
karakter yang diinginkan. Layar lcd menggunakan dua buah lembaran bahan yang
dapat mempolarisasikan dan Kristal cair diantara kedua lembaran tersebut. Arus
listrik yang melewati cairan menyebabkan Kristal merata sehingga cahaya tidak
dapat melalui setiap Kristal, karenanya seperti pengaturan cahaya menentukan
apakah cahaya dapat melewati atau tidak. Sehingga dapat mengubah bentuk
kristalcairannya membentuk tampilan angka atau huruf pada layar.
Kegunaan lcd banyak sekali dalam perancangan suatu system dengan
menggunakan mikrokontroler. Lcd dapat berfungsi untuk menampilkan suatu nilai
hasil skor, menampilkan tweks, atau menampilkan menu padda alikasi
mikrokontroler. Pada alat ini ukuran tipe lcd yang digunakan adalah lcd 2 x 16
seperti gambar Dibawah ini.
Gambar 2.23 LCD (Liquid Cristal Display) 16x2
33
2.6 LED (LIGHT EMITTING DIODE)
Light Emitting Diode (LED) adalah sumber cahaya digital. Cahaya yang
dipancarkan adalah hasil dari electron yang melepaskan energi dalam bentuk
photon. Hal ini sering dikenal dengan istilah electroluminescence. LED
mempunyai karakteristik hemat energi, perawatan yang rendah, dan tahan lama.
Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih
rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.
Silikon dan germanium merupakan bahan tidak tembus cahaya, sehingga
dioda dengan bahan ini tidak dapat memperlihatkan efek pemancaran cahaya.
Dengan menggunakan unsur lain seperti galium, arsen, dan fosfor, LED dapat
memancarkan cahaya merah, hijau, kuning, biru, jingga, atau inframerah (tak
tampak).
Gambar 2.24 Simbol dan Komponen LED
LED dapat digunakan secara luas dalam televisi, lampu indikator, lampu
lalu lintas, lampu mobil, lampu penerangan ruangan, lampu penerangan jalan,
lampu hias, dan banyak lagi di seluruh dunia.
34
2.7 BUZZER
Buzzer merupakan suatu komponen yang dapat menghasilkan suara yang
mana apabila diberi tegangan pada input komponen, maka akan bekerja sesuai
dengan karakteristik dari alarm yang digunakan. Dalam pembuatan proyek tugas
akhir ini, penulis menggunakan “Buzzer” sebagai informasi suara. Hal ini
dikarenakan karakteristik dari komponen yang mudah untuk diaplikasikan dan
suara yang dihasilkan relatif kuat. Buzzer merupakan sebuah komponen
elektronik yang dapat mengkonversikan energi listrik menjadi suara yang di
dalamnya terkandung sebuah osilator internal untuk menghasilkan suara dan pada
buzzer osilator yang digunakan biasanya diset pada frekuensi kerja sebesar 400
Hz. Dalam Penggunaannya dalam rangkaian, buzzer dapat digunakan pada
tegangan sebesar antara 6V sampai 12V dan dengan tipical arus sebesar 25 mA.
Gambar 2.25 Simbol Buzzer
35