bab ii kajian repertoar a. prelude and fugue no. 19 bwv

20
7 BAB II Kajian Repertoar A. Prelude and Fugue No. 19 BWV 888 dari “The Well-Tempered Clavier book II” karya Johann Sebastian Bach. Prelude and Fugue adalah karya Johann Sebastian Bach yang ditulis pada periode Barok. Karya ini memiliki gaya kontrapung dengan ciri khas saling tanya-jawab. Gaya tersebut berupa kombinasi dari dua atau lebih suara melodi yang dimainkan secara bergantian. Prelude and Fugue mencapai titik tertinggi dimasa Johann Sebastian Bach. Pada periode Barok, karya-karya ini dituliskan untuk harpsichord. Harpsichord merupakan keluarga instrumen keyboard paling muda yang diturunkan dari dulcime r1 . Pada periode ini, harpsichord memiliki rentang nada yang terbatas (lima oktaf), struktur mekanik, dan bahan material senar yang belum mampu menunjukan perubahan dinamika suara ataupun ekspresi. Harpsichord memiliki senar tipis yang dipetik oleh mekanik saat tuts ditekan, karena bahan senar tersebut maka menghasilkan suara yang pendek, sehingga para komposer memiliki keterbatasan dalam membuat dinamika dan ekspresi 2 . Seperti periode modern sekarang ini, not yang lebih panjang nilainya seperti not seperempat dan not setengah dimainkan secara terpisah dengan not yang ada didekatnya. Hal ini untuk mengingat pada periode Barok, karya musik dituliskan untuk harpsichord yang gema suaranya sangat pendek sehingga tidak bisa dimainkan secara legato. Karya di 1 Instrumen yang umum pada abad pertengahan di Eropa. Bentuknya seperti siter. 2 Hugh Milton Miller, An Outline-history of Music, (New York, Barnes & Noble, INC., 1931), 89.

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

Kajian Repertoar

A. Prelude and Fugue No. 19 BWV 888 dari “The Well-Tempered Clavier

book II” karya Johann Sebastian Bach.

Prelude and Fugue adalah karya Johann Sebastian Bach yang

ditulis pada periode Barok. Karya ini memiliki gaya kontrapung dengan

ciri khas saling tanya-jawab. Gaya tersebut berupa kombinasi dari dua atau

lebih suara melodi yang dimainkan secara bergantian. Prelude and Fugue

mencapai titik tertinggi dimasa Johann Sebastian Bach.

Pada periode Barok, karya-karya ini dituliskan untuk harpsichord.

Harpsichord merupakan keluarga instrumen keyboard paling muda yang

diturunkan dari dulcimer1

. Pada periode ini, harpsichord memiliki rentang

nada yang terbatas (lima oktaf), struktur mekanik, dan bahan material senar

yang belum mampu menunjukan perubahan dinamika suara ataupun

ekspresi. Harpsichord memiliki senar tipis yang dipetik oleh mekanik saat

tuts ditekan, karena bahan senar tersebut maka menghasilkan suara yang

pendek, sehingga para komposer memiliki keterbatasan dalam membuat

dinamika dan ekspresi2.

Seperti periode modern sekarang ini, not yang lebih panjang

nilainya seperti not seperempat dan not setengah dimainkan secara terpisah

dengan not yang ada didekatnya. Hal ini untuk mengingat pada periode

Barok, karya musik dituliskan untuk harpsichord yang gema suaranya

sangat pendek sehingga tidak bisa dimainkan secara legato. Karya di

1 Instrumen yang umum pada abad pertengahan di Eropa. Bentuknya seperti siter.

2 Hugh Milton Miller, An Outline-history of Music, (New York, Barnes & Noble, INC., 1931),

89.

8

periode ini pun banyak penggunaan ornamentasi di beberapa not, seperti

mordent, turn, inverted mordent, dan arpeggiation3.

Prelude and Fugue No. 19 BWV 888 merupakan salah satu karya

dari The Well-Tempered Clavier volume kedua yang ditulis oleh Johann

Sebastian Bach pada tahun 1744. Bach membuat The Well-Tempered

Clavier yang nantinya digunakan sebagai bahan belajar musisi muda dalam

mempelajari musik, serta menjadi materi untuk musisi yang sudah mahir.

Bach memberi judul Well-Tempered karena ketertarikannya dalam sistem

tuning yang membagi satu oktaf menjadi dua belas nada setengah laras

yang berjarak sama4.

1. Biografi Johann Sebastian Bach (1685-1750)

Johann Sebastian Bach merupakan seorang komposer dan pemain

organ di periode Barok dari Jerman. Ia banyak menggubah musik untuk

harpsichord, organ, dan orkestra. Bach terkenal dengan keahliannya dalam

kontrapung pada tingkat sempurna, harmoni, pengolahan motif, dan

adaptasi bentuk dan irama5. Kemampuannya ini membuat Bach dihormati

selama hidupnya.

Bach lahir pada tanggal 21 Maret 1685 di Eisenach, Jerman.

Ayahnya, Johann Ambrosius Bach merupakan pemain terompet dan

direktur musisi di kota tersebut. Bach belajar harpsichord dan biola

pertama kali pada ayahnya, juga belajar teori musik dengan saudaranya,

Johann Christoph Bach. Bach juga sudah mulai belajar perform, menyalin

lagu, dan mendalami organ. Dia pun pergi ke Luneburg untuk

memperdalam pembelajaran organ kepada Georg Bohm.

3 Siglind Bruhn, Guidlines to Piano Interpretation, (Malaysia, RHYTM MP, 1989), 103.

4 F.E.Kirby, Music for Piano : A Short History, (New Jersey, Amadeus Press,2004), 38.

5 Dr. Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik Musik Awal Sejak Masa Yunani Kuno Sampai Akhir

Masa Barok: Tahun 0-1760, (Jakarta, PT. BPK Gunung Mulia, 1998), 298.

9

Pada tahun 1703, Bach pergi ke Weimar untuk menjadi kepala

musik di keluarga bangsawan. Bach juga mendalah pekerjaan yang lebih

sesuai dengan keterampilannya sebagai pemain organ. Selama tujuh bulan,

nama Bach cepat menyebar dan menjadi terkenal. Banyak keuntungan yang

dia dapatkan, seperti gaji yang tinggi, pekerjaan ringan, dan mendapatkan

organ model terbaru.

Banyak karya Bach untuk organ diciptakan di Weimar dalam jenis

toccata, fugue, choral prelude, dan prelude and fugue. Selama bertugas di

Weimar, Bach menikah dan dikarunia enam orang anak, dua orang

diantaranya menjadi komponis seperti ayahnya, yaitu Wilhem Friedemann,

Johann Christoph Bach, Johann Christian Bach, dan Carl Philipp

Emanuel6.

Di tahun 1722, Bach mulai membuat Well-Tempered Clavier Book

I, lalu Book II pada tahun 1742. Setiap set memiliki dua puluh empat

pasang preludes and fugues. Sistem karyanya mengikuti bentuk pola

kromatis. Bach juga melakukan beberapa revisi pada beberapa prelude and

fugue, seperti penambahan aksidental dan mengubah tanda kunci. Bach

membuat karya ini untuk memperdalam ilmu sistem tuning di organ.

Awal tahun 1750, Bach mengalami kebutaan dan sudah dioperasi

sebanyak dua kali, tapi berujung menjadi buta total. Pada Juli 1750, Bach

meninggal dikarenakan efek obat-obatan yang dikonsumsi selama

pemulihan operasi mata. Selama hidupnya, Bach memiliki 7 anak dari istri

pertama dan 13 anak dari istri kedua. Beberapa anaknya mengikuti jejak

ayahnya menjadi komposer, yaitu Wilhelm Friedemann Bach, Carl Philipp

Emanuel Bach, Johann Christoph Bach, dan Johann Christian Bach.

6 Dr. Rhoderick J. McNeill, 291.

10

2. Analisis Repertoar

a. Analisis Struktural

1. Prelude

Secara keseluruhan, Prelude menggunakan bentuk kontrapung

berupa imitasi subjek. Subjek ini saling bermunculan di tiap suara secara

bergantian berbentuk rangkaian not seperdelapanan.

Tabel 2.1. Struktur Prelude

2. Fugue

Tema Fugue diperkenalkan di awal lagu 1 – 2/3, kemudian di

imitasi dan variasi ke berbagai suara.

T

a

b

e

l

2

.

Tabel 2.2. Struktur Fugue

Bagian Eksposisi Birama 1-9 Tonalitas A Mayor

Bagian Pengembangan Birama 10-21 Tonalitas F# minor

Bagian Rekapitulasi Birama 22-33 Tonalitas A Mayor

Bagian Eksposisi Birama 1-9/2 Tonalitas A Mayor

Tema awal 1-2/3 Tema diperkenalkan di

suara Bass

Imitasi Tema 1 Birama 2/3-4/1 Imitasi di suara Alto

Imitasi Tema 2 Birama 5/1-6/3 Imitasi di suara Sopran

Imitasi Tema 3 Birama 7/1-8/3 Imitasi di suara Bass

Bagian Pengembangan Birama 9/3-19 Tonalitas F# minor

Bagian Rekapitulasi Birama 20-29 Tonalitas kembali ke A

Mayor.

11

Pada Prelude ini, penulis harus dapat memunculkan alunan tema

yang ada di masing-masing suara secara bergantian. Tema ini dimainkan

terus menerus dari awal hingga akhir. Penulis memainkan tema dengan

sedikit warna suara agar pergantian tema bisa muncul dengan jelas.

Penulis menyukai karya ini karena pergerakan melodi yang tenang,

pergantian melodi di suara lain secara berkelanjutan, dan tingkat kesulitan

yang menantang bagi penulis.

Pada Fugue, penulis harus dapat memunculkan subject di tiap

suara yang berbeda diikuti dengan counter subject yang dimainkan

bersama sebagai not pelengkap. Subject ini dapat muncul di suara Sopran,

Alto, dan Bass.

Penulis menyukai karya ini karena progresi akord yang digunakan

sangat menarik, penyusunan subject yang sederhana (bar 1-9), dan

kelincahan permainan dalam memainkan subject dan counter subject.

B. Piano Concerto in C Major op. 15 no. 1 karya Ludwig van Beethoven.

Karya musik pada periode klasik sangat rapi. Frase dan ide

musiknya terbagi setiap empat birama7. Banyak penggunakan dinamika

yang kontras untuk memperjelas tema atau frase. Tempo yang digunakan

stabil, tidak seperti periode Romantik yang banyak menggunakan rubato.

Periode klasik terkenal dengan ciri penggunaan not yang

dimainkan dengan tempo cepat, pengulangan not, dan Alberti bass8. Alat

musik yang digunakan juga ikut berkembang. Pada periode sebelumnya,

Barok, harpsichord yang memiliki kekurangan dalam pembentukan

7 Karl-Edmund Prier, Sejarah Musik Jilid 2, (Yogyakarta, Pusat Musik Liturgi, 2014), 77

8 Jenis broken chord yang terdiri not terendah, tertinggi, tengah, dan tertinggi dimainkan secara

berulang

12

dinamika karena mekanikisme dan perbedaan material senar, lalu pada

periode Klasik, alat tersebut berkembang dalam jumlah octave menjadi

tujuh dan dikenal dengan nama pianoforte. Mekaniknisme pun mengalami

perkembangan dari dipetik hingga dipukul dengan hammer. Sehingga, para

komposer dengan leluasa dapat mempelajari hal baru, terutama dalam

pembentukan dinamika dan produksi suara.

Selama hidupnya, Beethoven membuat 5 karya Piano Concerto.

Salah satunya adalah Piano Concerto no. 1 yang dibuat pada tahun 1796-

17979. Karya ini didedikasikan untuk Countess di Batislava bernama Anna

Louise Barbara. Karya ini sebenarnya bukan karya concerto pertama yang

dipublikasikan, tetapi karya Piano Concerto no. 2 merupakan karya

pertama yang dibuat 10 tahun lebih awal. Dimainkan pertama kali pada

tahun 1798 di Praga dan dimainkan oleh Beethoven sendiri10

.

1. Biografi Ludwig van Beethoven (1770-1827)

Beethoven adalah komponis dan pianis dari Jerman. Dia menjadi

sosok penting di transisi antara periode Klasik dan Romantik. Beethoven

lahir 17 Desember 1770 di Bonn, pada usia dini dia sudah menunjukkan

bakatnya di musik berkat ayahnya, Johann van Beethoven. Sejak kecil

Beethoven dipaksa ayahnya untuk latihan piano berjam-jam karena

keiinginan ayahnya untuk menjadi ‘anak ajaib’ seperti Mozart.

Guru komposer pertamanya bernama Christian Gottlob Neefe. Ia

mengajarkan Beethoven memainkan komposisi Bach dan berimprovisasi.

Pada tahun 1792, Beethoven belajar komposisi kepada Haydn di Wina,

tetapi pembelajarannya tidak berlajan mulus karena Haydn tidak memberi

banyak perhatian dan kurang teliti mengoreksi tugasnya. Tanpa

sepengetahuan Haydn, Beethoven belajar komposisi kepada Johann

9 Leon Platinga, Beethoven’s Concertos (New York, W. W. Norton and Company, 1999), 12.

10 Grout & Palisca, A History of Western Music, (New York, W. M. Norton Company, 2000), 533.

13

Schenk. Dia pun melanjutkan belajar kontrapung pada Johann

Albrechtsberger, bermain biola pada Ignaz Schuppanzigh, dan teknik vokal

pada Antonio Salieri11

.

Pada usia 21 tahun, Beethoven pindah ke Wina dan belajar

komposisi kepada Joseph Haydn dan menjadi pianis virtuoso.

Kehidupannya tidak selalu mulus, banyak terjadi tragedi seperti tidak bisa

menjalin cinta dengan perempuan yang disukai, menderita berbagai

penyakit, dan kematian adiknya, Ludwig van Carl. Selama tahun 1801,

pendengaran Beethoven mulai memburuk akibat kebiasaannya merendam

kepala di air dingin agar dia tetap bangun. 12 tahun kemudian, Beethoven

menjadi tuli sepenuhnya. Walaupun dengan keterbatasannya, Beethoven

tetap berkarya di musik bahkan menciptakan karya-karya besar seperti

Moonlight Sonata, Pathetique, dan karya Piano Concerto.

Pada akhir hidupnya, Beethoven menjadi sakit-sakitan karena efek

dari minuman keras. Ia meninggal pada 26 Maret 1827 diiringi dengan

gemuruh guntur yang besar.

2.Analisis Repertoar

a. Analisis Struktural

Pada bagian pertama concerto ini, Beethoven mempertahankan

bentuk dari Mozart yang dibagi menjadi tiga gerakan berbentuk sonata,

tetapi ada penambahan orkestra di bagian eksposisi.12

Di dalam ekposisi

mulai pemunculan tema orkestra di biola satu dan flute. Soloist pun masuk

dengan tema baru dengan iringan dari orkestra.

11

Grout & Palisca, 513. 12

Michael Thomas Roeder, A History of Concerto (Portland, Amadeus Press, 1994), 13.

14

Tutti 1

(Ritornello 1)

Tema I Birama 1-35 Tonalitas C

Mayor

Transisi Birama 36-45 Tonalitas G

Mayor

Tema II Birama 46-70 Tonalitas Eb

Mayor

Penutup Birama 71-88 Tonalitas C

Mayor

Solo 1 ( Eksposisi) Solo section Birama 88-100 Tonalitas C

Mayor

Pengulangan

tema I

Birama 100-143 Tonalitas C

Mayor

Tema I Solo

section

Birama 144-165 Tonalitas D

Mayor

Tema II

Solo section

Birama 166-209 Tonalitas D

mayor

Penutupan

Solo section

Birama 211-219 Tonalitas D

Mayor

Tutti 2

(Ritornello 2)

Tema I di

dominant

Birama 219-247 Tonalitas G

Mayor

Solo 2

(Developmen)

Tema III

Solo section

Birama 248-327 Tonalitas Eb

Mayor

Tutti 3 (Ritornello Kombinasi Birama 328-357 Tonalitas C

15

3 – Rekapitulasi) tema tutti

dan solo

Mayor

Tema I solo

section

Birama 358-379 Tonalitas G

Mayor

Tema II solo

section

Birama 380-424 Tonalitas G

Mayor

Penutupan

rekapitulasi

Birama 425-433 Tonalitas G

Mayor

Final Ritornello Tema I

(membawa

solo ke

cadenza)

Birama 433-447 Tonalitas C

Mayor

Cadenza Tonalitas A

minor

Penutup Birama 447-460 Tonalitas C

Mayor

Tabel 2.3. Struktur Piano Concerto no. 1

Penulis sangat tertantang untuk memainkan karya ini karena

berasal dari komposer favorit penulis dan karya concerto pertama yang

penulis mainkan. Karya ini memiliki suasana yang cepat berganti-ganti dari

senang yang ditunjukan dengan melodi ekspres dan tiba-tiba menjadi

marah dengan blockchord yang disertai dengan sforzzando. Penulis harus

dapat berkomunikasi dengan pemain orkestra dan memahami tiap bagian

mana yang harus menonjol. Selain itu, bagian cadenza juga harus

dikuatkan dengan berbagai teknik permainan yang mendukung.

16

C. Impromptu in Eb

Major D.899 Op. 90 No. 2 karya Franz Schubert

Abad 19 adalah abad yang sangat kaya dalam kecenderungan,

perkembangan, dan peristiwa yang beraneka ragam. Industri dan ekonomi

berkembang dengan cepat. Kesenian dan musik mulai banyak diminati oleh

masyarakat dan mulai dikembangan menjadi bisnis ( produksi piano

upright untuk digunakan dirumah).13

Perkembangan musik romantik terdiri

dari romantik awal, romantik tengah, dan romantik akhir.

Periode Romantik awal mulai menunjukan gaya musik yang lebih

ekspresif dan emosional. Pada periode ini, mulai ada perbanyakan jumlah

pemain dalam orkestra, perubahan tempo, pemakaian ornamentasi, dan

muncul keragaman instrumen yang digunakan. Instrumen yang digunakan

mengalami perubahan suara tone yang lebih tebal dari periode

sebelumnya14

. Salah satu komposer yang terkenal pada periode ini adalah

Franz Schubert.

Franz Schubert adalah komposer yang dikenal paling produktif

dalam menghasilkan karya selama hidupnya. Ia membuat karya dengan

kekayaan harmoni dan melodi dengan kekayaan teknis. Karyanya terdiri

dari lebih dari enam ratus karya vokal sekuler (terutama Lieder), tujuh

simfoni penuh, musik sakral, opera, musik insidental dan sekumpulan besar

chamber dan piano15

. Semasa hidupnya, karyanya belum terlalu dikenal

banyak orang, karyanya baru terkenal setelah kematiannya.

Karya Impromptu ini merupakan salah satu dari delapan seri untuk

solo piano yang dibuat Franz Schubert pada tahun 1827. Karya ini

13

Karl-Edmund Prier, 126. 14

Arnold Dolmetsch, The Interpretation of the Music of the XVII &XVIII Centuries, (London,

Novello & Compani Limited, 1968), 419 15

Milton Cross, Encyclopedia of The Great Composers and Their Music, (New York, Doubleday

& Company, Inc., 1962), 688

17

dipublikasian menjadi dua set, pertama dikategorikan D.899 dan kedua

D.935. Impromptu yang akan dimainkan penulis merupakan karya dari

D.899. Franz Schubert membuat karya Impromptu ini karena terinspirasi

dari Impromptu Op. 7 karya Jan Vaclav Vorisek16

.

Impromptu karya Schubert dibuat dengan beberapa bagian yang

terlihat jelas, salah satunya adalah Impromtu in E-flat Major ini. Karya ini

dimulai dengan figure triplet yang menonjol dan membentuk sebuah tema

yang gembira. Selain itu, terjadi perubahan tema dimana suasana dari

gembira menjadi marah yang ditunjukan dengan ben marcato.

1. Biografi Franz Schubert (1797-1828)

Schubert lahir di Himmelpfortgrund, Vienna, pada 31 Januari 1797.

Ayahnya Franz Theodor Schubert adalah kepala sekolah dan ibunya

Elizabeth adalah seorang pembantu rumah tangga. Schubert memiliki

empat belas saudara, tetapi sembilan diantaranya meninggal dunia saat

masih kecil.

Pada usia enam tahun, Schubert sekolah di tempat ayahnya

mengajar. Ayahnya mengajarinya dasar-dasar bermain biola dan

mendapat pembelajaran piano dari saudaranya, Ignas. Pada usia tujuh

tahun, Schubert mulai belajar organ, viola, dan vokal oleh Michael

Holzer. Berkat semangat Schubert yang besar, gurunya meminta ijin

kepada temannya yang memiliki piano agar Schubert dapat berlatih di

piano tersebut.

Nama Schubert mulai dikenali oleh Antonio Salieri, seorang musisi

terkenal di Vienna. Pada bulan Oktober 1808, ia menjadi murid di

Stadtkonvikt melalui beasiswa paduan suara. Saat berada di Stadtkonvikt,

16

Seorang pianis, komposer dan organis dari Czech.

18

dia diperkenalkan kepada overtures dan simfoni Mozart, dan simfoni dari

Joseph Haydn.

Schubert mulai menunjukan bakat dalam komposisi, maka Antonio

Salieri memberi bimbingan secara pribadi untuk teori musik dan

komposisi. Schubert menghabiskan waktu di Stadtkonvikt untuk

menyusun musik kamar, beberapa lagu, potongan piano dan paduan suara

liturgis. Schubert tidak memiliki banyak teman karena dua sangat

pendiam, kurang percaya diri, dan pemalu. Salah satu temannya adalah

Josef dan Spaun yang selalu melindungi, bersimpati, dan akrab denga

Schubert.

Tahun 1815 merupakan tahun paling produktif bagi Schubert. Ia

telah menghasilkan banyak karya musik diantaranya sembilan karya

gereja, simfoni, dan 140 lieder. Pada tahun 1827, Schubert membuat

karya Impromptu yang dibuat bersamaan dengan six moments musicau.

Schubert membuat delapan Impromptu dan dipublikasikan menjadi 2 set,

D. 899 dan D. 93517

.

Schubert meninggal di Wina pada 19 November 1828 karena

demam tifoid. Selama hidupnya, Schubert tidak pernah mengecek

kesehatannya karena mementingkan pembuatan karyanya.

2. Analisis Repertoar

a. Analisis Struktural

Bentuk yang digunakan adalah three part song form (A-B-A).

Schubert juga menambahkan coda pada akhir Impromptu. Karya ini

merupakan karya yang paling pendek, dimainkan dengan triplet tempo

cepat dan cemerlang di tangan kanan, dan membentuk melodi seperti

nyanyian.

17

Grout & Palisca, 574.

19

Bagian A Birama 1-82 Tonalitas di Eb

Mayor

Bagian B Birama 83-168 Tonalitas di D Mayor

Bagian A Birama 169-250 Tonalitas di Eb

Mayor

Bagian Coda Birama 251-283 Tonalitas di D Mayor

Tabel 2.4. Struktur Impromptu in Eb

Major D.899 Op. 90 No. 2

Pada Impromptu ini, penulis harus dapat memainkan melodi di

tangan kanan dengan mengalun rapi. Melodi dimainkan dengan memberi

warna suara dan rubato agar menyerupai orang yang sedang bernyanyi.

Penulis menyukai lagu ini karena alunan melodi dan harmoni yang

tenang, terdapat pergantian suasana yang tidak terduga, imajinasi yang

harus dibayangkan dan serta tingkat kesulitan yang menantang penulis.

D. Ballade no. 1 op. 23 karya Frederic Chopin

Perkembangan ke periode Romantik tengah menggambarkan karya-

karya yang sangat ekspresif dan lebih bergairah dari pada periode

sebelumnya. Pada periode ini, komposer sudah menunjukan kebebasan

mereka dalam mebuat karya dan berani menunjukan ekspresi dan

imajinasi dan sudah tidak terpaut bentuk lagu klasik. Mulai dari

menunjukan kemahiran permainan (Franz Liszt, kembali munculnya karya

Bach secara romantis (Mendelshon), opera dengan gaya baru (Wagner),

dan mencerminkan semangat yang baru dan puitis (Frederick Chopin).18

Frederic Chopin dikenal dengan komposer yang sangat mencintai

dan menghormati tanah kelahirannya, Polandia. Walaupun semasa

18

Karl-Edmund Prier, 127.

20

hidupnya lama tinggal di Paris karena tidak cocok dengan kondisi politik

di Polandia, Chopin tidak pernah berhenti mencintai tanah airnya Ia

banyak menceritakan apa yang terjadi di Polandia melalui karyanya

seperti, Revolutionary Etude op. 10 no. 12 yang menceritakan revolusi di

Polandia, Polonaise in Ab

Major op. 53 yang bercerita tentang

kepahlawanan dan semangat, dan karya Mazurkas op. 17 yang berkisah

tentang harapan Chopin agar iklim politik di Polandia berubah.

Ballade merupakan musik tarian balet yang bercerita tentang

kepedihan, kesakitan, kepahlawanan, dan karakter fantasi, bisa juga

disebutkan sebagai lagu tentang kisah hidup. Chopin memberikan banyak

elemen dramatis dan tarian, sehingga banyak yang mengatakan bahwa

ballade ini tidak memiliki bentuk. Kata ballade sendiri diciptakan

pertama kali oleh Chopin. Karya ini diterbitkan pada tahun 1836 dan

didedikasikan untuk Baron Stockhausen. Chopin membuat ballade

karena terpengaruh musik dari Franz Liszt dan Johannes Brahms19

.

Ballade ini menangkap arti kecantikan yang mempesona dan api dari

puisi ballada karya Adam Mickiewicz.

Di dalam karya ini, penulis dituntut untuk dapat memainkan

interpretasi yang sesuai dengan gaya Chopin. Tantangan memainkan not

hiasan dengan lincah, kematangan teknik yang bagus, memunculkan

harmoni, dan pergantian suasana tiap bagian yang sangat kontras

1. Biografi Frederic Chopin (1810-1849)

Frederic Francois Chopin adalah seorang komposer dan pianis

virtuos dari Polandia yang terkenal di jaman Romantik. Chopin diakui

sebagai komposer yang dapat mempertahankan reputasinya sebagai

pemusik terkemuka. Sebuah kota di Polandia bernama Warsawa

19

Grout & Palisca, 579.

21

merupakan kota kelahiran Chopin. Chopin memiliki bakat dalam piano,

terlihat sejak kecil Chopin sudah dapat berimprovisasi di piano. Di usia 8

tahun, Chopin sudah dapat memainkan karya Concerto karya Gywortez.

Guru piano pertama Chopin merupakan seorang pianis Bohemia

bernama Adalbert Ziwny. Pada tahun 1817, tepat Chopin berumur 7

tahun, dia sudah menyelenggarakan banyak konser dan membuat karya

polonaise yang nantinya didedikasikan kepada guru pertamanya.

Pada tahun 1824, Chopin pergi ke Warsaw Lyceum untuk mencari

pengalaman di musik. Tahun pertama, Chopin berguru kepada seorang

organis dari Czech bernama Wilhelm Wurfel. Selanjutnya, Chopin

belajar teori musik, figure bass, dan komposisi selama 3 tahun pada Josef

Elsner.

Tahun 1831 Chopin pergi ke Paris dan tidak mau kembali ke

Polandia karena masalah emigrasi Polandia. Walaupun sudah menerima

ijin kenegaraan Perancis, tetapi Chopin tetap dekat dengan orang

Polandia dan mencintai negaranya. Selama di Paris, Chopin menimba

ilmu untuk bakatnya dan memanfaatkan kesempatan bertemu dengan

tokoh-tokoh terkenal, salah satunya adalah Franz Liszt yang nantinya

menjadi sahabat.

Tahun 1838-1839 merupakan tahun yang produktif bagi Chopin, dia

banyak menghasilkan mazurkas, waltzes, nocturnes, etudes, dan banyak

lagi. Chopin banyak mengembangkan lagu daerah Polandia dan juga

bentuk komposisi Mozart dan Schubert20

.

Pada akhir hidupnya, seorang penggemar bernama Jane Stirling

membantu finansial Chopin. Selama akhir hidupnya, Chopin menderita

penyakit Tuberculosis yang merenggut nyawanya pada tahun 1849 di

20

Grout & Palisca, 578.

22

Paris. Sebelum meninggal, Chopin berpesan agar jantungnya dikuburkan

di Warsawa untuk rasa cintanya pada Polandia.

2. Analisis Repertoar

a. Analisis struktural

Ballade adalah karya piano romantis dengan skala besar yang

terdapat beberapa variasi tema dengan melodi yang dramatis. Karya ini

menunjukan kreatifitas Chopin dalam menggabungkan bentuk klasik

dengan pianisme popoler.

Tabel 2.5. Struktur Ballade no. 1 op. 23

Karya ini disukai penulis karena melodinya sangat puitis dan

perbedaan suasana sedih, marah, dan lucu. Bagian sedih dibuka dengan

tonalitas C minor lalu menuju G minor dengan melodi yang lambat dan

berat. Suasana marah dibangun dengan block chord yang dimainkan di

Bagian Intro Birama 1-7 Tonalitas C minor

Tema I Birama 8-44 Tonalitas G minor

Transisi dan modulasi Birama 45-66

Tema II Birama 67-93 Tonalitas di Eb Mayor

Kembali ke Tema I Birama 94-105 Tonalitas di A minor

Kembali ke Tema II Birama 106-125 Tonalitas A Mayor

Transisi dan modulasi Birama 126-137

Tema III Birama 138-165 Tonalitas di Eb Mayor

Kembali ke Tema II Birama 166-193 Tonalitas di Eb Mayor

Kembali ke Tema I Birama 194-207 Tonalitas G minor

Coda (Tema IV) Birama 208-264 Tonalitas G minor

23

register bawah dan atas secara bersama. Pada bagian lucu, Chopin

memunculkan melodi tangan kanan yang melompat-lompat dan tangan

kiri dimainkan dengan staccato. Ballade ini memiliki tantangan dimana

harus melatih dan mematangkan teknik permainan, keteraturan pedaling,

dan keseimbangan suara antara melodi dan iringan. Menonjolkan gaya

Chopin merupakan tantangan yang cukup rumit karena melodi yang

dibuat sangat puitis dan melankolis, serta dimainkan dengan rubato.

Penulis harus dapat menyampaikan isi cerita dari lagu dan membawakan

suasana yang terjadi ada lagu tersebut.

E. Etude Jempol no. 2 karya Genta Kurnia Andriyanto

Dalam bahasa Jawa, Jempol merupakan sebuah kata yang diartikan

sebagai ibu jari. Ibu jari memiliki bentuk yang berbeda dari jari lainnya,

tetapi ibu jari memiliki fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari

seperti memegang suatu benda. Demikian pula dalam bermain piano, ibu

jari dimanfaatkan untuk menciptakan beberapa teknik gerakan jari yang

sistematis dan optimal21

.

Etude berasal dari bahasa Perancis yang berarti karya yang

mengandung unsur latihan, atau lagu yang bertujuan untuk

mengembangkan teknik permainan alat musik tertentu. Etude merupakan

suatu komposisi musik untuk solo instrumen yang dibuat untuk melatih

dan meningkatkan keterampilan teknik yang sering menjadi penghambat

bagi pemain musik.22

Beberapa contoh komposer besar piano yang

mengubah komposisi etude adalah Czerny, Liszt, Chopin, Rachmaninoff,

dll.

21

Genta Kurnia A., “Lima Buah Komposisi “Etude Jempol” Untuk Piano.” Skripsi untuk

mencapai derajat Sarjana S-1 pada Universitas Kristen Satya Wacana, 2005, 2. 22

Latifah Kodijat-Marzoeki, Istilah-Istilah Musik, (Jakarta, Penerbit Djambatan, 2007), 38.

24

Komposisi etude piano yang dibuat biasanya merupakan latihan

teknik berupa teknik kelenturan jari, penguatan jari tertentu, pergerakan

tertentu seperti arpeggio, chromatic, dan scale, kerapatan kecepatan jari,

teknik pergelangan tangan, pelatihan dinamika, artikulasi, dan warna

suara.

1. Biografi Genta Kurnia Andriyanto

Genta Kurnia Andriyanto lahir 9 juli 1983 di Semarang. Pertama

kali belajar piano dari ayahnya, Liem Sing Liang, seorang buruh

serabutan di perusahaan swasta dan konduktor amatir di gereja. Lalu di

usia 6 tahun melanjutkan belajar piano kepada Wira Gunawan. Semasa

kecil, Genta sempat ingin menjadi seorang musisi, tetapi sempat bercita-

cita menjadi tukang parkir karena hanya meniup peluit dan menyuruh

kendaraan untuk maju dan mundur. Berkat dorongan musik dari orang tua

dan pihak gereja, Genta mulai mengubah keinginannya. Guna

memperdalam musik, Genta belajar teori pada Ibu Leoni. Pada usia 15

tahun, beliau melanjutkan belajar piano kepada guru senior bernama Tan

Khon Tjiang.

Setelah menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Atas (SMA), ia

melanjutkan pendidikan musik di Fakultas Seni Pertunjukan UKSW

konsentrasi komposisi dibawah bimbingan Poedji Soesila. Sekarang

Genta aktif sebagai dosen di FSP, pianis, guru, pelatih padus, pelatih

orkestra, arranger, dan membuat lagu.23

Beberapa karya yang sudah

diterbitkan adalah lagu anak nasional dan etude Jempol op. 1.

Etude Jempol ini dibuat selama Genta masih menuntut ilmu di FSP

untuk meraih gelar sarjana. Genta tertarik untuk menunjukan beberapa

ragam teknik yang mampu dilakukan oleh ibu jari. Mengingat bahwa

23

Wawancara dengan Genta Kurnia Andriyanto, pada tanggal 1 Agustus 2017.

25

pianis memerlukan latihan khusus untuk memaksimalkan kelebihan ibu

jaridalam permainan piano agar dapat menghasilkan efek bunyi dan

keragaman suara.

2. Analisis Repertoar

a. Analisis struktural

1. Etude Jempol no. 2

Pada karya ini tidak memiliki nada dasar (atonal), hanya

memfokuskan pada teknik pergeseran ibu jari pada tangan kiri. Tanda

mula menggunakan F#

Mayor agar mempermudah pianis dalam membaca

notasi dikarenakan semuanya dimainkan di tuts hitam.

Tabel 2.6. Struktur Etude Jempol no. 2

Bagian A Birama 1-7 Melodi di tangan

kiri

Bagian B Birama 8-15 Motif baru di tangan

kanan

Episode Birama 16-21 Motif di tangan kiri

Bagian C Birama 22-28 Motif baru berupa

broken chord

Kembali ke bagian B Birama 29-32 Imitasi bagian B

Coda Birama 33-37 Motif bagian A

26

2. Etude Jempol no. 3

Etude ini berbentuk three-part song form (A-B-A) yang ditulis pada

tonalitas C mayor.

Tabel 2.7. Struktur Etude Jempol no. 3

Pada lagu ini, penulis dituntut untuk dapat menahan ibu jari dalam

memainkan melodi dengan teknik sliding. Tantangan pada etude no. 2

adalah memainkan lagu dengan rapi dalam tempo cepat dan mengeluarkan

efek marah pada tangan kiri berupa akord interval enam. Sedangkan di

tangan kanan memiliki kesulitan dimana memainkan repeated not di

tempat yang berpindah-pindah.

Etude no. 3 cenderung memiliki melodi yang tenang dan romantis.

Penulis menyukai bentuk pergantian suasana tiap bagian, dimana melodi

dimainkan ditempo lambat lalu menjadi bergerak dan kembali ke lambat

lagi. Kesulitan penulis adalah pergeseran ibu jari yang cepat pada tangan

kanan dan tidak ada not yang meleset.

Bagian A Birama 1-23 Tonalitas C mayor

Bagian B Birama 24-39 Tonalitas A minor

Bagian C Birama 41-60 Tonalitas C mayor