bab ii landasan teori 2.1 hakekat akademikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9733/2/t1... ·...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hakekat Prestasi Akademik
2.1.1 Pengertian Prestasi Akademik
Prestasi akademik berasal dari dua kata yaitu prestasi dan akademik.
Menurut Hilgard (dalam Sumardi Suryabrata, 1984;252) belajar merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang kemudian menimbulkan
perubahan yang keadaaanya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh
lainnya. Saiful Bahri Djamarah (1994:20) menyatakan bahwa prestasi
merupakan apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Muray (dalam
Beck 2014:290) mendefinisikan prestasi adalah untuk mengatasi hambatan,
melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dan secepat mungkin.
Selanjutnya yang dimaksud dengan akademik adalah keadaan orang-orang
bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan
sekaligus dapat mengujinya secara jujur, terbuka, dan leluasa (Fadjar, 2002:5).
Adapun kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang berarti
sebuah taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Sesudah itu, kata
acadomos berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat perguruan. Para
pengikut perguruan tersebut disebut academist, sedangkan perguruan semacam
itu disebut academia.
Menurut Alex Sobur (2006) prestasi akademik merupakan perubahan
dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah
selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi
adanya situasi belajar. Sementara itu menurut Hasan Abdul Qohar (2000:56)
berpendapat bahwa pengertian prestasi akademik adalah hasil dari suatu yang
telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.
Setiawan (dalam Naam, 2009) menyatakan bahwa prestasi akademik
merupakan suatu pencapaian tingkat keberhasilan dari usaha belajar tentang
suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara
optimal. Sementara itu menurut Slameto (2003;10) prestasi akademik merupaka
suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar.
Berdasarkan pada konsep pengertian, maka yang dimaksud prestasi
akademik dalam peneitian ini adalah usaha belajar yang dilakukan seseorang
agar dapat mencapai tujuan secara optimal yang dinyatakan melalui suatu
pencapaian.
2.1.2 Fungsi Prestasi Akademik
Menurut Zaenal Arifin (1990) fungsi dari prestasi akademik adalah
sebagai berikut:
Prestasi akademik sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai.
Prestasi akademik sebagai lambang pemusatan ingin tahu.
Prestasi akademik dapat dijadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan
pengetahuan.
Prestasi akademik sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi
pendidikan.
Prestasi akademik dapat dijadikan sebagai indikator daya serap (kecerdasan
peserta didik).
2.1.3 Faktor Pengaruh Prestasi Akademik
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar prestasi akademik
dapat dicapai. Menurut Ngalim Purwanto (2010; 107) menyatakan bahwa
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi akademik antara lain:
Faktor dari dalam individu, terdiri dari faktor fisiologis dan Psikologis.
Faktor fisiologis adalah kondisi jasmani dan kondisi panca indera.
Disisi lain faktor psikologis yaitu bakat, minat, kecerdasan, motivasi
berprestasi dan kemampuan kognitif.
Faktor dari faktor lingkungan dan faktor instrumental yaitu kurikulum,
bahan, guru, sarana. Administrasi, dan manajemen.
Berdasarkan uraian mengenai prestasi akademik tersebut, dapat
disimpulkan bahwa prestasi akademik berperan penting dalam pengembangan
pengetahuan seseorang. Selain itu, prestasi akademik dapat memotivasi
seseorang untuk selalu meningkatkan kualitas dirinya terhadap suatu
pengetahuan yang baru.
2.3 Hakekat Media Sosial
2.3.1 Pengertian Media Sosial
Antony Mayfield (2008;05) menyatakan bahwa media sosial adalah
media dimana penggunanya dengan mudah berpartisipasi di dalamnya, berbagi
dan menciptakan pesan, termasuk blog, jejaring sosial, wiki/ ensiklopedia
online, forum-forum maya, termasuk virtual worlds (dengan avatar/ karakter
3D). Definisi lain dari media sosial menurut Andreas Kaplan dan Michael
Haenlein (dalam Tim Pusat Humas Kementrian Pergangan RI, 2014;26) adalah
sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli
mengenai media sosial, ditarik kesimpulan bahwa media sosial merupakan
media yang memudahkan pengguna untuk berkomunikasi dengan pengguna
lain tanpa batas melalui pesan gambar, suara, video.
2.3.2 Jenis Media Sosial
Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein (dalam Tim Pusat Humas
Kementrian Perdagangan RI, 2014;26) menggolongkan berbagai jenis media
sosial yang ada berdasarkan ciri-ciri penggunanya antara lain:
1) Proyek kolaborasi website, dimana pengguna diijinkan untuk dapat
mengubah, menambah, ataupun membuang konten-konten yang termuat
di website tersebut, seperti Wikipedia.
2) Blog atau micro-blog, dimana pengguna mendapat kebebasan dalam
mengungkapkan suatu hal di blog itu seperti perasaan, pengalaman,
pernyataan, sampai kritikan terhadap suatu hal, seperti Twitter.
3) Konten atau isi, dimana pengguna di website saling membagikan konten
multimedia, seperti e-book, Youtube.
4) Situs jejaring sosial dimana penggunan memperoleh ijin unntuk
terkoneksi dengan cara membuat informasi yang bersifat pribadi,
kelompok atau sosial seperti misalnya Facebook.
5) Virtual game world, dimana pengguna melalui aplikasi 3D dapat
muncul dalam wujud avatar-avatar sesuai keinginan dan kemudian
berinteraksi dengan orang lain yang mengambil wujud avatar juga
layaknya di dunia nyata, seperti game online.
6) Virtual social world, merupakan aplikasi berwujud dunia virtual yang
memberi kesempatan pada penggunanya agar hidup di dunia virtual
untuk berinteraksi dengan yang lain, seperti Second Life.
Berdasarkan penggolongan tersebut, maka ciri-ciri dari media sosial (Tim Pusat
Humas Kementrian Perdagangan RI, 2014; 27) antara lain:
o Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak
terbatas pada satu orang tertentu;
o Isi pesan muncul tanpa melalui gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat;
o Isi disampaikan secara online dan langsung;
o Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa
juga tertunda penerimaanya tergantung pada waktu interaksi yang
ditentukan sendiri oleh pengguna;
o Media sosial menjadikan penggunanya sebagai kreator dan aktor yang
memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri;
o Konten media sosial terdapat sejumlah aspek fungsional seperti
identitas, percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis),
hubungan (relasi, reputasi (status) dan kelompok (group).
2.3.3 Fungsi Media Sosial
Media sosial merupakan cara praktis agar dapat dengan mudah
berinteraksi dengan orang lain tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Menurut
Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI (2014;33) fungsi dari media
sosial antara lain:
o Sarana belajar, mendengarkan, dan menyampaikan. Berbagai aplikasi
media sosial dapat dimanfaatkan untuk belajar melalui beragam
informasi, data dan isu yang termuat di dalamnya. Pada aspek lain,
media sosial juga menjadi sarana untuk menyampaikan berbagai
informasi kepada pihak lain.
o Sarana dokumentasi, administrasi dan integrasi. Macam-macam aplikasi
media sosial pada dasarnya merupakan gudang dan dokumentasi
beragam konten, dari yang berupa profil, informasi, reportase kejadian,
rekaman peristiwa, sampai pada hasil riset kajian. Oleh karena itu
organisasi lembaga dan perorangan dapat memanfaatkannya dengan
cara membentuk kebijakan penggunaan media sosial.
o Sarana perencanaan, strategi dan manajemen. Mengarahkan penggunaan
media sosial untuk memperlancar suatu perencanaan.
2.4 Hakekat Interaksi Sosial
2.4.1 Pengertian Interaksi Sosial
Menurut Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2014;55) interaksi sosial
merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang-
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang atau lebih bertemu,
interaksi sosial dimulai pada saat itu. Aktivitas seperti menegur, berjabat
tangan, saling berjabat tangan dan sebagainya merupakan bentuk dari interaksi
sosial. Adapun menurut Kimball Young dan Raymond ( dalam Soekanto,
2014;54) interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena
tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi
sosial tidak akan dapat terjadi jika seseorang tidak berhubungan secara
langsung dengan sesuatu yang tidak berpengaruh dengan dirinya. Berdasarkan
pendapat beberapa ahli tersebut disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah
kunci utama terjadinya aktivitas sosial dan berlangsung pada saat individu
berhubungan dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok
dengan kelompok lain.
2.4.2 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat
(Soekanto, 2014;58) yaitu:
1. Adanya kontak sosial (social-contact)
Kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (bersama-sama) dan
tango (menyentuh), jadi secara harafiah kontak adalah bersama-sama
menyentuh. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antar
individu, individu dengan kelompok serta antar kelompok. Kontak sosial dapat
bersifat positif dan negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada
suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu
pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
Selain itu kontak sosial juga bersifat primer dan sekunder. Kontak primer
terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan bertatap
muka, seperti misalnya saling senyum, bersalaman dan sebagainya. Sebaliknya
kontak sekunder memerlukan suatu perantara agar pesan dapat diterima. Kontak
sekunder dapat dilakukan melalui alat misalnya radio, telepon, dan sebagainya.
2. Adanya komunikasi
Arti terpenting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan
tafsiran pada perilaku orang lain (pembicaraan, gerak badan maupun sifat).
Kemudian orang yang bersangkutan memberikan reaksi terhadap perasaaan
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Komunikasi memungkinkan kerja
sama antara orang perorangan atau antara kelompok-kelompok manusia.
Namun komunikasi dapat menimbulkan pertikaian akibat salah paham karena
salah menerima informasi.
2.3.3 Bentuk Interaksi Sosial
Terdapat tiga pendapat dari tiga tokoh mengenai bentuk interaksi
(Soekanto, 2014; 64)
Tabel 2.1
Bentuk Interaksi Menurut Ahli
Gilin dan Gilin Kimball Young Tomatsu Shibutani
Bentuk interaksi: Bentuk interaksi: Bentuk interaksi:
Proses yang asosiatif
(akomodasi, asimilasi,
dan akulturasi) ;
Proses yang disosiatif
(persaingan,pertentangan)
.
Oposisi (persaingan dan
pertentangan;
Kerja sama yang
menghasilkan akomodasi;
Diferensiasi (tiap individu
mempunyai hak dan
kewajiban atas dasar
perbedaan usia, seks, dan
pekerjaan).
Akomodasi dalam
situasi rutin;
Ekspresi pertemuan dan
anjuran;
Interaksi strategis dalam
pertentangan;
Pengembangan perilaku
massa.
Adapun proses –proses interaksi yang pokok adalah sebagai berikut:
1) Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja sama (cooperation)
Kerja sama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama. Kerjasama timbul karena orientasi orang-perorangan
terhadap kelompoknya ( in group) dan kelompok lainnya (out group).
b. Akomodasi (accomodation)
Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2014;68) menyatakan bahwa
akomodasi adalah suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial.
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan
tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya.
c. Asimilasi (assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ditandai dengan
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi
usaha-usaha untuk memperbaiki sikap dan proses mental dengan
memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
2) Proses Disosiatif
a. Persaingan (competition)
Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses dimana individu atau
kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum
dengan cara menarik perhatian umum atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancamana atau
kekerasan.
b. Kontraversi
Kontraversi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontraversi ditandai oleh
gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu
rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau
keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.
2.4 Hakekat Intensitas
Menurut Chaplin (2009;254) intensitas merupakan kekuatan yang
mendukung suatu pendapat atau sikap. Disisi lain, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005) intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran
intensnya, sedangkan ’intens” sendiri berarti hebat atau sangat kuat, bergelora,
penuh semangat. Pedapat lain disampaikan oleh Arthur S. Reber dan Emily S.
Reber (2010;480) , yang berpendapat bahwa intensitas adalah kekuatan dari
perilaku yang dipancarkan.
Berdasarkan pengertian intensitas menurut beberapa ahli, yang dimaksud
dengan intensitas adalah emosi atau kekuatan dari suatu perilaku. Intensitas
merupakan cerminan dari suatu semangat yang terjadi apabila seseorang
melakukan suatu kegiatan secara rutin, dimana dalam penelitian ini intensitas
berkaitan dengan penggunaan media sosial.
2.5 Penelitian relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Josan D. Tamayo dan
Giselle Sacha G. dela Cruz (2014) yang meneliti hubungan media sosial dengan
prestasi akademik mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi di Universitas
Centro Escolar Malolos Filipina, menemukan bahwa terdapat hubungan antara
media sosial dengan prestasi akademik mahasiswa dengan nilai sebesar r 0,958.
Nurwati (2008) meneliti hubungan antara interaksi sosial siswa dengan
prestasi belajar bahasa Indonesia siswa Madrasah Ibtidaiyah se-Kabupaten
Gorontalo, meneumkan bahwa terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan
prestasi belajar siswa dengan nilai sebesar t 4,398.
2.6 Kerangka berpikir
Kemunculan media sosial sudah sangat melekat dikalangan masyarakat
modern, termasuk kalangan mahasiswa. Mahasiswa sebagai bagian dari generasi
muda selalu merngikuti arus perkembangan teknologi khususnya media sosial
yang sangat cepat. Rata-rata mahasiswa mempunyai lebih dari 1 akun sosial media
seperti aplikasi chatting, micro-blogging dan sebagainya. Kemudahan untuk
mengakses media sosial merupakan suatu poin penting. Mahasiswa dapat dengan
mudah untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan orang lain di
berbagai belahan dunia. Selain itu, munculnya media sosial diharapkan dapat
menambah wawasan pengetahuan mahasiswa melalui referensi bacaan yang ada
di media sosial. Namun terkadang hal-hal positif dari media sosial bagi mahasiswa
tersebut dapat berbalik menjadi dampak yang negatif jika tidak digunakan secara
tepat. Intensitas penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mempengaruhi
kualitas belajar mahasiswa baik pada saat didalam kelas maupun diluar kelas.
Selain kegiatan belajar, tugas-tugas yang diberikan oleh dosen akan menjadi
terbengkalai. Oleh karena itu kecanduan akan media sosial tersebut dapat
mengakibatkan prestasi akademik menjadi menurun.
Selain media sosial, interaksi sosial juga dianggap berperan dalam naik/
turunnya prestasi akademik. Interaksi merupakan kunci utama dalam kehidupan.
Suatu informasi dapat tersampaikan dengan baik jika ada interaksi. Oleh karena itu
mahasiswa harus berinteraksi dengan orang lain karena mahasiswa tidak dapat
hidup sendiri tanpa mahasiswa, dosen, dan tenaga non akademik lain. Interaksi
yang terjadi diluar perkuliahan seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh
mahasiswa untuk dapat saling bertukar pikiran, namun terkadang pertemuan antar
sesama mahasiswa dimanfaatkan untuk membicarakan masalah lain selain
perkuliahan. Pada akhirnya jika mahasiswa berinteraksi sosial dengan tidak tepat,
maka prestasi akademiknya juga akan terganggu.
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial
dan Interaksi Sosial Mahasiswa dengan Prestasi Akademik Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW Salatiga Angkatan 2012-2015
2.7 Hipotesis
Berdasarkan judul penelitian “Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial
dan Interaksi Sosial dengan Prestasi Akademik Dikalangan Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW Salatiga Angkatan 2012-2015”, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas
penggunaan media sosial dan prestasi akademik.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas interaksi
sosial dan prestasi akademik.
Fungsi Media Sosial
Sarana komunikasi
Memperluas wasasan
Sarana belajar
Menyampaikan informasi
Fungsi Interaksi Sosial
Menimbulkan kerja sama
Membantu menyelesaikan
masalah
Menyampaikan informasi
KEGIATAN
PERKULIAHAN
INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
MAHASISWA DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA
PRESTASI
AKADEMIK
KEGIATAN
PERKULIAHAN