bab ii kajian teori a. deskripsi teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/bab ii.pdfbab ii kajian teori...

24
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya Sudjana (2012:22). Sementara menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Howard Kingsley dalam Sudjana (2010:45) mengungkapkan bahwa hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motoris. Untuk mencapai hasil belajar kita melewati unsur-unsur proses belajar mengajar. Unsur utama dalam proses belajar mengajar adalah tujuan, metode, alat, dan penilaian. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah arah dari proses belajar mengajar atau sebagai rumusan tingkah laku yang hendak dicapai oleh siswa setelah melalui 7 Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Upload: phungminh

Post on 27-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya Sudjana

(2012:22). Sementara menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Howard Kingsley

dalam Sudjana (2010:45) mengungkapkan bahwa hasil belajar dibagi

menjadi tiga macam, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan

dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Gagne membagi lima kategori

hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi

kognitif, sikap dan keterampilan motoris.

Untuk mencapai hasil belajar kita melewati unsur-unsur proses

belajar mengajar. Unsur utama dalam proses belajar mengajar adalah

tujuan, metode, alat, dan penilaian. Tujuan pembelajaran pada

hakikatnya adalah arah dari proses belajar mengajar atau sebagai

rumusan tingkah laku yang hendak dicapai oleh siswa setelah melalui

7

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

8

proses belajar mengajar. Bahan pembelajaran merupakan seperangkat

pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan

atau dibahas sehingga dapat sampai pada tujuan yang ditetapkan.

Metode atau alat adalah cara atau teknik yang digunakan guru dalam

menyampaikan pelajaran agar siswa paham. Penilaian adalah tindakan

yang dilakukan pendidik untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang

direncanakan dicapai.

Semua yang ada dalam pembelajaran merupakan proses. Proses

adalah suatu kegiatan yang dilalui oleh siswa, sedangkan kemampuan-

kemampuan siswa setelah melewati proses pengajaran disebut hasil

belajar. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,

baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan

klasifikasi hasil belajar Benyamin Bloom dalam Sudjana (2012: 22-33)

yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berkenaan dengan

enam aspek yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan

keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah

afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan

internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

9

psikomotor, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan gerakan

keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif. Jadi, dari

beberapa pendapat tersebut, hasil belajar merupakan kemampuan-

kemampuan yang diperoleh siswa setelah memperoleh pengalaman

belajarnya, kemampuan-kemampuan tersebut meliputi kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar tersebut perlu dinilai

dengan menggunakan tes hasil belajar.

Kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor menjadi objek

penilaian hasil belajar. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah

yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan

dengan kemmapuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Dalam penelitian ini akan dikembangkan penilaian hasil belajar ranah

kognitif, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai isi dan

bahan pengajaran yang diajarkan.

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental

(otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak

adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif ini terdiri

dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi.

1) Tipe Belajar Pengetahuan : pengetahuan dimaksudkan sebagai

terjemahan dari knowledge dalam taksonomi Bloom. Tetapi

maknanya tidak sepenuhnya dapat ditetapkan dalam setiap materi.

Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah

yang paling rendah. Namun, tipe hasil ini menjadi prasarat bagi tipe

hasil belajar berikutnya.

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

10

2) Tipe Belajar Pemahaman : merupakan tingkatan kedua setelah

pengetahuan. Pemahaman ini memiliki tiga kategori yaitu, tingkat

rendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan

dalam arti yang sebenarnya. Tingkat kedua adalah penafsiran, yaitu

menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui

berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik

dengan kejadian, membedakan yang pokok dan mana yang bukan

pokok. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah

pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan

seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat

ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi

dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

3) Tipe Hasil Belajar Aplikasi : aplikasi adalah penggunaan abstraksi

pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut

mungkin berupa ide teori atau petunjuk teknis. Menerapkan

abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.

4) Tipe Hasil Belajar Analisis : analisis adalah usaha memilih suatu

integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas

susunannya. Analisis merupakan tipe yang kompleks yang

menghubungkan tipe pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.

5) Tipe Hasil Belajar Sintesis : penyatuan unsur-unsur atau bagian-

bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir

sintesis merupakan salah satu pijakan untuk menjadikan siswa

berpikir kritis, sedangkan berpikir kritis merupakan salah satu

tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan.

6) Tipe Hasil Belajar Evaluasi : evaluasi adalah pemberian keputusan

tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan,

gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materi, dan lain-lain.

Mengembangkan kemampuan evaluasi dilandasi pemahaman,

aplikasi, analisis, dan sintesis akan mempertinggi mutu

evaluasinya.

Aspek kognitif yang dinilai adalah aspek pengetahuan dan

pemahaman saja karena sesuai dengan keadaaan, kondisi serta materi

siswa kelas V di SD Negeri 1 Pliken. Dalam pelaksanaannya instrumen

hasil belajarnya berupa nilai siswa yang diambil dari hasil evaluasi.

Hasil evaluasi ini dijadikan alat ukur kemampuan siswa selama proses

pembelajaran. Pada penelitian ini juga terdapat LKS atau Lembar Kerja

Siswa yang diberikan setelah pementasan drama selesai dilakukan,

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

11

serta ada soal evaluasi yang diberikan pada akhir siklus. LKS ini hanya

digunakan sebagai hasil dari latihan siswa dalam memahami konsep

materi yang telah diajarkan, sedangkan yang digunakan sebagai data

yang akan diolah pada penelitian ini adalah nilai dari evaluasi yang

diambil dari setiap akhir pertemuan siklus I maupun siklus II. Hasil ini

menentukan siswa telah memahami konsep materi atau belum. Adapun

rancangan kisi-kisi hasil belajar pada ranah kognitif yang akan

digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Rancangan kisi-kisi hasil belajar kognitif.

No Indikator Kognitif Aspek

1.

2.

Siswa dapat menyebutkan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan.

Siswa dapat menceritakan jasa dan peranan

tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.

Pengetahuan

Pemahaman

Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam

menyusun tes hasil belajar antara lain (Purwanto, 2010:23-24) :

a. Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar

yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.

b. engukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan elajar yang

diinginkan sesuai dengan tujuan.

c. Didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang

diinginkan.

d. Dibuat seandal (reliabel) mungkin sehingga mudah

diinterpretasikan dengan baik.

e. Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara

mengajar guru.

Dibidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa

ahli mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan

perubahannya bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat

tinggi.

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

12

Hasil belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari

guru. Para guru lebih banyak memberi penekanan pada bidang kognitif

saja. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai

tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi

belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan lain-lain.

Ada beberapa tingkatan hasil belajar afektif sebagai tujuan dan

hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkatan yang sederhana

sampai tingkatan yang kompleks:

1) Reciving/attending yaitu semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam

bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Dalam tipe ini

termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol,

dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh

seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini

mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab

stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala/stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di

dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau

pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai

tersebut.

4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,

pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang

termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi

sistem nilai, dan lain-lain.

5) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan untuk menghayati

nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi hak milik

pribadi (internalisasi) dan menjaddi pegangan nyata dan jelas

dalam mengatur kehidupannya sendiri.

Lembar penilaian afektif siswa diisi pada saat pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing. Lembar

afektif diisi langsung oleh observer dengan menilai sikap setiap siswa

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

13

selama pembelajaran berlangsung. Data ini kemudian dijadikan bahan

penelitian hasil belajar. Dalam aspek afektif ini ditekankan pada setiap

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada aspek ini, yang

dinilai yaitu semua aspek.

Terdapat rancangan kisi-kisi hasil belajar aspek afektif adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.2 Rancangan Kisi-kisi Hasil Belajar Afektif

No Indikator Aspek Afektif Kode

1. Bersedia tidak menggangu

teman yang sedang berbicara di

depan

Reciving A

2. Bersedia memerankan

perannya dengan baik

Responding B

3. Bersedia membereskan

peralatan drama dengan tertib

Organisasi C

4. Menghargai dan menjiwai

perannya

Pembentukan pola

hidup

D

Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan

keterampilan menurut Simpson dalam Winkel (1996:249) yakni :

1) Persepsi, mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi

yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan

pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing

rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu

reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan

(stimulus) dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.

2) Kesiapan, mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya

dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian

gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan

jasmani dan mental.

3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk melakukan

suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan

(imitasi).

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

14

4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan

suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih

secukupnya, tanpa memperhatikan contoh yang diberikan lagi.

5) Gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan

suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan

lancar, tepat, dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan

dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan

menggabungkan beberapa subketerampilan menjadi suatu

keseluruhan gerak-gerik yang teratur.

6) Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk

mengadakan oerubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik

dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf

keterampilan yang telah mencapai kemahiran.

7) Kreativitas, mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola

gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif

sendiri.

Dalam aspek ini, penelitian ditekankan pada keterampilan

proses/kinerja siswa selama berperan atau melaksanakan metode Role

Playing. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian

psikomotor. Aspek yang dinilai yaitu menirukan, manipulasi, dan

naturalisasi saja. Sementara untuk aspek artikulasi dan keseksamaan

tidak diteliti atau dinilai karena penilaian disesuaikan dengan materi

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Rancangan kisi-kisi hasil belajar pada aspek psikomotor

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Rancangan kisi-kisi hasil belajar psikomotor.

No Indikator Psikomotor Aspek Kode

1. Siswa mau menampilkan peran yang

dilakonkannya.

Kesiapan A

2. Siswa mau menirukan peran. Gerakan

terbimbing

B

3. Siswa melakukan perannya dengan

baik dan urut.

Gerakan

kompleks

C

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

15

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses perkembangan hal tersebut

terdapat dalam teori Gestalt dalam Susanto (2013:12). Artinya bahwa

secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan.

Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri

siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori

ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan

lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau

tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik

jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan

prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar,

metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.

Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal,

yang terdapat dalam Slameto (2013:52-72) sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal meliputi dua faktor yaitu : faktor fisiologis

dan faktor psikologis:

a) Faktor Fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-

fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau

melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang

sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang

keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan

jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan,

kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan

jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan

lelah.

b) Faktor Psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi

belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

16

(1) Adanya keinginan untuk tahu.

(2) Agar mendapatkan simpati dari orang lain.

(3) Untuk memperbaiki kegagalan.

(4) Untuk mendapatkan rasa aman.

2) Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri siswa

yang ikut mempengaruhi belajar siswa, yang antara lain berasal

dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.

a) Faktor yang berasal dari orang tua

Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah

bagaimana cara mendidik, mengawasi, serta memberi semangat

untuk belajar.

b) Faktor yang berasal dari sekolah

Faktor yang berasal dari sekolah dapat berasal dari guru,

mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan.

Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar siswa,

yaitu menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya.

Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan siswa memusatkan

perhatiannya kepada yang diminati saja, sehingga

mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan

yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan

belajar siswa tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur

tangan orang lain. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas guru

untuk membimbing siswa dalam belajar.

c) Faktor yang berasal dari masyarakat

Kehidupan seorang siswa tidak lepas dari kehidupan dalam

masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya

terhadap pendidikan siswa. Pengaruh masyarakat bahkan sulit

untuk dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung

perkembangan siswa, masyarakat juga ikut mempengaruhi.

Berdasarkan uraian para ahli dapat disimpulkan bahwa ada dua

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal

(yang berasal dari dalam individu) dan faktor eksternal (yang berasal

dari luar individu).

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

17

2. Metode Role Playing

a. Pengertian Role Playing

Melalui Role Playing, siswa dapat meningkatkan kemampuan

untuk mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Mereka

memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah seperti

dalam permainan perannya dan dapat meningkatkan keterampilan

memecahkan masalah.

Menurut Sagala (2010:2113) metode Role Playing berarti cara

menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan dan

mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam

hubungan sosial. Jadi Role Playing ialah metode mengajar yang dalam

pelaksanaannya siswa mendapat tugas dari guru untuk

mendramatisasikan suatu kondisi yang mengandung suatu problem,

agar siswa dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari situasi

sosial. Menurut Bruce Joyce, Marsha Well dan Emily Calhoun

(2000:61) mengungkapkan bahwa metode bermain peran yaitu:

In role playing, students explore human relations problems by

enacting problem situations and then discussing the

enactments. Together, students can explore feelings, attitudes,

values, and problem solving strategies.

Dalam bahasa Indonesia maksudnya dalam bermain peran,

siswa mengeksplore permasalahan-permasalahan dan kemudian

mendiskusikan peranan tersebut. Bersama-sama siswa dapat

mengeksplore perasaan, sikap, nilai dan penyelesaian masalah.

Pendapat tersebut didukung oleh Akhmad Sudrajad dalam Subagiyo

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

18

(2013:5) role playing merupakan salah satu model pembelajaran yang

diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan

dengan hubungan antar manusia (interpersonal relationship), terutama

yang menyangkut kehidupan siswa. Role playing adalah jenis

permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan, dan sekaligus

melibatkan unsur senang Jill Hadfield dalam Subagiyo (2013:5).

Metode role playing adalah cara belajar dengan mengeksplorasi

kemampuan siswa dalam memerankan suatu peranan yang diciptakan

situasi tertentu tentang masalah-masalah sosial, yang pada prosesnya

siswa akan merasakan, menempatkan dirinya kepada orang lain

sehingga siswa dapat mengetahui watak dan merasakan perasaan orang

lain melalui proses pemanasan, pemilihan permainan, penataan

panggung, penunjukkan beberapa siswa sebagai pengamat,

pelaksanaan permainan peran, pelaksanaan diskusi dan evaluasi

pelaksanaan bermain peran oleh guru dan siswa, permainan ulang

bermain peran, pembahasan diskusi dan evaluasi yang lebih diarahkan

pada realitas, dengan berbagi pengalaman serta pengambilan

kesimpulan tentang pelaksanaan bermain peran.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Role Playing

Langkah-langkah metode role playing menurut Uno (2009:26)

mengemukakan pendapat bahwa memiliki prosedur bermain peran

yang terdiri dari 9 langkah, antara lain:

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

19

1) Pemanasan, 2) Memilih Peran, 3) Menata Panggung, 4)

Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat, 5)

Permainan peran dimulai, 6) Guru bersama siswa

mendiskusikan, 7) Permainan peran ulang, 8) Pembahasan

diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada realitas, 9) Hal ini

menjadi bahan diskusi.

Pada kegiatan pemanasan, guru berupaya memperkenalkan

siswa pada permasalahan yang mereka sadari sebagai suatu hal

yang bagi semua orang perlu mempelajari dan menguasainya.

Bagian berikutnya dari proses pemanasan adalah

menggambarkan permasakahan dengan jelas disertai contoh.

Langkah kedua yaitu memilih pemeran (partisipan) mencari

gambaran karakter peran yang hendak dimainkan. Setelah

didapat gambaran karakter peran dalam masalah, kemudian

menentukan pemain.

Langkah ketiga yaitu menata panggung. Dalam hal ini guru

mendiskusikan dengan siswa di mana dan bagaimana peran itu

akan dimainkan. Penataan panggung ini dapat sederhana atau

kompleks. Yang paling sederhana adalah hanya membahas

skenario (tanpa dialog lengkap) yang menggambarkan urutan

permainan peran.

Langkah keempat yaitu menyiapkan penonton sebagai

pengamat. Fungsi pengamat sebagai pemberi komentar atau

bisa juga sebagai evaluator permainan. Evaluasi menyangkut

pemecahan masalah, cara pemain dalam memainkan peran yang

ada pada skenario, proses kerjasama antar pemain dalam

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

20

menyelesaikan masalah yang dihadapi dan hal-hal yang

berhubungan dengan role playing.

Langkah kelima yaitu permainan peran dimulai. Permainan

peran dimulai secara spontan. Pada awalnya akan banyak siswa

yang masih bingung memainkan perannya atau bahkan tidak

sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan.

Langkah keenam, guru bersama siswa mendiskusikan

permainan tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran

yang dilakukan tadi. Usulan perbaikan akan muncul. Mungkin

ada siswa yang meminta untuk berganti peran.

Langkah ketujuh yaitu permainan peran ulang. Seharusnya,

pada permainan peran kedua ini akan berjalan lebih baik. Siswa

dapat memainkan perannya lebih sesuai dengan skenario.

Langkah kedelapan, pembahasan diskusi dan evaluasi lebih

diarahkan pada realitas. Kenyataan yang ada pada saat bermain

peran didiskusikan, misaknya pada saat permainan peran

dilakukan, banyak peran yang melampaui batas kenyataan.

Langkah kesembilan, siswa diajak untuk berbagi pengalaman

tentang tema permainan peran yang telah dilakukan dan

dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. Guru membahas

baiknya sebaiknya mengatasi hal tersebut. Dengan cara ini,

siswa akan belajar tentang kehidupan.

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

21

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role playing

Metode Role Playing dalam Djamarah (2010:89) mempunyai

beberapa kelebihan, antara lain:

1) Membuat daya ingatan siswa menjadi tajam dan tahan lama.

2) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.

3) Siswa yang berbakat akan semakin terpupuk sehingga

dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama.

4) Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan

sebaik-baiknya.

5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi

tanggungjawab dengan sesamanya.

6) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik.

Metode Role Playing dalam Djamarah (2010:89) mempunyai

beberapa kekurangan, antara lain:

1) Siswa yang tidak ikut bermain peran cenderung pasif.

2) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka

pemahaman isi bahan pelajaran maupun dalam pelaksanaan

pertunjukan.

3) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit

menjadi kurang bebas.

4) Kelas lain menjadi sering terganggu oleh suara pemain dan suara

penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.

Untuk mengatasi kekurangan yang ada sehingga pelaksanaan

metode Role Playing bisa dilaksanakan dengan baik maka Sagala

(2010:214) memberikan catatan tentang usaha mengatasi kekurangan-

kekurangan dari metode Role Playing, antara lain ialah:

1) Guru harus menerangkan kepada siswa untuk memperkenalkan

metode ini, bahwa dengan role playing siswa diharapkan dapat

memecahkan masalah hubungan sosial yang aktual di masyarakat.

Kemudian guru mengajak beberapa siswa yang berperan, masing-

masing akan mencari pemecahan masalah sesuai dengan perannya,

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

22

dan siswa yang lain menjadi penonton dengan tugas-tugas tertentu

pula.

2) Guru harus memilih masalah yang urgen sehingga menarik minat

siswa. Guru dapat menjelaskan dengan baik dan menarik, sehingga

siswa terangsang untuk memecahkan masalah itu.

3) Agar siswa memahami peristiwanya maka guru harus bisa

menceritakan sambil mengatur adegan pertama.

4) Bobot atau luasnya bahan pelajaran yang akan didramakan harus

sesuai dengan waktu yang tersedia.

Teori belajar yang terkait dengan metode role playing adalah

teori belajar Piaget. Teori konstruktivisme Piaget adalah teori

perkembangan mental Piaget yang juga biasa disebut teori

perkembangangan intelektual atau teori perkembangan kognitif.

Menurut Rahyubi (2014:143) teori kontruktivisme Piaget menjelaskan

bahwa “pengetahuan seseorang merupakan bentukan orang itu

sendiri”. Proses pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila

seseorang mengubah atau mengembangkan skema yang telah dimiliki

dalam berhadapan dengan tantangan, rangsangan, dan persoalan. Teori

Piaget seringkali disebut kontruktivisme personal karena lebih

menekankan pada keaktifan pribadi seseorang dalam

mengkrontuksikan pengetahuannya. Siswa perlu dibiasakan untuk

memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya,

dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksikan

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

23

pengetahuan dibenak mereka sendiri. Selain itu, Piaget banyak

melakukan penelitian tentang proses seorang anak dalam belajar dan

membangun pengetahuannya. Teori kontruktivisme yaitu teori yang

mengutamakan proses pembelajaran.

3. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Mata Pelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak lain adalah “mata pelajaran

atau mata kuliah yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya

mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora”

(Nursid, 2005:9). Pandangan lainnya tentang IPS dalam lembaga

pendidikan seperti dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Tahun 1993,

disebutkan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari

kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi,

ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan tata negara. Susanto

(2013:139).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS

merupakan perpaduan antara ilmu sosial dan kehidupan manusia yang

di dalamnya mencakup antropologi, ekonomi, geografi, sejarah,

hukum, filsafat, ilmu politik, sosiologi, agama, dan psikologi. Tujuan

utamanya adalah membantu mengembangkan kemampuan dan

wawasan siswa yang menyeluruh (komprehensif) tentang berbagai

aspek ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan (humaniora).

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

24

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, proses belajar mengajar

tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan

keterampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi juga aspek sikap

(afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh

dengan masalah, tantangan, hambatan dan persaingan ini. Melalui

pendidikan IPS, siswa dididik dibina dan dikembangkan kemampuan

mental intelektualnya menjadi warga negara yang berketerampilan dan

berkepedulian sosial serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai

yang terkandung dalam Pancasila.

b. Tujuan Mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial terdapat tujuan mempelajari

ilmu tersebut, menurut Nur Hadi yang dikutip dari Susanto (2013:146),

menyebutkan bahwa ada empat tujuan pendidikan IPS, yaitu:

1) Knowledge

Knowledge, sebagai tujuan utama dari pendidikan IPS yaitu

membantu para siswa sendiri untuk mengenal diri mereka sendiri

dan lingkungannya, dan mencakup geografi, sejarah, politik,

ekonomi, dan sosiologi psikologi.

2) Skill, yang mencakup keterampilan berpikir (thinking skills).

3) Attitudes, yang terdiri atas tingkah laku berpikir (intellectual

behavior) dan tingkah laku sosial (social behavior).

4) Value, yaitu nilai yang terkandung di dalam masyarakat yang

diperoleh dari lingkungan masyarakat maupun lembaga

pemerintahan, termasuk di dalamnya nilai kepercayaan, nilai

ekonomi, pergaulan antarbangsa, dan ketaatan kepada pemerintah

dan hukum.

Adapun tujuan pembelajaran IPS di SD, menurut Munir yang

dikutip dari Susanto (2013:150-151), sebagai berikut:

1) Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam

kehidupan kelak di masyarakat.

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

25

2) Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi,

menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial

yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

3) Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan

sesama warga masyarakat dan bidang keilmuan serta bidang

keahlian.

4) Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan

keterampilan keilmuan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup

yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

5) Membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan

kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Tujuan lain secara eksplisit yaitu dengan mempelajari kondisi

masyarakat seperti yang dimuat dalam pendidikan IPS, maka siswa akan

dapat mengamati dan mempelajari norma-norma atau peraturan serta

kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut,

sehingga siswa mendapat pengalaman langsung adanya hubungan timbal

balik yang saling memengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat.

Dalam pendidikan IPS, siswa akan memperoleh pengetahuan dari yang

sederhana sampai yang lebih luas (expanding community), yakni siswa

akan mulai diperkenalkan dengan diri sendiri (self), kemudian keluarga,

tetangga, lingkungan RT dan RW, kelurahan atau desa, kecamatan,

kota/kabupaten, provinsi, negara, negara tetangga, kemudian dunia.

c. Pokok Bahasan Materi IPS Kelas V

Penelitian pada kali ini peneliti mengambil mata pelajaran IPS

kelas V di SD Negeri 1 Pliken pada materi peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan yang terdapat pada semester II (genap). Berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kompetensi Dasar 2.3

Menghargai jasa dan peranan tokoh-tokoh dalam memproklamasikan

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

26

kemerdekaan, materi yang akan dipelajari yaitu pertemuan di Dalat,

berita kekalahan Jepang, peristiwa Rengasedengklok, perumusan teks

proklamasi, dan detik-detik menjelang proklamasi kemerdekaan.

Guru memberikan materi tentang peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan Indonesia di sekolah dasar khususnya. Melalui kegiatan

bermain peran (role playing). Penelitian ini menekankan peningkatan

hasil belajar siswa pelajaran IPS yang terdapat pada pembelajaran IPS di

SD.

Materi pada pelajaran IPS akan diajarkan sesuai dengan siklus

yang telah direncanakan yakni selama dua siklus, dalam setiap siklus

terdapat 2 kali pertemuan. Media yang digunakan dalam penelitian ini

adalah naskah drama yang berkaitan dengan materi peristiwa sekitar

proklamasi kemerdekaan Indonesia.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fredy Franmoko

pada tahun 2006 yang berjudul “Role Playing sebagai metode peningkatan

kemampuan berbicara siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto

oleh Fredy Franmoko”, penelitian dilakukan dengan 3 siklus. Hasil penelitian

menunjukkan: (1) Guru mampu dengan baik menerapkan pembelajaran

dengan metode role playing pada pembelajaran kemampuan berbicara siswa

kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto dengan langkah-langkah:

memilih situasi bermain peran, memilih pemain, memilih pemain peran,

mempersiapkan penonton sekaligus pengamat, menata panggung, memainkan

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

27

peran, diakhiri dengan diskusi dan evaluasi, dan (2) Metode role playing dapat

meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1

Purwokerto dibuktikan dengan antusisas siswa dalam, pembelajaraan terlihat

kondusif, tidak ditemukan siswa yang diam, siswa berbicara dengan peran

masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan

kemampuan berbicara siswa pada setiap siklus. Pada tes awal, ketuntasan

kemampuan siswa berbicara hanya mencapai 33%, ketuntasan siswa pada

siklus pertama 60,60%, siklus kedua 78,78%, dan siklus ketiga 87,90%.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Titin Sunaryati pada

tahun 2012 yang berjudul “Peningkatan Sikap Demokratis Siswa Melalui

Metode Bermain Peran Dalam Pembelajarn PKn”, diketahui bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dapat

meningkatkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran PKn, pembelajaran

PKn tentang sikap demokratis melalui metode bermain peran dalam

musyawaah dapat membuat siswa bersikap menghargai, toleran, percaya diri,

penuh keberanian dan bertanggung jawab serta termotivasi untuk lebih aktif

dalam kegiatan belajar di kelas dengan tertib. Pada siklus I presentasi

keberhasilan guru dari 55% menjadi 68% dan pada siklus II presentasi hasil

guru dan siswa 92,5%. Perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar IPS di kelas V. Perbedaannya terletak pada variabel yang

ditingkatkannya, apabila Franmoko meneliti tentang peningkatan kemampuan

berbicara dan Titin meneliti tentang peningkatan sikap demokratis siswa,

maka peneliti meneliti tentang hasil belajar pada mata pelajaran IPS.

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

28

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS di SD khususnya sejarah sering dianggap sulit oleh

siswa karena siswa harus banyak menghafal materi yang ada dengan teknik

konvensional. Saat pembelajaran berlangsung, siswa cenderung pasif dan

kurang antusias dalam belajar, siswa merasa cepat bosan dengan materi yang

diajarkan. Hal tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa khususnya

pada mata pelajaran IPS. Dengan metode role playing ini diharapkan dapat

melibatkan seluruh siswa dalam belajar, selain itu dengan menggunakan

metode Role Playing diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk

mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang lain, dan siswa juga

memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah dan

meningkatkan keterampilan dalam memecahkan masalah. Di samping itu

metode ini juga diupayakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi peristiwa-peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Langkah-langkah ini dapat diperoleh melalui analisis masalah yang

terdapat di kelas yang akan diteliti. Langkah-langkah yang dilakukan

dituliskan dalam kerangka berpikir dari mulai kondisi awal sampai kondisi

akhir dikatakan berhasil. Secara sistematik kerangka berpikir dapat

ditunjukkan sebagai berikut:

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

29

Gambar 2.1.Kerangka Berpikir Peneliti

D. Hipotesis Tindakan

Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada proses pelaksanaan

pembelajaran dan perencanaan pembelajaran disusun dengan matang, maka

tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal. Berdasarkan hal tersebut,

maka diajukan hipotesis tindakan yaitu:

Siklus II

Kondisi Awal

Belum menggunakan

metode pembelajaran

role playing

Siswa kurang

antusias dalam

belajar, pembelajaran

di kelas belum

menyentuh ketiga

ranah

Tindakan

Siklus I

Refleksi

Kondisi Akhir

Penggunaan metode role playing dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS di kels V SD Negeri 1 Pliken

Refleksi

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.repository.ump.ac.id/6511/3/BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... terjemahan dari

30

1. Penggunaan metode Role Playing pada materi peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan kelas V di SD Negeri 1 Pliken dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa aspek kognitif.

2. Penggunaan metode Role Playing pada materi peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan kelas V di SD Negeri 1 Pliken dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa aspek afektif.

3. Penggunaan metode Role Playing pada materi peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan kelas V di SD Negeri 1 Pliken dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa aspek psikomotor.

Peningkatan Hasil Belajar..., Via Yuliana, FKIP, UMP, 2016