bab ii kajian teori dan kerangka berpikirabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/a121308069_bab2.pdf ·...

51
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Renang a. Pengertian Renang Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di dalam air dan merupakan cabang olahraga yang dapat dilakukan oleh siapa saja, baik putra maupun putri. Olahraga renang termasuk olahraga yang paling menyehatkan, sebab hampir semua otot tubuh bergerak dan berkembang dengan mengkoordinasikan kekuatan setiap perenang. Renang sangat populer di dunia baik untuk rekreasi maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang merupakan kegiatan jasmani untuk manusia. Gaya renang yang dilombakan dalam perlombaan renang adalah gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya crawl. Dalam lomba renang nomor gaya crawl, perenang dapat menggunakan berbagai macam gaya renang, kecuali gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Tidak seperti halnya gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu, Federasi Renang Internasional tidak mengatur teknik yang digunakan dalam nomor renang gaya crawl. Yang dimaksud renang gaya crawl adalah gaya berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping. Sewaktu mengambil napas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya berenang lainnya, gaya crawl merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air. Menurut peraturan PRSI/FINA, aturan renang gaya crawl/bebas (PRSI/FINA, Swimming Rules 2009-2013) Gaya bebas berarti bahwa suatu nomer perlombaan yang disebutkan demikian, perenang boleh melakukan gaya renangan apa saja, kecuali dengan nomer perlombaan gaya ganti perorangan dan gaya ganti estafet, gaya bebas berarti gaya lain yang bukan gaya punggung, gaya dada dan gaya kupu-kupu. 8

Upload: nguyennhu

Post on 07-Apr-2018

243 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Renang

a. Pengertian Renang

Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di dalam air dan

merupakan cabang olahraga yang dapat dilakukan oleh siapa saja, baik putra

maupun putri. Olahraga renang termasuk olahraga yang paling menyehatkan, sebab

hampir semua otot tubuh bergerak dan berkembang dengan mengkoordinasikan

kekuatan setiap perenang. Renang sangat populer di dunia baik untuk rekreasi

maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang

merupakan kegiatan jasmani untuk manusia.

Gaya renang yang dilombakan dalam perlombaan renang adalah gaya

kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya crawl. Dalam lomba renang nomor

gaya crawl, perenang dapat menggunakan berbagai macam gaya renang, kecuali

gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Tidak seperti halnya gaya dada,

gaya punggung, dan gaya kupu-kupu, Federasi Renang Internasional tidak mengatur

teknik yang digunakan dalam nomor renang gaya crawl.

Yang dimaksud renang gaya crawl adalah gaya berenang dengan posisi

dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian

digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki

secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang

gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat

lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling

ke samping. Sewaktu mengambil napas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke

kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya berenang lainnya, gaya crawl merupakan

gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air.

Menurut peraturan PRSI/FINA, aturan renang gaya crawl/bebas

(PRSI/FINA, Swimming Rules 2009-2013)

Gaya bebas berarti bahwa suatu nomer perlombaan yang disebutkan demikian,perenang boleh melakukan gaya renangan apa saja, kecuali dengan nomerperlombaan gaya ganti perorangan dan gaya ganti estafet, gaya bebas berartigaya lain yang bukan gaya punggung, gaya dada dan gaya kupu-kupu.

8

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

9

Menurut Dumadi dan Kasiyo Dwijowinoto (1980: 12) menyebutkan ada

beberapa macam renang gaya crawl/bebas, yaitu :

1) Renang gaya bebas model / ala Australia / polynesia yaitu renang gaya bebas

dengan perbandingan gerak lengan dan tungkai 2:2. Gaya bebas ini sering

diberi istilah the free style by two beat.

2) Renang gaya bebas dengan perbadingan gerak lengan dan tungkai 2:4 yang

dikenal dengan istilah the free style by four beat.

3) Renang gaya bebas old America, dengan perbandingan gerak lengan dan

tungkai 2:6 yang dikenal dengan istilah lainnya the free style by six beat.

4) Renang gaya bebas model gaya Jepang, dengan perbandingan gerak lengan dan

tungkai 2:8 yang dikenal dengan istilah lain the free style by eight beat.

b. Teknik Renang Gaya Crawl

Teknik yang benar adalah hal terpenting ketika berenang, bahkan juga

ketika melakukan cabang olahraga lainnya. Dalam renang, teknik yang salah akan

membuat anda kehilangan efisiensi, lambat, dan cepat capek.

Untuk dapat menguasai renang gaya crawl, dalam pelaksanaannya

seorang perenang harus memperhatikan beberapa bagian-bagian terlebih dahulu.

Unsur tersebut antara lain :

1) Posisi tubuh

2) Gerakan lengan

3) Gerakan kaki

4) Pernapasan

5) Koordinasi gerak keseluruhan

Bagian-bagian dalam renang gaya crawl tersebut perlu diperhatikan, agar

mendapatkan gerak yang efektif dan efisien. Bagian-bagian renang gaya crawl

diuraikan sebagai berikut :

1) Posisi tubuh

Pada gaya crawl adalah mengapung, merentang lurus, (horizontal) dengan

posisi telungkup posisi tubuh sejajar dengan air. Posisi kepala agak lebih tinggi dari

pada ke dua bahu guna menurunkan posisi pantat dan kedua paha. Dengan

demikian, kedua kaki turun dan dapat melakukan gerakkannya di bawah permukaan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

10

air. Posisi tubuh tersebut harus dilakukan dengan rileks agar energi dapat hemat.

Sementara itu, posisi tubuh horizontal sangat berguna untuk memperkecil tahanan

air terhadap gerak luncuran.

Gambar 1. Posisi Badan Streamline

(Dick Hannula, 2003:52)

Daya apung dari tiap-tiap perenang akan menjadi faktor yang menentukan

dalam posisi tubuh di dalam air. Setiap perenang harus mencari posisi tubuh terbaik

yang dimungkinkan. Hal ini terutama ditentukan oleh kemampuan perenang untuk

membawa tubuh bagian bawah, pinggul, dan kedua kaki mendekati permukaan air.

Posisi ini memberikan tahanan yang lebih sedikit terhadap air saat berenang.

Kepala adalah kunci dari kontrol ini, dan memindahkan posisi mata untuk lebih

melihat ke bawah akan membantu mengangkat tubuh bagian bawah semakin dekat

ke permukaan.

Adapun teknik posisi mengapung tidak dapat dilakukan dalam satu sikap

saja, tetapi banyak posisi yang bisa dilakukan supaya tubuh dapat terapung di atas

permukaan air. Lakukanlah dengan rileks dan melayang tanpa mengeluarkan

tenaga. Berikut teknik mengapung dalam renang seperti yang dikutip dari (Zona

siswa. http://www.zonasiswa.com/2014/09/renang-gaya-bebas.html di akses tgl

19/03/2015) yaitu :

- Berdiri di depan dinding kolam sejauh satu meter, air kolam dengan

ketinggian air setinggi perut.

- Tarik napas dalam-dalam, kemudian masukkan kepala ke dalam air dengan

sedikit merebahkan tubuh ke depan dalam posisi telungkup, mata tetap

terbuka, dan buanglah napas perlahan-lahan.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

11

- Tubuh tetap rileks pertahankan sikap tersebut di dalam air hingga napas

tidak kuat lagi.

- Lakukanlah latihan ini berulang-ulang

Setelah menguasai teknik mengapung, lanjutkan dengan latihan meluncur.

Latihan ini bertujuan untuk melatih keseimbangan tubuh di air. Jika tidak mampu

menguasai keseimbangan tubuh maka tubuh akan tenggelam dan tidak mampu

berdiri di kolam renang, meskipun kolam tersebut dangkal. Cara melakukan latihan

meluncur sebagai berikut :

- Berdirilah di tepi kolam dengan sikap membelakangi dinding kolam, salah

satu kaki menempel pada dinding untuk melakukan tolakan.

- Kedua lengan lurus ke atas di samping telinga dengan ibu jari saling

berkaitan.Ambil napas dalam-dalam, condongkan tubuh ke depan, berusaha

ujung jari tangan lebih dahulu yang masuk ke dalam air.

- Tolakkan kaki yang menempel pada dinding kolam sampai tubuh terdorong

ke depan.

- Saat tubuh sedang meluncur, biarkan sampai tubuh berhenti melaju.

(zona siswa. http://www.zonasiswa.com/2014/09/renang-gaya-bebas.html di akses

19/03/2015)

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sering terjadi kesalahan-kesalahan

yang mendasar yang sering mengganggu pelurusan badan horizontal dalam renang

yaitu :

a) Bila kepala diangkat ke atas air untuk bernafas, bagian badan lainnya tertekan

turun. Bila kepala diturunkan, bagian badan lainnya agak naik.

b) Bila tenaga dari bagian pertama tarikan tangan diarahkan terlalu langsung ke

arah bawah, maka akibatnya akan ada gerakan naik sesaat bagian pertama dari

tarikan lengan.

c) Bila siku lurus pada akhir dorongan tangan, akibatnya tenaga dari gerak tangan

diarahkan ke atas, mengakibatkan suatu tenaga yang mendorong badan masuk

ke dalam air.

Kesalahan-kesalahan tersebut dapat diperbaiki atau diminimalisir oleh

perenang dengan beberapa metode, yaitu :

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

12

a) Memutar kepala pada sumbunya (tidak mengangkat dan menurunkannya) dan

bernafas ke samping lebih dekat pada dasar lengkung gelombang.

b) Menekan tangan lebih ke arah belakang dan bukannya ke bawah.

c) Menekuk siku dan berusaha menekan air lebih ke arah belakang dan bukannya

ke arah bawah.

2) Gerakan lengan

Dalam renang gaya crawl, dan juga dalam gaya-gaya yang lain kayuhan

lengan tangan adalah sumber utama propulsi (gaya dorong ke depan). Seperti

perahu, tangan sebagai dayungan. Sewaktu tangan mengayuh ke belakang, tubuh

akan terdorong bergerak ke depan. Kayuhan tangan sendiri adalah salah satu fase

dari gerakan tangan ketika berenang.

Agar dapat menghasilkan prestasi renang gaya bebas yang optimal,

gerakan lengan harus dilakukan dengan benar. Pada renang gaya crawl kedua

lengan secara bergantian meluncurkan tubuh di dalam air, dari mulai posisi lengan

merentang lurus ke depan, posisi lengan bengkok di bawah tubuh, posisi lengan

lurus ke belakang dekat paha, dan posisi lengan di udara (di atas permukaan air)

untuk kembali ke posisi semula. Daya gerak dari dorongan lengan harus selalu

dapat mengcover gerakan lengan yang sedang melakukan recovery di udara.

Apabila di uraikan lebih jauh, gerakan lengan ini dapat dibagi ke dalam empat

tahapan, yaitu : tahap masuk (entry), tarik (pull), dorong (push), dan pemulihan

(recovery). Tahap entry adalah tahap memasukkan tangan di depan kepala ke dalam

air. Entry dimulai kurang lebih saat tangan yang satunya lagi melakukan akhir dari

dorongan.Gerakan menarik tangan dimulai setelah semua tangan masuk ke dalam

air, sampai lengan mencapai bidang vertikal di bawah tubuh. Sesudah itu,

dilanjutkan dengan gerakan dorongan, sampai lengan lurus ke belakang dan tangan

di samping paha. Kemudian, dilanjutkan dengan gerakan mengangkat sikut dan

tangan dari air ke atas melewati kepala untuk melakukan entrydi depan kepala.

Posisi yang tinggi selama tahap masuk (entry) akan membantu

menempatkan lengan ke dalam air secara tepat dengan tahanan yang lebih sedikit

serta akan memastikan posisi efektif untuk memulai gerakan lengan di bawah air.

Mengenai urutan gerak lengan waktu masuk ke dalam air, Dick Hannula (2003: 58)

mengemukakan, “Masuk ke dalam air harus dilakukan melalui rongga yang sama

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

13

dengan jari-jari masuk terlebih dahulu, kemudian pergelangan tangan, siku, dan

bahu”.

Pada gerakan lengan, tangan harus masuk ke dalam air di titik antara

telinga dan ujung bahu pada sisi lengan yang melakukan gerakan. Jarak masuk

perenang harus sama dengan panjang lengan di bawah permukaan air. Perenang

harus menekan siku ke depan pada saat masuk ke dalam air pada waktu lengan

bergerak melakukan cambukan dan menjaga agar sendi dalam siku menghadap ke

bawah di dalam air. Posisi ini akan menjaga siku tetap terangkat dan membantu

mengoptimalkan jarak per satu dayungan.

Menurut Suryatna dan. Adang Suherman (2004: 68) teknik gerak lengan

ada 4 tahap, yaitu: Tahap masuk, Tarik (pull), Dorongan (push), Pemulihan

(recovery).

Bentuk-bentuk latihan gerak lengan :

a) Berdiri di darat atau di kolam yang dangkal, kedua kaki dibuka selebar bahu,

badan dibungkukkan ke depan dan kedua tangan lurus ke depan.

b) Lakukan gerakan menarik, menendang, dan recovery seperti teknik yang telah

dijelaskan diatas, dengan kedua tangan secara bergantian.

c) Latihan gerakan lengan sambil meluncur, dimulai dari pinggir kolam, gerakan

kaki bebas (boleh digerakkan atau tidak).

Posisi telapak tangan

Posisi telapak tangan ini menentukkan besar kecilnya dorongan yang

diberikan oleh lengan pada saat lengan melakukan tarikan.

Ada 5 posisi telapak tangan:

a) Telapak tangan mendatar, jari-jari dan ibu jari bersatu.

b) Telapak tangan mendatar, jari-jari bersatu tetapi ibu jari kesamping.

c) Telapak tangan mendatar, jari-jari membuka.

d) Telapak tangan melengkung, jari-jari dan ibu jari bersatu.

e) Telapak tangan mendatar, pergelangan tangan dan jari-jari agak direntangkan.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

14

Gambar a Gambar b

Gambar c Gambar d

Gambar e

Gambar 2. Macam-macam posisi telapak tangan

(Ermat Suryatna & Adang Suherman, 2004: 8)

3) Gerakan kaki

Gerakan tungkai dimulai dari pangkal paha secara bergantian seperti

gerakan pecut. Pertahankan kedua tungkai agar selalu lurus ketika melakukan

gerakan ke atas. Pada waktu melakukan gerakan ke bawah (menendang), paha lebih

dulu bergerak, diikuti oleh lutut yang lurus dan permukaan kaki bagian bawah,

seperti sebuah pecut. Gerakan memecut oleh tungkai bagian bawah merupakan

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

15

tahap yang paling banyak menghasilkan power bagi luncuran. Kaki dan ujung jari

kaki tidak menunjuk ke bawah, sebab hal ini dapat menyebabkan pergerakan sendi

yang kaku. Untuk dapat menendang secara efektif, sendi kaki harus longgar lurus

dan rileks.

Gambar 3. Gerakan Kaki

(Ermat Suryatna & Adang Suherman, 2004:77)

4) Pernapasan

Arah pandangan memegang peranan penting dalam mempertahankan

posisi kepala yang baik. Selama mengeluarkan nafas pandangan ditunjukan ke

depan dengan sudut 45º ke dasar kolam. Dagu tidak akan diarahkan ke depan

terlalu jauh, jika hal itu dilakukan pada saat memutar kepala untuk mengambil

nafas akan menggerakkan kepala ke luar dari sumbu pusat dan mengganggu

keseimbangan.

Tindakan memutar kepala untuk bernafas akan dikoordinasikan dengan

menggulingkan badan. Hal ini kemungkinan besar mengurangi pengaruh gangguan

sehingga putaran kepala dapat pada garis arah samping. Muka akan berputar

menuju ke samping jika menggulingkan badan menuju sisi pernapasannya.

Sebagian besar waktu yang tepat untuk mulai memutar muka ke luar dari

air ketika lengan pada sisi yang berlawanan memasuki air. Sebab ayunan ke bawah

dari lengan akan menyebabkan perenang mengguling menuju sisi pernapasannya.

Memutar kepala pada waktu menggulingkan badan memungkinkan mulut terbebas

dari air untuk bernapas tanpa perlu mengangkat kepala dari air.

Menarik napas sebaiknya tanpa menelan air, segera setelah itu salah satu

mata dapat melihat permukaan air. Mulut perenang mungkin tidak nampak di atas

permukaan, sebab perenang akan bernapas di bawah haluan ombak yang

ditimbulkan oleh gerak ke depan atau karena hidung dan bagian depan muka

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

16

membuat alur kecil atau palung air sehingga perenang hampir dapat bernapas di

bawah air.

Setelah mengambil napas, muka diputar kembali ke arah air. Memutar

muka kembali ke arah air dilakukan ketika lengan pada sisi pernapasan mendekati

depan untuk masuknya tangan dan badan mulai mengguling ke arah sisi

berlawanan. Jangan mengambil napas apabila muka kembali ke air.Pengeluaran

napas segera dimulai setelah napas diambil. Bagaimanpun hal tersebut, pelan-pelan

dan dikontrol sehingga semua udara tidak dihembuskan sebelum siap untuk ambil

napas berikutnya.

Mengambil napas hanya melalui mulut, sedang pengeluaran napas melalui

mulut, atau hidung dan mulut secara serentak.

Gambar 4. Cara mengambil nafas

(Dick Hannula, 2003:63)

5) Koordinasi gerakan keseluruhan

Koordinasi gerakan yaitu melakukan beberapa gerakan dalam satu

rangkaian. Gerakan renang gaya crawl merupakan serangkaian gerakan kaki,

lengan dan pernafasan yang dilakukan secara simultan. Untuk mendapatkan hasil

yang optimal, perenang harus dapat mengintegrasikan berbagai macam gerakan

kedalam satu rangkaian gerak yang utuh dan selaras.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

17

Gambar 5. Koordinasi Gerak Keseluruhan

(Ermat Suryatna & Adang Suherman, 2004:95)

Untuk mendapatkan renangan yang baik, terdapat beberapa kunci yang

harus diperhatikan, yaitu :

a) Pertahankan agar tubuh selalu lurus horizontal dan rileks dekat permukaan air.

b) Lakukan pengambilan dan pengeluaran udara untuk bernafas melalui mulut

dengan pola yang berirama.

c) Pertahankan agar sikut selalu tinggi pada saat melakukan recovery.

d) Awali gerakan menarik (pull) dan akhiri gerakan mendorong (push) dengan

posisi lengan lurus. Bengkokkan siku ketika tangan bergerak di bawah badan.

e) Gunakan pangkal paha sebagai poros dalam melakukan gerakan tungkai.

f) Gunakan paha, lutut, dan sendi kaki secara berurutan dalam melakukan

gerakan lecutan terhadap air. Pertahankan agar tungkai selalu lurus dalam

melakukan lecutan dari pangkal paha.

2. Panjang Tungkai

a. Anthropometri

Istilah anthropometrik berasal dari kata “anthro” yang berarti manusia,

sedangkan kata “metron” berarti ukuran. Secara definisi anthropometrik dinyatakan

sebagai suatu studi yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia yang

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

18

berkaitan dengan karakteristik tubuh manusia berupa bentuk, ukuran dan kekuatan

tubuh. Sementara itu rasio kita ketahui sebagai sebuah perbandingan dari ukuran-

ukuran tubuh. Pengukuran tubuh diantaranya meliputi pengukuran yang

membedakan antara panjang tungkai dan tinggi badan.

Panjang tungkai bisa dikatakan relatif panjang apabila ditinjau dari segi

perbandingannya dengan tinggi badan. Pada postur yang normal, panjang tungkai

dibandingkan dengan togok pada orang dewasa adalah berimbang. Tetapi dalam

kenyataannya tidak semua individu memiliki ukuran anthropometrik yang seimbang

seperti itu. Ada individu yang memiliki tungkai secara proporsional lebih panjang

dibanding togok, dan sebaliknya ada individu yang memiliki togok lebih tinggi

dibandingkan dengan tungkainya.

Variasi perbandingan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut terjadi karena

adanya sebab tertentu. Salah satu faktor penyebabnya adalah faktor irama

pertumbuhan dan tempo perkembangan kematangan. Ada individu yang cepat

matang, pada usianya dewasa akan memiliki kaki yang relatif lebih panjang

dibanding togoknya, sedangkan perkembangan kematangan normal memiliki kaki

dan togok yang panjangnya seimbang. Hal ini dapat dikaji dari karakteristik

pertumbuhan badan yang terjadi pada masa-masa pertumbuhan.

Pada studi tentang pertumbuhan badan pada fase perkembangan bisa

diketahui bahwa pertumbuhan yang pesat pada kaki dan tangan terjadi pada masa

anak-anak terutama pada anak besar yaitu usia antara 6-12 tahun. Sedangkan

pertumbuhan yang pesat pada togok terjadi pada usia adolosensi yaitu usia antara

12-18 sampai 20 tahun.

Berdasarkan karakteristik pertumbuhan badan seperti ini bisa dijelaskan

bahwa individu yang cepat matang, masa pertumbuhan pesat pada kaki dan tangan

lebih awal berhenti sebelum pertumbuhan optimalnya dicapai. Sehingga panjang

kaki dan tangan tumbuh kurang normal. Dan pada individu yang yang lambat masa

matang, masa pertumbuhan pesat pada kaki dan tangan berlangsung lebih lama

dibandingkan yang normal. Sehingga panjang kaki dan tangannya tumbuh melebihi

normal.

Kondisi pertumbuhan yang bervariasi yang dialami oleh setiap individu

mengakibatkan bervariasinya proporsi ukuran-ukuran bagian tubuh yang dimiliki.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

19

Proporsi ukuran bagian tubuh ada hubungannnya dengan kapasitas kemampuan

individu melakukan ketrampilan gerak tertentu. Perbedaan proporsi seperti ini pasti

memberikan keuntungan dalam hal gerakan tertentu dan dalam melakukan

ketrampilan gerakan yang lain.

Ketrampilan gerak tertentu yang memerlukan keterlibatan bagian tubuh

tertentu yang mensyaratkan adanya kondisi dan kapasitas kemampuan bagian tubuh

yang terlibat itu sesuai dengan karakteristik gerakan yang dilakukan. Bentuk tubuh

yang ideal sesuai dengan cabang olahraga yang dipelajari merupakan salah satu

syarat yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga.

b. Definisi Panjang Tungkai

Salah satu komponen penting dalam prestasi olahraga adalah postur dan

struktur tubuh. Fox, Bowers dan Foss (1993:542) menyebutkan bahwa

“olahragawan profesional dan guru mempunyai pandangan ketertarikan pada

postur dan struktur tubuh sebagai pengertian relatif dari tipe tubuh dalam

kesuksesan pada berbagai cabang olahraga”.

Mochamad Sajoto (1988:3) menyatakan bahwa “struktur dan postur tubuh

meliputi : a) ukuran tinggi dan panjang tungkai, b) ukuran besar, lebar dan berat

tubuh, c) somatotype (bentuk tubuh)”.

Tungkai merupakan anggota gerak bawah yang terdiri dari seluruh kaki,

mulai dari pangkal paha sampai dengan kaki. Menurut Soedarminto (1995: 60)

tulang-tulang anggota gerak bawah bebas terdiri dari :

1) Femur (tulang paha)

2) Crus/Crural (tungkai bawah)

a) Tibia

b) Fibula

3) Ossa pedis

a) Ossa tarsalia

Tulang-tulang pergelangan kaki yang terdiri dari tujuh buah tulang.

b) Ossa metatarsalia

Tulang-tulang telapak kaki yang terdiri dari lima buah tulang.

c) Ossa palangea digitorum pedis

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

20

Tiap-tiap jari terdiri dari tiga ruas tulang kecuali ibu jari hanya terdiri dari

dua ruas tulang.

Dalam hal ini Johnson dan Nelson (1986:191) menyatakan bahwa

ukuran panjang tungkai diukur dari tulang belakang bawah atau dapat juga dari

trochanter sampai ke lantai (telapak kaki)”.

Gambar 6. Panjang tungkai

Johnson dan Nelson(1986:191)

c. Faktor-Faktor Penyebab Panjang Tungkai

Perkembangan ukuran dan proporsi tubuh seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Pada usia tertentu ukuran dan proporsi tubuh mengalami

perkembangan. Demikian juga panjang tungkai juga mengalami peningkatan

seiring dengan perkembangan pertumbuhan anak. Sugiyanto (1996:149)

menyatakan “Secara proporsi anak, kaki dan tangan tumbuh lebih cepat dibanding

pertumbuhan togok”. Hal ini terjadi pada masa anak kecil. Dengan percepatan

pertumbuhan kaki dan pertumbuhan togok tidak sama, maka anak besar umumnya

menjadi tampak panjang kakinya.

Perkembangan ukuran dan proporsi tubuh dipengaruhi oleh makanan

yang dikonsumsi setiap hari. Makanan yang bergizi akan mempengaruhi

pertumbuhan seseorang, baik rangka tubuh maupun organ lainnya. Selain faktor

gizi, keturunan merupakan faktor yang sangat menentukan keadaan fisik

seseorang. Sugiyanto (1996: 37) mengemukakan bahwa” Faktor keturunan atau

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

21

genetik merupakan sifat bawaan lahir yang diperoleh dari orang tuanya. Faktor ini

menentukan potensi maksimum dan penampilan fisik”.

Panjang tulang berkembang melalui osifikasi endokondral (tulang rawan

digantikan oleh tulang). Pada janin manusia, model tulang rawan sudah mulai

terbentuk. Osifikasi endokhondral dari kerangka tulang rawan dimulai sebelum

kelahiran. Setelah lahir, poros dari tulang panjang telah kaku, namun ujung-

ujungnya masih terdiri dari tulang rawan. Tulang rawan pada ujung tulang

panjang mengeras segera setelah lahir, kecuali tulang rawan yang memisahkan

ujung dari sisa tulang. Kartilago ini disebut tulang rawan epifisis dan ujung yang

terpisah dari tulang disebut epiphysis.

Bagian yang tersisa dari tulang di sisi lain dari tulang rawan epifisis

disebut diaphysis. karena tulang panjang tunggal pada anak-anak sebenarnya

dapat terdiri dari dua atau tiga tulang yang terpisah, anak-anak memiliki tulang yang

lebih daripada orang dewasa. Tulang rawan epifisis bertanggung jawab untuk

pertumbuhan panjang dari tulang panjang. Tulang rawan ini tumbuh, tulang rawan

terdekat diaphysis mulai mengeras. jika tingkat proses adalah sama,

pertumbuhan tulang membujur terjadi. Jika tingkat osifikasi melebihi laju

pertumbuhan tulang rawan, tulang rawan epifisis seluruh mengeras, bergabung

diaphysis dengan epiphysis dan berhenti pertumbuhan longitudinal. penutupan

epifisis seperti ini terjadi secara alami pada usia tertentu tetapi tidak menutup

sampai setelah usia 25.

d. Anatomi Tungkai

Tulang pada tungkai dilapisi dengan berbagai macam otot. Otot-otot

yang ada di tungkai menurut Luttgens dan Hamilton (1997:212-217) antara lain

sebagai berikut:

1) Muscle of the knee joint

Anterior :

Quadriceps femoris group

- Rectus femoris

- Vastus intermedius

- Vastus lateralis

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

22

- Vastus medialis

Posterior :

a) Hamstring group

- Biceps femoris

- Semimembranosus

- Semitendinosus

b) Sartorius

c) Gracilis

d) Popliteus

e) Gastrocnemius

Gambar 7. Muscle of the knee joint

Luttgens dan Hamilton (1997:214)

2) Muscle of the ankle and foot

Extrinsic muscle :

a) Anterior aspect of leg

- Tibialis anterior

- Extensor digitorum longus

- Extensor hallucis longus

- Peroneus tertius

b) Lateral aspect of leg

- Peroneus longus

22

- Vastus medialis

Posterior :

a) Hamstring group

- Biceps femoris

- Semimembranosus

- Semitendinosus

b) Sartorius

c) Gracilis

d) Popliteus

e) Gastrocnemius

Gambar 7. Muscle of the knee joint

Luttgens dan Hamilton (1997:214)

2) Muscle of the ankle and foot

Extrinsic muscle :

a) Anterior aspect of leg

- Tibialis anterior

- Extensor digitorum longus

- Extensor hallucis longus

- Peroneus tertius

b) Lateral aspect of leg

- Peroneus longus

22

- Vastus medialis

Posterior :

a) Hamstring group

- Biceps femoris

- Semimembranosus

- Semitendinosus

b) Sartorius

c) Gracilis

d) Popliteus

e) Gastrocnemius

Gambar 7. Muscle of the knee joint

Luttgens dan Hamilton (1997:214)

2) Muscle of the ankle and foot

Extrinsic muscle :

a) Anterior aspect of leg

- Tibialis anterior

- Extensor digitorum longus

- Extensor hallucis longus

- Peroneus tertius

b) Lateral aspect of leg

- Peroneus longus

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

23

- Peroneus brevis

c) Posterior aspect of leg

- Gastrocnemius

- Soleus

- Tibialis posterior

- Flexor digitorum longus

- Flexor hallucis longus

Intrinsic muscle :

a) Extensor digitorum brevis

b) Flexor digitorum brevis

c) Quadratus plantae

d) Lumbricales

e) Abductor hallucis

f) Flexor hallucis brevis

g) Adductor hallucis

h) Abductor digiti minimi

i) Flexor digiti minimi brevis

j) Dorsal interossei

k) Plantar interosse

Gambar 8. Muscle of the ankle and foot

Luttgens dan Hamilton (1997:229)

23

- Peroneus brevis

c) Posterior aspect of leg

- Gastrocnemius

- Soleus

- Tibialis posterior

- Flexor digitorum longus

- Flexor hallucis longus

Intrinsic muscle :

a) Extensor digitorum brevis

b) Flexor digitorum brevis

c) Quadratus plantae

d) Lumbricales

e) Abductor hallucis

f) Flexor hallucis brevis

g) Adductor hallucis

h) Abductor digiti minimi

i) Flexor digiti minimi brevis

j) Dorsal interossei

k) Plantar interosse

Gambar 8. Muscle of the ankle and foot

Luttgens dan Hamilton (1997:229)

23

- Peroneus brevis

c) Posterior aspect of leg

- Gastrocnemius

- Soleus

- Tibialis posterior

- Flexor digitorum longus

- Flexor hallucis longus

Intrinsic muscle :

a) Extensor digitorum brevis

b) Flexor digitorum brevis

c) Quadratus plantae

d) Lumbricales

e) Abductor hallucis

f) Flexor hallucis brevis

g) Adductor hallucis

h) Abductor digiti minimi

i) Flexor digiti minimi brevis

j) Dorsal interossei

k) Plantar interosse

Gambar 8. Muscle of the ankle and foot

Luttgens dan Hamilton (1997:229)

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

24

e. Peran Panjang Tungkai Dalam Renang

Fungsi tungkai merupakan bagian penting dalam mencapai pencapaian

prestasi dalam olahraga renang. Tungkai memiliki peran penting dalam melakukan

dorongan untuk mendapatkan daya dorong besar untuk melaju kedepan.

Panjangnya tungkai yang dimiliki atlet akan memberikan keuntungan dalam

melakukan olahraga renang. Gerakan kaki pada olahraga renang adalah

menggunakan gerak kaki dimana tungkai bergerak naik dan turun secara bergantian.

Dengan demikian tungkai mempunyai peran penting dalam memberikan sebuah

dorongan.

Hukum aksi reaksi merupakan hukum Newton ketiga yang menyatakan

setiap aksi akan ada reaksi yang sama yang arahnya berlawanan. Prinsip ini dapat

dilihat dalam gerak renang yaitu dayungan ke arah belakang akan menghasilkan

dorongan yang sama besar ke arah depan. Dalam tugas yang berkenaan dengan

gerak tubuh dipelajari prinsip kerja pengungkit yang dicontohkan dalam gerak

pengungkit dan sendi pada manusia. Sistem pengungkit terdiri dari 3 jenis

pengungkit, yaitu pengungkit jenis 1 yaitu titik tumpu berada di antara beban dan

titik kuasa, pengungkit jenis 2 yaitu beban diantara titik tumpu dan titik kuasa, dan

pengungkit jenis 3 yaitu titik kuasa diantara titik tumpu dan beban.

Pada sistem pengungkit jenis 3 diaplikasikan dalam gerak kaki renang

gaya bebas. Dimana sendi lutut menggerakkan tungkai bawah dan kaki yang

terdapat beban akan bergerak dan menghasilkan gaya. Jika titik tumpu dekat dengan

titik kuasa maka akan menghasilkan gaya yang lebih besar. Sebaliknya jika titik

tumpu dekat dengan beban maka akan menghasilkan gaya yang lebih kecil, sehingga

panjang atau pendeknya tungkai mempunyai peran yang yang besar dalam gerak

kaki. Semakin panjang tungkai yang dimiliki maka akan menghasilkan dorongan

yang lebih besar daripada tungkai yang pendek.

Atlet yang memiliki tungkai yang panjang akan memiliki keuntungan

dalam melakukan dorongan. Ditinjau dari biomekanika, tungkai yang panjang

memiliki jangkauan yang jauh atau panjang. Selain itu dengan tungkai yang

panjang juga memperoleh keuntungan dalam hal pengungkit (tuas). Dengan

tungkai yang panjang, seorang atlet renang memiliki pengungkit yang lebih

panjang sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar. Hal ini sependapat

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

25

dengan Soedarminto (1995: 40) bahwa, “Makin panjang pengungkit makin besar

usaha yang digunakan untuk mengayun”. Dengan demikian, tungkai yang

panjang memiliki ayunan yang lebih panjang atau jauh, sehingga

dapatmembantu pencapaian dorongan kedepan lebih maksimal.

Daya dorong ke depan dalam melakukan dayungan diperoleh dari

besarnya kekuatan tungkai yang melakukan dayungan. Dengan tungkai yang

panjang, maka permukaan untuk mendayung lebih besar. Dengan tungkai yang lebih

panjang merupakan hal yang menguntungkan pada atlet renang untuk

memperoleh jangkauan dalam mendayung. Hal ini dapat menambah daya dorong ke

depan. Dengan demikian atlet yang memiliki panjang tungkai akan

memperoleh keuntungan terhadap dayungan yang dilakukan.

3. Kekuatan Otot Tungkai

a. Pengertian Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan otot merupakan salah satu komponen kondisi fisk yang penting

dalam mendukung aktivitas olahraga. Selain itu, kekuatan otot merupakan unsur

penting dalam mencapai prestasi yang maksimal dalam olahraga. Berkaitan dengan

kekuatan, Mochamad Sajoto (1988:58) menyatakan bahwa “Kekuatan

(strength) adalah “Komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah

kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya untuk menerima

beban dalam waktu kerja tertentu. Sedangkan menurut Harsono (1988:176)

“strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu

tahanan”. Kemudian, yang dimaksud dengan kekuatan otot menurut Fox,

Bowers dan Foss (1993:160) menyebutkan bahwa “daya atau tegangan pada

otot atau lebih tepatnya sekelompok otot yang dapat digunakan untuk menahan

beban dalam sekali usaha maksimal”. Dari pengertian tersebut dapat

dikemukakan pengertian kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot atau

sekelompok otot tungkai untuk mengatasi suatu beban atau tahanan dalam

menjalankan suatu aktivitas secara maksimal.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

26

b. Macam-macam Kekuatan

Kekuatan merupakan salah satu komponen fisik yang mendasar. Sebagai

unsur yang mendasar dalam kemampuan fisik, untuk meningkatkan kondisi fisik

secara keseluruhan sebaiknya kekuatan dimiliki lebih dahulu. Dalam menjalankan

aktivitas fisik, beban atau tahanan dalam latihan setiap orang berbeda-beda.

Tahanan atau beban dalam kegiatan olahraga tersebut menuntut adanya

kekuatan otot yang bermacam-macam pula. Berdasarkan beban yang harus

dihadapi atau diatasi, maka kekuatan yang harus dikerahkan disesuaikan

dengan kegiatan olahraga tersebut. Menurut Suharno HP. (1993:40)

membedakan kekuatan menjadi tiga jenis yaitu:

(1) Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam kontraksi maksimal serta

dapat melawan/menahan beban yang maksimal pula.

(2) Explosive power (kekuatan daya ledak) adalah kemampuan sebuah otot atau

segerombolan otot untuk mengatasi suatu tahanan beban denan

kecepaan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.

(3) Daya tahan kekuatan otot (power endurance) adalah kemampuan tahan

lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban dengan intensitas

tinggi.

Menurut Harre yang dikutip Nossek (1982:46) bahwa, “Kekuatan

dibagi menjadi kekuatan maksimum, kekuatan kecepatan dan daya tahan

kekuatan”. Perbedaan jenis kekuatan tersebut didasarkan pada jenis beban yang

harus diatasi dan dihadapi.

Selain jenis kekuatan diatas, kekuatan dapat dibedakan atas jenis

kontraksi otot. Sudjarwo (1993:26) menyatakan bahwa “Sesuai dengan cara atau

tipe kontraksi otot, maka dapat dibedakan dua macam kekuatan yaitu, kontraksi

isotonik dan kontraksi isometrik. Dalam kontraksi isotonik ini akan terlihat adanya

perubahan sikap atau gerakan-gerakan dari anggota tubuh yang disebabkan

memanjang dan memendeknya otot". Kekuatan dinamis (isotonis) merupakan

kekuatan otot yang dikembangkan oleh otot dalam kelangsungan gerak terhadap

suatu tahanan, dengan ditandai adanya perubahan memanjang dan

memendeknya otot. Sedangkan kekuatan statis atau isometrik merupakan

kekuatan otot yang dapat dikembangkan oleh otot-otot atau sekelompok otot

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

27

terhadap tahanan yang tetap. Jenis kekuatan yang banyak digunakan dalam

olahraga adalah kekuatan dinamis.

Bompa (1994:268-270) membagi tipe kekuatan menjadi beberapa jenis

kekuatan, antara lain:

a. Kekuatan umum

Kekuatan umum mengacu pada kekuatan sistem otot secara keseluruhan.

karena aspek ini adalah dasar dari program kekuatan keseluruhan, hal ini harus

sangat berkembang dengan upaya terpusat selama tahap persiapan, atau

selama beberapa tahunpertama atlet pemula pelatihan. Tingkat rendah kekuatan

umum dapat menjadi faktor pembatas bagi kemajuan keseluruhan atlet.

b. Kekuatan khusus

Kekuatan khusus dianggap sebagai kekuatan otot-otot yang khusus untuk

gerakan olahraga yang dipilih. Tipe dari kekuatan ini merupakan

karakteristik untuk setiap jenis olahraga, karena setiap perbandingan antara

tingkat kekuatan atlet yang terlibat dalam olahraga yang berbeda tidak

sesuai. Kekuatan khusus harus dikembangkan ke tingkat maksimal yang harus

secara progresif dimasukkan menjelang akhir dari fase persiapan untuk semua

atlet kelas elite.

c. Kekuatan maksimum

Kekuatan maksimum mengacu pada kekuatan tertinggi yang dapat dilakukan

oleh sistem neuromuskular selama kontraksi secara maksimal. Hal ini

ditunjukkan oleh beban terberat yang seorang atlet dapat mengangkat beban

tersebut sekali waktu.

d. Daya tahan otot

Daya tahan otot biasanya diartikan sebagai kemampuan otot untuk

mempertahankan pekerjaan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini merupakan

produk dari penekanan pada kedua latihan yaitu kekuatan dan daya tahan.

e. Power

Power merupakan produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan dan kecepatan

dan dianggap sebagai kemampuan untuk melakukan kekuatan maksimum

dalam periode waktu terpendek.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

28

f. Kekuatan absolut (AS)

Kekuatan absolut mengacu pada kemampuan seorang atlet untuk mengerahkan

gaya maksimum terlepas dari berat badan sendiri (BW). Dalam tujuan

supaya sukses dalam beberapa olahraga seperti angkat besi, gulat, tolak peluru,

kekuatan absolut sangat dibutuhkan untuk meraih level yang tinggi.

g. Kekuatan relatif

Kekuatan relatif ditunjukkan sebagai perbandingan antara kekuatan absolut atlet

dan berat badannya sendiri.= /Kekuatan relatif sangat penting dalam olahraga dimana atlet membutuhkan

penampilan tubuh.

h. Kekuatan cadangan

Kekuatan cadangan dianggap sebagai perbedaan antara kekuatan mutlak atlet

dan jumlah kekuatan yang diperlukan untuk melakukan keterampilan di

bawah kondisi kompetitif.

c. Faktor-faktor Penyebab Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan otot merupakan komponen yang penting untuk meningkatkan

kondisi fisik secara keseluruhan maupun prestasi. Untuk meningkatkan prestasi

dalam olahraga renang, kekuatan otot yang dimiliki atlet harus ditingkatkan.

Kekuatan otot dapat meningkat bila melakukan latihan secara sistematis dan

teratur dengan program latihan yang tepat. Dalam memberikan latihan kekuatan

otot, pelatih harus dapat membuat program latihan yang tepat. Selain latihan

yang baik dan benar, kekuatan dapat meningkat tidak terlepas dari faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Seorang pelatih harus memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi kekuatan otot. Menurut Suharno HP (1993:39-40) bahwa faktor-

faktor penentu baik tidaknya kekuatan seseorang antara lain:

a. Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang

tergantung dari proses hypertropy otot).

b. Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin banyak

fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

29

c. Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar

kekuatan.

d. Innervasi otot baik pusat maupun perifer.

e. Keadaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP).

f. Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berartikekuatan otot

tersebut pada saat bekerja makin besar.

g. Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa besarnya potongan melintang

fibril otot dan banyaknya fibril otot merupakan faktor utama yang mempengaruhi

kekuatan otot. Semakin besar ukuran fibrilnya dan semakin banyak

fibrilnya, maka otot tersebut semakin besar sehingga semakin kuat pula

kemampuannya.

Faktor umur dan jenis kelamin juga sangat menentukan baik dan

tidaknya kekuatan. Semakin banyak latihan yang dilakukan, maka semakin baik

pula pembesaran fibril otot. Pembesaran fibril ototlah yang menyebabkan

meningkatnya kekuatan otot.

Pada anak kecil normal, otot dan tulang akan tumbuh mengimbangi satu

dengan yang lain. Selama pada masa pubertas, otot tumbuh dengan cepat khusus

pada anak remaja. Peningkatan pada jaringan otot biasanya terjadi setelah

peningkatan dan penambahan tinggi badan. Pada anak laki-laki peningkatan

ukuran otot relatif pada peningkatan kekuatan. Brooks dan Fahey (1984:672)

mengatakan “rata-rata peningkatan cepat dimulai dari usia 14 tahun sampai pada

masa adolesen”. Namun perbedaan individual menjadi perbedaan pada pencapaian

tingkat kedewasaan.

Perkembangan dan penampilan otot tergantung pada kematangan sistem

saraf. Level tinggi dari kekuatan, power, dan kemampuan tidak mungkin terjadi jika

anak belum mencapai pada kematangan saraf. Kematangan dari saraf tidak tercapai

hingga pada kematangan secara seksual. Sehingga anak yang belum matang

atau dewasa tidak dapat menerima respon pada latihan atau mencapai level yang

sama dengan orang dewasa.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

30

Mochamad Sajoto (1988:108) mengemukakan selain faktor fisiologis, ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan otot. Faktor tersebut adalah

biomekanik, sistem pengungkit, ukuran otot, jenis kelamin dan faktor umur.

1) Faktor biomekanik

Dilihat dari faktor biomekanik, sangat mungkin bila dua orang yang

mempunyai jumlah tegangan otot yang sama akan berbeda dalam mengangkat

beban. Sebagai contoh A dan B dapat mengangkat beban dengan gaya 200

pound. Keduanya memiliki panjang lengan bawah 12 cm. Tetapi A memiliki

panjang jarak antara titik insersio dengan sudut siku 1,5 cm. B memiliki titik

insersio dengan sudut siku 2 cm. Maka benda yang dapat diangkat dengan flexi

sudut pada siku 900 berbeda jumlahnya.200 1,512 = 25200 212 = 33,32) Faktor pengungkit

Setiap gaya yang ada hubungannya dengan pengungkit dapat dihitung secara

mekanik, sehingga letak gaya yang berbeda akan menghasilkan kekuatan

yang berbeda. Menurut Mochamad Sajoto (1988:109) pengungkit

dikelompokkan dalam 3 kelas yaitu dibagi menurut letak sumbu pengungkit,

gaya beban, dan gaya gerak mengangkat.

- Kelompok III : letak gaya angkat berada diantara sumbu dengan gaya

beban

- Kelompok II : letak beban diantara sumbu dengan gaya angkat

- Kelompok I : letak sumbu diantara gaya beban dan gaya angkat.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

31

Gambar 9. Sistem pengungkit

Mochamad Sajoto (1988:110)

3) Faktor ukuran

Besar kecilnya suatu otot berpengaruh pada kekuatan tersebut. Semakin

besar serabut otot seseorang, maka semakin kuat pula otot tersebut. Dan

semakin panjang ukuran ototnya, semakin kuat juga ototnya. Pembesaran otot

disebabkan karena bertambah luasnyaserabut otot akibat dari suatu latihan dan

bukan akibat dari pecahnya serabut per serabut otot. Pembesaran pada otot

disebut dengan hypertrophy otot dan mengecilnya otot disebut dengan atrophy.

4) Faktor jenis kelamin

Meskipun wanita yang mengikuti program latihan beban akan berkembang

kekuatannya sama dengan perkembangan pada pria. Dan kekuatan otot laki-laki

dan perempuan tiap centimeter sama besar. Namun fakta menunjukkan bahwa

pada akhir masa puber, anak laki- laki mulai memiliki ukuran otot yang lebih

besar dibanding dengan wanita.

d. Latihan Kekuatan

Salah satu komponen kondisi fisik untuk mendukung komponen lain

adalah kekuatan otot. Kekuatan otot merupakan kondisi fisik yang dapat

ditingkatkan sampai batas submaksimal sesuai dengan cabang olahraga. Setiap

cabang olahraga memiliki karakteristik berbeda pada kebutuhan kekuatan.

Kekuatan dapat meningkat dengan melakukan sebuah latihan. Latihan yang

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

32

disusun harus sesuai dengan karakteristik atau ciri dari kekuatan otot. O’Shea dalam

M. Mochamad Sajoto berpendapat bahwa “program latihan peningkatan kekuatan

otot yang paling efektif adalah program latihan dengan memakai beban atau weight

training program”.

Menurut Brooks dan Fahey (1984:397) latihan kekuatan dibagi menjadi 3

kategori yaitu isometrik, isotonik dan isokinetik. Latihan isometrik melibatkan

penerapan gaya tanpa menggunakan gerak, latihan isotonik penggunaan gaya

dengan melakukan gerakan, dan isokinetik menggunakan pengerahan gaya dengan

kecepatan yang stabil.

1) Latihan isometrik

Latihan isometrik tidak meningkatkan kekuatan sepanjang rentang gerak

sendi melainkan khusus untuk sudut sendi di mana latihan sedang

dilakukan. Dengan kata lain, latihan isometrik tidak memperbaiki

pengerahan kemampuan gaya secara cepat. Menurut Mochamad Sajoto

(1988:147) bahwa otot yang berkontraksi secara isometrik adalah

menegang, tetapi tidak ada perubahan panjang pada serabut otot. Sebagian besar

manfaat dari isometrik tampak terjadi selama tahap awal latihan. Kontraksi

maksimal sangat penting untuk efek yang optimal dan durasi kontraksi harus

cukup panjang untuk menambah serabut otot sebanyaknya dalam kelompok

otot. Peningkatan terbesar ketika menggunakan latihan isometrik dilakukan

dalam beberapa kali dalam sehari.

2) Latihan isotonik

Latihan isotonik merupakan latihan kekuatan yang paling sering

digunakan oleh pelatih dan atlet. Metode pembebanan isotonik termasuk

konstan, variabel, eksentrik, plyometric dan ketahanan kecepatan. Dalam

latihan tahanan tetap, beban tetap konstan, tetapi kesulitannya dalam mengatasi

beban bervariasi dengan sudut sendi. Mochamad Sajoto (1988:117) mengatakan

bahwa kontraksi isotonik adalah suatu otot dimana serabut otot memendek

selagi terjadi tegangan dalamotot tersebut. Seperti mengangkat beban

dipundak kemudian melakukan gerakan jongkok berdiri beberapa kali.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

33

3) Latihan isokinetik

Latihan isokinetik mengontrol laju pemendekan otot. Fox, Bowers dan

Foss (1993:164) berpendapat selama kontraksi isokinetik, ketegangan

dikembangkan oleh otot karena lebih pendek (iso) kecepatan (kinetik) maksimal

di semua sudut sendi. Kontraksi semacam ini umum selama pada

penampilan olahraga, contohnya adalah stroke lengan selama berenang gaya

bebas. Penerapan ketegangan penuh baik dalam pengaturan kinerja

olahraga atau selama uji klinis atau laboratorium adalah tergantung pada

tingkat motivasi pelaku. Untuk melakukan kontraksi isokinetik, memerlukan

peralatan khusus yang diperlukan.Pada dasarnya, peralatan harus memiliki

pengatur kecepatan sehingga kecepatan gerakan konstan tidak masalah berapa

banyak tegangan yang dihasilkan kontraksi otot.

Dalam latihan dengan menggunakan beban sebaiknya bersifat khusus

sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Brooks dan Fahey (1984:11)

menyatakan bahwa “latihan hendaknya dapat merangsang sistem fisiologi tubuh”.

Dimana rangsang tersebut disebut dengan stress atau tekanan dan tanggapan

sebagai rangsang disebut dengan strain atau tegangan. Dan pada tujuan dalam

latihan secara fisiologis dapat memberikan tekanan pada tubuh sehingga terjadi

adaptasi pada fungsi tubuh. Fox dalam Mochamad Sajoto menyatakan bahwa

program latihan beban berpedoman pada empat prinsip dasar yaitu:

a. Prinsip penambahan beban lebih (overload)

Prinsip latihan ini merupakan latihan yang mendasar yang harus

dipahami oleh pelatih dan atlet. Menurut Harsono (1988:103) “Beban latihan

yang diberikan kepada atlet haruslah cukup berat dan cukup bengis, serta

harus diberikan berulang-ulang kali dengan intensitas yang cukup tinggi”.

Dengan melakukan latihan secara periodik dan sistematis, maka tubuh atlet akan

mampu beradaptasi menerima beban latihan yang diberikan. Sehingga beban

latihan akan dapat ditingkatkan pada tingkat yang maksimal terhadap latihan

yang lebih berat.

Selain itu, Fox, Bowers dan Foss (1993:170) menerangkan bahwa secara

prinsip fisiologi pada kekuatan dan daya tahan dapat berkembang tergantung

dengan apa yang disebut prinsip beban lebih (overload). Prinsip ini secara

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

34

mendasar menyatakan bahwa kekuatan, daya tahan dan hypertrophy otot akan

meningkat hanya jika otot menerima dalam beberapa jangka waktu dengan

mendekati beban kekuatan maksimal dan kapasitas daya tahan.

b. Prinsip peningkatan beban terus menerus

Peningkatan beban secara progresif merupakan peningkatan beban secara

teratur dan bertahap sedikit demi sedikit. Menurut Suharno HP (1993:14)

“peningkatan beban jangan dilakukan setiap kali latihan, sebaiknya

dilakukan dua atau tiga kali latihan, bagi atlet masalah ini sangat penting karena

ada kesempatan untuk beradaptasi terhadap beban latihan sebelumnya yang

memerlukan waktu paling sedikit dua puluh empat jam agar timbul

superkompensasi”. Pada saat permulaan latihan dengan beban latihan yang

berat, atlet akan mengalami kesulitan karena tubuh belum mampu beradaptasi.

Dengan melakukan latihan yang berulang-ulang, maka beban latihan yang

dirasa berat semakin lama akan menjadi ringan. Pada saat beban latihan terasa

ringan maka beban latihan harus ditambah. Hal yang harus diperhatikan

dalam hal ini adalah memberikan beban latihan yang berat dengan

meningkatkan beban secara teratur. Dengan memberikan beban latihan yang

terlalu berat mengakibatkan tubuh atlet tidak mampu beradaptasi sehingga

prestasi tidak mungkin bisa diraih.

c. Prinsip urutan pengaturan latihan

Latihan diatur sehingga kelompok otot besar mendapat latihan dahulu

sebelum kelompok otot kecil. Pengaturan ini dilakukan supaya otot kecil tidak

mengalami kelelahan terlebih dahulu. Pengaturan latihan harus disesuaikan

sehingga tidak terjadi dua bagian otot yang sama mendapat dua giliran latihan

secara berurutan.

d. Prinsip kekhususan program latihan

Latihan dengan suatu beban harus bersifat khusus. Latihan dengan beban

merupakan peningkatan pada kekuatan sehingga program yang digunakan

harus sesuai dengan nomor cabang olahraga yang bersangkutan. Dalam

aktivitas berbagai cabang olahraga, meskipun dalam kelompok otot yang

sama gerakannya, dalam gerak motorik memerlukan hubungan penerapan

kekuatan, dengan kecepatan yang berbeda sifat kekhususannya.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

35

e. Peran Kekuatan Otot Tungkai Dalam Renang

Olahraga renang sangat membutuhkan bantuan adanya kemampuan dari

kekuatan otot tungkai. Peranan otot tungkai terhadap gerak kaki mendayung

secara maksimal merupakan salah satu faktor dalam pencapaian prestasi. Menurut

Pate, McClenaghan dan Rotella (1984:181) kekuatan adalah tenaga yang dipakai

untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk dari sebuah benda. Gerak mendorong

atau menarik mengakibatkan suatu benda bergerak, berhenti atau berubah arah

tergantung pada sifat fisik benda dan besarnya kekuatan, titik tumpuan dan arah

kekuatan.sebagian besar penampilan pada olahraga melibatkan gerakan-gerakan

yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan dari kontraksi otot, kekuatan gaya

berat dan kekuatan yang digunakan oleh sesuatu dari luar.

Susunan pada otot rangka pada manusia dilengkapi dengan suatu sistem

pengungkit yang kompleks, memiliki fungsi yang penting dalam penampilan

olahraga. Pengungkit pada tulang digunakan untuk mengatasi suatu tahanan atau

untuk menambah kecepatan bagian badan. Menurut Pate, McClenaghan dan

Rotella (1984:182) pengungkit adalah sebuah mesin sederhana yang dipergunakan

untuk mendapatkan keuntungan mekanik dalam melakukan suatu kegiatan.

Tergantung pada macam pengungkit dan susunan serta panjang lengan

pengungkit. Keuntungan pada mekanik pengungkit adalah sebagai penambah

kecepatan suatu bagian. Pengungkit dengan lengan usaha yang lebih besar atau

panjang memungkinkan untuk penggunaan gaya yang bertambah. Sedangkan

memperpanjang lengan tahanan akan menghasilkan kecepatan bagian yang lebih

besar. Sistem rangka pada manusia terdiri dari pengungkit jenis ke-3 yang

dirancang untuk kecepatan. Selain itu banyak olahraga yang memerlukan

penggunaan kekuatan tenaga dengan menggunakan suatu alat untuk

memperpanjang lengan tahanan sehingga menghasilkan kecepatan yang tinggi.

Apabila lengan tahanan diperpanjang maka akan memerlukan tambahan

penggunaan tenaga. Hal ini akan menghasilkan kontrol dan ketepatan yang

kurang.

Telah diketahui bahwa semakin cepat pertumbuhan tulang maka akan

diimbangi dengan pertumbuhan otot. Semakin panjang tulang maka jumlah otot

akan bertambah semakin banyak. Pada anak laki-laki penambahan ukuran dan

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

36

jumlah otot merupakan peningkatan dari kekuatan. Peningkatan ini terjadi di

mulai dari usia 14 tahun hingga sampai pada masa adolescen.

Untuk meningkatkan kekuatan otot dapat dilakukan dengan sebuah

latihan. Latihan harus dapat merangsang sistem fisiologi tubuh yaitu otot. Otot yang

mendapatkan rangsangan diharapkan dapat beradaptasi dengan kondisi yang berat.

Untuk mencapai kekuatan dalam latihan harus menggunakan pedoman dalam

program latihan yaitu prinsip penambahan beban lebih (overload), prinsip

peningkatan beban terus menerus, prinsip urutan pengaturan latihan, dan

prinsip kekhususan program latihan Kekuatan otot tungkai diperlukan untuk

melakukan gerakan mendayung pada tungkai dengan cepat dan kuat, sehingga

mendapat daya dorong yang lebih besar. Daya dorong dalam olahraga renang dapat

diperoleh dari hasil dayungan tangan dan kaki. Tetapi peranan kaki dalam

menghasilkan daya dorong kedepan lebih besar tidak dapat diabaikan.

Kekuatan otot pada tungkai sangat berperan besar dalam menghasilkan

daya dorong kedepan lebih besar. Semakin besar kekuatan otot tungkai yang

dimiliki oleh seorang atlet renang, maka semakin besar dan makin cepat dorongan

atau luncuran yang dicapai. Daya dorong dan luncuran yang kuat dan jauh dalam

olahraga renang akan dapat menunjang prestasi yang maksimal.

4. Rentang Lengan

a. Definisi Rentang Lengan

Rentang lengan adalah jarak horisontal antara ujung jari tengah dengan

lengan terentang secara menyamping setinggi bahu.Rentang lengan meliputi lebar

kedua bahu dan panjang anggota badan bagian atas (tangan). Rentang lengan

berkaitan erat dengan olahraga, seperti dalam olahraga aquatik, melempar, yang

rentang lengan yang lebar, karena sangat bermanfaat bagi penampilannya.

Panjang anggota tubuh bagian atas biasanya hampir sama dengan tinggi

badan (±10 cm). Beberapa cabang olahraga tertentu memerlukan anggota tubuh

bagian atas yang panjang maupun yang pendek untuk pencapaian sebuah prestasi.

M. Furqon H & Mucshin Doewes (1999: 25) menyatakan, “rentang lengan adalah

jarak horisontal antara ujung jari lengan meliputi lebar kedua bahu dan panjang

anggota badan bagian atas (tangan)”. Seorang atlet renang yang memiliki rentang

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

37

lengan yang panjang harus mampu dimanfaatkan secara maksimal, sehingga akan

membantu dalam menghasilkan power dorongan.

Sedangkan untuk lengan sendiri lengan merupakan bagian tubuh yang

paling dominan dalam olahraga renang, dimana lengan sebagai pengayuh dalam

menghasilkan power dorongan. Keberadaan lengan, baik kemampuan maupun

proposinya harus dimanfaatkan pada teknik yang benar untuk mendukung

pengusaan teknik dasar. Ditinjau dari anatomi, lengan merupakan anggota gerak

atas. Sebagai anggota gerak atas lengan terdiri dari selauruh lengan, mulai dari

pangkal lengan sampai ujung jari tangan. Menurut Hasan Doewes (1993: 22) bahwa

“ rangka daripada anggota gerak atas dibagi menjadi 3 bagian besar: (1) sceleton

brachi, (2) sceleton ante brachii, (3) sceleton mani.

b. Anatomi Lengan

Secara anatomis panjang lengan terdiri dari tulang Os Humerus, Os

Radius, Os Ulnae, Os Methapalangea.11 Tulan-tulang tersebut berorigo dan

insersio pada bagian atas dan bawah tulang. Selain itu juga terdapat otot-otot pada

lengan antara lain : 1) Otot Deltoid 2) Otot Trisep 3) Otot Bisep Brakhii 4) Otot

Brakhialis 5) Otot Brachioradialis 6) Otot Pronator Teres 7) Otot Palmaris Longus

8) Otot Extensor Karpi Radialis Longus 9) Otot Extensor Digitorum 10) Otot

Extensor Karpi Ulnaris 11) Otot Extensor Retinakulum.

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

38

Gambar 10. Otot lengan

(Dapur Fisio. http://adeputrasuma.blogspot.com/2013/10/buku-anatomi-bagian-ii-

ekstremitas.html di akses tanggal 12 Februari 2015)

Dengan demikian semakin panjang lengan keseluruhan seseorang akan semakin jauh

jangkauannya. Bila dikaitkan dalam gerakan renang tentu saja akan mempengaruhi

daya jangkau tarikan dan daya dorong sehingga memberi efek pada laju tubuh

dipermukaan air.

c. Peran Rentang Lengan Dalam Renang

Lengan merupakan anggota gerak atas yang banyak digunakan dalam

aktivitas olahraga. Melempar, menolak, atau mengayun merupakan gerakan yang

dominan dilakukan lengan sebagai penggerak utama. Ukuran panjang lengan dapat

mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Menurut M. Furqon H (1999:25)

“rentang lengan berkaitan erat dengan olahraga, seperti dalam olahraga dayung dan

melempar, yang rentangan lengan yang lebar, karena sangat bermanfaat bagi

penampilannya”.

Pendapat tersebut menunujukan bahwa, lengan yang panjang memiliki

jarak jangkauan yang lebih jauh atau panjang. Bagi seorang altet yang memiliki

lengan yang panjang hendaknya mampu memanfaatkan secara maksimal. Hal ini

dikarenakan lengan yang panjang mempunyai jarak jangkauan yang lebih panjang

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

39

(jauh), sehingga memungkinkan lebih panjang atau jauh jangkauannya. Jangkauan

yang lebih jauh akan memberikan keuntungan yang lebih besar untuk mendapatkan

daya dorong ke depan.

5. Volume Oksigen Maksimal

a. Pengertian Daya Tahan Vaskuler

Daya tahan kardiovaskuler merupakan komponen penting dalam

menunjang prestasi seorang atlet. Latihan atau pertandingan olahraga dengan

usaha yang terus-menerus dan menggunakan intensitas dari sedang sampai tinggi

sangat membutuhkan daya tahan kardiovaskuler yang baik. Menurut Mochamad

Sajoto (1988:192) daya tahan kardiovaskuler adalah kemampuan tubuh untuk

selalu bergerak dalam tempo yang sedang sampai cepat yang cukup lama.

Sedangkan Pate, McClenaghan dan Rotella (1984:301) berpendapat bahwa

”ketahanan kardiovaskuler mengacu kepada kemampuan melakukan kegiatan

berintensitas sedang keseluruh tubuh dan sebagian besar otot untuk periode waktu

yang panjang. Pendapat lain dikemukakan oleh Hairy, Junusul (1989:176)

bahwa “daya tahan kardiovaskuler adalah kapasitas sistem sirkulasi (jantung,

pembuluh darah, dan darah) dan sistem repirasi (paru) untuk menyampaikan

oksigen ke otot-otot yang sedang bekerja dan mengangkut limbah kimia dari otot

tersebut”.

Dari tiga pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa daya tahan

kardiovaskuler adalah kemampuan tubuh (sistem sirkulasi dan sistem repirasi)

untuk dapat melakukan aktivitas dari intensitas sedang sampai tinggi dalam

jangka waktu yang lama.

b. Sistem Energi

1) ATP

Sumber energi yang sewaktu-waktu digunakan untuk memenuhi

kebutuhan untuk aktivitas otot adalah Adenosin Tripospat (ATP). Bahan ini

disimpan dalam jumlah yang terbatas dalam otot, dan diisi kembali bila

diperlukan, dari bahan-bahan yang ada dalam tubuh untuk keperluan energi

berikutnya. Sumber energi terpenting untuk melakukan olahraga secara intensif

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

40

adalah karbohidrat. Karbohidrat mampu menyediakan energi terbanyak per unit

waktu. ATP dapat diberikan kepada sel otot dengan tiga cara, dua diantaranya

secara anaerob, yaitu sistem ATP-PC dan sistem LA, yang ketiganya adalah sistem

aerob (memerlukan oksigen untuk menghasilkan ATP).

Semua energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh berasal

dari ATP yang terdapat dalam otot.Apabila otot terlatih lebih banyak, maka

persediaan ATP lebih besar. Untuk melakukan kontraksi berulang-ulang padahal

ATP yang tersedia dalam otot sangat terbatas jumlahnya, maka ATP yang

digunakan otot harus dibentuk kembali. Pembentukan ATP kembali juga

memerlukan energi. Agar otot dapat berkontraksi dengan cepat, maka ATP harus

dibentuk lebih cepat dengan senyawa Phospho Creatin (PC) yang terdapat dalam

otot. Phospho Creatin adalah senyawa kimia yang mengandung fosfat (P),

sehingga senyawa tersebut disebut sebagai “Phosphagen system”.

Apabila PC pecah akan keluar energi, pemecahan ini tidak

memerlukan oksigen PC ini jumlahnya sangat sedikit tetapi PC merupakan

sumber energi yang tercepat untuk membentuk ATP kembali. Dengan latihan

yang cepat dan berat, jumlah ATP-PC tersebut dapat ditingkatkan. Energi yang

tersedia dalam sistem ATP-PC hanya untuk bekerja yang cepat dan energi cepat

habis. Untuk pembentukan ATP lagi kalau cadangan PC habis, maka dilakukan

pemecahan glukosa tanpa oksigen atau disebut sebagai “Anaerobics glycolisis”.

2) ATP-PC (Adenosine Tri Phosphate Phospo-Creatine)

Sistem metabolisme anaerob yaitu ATP-PC dan glikolisis anaerobic

(Lactic Acid) keduanya tanpa menggunakan oksigen, termasuk metabolisme

bermacam-macam rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh. Fosfokreatin

dan ATP disimpan dalam sel otot. Karena ATP dan PC terdiri dari kelompok fosfat,

maka secara bersamaan disebut dengan sistem Fosfagen. Apabila fosfat dipecah

maka akan menghasilkan sejumlah energi besar yang dikeluarkan. Hasil akhir dari

pemecahan PC adalah Kreatin (C) dan Fosfat Inorganik (Pi). Saat otot berkontraksi,

ATP akan dipecah kemudian dibentuk kembali dari ADP + Pi oleh adanya energi

yang berasal dari pemecahan simpanan PC. Yang terpenting dalam sistem fosfagen

terhadap pendidikan jasmani dan pertandingan ditunjukkan dalam kegiatan yang

memerlukan waktu yang singkat, misalnya sampai 10 detik, ATP segera diperoleh

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

41

dari PC, suatu bahan yang tersedia di dalam otot rangka. Sistem fosfagen

menggambarkan penyediaan sumber ATP yang paling cepat untuk dapat

digunakan oleh otot.

3) Glikolisis Anaerobik/ LA (Lactic Acid)

Sistem anaerobik selain resintesis ATP di dalam otot adalah glikolisis

anaerobik, yang melibatkan pemecahan tidak sempurna dari bahan makanan yaitu

karbohidrat (gula) menjadi asam laktat (LA).Di dalam tubuh, semua karbohidrat

dirubah menjadi gula sederhana (glukose) yang disimpan dalam hati dan otot

sebagai glikogen untuk dapat digunakan kemudian.

Apabila simpanan ATP dan PC berkurang, maka energi untuk jangka

pendek berikutnya diperoleh dari metabolisme glikolisis anaerobik. Dalam sistem

ini, glikogen dipecah menjadi asam laktat (Lactic acid). ATP untuk kegiatan

dengan intensitas tinggi yang berlangsung sampai 3 menit dapat dipenuhi oleh

sistem glikolisis anaerobik. Latihan yang dapat meningkatkan produksi ATP dari

sistem anaerob ini menghasilkan energi untuk kegiatan yang berat yang

berlangsung antara 1-3 menit (lari 400 dan 800 meter). Akan tetapi dalam proses ini

asam laktat tertimbun dalam otot dan darah, yang dapat menimbulkan gejala

kelelahan. Asam laktat tidak boleh dianggap menjadi limbah metabolisme, tetapi

tumpukan asam laktat merupakan sumber energi kimia yang sangat bermanfaat dan

tetap disimpan dalam tubuh selama latihan berat. Hairy, Junusul (1989:78)

berpendapat apabila persediaan oksigen sudah tercukupi kembali seperti pada saat

pulih asal, hidrogen terikat ke asam laktat dan diangkut oleh NAD+ dan dioksidasi,

akibatnya asam laktat telah siap dikonversi menjadi asam piruvat dan digunakan

sebagai energi. Selanjutnya energi potensial dalam asam laktat dan asam piruvat

dibentuk dalam otot selama latihan disimpan dalam kerangka karbon dari molekul

ini digunakan untuk sintesis glukose dan proses ini disebut dengan Proses

Glukoneogenesis yang terjadi dalam Daur Corl.

c. Pengertian Volume Oksigen Maksimal

Oksigen diperlukan untuk oksidasi karbohidrat maupun lemak menjadi

energi yang siap pakai dalam tubuh yaitu Adenosin Tripospat (ATP). Jumlah

oksigen yang dikonsumsi bervariasi karena banyak faktor yang mempengaruhinya

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

42

seperti jenis kelamin, umur dan aktivitas seseorang. Pada keadaan istirahat rata- rata

oksigen yang dikonsumsi sekitar 0,2 liter - 0,3 liter permenit dan dapat

meningkat menjadi 3 liter – 6 liter permenit saat latihan yang disebut dengan

konsumsi oksigen atau volume oksigen maksimal (Fox, 1984:234-6).

Volume oksigen maksimal (VO2 Max) adalah kemampuan seseorang

untuk menggunakan oksigen (O2) selama kegiatan maksimal. Menurut Fox dalam

kiyatno (2009: 71) disebutkan bahwa VO2 max adalah volume oksigen maksimal

yang dapat dikonsumsi oleh jaringan selama melakukan exercise permenit, disebut

juga oxygen consumption atau volume oksigen maksimal, V menunjukkan volume,

O2 menyatakan oksigen, titik diatas V menyatakan per satuan waktu biasanya

permenit dan maks menyatakan jumlah oksigen maksimal yang dikonsumsi

jaringan.

Volume oksigen maksimal dapat diukur dengan mengamati tingkat

pemakaian oksigen yang intensitasnya sampai terjadi kelelahan. Menurut Hairy,

Junusul (1989:187) untuk mengukur konsumsi oksigen maksimal harus tahu

berapa banyak oksigen yang dihisap dan jumlah oksigen yang dihembuskan.

Penggunaan oksigen akan mencapai suatu titik dimana kecepatan penggunaan

oksigen tidak dapat bertambah lagi meski intensitas kerja terus meningkat.

Nilai konsumsi oksigen maksimal berbeda-beda antara satu orang dengan

yang lainnya. Menurut Pate, Pate, McClenaghan dan Rotella (1984:256) faktor yang

menentukan VO2 max adalah sebagai berikut :

(1) Fungsi Paru jantung

(2) Metabolisme aerobik

(3) Kegemukan badan

(4) Keadaan latihan

(5) Keturunan

Penggunaan oksigen maksimal merupakan faktor yang menentukan

penampilan daya tahan, yaitu pengangkutan dan penggunaan oksigen

maksimal oleh otot. Pada titik dimana pemakaian oksigen maksimal dicapai, maka

konsumsi oksigen tidak lagi meningkat, walaupun beban diperberat. Ini disebut

konsumsi oksigen maksimal/ penggunaan volume oksigen maksimal. Penyediaan

ATP saat kerja tubuh dalam penampilan daya tahan, dilakukan melalui suatu

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

43

metabolisme. Dilihat dari jumlah oksigen maka jenis metabolisme untuk menunjang

aktivitas daya tahan adalah metabolisme aerobik. Sistem energi utama yang

bekerja dalam tubuh dalam proses resintesis ATP adalah dengan oksidasi

karbohidrat, lemak dan protein yang disimpan dalam sel. Disebut sebagai oksidasi

karena dalam reaksinya menggunakan oksigen sehingga metabolisme jenis

ini disebut sebagai metabolisme aerobik. Berbeda dengan metabolisme

anaerobik, proses resintesis ATP secara aerobik tidak menghasilkan asam laktat.

Sumber utama dalam metabolisme ini adalah oksigen dan tiga bahan makanan

utama: karbohidrat, lemak dan protein. Walaupun protein bisa menjadi sumber

tenaga tetapi ini jarang terjadi selama karbohidrat dan lemak masih tersimpan dalam

tubuh.

d. Peran Volume Oksigen Maksimal Dalam Renang

Saat beraktivitas dalam waktu yang lama, kebutuhan oksigen pada otot

akan meningkat. Daya tahan kardiovaskuler yang baik tentu akan dapat menyuplai

oksigen pada jaringan yang aktif. Sehingga kebutuhan akan oksigen di dalam

jaringan selalu terpenuhi. Setiap bentuk aktivitas olahraga menggambarkan energi

yang dikeluarkan pada setiap orang. Pada pelari jarak pendek akan mengeluarkan

energi yang sangat banyak untuk waktu yang singkat. Sebaliknya pada perenang

jarak jauh harus mengeluarkan energi sedang untuk waktu yang lama.

Semakin panjang tungkai, otot akan melakukan penyesuaian dengan

bertambahnya otot. Dengan semakin besarnya otot akan banyak membutuhkan

energi untuk melakukan aktivitas. Energi diperoleh dari ATP dengan metabolisme

anaerobik dan aerobik.

Jarak yang jauh penggunaan energi secara aerobik sangat dibutuhkan.

Dengan memiliki VO2 Max yang baik seorang atlet yang baik, seorang atlet akan

mampu melakukan kerja dalam jarak yang jauh tidak akan terjadi kelelahan

sehingga dapat mencapai prestasi dengan maksimal.

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

44

6. Hukum Aksi - Reaksi

a. Pengertian Aksi – Reaksi

Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda

kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki

besar yang sama tetapi berlawanan arah.

Secara matematis hal ini terdapat pada Hukum III Newton yang ditulis sebagai

berikut : A ke B = – B ke AF A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B,

sedangkan F B ke A adalah gaya yang yang diberikan benda B kepada benda A.

Misalnya ketika kita menendang sebuah batu, maka gaya yang anda berikan adalah

F A ke B, dan gaya ini bekerja pada batu. Gaya yang diberikan oleh batu kepada kaki

anda adalah – F B ke A. Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gaya reaksi tersebut

berlawanan dengan gaya aksi yang anda berikan. Jika anda menggambar tanda

panah yang melambangkan interaksi kedua gaya ini, maka gaya F A ke B digambar

pada batu, sedangkan gaya yang diberikan batu kepada kaki anda, – F B ke A,

digambarkan pada kaki anda. Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita

tulis sebagai berikut := −(Agus Noor Shiddiq. Mrans Blog. https://mrans.wordpress.com/2010/02/25/hukum-

iii-newton-hukum-aksi-reaksi/ diakses tanggal 15 juni 2015)

Hukum warisan Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksi-reaksi.

Ada aksi maka ada reaksi, yang besarnya sama dan berlawanan arah. Kadang-

kadang kedua gaya tersebut disebut pasangan aksi-reaksi. Ingat bahwa kedua gaya

tersebut (gaya aksi-gaya reaksi) bekerja pada benda yang berbeda. Hukum aksi-

reaksi menjelaskan tentang interaksi antara dua benda. Gaya tidak bisa muncul

dengan sendirinya tetapi gaya selalu muncul secara berpasangan. Jika sebuah

benda A memberikan gaya kepada benda B (FA ke B) maka benda B akan

memberikan gaya kepada benda A dengan arah yang berlawanan (FB ke A) dan

bernilai sama besar.

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

45

b. Aksi – Reaksi dalam Olahraga Renang

Dalam renang sering dikenal istilah tahanan/hambatan dan dorongan.

Menurut pengertiannya tahanan/hambatan adalah kekuatan yang cenderung

menahan, sedangkan dorongan adalah kekuatan yang mendorong untuk maju.

Ketika berenang ada 2 hal yang dialami yaitu hambatan dan dorongan. Hambatan

disebabkan oleh arus air yang harus didesak atau harus dibawanya. Ada beberapa

hambatan ketika berenang diantaranya yaitu :

a. hambatan dari depan adalah hambatan terhadap gerakan maju yang ditimbulkan

oleh air yang langsung ada di depan perenang atau di depan bagian badannya.

b. Hambatan geseran kulit adalah hambatan air yang langsung di sisi badan

perenang, tetapi dalam berenang hanya mempunyai pengaruh yang kecil.

c. Hambatan ekor atau pusaran arus adalah hambatan yang disebabkan oleh air yang

tidak mampu mengisi bagian belakang badan yang tidak mendatar, sehingga

badan harus menarik sejumlah molekul-molekul air.

Dorongan adalah kekuatan yang mendorong perenang maju, dan

ditimbulkan oleh gerakan lengan dan gerakan kaki perenang. Sebenarnya gerakan

maju ini ditimbulkan oleh tekanan yang disebabkan oleh gerakan lengan dan kaki

ketika lengan dan kaki itu mendorong ke belakang. Suatu prinsip mekanika gaya

adalah hukum ketiga mengenai gerakan kaki dari Newton, yaitu hukum aksi-

reaksi. Dalam hukum itu dinyatakan bahwa tiap aksi mempunyai reaksi

berlawanan yang sama. Misalnya jika seorang perenang mendorong kebelakang

dengan kekuatan 25 Kg dengan lengannya dan 5 Kg dengan kakinya, kekuatan

resultante 30 Kg digunakan untuk mendorong maju.

Newton menyatakan bahwa setiap aksi mempunyai reaksi berlawanan yang

sama. Dengan kata lain, reaksinya tepat berlawanan arah, atau 180o dari aksinya.

Apabila seorang perenang menekan air langsung ke bawah, reaksinya mendorong

langsung ke atas.

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

46

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang

dikemukakan. Berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini

sebagai berikut:

1. Penelitian dari Moh. Norkholis (2014) yang meneliti tentang Faktor fisik dominan

penentu prestasi renang gaya crawl. Dari hasil penelitian menghasilkan sebagai

berikut :

(1). Power otot tungkai dengan nilai korelasi terhadap renang gaya crawl 50 m

sebesar 0,339. Panjang tungkai dengan nilai korelasi sebesar -0,162. Kapasitas paru

dengan nilai korelasi sebesar 0,362. Luas telapak tangan dengan nilai korelasi

sebesar -0,168. Panjang lengan dengan nilai korelasi 0,330. Power otot lengan

dengan nilai korelasi sebesar 0,275.

(2). Faktor kondisi fisik yang dominan menentukan prestasi renang gaya crawl 50m

adalah faktor kapasitas paru dengan nilai korelasi sebesar 0,362.

2. Penelitian dari Satrio Sakti Rumpoko (2013) tentang Kontribusi panjang tungkai,

kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal terhadap prestasi olahraga

selam pada atlet selam putra persatuan olahraga selam seluruh indonesia di provinsi

jawa tengah. Di peroleh hasil dari ketiga variabel memberikan kontribusi sebesar

50.25% terhadap prestasi selam.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dapat dirumuskan kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dalam menunjang penampilan atlet

dalam suatu perlombaan. Unsur kondisi fisik yang berpengaruh pada olahraga

renang antara lain panjang tungkai, kekuatan otot tungkai, rentang lengan dan

volume oksigen maksimal dapat digambarkan skema berikut :

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

47

Gambar 11. Kerangka Pemikiran

Panjang tungkai, kekuatan otot tungkai, rentang lengan dan volume oksigen

maksimal merupakan komponen-komponen yang dapat mendukung pencapaian

prestasi olahraga renang. Untuk mencapai prestasi olahraga renang yang maksimal

komponen-komponen tersebut harus dikerahkan dengan benar. Panjang tungkai akan

memberikan keuntungan dalam dorongan ke depan. Kekuatan otot tungkai berperan

pada saat gerakan mendorong yang kuat. Pada saat gerakan mendayung, rentang

lengan memberikan ayunan yang besar serta volume oksigen maksimal akan

dibutuhkan dengan cepat dan maksimal. Dengan demikian panjang tungkai, kekuatan

otot tungkai, rentang lengan dan volume oksigen maksimal memberikan kontribusi

dalam prestasi renang gaya crawl 100 meter.

1. Kontribusi Panjang Tungkai pada prestasi renang gaya crawl 100 meter.

Tungkai merupakan bagian dari anthropometrik tubuh yang sangat

mendukung dalam olahraga renang. Tungkai memiliki peran penting dalam

melakukan gerakan naik turun. Gerakan naik turun ini menimbulkan aksi-reaksi

terhadap tubuh. Pada saat tungkai digerakkan turun maka akan menimbulkan tubuh

terangkat ke atas dan sebaliknya ketika tungkai digerakkan naik maka akan

Faktor-faktor PendukungPrestasi Renang

Kondisi Fisik Anthropometrik

Prestasi Renang GayaCrawl 100 Meter

PanjangTungkai

RentangLengan

Volume OksigenMaksimal

Kekuatan OtotTungkai

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

48

menimbulkan efek tubuh bergerak ke bawah. Hal ini sesuai dengan prinsip aksi-reaksi,

apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua

memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar

yang sama tetapi berlawanan arah. Ketika kita berenang, kaki kita mendorong air ke

belakang. Sebagai reaksinya, tubuh kita akan terdorong ke depan. Dan apabila tungkai

kita memiliki ukuran yang panjang maka akan memberikan dorongan ke air yang lebih

besar pula sehingga hasilnya air pun akan memberikan reaksinya terhadap tubuh kita

sebesar itu pula. Hal ini senada dengan hukum newton III tentang aksi-reaksi apabila

kita memberikan dorongan terhadap suatu benda maka dengan kebalikannya benda

tersebut akan memberikan dorongan yang berlawanan arah terhadap tubuh kita.

2. Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Pada prestasi renang gaya crawl 100 meter.

Pada olahraga renang kekuatan otot tungkai akan memberikan hasil dorongan

yang lebih maksimal. Otot yang kuat akan menghasilkan tenaga yang besar, apabila otot

digunakan sesuai kemampuannya maka akan memberikan hasil yang maksimal pula.

Otot yang kuat diperlukan dalam melakukan suatu usaha seperti gerakan dalam renang.

Kekuatan otot tungkai diperlukan untuk melakukan gerakan mendayung dengan kuat

pada saat berenang. Kekuatan otot tungkai memiliki peran yang besar dalam menambah

dan menghasilkan dorongan yang besar. Semakin besar kekuatan otot tungkai yang

dimiliki seorang atlet, maka akan semakin besar dan cepat daya dorong luncuran ke

depan yang dicapai. Kekuatan otot yang maksimal harus digunakan dalam waktu yang

secepat-cepatnya saat berenang terutama pada jarak pendek. Dengan demikian

kekuatan otot tungkai akan memberikan kontribusi pada pencapaian prestasi

olahraga renang gaya crawl 100 meter.

3. Kontribusi Rentang Lengan Pada prestasi renang gaya crawl 100 meter.

Stuktur atau postur tubuh yang baik akan mendukung dalam cabang olahraga

yaitu berupa memberikan keuntungan yang lebih dalam pencapaian sebuah prestasi,

Seperti contohnya rentang lengan. Fungsi lengan saat berenang yaitu memberikan

ayunan atau dayungan. Selain itu dalam ayunan lengan ketika berenang juga terdapat

hukum aksi-reaksi yaitu ketika lengan di ayun maka akan terjadi bentuk tarikan ke air

dari depan ke belakang. Karena ada tarikan lengan kita terhadap air maka terjadi pula

gaya atau reaksi dari air terhadap tubuh kita. Prinsipnya seperti gaya newton yaitu

apabila kita melakukan suatu usaha atau gaya terhadap suatu benda maka benda tersebut

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

49

akan melakukan reaksi sebesar usaha atau gaya yang kita lakukan secara berlawanan

arah. Ayunan lengan kita dari depan ke belakang berefek ke tubuh kita yang bergerak

dari belakang ke depan. Begitu pula yang terjadi apabila kita memiliki lengan yang

panjang maka akan lebih menguntungkan karena dengan lengan panjang, jangkauan kita

untuk mengayun lebih panjang pula.

4. Kontribusi Volume Oksigen Maksimal Pada prestasi renang gaya crawl 100 meter.

Volume oksigen maksimal merupakan kemampuan tubuh menggunakan oksigen

dengan maksimal. Paru-paru sebagai tempat pertukaran oksigen dengan karbondioksida.

Kemampuan seseorang dalam menghisap oksigen berbeda-beda, ada yang banyak dan

adapula yang sedikit tergantung kapasitas masing-masing orang. Kapasitas vital paru-

paru adalah volume gas yang dikeluarkan dari paru-paru kemudian menghisap atau

mengisi sesuai batas kemampuan maksimum sekitar 4-5 liter. Jika kapasitas paru-

parunya besar maka akan memiliki setidaknya waktu yang lebih lama untuk

mengeluarkannya dibanding yang memiliki kapasitas paru-paru kecil. Apabila kita

kaitkan dengan renang jarak 100 meter maka sangat penting karena dengan jarak

sependek itu perlu gerakan mengambil nafas sedikit tapi bisa menyimpan oksigen

secara banyak atau maksimal. Itulah pentingnya memiliki volume oksigen maksimal

pada renang gaya crawl 100 meter.

5. Kontribusi antara Panjang Tungkai dan Kekuatan Otot Tungkai pada prestasi renang

gaya crawl 100 meter.

Panjang tungkai yang dimiliki seorang atlet sebagai perenang tentu saja

memiliki efek positif karena pada dasarnya akan menghasilkan daya dorong yang besar

daripada tungkai yang ukurannya lebih pendek. Tungkai yang panjang ketika

melakukan usaha berupa gerakan naik turun ketika berenang akan menghasilkan gaya

yang besar pula. Hal ini sesuai dengan konsep Newton III semakin panjang dorongan

tungkai yang kita gunakan dalam air maka semakin besar pula reaksi yang diberikan air

terhadap kita. Kekuatan otot dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya gaya. Semakin

besar kekuatan ototnya maka akan semakin besar pula gaya yang dihasilkan. Kekuatan

otot yang maksimal dapat membantu dalam suatu gerakan. Bila di gabungkan antara

panjang tungkai dan kekuatan otot dalam renang maka akan menghasilkan gerakan yang

bermanfaat yaitu dapat membuat tubuh melaju kedepan. Tungkai yang memiliki ukuran

panjang dan kuat akan lebih menghasilkan gerakan yang cepat bila dibandingkan

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

50

dengan tungkai yang memiliki ukuran yang pendek dan lemah. Semakin panjang

tungkai dan kuatnya kekuatan otot yang dimiliki maka akan lebih cepat dalam mencapai

jarak dalam waktu secepat-cepatnya.

6. Kontribusi antara Panjang Tungkai dan Rentang Lengan pada prestasi renang gaya

crawl 100 meter.

Faktor anthropometri panjang tungkai dan rentang lengan merupakan komponen

yang penting dalam olahraga tak terkecuali renang. Semakin panjang tungkai maka akan

semakin besar pula gaya yang diberikan sesuai prinsip Newton III, begitu pula dengan

rentang lengan. Jika lengan memiliki ukuran yang panjang maka gaya yang dihasilkan

akan panjang pula. Panjang tungkai dan rentang lengan sebagai alat dayung dalam

gerakan renang. Tungkai memberikan dorongan ke air dan lengan memberikan ayunan

kedalam air. Tentu saja kombinasi dari dua anthropometri ini bisa berpengaruh pada

saat gerakan renang.

7. Kontribusi antara Panjang Tungkai dan Volume Oksigen Maksimal pada prestasi

renang gaya crawl 100 meter.

Panjang tungkai merupakan komponen anthropometri sedangkan volume

oksigen maksimal merupakan komponen kondisi fisik. Panjangnya suatu tungkai akan

memberikan aksi terhadap air begitu pula reaksi air ketika mendapat gaya dari tungkai.

Tungkai yang digerakkan naik turun secara terus menerus yang berarti bahwa tungkai

melakukan suatu gaya terhadap air maka dengan sebaliknya air akan bereaksi terhadap

tungkai. Tungkai yang bergerak naik turun menyebabkan dorongan air ke belakang

maka hal sebaliknya air memberikan dorongan untuk tubuh melaju kedepan. Volume

oksigen maksimal merupakan kemampuan kapasitas paru dalam menampung oksigen

selama waktu tertentu, jika dikaitkan dengan renang maka seseorang yang memiliki

volume oksigen maksimal tinggi dapat mengurangi gerakannya dalam pengambilan

nafas. Sehingga ketika berenang tidak akan terlalu sering mengambil oksigen yang akan

menyebabkan bertambahnya hambatan dalam melaju.

8. Kontribusi antara Kekuatan Otot Tungkai dan Rentang Lengan pada prestasi renang

gaya crawl 100 meter.

Kekuatan otot tungkai akan memberikan hasil dorongan yang lebih maksimal.

Otot yang kuat akan menghasilkan tenaga yang besar, apabila otot digunakan sesuai

kemampuannya maka akan memberikan hasil yang maksimal pula. Otot yang kuat

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

51

diperlukan dalam melakukan suatu usaha seperti gerakan dalam renang. Kekuatan otot

tungkai diperlukan untuk melakukan gerakan mendayung dengan kuat pada saat

berenang. Kekuatan otot tungkai memiliki peran yang besar dalam menambah dan

menghasilkan dorongan yang besar. Semakin besar kekuatan otot tungkai yang dimiliki

seorang atlet, maka akan semakin besar dan cepat daya dorong luncuran ke depan

yang dicapai. Kekuatan otot yang maksimal harus digunakan dalam waktu yang

secepat-cepatnya saat berenang terutama pada jarak pendek.

Fungsi lengan saat berenang yaitu memberikan ayunan atau dayungan. Selain itu

dalam ayunan lengan ketika berenang juga terdapat hukum aksi-reaksi yaitu ketika

lengan di ayun maka akan terjadi bentuk tarikan ke air dari depan ke belakang. Karena

ada tarikan lengan kita terhadap air maka terjadi pula gaya atau reaksi dari air terhadap

tubuh kita. Prinsipnya seperti gaya newton yaitu apabila kita melakukan suatu usaha

atau gaya terhadap suatu benda maka benda tersebut akan melakukan reaksi sebesar

usaha atau gaya yang kita lakukan secara berlawanan arah. Ayunan lengan kita dari

depan ke belakang berefek ke tubuh kita yang bergerak dari belakang ke depan. Kedua

hal ini pastilah berpengaruh pada gerakan pada saat berenang.

9. Kontribusi antara Kekuatan Otot Tungkai dan Volume Oksigen Maksimal pada

prestasi renang gaya crawl 100 meter.

Kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal adalah komponen kondisi

fisik, tentu saja diperlukan suatu latihan yang terarah untuk mendapatkan hasil yang

baik. Pada otot yang kuat akan menghasilkan tenaga yang besar, apabila otot digunakan

sesuai kemampuannya maka akan memberikan hasil yang maksimal pula. Otot yang

kuat diperlukan dalam melakukan suatu usaha seperti gerakan dalam renang. Kekuatan

otot tungkai diperlukan untuk melakukan gerakan mendayung dengan kuat pada saat

berenang. Kekuatan otot tungkai memiliki peran yang besar dalam menambah dan

menghasilkan dorongan yang besar.

Dan bila kapasitas paru-parunya besar maka akan memiliki setidaknya waktu

yang lebih lama untuk mengeluarkannya dibanding yang memiliki kapasitas paru-paru

kecil. Apabila dengan renang jarak 100 meter maka sangat penting karena dengan jarak

sependek itu perlu gerakan mengambil nafas sedikit tapi bisa menyimpan oksigen

secara banyak atau maksimal. Kedua komponen kondisi fisik ini sangat berpengaruh

terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan olahraga ataupun pertandingan.

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

52

10. Kontribusi antara Rentang Lengan dan Volume Oksigen Maksimal pada prestasi

renang gaya crawl 100 meter.

Faktor anthropometri rentang lengan dan kemampuan kondisi fisik volume

oksigen maksimal bila dikaitkan dalam renang tentu saja erat kaitannya. Fungsi lengan

saat berenang yaitu memberikan ayunan atau dayungan. Selain itu dalam ayunan lengan

ketika berenang juga terdapat hukum aksi-reaksi yaitu ketika lengan di ayun maka akan

terjadi bentuk tarikan ke air dari depan ke belakang. Karena ada tarikan lengan kita

terhadap air maka terjadi pula gaya atau reaksi dari air terhadap tubuh kita.

Volume oksigen maksimal merupakan kemampuan tubuh menggunakan oksigen

dengan maksimal. Paru-paru sebagai tempat pertukaran gas oksigen dengan gas

karbondioksida. Kemampuan seseorang dalam menghisap oksigen berbeda-beda, ada

yang banyak dan adapula yang sedikit tergantung kapasitas masing-masing orang.

Kapasitas vital paru-paru adalah volume gas yang dikeluarkan dari paru-paru kemudian

menghisap atau mengisi maksimum sekitar 4-5 liter.

11. Kontribusi antara Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai dan Rentang Lengan

Prestasi Renang Gaya Crawl 100 meter.

Tungkai memiliki peran penting dalam melakukan gerakan naik turun.

Gerakan naik turun ini menimbulkan aksi-reaksi terhadap tubuh. Pada saat tungkai

digerakkan turun maka akan menimbulkan tubuh terangkat ke atas dan sebaliknya

ketika tungkai digerakkan naik maka akan menimbulkan efek tubuh bergerak ke bawah.

Kekuatan otot tungkai memiliki peran dalam menambah dan menghasilkan

dorongan yang besar. Semakin besar kekuatan otot tungkai yang dimiliki seorang atlet,

maka akan semakin besar dan cepat daya dorong luncuran ke depan yang dicapai.

Kekuatan otot yang maksimal harus digunakan dalam waktu yang secepat-cepatnya saat

berenang.

Lengan berfungsi memberikan ayunan atau dayungan. Selain itu dalam ayunan

lengan ketika berenang juga terdapat hukum aksi-reaksi yaitu ketika lengan di ayun

maka akan terjadi bentuk tarikan ke air dari depan ke belakang. Karena ada tarikan

lengan kita terhadap air maka terjadi pula gaya atau reaksi dari air terhadap tubuh kita.

12. Kontribusi antara Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai dan Volume Oksigen

Maksimal pada prestasi renang gaya crawl 100 meter.

Tungkai memiliki peran penting dalam melakukan gerakan naik turun.

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

53

Gerakan naik turun ini menimbulkan aksi-reaksi terhadap tubuh. Pada saat tungkai

digerakkan turun maka akan menimbulkan tubuh terangkat ke atas dan sebaliknya

ketika tungkai digerakkan naik maka akan menimbulkan efek tubuh bergerak ke bawah.

Semakin panjang ukuran dari tungkai maka akan semakin besar pula gaya yang

dihasilkan.

Kekuatan otot tungkai memiliki peran dalam menambah dan menghasilkan

dorongan yang besar. Semakin besar kekuatan otot tungkai yang dimiliki seorang atlet,

maka akan semakin besar dan cepat daya dorong luncuran ke depan yang dicapai.

Kekuatan otot yang maksimal harus digunakan dalam waktu yang secepat-cepatnya saat

berenang.

Ditambah dengan kapasitas paru-parunya besar maka akan memiliki setidaknya

waktu yang lebih lama untuk mengeluarkannya dibanding yang memiliki kapasitas

paru-paru kecil. Apabila kita kaitkan dengan renang jarak 100 meter maka sangat

penting karena dengan jarak sependek itu perlu gerakan mengambil nafas sedikit tapi

bisa menyimpan oksigen secara banyak atau maksimal.

13. Kontribusi antara Panjang Tungkai, Rentang Lengan dan Volume Oksigen

Maksimal pada prestasi renang gaya crawl 100 meter.

Gerakan naik turun tungkai menimbulkan aksi-reaksi terhadap tubuh. Pada saat

tungkai digerakkan turun maka akan menimbulkan tubuh terangkat ke atas dan

sebaliknya ketika tungkai digerakkan naik maka akan menimbulkan efek tubuh bergerak

ke bawah. Hal ini sesuai dengan prinsip aksi-reaksi, apabila sebuah benda memberikan

gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang

pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah. Ketika

kita berenang, kaki kita mendorong air ke belakang. Sebagai reaksinya, tubuh kita akan

terdorong ke depan. Dan apabila tungkai kita memiliki ukuran yang panjang maka akan

memberikan dorongan ke air yang lebih besar pula sehingga hasilnya air pun akan

memberikan reaksinya terhadap tubuh kita sebesar itu pula.

Fungsi lengan sendiri saat berenang yaitu memberikan ayunan atau dayungan.

Selain itu dalam ayunan lengan ketika berenang juga terdapat hukum aksi-reaksi yaitu

ketika lengan di ayun maka akan terjadi bentuk tarikan ke air dari depan ke belakang.

Karena ada tarikan lengan kita terhadap air maka terjadi pula gaya atau reaksi dari air

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

54

terhadap tubuh kita

Jika kapasitas paru-parunya besar maka akan memiliki setidaknya waktu yang

lebih lama untuk mengeluarkannya dibanding yang memiliki kapasitas paru-paru kecil.

Apabila kita kaitkan dengan renang jarak 100 meter maka sangat penting karena dengan

jarak sependek itu perlu gerakan mengambil nafas sedikit tapi bisa menyimpan oksigen

secara banyak atau maksimal.

14. Kontribusi antara Kekuatan Otot Tungkai, Rentang Lengan dan Volume Oksigen

Maksimal pada prestasi renang gaya crawl 100 meter.

Otot yang kuat akan menghasilkan tenaga yang besar, apabila otot digunakan

sesuai kemampuannya maka akan memberikan hasil yang maksimal pula. Otot yang

kuat diperlukan dalam melakukan suatu usaha seperti gerakan dalam renang. Kekuatan

otot tungkai diperlukan untuk melakukan gerakan mendayung dengan kuat pada saat

berenang. Kekuatan otot tungkai memiliki peran yang besar dalam menambah dan

menghasilkan dorongan yang besar. Semakin besar kekuatan otot tungkai yang dimiliki

seorang atlet, maka akan semakin besar dan cepat daya dorong luncuran ke depan

yang dicapai. Kekuatan otot yang maksimal harus digunakan dalam waktu yang

secepat-cepatnya saat berenang.

Rentang lengan saat berenang memberikan ayunan atau dayungan. Selain itu

dalam ayunan lengan ketika berenang juga terdapat hukum aksi-reaksi yaitu ketika

lengan di ayun maka akan terjadi bentuk tarikan ke air dari depan ke belakang. Karena

ada tarikan lengan kita terhadap air maka terjadi pula gaya atau reaksi dari air terhadap

tubuh kita. Ayunan lengan kita dari depan ke belakang berefek ke tubuh kita yang

bergerak dari belakang ke depan. Begitu pula yang terjadi apabila kita memiliki lengan

yang panjang maka akan lebih menguntungkan karena dengan lengan panjang,

jangkauan kita untuk mengayun lebih panjang pula.

Volume oksigen maksimal merupakan kemampuan tubuh menggunakan oksigen

dengan maksimal. Paru-paru sebagai tempat pertukaran oksigen dengan karbondioksida.

Kemampuan seseorang dalam menghisap oksigen berbeda-beda, ada yang banyak dan

adapula yang sedikit tergantung kapasitas masing-masing orang. Kapasitas vital paru-

paru adalah volume gas yang dikeluarkan dari paru-paru kemudian menghisap atau

mengisi sesuai batas kemampuan maksimum sekitar 4-5 liter. Jika kapasitas paru-

parunya besar maka akan memiliki setidaknya waktu yang lebih lama untuk

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

55

mengeluarkannya dibanding yang memiliki kapasitas paru-paru kecil.

15. Kontribusi antara Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Rentang Lengan dan

Volume Oksigen Maksimal Pada prestasi renang gaya crawl 100 meter

Panjang tungkai, Kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal

merupakan komponen-komponen yang dapat mendukung pencapaian prestasi

olahraga renang. Untuk mencapai prestasi olahraga renang yang maksimal

komponen-komponen tersebut harus dikerahkan dengan benar. Panjang tungkai akan

memberikan keuntungan dalam dorongan ke depan.

Pada saat tungkai digerakkan turun maka akan menimbulkan tubuh terangkat ke

atas dan sebaliknya ketika tungkai digerakkan naik maka akan menimbulkan efek tubuh

bergerak ke bawah. Hal ini sesuai dengan prinsip aksi-reaksi, apabila sebuah benda

memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada

benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan

arah. Ketika kita berenang, kaki kita mendorong air ke belakang. Sebagai reaksinya,

tubuh kita akan terdorong ke depan. Panjangnya tungkai tentu saja membuat gaya yang

dilakukan semakin besar pula. Dengan tungkai yang panjang inilah prinsip dari Newton

III akan berlaku yang akhirnya akan mendapatkan gaya dorong kedepan panjang juga.

Kekuatan otot akan menghasilkan tenaga yang besar, apabila otot digunakan

sesuai kemampuannya maka akan memberikan hasil yang maksimal pula. Otot yang

kuat diperlukan dalam melakukan suatu usaha seperti gerakan dalam renang. Kekuatan

otot tungkai diperlukan untuk melakukan gerakan mendayung dengan kuat pada saat

berenang. Kekuatan otot tungkai memiliki peran yang besar dalam menambah dan

menghasilkan dorongan yang besar. Semakin besar kekuatan otot tungkai yang dimiliki

seorang atlet, maka akan semakin besar dan cepat daya dorong luncuran ke depan

yang dicapai. Kekuatan otot yang maksimal harus digunakan dalam waktu yang

secepat-cepatnya saat berenang.

Rentang lengan saat berenang memberikan ayunan atau dayungan. Selain itu

dalam ayunan lengan ketika berenang juga terdapat hukum aksi-reaksi yaitu ketika

lengan di ayun maka akan terjadi bentuk tarikan ke air dari depan ke belakang. Karena

ada tarikan lengan kita terhadap air maka terjadi pula gaya atau reaksi dari air terhadap

tubuh kita. Ayunan lengan kita dari depan ke belakang berefek ke tubuh kita yang

bergerak dari belakang ke depan. Begitu pula yang terjadi apabila kita memiliki lengan

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

56

yang panjang maka akan lebih menguntungkan karena dengan lengan panjang,

jangkauan kita untuk mengayun lebih panjang pula.

Volume oksigen maksimal merupakan kemampuan tubuh menggunakan oksigen

dengan maksimal. Paru-paru sebagai tempat pertukaran oksigen dengan karbondioksida.

Kemampuan seseorang dalam menghisap oksigen berbeda-beda, ada yang banyak dan

adapula yang sedikit tergantung kapasitas masing-masing orang. Kapasitas vital paru-

paru adalah volume gas yang dikeluarkan dari paru-paru kemudian menghisap atau

mengisi sesuai batas kemampuan maksimal. Jika kapasitas paru-parunya besar maka

akan memiliki setidaknya waktu yang lebih lama untuk mengeluarkannya dibanding

yang memiliki kapasitas paru-paru kecil.

Dengan demikian panjang tungkai, kekuatan otot tungkai, rentang lengan dan

volume oksigen maksimal memberikan kontribusi dalam pencapaian prestasi

olahraga renang.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada kontribusi panjang tungkai pada prestasi renang gaya crawl 100 meter yang

signifikan.

2. Ada kontribusi kekuatan otot tungkai pada prestasi renang gaya crawl 100 meter

yang signifikan.

3. Ada kontribusi rentang lengan pada prestasi renang gaya crawl 100 meter yang

signifikan.

4. Ada kontribusi volume oksigen maksimal pada prestasi renang gaya crawl 100

meter yang signifikan.

5. Ada kontribusi antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai pada prestasi

renang gaya crawl 100 meter yang signifikan.

6. Ada kontribusi antara panjang tungkai dan rentang lengan pada prestasi renang gaya

crawl 100 meter yang signifikan.

7. Ada kontribusi antara panjang tungkai dan volume oksigen maksimal pada prestasi

renang gaya crawl 100 meter yang signifikan.

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

57

8. Ada kontribusi antara kekuatan otot tungkai dan rentang lengan pada prestasi renang

gaya crawl 100 meter yang signifikan.

9. Ada kontribusi antara kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal pada

prestasi renang gaya crawl 100 meter yang signifikan.

10. Ada kontribusi antara rentang lengan dan volume oksigen maksimal pada prestasi

renang gaya crawl 100 meter yang signifikan.

11. Ada kontribusi antara panjang tungkai, kekuatan otot tungkai dan rentang lengan

pada prestasi renang gaya crawl 100 meter yang signifikan.

12. Ada kontribusi antara panjang tungkai, kekuatan otot tungkai dan volume oksigen

maksimal pada prestasi renang gaya crawl 100 meter yang signifikan.

13. Ada kontribusi antara panjang tungkai, rentang lengan dan volume oksigen

maksimal pada prestasi renang gaya crawl 100 meter yang signifikan.

14. Ada kontribusi antara kekuatan otot tungkai, rentang lengan dan volume oksigen

maksimal pada prestasi renang gaya crawl 100 meter yang signifikan.

15. Ada kontribusi antara panjang tungkai, kekuatan otot tungkai, rentang lengan dan

volume oksigen maksimal pada prestasi renang gaya crawl 100 meter yang

signifikan.

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308069_bab2.pdf · maupun untuk pertandingan sebagai salah satu cabang dari olahraga. Renang ... gaya

58

Gambar 12. Hubungan antar variabel

Kekuatan Otot Tungkai (X2)

Panjang Tungkai (X1)

Panjang Tungkai (X1) dan Kekuatan OtotTungkai (X2)

Panjang Tungkai (X1) dan Rentang Lengan(X3)

Kekuatan Otot Tungkai (X2) dan RentangLengan (X3)

Panjang Tungkai (X1), Kekuatan OtotTungkai (X2), Rentang Lengan (X3) danVolume Oksigen Maksimal (X4)

Kekuatan Otot Tungkai (X2), RentangLengan (X3) dan Volume Oksigen Maksimal(X4)

Rentang Lengan (X3)

Panjang Tungkai (X1), Rentang Lengan (X3)dan Volume Oksigen Maksimal (X4)

Panjang Tungkai (X1), Kekuatan OtotTungkai (X2) dan Volume Oksigen Maksimal(X4)

Panjang Tungkai (X1), Kekuatan OtotTungkai (X2) dan Rentang Lengan (X3)

Rentang Lengan (X3) dan Volume OksigenMaksimal (X4)

Kekuatan Otot Tungkai (X2) dan VolumeOksigen Maksimal (X4)

Panjang Tungkai (X1) dan Volume OksigenMaksimal (X4)

Volume Oksigen Maksimal (X4)

Prestasi Renang Gaya

Crawl 100 Meter (Y)