bab ii kajian pustaka -...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1Kajian Teori
2.1.1 Hasil Belajar
Menurut Winkel (dalam Anggraeni, 2011),“mengemukakan bahwa hasil
belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”. Dari
pendapat ini dapat kita kita lihat bahwa hasil belajar merupakan suatu hal yang
dapat dilihat atau dirasakan dari seseorang untuk mengukur seberapa besar
keberhasilan yang telah dicapainya. Sedangkan menurut Gunarso (dalam Lina,
2009: 5),”hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar”. Disini lebih ditekankan lagi bahwa hasil yang
didapat seseorang itu melalui kegiatan belajarnya sendiri. Hampir sama dengan
Gunarso, Sudjana (2004 : 22),” Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Melalui kegiatan
belajar, dapat memberikan kemampuan-kemampuan yang dapat dijadikan dalam
mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya. Jadi hasil belajar adalah
hasil atau tingkat pencapaian yang diperoleh seseorang melalui proses belajar
yang telah dilakukannya.
Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk skor, tentunya untuk
member skor membutuhkan pengukuran. Secara sederhana pengukuran dapat
diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-
angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran
akan selalu berupa angka. Menurut Allen dan Yen (Naniek Sulistya Wardani Dkk
2010:2.5)”Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk
menyatakan keadaan individu Dengan melihat ini tampak jelas bahwa setelah
hasil pengukuran yang telah didapat perlu dilakukan penilaian untuk menyatakan
hasil belajar. Penilaian adalah proses pengambilan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaianu dari fungsinya,
asesmen dibedakan menjadi dua jenis yaitu: (a) asesmen formatif, dan (b)
asesmen sumatif.
7
Asesmen formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir
pokok bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
terhadap pokok bahasan tertentu. Informasi dari asesmen formatif dapat dipakai
sebagai umpan balik bagi pengajar mengenai proses pembelajaran. Jadi asesmen
formatif berfungsi untuk memperbaiki program pembelajaran, bukan untuk
memberi kontribusi langsung pada asesmen sumatif. Hal ini nampak bahwa
kegiatan asesmennya dilakukan pada setiap akhir pokok bahasan saja.
Asesmen sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan
program tertentu, (catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk
melihat prestasi yang dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih
khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan
kenaikan kelas.
Proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan
cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat
ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah
pelaksanaan pengukuran. Cara melakukan penilaian ada 2 yaitu dengan Penilaian
Acuan Patokan atau Penilaian Acuan Kriteria (PAP/PAK), sedang kriteria yang
ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan dan didasarkan pada keadaan
kelompok dan bersifat relatif disebut dengan Penialain Acuan Norma/ Penilaian
Acuan Relatif (PAN/PAR). PAP disekolah berdasarkan KKM yang berlaku pada
sekolah tersebut sehingga hasil belajar tersebut dapat ditetapkan tuntas atau tuntas
berdasarkan KKM yang berlaku.
2.1.2 Pembelajaran IPS di SD
Ilmu pengetahuan sosial adalah program pendidikan yang
mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Ilmu pengetahuan sosial lahir dari pakar pendidikan untuk membekali para siswa
supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani kompleksitas
kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang secara tidak terduga.
Perkembangan seperti itu dapat membawa berbagai dampak yang luas. Karena
8
luasnya akibat terhadap kehidupan maka lahir masalah yang sering kali disebut
masalah sosial yang nantinya akan diahadapi oleh peserta didik.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/ MI/ SDLB sampai SMP/ MTs/ SMPLB. IPS juga
merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan materi-materi terpilih dari
ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk kepentingan pengajaran kepada peserta
didik. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS yang diberikan pada jenjang SD/
MI memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Peserta didik
diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung
jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Ruang Lingkup IPS mata pelajaran
IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Manusia, tempat dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi ini dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Serta memiliki
tujuan sebagai berikut :
Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
Memiliki memampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global
Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh kemampuan siswa yang standar
dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam Kompetensi
9
Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minium yang secara
nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada
pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan
pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk
mata pelajaran IPS yang diitujukan bagi bagi siswa kelas IV SD disajikan melalui
tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas I-VI SDSemester 2
Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
I
1. Menceritakan kembaliperistiwa penting yangdialami sendiri dilingkungan keluarga
1. Mendeskripsikan lingkungan rumah2. Menjelaskan lingkungan rumah sehat
dan perilaku dalam menjagakebersihan rumah.
II
1. Memahami kedudukandan peran anggota dalamkeluarga dan lingkungankeluarga
1. Mendiskusikan kedudukan dan perananggota keluarga.
2. Menceritakan pengalamannya dalammelaksanakan peran dalam anggotakeluarga
3. Memberi contoh bentuk kerjasama dilingkungan tetangga
III 1. Memahami jenis pekerjaandan penggunaan uang
1. Mengenal jenis pekerjaan2. Memahami pentingnya semangat
bekerja.3. Memahami kegiatan jual beli di
lingkungan rumah dan sekolah.4. Mengenal sejarah uang5. Mengenal penggunaan uang sesuai
kebutuhan.
IV
1. Mengenal sumber dayaalam, kegiatan ekonomidan kemajuan teknologi dilingkungan kabupaten /kota dan provinsi
1. Mengenal aktivitas ekonomi yangberkaitan dengan sumber daya alam danpotensi lain di daerahnya.
2. Mengenal pentingnya koperasi dalammeningkatkan kesejahteraan masyarakat
3. Mengenal perkembangan teknologiproduksi komunikasi dan transportasiserta pengalaman menggunakannya.
10
4. Mengenal permasalahan sosial didaerahnya.
V
1.Menghargai peranan tokohpejuang dan masyarakatdalam mempersiapkan danmempertahankankemerdekaan Indonesia
1. Mendeskripsikan perjuangan para tokohpejuang pada penjajahan belanda danjepang.
2. Menghargai jasa dan peran tokohperjuangan dalam mempersiapkankemerdekaan Indonesia.
3. Menghargai perjuangan para tokohdalam mempertahankan kemerdekaan
VI
1.Memahami gejala alam(peristiwa) di Indonesiadan sekitarnya
1. Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alamyang terjadi di Indonesia dan Negaratetangga
2. Mengenal cara menghadapi bencana
2. Memahami perananIndonesia di era globalisasi
1. Menjelaskan peranan Indonesia pada eraglobalisasi dan dampak positif sertanegatifnya terhadap kehidupan bangsaIndonesia
3. Memahami peranIndonesia di eraglobalisasi mengenaimanfaat ekspor dan impordi Indonesia
1. Mengenal manfaat ekspor dan impoor diIndonesia sebagai kegiatan ekonomiantar bangsa
(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)
Jika dilihat dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
pada mata pelajaran IPS kelas IV,V, dan VI semester II, seperti yang tercantum
diatas, diperlukan minat baca yang tinggi dari setiap siswa untuk mendapatkan
informasi di dalam untuk mengetahui isi tiap kompetensi dasar yang ada..
2.1.3 Minat Baca
Setiap orang pasti memiliki ketertarikan pada sesuatu. Rasa tertarik
tersebut dapat terjadi karena ada objek yang menimbulkan rasa tertarik, dan rasa
ingin tahu yang dimiliki oleh orang tersebut. Ketertarikan pada sebuah objek,
dapat membuat orang menjadi senang dan antusias untuk mengetahui apa
sesungguhnya objek tersebut. Minat membaca juga demikian, minat baca adalah
rasa tertarik seseorang pada buku bacaan karena isi yang terkandung pada bacaan
itu.. Undang dan Bastiano (2007: 4.27), kemudian memaparkan bahwa minat baca
adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan
11
senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas
membaca dengan kemuaan sendiri.Darmono 2001(182) mengatakan “Minat baca
merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong sesorang berbuat sesuatu
terhadap membaca dan minat baca sangat berpengaruh terhadap keterampilan”.
Minat baca adalah keinginan atau ketertarikan yang kuat dari dalam diri
seseorang terhadap kegiatan membaca sehingga merasa senang terhadap
aktivitas membaca yang membuat sesorang selalu ingin membaca, baik dai buku
bacaan maupun bacaan lain yang pada ahirnya akan mendapatkan manfaat dari
membaca.
Minat baca bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri sesorang.
Akan tetapi harus dipupuk dan dibina sejak dini. Menurut Singger sebagaimana
dikutip Undang dan Bastiano(2007:4.27) menyatakan, bahwa minat baca
bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang begitu saja, melainkan merupakan
sesuatu yang dapat dikembangkan. Apakah seseorang menaruh minat atau tidak,
tergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidupnya. Dari
pengertian tadi lebih jelas lagi bahwa minat baca akan tumbuh jika ketika anak
mendapatkan suatu pengalaman yang menyenangkan atau manfaat yang berguna
dalam belajarnya.
Menurut FA Wiranto (2007: 124) berpendapat bahwa kebiasaan baca sejak
dini dapat menggali bakat dan potensi anak. Ketika mempunyai minat baca sudah
barang tentu membaca sudah menjadi kebutuhan bagi kita, dan alih-alih
membuang waktu untuk melamun atau membuang waktu secara percuma kegiatan
membaca untuk memperoleh informasi menjadi hal yang lebih penting.
Pada dasarnya minat baca memiliki manfaat untuk membuat anak memilki
kebiasaan membaca dan ketrampilan dalam membaca. Atau dengan kata lain
tujuan minat baca bermuara agar anak selalu senang dan tanpa paksaan melakukan
kegiatan membaca.Membaca merupakan kemampuan dan ketrampilan untuk
membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca tidak hanya huruf, angka,
maupun gambar namun lebih dari itu ialah kemampuan sesorang untuk
memahami makna dari sesuatu yang dibacanya.Batasan membaca menurut
Edward Thornlike yang dikutip Undang dan Bastiano(2007:4.25) “proses
12
membaca itu sebenarnya tidak ubahnya dengan proses ketika seseorang sedang
berpikir dan bernalar. Dalam proses membaca terlihat aspek-aspek berpikir,
memahami, membedakan,, membandingkan, menemukan, menganalisis,
mengorganisasi,, dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam
bacaan”.
Selain itu, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperluas pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis (Tarigan 1979:6).Karena itulah membaca merupakan kegiatan yang
dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif. Dalam maksud
itu, meningkatkan minat baca anak menjadi sesuatu yang mendasar perlu dan
penting dilakukan baik oleh orang tua, guru, maupun perpustakaan sekolah.
Lingkungan sekolah merupakan salah satu tempat anak belajar, hal ini
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan minat baca pada anak. Didalam
meningkatkan minat baca anak juga harus memperhatikan beberapa prinsip dalam
membaca, Ibrahim Bafadal (2001: 194) menyebutkan prinsip-prinsip membaca
sebagai berikut:
1. Membaca merupakan suatu proses berpikir yang kompleks.
Dalam hal ini perlu diperhatikan keterampilan-keterampilan dalam membaca,
yaitu memahami konsep, menghubungkan konsep pengarang dengan
pegetahuannya, fakta-fakta dan akhirnya menyimpulkan. Selain itu juga
kondisi fisik juga berpengaruh, agar dalm membaca tetap berkonsentrasi.
2. Kemampuan membaca setiap orang berbeda-beda.
Setiap orang memiliki kemampuan berbeda-beda, bergantung pada beberapa
fakta. Misalnya tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan fisik dan emosi,
hubungan sosial, latar belakang atau pengalaman, sikap, dll. Hal ini harus
diperhatikan agar kita dapat mengenal sifat atau kemampuan anak tersebut
sehingga kegiatan meningkatkan minat baca sesuai dengan anak tersebut.
3. Berdasarkan atas dasar evaluasi (hasil belajar) anak.
Dari melihat hasil belajar anak kita dapat melihat tingkat kemampuan
membaca anak. Selain itu juga dapat melihat sejauh mana keberhasilan
13
pembinaan minat baca anak tersebut, sehingga dapat menjadi ajuan untuk
menentukan pembinaan selajutnya.
4. Membaca merupakan pengalaman yang memuaskan.
Minat baca akan berkembang jika dalam mambaca anak ini terpiaskan.
Kepuasan ini mungkin saja disebabkan tercapainya tujuan ia membaca,
terpecahnya masalah yang sedang dihadapi, memperoleh fakta-fakta baru,
pendek kata ia memperolah hasil yang maksimal dari bacaannya. Maka kita
harus berusaha meyediakan segala fasilitas agar anak merasa puas.
5. Perlu adanya latihan yang kontinu.
Agar mempunyai keterampilan-keterampilan dalam membaca dibutuhkan
letihan sejak dini, bahkan sebelum sekolah.
6. Membaca yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar.
Dari hal-hal tadi di atas dapat dijadikan sebuah acuan kita membuat suatu
langkah atau rencana untuk meningkatkan minat baca anak. Agar didalam usaha
kita benar-benar dapat meningkatkan minat baca pada anak. Sebagai guru kita
harus lebih mengenal dan paham betul bagaimana caranya dapat mningkatkan
minat baca pada siswanya.
Guru adalah orang yang bergaul setiap hari secara langsung dengan
peserta didik dalam proses belajar-mengajar hal ini menjadikan guru lebih tahu
tinggi-rendahnya minat baca anak didiknya. Selain itu Guru merupakan nahkoda
bagi kegiatan belajar, jadi Guru dapt meningkatkan minat baca anak lewat proses
pembelajaran yang dia lakukan. Menurut Undang dan Bastiano(2007:5.15).
Beberapa hal yang dapat dilakukan Guru untuk meningkatkan minat baca
siswanya adalah:
1) Memberi kesempatan siswa untuk membaca.
2) Memberikan tugas untuk merangkum sebuah bacaan.
3) Memberikan tugas untuk mencari informasi di luar sekolah.
4) Mengelola kelas supaya kondusif untuk melakukan kegiatan membaca.
5) Para siswa ditugaskan untuk mencari informasi dengan menggunakan koleksi
perpustakaan atau sumber bacaan yang ada di perpustakaan.
14
6) Pada akhirnya guru harus dapat memperlihatkan bahwa ia senang membaca
dan rajin ke perpustakaan.Sehingga memberi teladan yang baik agar siswa
memanfaatkan perpustakaan.
Dengan melakukan hal-hal diatas ini diharapkan guru dapat terus memacu
minat baca anak didiknya, dengan tujuan anak didiknya mempunyai minat baca
yang tinggi. Dengan adanya minat baca yang tinggi maka kegiatan membaca
anak pun aakan tinggi hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS yang
memerlukan ketrampilan membaca dalam menggali informasi.
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan
Agus Chu Shesha Aschida 2011. “Korelasi Antara Minat Baca Dan
Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SD Semester II Tahun Ajaran 2010/ 2011
Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga”.Berdasarkan hasil
penelitian tentang korelasi pearson antara minat baca dan hasi belajar IPS pada
SD N Sidorejo Lor 05, menunjukkan ada hubungan yang sangat rendah, dengan
koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,149 dan arah korelasi positif serta taraf
signifikansi 5%, rxy-hitung yang diperoleh sebesar 0,149, angka ini lebih kecil dari
r-tabel yaitu 0,291. Pada SD N Bugel 01 dengan koefisien korelasi (rxy) sebesar
0,739 dan arah korelasi positif serta taraf signifikansi 5%, rxy-hitung yang
diperoleh sebesar 0,739, angka ini lebih besar dari r-tabel yaitu 0,482. Sedang
pada SD N Blotongan 02, menunjukkan ada hubungan yang rendah, dengan
koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,326 dan arah korelasi positif serta taraf
signifikansi 5%, rxy-hitung yang diperoleh sebesar 0,326, angka ini lebih besar
dari r-tabel yaitu 0,304. Artinya hipotesis yang berbunyi ada korelasi antara minat
baca dan hasil belajar IPS terbukti. Kelebihannya adalah tiap indicator
dikorelasikan sehingga hubungan antara tiap indicator dengan hasil prestasi lebih
mudah dilihat. Sedang kelemahannya terdapat pada pemilihan sampel yang
kurang mendasar untuk dapat menunjukan bahwa sampel mewakili semua
populasi.
Endah Tri Wulandari (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan antara Minat Membaca dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V
SDN Gugus Genesa Kecamatan Ambarawa”. Dari hasil analisis, menghasilkan
15
koefisien rxy = 0,135 dan p = 0,216. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan
positif antara minat baca dengan hasil belajar siswa, tetapi tidak signifikan
sehingga hasilnya tidak bisa mewakili populasi hanya berlaku pada sampel
penelitian saja, dimana indeks korelasi koefisiennya menunjukan adanya korelasi
yang sangat rendah. Kelebihan penelitian ini adalah dalam mengukur prestasi,
peneliti tidak saja mengambil satu mata pelajaran sebagai ukuran, namun peneliti
mengambil beberapa mata pelajaran sekaligus seperti: Bahasa Indonesia, PKN,
Matematika, IPA dan IPS. Sedang kelemahannya dalam penelitian ini jumlah
populasi 213, dengan teknik pengambilan sampel, cluster sampling yang di
kategorikan atas dasar SD inti, SD imbas, SD pinggiran.Meskipun hasil penelitian
ini memperlihatkan hubungan yang positif, namun penelitian ini tidak signifikan,
artinya bahwa penelitian ini tidak dapat diberlaku pada level populasi dan hanya
terbatas pada level sampel penelitian saja.
Penelitian berikut yang menjadi acuan oleh penulis adalah penelitian dari
Erma Dewi Sulistyoningsih (2010). Dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan minat baca dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa sekolah
dasar kelas IV gugus Sudirman Tengaran kabupaten semarang”. Hasil ini
menunjukan bahwa minat membaca dengan aspek kesadaran membaca, perhatian
membaca, rasa senang membaca, dan frekuensi membaca dapat dijadikan
predictor dalam mempredisikan prestasi belajar bahasa Indonesia. Semakin tinggi
minat membaca, maka semakin tinggi pula hasili belajar bahasa Indonesia dan
sebaliknya.Keunggulannya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu
tes dengan cara membuat soal sendiri yang mengacu pada empat aspek dalam
bahasa Indonesia: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, dan
menyesuaikan dengan jumlah soal yang berjumlah 30 item. Sedang kelemahannya
peneliti belum memfokuskan pada permasalahan penelitian yang hendak diangkat.
Ini nampak pada latar belakang penelitian. Penulis belum membangun dugaan-
dugaan permasalahan riil yang terjadi pada gugus penelitiannya. Permasalahan
yang dicantumkan hanya secara umum berupa kutipan-kutipan.
Susana Hermaningsih (2005), “Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai
sumber belajar dan hubungannya dengan hasil belajar siswa, dengan obyek yang
16
diteliti adalah SD Pangudi Luhur Bernardus Semarang tahun ajaran 2004/2005.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa Sekolah Dasar Pangudi Luhur
Bernardus Semarang telah memanfaatkan perpustakaan dengan baik. Hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yaitu pemanfaatan perpustakaan oleh siswa
sebagai sumber belajar sebesar 69,4% termasuk dalam katagori baik.
Kelebihannya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian
digunakan dibedakan dalam dua jenis menurut data yang diperoleh yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif meliputi kegiatan reduksi data,
klasifikasi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Analisa secara kuantitatif
menggunakan deskripsi persentase dan korelasi Product Moment dengan metode
Pearson. Kelemahan Perpustakaan yang diteliti belum memenuhi beberapa syarat
dari pemerintah yaitu: belum tersedianya tenaga khusus perpustakaan, belum
tersedianya ruangan yang memadai untuk perpustakaan, kurangnya koleksi buku
pelajaran, dan penataan koleksi kurang sistematis sehingga menyulitkan dalam
pencarian buku.
Milono (http://eprints.undip.ac.id/3654/2/milono-a2d206013.pdf), juga
melakukan penelitian tentang pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah
terhadap hasil belajar siswa, dengan obyek yang diteliti adalah Siswa SMP Negeri
4 Pekalongan Tahun Ajaran 2007/2008. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswa SMP Negeri 4 Pekalongan..Hasil penghitungan dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi product moment diperoleh 0,997 dari
penghitungan rumus koefisien korelasi product moment kemudian dikonsultasikan
dengan product moment taraf signifikan 1% diperoleh nilai 0,330. Pada taraf
signifikan 5% diperoleh nilai 0,254. Simpulan dari penelitian ini adalah adanya
korelasi antara pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar Siswa
SMP Negeri 4 Pekalongan. Kelebihan meneliti meelihat perpustakaan sebagai
salah satu aspek yang dapat menumbuhkan minat baca siswa melalui pemanfaatan
siswa dalam perpustakaan.. Kelemahan sampel yang diambil terlalu sedikit jika
dilihat dari populasinya yang mencapai 545 hanya diambil 60 siswa.
17
2.3 Kerangka Berpikir
Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh seorang siswa dipengaruhi
oleh banyak faktor yang di antaranya adalah faktor yang berada dalam diri sendiri
yaitu kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, dan cara belajar. Selain itu
juga dipengaruhi dari faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah.Dari
beberapa faktor tersebut minat baca dapat mempengaruhu motif dan cara belajar
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Dari hal ini dapat dilihat
bahwa ketrampilan menggali informasi yang ada di lingkungan siswa sangatlah
penting, karena tanpa itu siswa tidak akan mengetahui apa yang sedang atau akan
yerjadi pada lingkungan dia berada. Di dalam kerampilan itu ketrampilan
membaca mutlak harus dimiliki siswa dalm kegiatan menggali informasi. Agar
dalam mendapatkan informasi tersebut siswa benar-benar paham dan tidak salah
dalam menarik suatu kesimpulan dari informasi yang di dapat.
Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah informasi dan
memperluas ilmu pengetahuan.Membaca membuat siswa menjadi cerdas,kritis
dan mempunyai daya analisa yang tinggi dan juga selalu tersedia waktu untuk
merenung, berfikir dan mengembangkan kreativitas berfikir. Dengan cara yang
seperti itu maka dapat dipastikan kita memperoleh pengetahuan dan informasi.
Sehingga kita dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Mengingat pentingnya minat baca dalam kegiatan membaca yang
merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh setiap siswa dalam
menggali informasi, maka sebagai guru harus dapat menanamkan minat baca
dalam diri peserta didik, beberapa hal yang dapat dilakukan Guru kepada siswa
untuk meningkatkan minat baca siswanya adalah:
1) Memberi tugas membaca buku IPS.
2) Memberikan tugas untuk merangkum buku IPS.
3) .Memberikan tugas untuk mencari informasi diluar kelas.
4) Menyediakan buku-buku bacaan di kelas.
2
18
5) Memberikan tugas untuk mencari informasi dengan menggunakan koleksi
perpustakaan atau sumber bacaan yang ada di perpustakaan.
6) Pada akhirnya guru harus dapat memperlihatkan bahwa ia senang membaca
dan rajin ke perpustakaan.
Dari kegiatan diatas diharapkan minat baca siswa dapat meningkat, minat
baca siswa dapat dilihat dengan indicator-indikator di bawah ini:
1) Banyaknya membaca buku IPS
2) Banyaknya merangkum buku IPS
3) Banyaknya informasi yang diperoleh di perpustakaaan.
4) Banyaknya informasi yang diperoleh di luar perpustakaan.
5) Frekuensi siswa pergi ke perpustakaan.
6) Banyaknya membaca buku yang tersedia dikelas.
Gambar 2.1Bagan Hubungan Antara Minat Baca dan Hasil Belajar IPS
Keterangan
X = Minat baca
X1 = Banyaknya membaca buku IPS
21_2_1_
BanyakYYBanyakYSkorJumlahYSkorJumlahY
X
X 1
X 2
X 3
X 4
X 5
X 6
19
X2 = Banyaknya merangkum buku IPS
X3 = Banyaknya mencari informasi yang diperoleh di perpustakaan.
X4 = Banyaknya mencari informasi yang diperoleh di perpustakaan
X5 = Frekuensi siswa pergi ke perpustakaan
X6 = Banyaknya membaca buku yang tersedia di kelas.
Y = Hasil Belajar IPS
Y1 = Skor ulangan
Y2 = Skor PR
Jika dilihat dari bagan kerangka berpikir diatas kita dapat melihat jika
indikator-indikator minat baca (X1,X2,X3,X4,X5 dan X6) meningkat maka anak
bedampak meningkatnya hasil belajar IPS pada siswa yang diukur dari skor
ulangan harian dan PR.yang telah dilakukan siswa.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. HO, tidak ada hubungan antara minat baca dan hasil belajar IPS siswa
kelas tinggi Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Ha, ada hubungan antara minat baca dan hasil belajar IPS siswa kelas
tinggi Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.