bab ii kondisi wilayah studi - diponegoro...
TRANSCRIPT
II-1
BAB II
KONDISI WILAYAH STUDI
Kondisi wilayah studi dari DAS Sengkarang meliputi : kondisi topografi,
cuaca, geologi, hidrologi, geoteknik, kondisi sungai Sengkarang, kondisi sungai
Meduri, kondisi sungai Bremi, kondisi muara dan hidro oseanografi, akan di
uraikan sebagai berikut :
2.1 Topografi
Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Sengkarang secara umum di
bagian Utara adalah dataran (0 – 100 m) yang membentang dari Kota Pekalongan
hingga desa Karanganyar di Kabupaten Pekalongan, perbukitan bergelombang
sedang (100 – 300 m) membentang dari desa Karanganyar hingga desa Lolong
dan perbukitan terjal (300 – 2000 m) membentang dari desa Lolong hingga
Gunung Rogojembangan, Gunung Dieng dan Desa Simego. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.2 Cuaca
Suhu udara di DAS Sengkarang termasuk kategori sedang ( 260 – 280),
suhu maksimum terjadi pada bulan Oktober dan November yaitu sekitar 330 C dan
suhu minimum terjadi pada bulan Agustus dengan suhu sekitar 220 C.
Kelembaban udara rata – rata selama 5 tahun terakhir berkisar antara 75,5 -
91,8%. Penyinaran matahari bulanan rata – rata terendah terjadi pada bulan
Januari sebesar 40 % dan terbanyak pada bulan Agustus sebesar 91,8 %.
Evaporasi (penguapan) terbesar terjadi pada bulan Oktober sebesar 121,957 mm
dan terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 52,483 mm.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-2
Gambar 2.1 : Kondisi Topografi DAS Sengkarang
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-3
2.3 Geologi
Pada DAS Sengkarang terdapat endapan aluvium, endapan kipas aluvium
dan formasi damar. Endapan aluvium terdiri dari kerikil, pasir dan lempung,
endapan rawa dan sungai dengan ketebalan hingga 150 m. Endapan kipas aluvium
terdiri dari bahan rombakan gunung api yang telah tersayat. Formasi damar terdiri
dari batu lempung tufaan, breksi gunungapi, batu pasir, tuf dan konglomerat.
2.4 Hidrologi
Curah hujan yang jatuh pada DAS Sengkarang cukup tinggi, beriklim
tropis sehingga mengakibatkan DAS ini selalu lembab sepanjang tahun. Menurut
klasifikasi Schmidt Ferguson DAS Sengkarang termasuk tipe B (basah).
Stasiun hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi dapat dilihat pada Gambar
2.2.
Data Stasiun Curah Hujan yang digunakan adalah dari :
1. Stasiun Kauman / Wiradesa (Sta. 114)
2. Stasiun Pekalongan (Sta. 111)
3. Stasiun Kedungwuni (Sta. 117a)
Data curah hujan dari tiga stasiun di atas mulai tahun 1998 sampai dengan
tahun 2007, dapat dilihat pada Lampiran Tabel 2.1 - 2.3
2.5 Geoteknik
Tinjuan geoteknik akan membahas sifat-sifat atau perlakuan material
pondasi terhadap struktur rencana bangunan dan sifat-sifat tanah sebagai bahan
timbunan. Sifat-sifat atau perlakuan material / tanah tersebut diketahui
berdasarkan hasil pengujian di lapangan dan uji laboratorium.
Penyelidikan bawah permukaan yang dilakukan di lokasi studi adalah;
pemboran inti (coring), pengujian Standard Penetration Test (SPT) dan
pengambilan sampel tanah (Undisturbed Sample).
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-4
STA .111
STA. 114
STA . 116a
STA . 116
STA.117a
14
6 62
26 ,
6 1
Gambar 2.2 :Lokasi Stasiun Hujan
Sumber : Peta Bakosurtanal Lembar :
1409 - 114 1409 - 112 1409 - 111
Keterangan :
STA. 111 = Stasiun curah hujan Pekalongan
STA. 114 = Stasiun curah hujan Kauman
STA. 117a = Stasiun curah hujan Kedungwun
= DAS Sungai Meduri
S. Bremi
S. Meduri
S. Sengkarang
STA.114 STA. 111
Rencana pembuatan Floodway
STA. 117a
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-5
Pemboran inti (Coring) dilakukan untuk mengetahui kemampuan tanah
dalam memikul beban bangunan melalui analisa laboratorium, dan harga SPT
yang diperoleh dari hasil Bor Inti. Sedangkan untuk analisa rencana tanggul
diperoleh dari hasil uji laboratorium mekanika tanah yang diambil dari hasil
contoh tanah dari pemboran inti. Lokasi penyelidikan tanah dapat dilihat pada
Gambar 2.3, sedang hasil penyelidikan tanah dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Gambar 2.3 : Lokasi titik bor
Tabel 2.1 : Ringkasan hasil penyelidikan Tanah
No
Lokasi dan No titik Kedalaman (m)
Jenis batuan /
tanah
SPT
(N/Blow)
Hasil lab.
Mekanika tanah
1. Pantai, muara S. Bremi Kabupaten Pekalongan (DH-1) M.A.T. = 0,30 m
0.00 – 4.20 4.20 – 17.00 17.00 – 21.00
Pasir sedikit lanau, abu-abu coklat kekuningan sangat lepas Lanau berlempung sedikit pasir halus, warna abu-abu, sangat lunak Lanau sangat berlempung,
2 2 8
Kedalaman : 5.00 – 5.50 m γ = 1,5 gr/cm³ G = 2,65 W = 68,16 % c = 0,09 kg/cm²
DH-1
DH-2
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-6
21.00 – 22.50 22.50 – 28.00 28.00 – 34.00 34.00 – 34.50 34.50 – 35.00 35.00 – 38.00
sedikit pasir halus, warna abu-abu, lunak sampai sedang. Lanau berpasir halus, abu-abu, lunak sampai sedang Pasir halus, abu-abu kehitaman, kepadatan sedang Pasir halus sampai sedang, abu-abu kehitaman, kepadatan sedang. Lanau berlempung, sedikit pasir, abu-abu kehitaman, sangat kaku. Lanau berpasir sedikit lempung, coklat kekuningan, sangat kaku Lanau berlempung, sedikit kerikilan, coklat kekuningan, padat
11
11
18 – 25 - -
31
φ = 5,30º Cc = 0,52 Cv = 2,70E-03 Kedalaman : 14.00 – 15.00 m γ = 1,51 gr/cm³ G = 2,61 W = 79,71 % c = 0,13 kg/cm²φ = 5,20º
Cc = 0,77 Cv = 3,85E-03 Kedalaman : 24.50 – 25.00 m γ = 1,69 gr/cm³ G = 2,63 W = 41,70 % c = 0,10 kg/cm²φ = 5,90º Cc = 0,14 Cv = 8,73E-03 Kedalaman : 27.50 – 28.00 m γ = 1,66 gr/cm³ G = 2,62 W = 51,85 % c = 0,31 kg/cm²φ = 4,10º Cc = 0,17 Cv = 7,25E-03
2. Pertemuan S. Sengkarang – S.Meduri / tebing kanan S.Sengkarang
(DH-2)
M.A.T. = 0,30 m
0.00 - 1.00 1.00 - 2.50 2.50 – 5.50 5.50 – 8.50
Lanau berpasir sedikit lempung, coklat kekuningan, lunak Lanau berpasir halus, abu-abu, sangat lepas Pasir berlanau, abu-abu, sangat lepas Lanau lempungan sedikit pasir halus, terdapat kulit kerang abu-abu, sangat lunak
- - 1 1
Kedalaman : 5.00 – 6.00 m γ = 1,63 gr/cm³ G = 2,63 W = 51,74 % c = 0,08 kg/cm²φ = 5,70º Cc = 0,56 Cv = 3,45E-03
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-7
8.50 – 10.50
Lanau lempungan, pasir halus-kasar, abu-abu, sangat lunak
2
Data hasil Grain Size ( analisa gradasi butiran ) di lokasi studi, dapat
dilihat pada Lampiran Data Goeteknik.
2.6 Kondisi Sungai Sengkarang
Sungai Sengkarang secara administratif termasuk dalam wilayah
Kabupaten Pekalongan. Kondisi sungai Sengkarang pada bagian hulu masih
cukup baik apabila ditinjau dari tingkat pertumbuhan enceng gondok maupun
kualitas air. Hal ini disebabkan di sepanjang Sungai Sengkarang tidak ditemukan
pabrik atau industri dan pembuangan air kotor. Kondisi bangunan pengatur sungai
( krib dan revetment ) secara umum masih cukup baik, tetapi pada bagian hilir 80
% dari daerah bantaran dijadikan lahan usaha oleh penduduk setempat, sehingga
mengurangi kapasitas tampung sungai.
Mendekati muara pantai, sungai cenderung melebar dan semakin dalam.
Daerah bantaran hampir seluruhnya dijadikan lahan perkebunan oleh penduduk
setempat. Kondisi Sungai Sengkarang dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 : Kondisi Sungai Sengkarang
2.7 Kondisi Sungai Meduri
Sungai Meduri berasal dari saluran pembuang irigasi pada bagian hulu
yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Pekalongan. Tingkat
pencemaran pada ruas Sungai Meduri cukup tinggi, hal ini terutama disebabkan
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-8
oleh adanya beberapa pabrik / industri pada sisi sungai yang langsung membuang
limbah ke Sungai Meduri (disamping itu juga akibat pembuangan air kotor
penduduk). Pada bagian muara sungai tampak dipenuhi oleh enceng gondok.
Penetrasi air laut ditanggulangi dengan bangunan pintu air pada desa
Pesanggrahan.
Gambar 2.5 : Kondisi Sungai Meduri
Kondisi sungai Meduri untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada potongan
memanjang dan melintang sungai pada Lampiran Gambar Morfologi Sungai.
2.8 Kondisi Sungai Bremi
Sungai Bremi berasal dari saluran pembuang irigasi pada bagian hulu yang
masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Pekalongan. Alur sungai ini
kemudian melintasi kota Pekalongan yang padat. Sungai Bremi memiliki tingkat
pencemaran yang berat, beberapa sistem drainase kota Pekalongan terhubung
langsung dengan sungai Bremi. Pada bagian hilir, sungai ini juga dipenuhi oleh
enceng gondok. Pertemuan Sungai Meduri dan Bremi ini kemudian bertemu
dengan Sungai Sengkarang. Pada hilir sungai terdapat pintu air untuk mencegah
penetrasi air asin.
2.9 Kondisi Muara
Daerah muara merupakan dataran rendah dengan ketinggian + 0,00 sampai
dengan + 0,5 m. Lebar sungai mencapai + 100 m. Sebelah kiri dan kanan sungai
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-9
didominasi oleh tambak – tambak. Gerusan gelombang laut (abrasi) terjadi pada
sisi kiri Sungai Sengkarang. Tidak ada jalan akses menuju muara, yang ada jalan
tanah atau tanggul pada tambak yang hanya dapat dilalui kendaraan roda dua atau
sepeda. Pemukiman berjarak 3 km dari muara yaitu Desa Jeruk Sari dan Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Jambean.
Gambar kondisi muara Sungai Sengkarang dilhat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 : Kondisi muara Sungai Sengkarang
Gambar peta bachimetri muara sungai Sengkarang dapat dilihat pada
Gambar 2.7.
2.10 Hidro Oseanografi
2.10.1. Pasang Surut
Data pasang surut (pasut) didapat dari hasil pengamatan. Data pasut
digunakan untuk menentukan elevasi muka air rencana dan tinggi bangunan. Pasut
dan tinggi gelombang akan mempengaruhi elevasi bangunan. Peninjauannya dapat
didasarkan pada LWL (Lowest Water Level) dan HWL (Highest Water Level).
Data pasut yang diperoleh berdasarkan pengamatan selama 30 hari
berturut – turut dengan interval waktu selama 1 jam. Hasil pengamatan pasang
surut dapat dilihat pada Gambar 2.8.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-10
Gambar Pete Bachimetri………………..
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-11
Gambar 2.8 : Hasil Pengamatan Pasang Surut
Dari hasil pengamatan pasang surut (23 Juni – 7 Juli 2007) diperoleh :
LWL (low water lever) : + 0,40 m
HWL (high water level) : + 1,40 m
MSL (mean sea level) : + 0,90 m
2.10.2. Angin
Pola kecepatan angin global untuk daerah Pantai Utara Jawa kecepatan
berkisar dari 5-10 knot sampai 10-15 knot. Hasil pengamatan gelombang yang
dilaksanakan di muara sungai Sengkarang adalah sebagai berikut
Arah Gelombang : 25-45 0
Tinggi Gelombang : 0,07 – 0,55 m
Periode : 3-10 detik
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
II-12
Gambar 2.9 : Windrose dan Waverose di Lokasi Pekerjaan
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )