bab ii kecerdasan inteligensi dan prestasi ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara...

29
7 BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI BELAJAR A. Kecerdasan Inteligensi 1. Pengertian Kecerdasan Inteligensi Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan manusia dalam menggunakan akalnya untuk melakukan sesuatu. 1 Edward Lee Thorndike, seorang tokoh mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta. 2 Orang yang memiliki kecerdasan akan bisa membedakan antara hal yang baik dan hal yang buruk. Dan akan dapat memahami segala hal yang seharusnya dilakukan ataupun tidak dilakukan sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadits. Hal tersebut sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqoroh ayat 269 : ( البقرة :٦۲۹ .) Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar- benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). 3 1 U. Saifullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 177. 2 Ibid. hlm. 179. 3 AMCF, Al Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Sygma Publishing, 2011), hlm. 45.

Upload: others

Post on 06-Aug-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

7

BAB II

KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI BELAJAR

A. Kecerdasan Inteligensi

1. Pengertian Kecerdasan Inteligensi

Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan manusia

dalam menggunakan akalnya untuk melakukan sesuatu.1 Edward Lee

Thorndike, seorang tokoh mengatakan bahwa inteligensi adalah

kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan

kebenaran atau fakta.2

Orang yang memiliki kecerdasan akan bisa membedakan

antara hal yang baik dan hal yang buruk. Dan akan dapat memahami

segala hal yang seharusnya dilakukan ataupun tidak dilakukan sesuai

dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadits. Hal tersebut sesuai dengan

Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqoroh ayat 269 :

( : ٦۲۹البقرة .)

Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman

yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah)

kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan

Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-

benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan

hanya orang-orang yang berakallah yang dapat

mengambil pelajaran (dari firman Allah).3

1 U. Saifullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012),

hlm. 177. 2 Ibid. hlm. 179. 3 AMCF, Al Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Sygma Publishing, 2011), hlm. 45.

Page 2: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

8

Istilah “ Kecerdasan “ pertama kali dilontarkan “pada tahun

1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John

Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan

kualitas- kualitas emosional yang tampaknya penting bagi

keberhasilan”.4

David Wechesler, pencipta skala- skala inteligensi Wechsler

yang sangat popular sampai saat ini, mendifinisikan inteligensi

sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk

bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta

menghadapi lingkungannya dengan efektif. 5

Kecerdasan sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat

menetap, dan dapat berubah setiap saat. Untuk itu, peranan

lingkungan terutama orang tua pada masa kanak- kanak sangat

mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan . Keterampilan EQ

bukan lawan dari keterampilan IQ atau keterampilan kognitif,

melainkan keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan

konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, EQ tidak dipengaruhi

oleh faktor keturunan.

“Sebuah model pelopor lain tentang kecerdasan diajukan oleh

Bar-On pada tahun 1992, seorang ahli psikologi Israel. Ia

mendefinisikan kecerdasan sebagai serangkaian kemampuan pribadi,

emosi, dan social yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk

berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Gardner

dalam bukunya yang berjudul Frame of Mind mengatakan bahwa

bukan hanya satu jenis kecenderungan yang monolitik yang penting

untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spectrum

kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik,

matematika/logika, spasial, kinestik, musik, interpersonal, dan

intrapersonal.

4 U. Saifullah, hlm. 179. 5 Ratna Wulan, Mengasah Kecerdasan Pada Anak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),

hlm. 14.

Page 3: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

9

Walter dan Gardner pada tahun 1986 mendifinisikan

inteligensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan-

kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah,

atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.

Menurut Gardner, kecerdasan pribadi terdiri atas kecerdasan

antarpribadi, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, hal- hal

yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu

membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah

kemampuan yang korelatif, tetapih terarah dalam diri. Kemampuan

tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang

teliti dan mengacu pada diri sendiri serta kemampuan untuk

menggunakan modal tersebut sebagai alat untuk menempuh

kehidupan secara efektif.

Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa ini

kecerdasan antarpribadi mencakup “ kemampuan untuk membedakan

dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan

hasrat orang lain. Dalam kecerdasan antarpribadi yang merupakan

kunci menuju perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk

membedakan perasaan tersebut serta memanfaatkannya untuk

menuntun tingkah laku.

2. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kecerdasan

Goleman menjelaskan faktor – faktor yang dapat berpengaruh

pada kecerdasan menjadi lima kemampuan utama, yaitu :

a. Mengenali emosi diri

Mengenali emosi diri merupakan kemampuan untuk

mengenali perasaan pada saat perasaan itu terjadi. Kemampuan ini

merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Para ahli psikologi

menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yaitu kesadaran

seseorang terhadap emosinya sendiri. Menurut Mayer, kesadaran

diri adalah waspada terhadap suasana hati ataupun pikiran tentang

suasana hati. Apabila kurang waspada, individu menjadi mudah

Page 4: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

10

larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri

memang belum menjamin penguasaan emosi, tetapi merupakan

salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga

individu mudah menguasai emosi.

b. Mengelola emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam

menangani perasaan agar terungkap dengan tepat atau selaras,

sehingga tercapai keseimbangan dalam dirinya. Menjaga agar

emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju

kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan yang meningkat

intensitasnya terlampau lama akan mengganggu kestabilan

seseorang. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk

menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau

ketersinggungan dan akibat- akibat yang ditimbulkannya serta

kemampuan untuk bangkit dari perasaan- perasaan yang menekan.

c. Memotivasi diri sendiri

Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri

individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri

terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta

mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme,

gairah, optimis, dan kekayaan diri.6

d. Mengenali emosi orang lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga

dengan empati. Kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain

atau mempedulikan orang lain menunjukkan kemampuan empati

seseorang atau individu . Individu yang memiliki kemampuan

empati lebih mampu menangkap sinyal- sinyal sosial yang

tersembunyi yang mengisyaratkan akan hal- hal yang dibutuhkan

orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang

6 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),

hlm.23.

Page 5: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

11

orang lain, peka terhadap perasaan orang lain, dan lebih mampu

untuk mendengarkan orang lain.

Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa “orang-

orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih

mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih popular atau

terkenal, lebih mudah bergaul dengan orang lain dalam kehidupan

sehari- hari, dan lebih peka terhadap emosi orang lain. Nowicki,

seorang ahli psikologi menjelaskan bahwa anak- anak yang tidak

mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan

terus menerus merasa frustasi”.7 Seseorang tersebut akan selalu

merasa gelisah, tidak tenang dan selalu merasa tidak sanggup untuk

menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah yang sedang

menimpa dirinya. Seseorang yang mampu membaca emosi orang

lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu

terbuka pada emosinya, orang tersebut mempunyai kemampuan

untuk membaca perasaan orang lain dan orang tersebut lebih peka

terhadap emosi orang lain.

e. Membina hubungan

Manusia merupakan mahluk sosial yang tak dapat hidup

sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang pasti berhubungan

dengan orang lain. Kemampuan dalam membina hubungan

merupakan keterampilan yang dapat menunjang popularitas

seseorang, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi.

Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan dasar dalam

keberhasilan membina hubungan.8

Orang- orang yang hebat dalam keterampilan membina

hubungan ini akan sukses dalam berbagai bidang. Mereka berhasil

dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar

kepada orang lain. Orang- orang seperti ini akan terlihat popular

7 U. Saefullah, Op. Cit., hlm. 182. 8 Ibid., hlm. 183.

Page 6: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

12

dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan

bagi orang lain karena kemampuannya dalam berkomunikasi.

Ramah tamah, baik hati, homat, dan disukai orang lain dapat

dijadikan sebagai petunjuk positif sebagai cara siswa mampu

membina hubungan- hubungan dengan orang lain dalam

kehidupan sosialnya. Sejauh mana kepribadian siswa berkembang

dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang

dilakukannya.9

Siswa yang cerdas juga tidak akan mudah terpengaruh oleh

hal-hal negatif yang timbul dari lingkungan sekolah, atau

lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Serta dapat

membedakan antara hal yang baik dan hal yang buruk. Allah SWT

berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 100 :

(.۰۱۱: ائدةالم )

Katakanlah: "tidak sama yang buruk dengan yang

baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik

hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-

orang berakal, agar kamu mendapat

keberuntungan."10

Begitu pula dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Thalaq

ayat 10 :

9 Amal Syarqawi, Problematika Anak Di Era Modern, (Jakarta: Robbani Press, 2005),

hlm. 88-89. 10 AMCF. Op. Cit. hlm. 124.

Page 7: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

13

). : ۰۱الطالق)

Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, Maka

bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang yang

mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman.

Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan

kepadamu.11

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa orang yang memiliki akal

(kecerdasan) akan dapat membedakan antara hal yang dilarang dan hal

yang diperintahkan. Antara hal yang baik dan hal yang buruk.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa komponen

utama dan prinsip dasar kecerdasan merupakan faktor yang sangat

berpengaruh dalam mengembangkan instrument kecerdasan inteligensi

anak didik.

3. Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Kecerdasan Inteligensi

Kecerdasan terbentuk ketika pertumbuhan struktur dan fungsi

otak mencapai tahap tertinggi. Kondisi ini terjadi selama rentang

waktu 12 tahun pertama. Selama rentang waktu 0-3 tahun dan 6-9

tahun merupakan kondisi terbesar jumlah pembentukan jalur koneksi

serta kemungkinan hilangnya jalur tersebut pada system saraf. Koneksi

yang menghasilkan persepsi baik atau positif selaras dengan nilai-nilai

kecerdasan harus dibentuk semaksimal mungkin. 12

Perkembangan struktur dan fungsi otak yang sedang tumbuh

melalui tiga tahapan, mulai dari otak primitive ( action brain ), otak

limbik ( Feeling brain ), dan akhirnya ke neocortex atau disebut juga

11 AMCF. Op. Cit. hlm. 559. 12 Sutan Surya, Melejitkan Multiple Intelligence Anak Sejak Dini, (Yogyakarta: Penerbit

Andi, 2007), hlm. 5.

Page 8: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

14

thought brain ( otak pikir ). Meski saling berkaitan, ketiganya punya

fungsi sendiri- sendiri. Otak primitive mengatur fisik untuk bertahan

hidup, mengelola gerak refleks, mengendalikan gerak motorik,

memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi yang masuk dari

panca indera. Saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya,

bersama dengan otak limbik, otak primitif menyiapkan reaksi untuk

menghadapi ancaman atau lari dari kondisi kendala (fight or Flight

response). Manusia akan bereaksi secara fisik dan emosi terlebih

dahulu sebelum otak piker sempat memproses informasi.13

Otak limbik memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka,

cinta dan benci. Otak ini sebagai penghubung otak pikir dan otak

primitif. Artinya, otak primitif dapat diperintah mengikuti kehendak

otak pikir, disaat lain otak pikir dapat dikunci untuk tidak melayani

otak limbik dan primitif selama keadaan darurat, baik yang nyata

maupun tidak nyata.

Otak pikir, yang merupakan bentuk daya pikir tertinggi dan

bagian otak yang paling objektif, menerima masukan dari otak primitif

dan otak limbik. Namun, ia butuh waktu lebih banyak untuk

memproses informasi yang masuk dari otak primitif dan otak limbic.

Otak pikir juga merupakan tempat bergantungnya pengalaman,

ingatan, perasaan, dan kemampuan berfikir untuk melahirkan gagasan

dan tindakan.

Mielinasi saraf otak berlangsung secara berurutan, mulai dari

otak primitif, otak limbik dan otak pikir. Jalur saraf yang semakin

sering digunakan membuat myelin semakin menebal. Semakin tebal

myelin, semakin cepat impuls saraf atau perjalanan sinyal sepanjang

jalur hantaran impuls sinyal- sinyal informasi. Oleh karena itu, anak

kecil yang sedang tumbuh dianjurkan menerima masukan dari

lingkungan sesuai dengan perkembangannya. Selain itu, Ia juga

membutuhkan pengalaman yang merangsang panca indera. Namun,

13 Sutan Surya., Op. Cit. hlm.6.

Page 9: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

15

indera mereka perlu dilindungi dari rangsangan yang berlebihan karena

kondisinya belum kompak, belum seperti struktur indera pada orang

dewasa.

Anak kecil menyerap apa saja yang dilihat, didengar, dicium,

dirasakan, dan disentuh dari lingkungan meraka. Kemampuan otak

mereka untuk memilah atau menyaring pengalaman seperti rasa yang

tidak menyenangkan dan berbahaya belum berkembang. Rangsangan

dan perkembangan indera itu pada gilirannya akan mengembangkan

bagian tertentu dari otak primitive yang disebut reticular activating

system (RAS). Ras merupakan pintu masuk dimana kesan yang

ditangkap setiap indera saling berkoordinasi sebelum diteruskan ke

otak pikir.

RAS merupakan wilayah di otak yang membuat kita mampu

memusatkan perhatian. Kurangnya stimulasi, atau sebaliknya stimulasi

yang berlebihan, ditambah lagi dengan gerakan motorik kasar dan

halus yang tidak berkembang secara baik, bisa menyebabkan rusaknya

perhatian terhadap lingkungan.

Jika seorang anak masih berumur 6 tahun, pengalaman dan

sikap kritis atau keingintahuannya akan menghasilkan kontruksi

emosional dan kecerdasan. Selama itu pula terjadi pertumbuhan otak

kira- kira 80%, sesuai dengan faktor- faktor pendukung yang

mempengaruhi. Jika kita ingin menjadikan anak itu lebih pandai,

selama waktu adalah periode yang krusian pertumbuhannya.

Selanjutnya otak anak disini dapat mengalami pertumbuhan

maksimum. Sebelum anak berusia 4 tahun, otak primitif dan otak

limbik sudah 80% termielinasi. Setelah umur 6- 7 tahun mielinasi

bergeser ke otak pikir. Awalnya dari belahan otak kanan yang antara

lain bertugas merespon citra visual.14

Menurut konsep kuantum learning, terdapat beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi untuk merawat kecerdasan di masa

14 Ibid.

Page 10: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

16

pertumbuhannya. Beberapa syarat tersebut diantaranya adalah

menyarankan adanya suatu model untuk memberikan rangsangan yang

wajar. Konsep ini memberikan suatu gagasan bentuk- bentuk model

latihan atau tips- tips praktis untuk merangsang terbentuknya

kecerdasan secara maksimal dalam bentuk struktur maupun fungsi

organ.

Pendidikan kecerdasan anak dimulai dari lingkungan keluarga.

Orang tua yang terampil dalam memberikan pendidikan emosi kepada

anak- anaknya, akan memiliki anak yang mampu bergaul dengan baik,

populer di kalangan teman- temannya, dan menurut para guru anak

tersebut tidak memiliki masalah perilaku seperti kasar, pemarah atau

agresif.

Hasil pendidikan kecerdasan dari keluarga adalah pertumbuhan

anak yang bebas dari stress dan tekanan batin dan mampu

menenangkan dirinya saat menghadapi berbagai macam emosi dari

dalam diri anak. Dengan demikian, anak tersebut juga terlihat lebih

santai dna memiliki kondisi fisik yang sehat.

Manfaat lain dari pendidikan kecerdasan dari lingkup keluarga

adalah pada perkembangan kecerdasan kognisi anak. Anak dari orang

tua yang terampil emosional lebih mudah berkonsentrasi dan

menerima pengetahuan – pengetahuan baru.

Goleman membuat dua perbandingan antara anak 2 anak usia

pra sekolah. Salah satu anak tersebut tumbuh dalam lingkungan

keluarga yang terampil dalam memberikan pendidikan kecerdasan

inteligensi kepada anaknya. Pada saat kedua anak tersebut menginjak

kelas 3, anak yang tumbuh dalam keluarga yang terampil

inteligensinya akan lebih berhasil dalam menguasai mata pelajaran

matematika dan pemahaman bacaan.

Kemampuan emosional anak sudah mulai terbentuk pada awal

kehidupannya, dan kemampuan awal tersebut adalah hal yang paling

berpengaruh pada perkembangan kecerdasan emosionalnya. Namun

Page 11: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

17

demikian, masa- masa sekolah tidak dapat diabaikan begitu saja karena

perkembangan kecerdasan emosi anak akan terjadi pada waktu

tersebut.

Dijelaskan oleh Goleman bahwa keberhasilan di sekolah bukan

hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual anak saja, akan tetapi

ukuran emosional dan sosial anak juga sangat berpengaruh.15 Beberapa

ukuran tersebut adalah :

a. Memiliki keyakinan pada diri sendiri dan memiliki minat.

b. Mengerti harapan- harapan sosial mengenai perilaku anak.

c. Mampu mengendalikan diri untuk tidak melakukan hal- hal yang

tidak sewajarnya.

d. Memiliki kesabaran untuk menunggu.

e. Dapat mengikuti petunjuk dan perintah dari orang lain.

f. Tahu kapan saatnya harus minta tolong atau bertanya kepada Guru.

g. Mampu mengungkapkan kemauan dan kebutuhannya saat bergaul

dengan teman sebaya.

Dengan demikian, siswa yang prestasi akademisnya buruk tidak

selalu disebabkan oleh perkembangan kognisinya yang lambat. Ada

kemungkinan bahwa siswa tersebut tidak memiliki salah stau bahkan

seluruh ukuran kecerdasan yang dituliskan oleh Goleman.

Selanjutnya, Goleman juga menjelaskan bahwa seorang anak

dapat dinyatakan siap untuk memulai masuk sekolah apabila anak

sudah memiliki pengetahuan dasar yaitu “bagaimana cara belajar”.

Pengetahuan ini dapat diperoleh dengan mengenali 7 kecerdasan :

a. Keyakinan

Memiliki kecerdasan emosional berarti memiliki kepercayaan

kepada diri sendiri dan selalu berfikir positif dalam melakukan dan

mengerjakan sesuatu. Anak merasa bahwa ia akan berhasil

menyelesaikan hal- hal yang sedang dikerjakannya. Anak tersebut

15 Sutan Surya, Op. Cit. hlm. 39.

Page 12: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

18

juga percaya bahwa Ia akan meminta pertolongan dari orang

dewasa di sekitarnya apabila memang diperlukan.

b. Rasa Ingin Tahu

Anak yang cerdas emosinya suka mencari tahu tentang hal- hal

baru dan pengertian- pengertian baru. Anak beranggapan bahwa

semua kegiatan untuk menyelidiki sesuatu itu bersifat positif dan

menyenangkan.

c. Niat

Memiliki kemauan tinggi untuk dapat berhasil juga merupakan

salah satu cirri anak yang cerdas emosinya. Anak akan selalu

berusaha melakukan tugasnya dengan takun dan memiliki

keteguhan untuk mencapai keinginannya.

d. Kendali Diri

Kecerdasan emosi selalu didukung oleh kemampuan untuk

beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak

yang mudah menyesuaikan diri dengan anak- anak lain ataupun

orang dewasa di sekitarnya cenderung mampu mengendalikan

perilakunya sesuai dengan harapan lingkungan terhadapnya.

e. Keterkaitan

Mampu memahami anak lain atau orang dewasa. Apabila seorang

anak dapat memahami emosi yang dirasakan oleh anak lain, akan

timbul keterkaitan diantara keduanya. Dengan demikian akan

terjadi keterlibatan antara anak yang satu dengan anak yang lain

tersebut.

f. Kecakapan Berkomunikasi

Memiliki kepercayaan terhadap orang lain diawali dari

kepercayaan terhadap diri sendiri yang merupakan unsure

kecerdasan emosional. Anak yang dapat mempercayai orang lain

menikmati kegiatan bersosialisasi dengan anak- anak lain dan

orang dewasa. Dalam hal ini kemampuan anak berbicara akan

Page 13: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

19

membantunya berkomunikasi dengan orang lain melalui tukar

pikiran atau pendapat dan mengutarakan keinginan.

g. Kerjasama

Anak yang kecerdasan inteligensi tinggi akan mampu melakukan

sesuatu bersama- sama dengan anak lain. Dapat dikatakan bahwa

anak yang siap belajar akan mampu menjaga keseimbangan antara

kebutuhan sendiri dengan kebutuhan anak- anak lain dalam

melakukan kegiatan kelompok.16

Banyak faktor yang dapat meningkatkan kecerdasan inteligensi

pada anak, diantaranya adalah :

a. Membentuk Lingkungan Sosial

Ketika anak menginjak usia 6 tahun atau lebih, maka Ia

telah memiliki dunia luar yang semakin luas. Hubungan yang

terjadi antara sesamanya akan membentuk lingkungan sosial.

Aktivitas sekolah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

membentuk pola perilaku dan kecerdasannya.

Pada usia ini, koneksi antar sel- sel saraf terbentuk dengan

pengalaman baru dan koneksi yang tidak terulang dapat terputus.

Dengan demikian pengajaran dan rangsangan lingkungan menjadi

sesuatu yang perlu dikendalikan. Perkembangan logika dan

penalaran telah dapat dilakukan dalam konsep-konsep yang

sederhana. Penjelasan mengenai sebab- akibat suatu tindakan

sedikit dapat dimengerti.

Hal ini semakin baik dengan bertambahnya umur dan

pengalaman anak. Pengajaran dengan permainan serta stimulus

yang diberikan perlu mempertimbangkan hal- hal yang dapat

meningkatkan cara berfikir menjadi terstruktur.

b. Memahami Perilaku Anak

16 Ratna Wulan, Mengasah Kecerdasan Pada Anak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),

hlm. 40.

Page 14: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

20

Perilaku anak sangat terpengaruh oleh lingkungan

disekitarnya. Banyak potensi baik maupun potensi buruk yang

dapat mengarahkan perilaku anak. Pengendalian terhadap bentuk

perilaku menjadi sangat penting karena hal ini akan menjadi

persepsi yang kuat dalam system saraf anak. Semakin berulang

pola perilaku semakin kuat perilaku tersebut dan akan terbawa

sampai dewasa.

Selanjutnya akan diberikan beberapa konsep pengendalian

penanggulangan terhadap perilaku buruk yang muncul pada diri

anak dan agar mampu memahami mengapa Ia berperilaku buruk.

Hal ini akan sangat membantu jika kita membuat suatu catatan.17

1) Identifikasi satu perilaku yang ingin kita ubah dari anak.

Jadikan hal spesifik yang ingin diubah seperti kebiasaannya,

antara lain : memukul, meminta sesuatu, merengak, atau

bersorak. Tulislah sikap-sikap ini dalam daftar urut.

2) Ketika suatu perilaku muncul, tulislah penyebab- penyebabnya

dan tulislah apa yang terjadi setelahnya.

3) Setelah satu minggu mengamati, akan tampak adanya suatu

pola perilaku. Kapan perilaku tersebut terjadi, dengan siapa

perilaku itu terjadi, dan apa akibatnya? Contoh: ketika anak

ikut berbelanja, Ia meminta sesuatu dengan merengek dan

permintaan itu tidak dapat digantikan dengan benda lain.

4) Tanyakan pada diri kita apakah anak belajar dari cara kita

merespon terhadap perilakunya? Apakah kita menyusun

batasan yang ketat. Pertama kita mendapat suatu gambaran

yang jelas sebagai suatu persiapan untuk mengubah

perilakunya dengan cara mengubah pemicu munculnya

perilaku itu dan akibat setelahnya mengamati pola perilaku

yang dihasilkan dari pemicu yang berbeda. Kita mungkin telah

menebak dan mengabaikan perilaku tertentu, tidak memberikan

17 Ibid., hlm. 80.

Page 15: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

21

suatu keinginan dan member hak- hak istimewa tertentu. Lihat

dan dengarkan saat kita menyuruhnya untuk melalukan sesuatu.

Penting untuk memberikan hadiah dari perilaku baik yang

dilakukan anak.18

c. Mengarahkan Perilaku Positif

Aktivitas sehari- hari memerlukan bentuk kontrol terhadap

kegiatan positif yang dilakukan.19 Untuk mengatasi kondisi ini, kita

dapat mengatasinya dengan melakukan beberapa cara mudah

berikut.

1) Aturan rumah

Jadikan suatu aturan yang simple untuk anak. Mulailah dengan

beberapa hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Bicaralah hal ini dengan anak sehingga menimbulkan

keinginan untuk bertindak dengan senang hati.

2) Mencegah lebih baik daripada mengobati

Jika kita merasa perilaku anak mulai menyimpang dari control,

segera pangkas hal tersebut saat baru muncul. Caranya dengan

mengalihkan perhatian anak ke dalam aktivitas atau permainan

yang positif.

3) Pahamilah Perilaku Anak

Definisikan dengan jelas beberapa perilaku yang sulit. Buatlah

catatan apa peran penting yang menimbulkannya dan sesuatu

yang terjadi setelahnya. Dari sini kita dapat melihat suatu pola

mengenai sebab dan akibat suatu perilaku yang mungkin dapat

dirumuskan untuk menghilangkan perilaku ini. Jangan

menerima perilaku anak sebagai kesalahan, namun ubahlah

respon kita terhadap perilakunya.

4) Disiplin dengan waktu luang

18 Sutan Surya, Op. Cit., hlm. 80. 19 Muhammad Rasyid Dimas, 25 Cara Mempengaruhi Jiwa & Akal Anak, (Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2006), hlm. 62.

Page 16: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

22

Pikirkan cara pandang disiplin lain jika peraturan yang kita

buat tidak dapat diterapkan. Disiplin dengan waktu luang yang

pendak, dapat memberikan waktu pada anak untuk berfikir

sendiri tanpa bermain. Hal tersebut dapat menjadi alternative

untuk melarang perilaku sulitnya yang ingin sekali kita

hentikan.

5) Ambillah waktu 5 menit

Jika kemarahan muncul pada diri kita atau pada anak, ambillah

waktu 5 menit untuk mendinginkan suasana dan bertanya pada

diri sendiri mengapa begitu marah. Pikirkan permasalahan yang

sesungguhnya dan temukan solusi serta usahakan untuk selalu

mengontrol temperamen.

6) Jangan pernah ekstrem ketika marah

Penelitian menunjukkan bahwa memukul anak tidak akan

membantu menyelesaikan masalah, justru hal tersebut dapat

menimbulkan kerusakan yang lebih banyak. Sebaiknya hindari

tindakan yang keras terhadap anak ketika kita marah. Pukulan

tidak efektif untuk mengurangi perilaku buruk dan hal tersebut

juga tidak mengajarkan tentang perilaku baik.

7) Usahakan menghindari bentakan

Usahakan untuk menghindari bentakan pada anak ketika kita

marah. Jangan mendudukkan anak dibawah jika Ia melanggar

aturan. Katakan padanya apa yang menyebabkan perbuatannya

salah dan mengapa kita menjadi marah. Kita marah pada apa

yang ia perbuat, bukan pada siapa yang berbuat.

8) Pergi sementara

Ketika kita merasa frustasi dan tidak bisa mengontrol amarah,

maka pergilah dari anak untuk sementara waktu untuk

melindungi perasaan.20

d. Mengatasi Situasi Sosial

20 Sutan Surya, Op. Cit., hlm. 81-83.

Page 17: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

23

Berilah umpan balik kepada anak tentang bagaimana Ia

mengatasi permasalahan yang perlu diselesaikan. Penentuan tujuan

menjadikan Ia sukes dan cukup mendapatkan keterampilan yang

berguna secara alamiah ketika Ia ingin menggunakannya.

Dengan demikian, pada akhirnya ia tidak menginginkan

sesuatu lebih dari perhatian.

e. Pola Asuh Anak Pintar

Pola asuh Orang tua terhadap anak pintar berbeda-beda,

diantaranya otoriter, permisif dan mandiri.

1) Otoriter

Pola ini menggunakan pendekatan yang memaksakan

kehendak orangtua kepada anak. Anak harus menuruti apa

yang orang tua inginkan. Anak tidak boleh mengeluarkan

pendapat maupun alasan apapun untuk tidak menuruti perintah

orang tua. Pola asuh ini dapat mengakibatkan anak menjadi

penakut, pencemas, menarik diri dari pergaulan, kurang

adaptif, kurang tujuan, mudah curiga pada orang lain, dan

mudah stress.

2) Permisif

Dalam pola ini, orang tua serba memperbolehkan anak berbuat

apa saja. Orang tua cenderung bersikap hangat dan menerima

apa adanya. Hal ini cenderung memanjakan anak dan member

peluang pada anak untuk melakukan apa saja yang ia

inginkan. Pola asuh ini akan mengakibatkan anak menjadi

pribadi yang agresif, tidak patuh pada orang tua, sok berkuasa,

kurang mampu mengontrol diri, dan kurang intens mengikuti

pelajaran di sekolah.

3) Mandiri

Pola ini mengarahkan bahwa orang tua sangat memperhatikan

kebutuhan anak dan mencukupinya dengan pertimbangan

faktor kepentingan dan kebutuhan. Pola asuh ini dapat

Page 18: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

24

mengakibatkan anak menjadi mandiri, mempunyai kontrol diri

dan kepercayaan diri yang kuat, dapat berinteraksi dengan

teman sebayanya dengan baik, mampu menghadapi stress,

mempunya minat terhadap hal-hal baru, kooperatif dengan

orang dewasa, penurut, patuh dan berorientasi pada prestasi.

Dari ketiga pola asuh anak di atas, dapat disimpulkan

bahwa pola asuh anak ketigalah yang dapat membentuk pribadi

anak lebih baik.

f. Ajarkan Anak Menjadi Pemurah

Pepatah barat mengatakan “ Like son like father”. Artinya

orang tualah yang sangat berperan mendidik sifat dan karakter

anak-anaknya secara langsung maupun tidak langsung dan hasilnya

bisa positif dan bisa juga negatif.

Pendidikan anak sejak dini secara langsung dilakukan

dengan mengajarkan hal-hal positif dan bermanfaat kepada anak,

sedangkan secara tidak langsung, sesuai sifatnya yang suka meniru,

anak-anak akan selalu melakukan apa yang dilakukan oleh

orangtua.

Melatih anak agar menjadi pemurah, tentu merupakan hal

yang lebih mudah jika orang tua selalu berbagi. Dalam berbagi

kesempatan kita bisa mengajarkan kepada anak agar ia terbiasa

menjadi pemurah. Ini dimaksudkan agar kelak ketika mereka

dewasa nanti, ia menjadi orang yang pemurah dan suka

bersedekah. Untuk melatih anak menjadi pemurah, ada beberapa

hal yang dapat dilakukan yaitu :

1) Berbagi makanan dengan teman

Membawa makanan di saat sekolah tentu menjadi kesenangan

bagi setiap anak. Dari sini orangtua dapat mengajarkan anak

untuk membiasakan member sebagian makannya kepada

temannya.

2) Mengajak teman makan bersama di rumah

Page 19: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

25

Sesekali, orang tua dapat memilih satu hari khusus untuk

mengundang teman-teman anaknya makan di rumah bersama-

sama. Hal tersebut secara langsung dapat mempererat

hubungan persaudaraan dengan teman-temannya dalam acara

makan bersama itu.

3) Menabung

Seorang anak diarahkan untuk bisa menyisihkan sebagian

uang sakunya untuk ditabung.

4) Saling memberi kepada tetangga

Dalam rangka mempererat hubungan social, saling member

makanan atau hadiah ataupun oleh-oleh kepada para

tetangga tentu bukanlah suatu hal yang baru dalam

kehidupan masyarakat terutama di Indonesia.21

4. Faktor-faktor Yang Dapat Menghambat Kecerdasan Inteligensi

Proses perkembangan kecerdasan inteligensi pada anak

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal inilah yang akan menimbulkan

perbedaan sikap dan perilaku pada anak. Terdapat beberapa hal yang

menghambat perkembangan inteligensi pada anak, diantaranya

sebagai berikut.

a. Kesulitan Bersosialisasi

Anak mengalami kesulitan untuk bersosialisasi atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Kesulitan ini

sering kali disertai dengan perasaan takut saat berada di tengah-

tengah banyak orang atau merasa dipermalukan setiap kali harus

berdiri dan berbicara di depan teman-teman di dalam kelasnya.

b. Autisme dan Keterbelakangan Mental

Autisme merupakan hambatan perkembangan interaksi

social dan kemampuan berkomunikasi serta perkembangan

aktivitas dan minat anak sangat terbatas.

21 Sutan Surya, Op. Cit., hlm. 89.

Page 20: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

26

Anak yang mengalami autism biasanya perkembangannya

tidak normal dan sangat lambat.

Ciri-ciri anak yang menderita autisme adalah :

1) Kemampuan anak untuk melakukan interaksi terbatas.

2) Perilaku anak mengalami perkembangan yang sangat lambat.

c. Stres Pada Anak

Stres mungkin saja sering terjadi pada anak, namun sedikit

orangtua yang menyadarinya. Stress yang berkempanjangan dapat

menyebabkan anak menjadi depresi dan demikian dengan

perkembangan kecerdasannya akan terganggu.

Berikut ini adalah beberapa gejala anak yang sedang

mengalami stress :

1) Kurang gairah.

2) Hilangnya minat untuk melakukan kegiatan favorit.

3) Menonton TV terus-menerus.

4) Tegang, mudah marah tanpa ada sebab yang jelas.

5) Cengeng, suasana hati berubah-ubah.

7) Tidak sabar dan selalu terburu-buru.

8) Ketakutan tanpa sebab.

9) Makan berlebihan dan terkadang tidak ada nafsu makan.

d. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar disebabkan karena perkembangan syaraf-

syaraf otak yang kurang sempurna. Anak yang mengalami

kesulitan belajar bukan berarti bodoh. Anak bisa saja menjadi

pandai. Hanya saja, anak tersebut mengalami kesulitan dalam

belajar membaca dan menulis, mengingat sesuatu, mengatur hal-

hal yang berhubungan dengan dirinya sendiri, dan sebagainya.22

e. ADHD

ADHD merupakan kepanjangan dari Attention Deficit

Hiperactivity Disorder yang artinya adalah kelainan perilaku anak

22 Sutan Surya, Op. Cit., hlm. 149.

Page 21: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

27

yang biasanya sudah mulai terlihat sejak masa pra sekolah atau

pada awal masuk sekolah. Para Ahli berpendapat bahwa ADHD

lebih cenderung disebabkan oleh adanya faktor kerusakan pada

fungsi genetic yang dialami anak. Kerusakan fungsi genetik ini

disebabkan karena pengaruh dari luar seperti makanan atau racun.

Berikut adalah 3 karakteristik umum yang dialami anak

dengan gangguan ADHD.

1) Hiperaktif, yaitu ditandai dengan kebiasaan anak yang tidak

pernah berhenti beraktivitas.

2) Impulsif, yaitu perilaku impulsif yang dapat dilihat dari

spontanitas anak dalam memberikan respon terhadap sesuatu.

3) Kurang perhatian, yaitu anak kurang perhatian terhadap tugas

tertentu. 23

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu “ Prestasi” dan

“Belajar”. Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar

karena belajar merupakan suatu proses.

Menurut Logan, belajar dapat diartikan sebagai perubahan

tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil pengamalan dan

latihan.24 Sedangkan menurut R.S. Woodworth, belajar terdiri atas

melakukan sesuatu yang baru, dan sesuatu yang baru ini dimasukkan

ke dalam ingatan oleh individu yang ditampilkan kembali dalam

kegiatan kemudian.25

Belajar bisa dikatakan berhasil, jika terjadi perubahan dalam

diri siswa. Akan tetapi semua perubahan perilaku dapat dikatakan

belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki cirri-

ciri sebagai berikut :

23 Sutan Surya, Op. Cit., hlm. 155. 24 U. Saifullah, Op. Cit., hlm. 169. 25 Ibid.

Page 22: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

28

a. Perubahan Intensional

Perubahan dalam proses belajar disebabkan pengalaman atau

praktik yang dilakukan secara sengaja dan disadari.

b. Perubahan Positif dan Aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi

kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu

yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya.

c. Perubahan Efektif dan Fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan

manfaat tertentu bagi siswa, sedangkan perubahan yang fungsional

artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatife menetap.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu

perubahan pada tingkah laku yang secara keseluruhan, secara sengaja,

disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa

pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.

Sedangkan prestasi, menurut Poerwodarminto Mila Ratnawati

adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh

seseorang.26

Jadi, menurut Penulis Prestasi belajar adalah prestasi yang

dicapai oleh seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat

dalam buku rapor sekolah.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk meraih prestasi belajar yang baik, tentunya perlu

memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar.

26 Ibid., hlm. 171.

Page 23: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

29

Menurut Sumadi Suryabrata, faktor yang mempengarui prestasi

belajar secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor

intern (dalam diri pelajar) dan ekstern (luar diri pelajar).

a. Faktor yang datang dari dalam diri siswa (intern)

1) Faktor fisiologis, yang terdiri dari :

a) Keadaan Jasmani

keadaan jasmani dapat dikatakan melatarbelakangi

aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain

pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar,

jasmani yang lelah dengan jasmani yang tidak lelah.

Dalam hubungannya dengan hal ini ada dua hal yang perlu

dikemukakan.

1) Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar

makanan ini akan mengakibatkan kurangnya tonus

jasmani, yang pengaruhnya berdampak pada kelesuan,

mudah mengantuk, cepat lelah dan sebagainya.

2) Beberapa penyakit yang kronis yang sangat

mengganggu belajar itu, misalnya pilek, influenza

yang biasanya dipandang tidak cukup serius untuk

mendapatkan pengobatan; akan tetapi kenyataannya

penyakit-penyakit ini sangat mengganggu aktivitas

belajar.

b) keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu

Fungsi-fungsi fisiologis tertentu misalnya panca

indra sangat penting dalam belajar. Panca indra dapat

dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh ke

dalam individu27. Orang mengenal dunia sekitar dalam

belajar menggunakan panca indra. Sehingga baik tidaknya

27 Ibid. hlm. 236.

Page 24: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

30

panca indra sangat mempegarui hasil dari suatu kegiatan

pembelajaran.

2) Faktor psikologis

Menurut N. Franson yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata

mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk

belajar itu adalah sebagai berikut :

a) Adanya sifat ingin tahu dan menylidiki dunia yang lebih

luas.

b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan

keinginan untuk selalu maju.

c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang

tua, guru dan teman-teman.

d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan.

e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila

menguasai pelajaran.

f) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada

belajar.

Apa yang dikemukakan di atas hanyalah sebagian dari

berbagai pendorong yang mempengarui belajar.

Selanjutnya suatu pendorong yang biasanya besar

pengaruhnya dalam belajar ialah cita-cita. Cita-cita

merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan.

Artinya kebutuhan-kebutuhan biasanya direalisasikan

disekitar cita-cita, sehingga dorongan tersebut mampu

memobilisasikan energy psikis untuk belajar.

b. Faktor yang datang dari luar (ektern)

Sama halnya dengan faktor yang berasal dari dalam diri anak,

faktor dari luar diri anak pun dibagi menjadi dua yaitu :

1) Faktor non social

Yang dimaksud faktor non social disini adalah segala yang

berpengaruh terhadap kegiatan belajar selain manusia yang

Page 25: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

31

dapat mempunyai pengaruh besar terhadap prestasi belajar,

misalnya : keadan cuaca, suasana lingkungan, fasilitas belajar

dan sebagainya.

2) Faktor social

Yang dimaksud faktor social di sini adalah faktor manusiawi,

yang dalam hai ini adalah adanya interaksi antara sesame

manusia yaitu lingkungan dimana anak didik itu berada.

Dalam hal ini lingkungan pendidikan terdiri dari :

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama

yang dikenal atau digeluti anak didik, dalam lingkungan

ini anak didik mendapatkan bimbingan maupun didikan

secara informal yang ada kaitanya dengan pendidikan

disekolah. Sehingga keluarga juga menentukan berhasil

atau tidaknya pendidikan pada anak didik itu sendiri.

Mengingat pentingnya pengaruh keluarga trhadap

pendidikan. Di dalam al quran dijelaskan dalam surat at

tahrim ayat 6 sebagai berikut :

).٦: حريمتسورةال(. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah

dirimu dan keluargamu dari api neraka yang

bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,

keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap

Page 26: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

32

apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka

dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.28

b) Lingkungan Sekolah

Sebagaimana yang kita ketahui lingkungan sekolah

adalah lingkungan belajar secara sistematis dan terpimpin,

terarah serta terkontrol. Di sekolah inilah merupakan

tempat belajar yang efektif.

Jika antara lingkungan sekolah, keluarga terjalin suatu

hubungan yang harmonis, hal inilah yang menumbuhkan

kecenderungan anak untuk belajar lebih baik, karena

mereka merasa diperhatikan dan terbimbing.

c) Lingkungan Masyarakat

Yang dimaksud lingkungan masyarakat disini adalah

lingkungan dimana anak didik berada selain di lingkungan

sekolah dan keluarga, yaitu dimana dia bergaul dan berada

di lingkungan masyarakat.

Keterkaitan masyarakat terhadap pendidikan anak

sangatlah erat sekali, sehingga dalam lingkungan ini anak

didik harus mendapatkan perhatian yang lebih, sebab di

lingkungan ini anak didik akan mendapatkan berbagai

ragam perbedaan yang belum mereka dapatkan di

lingkungan keluarga dan sekolah.

Antar kedua faktor itu masing masing, bisa

mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan prestasinya

yang diperoleh dengan cara belajar. Dalam proses belajar,

hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat

menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan

yang ada, sehingga terdapat reaksi yang muncul dari anak.

28 AMCF, Al Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Sygma Publishing, 2011), hlm. 560.

Page 27: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

33

Reaksi yang dilakukan merupakan usaha untuk

menciptakan kegiatan belajar sekaligus menyelesaikannya.

Sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang

mengakibatkan perubahan pada anak sebagai hal baru

serta menambah pengetahuan.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa belajar merupakan

kegiatan penting baik untuk anak-anak, bahkan juga untuk

orang dewasa sekalipun. Perlunya perhatian faktor

lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar. Suasana

yang nyaman dan kondusif mengakibatkan proses belajar

akan menjadi lebih baik. Termasuk juga keaktifan proses

mental untuk sering dilatih, sehingga nantinya menjadi

suatu kegiatan yang terbiasa.29

C. Kajian Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, peneliti mengambil beberapa

judul literature dan skripsi sebagai bahan telaah pustaka dalam penelitian,

diantaranya :

1. Penelitian saudari suniah yang berjudul “Pengaruh Kedisiplinan Belajar

Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

di Kelas V MI Darul Ulum Pedurungan Kidul Pedurungan Semarang”.

Berdasarkan pada hasil yang telah dicapai, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut: 1). Kedisiplinan belajar siswa Kelas V MI

Darul Ulum Pedurungan Kidul Pedurungan Semarang adalah baik, hal

ini terlihat dari rata-rata kedisiplinan siswa adalah 105,44, yang

tergolong baik karena berada di interval 104-108 yang tergolong baik.

2). Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Kelas V MI

Darul Ulum Pedurungan Kidul Pedurungan Semarang adalah baik. Hal

ini terlihat dari rata-rata nilai belajar siswa adalah 90, sesuai dengan

tabel, angket tersebut berada di interval 87-91 yang tergolong baik. Ada

29 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),

hlm. 232.

Page 28: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

34

pengaruh positif dari Kedisiplinan Belajar Siswa Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Kelas V MI Darul

Ulum Pedurungan Kidul Pedurungan Semarang, hal ini ditunjukkan

dari nilai regresi diketahui, Freg = 10,652, kemudian dari hasil yang

diperoleh dikonsultasikan dengan tabel Ft 0,05 (1,25) = 4,24 dan Ft 0,01(1;25)

= 7,77, dengan demikian hipotesisbyang diajukan diterima.

2. Penelitian Saudara Muhammad Adib, dengan judul “Hubungan

kompetensi profesional guru dengan kinerja guru dalam mengajar di

MA Darul Amanah”. Pada skripsi tersebut dijelaskan ada hubungan

signifikan antara kompetensi profesional guru dengan kinerja guru

dalam mengajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan statistik

yang mengahsilkan rxy = 0,504 dan jika dikosultasikan dengan tabel

niali-nilai r product moment, di mana nilai pada N = 22 dalam taraf

signifikansi 5 % menunjukkan angka 0,423. Sehingga dari perhitungan

rxy jika dibandingkan dengan r tabel, ternyata rxy lebih tinggi dalam

taraf signifikansi 5 %. Interpretasi dari koefisien korelasi sebesar 0,504,

maka dapat dikatakan bahwa “semakin tinggi tingkat kompetensi

professional guru agama maka akan semakin baik kinerja guru agama

dalam mengajar”30

Dari penelitian yang dilakukan tersebut, sekilas memang

tampak adanya persamaan dengan permaslahan yang dikaji oleh

penulis yaitu masalah kompetensi dan prestasi belajar, namun dalam

penelitian ini penulis menekankan pada pengaruh kompetensi guru

dalam penguasaan materi fiqih dan prestasi belajar yang tentunya

variabelnya berbeda dengan penelitian di atas, selain itu juga populasi

berbeda dan nantinya akan menghasilkan hasil penelitian yang

berbeda.

D. Pengajuan hipotesis

30 Muhammad Adib, “Hubungan Kompetensi Professional Terhadap Kinerja Guru PAI

Dalam Mengajar Di MA Darul Amanah Sukorejo” Skripsi S1 SETIA WS Semarang (Semarang:

Perpustakaan SETIA WS Semarang, 2010), t.d.

Page 29: BAB II KECERDASAN INTELIGENSI DAN PRESTASI ...yang memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan

35

Hipotesis adalah ”Jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan”.31

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif. Selanjutnya hipotesis tersebut akan

diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Adapun hipotesis yang Penulis ajukan adalah adanya pengaruh positif

Kecerdasan Inteligensi terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an

Hadits Siswa kelas VIII MTs Darul Amanah Sukorejo Kendal Semester

Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

31 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D , (Bandung :

ALFABETA, 2009), hlm.64.