bab ii kajian pustaka -...

14
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Winkel (dalam Anggraeni, 2011),“mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”. Dari pendapat ini dapat kita kita lihat bahwa hasil belajar merupakan suatu hal yang dapat dilihat atau dirasakan dari seseorang untuk mengukur seberapa besar keberhasilan yang telah dicapainya. Sedangkan menurut Gunarso (dalam Lina, 2009: 5),”hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar”. Disini lebih ditekankan lagi bahwa hasil yang didapat seseorang itu melalui kegiatan belajarnya sendiri. Hampir sama dengan Gunarso, Sudjana (2004 : 22),” Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Melalui kegiatan belajar, dapat memberikan kemampuan-kemampuan yang dapat dijadikan dalam mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya. Jadi hasil belajar adalah hasil atau tingkat pencapaian yang diperoleh seseorang melalui proses belajar yang telah dilakukannya. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk skor, tentunya untuk member skor membutuhkan pengukuran. Secara sederhana pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka- angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Menurut Allen dan Yen (Naniek Sulistya Wardani Dkk 2010:2.5)”Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu Dengan melihat ini tampak jelas bahwa setelah hasil pengukuran yang telah didapat perlu dilakukan penilaian untuk menyatakan hasil belajar. Penilaian adalah proses pengambilan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaianu dari fungsinya, asesmen dibedakan menjadi dua jenis yaitu: (a) asesmen formatif, dan (b) asesmen sumatif.

Upload: vuphuc

Post on 31-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Kajian Teori

2.1.1 Hasil Belajar

Menurut Winkel (dalam Anggraeni, 2011),“mengemukakan bahwa hasil

belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”. Dari

pendapat ini dapat kita kita lihat bahwa hasil belajar merupakan suatu hal yang

dapat dilihat atau dirasakan dari seseorang untuk mengukur seberapa besar

keberhasilan yang telah dicapainya. Sedangkan menurut Gunarso (dalam Lina,

2009: 5),”hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah

melaksanakan usaha-usaha belajar”. Disini lebih ditekankan lagi bahwa hasil yang

didapat seseorang itu melalui kegiatan belajarnya sendiri. Hampir sama dengan

Gunarso, Sudjana (2004 : 22),” Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Melalui kegiatan

belajar, dapat memberikan kemampuan-kemampuan yang dapat dijadikan dalam

mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya. Jadi hasil belajar adalah

hasil atau tingkat pencapaian yang diperoleh seseorang melalui proses belajar

yang telah dilakukannya.

Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk skor, tentunya untuk

member skor membutuhkan pengukuran. Secara sederhana pengukuran dapat

diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-

angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran

akan selalu berupa angka. Menurut Allen dan Yen (Naniek Sulistya Wardani Dkk

2010:2.5)”Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk

menyatakan keadaan individu Dengan melihat ini tampak jelas bahwa setelah

hasil pengukuran yang telah didapat perlu dilakukan penilaian untuk menyatakan

hasil belajar. Penilaian adalah proses pengambilan dan pengolahan informasi

untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaianu dari fungsinya,

asesmen dibedakan menjadi dua jenis yaitu: (a) asesmen formatif, dan (b)

asesmen sumatif.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

7

Asesmen formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir

pokok bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik

terhadap pokok bahasan tertentu. Informasi dari asesmen formatif dapat dipakai

sebagai umpan balik bagi pengajar mengenai proses pembelajaran. Jadi asesmen

formatif berfungsi untuk memperbaiki program pembelajaran, bukan untuk

memberi kontribusi langsung pada asesmen sumatif. Hal ini nampak bahwa

kegiatan asesmennya dilakukan pada setiap akhir pokok bahasan saja.

Asesmen sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan

program tertentu, (catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk

melihat prestasi yang dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih

khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan

kenaikan kelas.

Proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan

cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.

Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat

ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah

pelaksanaan pengukuran. Cara melakukan penilaian ada 2 yaitu dengan Penilaian

Acuan Patokan atau Penilaian Acuan Kriteria (PAP/PAK), sedang kriteria yang

ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan dan didasarkan pada keadaan

kelompok dan bersifat relatif disebut dengan Penialain Acuan Norma/ Penilaian

Acuan Relatif (PAN/PAR). PAP disekolah berdasarkan KKM yang berlaku pada

sekolah tersebut sehingga hasil belajar tersebut dapat ditetapkan tuntas atau tuntas

berdasarkan KKM yang berlaku.

2.1.2 Pembelajaran IPS di SD

Ilmu pengetahuan sosial adalah program pendidikan yang

mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora.

Ilmu pengetahuan sosial lahir dari pakar pendidikan untuk membekali para siswa

supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani kompleksitas

kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang secara tidak terduga.

Perkembangan seperti itu dapat membawa berbagai dampak yang luas. Karena

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

8

luasnya akibat terhadap kehidupan maka lahir masalah yang sering kali disebut

masalah sosial yang nantinya akan diahadapi oleh peserta didik.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan mulai dari SD/ MI/ SDLB sampai SMP/ MTs/ SMPLB. IPS juga

merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan materi-materi terpilih dari

ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk kepentingan pengajaran kepada peserta

didik. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS yang diberikan pada jenjang SD/

MI memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Peserta didik

diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung

jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Ruang Lingkup IPS mata pelajaran

IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1. Manusia, tempat dan lingkungan

2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan

3. Sistem sosial dan budaya

4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi ini dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi dan

mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan

berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Serta memiliki

tujuan sebagai berikut :

Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial

Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

Memiliki memampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global

Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh kemampuan siswa yang standar

dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam Kompetensi

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

9

Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minium yang secara

nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan

kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada

pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan

pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk

mata pelajaran IPS yang diitujukan bagi bagi siswa kelas IV SD disajikan melalui

tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas I-VI SDSemester 2

Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

I

1. Menceritakan kembaliperistiwa penting yangdialami sendiri dilingkungan keluarga

1. Mendeskripsikan lingkungan rumah2. Menjelaskan lingkungan rumah sehat

dan perilaku dalam menjagakebersihan rumah.

II

1. Memahami kedudukandan peran anggota dalamkeluarga dan lingkungankeluarga

1. Mendiskusikan kedudukan dan perananggota keluarga.

2. Menceritakan pengalamannya dalammelaksanakan peran dalam anggotakeluarga

3. Memberi contoh bentuk kerjasama dilingkungan tetangga

III 1. Memahami jenis pekerjaandan penggunaan uang

1. Mengenal jenis pekerjaan2. Memahami pentingnya semangat

bekerja.3. Memahami kegiatan jual beli di

lingkungan rumah dan sekolah.4. Mengenal sejarah uang5. Mengenal penggunaan uang sesuai

kebutuhan.

IV

1. Mengenal sumber dayaalam, kegiatan ekonomidan kemajuan teknologi dilingkungan kabupaten /kota dan provinsi

1. Mengenal aktivitas ekonomi yangberkaitan dengan sumber daya alam danpotensi lain di daerahnya.

2. Mengenal pentingnya koperasi dalammeningkatkan kesejahteraan masyarakat

3. Mengenal perkembangan teknologiproduksi komunikasi dan transportasiserta pengalaman menggunakannya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

10

4. Mengenal permasalahan sosial didaerahnya.

V

1.Menghargai peranan tokohpejuang dan masyarakatdalam mempersiapkan danmempertahankankemerdekaan Indonesia

1. Mendeskripsikan perjuangan para tokohpejuang pada penjajahan belanda danjepang.

2. Menghargai jasa dan peran tokohperjuangan dalam mempersiapkankemerdekaan Indonesia.

3. Menghargai perjuangan para tokohdalam mempertahankan kemerdekaan

VI

1.Memahami gejala alam(peristiwa) di Indonesiadan sekitarnya

1. Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alamyang terjadi di Indonesia dan Negaratetangga

2. Mengenal cara menghadapi bencana

2. Memahami perananIndonesia di era globalisasi

1. Menjelaskan peranan Indonesia pada eraglobalisasi dan dampak positif sertanegatifnya terhadap kehidupan bangsaIndonesia

3. Memahami peranIndonesia di eraglobalisasi mengenaimanfaat ekspor dan impordi Indonesia

1. Mengenal manfaat ekspor dan impoor diIndonesia sebagai kegiatan ekonomiantar bangsa

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

Jika dilihat dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

pada mata pelajaran IPS kelas IV,V, dan VI semester II, seperti yang tercantum

diatas, diperlukan minat baca yang tinggi dari setiap siswa untuk mendapatkan

informasi di dalam untuk mengetahui isi tiap kompetensi dasar yang ada..

2.1.3 Minat Baca

Setiap orang pasti memiliki ketertarikan pada sesuatu. Rasa tertarik

tersebut dapat terjadi karena ada objek yang menimbulkan rasa tertarik, dan rasa

ingin tahu yang dimiliki oleh orang tersebut. Ketertarikan pada sebuah objek,

dapat membuat orang menjadi senang dan antusias untuk mengetahui apa

sesungguhnya objek tersebut. Minat membaca juga demikian, minat baca adalah

rasa tertarik seseorang pada buku bacaan karena isi yang terkandung pada bacaan

itu.. Undang dan Bastiano (2007: 4.27), kemudian memaparkan bahwa minat baca

adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

11

senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas

membaca dengan kemuaan sendiri.Darmono 2001(182) mengatakan “Minat baca

merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong sesorang berbuat sesuatu

terhadap membaca dan minat baca sangat berpengaruh terhadap keterampilan”.

Minat baca adalah keinginan atau ketertarikan yang kuat dari dalam diri

seseorang terhadap kegiatan membaca sehingga merasa senang terhadap

aktivitas membaca yang membuat sesorang selalu ingin membaca, baik dai buku

bacaan maupun bacaan lain yang pada ahirnya akan mendapatkan manfaat dari

membaca.

Minat baca bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri sesorang.

Akan tetapi harus dipupuk dan dibina sejak dini. Menurut Singger sebagaimana

dikutip Undang dan Bastiano(2007:4.27) menyatakan, bahwa minat baca

bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang begitu saja, melainkan merupakan

sesuatu yang dapat dikembangkan. Apakah seseorang menaruh minat atau tidak,

tergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidupnya. Dari

pengertian tadi lebih jelas lagi bahwa minat baca akan tumbuh jika ketika anak

mendapatkan suatu pengalaman yang menyenangkan atau manfaat yang berguna

dalam belajarnya.

Menurut FA Wiranto (2007: 124) berpendapat bahwa kebiasaan baca sejak

dini dapat menggali bakat dan potensi anak. Ketika mempunyai minat baca sudah

barang tentu membaca sudah menjadi kebutuhan bagi kita, dan alih-alih

membuang waktu untuk melamun atau membuang waktu secara percuma kegiatan

membaca untuk memperoleh informasi menjadi hal yang lebih penting.

Pada dasarnya minat baca memiliki manfaat untuk membuat anak memilki

kebiasaan membaca dan ketrampilan dalam membaca. Atau dengan kata lain

tujuan minat baca bermuara agar anak selalu senang dan tanpa paksaan melakukan

kegiatan membaca.Membaca merupakan kemampuan dan ketrampilan untuk

membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca tidak hanya huruf, angka,

maupun gambar namun lebih dari itu ialah kemampuan sesorang untuk

memahami makna dari sesuatu yang dibacanya.Batasan membaca menurut

Edward Thornlike yang dikutip Undang dan Bastiano(2007:4.25) “proses

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

12

membaca itu sebenarnya tidak ubahnya dengan proses ketika seseorang sedang

berpikir dan bernalar. Dalam proses membaca terlihat aspek-aspek berpikir,

memahami, membedakan,, membandingkan, menemukan, menganalisis,

mengorganisasi,, dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam

bacaan”.

Selain itu, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperluas pesan yang hendak disampaikan

oleh penulis (Tarigan 1979:6).Karena itulah membaca merupakan kegiatan yang

dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif. Dalam maksud

itu, meningkatkan minat baca anak menjadi sesuatu yang mendasar perlu dan

penting dilakukan baik oleh orang tua, guru, maupun perpustakaan sekolah.

Lingkungan sekolah merupakan salah satu tempat anak belajar, hal ini

dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan minat baca pada anak. Didalam

meningkatkan minat baca anak juga harus memperhatikan beberapa prinsip dalam

membaca, Ibrahim Bafadal (2001: 194) menyebutkan prinsip-prinsip membaca

sebagai berikut:

1. Membaca merupakan suatu proses berpikir yang kompleks.

Dalam hal ini perlu diperhatikan keterampilan-keterampilan dalam membaca,

yaitu memahami konsep, menghubungkan konsep pengarang dengan

pegetahuannya, fakta-fakta dan akhirnya menyimpulkan. Selain itu juga

kondisi fisik juga berpengaruh, agar dalm membaca tetap berkonsentrasi.

2. Kemampuan membaca setiap orang berbeda-beda.

Setiap orang memiliki kemampuan berbeda-beda, bergantung pada beberapa

fakta. Misalnya tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan fisik dan emosi,

hubungan sosial, latar belakang atau pengalaman, sikap, dll. Hal ini harus

diperhatikan agar kita dapat mengenal sifat atau kemampuan anak tersebut

sehingga kegiatan meningkatkan minat baca sesuai dengan anak tersebut.

3. Berdasarkan atas dasar evaluasi (hasil belajar) anak.

Dari melihat hasil belajar anak kita dapat melihat tingkat kemampuan

membaca anak. Selain itu juga dapat melihat sejauh mana keberhasilan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

13

pembinaan minat baca anak tersebut, sehingga dapat menjadi ajuan untuk

menentukan pembinaan selajutnya.

4. Membaca merupakan pengalaman yang memuaskan.

Minat baca akan berkembang jika dalam mambaca anak ini terpiaskan.

Kepuasan ini mungkin saja disebabkan tercapainya tujuan ia membaca,

terpecahnya masalah yang sedang dihadapi, memperoleh fakta-fakta baru,

pendek kata ia memperolah hasil yang maksimal dari bacaannya. Maka kita

harus berusaha meyediakan segala fasilitas agar anak merasa puas.

5. Perlu adanya latihan yang kontinu.

Agar mempunyai keterampilan-keterampilan dalam membaca dibutuhkan

letihan sejak dini, bahkan sebelum sekolah.

6. Membaca yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar.

Dari hal-hal tadi di atas dapat dijadikan sebuah acuan kita membuat suatu

langkah atau rencana untuk meningkatkan minat baca anak. Agar didalam usaha

kita benar-benar dapat meningkatkan minat baca pada anak. Sebagai guru kita

harus lebih mengenal dan paham betul bagaimana caranya dapat mningkatkan

minat baca pada siswanya.

Guru adalah orang yang bergaul setiap hari secara langsung dengan

peserta didik dalam proses belajar-mengajar hal ini menjadikan guru lebih tahu

tinggi-rendahnya minat baca anak didiknya. Selain itu Guru merupakan nahkoda

bagi kegiatan belajar, jadi Guru dapt meningkatkan minat baca anak lewat proses

pembelajaran yang dia lakukan. Menurut Undang dan Bastiano(2007:5.15).

Beberapa hal yang dapat dilakukan Guru untuk meningkatkan minat baca

siswanya adalah:

1) Memberi kesempatan siswa untuk membaca.

2) Memberikan tugas untuk merangkum sebuah bacaan.

3) Memberikan tugas untuk mencari informasi di luar sekolah.

4) Mengelola kelas supaya kondusif untuk melakukan kegiatan membaca.

5) Para siswa ditugaskan untuk mencari informasi dengan menggunakan koleksi

perpustakaan atau sumber bacaan yang ada di perpustakaan.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

14

6) Pada akhirnya guru harus dapat memperlihatkan bahwa ia senang membaca

dan rajin ke perpustakaan.Sehingga memberi teladan yang baik agar siswa

memanfaatkan perpustakaan.

Dengan melakukan hal-hal diatas ini diharapkan guru dapat terus memacu

minat baca anak didiknya, dengan tujuan anak didiknya mempunyai minat baca

yang tinggi. Dengan adanya minat baca yang tinggi maka kegiatan membaca

anak pun aakan tinggi hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS yang

memerlukan ketrampilan membaca dalam menggali informasi.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Agus Chu Shesha Aschida 2011. “Korelasi Antara Minat Baca Dan

Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SD Semester II Tahun Ajaran 2010/ 2011

Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga”.Berdasarkan hasil

penelitian tentang korelasi pearson antara minat baca dan hasi belajar IPS pada

SD N Sidorejo Lor 05, menunjukkan ada hubungan yang sangat rendah, dengan

koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,149 dan arah korelasi positif serta taraf

signifikansi 5%, rxy-hitung yang diperoleh sebesar 0,149, angka ini lebih kecil dari

r-tabel yaitu 0,291. Pada SD N Bugel 01 dengan koefisien korelasi (rxy) sebesar

0,739 dan arah korelasi positif serta taraf signifikansi 5%, rxy-hitung yang

diperoleh sebesar 0,739, angka ini lebih besar dari r-tabel yaitu 0,482. Sedang

pada SD N Blotongan 02, menunjukkan ada hubungan yang rendah, dengan

koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,326 dan arah korelasi positif serta taraf

signifikansi 5%, rxy-hitung yang diperoleh sebesar 0,326, angka ini lebih besar

dari r-tabel yaitu 0,304. Artinya hipotesis yang berbunyi ada korelasi antara minat

baca dan hasil belajar IPS terbukti. Kelebihannya adalah tiap indicator

dikorelasikan sehingga hubungan antara tiap indicator dengan hasil prestasi lebih

mudah dilihat. Sedang kelemahannya terdapat pada pemilihan sampel yang

kurang mendasar untuk dapat menunjukan bahwa sampel mewakili semua

populasi.

Endah Tri Wulandari (2009) dalam penelitiannya yang berjudul

“Hubungan antara Minat Membaca dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V

SDN Gugus Genesa Kecamatan Ambarawa”. Dari hasil analisis, menghasilkan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

15

koefisien rxy = 0,135 dan p = 0,216. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan

positif antara minat baca dengan hasil belajar siswa, tetapi tidak signifikan

sehingga hasilnya tidak bisa mewakili populasi hanya berlaku pada sampel

penelitian saja, dimana indeks korelasi koefisiennya menunjukan adanya korelasi

yang sangat rendah. Kelebihan penelitian ini adalah dalam mengukur prestasi,

peneliti tidak saja mengambil satu mata pelajaran sebagai ukuran, namun peneliti

mengambil beberapa mata pelajaran sekaligus seperti: Bahasa Indonesia, PKN,

Matematika, IPA dan IPS. Sedang kelemahannya dalam penelitian ini jumlah

populasi 213, dengan teknik pengambilan sampel, cluster sampling yang di

kategorikan atas dasar SD inti, SD imbas, SD pinggiran.Meskipun hasil penelitian

ini memperlihatkan hubungan yang positif, namun penelitian ini tidak signifikan,

artinya bahwa penelitian ini tidak dapat diberlaku pada level populasi dan hanya

terbatas pada level sampel penelitian saja.

Penelitian berikut yang menjadi acuan oleh penulis adalah penelitian dari

Erma Dewi Sulistyoningsih (2010). Dalam penelitiannya yang berjudul

“Hubungan minat baca dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa sekolah

dasar kelas IV gugus Sudirman Tengaran kabupaten semarang”. Hasil ini

menunjukan bahwa minat membaca dengan aspek kesadaran membaca, perhatian

membaca, rasa senang membaca, dan frekuensi membaca dapat dijadikan

predictor dalam mempredisikan prestasi belajar bahasa Indonesia. Semakin tinggi

minat membaca, maka semakin tinggi pula hasili belajar bahasa Indonesia dan

sebaliknya.Keunggulannya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu

tes dengan cara membuat soal sendiri yang mengacu pada empat aspek dalam

bahasa Indonesia: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, dan

menyesuaikan dengan jumlah soal yang berjumlah 30 item. Sedang kelemahannya

peneliti belum memfokuskan pada permasalahan penelitian yang hendak diangkat.

Ini nampak pada latar belakang penelitian. Penulis belum membangun dugaan-

dugaan permasalahan riil yang terjadi pada gugus penelitiannya. Permasalahan

yang dicantumkan hanya secara umum berupa kutipan-kutipan.

Susana Hermaningsih (2005), “Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai

sumber belajar dan hubungannya dengan hasil belajar siswa, dengan obyek yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

16

diteliti adalah SD Pangudi Luhur Bernardus Semarang tahun ajaran 2004/2005.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa Sekolah Dasar Pangudi Luhur

Bernardus Semarang telah memanfaatkan perpustakaan dengan baik. Hal ini

dibuktikan dengan hasil penelitian yaitu pemanfaatan perpustakaan oleh siswa

sebagai sumber belajar sebesar 69,4% termasuk dalam katagori baik.

Kelebihannya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian

digunakan dibedakan dalam dua jenis menurut data yang diperoleh yaitu secara

kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif meliputi kegiatan reduksi data,

klasifikasi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Analisa secara kuantitatif

menggunakan deskripsi persentase dan korelasi Product Moment dengan metode

Pearson. Kelemahan Perpustakaan yang diteliti belum memenuhi beberapa syarat

dari pemerintah yaitu: belum tersedianya tenaga khusus perpustakaan, belum

tersedianya ruangan yang memadai untuk perpustakaan, kurangnya koleksi buku

pelajaran, dan penataan koleksi kurang sistematis sehingga menyulitkan dalam

pencarian buku.

Milono (http://eprints.undip.ac.id/3654/2/milono-a2d206013.pdf), juga

melakukan penelitian tentang pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah

terhadap hasil belajar siswa, dengan obyek yang diteliti adalah Siswa SMP Negeri

4 Pekalongan Tahun Ajaran 2007/2008. Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua siswa SMP Negeri 4 Pekalongan..Hasil penghitungan dengan

menggunakan rumus koefisien korelasi product moment diperoleh 0,997 dari

penghitungan rumus koefisien korelasi product moment kemudian dikonsultasikan

dengan product moment taraf signifikan 1% diperoleh nilai 0,330. Pada taraf

signifikan 5% diperoleh nilai 0,254. Simpulan dari penelitian ini adalah adanya

korelasi antara pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar Siswa

SMP Negeri 4 Pekalongan. Kelebihan meneliti meelihat perpustakaan sebagai

salah satu aspek yang dapat menumbuhkan minat baca siswa melalui pemanfaatan

siswa dalam perpustakaan.. Kelemahan sampel yang diambil terlalu sedikit jika

dilihat dari populasinya yang mencapai 545 hanya diambil 60 siswa.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

17

2.3 Kerangka Berpikir

Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh seorang siswa dipengaruhi

oleh banyak faktor yang di antaranya adalah faktor yang berada dalam diri sendiri

yaitu kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, dan cara belajar. Selain itu

juga dipengaruhi dari faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah.Dari

beberapa faktor tersebut minat baca dapat mempengaruhu motif dan cara belajar

siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam

memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Dari hal ini dapat dilihat

bahwa ketrampilan menggali informasi yang ada di lingkungan siswa sangatlah

penting, karena tanpa itu siswa tidak akan mengetahui apa yang sedang atau akan

yerjadi pada lingkungan dia berada. Di dalam kerampilan itu ketrampilan

membaca mutlak harus dimiliki siswa dalm kegiatan menggali informasi. Agar

dalam mendapatkan informasi tersebut siswa benar-benar paham dan tidak salah

dalam menarik suatu kesimpulan dari informasi yang di dapat.

Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah informasi dan

memperluas ilmu pengetahuan.Membaca membuat siswa menjadi cerdas,kritis

dan mempunyai daya analisa yang tinggi dan juga selalu tersedia waktu untuk

merenung, berfikir dan mengembangkan kreativitas berfikir. Dengan cara yang

seperti itu maka dapat dipastikan kita memperoleh pengetahuan dan informasi.

Sehingga kita dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan.

Mengingat pentingnya minat baca dalam kegiatan membaca yang

merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh setiap siswa dalam

menggali informasi, maka sebagai guru harus dapat menanamkan minat baca

dalam diri peserta didik, beberapa hal yang dapat dilakukan Guru kepada siswa

untuk meningkatkan minat baca siswanya adalah:

1) Memberi tugas membaca buku IPS.

2) Memberikan tugas untuk merangkum buku IPS.

3) .Memberikan tugas untuk mencari informasi diluar kelas.

4) Menyediakan buku-buku bacaan di kelas.

2

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

18

5) Memberikan tugas untuk mencari informasi dengan menggunakan koleksi

perpustakaan atau sumber bacaan yang ada di perpustakaan.

6) Pada akhirnya guru harus dapat memperlihatkan bahwa ia senang membaca

dan rajin ke perpustakaan.

Dari kegiatan diatas diharapkan minat baca siswa dapat meningkat, minat

baca siswa dapat dilihat dengan indicator-indikator di bawah ini:

1) Banyaknya membaca buku IPS

2) Banyaknya merangkum buku IPS

3) Banyaknya informasi yang diperoleh di perpustakaaan.

4) Banyaknya informasi yang diperoleh di luar perpustakaan.

5) Frekuensi siswa pergi ke perpustakaan.

6) Banyaknya membaca buku yang tersedia dikelas.

Gambar 2.1Bagan Hubungan Antara Minat Baca dan Hasil Belajar IPS

Keterangan

X = Minat baca

X1 = Banyaknya membaca buku IPS

21_2_1_

BanyakYYBanyakYSkorJumlahYSkorJumlahY

X

X 1

X 2

X 3

X 4

X 5

X 6

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/813/3/T1_292008045_BAB II.pdf · khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport

19

X2 = Banyaknya merangkum buku IPS

X3 = Banyaknya mencari informasi yang diperoleh di perpustakaan.

X4 = Banyaknya mencari informasi yang diperoleh di perpustakaan

X5 = Frekuensi siswa pergi ke perpustakaan

X6 = Banyaknya membaca buku yang tersedia di kelas.

Y = Hasil Belajar IPS

Y1 = Skor ulangan

Y2 = Skor PR

Jika dilihat dari bagan kerangka berpikir diatas kita dapat melihat jika

indikator-indikator minat baca (X1,X2,X3,X4,X5 dan X6) meningkat maka anak

bedampak meningkatnya hasil belajar IPS pada siswa yang diukur dari skor

ulangan harian dan PR.yang telah dilakukan siswa.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. HO, tidak ada hubungan antara minat baca dan hasil belajar IPS siswa

kelas tinggi Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Ha, ada hubungan antara minat baca dan hasil belajar IPS siswa kelas

tinggi Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.