bab ii kajian teori dan penelitian yang relevan...

13
7 BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Pendidikan a. Pengertian Pendidikan Mendidik dan pendidikan adalah 2 hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik ialah kata kerja, pendidikan kata benda. Mendidik, kita melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Kegiatan mendidik menunjukan adanya yang mendidik di satu pihak dan yang dididik di lain pihak. Dengan kata lain, mendidik adalah suatu kegiatan yang mengandung komunikasi antara 2 orang atau lebih. Menurut S.A. Branata dkk, pendidikan adalah usaha yang sengaja dilakukan/diadakan, baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya. Menurut Umar Tirtaharja dan S. L. La Sulo (2008 : 33-36), pendidikan didefinisikan fungsinya, yaitu : 1. Pendidikan sebagai Proses Tranformasi Budaya Pendidikan sebagai proses transformasi budaya diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pewarisan budaya ini meliputi kebiasaan-

Upload: dinhdiep

Post on 05-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

7

BAB II

KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Kajian Teori

1. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Mendidik dan pendidikan adalah 2 hal yang saling

berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik ialah kata kerja,

pendidikan kata benda. Mendidik, kita melakukan suatu kegiatan

atau tindakan. Kegiatan mendidik menunjukan adanya yang

mendidik di satu pihak dan yang dididik di lain pihak. Dengan kata

lain, mendidik adalah suatu kegiatan yang mengandung

komunikasi antara 2 orang atau lebih.

Menurut S.A. Branata dkk, pendidikan adalah usaha yang

sengaja dilakukan/diadakan, baik langsung maupun dengan cara

yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam

perkembangannya mencapai kedewasaannya.

Menurut Umar Tirtaharja dan S. L. La Sulo (2008 : 33-36),

pendidikan didefinisikan fungsinya, yaitu :

1. Pendidikan sebagai Proses Tranformasi Budaya

Pendidikan sebagai proses transformasi budaya diartikan

sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke

generasi berikutnya. Pewarisan budaya ini meliputi kebiasaan-

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

8

kebiasaan tertentu, larangan-larangan dan anjuran, dan ajakan

supaya generasi penerus dapat bersikap sesuai dengan nilai-

nilai yang dikehendaki oleh masyarakat.

2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi

Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis

dan sistematik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta

didik. Proses pembentukan pribadi ini bertujuan untuk

membentuk pribadi yang dewasa dan bagi peserta didik yang

belum dewasa dan bagi peserta didik yang sudah dewasa

dituntut adanya pengembangan diri agar kualitas kepribadian

menjadi meningkat.

3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara

Pendidikan sebagai penyiapan warga Negara diartikan

sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali

peserta didik agar menjadi warga yang baik. Warga Negara

yang baik dapat diartikan selaku pribadi yang tahu hak dan

kewajibannya sebagai warga Negara.

4. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Tenaga Kerja

Pedidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagi

kegiatan membimbing peserta didik sehingga mempunyai bekal

dalam bekerja. Pembekalan ini berupa sikap, pengetahuan, dan

keterampilan kerja pada calon luaran dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Pendidikan merupakan sarana yang sangat

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

9

penting untuk membawa kehidupan individu yang tidak

berdaya pada saat permulaan hidupanya menjadi suatu pribadi

yang mampu berdiri sendiri dan berinteraksi dalam kehidupan

bersama orang lain secara konstruktif (Drs. B. Suryosubroto,

2010 : 15-16).

Dalam GBHN, pendidikan pada hakekatnya adalah usaha

sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

b. Sistem Pendidikan

Sistem diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang

saling berkaitan dalam mencapai suatu tujuan meliputi input

(masukan), proses, dan output (keluaran). Sistem dalam pendidikan

dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan

pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk mengembangakan bakat

yang dimiliki peserta didik dengan memperhatikan isi pendidikan,

kualitas pendidik, sistem pengawasan dan ukuran evaluasinya

(Suparlan Suhartono, 2008 : 125-126).

Pelaksanaan berbagai jenis pendidikan mana pun

memerlukan hal-hal atau faktor-faktor agar kegiatan dapat

terlaksana dengan baik (Drs. B. Suryosubroto, 2010 : 16-24).

Adapun faktor-faktor tersebut, yaitu :

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

10

1. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan adalah membawa anak didik agar dapat

berdiri sendiri (mandiri) di dalam hidupnya di tengah-tengah

masyarakat.

2. Pendidik

Pendidik yang di maksud adalah orang dewasa yang

bertanggung jawab memberi pertolongan kepada anak didik

yang perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai

tingkat kedewasaannya, maupun berdiri sendiri memenuhi

tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, dan sebagai

individu (pribadi) yang mandiri.

Pendidik bertugas sebagai medium agar anak didik dapat

mencapai tujuan pendidikan yang sudah dirumuskan. Tanpa

pendidik, tujuan pendidikan mana pun yang telah di rumuskan

tidak akan dapat dicapai oleh anak didik.

3. Anak Didik

Yang dimaksud anak didik disini adalah anak yang belum

dewasa yang memerlukan bimbingan dan pertolongan dari

orang lain yan sudah dewasa, guna dapat melaksanakan

tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai warga negara,

sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau

individu yang mandiri.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

11

Setiap peserta didik mempunyai pembawaan yang

berlainan. Karena itu, pendidik wajib senantiasa berusaha

untuk mengetahui pembawaan masing-masing anak didiknya,

agar layanan pendidikan yang diberikan sesuai dengan keadaan

pembawaan masing-masing anak didiknya.

4. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan pendidik dalam usahanya untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah dirumuskan. Sarana pendidikan meliputi

: ruangan, peralatan untuk kegiatan belajar, dan media

pendidikan. Dewasa ini semakin pentingnya peranan sarana

pendidikan ini dalam mencapai tujuan pendidikan yang

diharapkan.

5. Lingkungan

Lingkungan dalam pendidikan dapat diartikan sebagai

segala sesuatu yang berada di luar diri anak dalam alam

semesta ini. Lingkungan memberikan pengaruh yang besar

kepada perkembangan anak didik, dan hal ini tidak sulit bagi

kita untuk mencari contoh-contohnya. Lingkungan dapat

dikatakan sebagai “pendidik yang tersembunyi”, karena

pengaruh lingkungan yang tidak sengaja tersebut besar juga

kepada perkembangan anak didik.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

12

2. Guru

a. Pengertian Guru

Guru menurut Sudarwan Danim (2010 : 17), diartikan

sebagai pendidik professional dengan tugas mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan formal.

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak

usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus

mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang

lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru

dapat juga dianggap seorang guru (wikipedia).

b. Kompetensi Guru

Guru dalam mengembangkan tugas profesinya tersebut

harus mempunyai empat kompetensi utama (Sudarwan Danim,

2010 : 22-25), meliputi :

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi ini terdiri atas 5 subkompetensi, yaitu

memahami peserta didik secra mendalam, merancang

pembelajaran termasuk memahami landasan

pendidikan, melaksaakan pembelajaran, merancang dan

melaksanakanevaluasi pembelajaran dan

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

13

mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Guru sebagai seorang pendidik harus

berkepribadian mantap dan stabil, dewasa, arif,

berwibawa dan berakhlak mulia. Subkompetensi

tersebut akan menunjukan keterbukaan dalam berpikir

dan bertindak.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi ini menunjukan kemampuan

berkomunikasi guru dengan peserta didik, sesame

pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua peserta

didik serta masyarakat.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi ini terdiri dari dua ranah

subkompetensi. Pertama, subkompetensi menguasai

substansi keilmuwan yang terkait dengan bidang studi

antara lain : memahami materi ajar, struktur dan konsep

metode keilmuwan, memahami hubungan konsep antar

mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep

keilmuwan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua,

subkompetensi menguasai langkah-langkah penelitian

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

14

dan kalian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau

materi bidang studi.

1. Sejarah Kota Salatiga

a. Salatiga Zaman Kemerdekaan

Berita Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan pada

tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta melalui pemancar Domei

Jakarta. Akan tetapi, berita tersebut tidak dapat disebarkan ke

seluruh wilayah Indonesia karena Jepang menduduki kantor-kantor

yang penting, seperti rradio Hoosookyoku, P.T.T (an sich) dan

Jawatan Kereta Api. Dengan demikian datangnya berita

Proklamasi tersebut hanya dapat disampaikan dari mulut ke mulut.

Berita proklamasi kemerdekaan tersebut, baru sampai di Salatiga

pada tanggal 19 Agustus 1945 (MS. Handjojo, 1973 : 26).

Kekuatan tentara Jepang harus di patahkan ,karena Jepang

dengan kenpeitainya tidak bersedia menyerah kepada pejuang kita,

sehingga menimbulkan perebutan dan perlucutan senjata dimana-

mana seperti di Jogja, Solo, Magelang, ekalongan dan terakhir di

Semarang.

Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

tanggal 20 oktober 1945 mendaratlah tentara Inggris sebagai

tentara skutu di pelabuhan Semarang. Ternyata tentara Inggris

yang mendarat ini di barengi oleh tentara Belanda yang diikuti oleh

NICA (Nederlands Indish Civil Administration).

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

15

Sedangkan menurut perjanjian POSDAM tentara sekutu

harus :

1. Melindungi dan mengungsikan tawanan perang dan

tawanan biasa.

2. Melucuti dan mengembalikan tawanan Jepang.

3. Menjaga keamanan dan kententraman umum agar

kedua maksud diatas dapat di laksanakan dengan baik.

Pada tanggal 26 oktober 1945 tentara Inggris tiba di

Ambarawa dan Magelang. Di kota ini timbul kekacauan karena

tindakannya ternyata melanggar kedaulatan RI, dengan

membebaskan interniran Belanda di Ambarawa dan Magelang.

Orang-orang belanda yang dibebaskankan ini menjadi amat

sombong dan berusaha untuk menduduki kembali fungsi mereka

seperti sebelum perang dunia ke II. Mereka mengatakan bahwa

Panglima Inggris memegang kekuasaan wilayah Indonesia atas

nama Pemerintah Belanda.

Di dalam kota Ambarawa sendiri sebelumnya telah terjadi

pertempuran antara batalyon TKR Divisi IV Salatiga yang

dipimpin oleh Mayor Soenarto. Ambarawa di kepung dari segala

jurusan. Tentara sekutu untuk menghadapi pertempuran tersebut

menggunakan tentara Jepang. Pada tanggal 5 desember 1945

Benteng Banyubiru di tinggalkan oleh sekutu. Pertempuran di

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

16

Ambarawa tersebut berlangsung selama 4 hari 4 malam, akhirnya

pada tanggal 15 desember 1945, Ambarawa jatuh di tangan kita

kembali, tentara sekutu terdesak menuju ke kota Semarang.

Oleh karena Salatiga terletak dalam garis Medan Selatan

dengan sendirinya masyarakat kota Salatiga bersama pihak tentara

sehari-hari selalu sibuk dengan mengirimkan balabantuan dan

makanan ke garis depan daerah Ungaran.

Sebelum kota Semarang diduduki keseluruhan oleh NICA,

semua pegawai RI dan rakyat yang cinta pada RI sudah

meninggalkan kota Semarang mengungsi ke pedalaman. Dengan

demikian kota Salatiga yang kecil itu semakin bertambah ramai

penuh dengan kesibukan dalam tetap menegakkan Negara RI.

Batas demarkasi sebelah selatan dari daerah NICA untuk kota

Semarang ialah Srondol.

Setelah NICA bercokol di Semarang , tiada lama kemudian

datang bantuan dari negeri Belanda sati Divisi 7 Desember, yang

terdiri dari tentara KL (Kioniklijke Leger). Dengan adanya bantuan

tersebut bangsa Belanda semakin merasa dirinya kuat dan

menunjukan sikap angkuh dan semena-mena.

Tanggal 20 Juli 1947 Dr. Van Mook, mendapat kuasa penuh

dari pemerintah Belanda untuk mengadakan Aksi Polisioneel,

sehingga pada tanggal 21 Juli 1947 jam 01.00 tentara Belanda

menyerang RI dari segala jurusan baik darat, laut maupun udara.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

17

Pada tanggal 21 Juli 1947 ntara jam 11.00 siang dua kapal udara

Mustang terkenal dengan nama Cocor Merah Belanda melayang-

layang di atas kota Salatiga. Awalnya pesawat Mustang

diperintahkan ntuk membuat panik dan mengacaukan kota Salatiga

dengan menembakkan peluru-peluru kosong dan hanya boleh

menembak jika ada serangan balik dari bawah.

Dengan adanya tembakan dari bawah Mustang tersebut

memuntahkan peluru tajam dari senapan mesin mengenai

sepanjang jalan Solo di muka pasar Jl. Kalisombo dan sekitar Hotel

Kalitaman. Akibat, dari serangan ini 2-3 orang mendapat luka-luka.

Keesokan harinya tanggal 22 Juli 1947 tentara KNIL mengadakan

patroli dengan jalan kaki dari arah Jl. Tuntang. Pada tanggal 23

Juli 1947 keesokan harinya tentara Belanda kembali masuk ke

Salatiga dan mengadakan penyerangan, namun dalam penyerangan

itu tidak ada perlawanan yang berarti dari pihak kita dan mereka

mengundurkan diri di selatan di daerah Surakarta dan ke Timur di

daerah Susukan untuk selanjutnya menjalankan perang gerilya.

Walikota Salatiga Soemitro dengan beberapa stafnya

mengungsi ke Sulusari Kabupaten Grobgan. Setelah tentara

Belanda dapat menduduki kota Salatiga, maka mereka memperluas

daerah pendudukan dengan batas selatanya Sungai Ketangi

(Tengaran). Dengan demikian, maka seluruh Kabupaten Semarang

hanya tersisa tiga desa dari Asistenan Tengaran dan 13 desa dari

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

18

Asistenan Susukan yang belum di kuasai NICA. Kota Salatiga

tidak aman selama pendudukan NICA, seringkali terdengar letusan

tembakan di malam hari dari para geriyawan maupun perampok.

Ketika pendudukan NICA di Salatiga, maka kedudukan Salatiga

sebagai kotapraja di hapuskan.

Pada tanggal 18 Desember 1948, dikabarkan melalui radio

bahwa Belanda tidak terikat lagi oleh perjanjian Renville. Berita

tersebut menandai agresi militer kedua yang dilakukan oleh

Belanda kota Salatiga yang menjadi penghubung diantara Kota

Surakarta dan Yogyakarta menjadi semakin ramai karena Belanda

berhasil menduduki kedua kota tersebut. Penyerbuan Belanda ke

Indonesia diakhir setelah terpenuhinya Konferensi Meja Bundar

(KMB). Tanggal 4 Agustus 1949 presiden Republik Indonesia

mengumumkan perhentian tembak menembak di seluruh Indonesia.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3576/3/T1_152009011_BAB II… · Setelah pertempuran lima hari di Semarang selesai, pada

19

4. Penelitian Yang Relevan

Adapun beberap tulisan yang berkaitan dengan judul penulis antara

lain, skripsi yang berjudul “Sejarah Sekolah Menengah Pertama Stella

Matuttina di Salatiga (1970-2008)” oleh Soraya Atika Ony. Penelitian

ini membahas tentang sejarah perkembangan Sekolah Menengah

Pertama Stella Matuttina yang dulu bernama Sekolah Menengah

Pertama Pangudi Luhur Putri dan lepasnya Sekolah Menengah Pertama

Stella Matutina dengan Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur

Putra.

Penelitian yang lain dengan judul “Sejarah Sekolah Guru B di

Salatiga (1950-1961) oleh Dian Luckitaningtyas. Penelitian ini

membahas tentang tenaga guru di Salatiga, sekolah guru di Salatiga dan

perkembangan Sekolah Guru B di Salatiga.