bab ii landasan teori 2.1 rekam medis a. pengertian rekam
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rekam Medis
a. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun
terekam, dan memuat informasi yang cukup dan akurat tentang identitas pasien,
anamnesis, pemeriksaan, penentuan fisik, perjalanan penyakit, laboratorium,
diagnosis, segala pelayanan dan tindakan medis serta proses pengobatan yang
diberikan kepada pasien, dan dokumentasi hasil pelayanan baik yang dirawat inap,
rawat jalan, maupun pelayanan rawat darurat di suatu sarana pelayanan kesehatan,
dengan demikian rekam medis merupakan bukti tentang proses pelayanan medis
kepada pasien.
Rekam medis adalah berkas atau dokumen yang berisi catatan tentang
identitas pasien, hasil diagnosa, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien (Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran).
Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, hasil diagnosa, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan, yang
diperbaharui dengan Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam
Medis menyatakan rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen
tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain
pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola
pemerintah maupun swasta (Permenkes, Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989).
Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu
Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan
dalam UU Praktik Kedokteran tidak. Ini menunjukkan pengaturan rekam medis
pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan
maupun di luar sarana kesehatan.
Pengertian rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa,
mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien
10
selama masa perawatan, yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan
pelayanan yang diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk
mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis, dan pengobatan serta merekam
hasilnya (Huffman, 1994).
b. Kegunaan Sistem Rekam Medis
Kegunaan system rekam medis secara umum menurut Departemen Kesehatan RI
Direktorat Jenderal pelayanan medik (1997) adalah :
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ajli lainnya yang ikut ambik
bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan, kepada pasien.
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus
diberikan kepada pasien.
3. sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelauyanan., perkembangan penyakit
dan pengobatan selama pasien berkunjung / dirawat di Rumah Sakit atau
Puskesmas.
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi, terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, Rumah Sakit atau puskesmas
maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
6. Menyediakan data-data khusus yang berguna untuk keperluan penelitian dan
pendidikan.
7. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran medik pasien.
8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumntasikan, serta sebagai bahan
pertanggungan jawaban dan laporan.
c. Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis berdasarkan terdiri dari beberapa aspek diantaranya
aspek administrasi, legal, finansial, riset, edukasi dan dokumentasi, yang
dijelaskan sebagai berikut:
1) Aspek administrasi
11
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga
medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2) Aspek Medis
Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis, karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan /perawatan yang
harus diberikan seorang pasien.
3) Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan
keadilan.
4) Aspek keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena isinya menyangkut
data dan informasi yang dapat digunakan dalam menghitung biaya
pengobatan/tindakan dan perawatan.
5) Aspek penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan dalam penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
6) Aspek pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan/ kronologis dan kegiatan
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.
7) Aspek dokumentasi
Suatu berkas reka medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan sarana pelayanan kesehatan (Hatta,
1985).
12
d. Fungsi Rekam Medis
Fungsi rekam medis dijelaskan berdasarkan tujuan rekam Medis diatas,
yang dijelaskan sebagai berikut, yaitu sebagai:
1) Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.
2) Bahan pembuktian dalam perkara umum
3) Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan.
4) Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan.
5) Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.
e. Manfaat Rekam Medis
Manfaat rekam medis adalah sebagai berikut:
1) Pengobatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan,
perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien
2) Peningkatan Kualitas Pelayanan. Membuat Rekam Medis bagi
penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan
kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian
kesehatan masyarakat yang optimal.
3) Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan informasi
perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan
medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan
penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
4) Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.
Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien
5) Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik
kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat
dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit- penyakit tertentu
6) Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan alat
bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum,
disiplin dan etik (Permenkes, 269/MenKes/Per/III/2008).
13
2.2 Rekam Medis Elektronik
a. Pengertian Rekam Medis Elektronik
Rekam Kesehatan Elektronik adalah rekam medik seumur hidup (tergantung
penyedia layanannya) pasien dalam format elektronik, dan bisa diakses dengan
komputer dari suatu jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau
meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efisien dan terpadu.
RKE menjadi kunci utama strategi terpadu pelayanan kesehatan di berbagai
rumah sakit.
Rekam medik elektronik (rekam medik berbasis-komputer) adalah gudang
penyimpanan informasi secara elektronik mengenai data pasien, status kesehatan
dan layanan kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya, tersimpan
sedemikian hingga dapat melayani berbagai pengguna rekam medik yang sah.
Dalam rekam kesehatan elektronik juga harus mencakup mengenai data personal,
demografis, sosial, klinis dan berbagai event klinis selama proses pelayanan dari
berbagai sumber data (multi media) dan memiliki fungsi secara aktif memberikan
dukungan bagi pengambilan keputusan medik (Shortliffe, 2001).
b. Kelebihan dan Kekurangan Rekam Medis Elektronik
1) Kelebihan
a) Tingkat kerahasiaan dan keamanan dokumen elektronik semakin tinggi dan
aman. Salah satu bentuk pengamanan yang umum adalah RME dapat dilindungi
dengan sandi sehingga hanya orang tertentu yang dapat membuka berkas asli atau
salinannya yang diberikan pada pasien, ini membuat keamanannya lebih terjamin
dibandingkan dengan rekam medik konvensional.
b) Penyalinan atau pencetakan RME juga dapat dibatasi, seperti yang telah
dilakukan pada berkas multimedia (lagu atau video) yang dilindungi hak cipta,
sehingga hanya orang tertentu yang telah ditentukan yang dapat menyalin atau
mencetaknya.
14
c) RME memiliki tingkat keamanan lebih tinggi dalam mencegah kehilangan atau
kerusakan dokumen elektronik, karena dokumen elektronik jauh lebih mudah
dilakukan ‘back-up’ dibandingkan dokumen konvensional.
d) RME memiliki kemampuan lebih tinggi dari hal-hal yang telah ditentukan oleh
Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, misalnya penyimpanan rekam medik
sekurangnya 5 tahun dari tanggal pasien berobat (pasal 7), rekam medik
elektronik dapat disimpan selama puluhan tahun dalam bentuk media
penyimpanan cakram padat (CD/DVD) dengan tempat penyimpanan yang lebih
ringkas dari rekam medik konvensional yang membutuhkan banyak tempat &
perawatan khusus.
e) Kebutuhan penggunaan rekam medik untuk penelitian, pendidikan,
penghitungan statistik, dan pembayaran biaya pelayanan kesehatan lebih mudah
dilakukan dengan RME karena isi RME dapat dengan mudah diintegrasikan
dengan program atau software sistem informasi rumah sakit atau klinik atau
praktik tanpa mengabaikan aspek kerahasiaan. Hal ini tidak mudah dilakukan
dengan rekam medik konvensional.
f) RME memudahkan penelusuran dan pengiriman informasi dan membuat
penyimpanan lebih ringkas. Dengan demikian, data dapat ditampilkan dengan
cepat sesuai kebutuhan.
g) RME dapat menyimpan data dengan kapasitas yang besar, sehingga dokter dan
staf medik mengetahui rekam jejak dari kondisi pasien berupa riwayat kesehatan
sebelumnya, tekanan darah, obat yang telah diminum dan tindakan sebelumnya
sehingga tindakan lanjutan dapat dilakukan dengan tepat dan berpotensi
menghindari medical error.
h) UU ITE juga telah mengatur bahwa dokumen elektronik (termasuk RME) sah
untuk digunakan sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum.
2) Kekurangan
a) Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medik kertas,
untuk perangkat keras, perangkat lunak dan biaya penunjang (seperti listrik).
b) Waktu yang diperlukan oleh key person dan dokter untuk mempelajari sistem
dan merancang ulang alur kerja.
15
c) Konversi rekam medik kertas ke rekam medik elektronik membutuhkan waktu,
sumber daya, tekad dan kepemimpinan.
d) Risiko kegagalan sistem komputer.
e) Masalah keterbatasan kemampuan penggunaan komputer dari penggunanya.
f) Sulit memenuhi kebutuhan yang beragam Dasar Hukum
c. Aspek Hukum Rekam Medis Elektronik
Pemanfaatan komputer sebagai media pembuat dan penyalur informasi
medis yang merupakan upaya yang dapat mempercepat dan mempertajam
bergeraknya informasi medis untuk kepentingan ketepatan tindakan medis. Dasar
hukum pelaksanaan rekam medik elektronik disamping peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai rekam medik, lebih khusus lagi diatur dalam
Permenkes Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis pasal 2:
1) Rekam Medik harus dibuat secara tertulis lengkap, dan jelas atau secara
elektronik,
2) Penyelenggaraan rekam medik dengan menggunakan teknologi informasi
elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.
Selama ini rekam medik mengacu pada Pasal 46 dan Pasal 47 UU RI Nomor
29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan Permenkes Nomor
269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medik, sebagai pengganti dari
Permenkes Nomor 749a/Menkes/PER/XII/1989.
Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 sebenarnya telah diundangkan
saat RME sudah banyak digunakan di luar negeri, namun belum mengatur
mengenai RME. Begitu pula Permenkes Nomor 269/Menkes/PER/III/2008
tentang Rekam Medik belum sepenuhnya mengatur mengenai RME. Hanya pada
Bab II pasal 2 ayat 1 dijelaskan bahwa “Rekam medik harus dibuat secara tertulis,
lengkap dan jelas atau secara elektronik”. Secara tersirat pada ayat tersebut
memberikan ijin kepada sarana pelayanan kesehatan membuat rekam medik
secara elektronik (RME). Sehingga sesuai dengan dasar-dasar di atas maka
membuat catatan rekam medik pasien adalah kewajiban setiap dokter dan dokter
gigi yang melakukan pemeriksaan kepada pasien baik dicatat secara manual
maupun secara elektronik.
16
Dengan adanya Undang Undang baru tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik pada tahun 2008 ternyata juga membantu untuk perkembangan RME
di Indonesia sendiri, selain Undang Undang ITE itu sendiri, berbagai peraturan
dan Undang Undang yang sudah dibuat sangat membantu dalam pengelolaan
RME itu sendiri, seperti dalam pasal 13 ayat (1) huruf b Permenkes Nomor 269
tahun 2008 tentang pemanfaatan rekam medik “sebagai alat bukti hukum dalam
proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakan
etika kedokteran dan etika kedokteran gigi”. Karena rekam medik merupakan
dokumen hukum, maka keamanan berkas sangatlah penting untuk menjaga
keotentikan data baik Rekam Kesehatan Konvensional maupun Rekam Medik
Elektronik (RME).
Sejak dikeluarkannya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik
(UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008 telah memberikan jawaban atas keraguan yang
ada. UU ITE telah memberikan peluang untuk implementasi RME.
RME juga merupakan alat bukti hukum yang sah. Hal tersebut juga
ditunjang dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
dalam pasal 5 dan 6 yaitu:
Pasal 5:
a) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah.
b) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang
sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.
c) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dinyatakan sah apabila
menggunakan sistem elektronik yang sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
Pasal 6:
Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang diatur dalam pasal 5 ayat (4) yang
mensyaratkan bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis atau asli, Informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik dianggap sah sepanjang informasi yang
17
tercantum di dalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan
dapat dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu keadaan.
2.3 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
a. Pengertian Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(ST2TP)
SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga
dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar didapatnya
semua data hasil kegiatan Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan tempat tidur,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, bidan di Desa dan Posyandu) dan data
yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi
diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang
pengelolaan upaya kesehatan masyarakat (Ahmad, 2005).
Beberapa pengertian dasar dari SP2TP menurut DepKes. Ri (1992) adalah
sebagai berikut:
1) Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan
kesehatan di puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui
surat keputusan Menteri Kesehatan RI no.63/Menkes/SK/II/1981
2) Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen yang saling
berkaitan, berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu
3) Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas, untuk menghindari adanya pencatatan dan pelaporan lain
yang dapat memperberat beban kerja petugas puskesmas.
4) Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan
adalah melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga
kesehatan dan melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang berupa
laporan lengkap pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format yang di
tetapkan.
5) Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah melakukan
pencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan melaporkan
18
data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan triwulanan kepada instansi yang
berwenang dengan menggunakan format yang di tetapkan
6) Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang di selenggarakan setiap
triwulan dan tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu
triwulan dan satu tahun berjalan, serta melaporkan data tersebut dalam bentuk
rekapitulasi kegiatan triwulanan dan tahunan kepada instansi yang berwenang
dengan menggunakan format yang telah di tetapkan.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di dalam
pelaksanaannya masih terbatas pada data yang merupakan hasil dari interaksi
antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan. SP2TP/SIMPUS dapat juga
membantu dalam perencanaan program-program kesehatan di puskesmas. Namun
dalam kenyataannya belum berjalan seperti yang harapkan, bahkan
kehadiran sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas dilihat sebagai suatu hal
yang cukup membebani petugas puskesmas. Evaluasi dilakukan untuk mengkaji
pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan di Puskesmas, menemukan masalah-
masalah yang dihadapi baik dari aspek teknis dan non teknis.
b. Tujuan SP2TP
Tujuan Umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat tepat waktu dan mutakhir secara
periodik dan teratur pengolahan program kesehatan masyarakat melalui
puskesmas di berbagai tingkat administrasi.
Tujuan Khusus
1) Tersedianya data secara akurat yang meliputi segala aspek.
Terlaksananya pelaporan yang secara teratur di berbagai jenjang administrasi
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2) Digunakan data tersebut sebagai alat pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan rencana dalam bidang program kesehatan.
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan
masyarakat No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas menggunakan
19
tahun kalender yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun
yang sama. Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan/beban kerja di puskesmas.
Formulir Laporan dari Puskesmas ke kabupaten
1) Laporan Bulanan
Data Kesakitan (LB 1)
Data obat-obatan (LB 2)
Data kegiatan gizi, KIA/KB,imunisasi termasuk pengamatan penyakit menular
(LB 3)
2) Laporan Sentinel
Laporan bulan sentinel (LB 1S)
Laporan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Dan diare,
menurut umur dan status imunisasi. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah
puskesmas yang ditunjuk yaitu satu puskesmas dari setiap kab/kota dengan
periode laporan bulan serta dilaporkan ke dinas kesehatan kab/kota, Dinas
kesehatan provinsi dan pusat (Ditjen PPM dan PLP).
Laporan bulanan sentinel (LB 2S)
Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum, dan penyakit
akibat kerja. Laporan bulanan sentinel hanya diperuntukkan bagi puskesmas rawat
inap. Laporan ini dilaporkan ke dinas kesehatan
3) Laporan Tahunan
Data dasar puskesmas (LT-1)
Data kepegawaian (LT-2)
Data peralatan (LT-3)
2.4 Puskesmas
Puskesmas merupakan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain
20
puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional khsusnya dalam dunia
kesehatan yang menjadi pusat pengembangan kesehatan masyarakat dan membina
peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok. PUSKESMAS memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat pemberdayaan
b. Masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
c. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Puskesmas adalah salah satu media kesehatan yang bertujuan mendukung
kesehatan dalam mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan nasional,
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat
indonesia yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas juga
merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab atas penyelanggaraan pembangunan kesehatan disuatu
wilayah.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang akan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh di wilayah kerja puskesmas, yang meliputi pelayanan kesehatan
perorang dan pelayanan kesehatan masyarakat. Jenis pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh
Puskesmas. Namun terdapat beberapa upaya kesehatan wajib yang harus
dilaksanakan oleh Puskesmas selain upaya kesehatan pengembangan yang
disesuaikan dengan permasalahan yang sedang terjadi (Depkes, 1991).
Upaya-upaya kesehatan wajib dimaksud tersebut ada enam, yaitu :
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan.
21
2.5 Sistem Informasi
a. Definisi Sistem
Pengertian sistem menurut Jogiyanto (2005) adalah suatu jaringan kerja
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan antara
komponen dalam sistem dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.1 Komponen dari sistem (Jogiyanto, 2005)
Sistem informasi mempunyai enam buah komponen yaitu:
a) Komponen Input
Merupakan data yang masuk kedalam suatu sistem informasi. Sistem
informasi tidak akan dapat menghasilkan suatu informasi jika tidak mempunyai
komponen input.
b) Komponen Output
Merupakan tujuan akhir dari sistem yang dapat berupa laporan atau grafik.
c) Komponen Basis Data
Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya,tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkan lunak
untuk memanipulasinya
d) Komponen Model
22
Merupakan hasil dari sistem informasi yang berasal dari data yang diambil dari
basis data yang diolah lewat suatu model-model tertentu. Model-model yang
digunakan di sistem informasi dapat berupa model logika yang menunjukkan
suatu proses perbandingan logika atau model matematik yang menunjukkan
proses perhitungan matematika.
e) Komponen Teknologi
Merupakan komponen yang penting di sistem informasi tanpa adanya
teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat
menghasilkan informasi yang tepat waktunya
f) Komponen Kontrol
Merupakan komponen yang penting dan harus ada di dalam sistem informasi.
Komponen kontrol ini digunakan untuk menjamin bahwa informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi merupakan sistem yang akurat.
Suatu sistem di katakan baik apa bila memiliki karakteristik antara lain:
1) Komponen sistem (components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen atau elemen
sistem juga dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2) Batas sistem (boundary)
merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3) Lingkungan luar sistem (environment)
adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem
4) Penghubung sistem (interface)
merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem
lainnya.
5) Tujuan (goal)
dimana suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai oleh sistem, sehingga dapat dikatakan
bahwa suatu sistem akan berhasil jika sasaran atau tujuan dicapai.
Secara keseluruhan karaktersitik sistem digambarkan sebagai berikut :
23
Gambar 2.2 Karakteristik Suatu Sistem (Jogiyanto, 2005)
Untuk mengetahui pengertian sistem informasi, perlu kiranya kita
mengetahui pengertian dari sistem dan informasi itu sendiri.
Menurut Raymond McLeod,JR, didefinisikan sebagai berikut:
“ Sistem adalah kumpulan elemen-elemen ” yang terintegrasi dengan tujuan yang
sama untuk pencampuran sasaran-sasaran “
menurut Hennry C.Lucas,JR:
“ Suatu sistem dibuat dengan sejumlah komponen-komponen “ yang saliang
berhubungan dana haya beberapa komponene saja yanga dapat dilihat “.
Menurut Jefrry Fitz Gerold,Ardof Fitz,Warren D,Stallin,JR dalam buku
Fundamentals of System Analyst.
“ Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang salaing
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu “.
Sustu sistem mempunyai komponen-komponen (Component) batas
sistem(Boundary), Lingkungan Luar,Penghubung (Interface), Masukan (Input),
Keluaran (Output), Pengolahan (Process), dan sasaran atau tujuan (Goal).
24
Definisi umum untuk istilah informasi dalam pemakaian sistem informasi
adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya
dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau masa mendatang.
Karena begitu pentingnya definisi informasi oleh beberapa pakar, maka
informasi didefinisikan oleh John Burch dan Gary Grud Mtski sebagai berikut:
“ infirmasi adalah data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan
berguna yang di komunikasikan oleh beberapa penerima untuk digunakan di
dalam pembuatan keputusan.
Menurut Henry C.Lucas, JR:
“ Informasi adalah kenyataan yang tampak maupun yang tidak tampak yang
tersedia untuk mengurangi ketidakpastian tentang beberapa keadaan atau kejadian.
Dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi adalah:
1. Data yang di olah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi penggunanya.
2. Menggambarkan suatu kejadian-kejadian (Event) dan kesatuan nyata (Fact
dan Entity).
3. Digunakan untuk pengambilan keputusan
Sumber dari sistem informasi adalah data.data merupakan bentuk jamak dari
bentuk tunggal data atau data item. Data adalah merupakan kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian
(Event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.
2.6 Konsep Basis Data
Database merupakan kumpulan file-file yang saling berelasi, relasi
tersebut biasanya di lanjutkan dengan kunci dari tiap file yang ada.satu DataBase
dapat menunjukkan satu kumpulan data yang dipakai dalam satu lingkup
perusahaan atau instansi.
Dalam satu Field terdapat record-record yang sejenis,sama besar, sama
bentuk, merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu record terdiri dari
field-field yang saling berhubungan untuk menunjukkan bahwa field tersebut
dalam suatu pengertian yang lengkap dan di rekam dalam satu record.
25
Beberapa istilah yang biasa dipakai dalam konsep basis data adalah
sebagai berikut:
1. Entity
Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya
direkam.
2. Atribut
Atribut adalah sebutan untuk mewakili Entity.
3. Data value (Nilai atau Isi Data)
Adalah aktual atau informasi yang di simpan pada atribut
4. Record
Adalah merupakan umpulan elemen-elemen yang salaing berkaitan
menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap, satu record
mewakili satu data informasi.
Contoh:
Nama, alamat, kota dan tanggal lahir seorang pegawai dapat di
himpun dalam satuan rekaman.
Dalam sistem basis data relasional, rekaman biasa disebut dengan istilah
Tupel atau baris.
5. File
Adalah kumpulan record yang sejenis yang mempunyai panjang elemen
yang sama.atribut yang sama namun berbeda-beda Valuenya.
Administrator Basis Data atau DBA(Data Base Administrator) adalah
suatu pengelola tunggal pada suatu organisasi dan bertugas akan keandalan sistem
informasi suatu organisasi.dalam pengelolaan suatu organisasi DBA berperan
sebagai pembima kerja sama antar pemakai.
Data base managemen sistem(DBMS) berisi satu koleksi data yang salaing
berelasi dan satu set program untuk mengakses data tersebut atau dengan kata lain
DBMS adalah kumpulan sield yang saling berkaitan dengan program untuk
mengelolanya.
26
Jadi DBMS terdiri dari data Base dan set program pengelola untuk menambah
data, mengakses, memanggil, dan membaca data.
Penyususnan Basis Data digunakan untuk mengakses masalah-masalah
pada penyususnan data yaitu:
1. Redudansi dan Inkonsistensi data
Penggandaan data pada berkas-berkas yang berbeda (redudansi) serta tidak
konsistennya data merupakan hal-hal yang perlu dihindari, sehingga
perlunya disusun suatu database
2. Kesulitan dalam pengaksesan data
Apabila suatu saat dibutuhkan untuk mencetak suatu daftar tertentu
sementara belum tersedia program untuk menulis data-data pada daftar
tersebut, maka terjadilah kesulitan dalam pengaksesan data, maka dalam
hal ini perlu disusunnya database untuk memudahkan dalam pengaksesan
data.
3. Isolasi data untuk standarisasi
Seharusnya data dalam suatu database dibuat satu format sehingga mudah
dibuat program aplikasinya
4. Masalah keamanan data (Security)
Tidak semua pemakai sistem database diperbolehkan mengakses semua
data, oleh karena itu diperlukan keamanan suatu data. Keamanan ini dapat
diatur lewat program yang dibuat oleh pemrogram
5. Masalah kesatuan (Integrity)
Database berisi berkas-berkas yang saling berkaitan, masalah utama
adalah bagaimana kaitan antara file tersebut terjadi atau bagaimana
kesatuan dari berkas-berkas tersebut.
6. Masalah kebebasan data (Independence)
Perubahan apapun dalam database sebaiknya dapat diatasi tanpa harus
merubah program yang telah dibuat, inilah yang disebut dengan kebebasan
data.
7. Kemubaziran Data.
27
8. Banyak pemakai (Multiuser)
2.7 MySQL
Myql adalah sebuah sistem manajemen database yang bersifat open sourc,
Mysql merupakan sistem manajemen database yang bersifat relasional. Artinya
data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang
terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi lebih cepat (Ramadhan, 2006).
MySQL mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
a) MySQL merupakan program yang multi-threaded, sehingga dapat dipasang
pada server yang memiliki multi-CPU.
b) Didukung program-program umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP,Python,
TCL APIs dls.
c) Bekerja pada berbagai platform. (tersedia berbagai versi untuk berbagai sistem
operasi).
d) Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi
sistem database.
e) Memiliki sistem sekuriti yang cukup baik dengan verifikasi host.
f) Mendukung ODBC untuk sistem operasi Microsoft Windows.
g) Mendukung record yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau panjang
bervariasi.
h) MySQL merupakan software yang free, dan bisa di download di
www.mysql.com.
i) MySQL dan PHP saling terintegrasi. Maksudnya adalah pembuatan database
dengan menggunakan sintak PHP dapat di buat. Sedangkan input yang di
masukkan melalui aplikasi web yang menggunakan script serverside seperti PHP
dapat langsung dimasukkan ke database MySQL yang ada di server dan tentunya
web tersebut berada di sebuah web server (Ramadhan, 2006).
2.8 PHP (Hyepertext Preprocessor)
PHP adalah bahasa pemograman web server-side yang bersifat open source.
PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berbeda pada server
28
(server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk
membuat halaman web yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan
ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini
menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru/up to date.
Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan.
(Anhar.2010)
2.9 Metode Pengembangan Sistem Perangkat Lunak System Development
Life Cycle ( SDLC )
SDLC atau Software Developmant Life Cycle atau sering disebut juga
System Developmant Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah
suatu system perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi
yang digunakan orang untuk mengembangkan system-sistem perangkat lunak.
Adapun beberapa model dari SDLC adalah sebagai berikut (Rossa dan
Shalahuddin, 2015):
a. Model Waterfall
Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial
linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air
terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau
terurut dimulai dari analisis desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung
(support). Berikut adalah gambar model air terjun :
Analisis kebutuhan perangkat lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk mespesifikasikan
kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang
dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu
untuk didokumentasikan.
Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang focus pada desain
pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat
lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi
29
kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desai
agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selamjutnya.
Pengkodean
Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap
ini adalah program computer sesuai desain yang telah dibuat pada tahap desain.
Pengujan
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan
memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai
dengan yang diinginkan. Berikut ada 4 macam pengujian yaitu :
a. Pengujian White-Box (kotak putih)
Pengujian kotak putih (whitebox) disebut pengujian glass-box yaitu menguji
perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah sudah mampu
menghasilkan fungsi-fungsi masukan, dan keluaran yang sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan. Dengan menggunakan metode pengujian white-box,
perekayasa sistem dapat melakukan test case :
Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu model telah
digunakan paling tidak satu kali;
Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false;
Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitas.
b. Pengujian Basis Path
Uji coba basis path adalah teknik uji coba white box yg diusulkan Tom
McCabe. Metode ini memungkinkan perancang test case mendapatkan ukuran
kekompleksan logical dari perancangan prosedural dan menggunkan ukuran ini
sbg petunjuk untuk mendefinisikan basis set dari jalur pengerjaan. Test case yg
didapat digunakan untuk mengerjakan basis set yg menjamin pengerjaan setiap
perintah minimal satu kali selama uji coba (Rossa dan Shalahuddin, 2015).