bab ii kajian teori 2.1. kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/t1... · 8...

16
8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas 2.1.1. Pengertian Kreativitas Torrance (1988), mengemukakan kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah), menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. Kreativitas menurut Rhodes (dalam Munandar, 1999) dapat didefinisikan ke dalam empat jenis dimensi sebagai konsep kreativitas dengan pendekatan empat P (Four P’s Creativity), yang meliputi dimensi person, process, press dan product. a. Definisi kreativitas dalam dimensi Person. Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif. b. Kreativitas dalam dimensi Process. Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif. c. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press. Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru. d. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product. Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik

Upload: phamphuc

Post on 08-Sep-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

8

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Kreativitas

2.1.1. Pengertian Kreativitas

Torrance (1988), mengemukakan kreativitas adalah proses merasakan dan

mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah),

menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya

lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.

Kreativitas menurut Rhodes (dalam Munandar, 1999) dapat didefinisikan

ke dalam empat jenis dimensi sebagai konsep kreativitas dengan pendekatan

empat P (Four P’s Creativity), yang meliputi dimensi person, process, press dan

product.

a. Definisi kreativitas dalam dimensi Person.

Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas

yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut

kreatif.

b. Kreativitas dalam dimensi Process.

Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang

berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau

kreatif.

c. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press.

Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau

dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat

untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal

dari lingkungan sosial dan psikologis. Mengenai “press” dari lingkungan, ada

lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan

kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam

kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap

perubahan atau perkembangan baru.

d. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product.

Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas

yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

9

sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi atau penggabungan yang

inovatif.

2.1.2. Karakteristik Anak Kreatif

Paul Torrance (dalam Suratno, 2005) menyebutkan ciri-ciri tindakan

kreatif anak adalah sebagai berikut :

a. Anak kreatif belajar dengan cara-cara yang kreatif.

Dalam proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan pada

anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi sehingga anak memperoleh

pengalaman yang berkesan dan menjadikan apa yang dipelajari anak lebih

lama diingat. Melalui eksperimen, eksplorasi, manipulasi, dan permainan,

anak sering mengajukan pertanyaan, membuat tebakan, dan kemudian anak

menemukan, kadangkala cepat dan emosional, sementara pada saat yang lain

secara diam-diam saja.

b. Anak kreatif memiliki rentang perhatian yang panjang terhadap hal yang

membutuhkan usaha kreatif.

Anak kreatif memiliki rentang perhatian 15 menit lebih lama bahkan lebih

dalam hal mengeksplorasi, bereskperimen, memanipulasi, dan memainkan alat

permainanya. Hal ini menunjukan anak yang kreatif tidak mudah bosan seperti

halnya anak yang kurang kreatif.

c. Anak kreatif memiliki kemampuan mengorganisasikan yang menakjubkan.

Anak kreatif adalah anak yang pikirannya berdaya dengan demikian anak

kreatif sering merasa lebih dari pada anak yang lain. Bentuk kelebihan anak

kreatif ditunjukan dengan peran anak dalam kelompok bermain. Anak kreatif

muncul sebagai pemimpin bagi kelompoknya karena itu anak kreatif pada

umumnya mampu mengorganisasikan teman-temannya secara menakjubkan.

Jika anak mampu mengorganisasikan teman-temannya maka anak akan

memiliki kepercayan diri yang luar biasa.

d. Anak kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat

dari cara yang berbeda.

Anak kreatif merupakan anak yang suka belajar untuk memperoleh

pengalaman. Anak tidak lekas bosan untuk mendapatkan pengalaman yang

sama berkali-kali. Jika pengalaman pertama diperoleh mereka akan mencoba

dengan cara lain sehingga diperoleh pengalaman baru.

e. Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi, dan memecahkan permasalahan

dengan menggunakan pengalamannya.

Anak kreatif akan selalu haus dengan pengalaman baru. Pengalaman yang

berkesan akan diperoleh secara langsung melalui eksperimen yang dilakukan.

Anak harus diberikan banyak bekal pengalamannya melalui eksperimennya

sendiri baik melalui kesenian, musik, drama kreatif atau cerita, maupun

menggunakan bahasa yang mengekspresikan kelucuan, suasana atau atmosfir

persoalan yang bebas dan dapat diterima oleh anak.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

10

f. Anak kreatif menikmati permainan dengan kata-kata dan tempat sebagai

pencerita yang alami.

Anak kreatif suka bercerita, bahkan kadang-kadang bercerita tidak habis-

habisnya sehingga sering dicap sebagai anak cerewet. Pada hal melalui

aktivitasnya itu anak akan mengembangkan lebih lanjut fantasi-fantasinya,

khayalan-khayalan imajinatifnya sehingga akan memperkuat kekreatifan anak.

Anak kreatif memiliki kuriositas yang tinggi. Untuk memenuhi rasa

koriusitasnya diperlukan bekal pengetahuan dan pengalaman yang lebih

banyak dibandingkan anak yang kurang kreatif. Pengetahuan dan pengalaman

itu akan lebih bermakna dan akan bertahan lama jika dapat diperoleh secara

langsung. Untuk itu diperlukan berbagai macam kegiatan eksperimen dan

eksplorasi yang dapat dilakukan anak. Guru, orang tua, dan orang-orang yang

dekat dengan anak perlu memahami bagaimana memfasilitasi anak agar

kreativitas itu muncul sebagai kekuatan real yang sangat diperlukan bagi

kehidupannya kelak.

2.1.3. Pengembangan Kreativitas

Bakat kreatif akan tumbuh dan berkembang jika didukung dengan fasilitas

dan kesempatan yang memungkinkan. Menurut Suratno (2005) di dalam metode

pengembangan kreativitas anak, dapat dilihat dari beberapa aspek dengan

pendekatan 4P yaitu:

a. Pribadi

Kreativitas sesungguhnya merupakan keunikan individu (berbeda dengan

individu lain) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Masing-masing anak

mempunyai bakat dan kreativitas yang berbeda. Ooleh sebab itu orang tua dan

guru TK dapat menghargai keunikan pribadi masing-masing. Orang tua, guru,

dan orang–orang yang dekat dengan anak hendaknya jangan memaksa anak

supaya kreativitas tumbuh seperti yang diharapkan oleh mereka. Teatapi

hendaknya dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang cukup serta

memanifestasi mereka secara memadai

b. Press atau Pendorong

Kreativitas dapat diwujudkan jika didukung oleh lingkungan dan kemauan

dari dalam dirinya yang kuat. Terdapat dua faktor pendukung kemauan

seseorang, antara lain:

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

11

1. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik yang tumbuh karena adanya kesadaran diri untuk

membangun pengetahuan dan pengalaman tanpa adanya paksaan. Motivasi

intrinsik menjadi pendorong utama bagi pengembangan kreativitas anak.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi yang tumbuh dari berbagai sumber seperti penghargaan atas

kreasi yang dihasilkan anak, dan pujian atas keberhasilan anak.

c. Proses

Kreativitas tidak dapat diwujudkan secara instan. Pemunculan kreativitas

diperlukan proses melalui pemberian kesempatan untuk bersibuk diri secara

kreatif. Yang penting dalam memunculkan kegiatan kreatif adalah pemberian

kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai kegiatan eksperimen dalam

rangka mewujudkan atau melakukan berbagai kegiatan dalam rangka

mewujudkan atau mengekspresikan dirinya secara kreatif.

d. Produk

Produk kreatif dihasilkan oleh kondisi pribadi dan kondisi lingkungan

yang mendukung atau kondusif. Mengingat kondisi pribadi dan kondisi

lingkungan erat kaitannya dengan proses kreatif, maka lingkungan

memberikan dorongan dan kesempatan kepada anak untuk terlibat secara aktif

dalam berbagai kegiatan sehingga mampu menggugah minat anak untuk

meningkatkan kreativitas anak.

2.1.4. Faktor-faktor Yang Meningkatkan Kreativitas.

Kreativitas tidak berkembang secara otomatis, namun kreativitas perlu

diberi kesempatan dan rangsangan oleh lingkungan untuk berkembang. Sebab

semua anak mempunyai potensi kreatif yang berbeda (Hurlock, 1993). Potensi

kreatif tersebut perlu dikembangkan sejak dini. Hurlock (2000) mengungkapkan

faktor yang dapat meningkatkan kreativitas yaitu:

a. Waktu

Anak kreatif membutuhkan waktu untuk menuangkan ide atau gagasan

dan konsep-konsep dan mencobanya dalam bentuk baru atau orginal.

b. Kesempatan menyendiri

Hanya apabila tidak terdapat tekanan dari kelompok sosial, anak dapat

menjadi kreatif. Anak membutuhkan waktu dan kesempatan menyendiri untuk

mengembangkan imajinasinya.

c. Dorongan

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

12

Terlepas seberapa jauh hasil belajar anak memenuhi standar orang dewasa,

mereka memerlukan dorongan atau motivasi untuk kreatif dan bebas dari

ejekan yang sering kali dilontarkan pada anak kreatif.

d. Sarana

Sarana untuk bermain dan sarana lainnya disediakan untuk merangsang

dorongan eksperimen dan eksploitasi yang penting untuk mengembangkan

kreativitas.

Dari paparan tersebut penulis menyimpulkan bahwa ada banyak kondisi

yang dapat diciptakan untuk meningkatkan kreativitas anak di antaranya dengan

menyediakan waktu, memberi kesempatan untuk menyendiri, dorongan atau

motivasi dan sarana.

2.2. Kreativitas dan Perkembangan Kognitif

Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan

sudut pandang masing-masing. Guilford (1970) menyatakan bahwa kreativitas

mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif. Guilford

mengemukakan dua cara berpikir, yaitu cara berpikir konvergen dan divergen.

Cara berpikir konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan sesuatu

dengan pandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan cara

berpikir divergen adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif

jawaban terhadap suatu persoalan. Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya

dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya

merupakan perwujudan dari pekerjaan otak

Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere

Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya

terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

13

otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir

konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada

cara berfikir menyebar (difergent thinking).

Menurut Mohammad Ali (2005) belahan otak bagian kiri berfungsi untuk

memproses informasi-informasi yang berkaitan dengan verbal dan menghendaki

proses berpikir secara analitis, abstrak, logis, dan operasi (kegiatan atau prosedur)

yang mengandung urutan serta mengatur kegiatan tubuh di bagian kanan. Belahan

otak bagian kanan berfungsi memproses informasi-informasi yang bersifat

nonverbal dan menghendaki penggunaan proses berpikir secara holistik, intuitif,

dan imajinatif serta mengontrol kegiatan tubuh bagian kiri. Hasil kerja belahan

bagian kanan di antaranya adalah kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang

baru misalnya musik dengan warna baru atau karya tulis dengan aliran baru. Pada

hakekatnya kedua belahan otak ini dalam memproses informasi-informasi yang

diterima oleh otak saling bekerjasama karena kedua belahan otak ini berhubungan

melalui syaraf-syaraf yang terdapat dalam corpuss callosum. Perbedaan fungsi

otak sebelah kiri dan kanan adalah cara-cara yang digunakan dalam mengolah dan

menyelesaikan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh kedua fungsi otak tersebut.

Bertitik tolak dari fungsi khusus dari belahan otak tersebut maka seseorang

yang kreatif menggunakan kegiatan otak di bagian kanan secara lebih dominan

dari belahan otak bagian kiri. Sebaliknya individu yang berpikir secara logis dan

rasional menggunakan fungsi otak bagian kiri secara lebih dominan apabila

dibandingkan dengan belahan otak bagian kanan.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

14

2.3. Pendekatan Inquiry

2.3.1. Pengertian Pendekatan Inquiry

Menurut Suyanti (2010), yang menyatakan inquiry adalah suatu proses

untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan

atau percobaan untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap

pertanyaan atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu.

Menurut Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono (2006) pendekatan inquiry merupakan

pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam pendekatan inquiry, siswa

dirancang untuk terlibat dalam melakukan inquiry. Pendekatan inquiry merupakan

pengajaran yang terpusat pada siswa. Hasan Nurdin, (2010) mengemukakan

secara umum, inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-

kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi

buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan

atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau

eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan

menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.

Berdasarkan pemahaman yang disampaikan oleh para ahli, dapat

disimpulkan bahwa secara umum, inquiry merupakan suatu proses untuk

memperoleh informasi melalui observasi atau eksperimen untuk memecahkan

suatu masalah.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

15

2.3.2. Tujuan Pendekatan Inquiry

Tujuan utama pendekatan inquiry menurut Wina Sanjaya (2007) adalah

menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan

keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan

mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.

2.3.3. Ciri Pendekatan Inquiry

Tiga ciri utama dalam Wina Sanjaya (2007) inquiry adalah:

a. Pendekatan inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal.

Artinya inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses

bimbingan, siswa tidak hanya berperan sebagai materi melalui penjelasan guru

secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari

materi tersebut.

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga

diharapkan dapat menambahkan sikap percaya diri (self belief). Dalam proses

pendekatan inquiry, menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan

tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran

biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.

c. Tujuan dari penggunaan inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir

secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan

intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Dalam pendekatan inquiry, siswa tidak hanya dituntut agar menguasai

materi, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang

dimilikinya. Siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya jika

siswa bisa menguasai materi tersebut.

2.3.4. Syarat Pelaksanaan Inquiry

Menurut Nana Sudjana (2000), pendekatan inquiry dapat dilaksanakan

dalam proses bimbingan klasikal apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada

kelas (persoalan bersumber dari materi yang menantang siswa atau

problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa.

b. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan

situasi belajar yang menyenangkan.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

16

c. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.

d. Adannya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, dan berdiskusi.

e. Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar.

f. Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.

2.3.5. Tahapan Pendekatan Inquiry

Pendekatan inquiry memiliki aspek-aspek yang khas yang membedakan

dengan pendekatan lain. Berikut ini tahapan-tahapan pendekatan inquiry:

Tahapan inquiry menurut Wina Sanjaya (2007) adalah:

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar

siswa siap melaksanakan proses pembelajaran.

b. Merumuskan masalah

Merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang

mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang

menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.

c. Merumuskan hipotesis

Cara yang dapat digunakan guru untuk mengembangkan kemampuan

merumuskan hipotesis pada siswa adalah dengan mengajukan berbagai

pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban

sementara atau memperkirakan kemungkinan jawaban dari suatu

permasalahan yang dikaji.

d. Mengumpulkan data.

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan data

bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga

membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari

informasi yang dibutuhkan.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data.

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan

yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang

relevan.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

17

Secara sistematis menurut Nana Sudjana (2006) langkah-langkah kegiatan

menemukan (inquiry) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah.

b. Mengamati atau melakukan observasi.

1. Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung.

2. Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau

objek yang diamati.

c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,

tabel, dan karya lainnya.

d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman

sekelas, guru, atau audiens yang lain.

1. Karya siswa disampaikan teman sekelas atau kepada orang banyak untuk

mendapatkan masukan.

2. Bertanya jawab dengan teman.

3. Memunculkan ide-ide baru.

4. Melakukan refleksi.

e. Menempelkan gambar, karya tulis, peta, dan sejenisnya di dinding kelas,

dinding sekolah, majalah dinding, majalah sekolah, dan sebagainya.

2.3.6. Karakteristik Inquiry Pada Anak Didik

Di dalam http://dita8.wordpress.com/tag/konsep/ dituliskan sifat-sifat

yang ingin dimunculkan dari para siswa dalam lingkungan IBL ini, menurut Neil

Postman dan Charles Weingartner, adalah:

a. Percaya diri terhadap kemampuan belajarnya.

b. Senang saat berusaha memecahkan masalah.

c. Percaya pada penilaian sendiri dan tidak sekedar bergantung pada penilaian

orang lain maupun lingkungan.

d. Tidak takut menjadi salah.

e. Tidak ragu dalam menjawab.

f. Fleksibilitas pandangan.

g. Menghargai fakta dan mampu membedakan antara fakta dan opini.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

18

2.4. Teknik Home Room

2.4.1. Pengertian Teknik Home Room

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1977) home room adalah suatu

program pembimbingan siswa dengan cara menciptakan situasi atau hubungan

bersifat kekeluargaan. Home Room merupakan teknik bimbingan klasikal yang

bertujuan agar guru atau petugas bimbingan dapat mengenal siswanya secara

mendalam, sehingga dapat membantunya secara efektif. Pengelompokan siswa-

siswa dalam home room ini dapat berdasarkan tingkatan kelas yang sama maupun

merupakan gabungan dari berbagai tingkatan kelas. Jumlah anggota kelompok

dapat berupa kelompok kecil, maupun kelompok besar dalam satu kelas. Home

room dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal tertentu dalam ruangan yang sudah

ditentukan. Kegiatan home room ini dilakukan dalam suatu situasi dan suasana

bebas tanpa adanya tekanan sehingga memungkinkan siswa-siswa untuk

melepaskan perasaannya dan mengutarakan pendapatnya yang tidak mungkin

tercetuskan pada pertemuan-pertemuan formal. Program home room dapat

dilakukan secara periodik dapat pula secara insidental sesuai dengan kebutuhan.

Yang perlu diperhatikan dalam home room ini adalah membuat suasana

kelas seperti suasana rumah. Hubungan antara anak dengan pembimbing dapat

diupayakan seperti hubungan antara anak dan orangtua. Dengan hubungan

semacam ini diharapkan para siswa secara bebas mengemukakan isi hati kepada

pembimbing. Pembimbing hendaknya memposisikan sebagai orang tua yang

penuh kasih sayang menampung keluhan, usulan, dan keinginan siswa. Secara

singkat dapat disebutkan bahwa home room cenderung berfungsi menyesuaikan.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

19

2.4.2. Tujuan Teknik Home Room

Tujuan teknik home room dalam http://animenekoi.blogspot.com/2012/01/

strategi-pendekatan-dan-teknik.html adalah:

a. Mengidentifikasi masalah dan dapat membantu siswa mampu mengatasi

masalahnya.

b. Menjadikan peserta didik akrab dengan lingkungan baru.

c. Untuk memahami diri sendiri (mampu menerima kekurangan dan kelebihan

diri sendiri) dan memahami orang lain dengan (lebih) baik.

d. Untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.

e. Untuk mengembangkan sikap positif dan kebiasaan belajar.

f. Untuk menjaga hubungan sehat dengan orang lain.

g. Untuk mengembangkan minat dan keterlibatan dalam kegiatan

ekstrakurikuler.

h. Untuk membantu peserta didik dalam memilih bidang spesialisasi.

Home room sebagai teknik bimbingan klasikal dapat pula menampung dan

menangani berbagai masalah, sedangkan sifatnya preventif, kuratif, dan korektif.

2.5. Layanan Bimbingan dan Konseling di Lingkungan TK

Menurut Kadek Suranata dan Made Sulastri (2010), layanan bimbingan

dan konseling di TK bertujuan untuk membantu anak TK mencapai tugas-tugas

perkembangannya sebagai anak.Layanan bimbingan konseling di TK menfasilitasi

perkembangan dan pertumbuhan anak. Anak TK adalah pribadi yang mempunyai

berbagai macam potensi. Terganggu atau terhambatnya pengembangan potensi

anak akan mengakibatkan timbulnya masalah pada anak.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

20

Fungsi pencegahan dalam layanan BK di TK, yaitu kegiatan bimbingan

dan konseling yang menghindarkan anak dari berbagai permasalahan yang akan

menganggu, menghambat, atau menimbulkan kerugian pada dirinya dan

masyarakat di masa datang. Kegiatan bimbingan dimaksud seperti bermain

peran, modeling, dan bimbingan kelompok. Tujuannya, adalah untuk mencegah

perilaku anak yang potensial menjadi masalah menjadi perilaku tidak bermasalah

di masa datang. Sedangkan fungsi pengembangan, yaitu kegiatan bimbingan dan

konseling yang akan menghasilkan tersalurkannya berbagai potensi, bakat, dan

minat anak TK. Singkatnya, kegiatan bimbingan di TK lebih ditekankan pada

fungsi pengembangan dan pencegahan.

Pelaksanaan kegiatan bimbingan di TK dipadukan dengan kegiatan belajar

secara keseluruhan. Pemaduan kegiatan bimbingan di TK, dilakukan guru dengan

cara melaksanakan bimbingan sekaligus melaksanakan kegiatan belajar. Sebagai

contoh pada saat guru melakukan kegiatan bimbingan dalam mewujudkan fungsi

pencegahan dengan cara bermain peranan, sekaligus tercakup di dalam kegiatan

tersebut, pelaksanaan kegiatan belajar anak TK dalam pengembangan bidang

sosial, moral, disiplin, dan kognitif yang menjadi program pengembangan anak di

TK.

Satu kegiatan bimbingan di TK dapat berfungsi sebagai pengembangan

dan pencegahan, misalnya ketika guru melaksanakan kegiatan BK dengan

bermain peran bisa mencegah tingkah laku anak yang suka mengambil barang

tanpa seizin yang punya. Pada saat bersamaan, kegiatan bermain peranan dapat

mewujudkan fungsi pengembangan. Dengan adanya kegiatan bermain peranan,

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

21

potensi yang dimiliki anak bisa tersalurkan melalui peran yang dilakoni anak.

Anak berimajinasi, berkreasi, mengembangkan tingkah laku berani tampil di

depan umum. Dengan demikian dalam satu kali kegiatan BK, menjangkau dua

fungsi BK, yaitu : fungsi pencegahan bagi anak yang menjadi sasaran layanan,

dan fungsi pengembangan bagi anak yang dengan adanya kegiatan bimbingan

dapat menyalurkan berbagai potensi dan kreativitasnya.

Di dalam menerapkan kegiatan bimbingan di TK, seorang guru TK atau

konselor haruslah memperhatikan beberapa saran yang dikemukakan oleh

Montesori (dalam Kadek Suranata dan Made Sulastri, 2010) tentang pembelajaran

di TK dengan ciri: singkat, sederhana, dan objektif. Singkat dimaksudkan

penggunaan kata-kata oleh guru waktu memberi bimbingan, artinya: agar guru

menggunakan tuturan bahasa sesingkat mungkin, agar membuang kata-kata yang

tidak berguna. Sederhana berhubungan dengan ciri pertama, artinya guru

hendaknya membuang hal-hal yang bukan merupakan kebenaran. Ini dicapai

dengan pemilihan kata-kata sehingga uraian guru menjadi

sederhana. Objektif yang dimaksud ialah bahwa dalam memberikan bimbingan

guru tidak memasukkan subjektivitas pribadinya.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

22

2.6. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berjudul “MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK

USIA DINI DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE

DISCOVERY-INQUIRY (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B di TK

Pertiwi 3 Bandung)” diteliti oleh Hernieka Lestary Wina, (2011), yang diperoleh

hasil adanya peningkatan kreativitas dari individual anak. Hal ini terungkap

dimulai dari proses pembelajaran yang semakin baik dan peningkatan kreativitas

dilihat berdasarkan lembar observasi peningkatan kreativitas anak disetiap

tindakan. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran sains melalui

Discovery-Inquiry dapat membantu anak mengembangkan potensi kreatifnya,

memahami konsep sains sederhana, memecahkan suatu masalah sederhana dan

mengelompokkan benda menurut cirinya.

2.7. Kerangka Berpikir

Penerapan layanan bimbingan dan konseling pada TK perlu ditekankan

tidak hanya diberikan kepada siswa yang mempunyai perilaku bermasalah,

melainkan juga harus diberikan kepada siswa yang sedang dalam proses

pertumbuhan dan perkembangannya. Apalagi dalam bidang kreativitas, yang bisa

dan perlu dipupuk sejak usia dini yang sangat berguna di kehidupan yang akan

datang dalam menghadapai persoalan hidup. Upaya yang penulis lakukan yaitu

peningkatan kreativitas melalui teknik home room dengan menggunakan

pendekatan inquiry. Melalui teknik home room dengan menggunakan pendekatan

inquiry, siswa diberi kesempatan untuk melihat, menemukan, dan memperoleh

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kreativitas - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1806/3/T1... · 8 BAB II. KAJIAN TEORI . 2.1. Kreativitas . 2.1.1. Pengertian Kreativitas . Torrance

23

informasi secara langsung terjun ke lapangan dalam susana menyenangkan,

bebas serta tanpa ada paksaan. Penggunaan metode inquiry ini dapat membangun

pengetahuan siswa sehingga konsep yang diperoleh akan tersimpan dalam memori

dan tidak mudah terlupakan oleh siswa.

2.8. Hipotesis Tindakan

Melalui teknik home room dengan menggunakan pendekatan inqury

mampu meningkatkan kreativitas siswa TK Pertiwi Banjaran.