bab ii kajian teori -...

12
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Hasil Belajar 2.1.1.1 Definisi Hasil Belajar Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran dilihat dari pencapaian siswa pada hasil belajar mereka. Guru dalam mengajar akan memberikan informasi yang akan diserap oleh siswa yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa dan akan meningkatkan tingkah laku siswa yang lebih baik lagi. Hasil dari pembelajaran juga bisa dilihat dari kemampuan dan pengalaman yang siswa terima diakhir pembelajaran. Wardani, Sulistya dan Slameto (2012:54) mengungkapkan Hasil belajar harus diidentifikasikan melalui informasi pengukuran penguasaan materi dan aspek perilaku baik melalui teknik tes maupun nontes”. Dimyati & Mudjiono (2009:3) “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar”. Dalam interaksi belajar mengajar inilah siswa mampu memberikan hasil yang maksimal. Gagne & Uno (2007:137) “Hasil belajar merupakan kapasitas terukur dari perubahan individu yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri atau variabel bawaannya melalui perlakuan pengajaran tertentu”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh siswa melalui pengukuran proses belajar dan pengukuran hasil belajar sebagai hasil dari proses belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini digunakan dengan memberikan soal tes kepada siswa. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. 2.1.1.2 Macam-macam Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011:20) Beberapa macam dalam pendidikan nasional dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok sebagai berikut : a. RanahKognitif Berkaitan dengan hasil belajar yang terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, sintesis, aplikasi dan evaluasi hasil belajar dapat diambil dari

Upload: dothuan

Post on 11-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hasil Belajar

2.1.1.1 Definisi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran dilihat dari pencapaian siswa

pada hasil belajar mereka. Guru dalam mengajar akan memberikan informasi yang

akan diserap oleh siswa yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa

dan akan meningkatkan tingkah laku siswa yang lebih baik lagi. Hasil dari

pembelajaran juga bisa dilihat dari kemampuan dan pengalaman yang siswa

terima diakhir pembelajaran. Wardani, Sulistya dan Slameto (2012:54)

mengungkapkan “Hasil belajar harus diidentifikasikan melalui informasi

pengukuran penguasaan materi dan aspek perilaku baik melalui teknik tes maupun

nontes”. Dimyati & Mudjiono (2009:3) “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar”. Dalam interaksi belajar

mengajar inilah siswa mampu memberikan hasil yang maksimal. Gagne & Uno

(2007:137) “Hasil belajar merupakan kapasitas terukur dari perubahan individu

yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri atau variabel bawaannya melalui perlakuan

pengajaran tertentu”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah besarnya skor yang diperoleh siswa melalui pengukuran proses

belajar dan pengukuran hasil belajar sebagai hasil dari proses belajar. Hasil belajar

dalam penelitian ini digunakan dengan memberikan soal tes kepada siswa. Tes

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

2.1.1.2 Macam-macam Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2011:20) Beberapa macam dalam pendidikan nasional

dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok sebagai berikut :

a. RanahKognitif

Berkaitan dengan hasil belajar yang terdiri dari aspek pengetahuan,

pemahaman, sintesis, aplikasi dan evaluasi hasil belajar dapat diambil dari

7

lembar kerja siswa dan hasil evaluasi akhir. Dalam aspek evaluasi siswa dapat

mengerjakan lembar kerja maupun soal-soal yang diberikan oleh guru.

b. Ranah Psikomotor

Berkaitan dengan hasil belajar kertampilan dan kemampuan bertindak. Pada

ranah psikomotor ini siswa dapat terampil dan mampu melakukan

pengamatan yang dilakukan dalam lingkungan sekitar.

c. Ranah Afektif

Hasil belajar dapat diambil dari kedisiplinan atau ketepatan dalam

menyelesaikan tugas, keberanian mengemukakan pendapat kejujuran,

keterbukaan dalam menerima pendapat dan memiliki rasa ingin tahu.

2.1.2. Kajian Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai pengetahuan yang akan membuat para

generasi muda belajar kearah positif yang mengadakan perubahan-perubahan

sesuai kondisi yang diinginkan oleh dunia modern dan nilai-nilai yang dianut

masyarakat serta membina kehidupan masa depan masyarakat secara lebih

cemerlang dan lebih baik untuk diwariskan kepada generasi masa depan secara

lebih baik. Tujuan mempelajari IPS yaitu untuk memberikan pengetahuan yang

merupakan kemampuan untuk mengingat kembali atau mengenal kembali ide-ide

atau penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang sama atau yang dialami

pada masa lampau.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah penyederhanaan atau adaptasi

dari disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan

pendidikan Soemantri (2001:92).

Permendikbud No 21 tentang standar isi hal (150-152) ruang lingkup

pembelajaran IPS SD adalah sebagai berikut:

1. Manusia, tempat, dan lingkungan.

2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.

3. Sistem sosial dan budaya.

8

Ruang lingkup IPS harus diajarkan secara terpadu kepada siswa karena

merupakan suatu keseluruhan yang mempersoalkan manusia dalam lingkungan

fisik maupun lingkungan sosialnya.

Tujuan Pendidikan IPS adalah :

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungan.

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial.

c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai–nilai social dan

kemanusiaan.

d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.

2.1.3 Pembelajaran model Problem Based Learning

Model Problem Based Learning ini adalah model pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran siswa ada masalah autentik sehingga siswa dapat

menyusun pengetahuan sendiri. Model Problem Based Learning adalah model

pembelajaran berbasis masalah dalam tingkat berfikir yang lebih tinggi dalam

memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran.

Problem Based Learning ini berfokus pada pembelajaran siswa dan bukan

pada pengajaran guru, karena guru hanya memancing siswa agar mampu berfikir

kritis dengan memecahkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan

menurut Kamdi (2007:77) menyebutkan bahwa Problem Based Learning

diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang didalamnya melibatkan siswa

untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahap metode

ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang

berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan memiliki

keterampilan dalam memecahkan masalah. Selanjutnya Rusman (2011:299)

mengatakan bahwa pembelajaran Problem Based Learning merupakan inovasi

9

dalam pembelajaran karena kemampuan pembelajaran berbasis masalah

kemamapuan berfikir siswa betul-betul dioptimalkan melalui proses kerja

kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan,

mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara

berkesinambungan.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas disimpulkan bahwa model Problem

Based Learning adalah pembelajaran yang mengajak siswa untuk

mengembangkan berpikir siswa dalam mencari pemecaha masalah yang terjadi

dalam pembelajaran yang akan membuat siswa memiliki keterampilan dalam

pemecahan masalah.

Model pembelajaran Problem Based Learning diterapkan untuk melatih dan

meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta

mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Dengan adanya model

Problem Based Learning ini membuat peserta didik untuk berfikir kritis dan

ketrampilan pemecahan masalah dalam proses menyelesaikan proyek.

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif model Problem Based Learning

Menurut Huda (2013:272-273) mengemukakan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran Problem Based Learning sebagai berikut:

1. Guru menyajikan suatu masalah untuk siswa

2. Siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil. Mereka

mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian mendefinisikan suatu

masalah. Mereka menemukan gagasan-gagasan nya dengan bijak pada

pengetahuan sebelumnya. Kemudian, merek mengidentifikasi apa yang

mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka

tidak ketahui. Mereka menelaah masalah tersebut. Mereka juga mendesain

rencana tindakan masalah untuk menggarap masalah.

3. Siswa saling sharing informasi melalui kerja sama dalam klompok yang

sudah ditentukan.

4. Siswa menyajikan suatu masalah.

5. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan

selama ini. Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam

10

review pribadi, resiew berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan

guru, sekaligus melakukan refleksi atas kontribusinya terhadap proses

tersbut.

Keunggulan dan Kelebihan model Problem Based Learning adalah :

Keunggulan model pembelajaran Problem Based Learning adalah :

a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk

memahami isi pelajaran.

b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta

memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa

d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer

pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam

pembelajaran yang mereka lakukan.

f. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Kelemahan model Problem Based Learning:

Keunggulan model pembelajaran Problem Based Learning adalah :

a. Mana kala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan

bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka

akan merasa enggan untuk mencoba.

b. Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang

mereka ingin pelajari.

11

2.1.4 Hubungan antara Higher Order Thingking Skills (HOTS) dengan

Problem Based Learning

Selain model pembelajaran Problem Based Learning keterampilan

berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thingking Skills (HOTS) juga kegiatan

berpikir yang melibatkan level kognitif hirarki tingkat tinggi dari taksonomi

berpikir Bloom yang terdiri dari 6 level, yaitu knowledge, comprehension,

application, analysis, synthesis, dan evulation (Bloom dalam Supridjono, 2013: 6).

HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan mengintegrasikan level berpikir tingkat

tinggi dalam proses belajar dan evaluasi. Berfikir kritis atau berfikir tingkat tinggi

adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek

atau masalah.

Model Problem Based Learning dengan ketrampilan berpikir tingkat

tinggi ini saling berkaitan karena memiliki persamaan untuk melakukan

pembelajaran dengan cara berpikir kritis dan mampu memecahkan suatu masalah.

Dengan adanya keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam model Problem Based

Learningmenambah cara atau memiliki tahapan-tahapan dalam memecahkan

masalah.

2.1.5 Media Pembelajaran Gambar

Definisi Media Pembelajaran

Media adalah salah satu alat komunikasi dan sumber informasi. Media

berarti menunjuk pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber

dan penerima. Dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran peserta

didik akan lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang sekaligus

lebih mudah dipahami oleh siswa.. Menurut Latuheru (1988:14) menyatakan

bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi

edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya

guna. Sedangkan menurut Sadiman (2006:7) media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga

12

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikaian rupa

sehingga proses belajar terjadi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah disebutkan, maka

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau teknik yang

digunakan dalam proses belajar mengajar untuk menyalurkan pesan dari guru

kepada siswa sehingga siswa lebih cepat menyerap materi yang diberikan oleh

guru.

Media Gambar

Media gambar merupakan salah satu dari media pembelajaran yang paling

umum yang sering dipakai dan mudah dimengerti. Menurut Sadiman (2003:21)

media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang

berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Media gambar ini

sangat membantu siswa untuk lebih mengerti materi yang dijelaskan guru dan

dapat membantu siswa untuk lebih cepat menangkap materi.

Dengan media gambar guru lebih realistis menunjukkan pokok masalah.

Media yang digunakan juga tergolong murah dan mudah untuk didapatkan dan

dicari.

2.1.6. Model Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media

gambar

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dengan belajar

secara memecahkan masalah dan mempresentasikan hasil diskusi dengan

bekerjasama antar pasangan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dengan

menggunakan media gambar siswa akan lebih mudah paham materi yang

diberikan oleh guru. Maka model pembelajaran Problem Based Learning

berbantuan media gambar dapat disimpulkan langkah-langkah dari model

Problem Based Learning berbantuan media gambar adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning

berbantuan media gambar sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan materi kepada siswa.

2. Guru membagi beberapa kelompok.

13

3. Siswa dibagikan gambar oleh guru

4. Guru menyajikan suatu masalah dalam suatu gambar yang berkaitan

dengan materi yang telah diajarkan.

5. Siswa mendiskusikan masalah melalui gambar dalam kelompok kecil.

Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian

mendefinisikan suatu masalah. Mereka menemukan gagasan-gagasan

nya dengan bijak pada pengetahuan sebelumnya.

6. Siswa mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk

menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak ketahui. Siswa

menelaah masalah tersebut. Siswa juga mendesain rencana tindakan

masalah untuk menggarap masalah.

7. Siswa saling sharing informasi dalam kelompok kecil yang sudah

ditentukan.

8. Siswa menyajikan suatu masalah.

9. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan

selama ini. Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat

dalam review pribadi, resiew berpasangan, dan review berdasarkan

bimbingan guru, sekaligus melakukan refleksi atas kontribusinya

terhadap proses tersebut.

10. Siswa perwakilan kelompok membacakan hasil pemecahan masalah

yang sudah ditentukan. Kelompok lain saling bergantian.

11. Guru mereview hasil yang siswa telah pecahkan dan membahasnya

secara bersama-sama.

2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Witi Astuti 2016

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Penelitian Tindakan Kelas

di Kelas VIII-2 SMP PGRI I Ciputat)” disimpulkan bahwa penelitian

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

Ketuntasan meningkat pada siklus I nilai rata-rata 71,11, nilai terendah 50

14

dan nilai tertinggi adalah 80. Dari 45 siswa yang mengikuti tes siklus I,

Teradapat siswa mencapai nilai KKM 24 siswa dan 21 siswa belum

mencapai nilai KKM, dengan presentase ketuntasan 53,3%. Pada siklus II

nilai rtata-rata sebesar 80,88, nilai terendah 60, nilai tertinggi 95.

Mengalami peningkatan yang menunjukkan 40 siswa telah mencapai nilai

KKM, dan 5 siswa blum mencapai nilai KKM dengan presentase

ketuntasan 88,88%.

Demikian juga hasil penelitian dari Harjono, Nyoyo Wardani, Ariesta

Kusuma (2016) yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning

Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dari

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 Jombor Temanggung

Semeste II Tahun 2015/2016” menyimpulkan bahwa melalui pelaksanaan

model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar

mengalalami peningkatan setelsh dilaksanakan pembelajaran dengan

model Problem Based Learning berbantuan gambar pada pra siklus tingkat

ketuntasan hanya 64,09 dengan presentase 31,82%. Penngkatan hasil

belajar IPA terjadi pada sikus I rata-rata yang diperleh dari 75 dengan

presentase 63,64%, sedangkan pada siklus II rata-rata yang diperoleh

81,82 dengan presentase 90,91% . dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa model Problem Based Learning berbsntuan media gambar dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 01 Jombor tahun

pelajaran 2015/2016.

15

2.3 KERANGKA PIKIR

Pembelajaran di sekolah dasar SDN 01 Tegalsari masih belum maskimal

dan optimal, karena prndidik masih menggunakan metode yang sudah sering

digunakan yaitu metode ceramah. Siswa sendiri selama pembelajaran masih

kurang memahami merasa bosan dan jenuh mengikuti proses belajar mengajar

yang sedang berlangsung. Cara yang dapat dilakukan untuk membuat siswa

tertarik dalam pembelajaran dan sisaa merasa senang dan berfikir ketika proses

belajar berlangsung salah satu dengan menggunakan model Problem Based

Learning pada mata pelajaran IPS kelas IV tema 4 (Berbagi Pekerjaan). Dengan

menggunakan model ini menjadikan aktivitas belajar siswa menjadi lebih tinggi

sehingga meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar juga akan

meningkat. Penerapan model pembalajaran ini menjadikan siswa mampu

memecahkan masalah sendiri dan semakin berfikir kritis. Model ini dalam

penerapannya sangat membantu siswa untuk lebih memfokuskan daya pikirnya

untuk lebih berfikir kritis. Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based

Learning adalah siswa mendapat stimulus yang berupa gambar-gambar yang

sesuai dengan materi yang diajarkan.

16

Gambar 1.1 Skema peningkatan hasil belajar IPS dengan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar

KONDISI AWAL TINDAKAN KONDISI AKHIR

Penggunaan modelbelum kooperatifdan belummenggunakanmodel yangrelevan.

Dengan menggunakan model

Probelem Based Learning

dan media gambar

menjadikan pembelajaran

tema 4 pada mata pelajaran

IPS lebih menyenangkan dan

dapat menigkatkan hasil

belajar siswa.

Pembelajaran lebih aktif dan

lebih melibatkan berpikir

kritis atau berpikir tingkat

tinggi Higher Order Thinking

Skills (HOTS ) dengan

berbantuan media gambar

memudahkan siswa untuk

memahami pembelajaran.

Menerapkan modelProblem BasedLearningberbantuan mediagambar.

Siswa mudahbosan dan hasilbelajar tidak adapeningkatan.

17

2.4 HIPOTESIS

Berdasarkan kajian pustaka yang telah diuraikan, maka hipotesis yang

menjadi jawaban sementara dari penelitian ini adalah : Penggunaan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar dapat

meningkatkan hasil belajar tema 4 (Berbagi Pekerjaan) Pada mata pelajaran IPS

siswa kelas IV Semester I SD Negeri 01 Tegalsari Kec. Kedu Kab. Temanggung.