bab ii kajian repertoar a. prelude and fugue no. 19 bwv
TRANSCRIPT
7
BAB II
Kajian Repertoar
A. Prelude and Fugue No. 19 BWV 888 dari “The Well-Tempered Clavier
book II” karya Johann Sebastian Bach.
Prelude and Fugue adalah karya Johann Sebastian Bach yang
ditulis pada periode Barok. Karya ini memiliki gaya kontrapung dengan
ciri khas saling tanya-jawab. Gaya tersebut berupa kombinasi dari dua atau
lebih suara melodi yang dimainkan secara bergantian. Prelude and Fugue
mencapai titik tertinggi dimasa Johann Sebastian Bach.
Pada periode Barok, karya-karya ini dituliskan untuk harpsichord.
Harpsichord merupakan keluarga instrumen keyboard paling muda yang
diturunkan dari dulcimer1
. Pada periode ini, harpsichord memiliki rentang
nada yang terbatas (lima oktaf), struktur mekanik, dan bahan material senar
yang belum mampu menunjukan perubahan dinamika suara ataupun
ekspresi. Harpsichord memiliki senar tipis yang dipetik oleh mekanik saat
tuts ditekan, karena bahan senar tersebut maka menghasilkan suara yang
pendek, sehingga para komposer memiliki keterbatasan dalam membuat
dinamika dan ekspresi2.
Seperti periode modern sekarang ini, not yang lebih panjang
nilainya seperti not seperempat dan not setengah dimainkan secara terpisah
dengan not yang ada didekatnya. Hal ini untuk mengingat pada periode
Barok, karya musik dituliskan untuk harpsichord yang gema suaranya
sangat pendek sehingga tidak bisa dimainkan secara legato. Karya di
1 Instrumen yang umum pada abad pertengahan di Eropa. Bentuknya seperti siter.
2 Hugh Milton Miller, An Outline-history of Music, (New York, Barnes & Noble, INC., 1931),
89.
8
periode ini pun banyak penggunaan ornamentasi di beberapa not, seperti
mordent, turn, inverted mordent, dan arpeggiation3.
Prelude and Fugue No. 19 BWV 888 merupakan salah satu karya
dari The Well-Tempered Clavier volume kedua yang ditulis oleh Johann
Sebastian Bach pada tahun 1744. Bach membuat The Well-Tempered
Clavier yang nantinya digunakan sebagai bahan belajar musisi muda dalam
mempelajari musik, serta menjadi materi untuk musisi yang sudah mahir.
Bach memberi judul Well-Tempered karena ketertarikannya dalam sistem
tuning yang membagi satu oktaf menjadi dua belas nada setengah laras
yang berjarak sama4.
1. Biografi Johann Sebastian Bach (1685-1750)
Johann Sebastian Bach merupakan seorang komposer dan pemain
organ di periode Barok dari Jerman. Ia banyak menggubah musik untuk
harpsichord, organ, dan orkestra. Bach terkenal dengan keahliannya dalam
kontrapung pada tingkat sempurna, harmoni, pengolahan motif, dan
adaptasi bentuk dan irama5. Kemampuannya ini membuat Bach dihormati
selama hidupnya.
Bach lahir pada tanggal 21 Maret 1685 di Eisenach, Jerman.
Ayahnya, Johann Ambrosius Bach merupakan pemain terompet dan
direktur musisi di kota tersebut. Bach belajar harpsichord dan biola
pertama kali pada ayahnya, juga belajar teori musik dengan saudaranya,
Johann Christoph Bach. Bach juga sudah mulai belajar perform, menyalin
lagu, dan mendalami organ. Dia pun pergi ke Luneburg untuk
memperdalam pembelajaran organ kepada Georg Bohm.
3 Siglind Bruhn, Guidlines to Piano Interpretation, (Malaysia, RHYTM MP, 1989), 103.
4 F.E.Kirby, Music for Piano : A Short History, (New Jersey, Amadeus Press,2004), 38.
5 Dr. Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik Musik Awal Sejak Masa Yunani Kuno Sampai Akhir
Masa Barok: Tahun 0-1760, (Jakarta, PT. BPK Gunung Mulia, 1998), 298.
9
Pada tahun 1703, Bach pergi ke Weimar untuk menjadi kepala
musik di keluarga bangsawan. Bach juga mendalah pekerjaan yang lebih
sesuai dengan keterampilannya sebagai pemain organ. Selama tujuh bulan,
nama Bach cepat menyebar dan menjadi terkenal. Banyak keuntungan yang
dia dapatkan, seperti gaji yang tinggi, pekerjaan ringan, dan mendapatkan
organ model terbaru.
Banyak karya Bach untuk organ diciptakan di Weimar dalam jenis
toccata, fugue, choral prelude, dan prelude and fugue. Selama bertugas di
Weimar, Bach menikah dan dikarunia enam orang anak, dua orang
diantaranya menjadi komponis seperti ayahnya, yaitu Wilhem Friedemann,
Johann Christoph Bach, Johann Christian Bach, dan Carl Philipp
Emanuel6.
Di tahun 1722, Bach mulai membuat Well-Tempered Clavier Book
I, lalu Book II pada tahun 1742. Setiap set memiliki dua puluh empat
pasang preludes and fugues. Sistem karyanya mengikuti bentuk pola
kromatis. Bach juga melakukan beberapa revisi pada beberapa prelude and
fugue, seperti penambahan aksidental dan mengubah tanda kunci. Bach
membuat karya ini untuk memperdalam ilmu sistem tuning di organ.
Awal tahun 1750, Bach mengalami kebutaan dan sudah dioperasi
sebanyak dua kali, tapi berujung menjadi buta total. Pada Juli 1750, Bach
meninggal dikarenakan efek obat-obatan yang dikonsumsi selama
pemulihan operasi mata. Selama hidupnya, Bach memiliki 7 anak dari istri
pertama dan 13 anak dari istri kedua. Beberapa anaknya mengikuti jejak
ayahnya menjadi komposer, yaitu Wilhelm Friedemann Bach, Carl Philipp
Emanuel Bach, Johann Christoph Bach, dan Johann Christian Bach.
6 Dr. Rhoderick J. McNeill, 291.
10
2. Analisis Repertoar
a. Analisis Struktural
1. Prelude
Secara keseluruhan, Prelude menggunakan bentuk kontrapung
berupa imitasi subjek. Subjek ini saling bermunculan di tiap suara secara
bergantian berbentuk rangkaian not seperdelapanan.
Tabel 2.1. Struktur Prelude
2. Fugue
Tema Fugue diperkenalkan di awal lagu 1 – 2/3, kemudian di
imitasi dan variasi ke berbagai suara.
T
a
b
e
l
2
.
Tabel 2.2. Struktur Fugue
Bagian Eksposisi Birama 1-9 Tonalitas A Mayor
Bagian Pengembangan Birama 10-21 Tonalitas F# minor
Bagian Rekapitulasi Birama 22-33 Tonalitas A Mayor
Bagian Eksposisi Birama 1-9/2 Tonalitas A Mayor
Tema awal 1-2/3 Tema diperkenalkan di
suara Bass
Imitasi Tema 1 Birama 2/3-4/1 Imitasi di suara Alto
Imitasi Tema 2 Birama 5/1-6/3 Imitasi di suara Sopran
Imitasi Tema 3 Birama 7/1-8/3 Imitasi di suara Bass
Bagian Pengembangan Birama 9/3-19 Tonalitas F# minor
Bagian Rekapitulasi Birama 20-29 Tonalitas kembali ke A
Mayor.
11
Pada Prelude ini, penulis harus dapat memunculkan alunan tema
yang ada di masing-masing suara secara bergantian. Tema ini dimainkan
terus menerus dari awal hingga akhir. Penulis memainkan tema dengan
sedikit warna suara agar pergantian tema bisa muncul dengan jelas.
Penulis menyukai karya ini karena pergerakan melodi yang tenang,
pergantian melodi di suara lain secara berkelanjutan, dan tingkat kesulitan
yang menantang bagi penulis.
Pada Fugue, penulis harus dapat memunculkan subject di tiap
suara yang berbeda diikuti dengan counter subject yang dimainkan
bersama sebagai not pelengkap. Subject ini dapat muncul di suara Sopran,
Alto, dan Bass.
Penulis menyukai karya ini karena progresi akord yang digunakan
sangat menarik, penyusunan subject yang sederhana (bar 1-9), dan
kelincahan permainan dalam memainkan subject dan counter subject.
B. Piano Concerto in C Major op. 15 no. 1 karya Ludwig van Beethoven.
Karya musik pada periode klasik sangat rapi. Frase dan ide
musiknya terbagi setiap empat birama7. Banyak penggunakan dinamika
yang kontras untuk memperjelas tema atau frase. Tempo yang digunakan
stabil, tidak seperti periode Romantik yang banyak menggunakan rubato.
Periode klasik terkenal dengan ciri penggunaan not yang
dimainkan dengan tempo cepat, pengulangan not, dan Alberti bass8. Alat
musik yang digunakan juga ikut berkembang. Pada periode sebelumnya,
Barok, harpsichord yang memiliki kekurangan dalam pembentukan
7 Karl-Edmund Prier, Sejarah Musik Jilid 2, (Yogyakarta, Pusat Musik Liturgi, 2014), 77
8 Jenis broken chord yang terdiri not terendah, tertinggi, tengah, dan tertinggi dimainkan secara
berulang
12
dinamika karena mekanikisme dan perbedaan material senar, lalu pada
periode Klasik, alat tersebut berkembang dalam jumlah octave menjadi
tujuh dan dikenal dengan nama pianoforte. Mekaniknisme pun mengalami
perkembangan dari dipetik hingga dipukul dengan hammer. Sehingga, para
komposer dengan leluasa dapat mempelajari hal baru, terutama dalam
pembentukan dinamika dan produksi suara.
Selama hidupnya, Beethoven membuat 5 karya Piano Concerto.
Salah satunya adalah Piano Concerto no. 1 yang dibuat pada tahun 1796-
17979. Karya ini didedikasikan untuk Countess di Batislava bernama Anna
Louise Barbara. Karya ini sebenarnya bukan karya concerto pertama yang
dipublikasikan, tetapi karya Piano Concerto no. 2 merupakan karya
pertama yang dibuat 10 tahun lebih awal. Dimainkan pertama kali pada
tahun 1798 di Praga dan dimainkan oleh Beethoven sendiri10
.
1. Biografi Ludwig van Beethoven (1770-1827)
Beethoven adalah komponis dan pianis dari Jerman. Dia menjadi
sosok penting di transisi antara periode Klasik dan Romantik. Beethoven
lahir 17 Desember 1770 di Bonn, pada usia dini dia sudah menunjukkan
bakatnya di musik berkat ayahnya, Johann van Beethoven. Sejak kecil
Beethoven dipaksa ayahnya untuk latihan piano berjam-jam karena
keiinginan ayahnya untuk menjadi ‘anak ajaib’ seperti Mozart.
Guru komposer pertamanya bernama Christian Gottlob Neefe. Ia
mengajarkan Beethoven memainkan komposisi Bach dan berimprovisasi.
Pada tahun 1792, Beethoven belajar komposisi kepada Haydn di Wina,
tetapi pembelajarannya tidak berlajan mulus karena Haydn tidak memberi
banyak perhatian dan kurang teliti mengoreksi tugasnya. Tanpa
sepengetahuan Haydn, Beethoven belajar komposisi kepada Johann
9 Leon Platinga, Beethoven’s Concertos (New York, W. W. Norton and Company, 1999), 12.
10 Grout & Palisca, A History of Western Music, (New York, W. M. Norton Company, 2000), 533.
13
Schenk. Dia pun melanjutkan belajar kontrapung pada Johann
Albrechtsberger, bermain biola pada Ignaz Schuppanzigh, dan teknik vokal
pada Antonio Salieri11
.
Pada usia 21 tahun, Beethoven pindah ke Wina dan belajar
komposisi kepada Joseph Haydn dan menjadi pianis virtuoso.
Kehidupannya tidak selalu mulus, banyak terjadi tragedi seperti tidak bisa
menjalin cinta dengan perempuan yang disukai, menderita berbagai
penyakit, dan kematian adiknya, Ludwig van Carl. Selama tahun 1801,
pendengaran Beethoven mulai memburuk akibat kebiasaannya merendam
kepala di air dingin agar dia tetap bangun. 12 tahun kemudian, Beethoven
menjadi tuli sepenuhnya. Walaupun dengan keterbatasannya, Beethoven
tetap berkarya di musik bahkan menciptakan karya-karya besar seperti
Moonlight Sonata, Pathetique, dan karya Piano Concerto.
Pada akhir hidupnya, Beethoven menjadi sakit-sakitan karena efek
dari minuman keras. Ia meninggal pada 26 Maret 1827 diiringi dengan
gemuruh guntur yang besar.
2.Analisis Repertoar
a. Analisis Struktural
Pada bagian pertama concerto ini, Beethoven mempertahankan
bentuk dari Mozart yang dibagi menjadi tiga gerakan berbentuk sonata,
tetapi ada penambahan orkestra di bagian eksposisi.12
Di dalam ekposisi
mulai pemunculan tema orkestra di biola satu dan flute. Soloist pun masuk
dengan tema baru dengan iringan dari orkestra.
11
Grout & Palisca, 513. 12
Michael Thomas Roeder, A History of Concerto (Portland, Amadeus Press, 1994), 13.
14
Tutti 1
(Ritornello 1)
Tema I Birama 1-35 Tonalitas C
Mayor
Transisi Birama 36-45 Tonalitas G
Mayor
Tema II Birama 46-70 Tonalitas Eb
Mayor
Penutup Birama 71-88 Tonalitas C
Mayor
Solo 1 ( Eksposisi) Solo section Birama 88-100 Tonalitas C
Mayor
Pengulangan
tema I
Birama 100-143 Tonalitas C
Mayor
Tema I Solo
section
Birama 144-165 Tonalitas D
Mayor
Tema II
Solo section
Birama 166-209 Tonalitas D
mayor
Penutupan
Solo section
Birama 211-219 Tonalitas D
Mayor
Tutti 2
(Ritornello 2)
Tema I di
dominant
Birama 219-247 Tonalitas G
Mayor
Solo 2
(Developmen)
Tema III
Solo section
Birama 248-327 Tonalitas Eb
Mayor
Tutti 3 (Ritornello Kombinasi Birama 328-357 Tonalitas C
15
3 – Rekapitulasi) tema tutti
dan solo
Mayor
Tema I solo
section
Birama 358-379 Tonalitas G
Mayor
Tema II solo
section
Birama 380-424 Tonalitas G
Mayor
Penutupan
rekapitulasi
Birama 425-433 Tonalitas G
Mayor
Final Ritornello Tema I
(membawa
solo ke
cadenza)
Birama 433-447 Tonalitas C
Mayor
Cadenza Tonalitas A
minor
Penutup Birama 447-460 Tonalitas C
Mayor
Tabel 2.3. Struktur Piano Concerto no. 1
Penulis sangat tertantang untuk memainkan karya ini karena
berasal dari komposer favorit penulis dan karya concerto pertama yang
penulis mainkan. Karya ini memiliki suasana yang cepat berganti-ganti dari
senang yang ditunjukan dengan melodi ekspres dan tiba-tiba menjadi
marah dengan blockchord yang disertai dengan sforzzando. Penulis harus
dapat berkomunikasi dengan pemain orkestra dan memahami tiap bagian
mana yang harus menonjol. Selain itu, bagian cadenza juga harus
dikuatkan dengan berbagai teknik permainan yang mendukung.
16
C. Impromptu in Eb
Major D.899 Op. 90 No. 2 karya Franz Schubert
Abad 19 adalah abad yang sangat kaya dalam kecenderungan,
perkembangan, dan peristiwa yang beraneka ragam. Industri dan ekonomi
berkembang dengan cepat. Kesenian dan musik mulai banyak diminati oleh
masyarakat dan mulai dikembangan menjadi bisnis ( produksi piano
upright untuk digunakan dirumah).13
Perkembangan musik romantik terdiri
dari romantik awal, romantik tengah, dan romantik akhir.
Periode Romantik awal mulai menunjukan gaya musik yang lebih
ekspresif dan emosional. Pada periode ini, mulai ada perbanyakan jumlah
pemain dalam orkestra, perubahan tempo, pemakaian ornamentasi, dan
muncul keragaman instrumen yang digunakan. Instrumen yang digunakan
mengalami perubahan suara tone yang lebih tebal dari periode
sebelumnya14
. Salah satu komposer yang terkenal pada periode ini adalah
Franz Schubert.
Franz Schubert adalah komposer yang dikenal paling produktif
dalam menghasilkan karya selama hidupnya. Ia membuat karya dengan
kekayaan harmoni dan melodi dengan kekayaan teknis. Karyanya terdiri
dari lebih dari enam ratus karya vokal sekuler (terutama Lieder), tujuh
simfoni penuh, musik sakral, opera, musik insidental dan sekumpulan besar
chamber dan piano15
. Semasa hidupnya, karyanya belum terlalu dikenal
banyak orang, karyanya baru terkenal setelah kematiannya.
Karya Impromptu ini merupakan salah satu dari delapan seri untuk
solo piano yang dibuat Franz Schubert pada tahun 1827. Karya ini
13
Karl-Edmund Prier, 126. 14
Arnold Dolmetsch, The Interpretation of the Music of the XVII &XVIII Centuries, (London,
Novello & Compani Limited, 1968), 419 15
Milton Cross, Encyclopedia of The Great Composers and Their Music, (New York, Doubleday
& Company, Inc., 1962), 688
17
dipublikasian menjadi dua set, pertama dikategorikan D.899 dan kedua
D.935. Impromptu yang akan dimainkan penulis merupakan karya dari
D.899. Franz Schubert membuat karya Impromptu ini karena terinspirasi
dari Impromptu Op. 7 karya Jan Vaclav Vorisek16
.
Impromptu karya Schubert dibuat dengan beberapa bagian yang
terlihat jelas, salah satunya adalah Impromtu in E-flat Major ini. Karya ini
dimulai dengan figure triplet yang menonjol dan membentuk sebuah tema
yang gembira. Selain itu, terjadi perubahan tema dimana suasana dari
gembira menjadi marah yang ditunjukan dengan ben marcato.
1. Biografi Franz Schubert (1797-1828)
Schubert lahir di Himmelpfortgrund, Vienna, pada 31 Januari 1797.
Ayahnya Franz Theodor Schubert adalah kepala sekolah dan ibunya
Elizabeth adalah seorang pembantu rumah tangga. Schubert memiliki
empat belas saudara, tetapi sembilan diantaranya meninggal dunia saat
masih kecil.
Pada usia enam tahun, Schubert sekolah di tempat ayahnya
mengajar. Ayahnya mengajarinya dasar-dasar bermain biola dan
mendapat pembelajaran piano dari saudaranya, Ignas. Pada usia tujuh
tahun, Schubert mulai belajar organ, viola, dan vokal oleh Michael
Holzer. Berkat semangat Schubert yang besar, gurunya meminta ijin
kepada temannya yang memiliki piano agar Schubert dapat berlatih di
piano tersebut.
Nama Schubert mulai dikenali oleh Antonio Salieri, seorang musisi
terkenal di Vienna. Pada bulan Oktober 1808, ia menjadi murid di
Stadtkonvikt melalui beasiswa paduan suara. Saat berada di Stadtkonvikt,
16
Seorang pianis, komposer dan organis dari Czech.
18
dia diperkenalkan kepada overtures dan simfoni Mozart, dan simfoni dari
Joseph Haydn.
Schubert mulai menunjukan bakat dalam komposisi, maka Antonio
Salieri memberi bimbingan secara pribadi untuk teori musik dan
komposisi. Schubert menghabiskan waktu di Stadtkonvikt untuk
menyusun musik kamar, beberapa lagu, potongan piano dan paduan suara
liturgis. Schubert tidak memiliki banyak teman karena dua sangat
pendiam, kurang percaya diri, dan pemalu. Salah satu temannya adalah
Josef dan Spaun yang selalu melindungi, bersimpati, dan akrab denga
Schubert.
Tahun 1815 merupakan tahun paling produktif bagi Schubert. Ia
telah menghasilkan banyak karya musik diantaranya sembilan karya
gereja, simfoni, dan 140 lieder. Pada tahun 1827, Schubert membuat
karya Impromptu yang dibuat bersamaan dengan six moments musicau.
Schubert membuat delapan Impromptu dan dipublikasikan menjadi 2 set,
D. 899 dan D. 93517
.
Schubert meninggal di Wina pada 19 November 1828 karena
demam tifoid. Selama hidupnya, Schubert tidak pernah mengecek
kesehatannya karena mementingkan pembuatan karyanya.
2. Analisis Repertoar
a. Analisis Struktural
Bentuk yang digunakan adalah three part song form (A-B-A).
Schubert juga menambahkan coda pada akhir Impromptu. Karya ini
merupakan karya yang paling pendek, dimainkan dengan triplet tempo
cepat dan cemerlang di tangan kanan, dan membentuk melodi seperti
nyanyian.
17
Grout & Palisca, 574.
19
Bagian A Birama 1-82 Tonalitas di Eb
Mayor
Bagian B Birama 83-168 Tonalitas di D Mayor
Bagian A Birama 169-250 Tonalitas di Eb
Mayor
Bagian Coda Birama 251-283 Tonalitas di D Mayor
Tabel 2.4. Struktur Impromptu in Eb
Major D.899 Op. 90 No. 2
Pada Impromptu ini, penulis harus dapat memainkan melodi di
tangan kanan dengan mengalun rapi. Melodi dimainkan dengan memberi
warna suara dan rubato agar menyerupai orang yang sedang bernyanyi.
Penulis menyukai lagu ini karena alunan melodi dan harmoni yang
tenang, terdapat pergantian suasana yang tidak terduga, imajinasi yang
harus dibayangkan dan serta tingkat kesulitan yang menantang penulis.
D. Ballade no. 1 op. 23 karya Frederic Chopin
Perkembangan ke periode Romantik tengah menggambarkan karya-
karya yang sangat ekspresif dan lebih bergairah dari pada periode
sebelumnya. Pada periode ini, komposer sudah menunjukan kebebasan
mereka dalam mebuat karya dan berani menunjukan ekspresi dan
imajinasi dan sudah tidak terpaut bentuk lagu klasik. Mulai dari
menunjukan kemahiran permainan (Franz Liszt, kembali munculnya karya
Bach secara romantis (Mendelshon), opera dengan gaya baru (Wagner),
dan mencerminkan semangat yang baru dan puitis (Frederick Chopin).18
Frederic Chopin dikenal dengan komposer yang sangat mencintai
dan menghormati tanah kelahirannya, Polandia. Walaupun semasa
18
Karl-Edmund Prier, 127.
20
hidupnya lama tinggal di Paris karena tidak cocok dengan kondisi politik
di Polandia, Chopin tidak pernah berhenti mencintai tanah airnya Ia
banyak menceritakan apa yang terjadi di Polandia melalui karyanya
seperti, Revolutionary Etude op. 10 no. 12 yang menceritakan revolusi di
Polandia, Polonaise in Ab
Major op. 53 yang bercerita tentang
kepahlawanan dan semangat, dan karya Mazurkas op. 17 yang berkisah
tentang harapan Chopin agar iklim politik di Polandia berubah.
Ballade merupakan musik tarian balet yang bercerita tentang
kepedihan, kesakitan, kepahlawanan, dan karakter fantasi, bisa juga
disebutkan sebagai lagu tentang kisah hidup. Chopin memberikan banyak
elemen dramatis dan tarian, sehingga banyak yang mengatakan bahwa
ballade ini tidak memiliki bentuk. Kata ballade sendiri diciptakan
pertama kali oleh Chopin. Karya ini diterbitkan pada tahun 1836 dan
didedikasikan untuk Baron Stockhausen. Chopin membuat ballade
karena terpengaruh musik dari Franz Liszt dan Johannes Brahms19
.
Ballade ini menangkap arti kecantikan yang mempesona dan api dari
puisi ballada karya Adam Mickiewicz.
Di dalam karya ini, penulis dituntut untuk dapat memainkan
interpretasi yang sesuai dengan gaya Chopin. Tantangan memainkan not
hiasan dengan lincah, kematangan teknik yang bagus, memunculkan
harmoni, dan pergantian suasana tiap bagian yang sangat kontras
1. Biografi Frederic Chopin (1810-1849)
Frederic Francois Chopin adalah seorang komposer dan pianis
virtuos dari Polandia yang terkenal di jaman Romantik. Chopin diakui
sebagai komposer yang dapat mempertahankan reputasinya sebagai
pemusik terkemuka. Sebuah kota di Polandia bernama Warsawa
19
Grout & Palisca, 579.
21
merupakan kota kelahiran Chopin. Chopin memiliki bakat dalam piano,
terlihat sejak kecil Chopin sudah dapat berimprovisasi di piano. Di usia 8
tahun, Chopin sudah dapat memainkan karya Concerto karya Gywortez.
Guru piano pertama Chopin merupakan seorang pianis Bohemia
bernama Adalbert Ziwny. Pada tahun 1817, tepat Chopin berumur 7
tahun, dia sudah menyelenggarakan banyak konser dan membuat karya
polonaise yang nantinya didedikasikan kepada guru pertamanya.
Pada tahun 1824, Chopin pergi ke Warsaw Lyceum untuk mencari
pengalaman di musik. Tahun pertama, Chopin berguru kepada seorang
organis dari Czech bernama Wilhelm Wurfel. Selanjutnya, Chopin
belajar teori musik, figure bass, dan komposisi selama 3 tahun pada Josef
Elsner.
Tahun 1831 Chopin pergi ke Paris dan tidak mau kembali ke
Polandia karena masalah emigrasi Polandia. Walaupun sudah menerima
ijin kenegaraan Perancis, tetapi Chopin tetap dekat dengan orang
Polandia dan mencintai negaranya. Selama di Paris, Chopin menimba
ilmu untuk bakatnya dan memanfaatkan kesempatan bertemu dengan
tokoh-tokoh terkenal, salah satunya adalah Franz Liszt yang nantinya
menjadi sahabat.
Tahun 1838-1839 merupakan tahun yang produktif bagi Chopin, dia
banyak menghasilkan mazurkas, waltzes, nocturnes, etudes, dan banyak
lagi. Chopin banyak mengembangkan lagu daerah Polandia dan juga
bentuk komposisi Mozart dan Schubert20
.
Pada akhir hidupnya, seorang penggemar bernama Jane Stirling
membantu finansial Chopin. Selama akhir hidupnya, Chopin menderita
penyakit Tuberculosis yang merenggut nyawanya pada tahun 1849 di
20
Grout & Palisca, 578.
22
Paris. Sebelum meninggal, Chopin berpesan agar jantungnya dikuburkan
di Warsawa untuk rasa cintanya pada Polandia.
2. Analisis Repertoar
a. Analisis struktural
Ballade adalah karya piano romantis dengan skala besar yang
terdapat beberapa variasi tema dengan melodi yang dramatis. Karya ini
menunjukan kreatifitas Chopin dalam menggabungkan bentuk klasik
dengan pianisme popoler.
Tabel 2.5. Struktur Ballade no. 1 op. 23
Karya ini disukai penulis karena melodinya sangat puitis dan
perbedaan suasana sedih, marah, dan lucu. Bagian sedih dibuka dengan
tonalitas C minor lalu menuju G minor dengan melodi yang lambat dan
berat. Suasana marah dibangun dengan block chord yang dimainkan di
Bagian Intro Birama 1-7 Tonalitas C minor
Tema I Birama 8-44 Tonalitas G minor
Transisi dan modulasi Birama 45-66
Tema II Birama 67-93 Tonalitas di Eb Mayor
Kembali ke Tema I Birama 94-105 Tonalitas di A minor
Kembali ke Tema II Birama 106-125 Tonalitas A Mayor
Transisi dan modulasi Birama 126-137
Tema III Birama 138-165 Tonalitas di Eb Mayor
Kembali ke Tema II Birama 166-193 Tonalitas di Eb Mayor
Kembali ke Tema I Birama 194-207 Tonalitas G minor
Coda (Tema IV) Birama 208-264 Tonalitas G minor
23
register bawah dan atas secara bersama. Pada bagian lucu, Chopin
memunculkan melodi tangan kanan yang melompat-lompat dan tangan
kiri dimainkan dengan staccato. Ballade ini memiliki tantangan dimana
harus melatih dan mematangkan teknik permainan, keteraturan pedaling,
dan keseimbangan suara antara melodi dan iringan. Menonjolkan gaya
Chopin merupakan tantangan yang cukup rumit karena melodi yang
dibuat sangat puitis dan melankolis, serta dimainkan dengan rubato.
Penulis harus dapat menyampaikan isi cerita dari lagu dan membawakan
suasana yang terjadi ada lagu tersebut.
E. Etude Jempol no. 2 karya Genta Kurnia Andriyanto
Dalam bahasa Jawa, Jempol merupakan sebuah kata yang diartikan
sebagai ibu jari. Ibu jari memiliki bentuk yang berbeda dari jari lainnya,
tetapi ibu jari memiliki fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari
seperti memegang suatu benda. Demikian pula dalam bermain piano, ibu
jari dimanfaatkan untuk menciptakan beberapa teknik gerakan jari yang
sistematis dan optimal21
.
Etude berasal dari bahasa Perancis yang berarti karya yang
mengandung unsur latihan, atau lagu yang bertujuan untuk
mengembangkan teknik permainan alat musik tertentu. Etude merupakan
suatu komposisi musik untuk solo instrumen yang dibuat untuk melatih
dan meningkatkan keterampilan teknik yang sering menjadi penghambat
bagi pemain musik.22
Beberapa contoh komposer besar piano yang
mengubah komposisi etude adalah Czerny, Liszt, Chopin, Rachmaninoff,
dll.
21
Genta Kurnia A., “Lima Buah Komposisi “Etude Jempol” Untuk Piano.” Skripsi untuk
mencapai derajat Sarjana S-1 pada Universitas Kristen Satya Wacana, 2005, 2. 22
Latifah Kodijat-Marzoeki, Istilah-Istilah Musik, (Jakarta, Penerbit Djambatan, 2007), 38.
24
Komposisi etude piano yang dibuat biasanya merupakan latihan
teknik berupa teknik kelenturan jari, penguatan jari tertentu, pergerakan
tertentu seperti arpeggio, chromatic, dan scale, kerapatan kecepatan jari,
teknik pergelangan tangan, pelatihan dinamika, artikulasi, dan warna
suara.
1. Biografi Genta Kurnia Andriyanto
Genta Kurnia Andriyanto lahir 9 juli 1983 di Semarang. Pertama
kali belajar piano dari ayahnya, Liem Sing Liang, seorang buruh
serabutan di perusahaan swasta dan konduktor amatir di gereja. Lalu di
usia 6 tahun melanjutkan belajar piano kepada Wira Gunawan. Semasa
kecil, Genta sempat ingin menjadi seorang musisi, tetapi sempat bercita-
cita menjadi tukang parkir karena hanya meniup peluit dan menyuruh
kendaraan untuk maju dan mundur. Berkat dorongan musik dari orang tua
dan pihak gereja, Genta mulai mengubah keinginannya. Guna
memperdalam musik, Genta belajar teori pada Ibu Leoni. Pada usia 15
tahun, beliau melanjutkan belajar piano kepada guru senior bernama Tan
Khon Tjiang.
Setelah menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Atas (SMA), ia
melanjutkan pendidikan musik di Fakultas Seni Pertunjukan UKSW
konsentrasi komposisi dibawah bimbingan Poedji Soesila. Sekarang
Genta aktif sebagai dosen di FSP, pianis, guru, pelatih padus, pelatih
orkestra, arranger, dan membuat lagu.23
Beberapa karya yang sudah
diterbitkan adalah lagu anak nasional dan etude Jempol op. 1.
Etude Jempol ini dibuat selama Genta masih menuntut ilmu di FSP
untuk meraih gelar sarjana. Genta tertarik untuk menunjukan beberapa
ragam teknik yang mampu dilakukan oleh ibu jari. Mengingat bahwa
23
Wawancara dengan Genta Kurnia Andriyanto, pada tanggal 1 Agustus 2017.
25
pianis memerlukan latihan khusus untuk memaksimalkan kelebihan ibu
jaridalam permainan piano agar dapat menghasilkan efek bunyi dan
keragaman suara.
2. Analisis Repertoar
a. Analisis struktural
1. Etude Jempol no. 2
Pada karya ini tidak memiliki nada dasar (atonal), hanya
memfokuskan pada teknik pergeseran ibu jari pada tangan kiri. Tanda
mula menggunakan F#
Mayor agar mempermudah pianis dalam membaca
notasi dikarenakan semuanya dimainkan di tuts hitam.
Tabel 2.6. Struktur Etude Jempol no. 2
Bagian A Birama 1-7 Melodi di tangan
kiri
Bagian B Birama 8-15 Motif baru di tangan
kanan
Episode Birama 16-21 Motif di tangan kiri
Bagian C Birama 22-28 Motif baru berupa
broken chord
Kembali ke bagian B Birama 29-32 Imitasi bagian B
Coda Birama 33-37 Motif bagian A
26
2. Etude Jempol no. 3
Etude ini berbentuk three-part song form (A-B-A) yang ditulis pada
tonalitas C mayor.
Tabel 2.7. Struktur Etude Jempol no. 3
Pada lagu ini, penulis dituntut untuk dapat menahan ibu jari dalam
memainkan melodi dengan teknik sliding. Tantangan pada etude no. 2
adalah memainkan lagu dengan rapi dalam tempo cepat dan mengeluarkan
efek marah pada tangan kiri berupa akord interval enam. Sedangkan di
tangan kanan memiliki kesulitan dimana memainkan repeated not di
tempat yang berpindah-pindah.
Etude no. 3 cenderung memiliki melodi yang tenang dan romantis.
Penulis menyukai bentuk pergantian suasana tiap bagian, dimana melodi
dimainkan ditempo lambat lalu menjadi bergerak dan kembali ke lambat
lagi. Kesulitan penulis adalah pergeseran ibu jari yang cepat pada tangan
kanan dan tidak ada not yang meleset.
Bagian A Birama 1-23 Tonalitas C mayor
Bagian B Birama 24-39 Tonalitas A minor
Bagian C Birama 41-60 Tonalitas C mayor