bab ii kajian pustaka -...

38
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori atau kajian pustaka dalam penelitian evaluasi program pendidikan inklusi ini dijabarkan dalam beberapa sub teori yaitu: 2.1.1 Manajemen Pendidikan 2.1.1.1 Definisi Manajemen Berbicara masalah manajemen tentu kita harus tahu terlebih dahulu apa itu manajemen. Banyak teori yang menjelaskan tentang manajemen yang dinyatakan oleh para pakar dengan teori yang berbeda-beda tetapi pada hakekatnya mempunyai tujan yang sama. Manajemen berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agere (melakukan). Kata tersebut bila digabung menjadi managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management (kata kerja), dan manager untuk orang yang melakukan. Bila diter- jemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi manajemen (pengelolaan). Manajemen menurut Parker (Stoner dan Freeman, 2000) dalam Husaini Usman (2014:6) adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things done throng people). Spare (2002) dalam Husaini Usman (2014:6) juga menyatakan bahwa mana-

Upload: lamliem

Post on 07-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

13

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian TeoriKajian teori atau kajian pustaka dalam penelitian

evaluasi program pendidikan inklusi ini dijabarkan dalam

beberapa sub teori yaitu:

2.1.1 Manajemen Pendidikan2.1.1.1 Definisi Manajemen

Berbicara masalah manajemen tentu kita harus tahu

terlebih dahulu apa itu manajemen. Banyak teori yang

menjelaskan tentang manajemen yang dinyatakan oleh

para pakar dengan teori yang berbeda-beda tetapi pada

hakekatnya mempunyai tujan yang sama.

Manajemen berasal dari bahasa Latin yaitu dari

kata manus yang berarti tangan dan agere (melakukan).

Kata tersebut bila digabung menjadi managere yang

artinya menangani. Managere diterjemahkan ke Bahasa

Inggris to manage (kata kerja), management (kata kerja),

dan manager untuk orang yang melakukan. Bila diter-

jemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi manajemen

(pengelolaan).

Manajemen menurut Parker (Stoner dan Freeman,

2000) dalam Husaini Usman (2014:6) adalah seni

melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of

getting things done throng people). Spare (2002) dalam

Husaini Usman (2014:6) juga menyatakan bahwa mana-

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

14

jemen adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan

langsung untuk penggunaan sumber daya organisasi

secara efesien dan efektif untuk mencapai maksud

lembaga/organisasi. Banyak definisi manajemen yang

telah diungkapkan tokoh-tokoh sesuai pendekatan dan

pandangannya masing-masing, seperti Barnard (1938),

Terry (1960), Gray ( 1982) dan lain-lain, tapi belum ada

yang memuaskan. Meskipun demikian, esensi manajemen

dapat dipandang, baik sebagai proses (fungsi) yang

meliputi POLC.

Manajemen dalam arti umum adalah perencana-

an, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya

organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan

efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen

sekolah/madarasah yang meliputi: perencanaan sekolah

/madarasa meliputi perencanaan program sekolah/

madarasah, pelaksanaan program sekolah/madarasah,

kepemimpinan kepala sekolah/madarasah, pegawai /eva-

luasi, dan sistem informasikan sekolah/ madarasah.

Robin and Coulter (2009), menyatakan bahwa

“management is universally needed in all organi zations”.

Manajemen diperlukan semua organisasi dan bersifat

universal. Manajemen bisa diterapkan pada: 1. semua

organisasi, kecil maupun besar, 2. Semua tipe organisasi,

financial dan non financial, 3. Semua tingkatan organi-

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

15

sasi, 4. Semua area organisasi (manufaktur, pemasaran,

SDM, dan lain-lain).

Fungsi manajemen menurut (Chung and Megginson

1981) adalah perencanaan, pengorganisasian, pengkoor-

dinasian, pengendalian. Tery (1986), perencanaan, peng-

organisasian, pelaksanaan, pengendalian. Robin and

Coulter (2009), perencanaan, pengorganisasian, kepemim-

pinan, pengendalian.

Kegiatan manajer secara deskriptif sebagai berikut:

1. Personal Activities, 2. Interactional Activities, 3. Adminis-

trative Activities, 4. Technical Activities. Manajemen dipan-

dang sebagai profesi, ilmu dan seni.

Manajemen adalah koordinasi dan pengawasan

terhadap pekerjaan orang lain, sehingga tujuan pekerjaan

betul-betul tercapai efektif dan efisien(Stephen P Robbins,

May Coulter, 2009). Dengan manajemen berarti program

atau pekerjan yang telah ditetapkan bisa dikontrol

sehingga hasilnya akan lebih baik bila dibandingkan

dengan lembaga yang tidak menerapkan manajemen.

Manajemen dapat didefinisikan sebagai “proses

perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, kepe

mimpinan, dan pengontrolan untuk optimalisasi peng-

gunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas

dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan

efisien”. Manajemen merupakan suatu proses dalam

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

16

rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui

orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.

Ricky W. Griffin dalam George dan Jones

mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses peren-

canaan (planning), pengorganisasian (organizing), peng-

arahan (leading), dan pengontrolan (controlling) sumber

daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan

perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang

ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai

dengan jadwal (NUGRAHA, WIDARMA,2015).

Dari penjelasan definisi tentang manajemen para

ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen yaitu

suatu kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan dan mengawasi dalam mengelola sumber

daya yang berupa manusia, uang, material, cara, waktu

dan informasi untuk mencapai tujuan yang efektif dan

efisien.

Telah disebutkan bahwa manajemen bisa dilaku-

kan dimana saja (organisasi) baik dalam lingkup kecil

maupun lingkup besar.Tidak ketinggalan juga di lem-

baga pendidikan (sekolah) juga butuh yang namanya

manajemen. Manajemen yang dilaksanakan dalam dunia

pendidikan disebut manajemen pendidikan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

17

2.1.1.2 Definisi PendidikanDisebutkan dalam UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1

bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujud

kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengen-

dalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Menurut M.J. Langeveld (Husaini Usman, 2014:13)

“pendidikan adalah memanusiakan manusia”. Menurut Ki

Hajar Dewantara (Husaini Usman, 2014:13) bahwa

pendidikan yaitu terutama di dalam hidup tumbuhnya

anak-anak. Selanjutnya menurut Ki Hajar Dewantara,

”Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan

bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter),

pikiran (intellect) dan tubuh anak. Pendidikan merupakan

upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum

dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha

menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidup-

nya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab

secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penen-

tuan diri, susila dan tanggung jawab.

Menurut John Dewey,”Education is all one with

growing; it has no end beyond itself”. Pendidikan adalah

segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pen-

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

18

didikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya.

Hal ini menunjukkan bahwa manusia dalam belajar itu

tidak ada batasnya. Jadi pendidikan itu dibutuhkan

sampai kapanpun selagi manusia masih hidup masih

butuh pendidikan (long life education).

Carter V. Good Pendidikan adalah proses

perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap

dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses

sosial diri seseorang bisa dipengaruhi oleh sesuatu ling-

kungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga

ia dapat mencapai kecakapan sosial dan ketrampilan yang

berguna untuk bergaul dengan ling- kungan (teman-

temannya).

Dari beberapa penjelasan baik dalan UU Sisdiknas

maupun pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan

secara sadar dan terprogram guna mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar para siswa mampu

meningkatkan bakat dalam dirinya untuk memiliki kekua

tan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepri badian,

kecerdasan, aklak mulia, serta ketrampilan yang diperlu-

kan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Agar bisa

terwujud pemerintah telah menyediakan pendidikan yang

dikelompokkan dalam tiga katagori yaitu pendidikan

dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi

(universitas). Karena pendidikan adalah salah satu alat

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

19

yang tepat untuk mewujudkan agar peserta didik bisa

berkembang sesuai tingkat perkembangannya.

Tujuan Pendidikan dalam (UU Sisdiknas Pasal 3)

menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, krea-

tif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Tujuan Pendidikan menurut Langeveld, pendewa-

saan diri, dengan ciri-cirinya yaitu: kematangan berpikir,

kematangan emosional, memiliki harga diri, sikap dan

tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan

pengevaluasian diri. Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu

dapat ditandai dengan adanya kemapuan berdiri sendiri

dan tidak tergantung pada orang lain sehingga berusaha

mencari sesuatu tanpa melihat orang lain.

Dengan kata lain tujuan pendidikan secara umum

adalah menjadikan seseorang yang berkualitas dan

berkarakter sehingga mempunyai pandangan lebih luas

kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang di harap-

kan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di

dalam berbagai lingkungan. Sebab dengan pendidikan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

20

bisa memotivasi diri kita untuk menjadi lebih baik dalam

segala aspek kehidupan.

2.1.1.3 Manajemen PendidikanSuatu sekolah bisa berjalan dengan baik bila dalam

pelaksanaannya dikelola oleh pimpinan yang tahu tentang

manajemen pendidikan. Karena dengan pengelolaan yang

baik segala sesuatu yang timbul dari sekolah tersebut

akan cepat dideteksi akar permasalahannya. Menurut

Rohiat (2008:15) seorang kepala sekolah yang tidak

mempelajari teori manajemen dalam mengelola sekolah-

nya tidak akan dapat mencapai tujuan secara efektif,

karena apa yang diusahakn dalam mencapai tujuan

harus berpijak pada perilaku yang sistematis dan

berhubungan dengan konsep, asumsi maupun teori

manajemen.

Pentingnya manajemen perlu dipahami dan diprak-

tekan oleh personil sekolah dalam memberdayakan

potensi yang ada di sekolah. Terlebih kepala sekolah

sebagai pimpinan di sekolah yang membuat kebijakan

atau keputusan di sekolah, kepemimpinan tidak akan

berhasil tanpa manajemen yang baik, oleh sebab itu

antara prilaku kepemimpinan dan perilaku manajemen

harus bersinergi agar organisasi berkembang dan tujuan

dicapai dengan optimal.

Banyak tokoh yang menyatakan teori mengenai

manajemen pendidikan ada beberapa definisi, tetapi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

21

dengan versi yang berbeda-beda dan mempunyai maksud

dan tujauan yang hampir sama. Adapun teori maupun

pengertian mengenai manajemen diantaranya seperti

penjelasan berikut ini.

Manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu

mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan

proses dan hasil belajar peserta didik secara aktif, kreatif,

inovatif, dan menyenangkan dalam mengembangkan po-

tensi dirinya (Husaini Usman 2014:13). Sharma (Husaini

Usman, 2014:14) mendefinisikan ”Educational mana-

gement is a field of study and practice concern with the

operational of educational organization”. Maksudnya

manajemen pendidikan adalah suatu bidang studi dan

praktik yang menaruh perhatian pada pelaksanaan

organisasi pendidikan.

Demi terlaksananya layanan pendidikan yang

bermutu bagi siswa dalam konteks MBS maka diperlukan

manajemen dalam pendidikan, sebagai suatu proses

manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan

mendayagunakan segala sumber daya secara efektif dan

efisien dalam mencapai tujuan. Manajemen pendidikan

ditujukan untuk mengelola sesuatu yang dikembangkan

dalam sistem pendidikan meliputi peserta didik, tenaga

kependidikan, kurikulum, sarana prasarana, keuangan,

kemitraan dengan masyarakat, serta bimbingan dan

pelayananan khusus (Engkoswara & Komariah, 2010:88).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

22

2.1.1.4 Manajemen KurikulumKurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan yang mencakup tujuan, isi dan bahan penga-

jaran serta metoda yang digunakan sebagai bahan

pengajaran yang akan diselenggarakan dalam sebuah

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pen-

didikan tertentu.

Sama halnya dengan manajemen menurut pendapat

Rusman (2009:3) manajemen kurikulum adalah sebagai

suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,

komprehensif, dan sistemik dalam rangka mewujudkan

ketercapaian tujuan kurikulum. Lunenberg & Orstein

(2000:44-445) menyebutkan bahwa pengembangan kuri-

kulum terdiri dari tiga proses yaitu perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Kemudian dijelas-

kan secara lebih rinci melalui model manajerial dari

Saylor bahwa proses mengelola kurikulum diawali dengan

mengidentifikasi kekuatan-kekuatan eksternal dan dasar-

dasar kurikulum yang mempengaruhi tujuan dan sasaran

kurikulum untuk diwujudkan dalam desain kurikulum,

implementasi, dan evaluasi kurikulum. Manajemen kuri-

kulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan

kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan

sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kuriku-

lum yang sudah dirumuskan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

23

2.1.1.5 Manajemen KesiswaanPengertian Manajemen Kesiswaan

Manajemen Kesiswaan merupakan proses peng-

urusan segala hal berhubungan dengan peserta didik,

meliputi pembinaan sekolah baik dari penerimaan siswa,

pembinaan siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa

menamatkan pendidikannya mulai penciptaan suasana

yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar

mengajar yang efektif dan efisien.

Mulyono mengemukakan bahwa manajemen

kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang di renca-

nakan dan di usahakan secara sengaja serta pembinaan

secara kontinyu terhadap seluruh siswa (dalam lembaga

pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti

proses PBM secara efektif dan efisien.

Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses

kegiatan yang direncanakan dan disengaja maupun

pembinaan kontinyu terhadap seluruh peserta didik

(dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar

dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif

dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga

keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.

Dari beberapa pengertian di atas menjelaskan

bahwa manajemen kesiswaan adalah sebagai proses

segala hal pengurusan yang berkaitan dengan siswa mulai

dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

24

didik dari suatu sekolah. W.Manja, Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Malang: Elang Mas, 2007:35)

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pen-

didikan, (Jogjakarta: AR-Ruzz Media Groups, 2008:78).

Tujuan manajemen kesiswaan secara umum adalah

untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang

kesiswaan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah bisa

terlaksana secara tertib, teratur, lancar, serta dapat

mencapai tujuan pendidikan sekolah

2.1.1.6 Manajemen PendidikPendidik dan tenaga kependidikan disebut juga

personel, pegawai atau karyawan. Hal tersebut menun-

jukkan bahwa kesemuanya mempunyai maksud sama,

sehingga kata itu bisa digunakan dalam istilah-istilah

secara bergantian.

a. Pendidik

Menurut UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2,

pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembela

jaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembim-

bingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pen-

didik pada perguruan tinggi.

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir yang dikemukan

oleh Sulistiyorini di dalam bukunya, pendidik dalam

Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

25

terhadap perkembangan anak didik dengan

mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak

didik, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun

potensi psikomotorik.

b. Tenaga kependidikan

Tenaga kependidikan adalah tenaga atau personil

yang andil dalam organisasi atau lembaga pendidikan

yang memiliki wawasan pendidikan (memahami falsa

fah dan ilmu pendidikan), dan melakukan kegiatan

pelaksanaan pendidikan (mikro atau makro) atau

penyelenggaraan pendidikan.

Menurut Hasbulloh, yang dimaksud personel

adalah orang-orang yang melaksanakan sesuatu tugas

untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam kon-

teks lembaga pendidikan atau sekolah dibatasi dengan

sebutan pegawai.

c. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan

merupakan kegiatan yang mencakup penetapan norma,

standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penata-

laksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga

kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas

dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen

personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan

tenaga kependidikan secara efektif dan efisien agar

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

26

tercapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi

yang menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman

perlakuan dan kepastian hukum bagi tenaga kepen-

didikan sekolah dasar dalam melaksanakan tugas dan

fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.1.7 Manajemen Sarana PrasaranaSejalan dengan kebijakan pemerintah yang mem-

berikan kewenangan penuh kepada pihak sekolah

/perguruan tinggi selaku industri jasa untuk menye-

lenggarakan layanan pendidikan secara transparan dan

akuntable. Oleh karena itu, seluruh proses pengadaan

serta mengoptimalkan penyediaan, pendayagunaan, pera-

watan dan pengendalian sarana dan prasarana pen-

didikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan,

diperlukan penyesuaian manajemen sarana dan pra-

srana. Lembaga dituntut memiliki kemandirian untuk

mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga

(sekolah) menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri

serta berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi warga

sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan

perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku.

Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan mutu

pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan,

khususnya pada pendidikan dasar dan menengah.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

27

Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut,

pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No 19 Tahun

2005 tetang Standar Nasional Pendidikan yang menyang-

kut standar sarana dan prasarana pendidikan secara

nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan

bahwa; Pertama, setiap satuan pendidikan wajib memiliki

sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan,

media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,

bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diper-

lukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan. Kedua, setiap satuan pen-

didikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,

ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang

pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,

ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah

raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi,

dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang

proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan

(Depdiknas, 2007). Adapun dasar manajemen sarana dan

prasarana pada pendidikan sebagai berikut: 1. UU No

20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB IX

Pasal 35 memuat tentang Standar Nasional Pendidikan

(SNP). 2. PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendi-

dikan termasuk BAB VII tentang Standar Sarana dan

Prasarana. 3. Permendiknas. Nomor 24 tahun 2007

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

28

tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/ MTs), dan Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). 4. Permen-

diknas Nomor 33 tahun 2008 tentang standar sarana dan

prasarana untuk sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah

menengah pertama luar biasa (SMPLB), dan sekolah

menengah atas luar biasa (SMALB).

Manajemen sarana dan prasaran yang berlaku pada

pendidikan tinggi hampir sama dengan proses manajemen

sarana dan prasarana pendidikan pada persekolah dari

tingkat dasar sampai tingkat menengah atas. Berdasar-

kan buku yang dikeluarkan oleh Depdiknas tentang

Penjaminan Mutu yang di dalamnya terdapat Buku V

tentang Prasarana dan Sarana pada Pendidikan Tinggi,

disebutkan ada proses yang dinamakan dengan meka-

nisme penetapan standar prasarana dan sarana,

pemenuhan standar prasarana dan sarana serta pengen-

dalian standar prasarana-sarana (Dwiantara, Lukas, and

Rumsari Hadi Sumarto."Manajemen Logistik).

2.1.2 Evaluasi ProgramAda beberapa pendapat tentang evaluasi program

antar lain: Menurut Ralph Tyler (Tayibnapis 2008:5)

“Evaluasi program adalah proses untuk mengetahui

apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan”.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

29

Definisi lain dari Cronbach dan Stufflebeam (Arikunto dan

Jabar, 2014:5) bahwa evaluasi program adalah upaya

menyediakan informasi untuk disampaikan kepada

pengambil keputusan. Lain halnya, Evaluasi program

menurut Sukardi (2014:3) merupakan evaluasi yang

berkaitan erat dengan suatu program atau kegiatan

pendidikan, ter- masuk diantaranya tentang kurikulum,

sumber daya manusia, penyelengaraan program, proyek

penelitian dalam suatu lembaga. Sedangkan Spaulding

dalam Sukardi, “Program evaluation is conducted for

decision making porpuse”. Artinya evaluasi program

dilakukan untuk tujuan pengambilan keputusan.

Sementara itu menurut David dan Hawthorn

(Sukardi, 2014:3) evaluasi dipandang :”… as a structured

proces that creates and synthesizes information intended to

reduce uncertainty for steakholders about given program or

policy” artinya evaluasi program sebagai proses terstruk-

tur yang menciptakan dan menyatukan informasi

bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian para pe-

mangku kepentingan tentang program dan kebijakan yang

ditentukan.

Patton (2009:53) menyatakan bahwa evaluasi

program artinya mengukur pencapain suatu tujuan,

berdasarkan perangkat yang dibuat sebelumnya secara

hati-hati dari tujuan yang dapat diukur. Jadi evaluasi

program menurut Patton adalah suatu alat yang diguna-

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

30

kan untuk mengukur tujuan yang telah ditetapkan

apakah berhasil atau tidak tujuan yang kita laksanakan.

Pada intinya evaluasi adalah proses menyatukan

informasi untuk mengambil keputusan atau kebijakan

dan mengukur tujuan (Stufflebean, Ralph Tyler,

Cronbach, Sukardi, Spaulding, David dan Hawthorn).

Persamaannya terletak pada tujuan pengambilan kepu-

tusan sedangkan perbedaannya pada pendapat Patton

yaitu lebih spesifik karena pencapaian tujuan berdasar-

kan perangkat yang dibuat sebelumnya.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat

disimpulan bahwa evaluasi program adalah merupakan

proses secara terstruktur untuk menyampaikan informasi

dalam rangka mengukur suatu tujuan kemudian

disampaikan kepada pengambil keputusan. Atas dasar

teori-teori dan kesimpulan maka pada penelitian ini

mempunyai alasan dilaksanakannya evaluasi program

adalah untuk mengukur evektifitas dan pelaksanaan

program yang akan diteliti.

2.1.2.1 Tujuan Evaluasi ProgramSuatu kegiatan dievaluasi untuk mengetahui sejauh

mana pelaksanaan program yang telah direncanakan

tercapai. Semua kegiatan tentunya mempunyai tujuan

yang ingin dicapai, begitu juga dengan evaluasi. Arikunto

dan Jabar (2014:18) mendefinisikan bahwa evaluasi

program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

31

program dengan langkah mengetahui keterlaksaan kegia-

tan program yang telah ditentukan, karena evaluator

ingin mengetahui bagian mana dari komponen dan sub

komponen program yang belum terlaksana.

Menurut Worten dkk (Tayibnapis, 2008:3) evaluasi

program bertujuan: a. membuat kebijakan dan keputus-

an; b. menilai hasil yang dicapai para pelajar; c. menilai

kurikulum; d. memberi kepercayaan kepada sekolah; e.

memonitor dana; f. memperbaiki materi dan program.

Dari beberapa komponen tersebut antara komponen satu

dengan komponen lainnya saling berkaitan. Setelah

adanya evalusai program tujuannya untuk mengetahui

hasil yang sudah dicapai dan memperbaiki kekurangan

atau tujuan yang belum tercapai.

Secara lebih rinci tujuan evaluasi program menurut

Sukmadinata (2010:121) adalah:

a) membantu perencanaan untuk melaksana kan program;b) membantu dalam penentuan keputusan, penyempurnaan

atau perubahan program;c) membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau

penghentian program;d) menentukan fakta-fakta dukungan dan penolakan terhadap

program;e) memberikan sumbangan dalam pemahaman proses

psikologis, social, politik, dalam pelaksanaan program sertafaktor yang mempengaruhi program.

Secara umum evaluasi program adalah untuk

mengetahui keterlaksaan program, memperbaiki dan dila

kukannya penyempurnaan program (Worten dan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

32

Sukmadinata Arikunto dan Jabar). Persamaanya dari

pendapat tokoh di atas adalah untuk mengetahui keter-

laksanaan program yang sudah dilakukan.

Dari uraian di atas bisa disimpulkan sebagai

berikut: evaluasi program adalah suatu kegiatan untuk

mengetahui keberhasilan program dan kelemahanya yang

selanjutnya dapat diadakan tindakan demi kesempurnaan

pelaksanaan sebuah program untuk menentukan kebija-

kan atau keputusan.

2.1.2.2 Manfaat EvaluasiSukmadinata (2010:127) menyatakan bahwa kre-

teria atau standar yang digunakan dalam evaluasi

program adalah apakah hasil evaluasi dapat digunakan

untuk menentukan kebijkan secara tepat atau tidak.

Pengguna hasil evaluasi dapat bertahap, dari penentu

kebijakan tertinggi sampai terendah. Disisi lain Sukardi

(2014:10) mengatakan bahwa evaluasi program mem-

punyai empat manfaat sebagai berikut:

a) melihat secara kotinu dan terus menerus suatuprogram atau proyewk jika dileng kapi denganfungsi monitor; b) mengontrol agar program tetapberada dalam koridor mutu dan memilikikewenangan untuk mengendaklikan dalam tingkatpenja minan layanan atau servis baik pada parapengguna maupun pemangku kepen tingan; c)sebagai umpan balik terhadap prosespenyelenggaraan lembaga; d) mengevaluasi semuakomponen dalam kinerja program.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

33

Inti pendapat dari Sukmadinata dan Sukardi man-

faat evaluasi untuk menentukan kebijakan secara tepat

dilengkapi fungsi monitor. Dari penjelasan kedua tokoh

tesebut dapat disimpulkan bahwa manfaat evaluasi

program adalah untuk mengontrol, mengevaluasi kinerja,

umpan balik (feed back)yang berguna sebagai penjamin

layanan dan mengambil kebijakan di suatu organisasi

/lembaga.

2.1.2.3 Model Evaluasi Context, input, Process danProduct (CIPP)

Penelitian evaluasi program pendidikan inklusi di

SD Negeri 1Panimbo menggunakan model evaluasi

Context, Input, Process, dan Product (CIPP). Adapun

pengertian model evaluasi adalah desain evaluasi yang

dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi yang

biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau

tahap pembuatannya (Tayibnapis, 2008:13)

Stufflebeam (Sukmadinata, 2010:127) mengembang

kan model evaluasi pendidikan yang bersifat kompre

hensif mencakup konteks (context), masukan (input),

proses (process) dan hasil (product) yang disingkat men-

jadi CIPP.

1. Context evaluation: evaluasi terhadap konteks

2. Input evaluation: evaluasi terhadap input

3. Process evaluation: evaluasi terhadap proses

4. Product evaluation: evaluasi terhadap hasil

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

34

Stufflebeam (Wirawan, 2011:92) menjelaskan

model evaluasi CIPP merupakan kerangka komprehensif

untuk mengarahkan pelaksanaan evaluatif dan evaluasi

sumatif terhadap objek program, proyek, personalia,

hasil, institusi, dan sistem. Model evaluasi ini dikonfi

gurasi untuk dipakai oleh evaluator internal yang

dilakukan oleh organisasi evaluator, evaluasi diri yang

dilakukan oleh tim proyek atau penyedia layanan

individual yang dikontrak atau evaluator eksternal. Jenis

evaluasi ini digunakan secara luas di seluruh dunia dan

dipakai untuk mengevaluasi berbagai disiplin dan

layanan misalnya pendidikan, perumahan, transformasi,

pengembangan masyarakat, dan sistem evaluasi perso-

nalia militer. Model CIPP dapat diuraikan pada gambar

2.1

Sumber wirawan (2011:93)

Gambar 2.1 Model CIPP

Context Evaluation

Berupaya untukmencari jawabanatas pertanyaan:apa yang perludilakukan

Waktu:pelaksanaansebelumprogramditerima

Keputusan:perencanaanprogram

Input Evaluation

Berupayamencari jawabanatas pertanyaan:apa yang harusdilakukan

Waktu:pelaksanaansebelumprogram dimulai

Keputusan:perstrukturanprogram

Process Evaluation

Berupayamencari jawabanatas pertanyaan:apakah sedang didilakukan?

Waktu:pelaksanaanketika programdilaksanakan

Keputusan:pelaksanaan

Product Evaluation

Berupayamencari jawabanatas pertanyaan:apakah programsukses?

Waktu:pelaksanaanketika programselesai

Keputusan:resikel ya atautidak program

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

35

Evaluasi kontek menurut Daniel Stufflebeam adalah

untuk menjawab pertanyaan apa yang akan dilakukan?

(What, needs, to be done?). Evaluasi ini mengidentifikasi

dan menilai kebutuhan-kebutuhan yang mendasari

disusunnya suatu program.

Evaluasi masukan untuk mencari jawaban atas

pertanyaan: Apa yang harus dilakukan? (What should be

done?) evaluasi ini mengidentifikasi dari problem, asset,

dan peluang untuk membantu para pengambil keputusan

mendefinisikan tujuan, prioritas-prioritas, dan membantu

kelompok-kelompok lebih luas pemakai untuk menilai

tujuan, prioritas, dan manfaat-manfaat dari program,

menilai pendekatan alternative, rencana tindakan, ren-

cana staf dan anggaran untuk fleksibilitas dan potensi

cost efektiviness untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan

yang ditargetkan. Para pengambil kebutuhan memakai

evaluasi masukan dalam memilih diantara rencana-

rencana yang ada, menyusun proposal pendanaan,

alokasi sumber-sumber, menempatkan staf, mensekedul

pekerjaan, menilai rencana-rencana aktifitas dan pengang

garan.

Evaluasi proses berusaha mencari jawaban atas

pertanyaan: Apakah program sedang dilaksanakan? (Is

this being done?). Evaluasi ini berupaya mengakses

pelaksanaan dari rencana untuk membantu staf program

melaksanakan aktifitas dan kemudian membantu

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

36

kelompok pemakai yang lebih luas menilai program dan

menginterprestasikan manfaat.

Evaluasi produk diarahkan untuk mencari jawaban

pertanyaan: Apakah program sukses?(Did it succed?).

Evaluasi ini berupaya mengidentifikasi dan mengakses

keluaran dan manfaat, baik yang direncanakanatau yang

tidak terencana, jangka pendek maupun jangka panjang.

Tujuannya membantu staf menjaga upaya memfokuskan

pada pencapaian manfaat yang penting dan akhirnya

untuk membantu kelompok-kelompok pemakai lebih luas

mengukur kesuksesan upaya dalam mencapai kebutuh-

an-kebutuhan yang ditargetkan.

Teori ini digunakan untuk meneliti program pen-

didikan inklusi di SD Negeri 1 Panimbo dengan alasan

bahwa peneliti merasa cocok dengan model evaluasi

tersebut. Dalam model ini peneliti harus menganalisa

kebutuhan atau konteks, yaitu membuat rencana

program, melaksanakan program dan terakhir dapat

melihat out put dari program yang sudah terlaksana.

Karena dengan menganalisa kebutuhan, merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi (out put) program yang

telah dibuat kita bisa mengetahui apakah program

tersebut efektif atau tidak.

2.1.2.4 Desain Evaluasi ProgramDesain merupakan bentuk kegiatan mengenai

bagaimana mengumpulkan informasi yang komplit

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

37

sehingga hasil program yang dievaluasi dapat dipakai

untuk menilai manfaat dan besarnya program apakah

akan diperlukan atau tidak (Tayibnapis, 2008:64),

sedangkan menurut Sukardi (2014:63) desain secara

umum merupakan komponen evaluasi program yang

mendiskripsikan rencana evaluasi baik dalam kegiatan

evaluasi maupun penelitian.Secara ontology desain program dapat diartikan menjadidua macam, yaitu arti secara umum dan spesifik atausempit. Desain evaluasi program secara umum adalahsemua proses, termasuk didalamnya persiapan,pelaksanaan, dan penulisan laporan yang dilakukan olehpeneliti untuk memecahkan permasalahan dalampenelitian. Desain secara spesifik dapat diartikan sebagaipenggambaran secara jelas tentang pemaparan permasalahan (Sukardi 2014:64)

Desain bisa dikatakan suatu cara bagaimana

menjabarkan secara rinci unsur-unsur program yang

akan dievaluasi. Untuk pelaksanaan evaluasi instrmen

perlu dipersiapkan sebagai alat pengukuran suatu

program sehingga dapat terlaksana dengan baik atau

tidak mengalami kesulitan.

Tayibnapis (2008:37) mengatakan evaluasi sumatif

dilakukan pada akhir program untuk memberikan

infomasi kepada konsumen yang potensial tentang

manfaat atau kegunaan program. Sedangkan Sukma

dinata (2010:122) mendefinisikan evaluasi sumatif yang

diarahkan bagaimana cara mengevaluasi hasil, untuk

menilai apakah program cukup efektif dan efesien atau

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

38

belum, atas dasar evaluasi tersebut apakah pogram

dilanjutkan atau dihentikan.

Selain menggunakan model CIPP peneliti juga

menggunakan desain program evaluasi sumatif. Desain

ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui keefektif-

an program yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Panimbo

sebagai sekolah pelaksana inklusi.

2.1.2.5 Evaluasi Program Pendidikan InklusiEvaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,

penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap

berbagai komponen pendidikan pada tiap jenjang, jalur,

dan pendidikan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan

pendidikan sesuai UU No. 20 tahu 2003. Berkaitan

dengan UU tersebut maka penting diadakan evaluasi

program karena dapat dilihat keterlaksanaannya program

sebagai wujud kinerja sekolah (kepala sekolah).

Dalam pelaksanaan evaluasi ini tidak hanya cukup

dari sekolah saja tetapi pemerintah pusat dan daerah juga

melakukan evaluasi terhadap pengelolaan, satuan, jalur,

jenjang dan jenis pendidikan. Evaluasi tersebut bertujuan

dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara

nasional sebagi bentuk akuntabilitas penyelenggaraan

pendidikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.

Secara umum evaluasi program pendidikan inklusi

menyajikan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan inklusi

di sekolah. Evaluasi program berkaitan erat dengan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

39

kinerja kepala sekolah dan penilaian sekolah. Dengan

adanya penilaian sekolah akan diketahui apakah program

tersebut layak dalam satuan pendidikan berdasarkan

kreteria yang ditetapkan. Penilaian kinerja kepala sekolah

digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan program

yang telah dibuat sebelumnya. Orang-orang yang terlibat

dalam penelitian ini semua tenaga pendidik dan

kependidikan sekolah serta stakeholder yang terdiri dari,

komite sekolah, wali murid dan tokoh masyarakat setem-

pat yang mendukung pelaksanaan program.

2.1.3 ProgramProgram adalah suatu rencana yang sudah dipikir-

kan sebelumnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Arikunto dan Jabar (2014:4) program didefinisi-

kan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang

merupakan realisasi atau implementasi dari suatu

kebijakan, berlangsung dalam proses yang terus menerus,

dan terjadi pada organisasi yang melibatkan sekelompok

orang. Sedangkan Sukardi (2014:4) program merupakan

salah satu hasil kebijakan yang penempatannya melalui

proses panjang dan disepakati oleh para pengelolanya

untuk dilaksanakan baik oleh sivitas akademika maupun

tenaga administrasi institusi. Program menurut Sa’ud dan

Makmum (2009:182) program menyangkut persiapan

rencana-rencana yang sepesifik disertai prosedur-pro

sedur untuk diterapkan oleh suatu lembaga.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

40

Inti dari program menurut Arikunto dan Jabar,

Sukardi, Sa’ud dan Makmum adalah suatu unit yang

merupakan implementasi kebijakan melalui proses pan-

jang dan disepakati bersama. Persamaan dari teori para

tokoh terdapat pada keterlibatan organisasi atau lembaga

dalam pelaksanaannya. Perbedaanya menurut Sa’ud dan

Makmum lebih rinci karena ada persiapan rencana-

rencana yang spesifik disertai prosedur-prosedur pene-

rapannya. Pendapat dari ketiga tokoh tersebut bisa

disimpulkan bahwa program adalah rencana-rencana

yang disusun secara spesifik untuk disepakati suatu orga

nisasi selanjutnya untuk dilaksanakan dan diterapkan

baik dalam pendidikan maupun tenaga administrasi.

2.1.4 Program Pendidikan InklusiUntuk pembelajaran bagi anak berkebutuhan

khusus (ABK) di sekolah inklusi agar dapat berjalan

dengan baik perlu adanya program. Program tersebut

perlu disusun, dilaksanakan dan dievaluasi secara ber-

kala serta sistematis. Pembuatan program bagi ABK perlu

disesuaikan dengan kemampuan individu mereka.

Maksudnya, seorang pendidik harus tahu kebutuhan

yang apa diperlukan agar dapat membantu mereka untuk

mandiri. Patton (Delphie, 2009:69). Program layanan

pendidikan inklusi melaui beberapa tahapan-tahapan

antara lain: a. Pelaksanaan deteksi diri; b. penentuan

sasaran dan tujuan; c. penentuan metode yang tepat; d.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

41

penyiapan peralatan; e. penentuan kegiatan yang sejalan;

f. evaluasi seluruh hasil kerja.

Lebih jelasnya mengenai layanan bagi anak ber-

kebutuhan khusus Delphie (2009:70) menyatakan bahwa

“layanan pendidikan anak berkebutuahan khusus perlu

ada modifikasi yang sesuai dengan kebutuhan antara lain

kurikulum, lingkungan fisik sekolah, proses hubungan

sosial di kelas, media mengajar, sistem evaluasi, dan

struktur administrasi”.

Intinya dari pendapat Delphie dan Patton mengenai

program pendidikan inklusi yaitu proses pemograman

berdasarkan kemampuan-kemampuan individu. Ada per-

bedaan pendapat dari kedua tokoh tersebut antara lain

yaitu menurut Delphie memandang program pendidikan

inklusi membutuhkan program yang lebih luas lagi

sedang menurut Patton program pendidikan inklusi mem-

butuhkan pendidik yang mempunyai pemikiran khusus

agar dapat membantu mereka untuk mandiri.

Dari penjelasan dua tokoh di atas dapat disimpul-

kan bahwa program layanan bagi anak berkebutuhan

khusus harus disusun, dilaksanakan, dievaluasi secara

berkala atau sistematis dan pemogramannya harus

ditinjau secara khusus serta bertahap. Disamping itu

perlu juga adanya modifikasi. Modifikasi yang dilakukan

ini contohnya bisa modifikasi kurikulum sekolah, modifi-

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

42

kasi rencana pembelajaran (RPP) yang dibuat guru-guru

untuk kepentingan anak ABK di sekolah.

2.1.5 EvaluasiSecara umum evaluasi adalah kegiatan yang

berhubungan dengan penilaian dalam pembelajaran di

sekolah atau tes. Namun evaluasi dalam kaitannya

dengan penelitian disini adalah suatu kegiatan yang

memberi gambaran mengenai terlaksananya suatu pro-

gram. Menurut Sukardi (2014:2) evaluasi merupakan

suatu proses mencari data atau informasi tentang suatu

objek yang dilaksanan untuk tujuan pengambilan kepu-

tusan terhadap objek atau subjek tersebut.

Ralph Tyler (Tayibnapis, 2008:3) mengidentifi-

kasikan evaluasi adalah proses yang menentukan sejauh

mana tujuan pendidikan dapat tercapai. Selanjutnya

Arikunto dan Jabar (2014:2) mengatakan bahwa evaluasi

merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi

tentang bekerja sesuatu tempat, yang selanjutnya

informasi tersebut digunakan untuk menentukan alter-

natif yang tepat dalam mengambil keputusan.

Stufflebeam (Suparman 2012:301) menyatakan

bahwa ”Evaluation is a systematic investigation of same

object’s value”. Evaluasi adalah suatu investasi, pene-

litian, penyelidikan, atau pemeriksaan yang sistematik

terhadap nilai suatu objek. Pengertian lain mangenai

evaluasi seperti yang diungkapkan Vedung (dalam

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

43

Sukardi 2014:7) “Evaluation is the proses of determining

worth, menit, value of the things”. Evaluasi adalah proses

untuk menentukan harga, citra, dan nilai sesuatu. Worth

dan Merit dapat diartikan nilai atau harga, tetapi memiliki

makna yang berbeda. Suatu program dievaluasi karena

akan ditunjukkan harga, citra dan nilainya.

Inti dari pendapat para tokoh di atas mengenai

evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mencari informasi

digunakan untuk memvalidkan data sebagai suatu

keputusan. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam

pengertian evaluasi yaitu sama-sama untuk mengambil

suatu keputusan. Berdasarkan pendapat dari para tokoh

dapat ditarik kesimpulan yakni evaluasi merupakan

suatu kegiatan secara sitematis dengan maksud untuk

mengumpulkan informasi kemudian dijadikan suatu

keputusan terhadap suatu objek.

2.2 Penelitian yang RelevanPenelitian terdahulu yang memiliki kesamaan

dengan yang peneliti lakukan yakni: penelitian oleh David

Jonah Sowalsky Kievel: “Program Evaluation Of An

Inclusion Program At An Overnight Summer Camp” (2013)

hasil penelitian disimpulkan bahwa rencana evaluasi

sudah layak, evaluasi berguna untuk siswa dan

stakeholder, dan diadakan pengembangan lanjutan

dengan implementasinya karena dianggap sudah ber

hasil dilaksanakan, dan ada respon positif dari siswa dan

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

44

pemangku kepentingan. Hasil penelitian bahwa evaluasi

dan hasilnya sudah jelas, praktis, berguna, dan cocok

untuk program tersebut.

Penelitian tersebut ada kaitannya dengan yang

peneliti lakukan yaitu perlu adanya kelanjutan program

dengan bekerjasama pada pihak-pihak terkait (peme

rintah, GPK, psikolog, dan stakeholder) agar program

pendidikan inklusi di SD Negeri 1 Panimbo bisa terlak-

sana dengan baik dan hasilnya maksimal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lipsky,

Dorothy Kerzner, Gartner, Alan dengan judul: ”The

Evaluatin of InclusiveEducational Programs” (1995) dengan

hasil penelitian dan evaluasi pada sekolah inklusi

menunjukkan kecenderungan yang kuat adanya pening-

katan hasil belajar siswa (akademis, perilaku, dan sosial)

baik bagi mahasiswa program pendidikan khusus dan

mahasiswa pendidikan umum. Kunci keberhasilan

program pendidikan inklusi meliputi: kepemimpinan yang

visioner, kolaborasi, pengunaan penilaian, dukungan

tenaga staf, pendanaan mencukupi, orang tua, dan

keterlibatan keluarga serta orang tua yang efektif.

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui

bahwa kunci keberhasilan program pendidikan inklusi

yaitu dengan adanya kolaborasi dari pihak lain.

Perbedaannya penelitian Lipsky, Dorothy Kerzner,

Gartner, Alan terletak pada kegunaan program

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

45

pendidikan inklusi; status pendidikan khusus; dan efek

inklusi pada mahasiswa program pendidikan khusus

maupun pendidikan umum. Sedangkan peneliti hanya

mengevaluasi program pendidikan inklusi di sekolah

dasar bagi perkembangan akademik maupun sosial.

Antara penelitian yang dilakukan oleh David Jonah

Sowalsky Kieval ada kesamaan dengan peneliti.

Kesamaannya itu terletak pada sama-sama meneliti

evaluasi program inklusi. Hasil penelitian dari David

Jonah Sowalsky Kievel evaluasi program sudah layak

diimplementasikan kembali karena berhasil dan

mendapat umpan balik. Perbedaan pada penelitian ini

terletak pada evaluasi program di sekolah sedangkan

penelitian David Jonah Sowalsky Kieval pelaksanaan

evaluasi program di luar sekolah.

Gusti Nono Haryono, Uray Husna Asmara,“Studi

Evaluasi program pendidikan inklusif bagi Anak

Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Kabupaten

Pontianak” (2013) penelitian tersebut menyatakan hasil

temuan komponen konteks menunjukkan bahwa landa-

san hukum penyelenggaraan pendidikan inklusif secara

jelas belum tertuang dan ditemukan dalam UU Sistem

Pendidikan Negara kita. Hasil temuan komponen input

menunjukkan input ABK yang bersekolah jumlahnya

cukup besar dibanding populasi seluruh siswa yang ada.

Hasil temuan komponen proses menunjukkan kegiatan

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

46

perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran untuk

setiap aspek dinilai masuk dalam katagori baik dan

cukup baik. Hasil temuan komponen produk menunjuk-

kan produk perkembangan aspek akademik ABK ber

dasarkan nilai UAS dan UN dinilai cukup menggem-

birakan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Gusti Nono

Haryono, Uray Husna Asmara, Herculanus Bahari Sindju

mendapat temuan bahwa landasan hukum penyeleng-

garaan inklusif secara jelas dan tegas belum tertuang dan

ditemukan dalam UU Sistem Pendidikan. Kesamaannya

adalah sama-sama menggunakan model CIPP.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Fitri

Nurcahyani berjudul ”Evaluasi Implementasi Kurikulum

di Sekolah Inklusi SDN Mriyunan Sedayu Gresik” (2013)

dengan hasil penilaian konteks sesuai dengan penyeleng-

garaan inklusi, penilaian masukan berjalan dengan baik,

penilaian proses ada satu indikator yang belum tercapai

yaitu alokasi waktu untuk ABK tidak sesuai dengan teori,

penilaian hasil telah sesuai semua indikator dan

terpenuhi, modifikasi kurikulum pada salah satu aspek

berdampak pada aspekyang lain.

Penelitian yang dilakukan Fitri Nurcahyani di

Gresik dari hasil penilaian proses ada salah satu indikator

yang belum terpenuhi atau tercapai tapi dari konteks,

masukan, dan penilaian hasil mempunyai pengaruh yang

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

47

sangat kuat. Bedanya penelitian Fitri Nurcahyani dengan

peneliti yaitu mengevaluasi implementasi kurikulum di

sekolah inklusi sedangkan penelitian yang dilakukan

peneliti yaitu evaluasiprogram pendidikan inklusi di SD

Negeri 1 Panimbo. Persamaannya sama-sama meng-

gunakan model CIPP.

Maria J. Wantah dengan judul ”Evaluasi Program

pendidikan Inklusif di SD Negeri Gejayan Kabupaten

Sleman Yogyakarta tahun 2016, hasilnya secara keselu

ruhan, penyelenggaraan program pendidikan inklusif di

SDN Gejayan belum sesuai dengan kriteria yang telah

dikeluarkan oleh Direktorat PSLB. Hal ini disebabkan

kegiatan tersebut baru di mulai pada tahun 2005

sehingga masih dalam proses pembenahan. Penelitian ini

mempunyai kesamaan dengan yang peneliti lakukan yaitu

sama-sama mengevaluasi program pendidikan inklusi dan

menggunakan model CIPP.

Peneletian yang akan peneliti lakukan yaitu

penelitian evaluasi program pendidikan inklusi di SD

Negeri 1 Panimbo yang sudah berjalan 9 tahun karena

program tersebut berjalan belum maksimal dan selama ini

belum ada yang melakukan peneletian program inklusi di

SD tersebut.

Dengan diadakan penelitian ini harapannya SD

Negeri 1 Panimbo sebagai penyelenggara sekolah inklusi

tidak hanya sebatas label sekolah inklusi saja akan tetapi

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

48

dapat berjalan secara baik sesuai tujuan yang diharapkan

dan tentunya bisa meningkatkan program-program yang

telah dibuat dibandingkan sebelum diteliti karena

kekurangan atau kelemahannya sudah diketahui.

2.3 Kerangka PikirSebagai sekolah penyelengara inklusi SD Negeri 1

Panimbo sudah berusaha dan berbenah diri menuju

sekolah inklusi. Program-program inklusi mulai dirancang

dan sosialisaikan kepada masyarakat. Pemograman

sekolah inklusi tentunya tidak terlepas dari peran kepala

sekolah sebagai seorang pimpinan atau leader yang

profesional. Mulyasa (2009: 90) mengatakan bahwa

kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu

faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat

mewujudkan program yang tertuang dalam visi, misi, dan

tujuan, yang dilaksanakan secara terencana dan

bertahap. Menurut pendapat tersebut ada keterkaitan

fungsi kepala sekolah di SD Negeri 1 Panimbo dalam

perencanaan program dan pelaksanaan pendidikan

inkulsi.

Perencanaan program sekolah inklusi menjadi

tanggungjawab guru, kepala sekolah dan pihak-pihak

terkait lainnya. Teamwork sekolah yang kompak

merupakan karakteristik sekolah yang harus diwujudkan

dalam meningkatkan program pendidikan inklusi di SD

Negeri 1 Panimbo. Dalam pelaksanaan tentunya tidak

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

49

terlepas dari permasalahan atau hambatan yang dihadapi

oleh sekolah apakah itu hambatan datang dari internal

sekolah (tenaga kependidikan dan sarpras) atau dari

eksternal (masyarakat). Tapi hal ini jangan dijadikan

beban justru sebaliknya dijadikan sebagai suatu

tantangan agar pendidikan inklusi bisa terlaksana

/terwujud sesuai harapan pemerintah dengan cara

mencari solusi permasalahannya.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10658/2/T2_92014052_BAB II.pdfManagere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management

50

Gambar 2.2Kerangka pikir

Sosialisai,Identifikasi

ABK

Whorkshop,Kerjasamateam ahli

Kerjasama dgsteak holder,membina lifeskill, asesmen

PPI

SarprasGPK,Dana,

Context

EVALUASI

Input Process Product

Hasil Evaluasi

Program berjalan Program tidakmaksimal

Dilanjutkan Diperbaiki

Program Pendidikan InklusiSD Negeri 1 Panimbo